Anda di halaman 1dari 17

BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM GEOFISIKA EKSPLORASI 2019

BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM


GEOFISIKA EKSPLORASI

[Date]

Oleh :

IRLA J. PASULU, ST
TIM ASISTEN

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA

S1 TEKNIK PERTAMBANGAN Universitas Papua


BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM GEOFISIKA EKSPLORASI 2019

SORONG
2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya buku
penuntun Praktikum Geofisika Eksplorasi ini. Buku ini dimaksudkan sebagai penuntun
sekaligus pegangan bagi mahasiswa, khususnya Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan
Program Studi S1 Teknik Pertambangan.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan buku penuntun praktikum ini, lebih khusus kepada Tim Asisten Praktikum
Geofisika Eksplorasi dan INTANT.
Kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu saran dan kritik
sangat kami harapkan demi penyempurnaan buku ini. Semoga buku penuntun ini dapat
bermanfaat.

Sorong, 23 April 2019

Tim Penyusun

S1 TEKNIK PERTAMBANGAN Universitas Papua


BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM GEOFISIKA EKSPLORASI 2019

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Geolistrik merupakan salah satu bentuk metode geofisika yang mempelajari sifat aliran
listrik didalam bumi dan bagaimana cara memdeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini
meliputi pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara
alamiah maupun akibat injeksi arus kedalam bumi.
Penggunaan geolistrik pertama kali dilakukan oleh Conrad Schlumberger pada tahun
1912. Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk mengetahui perubahan
tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik
DC ('Direct Current') yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi arus listrik ini
menggunakan 2 buah 'Elektroda Arus' A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak
tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB maka aliran arus listrik bisa menembus lapisan
batuan lebih dalam.
Dengan adanya aliran arus listrik, maka akan menimbulkan tegangan listrik di dalam
tanah. Tegangan listrik yang terjadi di permukaan tanah diukur dengan menggunakan
multimeter yang terhubung melalui 2 buah 'Elektroda Tegangan' M dan N yang jaraknya
lebih pendek dari pada jarak elektroda AB. Bila posisi jarak elektroda AB diubah menjadi
lebih besar maka tegangan listrik yang terjadi pada elektroda MN ikut berubah sesuai dengan
informasi jenis batuan yang ikut terinjeksi arus listrik pada kedalaman yang lebih besar.
Metode geolistrik bermacam-macam, antara lain:
a. metode potensial diri
b. arus telluric
c. magnetotelluric
d. elektromagnetik
e. induced polarization
f. metode resistivitas
g. dan lain-lain

S1 TEKNIK PERTAMBANGAN Universitas Papua


BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM GEOFISIKA EKSPLORASI 2019

Metode Resistivitas
Metode resistivitas merupakan metode geolistrik yang mempelajari sifat tahanan jenis
listrik dari lapisan batuan di dalam bumi. Berdasarkan tujuan penyelidikan metode resistivitas
ini dibagi menjadi dua kelompok besar: a. metode resistivitas mapping
b. metode resistivitas sounding
Metode ini dikenal berbagai macam konfigurasi. Diantaranya yang sering digunakan
adalah :
- konfigurasi wenner
- konfigurasi schlumberger
- konfigurasi dipole-dipole
Konfigurasi diatas memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu harus dilakukan
pemilihan terlebih dahulu jenis konfigurasi yang sesuai dengan kasus yang dihadapi

1.2 PERALATAN
1.2.1 PERALATAN YANG DIGUNAKAN
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. NANIURA-NR022 (Direktorat SDM-Indonesia).
2. 4 Buah Elektroda beda arus dan potensial
3. 4 buah palu
4. 2 buah meteran minimal @ 50 meter atau lebih.
5. 2 roll kabel arus @ 500 meter
6. 2 roll kabel potensial @ 100 meter
7. Sumber listrik (Baterai atau accu kering) minimum 12 V; 6.5 AH
8. Obeng dan baterai cadangan
9. Electrical Multimeter
10. Lembar Pengukuran dan kertas log-log

1.2.2 PRINSIP KERJA ALAT


Eksplorasi dengan metode geolistrik dilakukan di atas permukaan tanah dengan cara
menginjeksi arus listrik searah (DC) frekwensi rendah ke dalam tanah melalui dua
elektroda arus. Besar beda

