Anda di halaman 1dari 49

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan

kesadaran , kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

terwujud derajat kesehatan masayarakat yang setinggi-tingginya. Program

prioritas pembangunan kesehatan pada periode 2015 sampai 2019

dilaksanakan melalui Progra Indonesia Sehat dengan mewujudkan paradikma

sehat, penguatan pelayanan kesehatan, dan jaminan kesehatan nasional. (Men

Kes, RI, 2017 )

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan secara

menyeluruh, karenanya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan

benar sangat mendukung terwujudnya kesehatan gigi dan mulut termasuk

kesehatan ibu hamil pada umumnya (Kemenkes, RI, 2012).

Prevalensi karies gigi dan pengalaman karies gigi (DMFT) menurut usia

standard WHO tahun 2018, anak usia 5-6 tahun 93%, anak usia 12 tahun

65,5%, kelompok usia 15 tahun67,54%, kelompok usia 35-44 tahun 92%,

sedangkan kelompok usia 65 tahun keatas 95%. Dari 57.6% penduduk

Indonesia yang mengakui mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut hanya

10.2% yang telah mendapatkan pelayanan tenaga medis (Riskedas, 2018).

Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal pada ibu hamil, maka

harus dilakukan perawatan secara berkala.Perawatan dapat dimulai dengan

1
2

memperhatikan konsumsi makanan, pembersihan plak dan sisa makanan yang

tersisa dengan menyikat gigi yang teratur dan benar, pembersihan karang gigi,

penambalan gigi yang berlubang dan pencabutan gigi yang sudah tidak bisa

dipertahankan lagi, serta kunjungan berkala ke dokter gigi baik ada keluhan

maupun tidak ada keluhan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut,maka

akan tercapai suatu kesehatan gigi dan mulut yang optimal yang akan

meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Menurut hasil penelitian yang dimuat menyatakan bahwa ibu hamil

yang gusinya terinfeksi dapat menularkan infeksi melalui peredaran darah

plasenta. Pada kasus yang diteliti ini terbukti kuman Fusobaceterium

nucleatum yang menginfeksi gusi ibu hamil ditemukan dalam tubuh janin dan

mengakibatkan keguguran (Yiping Han, 2010)

Perkembangan anak yang baik sering disebut harus mulai diperhatikan

sejak 1000 hari pertama kehidupan. Hal ini termasuk saat janin berkembang

dalam rahim. Asupan makanan ibu harus cukup sehingga nutrisi bisa

diperoleh untuk janin berkembang optimal, hal ini tentu akan sulit dicapai bila

gigi rusak atau karies ( Kartini Rustandi,M.Kes., 2015).

Faktor-faktor yang dapat mendukung lebih cepatnya proses karies gigi

pada wanita hamil adalah pH Saliva pada wanita hamil lebih asam jika

dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil (Rockenbach, 2016)

Masa kehamilan sering makan makanan yang banyak mengandung gula.

Adanya rasa mual dan muntah, wanita hamil malas memelihara kesehatan

rongga mulutnya. Akibat serangan asam pada plak yang dipercepat adanya

asam dari mulut karena mual dan muntah, dapat mempercepat proses karies
3

gigi (Forest, 1995). Salah satu unsur yang penting untuk menurunkan angka

kesakitan pada ibu hamil adalah memberikan pemeliharaan sedini mungkin.

Kunjungan K1 ibu hamil di Puskesmas Geneng sampai dengan Bulan

November 2018 adalah 524 orang. Sedangkan Ibu hamil yang berkunjung di

BPG Puskesmas Geneng sampai dengan Bulan November 2018 adalah 297

orang (56, 68%). Ibu hamil yang perlu mendapatkan perawatan gigi sebanyak

125 orang (42.08). Ibu hamil yang sudah mendapatkan perawatan gigi

sebanyak 67 orang (53.6). Berdasarkan Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas

di Jawa Timur tahun 2018 target yang harus dicapai kunjungan ibu hamil

yang mendapatkan perawatan poli gigi tahun 2018 adalah 100% (524 orang)

dari ibu hamil K1 yang berkunjung di KIA di tahun 2018. Petugas kesehatan

KIA telah mengarahkan ibu hamil yang berkunjung ke KIA untuk melakukan

pemeriksaan gigi ke BPG puskesmas. Namun demikian dari data dikatakan

ibu hamil yang melaksanakan pemeriksaan ke BPG masih dibawah standar

minimal. Jadi dapat disimpulkan masalah dalam penelitian ini adalah

rendahnya prosentasi kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kesehatan gigi

dan mulut ke Puskesmas Geneng Kabupaten Ngawi.

Kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil sangat penting sekali karena

gangguan pada gigi dan mulut akan menyebabkan ibu hamil akan mengalami

kesulitan dalam mengunyah makanan yang akhirnya menyebabkan asupan

gizi pada ibu hamil kurang atau tidak terpenuhi sehingga berdampak langsung

pada pertumbuhan janin yang dikandungnya. Oleh karena itu diperlukan

pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.

Pengetahuan yang baik tentang kesehatan gigi selama kehamilan akan


4

menumbuhkan sikap dan perilaku untuk melakukan pemeriksaan gigi selama

kehamilan

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkanmasalah di atas dapat dijelaskan beberapa kemungkinan

penyebab terjadinya masalah:

Ibu Hamil
1. Pengetahuan
2. Sosial ekonomi Rendahnya prosentase K1
3. Perilaku kunjungan ibu hamil ke
Poli Gigi

Yankes
1. Kerjasama lintas
program

Gambar 1.2 Bagan identifikasi masalah

1.2.1 Ibu Hamil

1.2.1.(a) Pengetahuan

Rendahnya pengetahuan ibu hamil terhadap kesehatan gigi dan

mulut akan berpengaruh terhadap kunjungan ibu hamil, karena

memeriksakan gigi dan mulut tidak penting. Sedangkan ibu

hamil yang mempunyai pengetahuan tentang kesehatan gigi dan

mulut baik maka akan datang dan memeriksakan kesehatan gigi

dan mulutnya ke BPG ataupun dokter gigi praktek swasta.


5

1.2.1.(b) Sosial Ekonomi

Faktor sosial ekonomi sangat dominan dan berpengaruh bagi ibu

hamil dalam memeriksakan gigi dan mulutnya ke BPG. Karena

tidak lepas dari masalah biaya dan lingkungan ibu hamil tinggal.

Persoalan sosial ekonomi berkaiatan langsung dengan faktor yang

lain misalnya ibu hamil dengan penghasilan keluarga cukup akan

tetapi tidak mempunyai pengetahuan tentang kesehatan gigi dan

mulutnya maka ibu tersebut tidak akan memeriksakan giginya ke

puskesmas / dokter gigi praktek swasta, sedangkan ibu hamil

dengan keluarga serba kekurangan (miskin), mereka mempunyai

pengetahuan yang tinggi terhadap kesehatan gigi dan mulutnya,

namun karena tingkat ekonomi yang rendah maka mereka enggan

untuk memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya ke puskesmas /

dokter gigi praktek swasta.

