Anda di halaman 1dari 177

MODUL

PRAKTEK RANGKAIAN
ELEKTRONIKA ANALOG LANJUT

Semester 4

Oleh :
Syaprudin, ST., MKom.
NIP. 19590503 198803 1003

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Syaprudin, Syukur Alhamdullilah bahwa buku panduan mata


kuliah Praktek Rangkaian Elektronika-2 jilid I, untuk semester 4,
Program Studi Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Jakarta, telah selesai disusun. Untuk mata
kuliah Praktek Rangkaian Elektronika-2 dan dalam kurun pembelajaran 1
semester kurang lebih 16 kali pertemuan, setiap pertemuan 4 Jam
pelajaran maka terkait dengal hal diatas buku ini dibuat menjadi 6 modul yang
terbagi berdasarkan judul modul yaitu Modul-1 Karakteristik dan Parameter Op-
Amp, Modul-2 Rangkaian Dasar Op-Amp, Modul-3 Pembangkit Sinyal
(Osilator), Modul-4 Rangkaian Detektor dan Driver, Modul-5 Rangkaian Filter
Aktif dan Modul-6 Rangkaian Sinyal Kondisi dan Kontrol. Semoga usaha dan
ichtiar penyususnan buku ini dapat bermanfaat untuk pengajar yaitu dosen
pembimbing atau instruktur dan mahasiswa sebagai peserta didik. Dalam
penyusunan modul ini kemungkinan masih banyak kekurangan, diharapkan saran
dan kritik dari rekan rekan pengajar, wasallam.

Depok 2012
Penyusun.

.
ii
.

DAFTAR ISI

Halaman
Sampul Depan ………………………………………………………………. i
Kata Pengantar ……………………………………………………………... ii
Daftar Isi …………………………………………………………………... iii

Modul-1 Karakteristik dan Parameter Op-Amp ..…………………………... 1


1. Pendahuluan …………………………….………………………… 2
2. Teori Dasar Karakteristik dan Parameter ……………….………... 5
3. Percobaan 1.1. Tegangan dan Arus Offset …………………....... 10
4. Percobaan 1.2. Resistansi Input dan Output . …. ………….......... 13
5. Percobaan 1.3. Common Mode Rejection Ratio ………………… 16
6. Percobaan 1.4. Gain Bandwidth ………..……………………….. 20
7. Percobaan 1.5. Slew Rate ………………………………………... 26
Modul-2 Rangkaian Dasar Op-Amp ……………………………………… 31
1. Pendahuluan ……………………………………………………… 32
1. Teori Dasar Rangkaian Dasar Op-Amp ………………………….. 35
3. Percobaan 2.1. Komparator, Subtractor, Differensial Amplifier … 41
4. Percobaan 2.2. Inverting- Non Inverting amp, Voltage Folower ... 45
5. Percobaan 2.3. Summing, S_Penguatan, S-Skala ………………… 51
6. Percobaan 2.4. Integrator, Differensiator ………………………... 57

Modul-3 Pembangkit Sinyal (Osilator) ……………………………………. 63


1. Pendahuluan ………………………………………………………. 64
2. Teori Dasar Pembangkit Sinyal (Osilator) …………………….. 68
3. Percobaan 3.1. Osilator Relaksasi dengan Op-Amp ………........... 71
4. Percobaan 3.2. Fungsi Generator dengan Op-Amp …………......... 76
5. Percobaan 3.3. RC Phase Shiff Osilator dengan Op-Amp ........….. 81
6. Percobaan 3.4. Wien Bridge Osilator dengan Op-Amp …........… 85

Modul-4 Rangkaian Detektor dan Driver ………………………………….. 89


1. Pendahuluan …………………………….………………………… 90
2. Teori Dasar Detektor dan Driver ……………………….………… 93
3. Percobaan 4.1. Driver Display …………........................................ 97
4. Percobaan 4.2. Window Detektor ……………………………….... 101
5. Percobaan 4.3. Driver Motor DC ……………………………......... 105

Modul-5 Rangkaian Filter Aktif …………………………………………... 108


1. Pendahuluan …………….………….…………………………….. 109
2. Teori Filter Aktif ………………………………………………… 112
3. Percobaan 5.1. Low Pass Filter ………........…............................... 116
4. Percobaan 5.2. High Pass Filter ………………………................. 122
5. Percobaan 5.3 Band Pass Filter ………………………………….. 126
6. Percobaan 5.4 Stop Band Pass Filter …………………………….. 130
iii
Modul-6 Rangkaian Sinyal Kondisi dan Kontrol …………………………... 134
1 Pendahuluan ………………………………………………………. 135
2 Teori Rangkaian Sinyal Kondisi dan Kontrol ……………………. 138
3 Percobaan 6.1. Zero Span ………........…....................................... 145
4 Percobaan 6.2. Voltage to Current Conventer …………................. 149
5 Percobaan 6.3 Curren to Voltage Conventer Floating ………….. 153
6 Percobaan 6.4 Error Amplifier …………………………………... 157
7 Percobaan 6.5 ON-OFF Controller …………………………….. 161

Daftar Pustaka ………………………………………………………………. 165


Contoh Cover Laporan ……………………………………………………… 166

iv
PRAKTEK RANGKAIAN
ELEKTRONIKA ANALOG 2

Semester 4

Modul 1
KARAKTERISTIK DAN PARAMETER OP-AMP
MATERI

Tegangan dan Arus Offset


Resistansi Input dan Output
Common Mode Rejection Ratio
Gain Bandwidth
Slew Rate

Oleh :
Syaprudin, ST., Mkom.
NIP. 19590503 198803 1003

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
TAHUN
Syaprudin_PREanalog_2012
1
2012

PENDAHULUAN
__________________________________________________________________

1. Tujuan.
Menghasilkan teknisi elektronika yang kompeten dalam memilih,
merencanakan dan merealisasikan rangkaian-rangkaian elektronika analog sesuai
spesifikasi dan fasilitas yang dipersyaratkan datasheet dari komponen-komponen
terkait.

2 Sasaran.
Setelah mengikuti mata kuliah ini peserta mampu mengenal karakteristik
komponen elektronika analog dan merencanakan, merealisasikan rangkaian-
rangkaian elektronika analog sesuai spesifikasi dan fasilitas yang dipersyaratkan
datasheet dari komponen-komponen terkait.

3 Deskripsi.

a. Nama Modul : Karakteristik dan Parameter Op-Amp

b. Ruang Lingkup Isi : 1. Tegangan dan Arus Offset


2. Resistansi Input dan Output
3. Common Mode Rejection Ratio
4. Gain Bandwidth
5. Slew Rate

c. Kaitan Modul : Modul ini digunakan sebagai modul pertama


tentang pembahasan karakteristik op-amp untuk
keperluan pada praktek modul lanjutan 2, 3, 4, 5,
6, 7 dan 8 untuk mata kuliah PRE_2.

d. Hasil yang diharapkan : Setelah memprakekakn modul ini siswa didik


diharapkan mampu
1. Membaca data spesifikasi dan parameter
op-amp yang dipergunakan.
2. Merencanakan rangkaian aplikasi sesuai
karakteristi dan parameter.
3. Membuat macam macam rangkaian yang
berbasis op-amp.

e. Manfaat di industri : Setelah mempelajari modul ini, peserta didik


diharapkan trampil untuk dapat
1. Berintegrasi dengan teknologi yang telah
diterapkan di industri dengan mudah
2. Melaksanakan jenis-jenis pekerjaan yang
dibutuhkan di industri

Syaprudin_PREanalog_2012
2
3. Mengembangkan kemampuan diri secara
mandiri untuk mengikuti perkembangan
teknologi elektronika yang semakin cepat

4 Prasyarat

Pengetahuan
a. Gambar teknik elektronika
b. Komponen elektronika diskrit (pasif dan aktif)
c. Rangkaian listrik ac dan dc
d. Teknik Ukur dan Pengukuran rangkaian listrik

Ketrampilan
a. Menggambar membaca rangkaian skematik rangkaian elektronika.
b. Menggunakan peralatan ukur (multimeter, Osiloskop, fungsi generator,
Power Supply Unit)
c. Merakit rangkaian pada papan percobaan.

5 Petunjuk Penggunaan Modul


Untuk Siswa
a. Bacalah modul dengan seksama, terutama pada bagian metoda mercobaan,
gunakan teknik membaca cepat dalam mempelajari modul.
1. Pahami tujuan, sasaran dalam mempelajari modul ini.
2. Kerjakan tugas yang terdapat didalamnya dengan pengetahuan dari
hasil percobaan.
3. Laporkan kemajuan yang telah dicapai kepada dosen pembimbing
atau instruktur sebelum melanjutkan ke modul berikutnya.
b. Bertanyalah kepada dosen pembimbing atau instruktur jika dianggap
perlu.
c. Usahakan menyelesaikan setiap modul lebih cepat dari waktu yang telah
ditetapkan.
d. Jika ada bagian yang belum di pahami, cobalah terlebih dahulu
mendiskusikan dengan teman yang sedang mengerjakan bagian yang
sama, sebelum bertanya pada dosen pembimbing atau instruktur, usahakan
mencari jawaban pada sumber lain.

Untuk Instruktur
a. Dosen pembimbing atau instruktur harus menguasai sepenuhnya isi
modul.
b. Dosen pembimbing atau instruktur harus mempunyai catatan kemajuan
setiap peserta didik dan dapat memikirkan sumber informasi lain yang
dapat disarankan kepada peserta didik.
c. dosen pembimbing atau instruktur hendaknya dapat meningkatkan
motivasi peserta didik setiap saat awal praktek pertengahan dan terakhir.
d. Peserta didik ditugaskan untuk membuat rangkuman setiap modul yang
telah dipraktekkan.

Syaprudin_PREanalog_2012
3
6 Pengelolaan Data Hasil Pengukuran
Tidak ada pengukuran yang menghasilkan ketelitian yang sempurna, tetapi
penting untuk mengetahui kete;itian yang sebenarnya dan bagaimana kesalahan
yang berbeda digunakan dalam pengukuran. Langkah yang perlu untuk
mengurangi kesalahan adalah mempelajari kesalahan kesalahan tersebut, dari hal
ini dapat ditentukan ketelitian hasil akhir. Kesalahan kesalahan yang terangkum
dalam data akhir pengukuran umumnya disebabkan dalam tiga jenis kesalahan
yaitu :
a. Gross Error (kesalahan umum)
b. Systematic Error (kesalahan sistematis)
c. Random Error ( kesalahan kesalahan yang disengaja)

Untuk mendapatkan nilai kesalahan dari data akhir pengukuran atau yang
terbaca umumnya data actual dikurangi data terbaca di bandinkan dengan data
actual, bentuk kesalahan umumnya ditulis dalam persentase yaitu:

actual  terbaca
% kesalahan  x100%
actual

Syaprudin_PREanalog_2012
4
TEORI DASAR
KARAKTERISTIK DAN PARAMETER
______________________________________________________

1 Operational-Amplifier
Operasinal Amplifier (Op-Amp) adalah Rangkaian Integrasi (IC), pada
dasarnya op-Amp terbagi menjadi tiga bagian utama yakni bagian input penguat
yang berupa penguat differensial, bagian tengah yang terdiri dari penguat
penyangga atau buffer dan bagian output yaitu penguat driver. Gambar symbol
dan bentuk fisik untuk tipe single Op-Amp ditunjukan pada gambar 2.1. Op-amp
741 memiliki dua input dan satu output dan op-amp ideal memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:
a. Open Loop gain tak terhingga 2
_ 7
b. Input resistansi tak terhingga 6
c. Output resistansi nol IC 741
d. Tidak ada arus dan tegangan driff 3
+
e. Band width (BW) tak terhingga. 4

Gambar 2.1. Simbol Op-Amp

Keterangan Terminal :
1 8
1. Offset null
2. Inverting 2 7
3. Non Inverting 3 6
4. –Vcc atau ground. 4 5
5. Offset null
6. Output
7. +Vcc
8. NC Non Conect Gambar 2.2. Bentuk Fisik Op-Amp

Tabel 2.1. Absolute Maximum Ratings.

Supply Voltage  22 V
Internal Power Dissipation 500 mW
Syaprudin_PREanalog_2012
5
Differential Input Voltage  30 V
Input Voltage  15 V

2 Electrical Characteristics.
Karakteristi elektrik Operasional Amplifier (Op-Amp) diberikan dalam
kombinasi harga typikal, minimum atau maksimum ditunjukan dalam table 2.2.

Tabel 2.2. Karakteristik elektrik Op-Amp 741. Vcc =  15 V, TA = 25C

Karakteristik Min Typ Max Unit

VIO Input Offset volatge 1 6 mV

IIO Input Offset current 20 200 nA

IIB Input Bias current 80 500 nA

VICR Common mode input voltage range  12  13 V

VOM Maximum peak output voltage swing  12  14 V

AD Large signal differential voltage ampl. 20.000 200.000

rI Input resistansi 0,3 2 M

ro Output resistansi 75 

CI Input Capasitansi 1.4 pF

CMMR Common mode rejection ratio 70 90 dB

ICC Supply current 1.7 2.8 mA

PD Total power dissipation. 50 85 mW

3 Resistansi Input dan Output.


Kelebihan op-amp adalah memiliki resistansi input yang besar dan
resistansi output yang kecil. Dalam rangkaian open loop memiliki resistansi input
typical sebesar 2 M, tetapi dalam rangkaian close loop kemungkinan nilai
Syaprudin_PREanalog_2012
6
resistansi mengecil sekitar 0,3 M atau 300K. Untuk resistansi output tertera
dalam table karakteristik elektrik sebesar 75  tidak ada maximum atau
minimum, dalam rangkaian close loop kemungkinan nilai resistansi output akan
berkurang. Gambar 2.2. ilustrasi resistansi input dan output.

RI RO

Gambar 2.2. Input Output Resistansi

4 Input Bias Current.


Secara teoritis resistansi input op-amp tak terhingga, artinya tidak akan
ada arus yang lewat, tetapi kenyataannya ada arus input yang mengalir pada kedua
input op-amp dalam orde nano-ampere sampai dengan mikro-ampere. Harga rata-
rata kedua arus itu dinamakam arus bias input (IIB) dalam table karakteristik
besarnya berkisar 80 – 500 nA
IIB   IIB 
IIB  IIB   IIB 
2
 IIO IIO
IIB  IIB  IIB   IIB  ......... ( 1 )
2 2

5 Input Offset Current.


Kedua arur input bias seharusnya sama besar, sehingga tegangan output
akan nol, tetapi kenyataannya tidak bias. Karena itu harus ditambahkan arus offset
input (IIO), untuk menjaga agar output tetap nol volt. dalam table karakteristik
besarnya berkisar 20 – 200 nA

VO (offset)  IIO Rf ........( 2 )

6 Input Offset Volatge.


Syaprudin_PREanalog_2012
7
Idealnya tegangan output op-amp nol bilamana kedua inputnya nol,
ketidak seimbangan rangkaian input dalam op-amp mengakibatkan munculnya
tegangan output. Dengan memberikan tegangan offset pada input (V IO), tegangan
keluaran dapat di nolkan kembali.
Rg  Rf
VO (offset)  VIO ........( 3 )
Rg

7 Common Mode Rejection Ratio.


Kemampuan op-amp untuk memperkuat tegangan differnsial dan menolak
tegangan yang tidak diharapkan disebut common mode rejection ratio (CMRR).
Dari besaran AD dan AC dapat dihitung besaran dari CMRR seperti yang
ditunjukan pada rumus 4. tambah tinggi nilai CMRR maka akan lebih baik
penolakannya.
Vo Vo AD
AD  AC  CMRR (dB)  20 log ........( 4 )
VD VC AC

8 Parameter Operasi.
Parameter Operasi diberikan dalam harga typikal, ditunjukan dalam table 2.3.
Tabel 2.3. Karakteristik Kerja Op-Amp 741. Vcc =  15 V, TA = 25C

Parameter Min Typ Max Unit

SR Slew rate at unity gain 0,5 V/s

B1 Unity gain bandwidth 1 MHz

Tr Rise Time 0,3 s

9 Gain-Bandwidth.
Penguatan tegangan akan berkurang apabila frekuensi bertambah besar
dikarenakan adanya rangkaian kompensasi internal didalam op-amp. Gambar 2.3.
menunjukan plot gain fungsi frekuensi untuk typical op-amp, pada frekuensi
rendah penguatan adalah Penguatan tegangan differensial (A D) dan apabila
frekuensi diperbesar mengakibatkan penguatan berkuran sampai 2.3. (unit),
frekuensi pada gain 1 disebut unity gain frekuensi (f1) dan lebar band pada
frekuensi ini disebut unity gain bandwidth ( B1).

Syaprudin_PREanalog_2012
8
AD
0,707 AD
f1 = B 1

f1 = AD fc ………..( 5 )

0,707 = -3dB

0 fc f1
B1
1
Gambar 2.3. Gain Versus Frekuensi

10 Slew Rate, SR.


Rangkaian close loop apabila diberi tegangan pulsa pada inputnya maka
output rangkaian kemungkinan tidak berbentuk pulsa seperti input tetapi memiliki
sudut kemiringan yang besarnya dalam parameter disebut slew rate (SR) contoh
ilustrasi di perlihatkan pada gambar 2.4. besarnya nilai dari SR adalah
perbandingan perubahan output (Vo) dengan perubahan waktu (t).

VIN VO

VO

T(s) T(s)
t
Gambar 2.4. Slew Rate, Perubahan Input menjadi Output

ΔVo
SR  ( V/ μs ) .................( 6 )
Δt

Syaprudin_PREanalog_2012
9
PERCOBAAN 1.1
TEGANGAN DAN ARUS OFFSET
__________________________________________________________________

1. Tujuan dan Manfaat Praktek


Tujuan :
a. Mengukur Tegangan input offset, Arus input Offset
b. Mengukur Tegangan output rangkaian.
Manfaat :
a. Dapat menjelaskan keterbatasan op-amp akan dengan adanya input offset.
b. Dapat mengurangi pengaruh input offset pada rangkaian op-amp.

2. Rangkaian Praktek.

100K 100K

(a) (b) +Vcc


+Vcc

_ _

+ Rp +
Rp IIN
–Vcc –Vcc
SW SW
22 22 VO
VO
K K VIN
V1 + V1 +
_ _

Gambar 1.1. (a) Current input Offset (b) Voltage input Offset

3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.
Bahan / Komponen Alat / Instrumen
Nama Jumlah Nama Jumlah
IC Op-Amp 741 1 PSU Dual Trace 1

Potensiometer 10K 1 PSU Single Trace 1

Syaprudin_PREanalog_2012
10
Resistor 22K, 100K @1 Multimeter 2

Papan Percobaan 1

b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 1.1. (a). Vcc= ±15 V dan V1=1,5 V SW=OFF.
2. Ukurlah arus input dan tegangan output (Vo) dan catatlah dalam table 1.1.
3. Hubungkan SW=ON, aturlah Rp sampai Vo = 0 volt
4. Ukurlah arus input ( Current input offset) dan catatlah dalam table 1.1.
5. Rakitlah rangkaian gambar 1.1.(b). Vcc= ±15 V dan V1= 1,5 V SW=OFF.
6. Ukur tegangan input dan tegangan output (Vo) dan catatlah dalam table
1.2.
7. Hubungkan SW=ON, aturlah Rp sampai Vo = 0 volt
8. Ukur tegangan input ( Voltage input offset) dan catatlah dalam table 1.2.

c. Data Hasil Pengukuran.


Tabel 1.1. Data Pengukuran Current Input Offset
Iin Vout1 Iin (offset) Vout

Tabel 1.2. Data Pengukuran Voltage Input Offset


Vin Vout2 Vin (offset) Vout

Dari data sheet atau spsifikasi op-amp yang dipergunakan catatlah Arus dan
tegangan input offset dalam table 3.3.
Tabel 1.3. Data Spesifikasi Tegangan dan Arus Offset
Iin (offset) Vin (offset) Vout (offset)

4. Hasil Praktek dan Pembahasan.


Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:
Tabel 1.4. Pembahasan Teori dan Praktek Tegangan dan Arus Offset
(%)
Besaran Teori Praktek Keterangan
Kesalahan
Iin (offset)

Syaprudin_PREanalog_2012
11
Vin (offset)

Vout (offset)

5. Tugas Hasil Praktek.


a. Apakah yang menyebabkan terjadinya arus offset
b. Apakah yang menyebabkan terjadinya tegangan offset
c. Bagaimana cara menggatasinya
d. Jelaskan apa yang terjadi pada output, apabila Input offset tidak diperbaiki.

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.


a.

b.

c.

d.

7. Kesimpulan

Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.
Syaprudin_PREanalog_2012
12
( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM :

PERCOBAAN 1.2
RESISTANSI INPUT DAN OUTPUT
__________________________________________________________________

1. Tujuan dan Manfaat Praktek


Tujuan :
a. Mengukur Resistansi Input dan Output Op-Amp.
b. Mengukur Tegangan Input dan Output Rangkaian.
Manfaat :
a. Dapat menjelaskan kelebihan op-amp akan adanya resistansi input dan
output.
b. Dapat menentukan resistansi input dan output dengan cara yang praktis.

2. Rangkaian Praktek.

Gambar 1.1.
(a) Resistansi input Offset
(b) Resistansi output

3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.

