Anda di halaman 1dari 7

Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR | Jurnal Ilmiah Konseling

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor

hlm. 310-316
Info Artikel:
Diterima01/01/2013
Direvisi12/01/2013
Dipublikasikan 01/03/2013

USAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN


ARAH PILIHAN KARIR DAN
HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI
(Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh)

Febry Yani Falentini1, Taufik, 2 & Mudjiran3

Abstrak Siswa SMA yang sedang menjalani masa remaja dituntut untuk menjalani tugas-tugas
perkembangan. Salah satu tugas perkembangan yaitu mencapai kematangan dalam pilihan karir di
masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan usaha siswa dalam menentukan arah
pilihan karir dan hambatan yang mereka temui. Penelitian ini berbentuk deskriptif dengan populasi
siswa SMA N 3 Payakumbuh. Sampel diambil dengan menggunakan teknik random sampling dan
diperoleh 77 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Temuan Penelitian ini
menunjukkan 1)Usaha yang dominan dilakukan siswa dalam menentukan pilihan karirnya adalah
berusaha mengetahui prospek masa depan pekerjaan yang akan dipilih melalui media internet, 2)
faktor yang dominan dipertimbangkan siswa dalam menentukan pilihan karir adanya kebebasan
untuk memilih pendidikan yang diinginkan setelah tamat nanti, 3) hambatan yang dominan ditemui
siswa dalam menentukan pilihan karir adalah teman-teman memberikan masukan yang berbeda
tentang pilihan karir.
Keyword:Pilihan Karir, Usaha-Hambatan

PENDAHULUAN success with later task, while


Masa perkembangan remaja merupakan failure leads to whappiness in the
periode penentu kesuksesan pada perkembangan individual difficulty with later task.
dimasa dewasa. Periode ini menampakkkan
perubahan fisik dan berkembangan yang begitu Dari pernyataan tersebut diketahui
mencolok. Menurut Elida (2006:6) pengertian bahwa apabila tugas perkembangan itu dapat
remaja dapat dijelaskan dengan dua cara yaitu berhasil dicapai akan membawa kebahagiaan
dari segi definisi dan segi umur. Dari segi dan kesuksesan dalam menyelesaikan tugas
definisi remaja merupakan individu yang telah perkembangan pada periode berikutnya.
mengalami masa baliq atau telah berfungsinya Prayitno (1997:48-49) menyatakan, salah satu
hormon reproduksi. Pengertian remaja dari segi tugas perkembangan yang harus dicapai oleh
umur yaitu individu yang berada dalam siswa SMA adalah mencapai kematangan
rentangan usia antara 13 sampai 21 tahun. Pada dalam pilihan karir yang akan dikembangkan
masa remaja mereka dituntut untuk menjalani lebih lanjut.
tugas-tugas perkembangan.
Pentingnya tugas perkembangan Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa
tersebut menurut Havighurst (dalam Syamsu siswa hendaknya telah mampu merencanakan
Yusuf 2009:65) pilihan karir yang akan dikembangkan lebih
A development task is a task which lanjut. Siswa SMA yang berada pada periode
arises at or about a certain perkembangan masa remaja akhir yang hendak
periode in the life of individual, memasuki periode dewasa awal harus mampu
successful achievement of which menguasai tugas-tugas perkembangannya
leads to his happiness and to sehingga mereka mampu merencanakan

