A. Hasil
Pneumonia
Ya Tidak
N % N %
Laki-laki 10 66,7 10 66,7
Jenis Kelamin
Perempuan 5 33,3 5 33,3
Baik 13 86,7 15 100
Status Gizi
Kurang 2 13,3 0 0
Ya 12 80 14 93,3
Pemberian
Vitamin A Tidak 3 20 1 6,7
Lengkap 11 73,3 14 93,3
Imunisasi
Tidak 4 26,7 1 6,7
Ya 14 93,3 11 93,3
Paparan Asap
Tidak 1 6,7 4 6,7
Ya 4 26,7 13 13,3
Rumah Sehat
Tidak 11 73,3 2 86,7
Ya 6 40 2 13,3
Riwayat BBLR
Tidak 9 60 13 86,3
Pengetahuan Baik 4 26,7 11 73,3
Ibu Kurang 11 73,3 4 26,7
Asi Eksklusif Ya 12 80 12 86,7
Tidak 3 20 3 13,3
Sosial Ekonomi Baik 3 20 12 80
Kurang 12 80 3 20
Berdasarkan Tabel 6.2, terkait karakteristik jenis kelamin, didapatkan
10 responden (66,7%) yang berjenis kelamin laki-laki dan 5 responden
(33,3%) yang berjenis kelamin perempuan yang mengidap pneumonia.
Berdasarkan karakteristik status gizi, didapatkan 13 responden
(86,7%) yang memiliki status gizi baik dan 2 responden (65%) yang
memiliki status gizi kurang pada responden yang mengidap pneumonia
Pemberian vitamin A dilakukan oleh 12 responden (80%) yang
mengidap pneumonia, sedangkan yang mengidap pneumonia tidak
diberikan vitamin A 3 responden (20%).
Responden dengan imunisasi lengkap terdapat 11 responden (73,3%)
dan yang tidak lengkap 4 responden pada responden mengidap pneumonia.
Pencemaran paparan asap pada responden yang mengidap
pneumonia didapatkan 14 responden (93,3%) yang tercemar dan 1
responden (6,7%) yang tidak teercemar paparan asap.
Responden yang memiliki rumah sehat terdapat 4 responden (26,7%)
dan rumah tidak sehat 11 responden (73,3%) pada semua responden yang
mengidap pneumonia.
Responden yang memiliki riwayat BBLR terdapat 6 responden (40%)
dan tidak memiliki riwayat BBLR 9 responden (605) pada responden yang
mengidap pneumonia.
Berdasarkan pengetahuan Ibu mengenai penyakit pneumonia
didapatkan 4 responden (26,7%) yang memiliki pengetahuan yang baik
dan 11 responden (73,3%) yang masih memiliki pengetahuan kurang pada
responden yang memiliki balita pneumonia
Dari pemberian ASI eksklusif yang baik didapatkan 12 responden
(80%) dan 3 responden (20%) pemberian ASI eksklusif yang kurang pada
responden yang mengidap pneumonia.
Berdasarkan status ekonomi pada responden yang mengidap
pneumonia didapatkan 3 responden (20%) status ekonomi baik dan 12
responden (80%) status ekonomi kurang. Sedangkan pada responden yang
tidak mengidap pneumonia terdapat 6 responden (40%) status ekonomi
baik dan 9 responden (60%) status ekonomi yang masih kurang.
