Anda di halaman 1dari 22

SPESIFIKASI TEKNIS

Pada intinya pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana adalah meliputi semua jenis
pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Kontrak Pelaksanaan. Secara teknis pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana dalam Pembangunan Laboratorium Pati Farmasi Balai Besar
Teknologi Bati (B2TP) di Negara Bumi Ilir Kecamatan Anak Tuha Kabupaten Lampung Tengah Provinsi
Lampung adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah & Galian
3. Pekerjaan Pondasi
4. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Dinding & Plesteran
6. Pekerjaan Pintu & Jendela
7. Pekerjaan Atap
8. Pekerjaan Plafond
9. Pekerjaan Penutup Lantai & Dinding
10. Pekerjaan Pengecatan
11. Pekerjaan Kunci & Penggantung
12. Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal
13. Pekerjaan Tata Udara
14. Pekerjaan Sanitasi
15. Pekerjaan Pengadaan Furniture
16. Pekerjaan Lain-lain

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Rencana Kerja :
1. Pemborong harus membuat rencana pelaksanaan pekerjaan dengan Network Planing /
Barchat selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah SPK dan diajukan kepada Direksi
untuk mendapat persetujuan.
2. Pemborong berkewajiban melaksanakan pekerjaan menurut rencana ini dengan persetujuan
Direksi.
3. Setelah mendapat persetujuan Direksi, Rencana Kerja tersebut harus dipasang dikantor
lapangan dan menjadi rencana kerja yang resmi dan mengikat, dan 2 (dua) lembar rencana
ini (foto copy) harus diserahkan kepada Direksi.
4. Rencana Kerja ini akan dipakai oleh Direksi sebagai dasar untuk menentukan segala
sesuatu yang berhubungan dengan keterlambatan prestasi pekerjaan pemborong.
5. Pemborong harus membuat papan nama yang bentuk maupun ukurannya disesuaikan
dengan ketentuan daerah setempat.

b. Laporan, Dokumentasi
1. Kontraktor Harus membuat laporan harian, minggun, bulanan mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, baik bersifat teknis maupun administratif
2. Laporan tersebut harus menampilkan data-data yang diperlukan berdasarkan keadaan yang
sebenarnya
3. Laporan tersebut setiap bulannya harus diserahkan kepada Direksi untuk bahan monitoring
4. Kontraktor harus melampirkan foto dokumentasi perkembangan pelaksanaan pekerjaan
setiap bulannya
5. Kontraktor harus menyediakan buku instruksi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada
hubunganny dengan proyek, serta menyediakan buku tamu untuk kunjungan tamu-tamu
yang tidak ada hubunganny dengan proyek.
58
c. Asuransi Tenaga Kerja (BPJS)
1. Kontraktor harus menjamin keselamatan kerja sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
dalam peraturan perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk setiap bidang
pekerjaan
2. Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi secara tertulis, tentang keikutsertaanny
dalam program asuransi tenaga kerja (BPJS)
d. Pengukuran & Pasang Bouwplank :
1. Pemborong harus melaksanakan pengukuran untuk menentukan batas bangunan dan
penentuan peil + 0,00. Peil + 0,00 adalah sama dengan peil bangunan yang telah berdiri.
2. Alat-alat ukur yang dapat dipakai adalah pesawat ukur (theodolite, waterpass) dilengkapi
dengan papan rambu ukur, pita ukur dan lain sebagainya.
3. Pada tempat tertentu harus dibuat tugu patokan dasar (peil 0,00) yang terbuat dari balok
beton ukuran penampang 20x20 cm2 dengan menancap kuat ke dalam tanah (agar tidak
berubah letak maupun ketinggiannya).
4. Bouwplank dari papan kayu kelas III (tebal minimun 2 cm) permukaan atas diserit rata,
kering dan lurus selama penggunaannya. Pada setiap jarak maksimum 1,5 m papan
bouwplank dipakukan pada balok kayu 5/7 atau kayu dolken yang ditancapkan kuat ke
dalam tanah. Selama penggunaan bouwplank harus dijaga kestabilannya dari pengaruh
perubahan/pergeseran letak (akibat tumpukan galian tanah dan sebagainya).

2. PEKERJAAN TANAH & GALIAN


 Galian tanah digunakan untuk semua pasangan struktur pondasi dan semua pasangan lainnya
dibawah tanah seperti rollag atau sloof pengalasan lantai, semua saluran-saluran, septictank dan
pembebasan penanaman pohon dan lain-lain yang nyata-nyata harus dilakukan sesuai dengan
rencana gambar.
 Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan dan ini bila terjadi pengurugan
kembali harus dilakukan dengan pasangan atau beton tumbuk tanpa biaya tambahan dari Pemberi
Tugas.
 Semua unsur-unsur pengganggu yang terdapat didalam atau didekat tanah galian seperti akar atau
tunas pohon, sisa kayu, bekas bongkaran, batu-batuan dan sebagainya harus segera dikeluarkan
dan disingkirkan.
 Pada bagian-bagian yang dianggap mudah longsor pemborong harus mengadakan tindakan
pencegahan dengan memasang papan-papan penahan atau cara lainnya dan untuk tanah yang
berlumpur maka harus dipasang kayu racuk (perancah), kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat
gugurnya tanah dengan alasan apapun menjadi tanggungan kontraktor.

3. PEKERJAAN PONDASI
 Batu Belah yang digunakan untuk pasangan pondasi harus yang bermutu baik.
 Batu belah yang digunakan harus padat tidak boleh retak-retak.
 Pekerjaan pondasi betu belah harus menggunakan adukan 1 semen : 4 pasir
 Pemasangan pondasi batu belah harus cermat dan dilaksanakan dengan bentuk dan ukuran sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar rencana.

4. PEKERJAAN BETON
a. Lingkup Pekerjaan

59
1. Pekerjaan meliputi menyediakan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan
instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua perbuatan dan mendirikan
semua baja tulangan, bersama dengan semua baja tulangan, bersama dengan semua
pertukangan / keahlian dan yang ada hubungan dengan itu, lengkap sebagaimana
diperlihatkan dalam spesifikasi atau sebagaimana yang diperlukan.
2. Kontraktor harus mengadakan penyediaan-penyediaan dan persiapan-persiapan serta
melakukan semua pekerjaan yang perlu untuk menerima atau ikut serta dengan pekerjaan
lain.
3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang akan terpasang,
selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton. Syarat-syarat umum pada
pekerjaan ini berlaku penuh PBI 1971
4. Ukuran-ukuran dimensi dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada
gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar.
Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-
gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih data ukuran-ukuran antara
kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu
dengan perencana atau direksi guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya yang
disetujui oleh Perencana. Jika karena keadaaan pasaran besi penulangan perlu diganti guna
berlangsung pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh kurang dengan luas
sebelumnya dengan memperlihatkan syarat-syarat lainnya yang termuat di dalam ketentuan
yang berlaku. ( PBI 1971, SK SNI 1991, dll) Dalam hal ini direksi Proyek / Pengawas harus
diberitahu terlebih dahulu.

b. Bahan
Spesifikasi Beton
Campuran / adukan beton harus berdasarkan Mix Design / Trial Mix untuk umur 7, 14 dan 28 hari
yang didasarkan pada minimum hasil pengujian untuk 10 sampel yang diambil secara acak
berdasarkan mix design yang telah disetujui oleh direksi Proyek / Konsultan Pengawas.
Campuran / adukan beton baik yang dikerjakan di lokasi proyek ataupun beton berupa ready mix
harus menggunakan standar dan perlakuan yang sama dengan/untuk mutu beton fc' = 22,5 - 25
Mpa harus dibuat untuk Pondasi Sumuran, Pondasi plat tapak, sloof, Plat lantai dak, Kolom-kolom
induk dan tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan gambar
rencana.