1
Febry Yani Falentini, Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang ,
ffalentini@yahoo.com.?
2
Drs. Taufik, M.Pd, Kons, Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang .
3
Prof, Dr, Mudjiran, MS, Kons Jurusan Bimbingan dan Konseling , Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Padang
310
©2012oleh Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNP
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
311

karirnya ke depan. Siswa tersebut memerlukan 1. Pemantapan, pemahaman diri berkenaan


arahan ke mana mereka setelah menamatkan dengan karir yang hendak dikembangkan.
pendidikan SMA, dan memilih pendidikan 2. Pemantapan orientasi dan informasi karir
lanjutan ataupun menentukan jenis pekerjaan. umumnya, khususnya karir yang
dikembangkan.
Pada masa selanjutnya yaitu masa dewasa, 3. Orientasi dan informasi terhadap dunia
individu akan lebih mengerti tentang kehidupan kerja dan usaha memperoleh penghasilan
dan menentukan masa depan mereka sendiri. untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Menurut Erikson dalam Elida (2006:59) bahwa 4. Orientasi dan informasi terhadap
perkembangan psikososial orang dewasa yang pendidikan yang lebih tinggi, khususnya
generatif yaitu adalah orang yang sukses dalam sesuai dengan karir yang hendak
pekerjaan atau karier mereka. dikembangkan.
Di dalam kehidupan orang dewasa, bekerja Dari pendapat di atas dapat disimpulkan
merupakan suatu hal yang sangat pokok guna bahwa tujuan bimbingan karir ialah membant
mengisi sebagian besar waktunya, menuntut siswa menetapkan pilihan karir sehingga siswa
sebagian besar pikirannya, dan menyentuh tidak salah pilih oeh karena itu pentingnya
sebagian besar perasaannya. Melalaui untuk dikenalkan lebih awal..
pekerjaannya, seseorang dapat mememnuhi
kebutuhan masyarakat, mendapat imbalan Perencanaan karir bukanlah semata-mata
untuk memenuhi kebutuhan ekonominya merupakan aktifitas jangka pendek yang
sendiri, menciptakan identitas diri, dan dilakukan seseorang apabila menyelesaikan
menimbulkan harga diri. (Winkel 1997: 571) pendidikan, namun merupakan proses
sepanjang hidup. Seperti yang diungkapkan
Berdasarkan pendapat di atas dapat oleh Dewa Ketut Sukardi (1991) bahwa
disimpulkan bahwa remaja yang akan perencanaan karir merupakan proses seseorang
menentukan pilihan karir mereka harus paham individu untuk memilih dan memutuskan karir
akan kemampuan mereka terlebih dahulu. Agar yang hendak dijalaninya yang berlangsung
mereka mencintai pekerjaannya yang akan seumur hidup. Hal ini mengandung makna
dijabatnya tidak semata-mata mengharapkan perencanaan karir siswa tidak hanya
imbalan saja melainkan suatu kesenangan untuk berlangsung pada saat SMA ini saja, namun
membantu orang lain. berlangsung sampai siswa dapat mencapai apa
yang mereka harapkan sesuai dengan rencana
Dalam memutuskan pilihan karir seseorang yang telah mereka buat sebelumnya.
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya,
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Untuk membantu siswa dalam
internal yaitu yang barasal dari diri individu mempersiapkan dirinya dalam pemilihan karir,
sendiri, yang meliputi intelegensi, bakat, minat, maka siswa terlebih dahulu dapat memahami
kepribadian serta potensi-potensi lainya. dirinya yaitu dengan cara memahami
Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor-faktor keterampilan yang dimiliki, bakat, minat, cita-
sosial atau faktor yang berasal dari luar diri cita, serta aspek lain yang mendukung
individu seperti lingkungan keluarga maupun pemahaman diri siswa. Menurut A.Muri Yusuf
lingkungan masyarakat . (2005) pilihan karir adalah suatu keputusan
psikologis yang dibuat oleh seseorang individu
Pendidikan Sekolah Menengah Atas dalam menentukan pekerjaan/studi yang sesuai
(SMA) adalah salah satu jenjang pendidikan dengan lapangan kerja yang cocok, tersedia,
formal. Di SMA terdapat 2 atau 3 jurusan, dan nafkah yang memadai dan kompetensi
yaitu IPA, IPS, dan Bahasa. Berbeda halnya akademik juga yang dimiliki.
dengan sekolah kejuruan dimana siswa telah
memiliki satu jurusan yang telah mereka tekuni Hasil wawancara dengan beberapa siswa
mulai dari duduk di kelas X. Siswa yang berada terungkap, bahwa banyak siswa masih belum
pada sekolah kejuruan tersebut lebih mudah memutuskan arah karir mereka. Para siswa
dalam menentukan pendidikan lanjutan. Masih mengaku kalau wawasan dan informasi tentang
banyak siswa SMA ragu dalam menentukan karir masih minim mereka dapatkan. Ada
pilihan karirnya. diantara mereka yang mengatakan kalau setelah
menamatkan pendidikan SMA maka karir itu
Dewa Ketut Sukardi (2002:41) akan terbentuk dengan sendirinya. Kenyataan di
mengungkapkan dalam menetapkan pilihan lapangan menunjukan bahwa siswa masih
karir ada beberapa bimbingan karir yang dapat banyak mengalami hambatan dalam
membantu siswa. Bimbingan karir ini dapat menentukan pilihan karir. Siswa juga merasa
dirinci sebagai berikut: bingung dengan cita-cita mereka sendiri,

