Anda di halaman 1dari 30

YUDISIUM

Yudisium merupakan penetapan status kelulusan mahasiswa, yang telah


menempuh semua matakuliah dan dinyatakan lulus (kompetensi tercapai), dengan
jumlah satuan kredit sesuai dengan yang ditentukan dalam kurikulum yang diacu
dan telah memenuhi persyaratan lain yang telah ditetapkan.
Yudisium program sarjana adalah sebagai berikut:
a. IPK 3,51 – 4 dan tepat waktu lulus dengan predikat Dengan Pujian;
b. IPK 2,76 – 3,50 Lulus dengan predikat Sangat Memuaskan;
c. IPK 2,00 – 2,75 Lulus dengan predikat Memuaskan.
Predikat kelulusan Dengan Pujian ditentukan juga dengan memperhatikan masa studi
mahasiswa, yaitu maksimal n (masa studi normal) + 1 tahun.

Mahasiwa dinyatakan lulus Program Sarjana, apabila:


1. telah mencapai minimal jumlah kredit 144 SKS
2. mencapai IPK sekurang-kurangnya 2,75
3. proporsi nilai D tidak melebihi 15% dari jumlah satuan kredit Program Studi
Farmasi
4. tidak terdapat nilai E
5. mencapai nilai sekurang-kurangnya C untuk matakuliah wajib Universitas
6. telah menyerahkan naskah skripsi ke Perpustakaan
7. telah menempuh Test of English as a Foreign Language (TOEFL) dengan skor
sekurang-kurangnya 450
8. telah memenuhi kewajiban jumlah poin dari Sistem Poin Kegiatan
Kemahasiswaan dari Universitas

Tata cara
Pelaksanaan yudisium di Fakultas Farmasi adalah sebagai berikut:
1. Yudisium diselenggarakan setiap hari Jum’at pada minggu terakhir setiap
bulannya.
2. Pendaftaran yudisium maksimal hari Kamis minggu terakhir setiap bulan
3. Syarat pendaftaran yudisium menyerahkan :
Formulir pendaftaran dengan disertai draft transkrip nilai (tanpa tanda tangan
Kaprodi dan Dekan), foto copy slip UKT terakhir, formulir persetujuan penjilidan,
formulir penyerahan skripsi dan formulir Bebas Tanggungan Prodi Farmasi yang
telah disahkan Kepala Laboratorium (untuk mendapatkan tanda tangan Kepala
Laboratorium, mahasiswa harus menunjukkan surat keterangan bebas
tanggungan dari pihak laboran), Pengelola Gudang, Sekretariat dan Wakil
Dekan, serta sertifikat TOEFL yang asli yang dikeluarkan secara resmi oleh
Lembaga Bahasa, atau salinan yang sudah dilegalisir oleh Lembaga Bahasa.
4. Mahasiswa dapat memberikan catatan perihal matakuliah pilihan yang akan
dihapus.
5. Hasil kelulusan dalam rapat yudisium akan disahkan dalam surat Keputusan
yudisium pada bulan bersangkutan (tanggal terakhir setiap bulannya).

60 1
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
PEDOMAN AKADEMIK IPS Satuan Kredit Maksimal
≥ 3,00 24 satuan kredit
PROGRAM STUDI FARMASI 2,50 - 2,99 22 satuan kredit
< 2,50 20 satuan kredit

FAKULTAS FARMASI
VI. Pedoman Penilaian Sisip Program
UNIVERSITAS SANATA DHARMA Penilaian sisip program dilakukan untuk menentukan kelayakan
mahasiswa melanjutkan studi pada semester berukutnya. Apabila dinyatakan tidak
layak maka mahasiswa tersebut harus mengundurkan diri/DO dari proses perkuliahan
2015 pada program studi Farmasi UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
Penilaian sisip program dilakukan sebanyak satu kali, yaitu sesudah
mahasiswa menempuh empat semester, terhitung mulai saat seseorang terdaftar
sebagai mahasiswa untuk pertama kalinya.
Ketentuan yang digunakan untuk menentukan bahwa seorang mahasiswa
boleh melanjutkan studinya adalah: pada akhir semester IV, mahasiswa tersebut
telah mencapai sekurang-kurangnya 50 sks dengan IPK sekurang-kurangnya 2,00
dan jumlah nilai D maksimal 15% dari 50 sks. Apabila jumlah sks yang telah dicapai
mahasiswa lebih besar dari batas yang telah ditentukan di atas, maka Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK) dihitung dari jumlah sks dengan nilai terbaik.

2 59
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
VISI MISI
Hasil akhir ditentukan sebagai berikut:
Huruf mutu A untuk  750 poin (>80%) 2.1. Visi
Huruf mutu B untuk 650-749 poin (70,1 – 79,9%)
Huruf mutu C untuk 560 - 649 poin (56 - 70%) Menjadi program studi farmasi yang unggul, berwawasan global, dan mampu
Huruf mutu D untuk 400 - 559 poin (40 – 56%) mewarnai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian untuk
Huruf mutu E untuk poin kurang dari 400 dianggap tidak lulus meningkatkan kesehatan masyarakat.

Untuk lancarnya kegiatan akademik dan keperluan pengisian Kartu Rencana 2.2. Misi
Studi mahasiswa, maka perlu diatur mengenai tatacara penilaian akhir semester
untuk mahasiswa Program Studi Farmasi sebagai berikut: 2.2.1 Menyelenggarakan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat yang
1. Setiap dosen wajib mengunggah nilai pada SIA DPA dan menyerahkan berkualitas.
nilai final kepada Ketua Jurusan/Ketua Program Studi Farmasi selambat-
lambatnya 14 hari setelah masa pelaksanaan ujian akhir. 2.2.2 Mempersiapkan sarjana Farmasi yang berkarakter care-
2. Apabila sampai dengan pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) mahasiswa, giver,teacher/educator, drug informer, scientific comprehension & research
nilai final belum diserahkan, maka Ketua Jurusan/Ketua Program Studi abilities, life-long learner, leader, decision maker, manager, communicator,
Farmasi sementara memberikan nilai C kepada seluruh mahasiswa yang teamwork abilities, personnal/ professional responsibilities yang cerdas
menempuh mata kuliah tersebut untuk menghitung IP sementara dan humanis dan siap menjadi apoteker atau magister farmasi
jumlah SKS maksimal yang dapat diambil pada semester yang akan
berjalan. 2.2.3 Mempromosikan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada penderita.
Berdasarkan nilai final yang diserahkan, Ketua Jurusan/Ketua Program 2.2.4 Menumbuhkan sikap saling terbuka dan menghargai dalam relasi jejaring
Studi Farmasi akan mengubah nilai final sebagai berikut : profesional dibidang kesehatan masyarakat
a. Untuk mahasiswa yang mendapatkan nilai A dari pengampu mata 2.2.5 Mengembangkan pendidikan partisipatif yang melibatkan potensi alumni,
kuliah yang bersangkutan maka nilai C akan diubah menjadi A orang tua mahasiswa dan masyarakat.
b. Untuk mahasiswa yang mendapatkan nilai B dari pengampu mata
kuliah yang bersangkutan maka nilai C akan diubah menjadi B 2.3. Tujuan Program Studi
c. Untuk mahasiswa yang mendapatkan nilai final C, D, atau E dari
pengampu mata kuliah yang bersangkutan, maka nilai final tetap C 2.3.1 Terwujudnya pengajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip Pedagogi
3. Dosen pengampu mata kuliah yang bersangkutan tetap diwajibkan Ignasian ( konteks-pengalaman-refleksi-aksi-evaluasi).
menyerahkan nilai final ke Ketua Jurusan/Ketua Program Studi meskipun
sudah melewati batas akhir penyerahan nilai tanpa diberikan vakasi 2.3.2 Terwujudnya alternatif solusi untuk permasalahan kesehatan pada
koreksi. masyarakat melalui penelitian aplikatif di bidang kefarmasian.
2.3.3. Terlayaninya pendidikan kesehatan di masyarakat tentang penggunaan obat
V. Pedoman Penilaian Semesteran yang benar melalui kegiatan pengabdian masyarakat.
Setiap akhir semester, pencapaian hasil belajar mahasiswa untuk setiap 2.3.4 Terbangunnya pembelajaran kontekstual yang berorientasi pada penderita.
matakuliah yang ditempuh dinyatakan dalam bilangan yang disebut Indeks Prestasi 2.3.5 Tercapainya tingkat soft skills yang tinggi dari sarjana farmasi yang mampu
Semester (IPS). IPS dihitung dari jumlah hasil kali antara besar kredit (K) dan Angka mengembangkan ilmu serta mengaplikasikannya di dunia kerja.
Mutu atau Bobot Nilai (N) dibagi dengan jumlah kredit yang ditempuh. 2.3.6 Terwujudnya jejaring mitra dan atau profesional di bidang kesehatan dalam
mendukung proses pengembangan kapasitas institusi.
Σ KN 2.3.7 Terwujudnya pendidikan partisipatif yang didukung penuh oleh potensi
IPS = alumni dan orangtua mahasiswa.
ΣK
Indeks Prestasi Semester digunakan sebagai pedoman untuk
menentukan berapa banyak jumlah kredit yang dapat diambil mahasiswa pada
semester berikutnya. Hubungan antara IPS dan beban studi mahasiswa diatur dalam
amandemen Peraturan Akademik 2010 USD No. 218/Rektor/V/2013 tertanggal 26
Mei 2013, sebagai berikut:

58 3
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
KURIKULUM PROGRAM STUDI FARMASI 2015 4. Penugasan khusus dari Universitas/Fakultas (diterangkan dengan surat
penugasan)
A. Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran Batas waktu
Hasil pelaksanaan Ujian Susulan (berkas jawaban ujian yang sudah dinilai dan nilai
Profil Lulusan Capaian Pembelajaran ujian susulan) harus sudah masuk ke Fakultas paling lambat 14 hari sejak tanggal
Umum Khusus matakuliah yang diujikan.
bertakwa kepada Mampu bertindak
Sarjana farmasi Tuhan Yang Maha Esa secara SISTEM REMEDI
berkarakter care- dan mampu bertanggungjawab Remedi dilaksanakan dalam rangka pemenuhan dan pencapaian kompetensi
giver,teacher/educator, menunjukkan sikap sesuai ketentuan mahasiswa dalam matakuliah. Remedi dapat diberikan kepada mahasiswa/i
drug informer, scientific religious perundang-undangan berdasarkan pertimbangan dosen terhadap pencapaian standar minimal salah satu
comprehension & dan etik kefarmasian komponen penilaian matakuliah (misal: tugas matakuliah, ujian matakuliah). Jadwal
research abilities, life-long pelaksanaan remedi diatur sepenuhnya oleh dosen pangampu. Ketentuan
berperan sebagai Mampu menerapkan
learner, leader, decision administrasi remedy diatur oleh Universitas.
warga negara yang prinsip-prinsip
maker, manager,
bangga dan cinta tanah kepemimpinan dan
communicator, teamwork IV. Pedoman Penilaian Matakuliah
air, memiliki manajemen
abilities, personnal/ Penilaian hasil belajar mahasiswa untuk setiap matakuliah dilakukan melalui
nasionalisme serta rasa kefarmasian
professional responsibilities ujian dan pemberian tugas yang relevan.
tanggungjawab pada
yang cerdas humanis dan Nilai akhir matakuliah merupakan rerata tertimbang dari komponen-
negara dan bangsa
siap menjadi apoteker atau komponen: Ujian Sisipan, Ujian Akhir Semester dan penyelesaian tugas-tugas. Bobot
mampu menerapkan Mampu mengidentifikasi
magister farmasi dari masing-masing komponen diserahkan kepada dosen dan perlu diberitahukan
pemikiran logis, kritis, masalah terkait obat
sistematis, dan inovatif dan alternatif solusinya kepada mahasiswa pada awal perkuliahan.
dalam konteks Nilai keberhasilan belajar mahasiswa dalam suatu matakuliah dinyatakan dalam huruf
pengembangan atau mutu (HM): A, B, C, D ,E yang masing-masing memiliki bobot kualitas/angka mutu
implementasi ilmu (AM) berturut-turut: 4, 3, 2, 1, 0.
pengetahuan dan Contoh penilaian:
teknologi yang
memperhatikan dan Aspek Penilaian Unsur Penilaian Skor Maks Persentase
menerapkan nilai
humaniora yang sesuai Pemahaman Tugas 400
dengan bidang ketrampilan
keahliannya 90%
Ujian Mid Semester 200
mampu mengkaji Mampu melakukan
implikasi pelayanan sediaan
Ujian Akhir 300
pengembangan atau farmasi sesuai prosedur
implementasi ilmu
pengetahuan teknologi Soft skills Inovasi
yang memperhatikan
dan menerapkan nilai Kreativitas
humaniora sesuai
dengan keahliannya Daya juang
berdasarkan kaidah, 100 10%
tata cara dan etika Bela rasa
ilmiah dalam rangka
menghasilkan solusi, Kepemimpinan
gagasan, desain atau
kritik seni, menyusun
Etika
deskripsi saintifik hasil
kajiannya dalam
bentuk skripsi atau Jumlah 1000 100 %

4 57
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
penilaian untuk setiap soal harus sesuai dengan cakupan bahan yang laporan tugas akhir,
diujikan. Durasi ujian juga perlu disesuaikan dengan ketentuan sebagai dan mengunggahnya
berikut: dalam laman
perguruan tinggi
Jumlah sks dalam kuliah Lama waktu per ujian mampu memelihara Mampu menyiapkan
1 50-60 menit dan mengembangkan atau meracik sediaan
2 75-90 menit jaringan kerja dengan farmasi sesuai prosedur
≥3 100-120 menit pembimbing, kolega,
sejawat baik di dalam
UJIAN REGULER (UJIAN SISIPAN TERJADWAL DAN UJIAN AKHIR maupun di luar
SEMESTER) lembaganya
Ujian sisipan (USIP) diselenggarakan oleh program studi secara terjadwal Mampu menerapkan
minimal sekali dalam satu semester. Ujian sisipan yang tidak terjadwal, ilmu dan teknologi
penyelenggaraannya diserahkan sepenuhnya kepada dosen pengampu mata kuliah. kefarmasian dalam
Ujian akhir semester (UAS) diselenggarakan oleh program studi secara melakukan
terjadwal. Mahasiswa dapat mengikuti UAS untuk suatu matakuliah harus memenuhi perancangan,
syarat: pembuatan, dan
1. terdaftar dalam Kartu Rencana Studi (KRS) penjaminan mutu
2. menempuh minimal 75% kehadiran dalam perkuliahan sediaan Farmasi
3. melaksanakan proses pembimbingan dengan DPA minimal 4 kali Mampu mencari,
4. dapat menunjukkan Kartu Ujian dan Kartu Tanda Mahasiswa menyiapkan, dan
5. berpakaian sopan seperti tertulis dalam Pedoman Perilaku Mahasiswa memberikan informasi
Universitas Sanata Dharma tentang sediaan farmasi
Apabila seorang mahasiswa tidak memenuhi syarat tersebut maka pihak Menunjukkan
penyelenggara melalui petugas jaga ujian berhak mengeluarkan mahasiswa yang penguasaan IPTEK,
bersangkutan dari ruang ujian. kemampuan riset dan
pengembangan di
UJIAN SUSULAN bidang kefarmasian
Ketentuan Umum
Yang dimaksud dengan ujian susulan adalah pengganti Ujian Sisipan dan atau Ujian
Akhir Semester. B. Struktur Kurikulum
Prosedur
Mahasiswa yang akan melaksanakan ujian susulan harus menempuh prosedur: SEMESTER 1
1. Mengajukan permohonan ujian susulan kepada Ketua Program Studi Kode MK Mata Kuliah Prasyarat SKS Kategori
dengan dilampiri/disertai alasan/bukti dalam waktu selambat-lambatnya
Agama - 2 Wajib
3 hari kerja setelah berhalangan.
Pancasila - 2 Wajib
2. Ketua Program Studi akan membuatkan surat pengantar ujian susulan
SCP 101 Pengantar Profesi - 2 Wajib
kepada dosen pengampu apabila menyetujui permohonan ujian susulan
Apoteker
dari mahasiswa.
BNS 102P Kimia Dasar - 2/1 Wajib
3. Pelaksanaan ujian susulan diselenggarakan dengan dosen pengampu
sesuai waktu yang telah disepakati dengan mahasiswa yang PST 103P Farmasetika Dasar - 3/1 Wajib
bersangkutan. BBS 104P Botani Farmasi - 2/1 Wajib
Alasan-alasan BBS 105P Biologi Sel Molekuler - 2/1 Wajib
Ujian susulan dapat disetujui dengan alasan: JUMLAH 15/4
1. Mahasiswa sakit (diterangkan dengan Surat Keterangan Sakit/Istirahat SEMESTER 2
dari dokter) Kode MK Mata Kuliah Prasyarat SKS Kategori
2. Mahasiswa melangsungkan pernikahan (diterangkan dengan surat Teologi/Filsafat Moral Agama 2 Wajib
keterangan dari orangtua) PKn - 2 Wajib
3. Bapak (bapak mertua), ibu (ibu mertua), kakak kandung, adik kandung, Statistika Farmasi - 2 Wajib
suami/istri, dan atau anak meninggal (diterangkan dengan copy surat BNS 201P Kimia Organik - 3/1 Wajib
kematian dan atau surat keterangan dari pihak keluarga)
56 5
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
BBS 202P Anatomi Fisiologi - 2/1 Wajib PEDOMAN EVALUASI
Manusia
BBS 203P Mikrobiologi Farmasi - 2/1 Wajib PENILAIAN HASIL STUDI MAHASISWA
PST 204P Farmasi Fisika - 3/1 Wajib I. Pendahuluan
JUMLAH 16/4 Hasil studi mahasiswa memerlukan suatu penilaian yang mengindikasikan
SEMESTER 3 tingkat penguasaan mahasiswa terhadap suatu pengetahuan dan atau keahlian
tertentu. Tugas dan ujian merupakan beberapa cara untuk dapat menilai pencapaian
Kode MK Mata Kuliah Prasyarat SKS Kategori
mahasiswa tersebut.
BBS 301 Patofisiologi Anatomi Fisiologi 2 Wajib
Manusia
II. Penilaian
BBS 302 Imunologi Biologi Sel 2 Wajib
a. Tujuan
Molekuler
1. Tujuan konseptual penilaian hasil belajar adalah pemberian status atau
BNS 303P Kimia Analisis Kimia Dasar 2/1 Wajib
indeks yang menunjukkan sejauh mana mahasiswa mencapai
BNS 304P Farmakologi- Anatomi Fisiologi 4/1 Wajib kompetensi pada bidang perkuliahan tertentu.
Toksikologi Manusia 2. Tujuan praktis penilaian hasil belajar adalah memberikan indikator telah
BBS 305P Biokimia Kimia Organik 2/1 Wajib diikutinya suatu matakuliah tertentu oleh mahasiswa.
PST 306P Farmakognosi- Botani farmasi 3/1 Wajib 3. Secara tidak langsung, penilaian hasil belajar mahasiswa sekaligus
Fitokimia merupakan penilaian dari keseluruhan program perkuliahan. Nilai
JUMLAH 15/4 mahasiswa juga merupakan indikator tentang tingkat keberhasilan dosen
SEMESTER 4 dalam mengelola proses pembelajaran.
Kode MK Mata Kuliah Prasyarat SKS Kategori
PST 401 Kimia Medisinal Biokimia 5 Wajib c. Jenis Kemampuan dan Alat Ukur
PST 402P Farmakokinetika- Farmakologi- 3/1 Wajib Pada prinsipnya kemampuan yang harus dukuasai oleh lulusan suatu
Biofarmasetika Toksikologi perguruan tinggi, profesi ataupun akademik, adalah kemampuan yang integratif.
PST 403P Peracikan Obat Famasetika Dasar 3/1 Wajib Namun demikian, karena banyaknya bidang yang harus dikuasai dalam jangka waktu
SCP 404 Swamedikasi Farmakologi- 2 Wajib yang relatif lama, kemampuan integratif tersebut perlu secara operasional dipilah-
Toksikologi pilah dalam sejumlah matakuliah.
SCP 405 Farmakoterapi 1 Farmakologi- 4 Wajib Pembobotan aspek-aspek yang berbeda diserahkan pada masing-masing
Toksikologi dosen dengan memperhatikan karakteristik matakuliah dan kompetensi lulusan yang
JUMLAH 17/2 diharapkan pada tiap-tiap matakuliah.
SEMESTER 5 Untuk pemahaman secara kognitif, tes tertulis merupakan alat ukur yang
Kode MK Mata Kuliah Prasyarat SKS Kategori memadai. Untuk kemampuan analisis-sintesis, bentuk makalah bisa jadi lebih tepat;
Bahasa Indonesia 3 Wajib dan untuk ketrampilan psikomotorik, pengamatan keahlian lebih tepat.
Managemen Farmasi 2 Wajib
III. Ujian
PST 501P Formulasi & Teknologi Farmasi Fisika 3/1 Wajib
a. Tujuan
Sediaan Farmasi
Tujuan utama ujian adalah untuk mengukur hasil belajar mahasiswa
SCP 502 Farmakoterapi 2 Farmakologi- 4 Wajib
dalam penguasaan bahan perkuliahan.
Toksikologi
b. Jenis
SCP 503 Farmako-epidemiologi Statistika 3 Wajib
Ada banyak jenis ujian yang dapat digunakan untuk mengukur hasil
SCP 504P Komunikasi 2/1 Wajib
belajar seseorang. Berdasarkan kemampuan yang hendak diukur, ujian
JUMLAH 17/2 dapat dikelompokkan sebagai berikut:
SEMESTER 6 1. Tes tertulis (esai dan obyektif)
Kode MK Mata Kuliah Prasyarat SKS Kategori 2. Tes lisan (perseorangan atau kelompok), dan
Bahasa Inggris 3 Wajib 3. Tes perbuatan.
PST 601P Analisis Farmasi Kimia Analisis 3/1 Wajib c. Kriteria Ujian
SCP 602 Farmakoterapi 3 Farmakologi- 4 Wajib Sebagaimana alat ukur lainnya, ada dua kriteria suatu ujian yang baik,
Toksikologi yaitu representatif dan proporsional. Yang dimaksud dengan representatif
SCP 603 Pharmaceutical Care 1 Farmakoterapi 1 2 Wajib adalah bahwa soal-soal ujian harus dapat mengukur penguasaan
SCP 604 Farmakologi- Farmakologi- 3 Wajib pengetahuan yang akan diukur, sedangkan yang dimaksud dengan
Toksikologi Klinik Toksikologi proporsional adalah bahwa waktu pengerjaan, jumlah soal dan bobot
6 55
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
c. Hasil kegiatan pendidikan mandiri tidak perlu dipantau oleh dosen dan Pilihan 2 Pilihan
tidak diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir. Pilihan 2 Pilihan
JUMLAH 19/1
V. Cuti studi SEMESTER 7
Cuti studi merupakan pengunduran diri mahasiswa sementara dari kegiatan Kode MK Mata Kuliah Prasyarat SKS Kategori
akademik oleh mahasiswa. Permohonan cuti studi diajukan secara tertulis kepada SCP 701 Legalitas Praktek 2 Wajib
Dekan dengan sepersetujuan Ketua Program Studi, paling lambat 1 bulan dari hari Kefarmasian
pertama perkuliahan semester tersebut. Masa cuti maksimal 2 semester dalam satu BNS 702 Metodologi Penelitian 2 Wajib
periode perkuliahan. Masa cuti studi tidak dihitung dalam masa studi. Mahasiswa
PST 703 Cara Pembuatan FTSF 2 Wajib
yang akan mengambil cuti wajib menyelesaikan administrasi di BAA untuk
Sediaan Farmasi yang
memperoleh status cuti.
Baik
SCP 704 Pharmaceutical Care 2 Farmakoterapi 1 3 Wajib
SCP 705P Pelayanan Informasi 2/1 Wajib
Obat
Pilihan 2 Pilihan
Pilihan 2 Pilihan
Pilihan 2 Pilihan
JUMLAH 17/1
SEMESTER 8
Kode MK Mata Kuliah Prasyarat SKS Kategori
KKN 3 Wajib
Skripsi 4 Wajib
SCP 801 Pharmaceutical Care 3 Pharmaceutical 3 Wajib
Care 1
JUMLAH 10