Secara umum persoalan sosial berpengaruh terhadap kunjungan

ibu hamil dalam memeriksakan gigi dan mulut ke puskesmas

apalagi ibu hamil dengan tingkat ekonomi rendah dan sebagian

besar berpengetahuan rendah secara otomatis tidak akan

memandang penting kesehatan gigi dan mulutnya sehingga malas

dan enggan untuk periksa ke puskesmas.


6

1.2.1.(c) Perilaku

Kejadian penyakit gigi mulut selama masa kehamilan bukan

semata-mata hanya dipengaruhi oleh kehamilan itu sendiri

melainkan kurangnya pengetahuan pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut sehingga mempengaruhi perilaku kesehatan gigi dan

mulut yang buruk termasuk perilaku kunjungan ibu hamil untuk

memeriksakan kesehatan giginya di pelayanan kesehatan.

Perilaku kunjungan ke dokter gigi dipengaruhi oleh faktor-faktor

antara lain faktor personal, status ekonomi dan pengetahuan

mengenai hubungan kehamilan dengan kesehatan gigi dan mulut.

1.2.2 Pelayanan Kesehatan

1.2.2.(a) Kerjasama Lintas Program

Adanya Program ANC Terpadu diharapkan adanya peningkatan

kesehatan ibu hamil khususnya kesehatan gigi dan mulutnya.

Upaya peningkatan kesehatan ibu hamil termasuk kesehatan gigi

dan mulut merupakan strategi yang dapat dicapai, apabila kita

membangun kerjasama seluruh stokeholder yang terkait,

utamanya dokter, dokter gigi, perawatgigi,bidan dan lainnya yang

bertugas untuk memberikan edukasi kepada ibu hamil mengenai

pentingnya perawatan gigi dan mulut untuk mencegah timbulnya

kelainan gigi dan mulut pada masa kehamilan.


7

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka penelitian ini dibatasi pada

“Pengetahuan Ibu hamil Tentang Pentingnya Pemeriksakan Kesehatan Gigi

dan Mulut di Puskesmas Geneng, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas,

maka mendorong peneliti untuk mengetahui “Bagaimana Pengetahuan Ibu

Hamil Tentang Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas

Geneng, Kabupaten Ngawi Tahun 2019?”.

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

Diketahuinya pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan Kesehatan

gigi dan mulut di Geneng Kabupaten Ngawi.

1.5.2 Tujuan Khusus

1.5.2(a). Untuk mengukur pentingnya pengetahuan tentang tujuan

pemeriksaan kesehatan gigi dan mulu terutama pada

trisemester pertama kehamilan.

1.5.2(b) Untuk mengukur pentingnya pengetahuan ibu hamil tentang

masalah kesehatan gigi dan mulut yang dapat terjadi pada

trisemester pertama kehamilan.


8

1.5.2(c) Untuk mengukur pentingnya pengetahuan ibu hamil tentang

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada trisemester

petama kehamilan.

1.5.2(d) Untuk mengukur pentingnya pengetahuan ibu hamil dimana

tempat untuk memeriksakan kesehatan gigi dan mulut pada

saat kehamilan.

1.6. Manfaat Penelitian

1.6.1. Bagi Peneliti

Menambah khasanah pengetahuan, wawasan dan pengalamam bagi

peneliti.

1.6.2. Bagi Ibu Hamil

Meningkatan pengetahuan dan kesadaran ibu hamil mengenai

pentingnya pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut saat kehamilan.

1.6. Bagi Pihak Puskesmas

Sebagai bahan acuan dalam merencanakan pelayanan asuhan

kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas

Geneng, Kabupaten Ngawi.

1.6. Bagi Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya Jurusan Keperawatan

Gigi

Menambah Khasanah ilmu pengetahuan di perpustakaan dan dapat

dijadikan acuan peneliti yang akan datang.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2012)

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang

mengadopsi perilaku baru di dalam diri seseorang tersebut terjadi proses yang

berurutan yaitu: Awareness (Kesadaran), dimana orang tersebut menyadari

dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus objek. Interest

(Tertarik), tertarik terhadap stimulus atau objek tertentu, di sini sikap subjek

sudah mulai timbul. Evaluation (Menimbang-nimbang), terhadap baik

tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, di sini sikap respon sudah lebih baik

lagi. Trial (Percobaan), dimana subjek sudah mulai mencoba melakukan

sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. Adaption (Adaptasi),

dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran

dan sikap terhadap stimulus.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses

seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka

perilaku tersebut bersifat langgeng. Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak

didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.

9
10

2.1.1 Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012) tingkat pengetahuan dan dominasi

kognitif ( kemampuan intelektual ) mempunyai 6 tingkatan yaitu :

a. Tahu ( Know )

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

Sebelumnya. Oleh sebab itu “ tahu “ ini adalah tingkat pengetahuan

yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mengidentifikasi, mencatatkan dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan

materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil.

d. Analisis (Analisys)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam

suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu

sama lain.
11

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

melekatkan atau menghubungkan bagian kedalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justufikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) Pengetahuan seseorang dipengaruhi

oleh adanya beberapa faktor diantaranya:

a. Pendidikan

Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

diperlukan dirinya dan masyarakat.

Secara etimologi pengertian pendidikan adalah proses

pengembangan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu.

Sedangkan menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, Pendidikan

adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan.


12

Menurut UU No 20 Tahun 2003

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untukmewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

b. Media masa / sumber informasi

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti

televise, radio, surat kabar, majalah, internet, dan lain – lain

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayaan orang.

c. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

e. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi masa lalu.


13

2.2 Sikap

Sikap adalah merupakan reaksi atau proses seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap tidak dapat dilihat

langsung tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang

tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi

terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan

reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 1993).

Definisi sikap merupakan kesiapan atau kesediaan seseorang untuk

bertindak. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan

reaksi terbuka. Dan sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap

obyek.

Tingkatan dari sikap

a. Menerima (reseiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau subyek mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (obyek).

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab

pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari tugas itu

benar atau salah adalah bearti orang tersebut menerima ide tersebut.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah.
14

d. Bertanggung Jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko, meskipun mendapatkan tantangan dari orang lain.

2.3 Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan manusia atau aktifitas

manusia, baik yang diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh

pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang

dilakukan oleh makhluk hidup. Perilaku juga diartikan sebagai suatu reaksi

psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan

menjadi dua yakni:

a. Bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau kongkrit)

b. Bentuk aktif (dengan tindakan kongkrit)

Faktor penentu yang dapat mempengaruhi perilaku khususnya perilaku yang

berhubungan dengan kesehatan, teori Lawrence Green (1980)

a. Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud pengetahuan,

sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

b. Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan

fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana sarana

kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat alat steril dan

sebagainya.
15

c. Faktor pendorong (reinforcing faktor) yang terwujud dalam sikap dan

perilaku petugas kesehatan ataupetugas lain, yang merupakan kelompok

referensi dari perilaku masyarakat.

