Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik Di Rumah Sakit, bahwa profesionalisme staf medis perlu ditingkatkan untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan dan melindungi keselamatan pasien (Permenkes,2011) Rumah sakit adalah suatu organisasi yang dilakukan oleh tenaga medis profesional yang terorganisir baik dari sarana prasarana kedokteran yang permanen, pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien (Solichah Supartiningsih, 2017) Era globalisasi tidak bisa dihindari sehingga diperlukan sikap yang arif dan bijaksana. Rumah sakit mempunyai berbagai macam jenis pelayanan kesehatan yang dapat diunggulkan untuk mempertahankan loyalitas pasien. Salah satu jenis pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit yaitu pelayanan Instalasi Gawat Daruraat. Dalam Undang-undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 Bab I Pasal I ayat 11 disebutkan bahwa upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Pelayanan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk dapat memberikan layanan kesehatan yang memiliki standar sehingga meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Pemerintah berusaha dengan segala upaya untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan baik segi sumber daya manusia, juga dari segi ketersediaan alat dan bahan penunjang medis(Anonim, 2009b) Mutu pelayanan kesehatan ditentukan oleh berbagai aspek, salah satu diantaranya tingkat kepuasan pasien. Kepuasan pasien ini dipengaruhi oleh berbagai persepsi kualitas jasa dan produk yang diterima oleh pasien. Hayati (2010) faktor kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan akan mempengaruhi jumlah kunjungan. Apabila pasien tidak merasa puas contohnya : pasien menunggu lama, pemberi jasa pelayanan tidak ramah, ketrampilan yang kurang maka pasien merasa tidak puas sehingga menurunkan jumlah kunjungan. Faktor kepuasan pasien dapat menciptakan persepsi masyarakat tentang citra rumah sakit. Kepuasan pasien IGD (Instalasi Gawat Darurat) yaitu melihat sejauh mana tingkat kepuasan pasien dalam pelayanan yang dijanjikan oleh rumah sakit. Pentingnya penelitian tentang daya tanggap dengan kepuasan pasien yaitu untuk melihat kepuasan pasien dalam pelayanan yang cepat dan tepat. Pentingnya penelitian tentang jaminan pelayanan yaitu untuk melihat kepuasan pasien terhadap kesopan santunan dan kemampuan pegawai rumah sakit untuk menumbuhkan rasa percaya kepada pasien, dan pentingnya penelitian tentang bukti langsung yaitu untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap kemampuan rumah sakit dalam menunjukan eksistensinya pada pihak eksternal sedangkan empati penting diteliti untuk melihat kepuasan pasien terhadap perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan pada para pasien dengan memahami keperluan pasien (Rotty, 2009). Berdasarkan KEPMENKES RI No. 856/MENKES/SK/IX/2009 yang berisikan tentang standar pelayanan Instalasi Gawat Darurat yang mengatur bagaimana pelayanan IGD seharusnya diberikan pada pelayanan kesehatan Seperti pada penelitian Otani dkk dikutip dari Syofyanti (2014) di rumah sakit metropolitan St. Louis mid Missouri di Amerika Serikat tentang kualitas pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien mendapat hasil 50% pasien tidak merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan dimana pelayanan yang diberikan perawat kadang terlambat (responsiveness). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Krisnanda (2001) di RSUD Palembang dengan judul dimensi pelayanan gawat darurat dengan kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat, mendapatkan hasil 53,8% pasien mengatakan kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan, dimana perawat kurang sopan dalam memberikan pelayanan (assurance). Pengukuran kualitas pelayanan (jasa) berbeda dengan pengukuran kualitas barang berwujud. Menurut Fitzsimmons (2006) dan Derue et. al. (2011) mengukur kualitas pelayanan merupakan sebuah tantangan karena kepuasan dipengaruhi oleh banyak hal tidak berwujud (intangible). Salah satu metode penilaian tingkat kepuasan pasien adalah dengan menggunakan metode SERVQUAL (Service Quality) yang meliputi aspek tangible, reliability, responsiveness, assurance, emphaty. Metode ini menjadi metode yang tepat untuk menilai tingkat kepuasan pasien terhadap jasa layanan kesehatan, disebabkan merupakan alat ukur yang efektif untuk survei kepuasan konsumen karena mencakup dimensi-dimensi dari kualitas pelayanan (Tjiptono, 2008). 1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan KEPMENKES RI No. 856/MENKES/SK/IX/2009 yang berisikan tentang standar pelayanan Instalasi Gawat Darurat yang mengatur bagaimana pelayanan IGD seharusnya diberikan pada pelayanan kesehatan seperti pada seperti pada penelitian Otani dkk dikutip dari Syofyanti (2014) di rumah sakit metropolitan St. Louis mid Missouri di Amerika Serikat tentang kualitas pelayanan keperawatan dengan kepuasan pasien mendapat hasil 50% pasien tidak merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan dimana pelayanan yang diberikan perawat kadang terlambat (responsiveness). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Krisnanda (2001) di RSUD Palembang dengan judul dimensi pelayanan gawat darurat dengan kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat, mendapatkan hasil 53,8% pasien mengatakan kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan, dimana perawat kurang sopan dalam memberikan pelayanan (assurance). Selama beroprasinya IGD di RS X ini, (data masalah terkait time) mengukur kualitas pelayanan merupakan sebuah tantangan karena kepuasan dipengaruhi oleh banyak hal tidak berwujud (intangible). Salah satu metode penilaian tingkat kepuasan pasien adalah dengan menggunakan metode SERVQUAL (Service Quality) yang meliputi aspek tangible, reliability, responsiveness, assurance, emphaty. sangat perlu kiranya dilakukan studi untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap pelayanan IGD yang ada di RS X.
2.1 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka pertanyaan penelitian, “Bagaimana
gambaran Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan IGD Di RS X Tahun 2019”.
3.1 Pertanyaan Penelitian
Bagaimana gambaran kepuasan pasien dan kualitas layanan di IGD?
Apakah ada pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan?
A. Tujuan 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa “Pengaruh Kulitas layanan Pasien Terhadap kepuasan Pelayanan IGD Di RS X Tahun 2019”. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui dan menganalisa gambaran kualitas layanan dan kepuasan pasien b. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pasien terhadap layanan IGD di RS X c. Mengetahui dan Menganalisa dimensi yang paling besar pengaruhnya dominan pada kualitas layanan terhadap pelayanan IGD di RS X Tahun 2019. DAFTAR PUSTAKA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
755/MENKES/PER/IV/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 856/MENKES/SK/IX/2009 TENTANG STANDARISASI PELAYANAN GAWAT DARURAT DI RUMAH SAKIT Solichah Supartiningsih, 2017. Kualitas Pelayanan Kepuasan Pasien Rumah Sakit : Kasus Pada Pasien Rawat Jalan. Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit, 6 (1): 9-15. Sofyan Assauri. 2003. Manajemen Pemasaran Jasa, Jilid 1, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.