Anda di halaman 1dari 41

TUGAS MERINGKAS

DARING 1
KOMPETENSI PEDAGOGIK

Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan Tahun 2019

Disusun oleh :
Imam Janzuli, S.Kom
19031952310234

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA


SALATIGA
2019

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 4
RINGKASAN MODUL 1 PEMBELAJARAN ABAD 21 ........................................................... 5
KB 1 KARAKTERISTIK GURU DAN SISWA ABAD 21 ...................................................... 5
KB 2 PERAN TEKNOLOGI DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21 ............ 6
KB 3 MERANCANG DAN MENILAI PEMBELAJARAN ABAD KE 21 ............................. 7
REFLEKSI PEMBELAJARAN MODUL 1 PEMBELAJARAN ABAD 21 .............................. 12
RINGKASAN MODUL 2 PENGEMBANGAN PROFESI GURU ........................................... 14
KB 1 PENGEMBANGAN PROFESI GURU .......................................................................... 14
KB 2 STRATEGI PENINGKATAN PROFESIONALISME BERKELANJUTAN ............... 14
REFLEKSI PEMBELAJARAN MODUL 2 PENGEMBANGAN PROFESI GURU ................ 15
RINGKASAN MODUL 3 TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN .................................. 17
KB 1 TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK & PENERAPAN DALAM PEMBELAJARAN
................................................................................................................................................... 17
KB 2 TEORI BELAJAR KOGNITIF & PENERAPAN DALAM PEMBELAJARAN .......... 17
KB 3 TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISTIK & PENERAPAN DALAM
PEMBELAJARAN ................................................................................................................... 18
KB 4 TEORI BELAJAR HUMANISTIK & PENERAPAN DALAM PEMBELAJARAN ... 18
REFLEKSI PEMBELAJARAN MODUL 3 TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN ...... 19
RINGKASAN MODUL 4 KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK ............................................ 21
KB 1 KARAKTERISTIK UMUM PESERTA DIDIK ............................................................ 21
KB 2 KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK ................................................................... 22
KB 3 GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK ............................................................................ 22
REFLEKSI PEMBELAJARAN MODUL 4 ................................................................................. 23
RINGKASAN MODUL 5 STRATEGI PEMBELAJARAN ...................................................... 25
KB 1 MODEL-MODEL PEMBELAJARAN ........................................................................... 25
KB 2 MEDIA PEMBELAJARAN ........................................................................................... 26
KB 3 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ............................................................................. 28
KB 4 PERENCANAAN PEMBELAJARAN ........................................................................... 29
REFLEKSI PEMBELAJARAN MODUL 5 STRATEGI PEMBELAJARAN ........................... 31
RINGKASAN MODUL 6 PENILAIAN HASIL BELAJAR ...................................................... 33

2
KB 1 PENGERTIAN PENGUKURAN, PENILAIAN, TES, DAN EVALUASI ................... 33
KB 2 PENILAIAN OTENTIK ................................................................................................. 35
KB 3 MENULIS TES HASIL BELAJAR ................................................................................ 36
KB 4 MENELAAH TES HASIL BELAJAR .......................................................................... 38
REFLEKSI PEMBELAJARAN MODUL 6 ................................................................................. 40
PENUTUP..................................................................................................................................... 41

3
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia di mana setiap orang yang telah
lahir akan mendapat pendidikan dari orang tuanya. Mendidik seorang anak sejak kecil adalah
bagian dari pendidikan dini yang diberikan oleh keluarga yang lambat laun akan memperoleh
pendidikan di institusi tertentu dan masyarakat. Pendidikan adalah usaha sadar untuk
memanusiakan manusia, di mana saat ini tugas seorang guru bukan hanya sebagai pengajar namun
juga menjadi seorang pendidik. Seorang pendidik diharapkan mampu melaksanakan fungsi
pendidikan dan dapat mencapai tujuan pendidikan. Pendidik adalah seorang manusia yang dengan
kesadarannya mampu mempengaruhi orang lain dengan tujuan transfer pengetahuan dan karakter.
Pembelajaran dengan memberikan pengetahuan yang tinggi tanpa dibarengi dengan karakter yang
baik, maka akan menjadikan ilmu yang diperoleh kurang bermanfaat. Begitu juga sebaliknya,
orang berkarakter tetapi tidak berilmu, maka sama saja kebermanfaatanya kurang maksimal.
Sehingga perlu adanya keseimbangan antara keduanya.

Peran pendidik dalam menjadikan peserta didik yang berwawasan luas dan berkarakter sangat
penting. Sehingga kualitas pendidik sangat diperhatikan demi terciptanya peserta didik yang
diharapkan. Ada beberapa syarat agar sesorang bisa dikatakan pendidik. Noeng Muhadjir
menyebutkan sebagaimana dikutip oleh Siswoyo (2013: 117), bahwa prasyarat seseorang bisa
sebagai pendidik apabila seseorang tersebut: (1) memiliki pengetahuan lebih, (2) mengimplisitkan
nilai dalam pengetahuan itu dan (3) bersedia menularkan pengetahuan beserta nilainya kepada
orang lain.

Di era yang serba modern di mana belajar itu mudah dilakukan dengan berbagai media yang ada,
membuat guru sebagai pendidik harus bisa memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta
didik sesuai kebutuhan dan jamannya. Dengan begitu guru harus memiliki kemampuan mengelola
pembelajaran, kemampuan memberikan teladan yang baik, kemampuan menjadi guru yang
profesioanl, dan kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Dengan kemampuan –
kemampuan yang telah disebutkan tersebut, termuat dalam empat kompetensi guru yaitu,
pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Setiap kompetensi tersebut akan dibahas dalam
makalah ini dengan terperinci.

4
RINGKASAN MODUL 1
PEMBELAJARAN ABAD 21

KB 1 KARAKTERISTIK GURU DAN SISWA ABAD 21


A. Pembelajaran Abad 21
Dalam memahami konsep dan situasi pembelajaran abad 21 pada prinsipnya memahami
perubahan masyarakat, yang disebut sebagai era informasional atau revolusi industri 4.0.
Ciri utama masyarakat informasional berbasis digital yaitu :
 Menurut Manuel Castell kemunculan masyarakat informasional itu ditandai dengan
lima karateristik dasar:
1. Pertama, ada teknologi-teknologi yang bertindak berdasarkan informasi.
2. Kedua, karena informasi adalah bagian dari seluruh kegiatan manusia, teknologi-
teknologi itu mempunyai efek yang meresap.
3. Ketiga, semua sistem yang menggunakan teknologi informasi didefinisikan oleh
‘logika jaringan’ yang memungkinkan mereka memengaruhi suatu varietas luas
proses-proses dan organisasi-organisasi.
4. Keempat, teknologi-teknologi baru sangat fleksibel, memungkinkan mereka
beradaptasi dan berubah secara terus-menerus.
Pendidikan memegang peranan sangat penting dan strategis dalam membangun
masyarakat berpengetahuan yang memiliki keterampilan:
(1) Melek teknologi dan media
(2) Melakukan komunikasi efektif
(3) Berpikir kritis
(4) Memecahkan masalah
(5) Berkolaborasi
Hasil memanfaatkan ICT khususnya edukasi net antara lain :
 Memudahkan guru dan siswa dalam mencari sumber belajar alternative
 Bagi siswa dapat memperjelas materi yang telah disampaikan oleh guru, karena
disamping disertai gambar juga ada animasi menarik
 Cara belajar lebih efisien
 Wawasan bertambah
 Mengetahui dan mengikuti perkembangan materi dan info-info lain yang
berhubungan dengan bidang studi
 Membantu siswa melek ICT

B. Karakteristik Guru abad 21


Dunia pembelajaran abad 21 menuntut karakteristik guru antara lain:
 Guru disamping sebagai fasilitator, juga harus menjadi motivator dan inspirator.

5
 Salah satu prasyarat paling penting agar guru mampu mentrasformasikan diri dalam
era pedagogi siber atau era digital, adalah tingginya minat baca.
 Guru pada abad 21 harus memiliki kemampuan untuk menulis.
 Guru abad 21 harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode belajar atau
mencari pemecahan masalah-masalah belajar, sehingga meningkatkan kualitas
pembelajaran berbasis TIK.
 Karakteristik guru abad 21 di tengah pesatnya perkembangan era teknologi digital,
bagaimanapun harus mampu melakukan transformasi kultural.

C. Karakteristik siswa abad 21


Abad 21 menuntut karakteristik siswa antara lain:
 Keterampilan belajar dan inovasi: berpikir kritis dan pemecahan masalah dalam
komunikasi dan kreativitas kolaboratif dan inovatif
 Keahlian literasi digital: literasi media baru dan literasi ICT
 Kecakapan hidup dan karir: Memiliki kemamuan inisiatif yang fleksibel dan
inisiatif adaptif, dan kecakapan diri secara sosial dalam interaksi antarbudaya,
kecakapan kepemimpinan produktif dan akuntabel,serta bertanggungjawab.

KB 2 PERAN TEKNOLOGI DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21


A. Integrasi teknologi dan media ke dalam pembelajaran abad 21
Ada dua bentuk kegiatan belajar yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan media
digital berbasis komputer diantaranya :
1. Interactive tools
Atau bisa disebut media peralatan interaktif. Peserta didik di era digital menggunakan
perangkat nirkabel bergerak (internet) dengan berbagai cara di dalam dan di luar aturan
sekolah yaitu dengan memanfaatkan teknologi dan media informasi internet kapanpun
dan dimanapun saat diperlukan.
2. Interacting with others
Penggunaan media komputer berbasis internet memudahkan siswa untuk mencari
sumber belajar dengan mudah dan cepat dimanapun dan kapanpun. Ponsel pintar
(android), tablet, dan laptop yang terhubung dengan saluran internet dapat digunakan
untuk mengirim pesan berupa video, pesan suara, dan animasi.

B. Pemanfaatan teknologi dan media informasi ke dalam pembelajaran abad 21


Beberapa kemampuan yang dapat dikembangkan guru untuk menunjukkan potensinya
terkait tugas dan perannya di era digital yaitu sebagai berikut :
1. Interactive Instruction (Pembelajaran Interaktif)
Pembelajaran ini menunjukkan bahwa kegiatan seorang guru di era digital berisi
presentasi yang kaya akan media interaktif. Sebagai contoh kegiatan konferensi

6
video digital secara langsung yang mendatangkan narasumber seorang sejarawan,
novelis, dan pakar di dalam pembelajaran kelas.
2. Personal Response System (PRS)
Flyn & Russell mengemukakan bahwa guru dalam pembelajaran berbasis digital
menggunakan perangkat digital handlehand, seperti personal response system
(PRS) atau biasa disebut sebagai “Clicker.”PRS merupakan sebuah keypad wireless
(tanpa kabel) seperti remot TV yang mentransmisikan respon dari siswa. Karena
setiap PRS diperuntukkan pada siswa yang ditunjuk, maka sistem PRS dapat
digunakan untuk mengecek kehadiran/presensi siswa. Manfaat utama PRS adalah
untuk mengetahui setiap respon dari siswa dalam berbagai macam keadaan.
3. Mobile Assessment Tools
Weinstein mengemukakan sumber komputasi seluler (mobile computing
resources) memungkinkan guru untuk merekam data assessmen siswa secara
langsung dalam perangkat seluler (mobile Device) yang mentransfer data ke
komputer untuk membuat laporan.
4. Community of Practice (Komunitas Praktik)
Guru di era digital juga berpartisipasi dalam kegiatan community of practice (COP),
dimana kelompok guru atau pendidik yang mempunyai tujuan sama dari seluruh
penjuru dunia saling berbagi ide dan sumber daya. Interaksi berbasis internet ini
memungkinkan guru untuk berkolaborasi maupun bertukar gagasan dan materi.