Syaprudin_PREanalog_2012
13
Bahan / Komponen Alat / Instrumen
Jumla Jumla
Nama Nama
h h
IC Op-Amp 741 1 PSU Dual Trace 1
Dekade Resistor 1 Osiloskop 1
Resistor 10K, 100K @1 Fungsi Generator 1
Kapasitor 1F 1 Papan Percobaan 1

b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 1.1.(a). Vcc = ±15 volt. SW=ON.
2. Hubungkan FG ke Vin dan hubungkan Osilskop ke Vout
3. Setting Frekuensi 100Hz Gelombang sinus, dan aturlah amplitudo
maximum Vout normal. Catatlah besar Vo 1 (Vpp) dalam table 1.1.
4. SW=OFF, aturlah decade resistor sehingga Vo 2 = ½ Vo 1
5. Catatlah besar resistansi decade yang ditunjukan ( Resistansi input
op-amp) catatlah dalam table 1.1.
6. Rakitlah rangkaian gambar 1.1.(b). Vcc = ±15 volt. SW=OFF
7. Ukurlah Vin dan Vo 1 dan catatlah dalam table 1.2.
8. Hubungkan SW=ON, aturlah decade resistor sehingga Vo 2 = ½
Vo 1
9. Catatlah besar resistansi decade yang ditunjukan ( Resistansi
output op-amp) catatlah dalam table 1.2.

c. Data Hasil Pengamatan


Tabel 1.1. Data Pengukuran Resistansi Input.
Vin Vo 1 Vo 2 Rin (K)

Tabel 1.2. Data Pengukuran Resistansi Output


Vin Vo 1 Vo 2 Rout ()

d. Pengelolaan Data
Dari data sheet atau spsifikasi op-amp yang dipergunakan catatlah Rin dan
Rout dalam table 1.3.
Tabel 1.3. Data Spesifikasi Rin dan Rout
Rin (K) Rout ()

Syaprudin_PREanalog_2012
14
4. Hasil Praktek dan Pembahasan.
Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:
Tabel 1.4. Pembahasan Teori dan Praktek Slew Rate
(%)
Besaran Teori Praktek Keterangan
Kesalahan

Rin (K)

Rout ()
5. Tugas Hasil Praktek.
a. Apa yang dimaksud amplitudo maximum Vout normal.
b. Mengapa decade resistor diatur sehingga Vo 2 = ½ Vo 1
c. Jelaskan, mengapa pada op-amp memiliki Rin >> Rout

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.


a.

b.

c.

7. Kesimpulan

Syaprudin_PREanalog_2012
15
Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM :

PERCOBAAN 1.3
COMMON MODE REJECTION RATIO
__________________________________________________________________

1. Tujuan dan Manfaat Praktek


Tujuan :
a. Mengukur differensial input-output dan common mode input-output.
b. Menghitung penguatan differensial (AD) dan penguatan common mode
(AC).
Manfaat :
a. Dapat membuktikan Common Mode Rejection Ratio (CMRR) Op-Amp
yang dipergunakan.

2. Rangkaian Praktek.

Syaprudin_PREanalog_2012
16
Gambar 1.1.
(a) Diffrensial Mode
(b) Common Mode

3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.
Bahan / Komponen Alat / Instrumen
Jumla Jumla
Nama Nama
h h
IC Op-Amp 741 1 PSU 1

BNC to Crocodile 2 Fungsi Generator 1


Socet T BNC 1 Osiloskop 1
Kabel penghubung. Papan Percobaan 1

b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 1.1.(a). Vcc = ±15 volt.
2. Hubungkan Osiloskop CH 1 Input (VD) dan CH2 output (Vo)
3. Hubungkan Fungsi Generator gelombang sinus dan Frekuensi (F) =
1 KHz.
4. Aturlah Amplitudo FG, sehingga output full bentuk sinus.
5. Gambarkan Bentuk Gelombang VD dan Vo catatlah volt/ div dan
time/ div.
6. Ulangi untuk gambar 1.1. (b). mengukur VC dan Vo.

c. Data Hasil Pengamatan.

Syaprudin_PREanalog_2012
17
Gambar 1.2. Bentuk Gelombang VD dan VO Diffrensial-Mode

Gambar 1.3. Bentuk Gelombang VC dan VO Common-Mode.

 Dari keempat gambar diatas Hitunglah VD, VC dan Vo dalam besaran Vpp
 Hitunglah Penguatan Differensial mode (AD), penguatan Common mode (AC)
dan CMRR (dB) dengan rumus 4.
Tabel 1.1. Pengukuan Diffrensial Mode dan Common Mode

CMRR
VD (Vpp) VO (Vpp) AD VC (Vpp) VO (Vpp) AC
(dB)

d. Pengelolaan Data.
Syaprudin_PREanalog_2012
18
Dari data sheet atau spsifikasi op-amp yang dipergunakan diketahui untuk
besaran besaran AD dan CMRR (dB) Hitunglah Secara Teori besaran AC dan catat
dalam table 1.2. Perhitungan Differensial Mode dan Common Mode.

Tabel 1.2. Perhitungan Diffrensial Mode dan Common Mode


AD AC CMRR (dB)

5.4. Hasil Praktek dan Pembahasan.


Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3. Pembahasan Teori dan Praktek CMRR


(%)
Besaran Teori Praktek Keterangan
Kesalahan

AD

AC

CMRR (dB)

5. Tugas Hasil Praktek.


a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan AD
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan AC
c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan CMRR

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.


a.

Syaprudin_PREanalog_2012
19
b.

c.

7. Kesimpulan

Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM :

PERCOBAAN 1.4
GAIN DAN BANDWIDTH
__________________________________________________________________

1. Tujuan dan Manfaat Praktek


Syaprudin_PREanalog_2012
20
Tujuan :
a. Mengukur tegangan input dan output dalam rangkaian loop terbuka dan
tertutup untuk perubahan frekuensi.
b. Menghitung penguatan loop terbuka (AVOL) dan loop tertutup (AVCL).

Manfaat :
a. Dapat menggambarkan kurva bandwidth dari rangkaian loop terbuka
(AVOL) dan loop tertutup (AVCL).
b. Dapat menentukan frekuensi cut-off (fc) dan membandingkan dengan
parameter data sheet.

2. Rangkaian Praktek.

Gambar 1.1.
(a) Rangkaian loop terbuka AVOL
(b) Rangkaian loop tertutup AVCL.

3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.
Bahan / Komponen Alat / Instrumen
Jumla Jumla
Nama Nama
h h
IC Op-Amp 741 1 PSU 1
Resistor 10K, 100K @1 Fungsi Generator 1
BNC to Crocodile 2 Osiloskop 1
Socet T BNC 1 Papan Percobaan 1

b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 1.1(a). loop terbuka AVOL dan Vcc = ±15 volt.
2. Hubungkan Osiloskop CH 1 Input (VIN) dan CH2 output (Vo)

Syaprudin_PREanalog_2012
21
3. Hubungkan Fungsi Generator gelombang sinus dan Frekuensi (F) = 1
KHz.
4. Aturlah Amplitudo FG, sehingga output full bentuk sinus.
5. Gambarkan Bentuk Gelombang VIN dan Vo catatlah volt/ div dan time/
div.
6. Aturlah Frekuensi FG seperti dalam table 1.1, catatlah VIN dan Vo
7. Ulangi untuk gambar 1.1. (b) loop tertutup AVCL. (gambar 1.3. table 1.2.)

c. Data Hasil Pengukuran.


Tabel 1.1. Pengukuan Penguatan loop terbuka AVOL

F (Hz) VIN (Vpp) VO (Vpp) AVOL AVOL (dB)

10

50

100

500

1K

5K

10K

50K

100K

500K

1M

5M

10M

 Hitunglah Penguatan loop terbuka AVOL dan AVOL (dB).

Syaprudin_PREanalog_2012
22
Gambar 1.2. Bentuk Gelombang VIN dan VO Penguat Loop Terbuka

Tabel 1.2. Pengukuan Penguatan loop tertutup AVCL.

F (Hz) VIN (Vpp) VO (Vpp) AVCL AVCL (dB)

10

50

100

500

1K

5K

10K

50K

100K

500K

1M

5M

10M

Syaprudin_PREanalog_2012
23
 Hitunglah Penguatan loop tertutup AVCL dan AVCL.(dB)

Gambar 1.3. Bentuk Gelombang VIN dan VO Penguat Loop Tertutup.


 Dari table 1.1 gambarkan kurva bandwidh untuk Penguatan loop terbuka
( AVOL (dB) fungsi F(Hz).

Gambar 1.4. kurva bandwidh Penguatan loop terbuka


 Dari table 1.2. gambarkan kurva bandwidh untuk Penguatan loop tertutp
(AVCL (dB) fungsi F(Hz).

Syaprudin_PREanalog_2012
24
Gambar 1.5. kurva bandwidh Penguatan loop tertutup

Dari kedua gambar kurva penguatan tentukan frekuensi unity (f1) dan frekuensi
cutoff (fc). Catatlah dalam table 1.3.
Tabel 1.3. Data Pengukuran frekuensi unity (f1) dan frekuensi cutoff (fc).

Rangkaian f1 (Hz) fc (Hz)


Loop Terbuka

Loop Tertutup

d. Pengelolaan Data.
Dari data sheet atau spsifikasi op-amp yang dipergunakan catatlah besaran
frekuensi unity (f1) dan frekuensi cutoff (fc). Catatlah dalam table 1.4.

Tabel 1.4. Data Spesifikasi frekuensi unity (f1) dan frekuensi cutoff (fc).

Rangkaian f1 (Hz) fc (Hz)


Loop Terbuka

Loop Tertutup

4. Hasil Praktek dan Pembahasan.


Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:

Tabel 1.5. Pembahasan Teori dan Praktek untuk Gain dan Bandwidth

Syaprudin_PREanalog_2012
25
(%)
Besaran Teori Praktek Keterangan
Kesalahan
f1
(Hz)
Loop Terbuka
fc
(Hz)
f1
(Hz)
Loop Tertutup
fc
(Hz)

5. Tugas Hasil Praktek.


a. Jelaskan besar penguatan maximum pada rangkaian open loop dan close
loop.
b. Jelaskan dimana rangkaian open loop banyak dipergunakan.

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.


a.

b.

7. Kesimpulan

Syaprudin_PREanalog_2012
26
Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM :

PERCOBAAN 1.5
SLEW RATE (SR)
__________________________________________________________________

1. Tujuan dan Manfaat Praktek


Tujuan :
a. Mengukur pulsa tegangan input dan output dalam rangkaian loop tertutup.
b. Menghitung sudut kemiringan tegangan output (slop) Vo/t.
Manfaat :
a. Dapat menjelaskan keterbatasan op-amp akan slew rate.
b. Dapat menjelaskan kegunaan besaran parameter slew rate dalam data
sheet.

2. Rangkaian Praktek.

Syaprudin_PREanalog_2012
27
Gambar 1.1. Rangkaian loop tertutup

3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.
Bahan / Komponen Alat / Instrumen
Jumla Jumla
Nama Nama
h h
IC Op-Amp 741 1 PSU 1
Resistor 10K, 100K @1 Fungsi Generator (FG) 1
BNC to Crocodile 2 Osiloskop 1
Socet T BNC 1 Papan Percobaan 1

b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 1.1. loop terbuka AVOL dan Vcc = ±15
volt.
2. Hubungkan Osiloskop CH 1 Input (VIN) dan CH2 output (Vo)
3. Hubungkan FG gelombang segiempat dan Frekuensi (F) = 10 KHz.
4. Aturlah Amplitudo FG, VIN = 1 Vpp.
5. Gambarkan Bentuk Gelombang VIN dan Vo catatlah volt/ div dan
time/ div.
6. Ulangi untuk Frekuensi (F) seperti dalam table 1.1.

c. Data Hasil Pengamatan.

Syaprudin_PREanalog_2012
28
Gambar 1.2. Bentuk Gelombang VIN dan VO Frekuensi (F) = 100 Hz.

Gambar 1.3. Bentuk Gelombang VIN dan VO Frekuensi (F) = 1 KHz.

Syaprudin_PREanalog_2012
29
Gambar 1.4. Bentuk Gelombang VIN dan VO Frekuensi (F) = 10 KHz.

Gambar 1.5. Bentuk Gelombang VIN dan VO Frekuensi (F) = 100 KHz.

 Dari keempat gambar Vo, hitunglah SR. Catatlah dalam table 1.1.
Tabel 1.1.
Data Pengukuran Slew Rtae

Rangkaian f = 100 Hz f = 1 KHz f = 50 KHz f = 100 KHz

SR

Syaprudin_PREanalog_2012
30
d. Pengelolaan Data.
Dari data sheet atau spsifikasi op-amp yang dipergunakan catatlah dalam
table 1.2 besaran SR.

Tabel 1.2. Data Spesifikasi Slew Rate


Rangkaian f = 100 Hz f = 1 KHz f = 50 KHz f = 100 KHz

SR

4. Hasil Praktek dan Pembahasan.


Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3. Pembahasan Teori dan Praktek Slew Rate


(%)
SR Teori Praktek Keterangan
Kesalahan

f = 100 Hz

f = 1 KHz

f = 10 KHz

f = 100 KHz

5. Tugas Hasil Praktek.


a. Jelaskan apa yang terjadi bila frekuensi bertambah atau berkurang.
b. Jelaskan keterbatasan op-amp dengan terjadinya slew rate.
c. Jelaskan kegunaan besaran parameter slew rate dalam data sheet.

Syaprudin_PREanalog_2012
31
6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.
a.

b.

c.

7. Kesimpulan

Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
Syaprudin_PREanalog_2012
32
NIP : NIM :

PRAKTEK RANGKAIAN
ELEKTRONIKA ANALOG 2

Semester 4

Modul 2
RANGKAIAN DASAR OPERASIONAL AMPLIFIER

MATERI

Komparator, Subtractor, Differensial Amplifier.


Inverting Amplifier, Non Inverting Amplifier, Voltage Folower.
Summing, Summing dengan Penguatan, Summing dengan Skala
Integrator, Differensiator

Oleh :
Syaprudin, ST., Mkom.
NIP. 19590503 198803 1003

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
TAHUN
Syaprudin_PREanalog_2012
33
2012

PENDAHULUAN
__________________________________________________________________

1. Tujuan.
Menghasilkan teknisi elektronika yang kompeten dalam memilih,
merencanakan dan merealisasikan rangkaian-rangkaian elektronika analog sesuai
spesifikasi dan fasilitas yang dipersyaratkan datasheet dari komponen-komponen
terkait.

2 Sasaran.
Setelah mengikuti mata kuliah ini peserta mampu merencanakan,
merealisasikan rangkaian-rangkaian elektronika analog sesuai kebutuhan
peralatan di dunia industri.

3 Deskripsi.
a. Nama Modul : Rangkaian Op-Amp Dasar.

b. Ruang Lingkup Isi : 1. Komparator, Subtractor, Differensial


Amplifier.
2. Inverting Amplifier, Non Inverting
Amplifier, Voltage Folower.
3. Summing, Summing dengan Penguatan,
Summing dengan Skala
4. Integrator, Differensiator
c. Kaitan Modul : Modul ini digunakan sebagai modul kedua
tentang rangkaian dasar operasional amplifier
untuk persiapan ke modul aplkasi op-amp dalam
mata kuliah PREAnalog 2

d. Hasil yang diharapkan : Setelah memprakekakn modul ini siswa didik


diharapkan mampu
1. Membaca data spesifikasi dan parameter
op-amp yang dipergunakan.
2. Mahir dan trampil melakukan kegiatan
praktek rangkaian op-amp dasar.
3. Membuat macam macam aplikasi
rangkaian op-amp.

e. Manfaat di industri : Setelah mempelajari modul ini, peserta didik


diharapkan trampil untuk dapat
1. Berintegrasi dengan teknologi yang telah
diterapkan di industri dengan mudah
2. Melaksanakan jenis-jenis pekerjaan yang
dibutuhkan di industri.

Syaprudin_PREanalog_2012
34
3. Mengembangkan kemampuan diri secara
mandiri untuk mengikuti perkembangan
teknologi elektronika yang semakin cepat.

4 Prasyarat

Pengetahuan
a. Gambar teknik elektronika
b. Komponen elektronika diskrit (pasif dan aktif)
c. Rangkaian listrik ac dan dc
d. Teknik Ukur dan Pengukuran rangkaian listrik

Ketrampilan
a. Menggambar membaca rangkaian skematik rangkaian
elektronika.
b. Menggunakan peralatan ukur (multimeter, Osiloskop,
fungsi generator, Power Supply Unit)
c. Merakit rangkaian pada papan percobaan.

5 Petunjuk Penggunaan Modul


Untuk Siswa
a. Bacalah modul dengan seksama, terutama pada bagian metoda mercobaan,
gunakan teknik membaca cepat dalam mempelajari modul.
b. Pahami tujuan, sasaran dalam mempelajari modul ini.
c. Kerjakan tugas yang terdapat didalamnya dengan pengetahuan dari hasil
percobaan.
d. Laporkan kemajuan yang telah dicapai kepada dosen pembimbing atau
instruktur sebelum melanjutkan ke modul berikutnya.
e. Bertanyalah kepada dosen pembimbing atau instruktur jika dianggap
perlu.
f. Usahakan menyelesaikan setiap modul lebih cepat dari waktu yang telah
ditetapkan.
g. Jika ada bagian yang belum di pahami, cobalah terlebih dahulu
mendiskusikan dengan teman yang sedang mengerjakan bagian yang
sama, sebelum bertanya pada dosen pembimbing atau instruktur, usahakan
mencari jawaban pada sumber lain.

Untuk Instruktur
a. Dosen pembimbing atau instruktur harus menguasai sepenuhnya isi modul.
b. Dosen pembimbing atau instruktur harus mempunyai catatan kemajuan
setiap peserta didik dan dapat memikirkan sumber informasi lain yang
dapat disarankan kepada peserta didik.
c. dosen pembimbing atau instruktur hendaknya dapat meningkatkan
motivasi peserta didik setiap saat awal praktek pertengahan dan terakhir.
d. Peserta didik ditugaskan untuk membuat rangkuman setiap modul yang
telah dipraktekkan.

Syaprudin_PREanalog_2012
35
6 Pengelolaan Data Hasil Pengukuran
Tidak ada pengukuran yang menghasilkan ketelitian yang sempurna, tetapi
penting untuk mengetahui kete;itian yang sebenarnya dan bagaimana kesalahan
yang berbeda digunakan dalam pengukuran. Langkah yang perlu untuk
mengurangi kesalahan adalah mempelajari kesalahan kesalahan tersebut, dari hal
ini dapat ditentukan ketelitian hasil akhir. Kesalahan kesalahan yang terangkum
dalam data akhir pengukuran umumnya disebabkan dalam tiga jenis kesalahan
yaitu :
a. Gross Error (kesalahan umum)
b. Systematic Error (kesalahan sistematis)
c. Random Error ( kesalahan kesalahan yang disengaja)

Untuk mendapatkan nilai kesalahan dari data akhir pengukuran atau yang
terbaca umumnya data actual dikurangi data terbaca di bandinkan dengan data
actual, bentuk kesalahan umumnya ditulis dalam persentase yaitu:

actual  terbaca
% kesalahan  x100%
actual

Syaprudin_PREanalog_2012
36
TEORI
RANGKAIAN OP-AMP DASAR
____________________________________________
1. Differensial Operasional.
Penguat differesial adalah rangkain pre-amp yang ada dalam blok diagran
op-amp atau rangkaian input op-amp, bentuk dasar rangkaian ditunjukan pada
gambar 2.1. rangkaian ini terdiri dari dua rangkaian switching transistor (praktek
KPEA1 modul 3), apabila komponen ideal V1=V2 maka Vo = 0, tetapi dalam
praktek tidak akan terjadi dimana Vo 0 atau disebut dalam praktek dibutuhkan
tegangan offset (praktek modul 1).
VCC

IC IC
VO

IB IB
VI V2

Gambar 2.1. Differensial Input

Opersai dari rangkaian differensial dapat dimanfaatkan sebagai penguatan


diferensial (differensial Amplifier), pengurangan tegangan (subtraction) dan
pembanding (komparator).

a. Komparator.

Syaprudin_PREanalog_2012
37
Rangkaian komparator akan membandingkan besaran tegangan input V1
dengan tegangan input V2. dalam konfigurasi yang paling sederhana yaitu mode
open loop gambar 2.2.a. apabila ada sedikit perbedaan (differnsial) diantara V1
dan V2 maka tegangan output akan menuju saturasi (+Vcc atau –Vcc) arah
saturasi ditentukan oleh selisih polaritas sinyal input. Visualisasi proses terjadi Vo.
Dimana V1 = gelombang sinus (pp) dan V2=0V gambar 2.2.b.

(a) (b) VO
+Vcc +VCC
R1 VI
VI _
VO
IC 741 V2
V2 R2 +

–Vcc -VCC

Gambar 2.2. (a) Komparator (b) Visualisasi Proses


Vo =Vsat (V2-V1) ……….. ( 1 )

b. Subtraction.
Rangkaian komparator bekerja apabila ada selisih tegangan input, maka
rangkaian komparator dapat dipergunakan sebagai rangkaian pengurang
(subtraction) skematik rangkaian ditunjukan pada gambar 2.3.
Rf

Rf  Rg   R1  Rf 
Vo   V1     V2 +Vcc
R1  R2  Rg   R1  R1
VI _
Bilamana nilai R1=R2=Rf=Rg VO
IC 741
maka Vo = -V1 + V2 R2
V2 +
atau Vo= V2 – V1………….. (2 )
–Vcc
Rg

Gambar 2.3. Subtraction

c. Differensial Amplifier.
Rangkaian subtraction apabila nilai Rf dan Rg diperbesar maka berfungsi
sebagai differensial amplifier.
Vo= ( V2 – V1 ) Av ………….. (3 )
Syaprudin_PREanalog_2012
38
2. Op-Amp Dasar
Karakteristik operasional amplifier yang menguntungkan, sehingga Op-
Amp dapat dioperasikan dalam bermacam-macam bentuk rangkaian aplikasi yang
bermanfaat. Rangaian Op-Amp dasar merupakan rangkaian praktis sebagai dasar
untuk rangkaian-rangkaian aplikasi selanjutnya.

