LAPORAN A5 Terbaru4 LAGI PDF
LAPORAN A5 Terbaru4 LAGI PDF
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kota Gresik merupakan salah satu dari beberapa
kota yang berada di Jawa Timur yang didalamnya
terdapat banyak Industri layaknya Kota Surabaya, dimana
semakin banyaknya Industri maka semakin meningkat
pula taraf perekonomian masyarakatnya dan juga
semakin tingginya jumlah pendatang dikarenakan
banyaknya pendatang yang datang.
PT. Petrokimia Gresik merupakan salah satu
Industri yang cukup terkenal di kota lainnya yang
bergerak dalam bidang pertanian khususnya dalam
memproduksi pupuk. Semakin terkenalnya PT.
Petrokimia Gresik maka kebutuhan akan permintaan
pasar mengenai pupuk juga semakin meningkat. Oleh
karena itu, perlu diadakan pengembangan sarana dan
prasarana agar dapat menunjang produksinya.
Pembangunan dermaga menjadi salah satu
pengembangan sarana dan prasarana PT. Petrokimia
Gresik guna menunjang produksinya dalam hal bongkar
muat material. Dermaga ini direncanakan agar dapat
menampung kapasitas kapal 10000 (@ 3 x 10000) DWT
(Dead Weight Tonnage) sehingga proses bongkar muat
material menjadi lebih cepat dan lancar.
Struktur dermaga yang direncanakan harus
memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga tidak
sampai mengalami kegagalan struktur akibat beban yang
bekerja secara berulang ulang. Abutment merupakan salah
satu dari struktur pada dermaga yang cukup penting
yang berfungsi menerima beban dari atas yang kemudian
akan disalurkan ke struktur bawahnya. Abutment sendiri
1
2
B. Rumusan Masalah
Penulis dalam laporan ini merumuskan beberapa
permasalahan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Apa sajakah beban – beban yang bekerja pada
konstruksi geotextile ?
2. Apakah konstruksi geotextile sudah memenuhi syarat
aman terhadap stabilitas internal dan eksternal dari
beban yang bekerja ?
3. Apa sajakah beban – beban yang bekerja pada
konstruksi abutment ?
4. Apakah konstruksi abutment sudah memenuhi syarat
aman terhadap stabilitas guling dan stabilitas geser
dari beban yang berkerja ?
C. Tujuan Penelitian
Laporan ini merumuskan beberapa tujuan yang
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui beban yang bekerja pada
konstruksi geotextile.
2. Untuk mengetahui konstruksi geotextile sudah
memenuhi syarat aman terhadap stabilitas internal
dan eksternal dari beban yang bekerja.
3. Untuk mengetahui beban yang bekerja pada
konstruksi abutment.
4. Untuk mengetahui konstruksi abutment sudah
memenuhi syarat aman terhadap stabilitas guling
dan stabilitas geser dari beban yang berkerja.
3
D. Manfaat Penelitian
Laporan ini merumuskan beberapa manfaat yang
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bagi Universitas
Mempererat dan meningkatkan kerja sama antara
universitas sebagai lembaga pendidikan dengan
industri kontruksi serta untuk memperkenalkan
pendidikan di universitas.
2. Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh bekal pengetahuan dan menambah
cakrawala pandang dalam dunia industri
kontruksi teknik sipil secara nyata sebelum
akhirnya terjun ke lapangan.
b. Menambah informasi aktual mengenai dunia
kontruksi dengan pengembangan ilmu
pengetahuan dan ketrampilan.
c. Mengetahui perhitungan stabilitas dari
konstruksi abutment dan geotextile yang sudah
ada.
E. Batasan Penelitian
Laporan ini merumuskan beberapa batasan masalah
yang diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tidak memperhitungkan daya dukung tanah dasar.
2. Beban yang bekerja sesuai kriteria perencanaan
desain yang digunakan.
