Bab Ii PDF
Bab Ii PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
dengan menganalisis curah hujan harian maksimum. Dari besaran curah hujan
Tinjauan pustaka dalam tugas akhir ini berisi penelitian terdahulu dan
mempertimbangkan bahwa jumlah air kotor yang terbuang dan jumlah curah
hujan yang ada pada Kota Namalea diperkirakan tidak dapat mengimbangi laju
Tc = 5 jam dan I = 36,2203 m/dt. Hasil dari penelitian ini berupa perbaikan
saluran yang telah ada sekaligus perencanaan saluran drainase baru dan
perencanaan bangunan air penunjang lainnya seperti pintu air dan pompa air.
7
8
untuk menata kembali saluran yang sudah ada agar dapat menampung debit
rancangan dengan kala ulang 5 tahun, yang sesuai dengan peruntukan lahan di
kota Jombang. Pada studi ini digunakan perhitungan curah hujan rancangan
metode Log Person Type III, perhitungan debit air hujan metode rasional,
dengan kala ulang 10 tahun yang dihitung menggunakan metode rasional. Hasil
mengatasi debit yang melimpas sebesar 1.556 m3/detik dengan debit tampungan
sebesar 1.570 m3/detik pada jalan yang terdapat genangan, dan penggabungan
yang akan dilakukan. Kesamaan dalam penelitian ini adalah melakukan evaluasi
adalah pada beberapa metode yang digunakan dalam perhitungan. Selain itu
Banjir adalah aliran yang melimpas tanggul alam atau tanggul buatan dari
suatu sungai (Soewarno, 1995). Banjir di suatu daerah dapat disebabkan oleh dua
hal yaitu peristiwa alam, dan aktifitas manusia. Banjir karena peristiwa alam
disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi dan lama curah hujan, topografi,
Peristiwa banjir yang terjadi disebabkan oleh debit air sungai yang
besarnya lebih dari biasanya akibat dapat meningkatkan risiko banjir (Asdak,
a. Banjir kiriman, aliran banjir yang datangnya dari daerah hulu di luar
kawasan yang tergenang. Hal ini dapat terjadi jika hujan yang terjadi di
b. Banjir lokal, genangan air yang timbul akibat hujan yang jatuh di
daerah itu sendiri. Hal ini dapat terjadi kalau hujan melebihi kapasitas
c. Banjir rob, banjir yang terjadi baik akibat aliran langsung air pasang
dan/atau air balik dari saluran drainase akibat terhambat oleh air
pasang.
didapatkan beberapa kawasan yang rawan terjadi banjir/ genangan. Berikut adalah
Maksud dan tujuan drainase adalah membuang air diatas permukaan tanah
yang berlebihan atau menurunkan atau menjaga muka air tanah agar tidak terjadi
bagian:
mengalirkan air dari satu daerah tangkapan air hujan. Sistem drainase
makro ini menampung aliran yang skala besar dan luas seperti kanal-
Sistem drainase ini adalah saluran di sepanjang sisi jalan, saluran air di
12
sekitar bangunan, dan lainnya dimana jumlah air yang ditampung tidak
terlalu besar.
Air hujan yang jatuh di suatu kawasan perlu dialirkan atau dibuang,
caranya dengan pembuatan saluran yang dapat menampung air hujan yang
ke sistem yang lebih besar. Sistem yang paling kecil juga dihubungkan denga
saluran rumah tangga dan dan sistem saluran bangunan infrastruktur lainnya,
sehingga apabila cukup banyak limbah cair yang berada dalam saluran tersebut
perlu diolah (treatment). Seluruh proses tersebut di atas yang disebut dengan
sebagai berikut:
1. Pola siku, yaitu pola yang dibuat pada daerah yang mempunyai
Saluran Utama
Saluran Cabang
2. Pola Paralel, yaitu pola yang saluran utama terletak sejajar dengan
Saluran Utama
Saluran Cabang
3. Pola Grid Iron, yaitu pola untuk daerah dimana sungainya terletak
disaluran pengumpul.