2.4 Kehamilan

2.4.1.Tujuan Pemeriksaan Kesehatan Gigi mulut

a. Tujuan umum

Saat hamil terutama trisemester pertama kehamilan calon ibu harus

benar-benar mengetahui kondisi dan situasi dalam tubuhnya .Perlu

pemahaman yang cukup saat kehamilan salah satunya adalah

mengenai masalah -masalah yang bisa terjadi pada saat kehamilan,

terutama masalah yang biasa muncul pada saat trisemester pertama

kehamilan.

b. Tujuan khusus

Diketahuinya masalah-masalah kesehatan gigi dan mulut

secara dini pada ibu hamil atau pada trisemester pertama

kehamilan. Ibu hamil harus tahu dan paham kenapa harus rutin

periksa gigi dan mulut. “Bakteri penyebab penyakit gigi dan mulut

bisa ditularkan kebagaian tubuh manusia, mungkin bisa berimbas

kejantung, otak dan bahkan ke janin”, ujar drg.Farichah M.Kes,

ketua PB PDGI. Menurutnya terdapat data-data yang valid yang

menjelaskan penyakit dari gigi bisa menyebabkan kelahiran

premature. http://www.liputan6.com

2.4.2. Masalah-Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut yang bisa terjadi pada

saat kehamilan.
16

Kehamilan dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir,

untuk wanita yang sehat kurang lebih 280 hari atau 40 minggu.

Biasanya kehamilan di bagi dalam tiga bagian atau trimester untuk

masing-masing 13 minggu atau 3 bulan kalender.

Dalam kehamilan terjadi perubahan-perubahan fisiologis di

dalam tubuh, seperti perubahan sistem kardiovaskular, hematologi,

respirasi dan endokrin. Kadang-kadang disertai dengan perubahan

sikap, keadaan jiwa ataupun tingkah laku. Pada wanita hamil

biasanya dapat terjadi perubahan perubahan sebagai berikut:

Perubahan Fisiologi (Perubahan Normal pada Tubuh)

a) Perubahan berat badan

b) Pembesaran pada payudara

c) Bisa terjadi pembengkaan pada tangan dan kaki terutama pada

usia kehamilan trimester III (6-9 bulan)

d) Perubahan pada kulit karena adanya kelebihan pigmen pada

tempat- tempat tertentu (pipi, sekitar hidung, sekitar puting

susu dan diatas tulang kemaluan sampai pusar)

e) Dapat penurunan PH saliva

Perubahan Psikis (Perubahan yang Berhubungan dengan Kejiwaan)

Sering terjadi pada usia kehamilan muda trimester 1 atau 0 – 3

bulan)

a) Morning sickness (rasa mual dan ingin muntah terutama pada

waktu pagi hari)

b) Rasa lesu, lemas dan terkadang hilang selera makan


17

c) Perubahan tingkah laku diluar kebiasaan sehari-hari seperti

“ngidam” dan sebagainya

Keadaan tersebut menyebabkan ibu hamil sering mengabaikan

kebersihan dirinya, termasuk kebersihan giginya, sehingga

kelompok ibu hamil sangat rawan atau peka terhadap penyakit gigi

dan mulut.

Ada beberapa hal dalam kesehatan gigi dan mulut yang perlu

mendapat perhatian selama masa kehamilan, antara lain:

1) Trimester I (masa kehamilan 0 – 3 bulan)

Pada saat ini ibu hamil biasanya merasa lesu, mual dan

kadang-kadang sampai muntah. Lesu, mual dan muntah ini

menyebabkan terjadinya peningkatan suasana asam dalam

mulut. Adanya peningkatan plak karena malas memelihara

kebersihan, akan mempercepat terjadinya kerusakan gigi.

Beberapa cara pencegahannya :

a) Pada waktu mual hindarilah menghisap permen atau

mengulum permen terus menerus, karena hal ini dapat

memperparah kerusakan gigi yang telah ada.

b) Apabila ibu hamil mengalami muntah-muntah hendaknya

setelah itu mulut dibersihkan dengan berkumur

menggunakan larutan soda kue (sodium bicarbonate) dan

menyikat gigi setelah 1 jam.

c) Hindari minum obat anti muntah, obat dan jamu penghilang

rasa sakit tanpa persetujuan dokter, karena ada beberapa


18

obat yang dapat menyebabkan cacat bawaan seperti celah

bibir

2) Trimester II (masa kehamilan 4 – 6 bulan)

Pada masa ini, ibu hamil kadang–kadang masih merasakan hal

yang sama seperti pada trimester I kehamilan. Karena itu tetap

harus diperhatikan aspek aspek yang dijelaskan diatas.

Selain itu, pada masa ini biasanya merupakan saat terjadinya

perubahan hormonal dan faktor local (plak) dapat

menimbulkan kelainan dalam rongga mulut, antara lain:

a) Peradangan pada gusi, warna kemerah-merahan dan mudah

berdarah terutama pada waktu menyikat gigi. Bila timbul

pembengkakan maka dapat disertai dengan rasa sakit.

b) Timbulnya benjolan pada gusi antara 2 gigi yang disebut

Epulis Gravidarum, terutama pada sisi yang berhadapan

dengan pipi. Pada keadaan ini, warna gusi menjadi merah

keunguan sampai kebiruan, mudah berdarah dan gigi terasa

goyang. Benjolan ini dapat membesar hingga menutupi

gigi.

2) Trimester III (masa kehamilan 7 – 9 bulan)

Benjolan pada gusi antara 2 gigi (Epulis Gravidarum)

mencapai puncaknya pada bulan ketujuh atau kedelapan.

Meskipun keadaan ini akan hilang dengan sendirinya setelah

melahirkan, kesehatan gigi dan mulut harus tetap terpelihara.


19

a. Pentingnya Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Ibu

Hamil

Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut bermanfaat untuk

menjaga kondisi janin agar tetap tumbuh dan berkembang secara

sehat dan sempurna, serta mencegah terjadinya kelahiran bayi

dengan berat badan tidak normal atau kelahiran premature. Selama

kehamilan sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut

sehingga fungsi pengunyahan tetap baik dan asupan gizi tetap baik

dan ibu hamil tetap sehat, serta mencegah penyakit gigi dan mulut

menjadi lebih parah.

Makanan yang baik untuk kesehatan gigi dan kesehatan

tubuh secara keseluruhan ialah makanan yang banyak mengandung

serat, seperti buah buahan dan sayuran. Selain baik untuk

pencernaan, makanan yang berserat juga secara tidak langsung

dapat membersihkan sisa makanan yang lengket dan menempel

pada gigi.

Ada beberapa hal yang yang perlu ditekankan kepada ibu

hamil dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut agar terhindar

dari penyakit gigi dan mulut selama masa kehamilan, yaitu:

1. Bila ibu hamil mengalami muntah-muntah, segera bersihkan

mulut dengan berkumur-kumur dengan secangkir air ditambah 1

sendok the soda kue (sodium bicarbonate) dan menyikat gigi 1

jam setelah muntah.


20

2. Mengatur pola makan sesuai dengan pedoman gizi seimbang

atau angka kecakupan gizi dan membatasi makanan yang

mengandung gula

3. Menyikat gigi secara teratur dan benar minimal 2 kali sehari,

pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.

