Anda di halaman 1dari 12

A.

Pendahuluan
Saat ini pembelajaran terpadu telah menjadi pusat perhatian bagi para ahli pendidikan,
sehingga memunculkan beberapa definisi mengenai pembelajaran terpadu.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan
siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan
menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik (Joni,
1996: 3 dalam Trianto 2014: 56).

Pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran


yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif
mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan
otentik (Depdikbud, 1996:3). Pembelajaran terpadu terjadi jika peristiwa-peristiwa
otentik atau eksplorasi menjadi pengendali dalam proses pembelajaran sehingga dalam
ekplorasi siswa belajar sekaligus memproses beberapa mata pelajaran secara serempak.

Hadisubroto (2000: 9 dalam Trianto 2014: 56) menyatakan bahwa pembelajaran


terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema
tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan
konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang
studi atau lebih, dengan beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran lebih
bermakna.

Pengajaran terpadu pada dasarnya dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan


memadukan materi beberapa pelajaran dalam satu tema (Sukandi, 2001: 3 dalam
Trianto, 2014: 56). Tema dalam pembelajaran terpadu menjadi alat pemersatu materi
yang beragam dari beberapa materi pelajaran. Tema diambil dan dikembangkan dari
luar mata pelajaran tapi sejalan dengan kompetensi dasar dan topik-topik dari mata
pelajaran (Kurniawan, 2011:77). Sejalan dengan pendapat Sukandi mengenai
pembelajaran terpadu yang dimunculkan dalam satu tema, Sriyati (2008: 3)
menyatakan bahwa pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan belajar mengajar
yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna
kepada siswa. Pernyataan senada juga diungkapkan Hamdayana (2014: 1) yang
menyatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman
1
2

belajar yang bermakna bagi anak. Dengan memberikan pengalaman belajar kepada
siswa maka diharapkan siswa dapat menghubungkan pengalaman belajar yang sedang
mereka pahami dengan pengalaman belajar yang sudah siswa pahami sebelumnya serta
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pendekatan terpadu pada intinya merupakan penggabungan antara unsur pembelajaran


satu dengan unsur pembelajaran lainnya. Unsur pembelajaran yang digabungkan dapat
berupa konsep materi dengan proses pembelajaran, konsep satu materi dengan konsep
materi lainnya. Dengan demikian, pembelajaran terpadu memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memahami masalah yang kompleks di lingkungan sekitarnya
dengan pandangan yang utuh (Hamdayama, 2014: 1).

Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran terpadu menurut Depdikbud (1996: 3 dalam


Trianto 2014: 61) yakni holistik, bermakna, otentik dan aktif. Holistik yang dimaksud
adalah suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian, kemudian dikaji dari
beberapa bidang studi secara langsung sehingga siswa dapat memahami konsep
tersebut dari segala sisi. Bermakna dalam pembelajaran terpadu merupakan
kebermaknaan konsep yang telah dipelajari sehingga dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan nyata. Otentik yang dimaksud dalam pembelajaran terpadu adalah siswa
secara langsung mengalami proses pembelajaran. Aktif yang dimaksud dalam
pembelajaran terpadu adalah dalam proses pembelajaran terpadu guru menggunakan
metode discovery learning sehingga menuntut siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran.

B. Integrated Approach
Pembelajaran terpadu yang pada intinya beberapa unsur pelajaran menimbulkan adanya
organisasi kurikulum dalam pembelajaran terpadu. Olivia (dalam Kurniawan 2011: 53)
membagi organisasi kurikulum dalam tiga bagian berangkat dari pandangan umum
yaitu terpisah (discrete subject), terhubung (correlated), dan terpadu (integrated). Ahli
lain Fogarty (1991: xiv) membedakan organisasi kurikulum atas dasar rentang
keterpaduan, yang secara garis besar terdiri dari keterpaduan dalam satu mata pelajaran
yang sama (within single disciplines), keterpaduan antar mata pelajaran (across several
discipline), dan keterpaduan internal siswa (within and across learner).
3

Fogarty (1991 dalam Kurniawan 2011) memberikan sejumlah alternatif tentang


bagaimana cara mengintegrasikan materi dalam proses pengembangan kurikulum dan
pembelajaran. Sebagaimana yang telah dikemukakan Fogarty mengenai keterpaduan
organisasi kurikulum menjadi tiga bagian, setiap bagian memiliki beberapa tipe
pembelajaran. Secara keseluruhan, tipe pembelajaran yang diungkapkan oleh Fogarty
terdapat sepuluh tipe pembelajaran terpadu.