S1 TEKNIK PERTAMBANGAN Universitas Papua


BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM GEOFISIKA EKSPLORASI 2019

potensial yang terjadi diukur di permukaan dengan dua elektroda potensial. Hasil
pengukuran besar yang diinjeksikan dan beda potensial yang terjadi untuk setiap
jarak elektroda yang berbeda akan memberikan variasi harga tahanan jenis. Variasi
nilai tersebut menunjukkan adanya variasi lapisan batuan di bawah permukaan

PEMANCAR
Daya maksimum yang dapat dihasilkan oleh alat ini sekitar 200 watt dan 300 watt
(masing-masing untuk 12 V dan 24 V) dan unuk mencapai daya maksimum
dianjurkan menggunakan aki dengan kapasitas arus yang lebih besar (minimal 24
AH). Untuk tegangan 24 Volt, aki dihubungkan secara seri. Tegangan aki di
tunjukkan oleh indikator volt (jika menggunakan satu aki jarum akan menunjuk
disekitar pertengahan. Jika jarum menunjuk kurang dari 24 volt (diluar daerah
merah) sebaiknya aki diisi kembali. Tegangan keluar terbagi dalam beberapa bagian
yaitu :

0 : 0 Volt.

1 : 25 Volt.

2 : 50 Volt.

3 : 100 Volt.

4 : 250 Volt.

S1 TEKNIK PERTAMBANGAN Universitas Papua


BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM GEOFISIKA EKSPLORASI 2019


5 : 350 Volt.

6 : 450 Volt.

Arus minimum yang dapat dihasilkan sekitar 2000 mA, tergantung dari tahanan jenis
batuan tersebut. Arus dapat diperbesar dengan menaikkan tegangan (saklar Volt).
Ketelitian pembacaan arus adalah 1 mA, untuk penghematan pemakaian catu daya,
disarankan agar untuk bertangan kecil, misalnya bentangan AB/2 hingga 15 meter,
digunakan tegangan rendah, misalnya 25 Volt atau 50 Volt (posisi 1 atau 2 di saklar
OUT PUT).
Pemancar ini dilengkapi dengan indikator “current loop” yang dapat membantu
untuk mengecek kesinambungan elektroda arus. Sebaiknya jarum indikator
menunjuk didaerah merah, dan jika jarum menunjuk jauh dari daerah merah berarti
posisi electroda masih kurang baik (perlu diperdalam lagi).
Catu daya dilengkapi dengan pengaman sekering sebesar 15 ampere, dan disarankan
agar tidak menggunakan sekering yang melebihi 20 ampere.

PENERIMA
Impendasi masukan alat ini cukup tinggi (10M-Ohm) sehingga tidak akan
terpengaruh oleh tahanan jenis batuan yang diukur. Jangkauan pengukuran dari 0,1
mVolt hingga 500 mVolt dengan ketelitian 0,1 mVolt. Pembacaan dilengkapi dengan
fasilitas “HOLD” sehingga memudahkan kita untuk membaca besarnya harga
potensial, dan harga ini akan tetap tersimpan walaupun arus sudah dimatikan. Sistem
pembacaan alat ini adalah “Auto Range” yaitu skala dari mVolt ke volt akan berubah
secara otomatis (tidak menggunakan saklar batas ukur).

S1 TEKNIK PERTAMBANGAN Universitas Papua


BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM GEOFISIKA EKSPLORASI 2019

DASAR TEORI

2.1 SIFAT LISTRIK BATUAN


Sifat arus listrik didalam batuan mineral dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1. Konduksi elektrolitik yang terjadi jika batuan/mineral mempunyai banyak elektron bebas
sehingga arus listrik yang dialirkan dalam batuan oleh elektron-elektron bebas tersebut.
2. Konduksi elektrolitik terjadi jika batuan/mineral bersifat porous dan pori-porinya terisi
oleh cairan elektrolitik.
3. Konduksi dielektrik terjadi jika batuan/mineral bersifat dielektrik terhadap aliran arus
listrik.
Pengukuran sifat kelistrikan batuan dilakukan dengan menerapkan Hukum Ohm’s
dengan asumsi bahwa batuan tersebut homogen dan semi tidak terbatas. Jika arus diinjeksi ke
bawah permukaan sebesar 1 mA dan besar beda potensial yang terjadi adalah V mV, maka
nilai resistensi atau hambatan listrik (R) :

dimana : R =
Resistensi (ohm)
V = Potensial (V)
I = Kuat arus (A)
L = Panjang medium (m)
A = Luas penampang (m2)
ρ = Resistivitas (Ohm-m)

Berdasarkan harga resistivitas listriknya batuan dan mineral digolongkan menjadi tiga bagian yaitu
:

S1 TEKNIK PERTAMBANGAN Universitas Papua



Konduktor baik (10-8 < ρ < 1 Ω.m)

Konduktor sedang (1 < ρ < 107 Ω.m)

Isolator ( ρ > 107 Ω.m)
Dalam metode geolistrik tahanan jenis bumi digunakan definisi-definisi sebagai berikut :

Resistansi.

