Anda di halaman 1dari 35

DOKUMEN

RENCANA USULAN KEGIATAN


( RUK )
TAHUN 2020

PUSKESMAS PANITE
KECAMATAN AMANUBAN SELATAN

KAB.TIMOR TENGAH SELATAN

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 1


Daftar Isi
Halaman

Kata Pengantar ……………………………………………………………………......... ii

Daftar Isi ……………………………………………………………………………........ iii

Daftar Tabel …………………………………………………………………………...... iv

Daftar Grafik ………………………………………………………………………........ v

Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang …………………………………………………………... 1
B. Tujuan …………………………………………………………................ 2
C. Ruang Lingkup ………………………………………………………….... 2
D. Sistematika Penyusunan ………………………………………………… 2
Bab II. Gambaran Umum Puskesmas panite

A. Luas Wilayah Kerja Puskesmas panite ………………………….... 5


B. Wilayah Kerja Puskesmas panite ………………………………….. 6
C. Kependudukan ………………………………………………………….... 7
D. Tingkat Pendidikan Penduduk ………………………………………….. . 8
E. Keadaan Ekonomi ……………………………………………………….. 8
Bab III Situasi Derajat Kesehatan

A. Angka Kematian (Mortalitas)…………………………………………….. 9


B. Angka Kesakitan (Morbiditas) …………………………………………... 10
C. Status Gizi Masyarakat …………………………………………………. 11
Bab IV Situasi Upaya Kesehatan

A. Pelayanan Kesehatan Dasar …………………………………………... 13


B. Pelayanan Kesehatan Rujukan ………………………………………... . 23
C. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ………………………….. 24
D. Keadaan Lingkungan dan Perilaku Hidup Masyarakat ……………... 30
Bab V. Situasi Sumber Daya Kesehatan

A. Sarana Kesehatan ………………………………………………………. 34


B. Indikator Pelayanan Puskesmas ……………………………………… 34
C. Tenaga Kesehatan ……………………………………………………… 36
D. Pembiayaan Kesehatan ………………………………………………… 37
Bab VI. Penutup

A. Kesimpulan …………………………………………………………….... 38
B. Saran ……………………………………………………………………... 39

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 2


Daftar Tabel

Halaman

Tabel 2.1 Luas Puskesmas Panite Menurut Desa Tahun 2018………..................... 6

Tabel 2.2 Persebaran Pendududk Kecamatan Amanuban SelatanTahun 2018 ...... 6

Tabel 3.1 Jumah Kematian Balita Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2018 ........ 8

Tabel 3.2 Jumah Penemuan Penderita TB Paru BTA + Pusekesma Panite Tahun 2018 .. 10

Tabel 3.3 Jumlah Penderita Malaria Posotif Puskesmas Panite Tahun 2018 ..……….... 34

Tabel 3.4 Cakupan Bayi BBLR di Puskesmas Panite Tahun 2018 …………..……..…….. 36

Tabel 3.5 Cakupan Balita BGM di Puskesmas Panite Tahun 2018 ..…………...……….. 36

Tabel 4.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1) di Puskesmas Panite Tahun 2018 ……... 37

Tabel 4.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Puskesmas Panite Tahun 2018 ……... 37

Tabel 4.3 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Tahun 2018 ….….. 37

Tabel 4.4 Cakupan Ibu Nifas Mendapat Pelayanan (KF3) Tahun 2018 …..…..………... 37

Tabel 4.5 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN3) di Puskesmas Panite Tahun 2018 ….…. 37

Tabel 4.6 Cakupan Kunjungan Bayi di Puskesmas Panite Tahun 2018 …....…..………... 37

Tabel 4.7 Cakupan Pelayanan Keluarga Berencana di Puskesmas Panite Tahun 2018 …. 37

Tabel 4.8 Cakupan Distribusi Tablet Fe Ibu Hamil di Puskesmas Panite Tahun 2018 ….. 37

Tabel 4.9 Cakupan Distribusi Vitamin A di Puskesmas Panite Tahun 2018 …..………... 37

Tabel 4.10 Cakupan Balita ditimbbang, Balita Naik BB Tahun 2018 ….….…..………... 37

Tabel 4.11 Jumlah Kunjungan Masyarakat ke Fasilitas Kesehatan Tahun 2018 ………... 37

Tabel 4.12 Cakupan Ibu Hamil Resti yang Ditangani Tahun 2018 ….…..………............. 37

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 3


Daftar Grafik

Halaman

Grafik 3.1 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Panite Tahun 2018 …………................... 10

Grafik 3.2 Cakupan Penemuan Pneumonia Puskesmas Panite Tahun 2018 ...................... 11

Grafik 3.3 Penemuan dan Penanganan Penderita Diare Tahun 2018……......................... 12

Grafik 4.1 Jumlah Akseptor Keluarga Berencana di Puskesmas Panite Tahun 2018......... 12

Grafik 4.2 Persentase Cakupan Imunisasi di Puskesmas Panite Tahun 2018……............. 12

Grafik 4.3 Cakupan ASI Eksklusif di Puskesmas Panite Tahun 2018……........................... 12

Grafik 4.4 Jumlah Kunjungan di Puskesmas Panite Tahun 2018…………......................... 12

Grafik 4.5 Cakupan Pemeriksaan Rumah Sehat di Puskesmas Panite Tahun 2018……... 12

Grafik 4.6 Cakupan Jenis Jamban di Puskesmas Panite Tahun 2018……......................... 12

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 4


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas Panite merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan


Kabupaten TTS yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya. Puskesmas Panite berperan menyelenggarakan upaya kesehatan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Panite agar memperoleh derajat
kesehatan yang optimal. Dengan demikian Puskesmas Panite berfungsi sebagai
pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Pelaksanaan program kerja dari masing-masing program yang ada di
Puskesmas Panite mengacu pada 17 indikator SPM dimana untuk mengetahui
hasil/capaian dari masing-masing program. Di dalam menyampaikan hasil /capaian
dari masing-masing program diperlukan media untuk menyajikan informasi
keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran,
program dan kegiatan sesuai dengan indikator-indikator yang disusun dalam sebuah
Dokumen RUK Kesehatan Puskesmas.
Untuk mengikuti perkembangan pembangunan bidang kesehatan perlu
dikembangkan suatu sistem informasi kesehatan yang terintegrasi dengan baik dan
dapat digunakan bila dibutuhkan, salah satunya adalah RUK kesehatan. RUK
kesehatan Puskesmas Panite memuat semua data dan informasi dari masing-masing
program Puskesmas tentang kegiatan dan pencapaian kegiatan serta semua aspek
yang mendukung ataupun yang menghambat proses kegiatan pembangunan
kesehatan.
RUK Kesehatan Puskesmas Panite ini merupakan bentuk informasi
kesehatan yang secara berkala tiap tahun diterbitkan untuk menggambarkan tentang
kegiatan program kesehatan dan hasil-hasil penyelenggaraan pelayanan kesehatan
yang telah dilaksanakan di Puskesmas Panite, termasuk kinerja yang telah diperoleh
dalam penyelenggaraan pelayanan minimal.
Seperti diketahui, kedudukan Puskesmas dalam hirarki pelayanan kesehatan
sesuai sistem kesehatan nasional adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan strata
pertama dan dalam sistem kesehatan kabupaten/kota sebagai unit pelaksana teknis
dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
sebagian tugas pembangunan kesehatan di sebagian atau satu wilayah kecamatan.
Sesuai semangat otonomi daerah, kewenangan penataan bidang
administrasipuskesmas menyangkut format kelembagaan, aturan dan pelaku