3. Konstruksi abutment dan geotextile sesuai dengan
shop drawing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan
penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis
dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji
penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu,
penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang
sama dengan judul penelitian penulis. Namun penulis
mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam
memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis.
Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa jurnal
terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Tri Hartanto, Perhitungan 1. Daya dukung
Achendri M. Struktur dan tanah = 47,75
Kurniawan Volume t/m2
Bangunan 2. Stabilitas
Abutment guling = 4,219
Jembatan Beton ≥ 1 (Ok)
(Studi Kasus 3. Stabilitas
Jembatan Beton eksentrisitas =
Bertulang di Desa -0,829 ≤ 0,4
Jolosutro Blitar) (Ok)
4
5
t/m2
3. Stabilitas
guling
geotextile =
4,757 > 3 (Ok)
4. Stabilitas geser
geotextile =
6,765 ≥ 3 (Ok)
𝑦 = 𝐻 3..................................................... (2.5)
Dimana,
𝜑
𝐾𝑝 = 𝑡𝑎𝑛2 45 + 2 ..................................(2.6)
Keterangan :
𝜎𝑝 : tegangan tanah pasif
𝑦 : titik tangkap gaya
𝛾 : berat jenis tanah
𝜑 : sudut geser tanah
Nilai sudut geser material tanah
mempunyai nilai yang berbeda – beda yang
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.2 Sudut geser material
Material Sudut Geser (φ)
Batuan 35
Kerikil, campuran kerikil –
29 – 31
pasir, pasir kasar
Pasir halus hingga
medium, pasir kelanauan
medium hingga kasar, 24 – 29
kerikil kelanauan atau
berlempung
Pasir halus, pasir
kalanauan atau
19 – 24
berlempung halus hingga
medium
Lanau kepasiran
17 – 19
halus,lanau non plastis
Lempung prakonsoidasi
atau residual yang sangat 22 – 26
teguh dan keras
Lempung agak teguh
hingga lempung dan 17 – 19
lempung kelanauan
(Sumber : SNI 1725:2016)
9
2 2
𝜎𝑎 𝑡 = 1,77𝑃 𝐻2 𝑚 𝑛 𝑚2 𝑛2 3 → 𝑚 > 4......(2.9)
2
𝜎𝑎 𝑡 = 0,28𝑃 𝐻2 𝑛 0,16 + 𝑛2 3 → 𝑚 < 4...(2.10)
𝑦 = 𝐻 3..................................................... (2.11)
Konsep tekanan tanah akibat beban titik
dapat dilihat pada gambar berikut :
(Sumber : Mektan II Hardiyatmo, 2010)
𝑦 = 𝐻 3..................................................... (2.14)
Konsep tekanan tanah akibat beban garis
dapat dilihat pada gambar berikut :
(Sumber : Mektan II Hardiyatmo, 2010)
11
3. Geotextile
Geotextile merupakan suatu material
geosintetik yang berbentuk lembaran kain tekstil
yang terbuat dari bahan polimer lentur yang
dipasang atau diletakkan di dalam tanah. Geotextile
terbagi menjadi tiga jenis yaitu geotextile woven
(teranyam), non woven (tak teranyam) dan rajutan
yang masing – masing mempunyai nilai kuat tarik
yang berbeda–beda. Perbedaan jenis geotextile dapat
dilihat pada gambar berikut :
(Sumber : Modul Pelatihan Geosintetik Volume 1, 2009)
Keterangan :
Sv : jarak vertikal antar lapisan geotextile
(tebal lapisan)
LR : panjang geotextile yang dianggap
tidak berkerja (berkontribusi)
LE : panjang geotextile yang berada pada
zona pengangkuran
LO : panjang lipatan tumpang tindih
(overlap) geotextile
L : panjang total geotextile
H : tinggi total
Z : kedalaman titik yang ditinjau dari
permukaan tanah
FS : faktor keamanan (1,3 – 1,5)
c : nilai kohesi tanah
δ : sudut geser antara tanah dengan
geosintetik