Saluran Utama
Saluran Cabang
4. Pola Alamiah, yaitu pola yang sama seperti pola siku, hanya sungai
Saluran Utama
Saluran Cabang
5. Pola Radial, yaitu pola yang ada pada daerah berbukit, sehingga pola
Saluran Cabang
pembuang yang mengikuti arah jalan raya dan cocok untuk daerah
Saluran Utama
Saluran Cabang
science), yang mempelajari secara mendalam mengenai air di bumi atau bidang
alamiah di bumi. Analisis hidrologi merupakan bidang yang sangat rumit dan
teori dan rekaman data dan keterbatasan ekonomi. Hujan adalah kejadian yang
tidak dapat diprediksi. Artinya, kita tidak dapat memprediksi secara pasti seberapa
besar hujan yang akan terjadi pada suatu periode waktu (Suripin, 2004).
hidrologi meliputi :
a. Pengumpulan data,
Analisis frekuensi atas data hidrologi menuntut syarat tertentu untuk data
tersebut berasal dari populasi yang sama. Dalam arti lain, stasiun data
Uji t termasuk jenis uji homogenitas untuk sampel kecil. Sampel kecil
adalah dimana ukuran sampel N ≤ 30. Untuk mengetahui apakah dua sampel X1
16
dan X2 berasal dari populasi yang sama, maka tscore dihitung dengan rumus
(Soewarno, 1995).
| |
⁄ (2-1)
| |
⁄
| | (2-2)
Keterangan :
Menurut Prastowo (2010), curah hujan yang turun pada suatu wilayah
akan berproses dalam bentuk evapotranspirasi, limpasan dan air tanah. Proses dan
pertanian, hutan dan tumbuhan lain. Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap
tempat, maka untuk kawasan yang luas, satu alat penakar hujan belum tentu dapat
menggambarkan hujan wilayah tersebut. Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan
yang diperoleh dari harga rata-rata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan
yang ada di dalam atau disekitar kawasan tersebut. Curah hujan rata-rata dapat
kawasan. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa semua penakar hujan
penakar hujan areal tersebut. Cara ini cocok untuk kawasan dengan
merata/hampir merata dan data individual curah hujan tidak terlalu jauh
1
pi
P ( P1 P2 ..... p n ) i 1
(2-3)
n n
Keterangan :
Cara ini memberikan proporsi luasan daerah pengaruh pos penakar hujan
variasi hujan antara pos yang satu dengan lainnya adalah linier dan bahwa
metode rata-rata aljabar. Cara ini cocok untuk daerah datar dengan luas
500-5.000 km2. Curah hujan daerah itu dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut :
A1 R1 A2 R2 ..... An Rn
R
A1 A2 ..... An
A1 R1 A2 R2 ..... An Rn
A
W1 R1 W2 R2 ..... Wn R n (2-4)
Keterangan :
3. Metode Ishoyet
Dengan kata lain, asumsi metode Ishoyet yang menganggap bahwa tiap-
tiap pos penakar mencatat kedalaman yang sama untuk daerah sekitarnya
A1 R1 A2 R2 ..... An Rn
R (2-5)
A1 A2 ..... An
Keterangan:
disamai atau dilampaui. Maksudnya adalah pada suatu periode ulang dimana
hujan dengan suatu besaran tertentu akan disamai dan dilampaui. Analisis
frekuensi diperlukan seri data hujan, baik yang manual maupun yang otomatis.
