Anda di halaman 1dari 7

CONTINUING MEDICAL EDUCATION

Akreditasi PB IDI–2 SKP

Tatalaksana Farmakologi Hipertensi pada


Hiperaldosteronisme Primer
I Gede Yasa Asmara
Bagian/KSM Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram/RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia

AbstrAk
Hipertensi secara umum menurut etiologinya dibagi menjadi primer dan sekunder. Hiperaldosteronisme primer merupakan salah satu
penyebab hipertensi sekunder yang memiliki terapi spesifik dan dapat disembuhkan. Hiperaldosteronisme primer berdampak pada multiorgan
antara lain penurunan sensitivitas insulin pada otot dan jaringan lemak, gangguan fungsi sistolik dan hipertrofi otot jantung, inflamasi ginjal,
dan aterosklerosis. Diagnosis melalui tiga tahapan, yaitu skrining, tes konfirmasi, dan analisis subtipe. Tatalaksana meliputi non-farmakologi,
medikamentosa, dan pembedahan. Obat golongan antagonis mineralokortikoid seperti spirolonakton dan eplerenon merupakan pilihan utama
untuk hiperaldosteronisme primer.

kata kunci: Hiperaldosteronisme primer, hipertensi, patofisologi, tatalaksana

AbstrAct
Based on its etiology, hypertension can be subdivided into primary and secondary. Primary hyperaldosteronism is secondary hypertension
with specific treatment and may be curable. Primary hyperaldosteronism affects multi organs such as reduced insulin sensitivity on muscle
and adipose tissue, systolic dysfunction, myocardial hypertrophy, inflammation in the kidney, and atherosclerosis. Diagnosis of primary
hyperaldosteronism consists of three steps i.e. case-finding, a confirmatory test, and subtype evaluation. The management comprises non-
pharmacology, medication, and surgery. Mineralocorticoid antagonists such as spironolactone and eplerenone are the drug of choice for
primary hyperaldosteronism. I Gede Yasa Asmara. Pathophysiology and Management of Hypertension in Primary Hyperaldosteronism

keywords: Hypertension, management, pathophysiology, primary hyperaldosteronism,

PENDAHULUAN kelainan akibat produksi aldosteron yang ginjal, kelenjar liur, kelenjar keringat, dan
Sekitar 10-25% populasi umum menderita tinggi, yang tidak tergantung oleh sistem saluran gastrointestinal.10,11 Aldosteron tidak
hipertensi;1 prevalensi hipertensi di Indonesia renin angiotensin dan tidak tertekan oleh hanya bekerja sebagai hormon parakrin
mencapai 28,3%.2 Hipertensi disebut primer asupan garam.5 Prevalensi HP diperkirakan tetapi juga autokrin bagi sistem dan jaringan
jika tidak diketahui penyebabnya dan sekunder sekitar 5-15% populasi hipertensi.6,7 Insidens kardiovaskuler.12 HP berkaitan dengan
jika dapat diidentifikasi penyebabnya. Secara HP juga meningkat dengan meningkatnya berbagai komplikasi kardiovaskuler, ginjal,
mudah penyebab hipertensi sekunder derajat hipertensi, yaitu 1,99% pada hipertensi otak, dan metabolik antara lain hipertensi,
dapat diidentifikasi dengan singkatan stadium I, 8,02% pada hipertensi stadium II, hipertrofi ventrikel kiri, infark miokard, fibrilasi
ABCDE: A (Accuracy, Apnea, Aldosteronism), dan 13,2% pada hipertensi stadium III.7,8 Selain atrium, stroke, mikroalbuminuria, kista ginjal,
B (Bruits, Bad Kidney), C (Cathecolamines, itu, sekitar 17-22% pasien hipertensi resisten sindrom metabolik, gangguan toleransi
Coarctation, Cushing syndrome), D (Drugs, (hipertensi yang membutuhkan minimal tiga glukosa, dan diabetes melitus.13 Hipertensi
Diet), dan E (Erythopoetin, Endocrine disorders).3 macam obat antihipertensi dengan dosis pada HP disebabkan efek aldosteron pada
Hiperaldosteronisme primer (HP) merupakan maksimal) juga menderita HP.7-9 berbagai organ yang mengakibatkan retensi
salah satu penyebab hipertensi sekunder air dan garam, ekspansi volume ekstraseluler,
yang memiliki terapi spesifik dan dapat Aldosteron adalah hormon yang secara tertekannya renin endogen, dan mekanisme
disembuhkan.4 fisiologis bertanggung jawab terhadap lainnya. Pengobatan utama hipertensi
Secara definisi HP adalah sekumpulan keseimbangan cairan dan elektrolit pada pada HP adalah dengan antagonis reseptor