PILIHAN
Kode MK Mata Kuliah Prasyarat SKS Kategori
SCP 341 Health Behaviour - 2 Pilihan
PST 342 Preformulasi Farmasi Fisika 2 Pilihan
SCP 441 Perinatologi Patofisiologi 2 Pilihan
SCP 442 Hemato-onkologi Patofisiologi 2 Pilihan
PST 443 Penapisan in Vitro Biokimia 2 Pilihan
berbasis kultur sel
PST 444 Metabolit sekunder Farmakognosi 2 Pilihan
Fitokimia
SCP 445 MESO Bersamaan Pilihan
Swamedikasi dan
Farmakoterapi 1
BNS 446 Validasi Metode Analisis Kimia Analisis 2 Pilihan
PST 447 Analisis Sediaan Bahan Kimia Analisis 2 Pilihan
Alam
SCP 541 Evidence Based Farmakologi- 2 Pilihan
Medicine Toksikologi,
bersamaan
Farmakoterapi 1
SCP 542 Off-labelled medicine Farmakoterapi 1 2 Pilihan

54 7
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
PST 543 Produk Alam Penapisan in Vitro 2 Pilihan seminar dan kapita selekta mensyaratkan 50 menit pertemuan terstruktur dan
Terstandar berbasis kultur sel terjadwal, 60 menit kegiatan terstruktur dan 60 menit kegiatan mandiri untuk setiap
SCP 545 Farmako-ekonomi Farmakoterapi 1 2 Pilihan 1 sks, Sedangkan matakuliah praktik laboratorium setara dengan 2 sampai 3 x 60
PST 641 Formulasi Sediaan Preformulasi 2 Pilihan menit kegiatan psikomotorik ditambah 1 x 60 menit kegiatan pendidikan terstruktur
Bahan Alam untuk 1 sks. Satu sks praktik lapangan setara dengan 64 s.d. 80 jam per semester.
PST 642 Sediaan Perawatan Preformulasi 2 Pilihan
Kulit II. Pertemuan Terstruktur dan Terjadwal
PST 643 Analisa Keamanan Farmakologi- 2 Pilihan a. Kegiatan ini dihadiri oleh dosen dan mahasiswa. Dalam kegiatan ini dosen
Kosmetik Toksikologi, FTSF memandu dan mendampingi mahasiswa untuk mencapai tujuan
PST 644 Kemasan Farmasi FTSF 2 Pilihan perkuliahan. Pada pertemuan pertama dosen memberikan penjelasan
PST 741 Rancangan Obat Penapisan in Vitro 2 Pilihan mengenai silabus, kegiatan perkuliahan selama satu semester, dan cara
berbasis kultur sel penilaian keberhasilan mahasiswa.
b. Tugas dan rincian bahan yang harus dipelajari mahasiswa pada tiap-tiap
PST 742 Optimasi senyawa Penapisan in Vitro 2 Pilihan
pertemuan terstruktur dan terjadwal berikutnya diberitahukan oleh dosen
penuntun berbasis kultur sel
sebelumnya agar dapat dilaksanakan dengan baik.
PST 743 Elusidasi struktur Analisis Farmasi 2 Pilihan
c. Peran dosen dalam kegiatan tatap muka adalah selaku fasilitator
SCP 744 Konseling Pasien Komunikasi -/2 Pilihan
pembelajaran. Dengan demikian, perlu dihindari dominasi kegiatan dalam
kelas oleh dosen. Partisipasi mahasiswa dalam pertemuan terstruktur dan
terjadwal merupakan salah satu kunci keberhasilan belajar.
C. Deskripsi Matakuliah d. Dosen juga perlu mempersiapkan rencana dan sarana/media
pembelajaran yang dibutuhkan dalam tiap-tiap pertemuan. Waktu dan
Pengantar Profesi Farmasi (SCP 101) – 2 SKS tempat pertemuan diatur dengan jadwal yang disusun oleh tiap-tiap
Mata kuliah Pengantar Profesi Apoteker memberikan gambaran tentang peran dan program studi.
tanggung jawab profesi apoteker dalam sistem pelayanan kesehatan. e. Bila berhalangan hadir pada suatu pertemuan, dosen harus
Pustaka: memberitahukan kepada Ketua Program Studi dan mengganti
1. DirJen BinFar dan IAI, Good Pharmacy Practice. pelaksanaannya pada kesempatan lain, atau menggantinya dengan
kegiatan pendidikan terstruktur.
2. Russel, A., Teijlingen, E., Lambert, H., Stacy, R., 2004, Social and Behaviour
f. Mahasiswa yang hadirnya dalam pertemuan terstruktur dan terjadwal
Science Education in UK Medical Schools: current practice and future directions, kurang dari 75% dapat tidak diperbolehkan mengikuti ujian akhir
Medical Education 38: 409-417, Blackwell Publishing. semester.
3. Wertheimer, A.I., 2007, The Contributions of Social Pharmacy to Pharmacy
Practice, Revista Mexicata de Ciencias Farmaceuticas vol 38. III. Kegiatan Pendidikan Terstruktur
4. BPOM, 2012, Peraturan KaBPOM, Badan Pengawasan Obat dan Makanan, a. Kegiatan pendidikan terstruktur adalah kegiatan belajar dan terjadwal
mahasiswa di luar waktu pertemuan terstruktur yang direncanakan oleh
Jakarta
dosen. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membantu tercapainya tujuan
perkuliahan.
Kimia Dasar (BNS 102P) - 2/1 SKS b. Bentuk kegiatan pendidikan terstruktur dapat merupakan kegiatan
Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi: perseorangan maupun kelompok, seperti tugas rumah/pekerjaan rumah.
1. Memberikan pengetahuan tentang pengenalan dan pemahaman prinsip-prinsip c. Hasil kegiatan ini perlu dipantau oleh dosen untuk memperoleh umpan
dasar dari perubahan kimia yang terjadi dalam suatu bahan farmasi maupun balik untuk hal-hal yang memerlukan. Hasil kegiatan ini dapat dinilai dan
dalam kehidupan sehari-hari. nilainya ikut dipertimbangkan dalam penentuan nilai akhir.
2. Memberikan pengetahuan dasar tentang kuantifikasi jumlah atau kadar suatu
IV. Kegiatan Pendidikan Mandiri
zat kimia.
a. Kegiatan pendidian mandiri adalah kegiatan belajar mahasiswa di luar
Pustaka: waktu pertemuan terstruktur dan terjadwal yang ditentukan oleh
1. Petrucci, R.H., Harwood, W.S., Herring, F.G., Madura, J.D., 2011, Kimia Dasar: mahasiswa sendiri. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk membantu
Prinsip-prinsip dan Aplikasi Modern, edisi 9, Erlangga, Jakarta tercapainya tujuan perkuliahan.
2. Zumdahl, S.S., 2009, Chemical Principles, 6th edition, University of Illionis b. Bentuk kegiatan ini juga dapat bersifat perseorangan maupun kelompok.
3. Patrick, G.L., 2005, An Introduction to Medicinal Chemistry, 3rd edition, Oxford Dosen dapat memberikan panduan dan saran kegiatan mandiri apa saja
University Press (secara lebih rinci) yang dapat membantu tercapainya tujuan perkuliahan.

8 53
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
PROSES PEMBELAJARAN
Farmasetika Dasar (PST 103P)- 3/1 SKS
I. Pendahuluan Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi:
Proses pembelajaran dalam kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum S1 1. Membekali mahasiswa dengan pengetahuan tentang konsep farmasetika,
Farmasi Sanata Dharma 2013) ini dilakukan dengan pendekatan Student Centered
prinsip dan kontrol kualitas sediaan farmasi serta ketentuan-ketentuan dalam
Learning (SCL), penerapan konsep contextual and experiential learning dan berbasis
Pedagogi Ignasian. Farmakope Indonesia edisi IV.
Kemandirian dan proaktivitas mahasiswa dalam mengkonstruksi suatu 2. Membentuk penalaran yang logis, kritis, dan sistematik serta kepribadian yang
pengetahuan menjadi titik tolak penerapan pendekatan SCL dalam kurikulum ini. bertanggung jawab dalam pengambilan setiap keputusan.
Mahasiswa dibiasakan untuk mengasah keingintahuan, kreativitas dan berinovasi 3. Membentuk kepedulian terhadap masyarakat melalui pemilihan sediaan farmasi
dalam memperoleh suatu pengetahuan. yang berkualitas bagi pasien dan masyarakat
Selain itu, dalam rangka pencapaian kompetensi lulusan secara utuh, Pustaka:
kontekstualitas tiap matakuliah memegang peranan yang penting. Untuk itulah
1. Allen Jr.,, Popovich, N .G., 2005, Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and
konsep contextual and experiential learning juga diterapkan dalam pelaksanaan
kurikulum ini. Mahasiswa tidak hanya cukup mendapatkan telaah secara teori, namun Drug Delivery Systems, 8th edition, William and Wilkins, Pensylvania,
perlu untuk mengalami proses yang nyata, terkait dengan kehidupan sehari-hari, 2. Allen, L.V., 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical
berada di antara masyarakat. Pengabdian masyarakat yang terintegrasi dengan Compounding, 2nd edition, American Pharmaceutical Association, Washington
perkuliahan, pengkajian jurnal-jurnal penelitian, dan kegiatan magang merupakan D.C.
beberapa cara dalam menerapkan konsep ini. 3. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia IV, Depkes RI, Jakarta, Indonesia
Dalam Pedagogi Ignasian, siklus yang dijalankan (konteks-pengalaman- 4. Aulton, 2002, Pharmaceutics, The Science of Dosage Form Design, 2nd edition,
refleksi-aksi-evaluasi) memberikan kesempatan kepada mahasiswa dan dosen untuk
Churchill Livingstone, London
dapat bersama-sama mengalami suatu proses pembelajaran yang manusiawi dan
mendewasakan, tidak hanya berfokus pada pencapaian kompetensi secara keilmuan 5. Jenkins, L.G., 1957, The Art of Compounding, 9th edition, McGraw-Hill Book
(competence) saja, namun juga penguasaan kesadaran hati nurani (conscience) dan Company Inc, New York
penajaman hasrat bela rasa (compassion). Dengan demikian, lulusan akan memiliki 6. Lestari, C.S. et al., 2001, Seni Menulis Resep Teori dan Praktek,, P.T. Pertja,
keunggulan akademis dan kepedulian sosial yang tinggi sehingga dapat berperan Jakarta, Indonesia
aktif untuk memberikan solusi-solusi bagi permasalahan yang ada dalam masyarakat, 7. Stoklosa., Mj., Ansel., H.C., 1996, Pharmaceutical Calculations, William and
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang semakin bermartabat. Sebagai Wilkins, Baltimore
tambahan, ciri khas yang utama yang perlu ditekankan dalam penerapan Pedagogi
8. Sumber-sumber internet
Ignasian adalah adanya kedekatan hubungan antara dosen dan mahasiswa, dimana
dosen mendampingi mahasiswa secara cura personalis. Hal ini sangat diyakini
sebagai suatu kekuatan dalam meneguhkan mahasiswa untuk menyadari potensi diri Botani Farmasi (BBS 104P ) – 2/1 SKS
dan menjalani kebiasaan-kebiasaan pengelolaan diri dalam mencapai keunggulan- Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan dengan:
keunggulan dan meningkatkan kepedulian sosial. 1. Memberikan pengetahuan tentang karakter tanaman dan simplisia sumber obat,
Secara teknis, proses pembelajaran dipandu dengan menggunakan suatu melalui proses pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif.
rancangan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang berisi: 2. Membentuk kepribadian yang bertanggung jawab dalam penyediaan tanaman
a. Perencanaan pembelajaran, meliputi:
dan simplisia sumber obat yang benar.
i. Deskripsi singkat matakuliah
ii. Tujuan pembelajaran (rumusan kompetensi) 3. Membentuk kepedulian terhadap pihak lain melalui identifikasi tanaman dan
iii. Tujuan pembelajaran khusus (rumusan kompetensi) simplisia yang benar sehingga obat yang dihasilkan sesuai dengan efek terapi
b. Pelaksanaan pembelajaran, meliputi: yang diharapkan.
i. Jadwal kegiatan (topic/pokok bahasan-substansi-metode- Pustaka:
fasilitas) 1. Bilgrami K.S., Srivastava L.M. and Shreemali J.L., 1979, Fundamentals of
ii. Metode pembelajaran dan bentuk kegiatan Botany, Vikas Pub. House PVT Ltd. New Delhi
c. Perencanaan evaluasi pembelajaran
2. Tjitrosupomo, G, 2007, Morfologi Tumbuhan, Cetakan ke-16, Gadjah Mada
i. Evaluasi proses pembelajaran
ii. Penilaian pencapaian kompetensi University Press, Yogyakarta
Proses belajar-mengajar yang menggunakan sistem kredit semester terbagi 3. Tjitrosupomo, G, 1998, Taksonomi Umum, Cetakan ke-2, Gadjah Mada
dalam 3 kegiatan, yaitu pertemuan terstruktur dan terjadwal, kegiatan pendidikan University Press, Yogyakarta
terstruktur dan kegiatan pendidikan mandiri. Waktu pelaksanaan ketiga macam 4. Van Steenis, CGGJ, 1963, Flora Untuk Sekolah Di Indonesia, PT Pradnya
kegiatan tadi tergantung pada jenis matakuliah yang bersangkutan. Matakuliah teori, Paramita, Jakarta
52 9
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
5. Cutler, D.F., Botha, C.E.J. and Stevenson D.W., 2007, Plant Anatomy: An PEDOMAN PEMBELAJARAN
Applied Approach, Black Well Publ., USA
6. Depkes RI, 2008, Farmakope Herbal Indonesia, Edisi I, Departemen Kesehatan PELAKSANAAN TUGAS DAN TATAKRAMA DOSEN
I. Pendahuluan
Republik Indonesia, Jakarta
Untuk dapat mencapai suatu tujuan pendidikan yang telah disepakati, perlu
7. Salisbury, FB and Ross, CW, 1991, Plant Physiology, 4th ed., Wadsworth Publ. ada disiplin. Disiplin adalah suatu pola tingkah laku mengikuti aturan-aturan yang
Co., Belmont, California ditetapkan. Aturan diperlukan untuk mencegah tindakan-tindakan yang dapat
merugikan pihak lain dalam memperoleh tujuan yang ingin dicapai. Selain aturan-
Biologi Sel Molekuler (Molecular cell biology) (BBS 105P) – 2/1 SKS aturan perlu juga suatu tatakrama dalam berinteraksi satu sama lain dalam suatu
Mata kuliah ini menjelaskan proses biologis secara molekuler yang terjadi di dalam sel kelompok. Aturan dan tatakrama dimaksudkan untuk menciptakan suasana yang
mencakup pemahaman mengenai sel, perbedaan sel eukarotik dan prokariotik berikut kondusif dalam suatu sistem agar semua proses dapat berjalan lancar, efektif dan
organel yang terdapat di dalamny serta asam nukleat (DNA, RNA, mutasi dan repair). Mata efisien.
Aturan dan tatakrama itu mencerminkan juga nilai-nilai yang dihayati dan
kuliah ini meliputi pemahaman dogma central antara lain replikasi DNA, transkripsi,
diyakini oleh sekelompok manusia dalam suatu sistem menjadi ciri khas sistem
translasi, modifikasi protein pasca translasi serta pengaturan ekspresi protein yang terjadi
tersebut. Dalam dua sistem atau kelompok yang berbeda banyak hal dapat berjalan
di level sel dan molekuler. Mata kuliah ini menjelaskan siklus sel dan pengaturannya dalam baik, walaupun aturan dan tatakrama dapat berbeda. Aturan dan tatakrama ini dapat
level molekuler berikut cara komunikasi antar sel baik secara langsung maupun melalui menjadi ciri khas suatu sistem.
transduksi sinyal. II. Pedoman Pelaksanaan Tugas-tugas Dosen dalam Proses Pembelajaran
Pustaka: Sesuai dengan Pedagogi Ignasian, keyakinan dan nilai-nilai yang dihayati
1. Albert, B., Bray, D., Lewis, J., Rarr, M., Roberts, K. and Watson, J. O., 1994, oleh pendidik dan pengelola Universitas Sanata Dharma, beberapa pedoman yang
Molecular Biology of The Cell, 3rd Ed., Garland Publishing, Inc., New York. perlu diperhatikan oleh dosen dalam proses pembelajaran mencakup:
2. Lodish, H., Arnold, B., Zipursky, S. L., Matsudara, P., David, B. and Darnell, J. 1. Interaksi dengan mahasiswa bersifat dialogis.
E., 2000, Molecular Cell Biology, W. H. Freeman and Company, London. 2. Dalam menyelesaikan masalah hendaknya dosen bersifat terbuka.
3. Dosen berpegang teguh pada asas kebenaran dan keadilan.
4. Dosen membantu mahasiswa untuk menjadi mandiri.
Statistika Farmasi – 2 SKS 5. Kebenaran yang dijunjung tinggi itu merupakan kebenaran ilmiah.
Mata kuliah statistik ini dirancang khusus untuk mahasiswa Farmasi. Melalui mata 6. Setiap dosen perlu meningkatkan kemampuannya secara terus-menerus
kuliah ini mahasiswa diperkenalkan pada konsep dasar statistik deskriptif (descriptive dengan sikap dan proses ilmiah.
statistics) dan statistik inferential (inferential statistics). Dalam statistik deskriptif, III. Tatakrama Dosen dalam Proses Pembelajaran
mahasiswa diperkenalkan cara-cara mengumpulkan data dan mempresentasikannya Dalam proses pembelajaran dosen berpegang pada tatakrama yang
secara jelas, sedangkan dalam bagian statistik inferential, mahasiswa diperkenalkan merupakan ciri khas pendidikan di Universitas Sanata Dharma yang antara lain
statistik untuk mengambil keputusan atau kesimpulan atas suatu hasil penelitian. sebagai berikut:
Dalam mata kuliah ini akan dipelajari konsep-konsep dasar mengenai populasi, 1. Dosen mempersiapkan proses pembelajaran yang akan dilakukan secara
sampel, berbagai macam variabel, cara mengukur variabel, hipotesis serta uji-uji sungguh-sungguh.
statistik yang relevan dengan ilmu kefarmasian: Uji T dan analisis varians (ANAVA) 2. Dosen berusaha memperbaharui pengetahuannya dan pembelajarannya
sesuai dengan perkembangan ilmu.
dengan contoh-contoh kongkret di dunia kefarmasian. Terkait syarat distribusi normal
3. Dosen selalu siap mendampingi dan membantu mahasiswa untuk
dan homogenitas varians untuk uji T dan ANAVA (Statistika Parametrik), dalam
menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi mahasiswa bila diperlukan atau
perkuliahan ini akan diperkenalkan pula padanan uji T dan ANAVA di Statistika Non-
diminta mahasiswa.
parametrik. 4. Dosen selalu menepati waktu yang diatur dalam peraturan akademik secara
Pustaka: disiplin.
1. Bolton, S. and Bon, C., 2001, Pharmaceutical Statistics: Practical and Clinical 5. Dosen selalu mendorong dan memotivasi mahasiswa untuk dapat mandiri
Application, 5th ed., Informa Healhcare USA Inc., New York. dalam menyelesaikan masalah.
2. Mursyidi, A., 1985, Statistika Farmasi dan Biologi, Ghalia Indonesia, Jakarta. 6. Dosen menilai pekerjaan mahasiswa secara riil dan terbuka.
7. Dosen mengembalikan pekerjaan mahasiswa yang dinilai dan terbuka
Kimia Organik(BNS 201P) -3/1 SKS terhadap koreksi jika dia melakukan kesalahan dalam menilai.
Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi: 8. Dosen tidak boleh mengkonsepkan imbalan material dari mahasiswa atas
pelayanannya dalam proses pembelajaran.
1. Memberikan pengetahuan tentang konsep dan prinsip struktur atom; ikatan
9. Dosen bertingkah laku yang wajar sesuai dengan lingkungan akademis dan
kimia, pengenalan stereokimia; sifat; struktur dan reaksi senyawa-senyawa budaya.
alkana; alkena; alkil halida; eter; alkohol; amina; senyawa-senyawa aromatis,
10 51
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
2. Setiap alumni mewujudkan visi dan misi almamater dalam masyarakat. sifat-sifat, tata nama, pembuatan dan reaksi-reaksi senyawa karbonil; yang
3. Setiap alumni menjalin komunikasi dengan almamater dan turut meliputi aldehida dan keton, asam karboksilat, turunan asam karboksilat dan
mengambil peran dalam mengembangkan almamater. substitusi asil nukleofilik; reaksi substitusi alfa karbonil; reaksi kondensasi
4. Setiap alumni menjalin komunikasi dengan sesama alumni.
karbonil; polisiklik; dan heteroatom.
5. Setiap alumni ikut bertanggung jawab dalam kemajuan masyarakat dan
negara sesuai dengan peran yang diembannya. 2. Memberikan pengetahuan tentang aplikasi prosedur reaksi kimia untuk
membuat senyawa organik yang sederhana.
Pustaka:
1. McMurry, J., 2012, Organic Chemistry, 8th edition, Brooks/Cole Cengage
Learning.
2. Solomons, T.W.G., Fryhle, C.B., Snyder, S.A., 2014, Organic Chemistry, 11th
edition, John Wiley and Sons.
3. Fessenden, R.J, Fessenden, J.S., 1994, Kimia Organik, Jilid 2, Erlangga