Semen
Semen merupakan material yang bersifat pozzolanik yang mampu mengikat bahan lain. Bahan
pengikat atau matrik dalam beton biasa disebut pasta sedangkan dalam ferosemen lebih dikenal
sebagai mortar, yang merupakan campuran semen portland dan pasir. Beberapa macam semen
telah dikembangkan untuk mendapatkan ketahanan beton dan mortar yang lebih baik pada kondisi
sekeliling yang berbeda-beda.
Semen yang digunakan untuk penelitian ini adalah semen PC tipe I. Tipe ini merupakan semen
untuk kegunaan secara umum tanpa persyaratan khusus dan tidak ditujukan untuk konstruksi yang
lebih banyak mendapat serangan senyawa sulfat dalam tanah, air tanah, air laut dan konstruksi
yang menerima kenaikan temperatur yang tinggi pada hidrasi. Semen tipe lebih sesuai untuk
keadaan sekeliling yang mengandung kadar sulfat rendah dan lebih sering digunakan pada iklim
yang panas karena panas yang ditimbulkan selama hidrasi tidak sebanyak yang ditimbulkan tipe
lain.
a. Digunakan Portland Cement Type I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-400 menurut
Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).

60
b. Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak
diperkenankan untuk digunakan sebagai bahan campuran.
c. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab maka
alas semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan semen paling tinggi 2 m.
Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar
pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

Pasir beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam keras, bebas dari bahan-bahan organik, lumpur dan
kotoran (sampah) serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam standar ASTM C-33, PBI - 1971 dan SK-SNI 1991 telah diuji di laboraturium
bahan.
Pasir merupakan pasir dengan gradasi seimbang dengan nilai modulus kehalusan (FM = Finness
Modulity) = 2 s/d 3 dan tidak mengandung lumpuh ataupun bahan organik lain lebih dari 5 %.
Direkomendasikan menggunakan pasir cor dari Gunung Sugih.

Gambar 1. Grafik gradasi pasir yang direkomendasikan


Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan
sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971 dan telah diuji di laboratorium bahan. Pemilihan gradasi
kerikil harus diperhatikan agar masuk ke dalam sepasi tulangan dan di sarankan menggunakan
kerikil 1 : 3
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak
tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
Direkomendsikan kerikil yang mempunyai tektur terpecah (kerikil dari batu gunung) pada semua
bidang yang ada.

61
Gambar 2. Grafik gradasi kerikil yang direkomendasikan

Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan
lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang
dapat diminum.
Besi beton
Besi beton yang digunakan terdiri besi untuk tulangan struktur utama balok, kolom, pondasi dan
penyusun rangka ferrosement dan sengkang terbuat dari besi polos bercap karakteristik fy = 2700
kg/cm² atau U-24 Krakatau Steel. Apabila ada kejanggalan dalam gambar mengenai pemakaian
besi akibat dengan pelambangan yang berbeda harus dikonfirmasikan dengan konsultan
pengawas. Kontraktor tidak diperkenankan mengganti ukuran besi atau menurunkan diameter
pemakian besi. Besi beton yang telah tertutup dengan adukan kering atau bahan lain untuk
pelaksanaan pengecoran lanjutan harus dibersihkan dulu dan dipastikan bahwa adukan tersebut
dapat menempel pada besi.
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara
terbuka dalam jangka waktu panjang yang dapat menyebabkan perlemahan bahan.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan
harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan direksi terlebih
dahulu.
Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam
gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan:
a. Harus ada persetujuan direksi
b. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari
yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan
yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.

Cetakan dan Acuan


Kontraktor harus terlatih terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan gambar-gambar
rancangan cetakan dan acuan untuk mendapatkan persetujuan Direksi sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan/acuan,
sambungan-sambungan serta kedudukan serta sistem rangkanya.
a) Cetakan dan acuan untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam
PBI 1971 NI-2.
b) Acuan yang harus direncanakan untuk dapat memikul beban-beban konstruksi
dan getaran-getaran yang ditimbulkan oleh peralatan penggetar. Lendutan maksimum dari cetakan
dan acuan antara tumpuannya harus lebih kecil dari 1/400 bentang antara tumpuan tersebut.
c) Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian agar
keamanan konstruksi tetap terjamin dan disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971 NI-2.
d) Cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus
menggunakan plywood ketebalan minimum 15 mm tipe 1 (WBT) atau plat baja ketebalan minimum 1
mm, balok 5/7, 6/10 dolken 8-12 cm atau bahan-bahan lainnya yang disetujui oleh Direksi.
e) Kontraktor harus menyerahkan perencanaan dan data-data teknis untuk
penggunaan slip form 3 hari sebelum pelaksanaan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan;
pengusulan sub kontraktor spesialis / nominted harus disertai supporting data dari perusahaan yang
bersangkutan / referensi untuk pekerjaan-pekerjaan yang sejenis.

Pekerjaan Perancah

62
a) Definisi
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan Dan beton yang belum mengeras. Kontraktor
harus mengajukan perancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh
Direksi. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan pekerjaannya
harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.
b) Pelaksanaan
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya
pengerusan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap
pembebanan yang akan mungkin ada. Kontraktor harus memperhitungkan dalam membuat langkah-
langkah persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya-gaya yang
bekerja padanya sedemikian rupa hingga pada akhir-akhir pekerjaan beton, permukaan dan pentuk
konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya. Perancah harus
dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah lapuk. Pemakaian bambu untuk hal
itu tidak diperbolehkan. Bila perancah itu sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton
berlangsung menunjukkan tanda-tanda penurunan yang berlebihan sehingga menurut Direksi hal itu
menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak akan dapat dicapai
atau dapat membiayakan dari segi konstruksi, maka pengawas proyek yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas dapat memerintahkan untuk membeongkar pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan
mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut dianggap cukup kuat. Biaya
rancangan dan sistem pondasinya atau sistem lainnya secara detail, termasuk perhitungannya,
harus diserahkan kepada pengawas yang ditunjuk oleh Direksi untuk disetujui dan dikerjakan
pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar rancangan tersebut disetujui.

c) Pembongkaran
Sehubungan dengan beban pelaksanaan maka beban pelaksanaan harus didukung oleh struktur-
struktur penunjangannya dan untuk itu kontraktor harus melampirkan perhitungan yang berkaitan
dengan rancangan pembongkaran perancah.

d) Perancangan Perancah
Beban untuk didesain perancah didasarkan pada ACI – 347

Bahan aditif
a) Kontraktor harus menjelaskan penggunaan bahan aditif tersebut dan memberikan penjelasan /
brosur yang berkaitan dengan bahan yang dipakai kepada Direksi Proyek dan Pengawas
b) Kontraktor dapat menggunakan bahan-bahan aditif sebagai tambahan untuk pada saat pengecoran
dengan sepengetahuan dan se ijin dari Direksi Proyek / Pengawas
c) Akibat dengan penggunaan bahan tersebut kontraktor tidak mendapatkan tambahan biaya
d) Apabila terjadi kegagalan akibat kesalahan dalam penggunaan bhan aditif tersebut yang diakibatkan
karena saat pelaksanaan maka kontraktor wajib membongkar dan mengganti pekerjaan tersebut
sesuai dengan spekfifikasi semula.

