DOSEN PEMBIMBING
Tri Andi Setiawan, S.ST., M.T.
Dr. Muh. Anis Mustaghfirin. ST., MT.
DOSEN PEMBIMBING
Tri Andi Setiawan, S.ST., M.T.
Dr. Muh. Anis Mustaghfirin. ST., MT.
i
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
ii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................. I
Batasan Masalah....................................................................................... 3
Jenis Getaran................................................................................... 10
Frekuensi ........................................................................................ 13
Amplitudo ....................................................................................... 13
Periode ............................................................................................ 13
iii
Foundation Type ............................................................................. 14
iv
4.2 Pembuatan Konsep Desain..................................................................... 30
v
vi
DAFTAR TABEL
vii
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
x
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan sector wisata pantai perlu diimbangi dengan sarana yang
menunjang. Salah satu bagian penunjang dari wisata pantai adalah adanya lifeguard
untuk menjamin keamanan dan keselamatan pengunjung. Sebagai sarana
penunjang mobilitas, lifeguard membutuhkan sebuah kapal dan kapal tersebut
harus mampu bergerak dengan cepat, namun tetap mudah untuk dikendalikan.
Sehingga, dibutuhkan kapal dengan ukuran yang ringkas, dengan maneuver yang
bagus, serta handling yang mudah dikendalikan.
Dari kebutuhan yang ada, untuk menggerakan kapal dibutuhkan penggerak
berupa mesin, karena perkembangan teknologi pada bidang maritim, kapal-kapal
di era modern ini kebanyakan sudah menggunakan mesin sebagai penggerak
utama. Dan ada salah satu komponen yang sangat penting sebagai saran pengikat
antara mesin dengan lambung kapal yang berupa sebuah dudukan.
Dudukan mesin adalah salah satu komponen vital penunjang kinerja dari
mesin sebuah kapal. Oleh karena itu dudukan dari mesin kapal harus memiliki
konstruksi yang kuat untuk menahan beban dari mesin itu sendiri. Namun tidak
hanya beban yang harus di tahan oleh konstruksi dudukan mesin. selain memiliki
beban mesin juga menghasilkan getaran. Maka dari itu konstruksi dari mesin harus
dapat menahan dan dapat mereduksi getaran yang di akibatkan oleh mesin tersebut.
Getaran pada mesin akan terjadi ketika mesin dihidupan. Secara tidak
langsung dudukan mesin juga akan menerima getaran dan dudukan harus dapat
mereduksi getaran tersebut. Ada sebuah komponen pendukung yang memiliki
peran penting dalam meredam getaran, komponen tersebut adalah bantalan dari
mesin. Selain dapat meredam getaran, bantalan juga harus bisa menahan beban dari
mesin, dan untuk menahan beban mesin bantalan haruslah kaku namun juga harus
lunak untuk meredam getaran mesin.
Getaran menyebabkan kerusakan atau kegagalan yang berbahaya bagi
struktur pendukung mesin. Dampak yang ditimbulkan oleh gaya yang besar dan
tekanan besar dari getaran dapat menyebabkan kegagalan awal mekanisme. Tujuan
1
dari pekerjaan ini adalah untuk menunjukkan pengaruh getaran terhadap dukungan
mesin dan efek getaran pada kelonggaran struktur. Untuk meminimal kemungkinan
masalah yang ditimbulkan oleh getaran, diperlukan desain dudukan yang kuat
akurat yang cakup sambungan baut. Dan untuk mereduksi getaran mesin harus di
sediakan cara pemasangan yang benar. Karena mesin pembakan internal memiliki
konsentrasi massa dan jika tidak di dukung dengan benar maka akan menyebabkan
yang besar yang di terima oleh struktur dudukan. (Ahirrao, Bhosle, & Nehete,
2018)
Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang ada di atas, maka permasalahan yang
didapat adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perancangan konstruksi dudukan dari mesin kapal kecil
lifeguard boat mesin dalam?