Anatomi Fisiologi Manusia (BBS 202P) 2/1 SKS


Matakuliah anatomi Fisiologi manusia berisi pokok-pokok bahasan mengenai anatomi
dan fisiologi tubuh manusia dalam sistem organ yaitu sistem hematologi, sistem
kardiovaskular, sistem pernafasan, sistem muskuloskeletal, sistem traktus
garstrointestinalis, sistem traktus urinarius,sistem syaraf dan reproduksi, sistem
endokrin, dan sistem integumentum, mata dan telinga.
Pustaka:
1. Barret K.E., Barman S.M., Boitano, S., Brooks H., 2012, Ganong’s Review of
Medical Physiology, 24 th edition, Mc.Graw.Hill.Lange
2. Guyton, A.C., & Hall J.E., 2005, Textbook of Medical Physiology, 11 th edition,
Saunders Elsevier.
3. Van de Graaff, K.M., 1995, Concepts of Human anatomy & physiology, 4th
edition, Wm.C.Brown Publisher, Toronto.

Mikrobiologi Farmasi(BBS 203P) – 2/1 SKS


Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi:
1. Memberikan pengetahuan tentang aspek biologis mikrobia, mekanisme
terjadinya penyakit infeksi, peran mikrobia dalam rekayasa genetika
2. Memberikan pengalaman dalam melakukan uji aktivitas antimikrobia dan
kontrol kualitas sediaan farmasi dilihat dari aspek mikrobiologis
Pustaka :
1. Madigan, M.T., et al., 2006, Brock Biology of Microorganisms, 8th ed., Prentice
Hall Int.Inc.
2. Denyer S.P., Hodges N.A., Gorman S.P., Hugo and Russell’s, 2004,
Pharmaceutical Microbiology, 7th ed., Blackwell Science, Massachusetts.
3. Denyer SP, Baird RM, 2007, Guide to Microbiological Control in
Pharmaceuticals and Medical Devices, CRC Press, New York
4. Tortora, G.J., Funke, B.R., and Case, C.L., 2007, Microbiology: an introduction,
Pearson Education Inc., San Fransisco
5. Willey, J.M., Sherwood, L.M., and Woolverton C.J., 2009, Prescott’s Principles
of Microbiology, McGraw-Hill Higher Education, New York

50 11
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
6. Strelkauskas, A., Strelkauskas, J., and Strelkauskas D.M., 2010, Microbiology:
a clinical approach, Garland Science, New York Pasal 4
7. Brooks, G.F., Carroll, K.C., Butel, J.S., Morse, S.A., and Mietzner, T.A., 2010, Tenaga Non-Akademik
Medical Microbiology, McGraw-Hill Higher Education, New York 1. Setiap tenaga non-akademik menjalankan tugasnya dengan teliti, jujur,
rapi, kreatif, inovatif, tepat waktu, penuh pengabdian, dan semangat
8. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, DepKes RI, Jakarta, 1995.
pelayanan.
2. Setiap tenaga non-akademik berusaha mengembangkan pengetahuan dan
Farmasi Fisika (PST 204P) – 3/1 SKS keterampilannya demi peningkatan pelayanannya.
Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi dengan memberikan 3. Setiap tenaga non-akademik menjauhkan diri dari perbuatan tercela.
pengetahuan tentang konsep hukum-hukum dan sifat fisika kimia bahan aktif dan eksipien 4. Setiap tenaga non-akademik mampu menyimpan rahasia yang berkaitan
meliputi konsep dasar wujud zat dan aturan fase, termodinamika, sifat fisik molekul dengan tugasnya.
obat, larutan dan kelarutan, larutan dapar dan larutan isotonis, kinetika dan orde 5. Setiap tenaga non-akademik menghargai dan menghormati kekhususan
tugas/ pekerjaan sesama tenaga non-akademik.
reaksi, difusi dan disolusi, fenomena antarmuka, sistem dispersi kasar dan koloid,
6. Setiap tenaga non-akademik bekerja sama dan mengembangkan semangat
mikromeritik, rheologi, sifat fisika senyawa obat berbentuk serbuk, kompaktibilitas
bela rasa antar-teman sejawat.
dan kompatibilitas, yang didukung dengan praktikum. 7. Setiap tenaga non-akademik mampu bekerja sama dengan pimpinan dan
Pustaka: tenaga akademik dalam semangat saling menghormati dan saling
1. Alderborn, G., Nystrom, C., 1996, Pharmaceutical Powder Compaction mempercayai.
Technology, Marcel Dekker, Inc, New York 8. Setiap tenaga non-akademik melayani mahasiswa secara tulus dan tanpa
2. Aulton, M.E. (Ed), 2002, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design, pamrih.
2nd Ed., Churchill Livingstone, London 9. Setiap tenaga non-akademik ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan
3. Cartensen, J.T., 1998, Pharmaceutical Preformulation, Technomic Publishing Universitas Sanata Dharma, masyarakat, dan negara sesuai dengan peran
Company Inc., Pennsylvania yang diembannya.
4. Carstensen, J.T, Rhodes C.T., (Eds), 2000, Drug Stability, Principles and
Practices, 3th Ed. (revised and expanded), Marcel Dekker, Inc., New York
Pasal 5
5. Sinko, J.P., 2006, Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical Science:
Mahasiswa
Physical Chemical and Biopharmaceutical Principles in the Pharmaceutical 1. Setiap mahasiswa menjalankan perannya dalam bidang akademik maupun
Sciences, 5th Ed., Lippincott Williams&Wilkins, Philadelphia. non- akademik dengan penuh semangat, kreatif, tekun, kritis, teliti, disiplin,
jujur, terbuka, dan penuh tanggung jawab.
Patofisiologi (BBS 301) - 2 SKS 2. Setiap mahasiswa memiliki komitmen untuk mengembangkan diri sebagai
Mata kuliah Patofisiologi mempelajari aspek dinamis proses penyakit. Ilmu ini pribadi yang penuh, utuh, serta memiliki perhatian kepada sesama dan
merupakan studi mengenai patofisiologi terjadinya suatu penyakit yang terjadi dalam lingkungan.
organisme hidup, khususnya pada manusia. Penyakit pada manusia secara sistematis 3. Setiap mahasiswa berpartisipasi aktif dalam menciptakan suasana akademik
dapat dipelajari dalam sistem organ yaitu sistem hematologi, sistem kardiovaskular, dan suasana lingkungan kampus yang kondusif untuk proses pembelajaran.
sistem pernafasan, sistem muskuloskeletal, sistem traktus garstrointestinalis, sistem 4. Setiap mahasiswa berpartisipasi aktif dalam menciptakan iklim yang
traktus urinarius,sistem syaraf dan reproduksi, sistem endokrin, dan sistem mendukung pengembangan kepribadian diri sendiri maupun sesamanya.
5. Setiap mahasiswa membangun kebersamaan antar-sesama
integumentum, mata dan telinga.
mahasiswa dalam pengembangan ilmu dan kepribadiannya.
Pustaka:
6. Setiap mahasiswa menjauhkan diri dari perbuatan tercela.
1. Di piro J., Talbert R.L., Yee G., Matzke G., Wells B., Posey L.M., 2011. 7. Setiap mahasiswa membawakan diri dengan menghormati nilai kesusilaan
Pharmacotherapy: A Patophysiologic Approach, 8th edition, Mc Graw Hill dan kesopanan, baik di dalam kampus maupun di luar kampus.
Medical, USA 8. Setiap mahasiswa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan Universitas
2. Fauci A.S., Braunwald E., Kasper D.L., Hauser S.L., Longo L., Jameson J.L., Sanata Dharma, masyarakat, dan negara sesuai dengan peran dan
Loscalzo J.2008 , Harrison’s Principles of Internal Medicine, 17th Ed., Mc Graw potensi yang dimilikinya.
Hill Medical,USA.
3. Greene, R.J., Harris, N.D., and Goodyer, L.I., 2000, Pathology and Therapeutics
for Pharmacists: A Basic for Clinical Pharmacy, 2nd Ed., Pharm. Press. , London Pasal 6
4. Price, S., Wilson, L., Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, 2006, Alumni
Edisi 6, EGC, Penerbit Buku Kedokteran. 1. Setiap alumni menjalankan perannya dalam masyarakat dengan penuh
tanggung jawab dan menjauhkan diri dari perbuatan tercela.
12 49
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
KODE ETIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Imunologi (BBS 302) – 2 SKS
Pemahaman mengenai sistem imun manusia, mengidentifikasi kemungkinan-
Pasal 1 kemungkinan mekanisme untuk mempengaruhi respon imun yang tidak normal
Pengertian
sebagai dasar pemahaman dalam upaya pencegahan dan pengobatan.
Yang dimaksud dengan kode etik di sini adalah seperangkat nilai dan/atau norma
Pustaka:
sebagai satu kesatuan, yang menjadi pedoman sikap dan tingkah laku, yang
1. Abbas A.K., Lichtman A.H., 2005, Cellular and Molecular Immunology, 5th Ed.,
berlaku baik secara umum bagi seluruh anggota keluarga Universitas Sanata
Dharma maupun secara khusus bagi setiap tenaga akademik, tenaga non- WB Saunders Co., Philadelphia.
akademik, mahasiswa, dan alumni. 2. Asuten K.F., Burakoff S.J., Rosen F.S., Strom T.B.,2001, Therapeutic
Immnulogy, 2nd Ed., Blackwell Science. USA.
Pasal 2 3. Brown F., Dougan, Hocy E.M., Martin S.J., Rima, B.K., and Trudgett A., 1993,
Umum Vaccine Design, John Wiley & Son,West Sussex.
1. Setiap anggota keluarga Universitas Sanata Dharma menjunjung tinggi nilai-
4. Roitt I., 1997, Essential Immunology, 9th Ed., Blackwell Co., London.
nilai kemanusiaan, kesusilaan, hukum, kebangsaan, dan kristiani.
2. Setiap anggota keluarga Universitas Sanata Dharma menjunjung tinggi 5. Roitt I., Brostoff J., and Male D., 1998, Immunology 5th Ed., Mosby, London.
martabat dan nama baik Universitas Sanata Dharma.
3. Setiap anggota keluarga Universitas Sanata Dharma menghargai Kimia Analisis (BNS 303P) – 2/1 SKS
objektivitas, bersemangat dialogis, dan bekerja dengan jujur, tekun, teliti, Berkontribusi pada capaian:
tertib, disiplin, kreatif, dan penuh tanggung jawab. 1. Mampu menjelaskan secara sistematis dan logis tentang pemisahan bahan aktif dari
4. Setiap anggota keluarga Universitas Sanata Dharma mengupayakan matriks sediaan obat/bahan alam meliputi pemisahan fisika dan atau kimia dalam
persaudaraan sejati dalam lingkungan Universitas Sanata Dharma maupun upaya pemilihan metode analisis kualitatif dan kuantitatif yang sesuai aplikasinya serta
dalam masyarakat yang lebih luas.
mendukung penjaminan keamanan, khasiat, dan kualitas sediaan tersebut.
5. Setiap anggota keluarga Universitas Sanata Dharma selalu berupaya
meningkatkan diri demi peningkatan pengabdian bagi sesama. 2. Menunjukkan penguasaan IPTEK, kemampuan riset dan pengembangan di bidang
kefarmasian.
Pasal 3 Pustaka:
Tenaga Akademik 1. Kealey, D. and Haines, P.J., 2002, Instant Notes Analytical Chemistry, BIOS
1. Setiap tenaga akademik menjalankan profesinya dengan jujur, rendah hati, Scientific Publishers Ltd, Oxford
dan berbudi luhur, baik dalam pendidikan dan pengajaran, penelitian, 2. Jeffery, G.H., Bassett, J., Mendham, J., and Denney, R.C., 1989, Vogel’s
maupun pengabdian kepada masyarakat.
Textbook of Quantitative Chemical Analysis, Longman Scientific and Technical
2. Setiap tenaga akademik menjalankan profesinya dengan setia dan menurut
3. Watson, D., 1999, Pharmaceutical Analysis A Textbook for Pharmacy Students
ukuran yang tertinggi, baik dalam kinerja pendidikan dan pengajaran,
penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat. and Pharmaceutical Chemists, Churchill Livingstone, Edinburgh.
3. Setiap tenaga akademik menjauhkan diri dari perbuatan tercela. 4. Kar, A., 2005, Pharmaceutical Drug Analysis, New Age International (P) Ltd.,
4. Setiap tenaga akademik menjalankan bimbingan dan pengajaran dengan Publishers, New Delhi.
semangat cinta kasih, dengan menjadikan mahasiswa sebagai pusat 5. Harvey, D., 2000, Modern Analytical Chemistry, The McGraw-Hill Companies,
perhatian. Inc.
5. Setiap tenaga akademik menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran
6. Hollas, JM., 2004, Modern Spectroscopy 4th Edition, John Wiley & Sons Ltd.
mahasiswa, dan membagikan keahlian, pengetahuan, serta pengalaman
keilmuannya.
6. Setiap tenaga akademik menjadi inspirasi bagi mahasiswa. Farmakologi-Toksikologi (BNS 304P) – 4/1 SKS
7. Setiap tenaga akademik mengikuti perkembangan ilmu dalam rangka Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang memberikan
pengembangan kepakarannya. pengetahuan tentang nasib obat di dalam tubuh, serta mekanisme aksi farmakologi
8. Setiap tenaga akademik membangun kebersamaan antar-teman sejawat dan toksikologi obat yang bekerja pada sistem saluran cerna, saraf, kardiovaskuler,
dalam pengembangan ilmu dan kepakarannya. obat yang bekerja sebagai antibakteri, analgesik, antiinflamasi, diuretik.
9. Setiap tenaga akademik mempercayai, menghargai dan menghormati Pustaka:
kepakaran sesama teman sejawat.
1. Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI), Dep. Kesehatan
10. Setiap tenaga akademik ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan
Universitas Sanata Dharma, masyarakat, dan negara sesuai dengan bidang RI, Jakarta.
keilmuannya.
48 13
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
2. Brody, T.M., Larner, J.L., Minneman, K.P., and Neu, H.C. (Ed.), 1994, Human
Pharmacology, 2nd Ed., Mosby, Sydney. KETENTUAN PENANGANAN ”MENGENAKAN PAKAIAN TIDAK SOPAN (KAOS
3. Derelanko, M.J. & Hollinger, M.A. 2001, Handbook of Toxicology, CRC Press, OBLONG, CELANA “BUTUT”, SANDAL DAN LAIN SEBAGAINYA) DALAM
MENGIKUTI KULIAH DAN ACARA-ACARA RESMI LAINNYA”.
Boca Raton, Florida.
4. Donatus, I.A. 2005, Toksikologi Dasar, Edisi II. Bagian Farmakologi dan Farmasi PENGERTIAN DAN CAKUPAN
Klinik, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta Berpenampilan tidak sopan dapat diartikan sebagai penampilan yang
5. Gilman, A.G., Rall, T.W., Nies, A.S., Taylor, P., (Eds.), 1996, The menurut ukuran umum dianggap diluar batas kewajaran
Pharmacological Basic of Therapeutics, 9th Ed., McGraw-Hill Inc., Singapore. Mengenakan pakaian tidak sopan dapat diartikan sebagai mengenakan
6. Glaister, JR. 1986. Principles of Toxicological Pathology, Taylor & Francis, pakaian yang menimbulkan interpretasi negatif bagi orang lain.
London Mengenakan pakaian yang tidak sopan berupa kaos oblong (tidak berkrah)
dan celana “butut” saat mengikuti perkuliahan dan atau acara-acara resmi.
7. Goldfrank, L.R., Flomenbaum, N.E., Lewin, N.A., Weisman, R.S., Howland, M.A.
Memakai sandal yaitu sandal atau sandal jepit dengan atau tanpa kaitnya di
(Eds). Goldfranks’s, Toxicologic Emergencies. 4th Ed. Prantice-Hall International bagian belakang saat mengikuti kegiatan akademik maupun kegiatan non akademik
Inc. : London lainnya.
8. Klaasen, C.D. (Ed) 2001. Casarett and Doull’s Toxicology: The Basic Science of
Poisons. 6rd Ed. Mc graw-Hill: New York KLARIFIKASI
9. Klaasen, C.D. & Watkins, J.B., 2003. Casarett and Doull’s: Essentials Toxicology Pada dasarnya tidak perlu dilakukan adanya klarifikasi. Teguran dan atau peringatan
dapat diberikan secara langsung berupa lisan maupun tertulis oleh dosen, karyawan
Mc Graw-Hill: New York
dan atau pejabat prodi/fakultas/universitas.
10. Loomis, T.A. 1978. Essentials of Toxicology. 3rd Ed. Lea & Febiger: Philadelphia
11. Pratt, W.B. and Taylor, P., 1990, Principles of Drug Action, Churchill Livingstone, PEMBERIAN SANKSI
New York. Mahasiswa yang bersangkutan ditegur secara lisan oleh dosen atau
12. Rang, H.P., Dale, M.M., and Ritter, J.M., 1999, Pharmacology, 4th Ed., Churchill karyawan terkait atau oleh penyelenggara dan tidak diperkenankan mengikuti
Livingstone, Melbourne. kegiatan yang bersangkutan dan atau menerima pelayanan sebagaimana mestinya.
13. Ritschel, 1992, Handbook of Basic Pharmacokinetics, Hamilton, Illinois. Smith, Misalnya: dalam rangka mendapatkan pelayanan di Universitas Sanata Dharma,
maka yang bersangkutan tidak akan mendapatkan pelayanan oleh petugas/pegawai
C.M., and Reynard, A.M., 1995, Essential of Pharmacology, W.B. Saunders &
administrasi.
Co., Philadelphia.
Teguran secara tertulis dapat diberikan apabila seorang mahasiswa mengulangi
14. Stringer, J.L., 2001, Basic Concepts in Pharmacology, 2nd Ed., McGraw-Hill perbuatannya walaupun telah mendapatkan teguran.
International, Singapore.
15. Turner, R.A., 1965. Screening Methods in Phamacology. Academic Press. New
York.

