BAB II
KAJIAN TEORI
C. Faktor-Faktor Belajar
Faktor-faktor yang memperngaruhi belajar ada dua yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor
intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern
adalah faktor yang ada diluar individu.
1. Faktor-faktor intern
Didalam membicarakan faktor intern ini, akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu:
a. Faktor jasmaniah
1) Faktor kesehatan
Kesehatan adalah hal atau keadaan sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap
belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain
itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lelah,
kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan/ kelainan-kelainan alat inderanya serta tubuhnya.
2) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatau yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna
mengenai tubuh/badan. Keadaan cacat tubuh juka memperngaruhi belajar. Siswa yang cacat
belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan
khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh
kecacatannya itu.
b. Faktor psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis yang
memperngaruhi belajar, yaitu:
1) Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecapakan untuk menghadapi
dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,
mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan
mempelajarinya dengan cepat.
2) Perhatian
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian
terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka
timbulah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.
3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari
tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak
ada daya tarik baginya.
4) Bakat
Bakat memperngaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan
bakatnya, maka hasil belajarnya akan lebih baik karena ia senang belajar dan selanjutnya ia lebih
giat lagi dalam belajarnya.
5) Motif
Dalam proses belajar harus diperhatikan apa yang mendorong siswa dapat belajar dengan
baik atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan
dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar.
6) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat
tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Dengan kata lain anak yang sudah
siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih
berhasil jika anak sudah siap (matang).
7) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari
dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti
kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.
c. Faktor kelelahan
Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terjadi karena terjadi kekacauan substansi
sisa pembakaran didalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.
Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga
minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Agar siswa dapat belajar dengan baik
haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.
2. Faktor-faktor ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor,
yaitu:
a. Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa:
1) Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya.
Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak
acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali terhadap kepentingan-
kepentingan anaknya dalam belajar. Hasil yang akan didapatkan oleh anaknya adalah nilai
belajarnya tidak memuaskan bahkan mungkin gagal dalam studinya.
2) Relasi antar anggota keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya.
Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut
mempengaruhi belajar anak. Sebetulnya relasi antar anggota keluarga ini erat hubungannya
dengan cara orang tua mendidik. Demi kelancaran serta keberhasilan anak, perlu diusahakan
relasi yang baik dalam keluarga. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian
dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk
mensukseskan belajar anak.
3) Suasana rumah
Suasana rumah merupakan faktor yang penting dan tidak termasuk faktor yang disengaja.
Suasana rumah yang gaduh/ramai tidak akan member ketenangan kepada anak yang belajar.
Agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram.
4) Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ini erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar harus
terpenuhi kebutuhan pokoknya, dan juga membutuhkan fasilitas belajar. Fasilitas belajar itu
hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.
5) Pengertian orang tua
Anak yang belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar
sebaiknya tidak diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak akan mengalami
lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat
mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah.
6) Latar belakang kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam
belajar. Anak perlu diberikan/ditanamkan kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak
untuk belajar.
b. Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup:
1) Metode mengajar
Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik
pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan
dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas,
sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Guru yang progressif berani
mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar
mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik,
maka metode mengajar harus diusahakan secara tepat, efisien dan efektif.
2) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswanya. Kegiatan
itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan
mengembangkan bahan pelajaran itu. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik
terhadap belajar.
3) Relasi guru dengan siswa
Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang terjadi dengan baik, siswa akan menyukai
gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha
mempelajari sebaik-baiknya.
4) Relasi siswa dengan siswa
Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, tidak akan melihat bahwa didalam
kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat. Menciptakan relasi yang baik antar siswa
sangatlah perlu agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
5) Disiplin sekolah
Kedisplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga
belajar. Kedisplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan
tata tertib, kedisplinan para pegawai dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan atau
keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman, dan lain-lain, kedisplinan kepala sekolah dalam
mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya. Dengan demikian, agar siswa disiplin haruslah
guru beserta staff yang lain disiplin pula.
6) Alat pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang
dipakai oleh guru pada waktu mengajar akan di pakai pula oleh siswa untuk menerima bahan
yang diajarkan. Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap sangatlah perlu agar guru
dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajaran dan belajar dengan baik
pula.
7) Metode belajar
Banyak siswa menggunakan cara belajar yang salah. Hal ini perlu pembinaan dari guru.
Dengan cara belajar yang tepat maka akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Maka dari itu perlu
belajar setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan
cukup istirahat akan meningkatkan belajar.
E. Jenis-Jenis Belajar
1. Belajar bagian
Belajar bagian dilakukan oleh seseorang bila ia dihadapkan pada materi belajar yang luas
atau ekstensif, misalnya mempelajari sajak atau gerakan-gerakan motoris, seperti silat. Dalam hal
ini, individu memecah seluruh materi pelajaran menjadi bagian-bagian yang satu sama lain
berdiri sendiri.
8. Belajar laten
Dalam belajar laten, perubahan-perubahan tingkah laku yang terihat tidak terjadi secara
segera, dan oleh karena itu disebut belajar laten.
9. Belajar mental
Perubahan kemungkinan tingkah laku yang terjadi disini tidak nyata terlihat, melainkan
hanya perubahan proses kognitif karena ada bahan pelajaran yang di pelajari. Ada tidaknya
belajar mental ini sangat jelas terlihat pada tugas-tugas yang sifatnya motoris. Ada yang
mengartikan belajar mental sebagai belajar dengan cara melakukan observasi dari tingkah laku
orang lain, membayangkan gerakan-gerakan orang lain.
10. Belajar produktif
Adalah belajar dengan transfer yang maksimal. Belajar adalah mengatur kemungkinan untuk
melakukan transfer tingkah laku dari satu situasi ke situasi yang lain. Belajar disebut produktif
bila mampu mentransfer prinsip menyelesaikan satu persoalan dalam satu situasi ke situasi yang
lain.
11. Belajar verbal
Adalah belajar mengenai materi verbal melalui latihan dan ingatan. Dasar dari belajar verbal
diperlihatkan dengan adanya sifat eksperimen yang meluas dari belajar asosiatif mengenai
hubungan dua kata mengenai penyelesaian persoalan yang kompleks yang harus diungkapkan
secara verbal.
DAFTAR RUJUKAN
Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Thobroni, M., & Mustofa, A. 2013. Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik
Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.