Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kasus Low Back Pain (LBP) merupakan penyakit yang sering dijumpai. Sebagian
besar masyarakat pernah mengalami LBP dari yang ringan sampai yang berat. Seiring
peningkatan kebutuhan hidup manusia, sekarang diperlukan sumber daya manusia
(SDM) yang bermutu dan berkualitas yang baik. SDM yang cukup berkualitaspun akan
dapat mengalami masalah kesehatan yang akan menurunkan produktifitas kerjanya.
Salah satu masalah yang sering mempengaruhi hasil kerjanya adalah LBP.
LBP adalah nyeri yang dirasakan didaerah punggung bawah, dapat berupa nyeri
lokal (inflamasi), maupun nyeri radikuler ataupun keduanya. Nyeri yang berasal dari
pungung bawah dapat menjalar ke daerah lain atau sebaliknya yang berasal dari daerah
lain dirasakan di daerah punggung bawah yaitu mengalami refered pain (Meliala, 2002).
Di Indonesia angka kejadian pasti dari LBP tidak diketahui, namun diperkirakan,
angka prevalensi LBP bervariasi antara 7,6% sampai 37%. Masalah LBP pada pekerja
pada umumnya dimulai pada usia dewasa muda dengan puncak prevalensi pada
kelompok usia 45-60 tahun dengan sedikit perbedaan berdasarkan jenis kelamin
(Widiayanti at all, 2009). Dilihat dari segi klinis LBP menimbulkan berbagai gangguan
seprti nyeri, spasme otot paravertebra, keterbatasan gerak dan penurunan kekuatan otot
sehingga dapat menimbulkan keterbatasan fungsi yaitu gangguan saat bangun dari
keadaan duduk, saat membungkuk, saat duduk atau berdiri lama dan berjalan (Shidarta,
1984).

Berdasarkan hal tersebut, disinilah peran tenaga kesehatan dalam upaya promotif
dan preventif dalam masalah NPB myogenic ini. Sehingga penderita dan keluarga
mengetahui apa itu NPB yang masyarakat sering menyebutnya dengan kecetit,
bagaimana cara mencegah dan menangani, serta tindakan apa saja yang perlu dilakukan
agar NPB tidak terjadi kembali. Oleh karena itu institusi kesehatan khususnya Poltekkes
Kemenkes Surakarta meluncurkan program OTOF-CIPIPEC, dimana program ini
mewajibkan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Surakarta turun kemasyarakat dan setiap
mahasiswa memiliki keluarga binaan yang penanganannya di kolaborasikan dengan 2
atau lebih disiplin ilmu yang diperlukan dalam menangani masalah kesehatan yang ada
di keluarga binaan, dalam laporan ini masalah kesehatan yang ditangani adalah Nyeri
Punggung Bawah Myogenic. Kasus yang diambil dalam laporan ini adalah
permasalahan kesehatan tentang “Pelayanan Kesehatan Pada Ny. I Dengan Nyeri
Punggung Bawah di Dusun Petoran Desa Jebres Kecamatan Jebres”

B. Tujuan Pembuatan Laporan Kasus


1. Tujuan Umum
Melaporkan pengkajian data serta pencegahan yang diberikan kepada Ny. I
yang berpotensi menderita nyeri punggung bawah di Dusun Petoran, Desa Jebres,
Kecamatan Jebres, Kota Surakarta
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada Ny. I di Dusun Petoran, Desa
Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta
b. Mahasiswa mampu melakukan program CIP-IPEC di Dusun Petoran, Desa
Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta
c. Mahasiswa mampu menentukan masalah yang dialami oleh Ny. I di Dusun
Petoran, Desa Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta
d. Mahasiswa mampu melakukan kolaborasi antar disiplin ilmu yang diperlukan
guna menangani masalah yang diderita oleh Ny. I di Dusun Petoran, Desa
Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta