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 5


(ketenagaan) diserahkan kepada pemerintah kabupaten/kota. Dalam konteks ini
kelembagaan struktur puskesmas di Kab.TTS sedang dirumuskan oleh Pemerintah
Kab.TTS. Namun dalam mekanisme kerja selama ini, dipahami merujuk pada
pengertian kedudukan dimaksud, yakni sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kab TTS yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas
pembangunan kesehatan di wilayah.
Kapasitas tanggungjawab Puskesmas dilandaskan pada fungsi pokok dan
azas Puskesmas.Tiga fungsi pokok Puskesmas, yaitu: sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusatpemberdayaan keluarga dan
masyarakatdan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Sementara azas
Puskesmas, yaitu: azas pertanggungjawaban wilayah, azas pemberdayaan
masyarakat, azas keterpaduan : lintas sektor, lintas program dan azas rujukan:
rujukan medis, rujukan kesehatan masyarakat.
Pada tataran implementasi, Puskesmas Panite senantiasa berupaya agar
ketiga fungsi pokok Puskesmas itu, berproses secara menyeluruh dan terpadu
meliputi ruang lingkup kegiatan kesehatan masyarakat dari usaha promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif, yang secara empirik terlihat dalam kegiatan
pokok Puskesmas berupa upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan, dengan terus berusaha agar semangat pelayanan tetap fokus pada
idealisme hakikat eksistensi Puskesmas.
Disadari bahwa eksistensi Puskesmas sangat signifikan dalam jaringan
sistem kesehatan nasional serta kabupaten/kota. Puskesmas merupakan provider,
garis depan penyelenggara salah satu fungsi wajib pemerintah, yang darinya rakyat
(konsumen, pelangggan) memperoleh hak - hak akan kesehatan. Dilihat dari
konsep hubungan pemerintah dengan rakyat yang bersifat janji dan percaya,
Puskesmas merupakan tempat pembuktian janji - janji pemerintah yang telah
dinyatakan lewat pidato, kampanye, kebijakan, visi dan misinya dalam membangun
kesehatan.
Implikasinya, kualitas pelayanan Puskesmas dijadikan salah satu standar
ukur pandangan masyarakat untuk menilai baik buruknya pelayanan pemerintah.
Sejauh mana perhatian pemerintah pada Puskesmas, serta bagaimana pelayanan
kesehatan oleh Puskesmas turut menentukan derajat kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintah.
Dalam prakteknya, sejauh ini komitmen perhatian dari pemerintah Kab TTS
pada Puskesmas maupun ditujukan langsung pada masyarakat di wilayah kerja
Panite semakin dirasakan. Seperti ditingkatkan dana upaya pokok Puskesmas,
program terobosan berupa desa siaga, dibangun fasilitas fisik (kantor, mes),
diadakan peralatan kesehatan, ditumbuhkan motivasi kerja pegawai melalui
pelatihan dan pemberian insentif.
RUK PUSKESMAS PANITE |2018 6
Di pihak Puskesmas Panite, sebagai komitmen mengemban misi untuk
membuat masyarakat Kota Panite sehat, telah dirumuskan Visi dan misi sebagai
gambaran masa depan yang hendak dicapai. Pendekatan perumusannya yakni
meletakan visi dan misi Puskesmas Panite sebagai bagian integral dari tujuan visi
Pembangunan Kesehatan Nasional, Provinsi NTT dan Dinas Kesehatan Kab TTS.
Dengan rangkaian kalimat visi berupa konsep yang terinspirasi dari hakikat
eksistensi Puskesmas dan nilai religius masyarakat lokal Kab TTS yang berpredikat
Kota KASIH sehingga diharapkan visi tidak bersifat dekoratif tetapi untuk
diterjemahkan dalam program dan upaya yang berfokus pada kondisi ideal yang
dituju.
Sebagai sebuah sistem organsisasi berlevel unit kerja, Puskesmas Panite
merupakan sub sistem dari Dinas Kesehatan Kab TTS. Dinamika konsistensi dan
kepastian dalam penataan kelembagaan, pelaku dan aturan mengacu pada kebijakan
Dinas Kesehatan Kab.TTS. maupun pemerintah Kab. TTS.
Puskesmas Panite tertantang untuk berkarya dalam wilayah kerja yang lebih
luas 9 (Sembilan) desa, jumlah penduduk yang lebih banyak, serta jaringan kerjanya
meliputi 2 (dua) buah Pustu.
Dengan motivasi kerja dan pemahaman akan eksistensi Puskesmas,
tantangan itu berusaha diatasi ditengah kendala belum memadainya ketenagaan
secara kuantitas maupun kualitas, baik yang bekerja sebagai tenaga teknis kesehatan
maupun layanan administrasi, masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk hidup
sehat, belum padunya pemahaman lintas sektor untuk melaksanakan pembangunan
berwawasan kesehatan, masih tingginya tingkat kemiskinan penduduk sehingga
berpengaruh secara signifikan pada tatanan lingkungan/rumah dan asupan gizi.
Dalam kebijakan, komitmen, tantangan dan kendala seperti diilustrasikan di
atas, upaya pembangunan kesehatan bertolak dari kebutuhan, permasalahan dan
rencana kerja Puskesmas Panite TA. 2018 telah diselenggarakan. Oleh karena itu
perlu dinilai dan dievaluasi baik realisasi rencana kegiatan, kinerja, cakupan mutu,
masalah dan hambatan, maupun manajemennya yaitu: segi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian, agar kualitas pelayanan semakin
ditingkatkan sehingga hak dan kebutuhan masyarakat atas kesehatan dapat terlayani
secara lebih baik. Dalam konteks itulah RUK Puskesmas ini dibuat.

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 7


B. TUJUAN

Tujuan penyusunan RUK Puskesmas Panite Tahun 2018 adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Sebagai pertanggungjawaban penyelenggaraan upaya pembangunan kesehatan


yang dilaksanakan oleh Puskesmas Panite Tahun 2018, untuk dievaluasi dalam
rangka meningkatkan pelayanan guna mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.

