Makalah Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Persalinan, Mekanisme Persalinan, Dan Praktik Laboratorium
Makalah Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Persalinan, Mekanisme Persalinan, Dan Praktik Laboratorium
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Faktor - Faktor yang Mempengaruhi dalam Persalinan, Mekanisme
Persalinan, dan Praktik Laboratorium”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat,
menambah ilmu dan inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 1
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah suatu proses fisiologik yang memungkinkan serangkaian
perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan
lahir. Ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau
keduanya, akibat kontraksi rahim teratur yang terjadi sekurang-kurangnya setiap
5 menit dan berlangsung sampai 60 detik.
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu atau janin. Bila diambil keputusan
untuk melakukan campur tangan ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati.
Tiap campur tangan bukansaja membawa keuntungan potensial, tetapi juga
resiko potensial pada sebagian besar kasus, penanganan yang terbaik dapat
berupa observasi yang cermat.
Seorang bidan harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
persalinan sehingga diharapkan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
proses persalinan dapat memperhatikan faktor-faktor tersebut. Oleh karena itu
dalam makalah ini akan dibahas topik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
persalinan yaitu : power, passage, passanger, psykologis, penolong.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Persalinan?
2. Apa dan Bagaimana Teori Terjadinya Persalinan?
3. Apa Faktor yang Mempengaruhi Persalinan?
4. Bagaimana Mekanisme Persalinan Normal?
3
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami Pengertian Persalinan
2. Mengetahui dan memahami Teori Terjadinya Persalinan
3. Mengetahui dan memahami Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
4. Mengetahui dan memahami Mekanisme Persalinan Normal
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN PERSALINAN
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu
maupun janin.
Beberapa pengertian lain dari persalinan spontan dengan tenaga ibu,
persalinan buatan dengan bantuan, persalinan anjuran bila persalinan terjadi tidak
dengan sendirinya tetapi melalui pacuan. Persalinan dikatakan normal bila tidak
ada penyulit.
5
merupakan penenang bagi otot-otot uterus. Menurunnya kadar kedua hormone
ini terjadi kira-kira 1-2 munggu sebelum pertus dimulai. Kadr prostaglandin
dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga aterm meningkat, lebih-lebih
sewaktu partus. Seperti telah dikemukakan, “plasenta menjadi tua” dengan
tuanya kehamilan. Villi corealis mengalami perubahan-perubahan, sehingga
kadar progesterone dan estrogen menurun.
Keadaan jalan lahir atau passage terdiri atas panggul ibu, yakni bagian
tulang keras, dasar panggul, vagina, dan introtus. Panggul terdiri atas bagian
keras dan bagian lunak. Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan otot
dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi, panggul ibu lebih berperan
dalam proses persalinan. Oleh karena itu, ukuran dan bentuk panggul harus
ditentukan sebelum dimulai persalinan.
6
Bagian Keras Panggul
a. Rangka Panggul (Pelvis)
Tulang pangkal paha atau koksae terdiri atas tiga tulang yang
berhubungan satu sama lain pada asetabulum yang berbentuk cawan
untuk kepala tulang paha atau kaput femoris. Ketiga tulang tersebut
sebagai berikut :
a) Os. Coxae
(1) Os illium:
Crista iliaca
Spina iliaca anterior superior
Spina iliaca anterior inferior
Spina iliaca posterior inferior
Spina iliaca posterior superior
(2) Os. Ischium:
Tuber ischii dan
Tuber ishciadica
(3) Os. Pubis
Simpisis pubis
Arcus pubis
7
Os ilemum (tulang usus) meliputi krista iliaka (batas atas
merupakan pinggir tulang yang tebal). Ujung depan, belakang,
atas, bawah dari krista iliaka yang menonjol termasuk spina iliaka
anterior superior (SIAS), spina illiaka anterior posterior inferior
(SIPI). Tekik atau incisura iskiadika mayor berada di bawah SIPI.
Terdapat lajur yang dinamakan linea innominate atau linea
terminalis pada os ileum, yang menjadi batas antara panggul
besar dan panggul kecil.
Os iskium (tulang duduk), mencakup spina iskiadika
yang terdapat di sebelah bawah tulang usus, pinggir belakang
berduri dan di bawahnya. Terdapat incisura iskiadika minor.