4. Memeriksakan keadaan rongga mulut ke dokter gigi karena

kunjungan ke dokter gigi pada masa kehamilan bukanlah

merupakan hal yang kontra indikasi.

b. Cara Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut

Supaya ibu hamil terhindar dari penyakit gigi dan mulut selama

kehamilannya, dianjurkan untuk melakukan hal hal sebagai berikut;

1. Menyikat Gigi Secara Baik, Benar dan Teratur

Menyikat gigi yang baik dan benar adalah menyikat gigi yang

dilakukan dengan menggunakan cara yang dapat

membersihkan seluruh permukaan gigi tanpa mencederai

jaringan lunak dalam mulut serta dilakukan secara berurutan

dari satu sisi ke sisi yang lainnya secara teratur.

Cara menyikat gigi:

a. Untuk membersihkan gigi bagian depan atas (digerakkan

dari atas ke bawah, gerakan sikat dengan arah ke atas ke

bawah atau memutar)

b. Untuk membersihkan gigi bagian samping, gerakan sikat

dengan arah ke atas ke bawah atau memutar.


21

c. Gerakan ke depan ke belakang dapat dilakukan untuk

membersihkanbagian pengunyahan gigi.

d. Bagian dalam dan belakang gigi dapat dibersihkan dengan

cara menggerakkan sikat ke atas ke bawah.

Supaya tidak mencederai jaringan lunak dalam mulut (gusi dan

pipi), maka dianjurkan untuk memakai sikat gigi yang

kehalusan bulunya sedang, tidak terlalu keras tetapi juga tidak

terlalu lunak.

Sikat gigi yang baik:

a. Bulu sikat tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembut

b. Harus dapat menjangkau seluruh permukaan gigi

c. Permukaan bulu sikat rata, tangkainya lurus, kepala sikat

tidak terlalu berat, ujungnya mengecil

2. Mengkonsumsi Makanan yang Bergizi Seimbang

Diet yang seimbang sangat diperlukan untuk menjamin

asupan nutrisi bagi ibu hamil dan bayi didalam kandungan.

Apa yang dikonsumsi oleh ibu hamil selama 9 bulan sangat

mempengaruhi perkembangan bayi di dalam kandungan

termasuk gigi. Gigi mulai terbentuk pada usia kehamilan 3- 6

bulan. Sangat penting bagi ibu hamil untuk mengkonsumsi

makanan yang mengandung kalsium, protein, fosfor dan

vitamin A, C dan D.
22

3. Menghindari Makanan yang Manis dan Lengket

Ibu hamil dianjurkan untuk menghindari makan

makanan yang manis dan lengket, karena makanan yang manis

dapat diubah oleh bakteri menjadi asam yang dapat merusak

lapisan gigi. Makanan yang bersifat lengket dikhawatirkan

akan tinggal lama dalam mulut sehingga kemungkinan

terjadinya asam akan lebih besar.

Apabila ibu hamil tidak dapat meninggalkan kebiasaan

dalam mengkonsumsi manis dan lengket ini, dianjurkan untuk

segera membersihkan gigi dan mulutnya setelah

mengkonsumsi makanan tersebut minimal dengan cara kumur-

kumur.

4. Memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan gigi

(Puskesmas / dokter gigi).

Pemeriksaan kesehatan gigidan mulutharus dilakukan

secara berkala, baikpada saat merasa sakit maupun pada saat

tidak ada keluhan. Bahkan idealnya, pemeriksaan kesehatan

gigi dan mulut dilakukan apabila seseorang berencana atau

sedang mengharapkan kehamilan, sehingga pada saat hamil

kondisi kesehatan gigi dan mulutnya dalam keadaan

baik.Apabila ibu hamil merasakan adanya keluhan pada gigi

dan mulutnya, maka harus segera mungkin mendatangi

fasilitas pelayanan kesehatan gigi untuk mendapatkan


23

pemeriksaan dan perawatan gigi agar ibu hamil terhindar dari

terjadinyapenyakit gigi dan mulut yang semakin parah.

Penting untuk diingat bahwa sebaiknya perawatan gigi

dan mulut dilakukan sampai tuntas, walaupun sudah tidak ada

rasa sakit. Penyakit gigi dan mulut yang tidak dirawat dapat

menjadi sumber infeksi dan bisa menyebar melalui peredaran

darah ke organ-organ tubuh yang lain, misal ke jantung, ginjal,

saluran pencernaan, kulit, mata. Hal ini dapat membahayakan

janin pada seorang ibu hamil berupa kelahiran prematur (lahir

sebelum waktunya) dan bayi lahir dengan berat badan rendah.

2.4.3. Masalah Kesehatan Gigi Dan Mulut Yang Dapat Terjadi Pada Saat

Kehamilan Dan Akibatnya

Kehamilan menyebabkan perubahan fisiologi pada tubuh dan

termasuk juga di rongga mulut. Hal ini terutama terlihat pada gusi

berupa pembesaran gusi akibat perubahan pada sistem hormonal dan

vascular bersamaan dengan faktor iritasi lokal dalam rongga mulut.

Selama kehamilan seorang ibu dapat mengalami beberapa gangguan

pada rongga mulutnya yang dapat disebabkan oleh perubahan

hormonal atau karena kelalaian perawatan gigi dan mulutnya.

a) Gingivitis kehamilan (Prenancy Gingivitis)

Sebagian besar ibu hamil menunjukkan perubahan pada

gusi selama kehamilan akibat kurangnya kesadaran menjaga


24

kebersihan gigi dan mulut. Gusi lebih terlihat merah dan mudah

berdarah ketika menyikat gigi, penyakit ini disebut gingivitis

kehamilan, biasanya mulai terlihat sejak bulan kedua dan

memuncak sekitar bulan kedelapan.

Gingivitis kehamilan paling sering terlihat di gusi bagian

depan mulut. Penyebabnya adalah meningkatnya hormone sex

wanita dan vaskularisasi gingival sehingga member respon yang

berlebihan terhadap faktor iritasi lokal. Iritasi lokal dapat berupa

rangsangan lunak, yaitu plak bakteri dan sisa-sisa makanan,

maupun berupa rangsangan keras seperti kalkulus, tepi restorasi

yang tidak baik, gigi palsu dan permukaan akar yang kasar. Hal ini

menunjukkan bahwa kehamilan bukanlah penyebab langsung dari

gingivitis kehamilan, tetapi juga tergantung pada tingkat kebersihan

mulut ibu hamil.

Selama kehamilan tingkat progesterone pada ibu hamil bisa

10 kali lebih tinggi dari biasanya. Hal ini dapat meningkatkan

pertumbuhan bakteri tertentu yang dapat menyebabkan peradangan

gusi. Juga perubahan kekebalan tubuh selama kehamilan yang

menyebabkan reaksi tubuh yang berbeda dalam menghadapi

bakteri penyebab radang gusi.

b) Granuloma Kehamilan (Epulis gravidarum)

Kehamilan dapat pula menimbulkan suatu pembentukan

pertumbuhan berlebih pada gingival seperti tumor. Istilah yang


25

digunakan untuk keadaan ini adalah pregnancy tumor atau tumor

kehamilan, epulis gravidarum atau granuloma kehamilan. Tidak

berbahaya tetapi dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Biasanya

berkambang pada trimester kedua. Bentuknya seperti nodul

berwarna merah keunguan sampai merah kebiruan, mudah

berdarah, sering terlihat pada gusi rahang atas, tetapi dapat juga

ditemukan di tempat lain di mulut.

