Anda di halaman 1dari 3

Potensi Bahaya bagi Pekerja pada Transportasi Penyebrangan ke

Pulau Pari

Pada tanggal 10 – 11 Mei 2018 dilaksanakan FVP serta Gathering Program Studi
Teknik Lingkungan Universitas Bakrie yang diikuti oleh hampir seluruh mahasiswa, alumni,
dan Dosen Prodi TLK-UB. Dari hasil kunjugan tersebut diperoleh beberapa parameter yang
dapat membahayakan pekerja dan penumpang yang menggunakan alat transportasi kapal ini.

Berikut adalah beberapa parameter yang dapat membahayakan:

1. Kebisingan
 Suara mesin pada kapal sangat menganggu untuk para pekerja yanh ada di dalam kapal
karena setiap harinya harus berada di kapal tersebut. Kebisingan tersebut menyebabkan
sulitnya komunikasi antar kru kapal sehingga dapat menyebabkan miss komunikasi
sesama kru, selain itu kebisingan yang di hasilkan juga cukup besar sehingga dapat
menganggu & merusak pendengaran jika sering/ setiap harinya berada di kapal tersebut
 Cara menguranginya adalah menggunakan ear pad untuk kru yang bertugas di dekat
mesin kapal

2. Kemanan
 Kru yang bertugas di kapal tersebut tidak memakai peralatan keamanan seperti
pelampung, hal ini dapat mengakibatkan apabila terjadi sesuatu pada saat perjalanan dan
kemudian mengalami kepanikan sehingga tidak sempat memakai pelampung maka kru
kapal sulit untuk menyelamatkan dirinya. Pelampung digunakan agar orang yang
memakainya tidak tenggelam.

3. Suhu
 Banyak penumpang yang tidak kebagian tempat duduk di dalam kapal yang
menyebabkan mereka harus duduk dibagian buritan kapal tanpa atap untuk berlindung
sehingga para penumpang yang berada di atas kapal merasa kepanasan karena berada
langsung dibawah terik matahari.
 Suhu di dalam kapal juga cukup pengap dan panas jika kapal tersebut diam dan tidak
bergerak, dan jika kapal tersebut jalan angin laut yang masuk sangat kencang dan
berbahaya bagi kesehatan tubuh.
 Untuk meminimalisir hal tersebut, kapal di desain dengan aman dan sirkulasi udara yang
baik.

4. Pelampung
 Jumlah pelampung tidak sebanding dengan jumlah penumpang, sehingga banyak
penumpang yang tidak menggunakan pelampung dan terdapat beberapa pelampung yang
tidak memiliki tali sehingga dapat membahayakan keselamatan jika terjadi kecelakaan
dilaut.
 Untuk meminilalisirnya, awak kapal lebih memperhatikan fasilitas terhadap keselamatan
secara lebih cermat
5. Muatan
 Muatan kapal yang di bawa berkapasitas kurang lebih 300 orang akan tetapi kapal
tersebut juga mengangkut beban lebih dr 300 orang belum termasuk barang-barang yang
diangkut. Muatan yang berlebih ini menyebabkan penumpang banyak yang duduk di luar
(ujung kapal) dimana tidak terdapat tempat duduk bahkan alas duduk sehingga dapat
membahayakan penumpang dan awak kapal itu sendiri.
 Untuk meminimalisirnya, seharusnya awak kapal lebih memperhatikan jumlah muatan
agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

6. Ergonomi
 Tempat duduk yang berada di dalm kapal tidak sesuia dengan bentuk yang seharusnya,
sehingga menyebabkan ketidaknyamanan yang dirasakan penumpang dikarenakan posisi
duduk yang terlalu tegak selama perjalanan, dan penumpang yang tidak kebagian duduk
di dalam kapal harus duduk diluar dan duduk di lantai kapal yang tidak memiliki kursi
sehingga menyebabkan posisi duduk yang tidak benar.
 Untuk meminimalisirnya, sebaiknya kursi didesain lebih nyaman agar tidak terjadi
kelainan pada tulang punggung, dan sebaiknya memperhatikan jumlah muatan agar
semua penumpang dapat duduk di kursi.

Suasana penumpang yang duduk di luar kapal


LAPORAN FVP PULAU PARI
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA ALAT TRASPORTASI
MENUJU KE PULAU PARI

Oleh:
Kelompok 3
1. Alifia Rahmah (1162005012)
2. Dwiany Mustika Sari (1162005006)
3. Nathalie Anjanie P (1162005023)
4. Syauqy Khansa Arifa (1162005011)

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BAKRIE
JAKARTA
2018

Anda mungkin juga menyukai