Tuber iskiadika, struktur sangat tebal yang berada di pinggir
bawah tulang duduk dan merupakan bagian yang akan
mendukung berat badan saat kita duduk.
Os pubis (tulang kemaluan), meliputi foramen
obsturatorium, yaitu tulang yang membatasi sebuah lubang dalam
tulang panggul, ramus superior os pubis, berupa tangkai tulang
kemaluan yang berhubungan dengan tulang duduk atau os
iskkium, simfisis pubis yang merupakan pertemuan antara ramus
superior dan inferior os pubis, arkus pubis, berupa ramus inferior
kanan dan kiri yang bergabung.
8
tulang kelangkang gembung dan kasar, garis tengahnya terdapat deretan
cuat-cuat duri disebut krista sakralis. Bagian atas sacrum yang
mengadakan tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal paha
disebut artikulatio sakroliaka.
b. Artikulasio (sendi)
a. Simpisis pubis didepan pertemuan os pubis
b. Artikulasio sakro iliaka kanan dan kiri yang menghubungkan os
sacrum dan os ileum
c. Artikulatio sakro-koksigis yang menghubungkan os sacrum dan
koksigeus
c. Ruang Panggul
a. Pelvis mayor (false pelvis)
b. Pelvis minor (true pelvis)
9
d. Pintu Panggul
a. Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium,
linea inominata dan pinggir atas symphisis.
b. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut
midlet
c. Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut
outlet
d. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan
outlet.
e. Sumbu Panggul
Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan titik-titik tengah
ruang panggul yang melengkung ke depan (sumbu Carus)
f. Bidang-bidang :
1) Bidang Hodge I
Dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan
promontorium
2) Bidang Hodge II
Sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
3) Bidang Hodge III
Sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
4) Bidang Hodge IV
Sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis
10
Ukuran Panggul
11
Konjugata oblik 13 cm
(jarak dari tengah simfisis ke promontorium)
Diameter anteroposterior 11,5 cm
(jarak dari pinggir bawah simfisis ke koksigeus)
Diameter interspinarum 10,5 cm
(jarak antara spina iskiadika kanan dan kiri)
Bentuk Panggul
Panggul Antropoid
Panggul Ginekoid
Panggul Android
Bentuk panggul ini dimiliki oleh 15% wanita dan umumnya merupakan
jenis panggul pria dan diameter transversa dekat dengan sacrum.
Panggul Platipeloid
12
Bagian Lunak Panggul
Bagian Otot
Bagian otot meliputi dinding panggul sebe;ah dalam dan yang meliputi
panggul sebelah bawah. Bagian yang menutupi panggul dari bawah
membentuk dasr panggul dan disebut diafragma pelvis. Diafragma pelvis dari
dalam keluar terdiri atas pars muskularis dan pars membranasea.
13
m.pubokoksigeus (dari os pubis ke septum anokoksigeum), m.ishiokoksigeus
(dari spina iskiadika ke pinggir sacrum dan os koksibeus).
Bagian Ligamentum
14
Ligamentum Normal
15
Pada waktu hamil, ligamentum rotundum mengalami hipertrofi dan dapat di
raba dengan pemeriksaan luar.
Anatomi Genitalia
Genitalia Eksterna
1) Mons veneris
2) Labia mayora (bibir besar kemaluan)
3) Labia minora (bibir kecil kemaluan)
4) Preputium
5) Frenulum
6) Klitoris (klentit)
7) Vulva
8) Vestibulum
9) Introitus vagina (lubang vagina)
10) Hymen (selaput dara)
16
11) Fourchette
12) Orifisium uretra eksterna (lubang kemih)
13) Perineum
14) Fosa navikulare
15) Pubis
Genitalia Interna
2. POWER
a. HIS
17
bertentangan dengan his persalinan yang semakin kuat. Hal terpenting
adalah bahwa his pendahuluan tidak mempunyai pengaruh terhadap
serviks.
18
jauh lebih kuat lagi. Rupanya waktu kepala sampai pada dasar panggul,
timbul suatu refleks yang mengakibatkan pasien menekan diafragmanya
ke bawah. Tenaga menegjan ini hanya dapat berhasil, kalau pembukaan
sudah lengkappa dan kontraksi rahim paling efektif
19
Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal yang harus
diperhatikan dari his:
1. Frekuensi his
Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau
persepuluh menit.