Alamat Korespondensi email: yasa.asmara@unram.ac.id

CDK Edisi Suplemen-2/ Vol 46, th. 2019 67


CONTINUING MEDICAL EDUCATION

mineralokortikoid seperti spironolakton dan puncak pada pagi hari menjelang siang dapat kinase melalui jalur kedua. Hasil akhir aktivasi
eplerenon. Sebagian kasus membutuhkan mencapai 50% lebih tinggi dari kadar serum SGK1 melalui 2 jalur ini adalah hambatan
tambahan kombinasi obat antihipertensi lain.1 rata-rata.14 terhadap sel prekursor protein neuron,
Neuronal Expressed Developmentally after the
PATOFISIOLOGI Terjadinya hipertensi pada HP tidak melalui Downregulation of 4-like (NEDD4L). Hasil akhir
Hormon aldosteron pertama kali dikenal sistem renin angiotensin aldosteron karena hambatan ini akan menyebabkan pelepasan
sebagai elektrokortin yang ditemukan oleh pada kasus adenoma adrenal terdapat EnaC dari sel tubulus renalis yang kemudian
Simpson dan Trait lebih dari 50 tahun yang hiperesekresi aldosteron yang independen meningkatkan reabsorpsi natrium dan
lalu. Sedangkan sindrom HP pertama kali terhadap sistem tersebut.15 Namun, pada garam.6 Selain efek utamanya terhadap EnaC
ditemukan oleh Conn pada tahun 1955 sebagian kasus HP yang ko-insidens dengan pada sel membran apikal, aldosteron juga
pada seorang wanita umur 34 tahun dengan hipertensi primer bisa terjadi aktivasi sistem dapat meningkatkan aktivitas pompa NaK-
hipertensi, paralisis intermiten, hipokalemia, renin angiotensin.16 Produk akhir sistem ATPase pada membran basolateral sel tubulus
dan alkalosis metabolik.7 Hiperaldosteronisme renin angiotensin adalah angiotensin II yang distalis.10 Kedua, aldosteron meningkatkan
primer dapat disebabkan oleh produksi selanjutnya mengaktivasi korteks adrenal tekanan darah melalui terjadinya hipokalemi
aldosteron berlebihan oleh kelainan kelenjar untuk memproduksi aldosteron.14,16 Secara dan gangguan ginjal. Peningkatan reabsorpsi
adrenal unilateral, biasanya adenoma atau molekuler angiotensin II merangsang natrium akan meningkatkan sekresi kalium.
bilateral berupa hiperplasia.14 produksi aldosteron melalui dua cara. Selain itu, aldosteron juga meningkatkan
Pertama, angiotensin II meningkatkan kadar ambilan kalium oleh sel melalui stimulasi NaK-
Dalam keadaan normal, hormon kortisol inositol trifosfat, lalu merangsang pelepasan ATPase, sehingga makin menurunkan kadar
terdapat 100 kali lebih banyak di sirkulasi kalsium dari retikulum endoplasma ke dalam kalium ekstraseluler. Kadar kalium rendah
dan memiliki afinitas terhadap reseptor sitosol. Selanjutnya, kalsium mengaktifkan merupakan faktor predisposisi hipertensi pada
mineralokortikoid lebih kuat dibandingkan kalmodulin, sehingga beberapa kinase penderita HP.14 Mekanisme kerusakan ginjal
aldosteron, tetapi aldosteron merupakan pada akhirnya akan teraktivasi untuk akibat aldosteron belum jelas tetapi dikatakan
mineralokortikoid yang paling dominan memproduksi aldosteron. Kedua, angiotensin gangguan fungsional lebih berat daripada
dan paling poten pada manusia.10 Aktivitas II meningkatkan kadar giasil gliserol yang gangguan struktur. Aldosteron dapat
reseptor mineralokortikoid diregulasi ketat selanjutnya mengaktivasi protein kinase C meningkatkan hiperfiltrasi glomerulus akibat
oleh enzim 11β hidroksisteroid dehidrogenase yang tergantung kalsium. Protein ini kemudian adaptasi terhadap peningkatan reabsorpsi