Biokimia (BBS 305P) – 2/1 SKS


Pemahaman tentang sifat makromolekul dan turunannya, konsep dasar bionergetika,
metabolisme dan biosintesis makromolekul sebagai dasar pemahaman aksi obat dalam
tubuh.
Pustaka:
-

Farmakognosi-Fitokimia(PST 306P)- 3/1 SKS


Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan dengan:
1. Memberikan pengetahuan tentang cara analisis kualitas produk herbal dan
identifikasi kandungan kimiawinya.
2. Membentuk kepribadian yang bertanggung jawab dalam pembnuatan sediaan
produk herbal yang baik dan benar.
3. Membentuk kepedulian terhadap pihak lain melalui penyediaan bahan produk
herbal yang memenuhi standar kualitas.
14 47
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
Jika selama masa skorsing tahap kedua ybs tetap tidak menunjukkan sikap Pustaka:
bertanggung jawab, maka ybs diminta untuk mengundurkan diri. 1. Burnetton, J., 1999, Pharmacognosy Phythochemistry Medicinal Plants, 2nd
Jika selama masa skorsing ybs melakukan tindakan aborsi, maka mahasiswa Edition, Lavoisier Publishing Inc., New York.
diminta mengundurkan diri. 2. Samuelsson, G., 1999, Drugs of Natural Origin: A Textbook of Pharmacognosy,
Jika mahasiswa tidak bersedia mengundurkan diri, ybs dikeluarkan (DO).
4rd revised Edition, Swedish Pharmaceutical Society, Swedish Pharmaceutical
Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan, dan sanksi DO diberikan oleh Rektor.
Press. Stockholm, Sweden
Catatan: 3. Dewick, PM., 2002, Medicinal Natural Products: A Biosynthetic Approach, 2nd
1. Yang terjadi selama proses pendampingan (sejak tahap KLARIFIKASI ed., John Wiley & Sons Ltd, England
KASUS) menjadi pertimbangan dalam pemberian sanksi. 4. WHO, 2003, WHO Guidelines on Good Agricultural and Collection Practices
2. Selama menjalani sanksi, mahasiswa berhak memperoleh pendampingan (GACP) for Medicinal Plants, WHO, Geneva
dari Tim Konsultasi UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
5. Depkes RI, 2008, Farmakope Herbal Indonesia, Edisi I, Departemen Kesehatan
3. Pendamping dan pihak Dekanat yang memberikan sanksi perlu mengadakan
Republik Indonesia
koordinasi dan kerja sama dalam memantau perkembangan mahasiswa ybs.
4. Yang dimaksud dengan “persoalan selesai” adalah keadaan di mana seorang 6. BPOM RI, 2012, Pedoman Teknologi Formulasi Sediaan Berbasis Ekstrak, Vol. I,
mahasiswa wanita telah dapat mengupayakan pemeliharaan bagi anak yang Depkes RI, Jakarta
akan/telah dilahirkannya. 7. WHO, 2008, Quality Control Methods for Medicinal Plants Material, WHO,
5. Bagi pihak pria, “sikap bertanggung jawab” misalnya berupa kesediaan ybs Geneva
menikahi (jika dimungkinkan) atau memelihara anak ybs (baik sebelum
maupun sesudah lahir, jika tidak dimungkinkan menikah).
6. Bagi pihak wanita, “sikap bertanggung jawab” misalnya berupa kesediaan
Kimia Medisinal (Medicinal Chemistry) (PST 401) – 5 SKS
memelihara anak semasa dalam kandungan.
Sifat fisikokimia senyawa aktif dan perannya dalam interaksi senyawa aktif dengan
7. Kesediaan bertanggung jawab dituangkan dalam pernyataan tertulis di atas
meterai. targetnya. (Catatan: Bahasa pengantar yang digunakan adalah Bahasa Inggris).
Pustaka:
Jika terjadi aborsi, diperlukan klarifikasi khusus tentang aborsi tersebut dengan 1. Patrick, G.L., 2005, An Introduction to Medicinal Chemistry, 3rd edition, Oxford
mekanisme sebagai berikut: University Press.

MEKANISME PEMBERIAN SANKSI Farmakokinetika-Biofarmasetika (PST 402P) – 3/1 SKS


Untuk Mahasiswa Putra: Matakuliah ini memberikan kontribusi dalam pencapaian kompetensi melalui:
Mahasiswa putra yang terlibat kasus melanggar 2 diberi sanksi skorsing selama 1 1. Memberikan pemahaman tentang konsep farmakokinetika obat yaitu parameter-
(satu) semester. Skorsing berlaku pada semester saat kasus diklarifikasi.
parameter kinetika obat pada proses absorpsi, distribusi dan eliminasi obat
Jika selama masa skorsing tahap pertama ybs menunjukkan sikap bertanggung
jawab, kepadanya tidak perlu diberikan sanksi tahap kedua. sesuai dengan rute/cara pemberian dan model kompartemen yang cocok.
Jika selama masa skorsing tahap pertama ybs tidak menunjukkan sikap 2. Memberikan pemahaman tentang absorpsi obat yang dipandang secara
bertanggung jawab, kepadanya diberikan sanksi skorsing tahap kedua pada semester integrasi pada 3 aspek yaiitu aspek anatomi fisiologi tempat absorpsi, sifat fisika
berikutnya. kimia obat, dan aspek formulasi obat. Selain itu dalam matakuliah ini juga
Jika selama masa skorsing tahap kedua ybs tetap tidak menunjukkan sikap disampaikan tentang bioavailabilitas – bioekivalensi dan metode pengujiannya
bertanggung jawab, maka ybs diminta untuk mengundurkan diri. 3. Membangun sikap perduli terhadap adanya perubahan nasib obat dalam tubuh
Jika selama masa skorsing ybs melakukan tindakan aborsi, maka mahasiswa
untuk kepentingan pasien dan masyarakat.
diminta mengundurkan diri.
Jika mahasiswa tidak bersedia mengundurkan, ybs dikeluarkan (DO). Pustaka:
Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan, dan sanksi DO diberikan oleh Rektor. 1. Banker, G.S., Rhodes, C.T., 2002, Modern Pharmaceutics, 4th edition, Marcel
Dekker Inc, New York, USA
Untuk Mahasiswa Putri: 2. Attwood, D., Florence, A.T., 1994, Physicochemical Principles of Pharmacy, 2nd
Mahasiswa putri yang terlibat kasus 2 dianjurkan untuk cuti studi hingga edition, Mac Milan, Hongkong
persoalannya selesai. 3. Shargel, L., Yu Andrew, B.C., 1993, Applied Biopharmaceutics and
Jika mahasiswa melakukan tindakan aborsi, ybs diminta untuk mengundurkan Pharmacokinetics, 3rd edition, Appleton&Lange, Connecticut, USA
diri. 4. Ansel, H.C., Popovich, N.G., Allen, L.V., 1995, Pharmaceutical Dosage Forms
Jika mahasiswa tidak bersedia mengundurkan diri, ybs dikeluarkan (DO). and Drug Delivery System, 6th edition, Lea & Febiger, Malven, USA.
Sanksi DO diberikan oleh Rektor.
46 15
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
5. Aulton, M.E., 2002, Pharmaceutics The Science of Dosage Forms Design, 2nd Informasi kasus disampaikan secara tertulis kepada segenap pejabat struktural
edition, Churchill Livingstone, London, UK fakultas (atau universitas) untuk ditindaklanjuti oleh Dekan .
6. Shargel, L., and Yu, Andrew, 2005, Applied Biopharmaceutics and Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk
Pharmacokinetics. 5th Appleton and Lange, New York. keperluan konfirmasi kebenaran kasus tersebut.
7. Ritschel, W.A. 2004, Handbook of Basic Pharmacokinetics, Drug Intelligence Jika mahasiswa ybs tidak merasa melakukan, maka ybs diminta membuat
Publications, Inc.: Hamilton, Illinois. pernyataan tertulis tentang ketidakbenaran informasi tersebut.
Jika mahasiswa mengakui telah tertangkap basah melakukan hubungan
8. Gibaldi, M. and Perrier, D., 2007, Pharmacokinetics, Informa Healthcare USA
seksual di luar nikah, maka ybs diminta menunjukkan akte perkawinan yang sah. Jika
Inc., New York.
ybs dapat menunjukkannya maka persoalan selesai. Jika tidak, maka sanksi segera
diberlakukan, dan ybs diminta membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi
Peracikan Obat (403P) – 3/1 SKS perbuatannya.
Matakuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi: Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan sebagai pimpinan fakultas setelah
1. Memberikan pengetahuan mengenai tatalaksana penyiapan sediaan Farmasi non steril men-dapat persetujuan Senat Fakultas.
dan steril
2. Mampu memilih prosedur yang sesuai dengan acuan yang berlaku 3. HIDUP BERSAMA TANPA IKATAN PERKAWINAN YANG SAH (KUMPUL
3. Membentuk pribadi yang berpihak pada pasien dan masyarakat melalui penyiapan KEBO)
NORMA
sediaan Farmasi yang aman, efektif dan bermutu.
Mahasiswa/mahasiswi yang hidup bersama dengan lawan jenis tanpa ikatan
Pustaka: perkawinan yang sah dinyatakan melanggar norma perilaku mahasiswa
1. Anonim, 2014, Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Kementerian UNIVERSITAS SANATA DHARMA sehingga harus diberi sanksi.
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta SANKSI
2. Florence, A.T., and Siepmann, J. (Eds.), 2009, Modern Pharmaceutics Basic Mahasiswa yang dinyatakan melanggar norma seperti tersebut di atas diberi
Principles and Systems, 5th Ed., Vol 1., Informa Healthcare, New York sanksi skorsing selama 1 semester. Skorsing berlaku pada semester sewaktu
3. Donelly, R.F., and Barry, J., 2009, MCQs in Pharmaceutucal Calculations, kejadian.
Pharmaceutical Press, London.
MEKANISME PENEMUAN KASUS DAN PEMBERIAN SANKSI
4. Langley, C., and Belcher, D., 2008, Pharmaceutical Compounding and
Informasi (indikasi) kasus pelanggaran norma hidup bersama tanpa ikatan
Dispensing, Pharmaceutical Press, London. perkawinan yang sah (kumpul kebo) dapat diperoleh dari masyarakat maupun sivitas
akademika (mahasiswa, dosen, atau karyawan) UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
Swamedikasi (SCP 404) – 2 SKS Informasi kasus disampaikan secara tertulis kepada segenap pejabat
Pada akhir kuliah mahasiswa mampu melaksanakan pelayanan terapi kepada masyarakat struktural fakultas (atau universitas) untuk ditindaklanjuti oleh Dekan .
untuk beberapa kasus ringan pengobatan mandiri yang mereka pelajari, baik untuk Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk
diagnosis, penatalaksanaan terapi farmakologi dan non-farmakologi, pemilihan obat, dan keperluan konfirmasi kebenaran kasus tersebut.
edukasi pasien. Jika mahasiswa ybs tidak merasa melakukan, maka ybs diminta membuat
Pustaka: pernyataan tertulis tentang ketidakbenaran informasi tersebut.
1. APhA Non-prescription handbook Jika mahasiswa mengaku hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yang sah
2. MIMS/ISO (kumpul kebo), maka ybs diminta menunjukkan akte perkawinan yang sah. Jika ybs
dapat menunjukkannya maka persoalan selesai. Jika tidak, maka sanksi segera
3. WHO, Self-medication
diberlakukan, dan ybs diminta membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi
4. Berardi RR, Ferrrari SP, Hume AL, et al. 2009. Handbook of Nonprescription perbuatannya:
Drugs 16 th, An Interactive Approach to Self-Care, American Pharmacists a. Mahasiswa putra yang terlibat diskors selama 1 (satu) semester.
Association, Washington, DC. b. Mahasiswa putri yang terlibat dianjurkan untuk cuti studi hingga
5. The Professional Role of the Pharmacist, persoalannya selesai, atau diskors selama 1 (satu) semester.
http://www.fip.org/www/uploads/database_file.php?id=204&table_id= Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan sebagai pimpinan fakultas setelah mendapat
6. Statement of Principle Self-care Including Self-medication persetujuan Senat Fakultas. Skorsing atau cuti berlaku pada semester saat kasus
diklarifikasi.
7. The Role of the Pharmacist in Self-Care and Self-Medication; avail at.
http://apps.who.int/medicinedocs/pdf/whozip32e/whozip32e.pdf Jika selama masa skorsing tahap pertama ybs tidak menunjukkan sikap
8. Ethic Promotion WHO bertanggung jawab, kepadanya diberikan sanksi skorsing tahap kedua pada semester
berikutnya.