2. Intensitas his
Kekuatan his diukur dalam mmHg. intensitas dan frekuensi
kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat
waktu persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa aktifitas
uterus bertambah besar jika wanita tersebut berjalan – jalan sewaktu
persalinan masih dini.
3. Durasi atau lama his
Lamanya setiap his berlangsung diukurr dengan detik, misalnya
selama 40 detik.
4. Datangnya his
Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
5. Interval
Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang
tiap 2 sampe 3 menit
6. Aktivitas his
Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.
Pembagian his:
1. His pendahuluan
2. His pembukaan (Kala I)
a) Kontraksi bersifat simetris
b) Fundal dominan
c) Involunter artinya tidak dapat diatur parturien
d) Kekuatan makin besar dan pada kala pengeluaran diikuti reflek
mengedan
20
e) Diikuti retraksi artinya panjang otot rahim yang berkontraksi
tidak akan kembali ke panjang semula
f) Setiap kontraksi mulai dari “peacemaker” yang terletak sekitar
insersi tuba dengan arah penjalaran ke daerah serviks uteri dengan
kecepatan 2 cm/detik
3. His pengeluaran (His mengedan) Kala II
a) Interval 3-4 menit, durasi sekitar 60-90 detik
b) Kekuatan his menimbulkan putaran paksi dalam, penurunan
kepala atau bagian terendah menekan servikis dimana terdapat
fleksus frakenhauser sehingga terjadi reflek mengedan.
4. His pelepasan uri (Kala III)
Setelah istirahat sekitar 8-10 menit berkontraksi untuk
melepaskan placenta dari insersinya.
5. His pengiring (Kala IV)
Setelah placenta lahir kontraksi rahim tetap kuat dengan
amplitudo 60-80 mmHg, kekuatan kontraksi ini tidak diikuti oleh
interval pembuluh darah tertutup rapat dan terjadi kesempatan
membentuk trombus. Melalui kontraksi yang kuat dan pembentukan
trombus terjadi penghentian pengeluaran darah post partum.
His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme
usus, kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His
palsu timbul beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup
bulan. His palsu dapat merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien
sehingga pada waktu persalinan sungguhan mulai pasien berada dalam
kondisi yang jelek, baik fisik maupun mental.
21
b. TENAGA MENGEJAN
22
mengurangi rasa nyeri yang dialami. Namun anggapan ini tidak
selamanya benar, sebab dengan berteriak justru akan membuat
merasa cepat lelah. Rasa lelah yang alami akan membuat tenaga
untuk mengejan menjadi habis, dengan begitu proses persalinan yang
dialami akan terasa sangat lama serta akan terasa lebih sakit.
d. Buka mulut ketika mengejan. Hal ini sama dengan mengejan ketika
akan buang air besar, pasti membuka mulut walaupun hanya sedikit.
Seharusnya ini juga lakukan ketika akan melahirkan. Bukalah mulut
sesering mungkin juga semampu . Ini juga harus dilakukan agar dapat
menambah oksigen yang langsung masuk pada mulut yang kemudian
nafas terasa lebih panjang.
e. Ketika melakukan proses persalinan sebaiknya tidak mengangkat
bokong. Banyak para ahli yang menyarankan agar menggunakan
posisi dengan setengah duduk. Cara seperti ini dinilai sangat efektif
juga memperbesar dorongan ketika akan mengeluarkan bayi. Pada
saat melahirkan sebaiknya tidak mengangkat bokong . pada saat
mengejan dengan sangat kuat, dan kemudian mengangkat bokong ,
hal ini dapat menimbulkan luka sobekan hingga mencapai anus.
c. KEKUATAN PRIMER
23
Kekuatan primer membuat serviks menipis (effacement) dan
berdilatasi dan janin turun. Penipisan serviks adalah pemendekan dan
penipisan serviks selama tahap pertama persalinan. Serviks, yang yang
dalam kondisi normal memiliki panjang 2 sampai 3 cm dan tebal sekitar
1 cm, terangkat ke atas karena terjadi pemendekan dan penipisan sekviks
selama tahap pertama persalinan. Serviks, yang dalam kondisi normal
memiliki panjang 2 sampai 3 cm dan tebal sekitar 1 cm, terangkat ke atas
karena terjadi pemendekan gabungan otot uterus selama penipisan
segmen bawah Rahim pada tahap akhir persalinan.