2, enzim yang memetabolisme glukokortikoid meningkatkan produksi aldosteron. Proses natrium, ekspansi volume ekstraseluler, dan
secara selektif menjadi metabolit yang inaktif. kedua merangsang pelepasan aldosteron peningkatan tekanan perfusi renal.13 Efek non-
Hal ini yang menyebabkan aldosteron mampu lebih lambat dibandingkan dengan proses genomik lain dari aldosteron yang berkaitan
mengaktivasi reseptor mineralokortikoid pertama.17 dengan pengaturan kation intraseluler, yaitu
tersebut secara dominan.6,10 efeknya pada volume sel, status redoks, sinyal
Ada beberapa mekanisme aldosteron metabolik, dan relaksasi endotel.9
Secara genetik, aldosteron berkaitan dengan menyebabkan hipertensi pada pasien HP
hipertensi; Kupari menemukan kaitan antara (Gambar 1). Pertama, aldosteron merangsang Ketiga, aldosteron mampu meningkatkan
-344C alel dari CYP11B2 dengan kejadian retensi natrium klorida di ginjal melalui tonus basal dan reaktivitas pembuluh darah
hipertensi, peningkatan volume ventrikel peningkatan ekspresi ko-transporter natrium terhadap vasokonstriktor seperti norepinefrin,
kiri, penurunan fungsi diastolik, penurunan klorida yang sensitif tiazid di tubulus kontortus epinefrin, angiotensin II, dan vasopresin.
sensitivitas baroreseptor, dan peningkatan distalis, Epithelial Natrium Channel (EnaC) yang Aldosteron mampu menurunkan produksi
risiko infark miokard pada pasien hipertensi sensitif amilorid di tubulus kolektivus dan nitrit oksida melalui hambatan terhadap
primer.12 Sekresi hormon aldosteron secara pendrin, protein yang mereabsorpsi klorida di ekspresi nitric oxide syntetase (NOS).14 Banyak
fisiologis mengikuti irama sirkadian, kadar tubulus kolektivus.14 Efek perubahan transpor bukti menunjukkan bahwa aldosteron
ion natrium dan kalium ini tidak segera muncul bekerja langsung pada pembuluh darah
Low BP or reduced plasma volume
setelah pemberian aldosteron karena molekul perifer menyebabkan hipertensi.18 Aldosteron
Angiotensinogen ini harus berikatan dengan reseptor steroid mampu menginduksi efek non-genomik sel
Renin di sitosol, bertranslokasi ke dalam nukleus, otot polos pembuluh darah dan sel otot lurik
berinteraksi dengan DNA dan kemudian melalui stimulasinya pada enzim nicotinamide
Angiotensin I
ACE transkripsi dan translasi untuk menjadi adenine denucleotide phosphate (NADPH).9
Blood
Pressure
Increased peripheral
sympathetic tone
protein efektor.9 Secara detail molekuler, cara Mekanisme lain hipertensi pada HP dapat
Decreased
Endothelin
Angiotensin II kerja aldosteron dimulai dari ikatan antara diperantarai oleh aldosteron di berbagai organ
Increased
vasoconstriction
NO-mediated
vasodilation
CNS
aldosteron dan reseptor mineralokortikoid (Gambar 2). Di susunan saraf pusat, aldosteron
Renal NaCI
retention
Adrenal
gland yang selanjutnya meningkatkan ekspresi dapat meningkatkan tonus saraf simpatis.19
Aldosterone Serum Glucocorticoid regulated 1 (SGK1) Selain itu, reseptor mineralokortikoid terdapat
melalui jalur pertama. Di lain pihak, hormon juga pada sel epitel dan non-epitel seperti sel
insulin meningkatkan ekspresi SGK1 melalui endotel dan sel otot polos, kardiomiosit, dan
Gambar 1. Efek aldosteron terhadap tekanan darah14
fosforilasi oleh enzim pospatidilinositol-3 adiposit. Studi eksperimental menunjukkan

