0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan24 halaman
Makalah ini membahas proses pemerolehan bahasa pada anak, dimulai dari memperoleh bahasa ibu secara alami kemudian belajar bahasa kedua secara formal. Proses ini berbeda antara pemerolehan dan pembelajaran bahasa."
Makalah ini membahas proses pemerolehan bahasa pada anak, dimulai dari memperoleh bahasa ibu secara alami kemudian belajar bahasa kedua secara formal. Proses ini berbeda antara pemerolehan dan pembelajaran bahasa."
Makalah ini membahas proses pemerolehan bahasa pada anak, dimulai dari memperoleh bahasa ibu secara alami kemudian belajar bahasa kedua secara formal. Proses ini berbeda antara pemerolehan dan pembelajaran bahasa."
(KAJIAN PSIKOLINGUISTIK) creatures who would not want to interact with other human beings. Meilan Arsanti In general, the language used by email: meilanarsanti@unissula.ac.id humans in any of the world is the Universitas Islam Sultan Agung same as the universal language. As for the differences lie there on the Sari: Bahasa merupakan sarana variation of the language. komunikasi utama dalam kehidupan Language acquisition in humans manusia di dunia ini baik dalam begins from children when learning bentuk tulisan, lisan, maupun yang to speak. Language which is hanya berupa simbol tertentu. Tanpa obtained by first referred to as the bahasa manusia tidak dapat mother tongue (native language). berkomunikasi karena manusia Learning the language associated adalah makhluk sosial yang mau with the processes that occur at the tidak mau harus berinteraksi dengan time of a child to learn a second manusia lain. Secara umum bahasa language, after she gained her first yang digunakan manusia di belahan language. Thus, language dunia mana pun adalah sama karena acquisition with respect to the first bahasa itu universal. Adapun letak language, while learning a second perbedaannya terdapat pada variasi language with regard to language. bahasanya. Pemerolehan bahasa pada manusia diawali dari anak-anak Keyword: language, ketika belajar berbicara. Bahasa yang language acquisition, child diperoleh pertama kali disebut sebagai bahasa ibu (native Pendahuluan language). Pembelajaran bahasa Dalam kehidupan di dunia berkaitan dengan proses-proses yang ini terdapat ungkapan “Tiada hari terjadi pada waktu seorang kanak- tanpa bahasa dan tiada kehidupan kanak mempelajari bahasa kedua, tanpa bahasa.” Bahasa merupakan setelah ia memperoleh bahasa sarana komunikasi utama dalam pertamanya. Jadi, pemerolehan kehidupan manusia di dunia ini baik bahasa berkenaan dengan bahasa dalam bentuk tulisan, lisan, maupun yang pertama, sedangkan yang hanya berupa simbol tertentu. pembelajaran bahasa berkenaan Tanpa bahasa manusia tidak dapat dengan bahasa kedua. berkomunikasi karena manusia adalah makhluk sosial yang mau Kata kunci: bahasa, tidak mau harus berinteraksi dengan pemerolehan bahasa, anak manusia lain. Dalam interaksi pasti ada komunikasi dan dalam Abstract: Language is the primary komunikasi itu pasti ada bahasa. means of communication in the Berbeda dengan hewan yang lives of people in the world either in menggunakan insting dalam writing, orally, or that only a berkomunikasi dengan hewan lain. specific symbol. Without human Secara umum bahasa yang digunakan
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 24
manusia di belahan dunia mana pun reinforcement of mistakes. adalah sama karena bahasa itu The learner was a blank universal. Perbedaan terletak pada canvas who learned a variasi bahasanya, misalnya orang di language as a set of habits negara Inggris untuk berkomunikasi through imitation. Mistakes menggunakan bahasa Inggris, orang were seen as unwanted di Indonesia menggunakan bahasa interference from the habits Indonesia, orang di Perancis acquired with the learner’s menggunakan bahasa Perancis, dan first language.” sebagainya. Dalam makalah ini dikaji Artinya bahwa belajar tentang pemerolehan bahasa pada bahasa merupakan proses manusia. Bahasa manusia diperoleh pembentukan kebiasaan yang sejak manusia dalam kandungan, tapi dihasilkan dari input dan kebiasaan dalam makalah ini hanya mengkaji penguatan positif dari yang benar pemerolehan bahasa ketika sudah dan penguatan negatif dari lahir. Chaer (2009) menyatakan kesalahan. Anak adalah sebuah bahwa pemerolehan bahasa atau kanvas kosong dalam belajar bahasa akuisisi bahasa adalah proses yang sebagai seperangkat kebiasaan berlangsung di dalam otak seorang melalui tiruan. Kesalahan kanak-kanak ketika dia memperoleh dipandang sebagai gangguan yang bahasa pertamanya atau bahasa tidak diinginkan dari kebiasaan ibunya. Pemerolehan bahasa yang ada dalam bahasa pertama biasanya dibedakan dari anak. pembelajaran bahasa (language Istilah pemerolehan learning). Pembelajaran bahasa (acquisition) berarti proses berkaitan dengan proses-proses yang penguasaan bahasa yang dilakukan terjadi pada waktu seorang kanak- oleh anak secara natural pada waktu kanak mempelajari bahasa kedua, ia belajar bahasa ibunya (native setelah ia memperoleh bahasa language). Istilah ini berbeda pertamanya. Jadi, pemerolehan dengan pembelajaran (learning), bahasa berkenaan dengan bahasa yakni proses yang dilakukan dalam yang pertama, sedangkan tataran yang formal (belajar di kelas pembelajaran bahasa berkenaan dan diajar oleh seorang guru). dengan bahasa kedua. Dengan demikian, proses dari anak Woozley dalam jurnal yang belajar menguasai bahasa internasional yang berjudul Second ibunya adalah pemerolehan, Language Acquisition and the sedangkan proses dari orang Communicative Approach (umumnya dewasa) yang belajar di menyatakan bahwa, kelas adalah pembelajaran “learning a language was (Dardjowidjojo 2010). seen as a process of habit Berdasarkan pendapat- formation resulting from pendapat tersebut dapat disimpulkan input and positive bahwa pemerolehan bahasa reinforcement of correct (language acquisition) merupakan habits, negative proses ketika anak memperoleh
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 25
bahasa pertamanya, sedangkan Pada masa ini kajian pembelajaran bahasa (language pemerolehan bahasa anak dilakukan learning) merupakan proses ketika dengan peneliti mencatat apapun anak memperoleh bahasa kedua. yang diujarkan oleh anak dalam Umumnya manusia dapat suatu buku harian. Data dalam buku mempersepsi dan kemudian harian ini kemudian dianalisis untuk memahami ujaran orang lain disimpulkan hasilnya. merupakan unsur pertama yang harus b. Periode Sampel Besar (1926- dikuasai manusia dalam berbahasa. 1987) Manusia hanya dapat memproduksi Periode ini berkaitan dengan ujaran apabila dia mengetahui munculnya aliran baru dalam ilmu aturan-aturan yang harus diikuti yang jiwa, yaitu behavioristik yang dia peroleh sejak kecil. Pemerolehan menekankan peran lingkungan dalam bahasa pada umur dewasa pemerolehan pengetahuan termasuk memunculkan wujud bahasa yang pengetahuan bahasa. Untuk berbeda daripada pemerolehan mendapatkan hasil yang sahih dan bahasa sejak anak masih kecil akurat diperukan sampel yang besar. berkaitan erat dengan struktur serta organisasi otak manusia. Penelitian Dardjowidjodjo c. Periode Kajian Longitudinal (2010) merupakan rujukan utama (1957) makalah ini. Dalam penelitian Munculnya buku Chomsky tersebut peneliti meneliti Syntactic Structures (1957) perkembangan atau pemerolehan merupakan titik awal tumbuhnya bahasa cucunya. Berdasarkan aliran mentalisme atau nativisme penelitian tersebut maka terlahir pada ilmu 26linguistik. Berlawanan teori-teori yang menjadi acuan dengan behaviorisme, aliran ini psikolinguistik saat ini. menandaskan adanya bekal kodrati yang dibawa pada waktu anak Pemerolehan Bahasa dilahirkan. Bekal inilah yang 1. Sejarah Kajian Pemerolehan membuat anak di mana pun juga Bahasa memakai strategi yang sama dalam Pada abad ke tujuh SM memperoleh bahasanya. Ciri utama konon raja Mesir, Psammetichus I periode ini adalah bahwa studi ingin mengetahui bahasa yang ke longitudinal memerlukan jangka luar dari anak-anaknya dengan cara waktu yang panjang karena yang mengisolasinya. Pada 1877 Charles diteliti adalah perkembangan sesuatu Darwin mencatat perkembangan yang sedang dikaji dari satu waktu bahasa anak lelakinya dengan catatan sampai ke waktu yang lain. buku harian. Selanjutnya Ingram (1989) membagi perkembangan studi 2. Metode dan Desain Penelitian tentang pemerolehan bahasa menjadi dalam Pemerolehan Bahasa tiga tahab, yaitu sebagai berikut. Metode penelitian yang a. Periode Buku Harian (1876- digunakan dalam pemerolehan 1926) menurut Dardjowidjojo (2010) sebagai berikut.