Konsep dalam pendimensian material
geotextile dapat dilihat pada gambar berikut :
(Sumber : Modul Pelatihan Geosintetik Volume 4,
2009)
5. Stabilitas geotextile
Stabilitas eksternal pada geotextile berfungsi
untuk mengecek agar geotextile tidak sampai
mengalami pergeseran dan pengulingan yang
disebabkan dari beban tambahan yang berada di
atasnya dan beban tanah timbunan yang dirumuskan
sebagai berikut :
(Sumber : Modul Pelatihan Geosintetik Volume 4, 2009)
𝑐×𝐿 + 𝜎 𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ×𝐿 ×tan 𝛿
𝑆𝐹𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 = ≥ 1,5............(2.23)
𝜎 𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝜎 𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝐿
𝑆𝐹𝑔𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔 = ≥ 1,5...........................(2.24)
𝜎 𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝐻 3
7. Perencanaan Abutment
Pada perencanaan konstruksi abutment harus
diperhatikan beberapa jenis beban yang bekerja,
beban tersebut antara lain beban aksi tetap, beban
aksi sementara, beban aksi lingkungan dan beban
aksi lain.
Beban aksi tetap merupakan beban sendiri dari
berat material yang menjadi elemen struktural
maupun elemen non struktural yang dipikul
abutment yang bersifat tetap. Berikut ini yang
termasuk beban dalam aksi tetap yaitu :
a. Beban berat sendiri
Beban berat sendiri merupakan beban
utama atau beban primer yang menjadi bagain
elemen struktural yang mempunyai berat jenis
material yang berbeda – beda yang diantaranya
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.4 Berat jenis bahan
Berat Jenis
No Bahan
(kg/m3)
1 Beton 2400
2 Beton bertulang 2500
3 Beton pretegang 2600
4 Baja 7850
5 Aspal 2240
6 Batu pasangan 2350
7 Pasir 16000
8 Lempung 1280
9 Kayu 1120
10 Air 1000
(Sumber : PPPJJR, 1987)
22
Ab : luas bidang
Koefisien seret dan kecepatan angin dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.6 Koefisien seret
𝑏 CW
𝑑
1,0 2,10
2,0 1,50
≥ 6,0 1,25
(Sumber : BMS, 1992)
Tabel 2.7 Kecepatan angin
Pantai Luar Pantai
(< 5 km dari pantai) (> 5 km dari pantai)
30 𝑚 𝑑𝑡 25 𝑚 𝑑𝑡
35 𝑚 𝑑𝑡 30 𝑚 𝑑𝑡
(Sumber : BMS, 1992)
b. Beban gempa
Beban gempa merupakan beban yang tidak
dapat diprediksi dengan memperhitungkan
berbagai macam parameter yang dirumuskan
sebagai berikut :
(Sumber : SNI 1726:2012)
𝑆𝐷𝑆 = 2 3 𝐹𝑎 𝑆𝑠 …..............................................(2.29)
𝑆𝐷1 = 2 3 𝐹𝑣 𝑆1 …..............................................(2.30)
𝑆
𝑇 = 𝐷𝑆 𝑆 …...............................................(2.31)
𝐷1
𝑆
𝐶𝑆 = 𝐷𝑆 𝑅 …...........................................(2.32)
𝐼
Keterangan :
SDS : percepatan respon dalam periode
pendek
SD1 : percepatan respon dalam periode satu
detik
26
29
30
Mulai
Studi Litelatur
Pengumpulan Data
Data Sekunder
Data Primer
1. Shop Drawing
1. Observasi Abutment
2. Dokumentasi 2. Kriteria Desain
Abutment
Analisa
Pembebanan
Abutment Geotextile
Kontrol Stabilitas
Kontrol Stabilitas
Internal dan
Guling dan Geser
Eksternal
Kesimpulan
Selesai
B. Tahapan Penelitian
Berikut ini tahapan dalam melakukan penelitan
yang diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Studi litelatur
Adapun studi litelatur yang digunakan dalam
penelitian ini untuk menambah pengetahuan dalam
menganalisa abutment dengan perkuatan geotextile
sehingga memudahkan dalam menyelesaikan
laporan.