C. Manfaat Laporan Kasus


Manfaat dari penulisan laporan kasus kelolaan dengan pendekatan Inter
Profesional Education and Collaboration pada keluarga Ny. I di Dusun Petoran, Desa
Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
a. Bagi Penulis
1) Menambah pengetahuan tentang penanganan pada keluarga dengan
masalah kesehatan kompleks.
2) Menambah pengetahuan mahasiswa dalam penulisan laporan kasus
kelolaan keluarga.
3) Mampu menerapkan ilmu kesehatan yang sudah dipelajari
4) Dapat digunakan sebagai acuan atau bahan pertimbangan pembuatan
laporan kasus kelolaan pada keluarga selanjutnya.
b. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan
1) Dapat digunakan sebagai masukan dalam pengembangan ilmu kesehatan.
2) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian pelayanan
kesehatan pada keluarga dengan masalah kesehatan yang kompleks.
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis
Mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pemberian
pelayanan kesehatan pada keluarga dengan masalah kesehatan yang kompleks
b. Bagi tenaga medis
1) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pelayanan masalah
kesehatan pada keluarga
2) Membantu menerapkan pelayanan kesehatan pada keluarga
c. Bagi pasien dan keluarga pasien
Dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada keluarga tentang
penyakit nyeri punggung bawah, cara menangani dan permasalahan yang akan
terjadi apabila penanganannya yang salah

D. Gambaran Review Literatur

1. Pengertian nyeri punggung bawah miogenik


Low Back Pain miogenik merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional
yang tidak menyenangkan di daerah antara vertebra torakal 12 sampai dengan bagian
bawah pinggul atau lubang dubur yang timbul akibat adanya potensi kerusakan jaringan
antara lain dermis pembuluh darah, fasia, muskulus, tendon, kartilago, ligament, intra
artikuler meniscus, bursa (Paliyama, 2003).
NPB myogenic berhubungan dengan gangguan otot di daerah punggung bawah,
tendon, dan ligamen yang bisa timbul pada saat melakukan aktivitas sehari-hari secara
berlebihan, seperti duduk lama, mengangkat beban berat dengan cara yang salah,
dimana nyeri bersifat tumpul dan tidak menjalar ke tungkai (Pramita, 2015).

2. Etiologi

Kelainan nyeri punggung bawah miogenik sangat berhubungan dengan otot-otot


disekitar punggung bawah yang mengalami trauma. Beberapa hal yang dapat
menyebabkan kelainan nyeri punggung bawah adalah :

a. Ketegangan otot
Ketegangan otot dapat timbul disebabkan oleh sikap tegang yang konstan atau
berulang-ulang pada posisi yang sama sehinggaakan memendekkan otot-otot yang
akhirnya dapat menimbulkan nyeri. Nyeri juga dapat timbul karena adanya regangan
yang berlebihan pada perlekatan otot terhadap tulang.
b. Defisiensi otot
Defisiensi otot dapat disebabkan oleh kurangnya latihan dan gerak pada daerah
punggung sebagai akibat dari tirah baring yang lama.
c. Otot yang hipersensitif
Otot yang hipersensitif dapat menciptakan suatu daerah kecil yang apabila
dirangsang akan menimbulkan rasa nyeri pada daerah tertentu (trigger point). Titik ini
bila ditekan akan menimbulkan rasa nyeri bercampur rasa sedikit nyaman.

3. Patofisiologi

Nyeri merupakan rasa yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, nyeri
dapat bervariasi berdasarkan intensitasnya, kualitasnya, durasinya dan penjalaran.
Spasme otot yang terjadi di sini merupakan suatu mekanisme proteksi, karena spasme
otot akan membatasi gerakan sehingga dapat mencegah kerusakan yang lebih berat.
Namun dengan adanya spasme otot ini terjadi vasokontriksi pembuluh darah yang
menyebabkan iskemia dan sekaligus menjadi pemicu terjadinya nyeri (Meliala et all,
2003).