2. Bagaimana proses manufaktur dari dudukan mesin kapal kecil lifeguard
boat dengan mesin dalam?
3. Bagaimana memasang dudukan mesin pada lambung kapal yang terbuat
dari fiber yang dapat meminimisasi getaran?
Tujuan Penelitian
Setelah mengetahui rumusan masalah tersebut, adapun tujuan dari
penelitian ini yaitu :
1. Dapat membuat rancangan dudukan mesin kapal kecil lifeguard boat mesin
dalam.
2. Dapat membuat konstruksi dudukan mesin kapal kecil lifeguard boat mesin
dalam.
3. Mengetahui cara pemasangan konstruksi dudukan mesin pada kapal kecil
lifeguard boat mesin dalam untuk meminimisasi getaran.
2
Manfaat Tugas Akhir
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Memberi informasi umum mengenai tahap – tahap proses perancangan
konstruksi dudukan mesin kapal kecil lifeguard boat mesin dalam.
2. Memberi informsi mengenai cara membuat dan memasang konstruksi
dudukan mesin pada kapal kecil mesin dalam.
3. Sebagai referensi untuk menambah pengetahuan mahasiswa lain dan
penggunaan teknologi tepat guna dibidang teknologi maritim dan
mengetahui cara pemasangan kostruksi dudukan mesin yang dapat
meminimisasi getaran.
4. Sebagai alternatif lain dalam perancangan kostruksi dudukan mesin kapal
kecil dengan konfigurasi mesin dalam.
Batasan Masalah
Adapun beberapa batasan masalah dari penelitian ini yaitu :
1. Perancangan menggunakan software Autocad.
2. Analisa kekuatan dan ketahanan konstruksi dudukan mesin menggunakan
software Ansys.
3. Tidak membahas life time dari kostruksi dudukan mesin.
4. Menggunakan mesin diesel 3.6kW.
5. Material yang digunakan yaitu ST37.
3
“Halaman ini sengaja dikosongkan”
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
Gambar 2.1Schematic of Engine Mount
6
isolasi getaran guna meningkatkan kenyamanan. Pemasangan mesin yang
baik pada dasarnya mengharuskan dua kriteria ini yaitu laju pegas rendah
dan redaman tinggi selama idling dan laju pegas tinggi dan redaman rendah
untuk kecepatan tinggi, manuver, dan saat melintasi gelombang besar.
(Jamalulil, 2015, p. 9)
b) Hydro-elastic mounts
- Peredam ini biasanya berisi dua reservoir elastis yang diisi dengan
cairan hidrolik. Beberapa juga mengandung reservoir berisi gas.
7
- Jenis peredam ini memanfaatkan fitur redaman dinamis yang
merupakan bentuk penyerap getaran yang dapat diatur.
- Dalam operasi gerakan, karet akal melentur dan mentransfer
fluida ke antar ruang, sehingga menginduksi perubahan
transmisibilitas pemasangan.
- Tipe peredam ini menjadi umum dalam beberapa tahun terakhir
dan juga di industri pemasaran tinggi. Bentuk dari peredam ini
terdapat pada gambar 2.3. (Jamalulil, 2015, p. 13)
c) Semi-Active Mount
- Pengoprasi peredam ini tergantung pada memodifikasi besarnya
gaya yang ditransmisikan melalui perangkat kopling.
- Mereka dapat diimplementasikan melalui aktuator berdaya rendah
dan bandwidth rendah yang cocok untuk kontrol openloop.
- Beberapa bentuk dudukan semi-aktif hidraulik (adaptif)
menggunakan aktuator berdaya rendah untuk mendorong perubahan
pada sifat pemasangan dengan memodifikasi parameter hidrolik di
dalam dudukan tersebut.
- Aktuator kemudian dapat tipe on-off (adaptif) atau variabel
kontinu (semi-aktif).