Studi litelatur yang digunakan diantaranya
adalah sebagai berikut.
a. Pedoman perencanaan pembebanan jembatan
jalan raya (PPJR) SKBI – 1.3.28.1987.
b. RSNI T – 02 – 2005.
c. SNI – 1725 – 2016
d. Modul pelatihan geosintetik bina marga.
e. Jurnal yang berkaitan dengan pembahasan
laporan.
2. Pengumpulan data
Adapun pengumpulan data yang digunakan
dalam menyelesaikan laporan adalah sebagai barikut.
a. Data primer
Pengumpulan data primer ini berupa
observasi langsung pada kondisi lapangan
dengan didampingi pembimbing lapangan serta
dokumentasi guna memperkuat data.
b. Data sekunder
Pengumpulan data sekunder ini berupa
data shop drawing sabutment yang telah
diperoleh dari pihak kantor.
32
3. Pembebanan
Adapun pembebanan yang dihitung dalam
menyelesaikan laporan adalah sebagai berikut.
a. Pembebanan abutment
Beban yang bekerja pada abutment berupa
beban berat sendiri abutment, berat komponen
abutment, beban hidup dan beban gempa.
b. Pembebanan geotextile
Beban yang bekerja pada geotextile berupa
beban akibat tekanan tanah dan beban tekanan
akibat beban tambahan.
4. Kontrol stabilitas
Adapun kontrol stabilitas yang dihitung dalam
menyelesaikan laporan ini adalah sebegai berikut.
a. Stabilitas abutment
Stabilitas abutment berupa stabilitas
terhadap bahaya guling.
b. Stabilitas geotextile
Stabilitas geotextile berupa stabilitas
terhadap bahaya internal dan bahaya eksternal.
35
36
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL
.
A. Analisa Timbunan
Material timbunan yang digunakan dalam
pelaksanaan yaitu berupa pasir yang berfungsi sebagai
pengisi ruang kosong yang terletak pada depan abutment
yang mempunyai spesifikasi material sebagai berikut.
Tabel 4.1 Spesifikasi material timbunan
Jenis Pasir
Sudut geser (φ ) 30°
Sudut kemiringan (β) 5°
Kohesi 0
Berat jenis (γ) 1,72 t/m3
Tinggi timbunan (H) 3,33 m
Tinggi timbunan1 (H1) 2,60 m
Panjang atas timbunan 9,35 m
Panjang bawah timbunan 2,60 m
Lebar timbunan 11,40 m
a. Tekanan tanah aktif akibat beban tanah sendiri
Berikut ini perhitungan untuk menentukan nilai
tekanan tanah aktif akibat beban tanah sendiri.
1) Sketh material timbunan beban sendiri
B. Analisa Geotextile
Material geotextile yang terletak pada depan
abutment berfungsi sebagai dinding penahan tanah dari
material timbunan yang mempunyai spefisikasi material
sebagai berikut.