16 45
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
Pada tahap ini ybs juga diberi kesempatan untuk memperoleh pendampingan dari Farmakoterapi 1 (SCP 405) – 4 SKS
Tim Konsultasi yang dibentuk UNIVERSITAS SANATA DHARMA. Matakuliah Farmakoterapi 1 terdiri dari 4 SKS kuliah teori. Pokok bahasan yang dipelajari
Jika pada skorsing tahap pertama mahasiswa ybs dapat menunjukkan akte dalam mata kuliah ini meliputi penatalaksanaan terapi rasional pada berbagai kasus
perkawinan yang sah, maka pada semester berikutnya kepadanya tidak perlu penyakit berdasarkan sistem organ sesuai dengan guidelines. Farmakoterapi 1 mempelajari
diberikan sanksi tahap kedua. pengantar farmakoterapi, patologi klinik dan aplikasinya di klinis kefarmasian, penyakit
Jika sampai akhir skorsing tahap pertama mahasiswa ybs tidak dapat pernafasan, penyakit pencernaan, penyakit hati, penyakit kulit, dan berbagai macam infeksi.
menunjukkan akte perkawinan yang sah, maka kepadanya diberlakukan skorsing
Pustaka:
tahap kedua, dan ybs masih diberi kesempatan untuk memperoleh pendampingan
1. DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, A.G., Posey, L.M.
dari Tim Konsultasi.
Jika setelah skorsing tahap kedua mahasiswa ybs tidak dapat menunjukkan (Eds), 2005, Pharmacotherapy a Pathophysiological Approach, 4rd ed, Appleton
akte perkawinan yang sah, maka ybs dikeluarkan/diminta mengundurkan diri dari & Lange, Stamford
UNIVERSITAS SANATA DHARMA. 2. Dipiro, L. and Michael, L., 2002, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic
Jika selama skorsing yang bersangkutan melakukan tindakan aborsi, maka Approach, Appleton & Lange, Stamford
mahasiswa ybs dikeluarkan/diminta mengundurkan diri dari UNIVERSITAS SANATA 3. Herfindal, E.T., Gourley, D.R (Eds), 2001, Textbook of Therapeutics Drug and
DHARMA.
Disease Management, 7th Ed, Lippincot Williams and Wilkins, Philadelphia
MEKANISME PENEMUAN KASUS DAN PEMBERIAN SANKSI 4. McPhee, S., Lingappa, V.R., Ganong, W.F., Lange, J.D., 2000, Pathophysiology
Informasi (indikasi) kasus pelanggaran norma hubungan seksual di luar of disease: An introduction to Clinical Medicine, 3rd ed, The McGraw-Hill
nikah yang mengakibatkan kehamilan dapat diperoleh dari masyarakat maupun Companies Inc, New York
sivitas akademika (mahasiswa, dosen, atau karyawan) UNIVERSITAS SANATA 5. Scwinghammer TL., 2002, Pharmacotherapy Casebook : A Patient Focused
DHARMA. Approach, 5th Ed., McGraw-Hill Companies, New York
Informasi kasus disampaikan secara tertulis kepada segenap pejabat
struktural fakultas (atau universitas) untuk ditindaklanjuti oleh Dekan.
Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk Managemen Farmasi – 2 SKS
keperluan konfirmasi kebenaran kasus tersebut. Mata kuliah Managemen Farmasi berisi materi perencanaan, pengorganisasian,
Jika mahasiswa ybs tidak merasa melakukan, maka ybs diminta membuat pengarahan, dan pengendalian dalam pengelolaan perbekalan farmasi.
pernyataan tertulis tentang ketidakbenaran informasi tersebut. Pustaka:
Jika mahasiswa mengaku melakukan hubungan seksual di luar nikah dan -
mengakibatkan kehamilan, maka ybs diminta menunjukkan akte perkawinan yang
sah. Jika ybs dapat menunjukkannya maka persoalan selesai. Jika tidak, maka sanksi
Formulasi dan Teknologi Sediaan Farmasi(PST 501P) – 3/1 SKS
segera diberlakukan.
Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan sebagai pimpinan fakultas setelah Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi:
mendapat persetujuan Senat Fakultas. 1. Membekali mahasiswa dengan pengetahuan tentang konsep dan prinsip
Sanksi pengeluaran diberikan oleh Rektor jika ybs tidak memenuhi formulasi sediaan farmasi yang didukung dengan teknologi modern, untuk
ketentuan serta ybs tidak bersedia mengundurkan diri. dikembangkan dalam skala manufaktur
2. Membentuk penalaran yang logis, kritis, sistematik dan inovatif, serta kepribadian
2. HUBUNGAN SEKSUAL DI LUAR NIKAH YANG TERTANGKAP BASAH yang bertanggung jawab dalam pengambilan setiap keputusan.
NORMA
3. Membentuk kepedulian terhadap masyarakat melalui rancangan sediaan
Mahasiswa/mahasiswi yang tertangkap basah melakukan hubungan seksual
di luar nikah dinyatakan melanggar norma perilaku mahasiswa UNIVERSITAS farmasi yang aman, efektif dan bermutu bagi pasien dan masyarakat.
SANATA DHARMA sehingga harus diberi sanksi. Pustaka:
1. Troy, DB, 2005, Remington The Sciences and Practice of Pharmacy, 21st ed,
SANKSI Lippincott-Williams&Wilkins, Philadelphia
Mahasiswa yang dinyatakan melanggar norma diberi sanksi skorsing selama 2. Allen L.V, Popovich N.G, Ansel, H (eds), 2005, Ansel’s Pharmaceutical Dosage
1 semester. Skorsing berlaku pada semester sewaktu kejadian. forms and Drug Delivery Systems, 8th edition, Lipincott Williams and Wilkins,
Philadelphia
MEKANISME PENEMUAN KASUS DAN PEMBERIAN SANKSI
Informasi (indikasi) kasus pelanggaran norma hubungan seksual di luar 3. Aulton, M.E., 2000, Pharmaceutics, The Science of Dosage Form Design, 2nd ,
nikah yang tertangkap basah dapat diperoleh dari masyarakat maupun sivitas Churchill Livingstone, Eidenburg London
akademika (mahasiswa, dosen, atau karyawan) UNIVERSITAS SANATA DHARMA. 4. Dean, D.A., Evans E.R., Hall, I.H., (eds), 2000, Pharmaceutical Packaging
Technology, Taylor and Francis, London
44 17
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
5. Banker GS, Rhodes CT, 2002, Modern Pharmaceutics 4th ed, Marcell Dekker, PEMBERIAN SANKSI
New York Penangan pertama yang dilakukan adalah teguran lisan sekaligus
6. Parikh, D.M., 1997, Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology, vol permintaan untuk mengembalikan keutuhan fasilitas tersebut seperti sebelumnya.
Untuk pelanggaran kebersihan, misalnya corat-coret, pelaku diminta langsung
81, Marcel Dekker, Inc, New York, Basel
membersihkan; seandainya tindakan perusakan, pelaku diminta memperbaiki atau
7. Cartensen, J.T., 1993, Pharmaceutical Principles of Solid Dosage Form, mengganti kerusakan tersebut. Untuk pencurian barang inventaris kampus
Technomic, Pennsylvania mahasiswa yang bersangkutan diminta mengganti atau mengembalikan barang
8. Cole, G., 2001, Pharmaceutical Coating Technology, Taylor & Francis Ltd inventaris kampus.
9. Ridgway, K., 1987., Hard Capsules Development and Tecnology, The Peringatan secara tertulis atau bentuk sanksi yang lebih berat dapat
Pharmaceutical Press, London dipertimbangan seandainya pelaku pelanggaran menolak memperbaiki fasilitas yang
10. Lieberman, H.A., Rieger, M.M., Banker, G.S., 1996, Pharmaceutical Dosage dirusak atau mengembalikan barang inventaris yang dicuri.
Forms: Disperse Systems, vol 1, Marcel Dekker, Inc
11. Lieberman, H.A., Rieger, M.M., Banker, G.S., 1996, Pharmaceutical Dosage KETENTUAN PENANGANAN “PELANGGARAN KESUSILAAN”
Forms: Disperse Systems, vol 2, Marcel Dekker, Inc
12. Walters, K.A., 2002, Dermatological and Transdermal Formulations, Marcel PRINSIP
Dekker, New York, Basel UNIVERSITAS SANATA DHARMA merupakan lembaga pendidikan tinggi yang
13. Akkers, MJ, Larrimore, DS, 2003, Parenteral Quality Control, Marcell Dekker, berusaha menegakkan norma-norma kesusilaan di kalangan sivitas akademikanya.
Sebagaimana dinyatakan dalam Mukadimah Statuta UNIVERSITAS SANATA DHARMA,
New York
integritas moral di kalangan peserta didik merupakan salah satu tujuan
14. Dixon, AM, 2007, Environmental Monitoring for Cleanrooms and Controlled
penyelenggaraan pendidikan di UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
environments,Informa Healthcare, New York Pedoman Perilaku Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA masih
15. BPOM, 2012, Cara Pembuatan Obat yang Baik, Departemen Kesehatan Republik bersifat terlalu umum sehingga perlu dibuat petunjuk pelaksanaan, khususnya yang
Indonesia menyangkut hubungan (seksual) antara pria dan wanita.
16. United States Pharmacopeia Jika harus diberikan sanksi, sanksi tersebut (i) bersifat mendidik, (ii) berorientasi
17. European Pharmacopeia pada anak hasil hubungan di luar nikah, baik tentang status maupun keselamatan
jiwanya, (iii) cukup keras, dalam arti sebagai shock therapy dan peringatan bagi para
mahasiswa yang lain.
Farmakoterapi 2(SCP 502) – 4 SKS PERMASALAHAN
Matakuliah Farmakoterapi 2 terdiri dari 4 SKS kuliah teori. Pokok bahasan yang dipelajari Permasalahan hubungan (seksual) antara pria dan wanita di kalangan mahasiswa
dalam mata kuliah ini meliputi penatalaksanaan terapi rasional pada berbagai kasus UNIVERSITAS SANATA DHARMA dapat dikategorikan ke dalam tiga jenis, yaitu:
penyakit sistem organ. Farmakoterapi 2 mempelajari penatalaksanaan penyakit dalam 1. Hubungan seksual di luar nikah yang mengakibatkan kehamilan
jantung, saraf, endokrin, dan ginjal; patologi klinik, dan aplikasinya di klinis kefarmasian. 2. Hubungan seksual di luar nikah yang tertangkap basah
Pustaka: 3. Hidup bersama tanpa ikatan perkawinan yang sah (kumpul kebo)
1. DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, A.G., Posey, L.M.
(Eds), 2005, Pharmacotherapy a Pathophysiological Approach, 4rd ed, Appleton 1. HUBUNGAN SEKSUAL YANG MENGAKIBATKAN KEHAMILAN
& Lange, Stamford NORMA
2. Dipiro, L. and Michael, L., 2002, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Mahasiswa/mahasiswi yang melakukan hubungan seksual di luar nikah yang
Approach, Appleton & Lange, Stamford mengakibatkan kehamilan dinyatakan melanggar norma perilaku mahasiswa
3. Herfindal, E.T., Gourley, D.R (Eds), 2001, Textbook of Therapeutics Drug and UNIVERSITAS SANATA DHARMA sehingga harus diberi sanksi.
Disease Management, 7th Ed, Lippincot Williams and Wilkins, Philadelphia
4. McPhee, S., Lingappa, V.R., Ganong, W.F., Lange, J.D., 2000, Pathophysiology SANKSI
of disease: An introduction to Clinical Medicine, 3rd ed, The McGraw-Hill Mahasiswa yang dinyatakan melanggar norma seperti tertulis tersebut di
Companies Inc, New York atas diberi sanksi skorsing maksimum 2 semester. Skorsing berlaku mulai semester
5. Scwinghammer TL., 2002, Pharmacotherapy Casebook : A Patient Focused berikutnya setelah kejadian.
Approach, 5th Ed., McGraw-Hill Companies, New York. Pemberian skors dilakukan secara bertahap per semester agar ada waktu
untuk mengamati perkembangan mahasiswa ybs.
Selama skorsing tahap pertama, mahasiswa diberi kesempatan
menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan status perkawinan resmi.

18 43
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
MEKANISME PEMBERIAN SANKSI Farmako-Epidemiologi (SCP 503) – 3 SKS
Mahasiswa yang melanggar norma pengedaran narkotika dan obat-obat Matakuliah Farmako-epidemiologi ini berisi pokok-pokok bahasan tentang pengertian
berbahaya, diberi sanksi skorsing tahap pertama selama 1 (satu) semester. umum uji klinik dalam proses pengembangan obat, pengertian umum konsep
Jika selama masa skorsing tahap pertama tetap melanggar norma penyebaran penyakit dan metode – metode penilaian penggunaan obat di populasi.
pengedaran narkotika dan obat-obat berbahaya, mahasiswa yang bersangkutan Pustaka:
diminta mengundurkan diri. 1. Dwiprahasto,I.,2000, Farmakoepidemiologi, Bagian Farmakologi & Toksikologi/
Jika tidak bersedia mengundurkan diri, mahasiswa yang bersangkutan Clinical epidemiology & Biostatistic Unit, Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.
dikeluarkan (DO). 2. Storm, B.L.(ed), 1994, Pharmacoepidemiology, 2nd Ed. John Willey & Son, New
Jika kasus sudah ditangani oleh kepolisian dan pengadilan, mahasiswa yang York.
bersangkutan diberi sanksi skorsing sampai ada vonis pengadilan yang ber-kekuatan
hukum tetap. Komunikasi (SCP 504P) – 2/1 SKS
Jika vonis pengadilan menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan Mata kuliah Komunikasi terdiri dari 2 SKS kuliah teori dan 1 SKS praktikum. Pokok
tidak bersalah, sanksi skorsing dicabut, dan segala hak serta kewajibannya sebagai bahasan yang dipelajari dalam mata kuliah ini meliputi dasar-dasar komunikasi
mahasiswa Universitas Sanata Dharma dikembalikan. efektif, komunikasi dalam komunitas kesehatan, informasi dan edukasi, serta
Jika vonis pengadilan menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan konseling.
bersalah, kepadanya diberikan sanksi DO. Pustaka:
Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan, dan sanksi DO diberikan oleh Rektor. -

Catatan: Selama masa skorsing, mahasiswa berhak memperoleh pendampingan. Analisis Farmasi (PST 601P) – 3/1 SKS
Berkontribusi pada capaian:
1. Mampu menjelaskan secara sistematis dan logis tentang pemisahan bahan aktif dari
KETENTUAN PENANGANAN matriks sediaan obat/bahan alam meliputi pemisahan fisika dan atau kimia dalam
“MENGOTORI, MERUSAK DAN MENCURI FASILITAS SERTA INVENTARIS upaya pemilihan metode analisis kualitatif dan kuantitatif yang sesuai aplikasinya serta
MILIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA” mendukung penjaminan keamanan, khasiat, dan kualitas sediaan tersebut.
2. Mampu menerapkan ilmu dan teknologi kefarmasian dalam melakukan perancangan,
PENGERTIAN DAN CAKUPAN pembuatan, dan penjaminan mutu sediaan farmasi.
Perusakan mengandung arti adanya unsur kesengajaan untuk merusak 3. Menunjukkan penguasaan IPTEK, kemampuan riset dan pengembangan di bidang
keutuhan fasilitas, misalnya kran air kamar mandi yang dengan sengaja
kefarmasian.
dilepas/dirusak, merusak kunci ruangan, memecah kaca jendela dan atau pintu
Pustaka:
ruangan, dan sebagainya.
Perusakan fasilitas juga mengandung arti mengotori (mencorat-coret) meja, 1. Harvey, D., 2000, Modern Analytical Chemistry, The McGraw-Hill Companies,
kursi dan tembok, dan fasilitas kampus, misalnya dengan kata-kata yang tidak sopan, Inc.
contekan dan atau dengan gambar. 2. Jeffery, G.H., Bassett, J., Mendham, J., and Denney, R.C., 1989, Vogel’s
Mengambil yang ukan menjadi hak miliknya secara sengaja dapat
Textbook of Quantitative Chemical Analysis, Longman Scientific and Technical
dikategorikan sebagai tindakan pencurian, misalnya mengambil lampu penerangan,
mikrofon, kabel, kertas-kertas dokumen, peralatan laboratorium dan sebagainya. 3. Snyder, L., Kirkland, J., and Dolan, J., 2010, Introduction to Modern Liquid
PENANGANAN Chromatography, A John Wiley & Sons, Inc., Publication.
KLARIFIKASI 4. Kealey, D. and Haines, P.J., 2002, Instant Notes Analytical Chemistry, BIOS
Informasi tentang perusakan, pengotoran dan pencurian dapat berasal dari Scientific Publishers Ltd, Oxford
mahasiswa, dosen dan atau karyawan UNIVERSITAS SANATA DHARMA. 5. Meyer, V., 2004, Practical High-Performance Liquid Chromatography, 4th Edition,
Informasi kasus dapat disampaikan kepada pejabat struktural tingkat
John Wiley & Sons, Ltd, Chichester
prodi/jurusan/fakultas/universitas untuk ditindak lanjuti oleh Dekan atau pejabat
bidang kemahasiswaan di tingkat fakultas. 6. Ahuja, S. and Dong, M.W., 2005, Handbook of Pharmaceutical Analysis by HPLC,
Mahasiswa yang ditengarai terlibat dipanggil oleh Dekan atau pejabat bidang volume 6, Elsevier Academic Press, Amsterdam.
kemahasiswaan di tingkat fakultas untuk dimintai kebenaran informasinya. Baik 7. Watson, D., 1999, Pharmaceutical Analysis A Textbook for Pharmacy Students
mengakui ataupun tidak, mahasiswa yang bersangkutan diminta membuat surat and Pharmaceutical Chemists, Churchill Livingstone, Edinburgh.
pernyataan tertulis diatas kertas bermeterai. 8. Spangenberg, B., Poole, C., and Weins, C., 2011, Quantitative Thin-Layer
Chromatography A Practical Survey, Springer-Verlag, Berlin Heidelberg.