Gambar 2.4
(a) Inverting
(b) Non Inverting
(c) Voltage Follower

a. Inverting Amplifier.
Rangkaian Op-Amp dengan penguatan yang konstan dimana sinyal input
diberikan ke input inverting (-) dan input non inverting (+) dihubungkan ke
grounded disebut inverting amplifier, ditunjukan pada gambar 2.4.a tegangan
output merupakan hasil kali tegangan input dengan penguatan yang konstan.
Pengaturan input resistor (R1) dan feedback resistor (Rf), tegangan keluaran (Vo)
merupakan kebalikan (inverted atau tanda negatif) dari tegangan input. Besaran
penguatan (Av) dan tegangan output diberikan oleh persamaan 4.
Rf Rf
Av   Vo   Vi .......... ....... (4 )
R1 R1
b. Non-Inverting Amplifier.
Rangkaian gambar 2.4.b. adalah rangkaian Non-Inverting amplifier
dimana sinyal input diberikan ke non-input inverting (+) dan input inverting (-)
dihubungkan ke grounded. Sinyal output tidak membalik. Besaran tegangan
output diberikan oleh persamaan 5.

Syaprudin_PREanalog_2012
39
Rf  Rf 
Av  1  Vo  1  Vi ................. ( 5 )
R1  R1 

c. Voltage Follower (Buffer).


Rangkaian gambar 2.4.c. adalah rangkaian voltage follower menyediakan
penguatan (Av)=1. tidak ada perubahan bentuk sinyal. Dari persamaan 4.
bilamana R1=~ dan Rf=0 maka persamaan voltage follower adalah sebagai
berikut:
Av = 1 Vo = Vi ………….( 6 )
3. Summing dengan Op-Amp.
Rangkaian summing banyak dipergunakan sebagai rangkaian komputer
analog dapat melakukang penjumlahan dari beberapa bilangan. Bentuk summing
dapat dirancang apakah penjumlahan biasa, penjumlahan dengan penguat dan
penjumlahan yang berskala dengan cara mengatur besaran komponen
pendukungnya dalam hal ini nilai resistor. Skematik rangkaian summing
diperlihatkan pada gambar 2.5. Op-Amp pertama berfungsi sebagai penjumlahan
dan Op-Amp kedua berfungsi sebagai inverting -Vout 1 menjadi Vout 2.

R1 Rf
Va
R

+Vcc
R2
Vb +Vcc
_ R
R3 _
Vc IC 741 Vout 2
+ Vout 1 IC 741
R4 +
Vd

–Vcc
–Vcc

Gaambar 2.5. Rangkaian Summing denan 4 Input

 Va Vb Vc Vd 
Vout 1  - Rf     
 R1 R2 R3 R4 
 Va Vb Vc Vd 
Vout 2  Rf      .............(7.)
 R1 R2 R3 R4 

a. Summing.
Rangkaian Summing atau Rangkaian penjumlahan biasa, berfungsi untuk
menjumlahkan bebrapa tegangan input yang tak tergantung satu dengan lainnya,
Syaprudin_PREanalog_2012
40
persyaratan yang harus dipenuhi adalah R1=R2=R3=R4=Rf, maka persamaan 7.
menjadi sebagai berikut:
Vout = Va + Vb + Vc + Vd ………. (8)

b. Summing Amplifier.
Rangkaian Summing amplifier adalah rangkaian penjumlah dengan
penguatan dapat dirakit dengan memperbesar nilai resistansi Rf, apabila
diinginkan penguatan dimisalkan 5x maka perbandingan Rf/R = 5 dan untuk
besaran R1=R2=R3=R4=R maka Vout menjadi :
Rf
Vout  Vout 2 ............... ( 9.)
R
c. Summing dengan Skala.
Pemakaian summing amplifier dapat digunakan sebagai isyarat untuk
besaran inputyang konstan dimana memberikan respon outputyang berbeda dari
input input lainnya rangkaian ini dinamakan summing dengan skala dimana
rangkaian perlu diberikan penguatan yang berbeda sesuai dengan urutan skala
(dimisalkan 1 ; 2 ; 4 dan 8) urutan skala ini merupakan perbandingan antara
Rf/R= Av. Rumus yang dipergunakan ialah rumus 7.

4. Integrator dan Differensiator


Rangkaian integrator dan differensiator termasuk rangkain pengolahan
sinyal dimana rangkaian mampu merubah bentuk tegangan input, menjadi bentuk
lain pada tegangan output. Rangkaian dasar dari integrator dan diferensiator
adalah rangkaian RC. Ditunjukan pada gambar 2.6.

Vin Vout

Gambar 2.6. Integrator pasif

Vin Vout

Syaprudin_PREanalog_2012
41

Gambar 2.7. Differensiator pasif


C R

+Vcc +Vcc
C
Vin R Vin
_ _

IC 741 IC 741
+ Vout + Vout

–Vcc –Vcc

Gambar 2.8. Integrator Aktif Gambar 2.9. Differensiator Aktif

a. Integrator.
Rangkaian integrator secara kontinyu menjumlahkan besaran yang akan
diukur selama selang waktu yang diberikan. Rangkaian integrator dasar gambar
2.8. tegangan input (Vi) bentuk pulsa atau segi empat, menyatakan tegangan yang
tetap selama perioda (t) menghasilkan tegangan output (Vo) segi tiga.
Disaat tegangan input tinggi kapasitor akan mulai mengisi secara linier
selama perioda (t). disaat tegangan input nol, tegangan output juga akan menurun
secara linier. Karena op-amp bekerja pada mode inverting Tegangan output akan
berbalik fasa. Besarnya tegangan output diberikan dengan persamaan berikut:
t
1
RC 0
Vout   dVin dt...............(10)

b. Differensiator
Kebalikan konsep integrator adalah differensiator. Rangkaian
differensiator dasar gambar 2.9. tegangan input (Vi) bentuk ) segi tiga,
menyatakan tegangan yang tetap selama perioda (t) menghasilkan tegangan output

Syaprudin_PREanalog_2012
42
(Vo) pulsa atau segi empat Besarnya tegangan output diberikan dengan persamaan
berikut:
dVi
Vout  RC ...............(11)
dt

PERCOBAAN 2.1
DIFFERENSIAL OPERASIONAL
__________________________________________________________________

1. Tujuan dan Manfaat Praktek


Tujuan :
a. Mengukur tegangan output, tegangan input dan menggambar bentuk
gelombang.
b. Mengukur Vo hasil pengurangan tegangan input V2-V1
c. Mengukur Vo hasil pengurangan dikalikan penguatan (V2-V1) x Av
Manfaat :
a. Dapat menjelaskan cara kerja rangkaian komparator, subtractor dan
Differensial Amplifier.
b. Dapat menggembangkan bentuk rangkaian ketiga rangkaian menjadi
rangkaian aplikasi yang bermanfaat.
2. Rangkaian Praktek.

+Vcc
R1
_
VI
VO
R2 IC 741
V2
+
Rf
–Vcc

+Vcc
Gambar 2.1. Rangkaian Komparator R1
+Vcc VI
_
VO
V2 IC 741
R2 +
15KΩ VA
–Vcc
Rg
Syaprudin_PREanalog_2012
10KΩ V B
43

12KΩ Gambar 2.3. Rangkaian Subtraction dan


Differensial Amplifier
Gambar 2.2. Pembagi Tegangan

3.3. Metoda Praktek.


a. Bahan dan Alat.
Bahan / Komponen Alat / Instrumen
Jumla Jumla
Nama Nama
h h
Resistor 15KΩ 12KΩ @1 PSU 1
Resistor 10KΩ 5 Fungsi Generator (FG) 1
Resistor 22KΩ 2 Osiloskop 1
IC Op-Amp 741 1 Multimeter 1
BNC to BNC dan Soket T 1 Kabel BNC to Crocodile 2

b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 2.1. Vcc = ±12 volt. R1=R2=10KΩ
2. Hubungkan FG ke Vi dengan F= 1KHz bentuk gelombang sinus 1 Vpp.
3. Hubungkan Osiloskop CH1 ke Vin dan CH2 ke Vo.
4. Gambarkan bentuk gelombang Vi dan Vout pada format gambar 2.4.
5. Catatlah volt/ div dan time/div.
6. Rakitlah rangkaian gambar 2.2. dan 2.3. Vcc=±12 volt.
R1=R2=Rf=Rg=10KΩ
7. Ukurlah tegangan V1, V2 dan Vo catatlah dalam table 2.1.
8. Ulanglah langkah 6 s/d 7. nilai Rf=Rg= 22KΩ.

c. Data Hasil Pengamatan

Syaprudin_PREanalog_2012
44
Gambar 2.4. Bentuk Gelombang VIN dan VOUT Inverting Amplifier. No: 1

Tabel 2.1. Data Pengukuran Subtractor dan Differensial Amplifier


R1=R2 Rf=Rg V2 V1 Vo
Rangkaian Av
(Ω) (Ω) (Volt) (Volt) (Volt)

Subtarctor 10K 10K

Differensial
10K 22K
Amp

d. Pengelolaan Data.
Hitunglah Secara Teori besaran V1, V2, Vo dan Av pada rangkaian
subtractor dan differensial Amplifier, catalah hasil perhitungan dalam table 2.2.
Tabel 2.2. Data Perhitungan Subtractor dan Differensial Amplifier

R1=R2 Rf=Rg V2 V1 Vo
Rangkaian Av
(Ω) (Ω) (Volt) (Volt) (Volt)

Subtarctor 10K 10K

Differensial
10K 22K
Amp

4 Hasil Praktek dan Pembahasan.


Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:
Syaprudin_PREanalog_2012
45
Tabel 2.3. Pembahasan Teori dan Praktek Penguatan (Av) Inverting
(%)
Rangkaian Besaran Teori Praktek Keterangan
Kesalahan
V1

Subtarctor V2

Av

V1
Differensial
V2
Amp
Av

5 Tugas Hasil Praktek.


a. Jelaskan dimana rangkaian Komparator dipergunakan.
b. Jelaskan dimana rangkaian Subtractor dipergunakan.
c. Jelaskan dimana rangkaian Differensial Amplifier dipergunakan.

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.

a.

b.

c.

7. Kesimpulan

Syaprudin_PREanalog_2012
46
Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM :

PERCOBAAN 2.2
OP-AMP DASAR
__________________________________________________________________

1. Tujuan dan Manfaat Praktek


Tujuan :
a. Mengukur tegangan output, tegangan input dan menggambar bentuk
gelombang.
b. Menghitung penguatan rangkaian (Av) dan beda fasa (Ø).
Manfaat :
a. Dapat menjelaskan cara kerja rangkaian dasar op-amp inverting, non
inverting dan Voltage follower.
b. Dapat menggembangkan bentuk rangkaian menjadi rangkaian aplikasi
yang bermanfaat.
2. Rangkaian Praktek. Rf

+Vcc
R1
_
VO
VI IC 741
+
Syaprudin_PREanalog_2012
47
–Vcc

Gambar 2.1. Inverting Amplifier.


Rf

+Vcc +Vcc
R1 _
_ VO
VO IC 741
IC 741
+
+ VI
VI
–Vcc
–Vcc

Gambar 2.3. Voltage Follower


Gambar 2.2. Non-Inverting Amplifier

3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.

Bahan / Komponen Alat / Instrumen


Jumla Jumla
Nama Nama
h h
Resistor 1KΩ 100KΩ 1 PSU 1
Resistor 10KΩ 2 Fungsi Generator (FG) 1
IC Op-Amp 741 1 Osiloskop 1
BNC to BNC dan Soket T 1 Kabel BNC to Crocodile 2

b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 2.1. Vcc = ±15 volt. R1=10KΩ dan Rf=100KΩ
2. Hubungkan FG ke Vi dengan F= 1KHz bentuk gelombang sinus.
3. Hubungkan Osiloskop CH1 ke Vin dan CH2 ke Vo.
4. Aturlah amplitudo FG sehingga bentuk gelombang Vo sempurna (sinus).
5. Gambarkan bentuk gelombang Vi dan Vout pada format gambar 2.4.
6. Catatlah volt/ div dan time/div.

Syaprudin_PREanalog_2012
48
7. Ulangilah langkah 1, 2, 3, dan 4 untuk nilai R1 dan Rf yang berbeda (lihat
table 2.1) catatlah Vi (pp) dan Vo (pp)
8. Ulanglah langkah 1 s/d 7 untuk rangkaian gambar 2.2.
9. Rakitlah rangkaian gambar 2.3. Vcc = ±15 volt.
10. Ulanglah langkah 2 s/d 6.

c. Data Hasil Pengamatan.


Tabel 2.1. Data Pengukuran Inverting Amplifier.
No R1(Ω) Rf (Ω) Vi (Vpp) Vo (Vpp) Av

1 10K 100K

2 1K 100K

3 100K 10K

4 10K 10K

Gambar 2.4. Bentuk Gelombang VIN dan VOUT Inverting Amplifier.

Tabel 2.2. Data Pengukuran Non-Inverting Amplifier.


No R1(Ω) Rf (Ω) Vi (Vpp) Vo (Vpp) Av

1 10K 100K

Syaprudin_PREanalog_2012
49
2 1K 100K

3 100K 10K

4 10K 10K

Gambar 2.5. Bentuk Gelombang VIN dan VOUT Non-Inverting Amplifier.


Tabel 2.3. Data Pengukuran Voltage Follower
Vi (Vpp) Vo (Vpp) Av

Syaprudin_PREanalog_2012
50
Gambar 2.6. Bentuk Gelombang VIN dan VOUT Voltage Follower

d. Pengelolaan Data.
Hitunglah Secara Teori besaran penguatan (Av) dari ketiga rangkaian, dan
catalah hasil perhitungan dalam table 2.4.

Tabel 2.4. Data Perhitungan Inverting dan Non Inverting Aplifier.


Av Av
No R1(Ω) Rf (Ω)
Inverting Non-Inverting
1 10K 100K

2 1K 100K

3 100K 10K

4 10K 10K

4.4. Hasil Praktek dan Pembahasan.


Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:
Tabel 2.5. Pembahasan Teori dan Praktek Penguatan (Av) Inverting
Av (Inverting) (%)
No: Keterangan
Teori Praktek Kesalahan

Tabel 2.6. Pembahasan Teori dan Praktek Penguatan (Av) Non-Inverting


No: Av (Non-Inverting) (%) Keterangan
Syaprudin_PREanalog_2012
51
Teori Praktek Kesalahan

Tabel 2.7. Pembahasan Teori dan Praktek Voltage Follower


Av (%)
No: Keterangan
Teori Praktek Kesalahan

5. Tugas Hasil Praktek.


a. Jelaskan dimana rangkaian Voltage Follower dipergunakan.
b. Jelaskan hasil pengukuran No 4.
c. Hitunglah Beda fasa untuk semua rangkaian.

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.

a.

Syaprudin_PREanalog_2012
52
b.

c.

7. Kesimpulan

Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM :
PERCOBAAN 2.3
SUMMING DENGAN OP-AMP
__________________________________________________________________

1. Tujuan dan Manfaat Praktek


Tujuan :
a. Mengamati tegangan output yang berasal dari penjumlahan tegangan
input.
b. Membandingkan hasil pengamatan dengan hasil perhitungan.
Manfaat :
a. Dapat mengaplikasikan Op-Amp 741 untuk macam macam rangkaian
summing.
b. Memanfaatkan sifat-sifat dalam rangkaian Summing.
Syaprudin_PREanalog_2012
53
5.2. Rangkaian Praktek.

Gaambar 2.1. Rangkaian Summing denan 4 Input

3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.
Bahan / Komponen Alat / Instrumen
Jumla
Nama Nama Jumlah
h
Resistor 10 KΩ 7 PSU Dual Trace 1
Resistor 22KΩ, 27KΩ, 18KΩ PSU Single Trace 1
@1
33KΩ, 68KΩ, 100KΩ Multimeter 1
IC Op-Amp 741 2 Proto Board 1

b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 2.1. dengan nilai resistor sama R=10KΩ
(penjumlahan biasa)
2. Hubungkan Vcc = ±15 volt. dan +V=1,5 volt
3. Mulailah dengan kondisi 1. ( 0V=Ground dan 1,5V = +V)
4. Ukurlah Vout 1 dan Vout 2, catatlah hasil pengukuran pada table 2.1.
5. Ulangilah untuk kondisi 2, 3, 4, 5. Seperti dalam table 2.1.
6. Rakitlah rangkaian gambar 2.1. dengan nilai resistor sama R=10KΩ
kecuali Rf=22 KΩ (penjumlahan dengan penguatan)
7. Ulangilah untuk langkah 2 s/d 5

Syaprudin_PREanalog_2012
54
8. Rakitlah rangkaian gambar 2.1. dengan nilai resistor R=10KΩ, Rf=27KΩ
R1=18KΩ R2=33KΩ R3=68KΩ R4=100KΩ (penjumlahan dengan
skala)
9. Hubungkan Vcc = ±16 volt. dan +V=5 volt
10. Mulailah dengan kondisi 1. ( 0V=Ground dan 5V = +V)
11. Ukurlah Vout 1 dan Vout 2, catatlah hasil pengukuran pada table 2.2.
12. Ulangilah untuk kondisi 2 s/d 16 Seperti dalam table 2.2.

c. Data Hasil Pengamatan


Tabel 2.1. Data Pengukuran Summing Amplifier

Kondisi Va Vb Vc Vd Vout 1 (V) Vout 2 (V)

1 0 0 0 0

2 1,5 0 0 0

3 1,5 1,5 0 0

4 1,5 1,5 1,5 0

5 1,5 1,5 1,5 1,5

Tabel 2.2. Data Pengukuran Summing dengan skala


Vout 1 Vout 2
Kondisi Desimal Va Vb Vc Vd
(V) (V)
1 0 0 0 0 0
2 1 0 0 0 5
3 2 0 0 5 0
4 3 0 0 5 5
5 4 0 5 0 0
6 5 0 5 0 5
7 6 0 5 5 0

Syaprudin_PREanalog_2012
55
8 7 0 5 5 5
9 8 5 0 0 0
10 9 5 0 0 5
11 10 5 0 5 0
12 11 5 0 5 5
13 12 5 5 0 0
14 13 5 5 0 5
15 14 5 5 5 0
16 15 5 5 5 5

d. Pengelolaan Data.
Hitunglah Secara Teori besaran Vout2 untuk kondisi 1, 2, 3, 4 dan 5.
dengan rumus 8. dan Vout dengan rumus 9. (Rf=22KΩ) catalah hasil perhitungan
dalam table 2.2.
Tabel 2.3. Data Perhitungan Summing Amplifier
Vout 1 Vout 2 Vout
Kondisi Va Vb Vc Vd
(V) (V) (V)

1 0 0 0 0

2 1,5 0 0 0

3 1,5 1,5 0 0

4 1,5 1,5 1,5 0

5 1,5 1,5 1,5 1,5

Hitunglah Secara Teori besaran Vout2 untuk kondisi 1 s/d 16. dengan
rumus 7. catalah hasil perhitungan dalam table 2.4.

Tabel 2.4. Data Perhitungan Summing dengan skala


Vout 1 Vout 2
Kondisi Desimal Va Vb Vc Vd
(V) (V)
1 0 0 0 0 0

2 1 0 0 0 5

Syaprudin_PREanalog_2012
56
3 2 0 0 5 0

4 3 0 0 5 5

5 4 0 5 0 0

6 5 0 5 0 5

7 6 0 5 5 0

8 7 0 5 5 5

9 8 5 0 0 0

10 9 5 0 0 5

11 10 5 0 5 0

12 11 5 0 5 5

13 12 5 5 0 0

14 13 5 5 0 5

15 14 5 5 5 0

16 15 5 5 5 5

Dari table 2.2. dan 2.4. gambarkan kurva ladder (tangga) teori dan praktek

Syaprudin_PREanalog_2012
57
Gambar 2.2. Kurva Ladder Teori dan Praktek Summing berskala.

4. Hasil Praktek dan Pembahasan.


Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:
Tabel 2.5. Pembahasan Teori dan Praktek Summing Amplifier.
Vout 2 (Volt) (%)
Besaran Keterangan
Teori Praktek Kesalahan

Vout1

Vout2

5. Tugas Hasil Praktek.


a. Jelaskan dimana rangkaian summing (penjumlahan) dipergunakan.
b. Jelaskan dimana rangkaian summing amplifier dipergunakan.
c. Jelaskan dimana rangkaian summing berskala dipergunakan.

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.

Syaprudin_PREanalog_2012
58
a.

b.

c.

