Anda di halaman 1dari 22

32

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian Agregat

4.1.1 Hasil Pengujian Agregat Kasar

Pengujian-pengujian yang dilakukan terhadap agregat kasar dalam


penelitian ini meliputi pengujian kadar air, berat jenis dan penyerapan, gradasi,
dan berat isi. Setelah dilakukan pengujian didapat hasil pengujian agregat kasar
yang disajikan dalam tabel 4.1 untuk agregat kasar split dan tabel 4.2 untuk
agregat kasar batu apung . Untuk perhitungan dan data-data pengujian secara
lengkap terdapat pada Lampiran A.

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Agregat Kasar Split Pasuruan

Jenis Pengujian Hasil Pengujian Standar Kesimpulan


Kadar Air 0.79 % 0.5 % - 2% Memenuhi Syarat
Berat Jenis SSD 2.69 gr/cm3 2.5 – 2.7 Memenuhi Syarat
Penyerapan 2.04 % 0.2 % - 4 % Memenuhi Syarat
Gradasi 6.66 5-8 Memenuhi Syarat
Bobot isi 1.44 gr/cm3 1.6 – 1.9 gr/cm3 Tidak Memenuhi
Syarat

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Agregat Kasar Batu Apung Gunung Kelud

Jenis Pengujian Hasil Pengujian Standar Kesimpulan


Kadar Air 24.23 % - -
Berat Jenis SSD 1.55 gr/cm3 1 – 1.8 gr/cm3 Memenuhi Syarat
Penyerapan 25.39 % Maksimum 20 % Tidak Memenuhi
Syarat Penyerapan
Terlalu Tinggi
33

Gradasi 6.73 5-8 Memenuhi Syarat


Bobot isi 0.79 gr/cm3 Maksimum 1.04 Memenuhi Syarat
gr/cm3

Untuk hasil pengujian gradasi agregat kasar Split Pasuruan serta persyaratan
batas SK SNI 03-2834-1993 dapat dilihat pada Tabel 4.3. dan Gambar 4.1.
berikut:

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Gradasi Agregat Kasar Split Pasuruan

Diameter % Komulatif Lolos % Komulatif Syarat


Lubang SK SNI
Split 4.8-9.6 Split 4.8-19
Saringan Tertinggal Tembus 03-2834-
(mm) 75% 25% 1993

76 75 25.00 0.00 100.00 100

38 75 25.00 0.00 100.00 100

19.2 75 22.69 2.31 97.69 95 - 100

9.6 32.21 3.62 64.17 35.83 30 – 60

4.8 0.00 0.00 100.00 0.00 0 – 10

2.4 0.00 0.00 100.00 0.00 -

1.2 0.00 0.00 100.00 0.00 -

0.6 0.00 0.00 100.00 0.00 -

0.3 0.00 0.00 100.00 0.00 -

0.15 0.00 0.00 100.00 0.00 -

PAN 0.00 0.00 0.00 0.00 -


34

Jumlah 257.2053634 76.32 666.48 -


-

Modulus
6.66
Kehalusan

Dari Tabel 4.3. gradasi agregat kasar Split Pasuruan di atas dapat
digambarkan grafik gradasi beserta batas gradasi yang disyaratkan oleh SNI 03-
2834-1993 sebagai berikut :

GRAFIK GRADASI AGREGAT KASAR ( DIA. MAX 19 MM )


100.00

90.00

80.00
Kumualatif butiran lolos ( % )

70.00

60.00

50.00

40.00

30.00

20.00

10.00

0.00
2.4 4.8 9.6 19 38
Diameter Ayakan (mm)
Hasil Batas Spesifikasi Batas Spesifikasi

Gambar 4.1 Grafik Gradasi Agregat Kasar Split Pasuruan


35

Untuk hasil pengujian gradasi agregat kasar Batu Apung Gunung Kelud
serta persyaratan batas SK SNI 03-2834-1993 dapat dilihat pada Tabel 4.4. dan
Gambar 4.2. berikut:

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Gradasi Agregat Kasar Batu Apung Gunung Kelud