68 CDK Edisi Suplemen-2/ Vol. 46, th. 2019


CONTINUING MEDICAL EDUCATION

Gambar 2. Efek HP pada multiorgan13

bahwa aktivitas profibrotik aldosteron aritmia ventrikel, 2) meningkatkan risiko aritmia dengan keluhan nyata hipokalemi seperti
muncul jika asupan natrium tinggi.20 Asupan akibat hipokalemi dan hipomagnesemi, 3) kelemahan, kram otot, nyeri kepala,
natrium berlebihan ikut berperan dalam meningkatkan efek katekolamin pada jantung, palpitasi, polidipsia, poliuria, nokturia, atau
patogenesis hipertensi. Suatu studi populasi 4) menurunkan sensitivitas baroreseptor, kombinasinya. Adanya hipokalemia memiliki
besar menunjukkan adanya korelasi signifikan dan 5) meningkatkan reaktivitas dinding sensitivitas, spesifisitas, dan nilai prediktif
antara jumlah asupan natrium dan kejadian pembuluh darah dan retensi garam serta positif rendah untuk diagnosis HP.5 Derajat
hipertensi.21 Aldosteron terlibat dalam air.12,23 hipertensi biasanya sedang sampai berat,
terjadinya hipertrofi otot polos pembuluh bahkan hipertensi resisten dengan komplikasi
darah, disfungsi endotel, dan gangguan Peran aldosteron pada gangguan stroke, fibrilasi atrium, hipertrofi ventrikel kiri,
matriks pembuluh darah.6,14 glukometabolik juga masih belum jelas; dan infark miokard.24 Algoritma diagnosis HP
diduga melalui mekanisme penurunan jumlah dapat dilihat pada gambar 3.25
Kadar aldosteron berlebihan memiliki efek reseptor insulin dan penurunan afinitasnya
buruk pada sistem kardiovaskuler, terlepas terhadap sel lemak, sehingga menyebabkan Beberapa kondisi dapat mengarah ke
dari efeknya pada tekanan darah. Mekanisme resistensi insulin.18 Pelepasan insulin oleh diagnosis HP, yaitu penderita hipertensi dan
efek profibrosis aldosteron pada jantung pankreas juga dapat terganggu akibat efek hipokalemia, penderita hipertensi resisten,
belum begitu jelas, dapat langsung atau langsung aldosteron atau hipokalemia.9,13 hipertensi berat, penderita hipertensi dengan
tidak langsung melalui reseptor. Penelitian Selain itu, sel lemak manusia dapat massa kelenjar adrenal, dan pasien hipertensi
menunjukkan efeknya melalui mediator mensekresikan faktor pelepas aldosteron, usia muda (< 40 tahun) serta riwayat keluarga
seperti angiotensin II, endotelin, dan sehingga obesitas dan hipertensi terkait HP.5,7,24 Panduan menyarankan skrining
plasminogen activation inhibitor type 1 (PAI- langsung.6 menggunakan pemeriksaan kadar aldosteron
1).12,22 Aldosteron dapat mengganggu fungsi plasma (plasma aldosterone concentration/
jantung melalui, 1) fibrosis jantung yang DIAGNOsIs PAC) dengan satuan pg/mL dan aktivitas
menyebabkan disfungsi sistolik dan diastolik HP biasanya terdiagnosis pada usia dekade renin plasma (plasma renin activity/PRA)
serta menurunkan ambang batas terjadinya tiga sampai enam. Pasien biasanya datang dengan satuan ng/mL/jam serta menghitung

CDK Edisi Suplemen-2/ Vol 46, th. 2019 69


CONTINUING MEDICAL EDUCATION

Gambar 3. Algoritma diagnosis HP25


Keterangan gambar 3:
*1. Prosedur penapisan untuk mengeksklusi hipertensi sekunder seperti hipertensi parenkim ginjal, hipertensi renovaskuler, hipertensi endokrin, koarktasio aorta,
kompresi pembuluh darah batang otak, sindrom sleep apnea, dan drug-induced hypertension.
*2. Obat diganti menjadi no *3 tergantung derajat hipertensinya.
*3. Obat-obat berikut dapat digunakan untuk terapi: budralazine, alfa-blocker: doxazosine, dll, antagonis kalsium: manipidin, nifedipin, amlodipin, dll.
*4. Bila tekanan darah tidak terkontrol dengan obat dari 3 golongan berbeda, penambahan golongan ARBs atau penghambat ACE dapat dipertimbangkan.
*5. Sampel darah diambil setelah penderita duduk selama 15 menit (posisi tidur 30 menit juga masih direkomendasikan).
*6. Sampel darah diambil pada pagi hari, sebab kadar PAC menurun pada siang sore hari.
*7. Positif palsu dapat terjadi pada usia lanjut. Hati-hati dalam interpretasi hasil pada pasien dengan gangguan ginjal, gagal ginjal, atau hemodialisis.
*8. Interpretasi masih dapat dilakukan pada penderita hipertensi berat yang menggunakan ARBs atau penghambat ACE.
*9. Bila tidak menggunakan PRA, melainkan active renin concentration (ARC: pg/mL), rasio PAC/ARC >40 dikatakan positif.
*10. Pemeriksaan berikut dilakukan setelah kondisi hipokalemia dikoreksi. Berdasarkan panduan JSH 2009, pembatasan asupan garam harus menjadi perhatian karena
dapat menurunkan ARR akibat peningkatan PRA.
*11. Perhatian khusus terhadap risiko syok akibat captopril pada pasien dengan angioedema atau hipertensi renovaskuler.
*12. Captopril-challenge test.
*13. Tes ini harus dihindari pada pasien risiko tinggi kejadian serebrovasuler dan aritmia.
*14. Upright furosemide-loading test.
*15. Tes ini harus dihindari pada pasien dengan penurunan fungsi jantung dan dugaan gagal jantung.
*16. Saline-loading test.