KB 3 MERANCANG DAN MENILAI PEMBELAJARAN ABAD KE 21


A. Prinsip-prinsip pembelajaran efektif abad ke 21
Smaldino, S. E., dkk (2015: 23-24) menjelaskan bahwa ada 8 prinsip pembelajaran yang
efektif yaitu:
1. Mengkaji pengetahuan sebelumnya
2. Mempertimbangkan perbedaan individual
3. Sesuai dengan tujuan negara (state objectives)
4. Mengembangkan ketrampilan metakognisi
5. Memberikan interaksi sosial
6. Menggabungkan konteks yang realistik
7. Melibatkan siswa dalam konteks yang relevan
8. Pemberian umpan balik yang sering, tepat waktu, dan konstruktif
Keberhasilan pembelajaran dikatakan berhasil apabila materi ajar dapat dipahami dengan
baik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

B. Merancang pembelajaran dan strategi pembelajaran abad ke 21


Menurut Smaldino, S. E., dkk, (2015: 12) ada empat fase proses adopsi dan adaptasi guru
dalam pemebelajaran abad 21 diantaranya:
1. Berkecimpung (dabbling)

7
2. Melakukan hal-hal lama dengan cara lama (old things in old ways)
3. Melakukan hal-hal lama dengan cara-cara baru (old things in new ways)
4. melakukan hal-hal baru dengan cara-cara baru (doing new things in new ways)

Haryono (2017: 431-432) mengemukakan bahwa guna mewujudkan model pembelajaran


yang relevan dan kondusif untuk menyiapkan siswa menjadi warga negara masyarakat
gobal yang melek informasi dan pengetahuan abad 21, maka diperlukan strategi
pembelajaran sebagai berikut :
1. Fokus pembelajaran pada praktik belajar lebih dalam (deeper learning) dan belajar
kemitraan baru.
2. Strategi pembelajaran mengaplikasikan strategi pedagogi yang mendukung praktik
deeper learning dan kemitraan baru.
3. Pembelajaran langsung ke arah model pembelajaran penemuan (inquiry based
model). Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu strategi yang Dapat
dikembangkan pembelajar karena pembelajaran ini tidak hanya mempresentasikan
informasi tetapi dalam jangka panjang juga menjadikan siswalebih terampil dalam
memecahan masalah).
4. Pemanfaatan teknologi diarahkan pada upaya membantu siswa dalam
mengembangkan keterampilan teknologis sebagai bagian dari kompetensi abad 21.
Pemanfaatan teknologi dalam dimensi produk maupun proses diarahkan untuk
meningkatkan keterlibatan siswadalam proses belajar dan peningkatan pecapaian
prestasi.
5. Pendidikan informal dan belajar pengalaman berperan penting dalam
mengembangkan kompetensi peserta didik.
6. Assesmen dilakukan dengan pendekatan pedagogik transformatif. Assesmen yang
dikembangkan dimaksudkan untuk mendukung keberhasilan proses pembelajaran
yang berorientasi pada pencapaian kompetensi abad 21 yaitu mampu menjangkau
seluruh aspek capaian pembelajaran.
7. Dukungan infrastruktur pembelajaran berperan penting dalam pencapaian
kompetensi abad 21. Ruang fisik dimana dan kapan siswa melakukan proses belajar
menjadi faktor pendukung yang signifikan.
Smaldino, S. E., dkk (2015: 64-76) mengemukakan bahwa ada 10 tipe dari strategi
instruksional pembelajaran yang biasa digunakan di kelas diantaranya :
1. Presentation (Presentasi)
Pada kegiatan presentasi, guru atau siswa menyebarkan informasi yang dieroleh melalui
sumber informasi berupa guru, siswa, buku teks, internet, audio, video, dan lain
sebagainya. Presentasi interaktif melibatkan pertanyaan dan komentar diantara guru dan
siswa sebagai anggota keseluruhan kelas atau dalam kelompok kecil. Sebagai contoh siswa
dapat menggunakan aplikasi microsoft power point untuk menampillkan hasil rangkuman

8
hasil tulisan taks dan menyajikan video maupun gambar sekaligus dalam satu tampilan
presentasi.
2. Demontrastion (Demonstrasi)
Tujuan demonstrasi bagi siswa adalah untuk meniru kinerja fisik, seperti menggunakan
alat ukur angin digital, atau untuk mengadopsi sikap yang dicontohkan guru sebagai bentuk
keteladanan. Demonstrasi mengijinkan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
selama pembelajaran aktif berlangsung. Bentuk integrasi metode demonstrasi dapat
ditingkatkan melalui penggunaan peralatan teknologi seperti kamera digital. Kamera video
digital dapat digunakan untuk merekam demonstrasi selama atau sebelum kelas
berlangsung.
3. Drill and Practice (Latihan terus menerus dan Praktik)
Strategi penggunaan drill and practice ini mengasumsikan bahwa siswa telah menerima
beberapa instruksi tentang konsep, prinsip, atau prosedur tertentu dari guru sebelumnya.
Agar efektif latihan terus menerus dan praktik harus diikuti umpan balik untuk menguatkan
jawaban benar dan memperbaiki jawaban salah yang mungkin dilakukan siswa.
4. Tutorial
Tutorial merupakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa bekerjasama dengan
orang lain yang lebih ahli, atau perangkat lunak komputer tercetak khusus yang menyajikan
konten/isi, mengajukan pertanyaan atau masalah, meminta tanggapan peserta,
menganalisis tanggapan, memberikan umpan balik yang sesuai, dan memberikan latihan
sampai pelajar menunjukkan tingkat kemandirian yang telah ditentukan.
5. Discussion (Diskusi)
Diskusi akan efektif bila dilakukan dengan cara mengenalkan topik pembicara yang baru
atau lebih mendalam sampai konsep dasar. Integrasi antara metode diskusi dengan
teknologi adalah teknologi mendukung diskusi menjadi metode yang dikenal di kelas
seperti saat ini seperti metode yang memperluas percakapan di luar kelas.
6. Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif)
Merupakan sebuah strategi kelompok dimana siswa bekerjasama untuk saling membantu
dalam belajar. Integrasi dari metode ini adalah siswa dapat belajar tidak hanya berdiskusi
maslah materi task dan menonton media, tapi juga menghasilkan media. Sebagai contoh
siswa dapat mendesain dan menghasilkan sebuah podcast, video, atau powerpoint atau
prezi presentasi.
7. Problem-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)
Melalui penggunaan pembelajaran berbasis masalah, siswa secara aktif akan mencari
solusi untuk masalah-masalah terstruktur atau tidak terstruktur yang terletak di dunia nyata.
Sebagai contoh aplikasi microsoft access dan excel yang mengijinkan siswa untuk
mengembangkan dan menjelajahi data sets untuk menemukan jawaban menggunakan
rumus fungsi.
8. Games (Permainan)

9
Permainan pendidikan menyediakan sebuah lingkungan yang kompetitif dimana siswa
mengikuti aturan yang ditentukan saat mereka berusaha untuk mencapai tujuan yang
menantang dan menghadirkan siswa dengan pemahaman yang jelas tentang apa yang
mungkin merupakan jawaban yang tepat. Integrasi dari metode ini dengan teknologi adalah
beberapa permainan menggunakan tujuan pendidikan, seperti permainan puzzle dan
sudoku.
9. Simulations (Simulasi)
Metode simulasi mengijinkan siswa untuk berada pada situasi nyata. Integrasi dari metode
simulasi dengan teknologi adalah kemampuan interpersonal dan percobaan laboratorium
pada fisika ilmu pengetahuan alam merupakan contoh subjek simulasi.
10. Discovery (Penemuan)
Strategi penemuan diguanakan sebuah induktif, atau penemuan mandiri. Integrasi dari
metode discovery dengan teknologi adalah ada beberapavariasi cara bahwa teknologi
instruktusional dan media dapat membantu mengenalkan discovery maupun inkuiri.
Sementara, menurut Saripudin (2015: 4-6) desain pembelajaran yang bisa
dikembangkan pada pembelajaran abad 21 diantaranya:
a. Project Base Learning
Ajeyalemi mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang berpijak pada teori belajar konstruktivistik.
b. Project Oriented Learning
Project-oriented learning melibatkan pembelajar dalam suatu proyek misalnya proyek
tersebut berupa sebuah produk.Tujuan utamanya bukan hasil dari produk itu sendiri akan
tetapi lebih mengutamakan pada proses dan dampak dari pembelajaran tersebut.
c. Problem Based Learning
pembelajar lebih didorong dalam kegiatan yang memerlukan perumusan masalah,
pengumpulan data, dan analisis data (berhubungan dengan proses diagnosis pasien).
d. Cooperative Learning
Cooperative Learning (pembelajaran kooperatif) merupakan model pembelajaran
berkelompok dengan jumlah tertentu dan bertujuan untuk saling memotivasidiantara
sesama anggota kelompok agar mendapatklan hasil belajar secara maksimal.
Adapun Tipe-tipe Cooperative Learning antara lain sebagai berikut:
1) Jigsaw
2) NHT (Number Heads Together)
3) STAD (Student Teams Achievement Divisions)
4) TAI (Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction)
5) Think-Pair-Share
6) Picture and Picture
7) Problem Posing
8) Problem Solving
9) Team Games Tournament (TGT)

10
10) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
11) Learning Cycle (Daur Belajar)
12) Cooperative Script (CS)

C. Menyusun rancangan pembelajaran di abad ke 21


Inti pembelajaran dikembangkan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai berdasarkan pada kurikulum yang digunakan. Sementara evaluasi disusun untuk
melihat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan serta melakukan umpan balik
refleksi kegiatan pembeljaran yang telah dilakukan.