% Komulatif Lolos % Komulatif Syarat SK


Diameter
SNI 03-
Lubang Split
Split 4.8-9.6 2834-1993
Saringan 4.8-19 Tertinggal Tembus
(mm)
70% 30%

76 70 30.00 0.00 100.00 100

38 70 30.00 0.00 100.00 100

19.2 70 27.95 2.05 97.95 95 – 100

9.6 22.82 6.19 70.99 29.01 30 – 60

4.8 0.00 0.00 100.00 0.00 0 – 10

2.4 0.00 0.00 100.00 0.00 -

1.2 0.00 0.00 100.00 0.00 -

0.6 0.00 0.00 100.00 0.00 -

0.3 0.00 0.00 100.00 0.00 -

0.15 0.00 0.00 100.00 0.00 -

PAN 0.00 0.00 0.00 0.00 -

Jumlah 232.817 94.14 673.04 -

Modulus 6.73
36

Kehalusan

Dari Tabel 4.4. gradasi agregat kasar Batu Apung Gunung Kelud di atas
dapat digambarkan grafik gradasi beserta batas gradasi yang disyaratkan oleh SNI
03-2834-1993 sebagai berikut :

GRAFIK GRADASI AGREGAT KASAR ( DIA. MAX 19 MM )


100.00

90.00

80.00
Kumualatif butiran lolos ( % )

70.00

60.00

50.00

40.00

30.00

20.00

10.00

0.00
2.4 4.8 9.6 19 38
Diameter Ayakan (mm)
Hasil Batas Spesifikasi Batas Spesifikasi

Gambar 4.2 Grafik Gradasi Agregat Kasar Batu Apung Gunung Kelud

4.2 Hasil Pengujian Semen

Pengujian-pengujian yang dilakukan terhadap semen dalam penelitian ini


meliputi pengujian kehalusan semen, konsistensi normal semen, setting time, kuat
tekan mortar dan berat isi. Setelah dilakukan pengujian didapat hasil pengujian
semen yang disajikan dalam tabel 4.5 untuk semen yang di uji adalah semen jenis
PCC dari semen Tiga Roda. Untuk perhitungan dan data-data pengujian secara
lengkap terdapat pada Lampiran A.
37

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Semen PCC Tiga Roda

Jenis Pengujian Hasil Pengujian Standar Kesimpulan


Kehalusan Semen Tertahan di Tertahan di Memenuhi Syarat
saringan No. 200 saringan No. 200
sejumlah 15 % maksimal 22 %
Konsistensi 23.4 % - -
Normal
Setting Time Setting Awal pada Setting Awal Memenuhi Syarat
menit ke 102 dan minimal menit ke
Setting Akhir 45 dan Setting
menit ke 150 Akhir maksimal
menit ke 375
Bobot isi 1.21 gr/cm3 - -
Kuat Tekan
Mortar

4.3 Perhitungan Rancang Campur Beton

Perhitungan rencana campuran adukan beton (mix design) dibagi menjadi 2


variasi,variasi yang pertama agregat kasar menggunakan Batu Apung dari Gunung
Kelud dan variasi yang kedua menggunakan agregat kasar Spit dari Pasuruan,
rencana campuran adukan beton menggunakan mix design beton non-pasir Raju,
1983.

4.3.1 Perhitungan Rancang Campur Beton Agregat Kasar Batu Apung

Perhitungan rencana campuran beton menggunakan agregat kasar Batu


Apung Gunung Kelud menggunakan mix design beton non-pasir Raju 1983 dapat
dilihat pada tabel 4.5.
38

Tabel 4.5 Mix Design Beton non-pasir menggunakan Batu Apung

TABEL/GRAFIK
NO URAIAN NILAI
PERHITUNGAN

K 92 = 9.2 Mpa = 92
Kuat tekan
1 Ditetapkan kg/cm2 pada 28 hari cacat
karakteristik /fc
yg diijinkan 5%

Standar deviasi
2 Diketahui 4.2 Mpa = 42 kg/m2
rencana

Nilai tambah
3 (k= 1.64 x 42) 6.8 Mpa = 68 kg/cm2
(margin)

Kekuatan rata-rata 9.2 + 6.8 = 16 Mpa


4 fcr = fc + (k. sd)
yg ditargetkan 92 + 68 = 160 kg/cm2

5 Jenis semen Ditetapkan PCC I

6 Jenis admixture tidak pakai

7 Jenis agregat halus tidak pakai

8 Jenis agregat kasar batu apung Gunung Kelud

grafik hubungan antara kuat


tekan.w/c ratio, a/c ratio untuk
9 Faktor air semen 0.375
beton non pasir (M.S.
Sheety,2009).