PENGUJIAN / PEMERIKSAAN MUTU BETON


Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji kubus 15 x 15 x 15 cm atau
silinder yang mempunyai ukuran tinggi 2x ukuran diameter silinder benda uji. msesuai PBI 1971.
Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump test dimana nilai slump harus dalam batas-
batas yang disyaratkan dalam PBI 1971 kecuali ditentukan oleh Direksi
Benda uji dari satu adukan dipilih acak yang mewakili satu volume rata-rata tidak boleh lebih dari 5 m^3
atau 10 adukan truk drum (diambilkan volumenya terkecil) disamping itu sejumlah maksimum dari beton
yang terkena penolakan akibat setiap keputusan yaitu 30 m ², kecuali ditentukan Direksi
Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14, dan 28 hari
Hasil pengujian beton harus diserahkan sebelum pelaksanaan dilaksanakan,. Yaitu khusus dengan
pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan perancah . Sedangkan pengujuan beton diluar

63
ketentuan tersebut harus diserahkan kepada direksi dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah
pengujian dilakukan.
Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI 1971 dilakukan dilokasi pengecoran dan harus
disaksikan oleh direksi. Apabila digunakan metode pengecoran yang harus disaksikan oleh direksi
mengunakan pompa (Concrete Pump) maka pangambilan contoh segala macam jenis pengujian di
lapangan haris dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa pada lokasi yang akan
dilaksanakan.

PEDOMAN PELAKSANAAN :
Ketentuan Umum
1. Kecuali ditentukan lain dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai pedoman tetap
dipakai PBI 1971 dan SK-SNI 1991, ACI, British Standard
2. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada direksi apabila ada perbedaan yang didapat di
dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
3. Pembesian
a) Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak dan karat serta bahan-bahan lain yang mengurangi
daya lekat.
b) Untuk pembuatan tulangan untuk batang-batang yang lurus atau dibengkokkan, sambungan
kait-kait dan pembuatan sengkang disesuaikan dengan persyaratan yang tercantum pada PBI
1971. Kecuali ada petunjuk yang lain dari perencana.
c) Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari tulangan sesuai dengan
rencana dan tidak mengalami perubahan untuk dan tempat pengecoran berlangsung.
d) Toleransi pembuatan dan pemasngan tulangan disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971.
e) Batang-batang baja yang lunak harus mempunyai keluluhan bawah tekan minimum = 2400
kg/cm2 dan 4000/cm2 untuk batang-batang baja yang diprofilkan seperti yang disarankan dalam
gambar-gambar struktur.
f) Sambungan tulangan dan perjangkaran harus dilaksanakan sesuai persyaratan untuk itu yang
tercantum dalam PBI 1971.
g) Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atas mutu baja tulangan, maka pada saat pemesanan
baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari laboratorium khusus ditujukan
pada keperluan proyek ini.
h) Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik minimal 4
contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk
setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh
Direksi.
i) Semua pengujian tersebut diatas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di laboraorium
Lembaga Uji Konstruksi BPPT (LUK BPPT) Serpong atau laboratorium lainnya yang
direkomendasikan oleh Direksi dan minimal sesuai dengan SII-031-84 salah satu standart uji
yang dapat dipakai adalah ASTMA-615.
j) Semua standart bar (stek-stek tulangan) dari kolom dan dinding harus diperpanjang sampai
dengan 40 D diatas taraf (peil) dari yang ditentukan dalam gambar, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi.

4. Adukan beton / pengangkutan


Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara yang disetujui oleh direksi yaitu:
a) Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
b) Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan
yang akan dicor, nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.

5. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis direksi. Selama pengecoran
berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan di atas penulangan. Untuk dapat sampai

64
ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki-kaki yang tidak dibebani
tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh
direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi Styrobond ( Perekat sambungan
adukan beton) atau bila dibutuhkan perlu waktu percepatan atau perlambatan pengerasan maka
dapat dicampur bahan additive dengan mengikuti petunjuk pemakaian. Pada pengecoran kolom,
adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.
6. Perawatan beton
a) secara umum harus memenuhi persyaratan PBI 71 Bab. 6.6
b) Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya dengan
cara mempertahankan dimana kondisi kehilangan kelembaban minimal adalah minimal suhu
yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan dalam waktu proses hidrasi semen serta
pengerasan beton.
c) Perawatan beton dimulai segera pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus
berlangsung terus menerus paling sedikit dua minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton
pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 30 ocelsius selanjutnya untuk
daerah-daaerah dimana terdiri dari beton yang bersangkutan untuk setiap 10 m 3 . Pengukuran
harus terus dilakukan 3 kali sehari setiap hari setelah sampai pembukaan cetakan, pembukaan
baru dapat dilakukan setelah temperatur beton terhadap cuaca di sekeliling tidak lebih dari 30
o
C . Demikian perawatan beton tetap dilakukan terus menerus dan dapat dihentikan bila ada
temperatur beton terhadap cuaca disekeliling tidak lebihd dari 30 oC.
Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan adukan beton harus tetap dalam keadaan basah,
apabila cetakan dan acuan beton dibuka selama sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan
beton tetap dilakukan dengan membasahi beton terus menerus dengan menutupi dengan
karung –karung bawah atau yang disetujui direksi.
Beton Kedap Air
a) Beton untuk pelat kolam dan pekerjaan beton lainnya yang berhubungan dengan air harus dibuat
kedap air, misal dengan penambahan bahan additif yang sesuai dan atas persetujuan Direksi.
Penggunaan bahan additif harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat serta adanya jaminan
bahwa bahan additif tersebut tidak mempengaruhi kekuatan maupun ketahanan beton.
b) Kontraktor harus mendapatkan persetujuan Direksi dalam cara hal pengadukan, campuran beton,
pengangkutan, pengecoran, dan perawatan beton serta pengawasannya untuk mendapatkan sifat-
sifat kedap air pada bagian pekerjaan itu.
c) Nilai slump beton yang diperlukan adalah minimum untuk menjamin pengecoran dan pemadatan
beton sesuai.
d) Kontraktor harus bertanggung jawab atas pekerjaan beton tersebut terhadap sifat kedap airnya.
Apabila terjadi kebocoran atau rembesan air maka semua biaya perbaikannya untuk
mengembalikan sifat kedap air tersebut adalah menjadi tanggung jawab kontraktor.
e) Kontraktor harus memberikan jaminan untuk jangka waktu tertentu terhadap kedap air hasil
pekerjaannya terhitung sejak selesainya masa pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Beton Kedap Air


a) Beton yang dipakai untuk kolam harus dibuat kedap air. Bila dipakai bahan additif tersebut harus
disetujui oleh Direksi.
b) Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi dalam cara hal pengadukan, campuran, beton,
pengangkutan, pengecoran, dan perawatan beton serta pengawasannya untuk mendapatkan sifat-
sifat kedap air pada bagian tersebut.
c) Nilai slump beton adalah (10 + 2) cm.
d) Sebelum pengecoran pelat, maka harus terlebih dahulu dibuatkan atau sementara yang akan
melindungi beton yang baru dicor terhadap terik matahari dan hujan.
e) Selama 14 (empat belas) hari beton pelat harus dipelihara tetap dibasahi (direndam air).