D. Prinsip-prinsip penilaian efektif abad ke 21


Evaluasi untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan pembelajaran ada bermacam-
macam. Smaldino (2015: 29-35) mengemukakan bahwa penilaian yang digunakan pada
pembelajaran abad 21 hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip penilaian efektif seperti pada
jenis penilaian berikut :
1. Penilaian Autentik
Penilaian autentik meminta siswa untuk menggunakan proses yang sesuai dengan isi materi
dan keterampilan yang sedang dipelajari dan digunakan siswa pada dunia nyata. Penilaian
autentik dapat diterapkan pada sebagian besar kinerja atau produk yang dikembangkan
siswa untuk didemonstrasikan. Bentuk penilaian autentik yang paling sering digunakan
adalah penilain autentik dengan menggunakan daftar ceklist, skala sikap, daftar periksa
peringkat produk, dan rubrik.
2. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio digunakan untuk menilai produk yang berwujud seperti prestasi dalam
hal analisis, sintaksis, dan evaluasi. Kunci utama dari penilaian portofolio adalah
permintaan untuk siswa merefleksi diri sendiri pada pembelajaran demonstrasi yang sudah
dilakukan pada produk portofolio. Untuk menggunakan penilaian portofolio, kita harus
menentukan apakah akan menggunakan portofolio tradisional atau portofolio elektronik.
Portofolio tradisional berwujud koleksi fisik dari hasil karya siswa, sedangkan portofolio
elektronik berisi pekerjaan menggunakan karya digital.
3. Penilaian Tradisional
Ketika guru membutuhkan informasi terkait pengetahuan dan keterampilan khusus yang
dimiliki siswa, maka penilaian tradisional digunakan untuk mendemonstrasikan tingkat
pengetahuan siswa tersebut. Penilaian tradisional meliputi soal pilihan ganda, mengisi
bagian yang kosong, isian singkat, benar salah, dan isian singkat. Penilaian tradisional
menggunakan standar tes yang sudah ditentukan sebelumnya untuk mengetahui progres
belajar siswa.

11
REFLEKSI PEMBELAJARAN MODUL 1
PEMBELAJARAN ABAD 21

Materi essensial yang diperoleh melalui hasil presentasi kelompok 1 yaitu berupa pertanyaan yang
diajukan peserta diskusi. Dalam presentasi ini terdapat 4 pertanyaan yang diajukan
1. Penanya : Luluk Setyo Nurhandoko (Kelompok 6)
Seorang guru ketika mengajar selalu disibukkan dengan aktivitas penyampaian materi supaya
dikuasai oleh siswa tanpa memperhatikan karakteristik, potensi, dan kebutuhan setiap siswa.
Apa yang sebaiknya dilakukan oleh guru sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik, sehingga pembelajaran tidak hanya berorientasi materi ajar?
Jawaban : IRWAN SUMARJIANTO (Kelompok 1)
Jika tidak berorientasi materi ajar berarti kita keluar dari materi ajar, namun peserta didik
diarahkan untuk mencari sumber lain selain materi ajar yang ada. Jadi bisa dicontohkan
peserta didik mengunjungi perpustakaan untuk melakukan literasi dan mencari referensi lain
atau mencari sumber di internet dengan menggunakan koneksi wifi (nirkabel) yang difasilitasi
oleh sekolahan.

2. Penanya : HANANTA SUKMA (Kelompok 4)


Berikan contoh konkrit bentuk media pembelajaran Interactive Tools dan Interacting With
Others ?
Jawaban : Pak MUHAMMAD YUSUF DARMAWAN (Kelompok 1)
a. Interactive Tools :
Berikan contoh cara instal microsoft word 2007 di mana menggunakan sistem operasi
windows 7 64bit?, dengan cara anak browsing menggunakan koneksi internet via wifi
(nirkabel) dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah. Anak di suruh membuka
browser (diberikan contoh browser : Chrome, Firefox, Opera, dan lain-lain). Browsing
dilakukan dengan menggunakan fasilitas mesin penelusur ( www.google.com ,
www.yahoo.com , dan lain-lain) disitu anak diarahkan untuk mencari referensi yang
jelas dengan mencari di mesin penelusur “Cara Menginstal Microsoft Word 2007 di
Windows 7 64bit” dan harus disertakan kutipan baik itu alamat dan waktunya.
b. Interacting With Others :
Apa yang dimaksud dengan komputer?. Dari pertanyaan tersebut anak bisa
menggunakan fasilitas internet dengan cara memberikan pertanyaan ke salah satu situs
penyedia layanan jawaban bermodel tanggapan (contoh : https://brainly.co.id/) yang
nantinya dijawab oleh user yang lain (ada interaksi dari pihak lain dan juga bisa

12
disunting), dan jawaban itu dicari kevalidtannya untuk digunakan menjawab
pertanyaan yang telah di berikan oleh guru.

3. Penanya : ILA FITROTIN ROSYIDAH (Kelompok 3)


Di era pembelajaran abad 21 ini, bagaimana anda sebagai seorang pendidik dalam merancang
sebuah pembelajaran, dimana pembelajaran tersebut dapat mengembangkan potensi peserta
didik !
Jawaban : MASYKURI (Kelompok 1)
Pembelajaran di abad 21 ini memang penuh tantangan, dan memang harus dirancang agar
mampu mengembangkan potensi peserta didik, ini dapat dilakukan dengan cara
memanfaatkan teknologi berbasis komputer dan media online. Berbasis komputer seperti
misalnya pembelajaran itu menggunakan animasi sedangkan berbasis online misalnya
pembelajaran itu menggunakan media E-Learning

4. Penanya : Catur Puri Hariyadi (Kelompok 4)


Berikan contoh konkrit penilaian tradisional sesuai pebelajaran abad 21 untuk mencapai
tujuan pembelajaran
Jawaban : Mohamad Aris Fuad (Kelompok 1)
Sesorang guru sebelum melakukan tes(ujian) untuk memperoleh nilai maksimal siswa biasa
memberikan penjelasan terhadap materi yang telah disampaikan dalam bentuk kisi-kisi.
Dimana pertanyaan yang dibuat untuk tes(ujian) memiliki jawaban yang sudah jelas dan
sifatnya siswa melakukan proses C1 : Pengetahuan (kemampuan menangkap informasi dan
menyatakan kembali informasi tersebut tanpa memahaminya) dalam Taksonomi Bloom.
Sebagai contoh : siswa dijelaskan tentang dasar warna, sebutkan kepanjangan RGB...
a. Red Green Blue
b. Retro Green Blue
c. Red Grey Blue
d. Red Green Black
Jawaban sudah jelas dimana proses C1 dengan tingkat kesulitan “MUDAH”, yaitu jawaban
a. Red Green Blue
Tanggapan Dari teman Lain : Ahmad Riyanto (Kelompok 5)
penilaian teradisional menggunakan kertas (paper), Siswa lebih mengingat dan menghafal
Penilaian modern,penilaian yang mencakup Saol HOTS, Level koknitifnya level3 Kognitif

5. Komentar Dosen (Prof. Eko Sediyono)


Komentar: Sebagai seorang pendidik di era abad 21 harus mampu menguasai teknologi informasi,
sehingga dapat mengaplikasikan dalam pembelajaran. Informasi yang berkembang saat ini sangat
cepat, oleh karena itu sebagai seorang guru harus dapat mengikuti perkembangan tersebut serta
selalu mengupgrade ilmu pengetahuannya secara profesional. Sistem pembelajaran saat ini sudah

13
memanfaatkan teknologi informasi seperti misalnya pembelajaran online, yang sudah kita lakukan
saat daring kemarin adalah menggunakan SPADA, blended leraning. Untuk sekolah-sekolah
perkotaan saat ini sudah menggunakan e learning , MOODLE.

RINGKASAN MODUL 2
PENGEMBANGAN PROFESI GURU

KB 1 PENGEMBANGAN PROFESI GURU


Guru wajib memenuhi kualifikasi akademik minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1)
dalam bidang pendidikan (D-IV/S1) yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi dan
kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional.yang
sebagaimana tertuang dalam peraturan menteri Pendidikan Nasional No 16 tahun 2007.
1. Kompetensi kepribadian merupakan personal yang mencerminkan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhak
mulia. Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidian, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar.
2. Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi
isi materi pembelajaran, dan substansi keilmuan yang menaungi materi dalam kurikulum,
serta menambah wawasan keilmuan.
3. Kompetensi pedagogik guru abad 21 menakankan pada kemampuan adaptasi guru untuk
mentrasformsi diri dalam era pedogogi digital dengan terus mengembangkan kreativitas dan
daya inovatif.

KB 2 STRATEGI PENINGKATAN PROFESIONALISME BERKELANJUTAN


Guru secara yuridis diakui sebagai bagian dari tenaga kependidikan sebagai suatu profesi dengan
keahlian khusus. Berbagai produk hukum dan kebijakan telah dikeluarkan pasca UUGD
Nomor 14 tahun 2015 dalam rangkat meningkatkan kualitasguru. Profesi guru bukan sekedar
agen kurikulum namun secara akademis ikut merancang konsep dan gagasan bagi upaya-upaya
trasformasi dunia pendidikan dan masyarakat pada umumnya. Profesi guru di Indonesia
memenuhi kriteria profesi pendidikan yang ditetapkan NEA. Pemerintah guna menjaga mutu
guru telah mengeluarkan Permendiknas no 35 Tahun 2010 tentang Jabatan Guru dan Angka
Kreditnya serta Permendiknas nomor 35 Tahun 2010 terkait aspek penilaian meliputi pelaksanaan
proses pembelajaran, pembimbingan, dan pelaksanaan tugas tambahan lain yang relevan. Abad
21 menuntut perubahan peran guru lebih kepada kontekstualisasi informasi dan

14
mengajarkan nilai nilai-nilai etika, budaya, kebijaksanaan, pengalaman, empati sosial,
sikap-sikap, dan keterampilan esensial abad 21 yaitu kolaborasi, komunikasi, berpikir
kritis, dan kreativitas (4C). Guru harus terus belajar dalam konteks Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) meliputi pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya
inovatif. Penting bagi guru selalu melakukan refleksi pembelajaran, mengidentifikasi masalah,
merancang tindakan, melaksanakan mengevaluasi hasil dan tindak lanjut sebagai bagian dari
kebiasaaan pengembangan keprofesian bekelanjutan. Perkembangan masif Teknologi Informasi
dan Komunikasi membawa perubahan pola-pola pembelajaran sehingga guru dituntut mampu
menyesuaikan mode-mode pembelajaran baru. Penting bagi guru memiliki ICT literacy dan paket
pengetahuan dalam mengintegrasikan kemampuan pedagogis, penguasaan materi, dan cara
pembelajarannya. Guru adalah pengembang gagasan dan ide bagi transformasi pendidikan
bukan sekedar pelaksana kurikulum.