10 Slump - -

Ukuran agregat
11 Ditetapkam 20 mm
maksimum
39

12 berat isi semen 2350 kg/m3 1210 kg/m3

berat isi agregat


13 790 kg/m3 790 kg/m3
kasar

a/c ratio (terhadap


14 6 6
volume)

15 kepadatan beton Ditetapkam 2100 kg/m3

(a/c ratio (terhadap volume) x


a/c ratio (terhadap
16 berat isi agregat kasar) / berat (6 x 790) / 1210 = 3.91
berat)
isi semen

Proporsi campuran / m3 material kondisi SSD

Jumlah Berat bahan – bahan untuk setiap m3 campuran

Semen = = 396.60 kg

Agregat = = 1550.71 kg

Air = = 148.73 kg

Proposi Campuran Setelah dikoreksi

Semen = 396.6 kg/cm3

Air = B - (Ck - Ca) x C / 100 - (Dk - Da) x D / 100

= 148.73 - (24.23 - 25.39) x 1550.71 / 100

= 166.72 kg/cm3
40

Agregat = D + (Dk - Da) x D / 100

= 1550.71 + (24.23 - 25.39) x 1550.71 /100

= 1532.72 kg/cm3

Dimana : B = Jumlah air (kg/m3)

D = Jumlah kerikil (kg/m3)

Dk = Kandungan air dalam agregat kasar (%)

Da = Absorbsi air pada agregat kasar (%)

Dari hasil tersebut maka dapat dihitung kebutuhan bahan satu kali adukan
untuk uji kuat tekan dan absorbsi yang terdiri dari 4 buah benda uji untuk kuat
tekan dan 2 buah benda uji untuk porositas yang masing-masing benda uji
berbentuk kubus 15 x 15 x 15 cm. Kebutuhan bahan tiap adukan disajikan dalam
tabel 4.6.

Tabel 4.6 Kebutuhan Bahan untuk Satu Kali Adukan

Pengujian Jumlah Total Volume Semen Batu Air


benda uji + 15 % dari (kg) Apung (kg)
(buah) total Volume (kg)
(cm3)
Kuat Tekan 18 0.0698 27.7 107 11.64
dan
Absorbsi
41

Tabel 4.7 Kebutuhan Bahan Agregat Batu Apung menurut Gradasi

Kebutuhan Prosentase Jumlah


Batu Keterangan Gradasi Batu
Apung (%) Apung
(kg) (kg)
Lolos saringan 38 mm tertahan 20 mm 2.05 2.19
107 Lolos saringan 20 mm tertahan 10 mm 68.94 73.75
Lolos saringan 10 mm tertahan 4.75 mm 29.01 31

4.3.1 Perhitungan Rancang Campur Beton Agregat Kasar Split Pasuruan

Perhitungan rencana campuran beton menggunakan agregat kasar Split


Pasuruan menggunakan mix design beton non-pasir Raju 1983 dapat dilihat pada
tabel 4.8.

Tabel 4.8 Mix Design Beton non-pasir menggunakan Split Pasuruan

TABEL/GRAFIK
NO URAIAN NILAI
PERHITUNGAN

K 92 = 9.2 Mpa = 92
Kuat tekan
1 Ditetapkan kg/cm2 pada 28 hari cacat
karakteristik /fc
yg diijinkan 5%