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 26
a. Catatan Harian ditentukan terlebih dahulu). Metode ini dilakukan Keduanya bersifat observasional dengan cara mencatat apapun yang ataupun eksperimental. diujarkan oleh anak dalam suatu Pada tipe observasional dan buku harian. Data dalam buku harian natural, peneliti tidak mengadakan ini kemudian dianalisis untuk interferensi apapun. Anak dibiarkan disimpulkan hasilnya. berbahasa secara natural di tempat b. Observasi (Natural dan yang tidak khusus disediakan. Pada Terkontrol) tipe observasional terkontrol tempat Metode ini berupa penelitian sudah diatur terlebih pengamatan lapangan oleh peneliti. dahulu oleh peneliti. Sedangkan pada Peneliti seperti Brown (1973) tipe eksperimental peneliti meneliti untuk mengetahui mengadakan interferensi untuk bagaimana 27isban gramatikal mengetahui apakah suatu keadaan anaknya berkembang. Dardjowidjojo tertentu akan memunculkan hasil (2000) menegikuti perkembangan yang diramalkan. Dalam tipe ini ada cucunya dari lahir hingga umur lima dua kelompok, yaitu kelompok tahun. Dalam bidang fonologi eksperimental (kelompok yang Yulianto (2001) melakukan kajian sedang diteliti sehingga mendapat bagaimana anak memperoleh perlakukan khusus) dan kelompok fonologi bahasa Indonesia dari umur 27isband (kelompok biasa yang 1;0-2;6. Data rekaman untuk digunakan sebagai pembanding). berbagai bahasa di dunia dikumpukan pada tahun 1985 dalam 3. Hipotesis Pemerolehan Bahasa koleksi CHILDES (Child Language Sayekti (2001) dalam jurnal Exchange Data System). ilmiah berjudul Pemerolehan Bahasa pada Anak Balita meneliti tentang c. Wawancara proses belajar bahasa pertama pada Metode ini berguna untuk anak balita. Proses tersebut mengecek atau mengecek ulang berlangsung secara efektif pada usia sesuatu yang ingin diketahui oleh di bawah lima tahun (balita). Proses peneliti. itu secara bertahap terus berlanjut d. Eksperimen (Eksperimental mengikuti perkembangan usia dan dan Terkontrol) pengalamannya. Potensi belajar Metode ini dipakai peneliti bahasa pada anak balita tinggi, untuk mengetahui jawaban terhadap sehingga potensi itu perlu suatu masalah. Dalam hal ini peneliti dioptimalkan, mengingat penguasaan memilih topik yang akan diteliti. bahasa sangat berpengaruh kepada Selanjutnya desain proses penguasaan yang lain ketika penelitian yang digunakan dalam anak memasuki usia sekolah. Jadi, pemerolehan bahasa dapat dapat dikatakan bahwa usia balita Longitudinal (jangka waktu yang adalah usia emas dalam pemerolehan panjang) atua Cross-sectional bahasa, sehingga pada masa ini harus (waktunya adalah suatu titik waktu benar-benar dioptimalkan agar tertentu, subjeknya biasanya lebih pemerolehan bahasa anak dapat dari satu orang, dan topiknya telah maksimal.
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 27
Ada dua proses yang terjadi berbahasa adalah hipotesis nurani pada proses pemerolehan bahasa (bahasa Inggris innate = dibawa pertama pada anak, yaitu proses sejak lahir, berada di dalam, atau kompetensi dan proses performansi. semula jadi). Hipotesis ini terlahir Kompetensi adalah proses dari beberapa pengamatan yang penguasaan tata bahasa yang dilakukan para pakar terhadap berlangsung secara tidak disadari. pemerolehan bahasa anak. Simpulan Proses ini menjadi syarat untuk pengamatan tersebut yaitu manusia terjadinya proses performansi yang lahir dengan dilengkapi oleh suatu terdiri dari dua buah proses, yaitu alat yang memungkinkan dapat proses pemahaman dan proses berbahasa dengan mudah dan cepat. penerbitan atau proses menghasilkan Ada dua macam hipotesis kalimat-kalimat yang didengar. nurani, yaitu hipotesis nurani bahasa Sedangkan penerbitan melibatkan dan hipotesis nurani mekanisme kemampuan mengeluarkan atau (Simanjuntak 1977). Hipotesis nurani menerbitkan kalimat-kalimat sendiri. bahasa merupakan satu asumsi yang Kedua jenis proses kompetensi ini menyatakan bahwa sebagian atau apabila telah dikuasai anak akan semua bagian dari bahasa tidak menjadi kemampuan 28linguistik dipelajari atau diperoleh, tetapi anak tersebut (Chaer 2009:167). Jadi, ditentukan oleh fitur-fitur nurani kemampuan linguiatik terdiri dari yang khusus dari organisme manusia. kemampuan memahami dan Sedangkan hipotesis nurani kemampuan melahirkan atau mekanisme menyatakan bahwa menerbitkan kalimat-kalimat baru proses pemerolehan bahasa oleh yang dalam linguistik transformasi manusia ditentukan oleh generatif disebut perlakuan atau perkembangan kognitif umum dan pelaksanaan bahasa, atau mekanisme nurani umum yang performansi. berinteraksi dengan pengalaman. Beberapa teori atau Maka beda kedua hipotesis ini adalah hipotesis yang berkaitan dengan bahwa hipotesis nurani bahasa masalah pemerolehan bahasa dapat menekankan terdapatnya sesuatu diuraikan berikut ini. “benda” nurani yang dibawa sejak a. Hipotesis Nurani lahir yang khusus untuk bahasa dan Dalam pemerolehan bahasa berbahasa. Sedangkan hipotesis yang diperoleh anak adalah nurani mekanisme terdapatnya suatu kompetensi dan performansi bahasa “benda” nurani berbentuk pertamanya itu. Kemudian karena mekanisme yang umum untuk semua tata bahasa terdiri dari komponen kemampuan manusia. sintaksis, 28isbandi, dan fonologi, b. Hipotesis Tabularasa dan disetiap komponen itu berupa Secara harfiah tabularasa rumus-rumus (kaidah-kaidah) maka berarti “kertas kosong”, dalam arti ketiga macam rumus inilah yang belum diisi apa-apa. Jadi, hipotesis terlebih dahulu dikuasai anak dalam tabularasa menyatakan bahwa otak pemerolehan bahasa. Menurut bayi pada waktu dilahirkan sama Chomsky alat yang digunakan anak seperti kertas kosong yang nanti akan untuk memperoleh kemampuan ditulis atau diisi dengan pengalaman-
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 28
pengalaman. Hipotesis ini awalnya Sinclair-de Zwart (dalam Chaer dikemukakan oleh John Locke 2009:179) ada tiga tahap seorang tokoh empiris. Menurut pemerolehan bahasa anak-anak. hipotesis tabularasa semua Pertama, anak-anak memilih satu pengetahuan dalam bahasa manusia gabungan bunyi pendek dari bunyi- yang tampak dalam perilaku bunyi yang didengarnya untuk berbahasa adalah merupakan hasil menyampaikan satu pola aksi. dari integrasi peristiwa-peristiwa Kedua, jika gabungan bunyi-bunyi linguistik yang dialami dan diamati pendek ini dipahami maka anak-anak oleh manusia itu. Sejalan dengan itu akan memakai seri bunyi yang hipotesis ini, behaviorisme sama, tetapi dengan bentuk fonetik menganggap bahwa pengetahuan yang lebih dekat dengan fonetik linguistik terdiri hanya dari orang dewasa, untuk menyampaikan rangkaian hubungan-hubungan yang pola-pola aksi yang sama, atau dibentuk dengan cara pembelajaran apabila pola aksi yang sama S-R (Stimulus-Respons). Cara dilakukan oleh orang lain. Pola aksi pembelajaran yang dikenal adalah ini pada mulanya selalu mempunyai pelaziman klasik, pelaziman operan, hubungan dengan anak-anak itu, dan dan mediasi atau penengah yang di dalam pola aksi itu selalu terjalin telah dimodifikasi menjadi teori-teori unsur, yaitu agen, aksi, dan pembelajaran bahasa. penderita. Ketiga, muncul fungsi- Teori pembelajaran bahasa fungsi tata bahasa yang pertama, pelaziman operan menyatakan yaitu subjek-predikat yang bahwa perilaku bahasa seseorang menghasilkan unsur Subjek – Verbal dibentuk oleh serentetan ganjaran – Objek atau Agen + Aksi + yang beragam-ragam yang muncul di Penderita. sekitar orang itu. Sedangkan teori Hipotesis kesemestaan mediasi atau penengah yang kognitif sama dengan hipotesis diperkenalkankan oleh Jenkin nurani mekanisme dalam linguistik. disebut “rantai respons” (response Piaget dan Mc. Namara chaining). Teori rantai respons ini menyimpulkan bahwa anak-anak didasarkan pada prinsip mediasi atau lebih dahulu mengembangkan pertengahan bahasa. proses-proses kognitif yang bukan c. Hipotesis Kesemestaan Kognitif linguistik. Setelah itu barulah mereka Hipotesis kesemestaan memperoleh lambang-lambang kognitif diperkenalkan oleh Piaget. 29linguistik itu. Jadi, pemerolehan Menurutnya bahasa merupakan satu bahasa bergantung pada pemerolehan bagian dari perkembangan kognitif proses-proses kognitif itu. (intelek) secara umum. Menurut teori yang didasarkan pada kesemestaan Teori-Teori Pemerolehan Bahasa kognitif, bahasa diperoleh Ada dua aliran yang saling berdasarkan struktur-struktur kognitif bertolak belakang, yaitu aliran deriamotor. Struktur-struktur ini behaviorisme dan aliran mentalisme. diperoleh anak-anak melalui Teori behavioristik hanya mengambil interaksi dengan benda-benda atau kelakuan yang dapat diamati sebagai orang-orang di sekitarnya. Menurut titik tolak untuk deskripsi dan
