Bab IV
Bab IV
BAB IV
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Agregat Kasar Batu Apung Gunung Kelud
Untuk hasil pengujian gradasi agregat kasar Split Pasuruan serta persyaratan
batas SK SNI 03-2834-1993 dapat dilihat pada Tabel 4.3. dan Gambar 4.1.
berikut:
Modulus
6.66
Kehalusan
Dari Tabel 4.3. gradasi agregat kasar Split Pasuruan di atas dapat
digambarkan grafik gradasi beserta batas gradasi yang disyaratkan oleh SNI 03-
2834-1993 sebagai berikut :
90.00
80.00
Kumualatif butiran lolos ( % )
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
2.4 4.8 9.6 19 38
Diameter Ayakan (mm)
Hasil Batas Spesifikasi Batas Spesifikasi
Untuk hasil pengujian gradasi agregat kasar Batu Apung Gunung Kelud
serta persyaratan batas SK SNI 03-2834-1993 dapat dilihat pada Tabel 4.4. dan
Gambar 4.2. berikut:
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Gradasi Agregat Kasar Batu Apung Gunung Kelud
Modulus 6.73
36
Kehalusan
Dari Tabel 4.4. gradasi agregat kasar Batu Apung Gunung Kelud di atas
dapat digambarkan grafik gradasi beserta batas gradasi yang disyaratkan oleh SNI
03-2834-1993 sebagai berikut :
90.00
80.00
Kumualatif butiran lolos ( % )
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
2.4 4.8 9.6 19 38
Diameter Ayakan (mm)
Hasil Batas Spesifikasi Batas Spesifikasi
Gambar 4.2 Grafik Gradasi Agregat Kasar Batu Apung Gunung Kelud
TABEL/GRAFIK
NO URAIAN NILAI
PERHITUNGAN
K 92 = 9.2 Mpa = 92
Kuat tekan
1 Ditetapkan kg/cm2 pada 28 hari cacat
karakteristik /fc
yg diijinkan 5%
Standar deviasi
2 Diketahui 4.2 Mpa = 42 kg/m2
rencana
Nilai tambah
3 (k= 1.64 x 42) 6.8 Mpa = 68 kg/cm2
(margin)
10 Slump - -
Ukuran agregat
11 Ditetapkam 20 mm
maksimum
39
Semen = = 396.60 kg
Agregat = = 1550.71 kg
Air = = 148.73 kg
= 166.72 kg/cm3
40
= 1532.72 kg/cm3
Dari hasil tersebut maka dapat dihitung kebutuhan bahan satu kali adukan
untuk uji kuat tekan dan absorbsi yang terdiri dari 4 buah benda uji untuk kuat
tekan dan 2 buah benda uji untuk porositas yang masing-masing benda uji
berbentuk kubus 15 x 15 x 15 cm. Kebutuhan bahan tiap adukan disajikan dalam
tabel 4.6.
TABEL/GRAFIK
NO URAIAN NILAI
PERHITUNGAN
K 92 = 9.2 Mpa = 92
Kuat tekan
1 Ditetapkan kg/cm2 pada 28 hari cacat
karakteristik /fc
yg diijinkan 5%
Standar deviasi
2 Diketahui 4.2 Mpa = 42 kg/m2
rencana
10 Slump - -
Ukuran agregat
11 Ditetapkam 20 mm
maksimum
Semen = = 246.2 kg
Agregat = = 1760.89 kg
Air = = 92.48 kg
= 114.49 kg/cm3
= 1738.88 kg/cm3
Dari hasil tersebut maka dapat dihitung kebutuhan bahan satu kali adukan
untuk uji kuat tekan dan absorbsi yang terdiri dari 4 buah benda uji untuk kuat
tekan dan 2 buah benda uji untuk porositas yang masing-masing benda uji
berbentuk kubus 15 x 15 x 15 cm. Kebutuhan bahan tiap adukan disajikan dalam
tabel 4.9.
44
Pengujian kuat tekan ini dilakukan terhadap 4 benda uji per umur rencana
berupa kubus berdimensi 15 x 15 x 15 cm setiap variasi agregat. Pengujian ini
46
dilakukan untuk mengetahui nilai kuat tekan beton. Dari pengujian pada tiap
variasi agregat diperoleh nilai kuat tekan beton yang disajikan dalam tabel 4.14.
Dari data tabel 4.14 diperoleh grafik hubungan kuat tekan dengan variasi
agregat yaitu beton menggunakan agregat kasar batu apung dan agregat kasar split
yang digambarkan pada gambar 4.3.
160
140
120
Kuat Tekan (kg/cm2)
100
Umur 7 Hari
80 Umur 21 Hari
Umur 28 Hari
60
40
20
0
Beton Berpori Batu Apung Beton Normal Non-Pasir
Split
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Variasi Agregat Kasar dengan Kuat Tekan Beton
Pengujian absorbso ini dilakukan terhadap 2 benda uji per umur rencana
berupa kubus berdimensi 15 x 15 x 15 cm setiap variasi agregat. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui banyaknya air yang diserap oleh benda uji beton.
Dari pengujian pada tiap variasi agregat diperoleh nilai absorbsi benda uji beton
yang disajikan dalam tabel 4.15.