8
- Mekanisme kontrol semi-aktif (tipe Hidraulik). Gambar 2.4 adalah
gambar dari semi-activ mount. (Jamalulil, 2015, p. 14)
9
Gambar 2.5 Active Engine Mount
10
frekuensi natural system, maka akan didapat keadaan resonansi dan osilasi
besar yang berbahaya mungkin terjadi.
Gambaran paling sederhana adalah dari getaran pegas di tunjukkan
pada gambar 2.6, dilihat dari massa m yang melekat pada k yaitu pegas
untuk penggerak. Arah gerak dari massa ditunjukkan oleh sumbu X
sehingga perubahan posisi djelaskan sepenuhnya oleh nilai tunggal x. Dan
arah gerak ini disebut sebagai derajat kebebasan. Contoh getaran bebas
dengan satu derajat kebebasan ada pada gambar 2.6.
Mengacu pada gambar diatas maka gaya mx yang diberikan pada pegas
berlawanan dengan kx yang diterapkan oleh pegas ada massa, sehingga jika
dibuat perumusan:
mx+kx=0
Dan jika angular natural frequency digambarkan dengan
𝑘
𝜔𝑛 = √𝑚
Getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar
artinya rangsangan dari luar berisolasi dengan sistem sehingga system dipaksa
11
untuk bergetar pada frekuensi rangsangan. Gambar 2.7 merupakan gambaran dari
getaran paksa dengan satu derajat kebebasan.
12
4.1.6 Frekuensi
Frekuensi adalah banyaknya periode getaran yang terjadi dalam satu
putaran waktu. Besarnya frekuensi yang timbul pada saat terjadinya vibrasi
dapat mengidentifikasikan jenis-jenis gangguan yanterjadi. Gangguan yang
terjadi pada mesin sering menghasilkan frekuensi yang jelas atau
menghasilkan contoh frekuensi yang dapat dijadikan sebagai bahan
pengamatan. Dengan di ketahuinya frekuensi pada saat mesin mengalami
vibrasi, maka penelitian atau pengamatan secara akurat dapat dilakukan
untuk mengetahui penyebab atau sumber dari permasalahan. Frekuensi
biasanya ditunjukkan dalam bentuk cycle per menit (CPM), yang biasanya
disebut fdengan istilah Hertz (dimana Hz = CPM). Frekuensi sendiri
terdapat dua macam, yaitu frekuensi natural dan frekuensi eksitasi :
Frekuensi natural (ω𝑛 ) adalah frekuensi system yang
mempunyai getaran bebas tanpa gesekan.
Frekuensi eksitasi adalah frekuensi yang berasal dari gaya
luar.
4.1.7 Amplitudo
Amplitudo adalah ukuran atau besarnya sinyal vibrasi yang
dihasilkan. Amplitude dari sinyal vibrasi mengidentifikasikan besarnya
gangguan yang terjadi. Makin tinggi amplitudo yang di tunjukkan
menandakan makin besar gangguan yang terjadi, besarnya amplitodo
bergantung pada tipe mesin yang ada. Pada mesin yang masih bagus dan
baru tingkat vibrasinya biasanya bersifat relatif, menurut (Kristi, 2017).
4.1.8 Periode
Periode adalah selang waktu yang di perlukan oleh suatu benda
untuk menempuh satu putaran (satu kali melingkar).
13
2.3 Pondasi Mesin
Mesin utama kapal merupakan beban local yang besar pada tempat
peletakannya di kapal atau pondasi mesin induk. Pondasi mesin induk merupakan
suatu sarana pengikat agar mesin utama tersebut tetap tegak dan tegar pada posisi
pada posisi yang telah di tetapkan atau supaya mesin menjadi satu kesatuan dengan
kapalnya sendiri. Pondasi harus dirancang untuk dapt menyebarkan beban pada
mesin induk secara merata pada struktur lambung kapal, sehingga pondasi mesin
induk secara efektif harus dapat menjamin keamanan dari struktur lambung kapal
untuk menahan brbagai macam variasi gaya yang dapat memberikan beban pada
pondasi tersebut. (Nugroho, Mulyanto, & Kiryanto, 2015, p. 292)
14
mesin dan karena ada kemungkinan kurangnya kekakuan dan kekuatan dari
alas pondasi.