65
f) Bekisting untuk dinding hanya boleh dibuka bila beton sudah berumur 3 (tiga) hari. Setelah bekisting
dibuka, dinding beton harus tetap ditutup oleh karung basah. Penyiraman dinding beton dilakukan
minimal 3 kali, selama 14 ahri berturut.
g) Water stop harus dipasang diikat dengan baik, sehingga terjamin tidak akan terlepas dapat saat
pengecoran.
h) Sambungan pengecoran, harus dichipping dan dibersihkan gumpalan-gumpalan semen. Sebelum
pengecoran maka sambungan harus dilapis dengan calbond.
i) Penutupan dinding bekisting harus disetujui Direksi.
j) Pengujian sifat kedap air dilakukan setelah beton berumur 21 hari. Pengujian dilakukan dengan
memasukan air pada kolam dan bak penampung. Pengamatan dilakukan selama minimal 3 hari
berturut-turut.
k) Bila dijumpai keropos atau rembesan pada dinding maupun sambungan pengecoran, maka
kontraktor harus memperbaiki kebocoran tersebut dengan grouting ataupun injeksi, atas biaya
kontraktor.
l) Kontraktor bertanggunga jawab atas pekerjaan beton tersebut terhadap sifat kedap airnya. Apabila
terjadi kebocoran atau rembesan air maka biaya perbaikannya untuk mengembalikan sifat kedap air
tersebut adalah menjadi tanggung jawab kontraktor.
m) Pemadatan tanah yang berada dibawah pelat harus menggunakan mesin gilas guna mendapatkan
pemadatan yang merata pada seluruh daerah.

Cacat pada Beton


Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan Direksi mempunyai wewenang untuk menolak
konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
1. Konstruksi beton yang keropos.
2. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti direncanakan atau posisinya tidak
sesuai gambar.
3. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
4. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
5. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan diganti
dengan yang baru, kecuali Direksi dan konsultan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau
perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu kontraktor harus mengajukan
usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti / diperiksa dan disetujui bila perbaikan
tersebut dianggap memungkinkan.

Pemasangan Pipa, Saluran Listrik Dan Lain-Lain Akan Tertanam Di Dalam Beton
a) Penempatan saluran / pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurang kekuatan
struktur dengan memperhatikan persyaratan PBI 1971 – Bab 5.7
b) Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain dalam bagian-bagian struktur beton
bila tidak ditunjukan secara detail di dalam gambar. Didalam beton perlu dipasang
selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa.
c) Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukan di dalam gambar, tidak dibenarkan untuk
menanam saluran listrik di dalam struktur beton.
d) Apabila dalam pemasangan pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam dalam beton
dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka kontraktor harus
segera mengkonsultasikan hal ini dengan Direksi.
e) Tidak dibenarkan untuk membengkokan atau menggeser/memindahkan baja tulangan
tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut
tanpa ijin tertulis dari Direksi

Benda-Benda yang Ditanam dalam Beton


a) Semua bagian-bagian / peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait dan
pekerjaan lainnya yang ada hubungannya dengan bekerjaan beton harus sudah dipasang
sebelum pengecoran beton dilaksanakan.

66
b) Bagian-bagian / peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya yang
diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton dilaksanakan.
c) Kontraktor utama harus memberitahukan serta memberi kesempatan kepada pihak lain untuk
memasang bagian-bagian / peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran beton.
d) Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong dapat benda / peralatan
yang akan ditanam dalam beton yang mana rongga diharuskan tidak terisi beton harus
ditutupi dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran
beton

5. PEKERJAAN DINDING & PLESTERAN


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
2. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan luar serta
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland harus memenuhi NI-8
2. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
3. Air harus memenuhi PVBI-1982 pasal 9
4. Adukan 1 PC : 2 Pasir dipakai untuk plesteran rapat air.
5. Adukan 1 PC : 4 Pasir dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya.
6. Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC.
 Semen Portland harus sesuai NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruhpekerjaan).
 Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
 Air harus sesuai NI-3 pasal 10.
 Penggunaan adukan plesteran.

c. Syarat – Syarat Pelaksanaan


1. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai petunjuk
dan persetujuan Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas, dan persyaratan tertulis dalam
uraian dan syarat pekerjaan.
2. Pekerjaanjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau
pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas
sesuai Uraian dan Syarat Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar arsitektur
terutama pada gambar detail dan pada gambar potongan mengenai ukuran tebal, tinggi, peil,
dan bentuk profilnya.
4. campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara pembuatannya
menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Untuk bidang kedap air, beton pasangan dinding batu bata yang berhubungan dengan
udara luar, dan semua pasangan batu bata dibawah permukaan tanah sampai ketinggian
30 cm dari permukaan lantai untuk kamar mandi, WC, toilet dan daerah basah lainnya
dipakai aduk plesteran 1 PC : 2 Pasir.
b) Untuk aduk kedap air, harus ditambah dengan Daily Bond, dengan perbandingan 1 bagian
PC : 1 bagian Daily Bond.
c) Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC : 4 pasir.
d) Plesteran halus ‘acian’ dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran
yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar),
untuk adukan plesteran finishing harus ditambah dengan additive plamix dengan dosis
200-250 gram plamix untuk setiap 40 kg semen.

67
e) Semua jenis adukan perekat tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu dalam keadaan baik dan belum mengering Diusahakan agar jarak waktu
pencampuran aduk perekat tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit
terutama untuk adukan kedap air.
22. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah pemasangan instalasi pipa listrik
dan plumbing untuk seluruh bangunan.
23. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan
kemudian diketrek (scratch) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas pengkat
bekisting harus ditutup aduk plester.
24. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan cat
dan dipakai plesteran halus (acian diatas permukaan plesterannya).
25. Untuk dinding tertanam didalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap air.
26. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-alur
garis horizontal atau diketrek (scratch) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan
finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat.
27. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m dipasang tegak dan menggunakan keping-
keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.
28. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom yang dinyatakan
dalam gambar atau sesuai peil-peil yang diminta gambar.
29. Tebal plesteran minimum 1,5 cm, jika ketebalan plesteran melebihi 2,5 cm harus diberi kawat
ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan
yang diijinkan Direksi Pekerjaan Konsultan pengawas.
30. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya bertemu dalam satu bidang datar,
harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm kecuali bila ada
petunjuk lain dalam gambar.
31. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang
tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan kontraktor.
32. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi
dari panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air
secara cepat.
33. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar
kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan
Pengawas dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
34. Selama tujuh hari setelah pengacian selesai Kontraktor harus selalu menyiram dengan air
sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
35. Selama pemasangan dinding atau batu bata / beton bertulang belum difinish, Kontraktor wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain.
36. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.
37. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur lebih
dari 2 (dua minggu).

6. PEKERJAAN PINTU & JENDELA


LINGKUP PEKERJAAN
 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna
 Pekerjaan ini meliputi seluruh kosen bagian luar seperti yang dinyatakan/ ditunjukan dalam
gambar serta shop drawing dari Kontraktor.