KONSELOR | Jurnal Ilmiah KonselingVolume 2 Nomor 1 Januari 2013


312

kurang mengetahui informasi mengenai Usaha yang Dilakukan Siswa dalam


pendidikan lanjutan dan keahlian yang Menentukan Arah Pilihan Karir
diperlukan dalam satu bidang pekerjaan, serta No Jenis Usaha %
tidak mengetahui bentuk-bentuk karir yang 1 Mencari Informasi tentang 72,79
akan berkembang dan diperlukan dimasa yang pendidikan lanjutan.
akan datang.
2 Mencari Informasi tentang karir. 86,12
Di samping itu, beberapa siswa memilih 3 Mempersiapkan diri. 65,52
pekerjaan lebih dari satu untuk perencanaan
karir masa depan mereka tetapi tidak tahu Dari tabel diatas usaha yang paling banyak
bagaimana cara mewujudkannya. Dari hasil dilakukan siswa dalam menentukan arah pilihan
Wawancara terungkap bahwa, banyak siswa karir adalah mencari informasi tentang karir
yang mengaku kalau mereka mencari informasi dan usaha yang paling sedikit dalakukan siswa
tentang pendidikan lanjutan dengan cara dalam menentukan arah pilihan karir adalah
bertanya kepada guru pembimbing di luar kelas. mempersiapkan diri.
Perguruan tinggi apa yang akan mereka masuki
setamat SMA, jurusan apa yang akan dipilih
nantinya, apa-apa saja persyaratan dan Table 2
bagaimana dengan prospek pekerjaan itu, dan
minimnya informasi yang dimiliki siswa Faktor yang Dipertimabangkan Siswa dalam
tentang prosedur penerimaan mahasiswa baru Menentukan Arah Pilihan Karir.
pada masing-masing perguruan tinggi. No Jenis Pertimbangan %
1 Hobi siswa 70,97
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui 2 Belajar siswa 74,35
Usaha yang dilakukan siswa dalam menentukan 3 Cita-cita siswa 82,68
arah pilihan karir dan hambatan-hambatan yang 4 Minat siswa 66,56
ditemui. 5 Sikap siswa 61,04
6 Lingkungan siswa 81,49
7 Kesempatan siswa 83,5
METODOLOGI 8 Ekonomi siswa 73,38
Penelitian ini berbentuk deskriptif,
populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas
XI SMA N 3 Payakumbuh yang berjumlah 337 Dari tabel diatas faktor yang banyak
orang dan teknik pengambilan sampel yang dipertimbangan siswa dalam menentukan arah
digunakan adalah teknik simple random pilihan karir adalah cita-cita dan faktor yang
sampling sehingga didapat sampel penelitian sedikit dipertimbangkan siswa dalam
sebanyak 77 orang. menentukan arah pilihan karir adalah sikap.