Penyebab pasti tidak diketahui, meskipun faktor utamanya

adalah kebersihan mulut yang buruk. Selain itu faktor penyebab

lainnya adalah trauma, hormone, virus dan pembuluh darah yang

pecah. Ibu hamil yang memiliki granuloma kehamilan biasanya

juga menderita gingivitis kehamilan yang luas. Granuloma

kehamilan akan hilang setelah bayi lahir.

Tindakan penanggulangan/perawatan radang gusi pada ibu

hamil dibagi dalam 4 tahap, yaitu:

1. Tahap Jaringan Lunak

Iritasi lokal merupakan penyebab timbulnya gingivitis. Oleh

karena itu, tujuan dari penanggulangan gingivitis selama

kehamilan adalah menghilangkan semua jenis iritasi lokal yang

ada seperti plak, kalkulus, sisa makanan, perbaiakan tambalan,

dan perbaikan gigi tiruan yang kurang baik.


26

2. Tahap Fungsional

Tahap ini melakukan perbaikan fungsi gigi dan mulut seperti

pembuatan tambalan pada gigi yang berlubang, pembuatan gigi

tiruan.

3. Tahap Sistemik

Tahap ini sangat diperhatikan sekali kesehatan ibu hamil

secara menyeluruh. Melakukan perawatan dan pencegahan

gingivitis selama kehamilan. Keadaan ini penting diketahui

karena sangat menentukan perawatan yang akan dilakukan.

4. Tahap Pemeliharaan

Tahap ini dilakukan untuk mencegah kambuhnya penyakit

periodontal setelah perawatan. Tindakan yang dilakukan

adalah pemeliharaan kebersihan mulut di rumah dan

pemeriksaan secara periodikkesehatan jaringan periodontal.

Sebagai tindakan pencegahan agar gingivitis selama masa

kehamilan tidak terjadi, setiap ibu hamil harus memperhatikan

kebersihan mulut di rumah atau pemeriksaan secara berkala

oleh dokter gigi sehinggasemua iritasi lokal selama kehamilan

dapat terdeteksi lebih dini dan dapat dihilangkan secepat

mungkin.

c) Karies Gigi

Kehamilan tidak langsung menyebabkan gigi berlubang.

Meningkatnya gigi berlubang atau menjadi lebih cepatnya proses

gigi berlubang yang sudah ada pada masa kehamilan lebih


27

disebabkan karena perubahan lingkungan disekitar gigi dan

kebersihan mulut yang kurang.

Faktor-faktor yang dapat mendukung lebih cepatnya proses

gigi berlubang yang sudah ada pada wanita hamil karena PH saliva

wanita hamil lebih asam dibandingkan dengan yang tidak hamil

dan konsumsi makan-makanan kecil yang banyak mengandung

gula. Rasa mual dan muntah membuat wanita hamil malas

memelihara kebersihan rongga mulutnya, akibat serangan asam

pada plak yang dipercepat dengan adanya asam dari mulut karena

mual atau muntah dapat mempercepat proses terjadinya gigi

berlubang.

Gigi berlubang dapat menyebabkan rasa ngilu bila terkena

makanan atau minuman dingin atau manis. Bila dibiarkan tidak

dirawat, lubang akan semakin besar dan dalam sehingga

menimbulkan pusing, sakit berdenyut bahkan sampai

mengakibatkan pipi menjadi bengkak.

Bahayanya gigi berlubang pada ibu hamil

i. Keguguran

Hal yang paling berbahaya dari kondisi bakteri dan juga

kuman yang menyerang janin adalah dapat menyebabkan

kematian pada janin, alias keguguran. Ini merupakan dampak

yang paling berbahaya bagi janin dan juga bagi sang ibu.

Mengalami keguguran akan menyebabkan sang ibu


28

kemungkinan akan mengalami depresi dan juga tekanan,

sehinggadapat menyebabkan stress dan juga kesedihan yang

mendalam.

ii. Tidak optimalnya perkembangan dari janin

Bahaya gigi berlubang bagi ibu hamil berikutnya, ketika

bakteri dan juga virus tersebut mulai menyerang janin adalah

munculnya hambatan dan juga tidak optimalnya perkembangan

janin. Contohnya, apabila saat bakteri dan juga kuman masuk

dan menyerang janin pada saat janin sedang mengalami

perkembangan pada bagian organ penglihatan, maka ada

kemungkinan nantinya organ penglihatan pada janin akan

terganggu ketika lahir kelak.

iii. Kelahiran yang tidak normal

Kuman dan juga bakteri tersebut juga dapat menimbulkan

bahaya lainnya, yaitu proses kelahiran yang tidak normal. Bisa

saja terjadi kelahiran premature, ataupun lahir dengan berat

badan yang tidak normal. Selain itu, kemungkinan juga sang

bayi yang lahir nantinya akan mengalami gangguan kesehatan,

karena dampak dari bakteri dan juga kuman tersebut.

2.4.4. Tempat Untuk Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut

Apabila ibu hamil ingin periksa gigi dan mulut secara berkala,

baik pada saat merasa sakit maupun pada saat tidak ada keluhan,
29

sebaiknya ibu hami datang ke fasilitas kesehatan pelayana kesehatan

(dokter gigi atau poli gigi Puskesmas)

Fasilitas Pelayan Kesehatan adalah suatu alat dan/ atau tempat

yang digunakan untuk penyelenggaraan upaya pelayan kesehatan, baik

promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitative yang dilakukan

pemerintah, pemerintah daerah, dan / atau masyarakat.( Permenkes RI

No. 10,2018). Penting untuk diingat bahwa sebaiknya perawatan gigi

dan mulut dilakukan sampai tuntas, walaupun sudah tidak ada rasa

sakit. Penyakit gigi dan mulut yang tidak dirawat dapat menjadi

sumber infeksi dan bisa menyebar melalui peredaran darah ke organ–

organ tubuh yang lain, misal ke jantung, ginjal, saluran pencernaan,

kulit, mata. Hal ini dapat membahayakan janin pada seorang ibu hamil

berupa kelahiran prematur (lahir sebelum waktunya) dan bayi lahir

dengan berat badan rendah.

2.5 Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau ketrampilan melalui

pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan

kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. (UU RI No. 36 Tahun

2014).

Bahwa tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada

masyarakat agar masyarakat mampu untuk meningkatkan kesedaran,


30

kemauan dan memampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajad

kesehatan yang setinggi–tingginya sebagai investasi bagi pembangunan

sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi sertasebagai

salah satu unsur kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam

Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia.

Penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh tenaga

kesehatan yang bertanggung jawab, yang memiliki etik dan moralyang

tinggi, keahlian dan kewenangan yang secara terus menerus harus

ditingkatkan mutunya melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan,

sertifikasi, registrasi,perizinan, serta pembinaan, pengawasan, dan

pemantauan agar penyelenggaraan upaya kesehatan memenuhi rasa keadilan

dan perikemanusiaan serta sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi kesehatan.

Dengan meningkatnya ketrampilan tenaga kesehatan dalam

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut masyarakat termasuk ibu hamil

diharapkan dapat terwujudnya derajat kesehatan gigi dan mulut ibu hamil

dan berkurangnya resiko Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) serta kelahiran

prematur dan keguguran kandungan.

Tenaga pelayanan kesehatan gigi diharuskan memberikan tindakan

berikut untuk ibu hamil:

a) Rencana pengobatan definitif berdasarkan atas pertimbangan kesehatan

mulut termasuk:

- Keluhan utama dan riwayat medis

- Sejarah penggunaan tembakau, alkohol dan narkoba


31

- Evaluasi klinis

- Radiografi jika sangat diperlukan

b) Mengembangkan dan mendiskusikan rencana pengobatan yang

komprehensif yang mencakup perawatan pencegahan, kuratif dan

pemeliharaan.

c) Siap memberikan perawatan darurat selama dan pengobatan sementara

Penyedia pelayanan kebidanan didorong untuk mengintregrasikan

kesehatan gigi dan mulut kedalam layanan kehamilan dengan tindakan

berikut:

1) Menilai kondisi gigi - mulut ibu hamil dan membuat rujukan yang

sesuai ke penyedia pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

2) Mendorong semua ibu hamil pada saat pemeriksaan kehamilan

yang pertama kali untuk menjadwalkan pemeriksaan kesehatan gigi

dan mulut jika belum dilakukan dalam enam bulan terakhir, atau

jika terdapat keluhan gigi dan mulut yang terbaru.

3) Mendorong semua ibu hamil untuk mematuhi rekomendasi dari

tenaga pelayanan kesehatan gigi mengenai tindak tanduk yang

tepat.

4) Dokumentasikan pada catatan medis kehamilan apakah ibu hamil

tersebut sudah di bawah perawatan profesional kesehatan mulut

atau jika belum buat rujukan.

5) Memberikan surat rujukan tertulis untuk pelayanan kesehatan

mulut.
32

6) Buat daftar rujukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang dapat

memberikan layanan kepada wanita hamil.

7) Saling berbagi informasi klinis yang sesuai dengan tenaga

pelayanan kesehatan gigi.

8) Menanggapi pertanyaan yang mungkin ditanyakan dari tenaga

pelayanan kesehatan gigi.

Peran tenaga pelayanan kebidanan dalam peningkatan kualitas

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut bagi ibu hamil:

1. Selain melakukan pemeriksaan kehamilan, bidan juga dapat

melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil secara

rutin.

2. Pemeriksaan gigi dan mulut dapat dilakukan untuk mengetahui

kondisi kesehatan gigi dan mulut ibu hamil.

3. Cara pemeriksaan gigi dan mulut yang dapat dilakukan oleh bidan

adalah dengan melihat secara visual dan dengan pertanyaan yang

sederhana.

2.6 Kader Posyandu

Seperti yang kita ketahui jutuan dan sasaran pembangunan kesehatan,

diantaranya adalah pembangunan kesehatan gigi dan mulut yang

membutuhkan peran serta masyarakat sebagai salah satu strategi

penyelenggaraan pembangunan kesehatan, meliputi perorangan misalnya

kader kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, politisi, figur masyarakat,

kelompok masyarakat misalnya posyandu, organisasi kemasyarakatan,


33

organisasi profesi, lembaga sosial masyarakat, dan pemerintah yang berperan

sebagai agen perubahan untuk penerapan perilaku hidup sehat.

Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan gigi dan mulut

merupakan salah satu cara untuk mendukung pelaksanaan pembangunan

kesehatan, diantaranya dengan pemberdayaan kader kesehatan. Kegiatan yang

dilakukan lebih diarahkan pada pelayanan promotif, dan preventif kesehatan

gigi dan mulut yang dilakukan pada upaya kesehatan berbasis masyarakat

diantaranya posyandu dengan sasaran kelompok resiko tinggi meliputi anak

usia balita, anak usia pendidikan dasar, ibu hamil dan menyusui, serta

kelompok usia lanjut.


BAB 3

KERANGKA KONSEP

Pendidikan Pengetahuan ibu hamil


tentang pentingnya
pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut ke BPG
Media
masa/informasi

Sosial Budaya
Sikap
dan Ekonomi

Lingkungan
Perilaku Ibu Hamil

Pengalaman

Status Kesehatan Ibu


Hamil

Gambar :3.1 Kerangka Konsep

Sumber :Notoatmodjo, 2000

Ketrangan :

= Diteliti = Tidak diteliti

34
35

Narasi :

Kesehatan gigi dan mulut bagi kelompok rentan, khususnya ibu hamil

merupakan salah satu sasaran pelaksanaan Program kesehatan ibu dan anak (KIA)

Puskesmas yang harus mendapatkan perawatan khusus dalam kesehatan gigi dan

mulut.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu hamil, yaitu ibu

hamil, pendidikan, media informasi, sosial budaya, dan ekonomi,lingkungan,

pengalaman. Ibu hamil yang berpendidikan rendah, berpenghasilan kurang sangat

mempengaruhi tingkat kesehatan yang optimal. Kalau tingkat pengetahuan ibu

hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut baik akan mempengaruhi sikap dari pada

ibu hamil dalam pemeliharaan kesehatan giginya. Sikap ibu hamil terhadap

kesehatan gigi dan mulutnya akan mendorong perilakunya dalam menjaga

kesehatan gigi dan mulutnya. Kalau perilakunya baik maka ibu hamil akan selalu

memantau atau memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya dalam pemeliharaan

kesehatannya. Tentunya akan berpengaruh terhadap status kesehatan pada

umumnya.
58

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif

4.2 Sasaran Penelitian

Dalam penelitian ini sasaran yang diambil adalah semua ibu hamil K1 yang

berkunjung ke KIA Puskesmas Geneng, Kabupaten Ngawi bulan Pebruari

sampai Maret 2019.

4.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Puskesmas Geneng, Kabupaten Ngawi.

4.4 Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah bulan Februari sampai Maret 2019

4.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penelitian ini adalah data primer

yaitu menggunakan kuesioner untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil

tentang pemeriksaan gigi dan mulut di Puskesmas Geneng Kabupaten Ngawi

Tahun 2019 .

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar kuesioner.

4.7 Prosedur Pengumpulan data

Memberikan lembar kuisioner kepada semua ibu hamil yang datang ke

KIA pada bulan Pebruari sampai Maret 2019, kemudian memberikan

36
59

petunjuk pengisian kepada ibu hamil. Setelah pengisian kuisioner, maka

lembar kuisioner tersebut dikumpulkan kepada peneliti untuk diolah.

