Laporan Daring-1 Imam Janzuli
Laporan Daring-1 Imam Janzuli
DARING 1
KOMPETENSI PEDAGOGIK
Disusun oleh :
Imam Janzuli, S.Kom
19031952310234
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 4
RINGKASAN MODUL 1 PEMBELAJARAN ABAD 21 ........................................................... 5
KB 1 KARAKTERISTIK GURU DAN SISWA ABAD 21 ...................................................... 5
KB 2 PERAN TEKNOLOGI DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21 ............ 6
KB 3 MERANCANG DAN MENILAI PEMBELAJARAN ABAD KE 21 ............................. 7
REFLEKSI PEMBELAJARAN MODUL 1 PEMBELAJARAN ABAD 21 .............................. 12
RINGKASAN MODUL 2 PENGEMBANGAN PROFESI GURU ........................................... 14
KB 1 PENGEMBANGAN PROFESI GURU .......................................................................... 14
KB 2 STRATEGI PENINGKATAN PROFESIONALISME BERKELANJUTAN ............... 14
REFLEKSI PEMBELAJARAN MODUL 2 PENGEMBANGAN PROFESI GURU ................ 15
RINGKASAN MODUL 3 TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN .................................. 17
KB 1 TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK & PENERAPAN DALAM PEMBELAJARAN
................................................................................................................................................... 17
KB 2 TEORI BELAJAR KOGNITIF & PENERAPAN DALAM PEMBELAJARAN .......... 17
KB 3 TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISTIK & PENERAPAN DALAM
PEMBELAJARAN ................................................................................................................... 18
KB 4 TEORI BELAJAR HUMANISTIK & PENERAPAN DALAM PEMBELAJARAN ... 18
REFLEKSI PEMBELAJARAN MODUL 3 TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN ...... 19
RINGKASAN MODUL 4 KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK ............................................ 21
KB 1 KARAKTERISTIK UMUM PESERTA DIDIK ............................................................ 21
KB 2 KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK ................................................................... 22
KB 3 GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK ............................................................................ 22
REFLEKSI PEMBELAJARAN MODUL 4 ................................................................................. 23
RINGKASAN MODUL 5 STRATEGI PEMBELAJARAN ...................................................... 25
KB 1 MODEL-MODEL PEMBELAJARAN ........................................................................... 25
KB 2 MEDIA PEMBELAJARAN ........................................................................................... 26
KB 3 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ............................................................................. 28
KB 4 PERENCANAAN PEMBELAJARAN ........................................................................... 29
REFLEKSI PEMBELAJARAN MODUL 5 STRATEGI PEMBELAJARAN ........................... 31
RINGKASAN MODUL 6 PENILAIAN HASIL BELAJAR ...................................................... 33
2
KB 1 PENGERTIAN PENGUKURAN, PENILAIAN, TES, DAN EVALUASI ................... 33
KB 2 PENILAIAN OTENTIK ................................................................................................. 35
KB 3 MENULIS TES HASIL BELAJAR ................................................................................ 36
KB 4 MENELAAH TES HASIL BELAJAR .......................................................................... 38
REFLEKSI PEMBELAJARAN MODUL 6 ................................................................................. 40
PENUTUP..................................................................................................................................... 41
3
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia di mana setiap orang yang telah
lahir akan mendapat pendidikan dari orang tuanya. Mendidik seorang anak sejak kecil adalah
bagian dari pendidikan dini yang diberikan oleh keluarga yang lambat laun akan memperoleh
pendidikan di institusi tertentu dan masyarakat. Pendidikan adalah usaha sadar untuk
memanusiakan manusia, di mana saat ini tugas seorang guru bukan hanya sebagai pengajar namun
juga menjadi seorang pendidik. Seorang pendidik diharapkan mampu melaksanakan fungsi
pendidikan dan dapat mencapai tujuan pendidikan. Pendidik adalah seorang manusia yang dengan
kesadarannya mampu mempengaruhi orang lain dengan tujuan transfer pengetahuan dan karakter.
Pembelajaran dengan memberikan pengetahuan yang tinggi tanpa dibarengi dengan karakter yang
baik, maka akan menjadikan ilmu yang diperoleh kurang bermanfaat. Begitu juga sebaliknya,
orang berkarakter tetapi tidak berilmu, maka sama saja kebermanfaatanya kurang maksimal.
Sehingga perlu adanya keseimbangan antara keduanya.
Peran pendidik dalam menjadikan peserta didik yang berwawasan luas dan berkarakter sangat
penting. Sehingga kualitas pendidik sangat diperhatikan demi terciptanya peserta didik yang
diharapkan. Ada beberapa syarat agar sesorang bisa dikatakan pendidik. Noeng Muhadjir
menyebutkan sebagaimana dikutip oleh Siswoyo (2013: 117), bahwa prasyarat seseorang bisa
sebagai pendidik apabila seseorang tersebut: (1) memiliki pengetahuan lebih, (2) mengimplisitkan
nilai dalam pengetahuan itu dan (3) bersedia menularkan pengetahuan beserta nilainya kepada
orang lain.