Alat pengumpulan data adalah angket. Tabel 3


Angket yang dipakai untuk mengungkapkan
usaha yang dilakukan siswa dalam menentukan Hambatan yang Ditemui Siswa dalam
arah pilihan karir, terdiri dari pilihan jawaban Menentukan Arah Pilihan Karir.
sangat sesuai (SS), sesuai (SS), Kurang Sesuai
(KS), tidak sesuai (TS). Pengumpulan data No Jenis Hambatan %
dilakukan oleh peneliti sendiri, bekerjasama 1 Faktor ekonomi 66,67
dengan pihak sekolah. Data yang terkumpul 2 Faktor keluarga 64,04
dianalisis dengan menggunakan teknik 3 Teman sebaya 75,76
persentase. 4 Kesempatan kerja 68.40
5 Kemampuan 73,38
HASIL 6 Hasil belajar 71
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk
7 Lingkungan fisik 74,84
mendeskripsikan, usaha yang dilakukan siswa
dalam menentukan arah pilihan karir, faktor
Dari tabel diatas hambatan yang banyak
pertimbangan dan hambatan yang ditemui
ditemui siswa dalam menentukan arah pilihan
siswa. Hasil Rangkuman secara keseluruhan
karir adalah dari teman sebaya dan hambatan
mengenai usaha yang dilakukan siswa dalam
yang sedikit ditemui siswa adalah dari faktor
menentukan arah pilihan karir dapat dilihat
keluarga.
pada tabel 1 berikut :

Tabel 1
PEMBAHASAN

KONSELOR | Jurnal Ilmiah KonselingVolume 2 Nomor 1 Januari 2013


313

1. Usaha-usaha yang banyak dilakukan Adapun usaha yang sedikit dilakukan siswa
siswa dalam menentukan arah pilihan adalah, 1) memiliki kesehatan yang baik
karirnya. sehingga dapat mendukung bagi karir yang
akan pilih nanti, 2) membiasakan menjaga
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kesehatan agar nanti bisa masuk pada pilihan
usaha yang banyak dilakukan siswa dalam karir yang telah rencanakan sebelumnya, 3)
menentukan pilihan karirnya adalah,1) membiasakan menjaga kesehatan agar bisa
mengetahui prospek masa depan pekerjaan belajar dengan optimal di jurusan saya sekarang
yang akan dipilih, melalui media internet, 2) ini, 4) bertanya pada guru BK tentang jenis-
membiasakan bertanya kepada orang-orang jenis pendidikan lanjutan yang bisa dimasuki
yang telah bekerja di suatu perusahaan tertentu setelah tamat nanti , 5) mencari informasi
guna mengetahui persyaratan masuk bekerja tentang pendidikan lanjutan yang diinginkan
disana, 3) mencari informasi tentang gaji yang melalui media internet. Siswa yang kurang
akan diperoleh saat bekerja nanti dengan cara memperhatikan kesehatannya beranggapan
bertanya kepada salah satu karyawan di suatu bahwasanya memiliki kesehatan yang baik itu
perusahaan, 4) bertanya kepada saudara-saudara tidak banyak membantu mereka dalam
yang telah duduk di bangku kuliah tentang menentukan pilihan karir, sehingga mereka
pendidikan lanjutan sesuai dengan jurusan yang tidak berusaha untuk memiliki kesehatan yang
tempati sekarang, 5) meningkatkan prestasi baik, dan juga siswa yang tidak menggunakan
agar nanti bisa diterima di perguruan tinggi fasilitas sekolah seperti layanan BK karena
yang diinginkan. Usaha yang banyak dilakukan mereka tidak memahami fungsi dan kegunaan
siswa dalam rangka menentukan arah pilihan dari layanan BK tersebut. Siswa kurang
karir adalah mencari informasi tentang prospek memanfaatkan fasilitas sekolah seperti ruangan
pekerjaan melalui media internet. Melalui BK, mereka kurang berminat untuk mencari
internet lebih memudahkan mereka dari pada informasi tentang jenis-jenis pendidikan
harus mendatangi satu persatu perusahan yang lanjutan ataupun informasi lain yang dapat
ingin mereka pilih sebagai pilihan karirnya, dan mendukung mereka dalam menentukan pilihan
mereka juga bisa bertanya kepada salah satu karir nantinya, sehingga kesalahan dalam
karyawan perusahaan tersebut. mengambil keputusan bisa saja akan terjadi.