Sepuluh tipe pembelajaran terpadu menurut Fogarty (1991) yakni fragmented,


connected, nested, sequenced, shared, webbed, threaded, integrated, immersed,
networked. Sepuluh tipe pembelajaran terpadu yang telah disebutkan dibagi dalam tiga
bagian yakni:
1. Keterpaduan dalam satu mata pelajaran yang sama (within single disciplines)
dengan tipe pembelajarannya yakni fragmented, connected, nested.
2. Keterpaduan antar mata pelajaran (across several discipline) dengan tipe
pembelajarannya sequenced, shared, webbed, threaded, integrated.
3. Keterpaduan internal siswa (within and across learner) dengan tipe
pembelajarannya immersed, networked.

Sepuluh tipe pembelajaran tersebut merentang dalam bentuk kontinum yang memiliki
dua kutub, dari kutub yang tingkat integrasinya tidak ada, lemah dan sederhana ke kutub
yang tingkat integrasinya kuat dan kompleks (Kurniawan: 2011, 54). Tingkat integrasi
tipe pembelajaran terpadu dapat dilihat pada gambar 1.
4

Integrasi inter dan Model Jaringan Kerja (Networked)


Tinggi dan
kompleks dalam siswa
Model Terbenam (Immersed)

Model Terpadu (Integrated)

Model Berkelanjutan (Threaded)

Integrasi antar
mata pelajaran Model Berjala (Webbed)

Model Berbagi (Shared)

Model Terurut (Sequenced)

Model Tersarang (Nested)


Tidak ada
Dalam satu mata
integrasi Model Terhubung (Conected)
pelajaran

Model Terpisah (Fragmented)


Gambar 1. Derajat integrasi tipe pembelajaran terpadu

Dalam pembahasan makalah ini penulis hanya memaparkan model pembelajaran


terpadu tipe shared dan integrated.

C. Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared


1. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared
Setiap disiplin ilmu memiliki konsep masing-masing yang berbeda satu sama lain,
namun jika digali lebih dalam lagi maka akan muncul konsep yang beririsan antara
satu mata pelajaran dengan konsep mata pelajaran lain. Dengan memunculkan
konsep yang beririsan dari dua disiplin ilmu yang berbeda, maka dapat menuntun
siswa untuk membuka wawasan dan cara berpikir yang lebih luas dan mendalam.
Penggabungan dua disiplin ilmu yang memiliki konsep beririsan merupakan salah
satu dari pembelajaran terpadu, sehingga memerlukan tipe pembelajaran yang di
dalamnya memadukan dua disiplin ilmu yang memiliki konsep beririsan.

Tipe shared menurut Fogarty (1991) didefinisikan sebagai “Shared planning and
teaching take place in two disciplines in wich overlapping concept or ideas emerge
as organizing elements”. Pemaparan mengenai shared menurut Fogarty
menunjukkan bahwa dalam pembelajaran shared guru menggabungkan dua mata
pelajaran yang memiliki konsep beririsan satu sama lain atau ide dari dua disiplin
ilmu sehingga menjadi konsep yang utuh. Contoh penggabungan disiplin ilmu
5

dalam shared seperti berikut: matematika dan Science dipasangkan sebagai


Sciences; Sastra dan Sejarah dikelompokkan sebagai Humaniora; Seni, Musik,
Tarian dan Drama dipandang sebagai The Fine Arts.

Definisi tipe pembelajaran shared yang dipaparkan oleh Fogarty senada dengan
definisi yang dipaparkan oleh Kurniawan (2011) yakni organisasi kurikulum dan
pelajaran yang melibatkan dua mata pelajaran. Tipe pembelajaran shared berbasis
pemikiran ide yang tumpang tindih pada mata pelajaran.

Ide pada tipe pembelajaran shared menjadi fokus dari tipe pembelajaran shared.
Fokus dari tipe pembelajaran shared adalah konsep, skill dan sikap dari hasil
penggabungan dua disiplin ilmu. Gagasan inti untuk konsep, skill dan sikap
biasanya diajarkan dengan pendekatan subjek tunggal. Dari dua disiplin ilmu
masing-masing diidentifikasi bagian yang lebih prioritas dari satu konsep,
kemudian guru menentukan irisan dari konsep materi tersebut.

Tipe pembelajaran shared dianalogikan seperti melihat benda jauh melalui


teropong binokular yang menggunakan dua lensa. Suatu objek yang jauh akan
terlihat jelas ketika dua pandangan terhadap objek tersebut tertangkap oleh masing-
masing lensa yang pada awalnya samar dan terpisah. Dua lensa yang terdapat
dalam teropong dianggap sebagai dua mata pelajaran. Pada saat kita melihat satu
objek melalui teropong, objek tersebut dianggap sebagai konsep yang beririsan dan
menjadi fokus dalam pembelajaran. Supaya lebih jelas model pembelajaran terpadu
tipe shared dapat digambarkan pada gambar 2.