7. Kesimpulan

Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM :
PERCOBAAN 2.4
INTEGRATOR DAN DIFFERENSIATOR
__________________________________________________________________

1. Tujuan dan Manfaat Praktek


Tujuan :
a. Mengukur tegangan input dan output rangkaian integrator
Syaprudin_PREanalog_2012
59
b. Mengukur tegangan input dan output rangkaian differensiator
Manfaat :
a. Dapat menggunakan Op-Amp 741 untuk rangkaian integrator dan
differensiator..
b. Dapat menjelaskan cara kerja rangkaian integrator dan differensiator.

2. Rangkaian Praktek.

C R

+Vcc +Vcc
C
Vin R Vin
_ _

IC 741 IC 741
FG + Vout FG + Vout

–Vcc –Vcc

Gambar 2.1. Integrator Aktif Gambar 2.2. Differensiator Aktif

3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.

Bahan / Komponen Alat / Instrumen


Jumla Jumla
Nama Nama
h h
Resistor 1 KΩ 1 PSU 1
Kapasitor 0,1F 1 Fungsi Generator (FG) 1
IC Op-Amp 741 1 Osiloskop 1
Kabel BNC to Crocodile 2 Papan Percobaan 1
Socet T 1 BNC to BNC 1

b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 2.1. Vcc = ±15 R=1KΩ dan C=0,1F
2. Hubungkan FG ke Vi dengan F= 1KHz bentuk gelombang sinus.
3. Hubungkan Osiloskop CH1 ke Vin dan CH2 ke Vo.
4. Aturlah amplitudo FG = 2 Vpp.
5. Gambarkan bentuk gelombang Vi dan Vout pada format gambar 2.3.
6. Catatlah volt/ div dan time/div.
7. Ulangilah langkah 2, 3, 4, 5 dan 6 untuk Bentuk gelombang segi-tiga.
Syaprudin_PREanalog_2012
60
8. Ulangilah langkah 2, 3, 4, 5 dan 6 untuk Bentuk gelombang segi-empat.
9. Ulanglah langkah 1 s/d 8 untuk rangkaian gambar 2.2.

c. Data Hasil Pengamatan.

Gambar 2.3. Bentuk Gelombang VIN (sinus) dan VOUT Integrator

Gambar 2.4. Bentuk Gelombang VIN (segi-tiga) dan VOUT Integrator

Syaprudin_PREanalog_2012
61
Gambar 2.5. Bentuk Gelombang VIN (segi-empat) dan VOUT Integrator

Gambar 2.6. Bentuk Gelombang VIN (sinus) dan VOUT Differensiator

Syaprudin_PREanalog_2012
62
Gambar 2.7. Bentuk Gelombang VIN (segi-tiga) dan VOUT Differensiator

Gambar 2.8. Bentuk Gelombang VIN (segi-empat) dan VOUT Differensiator

Dari semua gambar hitunglah Vin (pp) dan Vout (pp) catatlah pada table 2.1.
Tabel 2.1. Data Pengukuran Vin dan Vout rangkaian Integrator dan Differensiator
Rangkaian Bentuk Gelombang Vin Vin (Vpp) Vout (Vpp)
Sinus
Integrator Segi Tiga
Segi empat
Sinus
Differensiator Segi Tiga
Segi empat

Syaprudin_PREanalog_2012
63
d. Pengelolaan Data.
Hitunglah Secara Teori besaran Vout untuk semua bentuk gelombang
dengan besar Vin = 2Vpp dan F=1KHz, catalah hasil perhitungan dalam table
2.2.
Tabel 2.2. Data Perhitungan Vin dan Vout rangkaian Integrator dan Differensiator
Rangkaian Bentuk Gelombang Vin Vin (Vpp) Vout (Vpp)
Sinus
Integrator Segi Tiga
Segi empat
Sinus
Differensiator Segi Tiga
Segi empat

Hitunglah Secara rinci besar tegangan output untuk rangkaian integrator dengan
Vin = 2 Vpp, bentuk gelombang segi tiga. Seperti urutan dalam table 6.3.

Tabel 2.3. Data Perhitungan Vin = f(t) rangkaian Integrator (segi-tiga)

Langkah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Vin (v) 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0
t (mS) 0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5

Vout (v) 0

Langkah 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Vin (v) -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0
t (mS) 0,55 0,6 0,65 0,7 0,75 0,8 0,85 0,9 0,95 1

Vout(v)

Dari hasil perhitungan gambarkan bentuk gelombang yang dihasilkan :


Vin = f (t) (warna merah) Vout = f (t) (warna hijau)
Keduanya digambar pada format gambar 2.9 dibawah ini

Syaprudin_PREanalog_2012
64
Vin Vout
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
-0,2
-0,4
-0,6
-0,8
-1 0 0,1 0,2 0,3 0.4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 (ms)
Gambar 2.9. Bentuk gelombang hasil perhitungan rangkaian Integrator.

4. Hasil Praktek dan Pembahasan.


Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4. Pembahasan Teori dan Praktek


Rangkaian Bentuk Vo (Volt) (%)
Keterangan
Gelombang Teori Praktek Kesalahan
Sinus

Integrator Segi Tiga

Segi empat

Sinus

Differensiator Segi Tiga

Segi empat

5. Tugas Hasil Praktek.


a. Apakah kegunaan rangkaian integrator
b. Jelaskan dimana rangkaian integrator dipergunakan.
c. Apakah kegunaan rangkaian Differensiator
d. Jelaskan dimana rangkaian Differensiator dipergunakan.

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.

Syaprudin_PREanalog_2012
65
a.

b.

c.

7. Kesimpulan

Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM :

Syaprudin_PREanalog_2012
66
PRAKTEK RANGKAIAN
ELEKTRONIKA ANALOG 2

Semester 4

Modul 3
PEMBANGKIT SINYAL
(OSILATOR)

MATERI

Osilator Relaksasi dengan Op-Amp


Fungsi Generator dengan Op-Amp
RC Phase Shiff Osilator dengan Op-Amp
Wien Bridge Osilator dengan Op-Amp

Oleh :
Syaprudin, ST., Mkom.
NIP. 19590503 198803 1003

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Syaprudin_PREanalog_2012
67
TAHUN
2012

PENDAHULUAN
__________________________________________________________________

1. Tujuan.
Menghasilkan teknisi elektronika yang kompeten dalam memilih,
merencanakan dan merealisasikan rangkaian-rangkaian elektronika analog sesuai
spesifikasi dan fasilitas yang dipersyaratkan datasheet dari komponen-komponen
terkait.

2 Sasaran.
Setelah mengikuti mata kuliah ini peserta mampu merencanakan,
merealisasikan rangkaian-rangkaian elektronika analog sesuai kebutuhan
peralatan di dunia industri.

3 Deskripsi.
a. Nama Modul : Pembangkit Sinyal (Osilator)

b. Ruang Lingkup Isi : 1. Osilator Relaksasi dengan Op-Amp


2. Fungsi Generator dengan Op-Amp
3. RC Phase Shiff Osilator dengan Op-Amp
4. Wien Bridge Osilator dengan Op-Amp

c. Kaitan Modul : Modul ini digunakan sebagai modul aplikasi Op-


Amp untuk rangkaian pembangkit sinyal atau
osilator.

d. Hasil yang diharapkan : Setelah mempraktekkan modul ini siswa didik


diharapkan mampu,
1. Membaca data spesifikasi dan parameter IC
741 yang dipergunakan.
2. Merencanakan rangkaian aplikasi
pembangkit sinyal atau osilator
3. Membuat macam macam rangkaian
pembangkit sinyal atau osilator

e. Manfaat di industri : Setelah mempelajari modul ini, peserta didik


diharapkan trampil untuk dapat
1. Berintegrasi dengan teknologi yang telah
diterapkan di industri dengan mudah
2. Melaksanakan jenis-jenis pekerjaan yang
dibutuhkan di industri.
3. Mengembangkan kemampuan diri secara
mandiri untuk mengikuti perkembangan
Syaprudin_PREanalog_2012
68
teknologi elektronika yang semakin cepat.

4 Prasyarat

Pengetahuan
a. Gambar teknik elektronika
b. Komponen elektronika diskrit (pasif dan aktif)
c. Rangkaian listrik ac dan dc
d. Teknik Ukur dan Pengukuran rangkaian listrik

Ketrampilan
a. Menggambar membaca rangkaian skematik rangkaian elektronika.
b. Menggunakan peralatan ukur (multimeter, Osiloskop, fungsi generator,
Power Supply Unit)
c. Merakit rangkaian pada papan percobaan.

5 Petunjuk Penggunaan Modul


Untuk Siswa
a. Bacalah modul dengan seksama, terutama pada bagian metoda
mercobaan, gunakan teknik membaca cepat dalam mempelajari modul.
b. Pahami tujuan, sasaran dalam mempelajari modul ini.
c. Kerjakan tugas yang terdapat didalamnya dengan pengetahuan dari
hasil percobaan.
d. Laporkan kemajuan yang telah dicapai kepada dosen pembimbing atau
instruktur sebelum melanjutkan ke modul berikutnya.
e. Bertanyalah kepada dosen pembimbing atau instruktur jika dianggap
perlu.
f. Usahakan menyelesaikan setiap modul lebih cepat dari waktu yang
telah ditetapkan.
g. Jika ada bagian yang belum di pahami, cobalah terlebih dahulu
mendiskusikan dengan teman yang sedang mengerjakan bagian yang
sama, sebelum bertanya pada dosen pembimbing atau instruktur, usahakan
mencari jawaban pada sumber lain.

Untuk Instruktur
a. Dosen pembimbing atau instruktur harus menguasai sepenuhnya isi
modul.
b. Dosen pembimbing atau instruktur harus mempunyai catatan kemajuan
setiap peserta didik dan dapat memikirkan sumber informasi lain yang
dapat disarankan kepada peserta didik.
c. dosen pembimbing atau instruktur hendaknya dapat meningkatkan
motivasi peserta didik setiap saat awal praktek pertengahan dan terakhir.
d. Peserta didik ditugaskan untuk membuat rangkuman setiap modul yang
telah dipraktekkan.

Syaprudin_PREanalog_2012
69
6 Pengelolaan Data Hasil Pengukuran
Tidak ada pengukuran yang menghasilkan ketelitian yang sempurna, tetapi
penting untuk mengetahui kete;itian yang sebenarnya dan bagaimana kesalahan
yang berbeda digunakan dalam pengukuran. Langkah yang perlu untuk
mengurangi kesalahan adalah mempelajari kesalahan kesalahan tersebut, dari hal
ini dapat ditentukan ketelitian hasil akhir. Kesalahan kesalahan yang terangkum
dalam data akhir pengukuran umumnya disebabkan dalam tiga jenis kesalahan
yaitu :
a. Gross Error (kesalahan umum)
b. Systematic Error (kesalahan sistematis)
c. Random Error ( kesalahan kesalahan yang disengaja)

Untuk mendapatkan nilai kesalahan dari data akhir pengukuran atau yang
terbaca umumnya data actual dikurangi data terbaca di bandinkan dengan data
actual, bentuk kesalahan umumnya ditulis dalam persentase yaitu:

actual  terbaca
% kesalahan  x100%
actual

Syaprudin_PREanalog_2012
70
TEORI DASAR
PEMBANGKIT SINYAL ATAU OSILATOR
____________________________________________
1. Osilator Relaksasi Op-Amp 741
Osilator Relaksasi dengan op-amp termasuk dalam jenis multivibrator,
dalam rangkaian multivibrator Op-Amp bekerja sebagai astable multivibrator
dimana keluarannya selalu bergantian antara tinggi dan rendah dalam waktu
tertentu. Op-Amp 741 dapat dipergunakan sebagai osilator, konsep yang
dipergunakan adalah beda tegangan (penguat differensial) dan prinsif komparator.

R1
(a) (b) +VCC
+Vcc
VC
_ +VT

VT IC 741
C1 + 0
Vo VC

–Vcc tC tD
R2
-V
-VCCT

R3

Gambar 2.2. (a) Osilator Relaksasi 741 (b) Bentuk gelombang VO ,VT dan VC

Dari rangkaian gambar 2.2(a). perbandingan tegangan keluaran () diumpankan


kembali ke input non inverting tegangan output diberikan oleh rumrus:

R3
Vo  Vc - VT dimana VT  β x Vo dan β  .........(4)
R3  R2
Vo  Vsaturasi  Vcc dan Vc  VT
Syaprudin_PREanalog_2012
71
Perioda (T = tC + tD) tergantung pada kombinasi R1C1 terjadi pada saat Vo saturasi
dan lamanya pengisian (tC) dan lamanya pengosongan (tD) diberikan oleh rumus :

1 β  1 β  1 β 


tc  R1 C1 ln
1 β 
 td  R1 C1 ln
1 β 
 T  2R1 C1 ln
1 β 
 ........(5 )
     
1
Fo 
T

2. Fungsi Generator Op-Amp 741


Osilator Relaksasi dengan op-amp apabila dihubungkan dengan rangkaian
integrator akan menghasilkan bentuk gelombang segitiga dan sinus. Rangkaian
integrator dipasang sesudah rangkaia osilator relaksasi dengan op-amp seperti
diperlihatkan pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. Fungsi Generator Op-Amp 741

Jika output segiempat dari rangkaian osilator relaksai op-amp (VA), dilewatkan
pada rangkaian integrator pertama maka output integrator (VB) berbentuk segitiga
dengan besar tegangan output diberikan oleh rumus :
1 VA
R4C2 
VB   VA dt atau VB   t ........(6)
R4C2
dan besaran output integrator ke dua (VC) adalah :
1 VB
R5 C3 
VC    VB dt atau VC  t ........(7)
R5C3

4. RC Phase Shiff Osilator

Syaprudin_PREanalog_2012
72
Rangkaian RC Phase Shiff Osilator gambar 2.4. terdiri dari rangkaian
penguat (inverting amplifier) dan rangkaian umpan balik, rangkaian penguat
inverting memiliki beda fasa antara sinyal input dan sinyal output sebesar 180º,
sehingga untuk memperoleh beda fasa 360º yaitu syarat osilasi maka rangkaian
umpan balik harus mempunyai beda fasa 180º untuk itu dapat diperoleh dengan
merangkai tiga tingkat RC yang identik, dimana setiap pasangan RC memberikan
beda fasa 60º. Besar frekuensi osilator yang di hasilkan adalah sebagai berikut :
1
Av > 29 Fo  ................(8)
2 π RC 6
Rf

Ri +Vcc
_ C C C

IC 741
+
R R R
–Vcc

Gambar 2.4. RC Phase Shiff Osilator

5. Wien Bridge Osilator.


Dinamakan wien bridge karena rangkaian dihubungkan secara jembatan
seperti ditunjukan pada gambar 2.5. dimana rangkaian terdiri dari penguat beda
(differensial amplifier), penguat ini menguatkan perbedaan tegangan diantara
kedua inputnya. Ada dua umpan balik yang bekerja, pertama umpan balik negatif
yang terdiri dari R3 dan R4, kedua umpan balik negatif yang terdiri dari R1, R2,
C1 dan C2 dan besarnya frekuenso osilator adalah :
R3 R1 C1
 
R4 R2 C2
1
Fo  C1
2  R1R2C1C2 R3
R1
+Vcc
Bila R1 = R2 = R _

dan C1 = C2 = C IC 741
R2 + FO
R4
maka Fo menjadi : –Vcc
C2

Syaprudin_PREanalog_2012
Gambar 2.5. Wien Bridge Osilator 73
R3
 11  2
R4
1
Fo  .................(9)
2  RC

PERCOBAAN 3.1
OSILATOR RELAKSASI OP-AMP
__________________________________________________________________

1. Tujuan dan Manfaat Praktek

Tujuan :
a. Mempraktekkan dan mengukur bentuk gelombang.rangkaian osilator
relaksasi Op-Amp.
b. Membandingkan hasil pengamatan dengan hasil perhitungan.

Manfaat :
a. Dapat mengaplikasikan Op-Amp 741 untuk rangkaian osilator relaksasi
b. Memanfaatkan keluaran dan karakteristik dalam rangkaian osilator
relaksasi

2. Rangkaian Praktek.
R1

+Vcc
VC _

IC 741
VT +
C1 VO
–Vcc
R2

R3

Gambar 3.1. Rangkaian Osilator Relaksasi Op-Amp 741

3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.

Bahan / Komponen Alat / Instrumen


Jumla Jumla
Nama Nama
h h

Syaprudin_PREanalog_2012
74
Resistor = 100 KΩ, 68 KΩ @ 1 bh PSU Dual Trace 1
47 KΩ, 22 KΩ Osiloskop 1
10 KΩ, 2,2 KΩ, Proto Board 1
Kapasitor = 0,01µF, = 0,22 µF @ 1 bh BNC-Crocodile Kabel
IC Op-Amp 741 1

b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 3.1. Hubungkan Vcc = ±12 volt.
2. Mulailah dengan nilai komponen pada No 1 tabel 3.1.
3. Amati dan gambarlah bentuk gelombang Vt, VC dan Vout.
4. Hitung dan catatlah nilai dari Vt, VC , Vo, T dan F pada table 3.1.
5. Ulangi langkah 4 untuk nilai komponen pada No 2 dan 3.

c. Data Hasil Pengamatan.

Tabel 3.1. Data Pengukuran Osilator Relaksasi.


No Besaran T(mS) F(Hz) Vc (pp) Vt(pp) Vo(pp)
C1 = 0,22 µF
R1 = 68 KΩ
1
R2 = 22 KΩ
R3 = 2,2 KΩ
C1 = 0,01 µF
R1 = 100 KΩ
2
R2 = 22 KΩ
R3 = 10 KΩ
C1 = 0,01 µF
R1 = 47 KΩ
3
R2 = 22 KΩ
R3 = 10 KΩ

Syaprudin_PREanalog_2012
75
Gambar 3.2. Gambar 3.3.
Bentuk Gelombang VC Bentuk Gelombang Vt

Gambar 3.4.
Bentuk Gelombang VO

d. Pengelolaan Data.
Dari persamaan 4 dan 5, hitunglah T, F, Vc, Vt dan Vo.
Tabel 3.2. Data Teori Osilator Relaksasi.

No Besaran T(mS) F(Hz) Vc (pp) Vt(pp) Vo(pp)

Syaprudin_PREanalog_2012
76
C1 = 0,22 µF
R1 = 68 KΩ
1
R2 = 22 KΩ
R3 = 2,2 KΩ
C1 = 0,01 µF
R1 = 100 KΩ
2
R2 = 22 KΩ
R3 = 10 KΩ
C1 = 0,01 µF
R1 = 47 KΩ
3
R2 = 22 KΩ
R3 = 10 KΩ

4. Hasil Praktek dan Pembahasan.


Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3. Pembahasan Teori dan Praktek untuk Osilator Op-Amp
(%)
No: Besaran Teori Praktek Keterangan
Kesalahan
F (KHz)

Vc(pp)
1
Vt(pp)

Vo(pp)

F (KHz)

Vc(pp)
2
Vt(pp)

Vo(pp)
3
F (KHz)
Vc(pp)

Syaprudin_PREanalog_2012
77
Vt(pp)

Vo(pp)

5. Tugas Hasil Praktek.


a. Jelaskan apa yang terjadi bilamana nilai seluruh C1 diperbesar.
b. Jelaskan apa yang terjadi bilamana nilai seluruh C1 diperkeil.
c. Dimana rangkaian osilator relaksasi dipergunakan

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.


a.

b.

c.

7. Kesimpulan

Syaprudin_PREanalog_2012
78
Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM :

PERCOBAAN 3.2
FUNGSI GENERATOR OP-AMP
__________________________________________________________________

1. Tujuan dan Manfaat Praktek


Tujuan :
a. Mempraktekkan dan mengukur bentuk gelombang rangkaian Fungsi
Generator
b. Membandingkan hasil pengukuran dengan hasil perhitungan.

Manfaat :
a. Dapat mengaplikasikan Op-Amp 741 untuk rangkaian fungsi generator.
b. Memanfaatkan karakteristik keluaran dalam rangkaian fungsi generator

2. Rangkaian Praktek.

Syaprudin_PREanalog_2012
79
Gambar 3.1. Fungsi Generator Op-Amp 741

3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.
Bahan / Komponen Alat / Instrumen
Jumla Jumla
Nama Nama
h h
Resistor 68 KΩ, 1,2 KΩ @ 1 bh PSU Dual Trace 1 buah
Resistor 22 KΩ 10 KΩ @ 2 bh Osiloskop 1 buah
Resistor 2,2 KΩ 3 bh Proto Board. 1 buah
Kapasitor 0,22 µF 2,2 µF, 10
@ 1 bh Kabel BNC to Crocodel 1 buah
µF
Kapasitor 1 µF 2 bh Kabel Penghubung 1 buah
IC Op-Amp 741 3 buah
b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 3.1. Hubungkan Vcc = ±12 volt.
2. Gunakan Komponen seperti dalam table 3.1.
3. Amati dan catatlah Perioda, Frekuensi (time/div) dan tegangan amplitude
(volt/div)
4. Amati dan catatlah bentuk gelombang VA, VB dan VC yang ditampilkan
layer osiloskop,

c. Data Hasil Pengamatan.