Masalah pendidikan lanjutan mereka lebih Seperti yang diungkapkan oleh Munandir
memilih bertanya kepada saudara-saudara (1996:76) di sekolah layanan bimbingan
mereka yang lebih dahulu duduk di bangku diberikan untuk membantu siswa yang
kuliah karena lebih memudahkan mereka dalam mengalami masalah, khususnya berkenaan
mengumpulkan informasi serta mereka bebas penyusunan rencana untuk masa depannya, jadi
bertanya. Informasi yang dibutuhkan siswa apabila siswa masih belum mau datang ke
adalah informasi yang sesuai dengan minat ruangan BK hendaknya guru BK di sekolah
mereka sehingga memudahkan mereka dalam mempunyai program yang mana dapat
menentukan pendidikan lanjutan, untuk membantu siswa dalam menentukan pilihan
menunjanh siswa dalam menentukan arah karir sehingg mereka tidak salah dalam
pilihan karir. mengambil keputusan.

Apabila siswa tidak memperoleh informasi


mengenai apa-apa saja yang dibutuhkan 2. Faktor-faktor yang dipertimbangan siswa
sehubungan dengan keputusan dalam memilih dalam menentukan arah pilihan karirnya.
karir maka mereka akan salah arah atau tidak
sejalannya antara pilihan karir dengan kemauan Faktor-faktor yang dominan
siswa itu sendiri, Menurut M.Thayeb Manrihu dipertimbangkan siswa dalam menentukan
(1992:104) ada tiga syarat pengambilan pilihan karir adalah 1) diberikan kebebasan
keputusan yang baik, yaitu : 1) Pemeriksaan untuk memilih pendidikan yang diinginkan
dan pengenalan nilai-nilai pribadi,2) setelah tamat nanti, 2) cita-cita sesuai dengan
Pengetahuan dan pengguna informasi yang pilihan karir sekarang ini, 3) berusaha untuk
relevan (sebelum memutuskan). 3) Pengetahuan tetap melanjutkan pendidikan karena ada
dan penggunaan strategi untuk kesempatan atau peluang untuk itu, 4) memiliki
mengkonversikan informasi ini ke dalam kesempatan untuk bisa bekerja setelah
tindakan. Apabila siswa telah mempunyai tiga menamatkan pendidikan SMA, 5) mempunyai
syarat diatas siswa tidak akan gegabah dalam kesempatan untuk melanjutkan pendidikan
mengmbil suatu keputusan yang berhubungan melalui jalur PMDK. Pada umumnya siswa
dengan masa depan siswa itu sendiri. ingin memilih pendidikan lanjutan sesuai
dengan minat hobi, serta cita-citanya sendiri
terkadang keluarga dan orang tua memaksakan