Gambar 2. Ilustrasi model pembelajaran terpadu tipe shared


6

Sekilas tipe pembelajaran shared ini mirip dengan tematik, namun Fogarty
menjelaskan bahwa fokus dari tipe shared diambil dari dalam materi pelajaran
sementara fokus dari tematik diambil dari luar materi pelajaran. Dalam gambar 2
diperlihatkan arsiran yang menandakan bahwa fokus pada tipe shared ini diambil
dari dalam materi pelajaran. Tipe pembelajaran shared lebih cocok digunakan pada
mata pelajaran-mata pelajaran yang dikelompokkan secara luas misalnya IPS yang
terdiri dari gabungan beberapa disiplin ilmu (ekonomi, sejarah, geografi) dan
sebagainya (Kurniawan, 2011: 58).

2. Kelebihan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared


Fogarty (1991) menyatakan bahwa model pembelajaran terpadu tipe shared ini
memiliki kelebihan yaitu:
1. Sebagai tahap awal menuju tipe pembelajaran terpadu yang lebih kompleks
dengan empat disiplin ilmu.
2. Dengan pasangan disiplin ilmu yang mirip, memfasilitasi pembelajaran yang
lebih mendalam pada saat menyampaikan konsep yang tumpang tindih.
3. Lebih mudah mengatur jadwal untuk merencanakan pembelajaran bersama dua
orang guru daripada dengan empat orang guru.
4. Dapat mengambil waktu yang sama untuk materi yang tumpang tindih.
Misalnya jam pelajaran matematika pada materi segitiga siku-siku digabung
dengan jam pelajaran IPA pada materi bidang miring.

3. Kelemahan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared


Model pembelajaran terpadu tipe shared tidak hanya memiliki kelebihan tetapi
memiliki beberapa kekurangan yang diungkapkan oleh Fogarty (1991),
diantaranya:
a. Waktu yang diperlukan untuk mengembangkan tipe ini cukup lama.
b. Dalam penyusunan proses pembelajaran tipe shared memerlukan kompromi
dan kerjasama serta kepercayaan dalam tim.
c. Pada tahap awal pengintegrasian dua disiplin ilmu ini memerlukan komitmen
dari partner.
d. Untuk mendapatkan konsep yang tumpang tindih diperlukan dialog dan
percakapan yang mendalam.
7

4. Contoh Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Shared


Model pembelajaran terpadu tipe shared dapat diterapkan dalam IPA Terpadu.
Dalam contoh disini penulis mengambil contoh IPA Terpadu kelas VIII dalam KD
3.2 yakni mendeskripsikan kegunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-
hari serta pada sistem rangka manusia dan hewan, di shared dengan Matematika
kelas VIII dalam KD 3.8 yakni Memahami Teorema Pythagoras melalui alat peraga
dan penyelidikan berbagai pola bilangan. Materi yang diambil dari KD 3.2 IPA
Terpadu adalah mengenai pesawat sederhana pada bidang miring. Konsep bidang
miring pada pesawat sederhana tumpang tindih dengan materi teorema Pythagoras
pada matematika karena sama-sama membahas segitiga siku-siku.

Dua disiplin ilmu dalam contoh yakni IPA dan Matematika memiliki konsep, skill,
dan sikap yang tumpang tindih sehingga akan menghasilkan tema yang berasal dari
dalam dua disiplin ilmu itu sendiri. Tema yang muncul akan dapat menuntun siswa
untuk membuka wawasan dan cara berpikir yang lebih luas dan mendalam. Dalam
contoh disini siswa akan membuka wawasan mengenai segitiga siku-siku, bahwa
segitiga siku-siku tidak hanya ada dalam hitungan matematika tetapi juga dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam bidang miring yang dapat
memudahkan kerja manusia. Agar lebih jelas, contoh model pembelajaran terpadu
tipe shared dapat dilihat pada gambar 3. RPP serta LKS dilampirkan.

IPA Matematika

Teorema Pythagoras
Pesawat Sederhana

Bidang Miring Hipotenusa Segitiga siku-siku


Konsep
Memperhatikan Memperhatikan panjang sisi dan
ketinggian pada bidang Memperhatikan besar sudut segitiga untuk
miring untuk panjang sising miring mendapatkan sifat segitiga siku-
memudahkan usaha. sikap siku.