d. KEKUATAN SEKUNDER
3. PASSANGER
a. JANIN
24
2) Bagian tengkorak :
a) Os Frontalis
b) Os Parientalis
c) Os Temporalis
d) Os Occipitalis
3) Sutura
Hubungan tulang tengkorak janin belum rapat sehingga
kemungkinan mendekat saat persalinan tanpa membahayakan
jaringan otak, disebut moulage. Celah-celah diantara tulang
tengkorak yang ditutup dengan jaringan ikat disebut sutura.
a. Sutura sagitalis (selah panah) antara tulang parietal.
b. Sutura koronaria (sela mahkota) antara tulang frontalis dan
tulang parietalis.
c. Sutura lamboidea antara tulang occipitalis dan tulang parietalis.
d. Sutura frontalis : antara ke-2 frontalis.
25
4) Ubun-ubun ( Fontanel )
a) Fontanel mayor / bregma
b) Fontanel minor
26
adalah fontanel anterior dan posterior. Fontanel yang lebih besar,
fontanel anterior, berbentuk seperti intan dan terletak pada
pertemuan sutura sagitalis, koronalis, dan frontalis. Fontanel itu
menutup pada usia 18 bulan. Fontanel posterior terletak dipertemuan
sutura dua tulang parietal dan satu tulang oksipital, dan berbentuk
segitiga. Fontanel tersebut menutup pada usia 6-8 minggu.
Ukuran-ukuran kepala
Diameter
a) Diameter Occipito frontalis 12 cm
b) Diameter Mento Occipitalis 13,5 cm
c) Diameter Sub Occipito Bregmatika 9,5 cm
d) Diameter Biparietalis 9,25 cm
e) Diameter Ditemporalis 8 cm
27
Ukuran Cirkumferensial ( Keliling )
a) Cirkumferensial fronto occipitalis 34 cm
b) Cirkumferensia mento occipitalis 35 cm
c) Cirkumferensia sub occipito bregmatika 32 cm
PRESENTASI JANIN
28
LETAK JANIN
29
b) Letak lintang (transverse Lie)
30
Penyebab Letak Janin
a. Keadaan rahim :
1) Rahim arkuatus
2) Septum pada rahim
3) Uterus Dupletis
4) Mioma bersama kehamilan
b. Keadaan plasenta :
1) Plasenta retak rendah
2) Plasenta previa
d. Sudut janin :
1) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
2) Hidrosefalus atau Anensefalus
3) Kehamilan kembar
4) Hidramnion atau Oligohidramnion
5) Prematuritas
31
pelvis, dengan demikian presentasi kepala dicapai (Hacker, 2001 :
255).
Sebelum melakukan versi luar, diagnosis letak janin harus
pasti, sedangkan denyut janin harus dalam keadaan baik. Selam
versi dilakukan dan setelah versi luar berhasil denyut jantung
janin harus selalu diawasi. Sesudah janin berada dalam keadaan
presentasi kepala, kepala didorong masuk ke dalam rongga
panggul. Versi luar hendaknya dilakukan dengan kekuatan ringan
tanpa mengadakan paksaan. Versi luar tidak akan berhasil jika
versi luar dilakukan apabila air ketuban hanya sedikit.
Kontraindikasi lain untuk melakukan versi luar adalah panggul
sempit, perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar,
plasenta previa (Wiknjosastro, 2006 : 615).
Menurut Mochtar (1998) syarat versi luar yaitu pembukaan
kurang dari 5 cm, ketuban masih ada, bokong belum turun atau
masuk pintu atas panggul. Teknik versi luar yaitu :
a. Lebih dahulu bokong lepaskan dari pintu atas panggul dan
ibu dalam posisi trendelenburg.
b. Tangan kiri letakkan di kepala dan tangan kanan pada
bokong.
b. Putar kearah muka atau perut janin.
c. Lalu tukar tangan kiri diletakkan di bokong dan tangan kanan
di kepala.
d. Setelah berhasil pasang gurita, dan observasi td, djj serta
keluhan.