2. Tujuan Khusus

a. Memberi gambaran pencapaian hasil cakupan dan mutu program pelayanan


kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Panite
b. Memberi gambaran tentang kemajuan, hambatan, tantangan, peluang dan
masalah dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan masayarakat.
c. Memberi gambaran tentang kondisi sumber daya Puskesmas, potensi sumber
daya kesehatan masyarakat di wilayah Kecamatan Amanuban Selatan.

C. MANFAAT

Manfaat penyusunan RUK Puskesmas PaniteTahun 2018 adalah sebagai berikut :


1. Sebagai bahan acuan untuk penyusunan Rencana Kerja Tahunan Puskesmas
pada tahun berikutnya.
2. Sebagai bahan masukan dalam mencari alternatif pemecahan masalah,
berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja sehingga dapat menetapkan
tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun berikut
berdasarkan skala prioritas.

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 8


BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH PUSKESMAS PANITE

A. LETAK WILAYAH PUSKESMAS PANITE


Puskesmas Panite merupakan salah satu Puskesmas di Kab TTS yang
dilengkapi dengan fasilitas rawat inap. Secara Geografis terletak pada wilayah Desa
Bena, KecamatanAmanuban Selatan, Kab TTS. Luas wilayah kerja Puskesmas
Panite yaitu 145 km2. Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Amanuban Selatan
adalah sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Batu Putih
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Timor
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Noebeba dan Kualin
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kupang
Wilayah kerja Puskesmas Panite terdiri dari 9 (sembilan)desa antara lain :

Tabel 2.1
Luas Wilayah Menurut Desa di wilayah kerja Puskesmas Panite

No Desa Ibu Kota Luas Wilayah (Km2)


1 Pollo Taum 19
2 Bena Bena 14
3 Oebelo Enopole 26
4 Oekiu Hautimu 13
5 Batnun Tuanamolo 13
6 Kiubaat Tabu 15
7 Linamnutu Oetaman 17
8 Mio Oeboi 14
9 Enoneten Oeayo 14
Jumlah 145
Sumber: Data Sekunder BP S TTS tahun 2018

B. GEOGRAFI
1. Topografi
Keadaan topografi wilayah kerja Puskesmas Panite, yaitu: Permukaan tanah rata
dan sebagian pegunungan dengan ketinggian diatas permukaan laut 500 meter.
2. Iklim
Iklim Kab TTS, yaitu iklim dingin yang dipengaruhi oleh angin muson dengan
musim hujan yang panjang, sekitar bulan Desember s/d bulan April, dengan
suhu udara mulai dari 160C - 250C. Musim kering sekitar bulan Mei s/d
Nopember dengan suhu udara mulai dari 29,10C – 33,40C.

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 9


C. DEMOGRAFI

1. Jumlah Penduduk
Berdasarkan data dari kantor Badan Pusat Statistik Kab TTS tahun 2018,
Jumlah penduduk Kecamatan Amanuban Selatan dibawah wilayah kerja Puskesmas
Panite pada tahun 2018 berjumlah 22.232 jiwa (Amanuban Selatan dalam angka,
2018). Tingginya angka pertumbuhan penduduk disebabkan mobilitas penduduk
yang sangat tinggi untuk mencari pekerjaan, pendidikan dan kegiatan lainnya.
Memperhatikan data jumlah penduduk per golongan umur, menunjukkan
bahwa kelompok dewasa masih mendominasi komposisi penduduk. Hal ini
kemungkinan adanya migrasi masuk untuk bekerja ataupun menempuh pendidikan
yang lebih tinggi. Tetapi perlu disadari bahwa bayi-balita dan anak-anak yang
menjadi next generation sasaran tanggung jawab yang cukup besar baik dalam gizi,
kegiatan UKS, kegiatan imunisasi dan lain-lain. Adapun angka rasio beban
ketergantungan anak, yaitu ratio antara penduduk usia 0-14 tahun dengan penduduk
usia 15-64 tahun menunjukkan besaran angka 48,8%, artinya 49 anak ditanggung
oleh 100 penduduk usia produktif.
2. Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk dalam wilayah Kecamatan Amanuban Selatan tidak
merata. Dari 9 desa yang ada, pemukiman paling padat terdapat di Desa Pollo
dengan jumlah penduduk sebesar 22.232 jiwa,dibandingkan dengan 8 Des lainnya.
Gambaran Persebaran Penduduk menurut Desa dan Jenis Kelamin dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 2.2
Persebaran Penduduk Kecamatan Amanuban Selatan
Menurut Desa Dan Jenis Kelamin Tahun 2018

Jumlah Penduduk
Desa
Laki-laki Perempuan Total
Pollo 2.229 2.284 4.513
Bena 1.667 1.674 3.341
Oebelo 1.742 1649 3.391
Oekiu 631 619 1.250
Batnun 1.295 1.268 2.563
Kiubaat 897 882 1.779
Linamnutu 1.281 1.270 2.551
Mio 733 700 1.433
Enoneten 707 704 1.411
JUMLAH 11.182 11.050 22.232
Sumber: Data Sekunder BPS TTS tahun 2018

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 10


D. SOSIAL BUDAYA
1. Pendidikan
Secara umum kualitas pendidikan penduduk di Kecamatan Amanuban Selatan
dapat dilihat dari dua hal yaitu jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan
prasarana pendidikan yang tersedia.

Tabel 2.3
Prasarana Pendidikan yang Tersedia
di Kecamatan Amanuban Selatan

DESA JENIS PENDIDIKAN

TK SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi

Pollo 4 4 1 1 1
Bena 2 3 1 - -
Oebelo 1 3 1 - -
Oekiu - 2 1 - -
Batnun - 1 - -
Kiubaat 1 2 1 - -
Linamnutu 1 2 - - -
Mio - 3 - - -
Enoneten - 3 1 - -
Jumlah 9 23 6 1 1

Sumber: Data Sekunder Kecamatan Amanuban Selatan tahun 2018

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 11


BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANITE
A. ANGKA KEMATIAN / MORTALITAS.

1. Angka Kematian Balita


Jumlah kematian Balita selama Tahun 2018 sebanyak 2 kasus dengan
rincian sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jumlah Kematian Balita berdasarkan Kelompok Umur
di Wilayah Kerja Puskesmas Panite Tahun 2018
Jumlah Kematian
Desa Bayi Anak Balita Balita
L P L P L P
Pollo - 1 - 1
Bena - - - - -
Oebelo - - - - - -
Oekiu 1 - - - - -
Batnun - - - -
Kiubaat - - 1 - 1
Linamnutu 1 - - - -
Mio - - - - - -
Enoneten - - - - - -
Total 2 - 2 2
Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018

Dari tabel diatas terlihat bahwa kematian Balita di Puskesmas Panite


pada tahun 2018 adalah sebanyak 2 kasus (desa Pollo 1 kasus, dan Kiubaat 1
kasus).