REFLEKSI PEMBELAJARAN MODUL 2


PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Materi essensial yang diperoleh melalui hasil presentasi kelompok 2 yaitu berupa pertanyaan yang
diajukan peserta diskusi. Dalam presentasi ini terdapat 5 pertanyaan yang diajukan
1. Penanya : Pak Masykuri (Kelompok 1)
“Pada abad 21 sekarang, guru dituntut untuk menguasai berbagai macam kompetensi yang
mendukung profesi guru untuk meningkatkan kinerja. Mengapa kompetensi itu penting bagi
peningkatan kinerja seorang guru?”
Jawaban : Pak Catur Puri Hariyadi (Kelompok 2)
Kompetensi guru adalah seperangkat ilmu serta ketrampilan mengajar guru di dalam
menjalankan tugas profesionalnya sebagai seorang guru sehingga tujuan dari pendidikan bisa
dicapai dengan baik. Ada 4 kompetensi guru yang harus di kuasai guru :
a. kompetensi pedagogik
b. kompetensi kepribadian
c. kompetensi profesional, dan
d. kompetensi sosial.
Tanggapan dari Pak Andri
Guru diharuskan sesuai dengan bidangnya, misalkan seorang guru TIK ya harus mengajar
TIK sesuai dengan kompetensi bidangnya, selain itu guru tergabung pada lembaga atau
organisasi agar selalu bisa mengupdate kompetensinya (PGRI)

2. Penanya : Pak Anang Ramadhan Pandu Wibawa (Kelompok 6)


“Profesi guru sangat riskan akan ancaman disekitar, tetapi juga mempunyai banyak peluang
bagi yang bisa memanfaatkan. Melalui pengembangan profesi guru berkelanjutan peluang

15
terhadap profesi guru bisa meningkat. Bagaimana cara mengembangkan profesi guru
berkelanjutan dan apa ukuran keberhasilannya?”
Jawaban : Pak Catur Puri Hariyadi (Kelompok 2)
Ada beberapa bentuk pengembangan keprofesian berkelanjutan yang bisa dilakukan seorang
guru untuk meningkatkan keprofesionalitasannya yang bisa diterapkan di sekolah masing-
masing, diantaranya :
a. Pengembangan diri
b. Publikasi ilmiah
c. Karya inovatif

3. Penanya : Pak Ahmad Riyanto (Kelompok 5)


“Menjadi guru tidaklah segampang seperti yang dibayangkan kebanyakan orang, tetapi
memerlukan persyaratan. Kira-kira apa saja persyaratannya?”
Jawaban : Pak Lupiyo Hartadi (Kelompok 2)
persyaratan menjadi seorang guru yang baik itu ke dalam tiga golongan, yaitu persyaratan
jasmaniah dan kesehatan, persyaratan pengetahuan pendidikan, persyaratan kepribadian
Tanggapan dari Pak Andri
selain ke 3 persyaratan tersebut, dibutuhkan juga pengakuan dari pemerintah dalam bentuk
sertifikasi

4. Penanya : Pak Arip Widodo (Kelompok 4)


“Apa saja kompetensi kompetensi yang harus di miliki oleh seorang guru untuk dapat
melaksanakan peran sosial kemayarakatannya?”
Jawaban : Pak Muchamad Ulil Abshor (Kelompok 2)
Sikap dari seorang guru harus bisa menjadi teladan bagi para peserta didiknya. Guru yang baik
tidak hanya harus mempunyai ketrampilan kecerdasan dan kecakapan tetapi harus memiliki
juga norma sosial. Guru harus memiliki program yang menjurus untuk meningkatkan
kemajuan masyarakat dan kemajuan pendidikan

5. Penanya : Pak Luluk Setyo Nurhandoko (Kelompok 6)


“Dalam pembelajaran, guru dituntut untuk bisa menguasai kelas dengan baik. Oleh karena itu,
saya melatih diri saya sendiri untuk berbicara didepan kelas biar tidak "ndredeg". Untuk itu
bagaimanakah kiat agar kita sebagai guru tidak merasa grogi "ndredeg" saat berbicara di depan
kelas? serta bagaimanakah kita sebagai seorang guru bisa tampil menarik dan lucu?”
Jawaban : Pak Wahyu Eko Santoso (Kelompok 2)
Sebagai seorang guru kita harus menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik.
guru harus bisa tampil dengan percaya diri dan mantab agar materi dapat tersampaikan secara
maksimal, tidak usah takut apabila peserta didik lebih tahu, kita anggap saja peserta didik
belum menguasai materi dan itu tugas kita agar materi tersampaikan. untuk guru yang tampil

16
menarik dan lucu merupakan suatu kepribadian dan otomatis melekat pada individu guru
tersebut.

6. Komentar Dosen (Prof Eko)


Harus disesuaikan dengan abad 21. Angon siswa contohnya memantau dengan media siswa
dan media online.
Perkembangan teknologi berkembang pesat sehingga guru harus selalu mengembangkan diri.
Kita menganut pahm positivsme, artinya segala masalah, bisa menjadi dorongan.

RINGKASAN MODUL 3
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

KB 1 TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK & PENERAPAN DALAM


PEMBELAJARAN
Teori behavioristik mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia telah mampu menunjukkan perubahan
tingkah laku. Pandangan behavioristik mengakui pentingnya masukan atau input yang berupa
stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons. Sedangkan apa yang terjadi di antara
stimulus dan respons dianggap tidak penting diperhatikan sebab tidak bisa diamati dan diukur.
Yang bisa diamati dan diukur hanyalah stimulus dan respons.
Faktor penting TB Behavioristik :
1. Positive Reinceforcement
Konsekuensi positif yang mengarahkan perilaku untuk meningkatkan kemunkinan terjadinya
kembali perilaku tersebut
2. Negative Reinceforcement
Penguat yang berasal dari pemindahan atau penghindaran suatu kejadian negatif sebagai
konsekuensi dari perilaku
Kelebihan :
Cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktik dan pembiasaan yang
diharapkan dapat membentuk prilaku yang diinginkan
Kekurangan :
Berpusat pada guru (teacher centered) siswa cepat bosan

KB 2 TEORI BELAJAR KOGNITIF & PENERAPAN DALAM PEMBELAJARAN


Dalam aplikasi teori belajar kognitif, keterlibatan siswa secara aktif amat dipentingkan.
Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengaitkan pengetahuan baru

17
dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Materi pelajaran disusun dengan
menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks. Perbedaan individual pada
diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa
Information Processing Theory (5 komponen)
1. Receptor (alat2 indra)
2. Sensory Register (Penampungan memori konsptual)
3. Short Time memori (Ingatan jangka pendek)
4. Long Time Memori (Ingatan jangka panjang)
5. Response Generator (Reaksi siswa)
Kelebihan :
Mengkreasikan hal2 baru / inovasi
Menekankan kemampuan ingatan peserta didik
Kekurangan :
Menganggap Semua peserta didik mempunyai kemampuan daya ingat sama

KB 3 TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISTIK & PENERAPAN DALAM


PEMBELAJARAN
Konstruktivistik merupakan usaha mengembangkan manusia dan masyarakat yang
memiliki kepekaan, mandiri, bertanggung jawab, dapat mendidik dirinya sendiri sepanjang
hayat, serta mampu berkolaborasi dalam memecahkan masalah, diperlukan layanan pendidikan
yang mampu melihat kaitan antara ciri-ciri manusia tersebut, dengan praktek-praktek pendidikan
dan pembelajaranuntuk mewujudkannya. Pandangan kognitif-konstruktivistik yang
mengemukakan bahwa belajar merupakan usaha pemberian makna oleh siswa kepada
pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur
kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada tujuan tersebut. Oleh karena itu pembelajaran
diusahakan agar dapat memberikan kondisi terjadinya proses pembentukan tersebut secara
optimal pada diri siswa. Menciptakan suatu makna dari apa yang dipelajari dan menemukan
pengetahuan yang dibangun dari keadaan di lapangan.

Kelebihan :
Siswa Berfikir, Faham, Daya ingat, Kemahiran Sosial

Kekurangan :
Guru itu tidak memperhatikan muridnya secara keseluruhan (diskusi)
Karakter guru/siswa berbeda2

KB 4 TEORI BELAJAR HUMANISTIK & PENERAPAN DALAM PEMBELAJARAN


Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses
belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.

18
Dengan kata lain, siswa telah mampu mencapai aktualisasi diri secara optimal.Aplikasi teori
humanistik dalam kegiatan pembelajaran cenderung mendorong siswa untuk berpikir induktif.
Teori ini juga amat mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan siswa secara aktif
dalam belajar
Kelebihan :
 Tumbuhnya kreatifitas peserta didik
 Semakin canggihnya teknologi maka akan semakin maju perkembangan belajarnya
 Tugas guru berkurang
 Mendekatkan satu dengan yang lainnya
Kekurangan :
 Pemahaman yang kurang jelas dapat menghambat pembelajaran
 Kebebasan yang diberikan akan cenderung disalahgunakan
 Pemusatan pikiran akan berkurang
 Kecurangan-kecurangan yang semakin menjadi tradisi

REFLEKSI PEMBELAJARAN MODUL 3


TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Pertanyaan No 1.
1. Apa perbedaan mendasar teori humanistik dan behavioristik?

Jawaban bu ila fitrotin


Perbedaan mendasar 2 teori tsb adalah Metode pembelajarannya, yaitu behavioristik menekanan
pada perubahan tingkah laku siswa (teacher centered), sedangkan humanistik memberikan
kebebasan siswa untuk belajar dan memperoleh materi (student centered dan guru hanya
mengandalikan saja).
Tambahan dari bu krismiyati
Humanistik fokus pada isi, sedangkan behavioristik fokus pada akhir/hasil dan kuncinya ada di
tingkah laku peserta didik
Guru bisa memakai prinsip eklektik adalah bisa memiliih yang terbaik dari berbagai sumber
Pertanyaan nomor 2
2. Dalam teori belajar konstruktivistik siswalah yang harus aktif, dan kadang ada yang sampai
berlebihan, Bagaimana upaya kita sebagai seorang guru supaya peserta didik mempunyai
attitude (unggah ungguh) yang baik?

Jawaban pak imam janzuli


Dengan membiasakan hal positif contoh mulai dari berangkat ke sekolah peserta didik datang tepat
waktu, ketika peserta didik berpapasan dengan bapak ibu guru peserta didik memberi salam
Tambahan jawaban pak selamet riyadi

19
Menambahkan unsur rohani dalam pembelajaran, dibutuhkan sebuah aturan yang jelas yang bisa
merubah perilaku siswa untuk menjadi lebih baik
Tambahan dari dosen bu krismiyati
Menanamkan aturan2 tentang unggah ungguh sejak dini (pada usia masih anak2)
Cohtohnya menghormati orang lain, ketika mau pinjam barang kepada orang lain didahului dengan
ijin,
Sebagai contoh proses belajar mengajar di luar negeri, hubungan guru dengan siswa sangat dekat
sekali, guru disana cara membangun attitude siswanya secara tidak langsung dengan memberikan
pertanyaan cerita yang berisi kemampuan logis untuk menunjukan perilaku yang baik,
Tambahan dari pak miswar
Pendidikan unggah ungguh harus dimulai dari orang tua dan lingkungan karena kebiasaan dari
rumah dan lingkunganlah yang akan membentuk karakter siswa

Pertanyaan pak wahyu eko kepada dosen bu krismiyati


Attitude siswa adalah masalah klasik, bagaimana cara mengatasi attitude anak yang sudah kelewat
batas? Apakah diberikan hukuman?
Jawaban bu krismiyati
Kembali ke prinsip masing2 guru salah satunya dengan melakukan pendekatan pribadi kepada
peserta didik, kita cari tahu permasalahan peserta didik kemudian kita bantu mencari solusinya

Pertanyaan nomor 3
Pertanyaan Pak Joni
3. Ketika ada anak yang bicara tidak sopan kepada guru kemudian guru mencuekin siswanya,
Adakah kriteria atau indikator ketika ada anak yang melakukan hal yang tidak sopan ?
Jawaban Pak Slamet
Sekolah harus membuat aturan yang jelas untuk diterapkan kepada siswa sejak awal waktu masuk
sekolah di kelas x untuk melindungi guru.