32
SIKAP JANIN
33
POSISI JANIN
34
(b) Ubun-ubun kecil kiri belakang : uuk ki-bel
(c) Ubun-ubun keil melintang kiri : uuk mel-ki
(d) Ubun-ubun kecil kanan depan : uuk ka-dep
(e) Ubun-ubun kecil kanan belakang : uuk ka-bel
(f) Ubun-ubun kecil melintang kanan : uuk mel-ka
b) Presentasi dahi
Indicator: teraba dahi dan ubun-ubun besar(UUB)
Variasi posisi:
(a) Ubun-ubun besar kiri depan : uub ki-dep
(b) Ubun-ubun besar kiri belakang : uub ki-bel
(c) Ubun-ubun besar melintang kiri : uub mel-ki
(d) Ubun-ubun besar kanan depan : uub ka-dep
(e) Ubun-ubun besar kanan belakang : uub ka-bel
(f) Ubun-ubun besar melintang kanan : uub mel-ka
c) Presentasi muka
Indicator: dagu (mento)
Variasi posisi:
(a) Dagu kiri depan : d.kidep
(b) Dagu kiri belakang : d. kibel
(c) Dagu melintang kiri : d. melki
(d) Dagu kanan depan : d. kadep
(e) Dagu kanan belakang : d. kabel
(f) Dagu melintang kanan : d. melka
d) Presentasi bokong
Indicator: sacrum
Variasi posisi:
(a) Sacrum kiri depan : s. kidep
(b) Sacrum kanan depan : s. kadep
(c) Sacrum kanan belakang : s. kabel
35
(d) Sacrum melintang kanan : s. Melka
e) Letak lintang
Menurut posisi kepala:
(a) Kepala kiri : LLi I
(b) Kepala di kanan : LLi II
Menurut arah punggung
(a) Punggung depan (dorso anterior) : PA
(b) Punggung belakang (dorso Posterior): PB
(c) Punggung atas (dorso superior) : PA
(d) Punggung depan (dorso anterior) : PI
f) Presentasi bahu (scapula)
Posisi bahu dibagi:
(a) Bahu kanan : Bh. Ka
(b) Bahu kiri : Bh. Ki
(c) Bahu bawah (dorso inferior), tentukan apakah : tangan
kiri/tangan kanan.
Indicator adalah ketiak (axilla)
(a) Ketiak menutup/membuka ke kanan
(b) Ketiak
b. PLACENTA
Placenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai
penumpang atau pasenger yang menyertai janin namun placenta jarang
menghambat pada persalinan normal.
c. AIR KETUBAN
Amnion pada kehamilan aterm merupakan suatu membran yang kuat
dan ulet tetapi lentur. Amnion adalah jaringan yang menentukan hampir
semua kekuatan regang membran janin dengan demikian pembentukan
36
komponen amnion yang mencegah ruptura atau robekan sangatlah penting
bagi keberhasilan kehamilan. Penurunan adalah gerakan bagian presentasi
melewati panggul, penurunan ini terjadi atas 3 kekuatan yaitu salah satunya
adalah tekanan dari cairan amnion dan juga disaat terjadinya dilatasi servik
atau pelebaran muara dan saluran servik yang terjadi di awal persalinan
dapat juga terjadi karena tekanan yang ditimbulkan oleh cairan amnion
selama ketuban masih utuh.
4. PSYCHOLOGIC
Psikologis meliputi :
a. Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
b. Pengalaman bayi sebelumnya
c. Kebiasaan adat
d. Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:
a. Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
b. Persalinan sebagai ancaman pada self-image
c. Medikasi persalinan
d. Nyeri persalinan dan kelahiran
37
5. PYSICIAN (PENOLONG)
1. Engagement
2. Flexion (fleksi)
3. Descent
4. Internal rotation (putar paksi dalam)
5. Extension (ekstensi)
6. External rotation (putar paksi luar)
7. Expulsion
1. Engagement
Pada minggu-minggu akhir kehamilan atau pada saat persalinan
dimulai kepala masuk lewat PAP, umumnya dengan presentasi biparietal
38
(diameter lebar yang paling panjang berkisar 8,5-9,5cm) atau 70% pada
panggul ginekois.
Synclitism and asynclitism
Masuknya kepala :
a. Pada primi terjadi pada bulan terakhir kehamilan
b. Pada multi terjadi pada permulaan persalinan
Kepala masuk pintu atas panggul dengan sumbu kepala janin dapat
tegak lurus dengan pintu atas atas panggul (sinklitismus)atau
miring/membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus
anterior/posterior).