Standar deviasi
2 Diketahui 4.2 Mpa = 42 kg/m2
rencana

3 Nilai tambah (margin) (k= 1.64 x 42) 6.8 Mpa = 68 kg/cm2

Kekuatan rata-rata yg 9.2 + 6.8 = 16 Mpa


4 fcr = fc + (k. sd)
ditargetkan 92 + 68 = 160 kg/cm2
42

5 Jenis semen Ditetapkan PCC I

6 Jenis admixture tidak pakai

7 Jenis agregat halus tidak pakai

8 Jenis agregat kasar batu apung Gunung Kelud

grafik hubungan antara


kuat tekan.w/c ratio, a/c
9 Faktor air semen 0.375
ratio untuk beton non pasir
(M.S. Sheety,2009)

10 Slump - -

Ukuran agregat
11 Ditetapkam 20 mm
maksimum

12 berat isi semen 2350 kg/m3 1210 kg/m3

13 berat isi agregat kasar 1440 kg/m3 1440 kg/m3

a/c ratio (terhadap


14 6 6
volume)

15 kepadatan beton Ditetapkam 2100 kg/m3

(a/c ratio (terhadap


a/c ratio (terhadap
16 volume) x berat isi agregat (6 x 1440) / 1210 = 7.14
berat)
kasar) / berat isi semen

Proporsi campuran / m3 material kondisi SSD


43

Jumlah Berat bahan – bahan untuk setiap m3 campuran

Semen = = 246.2 kg

Agregat = = 1760.89 kg

Air = = 92.48 kg

Proposi Campuran Setelah dikoreksi

Semen = 246.2 kg/cm3

Air = B - (Ck - Ca) x C / 100 - (Dk - Da) x D / 100

= 92.48 - (0.79 – 2.04) x 1760.89 / 100

= 114.49 kg/cm3

Agregat = D + (Dk - Da) x D / 100

= 1760.89 + (0.79 – 2.04) x 1760.89 /100

= 1738.88 kg/cm3

Dimana : B = Jumlah air (kg/m3)

D = Jumlah kerikil (kg/m3)

Dk = Kandungan air dalam agregat kasar (%)

Da = Absorbsi air pada agregat kasar (%)

Dari hasil tersebut maka dapat dihitung kebutuhan bahan satu kali adukan
untuk uji kuat tekan dan absorbsi yang terdiri dari 4 buah benda uji untuk kuat
tekan dan 2 buah benda uji untuk porositas yang masing-masing benda uji
berbentuk kubus 15 x 15 x 15 cm. Kebutuhan bahan tiap adukan disajikan dalam
tabel 4.9.
44

Tabel 4.9 Kebutuhan Bahan untuk Satu Kali Adukan

Pengujian Jumlah Total Volume Semen Split Air


benda uji + 20 % dari (kg) (kg) (kg)
(buah) total Volume
(m3)
Kuat Tekan 18 0.0729 18 126.76 8.35
dan
Absorbsi

Prosentase gradasi agregat kasar split pada kebutuhan campuran beton


didapatkan dari gradasi gabungan prosentase kumulatif lolos agregat kasar batu
apung (Tabel 4.4 Hasil Pengujian Gradasi Agregat Kasar Batu Apung Gunung
Kelud), pengunaan prosentase dimaksudkan untuk bisa membandingkan kuat
tekan dan absorbsi jika gradasi yang digunakan mengacu pada gradasi batu apung.
Kebutuhan bahan agregat batu apung dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Kebutuhan Bahan Agregat Batu Apung menurut Gradasi

Kebutuhan Prosentase Jumlah


Split Keterangan Gradasi Split
(kg) (%) (kg)
Lolos saringan 38 mm tertahan 20 mm 2.05 2.6
126.76 Lolos saringan 20 mm tertahan 10 mm 68.94 87.4
Lolos saringan 10 mm tertahan 4.75 mm 29.01 36.7

4.4 Hasil Pengujian Nilai Slump

Dari masing-masing campuran adukan beton tersebut dilakukan pengujian


slump. Nilai slump diperlukan untuk mengetahui tingkat workabilitas dari
campuran beton. hasl pengujian dapat dilihat pada tabel 4.11. sebagai berikut :
45

Tabel 4.11 Hssil Pengujian Nilai Slump Beton

Jenis Agregat Batu Apung Gunung Kelud Split Pasuruan


Nilai Slump (cm) 6 6

4.5 Hasil Pengujian Kadar Udara

Dari masing-masing campuran adukan beton tersebut dilakukan pengujian


kadar udara. Kadar udara diperlukan untuk mengetahui kadungan udara pada
beton segar. hasl pengujian dapat dilihat pada tabel 4.12. sebagai berikut :