Di era yang serba modern di mana belajar itu mudah dilakukan dengan berbagai media yang ada,
membuat guru sebagai pendidik harus bisa memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta
didik sesuai kebutuhan dan jamannya. Dengan begitu guru harus memiliki kemampuan mengelola
pembelajaran, kemampuan memberikan teladan yang baik, kemampuan menjadi guru yang
profesioanl, dan kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Dengan kemampuan –
kemampuan yang telah disebutkan tersebut, termuat dalam empat kompetensi guru yaitu,
pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Setiap kompetensi tersebut akan dibahas dalam
makalah ini dengan terperinci.
4
RINGKASAN MODUL 1
PEMBELAJARAN ABAD 21
5
Salah satu prasyarat paling penting agar guru mampu mentrasformasikan diri dalam
era pedagogi siber atau era digital, adalah tingginya minat baca.
Guru pada abad 21 harus memiliki kemampuan untuk menulis.
Guru abad 21 harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode belajar atau
mencari pemecahan masalah-masalah belajar, sehingga meningkatkan kualitas
pembelajaran berbasis TIK.
Karakteristik guru abad 21 di tengah pesatnya perkembangan era teknologi digital,
bagaimanapun harus mampu melakukan transformasi kultural.
6
video digital secara langsung yang mendatangkan narasumber seorang sejarawan,
novelis, dan pakar di dalam pembelajaran kelas.
2. Personal Response System (PRS)
Flyn & Russell mengemukakan bahwa guru dalam pembelajaran berbasis digital
menggunakan perangkat digital handlehand, seperti personal response system
(PRS) atau biasa disebut sebagai “Clicker.”PRS merupakan sebuah keypad wireless
(tanpa kabel) seperti remot TV yang mentransmisikan respon dari siswa. Karena
setiap PRS diperuntukkan pada siswa yang ditunjuk, maka sistem PRS dapat
digunakan untuk mengecek kehadiran/presensi siswa. Manfaat utama PRS adalah
untuk mengetahui setiap respon dari siswa dalam berbagai macam keadaan.
3. Mobile Assessment Tools
Weinstein mengemukakan sumber komputasi seluler (mobile computing
resources) memungkinkan guru untuk merekam data assessmen siswa secara
langsung dalam perangkat seluler (mobile Device) yang mentransfer data ke
komputer untuk membuat laporan.
4. Community of Practice (Komunitas Praktik)
Guru di era digital juga berpartisipasi dalam kegiatan community of practice (COP),
dimana kelompok guru atau pendidik yang mempunyai tujuan sama dari seluruh
penjuru dunia saling berbagi ide dan sumber daya. Interaksi berbasis internet ini
memungkinkan guru untuk berkolaborasi maupun bertukar gagasan dan materi.
7
2. Melakukan hal-hal lama dengan cara lama (old things in old ways)
3. Melakukan hal-hal lama dengan cara-cara baru (old things in new ways)
4. melakukan hal-hal baru dengan cara-cara baru (doing new things in new ways)
8
hasil tulisan taks dan menyajikan video maupun gambar sekaligus dalam satu tampilan
presentasi.
2. Demontrastion (Demonstrasi)
Tujuan demonstrasi bagi siswa adalah untuk meniru kinerja fisik, seperti menggunakan
alat ukur angin digital, atau untuk mengadopsi sikap yang dicontohkan guru sebagai bentuk
keteladanan. Demonstrasi mengijinkan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
selama pembelajaran aktif berlangsung. Bentuk integrasi metode demonstrasi dapat
ditingkatkan melalui penggunaan peralatan teknologi seperti kamera digital. Kamera video
digital dapat digunakan untuk merekam demonstrasi selama atau sebelum kelas
berlangsung.
3. Drill and Practice (Latihan terus menerus dan Praktik)
Strategi penggunaan drill and practice ini mengasumsikan bahwa siswa telah menerima
beberapa instruksi tentang konsep, prinsip, atau prosedur tertentu dari guru sebelumnya.
Agar efektif latihan terus menerus dan praktik harus diikuti umpan balik untuk menguatkan
jawaban benar dan memperbaiki jawaban salah yang mungkin dilakukan siswa.
4. Tutorial
Tutorial merupakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa bekerjasama dengan
orang lain yang lebih ahli, atau perangkat lunak komputer tercetak khusus yang menyajikan
konten/isi, mengajukan pertanyaan atau masalah, meminta tanggapan peserta,
menganalisis tanggapan, memberikan umpan balik yang sesuai, dan memberikan latihan
sampai pelajar menunjukkan tingkat kemandirian yang telah ditentukan.
5. Discussion (Diskusi)
Diskusi akan efektif bila dilakukan dengan cara mengenalkan topik pembicara yang baru
atau lebih mendalam sampai konsep dasar. Integrasi antara metode diskusi dengan
teknologi adalah teknologi mendukung diskusi menjadi metode yang dikenal di kelas
seperti saat ini seperti metode yang memperluas percakapan di luar kelas.
6. Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif)
Merupakan sebuah strategi kelompok dimana siswa bekerjasama untuk saling membantu
dalam belajar. Integrasi dari metode ini adalah siswa dapat belajar tidak hanya berdiskusi
maslah materi task dan menonton media, tapi juga menghasilkan media. Sebagai contoh
siswa dapat mendesain dan menghasilkan sebuah podcast, video, atau powerpoint atau
prezi presentasi.
7. Problem-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
Melalui penggunaan pembelajaran berbasis masalah, siswa secara aktif akan mencari
solusi untuk masalah-masalah terstruktur atau tidak terstruktur yang terletak di dunia nyata.
Sebagai contoh aplikasi microsoft access dan excel yang mengijinkan siswa untuk
mengembangkan dan menjelajahi data sets untuk menemukan jawaban menggunakan
rumus fungsi.
8. Games (Permainan)
9
Permainan pendidikan menyediakan sebuah lingkungan yang kompetitif dimana siswa
mengikuti aturan yang ditentukan saat mereka berusaha untuk mencapai tujuan yang
menantang dan menghadirkan siswa dengan pemahaman yang jelas tentang apa yang
mungkin merupakan jawaban yang tepat. Integrasi dari metode ini dengan teknologi adalah
beberapa permainan menggunakan tujuan pendidikan, seperti permainan puzzle dan
sudoku.
9. Simulations (Simulasi)
Metode simulasi mengijinkan siswa untuk berada pada situasi nyata. Integrasi dari metode
simulasi dengan teknologi adalah kemampuan interpersonal dan percobaan laboratorium
pada fisika ilmu pengetahuan alam merupakan contoh subjek simulasi.
10. Discovery (Penemuan)
Strategi penemuan diguanakan sebuah induktif, atau penemuan mandiri. Integrasi dari
metode discovery dengan teknologi adalah ada beberapavariasi cara bahwa teknologi
instruktusional dan media dapat membantu mengenalkan discovery maupun inkuiri.
Sementara, menurut Saripudin (2015: 4-6) desain pembelajaran yang bisa
dikembangkan pada pembelajaran abad 21 diantaranya:
a. Project Base Learning
Ajeyalemi mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang berpijak pada teori belajar konstruktivistik.
b. Project Oriented Learning
Project-oriented learning melibatkan pembelajar dalam suatu proyek misalnya proyek
tersebut berupa sebuah produk.Tujuan utamanya bukan hasil dari produk itu sendiri akan
tetapi lebih mengutamakan pada proses dan dampak dari pembelajaran tersebut.
c. Problem Based Learning
pembelajar lebih didorong dalam kegiatan yang memerlukan perumusan masalah,
pengumpulan data, dan analisis data (berhubungan dengan proses diagnosis pasien).
d. Cooperative Learning
Cooperative Learning (pembelajaran kooperatif) merupakan model pembelajaran
berkelompok dengan jumlah tertentu dan bertujuan untuk saling memotivasidiantara
sesama anggota kelompok agar mendapatklan hasil belajar secara maksimal.
Adapun Tipe-tipe Cooperative Learning antara lain sebagai berikut:
1) Jigsaw
2) NHT (Number Heads Together)
3) STAD (Student Teams Achievement Divisions)
4) TAI (Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction)
5) Think-Pair-Share
6) Picture and Picture
7) Problem Posing
8) Problem Solving
9) Team Games Tournament (TGT)
10
10) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
11) Learning Cycle (Daur Belajar)
12) Cooperative Script (CS)
11
REFLEKSI PEMBELAJARAN MODUL 1
PEMBELAJARAN ABAD 21
Materi essensial yang diperoleh melalui hasil presentasi kelompok 1 yaitu berupa pertanyaan yang
diajukan peserta diskusi. Dalam presentasi ini terdapat 4 pertanyaan yang diajukan
1. Penanya : Luluk Setyo Nurhandoko (Kelompok 6)
Seorang guru ketika mengajar selalu disibukkan dengan aktivitas penyampaian materi supaya
dikuasai oleh siswa tanpa memperhatikan karakteristik, potensi, dan kebutuhan setiap siswa.
Apa yang sebaiknya dilakukan oleh guru sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik, sehingga pembelajaran tidak hanya berorientasi materi ajar?
Jawaban : IRWAN SUMARJIANTO (Kelompok 1)
Jika tidak berorientasi materi ajar berarti kita keluar dari materi ajar, namun peserta didik
diarahkan untuk mencari sumber lain selain materi ajar yang ada. Jadi bisa dicontohkan
peserta didik mengunjungi perpustakaan untuk melakukan literasi dan mencari referensi lain
atau mencari sumber di internet dengan menggunakan koneksi wifi (nirkabel) yang difasilitasi
oleh sekolahan.
12
disunting), dan jawaban itu dicari kevalidtannya untuk digunakan menjawab
pertanyaan yang telah di berikan oleh guru.