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 12


2. Angka Kematian Ibu (AKI)
Tabel 3.1
Jumlah Kematian IBU berdasarkan Kelompok Umur
di Wilayah Kerja Puskesmas Panite Tahun 2018
Jumlah Kematian IBU
Desa Ibu Hamil Ibu Bersalin Ibu Nifas
L P L P L P
Pollo - -
Bena - - - - -
Oebelo - 1 - - - -
Oekiu - - - - - -
Batnun - - - -
Kiubaat - - 1 -
Linamnutu - - - -
Mio - - - - - -
Enoneten - - - - - -
Total 1 - 1 -

Tahun 2018 tercatat 2 kasus kematian ibu (ibu hamil 1 kasus dan ibu bersalin 1
kasus ) yakni dari desa Oebelo ibu hamil sedangkan Desa Kiubaat ibu bersalin.
B. ANGKA KESAKITAN / MORBIDITAS
1. Sepuluh Penyakit Terbesar

Untuk tahun 2018, penyakit yang paling menonjol/tertinggi di wilayah


kerja Puskesmas Panite adalah penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas
(ISPA), selengkapnya dapat diamati pada grafik di bawah ini :

Grafik 3.1. 10 Penyakit Terbesar Puskesmas Panite Tahun 2018

6
6
5 5
5
4
3
2
1 1 1
1
0 0 0
0

Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 13


Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa penyakit dengan kasus
terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Panite tahun 2018 adalah Infeksi
Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yaitu sebanyak 3.696 kasus.
2. Penyakit Menular
a. Penderita TB Paru BTA +
1). Jumlah TB Paru BTA +
Pada tahun 2018 di wilayah kerja Puskesmas Panite ditemukan 20
Penderita Baru BTA+, sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.2
Jumlah Penemuan Penderita TB Paru BTA+
Puskesmas Panite Tahun 2018
Penderita ditemukan Jumlah
Desa
L P
Pollo 1 2 3
Bena 1 1 2
Oebelo 1 1 2
Oekiu 1 1 2
Batnun 2 1 3
Kiubaat 1 1 2
Linamnutu 4 1 5
Mio 0 0 0
Enoneten 0 1 1
Total 11 9 20
Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018

b. Penderita Kusta
Pada tahun 2018 di wilayah kerja Puskesmas Panite tidak tercatat
penyakit kusta.

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 14


c. Balita dengan Pneumonia
Grafik 3.2
Cakupan Penemuan Pneumonia
Tahun 2018
6
6
5 5
5
4
3
2
1 1 1
1
0 0 0
0

Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018


Grafik diatas menunjukan bahwa kasus penumonia terbanyak berasal
dari desa Oebelo (6 kasus), desa Pollo ( 5 Kasus), desa Bena (5 kasus),
desa Batnun (1 kasus), desa Oekiu (1 kasus),desa Linamnutu (1 kasus)
desa Kiubaat, desa Mio, dan desa Eoneten masing – masing (0 Kasus).

3. Penyakit Potensi KLB/ Wabah di Wilayah Kerja Puskesmas Panite


Ada beberapa penyakit yang berpotensi Kejadian Luar Biasa/Wabah yang
sering terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan khususnya di Puskesmas
Panite diantaranya diare, malaria, yang cukup banyak mengakibatkan
kematian dan sangat berdampak pada kerugian secara ekonomi. Adapun
penyakit yang berpotensi wabah/KLB di Puskesmas Panite yaitu :

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 15


a. Penyakit Diare
Grafik 3.2
Grafik Penemuan dan Penanganan Penderita Diare

600 561

500

400

300

200 131 113


78 79 59
100 26 43
16 16
0

Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018


Grafik di atas menunjukkan bahwa angka kejadian Diare tertinggi
tercatat di desa Pollo dengan jumlah 131 penderita, sedangkan desa
Enoneten dan desa Oekiu menjadi desa dengan kejadian diare paling
sedikit yakni sebanyak 16 penderita.
b. Penyakit Malaria
1). Jumlah Penderita Malaria dan Yang di Obati
Jumlah penderita Malaria yang diperiksa dan diobati dapat dlihat
pada tabel berikut.
Tabel 3.3
Jumlah Penderita Malaria Positif
Tahun 2018

Desa Suspek diperiksa MalariaPositif

Pollo 412 15

Bena 320 19

Oebelo 226 13

Oekiu 99 1

Batnun 104 1

Kiubaat 87 0

Linamnutu 136 2

Mio 66 1

Enoneten 15 3
Puskesmas 1465 55
Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 16


Tabel diatas menunjukkan dari 1465 penderita yang positif Malaria,
diantaranya berasal dari bena 19 orang,15 dari desa Pollo,dan 13 dari
desa Oebelo.

C. STATUS GIZI BALITA


Status gizi masyarakat dipengaruhi oleh beberapa hal baik yang bersifat langsung maupun
yang tidak langsung. Penyebab langsung diantaranya adalah asupan makanan yang tidak
seimbang dan penyakit infeksi. Sedangkan penyebab tidak langsung adalah persediaan
pangan yang tidak cukup, pola asuh serta pelayanan kesehatan yang tidak memadai. Status
gizi masyarakat dapat dinilai melalui pemeriksaan klinis, pengamatan terhadap perubahan
biofisik, pemeriksaan laboratorium dan antropometri. Metode yang paling sering dipakai
oleh Puskesmas dalam menentukan status gizi di tingkat masyarakat adalah Antropometri,
karena selain murah dan mudah dilaksanakan, juga dinilai cukup baik untuk menilai status
gizi masyarakat. Pada bayi baru lahir, antropometri yang digunakan adalah pengukuran
berat badan bayi untuk menentukan bayi tersebut normal atau tidak (berat badan lahir
rendah/BBLR). Untuk balita, dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan
menggunakan baku rujukan WHO 2005, sedangkan bagi ibu hamil menggunakan LILA.
Khusus untuk balita ada 3 indikator dalam standar WHO 2005 yang bisa digunakan untuk
menentukan status gizi balita yakni berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan
menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Indikator BB/U
memberikan gambaran ada tidaknya masalah gizi pada balita (bersifat umum), TB/U
menggambarkan ada tidaknya masalah gizi balita yang bersifat kronis, sedangan BB/TB
menggambarkan ada tidaknya masalah gizi yang bersifat akut.

a. Status Gizi Bayi Baru Lahir


Berat badan bayi baru lahir dikatakan normal bila > 2500 gram. Namun bila
memiliki berat badan < 2500 gram disebut BBLR (berat bayi lahir rendah).
Selama tahun 2018 ditemukan 1 bayi (2,6%) dengan katagori BBLR. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.4
Cakupan Bayi BBLR Tahun 2018