42 19
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
9. Srivastava, M., 2011, High-Performance Thin-Layer Chromatography (HPTLC),
Springer, Berlin Heidelberg. PENANGANAN DAN PEMBERIAN SANKSI
10. Kar, A., 2005, Pharmaceutical Drug Analysis, New Age International (P) Ltd., Mahasiswa yang melanggar norma penyalahgunaan narkotika dan obat-obat
berbahaya diberi peringatan tertulis oleh Dekan, dan yang bersangkutan wajib
Publishers, New Delhi
membuat surat pernyataan di atas kertas bermeterai bahwa tidak akan terlibat
kembali dalam penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya.
Farmakoterapi 3(SCP 602) – 4 SKS Mahasiswa yang bersangkutan wajib mengikuti pendampingan, dan
dianjurkan untuk cuti sampai permasalahannya teratasi maksimum 2 (dua) semester
Matakuliah Farmakoterapi III terdiri dari 4 SKS kuliah teori. Pokok bahasan yang berturut-turut.
dipelajari dalam mata kuliah ini meliputi penatalaksanaan terapi rasional pada Jika karena kondisi mahasiswa sudah sedemikian parah hingga
berbagai kasus penyakit sistem organ sesuai dengan guidelines. Farmakoterapi III pendampingan tidak mungkin lagi dilakukan, permasalahan diserahkan sepenuhnya
mempelajari penatalaksanaan penyakit dengan topik cancer, sistem saraf, nyeri, kepada orang tua mahasiswa, dan mahasiswa dianjurkan untuk mengundurkan diri.
musculoskeletal, dan reproduksi; dan aplikasinya di klinis kefarmasian. Jika tidak bersedia mengundurkan diri, mahasiswa yang bersangkutan
Pustaka: dikeluarkan (DO).
Jika kasus sudah ditangani kepolisian dan pengadilan, mahasiswa yang
1. DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, A.G., Posey, L.M.
bersangkutan diberi sanksi skorsing sampai ada vonis pengadilan yang berkekuatan
(Eds), 2005, Pharmacotherapy a Pathophysiological Approach, 4rd ed, Appleton hukum tetap.
& Lange, Stamford Jika vonis pengadilan menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan
2. Dipiro, L. and Michael, L., 2002, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic tidak bersalah, sanksi skorsing dicabut, dan segala hak serta kewajibannya sebagai
Approach, Appleton & Lange, Stamford mahasiswa Universitas Sanata Dharma dikembalikan.
3. Herfindal, E.T., Gourley, D.R (Eds), 2001, Textbook of Therapeutics Drug and Jika vonis pengadilan menyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan
Disease Management, 7th Ed, Lippincot Williams and Wilkins, Philadelphia bersalah, kepadanya diberikan sanksi DO.
Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan, dan sanksi DO diberikan oleh Rektor.
4. McPhee, S., Lingappa, V.R., Ganong, W.F., Lange, J.D., 2000, Pathophysiology
of disease: An introduction to Clinical Medicine, 3rd ed, The McGraw-Hill KETENTUAN DAN PENANGANAN
Companies Inc, New York “PENGEDARAN NARKOTIKA DAN OBAT-OBAT BERBAHAYA”
5. Scwinghammer TL., 2002, Pharmacotherapy Casebook : A Patient Focused
Approach, 5th Ed., McGraw-Hill Companies, New York. NORMA
Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA dilarang mendistribusikan atau
memperdagang-kan narkotika dan obat-obat berbahaya di dalam atau di luar
Pharmaceutical Care 1 (SCP 603) – 2 SKS kampus.
Secara keseluruhan mata kuliah Pharmaceutical care 1 berisi materi mengenai peran
dan praktek Apoteker dengan paradigma baru, definisi dan ruang lingkup, kompetensi SANKSI
Apoteker di praktek pelayanan kefarmasian komunitas, dan aspek-aspek sesuai Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA yang mendistribusikan atau
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek (Permenkes RI No.35 tahun 2014 tentang memperdagangkan narkotika dan obat-obat berbahaya di dalam atau di luar kampus
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek). Setting kuliah ini adalah pelayanan di diberi sanksi maksimum dikeluarkan (DO).
apotek dan di komunitas.
Pustaka: MEKANISME KLARIFIKASI KASUS
1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 35 tahun 2014 mengenai tentang Standar Informasi (indikasi) kasus pengedaran narkotika dan obat-obat berbahaya
Pelayanan Kefarmasian di Apotek dapat diperoleh dari mahasiswa, dosen, atau karyawan UNIVERSITAS SANATA
2. Rovers, J.P., Currie, J.D., Hagel, H.P., McDonough, R.P., Sobotka, J.L., 2003, A DHARMA, masyarakat, serta aparat kepolisian.
Practical Guide to Pharmaceutical Care, 2nd Edition, AphA, Washington, D.C. Informasi kasus disampaikan kepada pejabat struktural tingkat program studi,
3. Cipolle, R.J., Strand, L.M., and Morley, P.C., 1998, Pharmaceutical Care Practice, fakultas, atau universitas untuk ditindaklanjuti oleh Dekan .
McGraw Hill, New york. Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk
4. Tindall, W.N., and Millonig, M.K., 2003, Pharmaceutical Care: Insight from keperluan konfirmasi kebenaran kasus tersebut. Baik mengakui atau pun tidak
Community Pharmacists, CRC Press, Boca Raton. mengakui keterlibatannya dalam kasus tersebut, mahasiswa yang bersangkutan
5. Tietze, K.J., 2004, Clinical Skill for Pharmacists A patient-Focused Approach, 2nd diminta membuat surat pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai.
Edition, Mosby, St. Louis. Jika kasus sudah ditangani oleh kepolisian dan pengadilan, Pembantu Rektor III
6. Ritschel W.A. and Kearns, G.L., 2004, Handbook of Basic Pharmacokinetic meminta informasi resmi dari kepolisian dan pengadilan.
Including Clinical Applications, 6th Edition, American Pharmaceutical
Association, Washington, D.C.
20 41
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
KETENTUAN PENANGANAN 7. Williams, R.L., Brater, D.C., and Mordenti, J., 1990, Rational Therapeutics A
”PENYALAHGUNAAN DAN PENGEDARAN NARKOTIKA DAN Clinical Pharmacologic Guide for Health Professional, Marcel Dekker Inc, New
OBAT-OBAT BERBAHAYA” York.
8. DiPiro, J.T., et al., 2005, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 6th
PRINSIP Edition, McGraw Hill, New York.
Sebagai lembaga pendidikan tinggi, UNIVERSITAS SANATA DHARMA wajib
mengusahakan pembentukan pribadi yang utuh di kalangan sivitas akademikanya.
Farmakologi Toksikologi Klinik (SCP 604) – 3 SKS
Sebagaimana dinyatakan dalam Mukadimah Statuta UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Mata kuliah Farmakologi toksikologi klinik berisi pokok pokok bahasan tentang konsep
(alinea III), integritas moral di kalangan peserta didik merupakan salah satu tujuan
pengobatan rasional ditinjau dari aspek farmakologi toksikologi dan farmakokinetika
penyelenggaraan pendidikan di UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
secara klinik. Tinjauan farmakologi toksikologi meliputi konsep pengobatan rasional
Pedoman Perilaku Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA masih
serta pengobatan pada berbagai kondisi khusus seperti pasien pediatri, geriatri,
bersifat terlalu umum sehingga perlu dibuat petunjuk pelaksanaan, khususnya
kehamilan, gangguan ginjal, gangguan hepar, konsep diagnosa dan tata laksana
larangan yang berbunyi, “Menggunasalahkan dan mengedarkan minuman keras serta
keracunan, terapi suportif, terapi antidote, tatalaksana kasus keracunan obat, logam
menyalahgunakan dan mengedarkan narkoba (narkotika dan obat-obat berbahaya”.
berat, dan pestisida. Tinjauan dari farmakokinetika meliputi tentang konsep dasar
Penanganan penggunasalahan dan pengedaran minuman keras ini bertujuan
farmakokinetika klinik, merancang perhitungan laju infus dalam penggunaan infus
untuk mendidik dan demi kebaikan, baik mahasiswa yang besangkutan maupun
intravena dan dosis muatan yang diperlukan dalam terapi, menguraikan hubungan
mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA secara keseluruhan.
respon obat dengan variabilitas individu serta memahami monitoring terapi obat,
mengevaluasi kasus perhitungan dosis individu karena perubahan umur dan berat
PENGERTIAN DAN CAKUPAN
badan, penyakit seperti: kardiovaskular, hepar dan respiratori, gangguan ginjal dan
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya yang dimaksud di sini
interaksi obat, serta aplikasi parameter farmakokinetika–farmakodinamika (FK-FD)
adalah pemilikan serta penggunaan narkotika dan obat yang dapat menciptakan
pada penggunaan antibiotika untuk meramalkan efektivitas dan resistensi antibiotika.
keadaan yang tak terkuasai dan dilakukan di luar pengawasan medis atau dapat
Pustaka:
membahayakan/mengancam masyarakat, di dalam atau di luar kampus.
1. BNF, 45th ed., 2003
Pengedaran narkotika dan obat-obat berbahaya adalah mendistribusikan
2. Ritschel, W.A., 1992, Handbook of Basic Pharmacokinetics including Clinical
atau memper-dagangkan narkotika dan obat-obat berbahaya secara ilegal di dalam
Application, 4th ed., Drug Inteleligence Publication
atau di luar kampus.
3. Rowland, M., A and Tozer, T.N., 1995, Clinical Pharmacokinetics Concepts and
Application, 3rd ed., A Lea and febiger Book
PENANGANAN
4. Shargel and Yu
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN OBAT-OBAT BERBAHAYA
NORMA 5. Williams, R.L., Brater, D.C., and Mordenti, J., 1990, Rational Therapeutics, A
Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA dilarang menyalahgunakan Clinical Pharmacologic Guide for the Health professional, Marcel Dekker, Inc.,
narkotika dan obat-obat berbahaya di dalam atau di luar kampus. New York
6. Winter, M.E, 1994, Basic Clinical Pharmacokinetics, 3rd ed., Applied
Therapeuticss, Inc., Vancouver
SANKSI 7. Olson, K.R., et al., 1994, Poisoning and Drug overdose, 2nd, Appleton & Lange,
Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA yang menyalahgunakan
Norwalk
narkotika dan obat-obat berbahaya di dalam atau di luar kampus, diberi sanksi
maksimum dikeluarkan (DO). 8. Olson, K.R., et al., 2006, Poisoning and Drug overdose, 5 th , Appleton & Lange,
Norwalk
MEKANISME KLARIFIKASI KASUS 9. Klaasen, C.D., 1996, Casarett and Doull’s Toxicology The Basic Science of
Informasi (indikasi) kasus penyalahgunaan narkotika dan obat-obat poisons, 6th ed, The mc Graw-Hill Companies Inc., USA
berbahaya dapat diperoleh dari mahasiswa, dosen, atau karyawan UNIVERSITAS 10. Goldfrank, L.R., et al., 1990, Toxicologic emergencies, 4th ed., Appleton &
SANATA DHARMA, masyarakat, serta aparat kepolisian.
Lange, Norwalk
Informasi kasus disampaikan kepada pejabat struktural tingkat program studi,
fakultas, atau universitas untuk ditindaklanjuti oleh Dekan.
Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk Legalitas Praktik Kefarmasian (SCP 701) – 2 SKS
keperluan konfirmasi kebenaran kasus tersebut. Baik mengakui atau pun tidak Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi:
mengakui keterlibatannya dalam kasus tersebut, mahasiswa yang bersangkutan 1. Memberikan pengetahuan tentang konsep dan hirarki peraturan terkait praktik
diminta membuat surat pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai. kefarmasian, jenis peraturan pada berbagai bidang praktik profesional tenaga
Jika kasus sudah ditangani oleh kepolisian dan pengadilan, Pembantu Rektor kefarmasian, serta kelembagaan pemerintahan terkait bidang kesehatan.
III meminta informasi resmi dari kepolisian dan pengadilan.
40 21
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
2. Membentuk kesadaran untuk updating pengetahuan tentang peraturan terkait Jika selama masa skorsing tahap pertama tetap melanggar norma
praktik kefarmasian. pengguna-salahan minuman keras, kepadanya diberikan skorsing tahap kedua
3. Membentuk sikap bertanggung jawab secara legal dan etis dalam melaksanakan selama 1 (satu) semester.
praktik sebagai tenaga teknis kefarmasian. Jika selama masa skorsing tahap kedua tetap melanggar norma pengguna-
Pustaka: salahan minuman keras, mahasiswa yang bersangkutan diminta mengundurkan diri.
1. Mertokusumo, S., 2007, Mengenal Hukum Jika tidak bersedia mengundurkan diri, mahasiswa yang bersangkutan
2. Undang-undang No. 12 tahun 2011 tentang Pembentukan peraturan dikeluarkan (DO). Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan, dan sanksi DO diberikan
perundang- undangan oleh Rektor.
3. Undang-undang No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian Catatan: Sejak diberi peringatan dan selama skorsing, mahasiswa berhak
5. Peraturan Presiden No.72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional memperoleh pendampingan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan No.889 tahun 2011 tentang Registrasi, Izin
Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian PENGEDARAN MINUMAN KERAS
7. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No.7 tahun 2014 tentang NORMA
Pedoman Uji Toksisitas Non Klinik secara In Vivo Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA dilarang mendistribusikan atau
8. UU No.40 thn 2004 ttg Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) memperdagang-kan minuman beralkohol di dalam atau di luar kampus.
9. UU No. 24 thn 2011 ttg Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
10. Peraturan Presiden No.72 thn 2012 ttg Sistem Kesehatan Nasional SANKSI
11. Kepmenkes No.381 thn 2007 ttg Kebijakan Obat Tradisional Nasional Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA yang mendistribusikan atau
12. Kepmenkes No.189 thn 2006 ttg Kebijakan Obat Nasional memperdagangkan minuman beralkohol di dalam atau di luar kampus diberi sanksi
13. www.depkes.go.id (web resmi Kementrian Kesehatan RI) maksimum dikeluarkan (DO).
14. www.pom.go.id (web resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan RI)
15. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan MEKANISME KLARIFIKASI KASUS
16. Peraturan Presiden No.3 tahun 2013 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Informasi (indikasi) kasus pengedaran minuman keras dapat diperoleh dari
Wewenang, susunan organisasi dan tata kerja lembaga Pemerintah Non mahasiswa, dosen, atau karyawan UNIVERSITAS SANATA DHARMA, masyarakat,
Departemen serta aparat kepolisian.
17. Permenkes No. 46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan Informasi kasus disampaikan kepada pejabat struktural tingkat program
18. Surat Keputusan PP IAI No.058 thn 2011 ttg Standar Kompetensi Apoteker studi, fakultas, atau universitas untuk ditindaklanjuti oleh Dekan.
Indonesia Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk
19. Buku tentang Etika profesi tenaga kesehatan keperluan konfirmasi kebenaran kasus tersebut. Baik mengakui atau pun tidak
20. Keputusan Kongres Nas ISFI No tahun tentang Kode Etik APoteker Indonesia mengakui keterlibatannya dalam kasus tersebut, mahasiswa yang bersangkutan
21. Permenkes No 1799 tahun 2010 ttg Industri Farmasi diminta membuat surat pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai.
22. Permenkes Nol 16 tahun 2013 ttg Perubahan atas Permenkes No. 1799 thn
2010 MEKANISME PEMBERIAN SANKSI
23. Permenkes No. 006 tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Industri obat Mahasiswa yang melanggar norma pengedaran minuman keras, diberi
Tradisional sanksi skorsing tahap pertama selama 1 (satu) semester.
24. Permenkes No.63 tahun 2013 tentang Izin Produksi Kosmetik Jika selama masa skorsing tahap pertama tetap melanggar norma
25. PerKBPOM No. HK 03.1.33.12.13.8195 tahun 2012 tentang Penerapan CPOB pengedaran minuman keras, kepadanya diberikan skorsing tahap kedua selama 1
26. PerKBPOM NO 35 tahun 2013 tentang CPOTB (satu) semester.
27. Permenkes Np.965 thn 1992 ttg CPKB Jika selama masa skorsing tahap kedua tetap melanggar norma pengedaran
28. PerKBPOM No.03.1.23.10.11.08481 tentang Kriteria dan Tata Laksana minuman keras, mahasiswa yang bersangkutan diminta mengundurkan diri.
Registrasi Obat Jika tidak bersedia mengundurkan diri, mahasiswa yang bersangkutan
29. PerKBPOM No. Hk.00.05.41.1384 tahun 2005 ttg Kriteria dan Tata Laksana dikeluarkan (DO).
Pendaftaran Obat Tradisional Sanksi skorsing diberikan oleh Dekan, dan sanksi DO diberikan oleh Rektor.
30. Permenkes No. 007 tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional
31. Permenkes No. 1010 tahun 2008 tentang Registrasi Obat Catatan: Selama masa skorsing, mahasiswa berhak memperoleh pendampingan.
32. Permenkes No. 168 tahun 2005 tentang Prekursor farmasi
33. PerKBPOM No 0.05.42..1018 tahun 2008 tentang Bahan Kosmetik
34. Permenkes No. 34 tahun 2013 dan no. 1148 tahun 2011 ttg PBF
35. Permenkes No. 1332 tahun 2002 dan No. 167 tahun 1972 ttg Pedagang Eceran
Obat
22 39
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
KETENTUAN PENANGANAN 36. PerKBPOM No. HK.03.1.34.11.12.7542 tahun 2012 tentang Pedoman Teknis
”PENGGUNASALAHAN DAN PENGEDARAN MINUMAN KERAS” CDOB
37. Permenkes No. 4 tahun 2014 tentang Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik
PRINSIP 38. Kepmenkes No. 312 taun 2013 tentang Daftar Obat Esensial Nasional
Sebagai lembaga pendidikan tinggi, UNIVERSITAS SANATA DHARMA wajib 39. Kepmenkes No. 328 tahun 20103 tentang Formularium Nasional
mengusahakan pembentukan pribadi yang utuh di kalangan sivitas akademikanya. 40. Permenkes No. 35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Sebagaimana dinyatakan dalam Mukadimah Statuta UNIVERSITAS SANATA DHARMA Apotek
(alinea III), integritas moral di kalangan peserta didik merupakan salah satu tujuan 41. Permenkes No. 58 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
penyelenggaraan pendidikan di UNIVERSITAS SANATA DHARMA. Rumah Sakit
Pedoman Perilaku Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA masih 42. Permenkes Np. 35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
bersifat terlalu umum sehingga perlu dibuat petunjuk pelaksanaan, khususnya Puskesmas
larangan yang berbunyi, “Menggunasalahkan dan mengedarkan minuman keras serta 43. Permenkes No. 1332 tahun 2002 dan No 922, tahun 1992 tentang Ketentuan
menyalahgunakan dan mengedarkan narkoba (narkotika dan obat-obat berbahaya)”. dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek
Penanganan penggunasalahan dan pengedaran minuman keras ini bertujuan 44. Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
untuk mendidik dan demi kebaikan, baik mahasiswa yang besangkutan maupun 45. Permenkes No. 9 tahun 2011 tentang Klinik
mahasiswa Universitas Sanata Dharma secara keseluruhan.

