Anda di halaman 1dari 6

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit

listrik termal tempat panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor
nuklir pembangkit listrik.
PLTN termasuk dalam pembangkit daya (EN: base load), yang dapat bekerja dengan
baik ketika daya keluarannya konstan (meskipun reaktor air didih (EN: boiling water
reactor) dapat turun hingga setengah dayanya ketika malam hari). Daya yang
dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 40 MWe hingga 1000 MWe. Unit baru
yang sedang dibangun pada tahun 2005 mempunyai daya 600-1200 MWe.
Hingga saat ini, terdapat 442 PLTN berlisensi di dunia [1] dengan 441 diantaranya
beroperasi di 31 negara yang berbeda. Keseluruhan reaktor tersebut menyuplai
17% daya listrikdunia.

Sejarah
Reaktor nuklir yang pertama kali membangkitkan listrik adalah stasiun pembangkit
percobaan EBR-I pada 20 Desember 1951 di dekat Arco, Idaho, Amerika Serikat.
Pada 27 Juni 1954, PLTN pertama dunia yang menghasilkan listrik untuk jaringan
listrik (power grid) mulai beroperasi di Obninsk, Uni Soviet [1]. PLTN skala komersiil
pertama adalah Calder Hall di Inggris yang dibuka pada 17 Oktober 1956

klir dan daya nuklir.

Jenis-jenis PLTN

Pressurized Water Reactor untuk kapal laut. Reaktor ini menggunakan air laut sebagai kondenser pendingin
reaktor.

Diagram reaktor kapal selam


Diagram reaktor kapal selam

Pressurizer Reactor
PLTN dikelompokkan berdasarkan jenis reaktor yang digunakan. Tetapi ada juga
PLTN yang menerapkan unit-unit independen, dan hal ini bisa menggunakan jenis
reaktor yang berbeda. Sebagai tambahan, beberapa jenis reaktor berikut ini, pada
masa depan diharapkan mempunyai sistem keamanan pasif.
Reaktor FisiSunting
Reaktor daya fisi membangkitkan panas melalui reaksi fisi
nuklir dari isotop fissiluranium dan plutonium.
Selanjutnya reaktor daya fissi dikelompokkan lagi menjadi:

 Reaktor thermal menggunakan moderator neutron untuk melambatkan atau me-


moderate neutron sehingga mereka dapat menghasilkan reaksi fissi selanjutnya. Neutron yang
dihasilkan dari reaksi fissi mempunyai energi yang tinggi atau dalam keadaan cepat, dan harus
diturunkan energinya atau dilambatkan (dibuat thermal) oleh moderator sehingga dapat
menjamin kelangsungan reaksi berantai. Hal ini berkaitan dengan jenis bahan bakar yang
digunakan reaktor thermal yang lebih memilih neutron lambat ketimbang neutron cepat untuk
melakukan reaksi fissi.
 Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron.
Karena reaktor cepat menggunkan jenis bahan bakar yang berbeda dengan reaktor thermal,
neutron yang dihasilkan di reaktor cepat tidak perlu dilambatkan guna menjamin reaksi fissi
tetap berlangsung. Boleh dikatakan, bahwa reaktor thermal menggunakan neutron thermal dan
reaktor cepat menggunakan neutron cepat dalam proses reaksi fissi masing-masing.
 Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar ketimbang menggunakan reaksi
berantai untuk menghasilkan reaksi fissi. Hingga 2004 hal ini hanya berupa konsep teori saja,
dan tidak ada purwarupa yang diusulkan atau dibangun untuk menghasilkan listrik, meskipun
beberapa laboratorium mendemonstrasikan dan beberapa uji kelayakan sudah dilaksanakan.