Menghitung keuntungan Menghitung Menentukan triple pythagoras


mekanis pada bidang kemiringan
miring Skill

Gambar 3. Contoh model pembelajaran tipe shared pada pelajaran IPA Terpadu dan Matematika
8

D. Model Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated


1. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated
Model pembelajaran tipe integrated merupakan model pembelajaran yang
memadukan konsep dari beberapa disiplin ilmu yang berbeda. Berdasarkan urutan
tipe-tipe pembelajaran terpadu yang telah diungkapkan oleh Fogarty, integrated
merupakan tipe pembelajaran yang sudah kompleks

Model pembelajaran tipe Integrated adalah model pengembangan kurikulum yang


menggunakan pendekatan lintas bidang ilmu utama dengan mencari keterampilan,
konsep dan sikap yang tumpang tindih (Purwati, 2012). Definisi yang telah
diungkapkan oleh Purwati senada dengan definisi yang diungkapkan oleh Fogarty
(1991) yakni “The integrated model blends the four major disciplines by setting
curricular priorities in each and finding the overlapping skills, concepts, and
attitudes in all four”. Pemaparan mengenai definisi integrated yang telah
diungkapkan oleh Fogarty menunjukan bahwa dalam model pembelajaran terpadu
tipe integrated memadukan empat disiplin ilmu yang memiliki konsep, skill, dan
sikap yang tumpang tindih.

Model ini berusaha memberikan gambaran yang utuh pada anak tentang tujuan
melakukan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam bidang-bidang pengembangan.
Penentuan tema yang dijadikan fokus, sama dengan model shared yaitu diambil
dari konsep prinsip atau skill yang ada dalam mata pelajaran bersangkutan
(Kurniawan, 2011: 60). Model yang mirip dengan shared ini bisa digunakan untuk
mengantisipasi apabila muatan kurikulum di sekolah terlalu banyak sedangkan
waktu terbatas. Selain itu, bisa juga digunakan pada level pendidikan yang
menjadikan siswa sebagai fokus dalam pembelajaran. Mengingat tipe pembelajaran
ini menggabungkan beberapa disiplin ilmu sehingga untuk mengembangkannya
memerlukan suatu tim.

Analogi model pembelajaran tipe integrated adalah seperti melihat sebuah objek
dengan menggunakan kaleidoskop. Pada saat melihat sekumpulan benda yang jauh
dengan kaleidoskop kemudian benda itu disusun dalam suatu bentuk dan cara
tertentu berdasarkan logika atau ketentuan yang telah ditentukan oleh pengamat
(Kurniawan, 2011:60). Ilustrasi dari model pembelajaran terpadu tipe integrated
9

dapat dilihat pada gambar 4. Pada gambar 4 terdapat arsiran pada bagian tengah, itu
menandakan bahwa pada tipe pembelajaran integrated memunculkan tema yang
berasal dari konsep-konsep yang tumpang tindih dari empat disiplin ilmu.

Gambar 4. Ilustrasi model pembelajaran terpadu integrated yang memadukan empat disiplin
ilmu

2. Langkah-Langkah dalam Penerapan Model Pembelajaran Terpadu Tipe


Integrated
Dalam penerapan model pembelajaran terpadu tipe integrated, terdapat beberapa
langkah yang perlu diperhatikan menurut Fogarty (1991), yakni:
a. Empat orang guru dalam satu tim menyeleksi konsep-konsep, skill dan nilai
sikap yang diajarkan selama satu semester dari beberapa mata pelajaran.
Misalnya: matematika, IPS, IPA dan Bahasa.
b. Tim yang terdiri dari empat orang guru mendiskusikan pemilihan konsep, skill,
dan sikap yang memiliki hubungan erat dan tumpang tindih dalam empat
disiplin ilmu.

3. Kelebihan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated


Model pembelajaran terpadu tipe integrated memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya:

a. Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dari kemampuan yang
dikembangkan dari berbagai bidang studi/mata pelajaran.
b. Memberikan kegiatan yang lebih terarah pada tiap bidang pengembangan untuk
mencapai kemampuan yang telah ditentukan pada indikator.
10

c. Siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan hubungan timbal balik
antar berbagai disiplin ilmu, karena mereka dapat menggali lebih mendalam
terhadap bidang yang mereka minati.
d. Komunikasi dalam tipe pembelajaran integrated membuat pelajar sering
menjelaskan kepada siswa lain sebagai seorang ahli dalam pelajaran tersebut.
e. Dapat memperluas wawasan dan apresiasi guru.

