PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan memberikan pelayanan
yang berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu. Keperawatan juga
diartikan sebagai konsekuensi penting bagi individu yang menerima pelayanan,
profesi ini memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh seseorang, keluarga
atau kelompok di komunitas. (Committee on Education American Nurses Association
(ANA), 1965).
WHO Expert Committee on Nursing dalam Aditama (2000) mengatakan
bahwa, pelayanan keperawatan adalah gabungan dari ilmu kesehatan dan seni
melayani/memberi asuhan (care), suatu gabungan humanistik dari ilmu pengetahuan,
filosofi keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi dan ilmu sosial.
Profesi berasal dari kata profession yang berarti suatu pekerjaan yang
membutuhkan dukungan body of knowledge sebagai dasar bagi perkembangan teori
yang sistematis meghadapi banyak tantangan baru, dan karena itu membutuhkan
pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, memiliki kode etik orientasi utamanya.
Kelly dan Joel (1995) menjelaskan, “Profesional sebagai suatu karakter, spirit
atau metode profesional yang mencakup pendidikan dan kegiatan di berbagai
kelompok okupasi yang anggotanya berkeinginan menjadi profesional”. Profesional
merupakan suatu proses yang dinamis untuk memenuhi atau mengubah karakteristik
kearah suatu profesi.
Sejak abad yang lalu keperawatan telah megalami perubahan yang drastis,
selain itu juga telah mengikuti perundang-undangan dan mendapatkan penghargaan
sebagai profesi penuh. Hugnes E.C (1963) mengatakan bahwa, “Profesi adalah
seorang ahli, mereka mengetahui lebih baik tentang sesuatu hal dari orang lain, serta
mengetahui lebih baik daripada kliennya tentang apa yang terjadi pada klien”.
Dalam konsep profesi ada tiga nilai penting yang perlu dipahami yakni:
1. Pengetahuan yang mendalam dan sistimatik.
2. Keterampilan teknis dan kiat yang diperoleh melalui latihan yang lama.
3. Pelayanan asuhan kepada yang memerlukan berdasarkan ilmu
pengetahuan,keterampilan teknis dan pedoman serta falsafah moral yang
diyakini (etika profesi).
-1-
Menurut Hood L.J dan Leddy S.K (2006), “Perawat profesional akan
menggunakan pendekatan holistik dalam menemukan kebutuhan kesehatan bagi klien
yang dirawatnya, hal ini sesuai dengan pernyataan kebijakan yang disampaikan oleh
American Nurses Association (1995),
Ada empat ciri praktik profesional yang harus dilakukan oleh perawat, yaitu:
a) Perawat menggunakan fokus orientasi pada masalah dengan memperhatikan
rangkaianseluruh respon manusia terhadap kesehatan dan penyakitnya.
b) Perawat terintegrasi dalam tenaga kesehatan yang menggunakan
pengetahuannyauntuk membantu mencapai tujuan pasien dengan
mengumpulkan data subjektif maupun objektif pasien dan memahaminya baik
secara individual atau secara berkelompok.
c) Perawat mengaplikasikan ilmu pengetahuannya untuk menentukan diagnosa
dan melakukan treatment respon manusia.
d) Perawat melakukan asuhan keperawatan dengan melakukan hubungan
terapeutik dengan pasien untuk memfasilitasi kesehatan dan penyembuhan.
Dunia profesi keperawatan terus bergerak. Hampir dua dekade profesi ini
menyerukan perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata-
mata menjalankan perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai
mitra kerja dokter seperti yang sudah dilakukan di negara-negara maju.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi
keperawatan dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari
eksternal tapi juga dari internal profesi ini sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa saja tugas – tugas perawat di klinik?
2.Apakah pengetahuan dasar yang diperlukan dalam melaksanakan tugas – tugas
perawat tersebut?
3.Apa permasalahan dalam menjalankan peran sebagai perawat?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tugas - tugas perawat di klinik
2. Untuk mengetahui pengetahuan dasar yang diperlukan dalam melaksanakan
tugas – tugas perawat
3. Untuk mengetahui permasalahan dalam menjalankan peran perawat
-2-
BAB II
ISI
2.1 Konsep Peran Dan Tugas Perawat
2.1.1 Peran Perawat
Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari :
A. Pemberi Asuhan Keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan
perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia
yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan
diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan
tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,
kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian
asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan
komplek.
B. Advokat Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga
dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi
pelayanan atau informasi lain khusunya dalam pengambilan
persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien,
juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien
yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi
tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menntukan nasibnya
sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
C. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan
tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bhkan tindakan yang
diberikankan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah
dilakukan pendidikan kesehatan.
D. Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuan klien.
-3-
E. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim
kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain
dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang
diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan
bentuk pelayanan selanjutnya.
F. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau
tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan
atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan
keperawatan yang diberikan.
G. Peneliti / Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai
dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
-4-
C. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan di antara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat
terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam
pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada
penderita yang mempunyapenyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi
dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun yang lainnya.
-5-
18. Berperan serta dalam pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
19. Menciptakan komunikasi yang efektis baik dengan tim keperawatan maupun
tim kesehatan lain.
-6-
Jawaban : “Kalau puskesmas hanya melayani pasien rawat jalan,
sedangkan klinik melayani pasien rawat jalan dan rawat inap”
Pertanyaan : “Apa saja pelayanan di klinik ini?”
Jawaban : “Bedah minor (lukakecil), skincare, nebulizer, terapisinar,
infrared, rawat jalan dan rawat inap”
Pertanyaan : “Apa saja alat - alat yang digunakan dalam pelayanan klinik?”
Jawaban : “USG 3D, alatsinar infrared, mesinuap nebulizer,
alatsterilisator”
Pertanyaan : “Apa saja ruangan yang ada di klinik?”
Jawaban : “Ruangan USG, ruang tindakan, 2 ruang periksa, ruang
laboratorium, ruang perawat, ruang rawat inap, ruang gigi, dapur”
Pertanyaan : “Ada berapa perawat jaga dalam sehari?”
Jawaban : “Terdapat 3 perawat jaga setiap harinya”
Pertanyaan : “Berapa lama perawat dan bidan bekerja di klinik?”
Jawaban : “Bidan dan perawat bekerja 24 jam dengan pembagian 3 shift
yaitu shift pagi , shift siang - sore dan shift sore - malam.”
Pertanyaan : “ Apakah di klinik ini membuka konsultasi penyakit dan
konsultasi masalah kesehatan untuk masyarakat ?”
Jawaban : “Iya, membuka contohnya konsultasi DM, TBC, Tipoid,
Kehamilan, Progam Kehmailan, gula darah, kolestrol, vertigo dan maag.
Pertanyaaan : “Apakah perwat disini akan meningkatkan mutu kualitas perawat
untuk kedepannya dengan cara apa saja ?”
Jawaban : “ tentu, Meningkatkan kualitas sebgai peneliti, contohnya ketika ada
pasien dengan diabetes dikasih terapi sama konseling, waktu control kita lakukan
waktu cek ulang gula darah sewaktu-waktu kita bandingkan. Sebagai Pembaharu
perawat harus kreatif dan inovatif dalam menganjurkan pasien dalam
keperawatan, mengaplikasikan teori yang sudah didapat dan mengikuti kesehatan
berita kesehatan terbaru.”
Pertanyaan : “ Jika tidak ada dokter, siapa yang menangani pasien selain dokter ?”
Jawab : “ Perawat”
Pertanyaan : “jika terjadi kecelakaan siapa yang bertanggung jawab dan siapa
yang menangani ?
-7-
Jawaban : “ Kalau yang butuh emergency langsung di rujuk dan jika bisa
ditangani oleh perawat yang menangani dengan dokter terlebih dahulu, tatapi
disini tetap ada dokter jaganya “
-8-
BAB III
PEMBAHASAN
-9-
perawat yang bekerja di rumah sakit karena perawat di klinik lebih memusatkan
perhatian pelayanannya terhadap masyarakat.
Selain itu perawat yang bekerja di klinik belum menemukan hambatan-
hambatan yang sangat sulit dalam memberikan sebuah pelayanan kesehatan
masyarakat atau asuhan keperawatan karena lingkup kerja di klinik lebih kompleks
dan tidak begitu luas, sehingga sangat berbeda dengan perawat yang bekerja di rumah
sakit.
- 10 -
11. Alat-alat yang digunakan dalam pelayanan klinik adalah USG 3D, alat sinar
infrared, mesinuap nebulizer, alat sterilisator.
12. Ruangan yang ada di klinik yaitu ruang USG, ruang tindakan, ruang periksa,
ruang laboratorium, ruang perawat, ruang rawat inap, ruang gigi, dapur.
13. Perawat jaga dalam sehari ada 3.
14. Bidan dan perawat yang bekerja di klinik sehari 24 jam dengan pembagian 3
shift yaitu shift pagi, shift siang - sore dan shift sore - malam.
- 11 -
Lampiran 1
- 12 -
Lampiran 2
- 13 -