13
memanfaatkan teknologi informasi seperti misalnya pembelajaran online, yang sudah kita lakukan
saat daring kemarin adalah menggunakan SPADA, blended leraning. Untuk sekolah-sekolah
perkotaan saat ini sudah menggunakan e learning , MOODLE.
RINGKASAN MODUL 2
PENGEMBANGAN PROFESI GURU
14
mengajarkan nilai nilai-nilai etika, budaya, kebijaksanaan, pengalaman, empati sosial,
sikap-sikap, dan keterampilan esensial abad 21 yaitu kolaborasi, komunikasi, berpikir
kritis, dan kreativitas (4C). Guru harus terus belajar dalam konteks Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) meliputi pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya
inovatif. Penting bagi guru selalu melakukan refleksi pembelajaran, mengidentifikasi masalah,
merancang tindakan, melaksanakan mengevaluasi hasil dan tindak lanjut sebagai bagian dari
kebiasaaan pengembangan keprofesian bekelanjutan. Perkembangan masif Teknologi Informasi
dan Komunikasi membawa perubahan pola-pola pembelajaran sehingga guru dituntut mampu
menyesuaikan mode-mode pembelajaran baru. Penting bagi guru memiliki ICT literacy dan paket
pengetahuan dalam mengintegrasikan kemampuan pedagogis, penguasaan materi, dan cara
pembelajarannya. Guru adalah pengembang gagasan dan ide bagi transformasi pendidikan
bukan sekedar pelaksana kurikulum.
Materi essensial yang diperoleh melalui hasil presentasi kelompok 2 yaitu berupa pertanyaan yang
diajukan peserta diskusi. Dalam presentasi ini terdapat 5 pertanyaan yang diajukan
1. Penanya : Pak Masykuri (Kelompok 1)
“Pada abad 21 sekarang, guru dituntut untuk menguasai berbagai macam kompetensi yang
mendukung profesi guru untuk meningkatkan kinerja. Mengapa kompetensi itu penting bagi
peningkatan kinerja seorang guru?”
Jawaban : Pak Catur Puri Hariyadi (Kelompok 2)
Kompetensi guru adalah seperangkat ilmu serta ketrampilan mengajar guru di dalam
menjalankan tugas profesionalnya sebagai seorang guru sehingga tujuan dari pendidikan bisa
dicapai dengan baik. Ada 4 kompetensi guru yang harus di kuasai guru :
a. kompetensi pedagogik
b. kompetensi kepribadian
c. kompetensi profesional, dan
d. kompetensi sosial.
Tanggapan dari Pak Andri
Guru diharuskan sesuai dengan bidangnya, misalkan seorang guru TIK ya harus mengajar
TIK sesuai dengan kompetensi bidangnya, selain itu guru tergabung pada lembaga atau
organisasi agar selalu bisa mengupdate kompetensinya (PGRI)
15
terhadap profesi guru bisa meningkat. Bagaimana cara mengembangkan profesi guru
berkelanjutan dan apa ukuran keberhasilannya?”
Jawaban : Pak Catur Puri Hariyadi (Kelompok 2)
Ada beberapa bentuk pengembangan keprofesian berkelanjutan yang bisa dilakukan seorang
guru untuk meningkatkan keprofesionalitasannya yang bisa diterapkan di sekolah masing-
masing, diantaranya :
a. Pengembangan diri
b. Publikasi ilmiah
c. Karya inovatif
16
menarik dan lucu merupakan suatu kepribadian dan otomatis melekat pada individu guru
tersebut.
RINGKASAN MODUL 3
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
17
dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Materi pelajaran disusun dengan
menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks. Perbedaan individual pada
diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa
Information Processing Theory (5 komponen)
1. Receptor (alat2 indra)
2. Sensory Register (Penampungan memori konsptual)
3. Short Time memori (Ingatan jangka pendek)
4. Long Time Memori (Ingatan jangka panjang)
5. Response Generator (Reaksi siswa)
Kelebihan :
Mengkreasikan hal2 baru / inovasi
Menekankan kemampuan ingatan peserta didik
Kekurangan :
Menganggap Semua peserta didik mempunyai kemampuan daya ingat sama
Kelebihan :
Siswa Berfikir, Faham, Daya ingat, Kemahiran Sosial
Kekurangan :
Guru itu tidak memperhatikan muridnya secara keseluruhan (diskusi)
Karakter guru/siswa berbeda2
18
Dengan kata lain, siswa telah mampu mencapai aktualisasi diri secara optimal.Aplikasi teori
humanistik dalam kegiatan pembelajaran cenderung mendorong siswa untuk berpikir induktif.
Teori ini juga amat mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan siswa secara aktif
dalam belajar
Kelebihan :
Tumbuhnya kreatifitas peserta didik
Semakin canggihnya teknologi maka akan semakin maju perkembangan belajarnya
Tugas guru berkurang
Mendekatkan satu dengan yang lainnya
Kekurangan :
Pemahaman yang kurang jelas dapat menghambat pembelajaran
Kebebasan yang diberikan akan cenderung disalahgunakan
Pemusatan pikiran akan berkurang
Kecurangan-kecurangan yang semakin menjadi tradisi
Pertanyaan No 1.