Bayi Baru Lahir BBLR


Desa
ditimbang n %
Pollo 73 6 8,2
Bena 63 6 9,5
Oebelo 51 10 19,6
Oekiu 17 3 17,6
Batnun 38 1 2,6
Kiubaat 30 4 13,3
Linamnutu 55 3 5,5
Mio 23 4 17,4
Enoneten 9 0 0,0
Puskesmas 363 37 10,2
Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 17


b. Status Gizi Balita
Status gizi balita seharusnya ditentukan menggunakan standar WHO 2005
dengan indikator BB/TB. Namun karena tidak tersedianya alat ukur yang
memadai di semua posyandu, maka untuk mengukur tinggi/panjang badan balita
maka tidak semua balita bisa ditentukan status gizinya. Oleh karena itu status
gizi balita hanya bisa ditentukan menggunakan indikator berat badan menurut
umur (BB/U). Data berikut menunjukkan jumlah balita dengan berat badan
dibawah garis merah (BGM) tahun 2018 di wilayah kerja Puskesmas Panite.
Tabel 3.5
Cakupan Balita BGM
Tahun 2018

Desa Balita ditimbang BGM %


Pollo 118 41 34,7
Bena 126 37 29,4
Oebelo 96 43 44,8
Oekiu 52 19 36,5
Batnun 91 20 22,0
Kiubaat 61 14 23,0
Linamnutu 89 9 10,1
Mio 45 16 35,6
Enoneten 49 10 20,4
Puskesmas 727 209 28,7
Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 18


BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN PUSKESMAS PANITE

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat.
Berikut ini gambaran situasi upaya kesehatan berdasarkan indikator pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan dan pencapaiannya berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR


Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian
pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah
kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang
dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut :

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi


a. Kunjungan Ibu Hamil K1
Cakupan K1 atau akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran
ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Pelayanan ibu hamil
pertama kali (K1) di wilayah kerja Puskesmas Panite dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :

Tabel 4.1
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1)
di Wilayah Kerja Puskesmas Panite Tahun 2018

Desa Target Realisasi %


Pollo 104 111 106,7
Bena 76 76 100,0
Oebelo 83 95 114,5
Oekiu 25 25 100,0
Batnun 61 61 100,0
Kiubaat 42 42 100,0
Linamnutu 63 67 106,3
Mio 35 37 105,7
Enoneten 26 24 92,3
Total 515 538 104,5
Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pelayanan ibu hamil pertama kali (K1)
mencapai 104,5.% (515 bumil). Cakupan tertinggi di Desa Pollo sebesar

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 19


106,7 % (111 bumil) dari target 104 bumil, sedangkan terendah adalah di
Desa Enoneten sebesar 92,3% (24 bumil) dari target 26 bumil.

b. Kunjungan Ibu Hamil K4


Kunjungan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali kunjungan,
dengan distribusi sekali pada tri semester pertama, sekali pada trisemester
kedua, dan dua kali pada tri semester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan
untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil.
Kunjungan ibu hamil ke-4 kalinya (K4) di wilayah kerja Puskesmas Panite
selama tahun 2018 mencapai 110,1%. Hal ini menunjukkan bahwa
kunjungan ibu hamil K4 sudah mencapai target standar pelayanan minimal
yakni 110,1%. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4)
Wilayah Kerja Puskesmas PaniteTahun 2018

Desa Target Realisasi %

Pollo 104 105 101,0

Bena 76 87 114,5

Oebelo 83 88 106,0

Oekiu 25 38 152,0

Batnun 61 64 104,9

Kiubaat 42 50 119,0

Linamnutu 63 76 120,6

Mio 35 35 100,0

Enoneten 26 24 92,3

515 567 110,1


Total
Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018

c. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi


Kebidanan

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah kerja


Puskesmas Panite Tahun 2018 adalah sebesar 64,5%. Hasil ini sudah belum
mencapai target standar pelayanan minimal (SPM) yakni 80,0%. Capaian
tertinggi dari 9 Desa yang ada yaitu: desa Enoneten 100%, dan desa Bena 88
% Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 20


Tabel 4.3
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
di Wilayah Kerja Puskesmas PaniteTahun 2018
Desa Jumlah Bulin Persalinan oleh Nakes %
Pollo 111 70 63,1
Bena 76 67 88,2
Oebelo 83 38 45,8
Oekiu 35 18 51,4
Batnun 61 35 57,4
Kiubaat 47 25 53,2
Linamnutu 63 50 79,4
Mio 35 23 65,7
Enoneten 10 10 100,0
Jumlah 521 336 64,5
Sumber : Data Sekunder PuskesmasPanite tahun 2018

d. Ibu Nifas Mendapat Pelayanan


Pelayanan Ibu Nifas adalah pelayanan diberikan kepada ibu dan neonatal
pada masa periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan.
Cakupan KF3 pada tahun 2018 untuk wilayah kerja Puskesmas Panite
adalah sebesar 70,2%. Secara umum kunjungan nifas (KF3) untuk wilayah
kerja Puskesmas Panite belum mencapai target 80,0%.dari 9 desa yang ada
di Puskesmas hanya ada Empat (4) desa Enoneten mencapai 100,0% desa
Bena 88%, desa Linamnutu 87%, desa Mio 80% Selengkapnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.4
Cakupan Ibu Nifas Mendapat Pelayanan (KF3) di Wilayah Kerja
Puskesmas Panite Tahun 2018

Desa Jumlah Nifas Kunjungan Nifas (KF3) %


Pollo 111 77 69,4
Bena 76 67 88,2
Oebelo 83 45 54,2
Oekiu 35 16 45,7
Batnun 61 38 62,3
Kiubaat 47 30 63,8
Linamnutu 63 55 87,3
Mio 35 28 80,0
Enoneten 10 10 100,0
Jumlah 521 366 70,2
Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018

e. Kunjungan Neonatus
Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang
memiliki kompetensi risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya
kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain
dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan
pelayanan kesehatan pada neonatus (0 - 28 hari) minimal 2 kali, satu kali

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 21


pada umur 0 - 7 hari dan satu kali lagi pada umur 8 - 28 hari. Dalam
melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan
pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi
kepada ibu.
Cakupan KN3 pada tahun 2018 untuk wilayah kerja Puskesmas Panite
adalah sebesar 98,1%. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.5
Cakupan Kunjungan Neonatal (KN3)
Di Wilayah Kerja Puskesmas Panite Tahun 2018