Resistivitas.

Konduktivitas.
Dalam pengukuran geolistrik digunakan empat buah elektroda yang diberi simbol
sebagai berikut :
 A = elektroda arus positif
 B = elektroda arus negatif
 M dan N= elektroda potensial.
Jika MN merupakan jarak antara elektroda M dan elektroda N, maka persamaan diatas
dapat diekspresikan sebagai berikut (Zohdy, dkk, 1974) :

2.2 RUMUS DASAR LISTRIK


Arus listrik adalah partikel bermuatan positif. Kuat arus listrik adalah banyaknya
muatan listrik yang mengalir melalui penampang suatu penghantar per satuan waktu. Dimana
persamaannya adalah :
Q
I=
t
Dimana : I = kuat arus listrik ( coulomb per second atau Ampere).
Q = muatan listrik (coulomb).
t = waktu (second).
Sedangkan beda potensial / tegangan antara kuat arus dengan hambatan listrik adalah :
V=IxR
Dimana : I = kuat arus listrik (Ampere).
V = beda potensial / tegangan (volt).
R = hambatan (Ohm).
Hambatan listrik :

a. Susunan seri
Hambatan listrik yang disususn secara seri bertujuan untuk memperbesar hambatan suatu
rangkaian. Hambatan-hambatan disussun sedemikian rupa sehingga kuat arus yang melalui
tiap-tiap hambatan sama besar, meskipun besar hambatan masing-masing tidak sama.
Jadi : I1 = I2 = I3.
 Tegangan pada hambatan pengganti seri sama dengan jumlah tegangan pada
tiap-tiap komponen. Vt = V1 + V2 + V3.
 Hambatan pengganti seri sama dengan jumlah hambatan tiap-tiap komponen
adalah : Rt = R1 + R2 + R3
V
Sehingga : I = t
Rt
b. Susunan pararel
Ini bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu rangkaian. Hambatan tersebut
dihubungkan sedemikian rupa sehingga tegangan pada tiap hambatan sama besar,
meskipun hambatan masing-masing tidak sama.
Jadi :
 Tegangan pada tiap komponen sama dengan tegangan pada hambatan
pengganti pararel (V1 = V2 = V3).
 Kuat arus Yang melalui hambatan pengganti pararel sama dengan jumlah kuat
arus yang melalui tiap-tiap komponen ( It = I1 + I2 + I3).
 Sedangkan susunan pararel berfungsi sebagai pembagi arus, dimana kuat arus
yang melalui tiap-tiap komponen sebanding dengan kebalikan hambatannya.

V
Sehingga : I =
Rp
2.3 ALIRAN LISTRIK DALAM BUMI
Potensial listrik disekitar titik arus.
1. Titik Arus Didalam Bumi

Gambar 1 aliran arus listrik dan sebuah titik arus


pada medium homogen
Arus keluar secara radial dari titik arus sehingga jumlah arus
yang keluar melalui permukaan bola A dengan jari-jari r adalah :
V(r) = I/4r
Dimana :  = 4rV/I
2. Titik Arus Dipermukaan Bumi
Permukaan yang dilalui arus I adalah luas setengah bola dengan A/2r.
Sehingga :
V(r) = I/2r
Dimana :
 = 2rV/I
3. Titik arus yang berlawanan polaritasnya dipermukaan bumi.

Gambar 3 aliran arus listrik di permukaan bumi


oleh dua buah elektroda arus
beda potensial yang terjadi antara MN yang diakibatkan oleh injeksi arus pada
arah AB adalah :
∆V = VM – VN
 I
I  I Dengan :
∆V = 


  1
2 AM K = 2 
 

Yang merupakan koreksi karena letak konfigurasi Potensial dan elektroda


arus.