4. Kelemahan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated


Model pembelajaran terpadu tipe integrated juga memiliki beberapa kelemahan,
diantaranya:
a. Cukup sulit dilaksanakan karena membutuhkan guru yang berkemampuan tinggi
dan yakin dengan konsep dan kemampuan yang akan dikembangkan di setiap
bidang pengembangan.
b. Membutuhkan lintas bidang studi dengan perangkat perencanaan dan waktu
mengajar yang sama sehingga seringkali harus mengatur ulang jadwal.
c. Sulit mencari keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya,
juga mencari keterkaitan aspek keterampilan yang terkait; dibutuhkan banyak
waktu pada beberapa mata pelajaran untuk didiskusikan guna mencari
keterkaitan dan mencari tema.

5. Contoh Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated


Dalam makalah ini, penulis berikan contoh model pembelajaran terpadu tipe
integrated yang memadukan pelajaran IPA Terpadu dengan pelajaran Seni Budaya,
Ilmu Sosial dan Matematika. Kompetensi dasar IPA Terpadu yang digunakan
adalah IPA Terpadu kelas VIII pada KD 3.1 yakni memahami gerak lurus, pengaruh
gaya terhadap gerak, serta penerapannya pada gerak makhluk hidup dan gerak
benda dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar Seni dan Budaya yang
digunakan adalah Seni dan Budaya kelas VIII pelajaran seni tari pada KD 3.1
mengidentifikasi keunikan gerak tari tradisional dan tari kreasi tradisional.
Kompetensi dasar Ilmu Sosial yang digunakan adalah Ilmu Sosial kelas VIII pada
KD 3.3 mendeskripsikan fungsi dan peran kelembagaan sosial, budaya, ekonomi,
dan politik dalam masyarakat, pada materi fungsi dan peran budaya khususnya
tarian tradisional. Kompetensi dasar Matematika yang digunakan adalah
Matematika kelas VIII KD 3.14 yakni Memahami teknik penataan data dari dua
11

variabel menggunakan tabel, grafik batang, diagram lingkaran, dan grafik garis
dengan komputer serta menganalisis hubungan antar variabel.

Empat disiplin ilmu yang dipadukan memiliki keterkaitan konsep, skill dan sikap
satu sama lainnya sehingga menghasilkan tema dari dalam empat disiplin ilmu yang
dipadukan. Dengan adanya tema yang dihasilkan dari keterpaduan empat disiplin
ilmu akan memberikan gambaran utuh pada anak tentang tujuan melakukan
kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam bidang-bidang pengembangan. Dalam
contoh ini yang menjadi tema besar dari empat disiplin ilmu adalah Melestarikan
Tarian Tradisional Sebagai Salah Satu Budaya Indonesia. Agar lebih jelas,
keterpaduan dari empat disiplin ilmu dapat dapat dilihat pada gambar 5.

IPA Seni dan Budaya

Pengaruh Gaya
terhadap gerak
Macam-macam
makhluk hidup
Gerakan tari
Analisis gerakan
tradisional

Penyajian data
berupa besar gaya Gerak, budaya, dan
yang dibutuhkan Macam –macam
Penyajian dan
dalam gerakan tarian tradisional
analisis data
tarian tradisional

Fungsi dan peran


Penyajian data budaya (tarian
Statistika:
mengenai Tarian
Penyajian data tradisional):
Tradisional sebagai
berupa Tabel, grafik daya tarik bangsa
- Daya tarik bangsa
atau diagram asing setiap tahun asing
- Mengembangkan
budaya nasional

Matematika
IPS

gambar 5. Contoh model pembelajaran terpadu tipe integrated


12

Daftar Pustaka

Fatoni. 2010. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu. [online] tersedia:


http://fatonipgsd071644221.wordpress.com/2010/04/26/kelebihan-dan-kekurangan-
pembelajaran-terpadu/ [11 September 2014]

Fogarty, Robin. 1991. How To Integrate The Curicula. USA: Skylight Publishing.

Hamdayana, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor:
Ghalia Indonesia.

Kemendikbud. Konsep Pembelajaran Terpadu. PPT-2.1-1

Kurniawan, Deni. 2011. Pembelajaran Terpadu. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.

Purwati, Yuli. 2012. Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Terpadu. [online]
tersedia: http://kuliahgratis.net/kelebihan-dan-kelemahan-model-pembelajaran-terpadu/
[11 September 2014]

Sriyati, Siti. 2008. Integrated Approach (Makalah). [online] tersedia:


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196409281989012-
SITI_SRIYATI/Kumpulan_artikel_5/INTEGRATED_APPROACH.pdf [15 September
2014]

Trianto. 2014. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai