“Hubungan Faktor Usia pada Novelty Seeking dan Pecandu
Narkoba dari Perilaku Hingga Neurotransmiter”
Disusun Oleh:
Pembimbing :
1
2
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Hubungan Faktor Usia pada Novelty Seeking dan Pecandu Narkoba dari
Perilaku Hingga Neurotransmiter
Disusun Oleh:
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
dari 250 miliar per tahun, tetapi terapi psikofarmakologis saat ini belum
usia remaja, hal ini disebabkan karena remaja menunjukan tingkatan perilaku
dalam mencari hal-hal yang baru leboh tinggi dibanding dewasa , sehingga
Pada tahun 2008 pengguna narkoba sebanyak 3.352.527 orang dan naik
menjadi 4.274.333 orang di tahun 2011. Kemudian pada tahun 2014, turun
menjadi 4.022.228 orang dan naik kembali secara signifikan di tahun 2015
dengan 4.098.029 orang pengguna atau 2,2% dari total penduduk Indonesia
usia 10-59 tahun. 70% dari pengguna narkoba adalah pekerja, 22% adalah
tertarik pada rangsangan baru dan merespons dengan cepat isyarat untuk
SB, 2014)
yang berlaku untuk banyak jenis obat, seperti anti depresi, psikostimulan,
(Cloninger, 1987).
kecanduan.
molekul
penelitian selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
1987) (Hiroi & Agatsuma, 2005). Pencarian hal baru secara berlebihan
Teta, & Kraft, 1993) ; (Hiroi & Agatsuma, 2005); (Flagel SB, 2014).
7
8
ini juga berkorelasi dengan usia; ada perbedaan dalam perilaku mencari
sebuah fakta yang berlaku untuk banyak jenis obat, seperti depresi,
saraf ketika mengirim, menerima, dan memproses informasi. Ada dua cara
mirip dengan utusan kimia alami yang disebut sebagai neurotransmiter yang
untuk mencegah daur ulang normal dari senyawa kimia otak ini. Akibat hal
dopamin yang dibutuhkan lebih besar daripada sebelumnya. Efek ini dikenal
dengan istilah toleransi zat, yaitu dosis narkoba yang semakin meningkat
((NIDA), 2011).
12
system kimia otak yang lain dan juga circuit (aliran listrik). Glutamat adalah
yang dapat merusak fungsi kognitif. Studi tentang imaji otak individu
keputusan, belajar, daya ingat, dan kontrol perilaku. Bersamaan dengan itu,
merugikan tetapi dorongan untuk melakukan hal itu sangat kuat. Inilah pola
tidak saja bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi lingkungan sekitarnya.
yang buruk, sampai pada perubahan mental dan perilaku menjadi antisosial.
Bahkan pada Harian Republika Minggu, 13 Februari 2005 Prof. Dr. Zubairi
memiliki solidaritas kelompok yang sangat tinggi. Remaja yang tidak dapat
penyalahguna narkoba.
dan harga diri yang rendah. Seseorang yang mempunyai harga diri rendah
seseorang juga menjadi poin besar terhadap perbuatan negatif. Sangat jelas
bahwa harga diri dianggap mempunyai peranan yang besar dalam kaitannya
penyalahguna narkoba berisiko 6,84 kali lebih besar untuk melakukan pula
pada masa remaja konformitas terjadi dengan frekuensi yang lebih tinggi
labil pada remaja juga turut mendorong individu untuk lebih mudah
Menurut Davison & Neale (1974) ada beberapa faktor yang menjadi
a. Karakteristik kepribadian
narkoba.
c. Ketersediaan Narkoba
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1. Variabel
Usia.
3.2.1.2. Variabel Tergantung
Perilaku Hingga Neurotransmiter terhadap Novelty Seeking
dan Pecandu Narkoba.
3.2.2. Definisi Operasional
3.2.2.1. Usia
Perilaku
19
2010).
Neurotransmiter
2009).
3.3.1. Populasi
3.3.2. Sampel
3.6.1. Tempat
3.6.2. Waktu
20
DAFTAR PUSTAKA
(NIDA), N. I. (2011). Drugs, Brain, and Behavior the Science of Addiction. Science
Addiction.
Andrucci GL, A. R. (1989). The Relationship of MMPI and Sensation Seeking Scales to
Adolesect Drug use. J Pers Assess, 253-266.
Bardo, M., Donnohew, R., & Harrington, N. (1996). Psychobiology of Novelty seeking and
Drug Seeking Behavior. Behav Brain Res, 23-43.
Bernheim, A., Halfon, O., & Boutrel, B. (2013). Controvesies about The Enhanced
Vulnerability of The Adolescent Brain to Developt Addiction. Front Farmacol 4.
Burns, L. (2014). World Drug Report 2013 United Nations Office on Drugs and Crime.
Drug Alcohol Rev 33, 216.
Cipto, K. J. (2005). Harga Diri dan Konformitas Terhadap Kelompok Perilaku Minum
Minuman Alkohol Pada Remaja. Proyeksi.
Hawari, D. (2002). Penyalahgunaan & Ketergantungan Naza (Narkotika, Alkohol Dan Zat
Adiktif). Jakarta: Universitas Indonesia.
Hiroi, N., & Agatsuma, S. (2005). In Genetic Susceptibility to substance Dependence (pp.
336-344). Mol Psychiatry.
Mt, B., RL, D., & NG, H. (1996). Psychobiology of Novelty Seeking and Drug Seeking
Behavior. Behav Brain Res, 23-43.
Rahadian, D. (2009). Pengaruh Ekstrak Biji Pala (Myristica fragrans Houtt) Dosis 7,5 mg
per 25 grBB terhadap Waktu Induksi Tidur dan Lama Waktu Tidur Mencit Balb/C
yang diinduksi Thiopental . 3.
22
Sutker, P., Archer, R., & Allain, A. (1978). Drug Abuse Patterns, Personality Characteristics,
and Relationship with Sex, Race and Sensation Seeking. J Consult Clean Psychol.
Zuckerman, M., Kuhlman, D., Joireman, J., Teta, P., & Kraft, M. (1993). A Comparison of 3
a Structural Models for Personality. J Pers Soc Psychol.