KONSELOR | Jurnal Ilmiah KonselingVolume 2 Nomor 1 Januari 2013


314

kehendak untuk menetapkan pendidikan 3. Hambatan-hambatan yang banyak


lanjutan bagi anak mereka, namun banyak ditemui siswa dalam menentukan arah
siswa yang tidak menyukai karena peluang plihan karirnya.
mereka untuk memilih pendidikan tersebut
sangat besar jika orang tua hanya mendukung Hambatan-hambatan yang dominan
dan mengarahkan saja tidak menetapkan, ditemui siswa pada saat menentukan pilihan
sehingga apa yang akan dipilihnya tersebut karir secara berurutan adalah 1) teman-teman
dapat dijalaninya dengan sungguh-sungguh dan memberikan masukan yang berbeda dengan
mendapatkan hasil yang memuaskan. pilihan karir, 2) memasuki jurusan ini karena
dorongan oleh teman-teman, 3) kurang begitu
Seperti yang diungkapkan oleh Kartini yakin dengan keadaan fisik saat ini bisa
Kartono (1985) bahwa apabila seseorang mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan
memasuki suatu pekerjaan yang sesuai dengan keinginan, 4) hasil belajar kurang menunjang
cita-citanya maka ia akan cenderung untuk untuk pilihan karir nanti, 5) banyaknya
memperoleh kepuasan yang akan membawanya kebutuhan anggota keluarga membuat pesimis
kearah keberhasilan. Hendaknya dalam untuk melanjutkan studi. Banyaknya masukan
memutuskan pilihan karir siswa harus dan dorongan dari teman-teman terkadang
mempertimbangkan cita-cita sehingga apa yang membuat siswa ragu dengan pilihannya sendiri
diputuskan dapat dijalankan dengan optimal. karena mereka lebih mempertimbangkan
masukan tersebut dari pada pilihan mereka
Faktor yang kurang dipertimbangkan siswa sendiri. Banyak juga siswa yang ragu dalam
dalam menentukan pilihan karir adalah 1) memilih arah pilihan karir karena hasil belajar
memilih jurusan sekarang sesuai dengan bakat, kurang memuaskan atau keadaan keluarga yang
2) memiliki sikap-sikap umum seperti (teliti, kurang mendukung, dan oleh sebab itu banyak
disiplin, dll) yang akan mendukung pekerjaan siswa yang tidak bisa menentukan arah pilihan
nantinya, 3) memilih jurusan sekarang karena karir mereka.
adanya jaminan untuk bekerja setelah tamat
nanti, 4) merasa perlu memperbaiki sikap agar Menurut Enung Fatimah (2006:72) faktor
dapat bekerja nantinya sesuai dengan pekerjaan ekonomi merupakan kondisi utama karena
yang inginkan, 5) memahami bahwa minat menyangkut kemampuan seseorang dalam
terhadap suatu pekerjaan bisa saja berubah mendukung pencapaian pendidikan dan cita-
sewaktu-waktu. Siswa kurang cita individu.
mempertimbangkan hal-hal tersebut karena
mereka belum paham bahwa sikap teliti, Selain dari faktor ekonomi, teman sebaya
disiplin adalah hal-hal kecil yang bisa adalah salah satu faktor yang bisa jadi
memperjuangkan apakan mereka bisa bekerja di hambatan bagi siswa, karena dibandingkan
suatu perusahaan atau tempat lain yang mana dengan keluarga teman sebaya lebih banyak
pada zaman sekarang sikap tersebut sangat mempengaruhi siswa dalam menentukan
dibutuhkan oleh seorang karyawan. pilihan karir. Teman sebaya memberikan
masukan yang belum tentu cocok dengan
Siswa seharusnya juga mempertimbangkan keinginan siswa, namun karena teman-teman
bahwa minat seseorang bisa saja berubah banyak yang memberikan masukan tersebut
sewaktu-waktu. (Munandir 1996:261) oleh siswapun lebih terpengaruh oleh hal itu.
karena siswa diharapkan mengenal lingkungan
kerja dan kondisi kerja dalam keadaan nyata. Hasil belajar adalah hambatan lain yang
Tujuan program tersebut dilakukan adalah agar mungkin lebih berpengaruh untuk siswa dalam
siswa tidak menyesali keputusan yang telah menentukan pilihan karirnya. Jika siswa
dibuatnya. memperoleh nilai atau hasil belajar yang rendah
tentu saja pilihan karir atau pekerjaan tidak
Keberhasilan merupakan keadaan yang akan sesuai dengan keinginannya. Ruslan a.
diinginkan oleh setiap individu dalam Gani (1996) mengatakan bahwa kecakapan
kehidupannya. Begitu juga keberhasilan dalam nyata (prestasi belajar) memberikan masukan
merencanakan masa depan yang matang sesuai yang berarti dan dapat mempengaruhi dalam
dengan keadaan diri dan diinginkan oleh membuat dan merencanakan karir masa depan.
lingkungan, untuk meraih keberhasilan tersebut, Seperti yang diungkapkan oleh Dewa Ketut
banyak hal yang mempengaruhinya. Dalam Sukardi (1985:41) bahwa berhasil atau tidaknya
pemilihan karir pun ada beberapa faktor yang kegiatan belajar sangat ditentukan oleh
ikut berperan dan mendukungnya. lingkungan fisik, dengan berhasilnya kegiatan
belajar, akan mempengaruhi siswa dalam
proses perencanaan karirnya.