PENGERTIAN DAN CAKUPAN Metodologi Penelitian (BNS 702) – 2 SKS


Penggunasalahan minuman keras yang dimaksud di sini adalah minum Mata kuliah Metodologi Penelitian berisi prinsip dan cara penelitian.
minuman beralkohol sampai mabuk, di dalam atau di luar kampus. Pustaka:
Pengedaran minuman keras yang dimaksud di sini adalah mendistribusikan -
atau memperdagangkan minuman beralkohol secara ilegal, di dalam atau di luar
kampus. Cara Pembuatan Sediaan Farmasi yang Baik(PST 703) – 2 SKS
Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi dengan memberikan
PENANGANAN pemahaman secara komprehensif tentang aspek-aspek teknis cara pembuatan sediaan
NORMA farmasi yang baik, berdasarkan pedoman CPOB, CPOTB, dan CPKB.
Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA dilarang mabuk di dalam atau Pustaka:
di luar kampus. 1. Anonim, 2003, Pedoman Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB), Badan
PengawasObat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
SANKSI 2. Anonim, 2010, Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Kosmetik yang
Mahasiswa UNIVERSITAS SANATA DHARMA yang mabuk, di dalam atau di Baik, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
luar kampus, diberi sanksi maksimum dikeluarkan (DO). 3. Anonim, 2011, Persyaratan Teknis Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik
(CPOTB), Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
MEKANISME KLARIFIKASI KASUS 4. Anonim, 2012, Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), Badan
Informasi (indikasi) kasus penggunasalahan minuman keras dapat diperoleh Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
dari mahasiswa, dosen, atau karyawan UNIVERSITAS SANATA DHARMA, masyarakat, 5. Anonim, 2013, Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat yang
serta aparat kepolisian. Informasi kasus disampaikan kepada pejabat struktural Baik 2012, Jilid 1, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia,
tingkat program studi, fakultas, atau universitas untuk ditindaklanjuti oleh Dekan. Jakarta.
Mahasiswa yang ditengarai terlibat kasus dipanggil oleh Dekan untuk keperluan 6. Nally J.D. (Ed.), Good Manufacturing Practices for Pharmaceuticals, 6 th Ed.,
konfirmasi kebenaran kasus tersebut. Baik mengakui atau pun tidak mengakui Informa Healthcare, New York.
keterlibatannya dalam kasus tersebut, mahasiswa yang bersangkutan diminta
membuat surat pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai. Pharmaceutical Care 2 (SCP 704) – 3 SKS
Pada akhir kuliah mahasiswa mampu melakukan simulasi pelayanan kefarmasian
MEKANISME PEMBERIAN SANKSI sederhana terutama untuk sarana pelayanan kesehatan rumah sakit dan mampu
Mahasiswa yang melanggar norma penggunasalahan minuman keras, diberi
berkomunikasi efektif dengan profesional kesehatan lainnya dalam menyelesaikan kasus
sanksi peringatan tertulis oleh Dekan, dan yang bersangkutan wajib membuat surat
pernyataan di atas kertas bermeterai bahwa tidak akan terlibat kembali dalam klinis untuk kualitas hidup pasien yang lebih baik.
penggunasalahan minuman keras. Pustaka:
Jika mahasiswa yang sudah diberi peringatan kembali melanggar norma 1. Cipolle and Strand, Pharmaceutical Care
penggunasalahan minuman keras, yang bersangkutan diberi sanksi skorsing tahap 2. DiPiro, J.T., et al., 2005, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 6th
pertama selama 1 (satu) semester. Edition, McGraw Hill, New York.
38 23
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
3. MIMS/ISO otomatis segala berkas tidak diakui keabsahannya serta pengelolaan proses
4. Materi-materi Farmakologi, Farmakoterapi, standar terapi yang sesuai. terkait berkas tersebut dibatalkan..
2. Apabila sesudah mendapatkan teguran tertulis yang bersangkutan masih
Pelayanan Informasi Obat (SCP 705P) – 2/1 SKS mengulangi pelanggaran, maka yang bersangkutan dapat dikenakan
skorsing
Mata kuliah Pelayanan Informasi Obat memberikan gambaran pelaksanaan informasi
3. Sanksi paling berat dapat berupa pengunduran diri atau dikeluarkan oleh
obat dalam unit pelayanan dengan melatih mahasiswa untuk mencari dan
Rektor.
mengkritikan isi sumber informasi yang reliable untuk dapat melakukan praktik
penggunaan obat berbasis bukti dan menangani pertanyaan klinik sederhana, serta
menyiapkan informasi obat secara lisan maupun tertulis. KETENTUAN PENANGANAN
Pustaka: “KEGADUHAN YANG MENGGANGGU PERKULIAHAN”
-
PENGERTIAN DAN CAKUPAN
Pharmaceutical Care 3 (SCP 801) – 3 SKS Kegaduhan yang dimaksud adalah suasana yang dapat mengganggu
Pada akhir kuliah mahasiswa mampu melakukan pelayanan kefarmasian sederhana di jalannya perkuliahan akibat suara yang ditimbulkan oleh aktivitas seseorang,
beberapa jenis sarana pelayanan kesehatan dan berkomunikasi dengan profesional sekelompok individu dan atau suatu kelompok yang terorganisir.
kesehatan lainnya dalam menyelesaikan kasus klinis untuk kualitas hidup pasien yang lebih Terganggunya perkuliahan dapat berupa interferensi suara yang tidak
baik. terkait dalam perkuliahan ( misalkan: suara handphone atau percakapan diluar
Pustaka: pembicaraan perkuliahan) yang dirasa mengganggu oleh dosen atau mahasiswa.
1. Cipolle and Strand, Pharmaceutical Care Suasana paling berat dapat berupa terhentinya aktivitas perkuliahan sama sekali
2. DiPiro, J.T., et al., 2005, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, 6th (misalkan aktivitas chek sound, demonstrasi dan lainnya).
Interferensi suara yang mengganggu perkuliahan yang diakibatkan oleh
Edition, McGraw Hill, New York.
aktivitas yang tidak terhindarkan, misalkan aktivitas pembangunan, aktivitas
3. MIMS/ISO kendaraan di area parkir atau suara dari perkuliahan di kelas yang lain, tidak
4. Materi-materi Farmakologi, Farmakoterapi, standar terapi yang sesuai. termasuk dalam pengertian diatas.

Health Behaviour (SCP 341) – 2 SKS PENANGANAN


Matakuliah Health Behaviour (Pilihan) terdiri dari 2 SKS kuliah teori. Pokok bahasan Klarifikasi
yang dipelajari dalam mata kuliah ini meliputi pengertian health behaviour, faktor – Informasi timbulnya kegaduhan dapat berasal dari mahasiswa, dosen,
faktor yang berkaitan dengan health behaviour, konsep teori – teori perilaku, karyawan UNIVERSITAS SANATA DHARMA dan atau masyarakat sekitar yang
penerapan teori perilaku untuk penyelesain permasalahan terkait perilaku kesehatan terganggu oleh aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Sanata Dharma.
Pemanggilan terhadap mahasiswa dan atau penitia yang bertanggung jawab
di masyarakat.
atas kegiatan yang menimbulkan kegaduhan dilakukan oleh pejabat bidang
Pustaka:
kemahasiswaan tingkat prodi/fakultas/universitas.
1. Buku Panduan Akademik Prodi S1 Farmasi, Fakultas Farmasi USD, Penaganan secara persuasif selalu diusahakan paling utama untuk dapat
Yogyakarta menghentikan atau memindahkan atau menunda aktivitas yang menimbulkan
2. http://www.sphsu.mrc.ac.uk/glossary/ kegaduhan dan mengganggu perkuliahan.
3. Gochman 1997, Handbook of Health Behavior Research, Vol. 1, p. 3
4. Rimer, et al, 2004, Theory at A Glance Pemberian Sanksi
5. Conner, M and Norman, P (Eds.)., 1996, Predicting Health Behaviour, Open Dosen yang terganggu aktivitas perkuliahannya berhak menegur,
University Press, Buckingham, UK menghimbau atau mengeluarkan peringatan untuk membubarkan aktivitas yang
mengganggu sebagaimana dimaksud dalam pengertian diatas secara lisan. Jika
Preformulasi (PST 342) – 2 SKS diperlukan dosen dapat meminta bantuan petugas keamanan yang ada jika dirasa
Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi dengan memberikan gangguan terus berlangsung dan tidak dapat ditangani secara persuasif. Bentuk
kegaduhan akibat dari aktivitas kegiatan yang terkoordinasi oleh suatu kelompok,
pemahaman secara komprehensif tentang aspek-aspek studi preformulasi meliputi evaluasi
maka pemberian sanksi dapat dilakukan secara terkoordinasi oleh pejabat bidang
sifat fisika-mekanik, sifat fisika-kimia, dan stabilitas bahan aktif, serta kompatibilitas bahan kemahasiswaan terkait. Apabila kegaduhan mengarah pada tindak kriminal, maka
aktif dengan eksipien. kasus tersebut dapat diadukan ke pihak kepolisian setempat. Peringatan secara
Pustaka: tertulis atau bentuk sanksi yang lebih berat dapat dipertimbangkan sebagai alternatif
1. Adeyeye, M.J., and Brittain, H.G. (Eds.), 2008, Preformulation in Solid Dosage terakhir dan yang terberat.
Form Development, Informa Healthcare, New York
24 37
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
MEKANISME PENANGANAN 2. Aulton, M.E. (Ed), 2002, Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design,
1. Informasi dan Klarifikasi 2nd Ed., Churchill Livingstone, London
Informasi tentang kecurangan dalam bidang akademik dapat berasal dari 3. Cartensen, J.T., 1998, Pharmaceutical Preformulation, Technomic Publishing
dosen penjaga ujian, dosen pangampu mata kuliah, dosen penguji skripsi,
Company Inc., Pennsylvania
pustakawan, mahasiswa, pejabat prodi/jurusan/fakultas/universitas yang berwenang
dalam bidang akademik, dan biro administrasi akademik. 4. Florence, A.T., and Siepmann, J. (Eds.), 2009, Modern Pharmaceutics Basic
Informasi tentang kecurangan dalam bidang administrasi akademik dapat Principles and Systems, 5th Ed., Vol 1., Informa Healthcare, New York
berasal dari dosen pangampu mata kuliah, mahasiswa, pejabat prodi/jurusan/ 5. Gokhale, R.D., 2011, Preformulation Techniques and Formulation Selection, in
fakultas/universitas yang berwenang dalam bidang akademik, dan biro administrasi Pharmaceutical Technology Seminar, GEA-NUS Pharmaceutical Processing
akademik. Research Laboratory, Singapore
Informasi tentang kecurangan bidang administrasi keuangan dapat berasal 6. Lieberman, H.A., Lachman, L., and Schawtrz, J.B. (Eds.), 1989, Pharmaceutical
dari pejabat prodi/jurusan/fakultas/universitas yang berwenang dalam bidang
Dosege Forms Tablets, 2nd Ed., Marcel Dekker, New York.
administrasi keuangan, dan administrasi uang kuliah, pihak bank, dan pejabat bidang
kemahasiswaan. 7. Mills, S., 2007, Pre-formulation Analytical Studies and Impact on API and
Informasi kasus disampaikan kepada pejabat struktural tingkat Formulation Development, in Training Workshop on Pharmaceutical
prodi/jurusan/ fakultas/universitas untuk ditindak lanjuti oleh dekan dan pejabat Development, WHO, Estonia.
bidang kemahasiswaan di tingkat fakultas.
Mahasiswa yang ditengarai terlibat dipanggil oleh dekan dan pejabat bidang Perinatologi (SCP 441) – 2 SKS
kemahasiswaan di tingkat fakultas untuk dimintai kebenaran informasi. Baik Matakuliah Perinatologi terdiri dari 2 SKS kuliah teori. Pokok bahasan yang dipelajari
mengakui ataupun tidak, mahasiswa yang bersangkutan diminta membuat surat dalam mata kuliah ini meliputi anatomi fisiologi pada kelompok perinatal pada
pernyataan tertulis di atas kertas bermeterai. berbagai kondisi, vaksin dan suplementasi perinatal, patofisiologi dan
Mahasiswa yang terlibat dalam kasus tersebut mempunyai kewajiban untuk
penatalaksanaan terapi rasional pada berbagai kasus penyakit di perinatal sesuai
menjalankan sanksi yang diberikan kepadanya.
dengan guidelines, dan aplikasinya di bidang kefarmasian klinik.
2. Sanksi dan Pemberian Sanksi Pustaka:
Sanksi atas kecurangan dalam bidang akademik dapat berupa: 1. Valman, B., and Thomas, R., 2002, ABC of The First Year, 5th ed., BMJ
1. Teguran lisan oleh dosen dan hasil ujian/tugas tidak akan dinilai, dalam Publishing, India
kasus mencontek saat ujian dan mengklaim hasil kerja orang lain untuk 2. Tucker, J., Parry, G., Fowlie, P.W., and McGuire, W., 2004, Organisation and
diajukan sebagai hasil tugasnya. Delivery of Perinatal Services, British Medicine Journal, vol. 329, pp. 730-732.
2. Teguran lisan oleh dosen dan pengurangan nilai, dalam kasus memberikan 3. McGuire, W., McEwan, P., and Fowlie, P.W., 2004, care in the early newborn
contekan kepada sesama peserta saat ujian. period, British Medicine Journal, vol. 329, pp. 1087-1089
3. Teguran tertulis oleh Dekan apabila mahasiswa yang bersangkutan kembali 4. Moya, F.R., and Laughon, M., 2007, Common Problems of the Newborn,
melakukan pelanggaran 1 dan atau 2. Blackwell Publishing, United Kingdom
4. Teguran tertulis oleh pimpinan program studi/jurusan/fakultas dan secara
otomatis segala informasi, tanda penghargaan, hasil kerja, dan pernyataan
Hemato-onkologi (SCP 442) – 2 SKS
tidak diakui keabsahannya, dalam kasus memalsukan informasi atau tanda
Matakuliah Hemato-onkologi mempelajari aspek proses penyakit yang berkaitan
penghargaan dalam bidang akademik (ijazah, sertifikat, dan surat
keterangan lain), melakukan tindakan plagiat. dengan proses keganasan hematologi dalam tubuh manusia. Ilmu ini merupakan
5. Skorsing selama 1 (satu) semester oleh Dekan apabila setelah mendapat studi mengenai patofisiologi terjadinya proses keganasan hematologi yang meliputi
teguran tertulis yang bersangkutan masih mengulangi pelanggaran. keganasan hematopoetik dalam tubuh manusia serta penatalaksanaannya secara
komprehensif.
Sanksi terhadap kecurangan administrasi akademik dapat berupa: Pustaka:
1. Teguran tertulis oleh pimpinan program studi/jurusan/fakultas dan secara 1. Di piro J., Talbert R.L., Yee G., Matzke G., Wells B., Posey L.M., 2011.
otomatis segala berkas tidak diakui keabsahannya serta pengelolaan proses Pharmacotherapy : A Patophysiologic Approach, 8th edition, Mc Graw Hill
terkait berkas tersebut dibatalkan. Medical,USA
2. Skorsing selama 1 (satu) semester apabila setelah mendapatkan teguran 2. Fauci A.S., Braunwald E., Kasper D.L., Hauser S.L., Longo L., Jameson J.L.,
tertulis masih mengulangi pelanggaran. Loscalzo J.2008 , Harrison’s Principles of Internal Medicine, 17th edition. Mc
Graw Hill Medical, USA.
Sanksi terhadap kecurangan administrasi keuangan dapat berupa:
3. Kjeldsberg, C.R., 2006, Practical Diagnosis of Hematologic Disorders, 4th edition,
1. Teguran tertulis oleh pimpinan prodi/jurusan/fakultas/universitas yang
American Society for Clinical Pathology Press, Chicago.
terkait langsung dalam menangani administrasi keuangan dan secara
36 25
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
6. Melakukan tindak kriminal (membunuh, menganiaya, mencuri, menipu,
Penapisan In Vitro Berbasis Kultur Sel (PST 443) – 2 SKS dll.)
Mata kuliah menjelaskan tentang prinsip dasar penggunaan kultur sel untuk 7. Mengotori, merusak, dan mencuri fasilitas serta inventaris milik
mengetahui aktivitas biologis suatu senyawa dan berbagai macam aplikasinya untuk Universitas Sanata Dharma
8. Mabuk baik di dalam maupun di luar kampus
penelitian antikanker dan resistensinya serta penelitian antivirus dan
9. Melakukan pelanggaran norma moral seksual (kumpul kebo, hubungan
imunomodulator seks di luar nikah, dll)
Pustaka: 10. Mengenakan pakaian tidak sopan (kaos oblong, celana "butut", dll.) dan
1. Freshney, R.I. 2010. Culture of Animal Cells: A Manual of Basic Technique and sandal dalam mengikuti perkuliahan dan acara-acara resmi lainnya.
Spesialized Applications, Sixth Edition, John Willey and Sons
2. Hanahan, D. and Weinberg, R.A., 2000, The Hallmarks of Cancer. Cell 100, 57-
70. SANKSI
3. King, R.J.B., 2000, Cancer Biology, 2nd ed, Pearson Eduation Limited, London. 1. Teguran secara lisan oleh dosen,
4. Doyle, A., and Bryan, G., 2000, Cell and Tissue Culture: Laboratory Procedure 2. Teguran secara tertulis oleh ketua program studi/jurusan dan atau Dekan,
in Biotechnology, John Wiley and Sons, Singapore, pp. 62-64. 3. Skorsing oleh Dekan,
5. Prabin, S., Shrestha, I., dan Kurisu, K., 2009, Immunohistochemistry: A Review 4. Denda administratif dan atau keuangan oleh pimpinan universitas,
of Practical Procedure. Nepal Journal of Neuroscience. 6: 38-41. 5. Dikeluarkan (di-DO) oleh Rektor.
6. Rabinovitch, 1994. Introduction to Cell Cycle Analysis. Phoenix Flow Systems
7. Nunez. R. 2001. DNA Measurement and Cell cycle Analysis by Flowcytometry.
KETENTUAN PENANGANAN
Curr.Issues. Mol. Biol. 3(3): 67- 70. “MELAKUKAN KECURANGAN DALAM BIDANG AKADEMIK, ADMINISTRASI
8. Mocellin, A., Rossi, C.R. Marincola, F.M. 2003. Quantitative Real-Time PCR in AKADEMIK, DAN ADMINISTRASI KEUANGAN”
Cancer Research. Achivum Immunogiae et Therapiae Experimentalis. 51: 301-
313. CAKUPAN
9. Kovalchuk, O., Filkowski,J.,Meservy,J.2008. Involvement of microRNA-451 in 1. Melakukan kecurangan dalam bidang akademik mencakup: mencontek saat
ujian, memberikan contekan kepada sesama peserta saat ujian; mengklaim
resistance of the MCF-7 breast cancer cells to chemotherapeutic drug
hasil kerja orang lain untuk diajukan sebagai hasil tugasnya; memalsukan
doxorubicin. Mol Cancer Ther (7): 2152-2159.
informasi atau tanda penghargaan dalam bidang akademik (ijazah, sertifikat,
10. Mechnetner, E., Kyshtoobayeva,A., Zonis, S.,Kim,H.,Stroup,R. Garcia, R., dan surat keterangan lain); mengklaim hasil kerja atau pemikiran orang lain
Parker, R.J.,Fruehauf, J.P. 1998. Levels of multidrug resistance (MDR1) P- yang dipublikasikan maupun yang tidak, baik sebagian atau secara keseluruhan
glycoprotein expression bu human breast cancer correlate with in vitro sebagai hasil kerjanya; mengutip secara tertulis pernyataan orang lain yang
resistance ti taxol and doxorubicin. Clin Cancer Res (4):389-398. dipublikasikan maupun yang tidak, baik sebagian atau keseluruhan, tanpa
11. Rousselot, N.V., Alberti, L., Blay, J.Y.2006. CD40L induces multidrug resistance mencantumkan dalam catatan kaki atau daftar pustaka (melakukan tindakan
plagiat).
to apoptosis in breast carcinoma and lymphoma cells through caspase
2. Melakukan kecurangan dalam bidang administrasi akademik mencakup:
independent and dependent pathway. BMC Cancer (6): 75. menitipkan tanda tangan pada daftar hadir saat kuliah; menandatangani daftar
12. Skeel, R.T. 2007. Handbook of Cancer Chemoterapy 7th ed.Philadelpia: hadir untuk teman mahasiswa saat kuliah; dan memalsukan tanda tangan dosen
Lippincot Williams & Wilkins. untuk keperluan-keperluan administratif (pada lembar KRS, KHS, daftar nilai,
13. Buchy, P., Yoksan, S., Peeling, R.W., Hunsparger, E. 2006. Laboratory Test for berkas yudisium, dan lain-lain).
The Diagnosis of Dengue Virus Infection. Scientific Working Group, Report on 3. Melakukan kecurangan dalam bidang administrasi keuangan mencakup:
Dengue, 1-5 October 2006, Geneva, Switzerland memalsu tanda tangan dalam pembayaran dan atau pengajuan beasiswa;
memberikan pernyataan palsu untuk memperoleh beasiswa ganda;
14. Chakravarti, A., Kumaria, R., Kar, P., Batra, V.V., Verma, V. 2006. Improved
memberikan laporan keuangan kegiatan mahasiswa secara fiktif (tidak sesuai
detection of dengue virus serotypes from serum samples-evaluation of single- kenyataan yang sebenarnya).
tube multiplex RP-PCR with cell culture. Dengue Buletin vol 30: 133-140. 4. Kecurangan yang mengarah ke tindak pidana dikategorikan sebagai tindakan
15. Paula, S.O., Lima, D.M., Clotteau, M., Pires Neto, R.J., Fonsca, B.A. 2003. kriminal
Improved Detection of Dengue-1 Virus from IgM-positive Serum Samples Using
C6/36 cell cultures In Association with RT-PCR. Intervirology: 46: 227-23