70 CDK Edisi Suplemen-2/ Vol. 46, th. 2019


CONTINUING MEDICAL EDUCATION

rasio PAC/PRA (ARR).25 Teknik pengukuran merupakan alternatif yang aman, ditoleransi Terapi farmakologi harus diindikasikan pada
PRA menggunakan radioimmunoassay (RIA). dengan baik dan efektif sebagai salah satu tes semua pasien baik yang akan menjalani
Setelah kadar angiotensin I diketahui, kadar konfirmasi. Penggunaan captopril sebagai tes pembedahan ataupun tidak.5 Hipertensi
PRA dihitung menggunakan rumus (kadar konfirmasi dapat meningkatkan kemampuan pada pasien HP yang diindikasikan dan sudah
Ang-I pada suhu 37°C - kadar Ang-I pada diskriminasi karena memiliki spesifisitas menjalani pembedahan sering kali menetap
suhu 0°C) dibagi waktu inkubasi dalam jam, tinggi dan nilai positif palsu rendah. Tahap setelah operasi diduga karena hipertensi
dikalikan 1,11.26 diagnosis terakhir adalah penentuan subtipe. primer yang konkomitan, pasien sebenarnya
Tahap ini penting karena akan menentukan dengan adenoma adrenal unilateral
Ciri khas HP adalah rendahnya atau tidak indikasi pembedahan pada manajemen tetapi teridentifikasi sebagai aldosterone
terdeteksinya aktivitas renin plasma akibat HP. Untuk itu dilakukan pemeriksaan CT producing adenoma (APA), penderita
sekresi aldosteron yang tinggi. Kadar scan kelenjar adrenal dan adrenal venous dengan makronodul bilateral hiperplasia
aldosteron dapat tinggi atau normal pada sampling. Sensitivitas CT scan hanya sekitar atau insidentaloma atau pasien HP kronik
penderita HP tetapi yang lebih sensitif untuk 53% sedangkan sensitivitas dan spesifisitas dengan paparan aldosteron sudah terlalu
diagnosis adalah rasio PAC:PRA (aldosterone adrenal venous sampling masing-masing 95% lama telah menimbulkan kerusakan organ
renin ratio/ARR) dengan 93% sensitif.10 Tes dan 100%.4,5 target, sehingga tidak bisa dipulihkan dengan
ini dikatakan bermakna bila ARR > 200. pembedahan.13
Apabila pasien sedang mengonsumsi Tatalaksana Hiper tensi pada Hiper-
obat antihipertensi yang mempengaruhi aldosteronisme Primer Pengobatan farmakologi hipertensi pada HP
sistem renin angiotensin, maka obat harus Tujuan utama terapi hipertensi pada HP yaitu dapat dikelompokkan menjadi tiga lini. Obat
diganti terlebih dahulu. Obat antagonis tidak saja dalam hal penurunan tekanan pilihan pertama (first line treatment) adalah
mineralokortikoid harus dihentikan setidaknya darah sampai normal atau kembalinya antagonis reseptor mineralokortikoid, yaitu
6 minggu dan beta blocker harus dihentikan kondisi normokalemia, tetapi juga mencegah spironolakton, kanrenon, kalium kanrenoat,
setidaknya 2 minggu sebelum tes dilakukan.24 kerusakan organ target,13 karena reseptor dan eplerenon. Dari keempat obat tersebut,
Perlu diketahui bahwa tes PAC:PRA hanyalah mineralokortikoid terdapat pada multiorgan spironolakton yang paling sering digunakan,
tes skrining, hasil positif harus dilanjutkan seperti jantung, otak, pembuluh darah, ginjal, kemudian eplerenon yang merupakan
dengan tes konfirmasi supresi aldosteron. dan kolon.23 obat terbaru. Pemberian spironolakton
biasanya dimulai dengan dosis 25 mg/hari,
Terdapat empat macam tes konfirmasi Tatalaksana hipertensi pada HP meliputi non- dapat dinaikkan menjadi maksimal 400 mg/
yang umum dilakukan yang masing-masing farmakologi, farmakologi, dan pembedahan. hari. Efek samping spironolakton meliputi
memiliki nilai interpretasi, keuntungan, dan Terapi non-farmakologi meliputi diet rendah ginekomastia, disfungsi ereksi, penurunan
kerugian. Detailnya dapat dilihat pada tabel.14 garam (<2,4 g natrium per hari), berat libido pada laki-laki, dan gangguan menstruasi
Tes konfirmasi bertujuan untuk membuktikan badan ideal, stop merokok, dan aktivitas pada wanita. Ginekomastia dilaporkan pada
autonomi sekresi aldosteron yang sebagian fisik aerobik teratur. Saat ini belum ada studi 6,9% laki-laki yang menggunakan dosis 50 mg
besar menggunakan loading natrium. yang membandingkan efektivitas terapi spironolakton dan 52% yang menggunakan
Pemeriksaan tes stimulasi renin mungkin non-farmakologi pada hipertensi akibat HP.24 dosis 150 mg/hr.5,7