Tabel 4.12 Hasil Pengujian Kadar Udara Beton Segar

Jenis Agregat Batu Apung Gunung Kelud Split Pasuruan


Kadar Udara (%) >10 7

4.6 Hasil Pengujian Bobot Isi Beton Segar

Dari masing-masing campuran adukan beton dilakukan pengujian Bobot Isi


Beton Segar. Bobot Isi diperlukan untuk mengetahui berat beton segar per satuan-
isi. hasl pengujian dapat dilihat pada tabel 4.13. sebagai berikut :

Tabel 4.13 Hasil Pengujian Bobot Isi Beton Segar

Jenis Agregat Batu Apung Gunung Kelud Split Pasuruan


Kadar Udara (gr/cm3) 1.22 1.92

4.7 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton

Pengujian kuat tekan ini dilakukan terhadap 4 benda uji per umur rencana
berupa kubus berdimensi 15 x 15 x 15 cm setiap variasi agregat. Pengujian ini
46

dilakukan untuk mengetahui nilai kuat tekan beton. Dari pengujian pada tiap
variasi agregat diperoleh nilai kuat tekan beton yang disajikan dalam tabel 4.14.

Tabel 4.14 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton

Umur Tekanan Tegangan Tegangan


Benda Uji (Hari) Hancur Hancur Rata-rata Keterangan
(KN) (kg/cm2) (kg/cm2)
1 60 27
2 7 205 93 77
3 115 52
Beton 4 300 136
Berpori 5 100 45 Kuat tekan turun karena
Batu 6 21 110 50 51 tidak rata dan retak di

Apung satu sisi dan pemadatan


7 105 48
yang tidak merata
8 135 61
9 200 91 Kuat tekan turun karena

10 28 125 57 65 tidak rata dan retak di


satu sisi dan pemadatan
11 120 54
yang tidak merata
12 130 59
1 285 129
2 7 225 102 112
3 345 156
Beton 4 130 59
Normal 5 500 227
Non- 6 21 150 68 144
Pasir 7 410 186
Split 8 210 95
9 285 129 Kuat tekan turun karena

10 28 315 143 137 tidak rata dan retak di


satu sisi dan pemadatan
11 205 93
yang tidak merata
12 400 181
47

Dari data tabel 4.14 diperoleh grafik hubungan kuat tekan dengan variasi
agregat yaitu beton menggunakan agregat kasar batu apung dan agregat kasar split
yang digambarkan pada gambar 4.3.

160

140

120
Kuat Tekan (kg/cm2)

100
Umur 7 Hari
80 Umur 21 Hari
Umur 28 Hari
60

40

20

0
Beton Berpori Batu Apung Beton Normal Non-Pasir
Split

Gambar 4.3 Grafik Hubungan Variasi Agregat Kasar dengan Kuat Tekan Beton

4.7 Hasil Pengujian Penyerapan (Absorbsi) Beton

Pengujian absorbso ini dilakukan terhadap 2 benda uji per umur rencana
berupa kubus berdimensi 15 x 15 x 15 cm setiap variasi agregat. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui banyaknya air yang diserap oleh benda uji beton.
Dari pengujian pada tiap variasi agregat diperoleh nilai absorbsi benda uji beton
yang disajikan dalam tabel 4.15.
48

Tabel 4.15 Hasil Pengujian Penyerapan (Absorbsi) Beton

Umur Berat Beton Berat Beton Penyerapan Rata-


Benda Uji (Hari) Oven (A) SSD (B) (%) rata
(gram) (gram) (%)
1 7 3452 4028 16.69 16.13
2 7 3454 3992 15.58
Beton 3 21 4210 4850 15.2 15.6
Berpori 4 21 3646 4229 15.99
Batu Apung 5 28 3542 4230 19.42 18.85
6 28 3700 4376 18.27
1 7 6535 6650 1.76 2.04
Beton 2 7 6372 6520 2.32
Normal 3 21 5808 6160 6.06 6.45
Non-Pasir 4 21 5728 6120 6.84
Split 5 28 5935 6318 6.45 6.3
6 28 5800 6156 6.14