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 29
penjelasannya, sedangkan teori Skiner membawa pengaruh mentalistik mengambil struktur dan besar pada psikolinguistik cara kesadaran sebagai dasarnya. behavioristik di AS pada tahun 1950- Dalam proses pemerolehan bahasa, an. Skiner mencoba membuat aliran behavioristik terutama analisis mengenai kelakuan bahasa mendasari teori belajar yang dengan cara meneliti variabel- mementingkan lingkungan verbal variabel yang menentukan kelakuan dan nonverbal, sedangkan aliran itu. Variabel-variabel tersebut mentalistik mendasari teori belajar dilakukan sebagai S dan R. Setiap yang menekankan adanya ujaran bahasa menyusul suatu S yang kemampuan lahiriah pada seorang verbal atau nonverbal: dalam hal anak untuk belajar suatu bahasa. yang terakhir ada suatu stimulus Oleh karena itu, para behavioris lebih yang mengakibatkan seseorang menyukai istilah belajar bahasa menghasilkan suatu ujaran tertentu. (language learning) dan para Skiner hanya mau memperhitungkan mentalis lebih menyukai istilah kelakuan yang bisa diamati – pemerolehan bahasa (language hubungan antara stimuli yang dapat acquisition). diukur secara objektif dan reaksi- 1. Pendirian Behavioristik reaksi yang dapat diukur secara mengenai Pemerolehan Bahasa objektif dan tidak dipengaruhi oleh Teori belajar behavioristik faktor-faktor yang tidak dapat diukur menyediakan deskripsi dan dalam organismenya sendiri. menjelaskan kelakuan (bahasa) Data Skiner adalah ujaran- dengan bantuan model S-R. Pada ujaran bahasa manusia dan kondisi teori ini ada hubungan antara suatu tempat ujaran itu dihasilkan stimulus atau situasi stimulus (S) dari sangatlah penting. Belajar suatu luar atau dalam organismenya dan bahasa berlangsung di bawah suatu suatu reaksi (R) dari organisme kondisi tersebut. Selama individu- tersebut. Dalam pendirian individu mengalami kondisi yang behavioristik hanya ada kepastian sama, mereka juga akan belajar jika S dan R dapat diamati. Pendapat dengan cara yang sama. Perbedaan ilmiah harus diutamakan dan sebagai dalam kemampuan belajar dan didasarkan atas kelakuan yang disebabkan oleh perbedaan dalam bisa diamati. Teori behavioristik pengalaman belajar; makin luas menjelaskan kelakuan belajar semua pengalaman tersebut makin besar makhluk hidup, tidak ada tempat kemahiran dalam penggunaan untuk pengertian mentalistik, seperti bahasa. Dengan demikian, kemahiran kesadaran, rencana, maksud, dan bahasa dicapai melalui latihan dan konsep. Analisis kelakuan pengalaman. Pengalaman itu behavioristik didasarkan atas diperoleh melalui produksi dan aksioma-aksioma, yaitu 1) semua persepsi ujaran bahasa. Di samping kelakuan merupakan akibat itu, dibutuhkan pula penguatan rangsangan faktor-faktor lingkungan (positif) untuk mencapai tingkat dan 2) kelakuan dapat diubah sesuai kemahiran yang lebih tinggi. dengan perubahan lingkungan. Penghargaan dari pihak orang tua a. Model S-R Skinner merupakan bentuk penguatan yang
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 30
penting pada proses pemerolehan berdasarkan pada struktur dan cara bahasa. Jika seorang anak bereaksi kesadaran. Akan tetapi, titik awal pada suatu S dengan ujaran yang dalam teori-teori mentalistik lebih dipahami oleh lingkungannya, maka mengarah ke teori bahasa daripada R dari orang tua atas ujaran tersebut ke teori belajar. Dalam teori berfungsi sebagai penguatan. Dengan behaviorisme pemerolehan bahasa cara demikian, penguatan bahasa adalah suatu proses belajar, dalam yang gramatikal benar dipicu, dan hal ini stimuli verbal dan nonverbal penggunaan yang tidak gramatikal dari luar membentuk kondisi untuk tidak dihargai. Satu R saja tidak proses belajar itu. Dalam linguistik cukup untuk proses belajar, harus ada Chomsky, tekanan pada kemampuan pengulangan. Makin banyak lahiriah seseorang anak untuk belajar pengulangan, makin baik proses suatu bahasa. Kelakuan bahasa belajar akan berlangsung. Reaksi- terlalu rumit untuk dapat dijelaskan reaksi dan pengulangan reaksi semata-mata atas dasar faktor-faktor mutlak perlu untuk belajar apa saja. luar yang mempengaruhi seseorang. Menurut Chomsky (1999) manusia mempunyai faculties of the b. Teori Chomsky mind, yaitu semacam “kapling- Ada banyak kritik dan kapling intelektual” dalam otaknya. reaksi terhadap behavioristik Skinner Kemampuan lahiriah (kapling- itu (Skinner menulis teorinya dalam kapling) yang memungkinkan setiap Verbal Behavior yang diterbitkan manusia belajar bahasa apapun yang pada tahun 1957). Kritik pertama, disebut Language Acquisition Device sangat dan mendasar datang dari (LAD), yang berarti perlengkapan Chomsky, yang secara mendalam pemerolehan bahasa atau membahas “Verbal Behavior”. diterjemahkan menjadi Piranti Chomsky mengatakan bahwa Pemerolehan Bahasa (PPB) kelakuan manusia jauh lebih rumit (Dardjowidjojo 2000:19). PPB daripada kelakuan hewan. Apalagi menerima masukan dari lingkungan kelakuan bahasa, yang begitu khas di sekitarnya dalam bentuk kalimat untuk spesies manusia saja, sehingga yang tidak semuanya apik (well- tidak mungkin dijelaskan dengan formed). Titik tolaknya adalah kelakuan hewan. Menurut Chomsky, perbedaan antara Struktur Lahir dan deskripsi mengenai sesuatu yang Struktur Batin pada kalimat. Kedua begitu kompleks seperti kelakuan struktur tersebut saling berhubungan bahasa manusia tidak mungkin hanya melalui transformasi. Tiap kalimat berupa deskripsi stimuli luar, tetapi mempunyai struktur abstrak di deskripsi mengenai kemampuan bawah permukannya dan LAD lahiriah manusia untuk belajar suatu memungkinkan anak menyusun bahasa. hipotesis tentang struktur bawah 2. Pendirian Mentalistik tentang bahasa yang diperolehnya. Anak Pemerolehan Bahasa tidak sadar dalam proses ini. Teori mentalistik Hipotesis-hipotesis yang disusun mendeskripsikan, menjelaskan, dan anak tanpa sadar, kemudian dicoba meramalkan bahwa kelakuan belajar dalam pemakainnya. Hipotesis-
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 31
hipotesis itu terus dicoba masing mempunyai juga sub- kebenarannya pada data yang kelompok. dikumpulkan anak selama ia Pada kelompok universal mendengar dan berbicara. Oleh absolute non-implikasional tidak karena itu, hipotesis-hipotesis terdapat perkecualian. Misalnya, tersebut diubah dan disesuaikan bahasa mempunyai bunyi vokal /a/, secara terstruktur. /i/, dan /u/; bahasa manapun Lama-kelamaan melalui menggabungkan bunyi untuk proses di atas berkembanglah system membentuk suku kata. Pada kaidah bahasa anak secara sistematis kelompok absolut yang implikasional ke arah sistem kaidah yang dimiliki dikatakan bahwa bila bahasa orang dewasa. Si anak menangkap mempunyai X maka bahasa itu pasti sejumlah ujaran yang sebagian besar mempunyai Y. Misalnya, bila suatu tidak gramatikal. Dari korpus yang bahasa mempunyai konsonan hambat tidak berstruktur tersebut, yang velar /k/, maka bahasa itu pasti masuk sebagai input LAD, mempunyai konsonan hambat dibentuklah tata bahasa sebagai bilabial /b/; bila suatu bahasa output. mempunyai bentuk refleks persona Input bahasa LAD Output bahasa pertama/kedua (myself dan yourself), (kumpulan ujaran) (tata bahasa) maka bahasa tadi pasti mempunyai Dengan bantuan LAD, refleks persona ketiga (himself). seorang anak dapat menemukan Pada kelompok universal struktur batin kalimat-kalimat yang tendesius non-implikasional terdapat dijumpainya dan kemudian ia dapat kecenderungan besar untuk bahasa membentuk kalimat yang memiliki sesuatu tertentu. Misalnya, sebelumnya belum pernah dijumpai. hampir semua bahasa memiliki Gramatikal yang dibentuk dengan konsonan nasal. Pada kelompok bantuan LAD itu mengandung sifat- universal tendesius implikasional sifat khas suatu bahasa tertentu, suatu bahasa memilki X maka tetapi di atas itu juga mengandung kemungkinan besarnya adalah bahwa sifat-sifat universal. bahasa itu juga memiliki Y. Misalnya, bahasa yang memiliki Universal Bahasa urutan SOV (subjek-objek-verba) Pelopor universal bahasa mungkin sekali memiliki urutan seperti Greenberg (1963) meneliti posisi-posisi (bukan preposisi). banyak bahasa dan dari bahasa- Menurut Chomsky (dalam bahasa itu ia sarikan fitur-fitur mana Dardjowidjojo 2010:232) bila suatu yang terdapat pada semua bahasa, entitas mengandung unsur-unsur fitur-fitur mana lagi yang terdapat hakiki tertentu maka unsur-unsur itu pada kebanyakan bahasa, dan mana pasti ada pada entitas itu di mana pun yang hanya pada beberapa bahasa. juga. Chomsky membedakan dua Dengan demikian, konsep universal macam universal, yaitu universal bahasa itu tidak mutlak, tapi relatif. subtantif dan universal formal. Comrie (1989:15-23) Universal subtantif berupa unsur atau membagi universal bahasa menjadi elemen yang membentuk bahasa. dua kelompok besar yang masing- Misalnya, dalam bahasa di mana pun