Pertanyaan nomor 4
Pertanyaan Ibu Devi
4. Pada pembelajaran abad 21 teori kognitif lebih banyak dipakai daripada behavioristik.
Bagaimana cara menerapkan teori tersebut!

Jawaban Ibu Ovi Yuliana


Pada dasarnya teori kognitif adalah proses” menemukan” hal baru dari pembelajaran sehingga
siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Karena dari proses inilah yang akan diperhitungkan
oleh guru dan agar diperhitungkan oleh guru dan agar pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.
Contoh : sewaktu materi perakitan komputer, siswa memahami step by step seperti (memori, CPU,
dll) baru mereka mulai menerapkan perakitan walaupun entah hasilnya bagaimana (bisa hidup atau
tidak) yang penting mereka sudah berusaha dan memahami materi tersebut

20
RINGKASAN MODUL 4
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

KB 1 KARAKTERISTIK UMUM PESERTA DIDIK


Karakteristik peserta didik perlu diidentifikasi dan dipahami guru karena karakteristik
peserta didik sangat menentukan Hasil belajar yang akan dicapai, aktivitas belajar yang
dilakukan, dan asesmen yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Karakteristik peserta didik merupakan ciri/ sifat dan atribut yang melekat pada peserta
didik yang menggambarkan kondisi peserta didik, misalnya gaya belajar, kondisi sosial
ekonomi.
Menurut Smaldino (2015:40) karakteristik peserta didik diklasifikasikan menjadi 3,
yaitu: Karakteristik Umum, Kemampuan Awal, Gaya Belajar
Karakteristik Umum Peserta Didik meliputi : Gender, Etnik, Usia, Kultural, Status
social dan Minat
1. Gender dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Peserta didik dalam suatu kelas heterogen (terdiri dari laki-laki dan perempuan,
sehingga menghasilkan karakter yang berbeda, yang berimplikasi terhadap pengelolaan
kelas, pengelompokan peserta didik, dan pemberian tugas yang dilakukan pendidik.
2. Etnik dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Kelas yang terdiri dari etnik sejenis dengan multi etnik tentu berbeda, mulai proses
melakukan interaksi dan pemberian contoh-contoh untuk memperjelas mater yang diajarkan
3. Usia dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Usia peserta didik secara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat sekolah.
Yaitu: USIA ANAK TK, SD, SMP, SMA dst. Berdasar usia perkembangan di atas, sudah
tentu akan berbeda pendekatan, metode, dan media yang digunakan
4. Kultural dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Peserta didik dalam suatu kelas terdiri/ memiliki budaya berbeda-beda. misal budaya
jawa, sunda, minang, madura, bali, asmat, dst.
5. Status Sosial dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Peserta didik berasal dari keluarga yang memiliki status sosial dan ekonomi yang
berbeda-beda. Pendidik harus dapat mengakomodir keadaan diatas dengan cara tidak
diskriminatif memberikan pelayanan terhadap peserta didik
6. Minat dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Dalam suatu kelas siswa memiliki bermacam-macam tingkatan minat belajar. Ada
siswa yang memiliki minat belajarnya tinggi, sedang, dan rendah.

21
KB 2 KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK
Kemampuan awal adalah pemahaman, pengalaman, pengetahuan prasyarat, dan segala
sesuatu yang dimiliki oleh peserta didik sebagai pengetahuan awal (prior knowledge) dan
disusun secara hirarkis sebagai basis data pengalaman (experiential data base) di dalam diri
peserta didik.
Identifikasi pengetahuan tentang kemampuan awal peserta didik sangat penting
karena berguna untuk memberikan dosis pelajaran yang tepat kepada peserta didik, mengambil
langkah-langkah yang diperlukan oleh guru, mengukur apakah peserta didik memiliki prasyarat
yang dibutuhkan, dan memilih pola-pola pembelajaran yang lebih baik.
Beberapa teknik mendeteksi kemampuan awal peserta didik dapat dilakukan
diantaranya dengan: catatan atau dokumen yang tersedia, tes prasyarat (prerequisite test) dan
tes awal (pre-test), konsultasi individual, dan angket atau kuesioner kepada peserta didik.
Klasifikasi pembelajaran menurut Gagne (1977) meliputi lima jenis kemampuan atau
ranah belajar, yakni:
1. keterampilan intelektual, merupakan jenis pengetahuan prosedural yang memerlukan
kemampuan awal dengan jenis komponen keterampilan yang lebih sederhana
2. strategi kognitif, merupakan kemampuan untuk mengkoordinasikan serta mengembangkan
proses berpikir dengan cara merekam, membuat analisis dan juga sintesis.
3. informasi verbal, merupakan kemampuan untuk mengkomunikasikan secara lisan
pengetahuannya tentang fakta-fakta.
4. Sikap, adalah kecenderungan untuk merespon secara tepat terhadap stimulus atas dasar
penilaian terhadap stimulus tersebut.
5. Psikomotor. Untuk mengetahui seseorang memiliki kapabilitas keterampilan motorik, kita
dapat melihatnya dari segi kecepatan, ketepatan, dan kelancaran gerakan otot-otot, serta
anggota badan

KB 3 GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK


Setiap manusia dilahirkan cerdas dan kecerdasa setiap orang berbeda-deba. Oleh sebab
itu, perbedaan kecerdasan perlu pernghargaan. Optimalisasi setiap kecerdasan membutuhkan
strategi yang berbeda-beda.
Kecerdasan adalah sikap intelektual mencakup kecepatan memberikan jawaban,
penyelesaian dan kemampuan memecahkan masalah.
Kecerdasan majemuk dan strategi mengembangkannya
1. Kecerdasan Verbal Linguistik, strateginya : Mendengar untuk belajar, Berbicara,
Membaca, Menulis
2. Kecerdasan logis matematis, strateginya : Pembelajaran logika, Problem solving dan
strategi pertanyaan, Proses berpikir secara sistematis (membuat pola, grafik, kode), Bekerja
dengan angka, pengukuran, peluang, geometri
3. Kecerdasan kinestetik, strateginya : Melakukan drama, Gerakan kreatif, Tari, Memainkan
alat-alat, Permainan kelas, Pendidikan fisik, Perjalanan ke alam bebas

22
4. Kecerdasan visual spasial, strateginya : Mengembangkan lingkungan belajar visual,
Presentasi bergambar, Peta konsep, Permainan papan dan kartu, Arsitektur
5. Kecerdasan musical, strateginya : Irama, lagu dan senandung, Diskografi, menggunakan
rekaman music.
6. Kecerdasan intrapersonal, strateginya : Membangun lingkungan interpersonal yang
positif(peraturan dan norma kelas), Pembelajaran kolaboratif, Penanganan konflik, Belajar
melalui tugas sosial/jasa, Menghargai perbedaan
7. Kecerdasan Naturalis, strateginya : Jalan – jalan di alam terbuka, Melihat keluar jendela,
Ekostudi

REFLEKSI PEMBELAJARAN MODUL 4


1. Pertanyaan 1 (Bp. Miswar)
Bagaimana cara mengatasi karakteristik peserta didik yg berbeda beda ?
Jawaban (Bp. Arif )
salah satunya denganmengelompokkan peseta didik sesuai dengan karakternya.
2. Pertanyaan 2 (B. Meilita)
Apa permasalahan di sekolah yang pengelompokan siswa berdasarkan jenis kelamin
yang sama atau gender yang homogeny?
Jawaban (Bp. Hananta)
a. rendahnya ketercapaian yugas perkembangan siswa
b. siswa homogen sulit menjalin hubungan sosial karena tidak ada kontak secara
langsung antar jenis kelamin
c. siswa cenderung malakukan aktivitas yang berbeda dengan peran sosialnya
d. melakukan isu rasisme

3. Pertanyaan 3 (Bp. Aris)


Apa manfaat kita mengenal karakteristik peserta didik ?
Jawaban (B. Devi)
a. Pendidik dapat mengetahui gambaran kemampuan perserta didik sebagai penentuan
bahan ajar baru yang akan disampaikan
b. serang guru dapat lebih mudah dan tepat dalam mengembangkan stategi, media dan
evaluasi pembelajaran
c. implikasi yang lebih luas yaitu kebutuhan perserta didik dapat di akomodasikan
sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat tercapai hasil yang memuaskan

4. Pertanyaan 4 (Bp. Luluk)


kecerdasan musikal, apakah materi dibuat lagu ataukah belajar sambil mendengarkan
music ?
Jawaban (Bp. Hananta)

23
pengalaman pernah memutar musik instrumentalia kirota(kitaro) dan siswa meningkat
hasil belajarnya
5. Pertanyaan 5 (B. Cicik)
bagaimana strategi / cara mengajar untuk anak dengan kecerdasan auditory?
Jawaban (B.Devi)
auditori adalah belajar dengan mendengarkan. Strategi belajrnya :
 Dalam menghafal bisa sambil dilagukan
 Merekam materi pembelajaran dalam kaset dan didengarkan sebelum tidur
 Menciptakan suasana belajar yang kondusif, sunyi dan tenang
 Menggunakan asosiasi kata untuk mengingat fakta-fakta dan garis

Tambahan dari Dosen (Ibu Angela Atik)


a. Gender yang sama belum pasti mempunyai karakteristik yang sama. Usia yang
berbeda pada satu kelas juga harus diperhatikan.
b. Kecerdasan musikal. Orang akan lebih mudah dengan musik
c. Auditori. Lebih mudah dengan yg di dengar
d. Visual lebih mudah dengan yang dilihat. Bisa lebih jelas
e. Zonasi pada sekolah. Saat ini masih banyak yang kontra.