1. Apa perbedaan mendasar teori humanistik dan behavioristik?
19
Menambahkan unsur rohani dalam pembelajaran, dibutuhkan sebuah aturan yang jelas yang bisa
merubah perilaku siswa untuk menjadi lebih baik
Tambahan dari dosen bu krismiyati
Menanamkan aturan2 tentang unggah ungguh sejak dini (pada usia masih anak2)
Cohtohnya menghormati orang lain, ketika mau pinjam barang kepada orang lain didahului dengan
ijin,
Sebagai contoh proses belajar mengajar di luar negeri, hubungan guru dengan siswa sangat dekat
sekali, guru disana cara membangun attitude siswanya secara tidak langsung dengan memberikan
pertanyaan cerita yang berisi kemampuan logis untuk menunjukan perilaku yang baik,
Tambahan dari pak miswar
Pendidikan unggah ungguh harus dimulai dari orang tua dan lingkungan karena kebiasaan dari
rumah dan lingkunganlah yang akan membentuk karakter siswa
Pertanyaan nomor 3
Pertanyaan Pak Joni
3. Ketika ada anak yang bicara tidak sopan kepada guru kemudian guru mencuekin siswanya,
Adakah kriteria atau indikator ketika ada anak yang melakukan hal yang tidak sopan ?
Jawaban Pak Slamet
Sekolah harus membuat aturan yang jelas untuk diterapkan kepada siswa sejak awal waktu masuk
sekolah di kelas x untuk melindungi guru.
Pertanyaan nomor 4
Pertanyaan Ibu Devi
4. Pada pembelajaran abad 21 teori kognitif lebih banyak dipakai daripada behavioristik.
Bagaimana cara menerapkan teori tersebut!
20
RINGKASAN MODUL 4
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
21
KB 2 KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK
Kemampuan awal adalah pemahaman, pengalaman, pengetahuan prasyarat, dan segala
sesuatu yang dimiliki oleh peserta didik sebagai pengetahuan awal (prior knowledge) dan
disusun secara hirarkis sebagai basis data pengalaman (experiential data base) di dalam diri
peserta didik.
Identifikasi pengetahuan tentang kemampuan awal peserta didik sangat penting
karena berguna untuk memberikan dosis pelajaran yang tepat kepada peserta didik, mengambil
langkah-langkah yang diperlukan oleh guru, mengukur apakah peserta didik memiliki prasyarat
yang dibutuhkan, dan memilih pola-pola pembelajaran yang lebih baik.
Beberapa teknik mendeteksi kemampuan awal peserta didik dapat dilakukan
diantaranya dengan: catatan atau dokumen yang tersedia, tes prasyarat (prerequisite test) dan
tes awal (pre-test), konsultasi individual, dan angket atau kuesioner kepada peserta didik.
Klasifikasi pembelajaran menurut Gagne (1977) meliputi lima jenis kemampuan atau
ranah belajar, yakni:
1. keterampilan intelektual, merupakan jenis pengetahuan prosedural yang memerlukan
kemampuan awal dengan jenis komponen keterampilan yang lebih sederhana
2. strategi kognitif, merupakan kemampuan untuk mengkoordinasikan serta mengembangkan
proses berpikir dengan cara merekam, membuat analisis dan juga sintesis.
3. informasi verbal, merupakan kemampuan untuk mengkomunikasikan secara lisan
pengetahuannya tentang fakta-fakta.
4. Sikap, adalah kecenderungan untuk merespon secara tepat terhadap stimulus atas dasar
penilaian terhadap stimulus tersebut.
5. Psikomotor. Untuk mengetahui seseorang memiliki kapabilitas keterampilan motorik, kita
dapat melihatnya dari segi kecepatan, ketepatan, dan kelancaran gerakan otot-otot, serta
anggota badan
22
4. Kecerdasan visual spasial, strateginya : Mengembangkan lingkungan belajar visual,
Presentasi bergambar, Peta konsep, Permainan papan dan kartu, Arsitektur
5. Kecerdasan musical, strateginya : Irama, lagu dan senandung, Diskografi, menggunakan
rekaman music.
6. Kecerdasan intrapersonal, strateginya : Membangun lingkungan interpersonal yang
positif(peraturan dan norma kelas), Pembelajaran kolaboratif, Penanganan konflik, Belajar
melalui tugas sosial/jasa, Menghargai perbedaan
7. Kecerdasan Naturalis, strateginya : Jalan – jalan di alam terbuka, Melihat keluar jendela,
Ekostudi
23
pengalaman pernah memutar musik instrumentalia kirota(kitaro) dan siswa meningkat
hasil belajarnya
5. Pertanyaan 5 (B. Cicik)
bagaimana strategi / cara mengajar untuk anak dengan kecerdasan auditory?