4.8 Teknis Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penelitian ini adalah dalam bentuk

persentasi. Cara penentukan tingkat pengetahuan adalah :

Jumlah jawaban benar

X 100%

Responden

4.9 Kriteria Penilaian

Hasil dari kategori pengetahuan menurut Arikunto (2010) :

1. Baik : 76% - 100%

2. Cukup : 56% - 75%

3. Kurang : <56%

Tabel 4.1 DefinisiOperasional

Definisi Tujuan
Variabel
No TIK Indikator
Judul
Operasional Umum

Pengetahuan ibu Pengetahuan ibu 1. Ibu hamil mengetahui tentang

hamil hamil adalah tujuan pemeriksaan kesehatan

pemeriksaan semua hal yang gigi dan mulut pada saat


60

kesehatan gigi diketahui tentang kehamilan

dan mulut pemeriksaan gigi a. Agar janin tumbuh sehat

di puskesmas, b. Mencegah bayi lahir dengan

masalah masalah berat badan lahir rendah

yang terjadi pada c. Mencegah penyakit gigi dan

saat kehamilan, mulut menjadi lebih parah

akibat yang d. Pemeriksaan gigi sangat

terjadi. penting dilakukan saat hamil

e. Mencegah terjadinya lahir

premature

2. Ibu hamil mengetahui masalah

kesehatan gigi dan mulut yang

terjadi pada saat kehamilan

a. Radang gusi

b Karies gigi

c. Benjolan pada gusi

3. Cara pemeliharaan gigi dan

mulut

a. Menyikat gigi secara baik

dan benar
61

b. Mengkonsumsi makanan

bergizi dan seimbang

4. Ibu hamil mengetahui akibat

masalah kesehatan gigi dan

mulut pada saat kehamilan

a. Keguguran

b. Tidak optimalnya benih janin

c. Gangguan pertumbuhan gigi

dan jaringan lunak

d. Gangguan pembentukan gigi

dan mengalami kelainan

bentuk

e. Bahaya lubang gigi

5. Ibu hamil mengetahui tempat

tempat untuk melakukan

pemeriksaan gigi dan mulut

Apabila sakit gigi mengetahui

tempat yang di tuju

a. dokter gigi / poli gigi

Puskesmas
62

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum tempat Penelitian

Puskesmas Geneng adalah merupakan salah satu puskesmas di

wilayah Kabupaten Ngawi, tepatnya berada di Jalan Raya Ngawi –

Madiun KM. 09 Desa Tambakromo, Kecamatan Geneng, Kabupaten

Ngawi dengan luas wilayah 52.52 Km2 dengan batas-batas wilayah,

sebelah utara Kecamatan Ngawi, sebelah selatan Kabupaten Magetan,

sebelah barat Kecamatan Gerih, Kecamatan Paron dan Kecamatan Ngawi,

sebelah timur kecamatan Kwadungan, Kecamatan Ngawi dan Kabupaten

Magetan. Secara administratif wilayah Kecamatan Geneng terbagi menjadi

13 desa dengan jumlah penduduk 53.160 jiwa, terdiri dari 26.33 penduduk

laki-laki dan 26.829 penduduk perempuan dengan kepadatan penduduk

1.068/km.

Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan diwilayah

Kecamatan Geneng tahun 2019 adalah sebagai berikut:

Puskesmas induk dengan dilengkapi sarana dan prasarana:

Ruang Unit Gawat Darurat.

- Pelayanan 24 jam.

- Dokter jaga 24 jam.

- Dilengkapi 3 bed tindakan.

Ruang Unit Rawat Inap.

40
63

- 8 TT kelas 3.

- 8 TT kelas 2.

- 4 tt kelas 1.

Poli Rawat Jalan terdiri dari Poli Umum, Poli KIA, Poli DDTK, Poli

Gigi, Poli Gizi, Klinik Sanitasi, Poli Paru, Laboratorium, Instalasi

Farmasi, Poli Lansia dan Poli Jiwa.

Puskesmas Geneng mempunyai 5 Puskesmas Pembantu dan 8 plindes.

Puskesmas Geneng didukung oleh sumberdaya tenaga kesehatan yang

terdiri dari tenaga medis, yaitu 4 dokter umum, 1 dokter gigi,

Paramedis terdiri dari 27 perawat umum, 1 perawat gigi 1 fisioterapis,

1 perawat mata, 2 analis medis, 36 bidan, 1 asisten apoteker, 2

kesehatan lingkungan dan 29 Tenaga pendukung operasional.

Tujuan dari penelitian “Pengetahuan Ibu hamil Tentang Pemeriksan

Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Geneng Kabupaten Ngawi

Tahun 2019” adalah :

1. Untuk mengukur pengetahuan ibu hamil tentang masalah-

masalah kesehatan gigi dan mulut saat trisemester pertama

kehamilan.

2. Untuk mengukur pengetahuan ibu hamil tentang pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut pada trisemester pertama kehamilan.

3. Untuk mengukur pengetahuan ibu hamil tentang akibat

masalah kesehatan gigi dan mulut terhadap perkembangan

janin.
64

4. Untuk mengeukur pengetahuan ibu hamil tentang tempat

pemeriksaan gigi dan mulut pada saat kehamilan.

Untuk mengetahui mengenai “Pengetahuan Ibu hamil Tentang

pemeriksaan Kesehatan Gigi da Mulut di Puskesmas Geneng

Kabupaten Ngawi Tahun 2019, peneliti berpedoman pada kueisener

yang dibagikan dan diisi oleh responden, yaitu K1 ibu hamil yang

berkunjung ke Poli Gigi puskesmas Geneng Kabupaten Ngawi.

Penelitian dimulai tgl 4 Februari sampai tgl 16 Maret tahun 2019

dengan responden sebanyak 80 responden.

Berdasarkan dari 60 responden yang telah diteliti, telah didapatkan

hasil sebagai berikut:

Tabel 5.1. Pengetahuan ibu hamil tentang masalah kesehatan gigi dan
mulut pada trisemester pertama kehamilan

No Benar Salah Kriteria


Pertanyaan Penilaian
Jumlah % Jumlah %
Responden Responden
1 60 100% 0 0% Baik
2 60 100% 0 0% Baik
3 60 100% 0 0% Baik
4 54 90% 6 10% Baik
5 31 51,67% 29 48,33 Cukup
Rata-Rata 88,32 % Baik
Pengetaahan

Berdasarkan table 5.1 dapat diketahui bahwa ibu hamil trisemester

pertama, 88,32% mengetahui tentang masalah kesehatan gigi dan

mulut pada trisemester pertama kehamilan.


65

Tabel 5.2. Pengetahuan ibu hamil tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut pada trisemester pertama kehamilan

No Benar Salah Kriteria


Pertanyaan Penilaian
Jumlah % Jumlah %
Responden Responden
1 42 70% 18 30% Cukup
2 60 100% 0 0% Baik
3 57 95% 3 5% Baik
4 52 90% 6 10% Baik
5 32 53.3% 28 46,7% Cukup
Rata-Rata 81 % Baik
Pengetaahan

Berdasarkan table 5.2 dapat diketahui bahwa ibu hamil trisemester

pertama, 81% mengetahui tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

pada trisemester pertama kehamilan.