Tabel. Tes konfirmasi14

Test Method Evaluation Limitations


Oral NaCl loading Oral NaCl intake >200 mmol/d Urine aldosterone <10 µg/d, diagnosis Avoid if severe uncontrolled
for 3 days, with oral KCl as needed unlikely; >12 µg/d, diagnosis likely hypertension, CKD, CHF, cardiac
to prevent hypokalemia, with arrhythmias, or severe hypokalemia
subsequent 24-h urine aldosterone
measurement
Saline infusion test Patient in recumbent position for 1 h Plasma aldosterone at end of infusion Avoid if severe uncontrolled
before testing and then throughout <5 ng/dl, diagnosis unlikely; <10 hypertension, CKD, CHF, cardiac
entire test Begin test between ng/dl diagnosis likely; 5-10 ng/dl, arrhythmias, or severe hypokalemia
8:00 and 9:30 am. Measure plasma indetermin
aldosterone, plasma renin activity,
cortisol, and potassium at beginning
of test and then after infusion of 2 L/
NS IV during 4 h
Fludrocortisone suppression test Fludrocortisone, 0.1 mg PO every Upright plasma aldosterone on day 4 Frequently requires hospitalization for
6 h for 4 days, plus oral NaCl, 30 >6 ng/dl and plasma renin activity <1 patient monitoring of blood pressure
mmol 3x/d, and high-salt diet ng/ml/hr, diagnosis likely and potassium
combined with sufficient KCl to avoid
hypokalemia
Captopril challenge test Oral captopril, 20-50 mg, with plasma Plasma aldosterone decrease >30%, Probably more false-positive and
aldosterone and plasma renin diagnosis unlikely false-negative results than other tests
activity obtained immediately before
captopril and then 1-2 h afterward,
with patient seated throughout test