Desa Jumlah Bayi Kunjungan Neonatal (KN3) %


Pollo 73 71 97,3
Bena 63 62 98,4
Oebelo 51 51 100,0
Oekiu 17 17 100,0
Batnun 38 37 97,4
Kiubaat 30 30 100,0
Linamnutu 56 55 98,2
Mio 23 25 108,7
Enoneten 9 9 100,0
Jumlah 360 357 98,1
Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018

f. Kunjungan Bayi
Cakupan bayi pada tahun 2018 untuk wilayah kerja Puskesmas Panite
adalah sebesar 83,5%. Hasil ini tentunya sudah mencapai target SPM yakni
80.0%. Dari 9 Desa yang ada di wilayah kerja Amanuban Selatan .
Selengkapnya dapat diamati pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.6
Cakupan Kunjungan Bayi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Panite Tahun 2018

Nama Desa Jumlah Bayi Realisasi %


Pollo 69 59 85,5
Bena 63 54 85,7
Oebelo 51 40 78,4
Oekiu 17 17 100,0
Batnun 38 30 78,9
Kiubaat 30 23 76,7
Linamnutu 64 52 81,3
Mio 23 20 87,0
Enoneten 9 9 100,0
Jumlah 364 304 83,5
Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 22


2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Cakupan Pelayanan Keluarga Berencana (KB) untuk wilayah Puskesmas
Panite adalah sebesar 95,7.%. Terdapat 8 desa yang memenuhi target
sedangkan 1 desa yakni Enoneten cakupannya masih dibawah target 56,5%.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.7
Cakupan Pelayanan Keluarga Berencana
Di Wilayah Kerja Puskesmas Panite Tahun 2018

Desa Jumlah PUS Jumlah Akseptor Aktif %


Pollo 833 653 78,4
Bena 616 543 88,1
Oebelo 626 544 86,9
Oekiu
Desa 231 392 169,7
Batnun 473 444 93,9
Kiubaat 328 274 83,5
Linamnutu 471 461 97,9
Mio 264 467 176,9
Enoneten 260 147 56,5
Jumlah 4.102 3.925 95,7
Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018

Metode kontrasepsi terbanyak yang dilayani oleh adalah suntikan, sedangkan


yang paling sedikit akseptornya adalah kondom. Untuk jelasnya dapat dilihat
pada grafik dibawah ini :
Grafik 4.1 Jumlah Akseptor KB
Tahun 2018
4000

3500 2651

3000

2500

2000

1500

1000

500
124
98
0 9 33 49 1
IUD MOP MOW IMPLAN KONDOM SUNTIK PIL

Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite 2018

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 23


3. Pelayanan Imunisasi
Imunisasi merupakan kegiatan prioritas dengan sasaran utama bayi, anak
dan ibu hamil untuk mencegah terjadinya Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I) seperti Campak, Tetanus, Polio, TBC, Hepatitis dan Difteri.
Sejak tahun 1982, program imunisasi mencakup 6 antigen yaitu BCG, DPT,
Polio, Campak, HB dan TT.
a. Pelayanan Desa UCI
Suatu desa/kelurahan dikategorikan mencapai target UCI apabila
80% atau lebih bayi di kelurahan tersebut telah mendapat imunisasi lengkap
(1 dosis BCG, 3 dosis DPT-Hb, 4 dosis polio, dan 1 dosis campak) sebelum
berumur 1 tahun.
Pada tahun 2018 tercatat 6 desa mencapai desa UCI dari 9 desa di
wilayah kerja Puskesmas Panite yang mencapai target UCI yakni desa
Pollo,Bena,Oebelo, Kiubaat,Linamnutu dan Mio.

b. Cakupan Imunisasi Bayi


Grafik 4.2 Cakupan Imunisasi Tahun 2018

160
297
140
372
120 432 222 429
100
80
60
40
20
0
BCG DPTHB1 DPTHB3 POLIO IV CAMPAK

Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa imunisasi BCG 432, DPTHB1 222,
DPT3HB3 297, Polio4. 85,6%, Campak 74,3,%.

4. Pelayanan Gizi
a. Cakupan Ibu Hamil mendapat tablet Fe
Cakupan distribusi tablet Fe ibu hamil dapat dilihat pada tabel berikut ini.

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 24


Tabel 4.8 Cakupan Distribusi Tablet Fe Ibu Hamil
Tahun 2018

Fe1 (30 tablet) Fe3 (90 tablet)


Desa Sasaran
n % N %
104 110 106
Pollo
76 76 100
Bena
83 95 114
Oebelo
25 25 100
Oekiu
61 61 100
Batnun
42 42 100
Kiubaat
63 69 110
Linamnutu
35 37 106
Mio
26 19 73
Enoneten

Jumlah 515 534 104,6


Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018
b. Cakupan Vitamin A Balita dan Ibu Nifas
Cakupan vitamin A bayi (6-11bln), vitamin A anak balita 2x (12-59bln) dan
vitamin A ibu nifas. Khusus untuk vitamin A bayi dan anak balita,
cakupannya sudah memenuhi target (>80%). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.9 Cakupan Distribusi Vitamin A Balita dan Ibu Nifas
Tahun 2018

Bayi Anak Balita Bufas


Desa
Sasaran Realisasi % Sasaran Realisasi % Sasaran Realisasi %
Pollo 85 70 82,35 384 144 37,50 111 77 69,4
Bena 90 83 92,22 308 272 88,31 76 67 88,2
Oebelo 92 88 95,65 372 330 88,71 83 43 51,8
Oekiu 49 31 63,27 125 124 99,20 35 16 45,7
Batnun 69 63 91,30 201 160 79,60 61 38 62,3
Kiubaat 46 44 95,65 121 110 90,91 47 28 59,6
Linamnutu 65 56 86,15 235 189 80,43 63 55 87,3
Mio 33 33 100,00 153 147 96,08 35 25 71,4
Enoneten 33 24 72,73 153 143 93,46 10 10 100
Jumlah 562 492 87,54 2.052 1.619 78,90 521 359 68,9
Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 25


c. Cakupan bayi mendapat Asi Eksklusif
Cakupan pemberian Asi Eksklusif tahun 2018 sebesar 70.2%. Angka ini
sudah berada dibawah target yang ditetapkan yakni sebesar 80%.
Cakupan Asi Eksklusif dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Grafik 4.3
Cakupan ASI Eksklusif Tahun 2016
Tidak eksklusif
20,8%
Asi Eksklusif
70,2%

Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018

d. Cakupan Pemberian MP-ASI balita 6-23 bln.