Tabel 5.3. Pengetahuan ibu hamil tentang akibat masalah kesehatan gigi
dan mulut terhadap perkembangan janin

No Benar Salah Kriteria


Pertanyaan Penilaian
Jumlah % Jumlah %
Responden Responden
1 46 76,67% 14 23,33% Cukup
2 38 63,33% 22 33,67% Cukup
3 58 96,67% 22 3,33% Baik
4 58 96,67% 2 3,33% Baik
Rata-Rata 83,33 % Baik
Pengetaahan

Berdasarkan table 5.3 dapat diketahui bahwa ibu hamil trisemester

pertama, 83,33% mengetahui tentang akibat masalah kesehatan gigi dan

mulut terhadap perkembangan janin.


66

Tabel 5.4. Pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut pada saat kehamilan.

No Benar Salah Kriteria


Pertanyaan Penilaian
Jumlah % Jumlah %
Responden Responden
1 60 100% 0 0% Baik
Rata-Rata 100 % Baik
Pengetaahan

Berdasarkan table 5.4 dapat diketahui bahwa ibu hamil trisemester

pertama, 100% mengetahui tentang akibat masalah kesehatan gigi dan mulut

terhadap perkembangan janin.


67

BAB VI

PEMBAHASAN

Bedasarkan tabel 5.1 yang berisi pengetahuan ibu hamil tentang masalah

kesehatan gigi dan mulut yang terjadi pada trisemester pertama kehamilan adalah

baik, dari 60 responden 83% bisa menjawab pertanyaan kueisener dengan benar.

Pada tabel 5.2 yang berisi pengetahuan ibu hamil tentang pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut pada trisemester pertama kehamilan adalah baik, dari 60 responden

81% bisa menjawab pertanyaan kueisener dengan benar. Pada tabel 5.3 yang

berisi pengetahuan ibu hamil tentang akibat masalah kesehatan gigi dan mulut

terhadap perkembangan janin pada trisemester pertama kehamilan adalah baik,

dari 60 responden 83,33% bisa menjawab pertanyaan kueisener dengann benar.

Pada tabel 5.4 yang berisi pengetahuan ibu hamil tentang tempat pemeriksan

kesehatan gigi dan mulat saat kehamilan dari 60 responden 100% bisa menjawab

pertanyaan kueisener dengann benar. Pada tabel 5.5 diketahui bahwa Pengetahuan

Ibu hamil Tentang Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut di UPT Puskesmas

Geneng Kabupaten Ngawi Tahun 2019 adalah baik, dari 60 responden 83% bisa

menjawab pertanyaan kueisener dengan benar.

Dari data kunjungan K1 ibu hamil yang berkunjung ke UPT Puskesmas

Geneng tahun 2018 adalah 524 orang, sedangkan ibu hamil yang berkujung ke

Poli Gigi adalah 297 orang(53,68%)

58
68

Kemungkinan yang menjadi penyebab masih adanya ibu hamil tidak mau

memeriksakan gigi dan mulut di Puskesmas Geneng adalah kurangnya sumber

informasi. Menurut Wied(1996), informasi akan memberikan pengaruh pada

pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang mempunyai tingkat pengetahuan

yang baik tetapi tidak mendapatkan informasi yang baik maka akan

mempengaruhi tindakan atau perilaku seseorang. Sumber informasi itu bisa dari

TV, radio, koran dan dalam hal ini sumer informasi yang terpenting untuk ibu

hamil adalah petugas kesehatan.

Sosial budaya, ekonomi, lingkungan dan pengalaman sangat

mempengaruhi ibu hamil untuk mau periksa kesehatan gigi dan mulutnya.

Sosial budaya dan ekonomi adalah kebiasaan dan tradisi yang dilakukan

oleh orang- orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan itu baik atau

buruk.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu baik

lingkungan fisik, biologis maupun sosial.

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi di masa

lalu.

Perilaku ibu hamil juga sangat mempengaruhi tindakannya dalam

kehidupan sehari-hari. Sebaik apapun pengetahuan ibu hamil tanpa didukung oleh

perilaku yang baik maka ibu hamil tidak akan mau periksa kesehatan gigi.

Perilaku manusia adalah semua kegiatan manusia atau aktifitas manusia, baik
69

yang diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

(Notoatmodjo, 2003)

Pengertian umum dari perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang

dilakukan mahluk hidup. Perilaku juga diartikan sebagai suatu reaksi psikis

seseorang terhadap lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi

dua yaitu:

a. Bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau kongkrit)

b. Bentuk aktif (dengan tindakan kongkrit)

Dalam hal ini yang diperlukan ibu hamil adalah pengetahuan yang baik

didukung perilaku dan reaksi psikis aktif (dengan tindakan kongkrit) mau

memeriksakan kesehantan gigi di Puskesmas

Faktor penentu yang dapat mempengaruhi perilaku khususnya

perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, teori Lawrence Green (1980)

a. Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud pengetahuan,

sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

b. Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan

fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana sarana

kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat alat steril dan

sebagainya.

c. Faktor pendorong (reinforcing faktor) yang terwujud dalam sikap dan

perilaku petugas kesehatan ataupetugas lain, yang merupakan kelompok

referensi dari perilaku masyarakat.


70

BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Balai Pengobatan Gigi

Puskesmas Geneng Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi tahun

2019 adalah sebagai berikut: a. Pengetahuan ibu hamil tentang

tujuan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada

trisemester pertama kehamilan adalah dalam kriteria baik, dimana

dari 60 responden yang menjawab dengan benar sebear 92%

2. Pengetahuan ibu hamil tentang masalah kesehatan gigi dan mulut

yang terjadi pada trisemester pertama kehamilan adalah dalam

kreteria baik,dimana dari 60 responden yang menjawab dengan

benar sebesar 83%.

3. Pengetahuan ibu hamil tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut pada trisemester pertama kehamilan adalah dalam kreteria

baik, dimana dari 60 responden yang menjawab dengan benar

sebesar 81%.

4. Pengetahuan ibu hamil tentang akibat masalah kesehatan gigi dan

mulut terhadap perkembangan janin adalah dalam kreteria baik,

dimana dari 60 responden yang menjawab dengan benar 83%.

5. Pengetahuan ibu hamil tentang dimana tempat pemeriksaan

kesehatan gigi dan mulut pada saat kehamilan adalah dalam

61
71

kriteria baik, dimana dari 60 responden yang menjawab dengan

benar adalah 100%.. Pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan

kesehatan gigi dan mulut di UPT Puskesmas Geneng Kabupaten

Ngawi tahun 2019

B. Saran

Mengacu dari hasil penelitian diatas , maka peneliti menyarankan:

1. Meningkatkan sosialisasi program pelayanan kesehatan ibu hamil

terpadu (ANC) tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan gigi dan

mulut pada ibu hamil terutama pada saat tri semester pertama

kehamilan.

2. Memberikan penyuluhan kepada tokoh masyarakat, kader

kesehatan gigi dan ibu hamil tentang perilaku gaya hidup bersih

dan sehat.

3. Bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk

memberikan pemahaman tentang kesalahan mitos yg berkembang

di masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan ibu hamil.

Anda mungkin juga menyukai