CDK Edisi Suplemen-2/ Vol 46, th. 2019 71


CONTINUING MEDICAL EDUCATION

Eplerenon merupakan hasil penggantian Jika tekanan darah belum terkontrol angiotensin I.6,27 Efek antifibrosis spironolakton
gugus 17α thoacetyl dari spironolakton dengan pemberian antagonis reseptor terbukti dari penelitian pada pasien gagal
dengan gugus karbometoksil, sehingga obat mineralokortikoid dan/ atau amilorid maka jantung; obat ini dapat menurunkan kadar
baru ini memiliki afinitas lebih tinggi terhadap obat lini ketiga dapat diberikan, yaitu obat N-terminal fragment of type III collagen
reseptor aldosteron daripada terhadap antihipertensi lain: diuretik tiazid, antagonis precursor (PIIINP) yang merupakan petanda
reseptor steroid.13,27 Afinitas eplerenon kalsium, ACE inhibitor, atau angiotensin receptor turnover kolagen.11 Eplerenon juga memiliki
terhadap reseptor progestin dan androgen 500 blocker.7,13,24 Suatu studi menyebutkan bahwa efek proteksi organ yang tidak tergantung
kali lebih rendah dibandingkan spironolakton. 83% pasien HP yang telah diterapi dengan pada penurunan tekanan darah dengan
Obat ini tidak memiliki metabolit aktif dan spironolakton atau amilorid membutuhkan efek samping minimal kecuali pada pasien
waktu paruhnya lebih pendek.7 Pemberian tambahan obat antihipertensi lain agar target diabetes dengan gangguan fungsi ginjal.6
eplerenon biasanya dimulai dengan dosis 25 tekanan darah tercapai.5 Suatu studi menunjukkan bahwa infus
mg dua kali per hari. Kontraindikasi eplerenon intraserebroventrikuler antagonis reseptor
adalah hiperkalemia (K > 5,5 mEq/L), Pada awalnya aldosteron digunakan sangat mineralokortikoid dapat mencegah terjadinya
gangguan fungsi ginjal (serum kreatinin > 2,0 luas sebagai diuretik hemat kalium untuk hipertensi yang diinduksi infus aldosteron
mg/dL pada laki-laki dan > 1,8 mg/dL pada kondisi kelebihan volume plasma seperti perifer, tetapi tidak dapat mencegah terjadinya
perempuan), DM dengan mikroalbuminuria, gagal jantung kongestif, sirosis hepatis, dan hipertrofi ventrikel kiri dan fibrosis.12
pemberian bersama dengan inhibitor CYP3A4 HP. Setelah itu, terdapat studi Randomized
(ketokonazol, itrakonazol) atau diuretik hemat Aldactone Evaluation Study (RALES)28 untuk Ringkasan
kalium lain. Efek samping obat ini yaitu pusing, spironolakton dan Eplerenone Post-AMI Heart Hiperaldoteronisme primer adalah bentuk
nyeri kepala, lemah, diare, hipertrigliseridemia, Failure Efficacy Survival Study (EPHESUS)29 untuk hipertensi sekunder yang paling sering
dan peningkatan transaminase.24 Pemantauan eplerenon yang menunjukkan bahwa kedua ditemukan. Patofisiologi hipertensi pada HP
kadar kalium dan kreatinin wajib dilakukan. obat ini tidak hanya dapat menurunkan angka sangat ditentukan oleh peran sentral hormon
Biasanya kadar kalium segera menjadi hipertensi, tetapi juga angka kesakitan dan aldosteron yang memiliki efek pada berbagai
normal, sedangkan tekanan darah turun dan kematian kardiovaskuler. Sejak saat itu diyakini organ seperti ginjal, pembuluh darah, jantung,
terkontrol dalam 4-8 minggu.13,24 Obat lini bahwa antagonis reseptor mineralokortikoid otak, dan susunan saraf. Selain mekanisme
pertama lain yang jarang digunakan yaitu juga memiliki efek pada organ lain selain langsung yang berkaitan dengan pengaturan
kanrenon (metabolit aktif dari spironolakton) ginjal.7,9,27 Spironolakton dapat meningkatkan keseimbangan cairan dan elektrolit, aldosteron
dan kalium kanrenoat (turunan spironolakton aktivitas nitrit oksida endotel 94%, lebih juga memiliki beyond effect yang secara tidak
yang larut dalam air).5 besar daripada obat lain seperti ACE inhibitor langsung mencetuskan hipertensi. Anamnesis
dan statin (25-35%). Aldosteron memiliki cermat mengenai faktor risiko, pemeriksaan
Obat lini kedua adalah amilorid yang efek profibrotik yang dibuktikan dengan fisik didasarkan pada patofisiologi, serta
diindikasikan pada pasien yang mempunyai peningkatan ekspresi beberapa petanda pemeriksaan penunjang bertahap dan
kontraindikasi atau intoleran terhadap inflamasi, siklooksigenase-2, osteopontin, rasional diharapkan lebih memudahkan
antagonis reseptor mineralokortikoid. macrophage chemoattractant protein-1 klinisi dalam mendiagnosis HP. Antagonis
Amilorid adalah diuretik hemat kalium yang (MCP-1) dan intracelluler adhesion molecule-1 reseptor mineralokortikoid merupakan drug
dapat menurunkan tekanan darah dan (ICAM-1). Fibrosis jantung yang diinduksi of choice hipertensi pada HP. Peningkatan
menormalisasi kadar kalium, namun tidak oleh aldosteron pada diet tinggi garam deteksi dini HP akan lebih mengoptimalkan
dapat melawan efek aldosteron pada organ merupakan proses sekunder akibat respons pemberian antihipertensi dan mungkin dapat
dan jaringan selain ginjal. Obat ini adalah sitokin pembuluh darah, kerusakan inflamasi, menurunkan biaya pengobatan sekaligus
antagonis aldosteron tidak langsung yang dan perubahan nekrosis. Proses fibrosis ini mengurangi efek samping.
bekerja dengan cara menghambat ENaC.8,13,24 juga tidak tergantung pada aktivasi reseptor

Daftar pustaka
1. Stewart PM. Mineralocorticoid hypertension. Lancet. 1999;353:1341-7
2. Rahajeng E, Tuminah S. Prevalensi hipertensi dan determinannya di Indonesia. Maj Kedokt Indon. 2009;59(12):580-7
3. Onusko E. Diagnosing secondary hypertension. Am Fam Phys. 2003;67:67-75.
4. Doi SAR, Abalkhail S, Al-Qudhaiby MM, Al-Humood K, Hafez MF, Al-Shoumer KAS. Optimal use and interpretation of the aldosterone renin ratio to detect aldosterone
excess in hypertension. J Hum Hypertens. 2006;20:482-9.
5. Funder JW, Carey RM, Fardella C, Gomez-Sanchez CE, Mantero F, Stowasser M. Case detection, diagnosis, and treatment of patients with primary aldosteronism: An
Endocrine Society clinical practice guideline. J Clin Endocrinol Metab. 2008;93(9):3266-81
6. Takeda Y. Effects of eplerenone, a selective mineralocorticoid receptor antagonist, on clinical and experimental salt-sensitive hypertension. Hypertens Res.
2009;32:321-4
7. Mattsson C, Young Jr WF. Primary aldoteronism: Diagnostic and treatment strategies. Nat Clin Pract Nephrol. 2006;2:198-208
8. Calhoun DA. Aldosteronism and hypertension. Clin J Am Soc Nephrol. 2006; 1:1039-45
9. Sowers JR, Connell AW, Epstein M. Narrative review: The emerging clinical implications of the role of aldosterone in the metabolic syndrome and resistant
hypertension. Ann Intern Med. 2009;150(11):776-83