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 32
juga mempunyai nomina, verba, dan menjadi kebiasaan. Menurut Skiner adjektiva, sedangkan universal bahasa merupakan seperangkat formal berkaitan dengan cara kebiasaan. Kebiasaan diperoleh bagaimana universal subtantif itu dengan cara latihan bertubi-tubi diatur. Pengaturan elemen-elemen ini (drills), sehingga sangat penting berbeda dari satu bahasa ke bahasa dalam pengajaran bahasa asing pada lain. metode seperti Oral Approach atau Pada anak lahir, anak telah Audiolingual Approach. dikarunia Tata bahasa Universal Berbeda dengan Chomsky (TU) atau Universal Grammer (UG). yang berpandangan bahwa Setiap anak dalam otaknya sudah pemerolehan bahasa itu tidak mempunyai modul atau seperangkat didasarkan pada nurture atau nature. prinsipel yang terlihat sederhana, Anak memperoleh kemampuan tetapi menjadi rumit saat berinteraksi berbahasa seperti dia memperoleh dengan prinsipel-prinsipel dan kemampuan berdiri dan berjalan. modul-modul yang lain. Anak tidak dilahirkan sebagai piring kosong, tabula rasa, tetapi dia telah a. Kontroversi antara Nurture dibekali dengan sebuah alat, yaitu dengan Nature Piranti Pemerolehan Bahasa (PPB) Manusia di mana pun juga atau LAD. Piranti ini bersifat pasti akan dapat menguasai atau universal, artinya anak mana pun memperoleh bahasa asalkan dia mempunyai piranti ini. Ini terbukti tumbuh dalam suatu masyarakat. dengan adanya kesamaan antara satu Pemerolehan bahasa tersebut bersifat anak dengan anak yang lain dalam nurture atau nature. Dalam aliran proses pemerolehan bahasa mereka; behaviorisme pemerolehan bahasa di mana pun juga anak melewati bersifat nurture, yaitu pemerolehan seperangkat proses yang sama dalam bahasa itu ditentukan oleh alam menguasai bahasa mereka masing- lingkungan. Menurut aliran ini, masing. Nurture yaitu masukan yang manusia dilahirkan dengan suatu berupa bahasa hanya akan tabula rasa, yaitu semacam piring menentukan bahasa mana yang akan kosong tanpa apa pun. Piring ini diperoleh anak, tetapi prosesnya itu kemudian diisi oleh alam sekitar sendiri bersifat kodratif (innate) dan termasuk bahasanya. Jadi, inner-directed. Chomsky pengetahuan apa pun yang kemudian menganggap Skiner keliru dalam diperoleh oleh manusia itu berasal memahami kodrat bahasa. Bahasa dari lingkungan. bukan suatu kebiasaan, tetapi suatu Dari eksperimen yang sistem yang diatur oleh seperangkat dilakukan Skiner menyimpulkan peraturan (rule-governed). Bahasa bahwa pemerolehan pengetahuan juga kreatif dan memiliki termasuk pemerolehan pemakaian ketergantungan struktur. Kedua bahasa didasarkan pada adanya kodrat bahasa ini hanya dapat stimulus, kemudian diikuti oleh dimiliki manusia. Jadi, baik nature respon. Bila respon itu benar maka maupun nurture diperlukan untuk diberi hadiah dan bila salah dihukum. memperoleh bahasa. Nature Dari proses pengulangan ini akan diperlukan karena tanpa bekal
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 33
kodrati makhluk tidak mungkin dapat Hubungan antara satu bunyi berbahasa. Nurture juga diperlukan dengan bunyi yang lain bersifat karena tanpa adanya input dari alam universal. Jakobson mengajukan Law sekitar bekal yang kodrati itu tidak of Irreversible Solidarity yang isinya akan terwujud. sebagai berikut. 1) Apabila suatu bahasa memiliki Universal dalam Pemerolehan konsonan hambat velar, bahasa Bahasa tersebut pasti memiliki konsonan Pemerolehan bahasa hambat dental dan bilabial. seorang anak berkaitan erat dengan Contoh: Bila bahasa A memiliki konsep universal. Sejauh mana bunyi /k/ dan /g/, bahasa tersebut konsep universal itu mempengaruhi pasti memiliki /t/-/d/ dan /p/-/b/. pemerolehan tergantung pada sifat 2) Apabila suatu bahasa memiliki kodrati komponen bahasa. konsonan frikatif, bahasa tersebut pasti memiliki konsonan hambat. Contoh: Bila bahasa A memiliki 1. Universal pada Komponen /f/ dan /v/, bahasa tersebut pasti Fonologi memiliki /p/-/b/, /t/-/d/, dan /k/- Roman Jakobson adalah ahli /g/. yang mengemukakan adanya 3) Apabila suatu bahasa memiliki universal pada bunyi bahasa manusia konsonan afrikatif, bahasa tadi dan untuk pemerolehan bunyi-bunyi pasti memiliki konsonan frikatif tersebut. Pemerolehan bunyi berjalan dan konsonan hambat. Contoh: selaras dengan kodrat bunyi itu Bila bahasa A memiliki /c/-/j/, sendiri. Bunyi pertama yang ke luar bahasa tersebut pasti memiliki /s/, waktu anak mulai berbicara adalah /t/, dan /d/. kontras antara konsonan dan vokal. Hukum ini meramalkan Dalam hal ini bunyi vokal hanya urutan kesukaran masing-masing bunyi /a/, /i/, dan /u/ yang akan ke bunyi. Pada umumnya bunyi yang luar terlebih dahulu. Dari ketiga letaknya di bagian depan mulut lebih bunyi tersebut, /a/ akan ke luar lebih mudah daripada yang di bagian dahulu daripada /i/ atau /u/ karena belakang mulut. Dengan demikian, lebih mudah diucapkan dan ketiga /p/ dan /b/ adalah lebih mudah bunyi tersebut membentuk Sistem daripada /k/ dan /g/. Bunyi yang Vokal Minimal (Minimal Vocalic dikuasai oleh anak mengikuti urutan System): bahasa mana pun di dunia universal di atas. Karena /m/ dan /p/ pasti memiliki minimal tiga vokal ini adalah bilabial dan mudah (Jakobson 1971:8-20). Sedangkan diucapkan, 34linguistik /a/ juga bunyi konsonan kontras pertama mudah maka bunyi tersebut akan ke yang muncul adalah oposisi antara luar lebih awal pada anak. Oleh bunyi oral dengan bunyi nasal (/p-b/ karena itu, kata awal yang ke luar dan /m-n/) dan kemudian disusun pada anak adalah /papa/ atau /mama/ oleh kontras antara bilabial dengan atau ayah dan ibu (Gass dan Salinker dental (/p/ - /t/). Sistem kontras ini 2001:93). disebut Sistem Konsonantal Minimal Urutan pemunculan bunyi (Minimal Consonantal System). ini bersifat 34isband 34linguistik
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 34
perkembangan biologi manusia itu sekelilingnya (=sini) dan yang saat tidak sama maka kapan munculnya itu ada (=kini). Anak belum bisa suatu bunyi tidak dapat diukur membayangkan benda yang tidak dengan tahun atau bulan kalender. ada, atau peristiwa yang sudah atau Suatu bunyi tidak akan melangkahi belum terjadi. Anak juga mengikuti bunyi yang lain. Tidak 35isbandi prinsip universal lain yang disebut anak Indonesia yang sudah dapat penggelembungan makna mengucapkan bunyi /r/, tetapi belum (overextensional). bisa mengucapkan /p/, /g/, dan /j/. Bunyi-bunyi itu muncul berbeda dari Rerata Panjang Ujaran satu anak ke anak yang lain. Untuk mengukur perkembangan sintaksis anak 2. Universal pada Komponen menggunakan Mean Length of Sintaktik dan Semantik Utterance (MLU) atau Rerata Komponen sintaktik dan Panjang Ujaran (RPU) semantik mempunyai derajat (Dardjowidjojo 2010:241). Cara keuniversalan yang lebih rendah. menghitungnya adalah: 1) ambil Pada komponen fonologi, urutan sampel sebanyak 100 ujaran, 2) pemunculan bunyi terkait langsung hitung jumlah morfemnya, dan 3) dengan pertumbuhan biologi dan bagilah jumlah morfem itu dengan neurologi anak. Pada komponen jumlah ujaran. Misalnya, ada 253 sintaktik dan semantik kaitan ini morfem, maka RPU=253:100=2,5. tidak langsung. Pada komponen Rambu-rambunya adalah misalnya, sintaktik pola-pola kalimat yang bentuk komponen (kereta api), verba diperoleh secara universal. Anak di tak teratur (drank), dan jamak tak mana pun juga selalu mulai dengan teratur (children) dianggap satu ujaran yang berupa satu kata, morfem. RPU dipakai untuk kemudian berkembang menjadi dua menentukan tahap pemerolehan: kata; setelah itu, tiga kata atau lebih. Tahap I=RPU antara 1,0-2,0, sekitar Anak kalimat relatif yang terletak umur 12-26 bulan: Tahap II=RPU pada akhir kalimat lebih dulu antara 2,0-2,5, sekitar umur 27-30 diperoleh daripada anak kalimat bulan, dst. relatif yang diselipkan di tengah kalimat. Komponen semantik lebih Bahasa Ibu Versus Bahasa Sang labil lagi karena kata macam apa Ibu yang dikuasai dan berapa jumlahnya Bahasa ibu (native sangat tergantung pada keadaan language) adalah bahasa pertama masing-masing anak. yang dikuasai atau diperoleh anak. Namun demikian, ada pula Bahasa Inggris untuk anak dan orang urutan universal yang umumnya Inggris adalah bahasa ibu. Bila ada diikuti anak. Prinsip yang dinamakan anak Indonesia lahir dan dibesarkan sini dan kini (here and now) di London dan dari kecil tampaknya universal. Artinya bahwa menggunakan bahasa Inggris, maka di mana pun juga kosakata yang bahasa Inggris adalah bahasa ibunya. dikuasai anak pertama-tama adalah Sedangkan bahasa sang ibu kosakata dari objek yang ada di (motherese, parentese, atau child