Jawaban (B.Devi)
auditori adalah belajar dengan mendengarkan. Strategi belajrnya :
Dalam menghafal bisa sambil dilagukan
Merekam materi pembelajaran dalam kaset dan didengarkan sebelum tidur
Menciptakan suasana belajar yang kondusif, sunyi dan tenang
Menggunakan asosiasi kata untuk mengingat fakta-fakta dan garis
24
RINGKASAN MODUL 5
STRATEGI PEMBELAJARAN
KB 1 MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
1. Pendekatan Saintifik
Pendekatan ini merupakan bagian dari pendekatan pedagogis dalam kegiatan
pembelajaran yang diarahkan pada penerapan metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan
serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau eksperimen, mengolah
informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
2. Beberapa Model Pembelajaran Berpusat Pada Peserta Didik (SCL)
1. Beberapa Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Suatu pembelajaran dikatakan merupakan pembelajaran kooperatif jika
pembelajaran tersebut mencerminkan karakteristik sebagai berikut: a) siswa-siswa belajar
dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai enam anggota dengan level dan latar
belakang yang bervariasi, b) siswa-siswa melakukan interaksi sosial satu sama lain dalam
bentuk diskusi, curah pendapat, dan sejenisnya, c) tiap-tiap individu memiliki
tanggungjawab dan sumbangannya bagi pencapaian tujuan belajar baik tujuan individu
maupun kelompok, d) dan guru lebih berperan sebagai fasilitator dan coacher dalam proses
pembelajaran.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, sebagaimana dikemukakan oleh
penemunya (Sharan& Sharan, dalam Slavin, 1995), prosedur pembelajaran tipe Jigsaw
adalah: 1) pemberiaan materi yang sudah dipecah berikut lembar kerja ahli (expert sheet)
kepada kelompok asal (home team), 2) diskusi kelompok ahli (expert team) yang terdiri
dari gabungan anggota-anggota kelompok asli dengan materi yang sama mendalami materi
tersebut, 3) diskusi kelompok asli (home team) di mana setiap anggota menjelaskan materi
masing-masing kepada anggota lain dalam kelompoknya, 4) mengerjakan kuis dengan
bahan semua materi yang dipelajari, 5) pemberian penghargaan kelompok.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan kerangka konseptual tentang
proses pembelajaran yang menggunakan masalah-masalah riil dalam kehidupan nyata
(otentik), bersifat tidak tentu, terbuka dan mendua untuk merangsang dan menantang siswa
berpikir kritis untuk memecahkannya.
3. Model Pembelajaran Project Based Cooperative Learning
Pendekatan pembelajaran berbasis projek menggunakan tahapan produksi, yaitu:
siswa menetapkan tujuan untuk pembuatan produk akhir dan mengidentifikasi audien
mereka. Selanjutnya, siswa mengkaji topik, mendesain produk, dan membuat perencanaan
pengelolaan projek
4. Model Pembelajaran Simulasi (Role Playing)
25
Model pembelajaran simulasi merupakan model yang digunakan untuk
mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa yang lebih banyak
mengarah kepada psikomotor agar kegiatan lebih bermakna bagi siswa.
KB 2 MEDIA PEMBELAJARAN
A. Apersepsi
Perbedaan pendapat serta pandangan ini tentu saja akan ditindaklanjuti dengan
respon dan tindakan peserta didik yang berbeda. Konsep ini yang disebut dengan persepsi.
26
2. Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Media pembelajaran, sebagai salah satu sumber belajar, dapat membantu guru dalam
memudahkan tercapainya pemahaman peserta didik terhadap materi ajar, serta dapat
memperkaya wawasan peserta didik.
F. Manfaat Media Pembelajaran
secara khusus manfaat media pembelajaran dikemukakan oleh Kemp dan Dayton (1985),
yaitu :
1. Penyampaian materi ajar dapat diseragamkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4. Waktu belajar mengajar lebih efisien
5. Kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan
6. Proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
7. Sikap positif peserta didik terhadap proses belajar dapat ditingkatkan
8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif
27
yang baru. Tujuan dari strategi drill and practice yaitu peserta didik menjadi
ahli atau belajar tanpa adanya kesalahan.
d. Tutorial. Strategi tutorial dilakukan untuk membantu peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam belajar.
e. Diskusi. Strategi pembelajaran diskusi merupakan aktivitas belajar bertukar ide,
gagasan dan opini antar peserta didik, maupun antara peserta didik dengan guru.
28
D. ALUR PENYUSUSNAN BAHAN AJAR
Setelah kita memahami pengertian, karakteristik dan cara kerja bahan ajar, berikut alur
penyusunan suatu bahan ajar;
KB 4 PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A. PENGERTIAN RPP
Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau secara bersama-sama
melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di dalam satu sekolah difasilitasi dan
disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah.