Dari data tabel 4.15 diperoleh grafik hubungan absorbsi dengan variasi
agregat yaitu beton menggunakan agregat kasar batu apung dan agregat kasar split
yang digambarkan pada gambar 4.4
49

20

18

16

14
Penyerapan (%)

12
Umur 7 Hari
10 Umur 21 Hari
8 Umur 28 Hari

0
Beton Berpori Batu Beton Normal Non-Pasir
Apung Split

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Variasi Agregat Kasar dengan Penyerapan Beton

4.8 Analisa Data

4.8.1 Pengujian Agregat Kasar

4.8.1.1. Kadar Air

Spesifikasi kadar air agregat kasar menurut ASTM yaitu 0.5 % - 2.0 %. Dari
hasil pengujian dan perhitungan diperoleh kadar air dalam agregat kasar split
pasuruan sebesar 0.79 %. Karena masih berada dalam batasan yang seharusnya
sehingga kadar air split memenuhi syarat sebagai agregat kasar. Batu apung
merupakan agregat ringan sehingga kadar air nya berbeda dan dalam peraturan SK
SNI 03-2461-2002 belum ada peraturan tentang kadar air untuk batu apung. Dari
hasil pengujian dan perhitungan diperoleh kadar air dalam agregat kasar batu
apung Gunung Kelud sebesar 24.43 %.
50

4.8.1.2. Berat Jenis dan Penyerapan (Absorbsi)

Spesifikasi berat jenis dan absorbsi agregat kasar menurut ASTM yaitu 1.6
– 3.2 gr/cm3 dan absorbsi yaitu 0.2 – 4.0 %. Dari hasil pengujian dan perhitungan
diperoleh berat jenis split yaitu 2.69 gr/cm3 dan absorbsi split yaitu 2.04 %.
Karena masih berada dalam batasan yang seharusnya sehingga berat jenis dan
absorbsi agregat kasar split memenuhi syarat sebagai agregat kasar.

Spesifikasi berat jenis dan absorbsi agregat ringan menurut SK SNI 03-
2461-2002 yaitu 1.0 – 1.8 gr/cm3 dan absorbsi yaitu maksimum 20 %. Dari hasil
pengujian dan perhitungan diperoleh berat jenis batu apung yaitu 1.55 gr/cm3 dan
absorbsi batu apung sebesar 25.39 %. Karena masih berada dalam batasan yang
seharusnya sehingga berat jenis untuk batu apung memenuhi standar sebagai
agregat ringan dan absorbsi untuk batu apung tidak memenuhi karena diatas nilai
maksimal yang ditentukan. Hal ini terjadi karena batu apung di Gunung Kelud
bermacam macam dan masih belum ada riset karena belum dimanfaatkan untuk
konstruksi sehingga penelitian untuk batu apung di Gunung Kelud masih belum
ada, dalam campuran beton berpori ini campuran beton harus dikoreksi supaya
tahu berapa jumlah batu apung yang dibutuhkan sehingga akan menyesuaikan
dengan kadar air serta absorbsi dalam batu apung tersebut.

4.8.1.3. Berat Isi

Spesifikasi berat isi agregat kasar menurut ASTM yaitu 1.6 – 1.9 gr/cm3.
Dari hasil pengujian dan perhitungan diperoleh berat isi split yaitu 1.44 gr/cm3 .
Karena masih berada dalam batasan yang seharusnya sehingga berat isi agregat
kasar split tidak memenuhi syarat sebagai agregat kasar. Agregat kasar split tetap
digunakan untuk campuran beton.

Spesifikasi berat isi agregat ringan menurut SK SNI 03-2461-2002 yaitu


maksimum 1.04 gr/cm3. Dari hasil pengujian dan perhitungan diperoleh berat isi
batu apung yaitu 0.79 gr/cm3. Karena masih berada dalam batasan yang
51

seharusnya sehingga berat isi untuk batu apung memenuhi standar sebagai agregat
ringan.