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 35
directed speech) adalah bahasa yang memproduksi 10 kata dipakai oleh orang dewasa pada komprehensinya adalah 110 kata (11 waktu berbicara dengan anak yang kali lipat daripada produksinya). sedang dalam proses memperoleh Ketidakseimbangan antara bahasa ibunya. Ciri-ciri khusus komprehensi dengan produksi ini bahasa sang ibu adalah: 1) tampak pada perilaku bahasa sehari- kalimatnya pendek-pendek, 2) nada hari si anak. suara biasanya tinggi, 3) intonasinya agak berlebihan, 4) laju ujaran agak Proses Pemerolehan Bahasa lambat, 5) banyak redundansi Di mana pun juga anak (pengulangan), dan 6) banyak memperoleh bahasa ibunya dengan memakai kata sapaan. strategi yang sama. Kesamaan ini Pada waktu berbicara tidak hanya dilandasi oleh biologi dengan anak ternyata bahasa yang dan neurologi manusia yang sama, digunakan ayah dan ibu berbeda. tetapi juga oleh pandangan Ayah umumnya berbicara lebih mentalistik yang menyatakan bahwa pendek, lebih banyak memakai anak telah dibekali dengan bekal kalimat imperatif dan direktif, dan kodrati pada saat dilahirkan. Pinker banyak meminta penjelasan dari (1995) dalam makalahnya yang anak. Keadaan seperti ini justru berjudul Language Acquisition sangat baik untuk anak karena dia menyatakan bahwa children learn lalu sepertinya dipaksa untuk languages that are governed by mengekspresikan diri agar ayahnya highly subtle and abstract principles, mengerti apa yang dia katakana. and they do so without explicit Ayahnya seolah-olah menjadi instruction or any other jembatan untuk berkomunikasi yang environmental clues to the nature of lebih jelas. Gejala ini disebut Father such principles. Maksudnya bahwa Bridge Hypothesys. anak-anak belajar bahasa secara pelan dan abstrak, dan mereka Komprehensi dan Produksi melakukannya tanpa instruksi Baik anak maupun dewasa eksplisit atau pengaruh lingkungan mempunyai dua tingkatan dengan petunjuk prinsip-prinsip kemampuan yang berbeda dalam dasar. Jadi, di dalam pemerolehan berbahasa. Pada orang dewasa bahasa selain anak telah dibekali jumlah kosakata yang dipakai secara kodrati pada saat dilahirkan juga aktif adalah lebih rendah daripada dipengaruhi oleh faktor keturunan kata-kata yang dapat dimengerti. dan lingkungan baik keluarga Pada anak di mana pun juga maupun tempat tinggal. kemampuan anak untuk memahami Di dalam bahasa juga apa yang dikatakan orang jauh lebih terdapat konsep universal sehingga cepat dan jauh lebih baik daripada anak secara mental telah mengetahui produksinya. Sebagian peneliti kodrat-kodrat yang universal ini. mengatakan bahwa kemampuan anak Bahasa mana pun dan wujudnya dalam komprehensi adalah lima kali seperti apa ditentukan oleh input dari lipat dibandingkan dengan sekitarnya. produksinya. Pada saat anak
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 36
1) Pemerolehan dalam Bidang mana yang akan diambil: se, pe, atau Fonologi da. Pada anak Indonesia kebanyakan Pada umur sekitar 6 memilih suku terakhir dan ini minggu, anak mulai mengeluarkan merupakan latar belakang yang bunyi-bunyi yang mirip dengan universal, yaitu bahwa anak di mana bunyi konsonan atau vokal. Proses pun cenderung untuk memperhatikan mengeluarkan bunyi-bunyi ini akhir dari suatu bentuk. disebut cooing atau dekutan. Anak Pemunculan bunyi mendekutkan bermacam-macam mempunyai urutan yang universal. bunyi yang belum jelas identitasnya. Anak mula-mula menguasai bunyi Pada sekitar umur 6 bulan, anak konsonan bilabial dengan vokal /a/, mulai mencampur konsonan dengan kemudian alveolar dan velar. Bunyi vokal sehingga membentuk babbling afrikatif /tZ/ dan /dZ/ dikuasai lebih atau celotehan (Dardjowidjojo belakangan lagi, sekitar umur empat 2010:244). Celotehan dimulai tahun. Patokan tahun ini sangat dengan konsonan dan diikuti oleh relatif. Ukuran tidak boleh tahun sebuah vokal. Konsonan yang ke luar kalender, tetapi harus tahun pertama adalah konsonan bilabial neurobiologis, artinya pada tahap hambat dan bilabial nasal. Vokalnya perkembangan neurobiologis mana adalah /a/. Dengan demikian, seorang anak dapat mengucapkan strukturnya adalah CV. Ciri lain dari bunyi-bunyi tertentu. celotehan adalah CV kemudian diulang dengan struktur C1V1C1V1.... papapa mamama bababa .... yang diartikan sebagai kata ayah dan ibu. Konsonan dan vokalnya secara gradual berubah sehingga muncul 2) Pemerolehan dalam Bidang kata-kata seperti dadi, dida, tita, dita, Sintaksis mama, mami, dst. Tesis yang berjudul Pada anak Barat, kata sudah Pemerolehan Bahasa Anak Usia 2-3 mulai muncul pada umur sekitar satu Tahun yang ditulis oleh Subyantoro tahun, sedangkan anak Indonesia (2011) menunjukkan bahwa munculnya kata pertama agak perkembangan sintaksis anak terlambat karena anak Indonesia memang dimulai dari tahap yang memerlukan waktu yang lebih lama sederhana (satu suku/kata) ke tahap untuk menentukan suku mana yang yang lebih sukar (dua suku/kata atau akan diambil sebagai wakil dari kata lebih). Unsur ini ada, derajatnya jauh itu. Pada bahasa Inggris yang di bawah komponen sintaksis, kebanyakan katanya adalah apalagi komponen fonologi adalah monosilabik, anak tidak harus sistem bunyi suatu bahasa. memilih suku mana. Pada anak Dalam bidang sintaksis, Indonesia dengan kosakata anak memulai berbahasa dengan kebanyakan polisilabik, anak harus mengucapkan satu kata (atau bagian menganalisis lebih dulu barulah dia kata). Kata ini, bagi anak sebenarnya menentukan suku mana yang akan adalah kalimat penuh, tetapi karena diambil. Dari kata sepeda, misalnya, ia belum dapat mengatakan lebih dari
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 37
satu kata, dia hanya mengambil satu tidak ada di sekitar atau pun ke masa kata dari seluruh kalimat itu disebut lalu dan masa depan. Ujaran Satu Kata (USK) atau One Sekitar umur 2;0 anak mulai Word Utterance. Anak tidak mengeluarkan Ujaran Dua Kata sembarang saja memilih kata itu; dia (UDK) atau Two Word Utterance. akan memilih kata yang memberikan Anak mulai dengan dua kata yang informasi baru. Anak sudah diselingi jeda sehingga seolah-olah mempunyai pengetahuan tentang dua kata itu terpisah. Jeda ini makin informasi lama versus informasi lama makin pendek sehingga baru. Kalimat diucapkan untuk menjadi ujaran yang normal. memberikan informasi baru kepada Adapaun ciri-ciri UDK, yaitu: 1) pendengarnya. orang dewasa dapat lebih bisa Adapaun ciri-ciri USK, menerka apa yang dimaksud oleh yaitu 1) dari segi sintaktiknya, USK anak karena cakupan makna menjadi sangatlah sederhana karena memang lebih terbatas, 2) UDK sitaksisnya hanya terdiri dari satu kata saja; lebih kompleks karena ada dua kata, bahkan untuk bahasa seperti bahasa tetapi semantiknya makin lebih jelas, Indonesia hanya sebagian saja dari 3) kata-kata yang digunakan dari kata itu. Akan tetapi, dari segi kategori utama: nomina, verba, semantiknya USK adalah kompleks adjektiva, dan adverbia, 4) belum ada karena satu kata itu bisa memiliki kata fungsi seperti di, yang, dan, lebih dari satu makna. Anak yang dsb., 5) belum ditemukan afiks mengatakan /bi/ untuk mobil bisa macam apa pun, dan 6) anak sudah bermaksud mengatakan menguasai hubungan kasus (case - “Ma, itu mobil.” relations), anak juga sudah - “Ma, ayo kita ke mobil.” menguasai hubungan kasus antara - “Papa ada di mobil,” dsb. perbuatan dengan objek (action- Ujaran satu kata yang mempunyai object relation), hubungan kasus berbagai makna disebut holofrastik pelaku-objek, dan hubungan kasus (holophrastic). 2) Pada awalnya pelaku-perbuatan. Dalam UDK USK terdiri dari CV saja. Bila kata Meskipun pada UDK semantiknya itu CVC maka C yang kedua semakin jelas, makna yang dimaksud dilesapkan. 3) Pada awal USK tidak anak masih tetap harus diterka sesuai ada gugus konsonan. Semua gugus dengan konteksnya. UDK disebut yang ada di awal atau di akhir sebagai telegrafik (telegraphic kalimat disederhanakan menjadi satu speech). konsonan saja. 4) Kata-kata yang Pada tahap ini anak juga dipakai hanyalah kata-kata dari sudah dapat menyatakan bentuk kategori sintaktik utama (content negatif. Pada bahasa Inggris anak words), yaitu nomina, verba, mulai dengan negatif no. Pada anak adjektiva, dan adverbial. Tidak ada Indonesia bentuk negatif meliputi kata fugsi seperti from, to, dari, atau kata: bukan, belum, dan tidak. ke. 5) Kata-kata yang digunakan Pemerolehan bentuk negatif secara selalu dari kategori sini dan kini. dini mungkin dipengaruhi oleh Tidak ada yang merujuk kepada yang konsep sini dan kini yang membuat nomina lebih dominan daripada