24
RINGKASAN MODUL 5
STRATEGI PEMBELAJARAN

KB 1 MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
1. Pendekatan Saintifik
Pendekatan ini merupakan bagian dari pendekatan pedagogis dalam kegiatan
pembelajaran yang diarahkan pada penerapan metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan
serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau eksperimen, mengolah
informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
2. Beberapa Model Pembelajaran Berpusat Pada Peserta Didik (SCL)
1. Beberapa Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Suatu pembelajaran dikatakan merupakan pembelajaran kooperatif jika
pembelajaran tersebut mencerminkan karakteristik sebagai berikut: a) siswa-siswa belajar
dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai enam anggota dengan level dan latar
belakang yang bervariasi, b) siswa-siswa melakukan interaksi sosial satu sama lain dalam
bentuk diskusi, curah pendapat, dan sejenisnya, c) tiap-tiap individu memiliki
tanggungjawab dan sumbangannya bagi pencapaian tujuan belajar baik tujuan individu
maupun kelompok, d) dan guru lebih berperan sebagai fasilitator dan coacher dalam proses
pembelajaran.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, sebagaimana dikemukakan oleh
penemunya (Sharan& Sharan, dalam Slavin, 1995), prosedur pembelajaran tipe Jigsaw
adalah: 1) pemberiaan materi yang sudah dipecah berikut lembar kerja ahli (expert sheet)
kepada kelompok asal (home team), 2) diskusi kelompok ahli (expert team) yang terdiri
dari gabungan anggota-anggota kelompok asli dengan materi yang sama mendalami materi
tersebut, 3) diskusi kelompok asli (home team) di mana setiap anggota menjelaskan materi
masing-masing kepada anggota lain dalam kelompoknya, 4) mengerjakan kuis dengan
bahan semua materi yang dipelajari, 5) pemberian penghargaan kelompok.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan kerangka konseptual tentang
proses pembelajaran yang menggunakan masalah-masalah riil dalam kehidupan nyata
(otentik), bersifat tidak tentu, terbuka dan mendua untuk merangsang dan menantang siswa
berpikir kritis untuk memecahkannya.
3. Model Pembelajaran Project Based Cooperative Learning
Pendekatan pembelajaran berbasis projek menggunakan tahapan produksi, yaitu:
siswa menetapkan tujuan untuk pembuatan produk akhir dan mengidentifikasi audien
mereka. Selanjutnya, siswa mengkaji topik, mendesain produk, dan membuat perencanaan
pengelolaan projek
4. Model Pembelajaran Simulasi (Role Playing)

25
Model pembelajaran simulasi merupakan model yang digunakan untuk
mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa yang lebih banyak
mengarah kepada psikomotor agar kegiatan lebih bermakna bagi siswa.

KB 2 MEDIA PEMBELAJARAN
A. Apersepsi
Perbedaan pendapat serta pandangan ini tentu saja akan ditindaklanjuti dengan
respon dan tindakan peserta didik yang berbeda. Konsep ini yang disebut dengan persepsi.

B. Peran Media Dalam Komunikasi Pembelajaran


Pembelajaran abad 21, guru lebih dominan berperan sebagai fasilitator belajar
peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik untuk berkomunikasi dengan banyak
sumber belajar dalam lingkungan belajar yang terencana.
C. Pengertian Media Pembelajaran
Media Pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan
berfungsi untukmemperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai
tujuan pendidikan atau pembelajaran dengan efektif dan efisien.
D. Ciri – ciri media Pembelajaran
Untuk mengenali beberapa alasan mengapa media pembelajaran digunakan,
Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media pembelajaran sebagai berikut:
a. Ciri fiksatif (fixative property). Ciri ini menggambarkan kemampuan media
pembelajaran untuk merekam, menyimpan, menampilkan, dan
mengkonstruksi suatu peristiwa atau obyek.
b. Ciri manipulatif (manipulatif property). Suatu kejadian yang memerlukan waktu
panjang (produksi berhari-hari) dapat disajikan kepada peserta didik dalam waktu dua
atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar atau time-lapse recording.
c. Ciri distributif (distributive property). Ciri distributif dari media memungkinkan suatu
objek atau kejadian ditrasnspormasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian
tersebut disajikan kepada peserta didik dengan stimulus pengalaman yang relatif sama
mengenai kejadian ini.
E. Fungsi Media Pembelajaran
Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu dieksplor oleh para guru, yaitu
1. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. antara
lain berupa peta, grafik, gambar, model, simulator, dan sebagainya. Materi ajar dengan
tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh peserta didiktannpa bantuan
media, maka materi ajar menjadi sukar dicerna dan dipahami oleh setiap peserta didik.

26
2. Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Media pembelajaran, sebagai salah satu sumber belajar, dapat membantu guru dalam
memudahkan tercapainya pemahaman peserta didik terhadap materi ajar, serta dapat
memperkaya wawasan peserta didik.
F. Manfaat Media Pembelajaran
secara khusus manfaat media pembelajaran dikemukakan oleh Kemp dan Dayton (1985),
yaitu :
1. Penyampaian materi ajar dapat diseragamkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4. Waktu belajar mengajar lebih efisien
5. Kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan
6. Proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
7. Sikap positif peserta didik terhadap proses belajar dapat ditingkatkan
8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif

G. Jenis media Pembelajaran


a. Media teks: buku cetak, modul pembelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), e-
book, webpages,
b. Media audio: compact disk, presenter live, podcast
c. Media visual: poster, wallchart, photo, gambar yang interactive whiteboard,
d. Media video: program video pembelajaran, DVD (Digital Versatile
Disc),streaming video,
e. Media Manipulatif: mockup, trainning kit, berbagai bangun matematik, simulator.
f. Orang: dalam kenyataannya, orang sangat penting dalam belajar.

H. Strategi Dalam Mengintegrasikan Media Pembelajaran


Adapun strategi yang akan dijelaskan pada kegiatan belajar ini antara lain: (a)
presentasi, (b) demonstrasi, (c) latihan (drill and practice), (d) tutorial, dan (e) diskusi.
a. Presentasi. Di dalam presentasi, sumber menjelaskan, menceritakan, atau
menyampaikan informasi (materi ajar) kepada peserta didik. Komunikasi di dalam
presentasi dikontrol oleh sumber dengan respon (dari peserta didik) secara
terbatas. Guru sebagai salah satu sumber komunikasi.
b. Demonstrasi. Di dalam strtaegi demonstrasi, peserta didik dapat mengamati secara
intensif keterampilan atau prosedur yang ditampilkan oleh sumber secara faktual
dan kongkrit.
c. Latihan. Strategi drill and practice merupakan serangkaian latihan kognitif
(thingking skills) dan latihan keterampilan (motor skills) yang didesain untuk
menyegarkan atau meningkatkan pengetahuan yang spesifik atau keterampilan

27
yang baru. Tujuan dari strategi drill and practice yaitu peserta didik menjadi
ahli atau belajar tanpa adanya kesalahan.
d. Tutorial. Strategi tutorial dilakukan untuk membantu peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam belajar.
e. Diskusi. Strategi pembelajaran diskusi merupakan aktivitas belajar bertukar ide,
gagasan dan opini antar peserta didik, maupun antara peserta didik dengan guru.

KB 3 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR


A. PENGERTIAN BAHAN AJAR
Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara
sistematis, tertulis atau tidak tertulis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran atau kegiatan belajar-mengajar dalam upaya memfasilitasi belajar siswa
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

B. KARAKTERISTIK BAHAN AJAR


Menurut dewi padmo,dkk (2004), karakteristik bahan ajar adalah sebagai berikut;
a. Bahan ajar itu dapat dipelajari sendiri oleh peserta didik, bahkan tanpa batuan guru
(self-instructional)
b. Bahan ajar itu mampu menjelaskan sendiri karena disusun menggunakan Bahasa
sederhana dan isinya runtut, sistematis (self-explanatory power)
c. Bahan ajar itu lengkap dengan sendirinya sehingga siswa tidak perlu tergantung bahan
lain (self-contained)
d. Bahan ajar itu didesain sesuai dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik yang
belajar. Selain itu, bahan ajar yang baik itu juga adaptif, disampaikan dengan Bahasa
yang komunikatif dan mudah atau fleksibel dipelajari atau dioperasikan (user friendly)

C. BAHAN AJAR BERDASARKAN CARA KERJANYA


Menurut Heinich, dkk (1996) bahan ajar berdasarkan cara kerjanya adalah sebagai berikut;
a. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, ex : foto, diagram, display, model
b. Bahan ajar yang diproyeksikan, ex : slide, filmstrips, overhead transparancies,
proyeksi computer
c. Bahan ajar audio, ex : kaset dan CD
d. Bahan ajar video, ex : video dan film
e. Bahan ajar (media) computer, ex : Computer Mediated Instruction (CMI), Computer
Based Multimedia atau Hypermedia
Sedangkan Sadjati(2012 : 1.7) mengemukakan ada 2 jenis yaitu;
a. Bahan ajar cetak, ex : modul, handout, Lembar Kerja Siswa (LKS)
b. Bahan ajar non cetak, ex : Audio, Video, Media Pembelajaran Interaktif

28
D. ALUR PENYUSUSNAN BAHAN AJAR
Setelah kita memahami pengertian, karakteristik dan cara kerja bahan ajar, berikut alur
penyusunan suatu bahan ajar;

KB 4 PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A. PENGERTIAN RPP
Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau secara bersama-sama
melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di dalam satu sekolah difasilitasi dan
disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah.
B. LANGKAH- LANGKAH DALAM MENYUSUN RPP

C. SISTEMATIKA RPP

29
D. CAKUPAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI DAN TUJUAN
PEMBELAJARAN
Berdasarkan Bloom (1956), serta Anderson dan Krathwol (2001), menyatakan bahwa
tujuan pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.

a. Cognitive Domain (Ranah Kognitif) merupakan perilaku-perilaku yang menekankan


ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan pengembangan kemampuan
intelektual serta ketrampilan berpikir (Atwi Suparman, 2014).
b. Affective domain (Ranah Afektif) merupakan tujuan pembelajaran yang
menekankan perilaku-perilaku yang berkenaan dengan minat, sikap, nilai, apresiasi,
dan cara penyesuaian diri.
c. Psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan ketrampilan (skill) dan
kemampuan bertindak setelah peserta didik menerima pengalaman belajar tertentu.

E. RUMUSAN INDIKATOR PENCAPAIAN DAN TUJUAN PEMBELAJARAn


Robert Mager (1962) dalam menyusun tujuan pembelajaran yang memenuhi unsur
ABCD akan memberikan petunjuk yang jelas bagi guru untuk menerapkan strategi
pembelajaran yang baik. Unsur-unsur ABCD yang berasal dari empat kata sebagai berikut:
1. A : Audience. adalah peserta didik yang akan belajar
2. B : Behavior. adalah perilaku yang spesifik yang akan dimunculkan oleh peserta didik
setelah selesai memperoleh pengalaman belajar dalam pelajaran tersebut.
3. C : Condition, Komponen ketiga dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran
adalah condition (C). C adalah kondisi, yang berarti batasan yang dikenakan kepada
peserta didik atau alat/peralatan yang digunakan peserta didik pada saat dilakukan
penilaian.
4. D : Degree, dalam contoh perumusan indikator dan tujuan pembelajaran telah tercakup
unsur peserta didik, perilaku, dan kondisi.