Syaprudin_PREanalog_2012
80
Gambar 3.2. Bentuk Gelombang VA Gambar 3.3. Bentuk Gelombang VB

Gambar 3.4. Bentuk Gelombang VC

Tabel 3.1. Data Pengukuran Fungsi Generator Op-Amp 741


Komponen Komponen
No VA (pp) VB (pp) VC (pp)
Osilator Integrator
C1 = 0,22 µF
R1 = 68 KΩ C2 = 10 µF
R2 = 22 KΩ C3 = 2,2 µF
1 R4 = 1,2 KΩ
R3 = 2,2 KΩ
R5 = 22 KΩ

2
C2 = 1 µF
C3 = 1 µF
R4 = 10 KΩ
R5 = 10 KΩ

Syaprudin_PREanalog_2012
81
C2 = 10 µF
C3 = 1 µF
3 R4 = 2,2 KΩ
R5 = 2,2 KΩ

d. Pengelolaan Data.
Hitunglah Secara Teori besaran VA (pp), VA (pp) dan VA (pp) dengan persamaan 4,
6 dan 7. catatlah dalam table 3.2
Tabel 3.2. Data Perhitungan Fungsi Generator Op-Amp 741
Komponen Komponen
No VA (pp) VB (pp) VC (pp)
Osilator Integrator

C2 = 10 µF
C3 = 2,2 µF
1 R4 = 1,2 KΩ
R5 = 22 KΩ

C1 = 0,22 µF C2 = 1 µF
R1 = 68 KΩ C3 = 1 µF
2 R4 = 10 KΩ
R2 = 22 KΩ
R3 = 2,2 KΩ R5 = 10 KΩ

C2 = 10 µF
C3 = 1 µF
3 R4 = 2,2 KΩ
R5 = 2,2 KΩ

4. Hasil Praktek dan Pembahasan.


Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3. Pembahasan Teori dan Praktek untuk Osilator Op-Amp
(%)
No: Besaran Teori Praktek Keterangan
Kesalahan
1
VA (pp)

VB (pp)

Syaprudin_PREanalog_2012
82
VC (pp)

VA (pp)

2 VB (pp)

VC (pp)

VA (pp)

3 VB (pp)

VC (pp)

5. Tugas Hasil Praktek.


a. Jelaskan apa yang terjadi bilamana nilai seluruh C2 diperbesar.
b. Jelaskan apa yang terjadi bilamana nilai seluruh C3 diperkeil.
c. Dimana rangkaian fungsi generator dipergunakan.

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.


a.

Syaprudin_PREanalog_2012
83
b.

c.

7. Kesimpulan

Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM :

PERCOBAAN 3.3
RC PHASE SHIFF OSILATOR
__________________________________________________________________

1. Tujuan dan Manfaat Praktek


Tujuan :
a. Merencanakan frekuensi osilasi RS Phase Shiff Osilator
Syaprudin_PREanalog_2012
84
b. Mengukur frekuensi osilasi RS Phase Shiff Osilator.
Manfaat :
a. Dapat menggunakan Op-Amp 741 untuk rangkaian Osilator RC Phase
Shiff.
b. Dapat menjelaskan cara kerja RC Phase Shiff dengan Op-Amp

2. Rangkaian Praktek.

Gambar 3.1. RC Phase Shiff Osilator

3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.

Bahan / Komponen Alat / Instrumen


Jumla Jumla
Nama Nama
h h
Resistor 10KΩ 1 PSU 1
Resistor 1KΩ 4 Osiloskop 1
Kapasitor 0,05F 10 nF @ 3 Papan Percobaan 1
IC Op-Amp 741 1 BNC to Crocodile 1

b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 3.1. R= 1KΩ dan C=0,5F Vcc = ±15 volt.
2. Hubungkan Osiloskop CH 1 pada Vout.
3. Catatlah dan gambarkan bentuk gelombang yang ditampilkan.
4. Catatlah volt/ div dan time/ div
5. Ulangi Langkah 1 s/d 4 untuk C = 10 nF

c. Data Hasil Pengamatan.


Syaprudin_PREanalog_2012
85
Gambar 3.2. Bentuk Gelombang VOUT RC Phase Shiff dengan C=0,5F

Gambar 3.3. Bentuk Gelombang VOUT RC Phase Shiff dengan C=10nF

Dari Gambar 3.2. dan 3.3. hitunglah Frekuensi Osilasi dan Tegangan output,
catatlah dalam table 3.1.
Tabel 3.1. Data pengukuran Frekuensi Osilasi RC Phase Shiff
C Fo (Hz) Vo (Vpp)

0,5F

Syaprudin_PREanalog_2012
86
10nF

d. Pengelolaan Data.
Hitunglah Secara Teori besaran Frekuensi Osilasi, catalah hasil perhitungan
dalam table 3.2.
Tabel 3.2. Data Perhitungan Frekuensi Osilasi RC Phase Shiff

C Fo (Hz)

0,5F

10nF

4. Hasil Praktek dan Pembahasan.


Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3. Pembahasan Teori dan Praktek RC Phase Shiff


Fo (Hzt) (%)
Kapasitor Keterangan
Teori Praktek Kesalahan

0,5F

10nF

5. Tugas Hasil Praktek.


a. Jelaskan apa yang terjadi bilamana nilai Rin = Rf .
b. Jelaskan Cara kerja Rangkain RC Phase Shiff Osilator
c. Dimana rangkaian RC Phase Shiff Osilator dipergunakan.

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.


a.

Syaprudin_PREanalog_2012
87
b.

c.

7. Kesimpulan

Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM :

PERCOBAAN 3.4
WIEN BRIDGE OSILATOR
__________________________________________________________________

Syaprudin_PREanalog_2012
88
1. Tujuan dan Manfaat Praktek
Tujuan :
a. Merencanakan frekuensi Osilasi Wien Bridge Osilator
b. Mengukur frekuensi Osilasi Wien Bridge Osilator

Manfaat :
a. Dapat menggunakan Op-Amp 741 untuk rangkaian Osilator Wien Bridge.
b. Dapat menjelaskan cara kerja Wien Bridge Osilator dengan Op-Amp

2. Rangkaian Praktek.

R C +Vcc
_

IC 741
+ FO
C R –Vcc

10KΩ
4,7KΩ

Gambar 3.1. Wien Bridge Osilator

3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.

Bahan / Komponen Alat / Instrumen


Jumla Jumla
Nama Nama
h h
Resistor 10KΩ 4,7 KΩ @1 PSU 1
Resistor 1 KΩ @2 Osiloskop 1
Kapasitor 0,1F 0,015F @ 2 Papan Percobaan 1
IC Op-Amp 741 1 BNC to Crocodile 1
b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 3.1. R= 1KΩ dan C=0,1F Vcc = ±15 volt.
2. Hubungkan Osiloskop CH 1 pada Vout.
3. Catatlah dan gambarkan bentuk gelombang yang ditampilkan.
4. Catatlah volt/ div dan time/ div

Syaprudin_PREanalog_2012
89
5. Ulangi Langkah 1 s/d 4 untuk C = 0,015F

c. Data Hasil Pengamatan.

Gambar 3.2. Bentuk Gelombang VOUT Wien Bridge Osilator dengan C=0,1F

Gambar 3.3. Bentuk Gelombang VOUT Wien Bridge Osilator dengan C= 0,015F
Dari Gambar 3.2 dan 3.3. hitunglah Frekuensi Osilasi dan Tegangan output,
catatlah dalam table 3.1.
Tabel 3.1. Data pengukuran Frekuensi Osilasi Wien Bridge Osilator
C Fo (Hz) Vo (Vpp)

Syaprudin_PREanalog_2012
90
0,1F

0,015F

d. Pengelolaan Data.
Hitunglah Secara Teori besaran Frekuensi Osilasi, catalah hasil perhitungan
dalam table 3.2.
Tabel 3.2. Data Perhitungan Frekuensi Osilasi Wien Bridge Osilator
C Fo (Hz)

0,1F

0,015F

4. Hasil Praktek dan Pembahasan.


Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3. Pembahasan Teori dan Praktek Wien Bridge Osilator


Fo (Hzt) (%)
Kapasitor Keterangan
Teori Praktek Kesalahan

0,1F

0,015F

5. Tugas Hasil Praktek.


a. Jelaskan apa yang terjadi bilamana nilai R3 = R4 .
b. Jelaskan Cara kerja Rangkain Wien Bridge Osilator
c. Dimana rangkaian Wien Bridge Osilator dipergunakan

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.

Syaprudin_PREanalog_2012
91
a.

b.

c.

7. Kesimpulan

Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM :

Syaprudin_PREanalog_2012
92
PRAKTEK RANGKAIAN
ELEKTRONIKA 2

Semester 4

Modul 4
RANGKAIAN DETEKTOR DAN DRIVER

MATERI
Driver Display
Window Detektor
Driver Motor DC

Oleh :
Syaprudin, ST., Mkom.
NIP. 19590503 198803 1003

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
TAHUN
2012

Syaprudin_PREanalog_2012
93
PENDAHULUAN
__________________________________________________________________

1. Tujuan.
Menghasilkan teknisi elektronika yang kompeten dalam memilih,
merencanakan dan merealisasikan rangkaian-rangkaian elektronika analog sesuai
spesifikasi dan fasilitas yang dipersyaratkan datasheet dari komponen-komponen
terkait.

2 Sasaran.
Setelah mengikuti mata kuliah ini peserta mampu merencanakan,
merealisasikan rangkaian-rangkaian elektronika analog sesuai kebutuhan
peralatan di dunia industri.

3 Deskripsi.
a. Nama Modul : Rangkaian Detektor dan driver

b. Ruang Lingkup Isi : 1. Driver Display


2. Window Detektor
3. Driver Motor DC

c. Kaitan Modul : Modul ini digunakan sebagai modul aplikasi


operasinal amplifier tentang aplikasi rangkaian
detector dan driver untuk mata kuliah Praktek
Rangkaian Elektronika 2

d. Hasil yang diharapkan : Setelah mempraktekkan modul ini siswa didik


diharapkan mampu,
1. Membaca data spesifikasi dan parameter IC
yang dipergunakan.
2. Merencanakan rangkaian aplikasi detector
dan driver
3. Membuat macam macam rangkaian detector
dan driver

e. Manfaat di industri : Setelah mempelajari modul ini, peserta didik


diharapkan trampil untuk dapat
1. Berintegrasi dengan teknologi yang telah
diterapkan di industri dengan mudah
2. Melaksanakan jenis-jenis pekerjaan yang
dibutuhkan di industri.
3. Mengembangkan kemampuan diri secara
mandiri untuk mengikuti perkembangan

Syaprudin_PREanalog_2012
94
teknologi elektronika yang semakin cepat.

4 Prasyarat

Pengetahuan
a. Gambar teknik elektronika
b. Komponen elektronika diskrit (pasif dan aktif)
c. Rangkaian listrik ac dan dc
d. Teknik Ukur dan Pengukuran rangkaian listrik

Ketrampilan
a. Menggambar membaca rangkaian skematik rangkaian elektronika.
b. Menggunakan peralatan ukur (multimeter, Osiloskop, fungsi generator, Power
Supply Unit)
c. Merakit rangkaian pada papan percobaan.

5 Petunjuk Penggunaan Modul


Untuk Siswa
a. Bacalah modul dengan seksama, terutama pada bagian metoda mercobaan,
gunakan teknik membaca cepat dalam mempelajari modul.
b. Pahami tujuan, sasaran dalam mempelajari modul ini.
c. Kerjakan tugas yang terdapat didalamnya dengan pengetahuan dari hasil
percobaan.
d. Laporkan kemajuan yang telah dicapai kepada dosen pembimbing atau
instruktur sebelum melanjutkan ke modul berikutnya.
e. Bertanyalah kepada dosen pembimbing atau instruktur jika dianggap perlu.
f. Usahakan menyelesaikan setiap modul lebih cepat dari waktu yang telah
ditetapkan.
g. Jika ada bagian yang belum di pahami, cobalah terlebih dahulu
mendiskusikan dengan teman yang sedang mengerjakan bagian yang sama,
sebelum bertanya pada dosen pembimbing atau instruktur, usahakan mencari
jawaban pada sumber lain.

Untuk Instruktur
a. Dosen pembimbing atau instruktur harus menguasai sepenuhnya isi modul.
b. Dosen pembimbing atau instruktur harus mempunyai catatan kemajuan setiap
peserta didik dan dapat memikirkan sumber informasi lain yang dapat
disarankan kepada peserta didik.
c. dosen pembimbing atau instruktur hendaknya dapat meningkatkan motivasi
peserta didik setiap saat awal praktek pertengahan dan terakhir.
d. Peserta didik ditugaskan untuk membuat rangkuman setiap modul yang telah
dipraktekkan.

Syaprudin_PREanalog_2012
95
6 Pengelolaan Data Hasil Pengukuran
Tidak ada pengukuran yang menghasilkan ketelitian yang sempurna, tetapi
penting untuk mengetahui kete;itian yang sebenarnya dan bagaimana kesalahan
yang berbeda digunakan dalam pengukuran. Langkah yang perlu untuk
mengurangi kesalahan adalah mempelajari kesalahan kesalahan tersebut, dari hal
ini dapat ditentukan ketelitian hasil akhir. Kesalahan kesalahan yang terangkum
dalam data akhir pengukuran umumnya disebabkan dalam tiga jenis kesalahan
yaitu :
a. Gross Error (kesalahan umum)
b. Systematic Error (kesalahan sistematis)
c. Random Error ( kesalahan kesalahan yang disengaja)

Untuk mendapatkan nilai kesalahan dari data akhir pengukuran atau yang
terbaca umumnya data actual dikurangi data terbaca di bandinkan dengan data
actual, bentuk kesalahan umumnya ditulis dalam persentase yaitu:

actual  terbaca
% kesalahan  x100%
actual

Syaprudin_PREanalog_2012
96
TEORI DASAR
DRIVER DAN DETEKTOR
____________________________________________
1. Komparator sebagai Driver.
Op-Amp dalam konfigurasi komparator dapat dimanfaatkan sebagai
indicator ON-OFF untuk rangkaian display, detector level atau pengendalian
motor. Karena komparator bekerja dengan membandingkan antara input-inputnya,
input inverting sebagai input referensi (VREF) dan input non inverting sebagai
input kendalinya (Vin), jika Vin = Vref beban output akan “off”, kenaikan Vin
menghasilkan selisih maka beban output akan “on” , bilamana pemakaian input
inverting sebagai input kendali dan input non inverting sebagai input referensi
(VREF), maka bila Vin = Vref beban output akan “off”, penurunan Vin
menghasilkan selisih maka beban output akan “on”

a. Driver Display.
Gambar 2.1. menunjukan rangkaian op-amp yang digunakan untuk
mendrive sebuah lampu atau LED. Jika input non inverting dalam rangkaian
gambar 1a lebih tinggi dari pada input inverting, maka output level akan menjadi
positif saturasi, dan transistor akan terhubung (conduct) sehingga lampu akan
menyala. Yang penting diperhatikan pertama adalah kebutuhan arus beban (IL)
dalam hal ini arus lampu, LED. Kedua arus output op-amp (IOL), bilamana IOL >
IL maka tidak lagi dibutuhkan rangkaian penguat arus ( transistor).

(a) +Vcc (b)

+Vcc

_ 20 mA

_ 30 mA 600 mA
+
 >20
+
Syaprudin_PREanalog_2012
97

Gambar 2.1. Rangkaian Driver Display (a) Driver Lampu (b) Driver LED
b. Driver Relay.
Gambar 2.2. menunjukan output komparator mendriver relay. Bilaman
input dibawah 0 Volt, maka output komparator rendah, dan relay akan aktif
menutup (closing).
NO Contacts
+Vcc

Gambar 2.2. Driver Riley.

c. Driver Display dengan tegangan referensi.


Gambar 2.3.a. menunjukan rangkaian komparator, bekerja dengan positif
referensi voltage yang dihubungkan ke input inverting dan output dihubungkan
ke indicator LED. Level tegangan referensi dapat diatur dengan persamaan
sebagai berikut:
R2
VREF  ( V) ..............(1)
R1  R2

+V +V
+Vcc
Vin
R1 _
R1 Vout
+Vcc
VREF VREF
_ +
Vout
R2 R2
+ - Vcc
Vin

- Vcc

Syaprudin_PREanalog_2012
98
Gambar 2.3. Driver LED dengan VREF (a) Inverting (b) Non Inverting.
Bilamana tegangan input (Vin) lebih posistif daripada VREF maka Vout akan
mengaktifkan LED (ON). Gambar 2.3.b. alternatif rangkaian dimana VREF
diberikan ke input non-inverting, bilamana tegangan input (Vin) lebih negatif
daripada VREF maka Vout akan mengaktifkan LED (ON).

2. Window Detector.
Operasi dua rangkaian komparator pada gambar 2.3. dapat dijadikan
sebagai pendeteksi suatu level oleh karena itu dinamakan window detector
skematik rangkaian lengkap ditunjukan pada gambar 2.4.a. dan gambar 2.4.b.
menunjukan level output yang ditampilkan.

+V +Vcc

R1 _ Vout

VREF(1)
+
Output OFF
R2
- Vcc VREF (1)

+V
Output ON
R3 +Vcc
VREF(2)
_ VREF (2)
Output OFF
R4
+

Vin - Vcc

Gambar 2.4. (a) Windows Detector. (b) Output Display.

Syaprudin_PREanalog_2012
99
3. Driver Motor DC.
Gambar 2.5. menunjukan rangkaian op-amp yang digunakan untuk mendrive
sebuah motor DC. Bilamana tegangan input (Vin) lebih negatif daripada V REF
maka output akan menuju saturasi positif dan men-drive transistor NPN dan
tegangan output ber-polaritas positif (+Vout) sehingga motor akan mergerak
searah jarum jam. Bilamana tegangan input (Vin) lebih Posistif daripada VREF
maka output akan menuju saturasi Negatif dan men-drive transistor PNP dan
tegangan output ber-polaritas negatif (-Vout) sehingga motor akan mergerak
berlawanan arah jarum jam.

+Vcc
+V

IM
R1 β
IOL
VREF IOL IMOTOR
+
M
R2 _ Vout

Vin

- Vcc
Gambar 2.5. Driver Motor DC

Syaprudin_PREanalog_2012
100
PERCOBAAN 4.1
DRIVER DISPLAY
__________________________________________________________________

1. Tujuan dan Manfaat Praktek


Tujuan :
a. Mengukur tegangan referesi (VREF), Tegangan kontrol (Vin) dan
mengamati perubahan pada display output.
b. Membandingkan hasil pengukuran dan perhitungan tegangan referensi.

Manfaat :
a. Dapat menggunakan Op-Amp untuk rangkaian indicator level tegangan
dalam rangkaiaan driver display.
b. Dapat menggunakan parameter-parameter op-amp dan komponen
pendukung.

2. Rangkaian Praktek.

+V +V
(a) (b) +Vcc
Vin
R1 R1 _
10KΩ +Vcc 10KΩ Vout
VREF VREF
_ +
Vout
R2 R2 470Ω
4,7KΩ + 4,7KΩ - Vcc
Vin 470Ω
- Vcc

Gambar 3.1. Driver LED dengan VREF (a) Inverting (b) Non Inverting.

3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.
Bahan / Komponen Alat / Instrumen
Jumla Jumla
Nama Nama
h h
Syaprudin_PREanalog_2012
101
Resistor 470Ω 4,7KΩ 10KΩ @1 Multimeter 1
LED 1 PSU 2
IC Op-Amp 741 1 Papan Percobaan 1

b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 3.1.a. dengan Vcc = +V = ±12 volt (PSU1)
2. Ukurlah Vref dan Vout, amatilah kondisi LED, catatlah dalam table 3.1.
3. Hubungkan PSU2 ke Vin, dan aturlah Vin sesuai dengan table 3.1, ukurlah
Vout, amatai kondisi LED, catatlah dalam table 3.1.
4. Ulangilah langkah 1 s/d 3 untuk rangkaian gambar 3.1.b. (table 3.2.)
c. Data Hasil Pengamatan.
Tabel 3.1. Data Pengukuran Driver LED Inverting.
Vin (volt) Vref (volt) Vout (volt) Kondisi LED
0
1
2
3
4
5

Tabel 3.2. Data Pengukuran Driver LED Non Inverting.


Vin (volt) Vref (volt) Vout (volt) Kondisi LED
0
1
2
3
4
5

d. Pengelolaan Data.
Hitunglah Secara Teori besaran Vref dengan persamaan (1)
Pelajari penjelasan komparator. Catatlah hasil analisa dalam table 3.3. dan 3.4.
Tabel 3.3. Data Perhitungan Driver LED Inverting.

Syaprudin_PREanalog_2012
102
Besaran Vin (volt) Vref (volt) Vout (volt) Kondisi LED
Vin >Vref
Vin =Vref
Vin <Vref
Tabel 3.4. Data Perhitungan Driver LED Non Inverting.
Besaran Vin (volt) Vref (volt) Vout (volt) Kondisi LED
Vin >Vref

Vin =Vref

Vin <Vref

4. Hasil Praktek dan Pembahasan.


Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5. Pembahasan Teori dan Praktek Driver LED Inverting.

(%)
Besaran Teori Praktek Keterangan
Kesalahan
Vref
Vin >Vref
Vout (volt)
Vin =Vref
Vout (volt)
Vin <Vref
Vout (volt)

Tabel 3.6. Pembahasan Teori dan Praktek Driver LED Non Inverting.
(%)
Besaran Teori Praktek Keterangan
Kesalahan
Vref
Vin >Vref
Vout (volt)
Vin =Vref
Vout (volt)
Vin <Vref
Vout (volt)

5. Tugas Hasil Praktek.


a. Jelaskan cara kerja rangkaian Driver Display.
Syaprudin_PREanalog_2012
103
b. Jelaskan perbedaan Driver LED Inverting dengan Driver LED Non
Inverting
c. Jelaskan secara teori bilamana Vin > Vref, Vin=Vref dan Vin < Vref.