B. LANGKAH- LANGKAH DALAM MENYUSUN RPP
C. SISTEMATIKA RPP
29
D. CAKUPAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI DAN TUJUAN
PEMBELAJARAN
Berdasarkan Bloom (1956), serta Anderson dan Krathwol (2001), menyatakan bahwa
tujuan pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
30
REFLEKSI PEMBELAJARAN MODUL 5
STRATEGI PEMBELAJARAN
Berdasarkan proses presentasi kelompok 5, didapat materi baru yang berhasil diperoleh atas
adanya hubungan timbal balik dari rekan –rekan beserta dosen. Dalam presentasi ini terdapat 2
pertanyaan yang diajukan, yaitu
1. Penanya : Pak Irwan (Kelompok 1)
“Bagaimana cara jitu kita sebagai pendidik dapat memilih model pembelajaran sesuai kondisi
kelas terkini?”
Jawaban : Bu Eni (Kelompok )
Karakteristik siswa saat ini lebih banyak bosan karena arus urbanisasi dan pemanfaatan
IPTEK yang kadang melenceng dari fungsinya dipembelajaran. Kami titik beratkan kelas
terkini yaitu yang menyenangkan. Menurut pendapat kelompok, ada 5 langkah yang tepat agar
model pembelajaran menjadikan siswa senang dikelas, yaitu:
1. Menentukan tujuan belajar
2. Fasilitas, sarana dan prasarana meliputi lingkungan yang menginspirasi agar peserta didik
betah belajar dikelas. Yaitu kelas yang nyaman, yang bersih tidak panas, tidak bau kaus
kaki. Bila membutuhkan PC berati belajar dilab.
3. Proses belajar yang efektif dan menyenangkan, tentunya melibatkan siswa (SCL) sehingga
karakter 4C abad 21 terpenuhi.
4. Sifat bahan ajar, apakah tepat untuk diterapkan di suatu model pembelajaran
5. Karakter dan jumlah siswa. Sebagaimana contoh bilamana menerapkan PBL dan PJBCL
tentu membutuhkan jumlah siswa yang banyak, jadi penerapan model pembelajaran harus
singkon juga dengan isi kelas.
31
5. Komentar Dosen (Bu Kris)
Berbicara media interaktif berbasis web , brigepsace.com termasuk ILS(Intregated learning
system) Yang memungkinkan kita bisa belajar tanpa tatap muka (PJJ). Contoh: kahood - free.
Dalam media online ada sincroneus (komunikasi) langsung dan asinsronous (komunikasi tak
langsung). Tidak semua penggunaan media sosial dalam pembelajaran dapat dikatakan
fungsinya sebagai e-learning. Didalam konten e- learning tidak cukup hanya untuk
mengumpulkan tugas. Melainkan ada wadah untuk siswa mengakses materi, berdiskusi, etc.
32
RINGKASAN MODUL 6
PENILAIAN HASIL BELAJAR
B. Penilaian
Penilaian adalah proses-proses pemberian bentuk kualitatif terhadap hasil pengukuran.
a. Batasan Penilaian
33
Proses memberikan/menentukan bentuk kualitatif terhadap objek dengan
menafsirkan/mendeskripsikan hasil pengukuran
b. Acuan Penilaian
Acuan norma (norm reference test), Penilaian acuan kriteria/patokan (criterian
reference test)
c. Prinsip Penilaian
Objektif, Terpadu, Sistematis, Terbuka, Akuntabel, Menyeluruh dan
Berkesinambungan, Adil, Valid, Andal dan Manfaat
d. Bentuk Penilaian
Tes kinerja, Observasi, Tes Tertulis, Tes lisan, Penugasan, Portofolio, Wawancara, Tes
Inventori, Jurnal, Penilaian diri, Penilaian antar teman
C. Test
Tes adalah Alat untuk mengukur dengan seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang
memiliki jawaban benar dan salah.
a. Batasan Test
Alat/prosedur sistematis untuk mengukur karakteristik orang/objek dengan ketentuan
atau cara tertentu yang sudah ditentukan.
b. Macam-macam Test
Tes penampilan/unjuk kerja, tes lisan dan tes tertulis (esay dan objektif).
c. Fungsi Test
Mendiagnosis kesulitan belajar, evaluasi jarak antar bakat dan pencapaian,
peningkatan pencapaian prestasi belajar, pengelompokan peserta didik dalam belajar
kelompok, pengembangan belajar individu, memonitor siswa dalam bimbingan.
D. Evaluasi
Evaluasi adalah keberhasilan peserta didik dalam menguasai kompetensi belajar yang
sudah direncanakan.
a. Batasan Evaluasi
Keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan,
penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar
yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
b. Tujuan Evaluasi
Untuk memperoleh informasi yang tepat, terkini dan objektif terkait dengan
penyelenggaraan suatu program yang dengan informasi tersebut dapat diambil suatu
keputusan.
c. Model Evaluasi
Model Tyler, model Sumatif-Formatif, model Countenance, model Bebas Tujuan,
model Context Input Process Product (CIPP), model Ahli/Connoisseurship.