3. Analisis Bivariat
Tabel 6.2 Hasil Analisis Bivariat
Pneumonia
Nilai IK 95%
Tidak Ya OR
P
N % N % Min Maks
Laki-Laki 10 66,7 10 66,7 1 1 0,468 2,136
Jenis Kelamin
Perempuan 5 33,3 5 33,3
Tidak Baik 0 0 2 13,3 0,143 2,154 1,447 3,206
Status Gizi
Baik 15 100 13 86,7
Tidak 13 86,7 9 60 0,99 0,545 0,287 1,037
BBLR
Iya 2 13,3 6 40
Kurang 1 6,7 3 20 0,283 1,625 0,806 3,278
Vitamin A
Cukup 14 93,3 12 80
Tidak
1 6,7 4 26,7 0,142 1,818 0,976 3,389
Imunisasi Lengkap
Lengkap 14 93,3 11 73,3
Tidak 2 13,3 3 20 0,624 1,250 0,548 2,849
ASI
Iya 13 86,7 12 80
Tidak Baik 4 26,7 11 73,3 0,01 2,750 1,12 6,71
Pengetahuan
Ibu Baik 11 73,3 4 26,3
4. Analisis Multivariat
Tabel 6.3 Nilai p Hasil Analisis Multivariat
Nilai IK 95%
Koefisien S.E Wald df OR
p Min Max
Pengetahuan
-0,336 1,396 0,058 1 0,810 0,715 0,046 11,026
Ibu
Sosial
2,773 0,913 9,225 1 0,002 16,00 2,674 95,754
Ekonomi
Rumah
-18,600 205,423 0,000 1 0,999 0,00 0,00 0,00
Sehat
B. Pembahasan
Dari hasil analisis multivariat, bahwa status ekonomi menjadi faktor
risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian pneumonia pada balita di
wilayah kerja Puskesmas 1 Cilongok. Berdasarkan Uji regresi logistic yang
terlebih dahulu dilakukan analisis bivariate bahwa status ekonomi merupakan
faktor yang paling berpengaruh diantara variable lainnya yang memiliki nilai p
= 0,001 dan mempunyai OR = 4,00 untuk factor status ekonomi yang artinya
faktor resiko kejadian pneumonia pada balita yang social ekonominya tidak
baik 4,00 kali lebih besar dibandingkan dengan balita yang social ekonominya
baik terhadap pneumonia.
Berdasarkan social ekonomi terhadap pneumonia didapatkan 12
responden (80%) yang sosial ekonominya tidak baik dan 3 responden (20%)
yang social ekonominya baik. Sedangkan pada responden yang tidak mengidap
pneumonia didapatkan 12 responden (80%) memiliki balita dengan social
ekonomi yang baik dan 3 responden yang memiliki balita dengan social
ekonomi yang tidak baik. Hasil penelitian sejalan dengan hasil penelitian
Pudjiadi pada tahun 2014 dan seusai dengan penelitian WHO pada tahun 2016.
VII. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Efektivitas Urutan
Daftar Alternatif Jalan Efisiensi M.I.V
No Prioritas
Keluar M I V (C) C
Masalah
1 Penyuluhan dan pelatihan 4 3 3 2 18 1
kader tentang pneumonia.
Penyuluhan diberikan
dengan cara diskusi
interaktif melalui media
leaflet dan diadakan pre
dan post test berkaitan
dengan pneumonia.
2 Pemasangan poster 2 3 3 4 4,5 3
tentang pneumonia di
Puskesmas 1 Cilongok.
3 Edukasi pada kader 3 3 2 2 9 2
posyandu balita di
wilayah kerja Puskesmas
1 Cilongok.
VIII. RENCANA KEGIATAN
A. Latar Belakang
Penyakit pneumonia secara global termasuk kedalam 4 penyakit mayor
yang menyebabkan kematian pada anak dibawah usia 5 tahun, selain
pneumonia yaitu diare, komplikasi kelahiran preterm, dan asfiksia. Sebanyak
1,3-1,6 juta kematian tiap tahunnya akibat pneumonia dan sebanyak 18%
yaitu anak dibawah usia 5 tahun. Angka kematian pneumonia lebih dari 99%
terjadi pada negara dengan tingkat pendapatan rendah sampai sedang.