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.


a.

b.

c.

7. Kesimpulan

Mengetahui : Depok,
Syaprudin_PREanalog_2012
104
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM

PERCOBAAN 4.2
WINDOWS DETEKTOR
__________________________________________________________________

1. Tujuan dan Manfaat Praktek


Tujuan :
a. Mengukur tegangan referesi (VREF), Tegangan kontrol (Vin) dan
mengamati perubahan pada display output.
b. Membandingkan hasil pengukuran dan perhitungan tegangan referensi.
Manfaat :
a. Dapat menggunakan Op-Amp untuk rangkaian indicator level tegangan
dalam rangkaiaan windows detector.
b. Dapat menggunakan parameter-parameter op-amp dan komponen
pendukung.

2. Rangkaian Praktek.

+V +Vcc

R3 _ Vout
8,2KΩ
VREF(1)
+
R4 470Ω
2,2KΩ
- Vcc

+V

R3 +Vcc
8,2KΩ
VREF(2)
_
R4
10KΩ
+

Vin - Vcc

Syaprudin_PREanalog_2012
Gambar 4.1. Windows Detector. 105
3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.
Bahan / Komponen Alat / Instrumen
Jumla Jumla
Nama Nama
h h
Resistor 470Ω 2,2KΩ 10KΩ @1 Multimeter 1
Resistor 8,2KΩ 2 PSU 2
LED 1 Papan Percobaan 1
IC Op-Amp 741 2

b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 4.1. dengan Vcc = +V = ±12 volt (PSU1)
2. Ukurlah Vref1, Vref2 dan Vout, amati kondisi LED. Catat dalam table 4.1.
3. Hubungkan PSU2 ke Vin, dan aturlah Vin sesuai dengan table 4.1, ukurlah
Vout, amati kondisi LED, catatlah dalam table 4.1.

c. Data Hasil Pengamatan.


Tabel 4.1. Data Pengukuran Windows Detector.

Vin (volt) Vref 1 (volt) Vref 2 (volt) Vout (volt) Kondisi LED

Syaprudin_PREanalog_2012
106
8

d. Pengelolaan Data.
Hitunglah Secara Teori besaran Vref1 dan Vref2. Jelaskan secara teori bilamana :
a. Vin < Vref1, Vin=Vref1 dan Vin > Vref1.
b. Vin < Vref2, Vin=Vref2 dan Vin > Vref2.
Pelajari penjelasan komparator. Catatlah hasil analisa dalam table 4.2.

Tabel 4.2. Data Perhitungan Driver LED Inverting.


Vin Vref 1 Vref 2 Vout Kondisi
Besaran
(volt) (volt) (volt) (volt) LED
Vin <Vref1

Vin =Vref 1

Vin >Vref 1

Vin <Vref2

Vin =Vref 2

Vin >Vref 2

4. Hasil Praktek dan Pembahasan.


Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3. Pembahasan Teori dan Praktek Driver LED Inverting.


(%)
Besaran Teori Praktek Keterangan
Kesalahan
Vref
Vin <Vref 1
Vout (volt)
Vin =Vref 1
Vout (volt)
Vin >Vref 1
Vout (volt)

Syaprudin_PREanalog_2012
107
Vin <Vref 2
Vout (volt)
Vin =Vref 2
Vout (volt)
Vin >Vref 2
Vout (volt)

5. Tugas Hasil Praktek.


a. Jelaskan cara kerja rangkaian Windows Detector.
b. Jelaskan aplikasi rangkaian dalam rangkaian instrumen.

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.


a.

b.

7. Kesimpulan

Mengetahui : Depok,
Syaprudin_PREanalog_2012
108
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM

PERCOBAAN 4.3
DRIVER MOTOR DC
__________________________________________________________________

1. Tujuan dan Manfaat Praktek


Tujuan :
a. Mengukur tegangan referesi (VREF), Tegangan kontrol (Vin), tegangan
(Vo1), tegangan (Vo2) dan mengamati perubahan arah putaran motor.
b. Membandingkan hasil pengukuran dan perhitungan tegangan referensi.

Manfaat :
a. Dapat menggunakan Op-Amp untuk mengatur arah perputaran motor
dengan rangkaian driver motor DC.
b. Dapat menggunakan parameter-parameter op-amp dan komponen
pendukung.

2. Rangkaian Praktek.

+V

Gambar 4.1. Driver Motor DC

3. Metoda Praktek.
Syaprudin_PREanalog_2012
109
a. Bahan dan Alat.
Bahan / Komponen Alat / Instrumen
Jumla Jumla
Nama Nama
h h
Resistor 4,7KΩ 10KΩ @1 Multimeter 1
Transistor NPN dan PNP @1 PSU 2
IC Op-Amp 741 1 Papan Percobaan 1
Motor DC 12V 1
b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 4.1. dengan Vcc = +V = ±12 volt (PSU1)
2. Ukurlah Vref, Vo1, Vo2 dan amatilah Arah putaran motor, catatlah dalam
table 4.1.
3. Hubungkan PSU2 ke Vin, dan aturlah Vin sesuai dengan table 4.1.
4. Ukurlah Vo1 dan Vo2, dan amatilah Arah putaran motor, catatlah dalam
table 4.1.

c. Data Hasil Pengamatan.


Tabel 4.1. Data Pengukuran Driver LED Inverting.

Vin Vref
Vo1 (volt) Vo2 (volt) Arah Putaran
(volt) (volt)
0 Kiri - kanan

1 Kiri - kanan

2 Kiri - kanan

3 Kiri - kanan

4 Kiri - kanan

5 Kiri - kanan

d. Pengelolaan Data.
Hitunglah Secara Teori besaran Vref.
Jelaskan secara teori bilamana Vin > Vref, Vin=Vref dan Vin < Vref.
Pelajari penjelasan komparator. Catatlah hasil analisa dalam table 5.2

Tabel 4.2. Data Perhitungan Driver LED Inverting.

Besaran Vin (volt) Vref (volt) Vo1 (volt) Vo1 (volt) Arah Putaran

Syaprudin_PREanalog_2012
110
Vin >Vref Kiri - kanan

Vin =Vref Kiri - kanan

Vin <Vref Kiri - kanan

4. Hasil Praktek dan Pembahasan.


Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3. Pembahasan Teori dan Praktek Driver Motor.
(%)
Besaran Teori Praktek Keterangan
Kesalahan
Vref

Vin >Vref Vout (volt)

Vin =Vref Vout (volt)

Vin <Vref Vout (volt)

5. Tugas Hasil Praktek.


a. Jelaskan cara kerja rangkaian Driver Motor.
b. Bagaimana caranya bila driver mengaktifkan motor AC

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.


a.

b.

7. Kesimpulan

Syaprudin_PREanalog_2012
111
Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM

PRAKTEK RANGKAIAN
ELEKTRONIKA 2

Semester 4

Modul 5

RANGKAIAN FILTER ACTIVE

MATERI
Low Pass Filter
High Pass Filter
Band Pass Filter
Stop Band Pass Filter

Syaprudin_PREanalog_2012
112
Oleh :
Syaprudin, ST., Mkom.
NIP. 19590503 198803 1003

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
TAHUN
2012

PENDAHULUAN
__________________________________________________________________

1.1. Tujuan.
Menghasilkan teknisi elektronika yang kompeten dalam memilih,
merencanakan dan merealisasikan rangkaian-rangkaian elektronika analog sesuai
spesifikasi dan fasilitas yang dipersyaratkan datasheet dari komponen-komponen
terkait.

1.2 Sasaran.
Setelah mengikuti mata kuliah ini peserta mampu merencanakan,
merealisasikan rangkaian-rangkaian elektronika analog sesuai kebutuhan
peralatan di dunia industri.

1.3 Deskripsi.
a. Nama Modul : Rangkaian Filter Aktif

b. Ruang Lingkup Isi : 1. Low Pass Filter


2. High Pass Filter
3. Band Pass Filter
4. Stop Band Pass Filter

c. Kaitan Modul : Modul ini digunakan sebagai modul aplikasi Op-


Amp tentang rangkaian filter aktif untuk mata
kuliah Praktek Rangkaian Elektronika 2.

d. Hasil yang diharapkan : Setelah mempraktekkan modul ini siswa didik


diharapkan mampu,
1. Membaca data spesifikasi dan parameter Op-
Amp yang dipergunakan.
2. Merencanakan rangkaian aplikasi filter aktif
3. Membuat macam macam rangkaian filter
aktif

Syaprudin_PREanalog_2012
113
e. Manfaat di industri : Setelah mempelajari modul ini, peserta didik
diharapkan trampil untuk dapat
1. Berintegrasi dengan teknologi yang telah
diterapkan di industri dengan mudah
2. Melaksanakan jenis-jenis pekerjaan yang
dibutuhkan di industri.
3. Mengembangkan kemampuan diri secara
mandiri untuk mengikuti perkembangan
teknologi elektronika yang semakin cepat.

1.4 Prasyarat

Pengetahuan
a. Gambar teknik elektronika
b. Komponen elektronika diskrit (pasif dan aktif)
c. Rangkaian listrik ac dan dc
d. Teknik Ukur dan Pengukuran rangkaian listrik

Ketrampilan
a. Menggambar membaca rangkaian skematik rangkaian elektronika.
b. Menggunakan peralatan ukur (multimeter, Osiloskop, fungsi generator,
Power Supply Unit)
c. Merakit rangkaian pada papan percobaan.

1.5 Petunjuk Penggunaan Modul


Untuk Siswa
a. Bacalah modul dengan seksama, terutama pada bagian metoda mercobaan,
gunakan teknik membaca cepat dalam mempelajari modul.
b. Pahami tujuan, sasaran dalam mempelajari modul ini.
c. Kerjakan tugas yang terdapat didalamnya dengan pengetahuan dari hasil
percobaan.
d. Laporkan kemajuan yang telah dicapai kepada dosen pembimbing atau
instruktur sebelum melanjutkan ke modul berikutnya.
e. Bertanyalah kepada dosen pembimbing atau instruktur jika dianggap
perlu.
f. Usahakan menyelesaikan setiap modul lebih cepat dari waktu yang telah
ditetapkan.
g. Jika ada bagian yang belum di pahami, cobalah terlebih dahulu
mendiskusikan dengan teman yang sedang mengerjakan bagian yang
sama, sebelum bertanya pada dosen pembimbing atau instruktur, usahakan
mencari jawaban pada sumber lain.

Untuk Instruktur
a. Dosen pembimbing atau instruktur harus menguasai sepenuhnya isi modul.

Syaprudin_PREanalog_2012
114
b. Dosen pembimbing atau instruktur harus mempunyai catatan kemajuan
setiap peserta didik dan dapat memikirkan sumber informasi lain yang
dapat disarankan kepada peserta didik.
c. dosen pembimbing atau instruktur hendaknya dapat meningkatkan
motivasi peserta didik setiap saat awal praktek pertengahan dan terakhir.
d. Peserta didik ditugaskan untuk membuat rangkuman setiap modul yang
telah dipraktekkan.

1.6 Pengelolaan Data Hasil Pengukuran


Tidak ada pengukuran yang menghasilkan ketelitian yang sempurna, tetapi
penting untuk mengetahui kete;itian yang sebenarnya dan bagaimana kesalahan
yang berbeda digunakan dalam pengukuran. Langkah yang perlu untuk
mengurangi kesalahan adalah mempelajari kesalahan kesalahan tersebut, dari hal
ini dapat ditentukan ketelitian hasil akhir. Kesalahan kesalahan yang terangkum
dalam data akhir pengukuran umumnya disebabkan dalam tiga jenis kesalahan
yaitu :
a. Gross Error (kesalahan umum)
b. Systematic Error (kesalahan sistematis)
c. Random Error ( kesalahan kesalahan yang disengaja)

Untuk mendapatkan nilai kesalahan dari data akhir pengukuran atau yang
terbaca umumnya data actual dikurangi data terbaca di bandinkan dengan data
actual, bentuk kesalahan umumnya ditulis dalam persentase yaitu:

actual  terbaca
% kesalahan  x100%
actual

Syaprudin_PREanalog_2012
115
TEORI DASAR
FILTER AKTIF
____________________________________________
Filter dalam rangkaian elektronika bertujuan untuk melewatkan dan
menghalingi tegangan pada frekuensi frekuensi tertentu atau range frekuensi
frekuensi tertentu. Rangkaian filter dibagi dua tipe yaitu fasif dan aktif, rangkaian
filter fasif hanya terdiri dari komponen R dan C, sedangkan filter aktif terdiri dari
komponen R, C dan Op-Amp. Dasar dasar filter terdiri dari empat jenis rangkaian
yaitu low pass filter, high pass filter, band pass filter dan stop band pass filter.
Respon filter ideal dari keempat jenis filter ditunjukan pada gambar 2.1.

Vo/Vi Vo/Vi Vo/Vi

LPF HPF BPF


f f f
fOH fOL fOL fOH
Vo/Vi

SBPS
LPF HPF
f
Syaprudin_PREanalog_2012 fOH fOL
116
Gambar 2.1. Respon Filter Ideal
1. Low Pass Filter.
Orde kesatu Low Pass Filter (LPF) menggunakan satu resistor dan satu
kapasitor lihat gambar 2.2, memiliki respon frekuensi dengan sudut kemiringan
-20 dB per decade. dan gambar 2.3, Orde kedua Low Pass Filter (LPF)
menggunakan dua resistor dan dua kapasitor memiliki respon frekuensi dengan
sudut kemiringan -40 dB per decade. Penguatan (Av) akan konstan dibawah harga
frekuensi cut-off (fOH). Persyaratan untuk menetukan pengatan (Av) dan
komponen pendukung adalah sebagai berikut:

Orde 1 Av  1,859 Orde 2 Av  2.235


Rg  Rf 1
Av  fO  Rf  10 R1 .......... ....( 1 )
Rg 2 R1C1
(sumber Integrated Circuit Millman Halkias)

Rg Rf Vo/Vi

+Vcc -20dB/ decade


_
R1 741
+ VO
VI
C1 –Vcc
f
fOH

Gambar 2.2. Orde kesatu Low Pass Filter (LPF)

Rg Rf Vo/Vi

+Vcc -20dB/ decade


_
R1 R2 741 -40dB/ decade
+ VO
VI
C1 C2 –Vcc
f
Syaprudin_PREanalog_2012 fOH
117
Gambar 2.3. Orde kedua Low Pass Filter (LPF)
Rf 1
Av  1  fOH  ...............( 2 )
Rg 2 R1C1

2. High Pass Filter.


High Pass Filte ( HPF ) orde kesatu dan orde kedua ditunjukan pada
gambar 2.4. dan gambar 2.5. untuk menhitung penguatan tegangan ( Av) sama
dengan rumus 1, sedangkan frekuensi cut-off adalah sebagai berikut :

1
fOL  ...............( 3 )
2 R1C1

Rg Rf
Vo/Vi

+Vcc
-20dB/ decade
_
C1 741
+ VO
VI
R1 –Vcc

f
fOL
Gambar 2.4. Orde kesatu High Pass Filter (HPF)

Rg Rf Vo/Vi

+Vcc

_
C1 C2 -40dB/ decade
741
+ VO
VI
R1 R2 –Vcc
f
fOL

Gambar 2.5. Orde kedua High Pass Filter (HPF)

Syaprudin_PREanalog_2012
118
3. Band Pass Filter.
Gambar 2.6. memperlihatkan Band Pass Filte ( BPF ) menggunakan 2
tingkat rangkaian yaitu tingkat pertama HPF dan tingkat kedua LFP, kombinasi
keduanya disebut BPF. Ketentuan untuk band pass filter dimana f OL< fOH untuk
menhitung penguatan tegangan ( Av) sama dengan rumus 1, sedangkan frekuensi
cut-off rendah dan tinggi adalah sebagai berikut :

1 1
fOL  fOH  ...................( 4 )
2 R1C1 2 R 2C 2

Gambar 2.6. Band Pass Filter (BPF)

Vo/Vi

f
fOL fOH
Gambar 2.7. Kurva Respon BPF

4. Stop Band Pass Filter.

Syaprudin_PREanalog_2012
119
Stop Band Pass Filter gambar sama dengan rangkaian Band Pass Filte
( BPF ) gambar 2.6. Tetapi ketentuan untuk Stop Band Pass Filter adalah f OL> fOH
untuk menhitung penguatan tegangan ( Av) sama dengan rumus 1, sedangkan
frekuensi cut-off rendah dan tinggi sama dengan rumus 4. dan gambar 2.8.
memperlihatkan respon frekuensi SBPF.
Vo/Vi

f
fOH fOL
PERCOBAAN
Gambar 2.8. Kurva Respon5.1
SBPF
LOW PAS FILTER
__________________________________________________________________
1. Tujuan dan Manfaat Praktek
Tujuan :
a. Mengukur tegangan output (Vo) yang dipengaruhi perubahan frekuensi.
b. Menggambarkan kurva respon Av fungsi F.
Manfaat :
a. Dapat menggunakan macam-macam Op-Amp untuk rangkaian Low Pass
Filter Orde 1 dan 2
b. Dapat mengaplikasikan rangkaian Low Pass Filter Orde 1 dan 2 untuk
kepentingan rangkaian control elektronika.
2. Rangkaian Praktek.

Syaprudin_PREanalog_2012
120
Gambar 5.1. LPF Orde 1 Gambar 5.2. LPF Orde 2.

3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.
Bahan / Komponen Alat / Instrumen
Jumla Jumla
Nama Nama
h h
Resistor Rf=100KΩ 1 PSU 1
Resistor Rg=R1=R2=10KΩ 3 Fungsi Generator 1
Kapasitor C1=C2= 200 nF 2 Osiloskop 1
IC Op-Amp 741 1 Papan Percobaan 1
Socet T 1 BNC kabel 2
b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 5.1. Low pass filter orde 1 dengan Vcc = ±12 volt.
2. Hubungkan Osiloskop CH1 input dan CH2 output.
3. Hubungkan FG dengan F=1 KHz, Aturlah amplitudo FG, amati gelombang
output (maksimum tidak cacat) catatlah bentuk gelombang Vin dan Vout pada
gambar 5.3 dan hitung beasar tegangan peak to peak (Vpp).
4. Variasikan Frekuensi seperti dalam table 5.1. catatlah besaran Vin dan Vout.
5. Rakitlah rangkaian gambar 5.2. Low pass filter orde 2 dengan Vcc = ±12 volt.
6. Ulangi langkah 2, 3, dan 4

c. Data Hasil Pengamatan LPF Orde 1

Gambar 5.3. Bentuk Gelombang VIN dan VOUT LPF pada F= 1KHz

Tabel 5.1. Data Pengukuran Respon LPF orde 1


F(Hz) Vin (Vpp) Vout (Vpp) Av Av (dB)

Syaprudin_PREanalog_2012
121
0
5
10
50
100
500
1K
5K
10K
50K
100K
500K
1M
5M
10M
 Menghitung Av dan Av(dB).
 Menggambar kurva perubahan Av(dB) perubahan f (Hz), data dari table 5.1.

Gambar 5.4. kurva Respon LPF orde 1

 Dari kurva respon, catat fOH (-3 dB) dan sudut kemiringan.
Tabel 5.2.
Data Pengukuran Respon LPF orde 1

fOH

Slop

d. Data Hasil Pengamatan LPF Orde 2


Syaprudin_PREanalog_2012
122
Gambar 5.5. Bentuk Gelombang VIN dan VOUT LPF pada F= 1KHz

Tabel 5.3. Data Pengukuran Respon LPF orde 2


F(Hz) Vin (Vpp) Vout (Vpp) Av Av (dB)
0
5
10
50
100
500
1K
5K
10K
50K
100K
500K
1M
5M
10M

 Menghitung Av dan Av(dB).


 Menggambar kurva perubahan Av(dB) terhapap f (Hz), data dari table 5.3.

Syaprudin_PREanalog_2012
123
Gambar 5.6. kurva Respon LPF orde 2

 Dari kurva respon, catat fOH (-3 dB) dan sudut kemiringan.
Tabel 5.4. Data Pengukuran Respon LPF orde 2
fOH

Slop
e. Pengelolaan Data.
1. Hitunglah Secara Teori besaran fOH dengan persamaan 1.

Tabel 5.5. Data Teori Respon LPF orde 1


fOH

Slop 20 dB/ decade

2. Hitunglah Secara Teori besaran fOH dengan persamaan 2.

Tabel 5.5. Data Teori Respon LPF orde 2


fOH

Slop 40 dB/ decade

4. Hasil Praktek dan Pembahasan.


Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:
Tabel 5.6. Pembahasan Teori dan Praktek LPF orde 1.

Syaprudin_PREanalog_2012
124
(%)
Besaran Teori Praktek Keterangan
Kesalahan
fOH

Slop 20 dB/ decade

Tabel 5.7. Pembahasan Teori dan Praktek LPF orde 2.


(%)
Besaran Teori Praktek Keterangan
Kesalahan
fOH

Slop 40 dB/ decade

5. Tugas Hasil Praktek.


a. LPF orde 1, Bila diinginkan fOH = 1 KHz hitunglah R1 dan C1.
b. LPF orde 1, Jelaskan apa yang terjadi bilamana nilai seluruh C1 diperkeil.
c. LPF orde 2, Bila diinginkan fOH = 2 KHz hitunglah R dan C.
d. LPF orde 2, Jelaskan apa yang terjadi bilamana nilai R1 dan C1 diperkeil.