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 38
kategori yang lain, sehingga kata tutur. Jadi, dalam pemerolehan bukan merupakan negasi antara dua bahasa anak tidak serta-merta nomina. Munculnya bentuk negasi langsung dapat berbicara, tetapi ini mula-mula sebagai respon melalui tahap-tahap tertentu dari terhadap pertanyaan. Negasi belum sederhana (urutan satu suku kata) ke tampaknya juga berkaitan dengan yang rumit (lebih dari dua kata). konsep sini dan kini karena verbal Penelitian Martin Braine adalah kategori kedua setelah pada tahun 1963 (dalam nomina. Kata negatif ndak atau Dardjowidjojo 2010:250) nggak juga muncul hampir menyimpulkan bahwa urutan dua bersamaan dengan belum karena kata yang dipakai anak ternyata alasan yang sama. Setelah UDK mengikuti aturan tertentu. Kata-kata tidak ada ujaran tiga kata yang tertentu selalu berada pada tempat merupakan tahap khusus. Pada tertentu pula dan ada kata-kata yang umumnya, pada saat anak mulai tidak pernah muncul sendirian. memakai UDK, dia juga masih Anak-anak yang diteliti membagi memakai USK. Setelah beberapa dua kelompok kata: (1) kata-kata lama UDK dia juga mulai yang sering muncul, yang tidak mengeluarkan ujaran tiga kata atau pernah sendirian, dan muncul pada bahkan lebih. Jadi, antara satu posisi tertentu disebut pivot karena jumlah kata dengan jumlah kata yang ujaran anak berkisar pada kata-kata lain bukan merupakan tahap yang lain, dan (2) kata-kata yang terputus. jumlahnya lebih besar, yang munculnya tidak sesering seperti yang ada pada (1), posisinya juga di mana saja, dan bisa muncul sendirian (a) Bentuk Tata bahasa pada disebut open. Anak Anak tampaknya telah Dalam penelitian Santoso merumuskan tata bahasa yang yang berjudul Pemerolehan Bahasa berbunyi kira-kira seperti: “Sebuah Anak Usia Tiga Tahun dalam kalimat terdiri dari (1) pivot tipe 1 Lingkungan Ke luarga diketahui yang diikuti oleh kelompok kata bahwa (1) berdasarkan panjang ayat terbuka atau (2) kelompok kata anak usia tiga tahun dalam bertutur terbuka yang diikuti oleh pivot tipe pada umumnya mengucapkan kata- 2” (Aitchison 1998:116). Tata bahasa kata secara terpenggal dan ini disebut Pivot Grammar. Dua kata penguasaan bahasa yang dikuasai dari kelompok terbuka bukanlah dua anak diperoleh melalui tahapan- sembarang kata, tetapi dua kata yang tahapan tertentu, (2) anak umur tiga mengikuti aturan tertentu. tahun sudah mampu menyusun Pada bahasa seperti bahasa kalimat dalam bertutur meskipun Indonesia, di mana bentuk pasif masih sangat sederhana dan terbatas, sangat dominan, anak sering dan (3) berdasarkan jumlah ujaran mendapat masukan yang berupa setiap giliran tutur dibuktikan anak kalimat pasif dan karenanya tiga tahun dalam bertutur hanya membentuk pula pola kalimat pasif menjawab pertanyaan dari lawan jauh lebih awal daripada anak
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 39
Inggris. Anak Inggris rata-rata baru Pada kalimat kompleks anak dapat memakai kalimat pasif pada mengikuti Minimal Distance umur 4;0. Parameter pada tata bahasa Principle (MDP), suatu prinsipel universal memang mengatur yang dikembangkan oleh Chomsky ‘tombol-tombol’ mana yang akan (1969). MDP mengatakan bahwa menyala, tetapi parameter juga nomina yang paling dekat dengan mempunyai default setting, yaitu verba pada anak kalimat komplemen suatu titik tolak yang akan dipakai adalah subjek dari verba kalimat sebagai langkah dari pemerolehan. komplemen tersebut. Anak mengikuti pola universal pada 3) Pemerolehan pada Bidang aspek-aspek gramatikal yang lain. Leksikon Hal lain yang dianggap universal Sebelum anak dapat adalah pemerolehan sufiks yang mengucapkan kata, dia memakai cara selalu terjadi lebih awal daripada lain untuk berkomunikasi; dia prefiks dan pemerolehan adjektiva memakai tangis dan gestur (gesture), tertentu. Ajektiva yang mempunyai gerakan tangan, kaki, mulut, mata, dimensi umum dikuasai lebih awal dsb). Pada awal hidupnya anak daripada adjektiva yang dimensinya memakai pula gestur seperti senyum khusus. dan juluran tangan untuk meminta Urutan pemerolehan juga sesuatu. Dengan cara-cara ini anak tampak pada pemerolehan kalimat sebenarnya memakai “kalimat” yang interogatif. Kalimat interogatif protodeklaratif dan protoimperatif ya/tidak dikuasai lebih awal daripada (Gleason dan Ratner dalam kalimat interogatif apa/mana. Dardjowidjojo 2010:258). Kalimat interogatif yang Menurut Dromi (1987:15) menanyakan apa atau siapa dikuasai untuk suatu bentuk dapat dianggap lebih awal daripada yang telah dikuasai anak maka bentuk itu menanyakan mengapa dan harus memiliki: (1) kemiripan bagaimana karena apa dan siapa fonetik dengan bentuk kata orang merujuk ke benda kongkret dewasa, dan (2) korelasi yang ajeg sedangkan mengapa dan bagaiman antara bentuk dengan referen atau lebih abstrak dan memerlukan daya maknanya. Anak Indonesia kognisi yang lebih matang. mengalami terlamat dalam berujar Untuk kalimat 40isbandi karena harus menganalisis secara ada pula urutan yang diikuti oleh mental terlebih dahulu dari dua, tiga, anak. Untuk bahasa Ingris, anak atau empat suku kata itu mana yang mulai dengan menempatkan kata no akan diambil. Ternyata yang diambil di paling awal ujaran. Untuk anak adalah suku kata terakhir. Indonesia kalimat negatif berkisar (a) Macam Kata yang Dikuasai pada pemilihan bentuk mana yang Macam kata yang dikuasai harus dipakai; bukan, belum, atau anak mengikuti prinsip sini dan kini. enggak/ndak/tidak. Menjelang umur Dengan demikian kata-kata yang 4;0 anak sudah mulai memakai diperoleh anak pada awal ujarannya kalimat kompleks. Pada anak Inggris ditentukan oleh lingkungannya. Dari kalimat koordinatif dikuasai lebih macam kata yang ada, yaitu kata awal daripada kalimat sub-ordinatif. utama dan kata fungsi, anak lebih
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 40
menguasai kata utama (nomina, Strategi referensi, yaitu dengan verba, dan adjektiva) dulu. menganggap bahwa kata pastilah Kata mempunyai jalur merujuk pada benda, perbuatan, hierarki semantik. Dalam hal proses, atau atribut. Dengan pemerolehan kata, anak tidak akan strategi ini anak yang baru memperoleh kata yang hierarkinya mendengar suatu kata baru akan terlalu tinggi atau terlalu rendah. menempelkan makna kata itu Anak akan mengambil apa yang pada salah satu dari referensi di disebut basic level category, yaitu atas. suatu kategori dasar yang tidak Contoh: jika anak diperkenalkan terlalu tinggi, tetapi juga tidak terlalu kata cabe, anak akan meletakkan rendah. Inputnya adalah bahasa sang makna kata itu pada benda yang ibu yang mengikuti prinsip ini. dirujuk dengan nama itu. (b) Cara Anak Menentukan Strategi cakupan objek (object Makna scope), yaitu kata yang merujuk Dari masukan kata yang pada suatu objek merujuk pada ada, anak harus menganalisis segala objek itu secara keseluruhan, macam fiturnya sehingga makna tidak hanya sebagian dari objek yang diperolehnya itu akhirnya sama itu saja. dengan makna yang dipakai oleh Contoh: jika anak diperkenalkan orang dewasa. Dalam hal penentuan kepada objek sepeda maka makna suatu kata, anak mengikuti keseluruhan dari sepeda itu yang prinsip-prinsip universal, salah dikuasainya bukan hanya roda satunya adalah overextension atau rantainya saja. (pengelembungan makna). Artinya, Strategi peluasan (extendability), anak cenderung untuk mengambil yaitu kata tidak hanya merujuk salah satu fitur dari konsep itu, lalu pada objek aslinya saja, tetapi menerapkannya pada konsep lain juga pada objek-objek lain yang memiliki fitur tersebut. Di dalam kelompok yang sama itu. samping bentuk, ukuran juga bisa Contoh: jika anak diperkenalkan menjadi fitur yang diambil anak. dengan kucing berbulu hitam, Oleh karena itu, penggelembungan maka dia akan tahu kucing yang makna dapat berdasarkan bentuk, berbulu putih juga disebut ukuran, gerakan, bunyi, dan tekstur kucing. (texture). Selain overextension Strategi cakupan kategorial (pengelembungna makna), anak juga (categorical scope), yaitu kata memakai underextension (penciutan dapat diperluas pemakainnya makna), yaitu membatasi makna untuk objek-objek yang hanya pada referen yang telah termasuk dalam kategori dasar dirujuk sebelumnya. yang sama. (c) Cara Anak Menguasai Makna Contoh: jika anak diperkenalkan Kata dengan merpati sebagai burung, Anak tidak menguasai dan jika melihat beo anak akan makna kata secara sembarang, tetapi tahu bahwa beo juga termasuk dengan strategi. Strategi-strategi burung. tersebut antara lain sebagai berikut.