15
Gambar 2.11 Tabletop with Isolators Foundation
16
Gambar 2.13 Inertia Block In Structure
17
2.5 Metode Elemen Hingga
Metode Elemen Hingga adalah metode numeric untuk penyelesaian masalah
teknik dan fisika matematis. Penyelesaian Metode Elemen Hingga menghasilkan
persamaan dari masalah yang dianalisa dalam system persamaan serentak yang
harus diselesaikan, penylesaian ini memberikan hasil atau penyelesaian pendekatan
dari nilai yang tidak di ketahui pada titik tertentu dalam system yang kontinyu.
System yang kontinyu adalah istilah dari kondisi struktur atau objek yang
sebenarnya. Dikritisasi adalah proses pemodelan dari struktur atau objek dengan
membaginya dalam elemen-elemen kecil (elemen hingga) yang terhubung oleh
titik-titik (nodes) yang digunakan oleh elemen-elemen tersebut dan sebagai batas
dari struktur atau objek. Dalam metode elemen hingga persamaan dari seluruh
system dibentuk dari penghubungan persamaan elemen-elemennya. Untuk masalah
struktur, penyelesaian yang didapat adalah deformasi pada setiap titik (nodes) yang
selanjutnya digunakan untuk mendapatkanbesaran-besaran regangan (strain) dan
tegangan (stress). Penyelesaian dari metode elemen hingga umumnya
menggunakan metode matriks serta memerlukan perhitungan yang sangat banyak
dan berulang-ulang dari persamaan yang sama, sehingga diperlukan sarana
computer dan bahasa pemprogramannya. Penyelesaian dari seluruh system
umumnya merupakan penyelesaian persamaan seretak yang dinyatakan dalam
bentuk matriks dan diselesaikan menggunakan persamaan serentak (Nugroho,
Mulyanto, & Kiryanto, 2015, p. 293).
18
Boundary condition, Obtains Solutions, Review Result. (Karisma, Mulyatno, &
Rindo, 2017, p. 13)
19
Ruang Akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin dilakukan
dengan seefisien dan seefektif mungkin dengan hasil yang optimal.
20
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Start Pembuatan
Perbaikan
Konstruksi Dudukan
Perumusan
Pengujian
Studi Literatur
Identifikasi Kebutuhan
Memenuhi Gagal
sarat
Pembuatan Konsep Desain
keamanan
1. Konsep desain 1
2. Konsep desain 2
Berhasil
3. Konsep desain 3
Pembahasan
Pemilihan Konsep Desain
Dapat Selesa
mereduksi
Tidak
getaran
Ya
21
3.2 Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang suatu
konstruksi dudukan mesin kapal kecil dengan konfigurasi mesin dalam yang
mampu menahan beban, getaran dan momen dari mesin sehingga tidak
mempengaruhi ketika kapal bermaneuver.
22
3.4.1 Fase 0 (Perencanaan)
Fase 0 ini merupakan tambahan dari fase yang pada tahun 1995 juga
dikembangkan oleh Ulrich dan ditulis pada buku dengan judul yang sama.
Kegiatan yang dilakukan pada fase ini merupakan pendahuluan dari proses
perancangan dan pengembangan produk. Fase ini lazim juga disebut
sebagaizero phase. Tujuan dari fase 0 adalah sebagai pertimbangan
portofolio suatu pengembangan produk atau alokasi fokus pengembangan.
Selain itu fase perencanaan bertujuan sebagai jaminan berjalannnya proyek
dapat dilakukan sejalan dengan strategi bisnis utama. Yang dilakukan dari
fase ini diantaranya penerjemahan peluang pasar serta pendefinisian
segmen yang dituju, perencanaan arsitektur produk secara inisial beserta
teknologi yang akan diterapkan, sampai dengan perencanaan keuangan dan
alokasi sumber daya untuk pengembangan produk yang akan dilakukan.