Puskesmas 1 Cilongok merupakan salah satu puskesmas di Kabupaten
Banyumas. Wilayah Puskesmas 1 Cilongok secara administratif kerja
Puskesmas I Cilongok meliputi sebelas desa yang berada di Kecamatan
Cilongok, yaitu Desa Cilongok, Cikidang, Gunung lurah, Karanglo, Kalisari,
Karang tengah, Pernasidi, Panembangan, Rancamaya, Sambirata dan
Sokawera dengan luas wilayah kurang lebih sebesar 62,13 Ha. (data
puskesmas tahun 2017). Selama bulan Januari sampai dengan Juli 2018
terdapat 100 kasus pneumonia pada balita di wilayah Puskesmas 1 Cilongok
Pengetahuan tentang pneumonia sangatlah diperlukan untuk
membiasakan kader waspada terhadap gejala-gejala pneumonia, serta
bagaimana cara-cara penularannya. Penuluhan disertai pembagian leaflet
mampu meningkatkan pengetahuan kader tentang pneumonia. Setelah diberi
leaflet tentang pneumonia, diharapkan kader dapat berperan aktif menjaga
kesehatan masyarakat terutama balita supaya tidak tertular pneumonia.
B. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan kader tentang pneumonia.
2. Meningkatkan pengetahuan kader tentang pengertian, penyebab, dan
mengenali tanda-tanda pneumonia
3. Meningkatkan pengetahuan kader tentang cara pencegahan pneumonia
4. Menekan angka kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas
1 Cilongok.
C. Bentuk Kegiatan
Penyuluhan dan pelatihan kader tentang pneumonia tentang pneumonia.
Penyuluhan dan pelatihan diberikan dengan cara diskusi interaktif melalui media
leaflet dan diadakan pre dan post test berkaitan dengan pneumonia.
D. Sasaran
Kader kesehatan masyarakat di desa Sambirata pada tanggal 16 Agustus
2018.
E. Pelaksanaan
1. Personil
a. Kepala Puskesmas : dr. Teguh Ariyanto
b. Bidan Desa : Bidan Yeni
b. Pelaksana : Dani Muhammad Ridwan
Lorisna Hardiknas Damastiwi
2. Waktu dan Tempat
a. Hari : Kamis
b. Tanggal : 16 Agustus 2018
c. Tempat : Balai Desa Sambirata
d. Waktu : 09.00 WIB – selesai
F. Rencana Anggaran
Pencetakan leaflet : 50 x Rp 1.000 = Rp 50.000
Total = Rp 50.000
b. Sumber Daya
Pelaksana sekaligus pembuat leaflet dan percetakan leaflet.
2. Proses
a. Keberlangsungan kegiatan
Evaluasi keberlangsungan kegiatan meliputi tersedianya leaflet,
pelaksana, serta antusiasme kader yang dinilai dari ketertarikannya
menerima leaflet, edukasi, keaktifannya dalam bertanya saat diberikan
edukasi, serta terdapat peningkatan pengetahuan setelah dilakukan
edukasi. Materi disampaikan dalam bentuk leaflet yang meliputi definisi,
etiologi, gambaran klinis, kelompok yang berisiko, dan cara pencegahan
pneumonia.
b. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Evaluasi jadwal pelaksanaan kegiatan dinilai dari ketepatan
tanggal, waktu, serta alokasi waktu pada saat berlangsungnya kegiatan.
Kegiatan direncanakan berlangsung pada hari Kamis, 16 Agustus 2018
pukul 09.00 WIB di Balai Desa Sambirata. Adapun alokasi waktu serta
rincian kegiatan yang akan dilakukan dicantumkan dalam Tabel 8.1
Tabel 8.1 Jadwal Kegiatan
Jam Alokasi Kegiatan
09.00-09.30 30 menit Persiapan pelaksana
09.30-09.35 5 menit Pembagian pertanyaan tentang
pneumonia sebagai pre test.
09.35-09.45 10 menit Waktu untuk menjawab
pertanyaan.
09.45-10.15 30 menit Pembagian leaflet+penyuluhan
kepada ibu yang memiliki balita
10.15-10.25 10 menit Post test
3. Output
Seratus persen kader yang menerima leaflet dapat menjawab pertanyaan post test
yang diajukan pelaksana setelah membagikan leaflet dan edukasi.