26 35
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
PEDOMAN PERILAKU MAHASlSWA 16. Weir, D.M., 1986, Cellular Immunology: Handbook of Experimental
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA Immunology, Vol 4, Blcakwell Scientifig Publications, Oxford.
17. Wagner, W, 1999, Immunomodulatory Agents from Plants, Birkhauser Verlag,
Demi terwujudnya visi dan misi UNIVERSITAS SANATA DHARMA dalam
Basel.
mengembangkan mahasiswa sebagai insan penggali kebenaran yang terus
bertumbuh menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan berguna bagi masyarakat 18. Freshney, R.I. 2010. Culture of Animal Cells: A Manual of Basic Technique and
dengan landasan nilai-nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan spiritualitas Ignasian yang Spesialized Applications, Sixth Edition, John Willey and Sons
kokoh, maka Universitas Sanata Dharma memandang perlu untuk menegaskan
prinsip-prinsip berperilaku bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma sebagai Metabolit Sekunder (PST 444) – 2 SKS
berikut: Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi:
1. Memberikan pengetahuan tentang cara–cara isolasi dan identifikasi
PRINSIP-PRINSIP kandungan metabolit sekunder serta pemanfaatan rekayasa genetika sesuai
1. UNIVERSITAS SANATA DHARMA menghargai nilai-nilai kemanusiaan,
dengan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan produk metabolit sekunder
2. UNIVERSITAS SANATA DHARMA berkomitmen untuk mengembangkan pribadi
mahasiswa secara utuh, dalam tanaman, hewan, mineral, flora bahari, dan fauna bahari
3. UNIVERSITAS SANATA DHARMA mengembangkan nilai-nilai kebebasan 2. Membentuk kepribadian yang bertanggung jawab dalam menggunakan
akademik, penguasaan IPTEK dan kemampuan riset untuk meningkatkan produk metabolit
4. UNIVERSITAS SANATA DHARMA menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan moral, sekunder, mengisolasi dan mengidentifikasinya sebagai bahan baku obat herbal
5. UNIVERSITAS SANATA DHARMA mendasarkan semua usaha pengembangan 3. Membentuk kepedulian terhadap pihak lain melalui penemuan produk metabolit
pribadi mahasiswa pada nilai-nilai Kristiani, spiritualitas Ignasian, nilai-nilai
sekunder sebagai bahan baku obat herbal yang bermanfaat bagi umat manusia.
kebangsaan serta kebudayaan.
Pustaka:
1. Stanbury PF and Whitaker A., 2001, Principles of Fermentation Technology, Pergamon
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut ditetaplah kewajiban, larangan dan sanksi Oxford
sebagai berikut: 2. Denyer S.P., Hodges N.A., Gorman S.P., 2004, Hugo and Russell’s
Pharmaceutical Microbiology, 7th ed., Blackwell Science, Massachusetts.
KEWAJIBAN 3. Prince I., Tribe D., 1990, Fermentation Technology, Australia Biotechnology
1. Menjunjung tinggi nama UNIVERSITAS SANATA DHARMA sebagai suatu Project report in Thailand.
lembaga ilmiah,
4. Shriner R.L., et.al., 2004, The Systematic Identification of Organic ompounds,
2. Menghormati dosen, karyawan, teman, dan orang lain,
3. Menghormati dan menaati peraturan yang berlaku, 8th ed., John Wiley & Sons, Singapore.
4. Menciptakan suasana akademik yang kondusif, 5. Dewick, P, 2009, Medicinal Natural Products: A Biosynthetic Approach, John
5. Menciptakan suasana aman, tenteram, dan nyaman di lingkungan Wiley and Sons.
kampus, 6. Thompson, M.F., Saroyini, R., Nagabhushanam, R., 1991, Bioactive Compounds
6. Menghormati milik UNIVERSITAS SANATA DHARMA dan milik orang lain, from Marine Organism, Oxford IBH Publ. Co. Pvt. Ltd., New Delhi.
7. Menciptakan iklim yang kondusif untuk pengembangan kepribadian,
7. Burneton, J., 1999, Pharmacognosy Phythochemistry Medicinal Plants, 2nd
8. Menjalin pergaulan dengan menghormati nilai kesusilaan dan kesopanan,
Edition, Lavoisier Publishing Inc., New York.
9. Membawakan diri secara sopan dalam perkuliahan maupun di luar
8. Chawla, H.S., 2002, Introduction to Plant Biotechnology, Science Publisher,
perkuliahan,
10. Mengenakan pakaian pantas dan rapi sesuai dengan sifat kegiatan. Inc., Plymouth

LARANGAN Manajemen Efek Samping Obat (SCP 445)


1. Merokok, minum, dan makan pada waktu kuliah sedang berlangsung Matakuliah Manajemen Efek Samping Obat (MESO) ini merupakan matakuliah pilihan.
2. Melakukan kecurangan dalam bidang akademik, administrasi akademik, Matakuliah ini berisi pokok-pokok bahasan tentang pengertian Efek Samping Obat
dan administrasi keuangan (ESO), epidemiologi ESO, patogenesis ESO, penyidikan dan penyelidikan ESO, dan
3. Membuat kegaduhan yang mengganggu perkuliahan yang sedang managemen ESO.
berlangsung,
Pustaka:
4. Membawa senjata dan berkelahi
1. Anonim. 1994. Efek Samping Obat. Pusat Studi Farmakologi Klinik Universitas
5. Menggunasalahkan dan mengedarkan minuman keras serta
menyalahgunakan dan mengedarkan narkoba (narkotika dan obat-obat Gadjah Mada. Yogyakarta.
berbahaya). 2. Davies, D.M. 1977. Textbook of Adverse Drug Reaction. Oxford University
34 27
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
Press New York.

3. Davies, D.M. 1991. Textbook of Adverse Drug Reaction. Oxford University Konseling Pasien (SCP 744) - -/2 SKS
Press New York
 Mata kuliah konseling pasien berisi praktek konseling untuk golongan obat infeksi, obat
4. Donatus, I.A. 1991. Efek Samping Obat Wajib Apotek. Laboratorium hormonal, obat cardiovascular, dan obat antikanker.
Pustaka:
Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi UGM. Yogyakarta.
-
Validasi Metode Analisis(BNS 446) – 2 SKS
Berkontribusi pada capaian mampu menjelaskan secara sistematis dan logis tentang
pemisahan bahan aktif dari matriks sediaan obat/bahan alam meliputi pemisahan
fisika dan atau kimia dalam upaya pemilihan metode analisis kualitatif dan kuantitatif
yang sesuai aplikasinya serta mendukung penjaminan keamanan, khasiat, dan
kualitas sediaan tersebut.
Pustaka:
1. Chan, C.C., Lam, H., Lee, Y.C., Zhang, X. M., 2004, Analytical Method
Validation and Instrument Performance Verification, John Wiley & Sons, Inc
2. Ermer, J, & Miller, J.H.M.B, 2005, Method Validation in Pharmaceutical
Analysis, John Wiley & Sons, Inc
3. Kealy, D & Haines, P.J., 2002, Analitycal Chemistry, Bios
4. Miller, J.N. & Miller, J. C., 2005, Statistic and Chemometrics for Analytical
Chemistry, 5th ed, Pearson Prentice Hall
5. ICH (Q2) R1 http://www.ich.org
6. USP, 2014, USP 37 NF 32, USA

Analisis Sediaan Bahan Alam (PST 447) – 2 SKS


Berkontribusi pada capaian mampu menjelaskan secara sistematis dan logis tentang
pemisahan bahan aktif dari matriks sediaan obat/bahan alam meliputi pemisahan
fisika dan atau kimia dalam upaya pemilihan metode analisis kualitatif dan kuantitatif
yang sesuai aplikasinya serta mendukung penjaminan keamanan, khasiat, dan
kualitas sediaan tersebut.
Pustaka:
1. Sarker, SD., and Nahar, L., 2007, Chemistry for Pharmacy Students: General,
Organic, and Natural Product Chemistry, John Wiley & Sons Ltd.
2. Houghton, P., and Mukherjee, P.K., 2009, Evaluation of Herbal Medicinal
Products, Pharmaceutical Press, UK.
3. Spangenberg, B., Poole, C., and Weins, C., 2011, Quantitative Thin-Layer
Chromatography A Practical Survey, Springer-Verlag, Berlin Heidelberg.
4. Srivastava, M., 2011, High-Performance Thin-Layer Chromatography (HPTLC),
Springer, Berlin Heidelberg.
5. Watson, D., 1999, Pharmaceutical Analysis A Textbook for Pharmacy Students
and Pharmaceutical Chemists, Churchill Livingstone, Edinburgh.
6. Kar, A., 2005, Pharmaceutical Drug Analysis, New Age International (P) Ltd.,
Publishers, New Delhi
7. Kalra, Y.P., 1998, Handbook of Reference Methods for Plant Analysis, CRC
Press, Taylor and Francis Group.

28 33
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
7. Theobald N, Winder B, 2006. Packaging Closure and Sealing System, CRC Press,
Florida Evidence Based Medicine (SCP 541) – 2 SKS
8. Singh A, Kumar P S and Malviya R, 2011, Eco Friendly Pharmaceutical Packaging Pada akhir semester mahasiswa mampu mencari, menseleksi, dan memanfaatkan sumber-
Material, World Applied Sciences Journal 14 (11): 1703-1716 sumber informasi untuk pelayanan kefarmasian berbasis bukti untuk kualitas hidup pasien
9. Other sources from internet yang lebih baik.
Pustaka:
Rancangan Obat (PST 741) – 2 SKS 1. CEBMH,
Melalui mata kuliah ini mahasiswa diperkenalkan strategi-strategi mendesain http://cebmh.warne.ox.ac.uk/cebmh/education_critical_appraisal.htm.
senyawa aktif baru berdasar target obat yang sudah ditentukan berdasar informasi 2. Website Cochrance dan Bandolier.
3. Materi latihan: Jurnal-jurnal dari Pubmed
tentang interaksi antara struktur, fungsi dan sifat fisikokimia senyawa aktif yang
diketehui maupun targetnya.
Off Labeled Medicine (SCP 542) – 2 SKS
Pustaka: Matakuliah Off labeled Medicine terdiri dari 2 SKS kuliah teori. Pokok bahasan yang dipelajari
1. Patrick, G.I., 2005, An Introduction to Medicinal Chemistry, 3rd Ed., Oxford dalam mata kuliah ini meliputi definisi, penatalaksanaan terapi off labeled medicine secara
University Press, New York, USA. rasional pada berbagai kasus penyakit yang banyak ditemukan dalam praktek klinik dan
2. Rang, H.P., 2005, Drug Discovery and Development: Technology in Transition, jurnal. Matakuliah off labeled medicine mempelajari definisi, penatalaksanaan terapi off
Churchill Livingstone/Elsevier, Amsterdam, the Netherlands. labeled medicine, kerasionalan terapi off labeled medicine.
Pustaka:
Optimasi Senyawa Penuntun (PST 742 ) – 2 SKS 1. Lacy, C.F., 2011, Drug Information Handbook A Comprehensive Resource For
Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan dengan All Clinicians And Healthcare Proffesionals, Lexicomp USA
memberikan pengetahuan tentang analisa diskoneksi untuk mengembangkan suatu 2. DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, A.G., Posey, L.M.
senyawa penuntun sehingga menjadi senyawa aktif yang baru. (Eds), 2005, Pharmacotherapy a Pathophysiological Approach, 4rd ed, Appleton
Pustaka: & Lange, Stamford
1. Silverman, R.B., 2004, Chemistry of Drug Design and Drug Action, 2nd edition, 3. Koda-Kimble, M.A., dkk. 2009, Aplied Theraupetics The Clinical Use Of Drugs,
Elsevier Academic Press 9th edition, Lippincott William & Wilkins
2. Warren, S., 1982, Organic Synthesis: The Disconnection Approach, John Wiley 4. Herfindal, E.T., Gourley, D.R (Eds), 2001, Textbook of Therapeutics Drug and
& Sons Disease Management, 7th Ed, Lippincot Williams and Wilkins, Philadelphia.
3. Aggarwal, B.B., et al., 2008, Biological activities of curcumin and its analogues
Produk Alam Terstandar (PST 543) – 2 SKS
(Congeners) made by man and Mother Nature, Biochemical Pharmacology 76.
Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang meliputi:
1. Memberikan pengetahuan tentang sejarah, perkembangan, regulasi,
Elusidasi Struktur (PST 743) – 2 SKS
penggolongan, rasionalisasi dan standarisasi produk herbal sebagai dasar
Mata kuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi lulusan yang memberikan
untuk merancang desain pembuatan produk herbal terstandar.
pengetahuan tentang senyawa organik dari informasi spekstra UV, Vis, IR, MS dan
2. Membentuk kepribadian yang bertanggung jawab dalam menyiapkan produk
NMR dalam mendukung penjaminan kepastian strukturnya.
herbal terstandar
Pustaka: 3. Membentuk kepedulian terhadap pihak lain melalui terbentuknya rancangan
1. Silverstein RM, dkk, 2005, Spectrometric Identification of Organic Compounds, produk herbal terstandar yang memenuhi persyaratan
7th Ed., John Wiley & Sons. Inc. Pustaka:
2. Pretsch, E., Buhlmann P., Badertscher, M., 2009, Structure Determination of 1. Depkes RI, 1992, Pedoman Rasionalisasi Komposisi obat Tradisional, Direktorat
Organic Compounds,Table of Spectral Data, 4th., Springer Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta
3. Harwood, L.M., and Claridge, T.D.W., 2000, Introduction to Orgamic 2. Ahmad, I., Aqil, F., and Owais, M., 2006, Modern Phytomedicine, Wiley-VCH
Verlag GmbH & co. KgaA, Weinheim, Germany.
Spectroscopy, Oxford University Press.
3. Susanna W, Rojanasakul Y (Eds.),1999, Biopharmaceutical Drug Design and
4. Vollhardt, K.P.C. dan Schore, N.E., 2003, Organic Chemistry Strucutre and
Development, Humana press, New Jersey.
Function, 4 th., Freeman and Company. 4. Liang YZ, Xie P, Chan K, 2004, Quality Control of Herbal Medicines, J. Chromat
B Anal Tecnol Biomed Life Sci., Des 5 (812):53-70
5. Songlin Li, Quanbin Han, Chunfeng Xiao, 2008, Chemical Marker for The Quality
of Herbal Medicines : an overview, CM Journal-Biomed central, 28 Juni 2008

32 29
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015
6. WHO, National policy on traditional medicine and regulation of herbal medicines,
http://apps.who.int/medicinedocs/pdf/s7916e/s7916e.pdf
7. Website dari lembaga-lembaga terkait OT yakni : www.who.int ;www.pom.go.id
Analisis Keamanan Kosmetik (PST 643) – 2 SKS
;www.depkes.go.id
Berkontribusi pada capaian mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis
Farmako-ekonomi (SCP 545) – 2 SKS dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan
Mata kuliah Farmako-ekonomi (FE) ini berisi istilah umum FE, jenis aplikasi analisis FE, teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan
simulasi perhitungan cost effectiveness analysis (CEA), simulasi pencarian sumber bidang keahliannya.
belajar FE dan melakukan critical appraisal terhadap jurnal-jurnal FE, penerapan FE Pustaka:
dalam pelaksanaan dan pengambilan keputusan klinis. 1. ASEAN Cosmetic Directive, http://aseancosmetics.org/default/asean-
Pustaka: cosmetics-directive
1. Wiedenmayer, K., Summers, R., Mackie, C.A., Gous, A.G.S., Everard, M., 2006, 2. Draelos, Z.D., Thaman, L.A., 2006, Cosmetic Formulation of Skin Care
Developing Pharmacy Practice, a Focus on Patient Care, WHO in collaboration Product, Taylor and Francis Group, New York
with FIP 3. Guidelines for the safety assessment of a cosmetic product,
2. Walley T, Davey P. 2008, Pharmacoeconomics and Economic Evaluation of Drug
http://www.hsa.gov.sg/content/hsa/en/Health_Products_Regulation/Cosmetic
Therapies, McGraw-Hill Companies, Inc.
3. INCLEN-SEA, 2007, Module Pharmacoeconomy _Products/Overview/ASEAN_Cosmetic_Directive.html
4. HACCP, http://www.fda.gov/Food/GuidanceRegulation/HACCP/
Formulasi Sediaan Bahan Alam (PST 641) – 2 SKS 5. Rosen, M.R., 2005, Delivery System Handbook for Personal Care and Cosmetic
Matakuliah ini memberikan kontribusi pada kompetensi lulusan meliputi: Products, William Andrew Publishing, New York
1. Memberikan pemahaman tentang proses formulasi sediaan bahan alam mulai awal 6. Scientific Committee Consumer Safety,
proses sampai menjadi sediaan, meliputi aktivitas simplisia, standardisasi simplisia, http://ec.europa.eu/health/scientific_committees/consumer_safety/index_en.h
faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan terkait pemilihan bentuk sediaan, pemilihan tm
bahan baku, kontrol kualitas sediaan dan stabilitas sediaan.
2. Mengembangkan ilmu formulasi dengan inovasi sediaan bahan alam Pharmaceutical Packaging (PST 644) – 2 SKS
3. Membentuk pribadi yang berpihak pada pasien dan masyarakat melalui penyiapan This subject contributes to the graduate competence, in:
sediaan Farmasi yang aman, efektif dan bermutu a) providing knowledge to the students about the role and scope of qualified
Pustaka: pharmaceutical packaging
1. Permenkes RI No. 760/Menkes/Per/IX/1992 b) developing logical, critical, systematic and innovatif thinking as well as
2. Permenkes RI No.006 tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional proactive personalities on decision making process
c) generating compassion through providing qualified packaging design to the
Sediaan Perawatan Kulit (PST 642) – 2 SKS best of patients and society.
Matakuliah ini berkontribusi dalam pencapaian kompetensi prodi melalui Pustaka:
1. Memberikan pemahaman mengenai formulasi sediaan perawatan kulit meliputi 1. Dean, D.A., Evans E.R., Hall, I.H., (Eds.), 2000, Pharmaceutical Packaging
cleansing product, toner, astringents, sunscreen, whitening, antiaging, antiacne, Technology, Taylor and Francis, London
pelembab dan antioksidan dengan mempertimbangkan umur, jenis kelamin dan
2. Aulton, M.E., 2002, Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design, 2nd
kondisi kulit
2. Memberikan pemahaman mengenai bahan aktif yang terkandung dalam sediaan edition, Churchill-Livingstone, Edinburgh
perawatan kulit. 3. Aulton ,M.E., Taylor, K.M.G., 2007, The Design and Manufacture of Medicines,
3. Membentuk pribadi yang berpihak pada pasien dan masyarakat melalui penyiapan 3rd ed, Churchill-Livingstone, Edinburgh
sediaan farmasi yang aman, efektif dan bermutu 4. Allen L.V, Popovich N.G, Ansel, H (Eds.), 2005, Ansel’s Pharmaceutical Dosage
Pustaka: Forms and Drug Delivery Systems, 8 th edition, Lipincott Williams and Wilkins,
1. Draelos ZE., and Thaman LA., 2006, Cosmetic Formulation of Skin Care Philadelphia
Products. Taylor & Francis Group, New York
5. Cartensen, J.T., 1993, Pharmaceutical Principles on Solid Dosage Form,
2. Rosen MR., 2005, Delivery System Handbook for Personal Care & Cosmetic
Products, William Andrew Publishing, Norwich New York USA Technomic, Pennsylvania
3. Barel AO., Paye M., and Maibach HI., 2009, Handbook of Cosmetic Science & 6. Piringer OG, Banner AL, 2008. Plastic Packaging, Interaction with food and
Technology, Informa Healthcare, USA Pharmaceuticals, Wiley-VCH, Weinheim

30 31
Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015 Pedoman Akademik Prodi Farmasi 2015

Anda mungkin juga menyukai