2.4 KONSEP RESISTIVITAS SEMU


Pada metode tahanan jenis arus searah ini diasumsikan bahwa bumi mempunyai sifat
homogen isotropis. Pada kenyataannya bumi terdiri atas lapisan-lapisan dengan ρ berbeda-beda,
sehingga potensial yang terukur merupakan pengaruh dari lapisan-lapisan tersebut. Maka harga
tahanan jenis yang terukur bukan merupakan harga tahanan jenis untuk satu lapisan saja, hal ini
terutama untuk spasi elektroda yang lebar. Harga tahanan jenis
yang terukur tersebut disebut nilai tahanan jenis semu atau Apparent Resisitivity.
Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada gambar berikut misalkan terdapat dua lapisan dengan
lapisan pertama mempunyai tahanan jenis ρ1 dan lapisan
kedua ρ2, ρ1>ρ2.. Arus yang mengalir antara elektroda A dan B akan mempunyai
kelengkungan yang berbeda pada tiap lapisan tersebut. Alat ukur tegangan yang dihubungkan
dengan elektroda C dan D hanya akan mengukur total tegangan yang terjadi pada media yang
dilewati oleh arus listrik.

2.5 BUMI SEBAGAI MEDIUM TAK HOMOGEN


2.5.1 KONFIGURASI SCHLUMBERGER
Yaitu keempat elektroda ditempatkan sejajar, dengan jarak elektroda potensial (MN)
< elektroda arus (AB). atau a<b.

Gambar 4 selebaran elektroda menurut metode Schlumberger

Faktor geometri diekspresikan :

2.5.2 KONFIGURASI WERNER


Konfigurasi Elektroda cara Werner. Yaitu empat buah elektroda ditempatkan sejajar
dengan jarak yang sama, AM = MN = NB = a.
Dalam konfigurasi ini AM = MN = NB = a
Gambar 4 selebaran elektroda menurut metode werner

Nilai Resistivitas untuk konfigurasi Werner adalah

Faktor geometri (K) = 2. π.a.


LAMPIRAN 1. FORMAT PENULISAN LAPORAN

Contoh Halaman Judul:

LAPORAN SIMULASI PRAKTIKUM


GEOFISIKA EKSPLORASI

OLEH :

KELOMPOK V

PROGRAM STUDI S1/D3 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
SORONG
2019
Contoh Halaman Tujuan:

LAPORAN SIMULASI PRAKTIKUM GEOFISIKA EKSPLORASI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Geofisika Eksplorasi
Program Studi S1/D3 Teknik Pertambangan
Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan
Universitas Papua
Tahun Akademik 2018/2019

Disusun Oleh :

Kelompok V

1. Hariant (201563008)
o
2. Sampar (201563014)
y
3. Risky (201563023)

Disetujui dan disahkan pada:


Hari :
Tanggal :

Diperiksa,
Asisten

Givenshe A. W. Pasongli

Disetujui,
Dosen Pengampu
Irla J. Pasulu,ST

Format Laporan:

HALAMAN JUDUL
HALAMAN TUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL
DAFTAR LAMPIRAN
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Permasalahan
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Waktu dan Tempat Praktikum
II DASAR TEORI
2.1 Geolistrik
2.2 Sifat Listrik Batuan
2.3 Rumus Dasar Listrik
2.4 Aliran Listrik Dalam Bumi
2.5 Konsep Resistivitas Semu
2.6 Bumi sebagai Medium Tidak Homogen
III PROSEDUR PERCOBAAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN 2. TATA TULIS LAPORAN

1. KERTAS
Spesifikasi kertas yang digunakan:
- Jenis : HVS
- Warna : Putih polos
- Berat : 70 gram
- Ukuran : A4 (21,5 cm x 29,7 cm)

2. PENULISAN
- Laporan diketik, pada satu sisi kertas, tidak bolak-balik.
- Posisi penempatan teks dari tepi kertas:
Batas kiri : 4 cm
Batas kanan : 3 cm
Batas atas : 3 cm
Batas bawah : 3 cm
Spasi Antar Baris : 1,5 cm
- Diameter Logo Unipa : 3 cm
- Tidak menggunakan garis untuk batas teks dari tepi kertas.

3. PENOMORAN HALAMAN
 Dengan Angka Romawi Kecil
- untuk bagian pendahuluan dimulai dari halaman judul sampai dengan halaman sebelum
bab pendahuluan, untuk halaman judul, penomorannya tidak dituliskan.
- letak: tengah, 1,5 cm dari tepi bawah kertas
 Dengan Angka Arab
- untuk bagian isi laporan
- letak: sudut kanan bawah 1 cm dari tepi bawah kertas dan 3 cm dari tepi kanan kertas

4. PENJILIDAN
Laporan dijilid melingkar (semi lux), dengan sampul menggunakan cover berwarna hijau.

Anda mungkin juga menyukai