Dalam tahun 2018 tidak ada pemberian MP-ASI buffer stock. Hal ini
dikarenakan tidak ada droping MP-ASI dari Kemenkes.

e. Cakupan Penimbangan Balita


Tingkat partisipasi masyarakat yang dinilai melalui jumlah balita yang
ditimbang di posyandu diketahui bahwa tingkat partisipasi masyarakat
hanya 64.9%. Capaian ini dinilai masih sangat rendah bila dibandingkan
dengan target SPM Gizi yakni 80%. Untuk jelasnya, cakupan balita
ditimbang, balita naik BB dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.10 Cakupan Balita ditimbang, Balita Naik BB
Tahun 2018

Balita Ditimbang Balita Naik BB


Desa Jlh. Balita
n % n %
Pollo 294 126 42,9 118 70,7
Bena 215 150 69,8 126 78,3
Oebelo 260 141 54,2 96 57,1
Oekiu 99 80 80,8 52 96,3
Batnun 153 115 75,2 91 87,5
Kiubaat 86 74 86,0 61 93,8
Linamnutu 169 124 73,4 89 80,2
Mio 117 80 68,4 45 77,6
Enoneten 104 81 77,9 49 79,0
Jumlah 1.497 971 64,9 727 76,5
Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 26


f. Cakupan Perawatan Balita Gizi Buruk
Sepanjang tahun 2018, balita gizi buruk dari desa Oekiu 1 orang bersedia
dirawat di TFC Puskesmas Panite. Beberapa alasan yang dikemukakan
keluarga antara lain mereka/orang tua balita harus bekerja di kebun
sehingga tidak ada yang bisa mendampingi balita selama dirawat inap di
TFC. Alasan lainnya adalah tidak ada keluarga yang bisa membantu
menjaga anak-anak lainnya selama orang tua mendampingi balita gizi
buruk di TFC. Selain itu keluarga berkeberatan bila tiap hari harus
mengantar makanan bagi pendamping balita karena Dinas Kesehatan tidak
mengalokasikan dana untuk makan minum pendamping balita selama
menjalani perawatan di TFC.

5. Desa Terkena Kejadian Luar Biasa (KLB) Yang Ditangani < 24 jam
Tidak ada desa yang terkena kejadian luar biasa (KLB) selama tahun 2018.

B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN


Akses dan mutu pelayanan kesehatan berkaitan dengan kemudahan dan
ketersediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat,
didukung dengan tersedianya SDM, sarana prasarana dan obat-obatan yang memadai.
Indikatornya meliputi persentase kunjungan rawat jalan, kunjungan rawat inap dan
ketersediaan obat-obatan.
1. Kegiatan Kunjungan Puskesmas
Jumlah kunjungan rawat jalan di Puskesmas Panite dan jaringannya (Pustu,
Polindes, Poskesdes, Pusling) dan rawat inap di Puskesmas Panite baik dari dalam
dan luar wilayah kerja Puskesmas Panite pada Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.11
Kegiatan Kunjungan Masyarakat ke Fasilitas Kesehatan
di Wilayah Kerja Puskesmas PaniteTahun 2018

Kunjungan Jumlah Kunjungan


Rawat Jalan 17.216
Rawat Inap 749
Jumlah 117.965
Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 27


2. Kunjungan Menurut Jenis Pembayaran
Jumlah kunjungan menurut jenis pembayaran yang terdiri dari BPJS,
Jamkesda, dan Bayar di wilayah kerja Puskesmas Panite pada Tahun 2018 dapat
dilihat pada grafik berikut :

Grafik 4.5
Jumlah Kunjungan di Puskesmas Panite
Tahun 2016
15548

4528
0
KIS JAMKESDA TUNAI

Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018

Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa kunjungan tertinggi adalah penduduk dengan
pemegang kartu KIS yaitu sebesar 15.548 kunjungan.

C. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT


1. Ibu Hamil Resti/ Komplikasi Yang Ditangani
Jumlah ibu hamil resti atau dengan komplikasi yang ditangani di wilayah
kerja Puskesmas Panite pada Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.12
Cakupan Ibu Hamil Resti Yang Ditangani
di Wilayah Kerja Puskesmas Panite Tahun 2018

Desa Target Realisasi %


Pollo 20 39 195,0
Bena 13 24 184,6
Oebelo 15 22 146,7
Oekiu 6 8 133,3
Batnun 13 11 84,6
Kiubaat 9 17 188,9
Linamnutu 13 14 107,7
Mio 7 12 171,43
Enoneten 7 4 57,143
Jumlah 103 151 146,6
Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018
Dari tabel di atas, terlihat bahwa pada Tahun 2018 cakupan bumil resti
yang ditangani adalah sebesar 146,6%. Dari 9 desa, semuanya terjaring ibu
hamil dengan komplikasi kebidanan.

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 28


2. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
Pelayanan kesehatan untuk penduduk dengan usia lanjut di Puskesmas
Panite dilakukan dengan kegiatan Posyandu Lansia setiap bulan. Dari 9 desa yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Panite, mendapat pelayanan Posyandu Lansia
namun tidak rutin dilakukan oleh Petugas Puskesmas (Bidan).
D. KEADAAN LINGKUNGAN DAN PERILAKU HIDUP MASYARAKAT
Aspek keadaan lingkungan ditinjau melalui Inspeksi Sanitasi yang dilakukan
dengan fokus pemeriksaan terhadap 4 sarana Sanitasi Dasar yaitu Air Bersih, Jamban
Keluarga, Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) dan Tempat Sampah. Target yang
ditetapkan program dalam Inspeksi Sanitasi Rumah adalah 75% rumah yang ada
diperiksa setiap 6 bulan sekali. Kriteria-kriteria rinci pemeriksaan rumah dikelompokan
menjadi 3 yaitu Sarana Sanitasi, Kualitas Lingkungan dan Perilaku Hidup Sehat. Sarana
sanitasi meliputi : adanya tempat pembuangan kotoran, tersedianya air bersih, tempat
pembuangan sampah, tempat pembuangan air limbah, ventilasi, lubang asap dapur,
ruang tidur, adanya penerangan/pencahayaan dan lantai kedap air (mudah dibersihkan).
Kualitas lingkungan meliputi bebas jentik, bebas tikus dan tingkat kepadatan lalat < 2
ekor/flu grill.
Aspek perilaku hidup sehat meliputi semua anggota keluarga membuang tinja di
jamban, anggota keluarga mencuci tangan sebelum/sesudah makan, air bersih
digunakan secara aman (bersih, dimasak, ditutup) dan anggota keluarga membuang
sampah di tempat sampah.
1. Pemeriksaan Rumah Sehat
Jumlah rumah yang sebanyak 5100 unit dan yang memenuhi syarat yang
dipantau sebanyak 226 rumah, yang memenuhi Rumah Sehat Sebanyak 5
rumah, selengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut ini.