34
KB 2 PENILAIAN OTENTIK
1. Pengertian Penilaian Otentik
Merupakan salah satu bentuk penilaian hasil belajar peserta didik yang didasarkan atas
kemampuannya menerapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata
di sekitarnya.
35
Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peseta
didik untuk saling menilai temannya terkait dengan pencapain kompetensi, sikap, dan
perilaku keseharian peserta didik.
h. Eksperimen / Demonstrasi
Pada penilaian melalui eksperimen atau demonstrasi peserta didik diminta melakukan
eksperimen dengan bahan sebenarnya atau mengilustrasikan bagaimana sesuatu
bekerja. Peserta didik dapat dinilai dengan menggunakan rubrik berdasarkan semua
aspek yang dilakukan sesuai dengan karakteristik materi yang dieksprimenkan.
36
representatif; dan (c) merumuskan indikator yang mengacu pada KD dengan
memperhatikan materi.
1) Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta
didik setelah mempelajari materi pelajaran tertentu. KD ini diambil dari
kurikulum yang digunakan sekolah.
2) Materi
Materi merupakan materi esensial yang harus dikuasai peserta didik berdasarkan
KD yang akan diukur. Kriteria pemilihan materi esensial antara lain: (a) materi
yang sudah dipelajari sebelumnya, (b) penting dan harus dikuasai peserta didik, (c)
sering diperlukan untuk mempelajari mata pelajaran lain, (d) berkesinambungan
pada semua jenjang kelas, dan (e) memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan
sehari-hari.
3) Indikator
Indikator dijadikan acuan dalam membuat soal. Di dalam indikator tergambar
kompetensi yang harus dicapai dalam KD. Kriteria perumusan indikator: (a)
memuat ciri-ciri KD yang akan diukur, (b) memuat kata kerja operasional yang
dapat diukur, (c) berkaitan dengan materi/konsep yang dipilih, (d) dapat dibuat
soalnya sesuai dengan bentuk soal yang telah ditetapkan. Komponen-komponen
indikator soal yang perlu diperhatikan adalah subjek, perilaku yang akan diukur,
dan kondisi/konteks/stimulus.
d. Menulis Butir Soal Tes
1. Soal Tes Uraian
Tes bentuk uraian dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu soal uraian bebas,
dan soal uraian terbatas (terstruktur). Tes bentuk uraian bebas memberi kebebasan
kepada peserta tes untuk memberikan jawaban selengkap mungkin. Pada tes
bentuk uraian terbatas, jawaban yang diberikan peserta tes dibatasi berdasarkan
aspek-aspek khusus dari mata pelajaran yang diujikan.
2. Soal Tes Objektif
Bentuk Soal Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda adalah soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa
kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Umumnya alternative
jawabannya 4 (empat) atau 5 (lima). Soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal
(stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci
jawaban dan pengecoh (distractor) yang berhubungan dengan materi yang
diukur atau ditanyakan.
Bentuk Soal Benar Salah
Bentuk soal ini menuntut peserta didik (peserta tes) untuk memilih dua
ke- mungkinan jawaban. Bentuk kemungkinan jawaban yang sering
digunakan adalah “Benar dan Salah” atau “Ya dan Tidak”.
37
Bentuk Soal Menjodohkan
Bentuk soal menjodohkan terdiri dari dua kelompok pernyataan. Kelompok
pertama ditulis pada lajur sebelah kiri, biasanya merupakan pernyataan soal
atau pernyataan stimulus. Kelompok kedua ditulis pada lajur sebelah kanan,
biasanya merupakan pernyataan jawaban atau pernyataan respon.
e. Menelaah Butir Soal
Butir-butir soal yang sudah ditulis harus ditelaah terlebih dulu sebelum digunakan. Hal
ini perlu dilakukan untuk melihat sejauhmana kualitas soal ditinjau dari substansi materi,
konstruksi, dan bahasa yang digunakan.
f. Uji coba dan analisis
Perangkat soal yang sudah ditelaah secara teoritis perlu juga ditelaah secara empiris.
Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat kualitas soal terutama menyangkut
masalah tingkat kesukaran, daya beda, keberfungsian pengecoh, validitas, dan
reliabilitas.
g. Merakit Perangkat Tes
Butir-butir soal yang sudah memenuhi persyaratan selanjutnya dirakit menjadi satu
perangkat tes. Dalam perakitan perangkat tes perlu memperhatikan identitas soal,
petunjuk pengerjaan, urutan nomor soal, pengelompokkan bentuk-bentuk soal, dan tata
letak penulisan.
39
penilaian merupakan cerminan prestasi dan tingkah laku peserta didik selama
melakukan kegiatan belajar. Dengan melihat hasil akhir beserta keterangan yang ada
peserta didik dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga dia dapat
memperbaiki sikap dalam pembelajaran selanjutnya.
40
PENUTUP
Demikian laporan ini kami buat sebagai wujud pertanggungjawaban kami atas tugas yang
diberikan. Mohon maaf atas segala kekurangan dan terimakasih atas semua dukungan. Semoga
bermanfaat.
41