PERSYARATAN BAHAN

68
 Bahan : Dari bahan alumunium framing system alumunium Extruci sesuai SII extrusi 0695-82
dan Alloy A 6063 t-5 extrusi standart produksi Alexindo,Alcan setara atau produk lainnya, yang
setara disetujui oleh Konsultan Perencana, konsultan Pengawas/Direksi Pekerjaan.
 Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Konsultan Pengawas
 Alumunium deoth : 76,2 mm
 Tebal profil : 1,8 mm
 Warna profil : Sistim Powder Coating, warna akan ditentukan kemudian
 Lebar profil : Sesuai gambar.
 Pewarnaan : Dengan ketebalan minimal 22 micron.
 Nilai deformasi : Diijinkan maksimal 2mm
 Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari pekerjaan
alumunium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
 Konstruksi kusen alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar
termasuk bentuk dan ukurannya.
 Seluruh bahan alumunium berwarna harus datang di site dengan dilengkapi bahan
pelindung/pembungkus dan baru diperkenankan dibuka sesudah mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas/Direksi Pekerjaan.
 Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test, minimum 100
kg/m
 Ketahanan /hr dan terhadap tekanan air 15 kg/mterhadap udara tidak kurang dari 15 m yang
harus disertai hasil test.
 Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk
toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
 Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi harus diseleksi secepat
mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu pertisi dan lain-lain, profil harus
diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit dipadatkan warna yang sama.
Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian sehingga diperoleh hasil yang telah
dirangkai untuk jendela bukan dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
 Untuk tinggi dan lebar 1 mm
 Untuk diagonal 2 mm
 Accessories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat
penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealant, angkur-
angkur untuk rangka /kosen aluminium terbuat dari steel plat tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink
tidak kurang dari ( 13 ) mikron sehingga dapat bergeser.
 Bahan finishing.
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan alakaline
seperti beton,aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang
jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic atau bahan
insulation lainnya.

SYARAT- SYARAT PELAKSANAAN.


a. Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor di wajibkan meneliti gambar- gambar dan kondisi
lapangan ( ukuran dan peil lubang untuk membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan
dan profil alumunium yang berhubungan dengan sistem kontruksi bahan lain).
b. Prioritaskan proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimualai dengan membuat
lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk konsultan pengawas dan direksi pekerjaan
meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.
c. Semua Frame / kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan
teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
d. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk pengerjaannya dikerjakan
pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.

69
e. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas ( argon ) dari arah bagian dalam agar
sambungannya tidak nampak oleh mata.
f. Akhir bagian kosen harus disambung kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap, dan harus
cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan
gambar.
g. Angkur- angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate stebal 2-3 mm dan
ditempatkan pada interval 600 mm.
h. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat / stainless steel,
sedemikian rupa sehingga hair line tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat
kekuatan terhadap air sebesar 1000 kg/cm 2. Celah antara kaca dan sistem kosen aluminium
harus ditutup dengan sealant.
i. Disyaratkan bahwa kusen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan- kemungkinan sebagai
berikut :
 Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
 Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar dan lain- lain.
 Sistem kosen dapat menampung pintu kaca frame less.
 Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus dimatikan secara
penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langit.
 Mempunyai accessoriies yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
j. Untuk fitting hard ware dan reinforcing material yang mana kosen aluminium akan kontak
dengan besi, tembaga, atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus diberi
lapisan chrominium untuk menghindari kontak korosi.
k. Toleransi pemasangan koswen aluminium disatu sisi adalah 10 – 25 yang kemudian diisi
dengan beton ringat / grout.
l. Pemasangan kusen adalah rata bagian yang mensyaratkan ruangan lebih bersih.
m. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum rangka
terpasang.
n. Permukaan bidang dinding horizontal ( pelubangan dinding ) yang melekat pada mabang
bawah dan atas harus waterpass.
o. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran uadara teruteama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan syntheticrubber
atau bahan synthetic resin.
p. Penggunaan ini pada swing door dan double door.
q. Sekeliling tepi kosen berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya kedap air dan
suara.
r. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.

PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KACA.

LINGKUP PEKERJAAN.
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan.
 Pekerjaan pembuatan daun pintu kaca dan jendela kaca dipasang pada seluruh detail yang
dinyatakan / ditunjukan dalam gambar.

PERSYARATAN BAHAN.
 Bahan pintu dari jenis “kaca asahimas atau setara”, jendela “kaca asahimas atau setara “
buatan dalam negeri yang bermutu baik ashasimas atau produk lain yang setara dan disetujiui
perencana / konsultan pengawas / direksi pekerjaan dan memenuhi persyaratan dalam PUBL
82 pasal 63 dan SI 0189-78.
 Tebal bahan untuk pintu 8 mm.
 Tebal bahan untuk jendela 5 mm.
 Bentuk dan ukuran pintu dan jendela sesuai yang dinyatakan /disebutkan dalam detail gambar.
70
 Warna kaca akan ditentukan kemudian.

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
 Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi lapangan ( ukuran dan lobang-lobang ), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay
out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
 Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan yang
digunakan dalam pekerjaan ini kepada konsultan pengawas / direksi pekerjaan.
 Kontraktor wajib membuat shop drawing yangmencantumkan semua data produk, ukuran dan
cara pemasangan dari pekerjaan tersebut. Gambar shop drawingsebelum dilaksanakan harus
disetujui oleh konsultan pengawas/ Direksi pekerjaan.
 Penyimpanan / penimbunan pintu dilokasi pekerjaan harus ditempatkan pada ruang atau tempat
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan
dan kelambatan.
 Bentuk / pola dan ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
 Harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan konsultan pengawas / Direksi
pekerjaan, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada permukaan kaca.
 Daun pintu kaca dan jendela setelah dipasang harus rata siku / waterpas, tidak melenceng dan
semua peralatan dapat berfungsi dengan baik.

7. PEKERJAAN ATAP
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan rangka atap meliputi pemasangan kuda-kuda, Gording baja dan perlengkapan
lainnya, sesuai dengan rencana atap yang terdapat pada gambar
BAHAN
a. Kuda-kuda atap menggunakan Baja Zincalume profil C.truss , satuan pembayaran M2
b. Batang baja harus disediakan yang sesuai dengan penampang yang digunakan baik bentuk,
tebal, ukuran, berat dan detail-detailnya sesuai dengan gambar.
Kuda-kuda : Baja C truss 100
Tebal : 0.75 mm
Gording : Baja C trus 100
c. Baut-baut atau mur-mur yang akan digunakan harus dengan tegangan baut dan tegangan las
minimum 1.400 Kg/Cm2 atau minimal sama dengan mutu baja yang digunakan.

JENIS PEKERJAAN
a. Membuat konstruksi kap, kolom, penempatan plat simpul dan sebagainya harus benar-benar
sesuai dengan bidang exentrisitas dari masing-masing ukuran bahan ang akan digunakan
kecuali adanya instruksi khusus dari pihak Direksi dan konsultan pengawas.
b. Menyediakan batang angker, plat penjepit dan lain-lain yang mana baik ukuran, bentuk serta
keterangan yang tertera dalam gambar beserta sarana-sarana penyangga dan untuk Erection
dalam pemasangannya harus selalu berada dilapangan, juga untuk mesin las yang akan
dipergunakan dilapangan harus benar-benar siap.