20
Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data kejadian yang telah lalu
untuk memperoleh probabilitas besaran hujan di masa yang akan datang masih
Ada dua macama seri data yang dipergunakan dalam analisis frekuensi,
yaitu :
Data yang digunakan adalah satu data besaran maksimum tiap tahun
seri akan sama dengan panjang data yang tersedia, dalam cara ini besaran
data maksimum kedua dalam suatu tahun yang mungkin lebih besar dari
pengaruhnya dalam analisis. Hal ini oleh beberapa pihak dianggap kurang
tidak selalu seragam, ada yang berdasar musim ada pula yang mengikuti
2. Seri parsial
selanjutnya semua besaran data yang lebih besar dari batas bawah tersebut
diambil dan dijadikan bagian seri data untuk kemudian dianalisis seperti
dimana semua besaran data yang cukup besar diambil, kemudian diurutkan
dari besar ke kecil. Data yang diambil untuk analisis selanjutnya adalah
sesuai dengan panjang data dan diambil dari besaran data yang paling
21
besar. Dalam hal ini dimungkinkan dalam satu tahun data yang diambil
lebih dari satu data, sementara tahun yang lain tidak ada data yang diambil.
Dalam ilmu statistik ada beberapa macam distribusi frekuensi dan empat
1) Distribusi Normal
4) Distribusi Gumbel
yang meliputi rata-rata, simpangan baku, koefisien variasi, dan koefisien skewness
Simpangan baku
[ ∑( ̅) ]
Koefisien variasi
̅
Koefisien skewness ∑ ( ̅)
( ) ( )
Sumber: Suripin, 2004
Pada kenyataannya bahwa tidak semua varian dari suatu variabel hidrologi
terletak atau sama dengan nilai rata-ratanya. Variasi atau dispersi adalah besarnya
derajat dari sebaran varian disekitar nilai rata-ratanya cara lain untuk analisis
∑ ( ̅)
Persamaan : √ (2-6)
Keterangan :
S = deviasi standard,
Xi = nilai varian ke i,
n = jumlah data
∑ ( ̅)
Persamaan : ( )( )
(2-7)
Keterangan :
CS = Koefisien skewness,
Xi = nilai varian ke i,
n = jumlah data
S = deviasi standar
3. Pengukuran Kurtosis
normal.
∑ ( ̅)
Persamaan : ( ) ( ) ( )
(2-8)
23
Keterangan :
Ck = Koefisien kurtosis,
Xi = nilai varian ke i,
n = jumlah data
S = deviasi standar
4. Koefisien Variasi
Persamaan : ̅
(2-9)
Keterangan :
Cv = koefisien variasi
menguji sampel data terhadap fungsi distribusi peluang yang direncanakan dapat
mewakili distribusi sample data yang di analisa. Pengujian dengan uji kesesuaian
(testing of goodness of fit) dapat dilakukan dengan dua cara yaitu uji smirnov
1. Uji Smirnov-Kolmograf
< kritis.
[ ] (2-10)
Keterangan:
m
P= x100% (2-10.1)
n 1
Keterangan:
P = probabilitas (%),
n = jumlah data.
̅̅̅̅̅̅̅̅
(2-10.2)
(2-10.3)
[ ]
Peluang untuk mencapai nilai Δmaks sama atau lebih besar dari pada
nilai kritis (Δcr) dapat dilihat pada tabel 2.4, yaitu tabel nilai kritis (cr)
Smirnov-Kolmograf.
Rumus
Asimtotik √ √ √ √ √
2. Uji Chi-Square
sampel memenuhi syarat distribusi yang diuji atau tidak. Uji Chi Square
( )
∑ (2-11)
Keterangan:
K = jumlah kelas.
(Soewarno, 1995):
( ) (2-11.1)
Keterangan:
k = jumlah kelas,
n = banyaknya data.
4. Mencari besarnya curah hujan yang masuk dalam batas kelas (Fe).
( )
∑ (2-11.2)
distribusi terpenuhi dan apabila nilai X2 hitung > X2cr maka distribusi
tidak terpenuhi.
Peluang untuk mencapai nilai X2 hitung sama atau lebih besar dari
pada nilai kritis dapat dilihat pada tabel 2.5, yaitu tabel nilai kritis Chi-
Square.
k
Derajat Kepercayaan
d
t t t t t t t t
0,995 0,99 0,975 0,95 0,05 0,025 0,01 0,005
Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan persatuan waktu.
cenderung makin tinggi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi pula
intensitasnya. Apabila data hujan jangka pendek tidak tersedia, data hujan harian
Untuk hujan dengan waktu < 2 jam, Prof. Talbot (1881), memberikan
rumus :
(2-12)
DAS.