30
REFLEKSI PEMBELAJARAN MODUL 5
STRATEGI PEMBELAJARAN

Berdasarkan proses presentasi kelompok 5, didapat materi baru yang berhasil diperoleh atas
adanya hubungan timbal balik dari rekan –rekan beserta dosen. Dalam presentasi ini terdapat 2
pertanyaan yang diajukan, yaitu
1. Penanya : Pak Irwan (Kelompok 1)
“Bagaimana cara jitu kita sebagai pendidik dapat memilih model pembelajaran sesuai kondisi
kelas terkini?”
Jawaban : Bu Eni (Kelompok )
Karakteristik siswa saat ini lebih banyak bosan karena arus urbanisasi dan pemanfaatan
IPTEK yang kadang melenceng dari fungsinya dipembelajaran. Kami titik beratkan kelas
terkini yaitu yang menyenangkan. Menurut pendapat kelompok, ada 5 langkah yang tepat agar
model pembelajaran menjadikan siswa senang dikelas, yaitu:
1. Menentukan tujuan belajar
2. Fasilitas, sarana dan prasarana meliputi lingkungan yang menginspirasi agar peserta didik
betah belajar dikelas. Yaitu kelas yang nyaman, yang bersih tidak panas, tidak bau kaus
kaki. Bila membutuhkan PC berati belajar dilab.
3. Proses belajar yang efektif dan menyenangkan, tentunya melibatkan siswa (SCL) sehingga
karakter 4C abad 21 terpenuhi.
4. Sifat bahan ajar, apakah tepat untuk diterapkan di suatu model pembelajaran
5. Karakter dan jumlah siswa. Sebagaimana contoh bilamana menerapkan PBL dan PJBCL
tentu membutuhkan jumlah siswa yang banyak, jadi penerapan model pembelajaran harus
singkon juga dengan isi kelas.

2. Penanya : Bu Ovi Yuliana (Kelompok 3)


“Sebagai Seorang Guru tentunya kita diharuskan membuat bahan ajar sebelum pembelajaran
berlangsung. Kriteria bahan ajar yang baik?”
Jawaban : Bu Meilita (Kelompok 5)
bahan ajar harus menarik minat siswa. Menjelaskan tujuan pembelajaran. Bedasarkan pola
belajar yg fleksibel. Contohnya LKS yg ada soalnya. Mudah dipahami siswa.
3. Komentar Dosen (Bu Kris)
Model pembelajaran role play bisa tidak di terapkan di SMK jurusan TIK? Akan sangat
menarik. Secara tidak bapak dan ibu sadari penggunaan Simulasi packet tracer juga termasuk
pada Role Play.

4. Komentar Dosen (Bu Kris)


Mengenai topik diskusi daring mengenai lks, bapak dan ibu masih banyak yang salah persepsi.
Lks tidak hanya yang komersial/ dijual dari penerit-penerbit. Melainkan bapak dan ibu bisa
membuatnya sendiri seperti job shett, etc

31
5. Komentar Dosen (Bu Kris)
Berbicara media interaktif berbasis web , brigepsace.com termasuk ILS(Intregated learning
system) Yang memungkinkan kita bisa belajar tanpa tatap muka (PJJ). Contoh: kahood - free.
Dalam media online ada sincroneus (komunikasi) langsung dan asinsronous (komunikasi tak
langsung). Tidak semua penggunaan media sosial dalam pembelajaran dapat dikatakan
fungsinya sebagai e-learning. Didalam konten e- learning tidak cukup hanya untuk
mengumpulkan tugas. Melainkan ada wadah untuk siswa mengakses materi, berdiskusi, etc.

32
RINGKASAN MODUL 6
PENILAIAN HASIL BELAJAR

KB 1 PENGERTIAN PENGUKURAN, PENILAIAN, TES, DAN EVALUASI


A. Pengukuran
Pengukuran adalah proses pemberian bentuk kuantitatif pada hasil belajar peserta didik
yang diperoleh melalui tes hasil belajar
a. Batasan pengukuran
Pemberian angka/bentuk kuantitatif pada objek atau kejadian sesuai aturan ditetapkan.
b. Skala pengukuran
Skala atau angka dalam pengukuran dapat diklasifikasikan kedalam 4 (empat)
kategori, yaitu:
1) Skala nominal
Skala yang bersifat kategorikal, jenis datanya hanya menunjukkan perbedaan antara
kelompok satu dengan kelompok lainnya, misalnya, jenis kelamin, golongan,
organisasi, dan sebagainya
2) Skala ordinal
Skala yang menunjukkan adanya urutan atau jenjang tanpa mempersoalkan jarak
antar urutan tersebut. Misalnya, prestasi peserta didik ranking 1, 2 dan 3. Ranging1
tidak berarti dua kali kecerdasan ranking 2, atau 3 kali kecerdasan ranking 3. Jarak
kecerdasan antara peserta didik ranking 1 dan ranking 2 tidak sama dengan jarak
kecerdasan antara peserta didik ranking 2 dan ranking 3, dan seterusnya.
3) Skala interval
Skala yang menunjukkan adanya jarak yang sama dari angka yang berurutan dari
yang terendah ke tertinggi dan tidak memiliki harga nol mutlak, artinya harga 0
yang dikenakan terhadap sesuatu obyek menunjukkan bahwa nilai atau harga 0
tersebut ada (dapat diamati keberadaannya).
4) Skala rasio.
Skala rasio pada dasarnya sama dengan skala interval, bedanya skala rasio memiliki
harga nol mutlak, artinya harga 0 tidak menunjukkan ukuran sesuatu (tidak ada).
Misalnya, tinggi badan A 100 cm, tidak ada tinggi badan yang 0 cm. Berat badan
100 kg, tidakada berat badan 0 kg.
c. Kesalahan pengukuran
Pengukuran melibatkan 4 faktor pembuat alat ukur, individu/objek yang diukur, alat
ukur & lingkungan.

B. Penilaian
Penilaian adalah proses-proses pemberian bentuk kualitatif terhadap hasil pengukuran.
a. Batasan Penilaian

33
Proses memberikan/menentukan bentuk kualitatif terhadap objek dengan
menafsirkan/mendeskripsikan hasil pengukuran
b. Acuan Penilaian
Acuan norma (norm reference test), Penilaian acuan kriteria/patokan (criterian
reference test)
c. Prinsip Penilaian
Objektif, Terpadu, Sistematis, Terbuka, Akuntabel, Menyeluruh dan
Berkesinambungan, Adil, Valid, Andal dan Manfaat
d. Bentuk Penilaian
Tes kinerja, Observasi, Tes Tertulis, Tes lisan, Penugasan, Portofolio, Wawancara, Tes
Inventori, Jurnal, Penilaian diri, Penilaian antar teman

C. Test
Tes adalah Alat untuk mengukur dengan seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang
memiliki jawaban benar dan salah.
a. Batasan Test
Alat/prosedur sistematis untuk mengukur karakteristik orang/objek dengan ketentuan
atau cara tertentu yang sudah ditentukan.
b. Macam-macam Test
Tes penampilan/unjuk kerja, tes lisan dan tes tertulis (esay dan objektif).
c. Fungsi Test
Mendiagnosis kesulitan belajar, evaluasi jarak antar bakat dan pencapaian,
peningkatan pencapaian prestasi belajar, pengelompokan peserta didik dalam belajar
kelompok, pengembangan belajar individu, memonitor siswa dalam bimbingan.

D. Evaluasi
Evaluasi adalah keberhasilan peserta didik dalam menguasai kompetensi belajar yang
sudah direncanakan.
a. Batasan Evaluasi
Keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan,
penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar
yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
b. Tujuan Evaluasi
Untuk memperoleh informasi yang tepat, terkini dan objektif terkait dengan
penyelenggaraan suatu program yang dengan informasi tersebut dapat diambil suatu
keputusan.
c. Model Evaluasi
Model Tyler, model Sumatif-Formatif, model Countenance, model Bebas Tujuan,
model Context Input Process Product (CIPP), model Ahli/Connoisseurship.

34
KB 2 PENILAIAN OTENTIK
1. Pengertian Penilaian Otentik
Merupakan salah satu bentuk penilaian hasil belajar peserta didik yang didasarkan atas
kemampuannya menerapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata
di sekitarnya.

2. Model Penilaian Otentik


Model penilaian yang dapat dikembangkan untuk kegiatan penilaian otentik antara lain :
a. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja sering disebut sebagai penilaian unjuk kerja (performance
assessment). Bentuk penilaian ini digunakan untuk mengukur status kemampuan
belajar peserta didik berdasarkan hasil kerja dari suatu tugas.
b. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment)adalah bentuk penilaian yang diujudkan dalam
bentuk pemberian tugas kepada peserta didik secara berkelompok. Penilaian ini
difokuskan pada penilaian terhadap tugas belajar yang harus diselesaikan oleh peserta
didik dalam periode/waktu tertentu.
c. Penilaian portofolio
Penilaian portofolio merupakan salah satu penilaian otentik yang dikenakan pada
sekumpulan karya peserta didik yang diambil selama proses pembelajaran dalam
kurun waktu tertentu. Karya-karya ini berkaitan dengan mata pelajaran dan disusun
secara sistematis dan terogansir .
d. Jurnal
Jurnal belajar merupakan rekaman tertulis tentang apa yang dilakukan peserta didik
berkaitan dengan apa-apa yang telah dipelajari. Jurnal belajar ini dapat digunakan
untuk merekam atau meringkas aspek-aspek yang berhubungan dengan topik-topik
kunci yang dipelajari.
e. Penilaian Tertulis
Penilaian tertulis mensuplai jawaban isian atau melengkapi, jawaban singkat atau
pendek dan uraian. Penilaian tertulis yang termasuk dalam model penilaian otentik
adalah penilaian yang berbentuk uraian atau esai yang menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis,
mengevaluasi dan sebagainya atas materi yang telah dipelajari.
f. Penilaian Diri
Penilaian diri(self assessment)adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik
diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang diperolehnya dalam pelajaran tertentu.
g. Penilaian Antar Teman

35
Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peseta
didik untuk saling menilai temannya terkait dengan pencapain kompetensi, sikap, dan
perilaku keseharian peserta didik.
h. Eksperimen / Demonstrasi
Pada penilaian melalui eksperimen atau demonstrasi peserta didik diminta melakukan
eksperimen dengan bahan sebenarnya atau mengilustrasikan bagaimana sesuatu
bekerja. Peserta didik dapat dinilai dengan menggunakan rubrik berdasarkan semua
aspek yang dilakukan sesuai dengan karakteristik materi yang dieksprimenkan.