Reaktor thermalSunting
 Light water reactor (LWR)
 Boiling water reactor (BWR)
 Pressurized water reactor (PWR)
 SSTAR, a sealed, reaktor untuk jaringan kecil, mirip PWR
 Moderator Grafit:
 Magnox
 Advanced gas-cooled reactor (AGR)
 High temperature gas cooled reactor (HTGR)
 RBMK
 Pebble bed reactor (PBMR)
 Moderator Air berat:
 SGHWR
 CANDU

Reaktor cepatSunting
Meski reaktor nuklir generasi awal berjenis reaktor cepat, tetapi perkembangan
reaktor nuklir jenis ini kalah dibandingkan dengan reaktor thermal.
Keuntungan reaktor cepat diantaranya adalah siklus bahan bakar nuklir yang
dimilikinya dapat menggunakan semua uranium yang terdapat dalam urainum alam,
dan juga dapat mentransmutasikan radioisotop yang tergantung di dalam limbahnya
menjadi material luruh cepat. Dengan alasan ini, sebenarnya reaktor cepat
secara inheren lebih menjamin kelangsungan ketersedian energi ketimbang reaktor
thermal. Lihat juga reaktor fast breeder. Karena sebagian besar reaktor cepat
digunakan untuk menghasilkan plutonium, maka reaktor jenis ini terkait erat
dengan proliferasi nuklir.
Lebih dari 20 purwarupa (prototype) reaktor cepat sudah dibangun di Amerika
Serikat, Inggris, Uni Sovyet, Perancis, Jerman, Jepang, India, dan hingga 2004 1
unit reaktor sedang dibangun di China. Berikut beberapa reaktor cepat di dunia:
 EBR-I, 0.2 MWe, AS, 1951-1964.
 Dounreay Fast Reactor, 14 MWe, Inggris, 1958-1977.
 Enrico Fermi Nuclear Generating Station Unit 1, 94 MWe, AS, 1963-1972.
 EBR-II, 20 MWe, AS, 1963-1994.
 Phénix, 250 MWe, Perancis, 1973-sekarang.
 BN-350, 150 MWe plus desalination, USSR/Kazakhstan, 1973-2000.
 Prototype Fast Reactor, 250 MWe, Inggris, 1974-1994.
 BN-600, 600 MWe, USSR/Russia, 1980-sekarang.
 Superphénix, 1200 MWe, Perancis, 1985-1996.
 FBTR, 13.2 MWe, India, 1985-sekarang.
 Monju, 300 MWe, Jepang, 1994-sekarang.
 PFBR, 500 MWe, India, 1998-sekarang.

(Daya listrik yang ditampilkan adalah daya listrik maksimum, tanggal yang
ditampilkan adalah tanggal ketika reaktor mencapai kritis pertama kali, dan ketika
reaktor kritis untuk teakhir kali bila reaktor tersebut sudah
di dekomisi (decommissioned).
Reaktor FusiSunting
Artikel utama: daya fusi

Fusi nuklir menawarkan kemungkinan pelepasan energi yang besar dengan hanya
sedikit limbah radioaktif yang dihasilkan serta dengan tingkat keamanan yang lebih
baik. Namun, saat ini masih terdapat kendal-kendala bidang keilmuan, teknik dan
ekonomi yang menghambat penggunaan energi fusi guna pembangkitan listrik. Hal
ini masih menjadi bidang penelitian aktif dengan skala besar seperti dapat dilihat
di JET, ITER, dan Z machine.
Keuntungan dan kekuranganSunting

Keuntungan PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah:

 Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) - gas rumah kaca hanya
dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya sedikit menghasilkan gas)
 Tidak mencemari udara - tidak menghasilkan gas-gas berbahaya sepert karbon
monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate atau asap fotokimia
 Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal)
 Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan
 Ketersedian bahan bakar yang melimpah - sekali lagi, karena sangat sedikit bahan bakar
yang diperlukan
 Baterai nuklir - (lihat SSTAR)

Berikut ini berberapa hal yang menjadi kekurangan PLTN:

 Risiko kecelakaan nuklir - kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan Chernobyl (yang
tidak mempunyai containment building)
 Limbah nuklir - limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan hingga ribuan
tahun. AS siap menampung limbah ex PLTN dan Reaktor Riset. Limbah tidak harus disimpan di
negara pemilik PLTN dan Reaktor Riset. Untuk limbah dari industri pengguna zat radioaktif,
bisa diolah di Instalasi Pengolahan Limbah Zat Radioaktif, misal yang dimiliki oleh BATAN
Serpong.