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.

a.

b.

c.

Syaprudin_PREanalog_2012
125
d.

7. Kesimpulan

Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM :

PERCOBAAN 5.2
HIGH PASS FILTER
__________________________________________________________________
1. Tujuan dan Manfaat Praktek
Tujuan :
a. Mengukur tegangan output (Vo) yang dipengaruhi perubahan frekuensi.
b. Menggambarkan kurva respon Av (dB) fungsi F.
Manfaat :
a. Dapat menggunakan Op-Amp 741 untuk rangkaian High Pass Filter Orde
1.
b. Dapat mengaplikasikan rangkaian High Pass Filter Orde 1. untuk
kepentingan rangkaian elektronika.
Rg Rf

2. Rangkaian Praktek. +Vcc

_
Syaprudin_PREanalog_2012 C1 741
+ VO 126
VI
R1 –Vcc
Gambar 5.1. High Pass Filter Orde 1 (HPF)

3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.
Bahan / Komponen Alat / Instrumen
Jumla Jumla
Nama Nama
h h
Resistor Rf=100KΩ 1 PSU 1
Resistor R1 = Rg=10KΩ 2 Fungsi Generator 1
Kapasitor C1 = 0,15 F 1 Osiloskop 1
IC Op-Amp 741 1 Papan Percobaan 1
Socet T 1 BNC kabel 2

b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 5.1. dengan Vcc = ±12 volt.
2. Hubungkan Osiloskop CH1 input dan CH2 output.
3. Hubungkan FG dengan F=1 KHz, Aturlah amplitudo FG, amati
gelombang output (maksimum tidak cacat) catatlah bentuk gelombang Vin
dan Vout dan hitung beasar tegangan peak to peak (Vpp).
4. Variasikan Frekuensi seperti dalam table 5.1. catatlah besaran Vin
dan Vout.

c. Data Hasil Pengamatan.

Syaprudin_PREanalog_2012
127
Gambar 5.2. Bentuk Gelombang VIN dan VOUT HPF 1 pada F= 1KHz

Tabel 5.1. Data Pengukuran Respon HPF orde 1


F(Hz) Vin (Vpp) Vout (Vpp) Av Av (dB)
0
5
10
50
100
500
1K
5K
10K
50K
100K
500K
1M
5M
10M
 Menghitung Av dan Av(dB).
 Menggambar kurva perubahan Av(dB) terhadap f (Hz), data dari table 5.1.

Syaprudin_PREanalog_2012
128
Gambar 5.3. kurva Respon HPF .

 Dari kurva respon, catat fOH (-3 dB) dan sudut kemiringan.
Tabel 5.2. Data Pengukuran Respon HPF orde 1
fOH

Slop

d. Pengelolaan Data.
Hitunglah Secara Teori besaran fOH dengan persamaan 1.

Tabel 5.3. Data Teori Respon HPF orde 1


fOH

Slop 20 dB/ decade

5.4. Hasil Praktek dan Pembahasan.


Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:

Tabel 5.4. Pembahasan Teori dan Praktek HPF orde 1


(%)
Besaran Teori Praktek Keterangan
Kesalahan
fOH 1

Slop 20 dB/ decade

5. Tugas Hasil Praktek.

Syaprudin_PREanalog_2012
129
a. Bila diinginkan fOH = 2 KHz hitunglah R dan C.
b. Jelaskan apa yang terjadi bilamana nilai R1 dan C1 diperkeil.

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.

a.

b.

7. Kesimpulan

Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM :

PERCOBAAN 5.3
Syaprudin_PREanalog_2012
130
BAND PAS FILTER
__________________________________________________________________

1. Tujuan dan Manfaat Praktek


Tujuan :
a. Mengukur tegangan output (Vo) yang dipengaruhi perubahan frekuensi.
b. Menggambarkan kurva respon Av (dB) fungsi F.

Manfaat :
a. Dapat menggunakan Op-Amp 741 untuk rangkaian Band Pass
Filter.
b. Dapat mengaplikasikan rangkaian Band Pass Filter. untuk
kepentingan rangkaian elektronika.

2. Rangkaian Praktek.

Gambar 5.1. Band Pass Filter (BPF)

3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.
Bahan / Komponen Alat / Instrumen
Jumla Jumla
Nama Nama
h h
Resistor Rf=22 KΩ 2 PSU 1
Resistor R1=R2=Rg=2,2 KΩ 4 Fungsi Generator 1
Kapasitor C1=0,15F
@1 Osiloskop 1
C2=0,001F
IC Op-Amp 741 2 Papan Percobaan 1
Socet T 1 BNC kabel 2

Syaprudin_PREanalog_2012
131
b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 5.1. dengan Vcc = ±12 volt.
2. Hubungkan Osiloskop CH1 input dan CH2 output.
3. Hubungkan FG dengan F=1 KHz, Aturlah amplitudo FG, amati gelombang
output (maksimum tidak cacat) catatlah bentuk gelombang Vin dan Vout dan
hitung beasar tegangan peak to peak (Vpp).
4. Variasikan Frekuensi seperti dalam table 5.1. catatlah besaran Vin dan Vout.

c. Data Hasil Pengamatan.

Gambar 5.2. Bentuk Gelombang VIN dan VOUT BPF pada F= 1KHz

Tabel 5.1. Data Pengukuran Respon BPF.


F(Hz) Vin (Vpp) Vout (Vpp) Av Av (dB)
0
5
10
50
100
500
1K
5K
10K
50K
100K
500K
1M
5M

Syaprudin_PREanalog_2012
132
10M
 Menghitung Av dan Av(dB).
 Menggambar kurva perubahan Av(dB) terhadap f (Hz), data dari table 5.1.

Gambar 5.3. kurva Respon BPF.

 Dari kurva respon, catat fOL dan fOH (-3 dB)


Tabel 6.2. Data Pengukuran Respon BPF
fOL

fOH

d. Pengelolaan Data.
Hitunglah Secara Teori besaran fOL dan fOH dengan persamaan 4.

Tabel 6.3. Data Teori Respon BPF


fOL

fOH

6.4. Hasil Praktek dan Pembahasan.


Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:

Tabel 6.4. Pembahasan Teori dan Praktek BPF.


(%)
Besaran Teori Praktek Keterangan
Kesalahan
fOL

Syaprudin_PREanalog_2012
133
fOH

5. Tugas Hasil Praktek.


a. Bila diinginkan fOH = 1 KHz dan fOL = 2 KHz hitunglah R dan C.
b. Jelaskan apa yang terjadi pada kurva respon hitungan no 1.

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.

a.

b.

7. Kesimpulan

Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

Syaprudin_PREanalog_2012
134
( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM :

PERCOBAAN 5.4
STOP BAND PAS FILTER
__________________________________________________________________
1. Tujuan dan Manfaat Praktek
Tujuan :
a. Mengukur tegangan output (Vo) yang dipengaruhi perubahan frekuensi.
b. Menggambarkan kurva respon Av (dB) fungsi F.
Manfaat :
a. Dapat menggunakan Op-Amp 741 untuk rangkaian Stop Band Pass Filter.
b. Dapat mengaplikasikan rangkaian Stop Band Pass Filter. untuk
kepentingan rangkaian elektronika.

2. Rangkaian Praktek.

Gambar 5.1. Stop Band Pass Filter (SBPF)

3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.
Syaprudin_PREanalog_2012
135
Bahan / Komponen Alat / Instrumen
Jumla Jumla
Nama Nama
h h
Resistor Rf=22 KΩ 2 PSU 1
Resistor R1=R2=Rg=2,2 KΩ 4 Fungsi Generator 1
Kapasitor C2=0,15F
@1 Osiloskop 1
C1=0,001F
IC Op-Amp 741 2 Papan Percobaan 1
Socet T 1 BNC kabel 2
b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 5.1. dengan Vcc = ±12 volt.
2. Hubungkan Osiloskop CH1 input dan CH2 output.
3. Hubungkan FG dengan F=10 KHz, Aturlah amplitudo FG, amati
gelombang output (maksimum tidak cacat) catatlah bentuk gelombang Vin
dan Vout dan hitung beasar tegangan peak to peak (Vpp).
4. Variasikan Frekuensi seperti dalam table 5.1. catatlah besaran Vin
dan Vout.

c. Data Hasil Pengamatan.

Gambar 5.2. Bentuk Gelombang VIN dan VOUT SBPF pada F= 10KHz

Tabel 5.1. Data Pengukuran Respon SBPF.


F(Hz) Vin (Vpp) Vout (Vpp) Av Av (dB)
0
5
10
50

Syaprudin_PREanalog_2012
136
100
500
1K
5K
10K
50K
100K
500K
1M
5M
10M
 Menghitung Av dan Av(dB).
 Menggambar kurva perubahan Av(dB) terhadap f (Hz), data dari table 5.1.

Gambar 5.3. kurva Respon SBPF

 Dari kurva respon, catat fOH dan fOL (-3 dB).


Tabel 5.2. Data Pengukuran Respon BPF
fOL

fOH

d. Pengelolaan Data.
Hitunglah Secara Teori besaran fOL dan fOH dengan persamaan 4.

Tabel 5.3. Data Teori Respon SBPF


fOL

Syaprudin_PREanalog_2012
137
fOH

4. Hasil Praktek dan Pembahasan.


Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:

Tabel 5.4. Pembahasan Teori dan Praktek SBPF.


(%)
Besaran Teori Praktek Keterangan
Kesalahan
fOL

fOH

5. Tugas Hasil Praktek.


a. Bila diinginkan fOH = 2 KHz dan fOL = 1 KHz hitunglah R dan C.
b. Jelaskan apa yang terjadi pada kurva respon hitungan no 1.
c. Apakah nama lain SBPF.

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.

a.

b.

c.

7. Kesimpulan

Syaprudin_PREanalog_2012
138
Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM :

PRAKTEK RANGKAIAN
ELEKTRONIKA 2

Semester 4

Modul 6
RANGKAIAN SINYAL KONDISI DAN KONTROL

MATERI
Zero Span
Voltage to Current Conventer
Current to Voltage Conventer
Error Amplifier
ON-OFF Controller

Syaprudin_PREanalog_2012
139
Oleh :
Syaprudin, ST., Mkom.
NIP. 19590503 198803 1003

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
TAHUN
2012

PENDAHULUAN
__________________________________________________________________

1.1. Tujuan.
Menghasilkan teknisi elektronika yang kompeten dalam memilih,
merencanakan dan merealisasikan rangkaian-rangkaian elektronika analog sesuai
spesifikasi dan fasilitas yang dipersyaratkan datasheet dari komponen-komponen
terkait.

1.2 Sasaran.
Setelah mengikuti mata kuliah ini peserta mampu merencanakan,
merealisasikan rangkaian-rangkaian elektronika analog sesuai kebutuhan
peralatan di dunia industri.

1.3 Deskripsi.
a. Nama Modul : Rangkaian Sinyal Kondisi dan Kontrol

b. Ruang Lingkup Isi : 1. Zero Span


2. Voltage to Current Conventer
3. Current to Voltage Conventer
4. Error Amplifier
5. ON-OFF Controller

Syaprudin_PREanalog_2012
140
c. Kaitan Modul : Modul ini digunakan sebagai modul aplikasi Op-
Amp untuk rangkaian sinyal kondisi dalam mata
kuliah Praktek Rangkaian Elektronika 2

d. Hasil yang diharapkan : Setelah mempraktekkan modul ini siswa didik


diharapkan mampu,
1. Membaca data spesifikasi dan parameter
rangkaian pengkondisi sinyal.
2. Merencanakan rangkaian aplikasi Op-Amp
untuk rangkaian pengkondisi sinyal dan
kontrol

e. Manfaat di industri : Setelah mempelajari modul ini, peserta didik


diharapkan trampil untuk dapat
1. Berintegrasi dengan teknologi yang telah
diterapkan di industri dengan mudah
2. Melaksanakan jenis-jenis pekerjaan yang
dibutuhkan di industri.
3. Mengembangkan kemampuan diri secara
mandiri untuk mengikuti perkembangan
teknologi elektronika yang semakin cepat.

1.4 Prasyarat

Pengetahuan
a. Gambar teknik elektronika
b. Komponen elektronika diskrit (pasif dan aktif)
c. Rangkaian listrik ac dan dc
d. Teknik Ukur dan Pengukuran rangkaian listrik

Ketrampilan
a. Menggambar membaca rangkaian skematik rangkaian elektronika.
b. Menggunakan peralatan ukur (multimeter, Osiloskop, fungsi generator,
Power Supply Unit)
c. Merakit rangkaian pada papan percobaan.

1.5 Petunjuk Penggunaan Modul


Untuk Siswa
a. Bacalah modul dengan seksama, terutama pada bagian metoda mercobaan,
gunakan teknik membaca cepat dalam mempelajari modul.
b. Pahami tujuan, sasaran dalam mempelajari modul ini.
c. Kerjakan tugas yang terdapat didalamnya dengan pengetahuan dari hasil
percobaan.
d. Laporkan kemajuan yang telah dicapai kepada dosen pembimbing atau
instruktur sebelum melanjutkan ke modul berikutnya.
e. Bertanyalah kepada dosen pembimbing atau instruktur jika dianggap perlu.
Syaprudin_PREanalog_2012
141
f. Usahakan menyelesaikan setiap modul lebih cepat dari waktu yang telah
ditetapkan.
g. Jika ada bagian yang belum di pahami, cobalah terlebih dahulu
mendiskusikan dengan teman yang sedang mengerjakan bagian yang
sama, sebelum bertanya pada dosen pembimbing atau instruktur, usahakan
mencari jawaban pada sumber lain.

Untuk Instruktur
a. Dosen pembimbing atau instruktur harus menguasai sepenuhnya isi modul.
e. Dosen pembimbing atau instruktur harus mempunyai catatan kemajuan
setiap peserta didik dan dapat memikirkan sumber informasi lain yang
dapat disarankan kepada peserta didik.
f. dosen pembimbing atau instruktur hendaknya dapat meningkatkan
motivasi peserta didik setiap saat awal praktek pertengahan dan terakhir.
g. Peserta didik ditugaskan untuk membuat rangkuman setiap modul yang
telah dipraktekkan.

1.6 Pengelolaan Data Hasil Pengukuran


Tidak ada pengukuran yang menghasilkan ketelitian yang sempurna, tetapi
penting untuk mengetahui kete;itian yang sebenarnya dan bagaimana kesalahan
yang berbeda digunakan dalam pengukuran. Langkah yang perlu untuk
mengurangi kesalahan adalah mempelajari kesalahan kesalahan tersebut, dari hal
ini dapat ditentukan ketelitian hasil akhir. Kesalahan kesalahan yang terangkum
dalam data akhir pengukuran umumnya disebabkan dalam tiga jenis kesalahan
yaitu :
a. Gross Error (kesalahan umum)
b. Systematic Error (kesalahan sistematis)
c. Random Error ( kesalahan kesalahan yang disengaja)

Untuk mendapatkan nilai kesalahan dari data akhir pengukuran atau yang
terbaca umumnya data actual dikurangi data terbaca di bandinkan dengan data
actual, bentuk kesalahan umumnya ditulis dalam persentase yaitu:

actual  terbaca
% kesalahan  x100%
actual

Syaprudin_PREanalog_2012
142
TEORI DASAR
RANGKAIAN SINYAL KONDISI DAN KONTROL
____________________________________________
2.1. Zero Span
Output transduser atau sensor ada kemungkinan tidak sesuai dengan range
yang diinginkan sebagai input untuk controller, komputer atau display. Misalnya
untuk input ADC dibutiuhkan sinyal dari 0 volt sampai 5 volt, sedangkan output
tranduser atau sensor hanya 2,48 V-3,9V. rangkaian zero span memungkinkan
adanya pengkonversian terhadap kondisi yang terjadi diatas. Suatu sinyal linier
melalui konventer span (slope) dan zero (sumbu koorditat Y) memungkinkan
adanya suatu parameter tegangan yang diinginkan. Sinyal yang dikonversikan
dengan rangkaian zero span akan menghasilkan sinyal yang paralel dengan sinyal
aslinya.
Sinyal yang dikondisikan merupakan sinyal input Vin, sinyal ini mendapat
penguatan sebesar –Rf/Ri. Tegangan referensi sebesar ±V diberikan pada input
Syaprudin_PREanalog_2012
143
yang lain yang kemudian mendapat penguatan sebesar –Rf/Ros. Sehingga output
dari Vout1 adalah sebagai berikut :
Rf Rf
Vout1  (  )Vin  ( )V ........(1)
Ri Ros
Sinyal Vout1 kemudian diberikan kesuatu inverting amplifier dengan penguatan
(gain) sebesar -1, sehingga persamaan berubah menjadi:
Rf Rf
Vout1  ( )Vin  ( )V ........(2)
Ri Ros
Persamaan 1 dapat ditulis sebagai persaman garis lurus y = mx + b

y Rf
m (span)
Ri

Rf x
b V
Ros
(offset nol)

Gambar 2.1. kurva y = mx + b

Bentuk rangkaian zero span ditunjukan pada gambar 2.2.

±V 10KΩ RF =10KΩ
R=10KΩ
+Vcc
Ros
R +Vcc
Vin 1KΩ
_ 10KΩ

IC 741 _
Ri + Vout1 IC 741
y = – (mx + b) + Vout2
Rcomp -Vcc ½R y = + (mx + b)
=15KΩ –Vcc

Gaambar 2.2. Rangkaian Zero-Span

Syaprudin_PREanalog_2012
144
Vo Vo(mak) - Vo(min)
A 
Vin Vin(min) - Vin(mak)
Rf Rf
A  Ri  .......... .........................(3)
Ri A
Vout2  A Vin  b
Rf
b V .................... ............................(4)
Ros
Vin  Vin(min)
Vout2  xVo(mak)  Vo(min)
Vin(mak)  Vin(min)
Vout2  mVin  b dimana m  A ...........(5)

2.2. Voltage to Current Conventer ( V to I )


Pentransmisian sinyal tegangan menimbulkan berbagai permasalahan,
salah satu masalah adalah pengurangan tegangan yang diterima beban yang
disebabkan oleh resistansi dalam pentransmisian sinyal pada jarak jauh,
temperature dan media yang dipergunakan. Sehingga dipergunakan
pentransmisian sinyal berupa arus, karena tidak ada pengurangan sinyal arus
selama pentransmisian. Mengubah sinyal tegangan menjadi sinyal arus dan
mentransmisikan akan lebih baik, tidak ada pengurangan sinyal arus yang
disebabkan oleh resistansi dalam pentransmisian. Tipe dari pengubah tegangan ke
arus bergantung dari resistansi beban, apakah beban tersebut terambang
(floatoing) atau berhubungan langsung dengan ground. Beban yang mengambang
sangat dianjurkan, karena beban ini memungkinkan untuk mengaplikasikan teknik
common mode rejection pada penerima untuk mengurangi noise (gangguan) yang
terbawa pengiriman sinyal. Dalam uji coba hanya akan menggunakan beban
terambang. Seperti ditunjukan pada gambar 2.3.

+Vcc

Vref R
Rv1 +Vcc
Vin R
+
Vx
IC 741 I out
– BC107
–Vcc R beban
VR

R1
Rspan = Rv2+R3

Rv2
Syaprudin_PREanalog_2012
145

Gambar 2.3. Rangkaian V to I beban floating


Iout
Vb - Va
Rspan  .......( 6 )
2(Ib - Ia) b
Ib
Vref  ( 2Rspan Ib) - Vb .......( 7 )
Vin  Vref
I out  ......( 8 )
2Rspan
a
Ia
Va Vb Vin

Gambar 2.4. Kurva transfer V to I

2.3. Current to Voltage Conventer (Floating)


I to V Conventer adalah sebuah rangkaian yang mengubah suatu besaran
arus sebagai input, menjadi tegangan sebagai output, sesuai dengan yang
direncanakan. Pemakaian I to V dibutuhkan karena dalam pengolahan sinyal
kebanyakan berbentuk tegangan sedangkan proses pengiriman sinyal dalam
bentuk arus. Skematik rangkaian I to V diperlihatkan pada gambar 1. sedangkan
gambar 2.5. menunjukan kurva transfer.

Rf

+Vcc
I Ri >> Rspan Ri
_
IC 741
Rspan Ri
+ Vout

Rf –Vcc
Rpot << Rf
+Vcc

+Vcc _
Vz
IC 741
Rpot +

Syaprudin_PREanalog_2012
–Vcc –Vcc
146
Gaambar 2.5. Rangkaian Floating I to V
V
b
Vb
Rf
Vout  I Rspan  Vz ........( 9 )
Ri a
Va

Ia Ib I

Gambar 2.6. Kurva transfer I to V


Dari kurva transfer gambar 2.6. untuk menentukan Va dan Vb dapat diperoleh
dengan rumus sebagai berikut:
Rf
Va  Ia Rspan  Vz ........( 10 )
Ri
Rf
Vb  Ib Rspan  Vz ........( 11 )
Ri

Dari persamaan (10) dan (11) akan diperoleh :

Rf Rf
Vb - Va  ( Ib Rspan ) - ( Ia Rspan )
Ri Ri
Rf
Vb - Va  Rspan ( Ib - Ia)
Ri

Untuk menetukan nilai Rspan dan Vz adalah :

Vb - Va
Rspan  ..........( 12 )
 Rf 
   Ib - Ia 
 Ri 
 Rf 
Vz  Va -   Ia Rspan ........( 13 )
 Ri 

2.4. Error Amplifier


Semua system controller harus terlebih dahulu menentukan sinyal sinyal
error, persamaan 1 menunjukan sinyal error
E = SP – PV …. (1)
(E) Error adalah perbedaan nilai antara tegangan (SP) Set Point dan nilai actual
(PV) Proses variable. Ketika nilai actual sangat kecil maka tegangan error akan
positif dan tegangan error yang negative menandakan bahwa nilai actual lebih

Syaprudin_PREanalog_2012
147
besar dari nilai yang direncanakan. Rangkaian sinyal error dapat dirancang dengan
beberapa cara, diantaranya dengan rangkaian differensial amplifier seperti
ditunjukan pada gambar 2.1, rangkaian differensial amplifier memiliki dua input
yaitu SP yang menandakan nilai proses yang direncanakan, kemudian PV nilai
yang sebenarnya atau actual dari hasil output rangkaian sensor.