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 29


Grafik 4.6
Cakupan Pemeriksaan Rumah Sehat Tahun 2018

6000 5100

4000

2000
226
5
0
Jumlah rumah Diperiksa Rumah Sehat

Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018


2. Cakupan Keluarga Yang Memiliki Sarana Sanitasi Dasar
Sarana sanitasi dasar meliputi tersedianya tempat pembuangan kotoran,
tersedianya air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan air
limbah, ventilasi, lubang asap dapur, ruang tidur, adanya
penerangan/pencahayaan dan lantai kedap air (mudah dibersihkan).
a. Jamban
Dari total 5136 unit jamban di kecamatan Amanuban Selatan terdapat 1013
unit jamban yang memenuhi syarat (MS) dengan jumlah pemakai mencapai
4734 jiwa. Sementara jamban yang tidak memenuhi syarat (TMS) sebanyak
3.497 unit yang digunakan oleh 15.336 jiwa.
Grafik 4.7
Cakupan Jenis Jamban tahun 2018

leher
angsa;
1668

cemplung; plengsenga
2911 n; 586

Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite tahun 2018

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 30


BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN

Sarana Kesehatan yang ada di Kecamatan Amanuban Selatan terdiri dari:


1. Sarana Kesehatan Pemerintah.
a. Puskesmas :1 buah
b. Puskesmas pembantu :2 buah
c. Polindes :5 buah
d. Mobil Puskesmas Keliling :1 buah
2. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM):
a. Polindes(Pondok Bersalin Desa) : 1 buah
b. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) : 34 buah
c. Pos Malaria Desa : 8 buah
d. Desa Siaga : 6 buah
3. Jumlah sarana kesehatan penunjang yang ada di Puskesmas, Puskesmas Rawat
Inap dan Puskesmas Pembantu di Wilayah kerja Puskesmas Panitedapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 5.1
Jumlah Sarana Kesehatan Penunjang
Puskesmas Panite Tahun 2018

Sarana Komputer/
Roda 4 Roda 2 Mikroskop
Kesehatan (LEPTOP)
3
1 (3 B) 4 (Baik 4)
Puskesmas 1(B)
(RB) 4 2 (RB)
(RB 4)
2
Pustu - - -
(RR 1 RB1)
Polindes - - - -
Poskesdes - 2 (RB1) - -
Jumlah 1 11 6 1
Sumber : Data Sekunder PuskesmasPanite 2018
Ket : RR : rusak ringan. RS : rusak sedang. RB : rusak berat.

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 31


B. TENAGA KESEHATAN
1. Sebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja

Sampai dengan akhir Tahun 2018, jumlah tenaga di Puskesmas Panite baik
PNS maupun PTT, Sebanyak 25 orang, dengan perincian PNS sebanyak 22
orang dan PTT sebanyak 3 orang.
Distribusi tenaga per unit kerja selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.2
Distribusi Tenaga di Puskesmas PaniteTahun 2018

Jenis Tenaga Puskesmas Pustu Polindes Jumlah


Dokter Umum 1 - - 1
Dokter Gigi 1 - - 1
Perawat 3 1 - 4
Bidan 5 - 4 9
Asisten Apoteker 2 - - 1
Perawat gigi 3 - - 3
Gizi 2 - - 2
Sanitarian 0 - - 2
Pranata Lab 1 - - 1
Sarjana Ekonomi 1 - - 1
Pekarya 0 - 1
SLTP 1 - - 1
Jumlah 20 1 4 25
Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite, 2018

2. Rasio Tenaga Kesehatan Per-100.000 Penduduk 23.391

Rasio tenaga kesehatan Puskesmas Panite per-100.000 penduduk dapat


dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.3
Rasio Tenaga Kesehatan per-100.000 Penduduk
Puskesmas Panite Tahun 2018
Rasio terhadap
Jenis Tenaga Jumlah
Penduduk 23.391
Dokter Umum 1 4.5
Dokter Gigi 1 4.5
Perawat 4 27.2
Bidan 9 45.0
Asisten Apoteker 2 4.5
Perawat gigi 3 13.6
Gizi 2 9.1
Sanitarian 0 9.1
Pranata Lab 1 4.5
Sarjana Ekonomi 1 4.5
Pekarya 0 4.5
SLTP 1 4.5
Jumlah 25
Sumber : Data Sekunder Puskesmas Panite, 2018

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 32


C. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Jumlah dana yang tersedia untuk menunjang pelaksanaan program kesehatan


di Puskesmas Panite tahun 2018 sebesar Rp. 1.550.743.000,- Dana tersebut berasal
dari berbagai sumber antara lain
1. BOK sebesar Rp. 350.750.000,-
2. JAMKESMAS/JAMPERSAL sebesar Rp.1.199.993.000,-

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 33


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Mengumpulkan hasil Pencapaian atau Cakupan pelayanan dan Mutu Progrm
pelayanan Kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Panite pada Tahun 2018
adalah sebagai berikut :
1. Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 : 515 ibu (110,1%)
2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani : 151 kasus (146,6%)
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan : 336 kasus (64,5%)
4. Cakupan pelayanan nifas : 366 ibu (70,2%)
5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani : 151 kasus (146,6%)
6. Cakupan kunjungan bayi : 304 bayi (83,5%)
7. Cakupan Desa/Kelurahan Universal ChildImmunization (UCI) : 6 desa (66,7%)
8. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan
keluarga miskin : 0 balita (0%)
9. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan : 1 balita (5.0%)
10. Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat : 826 siswa (100,0 %)
11. Cakupan peserta KB aktif : 3.925 (95,7%)
12. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit :
 TB BTA + : 20 kasus (45,00%)
 Pneumonia : 19 kasus (37,9%)
 Diare : 561 kasus (112,1%)
13. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin :15.548 kunjungan
maskin.
14. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa /KLB : 0%
( tidak ada kasus KLB)
15. Cakupan Desa Siaga Aktif : 6 desa (44.4%)
16. Tercatat 6 kasus kematian balita dan 5 kasus kematian ibu 1 kasus dalam tahun
2018.

B. SARAN

1. Mengevaluasi Sistem Kesehatan Daerah (SIKDA) Provinsi NTT secara


menyeluruh, sehingga dapat menjawab kebutuhan Program dan kebutuhan
Puskesmas. Revisi terhadap format pencatatan dan pelaporan ini sebaiknya
dilakukan di awal tahun sehingga tidak menyulitkan setiap tenaga puskesmas dalam
melaksanakan pencatatan maupun pelaporan.

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 34


2. Perbaikan sistem pencatatan, pelaporan dan pengarsipan sebagai sumber data yang
akurat untuk pengembangan pembangunan kesehatan ke depan.
3. Tingkatkan koordinasi lintas sektor dan lintas program dalam hal penyebar luasan
data dan Sistem Informasi Kesehatan yang akurat dan sistem satu pintu.
4. Gunakanlah RUK sebagai sumber informasi dan landasan untuk menyusun
perencanaan program pembangunan, evaluasi, bahan pengambilan keputusan di
bidang kesehatan.

RUK PUSKESMAS PANITE |2018 35

Anda mungkin juga menyukai