Perkembangan generasi PLTNSunting

Range of possible CANDU fuel cycles: CANDU reactors can accept a variety of fuel types, including the used fuel
from light-water reactors

Sejak PLTN komersial pertama dikembangkan pada tahun 50-an hingga saat ini,
generasi PLTN mengalami perkembangan yang cukup pesat.

PLTN Generasi ISunting


PLTN generasi pertama dikembangkan pada rentang waktu tahun 50-an hingga tahun
60-an. PLTN generasi pertama ini merupakan prototipe awal dari reaktor pembangkit
daya yang bertujuan untuk membuktikan bahwa energi nuklir dapat dimanfaatkan
dengan baik untuk tujuan damai. Contoh PLTN generasi pertama ini adalah
Shippingport (tipe PWR), Dresden (tipe BWR), Fermi I (tipe FBR) dan Magnox (tipe
GCR).

PLTN Generasi IISunting


PLTN generasi kedua dikembangkan setelah tahun 70-an, PLTN ini merupakan suatu
pedoman klasifikasi desain dari reaktor nuklir. PLTN generasi II dijadikan sebagai
reaktor daya komersial acuan dalam pembangunan PLTN hingga akhir tahun 90-an.
Prototipe reaktor daya generasi II adalah PLTN tipe PWR, CANDU, BWR, AGR dan VVER.

PLTN generasi IIISunting


PLTN generasi III adalah reaktor daya generasi lanjut (advanced) yang dikembangkan
pada akhir tahun 1990. PLTN generasi ini mengalami perubahan desain evolosioner
(perubahan yang tidak radikal) yang bertujuan untuk meningkatkan faktor keselamatan
dan ekonomi PLTN. PLTN generasi III banyak dibangun negara-negara Asia Timur.
Contoh dari PLTN generasi III adalah ABWR, System80+.

Pengembangan PLTN generasi III terus berlanjut dan bersamaan dengan itu dilakukan
perbaikan desain yang evolusioner untuk meningkatkan faktor ekonomi dengan cukup
signifikan. Perubahan terhadap PLTN generasi III menghasilkan PLTN generasi III+
yang lebih ekonomis dan segera dapat dibangun dalam waktu dekat tanpa harus
menunggu periode R&D yang lama. PLTN generasi III+ menjadi suatu pilihan untuk
pembangunan PLTN yang akan dilakukan dari sekarang hingga tahun 2030.

PLTN generasi IVSunting


PLTN generasi IV adalah reaktor daya hasil pengembangan inovatif dari PLTN generasi
sebelumnya. PLTN generasi IV terdiri dari enam tipe reaktor daya yang diseleksi dari
sekitar 100 buah desain. Kriteria seleksi adalah aspek ekonomi yang tinggi, tingkat
keselamatan lanjut, menghasilkan limbah dengan kuantitas yang sangat rendah, dan
tahan terhadap aturan NPT.

PLTN generasi IV dirancang tidak hanya berfungsi sebagai instalasi pemasok daya
listrik saja, tetapi dapat pula digunakan untuk pemasok energi termal kepada industri
proses. Oleh karena itu PLTN generasi IV tidak lagi disebut sebagai PLTN, tetapi disebut
sebagai Sistem Energi Nuklir (SEN) atau Nuclear Energy System (NES). Enam tipe dari
reaktor daya generasi IV adalah: Very High Temperature Reactor (VHTR), Sodium-
cooled Fast Reactor (SFR), Gas-cooled Fast Reactor (GFR), Liquid metal cooled Fast
Reactor (LFR), Molten Salt Reactor (MSR), dan SuperCritical Water-cooled Reactor
(SCWR).

Anda mungkin juga menyukai