Masuknya kepala ke dalam PAP → dengan fleksi ringan, Sutura
Sagitalis/SS melintang
Bila SS di tengah-tengah jalan lahir : synklitismus
Bila SS tidak ditengah-tengah jalan lahir : asinklitismus
Asynklitismus posterior : SS mendekati simfisis
Asynklitismus anterior : SS mendekati promontorium
39
b) Asinklitismus anterior : Sutura sagitalis lebih dekat kearah
sacrum.
2. Flexion
Pada umumnya terjadi flexi penuh/sempurna sehingga sumbu panjang
kepala sejajar sumbu panggul→ membantu penurunan kepala selanjutnya.
Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah
dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala)menjadi diameter suboksipito-
bregmatikus (belakang kepala).
Dengan majunya kepala→ fleksi bertambah → ukuran kepala yang
melalui jalan lahir lebih kecil (Diameter suboksipito bregmatika
menggantikan suboksipito frontalis)
Fleksi terjadi karena anak didorong maju, sebaliknya juga mendapat
tahanan dari PAP, serviks, dinding panggul/dasar panggul
a. Poor Flexi
b. Flexi Moderate
c. Flexi advanced
d. Flexi complete
40
3. Desent
Penurunan kepala janin sangat tergantung pada arsitektur pelvis dengan
hubungan ukuran kepala dan ukuran pelvissehingga penurunan kepala
berlangsung lambat.
Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat: tekanan langsung dari
his daerah fundus kearah daerah bokong, tekanan dari cairan amnion,
kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan badan janin
terjadi ekstensi dan menegang.
4. Internal Rotation
Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala,
putaran ubun-ubun kecil kea rah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa
kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis
41
Perputaran kepala (penunjuk) dari samping ke depan atau kearah
posterior (jarang) disebabkan:
a. Ada his selaku tenaga/gaya pemutar
b. Ada dasar panggul beserta otot-otot dasar pangggul selaku tahanan
Bila tidak terjadi putaran paksi dalam umumnya kepala tidak turun lagi
dan persalinan diakhiri dengan tindakan vakumekstraksi.
Pemutaran bagian depan anak sehingga bagian terendah memutar
kedepan kebawah simfosos
a. Mutlak perlu terjadi, karena untuk menyesuaikan dengan bentuk
jalan lahir
b. Terjadi dengan sendirinya, selalu bersamaan dengan majunya
kepala
c. Tidak terjadi sebelumsampai Hodge III
d. Sebab-sebab putaran paksi dalam :
1) Pada letak fleksi → bagian belakang kepala merupakan bagian
terendah
2) Bag terendah mencari tahanan paling sedikit, yaitu di depan
atas (terdapat hiatus genitalis)
3) Ukuran terbesar pada bidang tengah panggul→ diameter
anteroposterior
42
5. Extension
Dengan kontraksi perut yang benar dan adekuat kepala makin turun dan
menyebabkan perineum distensi. Pada saat ini puncak kepala berada di
simfisis dan dalam keadaaan begini kontraksi perut ibu yang kuat mendorong
kepala ekspulsi dan melewati introitus vaginae.
a. Defleksi dari kepala
b. Pada kepala bekerja 2 kekuatan, yaitu yang mendesak kepala ke
bawah dan tahanan dasar panggul yang menolak keatas→
resultantenya kekuatan kedepan atas
c. Pusat pemutaran : hipomoklion
d. Ekstensi terjadi setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi
setelah oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior.
Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
43
b. Selanjutnya putaran dilanjutkan sampai belakang kepala
berhadapan dengan tuber ischiadikum sepihak → putaran paksi
luar sebenarnya
c. Putaran paksi luar disebabkan ukuran bahu menempatkan didri
dalam diameter anteropsoterior dari PAP
d. Setelah putaran paksi luar – bahu depan dibawah simfisis menjadi
hipomoklion kelahiran bahu belakang
e. Bahu depan menyusul lahir, diikuti seluruh badan anak
7. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar → bahu depan dibawah simfisis menjadi
hipomoklion kelahiran bahu belakang, bahu depan menyusul lahir, diikuti
seluruh badan anak : badan (toraks, abdomen) dan lengan, pinggul/trokanter
depan dan belakng, tungkai dan kaki.
44
TANYA JAWAB
Pertanyaan :
1. Berikan contoh kasus mengenai kasus teknik mengejan dan cara penolong?
(Putri Utamy)
2. Apa saja yang menjadi penyebab letak janin? dan bagaimana cara
menanganinya? (Diosi Aprianti)
3. Sebutkan dan jelaskan macam-macam ligament! Tunjukkan ligament yang
normal atau tidak normal! (Devi Aryani)
4. Apa saja keuntungan dan kerugian mekanisme persalinan? (Meidy Diana)
5. Apa yang dimaksud dengan kontraksi volunter dan kontraksi involunter dan
sebutkan ciri-cirinya? (Pupu Yuni Rahayu)
6. Jelaskan masing-masing bagian dari tulang sutura! (Siska Afriani)
Jawaban :
45
mata pecah. Akibat dari hal tersebut mata akan berubah menjadi merah
hingga beberapa hari kedepan setelah melahirkan.
b. Mulai mengejan ketika di perintah oleh bidan. Karena tidak kuasa menahan
sakit dan kebanyakan ingin prosesnya segera selesai banyak wanita hamil
berusaha mengejan dengan secepatnya. Padahal mengejan tersebut ada
kalanya harus menunggu waktu yang pas. Mengejanlah ketika diperintah
oleh dokter.
c. Tidak berteriak. Banyak wanita hamil yang beranggapan dengan berteriak
dapat membantu dalam melegakan perasaan dan juga mengurangi rasa
nyeri yang dialami. Namun anggapan ini tidak selamanya benar, sebab
dengan berteriak justru akan membuat merasa cepat lelah. Rasa lelah yang
alami akan membuat tenaga untuk mengejan menjadi habis, dengan begitu
proses persalinan yang dialami akan terasa sangat lama serta akan terasa
lebih sakit.
d. Buka mulut ketika mengejan. Hal ini sama dengan mengejan ketika akan
buang air besar, pasti membuka mulut walaupun hanya sedikit. Seharusnya
ini juga lakukan ketika akan melahirkan. Bukalah mulut sesering mungkin
juga semampu . Ini juga harus dilakukan agar dapat menambah oksigen
yang langsung masuk pada mulut yang kemudian nafas terasa lebih
panjang.
e. Ketika melakukan proses persalinan sebaiknya tidak mengangkat bokong.
Banyak para ahli yang menyarankan agar menggunakan posisi dengan
setengah duduk. Cara seperti ini dinilai sangat efektif juga memperbesar
dorongan ketika akan mengeluarkan bayi. Pada saat melahirkan sebaiknya
tidak mengangkat bokong . pada saat mengejan dengan sangat kuat, dan
kemudian mengangkat bokong , hal ini dapat menimbulkan luka sobekan
hingga mencapai anus.
46
2. Meirin Windyasari dan Titania Nolayka Putri
a. Keadaan rahim :
1) Rahim arkuatus
2) Septum pada rahim
3) Uterus Dupletis
4) Mioma bersama kehamilan
b. Keadaan plasenta :
1) Plasenta retak rendah
2) Plasenta previa
d. Sudut janin :
1) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
2) Hidrosefalus atau Anensefalus
3) Kehamilan kembar
4) Hidramnion atau Oligohidramnion
5) Prematuritas
47
Penanganan selama kehamilan
Versi kepala luar dapat dicoba bila presentasi sungsang didiagnosis sebelum
permulaan persalinan dan setelah 37 minggu kehamilan. Tujuan dari usaha ini
adalah mengangkat sungsang keluar dari pelvis ibu sementara memandu kepala
janin ke dalam pelvis, dengan demikian presentasi kepala dicapai (Hacker, 2001 :
255).
Sebelum melakukan versi luar, diagnosis letak janin harus pasti, sedangkan
denyut janin harus dalam keadaan baik. Selam versi dilakukan dan setelah versi
luar berhasil denyut jantung janin harus selalu diawasi. Sesudah janin berada
dalam keadaan presentasi kepala, kepala didorong masuk ke dalam rongga
panggul. Versi luar hendaknya dilakukan dengan kekuatan ringan tanpa
mengadakan paksaan. Versi luar tidak akan berhasil jika versi luar dilakukan
apabila air ketuban hanya sedikit. Kontraindikasi lain untuk melakukan versi luar
adalah panggul sempit, perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar,
plasenta previa (Wiknjosastro, 2006 : 615).
Menurut Mochtar (1998) syarat versi luar yaitu pembukaan kurang dari 5
cm, ketuban masih ada, bokong belum turun atau masuk pintu atas panggul.
Teknik versi luar yaitu :
a. Lebih dahulu bokong lepaskan dari pintu atas panggul dan ibu dalam posisi
trendelenburg.
b. Tangan kiri letakkan di kepala dan tangan kanan pada bokong.
e. Putar kearah muka atau perut janin.
f. Lalu tukar tangan kiri diletakkan di bokong dan tangan kanan di kepala.
g. Setelah berhasil pasang gurita, dan observasi td, djj serta keluhan.
3. Alia Annisyah
Bagian Ligamentum
a. Ligamentum latum berupa lipatan peritoneum sebelah lateral kanan-kiri
dari uterus, meluas sampai ke dinding panggul dan dasar panggul
48
sehingga seolah-olah menggantung pada tuba. Ruang diantara kedua
lebar lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgar disebut parametrium,
yang dilalui oleh arteri, vena uterine, pembuluh limfe, dan ureter.
b. Ligamentum rotundum atau disebut juga ligamentum teres uteri, terdapat
di bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari insertie tuba. Ligament
tersebut menjalar melalui kanalis inguinalis ke bagian kranial labia
mayora. Ligament rotundum terdiri atas jaringan otot polos (identic
dengan myometrium) dan dan jaringan ikat, dan menahan uterus dalam
antefleksi. Pada waktu hamil, ligamentum rotundum mengalami
hipertrofi dan dapat di raba dengan pemeriksaan luar.
c. Ligamentum infundibulo pelvikum disebut juga ligamentum
suspensorium ovarii, terdiri atas dua ligament di sebelah kiri dan kanan
dari infundibulum dan ovarium ke dinding panggul. Ditemukan juga
ligamentum ovarii proprium di antara sudut tuba dan ovarium.
d. Ligamentum kardinale berada di sebelah kiri dan kanan serviks setinggi
ostium uteri internum (OUI) ke dinding panggul sehingga menghalangi
pergerakan ke kiri atau ke kanan.
e. Ligamentum sakrouterinum berada di kiri dan kanan dari serviks sebelah
belakang ke sacrum mengelilingi rectum.
f. Ligamentum ovarii proprium terdiri atas dua ligament sebelah kanan dan
kiri dari ovarium ke uterus dan mempunyai fungsi untuk menahan
ovarium.
49
LIGAMENTUM NORMAL
50
Kontraksi Volunter adalah kontraksi otot yang bekerja dibawah pengaruh
saraf sadar, cepat bereaksi jika terdapat rangsangan, kontraksinya kuat, tetapi
cepat lelah.
Kontraksi involunter berasal dari titik pemicu tertentu yang terdapat pada
penebalan lapisan otot di segmen uterus bagian atas. Dari titik pemicu, kontraksi
dihantar ke uterus bagian bawah dalam bentuk gelombang, diselingi periode
istirahat singkat. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan kontraksi
involunter ini adalah frekuensi atau waktu antar kontraksi yaitu waktu antar awal
suatu kontraksi dan awal kontraksi barikutnya, durasi atau lama kontraksi, dan
insentitas atau kekuatan kontraksi.
51
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.
Seorang bidan harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
persalinan sehingga diharapkan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
proses persalinan dapat memperhatikan faktor-faktor tersebut. Oleh karena itu
dalam makalah ini akan dibahas topik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
persalinan yaitu : power, passage, passanger, psykologis, penolong.
B. Saran
Untuk perkembangan lebih lanjut maka penyusun memberikan saran yang
sangat bermanfaat dan dapat membantu pembuatan makalah selanjutnya :
a. Perlunya penambahan sumber-sumber yang tepat sehingga makalah yang
disusun lebih akurat dan lengkap.
b. Untuk mengoptimalkan hasil makalah, dianjurkan untuk benar-benar
memanfaatkan waktu yang tersedia
52
DAFTAR PUSTAKA
53