R2

R2 +Vcc
Verror  (VSP  VPV) ........(2)
R1
R1
Jika R  R1  R2 ±VPV
_
maka Verror  VSP  VPV
R  Rpot IC 741
R1 +
+Vcc Verror

R
VSP –Vcc

Gaambar 2.1. Rangkaian Error Amplifier

2.5. ON-OFF Controllers


Rangkaian ON/OFF Controller ini mempunyai output yang sepenuhnya
ON atau sepenuhnya OFF. Hal ini diperlukan untuk mengoperasikan atau
menghentikan suatu proses kerja secara menyeluruh. Aplikasi rangkaian ON/OFF
Controler ini banyak dijumpai pada prose pabrikasi antara lain ialah
pengoperasian dua buah valve pada sebuah tangki yang berisi bahan kimia. Tangki
yang terlalu penuh dapat mnyebabkan
Controllerbahaya,
Output sedang tangki yang kosong dapat
menimbulkan kerusakan. Oleh sebab itu dibutuhan suatu controller yang dapat
mengatur kapan valve membuka dan 100%kapan valve menutup secara otomatis.
g f d e
ON/OFF controller memiliki deadband atau hysteresis, bentuk ilustrasi ditunjukan
pada gambar 2.2.

Syaprudin_PREanalog_2012
a b c
148
E 0 +E Error

Gambar 2.2. Kurva Transfer Hystereris ON/OFF


Jika Verror > Vsat, Vo1 akan saturasi negatif dan Vo2 saturasi positif

Jika Verror < Vsat, Vo1 akan saturasi Positif dan Vo2 saturasi negatif

Deadband atau hysteresis =   E =  Vsat ….. (3)


Vsat = Vcc = Vo1


R2
 
 R 2  R1

Verror = Vsp – Vpv ………..(4)


Vo1 = -Vo2

Pemasangan dioda zener pada output Vo2 bertujuan untuk membatasi tegangan
keluaran output Vo2 menjadi :
Vo2 positif maka dioda bekerja pada mode reverse bias dimana tegangan
keluaran sama dengan Vz. Pada saat Vo2 negatif maka dioda bekerja forward bias
dimana tegangan keluaran merupakan tegangan dioda Vd =  0,7 V.

Syaprudin_PREanalog_2012
149
Bentuk rangkaian elektronik dari ON/OFF controller dapat dilihat pada
gambar 2.3. Op-amp pertama adalah error amplifier, untuk menghasilkan output
sinyal error yang diberikan kepada op-amp kedua. Op-Amp kedua adalah
komparator dengan hysteresis dan op-amp ketiga adalah inverting untuk
membalikan level tegangan.

+Vcc
VPV R
_ +Vcc

_ +Vcc
R IC 741 V01
+ VERROR IC 741 _ V02
+ IC 741
1 K R –Vcc
VSP R1 +
–Vcc
–Vcc
R2

Gambar 2.3. ON/OFF controller

PERCOBAAN 6.1
ZERO SPAN
__________________________________________________________________

1. Tujuan dan Manfaat Praktek

Syaprudin_PREanalog_2012
150
Tujuan :
a. Mempraktekkan cara kerja dari zero span dalam rangkaian summing
inverting.
b. Membuat diagram alir cara kerja dari zero span.
Manfaat :
a. Dapat menggunakan Op-Amp 741 untuk rangkaian pengkondisian sinyal
analog dalam rangkaian zero-span.

2. Rangkaian Praktek.

±V 10KΩ RF =10KΩ
R=10KΩ
+Vcc
Ros
R +Vcc
Vin 1KΩ
_ 10KΩ
IC 741 _
Ri + Vout1 IC 741
y = – (mx + b) + Vout2
Rcomp -Vcc ½R y = + (mx + b)
=15KΩ –Vcc

Gaambar 6.1. Rangkaian Zero-Span


3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.
Bahan / Komponen Alat / Instrumen
Jumla Jumla
Nama Nama
h h
Resistor 10KΩ 5 buah Power Supply Dual Trace 1 buah
Rcomp 15KΩ 1 buah Power Supply single trace 1 buah
Resiator ½ R 5KΩ 1 buah Multimeter 1 buah
Potensiometer Ros 100KΩ 1 buah Proto Board 1 buah
Potensiometer Ri 10KΩ 1 buah Kabel Penghubung
IC Op-Amp 741 2 buah

b. Langkah Praktek.
1. Buatlah rangkaia seperti gambar 6.1. di papan percobaan.
2. Spesifikasi rangkaian, Variasi Vin 1 s/d 3 volt dan variasi Vout 0 s/d 5 volt

Syaprudin_PREanalog_2012
151
3. Hitunglah besar harga Ros dan Rin sesuai spesifikasi rangkaian yang
direncanakan dengan persamaan (3 dan 4). Catatlah dalam table 6.2.
4. Atur potensiometer Ros dan Rin sesuai hasil perhitungan no 3.
5. Hubungkan PSU dengan Vcc ±12Volt dan tegangan offset V = -12V
6. Vin = 1 volt ukurlah Vout2 dan catatlah pada table 6.1. pengumpulan data.
7. Ulangi no 6. untuk Vin seperti dalam table 6.1.

c. Data Hasil Pengamatan.


Tabel 6.1. Data Pengukuran
Langkah Vin (Volt) Vout2 (Volt)

1 1

2 1,25

3 1,5

4 2

5 2,25

6 2,5

7 2,75

8 3

d. Pengelolaan Data.
Tabel 6.2. Harga Ros dan Rpv hasil perhitungan.
Ros Rpv

Hitunglah Secara Teori besaran Vout2 untuk besaran Vin dalam table 6.3. dengan
rumus dari persamaan (5) catalah hasil perhitungan dalam table.

Tabel 6.3. Data Perhitungan Zero Span.

Langkah Vin (Volt) Vout2 (Volt)

Syaprudin_PREanalog_2012
152
1 1

2 1,25

3 1,5

4 2

5 2,25

6 2,5

7 2,75

8 3

4. Hasil Praktek dan Pembahasan.


Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4. Pembahasan Teori dan Praktek untuk Vsp 3 volt


Vout2 (Volt) (%)
Vin (Volt) Keterangan
Teori Praktek Kesalahan
1

1,25

1,5

2,25

2,5

2,75

5. Tugas Hasil Praktek.


a. Jelaskan apa yang terjadi bila range Vin (max) melebihi tegangan Vcc.
b. Jelaskan dimana aplikasi Zero Span dipergunakan.
Syaprudin_PREanalog_2012
153
6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.
a.

b.

7. Kesimpulan

Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM :

PERCOBAAN 6.2
VOLTAGE TO CURREN CONVENTER
Syaprudin_PREanalog_2012
154
__________________________________________________________________

1. Tujuan dan Manfaat Praktek


Tujuan :
a. Mengukur perubahan tegangan menjadi arus.
b. Membuat diagram alir cara kerja rangkaian pengubah tegangan menjadi
arus
c. Membandingkan hasil pengamatan dengan hasil perhitungan.

Manfaat :
a. Dapat menggunakan Op-Amp 741 untuk rangkaian pengubah tegangan
menjadi arus
b. Menentukan dan memilih komponen berdasarkan standar.

2. Rangkaian Praktek.

Gambar 6.1. Rangkaian V to I beban floating


3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.
Bahan / Komponen Alat / Instrumen
Jumla Jumla
Nama Nama
h h
Resistor R = 1 MΩ 2 buah Multimeter 1
Resistor R1 = 100 Ω 1 buah PSU 1
Potensiometer Rv1 = 1kΩ 1 buah Papan Percobaan 1
Potensiometer Rv2 = 500Ω 1 buah
Transistor BC107 1 buah
IC Op-Amp 741 1 buah
b. Langkah Praktek.
1. Spesifikasi rangkaian: Tegangan input (Vin) -5V s/d 10V dan Arus output
(Iout) 4 s/d 20 mA.

Syaprudin_PREanalog_2012
155
2. Hitunglah besaran Nilai Rspan dan Vref pergunakan persamaan (6) dan
(7)
3. Rakitlah rangkaian gambar 6.1. pada protoboard.
4. Hubungkan Vcc = ±15 volt. dan atur Rspan dan Vref sesuai perhitungan
(2)
5. Mulailah dengan kondisi Vin = -5V
6. Ukurlah Tegangan Iout, catatlah hasil pengukuran pada table 6.1. data
pengukuran .
7. Ulangi untuk kondisi Vin seperti dalam table 6.1.

c. Data Hasil Pengamatan.


Tabel 6.1. Data Pengukuran V to I

Vin
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(volt)
Iout
(mA)

d. Pengelolaan Data.

Tabel 6.2. Data Perhitungan Rspan dan Vref

Rsapan (Ω)

Vref (Volt)

Menghitung Iout untuk variasi tegangan seperti dalam table 6.3. dengan
Persamaan 8.

Tabel 6.3. Data Perhitungan V to I

Vin
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(volt)
Iout
(mA)

4. Hasil Praktek dan Pembahasan.


Syaprudin_PREanalog_2012
156
Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4. Pembahasan Teori dan Praktek Rangkaian V to I


Vin Iout (mAt) (%)
Keterangan
(Volt) Teori Praktek Kesalahan

-5

-4

-3

-2

-1

10

5. Tugas Hasil Praktek.


1. Jelaskan keuntungna dan kerugian beban floating dengan beban terground.
2. Jelaskan dimana aplikasi V to I dipergunakan.

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.

Syaprudin_PREanalog_2012
157
a.

b.

7. Kesimpulan

Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM :

Syaprudin_PREanalog_2012
158
PERCOBAAN 6.3
CURREN TO VOLTAGE CONVENTER
FLOATING
__________________________________________________________________
1. Tujuan dan Manfaat Praktek
Tujuan :
a. Mengukur tegangan output dari variasi arus input.
b. Membandingkan hasil pengamatan dengan hasil perhitungan.

Manfaat :
a. Dapat Memahami cara kerja rangkaian pengubah arus menjadi tegangan
b. Dapat mengaplikasikan Op-Amp 741 untuk rangkaian pengubah arus
menjadi tegangan
c. Mengetahui karakteristik dalam rangkaian pengubah arus menjadi
tegangan

2. Rangkaian Praktek.

Gambar 6.1. Rangkaian Floating I to V


3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.

Bahan / Komponen Alat / Instrumen


Jumla Jumla
Nama Nama
h h
Resistor Ri = 2,2 KΩ 2 buah PSU Dual Trace 1 buah
Resistor Rf = 22 KΩ 2 buah PSU Single Trace 1 buah
Potensiometer Rspan = 500Ω 1 buah Multimeter 1 buah
Potensiometer Rpot = 10 KΩ 1 buah Proto Board 1 buah

Syaprudin_PREanalog_2012
159
IC Op-Amp 741 2 buah Kabel Penghubung 1 buah

b. Langkah Praktek.
1. Spesifikasi rangkaian, Arus sinyal 4 s/d 20 mA dan voltage sinyal 0 s/d 5
2. Hitunglah besaran nilai Rspan, Rpot dan Vz catatlah dalam table 6.2.
3. Hitunglah tegangan output untuk arus I = 4 mA s/d 20 mA, isilah table 6.3.
4. Rakitlah rangkaian gambar 6.1 pada protoboard, Aturlah Vcc = ±12 volt.
5. Setting Rspan sesuai perhitungan (2)
6. Setting Rpot sehingga Vz = sesuai dengan perhitungan (2)
7. Mulailah dengan kondisi I = 4 mA dan ukurlah tegangan output, catatlah
dalam table 6.1.
8. Ulangi untuk nilai I seperti dalam table 6.1.

c. Data Hasil Pengamatan.

Tabel 6.1. Data Pengukuran I to V

I
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
(mA)
Vo
(Volt)

d. Pengelolaan Data.
 Hitunglah Secara Teori besaran Rsapn dan Vz dengan Persamaan 12 dan 13.
Mencari harga Rspan dan Vz, catatlah dalam table 6.2

Tabel 6.2. Hasil Perhitungan Rspan dan Vz.

Rspan (Ω)

Vz (Volt)

 Hitunglah Secara Teori besaran Vo dengan Persamaan 11.


 Mencari harga Vo, catatlah dalam table 6.3.

Tabel 6.3. Data Pengukuran I to V

I
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
(mA)
Vo
(Volt)

Syaprudin_PREanalog_2012
160
4. Hasil Praktek dan Pembahasan.
Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:
Tabel 6.4. Pembahasan Teori dan Praktek I to V
Vo (Volt) (%)
I (mA) Keterangan
Teori Praktek Kesalahan
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
 Menggambar kurva Transfer I to V hasil perhitungan dan pengukuran

Syaprudin_PREanalog_2012
161
Gambar 6.2. kurva transfer I to V
5. Tugas Hasil Praktek.
a. Jelaskan apa yang terjadi bilamana Ri < Rspan.
b. Jelaskan apa yang terjadi bilamana Rpot > Rf.

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.


a.

b.

7. Kesimpulan

Syaprudin_PREanalog_2012
162
Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM :

PERCOBAAN 6.4
ERROR AMPLIFIER
__________________________________________________________________

1. Tujuan dan Manfaat Praktek


Tujuan :
a. Merencanakan dan mempraktekkan rangkaian control analog dengan
menggunakan error amplifier.
b. Membuat diagram alir unjuk kerja dari error amplifier
Manfaat :
a. Dapat menggunakan Op-Amp 741 untuk pengkondisian sinyal dalam
rangkaian error amplifier.
b. Dapat menggunakan parameter-parameter error amplifier.

3.2. Rangkaian Praktek.

R2

+Vcc
R1
±VPV
_

IC 741
R1 +
+Vcc Verror
Syaprudin_PREanalog_2012
R 163
VSP –Vcc

Gaambar 6.1. Rangkaian Praktek Error Amplifier


3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.

Bahan / Komponen Alat / Instrumen


Jumla Jumla
Nama Nama
h h
Resistor R=R1=R2 = 22 KΩ 4 Multimeter 1
Potensiometer Rsp= 50KΩ 4 PSU 1
IC Op-Amp 741 1 Papan Percobaan 1
b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 6.1. di papan percobaan dengan Vcc = ±12
volt.
2. Atur potensiometer Vsp, Tentukan Tegangan Vsp sebesar 3 volt
3. Variasikan Tegangan Vpv sesuai table 6.1.
4. Ukurlah Tegangan Vout atau Verror dan catatlah pada table
5. Ulangi no 2. untuk Vsp 5 volt, seperti dalam table 6.1.

c. Data Hasil Pengamatan.


Tabel 6.1. Data Pengukuran
Vsp = 3 Volt Vsp = 5 Volt
Vpv (Volt)
Vout (Volt) Vout (Volt)
1

Syaprudin_PREanalog_2012
164
d. Pengelolaan Data.
Hitunglah Secara Teori besaran Vout untuk Vsp = 3 Volt dan Vsp = 5 Volt
dengan rumus dari persamaan 1 dan 2. catalah hasil perhitungan dalam table 6.2.

Tabel 6.2. Data Perhitungan


Vsp = 3 Volt Vsp = 5 Volt
Vpv (Volt)
Vout (Volt) Vout (Volt)
1

7
3.4. Hasil Praktek dan Pembahasan.
Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:

Tabel 6.3. Pembahasan Teori dan Praktek untuk Vsp 3 volt


Vo (Volt) (%)
Vpv (Volt) Keterangan
Teori Praktek Kesalahan

Tabel 6.4. Pembahasan Teori dan Praktek untuk Vsp 5 volt


Vpv (Volt) Vo (Volt) (%) Keterangan

Syaprudin_PREanalog_2012
165
Teori Praktek Kesalahan

5. Tugas Hasil Praktek.


a. Jelaskan apa yang terjadi bila Tegangan Prose Variable melebihi tegangan
Vcc.
b. Jelaskan dimana aplikasi error amplifier dipergunakan.
6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.
a.

b.

7. Kesimpulan

Syaprudin_PREanalog_2012
166
Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM :

PERCOBAAN 6.5
ON-OFF CONTROLLER
__________________________________________________________________

1. Tujuan dan Manfaat Praktek


Tujuan :
a. Merencanakan dan mempraktekkan rangkaian ON/OFF controller.
b. Mengukur tegangan Verror, Vo1 dan Vo2 untuk variasi Vpv

Manfaat :
a. Dapat menggunakan Op-Amp 741 untuk rangkaian ON/OFF controller
b. Dapat menggambarkan bentuk deadband atau hysteresis rangkaian
ON/OFF controller

2. Rangkaian Praktek.

Syaprudin_PREanalog_2012
167
Gambar 4.1. Rangkaian ON/OFF Controller

3. Metoda Praktek.
a. Bahan dan Alat.
Bahan / Komponen Alat / Instrumen
Jumla Jumla
Nama Nama
h h
Resistor 22 KΩ 4 Multimeter 1
Resistor 100 KΩ 10 KΩ @1 PSU 1
Potensiometer 5 KΩ 2 Papan Percobaan 1
IC Op-Amp 741 3
Dioda Zener 9,1 1
b. Langkah Praktek.
1. Rakitlah rangkaian gambar 6.1. dengan Vcc = ±12 volt.
2. Atur potensiometer Vsp, Tentukan Tegangan Vsp sebesar 5 volt
3. Variasikan Tegangan Vpv sesuai table 6.1.
4. Ukurlah Tegangan Vo1, Vo2, Verror dan catatlah pada table 6.1

c. Data Hasil Pengamatan.


Tabel 4.1. Data Pengukuran ON/OFF Controller
Vpv (V) Verror(V) Vo1 (V) Vo2 (V)
0

Syaprudin_PREanalog_2012
168
5

d. Pengelolaan Data.
Hitunglah Secara Teori besaran deadband atau histeresis untuk rangkaian
ON/OFF controller dengan persamaan 3, Hitunglah Secara Teori besaran Verror,
Vo1 dan Vo2 untuk rangkaian ON/OFF controller, dengan persamaan 4. catalah
hasil perhitungan dalam table 6.2.
Tabel 6.2. Data Perhitungan ON/OFF Controller
Deadband Vpv (V) Verror(V) Vo1 (V) Vo2 (V)
0
2
3
5
6
7
8

4. Hasil Praktek dan Pembahasan.


Ketelitian dari hasil praktek adalah sebagai berikut:

Tabel 6.3. Pembahasan Teori dan Praktek untuk Verror


Verror (Volt) (%)
Vpv (Volt) Keterangan
Teori Praktek Kesalahan
0
2
3
5
6
7
8
Syaprudin_PREanalog_2012
169
Tabel 4.4. Pembahasan Teori dan Praktek untuk Vo1
Vo1 (Volt) (%)
Vpv (Volt) Keterangan
Teori Praktek Kesalahan
0
2
3
5
6
7
8

Tabel 4.5. Pembahasan Teori dan Praktek untuk V02t


Vo2 (Volt) (%)
Vpv (Volt) Keterangan
Teori Praktek Kesalahan
0
2
3
5
6
7
8

5. Tugas Hasil Praktek.


a. Jelaskan yang menyebabkan perbedaan Vo1 teori dan pengukuran.
b. Jelaskan apa yang terjadi bilamana rangkaian tanpa dioda zener..
c. Jelaskan Kesimpulan dari Praktek.

6. Jawaban Tugas dan Kesimpulan.

Syaprudin_PREanalog_2012
170
a.

b.

7. Kesimpulan

Mengetahui : Depok,
Dosen Pembimbing. Praktikan.

( …………………………….. ) ( ………..…………........……….. )
NIP : NIM :

DAFTAR PUSTAKA

Paul B.Zbar, 1990 Industrial Elektronics, McGraw-Hill, New York


GL. Ginsberg, 1980 A User”s Guide to Selecting Electronic Components,

Syaprudin_PREanalog_2012
171
Philadelphia.
Robert B, 1992 Electronic Device and Circuit Theory, fifth Edition, New Jersey
J. Michael 1989 Industrial Control Electronics, Aplications and Design, USA

LAPORAN
PRAKTEK RANGKAIAN
ELEKTRONIKA ANALOG 2

Semester 4
Syaprudin_PREanalog_2012
172
Modul 1
KARAKTERISTIK DAN PARAMETER OP-AMP

Nama NIM Tanda Tangan

Praktikan :

Anggota 1:

Anggota 2:

Anggota 3:

Kelas :
Tanggal Praktek :
Tanggal Penyerahan Laporan :

Dosen Pembimbing :
Syaprudin, ST., Mkom.
NIP. 19590503 198803 1003

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
TAHUN
2012

Syaprudin_PREanalog_2012
173

Anda mungkin juga menyukai