Untuk hujan dengan waktu >2 jam, Prof. Sherman (1905), memberikan
rumus :
(2-13)
n = konstanta.
(2-14)
√
30
4. Rumus Mononobe
⁄
* + (2-15)
ini adalah Metode Gumbel, Metode Log-Person Type III, Metode Weduwen, dan
Metode Haspers.
1. Metode Gumbel
̅ (2-16)
Keterangan :
= standar devisiasi,
1) Mengganti data X1, X2, X3, ...., Xn menjadi data dalam logaritma,
∑
̅̅̅̅̅̅̅ (2-16.2)
Keterangan:
̅̅̅̅̅̅̅
̅)
√∑ (
(2-16.3)
∑ ( ̅)
(2-16.4)
( ) ( )
Keterangan:
= koefisien kemencengan,
= standar deviasi,
̅̅̅̅̅̅̅ ( ) (2-16.5)
3. Metode Wedeuwen
(2-17)
Keterangan:
4. Metode Haspers
(2-18)
(2-18.1)
Keterangan:
= standar deviasi,
menuju ke aliran utama yaitu sungai dan danau. Air tidak terinfiltrasi ke dalam
tanah atau tergenang di permukaan tanah, tetapi mengalir di atas pemukaan tanah.
Nilai C yang besar menunjukkan bahwa lebih banyak air hujan yang menjadi
semakin besar jumlah air hujan yang menjadi aliran permukaan, maka ancaman
(2-19)
Keterangan:
Tabel 2.6 Koefisien Aliran Permukaan (C) pada Tiap Penggunaan Lahan
Tipe Daerah Aliran Jenis Tanah Harga C
Perumputan Tanah pasir, datar, 2% 0,05-0,10
Tanah pasir, rata-rata, 2-7% 0,10 - 0,15
Tanah pasir, curam, 7% 0,15 - 0,20
34
Waktu konsentrasi suatu DAS adalah waktu yang diperlukan oleh air
hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran DAS
(titik kontrol) setelah tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi kecil terpenuhi.
Dalam hal ini diasumsikan bahwa jika durasi hujan sama dengan waktu
aliran terhadap titik kontrol. Untuk debit banjir perkotaan waktu konsentrasi (Tc)
35
terdiri dari waktu yang diperlukan bagi air untuk mengalir di atas permukaan
tanah ke saluran terdekat (To) dan waktu yang diperlukan bagi air mengalir di
Tc = To + Td (2-20.1)
Salah satu metode untuk memperkirakan waktu konsentrasi adalah rumus yang
( ) ( ) (2-20.2)
√
Keterangan:
tergantung dari fungsi saluran serta daerah tangkapan hujan yang akan
rangkaian data hujan berdasarkan pada durasi hujan harian, jam-jaman atau
menitan.
tertentu mempunyai periode ulang tertentu. Besar debit banjir bergantung pada
periode ulangnya. Makin besar harga periode ulangnya, makin besar pula
kemungkinan debit banjir yang terjadi. Periode ulang hujan untuk setiap daerah
36
pengaliran berbeda – beda, seperti terlihat pada tabel 2.7 dan tabel 2.8 dibawah
ini.