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 41
Strategi nama baru-kategori tak menentukan kategori sintaktik suatu bernama (novel name-nameless kata, anak sering “menciptakan” kata category), yaitu anak yang sendiri berdasarkan pertimbangan mendengar kata dan setelah yang menurut anak logis. dicari dalam leksikon mental dia ternyata kata ini tidak ada 4) Pemerolehan dalam Bidang rujukannya, maka kata ini akan Pragmatik dianggap kata baru dan Pragmatik adalah studi maknanya ditempelkan pada tentang penggunaan bahasa dalam objek, perbuatan, atau atribut hubungannya dengan orang lain yang dirujuk oleh kata itu. dalam masyarakat yang sama (Ninio Contoh: ketika anak mendengar dan Snow dalam kata kancing dia akan mencari Dardjowidjojo:264). Pragmatik dalam leksikon mental dia apa bukan merupakan komponen rujukan dari kata itu, dan keempat (di samping fonologi, ternyata rujukan itu belum ada sintaksis, dan leksikon) pada bahasa, maka anak akan menganggap tetapi memberikan perspektif yang kata itu kata baru dan berbeda mengenai bahasa. menempelkan maknanya pada Dalam bahasa Indonesia benda kancing itu. Strategi ini pronominal orang kedua mampunyai yang membuat anak cepat sekali banyak bentuk: kamu, engkau, dalam menambah kosa katanya saudara, anda, bapak, ibu, dsb. sejak umur 1;8. Pemakaian pronominal diatur oleh Strategi konvensionalitas aturan sosial yang tidak sederhana. (conventionality), yakni Sebaliknya, pronominal Inggris you pembicara memakai kata-kata dapat dipakai untuk siapa dan kapan yang tidak terlalu umum, tetapi pun juga. Karena pragmatik juga tidak terlalu khusus. merupakan bagian dari perilaku Contoh: kata merpati diajarkan berbahasa maka penelitian mengenai sebagai bagian dari burung, dan pemerolehan bahasa perlu pula kata burung merupakan bagian mengamati bagaimana anak dari binatang. mengembangkan kemampuan Dalam penguasaan makna pragmatiknya. kata anak menghadapi banyak (a) Pemerolehan Niat kendala karena kata memiliki derajat Komunikatif kesukaran yang berbeda-beda. Pada Dari minggu-minggu umunya, kata-kata yang kongkrit pertama sesudah lahir, anak mulai lebih mudah dipahami daripada yang menunjukkan niat komunikatifnya abstrak dan karenanya lebih mudah dengan antara lain tersenyum, dan lebih cepat diperoleh anak. menoleh bila dipanggil, menggapai Pemerolehan kata pada anak sangat bila diberi sesuatu, dan memberikan dibantu oleh konteks di mana kata itu sesuatu kepada orang lain. Semua itu dipakai. Dari konteks ini anak dapat ditentukan pada saat pra-vokalisasi pula mengetahui apakah suatu kata atau protodeklaratif dan proto- itu nomina, verba, adjektiva, atau imperatif. Setelah perkembangan apa. Namun dalam usaha untuk biologisnya memungkinkan, anak
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 42
mulai mewujudkan niat Sedangkan pada percakapan antar komunikatifnya dalam bentuk bunyi. orang dewasa dukungan kalimat Dari penelitian Nino Snow diketahui penyambung ini tidak ada. Akan bahwa arah ujaran awal-awal adalah kedengaran aneh kalau antar orang ke diri anak, artinya, semua ujaran dewasa ada kalimat seperti ini Pak, yang dikeluarkan diarahkan untuk habis itu, ke mana si Arif, pergi Pak? kepentingan dia sendiri, bukan untuk Percakapan antar orang dewasa orang lain. Karena itulah pada awal didasarkan pada asumsi akan adanya hidupnya anak kelihatan egois dan pengetahuan tertentu pada si egosentris. interlokutor sehingga informasi (b) Pemerolehan Kemampuan sudah dapat dipilah-pilah menjadi Percakapan mana yang lama dan mana yang Pengembangan kemampuan baru. Asumsi ini belum dapat percakapan, anak juga secara diterapkan pada anak. bertahap menguasai aturan-aturan yang ada. Struktur percakapan terdiri 6) Waktu Pemerolehan Bahasa dari tiga komponen, yaitu: (1) Dimulai pembukaan, (2) giliran, dan (3) Berbahasa mencakup penutup. Secara naluri anak akan komperhensi maupun produksi maka tahu kapan pembukaan percakapan sebenarnya anak sudah mulai itu terjadi. Aturan main dalam batang berbahasa sebelum dia dilahirkan. tubuh percakapan juga dikuasainya Melalui saluran intrauterine anak secara gradual. Dari penelitian Pan telah terekspos pada bahasa manusia dan Snow didapati bahwa umur 1;8 waktu di dalam janin (Kent dan anak hanya menanggapi sekitar 33% Miolo Dardjowidjojo:268). Kata-kata dari apa yang ditanyakan oleh dari ibunya tiap hari dia dengar dan orangtuanya. Prosentase ini naik secara biologis kata-kata itu masuk menjadi 56,7% pada umur 2;5-3;0. ke janin. Kata-kata ibunya ini Begitu pula relevansinya; hanya tertanam pada janin anak, sehingga sekitar 19% dari tanggapan anak anak selalu lebih dekat dengan yang relevan dengan topik yang ibunya daripada ayahnya. Dengan sedang dibicarakan (Owens dalam memakai alat High Amplitude Dardjowidjojo:267). Sucking Paradigm (HASP) anak umur di bawah tiga bulan ternyata 5) Pengembangan Piranti Wacana sudah dapat membedakan VOT. Pada anak pada umumnya Pengukuran detak jantung yang wacana berbentuk percakapan antara bertambah atau menurun waktu anak dan orang dewasa atau dengan diperdengarkan bunyi-bunyi tertentu. anak lain. Percakapan ini dapat berjalan cukup lancar karena Implementasi dalam Kehidupan interlokutor anak adalah orang-orang Sehari-Hari dekat yang umumnya memberikan Pemerolehan bahasa pada dukungan kalimat-kalimat anak dipengaruhi banyak faktor, baik penyambung (habis itu, ke mana si faktor keturunan maupun Kancil pergi?), dan yang dibicarakan lingkungan. Dalam kehidupan sehari- adalah hal-hal yang dikenal anak. hari orang tua sering tidak sadar
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 43