Pada low back pain (LBP) miogenik, aktivasi nosiseptor disebabkan oleh
rangsangan mekanik yang berupa kontraksi otot-otot punggung yang berlebihan dan
terus menerus untuk mempertahankan postur tubuh agar tetap tegak. Penggunaan otot
yang berlebihan ini menimbulkan ischemia dan inflamasi yang dapat meningkatkan
mediator kimiawi pada proses radang seperti histamine, serotonin, bradikinine dan lain-
lain. Mediator tersebut akan membuat sensitisasi nociceptorotot, akibatnya otot menjadi
sensitif yang ditandai dengan stimulasi otot ringan yang sebenarnya tidak menimbulkan
nyeri tetapi sudah mengakibatkan perasaan nyeri (Cameron, 1999).

Pada kasus low back pain aktivasi nosiceptor umumnya disebabkan oleh
rangsangan mekanik, yaitu penggunaan otot yang berlebihan (over use) yang dapat
terjadi pada saat tubuh diperhatikan dalam posisi statik atau posisi yang salah dalam
jangka waktu yang cukup lama dimana otot-otot di daerah punggung akan berkontraksi
untuk mempertahankan postur tubuh yang normal atau pada saat aktivitas atau gerakan
yang menimbulkan beban yang berlebihan pada otot-otot punggung bawah. (Sidharta,
1984).

4. Tanda dan gejala klinis

Penyakit degenerasi pada vertebra lumbal dapat terjadi tanpa memberikan gejala-
gejala yang jelas. Myogenik low back pain (LBP) akan menampakkan gejala klinis
berupa : (1) keluhan nyeri dan pegal di daerah punggung bawah kurang dapat
dilokasikan secara tepat, (2) timbul secara mendadak saat beraktivitas yang melampaui
batas kemampuan otonya, (3) nyeri bertambah saat beraktivitas, (4) terdapat spasme
otot di daerah punggung bawah, (5) kadang terdapat pembatasan mobilitas lingkup
gerak sendi dari lumbal (Wirawan, 1996).
Nyeri punggung bagian bawah kemungkinan terjadinya sementara atau tetap
dengan timbulnya rasa tumpul dan menyakitkan, berdenyut, atau tajam dan menikam
tergantung pada penyebab dan jenis nyeri.Terdapat beberapa jenis nyeri punggung
bagian bawah.Nyeri lokal terjadi di daerah khusus pada punggung bagian bawah.Hal ini
dapat disebabkan karena ketegangan otot punggung. Nyeri lokal biasanya sering
diringankan dengan cara merubah posisi agar tidak menetap pada posisi yang sama atau
dengan aktifitas ringan yang diikuti dengan peregangan. Spasme otot punggung bisa
terjadi karena tubuh bergerak pada cara yang tidak biasanya seperti menghindari
gerakan yang memicu timbulnya nyeri.

5. Prognosis

Kelainan nyeri punggung bawah miogenik ini prognosisnya baik, umumnya


sembuh dalam beberapa minggu jika dilakukan tindakan terapi secara dini
(R.B.Wirawan, 2004). Strain otot akan membaik dengan dapat mengendalikan aktifitas
fisik. Tirah baring sedikitnya dua hari akan menunjukkan efektifitas dalam mengurangi
nyeri punggung bawah. Ketika nyeri berkurang pasien dianjurkan untuk melakukan
aktivitas fisik ringan dan aktivitas mulai ditingkatkan setelah beberapa hari selama nyeri
tidak bertambah (Mirawati, 2006).
6. Tinjauan Sesuai Profesi
a. Penatalaksanaan Fisioterapi
Upaya kesehatan yang dapat diselenggarakan pada kasus nyeri
punggung bawah ini dengan pengutamaan peningkatan kesehatan
(promotif) dan pencegahan (preventif).
Tindakan yang dapat dilakukan yaitu pemberian pendidikan kesehatan
tentang pengertian nyeri punggug bawah, prevalensi nyeri punggung
bawah, penyebab nyeri punggung bawah, tanda dan gejala nyeri
punggung bawah, cara aktivitas yang benar dan latihan pada nyeri
punggung bawah.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
Pada kasus nyeri punggung bawah keperawatan berperan untuk
memberikan pendidikan (edukasi) seperti memberikan informasi
mengenai jenis makanan yang dapat mencegah nyeri punggung bawah.

Anda mungkin juga menyukai