Tabel 2.7 Harga Periode Ulang Hujan Berdasarkan Tata Guna Tanah
Tipe Saluran Tata Guna Tanah Periode Ulang
(Tahun)
Permukaan Daerah pemukiman 2
Daerah Komersil 5
Daerah industri 5
Utama Seluruh saluran sub makro 5 – 10
Seluruh saluran makro 10-25
Sumber: Standar Nasional Indonesia (SNI T-07-1990-F)
Tabel 2.8 Luas Daerah Tangkapan (Catchment Area) dan Periode Ulang
Kelas Kota CA < 10 CA 10 – 100 CA 100 – 500 CA > 500
ha ha ha ha
Metropolitan 2 5 10 25
Besar 2 5 5 15
Sedang 2 5 5 10
Kecil 2 2 2 5
Sumber: Standar Nasional Indonesia (SNI T-07-1990-F)
bentuk limpasan dan pengisian air tanah. Besarnya limpasan sebanding dengan
air tanah merupakan sisa nilai curah hujan yang tidak menjadi limpasan. Metode
bahwa hujan yang terjadi mempunyai intensitas seragam dan merata di seluruh
DAS selama paling sedikit sama dengan waktu konsentrasi (tc) DAS. Persamaan
Q = 0,278 x C x I x A (2-21)
37
Keterangan:
C = koefisien limpasan,
Zat cair dapat diangkut dari suatu tempat ke tempat lain melalui bangunan
pembawa alamiah ataupun buatan manusia. Bangunan pembawa ini dapat terbuka
maupun tertutup bagian atasnya. Saluran yang tertutup bagian atasnya disebut
saluran tertutup (closed conuits), sedangkan yang terbuka bagian atasnya disebut
ruang, maka aliran dibedakan menjadi aliran seragam (uniform) dan tidak seragam
(non-uniform).
Jika kecepatan aliran pada suatu titik tidak berubah terhadap waktu, maka
alirannya disebut aliran permanen atau tunak (steady flow), jika kecepatan pada
38
suatu lokasi tertentu berubah terhadap waktu, maka alirannya disebut aliran tidak
permanen atau tidak tunak (unsteady flow). Dalam hal-hal tertentu dimungkinkan
yang dintinjau, maka alirannya disebut aliran seragam (uniform flow). Namun,
jika kecepatan aliran pada saat tertentuberubah terhadap jarak, maka alirannya
disebut aliran tidak seragam atau aliranberubah (nonuniform flow or varied flow).
diklasifikasikan menjadi aliran berubah lambat laun (gradually varied flow) atau
Jika partikel zat cair yang bergerak mengikuti alur tertentu dan aliran
tampak seperti gerakan serat-serat atau lapisan-lapisan tipis yang pararel, maka
alirannya disebut aliran laminer. Sebaliknya, jika partikel zat cair bergerak
mengikuti alur yang tidak beraturan, baik ditinjau terhadap ruang maupun waktu,
gaya kekentalan (viskositas) dan gaya inersia. Jika gaya viskositas yang dominan,
maka alirannya laminer, sedangkan jika gaya inersia yang dominan, maka
alirannya turbulen. Nisbah antara gaya kekentalan dan inersia dinyatakan dalam
(2-22)
Keterangan:
daripada kecepatan kritis, maka aliran disebut subkritis, sedangkan jika kecepatan
alirannya lebih besar daripada kecepatan kritis, maka alirannya disebut superkritis.