KONSELOR | Jurnal Ilmiah KonselingVolume 2 Nomor 1 Januari 2013


315

Hambatan yang kurang ditemui siswa Faktor yang banyak dipertimbangkan


dalam menentukan pilihan karir secara siswa dalam menentukan arah pilihan karir
berurutan adalah 1) hubungan dengan kedua adalah, 1) cita-cita sesuai dengan pilihan karir
orang tua tidak begitu dekat sehingga sekarang, 2) berusaha untuk tetap melanjutkan
keputusan yang ambil tidak disetujui mereka, 2) pendidikan karena ada kesempatan untuk itu,
orang tua selalu mempengaruhi dalam 3)memilih pendidikan lanjutan sama dengan
menetukan pilihan karir dan cita-cita, 3) seluruh teman-teman,. Adapun faktor yang sedikit
angggota keluarga kurang mendukung dipertimbangkan oleh siswa adalah 1) jurusan
mengenai keputusan pilihan karir, 4) kesulitan yang dimasuki sekarang sesuai dengan minat,
untuk berkonsentrasi dalam belajar sehingga 2) memilih jurusan sekarang karena adanya
hasil belajar yang sering diperoleh kurang jaminan untuk bekerja setelah tamat nanti, 3)
memuaskan, 5) kurangnya sarana dan prasarana memilih jurusan sekarang sesuai dengan bakat.
yang miliki membuat ragu menentukan sekolah
lanjutan yang inginkan. Hambatan yang banyak ditemui siswa
dalam menentukan arah pilihan karir adalah 1)
Kurangnya siswa mengalami hambatan teman-teman memberikan masukan tentang
dengan orang tua mereka karena pada pilihan karir, 2) banyaknya kebutuhan anggota
umumnya orang tua pada zaman sekarang keluarga membuat pesimis untuk melanjutkan
sudah banyak menyadari pendidikan itu studi, 3) orang tua kurang memberikan
memang sangat dibutuhkan. Orang tua pada kebebasan untuk menentukan pilihan karir.
zaman sekarang juga memiliki pendidikan yang Adapun hambatan yang sedikit ditemui oleh
baik untuk selalu mendukung dan siswa adalah, 1) hubungan dengan orang tua
mengarahkan keputusan-keputusan anak tidak begitu dekat sehingga keputusan yang
mereka, walaupun masih ada satu atau dua diambil tidak disetujui mereka, 2) ragu apakah
orang siswa yang mengalami hambatan terkait setelah menamatkan SMA mampu untuk
dengan orang tua ataupun keluarga yang langsung bisa bekerja, 3) kurangnya sarana dan
mempengaruhi siswa dalam menentukan prasarana yang dimiliki membuat ragu
pilihan karir, namun akan tetapi keputusan menentukan sekolah lanjutan yang diinginkan.
terakhir tetap ada pada siswa yang akan
menentukan pilihannya. Siswa bisa menenmui Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
guru BK atau konselor untuk membantu siswa peneliti dapat memberikan beberapa masukan,
dalam menentukan pilihan karir. Menurut Guru BK dan semua personil sekolah lainnya
Winkel (1997:630-631) mengungkap bahwa agar dapat meningkatkan pelayanan dalam
dalam konseling karir yang berpusat pada memberikan bantuan kepada siswa baik itu
pengambilan keputusan, konselor dapat berupa informasi yang diperlukan oleh siswa
membantu klien (siswa) dalam memutuskan maupun tes yang dapat mendukung demi
pilihan karirnya. kelancaran siswa untuk menentukan pilihan
karir mereka