23
3.4.3 Fase 2 (Perancangan Tingkat Sistem)
Fase perancangan tingkatan sistem dilakukan sebagai tahap lanjutan
dari pengembangan konsep. Fase ini mencakup definisi arsitektur produk
dan uraian produk menjadi subsistem per komponen. Fase ini
menghasilkan output berupa layout geometri produk, spesifikasi fungsional
dari tiap subsistem produk, serta diagram aliran proses untuk proses rakitan.
24
sebagai bahan identifikasi kebutuhan perubahan-perubahan secara teknik
untuk produk akhir.
25
3.7 Pemilihan Konsep Desain
Pada tahap ini adalah tahapan terakhir dalam memilih konsep desain yang
akan dijadikan sebuah produk. Kriteria dalam pemilihan konsep tersebut
adalah :
1. Ukuran
2. Kekuatan
3. Ketahanan
3.9 Peralatan
Peralatan yang digunakan selama penelitian diantaranya :
1. Alat – alat tulis.
2. Alat dokumentasi.
3. Jangka sorong
4. Software Autocad dan Ansys 17.2.
5. Alat pengelasan SMAW.
6. Vibration meter.
7. Perangkat lunak serta perangkat keras untuk mencetak hasil penelitian.
26
Perkapalan Negeri Surabaya. Rincian waktu pelaksanaan terdapat pada table
3.1 di bawah ini.
3.11 Pembahasan
Pembahasan berisi tentang penjelasan tengtang pemilihan konsep desain,
perhitungan, dan perbandingan antara hsil dari analisa kanstruksi dudukan
mesin dengan hasil pengujian aktual.
27
28
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Keterangan :
S : Syarat
H : Harapan
29
Penanggung jawab disini terdapat dua tim yaitu tim desain dan tim
manufaktur. Dimana masing masing tim mempunyai tanggung jawab atas
bagiannya masing-masing.
30
Gambar 4.2 Konsep desain 1
31
Konsep desain di atas (Gambar 4.4) merupakan konsep desain yang
ketiga dimana konsep tersebut menggunakan pegas dan bantalan karet
sekaligus sebagai penyangga dan peredam getaran.
32
4.3.4 Material Dudukan Mesin
Material yang digunakan adalah ASTM A36 steel, karena material
tersebut tersedia banyak di pasaran. Gambar dibawah ini adalah data sheet
dari ASTM A36 :
Yang pertama adalah ukuran, ukuran sendiri harus sesua dengan ukuran dan
posisi pengikatan pada mesin dan ukuran dudukannya juga harus sesuai dengan
desain dari lambung kapal. Yang kedua adalah kekuatan. Kekuatan dari dudukan
harus dapat menahan beban dari motor. Dan yang ketiga adalah ketahanan,
konstruksi yang dirancang dapat menahan yang mungkin terjadi ketika motor di
33
hidupkan terutama dari getaran motor yang harus dapat tereduksi secara maksimal
agar tidak membahayakan konstruksi dari lambung kapal.
Dalam pemilihan konsep desain ada dua metode yang digunakan, yang
pertama metode elemen hingga (Analisa dengan aplikasi ansys) dan yang kedua
menggunakan metode ulrich.
34
Gambar 4.8 Hasil Analisa Konsep Desain 2
Pada gambar hasil Analisa di atas, gaya yang diberikan kepada ketiga
konsep desain sama yaitu 150 N yang di dapatkan dari berat motor dikalikan gaya
gravitasi. Dengan gaya yang sama namun setiam konsep desain menunjukkan hasil
deformasi yang berbeda-beda dan bagian yang mendapat deformasi paling besar
juga berbeda-beda.
35
36
DAFTAR PUSTAKA
37