48
Dari data tabel 4.15 diperoleh grafik hubungan absorbsi dengan variasi
agregat yaitu beton menggunakan agregat kasar batu apung dan agregat kasar split
yang digambarkan pada gambar 4.4
49
20
18
16
14
Penyerapan (%)
12
Umur 7 Hari
10 Umur 21 Hari
8 Umur 28 Hari
0
Beton Berpori Batu Beton Normal Non-Pasir
Apung Split
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Variasi Agregat Kasar dengan Penyerapan Beton
Spesifikasi kadar air agregat kasar menurut ASTM yaitu 0.5 % - 2.0 %. Dari
hasil pengujian dan perhitungan diperoleh kadar air dalam agregat kasar split
pasuruan sebesar 0.79 %. Karena masih berada dalam batasan yang seharusnya
sehingga kadar air split memenuhi syarat sebagai agregat kasar. Batu apung
merupakan agregat ringan sehingga kadar air nya berbeda dan dalam peraturan SK
SNI 03-2461-2002 belum ada peraturan tentang kadar air untuk batu apung. Dari
hasil pengujian dan perhitungan diperoleh kadar air dalam agregat kasar batu
apung Gunung Kelud sebesar 24.43 %.
50
Spesifikasi berat jenis dan absorbsi agregat kasar menurut ASTM yaitu 1.6
– 3.2 gr/cm3 dan absorbsi yaitu 0.2 – 4.0 %. Dari hasil pengujian dan perhitungan
diperoleh berat jenis split yaitu 2.69 gr/cm3 dan absorbsi split yaitu 2.04 %.
Karena masih berada dalam batasan yang seharusnya sehingga berat jenis dan
absorbsi agregat kasar split memenuhi syarat sebagai agregat kasar.
Spesifikasi berat jenis dan absorbsi agregat ringan menurut SK SNI 03-
2461-2002 yaitu 1.0 – 1.8 gr/cm3 dan absorbsi yaitu maksimum 20 %. Dari hasil
pengujian dan perhitungan diperoleh berat jenis batu apung yaitu 1.55 gr/cm3 dan
absorbsi batu apung sebesar 25.39 %. Karena masih berada dalam batasan yang
seharusnya sehingga berat jenis untuk batu apung memenuhi standar sebagai
agregat ringan dan absorbsi untuk batu apung tidak memenuhi karena diatas nilai
maksimal yang ditentukan. Hal ini terjadi karena batu apung di Gunung Kelud
bermacam macam dan masih belum ada riset karena belum dimanfaatkan untuk
konstruksi sehingga penelitian untuk batu apung di Gunung Kelud masih belum
ada, dalam campuran beton berpori ini campuran beton harus dikoreksi supaya
tahu berapa jumlah batu apung yang dibutuhkan sehingga akan menyesuaikan
dengan kadar air serta absorbsi dalam batu apung tersebut.
Spesifikasi berat isi agregat kasar menurut ASTM yaitu 1.6 – 1.9 gr/cm3.
Dari hasil pengujian dan perhitungan diperoleh berat isi split yaitu 1.44 gr/cm3 .
Karena masih berada dalam batasan yang seharusnya sehingga berat isi agregat
kasar split tidak memenuhi syarat sebagai agregat kasar. Agregat kasar split tetap
digunakan untuk campuran beton.
seharusnya sehingga berat isi untuk batu apung memenuhi standar sebagai agregat
ringan.
Modulus halus agregat kasar menurut ASTM yaitu 5.5 % - 8.5 %. Dari hasil
pengujian dan perhitungan didapat nilai modulus halus agregat kasar split yaitu
6.66 dan modulus halus batu apung yaitu 6.73. Karena agregat kasar split dan batu
apung masih berada dalam batasan yang seharusnya sehingga memenuhi syarat
sebagai agregat kasar.
Setting time Semen tipe I menurut SK SNI 15-2049-2004 yaitu awal waktu
pengikatan yaitu minimal 60 menit dan akhir waktu pengikatan maksimum 600
menit. Dari hasil pengujian dan perhitungan didapat awal waktu pengikatan yaitu
102.27 menit dan akhir waktu pengikatan yaitu 150 menit. Karena awal waktu
pengikatan diatas batas minimum dan akhir waktu pengikatan dibawah batas
maksimal sehingga semen tipe I merk Tiga Roda memenuhi syarat sebagai semen.
adalah 15 – 12.5 Mpa dan untuk taman dan penggunaan lain adalah 10 – 8.5 Mpa.
Sedangkan menurut SK SNI 03-0349-1989 tentang bata beton untuk pasangan
dinding maka diperoleh mutu beton dinding berlobang / berpori mutu I dengan
kuat tekan minimal 70 kg/cm2 dengan absorbsi maksimal 25 % dan mutu II
dengan kuat tekan minimal 50 kg/cm2 dengan absorbsi maksimal 35 %.
Dari hasil spesifikasi mutu beton diatas maka hasil pengujian kuat tekan
beton dapat di pergunakan di lapangan sebagai sidewalk, taman dan lain-lain, dan
dinding beton. Hasil analisis pengujian kuat tekan dapat dilihat pada tabel 4.16.
Dari hasil pada tabel 4.15 kuat tekan beton berpori batu apung tidak
memenuhi syarat untuk digunakan sebagai sidewalk dan taman sedangkan untuk
kuat tekan beton normal non-pasir memenuhi untuk dijadikan sidewalk dan
taman. Beton berpori batu apung menurut syarat mutu dinding beton tidak
memenuhi syarat untuk dinding mutu I tetapi memenuhi syarat untuk mutu II,
53
sedangkan beton normal non-pasir memnuhi syarat dinding beton mutu I dan
mutu II.
4.8.4 Analisis Hubungan Antara Kuat Tekan Beton dengan Absorbsi Beton