SIMPULAN DAN SARAN Bagi siswa yang mengalami hambatan


Berdasarkan hasil penelitian dapat dalam menetukan pilihan karirnya, agar dapat
disimpulkan sebagai berikut, Usaha yang proaktif menemui guru BK untuk berkonsultasi
banyak dilakukan oleh siswa dalam maupun untuk mendapatkan informasi yang
menentukan pilihan karirnya adalah 1) berusaha diperlukan dalam menentukan pilihan karir.
mengetahui prospek masa depan pekerjaan
yang akan dipilih melalui media internet, 2) Peneliti selanjutnya agar dapat lebih
bertanya kepada saudara-saudara yang telah mengembangkan hasil penelitian ini agar
duduk di bangku kuliah tentang pendidikan memperoleh hasil yang lebih baik lagi.
lanjutan sesuai dengan jurusan yang
ditempatinya sekarang, 3) berusaha
meningkatkan prestasi agar nanti diterima di
DAFTAR RUJUKAN
perguruan tinggi yang diinginkan. Adapun
usaha yang sedikit dilakukan oleh siswa dalam
A.Muri Yusuf .2005.Kiat Sukses Dalam Karir.
menentukan pilihan karir adalah, 1)
Padang : Ghalia Indonesia
membiasakan berkonsultasi dengan guru
pembimbing tentang ketepatan pilihan karir, 2) Dewa Ketut Sukardi. 1985. Pengantar
membiasakan mencari informasi tentang Pelaksanaan Program dan Konseling
perguruan tinggi yang diinginkan dengan cara di Sekolah. Jakata: Rineke Cipta.
membaca Koran. 3) menjaga kesehatan
sehingga dapat mendukung bagi karir yang
akan dipilih nanti.

KONSELOR | Jurnal Ilmiah KonselingVolume 2 Nomor 1 Januari 2013


316

__________________. 1991. Bimbingan Ruslan Abdul Gani.1996.Pengantar


Perkembangan Pribadi dan Karir Bimbingan Karir: Jakarta. Rineke
Anak.Denpasar : Ghalia Indonesia. Cipta.

__________________. 2002. Pengembangan Syamsu Yusuf. 2009. Psikologi


Karir di Sekolah. Jakata: Ghalia Perkembangan Anak dan Remaja:
Indonesia. Bandung. Rosda

Elida Prayitno dan Erlamsyah. 2006. Psikologi W.S Winkel. 1997. Bimbingan dan Konseling
Perkembangan Remaja. Padang : di Institut Pendidikan. Jakarta :
UNP Press. Grasindo.

Enung Fatimah. 2006. Psikologi


Perkembangan (Perkembangan
Peserta Didik). Bandung : Pustaka
Setia bandung

Munandir. 1996. Program Bimbingan Karir di


Sekolah. Jakarta.

Muhammad Thayeb Manrihu. 1992. Pengantar


Bimbingan dan Konseling Karir.
Jakarta Bumi Aksara.

Kartini Kartono. 1985.Menyiapkan dan


Memandu Karir.Jakarta : CV.
Rajawali

Prayitno dkk.1997.Seri Keterampilan Belajar


(Program Semi Que).Padang :
Depdiknas.

KONSELOR | Jurnal Ilmiah KonselingVolume 2 Nomor 1 Januari 2013

Anda mungkin juga menyukai