4.8.1.4. Gradasi Agregat Kasar

Modulus halus agregat kasar menurut ASTM yaitu 5.5 % - 8.5 %. Dari hasil
pengujian dan perhitungan didapat nilai modulus halus agregat kasar split yaitu
6.66 dan modulus halus batu apung yaitu 6.73. Karena agregat kasar split dan batu
apung masih berada dalam batasan yang seharusnya sehingga memenuhi syarat
sebagai agregat kasar.

4.8.2 Pengujian Semen

4.8.2.1. Kehalusan Semen

Kehalusan Semen menurut ASTM yaitu tertahan di saringan No.200 yaitu


maksimum 22 %. Dari hasil pengujian dan perhitungan didapat nilai kehalusan
semen yaitu 15 % tertahan di saringan No.200 . Karena semen tipe I merk Tiga
Roda masih di bawah nilai maksimum yang ditentukan sehingga memenuhi syarat
sebagai semen.

4.8.2.2. Setting Time Semen

Setting time Semen tipe I menurut SK SNI 15-2049-2004 yaitu awal waktu
pengikatan yaitu minimal 60 menit dan akhir waktu pengikatan maksimum 600
menit. Dari hasil pengujian dan perhitungan didapat awal waktu pengikatan yaitu
102.27 menit dan akhir waktu pengikatan yaitu 150 menit. Karena awal waktu
pengikatan diatas batas minimum dan akhir waktu pengikatan dibawah batas
maksimal sehingga semen tipe I merk Tiga Roda memenuhi syarat sebagai semen.

4.8.3 Pengujian Kuat Tekan dan absorbsi

Menurut SK SNI 03-0691-2002 tentang bata beton dimana menjadi acuan


mutu beton berpori, maka diperoleh kuat tekan untuk sidewalk kuat tekan beton
52

adalah 15 – 12.5 Mpa dan untuk taman dan penggunaan lain adalah 10 – 8.5 Mpa.
Sedangkan menurut SK SNI 03-0349-1989 tentang bata beton untuk pasangan
dinding maka diperoleh mutu beton dinding berlobang / berpori mutu I dengan
kuat tekan minimal 70 kg/cm2 dengan absorbsi maksimal 25 % dan mutu II
dengan kuat tekan minimal 50 kg/cm2 dengan absorbsi maksimal 35 %.

Dari hasil spesifikasi mutu beton diatas maka hasil pengujian kuat tekan
beton dapat di pergunakan di lapangan sebagai sidewalk, taman dan lain-lain, dan
dinding beton. Hasil analisis pengujian kuat tekan dapat dilihat pada tabel 4.16.

Kuat Absorbsi Fungsi


Benda Umur Tekan Rata-rata SNI 03-0691-2002 SNI 03-0349-1989
Uji (Hari) Rata-rata (%) (Bata Beton) (Dinding Beton)
2
(kg/cm ) Sidewalk Taman dll Mutu I Mutu II
7 77 16.13 Tidak Tidak Tidak Memenuhi
Beton Memenuhi Memenuhi Memenuhi
Berpori 21 51 15.6 Tidak Tidak Tidak Memenuhi
Batu Memenuhi Memenuhi Memenuhi
Apung 28 65 18.85 Tidak Tidak Tidak Memenuhi
Memenuhi Memenuhi Memenuhi
Beton 7 112 2.04 Tidak Memenuhi Memenuhi Memenuhi
Normal Memenuhi
Split 21 144 6.45 Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi
Non- 28 137 6.3 Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi
Pasir

Dari hasil pada tabel 4.15 kuat tekan beton berpori batu apung tidak
memenuhi syarat untuk digunakan sebagai sidewalk dan taman sedangkan untuk
kuat tekan beton normal non-pasir memenuhi untuk dijadikan sidewalk dan
taman. Beton berpori batu apung menurut syarat mutu dinding beton tidak
memenuhi syarat untuk dinding mutu I tetapi memenuhi syarat untuk mutu II,
53

sedangkan beton normal non-pasir memnuhi syarat dinding beton mutu I dan
mutu II.

4.8.4 Analisis Hubungan Antara Kuat Tekan Beton dengan Absorbsi Beton

Anda mungkin juga menyukai