3. Karakteristik Penilaian Otentik


Peniaian otentik memiliki karakteristik tertentu yang berbeda dengan penilaian tradisional.
Beberapa karakteristik tersebut adalah:
a. Penilaian otentik dapat digunakan untuk keperluan penilaian yang bersifat formatif
atau sumatif.
b. Penilaian otentik tidak digunakan semata untuk pengetahuan saja tetapi juga
menyangkut aspek sikap dan kinerja.
c. Penilaian otentik dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga dapat mengukur
perkembangan kemampuan peserta didik.
d. Penilaian otentik dapat dijadikan sebagai umpan balik untuk pengembangan
kompetensi pesertadidik secara komprehensif.

KB 3 MENULIS TES HASIL BELAJAR


1. Penulisan Tes
a. Merumuskan Tujuan Tes
Perumusan tujuan tes harus dilakukan dengan memperhatikan untuk apa tes tersebut
disusun. Tujuan tes harus selaras dengan tujuan pembelajaran yang tercantum dalam
RPP yang disusun sebelumnya.
b. Menentukan Bentuk Pelaksanaan Tes
Tes tertulis dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tes bentuk uraian, dan tes bentuk
objektif. Guru dalam menentukan bentuk tes harus mempertimbangkan tujuan tes,
kesesuaian dengan KD atau karakteristik materi yang diujikan, peserta didik, fasilitas
pendukung, dan berbagai hak terkait lainnya.
c. Menyusun Kisi-Kisi
Kisi-kisi adalah suatu format berbentuk matriks berisi informasi yang dapat
dijadikan pedoman dalam menulis atau merakit soal. Kisi-kisi tes hendaknya memenuhi
persyaratan berikut: (1) mewakili isi kurikulum yang akan diujikan, (2) komponen-
komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami, dan (3) indikator soal harus jelas dan
dapat dibuat soalnya sesuai dengan bentuk soal yang telah ditetapkan.
Langkah-langkah utama dalam menyusun kisi-kisi adalah sebagai berikut: (a)
menentukan Kompetensi (KD) yang akan diukur; (b) memilih materi esensial yang

36
representatif; dan (c) merumuskan indikator yang mengacu pada KD dengan
memperhatikan materi.
1) Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta
didik setelah mempelajari materi pelajaran tertentu. KD ini diambil dari
kurikulum yang digunakan sekolah.
2) Materi
Materi merupakan materi esensial yang harus dikuasai peserta didik berdasarkan
KD yang akan diukur. Kriteria pemilihan materi esensial antara lain: (a) materi
yang sudah dipelajari sebelumnya, (b) penting dan harus dikuasai peserta didik, (c)
sering diperlukan untuk mempelajari mata pelajaran lain, (d) berkesinambungan
pada semua jenjang kelas, dan (e) memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan
sehari-hari.
3) Indikator
Indikator dijadikan acuan dalam membuat soal. Di dalam indikator tergambar
kompetensi yang harus dicapai dalam KD. Kriteria perumusan indikator: (a)
memuat ciri-ciri KD yang akan diukur, (b) memuat kata kerja operasional yang
dapat diukur, (c) berkaitan dengan materi/konsep yang dipilih, (d) dapat dibuat
soalnya sesuai dengan bentuk soal yang telah ditetapkan. Komponen-komponen
indikator soal yang perlu diperhatikan adalah subjek, perilaku yang akan diukur,
dan kondisi/konteks/stimulus.
d. Menulis Butir Soal Tes
1. Soal Tes Uraian
Tes bentuk uraian dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu soal uraian bebas,
dan soal uraian terbatas (terstruktur). Tes bentuk uraian bebas memberi kebebasan
kepada peserta tes untuk memberikan jawaban selengkap mungkin. Pada tes
bentuk uraian terbatas, jawaban yang diberikan peserta tes dibatasi berdasarkan
aspek-aspek khusus dari mata pelajaran yang diujikan.
2. Soal Tes Objektif
 Bentuk Soal Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda adalah soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa
kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Umumnya alternative
jawabannya 4 (empat) atau 5 (lima). Soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal
(stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci
jawaban dan pengecoh (distractor) yang berhubungan dengan materi yang
diukur atau ditanyakan.
 Bentuk Soal Benar Salah
Bentuk soal ini menuntut peserta didik (peserta tes) untuk memilih dua
ke- mungkinan jawaban. Bentuk kemungkinan jawaban yang sering
digunakan adalah “Benar dan Salah” atau “Ya dan Tidak”.

37
 Bentuk Soal Menjodohkan
Bentuk soal menjodohkan terdiri dari dua kelompok pernyataan. Kelompok
pertama ditulis pada lajur sebelah kiri, biasanya merupakan pernyataan soal
atau pernyataan stimulus. Kelompok kedua ditulis pada lajur sebelah kanan,
biasanya merupakan pernyataan jawaban atau pernyataan respon.
e. Menelaah Butir Soal
Butir-butir soal yang sudah ditulis harus ditelaah terlebih dulu sebelum digunakan. Hal
ini perlu dilakukan untuk melihat sejauhmana kualitas soal ditinjau dari substansi materi,
konstruksi, dan bahasa yang digunakan.
f. Uji coba dan analisis
Perangkat soal yang sudah ditelaah secara teoritis perlu juga ditelaah secara empiris.
Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat kualitas soal terutama menyangkut
masalah tingkat kesukaran, daya beda, keberfungsian pengecoh, validitas, dan
reliabilitas.
g. Merakit Perangkat Tes
Butir-butir soal yang sudah memenuhi persyaratan selanjutnya dirakit menjadi satu
perangkat tes. Dalam perakitan perangkat tes perlu memperhatikan identitas soal,
petunjuk pengerjaan, urutan nomor soal, pengelompokkan bentuk-bentuk soal, dan tata
letak penulisan.

KB 4 MENELAAH TES HASIL BELAJAR


1. Menelaah Kualitas Soal Tes Bentuk Objektif
Analisis kualitas perangkat soal tes hasil belajar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
analisis secara teoritik (kualitatif) dan analisis secara empiris (kuantitatif). Analisis secara
teoritis adalah telaah soal yang difokuskan pada aspek materi, konstruksi, dan bahasa.
Aspek materi berkaitan dengan substansi keilmuan yang ditanyakan serta tingkat berpikir
yang terlibat, aspek konstruksi berkaitan dengan teknik penulisan soal, dan aspek bahasa
berkaitan dengan kejelasan hal yang ditanyakan. Analisis empiris adalah telaah soal
berdasarkan data lapangan (uji coba).
a. Analisis Kualitas Soal Secara Teoritis
Analisis secara teoritis adalah telaah soal yang difokuskan pada aspek materi, konstruksi,
dan bahasa.
Secara teoritis, kualitas soal tes bentuk objektif dapat ditelaah dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1) Materi:
a. Butir harus sesuai dengan indicator yang ditetapkan
b. Hanya ada satu jawaban yang benar
c. Pengecoh homogin, dan berfungsi.
2) Konstruksi
a. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas.
38
b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang
diperlukan saja.
c. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
d. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
e. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjaudari segi materi.
f. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.
g. Pilihan jawaban yang berbentu angka atau waktu disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya angka atau kronologis waktunya.
h. Gambar/grafik/tabel/diagaram dan sejenisnya harusn jelas dan berfungsi. i) Butir
tes tidak tergantung pada jawaban sebelumnya.
3) Bahasa
a. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indoensia.
b. Menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dimengerti.
c. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu
kesatuan pengertian.
d. Menggunakan istilah baku
b. Analisis Kualias Tes Bentuk Objektif Secara Empiris
Analisis empiris adalah telaah soal berdasarkan data lapangan (uji coba). Parameter
kualitatif berkaitan dengan analisis butir soal berdasarkan atas pertimbangan ahli
(expert judgement).
a. Tingkat Kesukaran
b. Daya Beda
c. Keberfungsian Alternatif Pilihan Jawaban
d. Omit
e. Validitas
f. Reliabilitas
2. Mengolah Dan Memanfaatkan Hasil Penilaian
a. Mengolah Hasil Tes
Data yang terkumpul dari penilaian dengan teknik tes akan berupa data kuantitatif.
Prosedur pelaksanaan pengolahan hasil penilaian adalah sebagai berikut:
1. Melakukan Pensekoran, yakni memberikan skor pada hasil penilaian yang dapat
dicapai oleh responden (peserta didik).
2. Mengkonversi skor mentah menjadi skor standar, yakni menghitung untuk
mengubah skor yang diperoleh peserta didik yang mengerjakan alat penilaian
disesuaikan dengan norma yang dipakai.
3. Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, yakni kegiatan akhir dari pengolahan
hasil penilaian yang berupa pengubah skor ke nilai, baik berupa huruf atau angka.
b. Memanfaatkan Hasil Tes
Hasil tes atau hasil penilaian dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan dan
perkembangan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan dalam tugas tertentu. Hasil

39
penilaian merupakan cerminan prestasi dan tingkah laku peserta didik selama
melakukan kegiatan belajar. Dengan melihat hasil akhir beserta keterangan yang ada
peserta didik dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga dia dapat
memperbaiki sikap dalam pembelajaran selanjutnya.

REFLEKSI PEMBELAJARAN MODUL 6

1. Penanya : Pak Johan Widagdo (Kelompok 4)


“Dalam penilaian otentik, kita banyak mengenal berbagai macam penilaian yang dilakukan
oleh guru. Apa kelebihan dan kekurangan dari penilaian portopolio?”
Jawaban : Pak Budiono (Kelompok 6)
 Kelebihan penilaian portopolio
1. Guru dan peserta didik bersama-sama bertanggung jawab untuk merancang dan
menilai kemajuan belajar
2. Memberikan kesempatan pada peserta didik utuk meningkatkan kemampuan mereka
3. Dapat melihat perkembangan peserta didik dari waktu kewaktu
4. Membantu guru untuk melakukan penilaian yang adil dan objektif
 Kekurangan penilaian portopolio
1. Membutuhkan banyak waktu dan kerja ekstra
2. Guru cenderung mengutamakan nilai akhir disbanding proses
3. Tidak tersedianya penilaian yang jelas
2. Penanya Bu Ila (kelompok 3)
“Dalam penyusunan soal yang baik harus didahului dengan pembuatan kisi – kisi soal, peran
penyusunan kisi – kisi dalam pembuatan soal ?”
Peran penyusunan kisi – kisi dalam pembuatan soal adalah dengan adanya kisi-kisi ini, penulis
soal dapat menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes dan perakit tes dapat
menyusun perangkat tes dengan mudah. Dengan demikian, jika tersedia sebuah kisi-kisi yang
baik, maka penulis soal yang berbeda akan dapat menghasilkan perangkat soal yang relative
sama, baik dari tingkat kedalaman maupun cakupan materi yang ditanyakan.

40
PENUTUP

Demikian laporan ini kami buat sebagai wujud pertanggungjawaban kami atas tugas yang
diberikan. Mohon maaf atas segala kekurangan dan terimakasih atas semua dukungan. Semoga
bermanfaat.

41

Anda mungkin juga menyukai