Anda di halaman 1dari 12

2.3.

Alat-alat ukur mekanik di otomotif

Alat-alat ukur yang umumnya digunakan dalam bidang otomotif terbagi menjadi dua jenis,

yaitu alat ukur non elektrik, dan alat ukur elektrik. Berikut ini dijelaskan masing-masing alat

ukur tersebut dan kegunaannya.

1. Alat Ukur Non Elektrik

Alat ukur non elektrik adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran fisik. Alat

ukur non elektrik dibagi menjadi dua macam, yaitu alat ukur mekanik dan alat ukur

pneumatik/hidrolik. Alat ukur mekanik biasanya digunakan untuk mengukur besaran fisik

dalam satuan jarak (mm, atau cm), misalnya panjang, lebar, tinggi, diameter, celah,

kedalaman, dan lain-lain. Alat ukur pneumatik/hidrolik digunakan untuk mengukur besaran

yang terkait dengan fluida (cair atau gas), misalnya tekanan, debit, dsb. Beberapa macam alat

ukur mekanik yang sering dijumpai di bengkel otomotif misalnya jangka sorong, mikrometer,

feeler gauge, cylinder bore gauge, dial indicator, dan lain-lain. Contoh alat ukur

pneumatik/hidrolik yang sering digunakan dalam bidang otomotif misalnya pengetes

kevakuman (vacum tester), pengetes kompresi (compression tester), pengetes tekanan oli

taransmisi otomatis dan oli mesin (automatic transmission and engine oil pressure tester),

Pengetes tekanan dan kevakuman pompa bahan bakar (fuel pump vacuum and pressure tester,

cylinder leakage tester), pengetes kompresi motor diesel (diesel compression tester), dan

hidrometer.
2. Alat Ukur Elektrik

Alat ukur elektrik adalah alat yang digunakan untuk mengetahui besaran besaran listrik

meliputi tegangan, arus, dan tahanan. Secara umum alat ukur elektrik terbagi menjadi dua

macam, alat ukur elektrik analog dan alat ukur elektrik digital. Kedua macam alat ukur

tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk mengukur besaran-besaran listrik, namun

tingkat ketelitiannya berbeda, alat ukur digital dapat mengukur besaran listrik dengan tingkat

ketelitian yang lebih tinggi dibanding dengan tipe analog. Beberapa contoh alat ukur elektrik

adalah ampermeter, voltmeter, ohmmeter (biasanya ketiga alat tersebut digabung menjadi satu

dan disebut dengan multimeter atau AVO meter, atau amper volt ohm meter). Beberapa alat

lainnya yang bekerja berdasar prinsip elektrik (meskipun yang diukur bukan secara langsung

besaran listrik) yang banyak digunakan pada bidang otomotif (khususnya kelistrikan otomotif)

misalnya timing light, tacho dan dwell meter, baterai tester, pengetes sistem pengapian,

pengetes dan pembersih busi, dan distributor tester.

3. Alat Ukur Mekanik

Alat ukur mekanik yang biasa digunakan dalam perbaikan dan servis sistem kelistrikan dan

komponen-komponennya adalah jangka sorong, mikrometer, feeler gauge, dial indicator,

cylinder bore gauge, dan kunci momen. Berikut ini dijelaskan mengenai alat-alat ukur

tersebut.
2.3.1. Jangka sorong

Jangka sorong atau vernier caliper adalah alat ukur mekanik dengan tingkat ketelitian

yang ada 0,1; 0,05; dan 0,02 mm. Pengukuran yang dapat dilakukan adalah pengukuran

diameter luar, pengukuran diameter dalam, dan pengukuran kedalaman atau ketebalan suatu

benda.

(a)

(b)

(c)

Gambar 2.5. Jangka Sorong/Verner Caliper


(a) Verner Caliper Manual (b) Verner Caliper Digital (c) Verner Caliper Dial
Sumber : Modul Alat-alat Ukur (meansuring tool)
Keterangan: 1. Digunakan untuk mengukur bagian luar benda

2. Digunakan untuk mengukur dalam benda

3. Digunakan untuk mengukur kedalaman

4. Skala utama (mm)

5. Skala utama (inch)

6. Vernier (mm)

7. Vernier (inch)

8. Digunakan untuk menahan bagian yang bergerak

Pembacaan dilakukan dengan melihat skala utama sebagai ukuran utama, dan skala

vernier sebagai besaran atau angka di belakang koma.

Gambar 2.6. Car-cara Penggunan pengukuran Jangka Sorong


Sumber : Modul Alat-alat Ukur (meansuring tool)

2.3.2. Mikrometer

Mikrometer adalah instrumen pengukuran presisi, yang digunakan oleh para insinyur.

Bagian utama dari Micrometer adalah : Frame, Thimble, Rachet, Sleeve, Spndle, Spndle Face,

Anvil Face, dan Lock Nut sebagaimana dapat dilihat pada gambar di bawah. Apabila Thimble

atau Rachet diputar maka spindle akan bergerak maju-mundur, Setiap satu putaran rachet

menggerakkan 0.5mm permukaan spindle (spindle face) ke permukaan landasan (anvil face).

Obyek yang akan diukur ditempatkan antara permukaan landasan dan permukaan spindle.
Rachet diputar searah jarum jam sampai benda tersebut terjepit antara kedua permukaan

sampai rachet menghasilkan suara clik, Ini berarti bahwa rachet tidak bisa diperketat lagi dan

pengukuran dapat dibaca.

(a)

(b)

Gambar 2.6. Mikrometer


(a) Mikrometer Manual, (b) Mikrometer Digital
Sumber : Modul Alat-alat Ukur (meansuring tool)

2.3.3. Feeler Gauge

Alat ini terdiri dari beberapa lembar plat baja yang mempunyai ukuran tertentu yang

tertera pada setiap bilahnya dan digunakan untuk mengukur celah antara dua komponen.

Penggunaan alat ini adalah dengan cara menyisipkan lembaran feeler gauge ke celah yang

akan diukur dan digeser-geser. Jika terasa longgar, ganti bilahnya dengan yang lebih tebal.

Ukuran yang pas adalah jika ditarik dan didorong terasa tidak terlalu seret atau tidak terlalu
longgar. Setelah itu, baca nilai yang tertera pada bilah tersebut. Jika angka yang ada pada

bilah adalah 0,2 mm, maka celah yang diukur tadi besarnya 0,2 mm. Celah yang sering diukur

menggunakan alat ini adalah celah katup, celah antara ring piston dan alurnya pada piston,

celah kontak pemutus, dll.

Gambar 2.7. Feeler gauge


Sumber : Modul Alat-alat Ukur (meansuring tool)

2.3.4. Dial Indicator

Dial indicator merupakan alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur keovalan

poros, kebengkokan poros, ketebalan benda, dan kerataan suatu permukaan. Pengukuran

kebengkokan atau keovalan poros biasanya dilakukan pada meja perata dan poros yang akan

diuji diletakan pada blok V dan kemudian diputar. Poros yang masih baik menyebabkan

jarum tidak bergerak. Jika poros sudah bengkok atau oval, maka jarum akan bergerak ke suatu

posisi dan kembali lagi ke posisi semula saat poros diputar.


Gambar 2.8. Dial Indicator
Sumber : Modul Alat-alat Ukur (meansuring tool)

2.3.5. Cylinder Bore Gauge

Cylinder gauge adalah alat ukur yang juga menggunakan dial gauge. Cylinder gauge

sering digunakan untuk mengukur diameter silinder dan komponen lainnya secara teliti.

Dalam penggunaannya cylinder gauge tidak dapat digunakan sendiri, tapi juga membutuhkan

alat ukur lainnya, yaitu jangka sorong/vernier caliper dan micrometer. Ketelitian alat ini

adalah 0,01 mm.

(a)
(b)

Gambar 2.9. Cylinder Bore


(a) Bagian-Bagian Dial Bore , (b) CaraMenggunakan Dial Bore
Sumber : Modul Alat-alat Ukur (meansuring tool)

2.3.6. Kunci Momen

Kunci momen digunakan untuk mengencangkan baut atau mur dengan ukuran tertentu

sesuai dengan spesifikasi kekencangan (momen puntir) mur dan baut tersebut. Pembacaan

nilai kekencangannya dilakukan dengan melihat skala yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk

pada saat kunci tersebut digunakan untuk mengencangkan baut atau mur. Kunci momen

digunakan dengan memasang kunci sock pada kepala kunci momen sesuai dengan ukuran

baut atau mur yang akan dikencangkan. Setelah kunci terpasang pada kepala baut tarik handel

kunci momen sampai jarum penunjuk berada pada posisi tertentu sesuai spesifikasi baut yang

harus dikencangkan. Posisi handel harus sejajar atau lurus dengan batang kunci momen.
(a)

(b)
Gambar 2.10. Kunci Moment
(a) Petunjuk Kunci Moment, (B) Cara Menggunakan Kunci Moment
Sumber : Modul Alat-alat Ukur (meansuring tool)

2.3.7. Alat Ukur Kompresi

Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan kompresi pada motor bensin. Penggunaan

alat ini adalah dengan melepas semua busi pada motor bensin yang akan dites tekanan

kompresinya. Kompresi tester dipasang pada lubang busi dan dikencangkan atau untuk tipe

ujung karet, kompresi tester diletakan di lubang busi dan ditekan. Start mesin beberapa detik

sampai jarum tester bergerak dan berhenti pada posisi tertentu, kemudian hasilnya dibaca.

Lakukan hal yang sama untuk semua silinder.


Gambar 2.11. Alat Ukur Kompresi
Sumber : Modul Alat-alat Ukur (meansuring tool)

2.3.8. Alat Ukur Kevakuman

Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan negatif atau vakum, misalnya pada intake

manifold. Alat ini dipasang pada lubang di intake manifold atau tempat lain yang akan diukur

kevakumannya. Pembacaan besarnya kevakuman ditunjukkan oleh jarum pada alat tersebut.

Gambar 2.12. Alat Ukur Kevakuman


Sumber : Modul Alat-alat Ukur (meansuring tool)

2.3.9. Alat Ukur Tekanan Minyak Transmisi Otomatis/Minyak Mesin


Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan dan kevakuman yang dihasilkan oleh

pompa bahan bakar sehingga dapat diketahui adanya kebocoran pada jaringan pipa bahan

bakar, jika tekanan atau kevakumannya tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

Gambar 2.13. Alat Ukur Tekanan Minyak Transmisi Otomatis/Minyak Mesin


Sumber : Modul Alat-alat Ukur (meansuring tool)

2.3.10. Alat Ukur Kompresi Motor Diesel

Alat ini khusus digunakan untuk mengukur tekanan kompresi pada motor diesel. Alat

ini dilengkapi dengan beberapa adaptor untuk menyesuaikan slang alat ukur dengan lubang

injektor pada motor diesel yang ukurannya bisa berbedabeda untuk motor diesel yang

berlainan. Proses pengujiannya dengan melepas semua injektor dan memasang alat ukur ke

lubang injektor dengan kuat, kemudian mesin di-start dan tekanannya dibaca. Hal yang sama

dilakukan untuk silinder yang lainnya.


Gambar 2.14. Alat Ukur Kompresi motor diesel
Sumber : Modul Alat-alat Ukur (meansuring tool)

Anda mungkin juga menyukai