72 CDK Edisi Suplemen-2/ Vol. 46, th. 2019


CONTINUING MEDICAL EDUCATION

10. Foo R, O’Shaughnessy KM, Brown MJ. Hyperaldosteronism: Recent concepts, diagnosis, and management. Postgrad Med J. 2001;77:639-44
11. Funder JW. The role of aldosterone and mineralocorticoid receptors in cardiovascular disease. Am J Cardiovasc Drugs. 2007;7(3):151-57
12. Stowasser M. New perspectives on the role of aldosterone excess in cardiovascular disease. Clin Experiment Pharmacol Physiol. 2001;28:783-91
13. Giacchettii G, Turchi F, Boscaro M, Ronconi V. Management of primary aldosteronism: Its complications and their outcomes after treatment. Curr Vasc Pharmacol.
2009;7:244-9
14. Weiner ID, Wingo CS. Endocrine causes of hypertension-Aldosterone. In: Floege J, Johnson RJ, Feehally J, editors. Comprehensive clinical nephrology. 4th Ed. Elsevier
Saunders. Missouri; 2010.
15. Kline GA, Prebtani APH, Leung AA, Schiffrin EL. Primary aldosteronism: A common cause of resistant hypertension. Canad Med Assoc J. 2017;189:773-8
16. Stowasser M. Update in primary aldosteronism. J Clin Endocrinol Metabolism. 2015;100:1-10
17. Hsueh WA. New insights into the medical management of primary aldosteronism. Hypertension. 1986;8:76-83
18. Luther JM. Aldosterone in vascular and metabolic dysfunction. Curr Opin Nephrol Hypertens. 2016;25(1):16-21
19. Leenen FHH. Actions of circulating angiotensin II and aldosterone in the brain contributing to hypertension. Am J Hypertens. 2014;27(8):1024-32
20. Li J, Zhang S, Ren M, Wen Y, Yan L, Cheng H. High-sodium intake aggravates myocardial injuries induced by aldosterone via oxidative stress in Sprague-Dawley rats.
Acta Pharmacol Sinica. 2012;33:393-400
21. Ravi S, Bermudez OI, Harivanzan V, Chui KHK, Vasudevan P, Must A, et al. Sodium intake, blood pressure, and dietary sources of sodium in an adult South Indian
Population. Ann Global Health. 2016;82(2):234-42
22. Pimenta E, Calhoun DA. Primary aldosteronism: Diagnosis and treatment. The J Clin Hypertens. 2006;8:887-93
23. Young Jr WF. Minireview: Primary aldosteronism - changing concepts in diagnosis and treatment. Endocrinol. 2003; 144(6):2208-13
24. Young WF. Primary aldosteronism: renaissance of syndrome. Clin Endocrinol. 2007;66:607-18
25. Nishikawa T, Omura M, Satoh F, Shibata H, Takahashi K, Tamura N, et al. Guidelines for the diagnosis and treatment of primary aldosteronism – The Japan Endocrine
Society 2009 -. Endocrine J. 2011;58(9):711-21
26. Campbell DJ, Nussberger J, Stowasser M, Jan Danser AH, Morganti A, Frandsen E. Activity assays and immunoassays for plasma renin and prorenin: Information
provided and precautions necessary for accurate measurement. Clin Chemistr. 2009;55:867-77
27. Ling LF, Chai P. Eplerenone a review. Med Progr. 2007;6:291-6
28. The RALES Investigators. Effectiveness of Spironolactone added to an angiotensin-converting enzyme inhibitor and a loop diuretic for severe chronic congestive
heart failure (The Randomized Aldactone Evaluation Study [RALES]). Am J Cardiol. 1996;78(8):902-7
29. Pitt B, Williams G, Remme W, Martinez F, Lopez-Sendon J, Zannad F, et al. The EPHESUS trial: Eplerenone in patients with heart failure due to systolic dysfunction
complicating acute myocardial infarction. Eplerenone Post-AMI Heart Failure Efficacy and Survival Study. Cardiovasc Drugs Ther. 2001; 15(1):79-87

CDK Edisi Suplemen-2/ Vol 46, th. 2019 73

Anda mungkin juga menyukai