antara gaya grafitasi dan gaya inertia, yang dinyatakan dalam bilangan Froude
(2-23)
√
Keterangan:
dapat melewatkan debit maksimum untuk luas penampung basah, kekasaran, dan
40
bahwa untuk luas penampang melintang tetap, debit maksimum dicapai jika
kecepatan aliran maksimum. Dari rumus Manning maupun Chezy dapat dilihat
bahwa untuk kemiringan dasar dan kekasaran tetap, kecepatan maksimum dicapai
jika jari-jari hidroulik (R), maksimum. Selanjutnya, untuk luas penampung tetap,
jari-jari hidroulik maksimum jika keliling basah (p), minimum. Kondisi seperti
yang telah kita pahami tersebut memberi jalan untuk menentukan dimensi
karena rumus ini mempunyai bentuk yang sederhana tetapi memberikan hasil
yang memuaskan. Oleh karena itu, rumus ini luas penggunaanya sebagai rumus
V = 1/n. R2/3.S1/2
Keterangan :
yang tepat, sehingga penggunaan rumus ini sangat luas dalam aliran seragam
gambar 2.10 Koefisien kekasaran „n‟ Manning dapat diperoleh dari Tabel 2.9
Kecepatan aliran dalam saluran biasanya sangat bervariasi dari satu titik ke
titik lainnya. Hal ini disebabkan adanya tegangan geser di dasar dan dinding
Dasar saluran arah memanjang yang pada umumnya dipengaruhi oleh kondisi
pada jenis material yang membentuk tubuh saluran. Faktor lain yang perlu
tebing dan kelebihan jumlah aliran selama terjadinya hujan. Besarnya jagaan yang
dalamnya aliran. Sedangkan secara praktis besarnya tinggi jagaan yang diambil
Jika kecepatan rata-rata yang dipilih lebih kecil dari kecepatan maksimum
partikel tanah dalam suatu massa tanah, terutama perbandingan antara fraksi-
fraksi liat, lempung dan pasir. Yang tergolong material tanah adalah partikel
mineral yang mempunyai diameter lebih kecil dari 2 mm, atau lebih kecil dari
kerikil (tabel 2.14). Jadi, partikel tanah meliputi pasir, lempung atau geluh, dan
liat. Distribusi partikel tanah ditentukan dengan saringan untuk partikel yang lebih
besar dari lempung dan ditentukan dengan hygrometeruntuk partikel halus liat.
Diameter
Kelas
mm mm Phi
Kasar 1/16-1/32 0,062-0,031 62-31
31-16 Lem Sedang 1/32-1/64 0,031-0,016 31-16
pung Halus 1/64-1/128 0,016-0,008 16-8
Sangat halus 1/128-1/256 0,008-0,004 8-4
Kasar 1/256-1/512 0,004-0,002 4-2
Sedang 1/512-1/1024 0,002-0,001 2-1
16-8 Liat
Halus 1/1024-1/2048 0,0010-0,0005 1-0,5
Sangat halus 1/2048-1/4096 0,0005-0,00024 0,5-0,25
Sumber: Suripin, 2004
Begitu persentase kandungan pasir, lempung, dan liat pada tanah tertentu
telah ditentukan, maka tanah tersebut dapat ditempatkan kedalam salah satu dari
pasir, lempung dan liat selalu 100%. Titik A menggambarkan tanah dengan
kandungan pasir 55%, lempung 30% dan liat 15% menghasilkan tekstur tanah
dengan dengan nama kelas geluh lempung kepasiran (sandy clay loam). Tanah
dengan kandungan pasir, lempung dan liat yang sama dinamakan kelas geluh
kelempungan (clay loam). Areal yang dibatasi oleh garis tebal di dalam segitiga
Debit air kotor yang harus dibuang di dalam saluran adalah 80% dari
kebutuhan air bersih (Kamulyan, 2000). Sehingga untuk menghitung debit air
(2-25)
Keterangan:
1. Metode Geometrik
Keterangan:
2. Metode Eksponensial
Pn = Po . er.n (2-27)
Keterangan:
dapat ditampung saluran dengan kondisi yang ada pada saat ini. Besarnya dimensi
kecepatan aliran serta kemiringan saluran. Bila tidak memenuhi kriteria maka
hujan (Qah) dan debit air kotor (Qak) sehingga debit rancangan adalah sebagai
berikut:
berikut :
( ) (2-30.1)
√ (2-30.2)
atau
√ (2-30.3)
( √ )
atau
√ (2-30.4)
Kita asumsikan bahwa luas penampang (A) dan kemiringan dinding (m)
√ (2-30.5)
atau
√ (2-30.6)
( √
) (2-30.7)
atau
(2-30.8)
√
diperoleh adalah :
√ √ √ (2-30.9)
√ √ √ (2-30.10)
( √ √ ) √ (2-30.11)
persamaan berikut:
⁄ ⁄
√ ( )
⁄
⁄
√ ( ( ) ) (2-31.1)