terhadap perkembangan bahasa disadari oleh orangtuanya. Setiap anaknya. Bahasa anak berkembang hari anak memperoleh pemahaman pesat diusia balita atau dalam usia dan kosakata baru sehingga semakin emas anak. Anak akan dengan lama kosakata yang diperoleh gampang belajar berbicara dan semakin banyak. Selain itu, semakin memperoleh kosakata, misalnya matang organ ucap anak semakin dengan diajari secara langsung oleh jelas dan benar kata yang diujarkan. orangtuanya, dengan menyimak Pemerolehan bahasa anak ini ujaran-ujaran orang dewasa, dengan dipengaruhi beberapa faktor, antara belajar berbicara sendiri atau dengan lain: (1) orangtua dan ke luarga, (2) mainan, berbicara dengan teman lingkungan baik tempat tinggal sebayanya, dan lain-lain. Setiap anak maupun pendidikan, dan (3) mempunyai cara dan kemampuan kemampuan idividu si anak. yang berbeda dalam pemerolehan bahasanya. Umur si anak dalam DAFTAR PUSTAKA pemerolehan bahasa tidak menjadi ukuran pasti. Misalnya, si A sudah Aitchison, Jean. 1998. The Articulate dapat mengucapakan kata-kata sukar Mammal: An Introduction to yang terdiri dari lebih dari dua suku Psycholinguistics. London: kata atau kata-kata yang mempunyai Routledge. bunyi huruf /r/ pada usia 3,5 tahun, http://www.google.co.id/books tetapi si B baru bisa ?hl=id&lr=&id=8sfu9zzDD- mengucapkannya pada usia 4 tahun. 0C&oi=fnd&pg=PP1&dq=Aitc Perbedaan tersebut kadang hison,+Jean.+1998.+The+Artic dibanding-bandingkan oleh orangtua ulate+Mammal:+An+Introducti sehingga cenderung memaksakan on+to+Psycholinguistics.+Lon kehendak pada anaknya agar anak don:+Routledge.&ots=_FG30x tersebut secepatnya bisa berbicara xPKh&sig=uV14wBKdTR5Cf tanpa memahami kemampuan dan w93Cy6BgU0AgdI&redir_esc kondisi anaknya. =y#v=onepage&q&f=false (Diunduh pada 13 Juni 2012). Penutup Sebagai orangtua Brown, Roger dan J. MacNeil. 1996. hendakanya harus sabar dan telaten “The Tip of the Tongue dalam mengajari anak belajar bahasa. Phenomenon.” Journal of Orang tua tidak boleh memaksa si Verbal Learning and Verbal anak agar cepat bisa karena pada Behavior, Vol. 5. dasarnya anak sudah dibekali kemampuan berbahasa. Kemampuan Brown, Roger. 1973. A First berbahasa anak melalui tahap-tahap Language: The Early Stages. tertentu, sehingga orangtua juga Cambridge, MA.:Harvard hendanya selalu mendampingi anak University Press. dalam tahap-tahap pemerolehan http://journals.cambridge.org/a bahasa tersebut. Anak usia balita atau ction/displayAbstract?fromPag dalam masa emas akan memperoleh e=online&aid=1765112 bahasa dengan cepat dan tidak (Diunduh pada 13 Juni 2012).
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 44
Pemerolehan Bahasa Anak. Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik Bali: Udayana University Kajian Teoretik. Jakarta: Press. Rineka Cipta. Dromi, Esther. 1987. Early Lexycal Chomsky, Noam. 1957. Syntactic Development. Cambridge: Structures. The Hague: Cambridge University Press. Mouton. http://www.deepdyve.com/lp/s http://www.google.co.id/books age/book-reviews-early- ?hl=id&lr=&id=SNeHkMXHc lexical-development-esther- d8C&oi=fnd&pg=PR5&dq=Ch dromi-cambridge- omsky,+Noam.+1957.+Syntact Ds5PWLTf2l (Diunduh pada ic+Structures.+The+Hague:+M 13 Juni 2012). outon.&ots=AT7zTF_rwK&si Gass, Susan dan Larry Salinker. g=mAXsni5hcXfCvkazWJu4Fi 2001. Second Language pqu3M&redir_esc=y#v=onepa Acquisition: An Introductory ge&q&f=false (Diunduh pada Course. London: Lawrence 13 Juni 2012). Erlbaum Associates, Publishers. Comrie, Bernard. 1989. Language http://books.google.co.id/books Universals and Linguistic /about/Second_language_acqui Typology. Oxford: Blackwell sition.html?id=ZGZsAAAAIA Ltd. AJ&redir_esc=y (Diunduh http://www.google.co.id/books pada 13 Juni 2012). ?hl=id&lr=&id=kf- shTfcaPEC&oi=fnd&pg=PR9 Greenberg, Joseph H. 1963. &dq=Comrie,+Bernard.+1989. Universals of Language. +Language+Universals+and+L Cambridge, MA.: The MIT inguistic+Typology.+Oxford:+ Press. Blackwell+Ltd.&ots=1ewvGR http://www.google.co.id/books VTCh&sig=Os0KAJhSQCvM ?hl=id&lr=&id=YztEUOwRm AliaQHraTID- bkC&oi=fnd&pg=PR7&dq=Gr ovU&redir_esc=y#v=onepage eenberg,+Joseph+H.+1963.+U &q&f=false (Diunduh pada 13 niversals+of+Language.+Camb Juni 2012). ridge,+MA.:+The+MIT+Press. &ots=EJ0IvLN1ow&sig=- Dardjowidjojo, Soenjono. 2010. joIk_o3HHZOWUcjxQWhryC Psikolinguistik: Pengantar S7bE&redir_esc=y#v=onepage Pemahaman Manusia Edisi &q=Greenberg%2C%20Joseph Kedua. Jakarta: Yayasan Obor %20H.%201963.%20Universal Indonesia Unika Atma Jaya. s%20of%20Language.%20Ca mbridge%2C%20MA.%3A%2 Dharmowijono, Widjajanti., I 0The%20MIT%20Press.&f=fal Nyoman Suparwa. 2009. se (Diunduh pada 13 Maret Psikolinguistik: Teori 2012). Kemampuan Berbahasa dan
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 45
http://adl.aptik.or.id/default.aspx?tab luarga/ (Diunduh pada 12 ID=61&id=160448&src=a Maret 2012). (Diunduh pada 12 Maret 2012). Sayekti. 2001. Pemerolehan Bahasa Ingram, David. 1991. “An Historical pada Anak Balita. Observation on ‘Why Mama http://adl.aptik.or.id/default.asp and Papa’.” Journal of Child x?tabID=61&id=160448&src= Language, Vol. 18. a (Diunduh pada 12 Maret http://journals.cambridge.org/a 2012). ction/displayAbstract?fromPag e=online&aid=4236112 Skinner, B. F. 1957. Verbal (Diunduh pada 12 Maret 2012). Behavior. New York: Appleton-Century-Crofts. Jakobson, Roman. Studies on Child http://www.questia.com/library Language and Aphasia. The /book/verbal-behavior-by-b-f- Hague: Mouton Publishers. skinner.jsp (Diunduh pada 13 Jurnal Ilmiah Universitas Juni 2012). Katolik Widya Mandala Madiun vol. 24 no. 2 (Jul. Simanjuntak, Mangantar. 1977. 2001), halaman 92 Pengantar Psikolinguistik http://www.google.co.id/books Modern. Kualalumpu: Dewan ?hl=id&lr=&id=i2gUutbrJLkC Bahasa dan Pustaka. &oi=fnd&pg=PA7&dq=Jakobs http://lingu4.blogspot.com/201 on,+Roman.+Studies+on+Chil 0/12/hipotesis-nurani.html d+Language+and+Aphasia.+T (Diunduh pada 13 Maret 2012). he+Hague:+Mouton+Publisher s.&ots=dLpgtRcDI8&sig=- Subiyantoro, Unus. 2011. 5dm9h_lbpa9DjdFikduLs- Pemerolehan Bahasa Anak F44I&redir_esc=y#v=onepage Usia 2-3 Tahun. Tesis &q&f=false (Diunduh pada 13 Universitas Muhammadiyah Juni 2012). Surakarta. http://www.google.co.id/url?sa Pinker, Steven. 1995. Language =t&rct=j&q=&esrc=s&source= Acquisition: Chapter 6. Jurnal web&cd=1&cts=13315197281 Intrenasional.http://www.sumb 94&ved=0CB8QFjAA&url=htt erartikel.com/Chapter-6- p%3A%2F%2Fetd.eprints.ums. Language-Acquisition.html# ac.id%2F16245%2F1%2FHAL (Diunduh pada 13 Maret 2012). _DEPAN.pdf&ei=7GBdT4r1H YmGrAfG4ummDA&usg=AF Santoso, dkk. (___). Pemerolehan QjCNH5JFxf01J9Ek3C5MM7 Bahasa Anak Usia Tiga Tahun xYThhHj1LA (Diunduh pada dalam Lingkungan Ke luarga. 12 Maret 2012). http://www.infodiknas.com/pe merolehan-bahasa-anak-usia- Woozley, Ian. Second Language tiga-tahundalam-lingkungan-ke Acquisition and the Communicative Approach.
Jurnal PBSI Vol. 3 No 2 tahun 2014 46
Jurnal Internasional. http://www.sumber- artikel.com/Second-Language- Acquisition-and-the- Communicative- Approach.html# (Diunduh pada 13 Maret 2012).
Yulianto, Bambang. 2001.
“Perkembangan Fonologis Tuturan Bahasa Indonesia Anak: Suatu Tinjauan Berdasarkan Fonologi Generatif”. Malang: Disertasi, Universitas Negeri Malang.