SYARAT PELAKSANAAN
a. Pengerjaan harus bertaraf kelas satu, semua pekerjaan ini harus diselesaikan bebas dari
puntiran, tekukan dan hubungan terbuka. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat
sehingga dalam pemasangannya tidak akan memerlukan pengisi kecuali bila gambar detail
menunjukkan hal tersebut.
b. Semua detail dan hubungan arus dibuat dengan teliti dan dipasang dengan hati-hati untuk
menghasilkan tampak yang rapih sekali. Semua perlengkapan atau barang-barang pekerjaan
lain yang perlu demi kesempurnaan pemasangan walaupun tidak secara khusus diperlihatkan
71
dalam gambar atau dipersyaratkan disini, namun harus diadakan/disediakan, kecuali jika
diperlihatkan atau dipersyaratkan lain.
c. Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya ditempat pekerjaan dan tidak
hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang pekerjaan pada tempatnya, terutama pada
bagian yang terhalang oleh benda lain.
d. Setiap bagian pekerjaan yang buruk atau tidak memenuhi persyaratan, akan ditolak dan harus
diganti, kemudian untuk setiap bagian pekerjaan struktur yang telah selesai harus bebas dari
puntiran-puntiran, bengkokan dan sambungan-sambungan berongga.
e. Konstruksi baja yang telah dikerjakan harus segera dilindungi terhadap pengaruh udara, hujan
dan lain-lain dengan cara yang memenuhi syarat.
f. Sebelum bagian dari konstruksi baja dipasang, maka harus dibersihkan semua bagian dari karat
serta dilakukan pengecatan terlebih dahulu.

Penyambungan dan Pemasangan


 Sambungan harus dilaksanakan sesuai dengan tata cara pelaksanaan yang baik, memenuhi
persyaratan dari PPBBI 1978, AWS, E 70 dan lain-lain.
 Pengelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati, logam yang dipakai mengelabrus bebas dari
retak dan cacat lainnya yang akan mengurangi kekuatan sambungan dan permukaannya harus
halus. Permukaan-permukaan yang dilas harus sama dan rata serta kelihatan teratur, las-las
yang menunjukkan cacat harus dipotong dan dilas kembali atas biaya kontraktor.
 Pekerjaan sebaik mungkin dilakukan dilokasi, pekerjaan yang dilakukan dilapangan harus sama
standarnya dengan pekerjaan yang dilakukan didalam bengkel.

Pemasangan ditempat pembangunan.


 Kontraktor berkewajiban untuk menjaga lapangan supaya tidak menumpuk barang-barang yang
telah diserahkan kepadanya dan tetap baik keadaannya, dan jika perlu untuk menyokong
bagian-bagian konstruksi yang harus diangkut diberi kayu penutup sandar-sandar dan
sebagainya.
 Bila menurut pertimbangan konsultan pengawas dianggap terlalu lama waktunya antara waktu
mengangkut bagian-bagian yang tertumpuk setelah mendapat peringatan.
 Sambungan baut harus menggunakan baut dengan kekuatan profil yang digunakan (ST.37).
Lubang untuk sambungan baut harus dibor (tidak boleh dipons) dengan toleransi tidak lebih dari
1 mm terhadap diameter baut.
 Untuk konstruksi kap sebelumnya harus diberikan lendut (kontra zeeg) sebesar 1/6000 kali
panjang bentangan.
 Bagian-bagian profil baja harus diangkat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi puntiran-
puntiran. Bila perlu digunakan ikatan-ikatan sementara, untuk mencegah timbulnya tegangan
yang melewati tegangan yang diijinkan dan ikatan sementara tersebut dibiarkan terpasang
sampai pemasangan seluruh konstruksi selesai.
 Memotong dan menyelesaikan harus dilaksanakan pada bekas irisan.
 Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar lurus dan bersih, sekali-sekali tidak
diperbolehkan bekas-bekas jalur, beram-beram dan lain-lain.
 Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi tidak perlu membuang bekas-bekas
potongan.

Meluruskan, memadatkan dan melengkungkan


 Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada bagian-bagian non
struktural. Untuk melengkungkan harus digunakan gilingan-gilingan lengkung. Melengkungkan
plat dalam keadaan dingin menurut suatu jari-jari tidak boleh 3 kali tebal plat, demikian juga
untuk batang-batang dibidang plat badannya.
 Melengkungkan batang-batang menurut jari-jari yang kecil dilakukan dalam keadaan panas.
 Melengkungkan dalam keadaan panas harus dilakukan setelah bahannya dipanaskan menjadi
merah tua.

72
 Melengkungkan dan memukul dengan martil tidak boleh dilakukan setelah bahannya
dipanaskan menjadi tidak lagi menyinarkan cahaya.

Menembus, mengebor dan melengkungkan


 Pada keadaan akhir diameter lebar untuk baut yang dibubut dengan tepat dan sebab baut hitam
yang tepat boleh berbeda masing-masing sebanyak 0,1 mm dari pada diameter baut-baut itu.

PENUTUP ATAP :
Penutup atap menggunakan Spandex berpasir kualitas baik.

8. PEKERJAAN PLAFOND
a. Lingkup Pekerjaan
1. Penyediaan bahan (GRC, bahan finishing) tenaga kerja dan peralatan.
2. Penyiapan rangka / penggantung dengan konstruksi sesuai dengan gambar.

b. Persyaratan Bahan
1. Bahan yang digunakan adalah “GRC” dengan ukuran 120 cm x 240 cm tebal 6 mm. Sebelum
membeli / memesan bahan / material Kontraktor wajib membuat “Shop Drawing” serta
memberikan contoh dan “mock up” kepada Konsultan pengawas untuk diproses mendapat
persetujuan Pemberi Tugas / Konsultan Perencana.
2. Bahan yang telah sampai dilapangan, harus disimpan dalam lapangan, harus disimpan dalam
gudang yang bebas air dan ditumpuk dengan teratur.

c. Persyaratan Umum
1. Pemasangan langit-langit harus dilakukan oleh tukang-tukang ahli.
2. Penggantung langit-langit pada lantai beton di atasnya dengan ramset.
3. Bahan langit-langit yang dipasang, harus baru, tidak boleh menunjukkan cacat fisik.
4. Pertemuan langit-langit dengan dinding, kolom dan bidang-bidang tegak lainnya pada peralihan
ketinggian langit-langit, dengan lampu yang rata langit-langit dan lain-lainnya harus rata dan rapi
sesuai dengan spesifikasi gambar.
5. Tempat hubungan antara langit-langit dengan bahan lain menggunakan akhiran list gypsum.
6. Semua konstruksi rangka plafond menggunakan besi hollow.

d. Syarat Pemasangan
1. Langit-langit dipasang pada plafond sesuai gambar.
2. Bahan penutup untuk langit-langit yang menggunakan gypsum dan sesuai gambar dengan tebal
sesuai dengan standar bahan.
3. Bahan langit-langit yang digunakan harus dari kualitas baik.
4. Semua konstruksi rangka plafond menggunakan besi hollow.
5. Pasangan langit-langit gypsum diberi celah digunakan untuk mendempul / compound.
6. Hasil bidang-bidang yang tidak rata, melendut, retak-retak atau menunjukkan cacat-cacat
lainnya harus segera diperbaiki atas perintah Direksi Lapangan dan seluruh akibat dari hal-hal
tersebut menjadi tanggung jawab dan resiko Pemborong sepenuhnya.
7. Rencana pasangan langit-langit dapat dilihat pada gambar bersangkutan.

e. Hasil Akhir Yang Dikehendaki


1. Pola harus sesuai dengan perencanaan.
2. Datar / rata, tidak bergelombang.
3. Penyelesaian pengecatan sesuai dengan yang tersebut dalam RKS ini.

9. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI & DINDING


73
LANTAI GRANIT
LINGKUP PEKERJAAN
a. Meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan
lantai sesuai dengan RKS gambar rencana.
b. Kontraktor wajib memberikan contoh-contoh bahan yang akan dipasang khususnya untuk
menentukan warna dan tekstur yang akan ditentukan oleh Pemberi Tugas.
c. Pekerjaan lantai keramik ini meliputi seluruh ruang yang ditunjukkan dalam gambar.

PERSYARATAN PELAPIS BAHAN


Lantai granit yang dipakai harus memenuhi syarat uji keramik menurut syarat SII 0583 – 81, produksi
nomor 1 proses single firing sekualitas Roman, Masterina dengan spesifikasi sebagai berikut:
 Ukuran Granit lantai : 60 x 60 cm atau seperti tertera dalam gambar
 Bahan dasar : Kaolin dengan kualitas baik
 Warna tidak luntur, tahan terhadap asam dan basa yang umum dipakai, tahan terhadap cuaca dan
perubahan suhu yang mendadak.
 Warna keramik dan tekstur akan ditentukan kemudian (minimal dengan contoh 3 macam warna
untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Direksi
Pekerjaan.
 Granit tidak bergelombang atau cacat lainnya.

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Seluruh pekerjaan di bawah lantai yang akan dipasang harus sudah selesai dikerjakan.
b. Adukan untuk alas / sambungan 1 PC : 3 Pasir.
c. Pemasangan harus rata, lurus dan tegak lurus satu sama lain, permukaan harus sesuai water pass.
d. Selesai pemasangan ruangan harus bebas dari beban berat atau kegiatan lain.
e. Khusus untuk lantai tangga, dipasang keramik.
f. Sedapat mungkin pemotongan dihindarkan, jangan terjadi potongan lebih kecil dari setengah
ukuran, kecuali tercantum dalam gambar. Potongan dosis pemakaian 0,5-1 kg/cm .
g. Pemasangan granit wajib memperhatikan nilai estetikanya.
h. Kontraktor wajib menyediakan bahan cadangan sebanyak 2,5 % dari masing-masing jenis / type
bahan granit terpasang, disimpan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan / Konsultan
Pengawas.
i. Standar Penerimaan
▪ Setiap pekerjaan lantai yang dipasang harus dipasang rapi pada posisinya dan rapat satu
sama lain dan terjamin hubungan kerapihannya serta kekakuannya (rigidity).
▪ Setiap pekerjaan lantai harus dipasang rata (water pass). Toleransi kemiringan permukaan
lantai yang dapat diterima adalah 1 mm / 10 m.
j. Pemborong harus menyerahkan As Built Drawing kepada pemilik, dimana pada gambar tersebut
dijelaskan detail-detail pelaksanaan. Outlet / inlet koordinasi dengan disiplin lainnya (misalnya
dengan mekanikal elektrikal dan sebagainya).

DINDING KERAMIK
LINGKUP PEKERJAAN
 Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
 Pekerjaan pelapis dinding keramik ini meliputi ruang dinding toilet, pantry reservior, dan pada
tempat-tempat sesuai detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai patunjuk
Direksi Pekerjaan / Konsultan pengawas.

PERSYARATAN BAHAN
a. Bahan Keramik dinding
 Jenis : Keramik Tile
74
 Finishing permukaan : Berglazur
 Produksi : Granito, Roman atau setara
 Bahan pengisi siar : lgi tile grout
 Bahan perekat : Ditentukan kemudian
 Warna / texture : Ditentukan kemudian
 Ukuran : 25 X 40 cm atau seperti dalam gambar
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, Peraturan
Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970, dan PVBI 1982).
c. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas / Perencana.
d. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari pabrik
sebagai informasi bagi Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas.
e. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian /
penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenis dan harus disetujui
Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas.

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Pada permukaan dinding beton atau bata merah yang ada, keramik dapat langsung diletakkan,
dengan menggunakan perekat. Campuran khusus untuk pemasangan keramik adalah 1 bagian air :
3 bagian perekat, aduk merata sampai berbentuk pasta tunggu 5-10 menit kemudian diaduk
kembali sebelum digunakan. Tebal adukan ± 1 cm.
b. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif, tiap keramik harus
sama, tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
c. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai petunjuk pabrik.
d. Pola keramik harus memperhatikan ukuran / letak dan semua peralatan yang akan terpasang di
dinding : Exhaust Fan. Panel, stop kontak, lemari gantung dan lain-lain yang tertera pada gambar.
e. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar.
f. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan, harus
dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan
pemasangan dimulai
g. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, gari-garis siar harus benar-benar lurus, siar arah
horisontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan garis lurus.
h. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 2 mm setiap perpotongan
siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi dengan bahan pengisi siar
sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan
warnanya akan ditentukan kemudian.
i. Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh dilakukan dengan
menggunakan cairan pembersih untuk keramik.
j. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan supergaant.

10. PEKERJAAN PENGECATAN


a. Lingkup Pekerjaan
1. Meliputi pekerjaan peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan
pengecatan sesuai dengan RKS serta gambar kerja.
2. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, hasil pekerjaan tidak
menggelombang, mengelupas dan cacat lainnya.
3. Jika terjadi cacat seperti tersebut pada butir 1.2 Kontraktor harus melakukan perbaikan
(pengecatan ulang) hingga disetujui oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas.
4. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengecatan dinding (cat dinding yang tidk dilapisi
dengan bahan pelapis apapun), cat langit-langit expose dan ruang, peralatan pipa instalasi,
alat (mesin) dll yang seperti dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.

75
b. Persyaratan Bahan
1. Pada permukaan bahan / dinding harus dalam keadaan bersih dari kotoran.
2. Pada permukaan dinding / bahan waktu akan dicat harus dalam keadaan bersih dari bahan
(minyak dan kotoran) yang bereaksi terhadap bahan pelapis.
3. Permukaan dinding tembok PH yang diizinkan maks.8 PH dan kadar airnya maks.15 %.
4. Pada semua bagian dinding harus diamplas, dari karat (untuk bahan logam).
5. Untuk dinding dalam, langit-langit, pada ruang tertentu sesuai gambar, cat yang digunakan
adalah jenis Emulsi Synthetic sekualitas Produk MOWILEX EMULSION.
6. Untuk dinding luar, dan interior bangunan publik (ditentukan dalam RAB) cat yang akan
digunakan adalah jenis weather shield sekualitas MOWILEX WHEATERCOAT
7. Untuk logam cat yang digunakan adalah sekualitas PROPAN RAYA, KANSAI PAINT, PACIFIC
PAINT, atau setara untuk kayu cat yang digunakan adalah ICI, KANSAI PAINT, PACIFIC
PAINT atau setara dengan tiga lapisan cat.
8. Cat yang digunakan berada dalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan 5 (lima) kg,
tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas / Direksi
Pekerjaan.
9. Pengiriman cat, harus disertakan sertifikat dari agen / distributor yang menyatakan bahwa cat
yang dikirim dijamin keasliannya.
10. Kontraktor bertanggung jawab, bahwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesuai
dengan RKS.
11. Warna
 Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan, Kontraktor
mengajukan daftar bahan pengecatan kepada Pemilik Proyek.
 Pemilik proyek melalui Konsultan Pengawas / Direksi Pekerjaan menentukan warna
pilihannya. Kontraktor menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh,
atas biaya Kontraktor

c. Syarat - Syarat Pelaksanaan


1. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit dan lantai telah
selesai dikerjakan.
2. Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut :
 Dinding atau bagian yang akan di cat selesai dan disetujui oleh Konsultan Pengawas /
Direksi Pekerjaan.
 Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel dibersihkan.
 Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena masih basah atau
lembab.
 Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
3. Kontraktor harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan yang
tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan akhir.
4. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat cat tersebut.

d. Pekerjaan Pengecatan Dasar Plesteran ( Cat Tembok )


1. Cat Tembok Dalam dan Langit-Langit Expose
 Tembok yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu untuk mengering.
Kadar air tembok yang diizinkan 15 % dan PH 8. Setelah permukaan tembok kering, maka
persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap
pengkristalan / pengapuran (efflorence) yang biasanya terdapat pada tembok baru,
dengan amplas kemudian dengan lap sampai benar-benar bersih.
 Selanjutnya dilapis tipis dengan wall filler / wall seller, (tidak diizinkan untuk dinding pada
bagian luar) merk DECOR AR 300 atau setara.
 Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali dan rembesan air harus diberi
lapisan wall sealer. Produk Propan.
 Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi sampai halus.

76
 Kemudian dicat yang terdiri dari 1 (satu) lapis Alkali Resistance sealer yang dilanjutkan
dengan 3 (tiga) lapis Acrilic Emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut :
- Lapis I encer (20 %)
- Lapis II kental (10 %)
- Lapis III kental (tanpa campuran)
 Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plamur lagi dan diamplas halus setelah
kering.
2. Cat Tembok Luar
 Seperti halnya cat tembok dalam butir (a).
 Pengecatan dengan cat khusus luar sesuai persyaratan bahan.

11. PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG


LINGKUP PEKERJAAN
 Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan
dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan hingga dapat tercapainya
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
 Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-alat yang dipasang
pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang disebutkan / ditentukan dalam
gambar.

PERSYARATAN BAHAN
 Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam dalam pemilihan
warnanya sesuai dari bahan-bahan yang telah disetujui Konsultan Pengawas / Direksi Pekerjaan.
 Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar.
 Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak
kunci dengan cincin nikel. Untuk anak-anak kunci harus disediakan sebuah almari anak kunci
dengan dilengkapi kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor-nomor pengenal.
 Seluruh kunci pintu yang dipasangnya dengan anak kunci yang telah direncanakan dan diatur
menggunakan sistem Master, Grand Master, Emergency Master dan Construction Key dan pabrik
yang bersangkutan. Setiap kunci pintu lengkap 2 (dua) buah anak kunci, anak kunci Master / Grand
Master / Emergency Master Key, untuk construction Key disupply 5 (lima) buah.
 Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.
 Pemasangan door closer pada batang kusen dan daun pintu, diatur sedemikian rupa sehingga pintu
selalu menutup rapat pada kusen pintu, serta dapat berfungsi dengan baik.
 Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop dari merk dan type
seperti yang telah disyaratkan, dipasang dengan baik pada lantai dengan menggunakan sekrup dan
nylon plug.
 Untuk kunci dan penggantung yang digunakan adalah sekualitas Dekson, Dorma

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
 Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu
diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas / Direksi Pekerjaan untuk mendapat
persetujuan Pengakuan / Penyerahan harus disertai brosur spesifikasi dan pabrik yang
bersangkutan.
 Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas / Direksi Pekerjaan dapat memintakan untuk
mengadakan test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan
sebagai dasr persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.
 Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah.
Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas.
Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
 Untuk pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat.

77
 Posisi “lock” dan “latch” harus diajukan oleh Kontraktor kepada Konsultan Pengawas / Direksi
Pekerjaan untuk mendapt persetujuan.
 Door closer yang digunakan type hidrolic. Pengatur kecepatan closing dan latch, dikehendaki jenis
“hold open”, yaitu pintu dapat menutup secara reguler dan dapat berhenti dalam posisi terbuka
dengan sudut buka tertentu seperti yang dikehendaki ruang-ruang yang membutuhkan seperti yang
tertera pada gambar.
 Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat dan cukup kuat, misalnya : Stainless steel.

12. PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL


Yang dimaksud dengan pekerjan mekanikal & elektrikal adalah pemasangan seluruh instalasi
penerangan dan stop kontak, sistem operasi perangkat lunak, panel, saklar,kabel, Fire Fighting, Fire
Alarm pada bangunan sehingga dapat diuji dengan seksama, tidak termasuk penyediaan aliran listrik
dari PLN. Pekerjaan mekanikal & elektrikal meliputi :
1. Pengadaan dan pemasangan instalasi Fire Fighting dan Fire Alarm
2. Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan
3. Pengadaan dan pemasangan saklar, stop kontak, panel listrik dan aksesoris lainnya yang
diperlukan.
4. Saklar, stop kontak dan panel listrik yang dipakai harus berkualitas baik dan mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
5. Jumlah kebutuhan pemasangan instalasi listrik dan fire fighting disesuaikan dengan gambar rencana
dan daftar quantity.
6. Kualitas bahan pada pekerjaan mekanikal & elektrikal sesuai dengan yang ditentukan di RAB.

13. PEKERJAAN TATA UDARA


Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan dan pemasangan Air Conditioner (AC) sesuai dengan gambar rencana
2. Air Conditioner (AC) harus berkualitas baik dan mempunyai standar SNI serta mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3. Jumlah kebutuhan dalam pekerjaan tata udara disesuaikan dengan gambar rencana dan daftar
quantity.
4. Jenis AC yang dipakai adalah jenis AC Split sekualitas Daikin.

14. PEKERJAAN SANITASI


Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan dan pemasangan kloset, pipa, kran air, floor drain sesuai dengan gambar rencana.
2. Kloset, pipa, kran air, floor drain harus berkualitas baik dan mempunyai standar SNI serta mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3. Jumlah kebutuhan dalam pekerjaan sanitasi disesuaikan dengan gambar rencana dan daftar
quantity.
4. Kualitas bahan pada pekerjaan sanitasi sesuai dengan yang ditentukan di RAB.

15. PEKERJAAN PENGADAAN FURNITURE


Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan furniture sesuai dengan gambar rencana.
2. Furniture harus berkualitas baik dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3. Jumlah kebutuhan dalam pekerjaan pengadaan furniture disesuaikan dengan gambar rencana dan
RAB

78
16. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Kisi-kisi Besi Hollow
 Bahan yang digunakan adalah besi hollow galvanis berkualitas baik
 Ukuran besi hollow yang digunakan adalah :
- 4 cm x 4 cm x 1.4 mm
- 2 cm x 4 cm x 1.4 mm
 Bentuk kisi-kisi disesuaikan dengan gambar rencana
 Kisi-kisi yang sudah terpasang harus dalam keadaan rata dan tidak bergelombang
 Penyambungan besi hollow menggunakan las listrik
 Hasil pengelasan harus diratakan agar tidak kelihatan mencolok
 Kisi-kisi difinishing menggunakan cat semprot

2. Huruf Timbul
 Bahan yang digunakan adalah stainless ( mengkilap )
 Tebal bahan stainless 1 mm
 Tinggi huruf stainless 22 cm
 Tebal huruf stainless 5 cm – 7 cm
 Huruf stainless yang sudah terpasang harus dibersihkan dan dipoles menggunakan sanpoly
agar terlihat mengkilap

79

Anda mungkin juga menyukai