Tabel 4.3 Spesifikasi material geotextile
Tipe Geotextile Woven
Kuat tarik 4,00 t/m
Fungsi Dinding Penahan
Faktor keamanan 1,3 s/d 1,5
Jarak antar geotextile
0,80 m
(Sv)
Panjang lipatan (Lo) 1,00 m
Panjang geotextile yang
1,00 m
tidak bekerja (Lr)
Panjang geotextile yang
berada pada zona 2,00 m
pengangkuran (Le)
44
3) Pendimensian geotextile
- Jarak vertikal antar lapisan geotextile
𝑇𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤
𝑆𝑉 =
𝜎𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝐹𝑆
1,82
𝑆𝑉 =
3,30 × 1,3
𝑆𝑉 = 0,42 𝑚
- Panjang lapisan geotextile di depan bidang
longsor
𝜑
𝐿𝑅 = 𝐻 − 𝑧 × tan 45 −
2
30
𝐿𝑅 = 2,60 − 2,60 × tan 45 −
2
𝐿𝑅 = 0 𝑚
𝐿𝑅 = 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 1,00 𝑚
- Sudut geser antara tanah dengan
geosintetik
𝛿 = 0,9 × 𝜑
𝛿 = 0,9 × 30
𝛿 = 27°
- Panjang lapisan geotextile di belakang
bidang longsor
𝑆𝑉 × 𝜎𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝐹𝑆
𝐿𝐸 = ×
2
𝑐 + 𝛾𝑡𝑎𝑛𝑎 ℎ × 𝑧 × tan 𝛿
0,42 × 3,30 × 1,30
𝐿𝐸 = ×
2
0 + 1,72 × 2,60 × tan 27
𝐿𝐸 = 0,90 × 2,79
𝐿𝐸 = 2,05 𝑚
- Panjang lipatan lapisan geotextile
𝑆𝑉 × 𝜎𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝐹𝑆
𝐿𝑂 = ×
4
𝑐 + 𝛾𝑡𝑎𝑛𝑎 ℎ × 𝑧 × tan 𝛿
47
C. Analisa Abutment
Konstruksi abutment yang berfungsi sebagai
dinding penahan dan sebagai penerus beban yang bekerja
diatasnya mempunyai sketh penampang sebagai berikut.
48
3) Segmen III
- Bentuk : persegi panjang
- Luas
= 𝐻2 × 𝐴1 + 𝐴2
= 0,29 × 0,80 + 0,60
= 0,29 × 1,40
= 0,41 𝑚2
- Momen terhadap sb. X
= 𝐿𝑢𝑎𝑠 × 𝐵1
= 0,41 × 0,70
= 0,29 𝑚3
- Momen terhadap sb. Y
= 𝐿𝑢𝑎𝑠 × 𝑇2
= 0,41 × 0,94
= 0,39 𝑚3
4) Segmen IV
- Bentuk : persegi panjang
- Luas
= 𝐻1 × 𝐴1 + 𝐴2 + 𝐴3 + 𝐴4 + 𝐴5
= 0,80 × 0,80 + 0,60 + 0,30 + 0,20 +
0,10
= 0,80 × 2,00
= 1,60 𝑚2
- Momen terhadap sb. X
= 𝐿𝑢𝑎𝑠 × 𝐵2
= 1,60 × 1,00
= 1,60 𝑚3
- Momen terhadap sb. Y
= 𝐿𝑢𝑎𝑠 × 𝑇1
= 1,60 × 0,40
= 0,64 𝑚3
51
5) Segmen V
- Bentuk : segitiga
- Luas
= 𝐴3 × 𝐻4 2
= 0,30 × 0,30 2
= 0,09 2
= 0,045 𝑚2
- Momen terhadap sb. X
= 𝐿𝑢𝑎𝑠 × 𝐵4
= 0,045 × 1,50
= 0,07 𝑚3
- Momen terhadap sb. Y
= 𝐿𝑢𝑎𝑠 × 𝑇4
= 0,045 × 1,78
= 0,08 𝑚3
Titik berat abutment terletak pada jarak yaitu
- Terhadap sb. X
Σ Momen sb. X
𝑠𝑏. 𝑋 =
Σ Luas
0,88 + 0,14 + 0,29 + 1,60 + 0,07
𝑠𝑏. 𝑋 =
0,80 + 0,09 + 0,41 + 1,60 + 0,045
2,98
𝑠𝑏. 𝑋 =
2,95
𝑠𝑏. 𝑋 = 1,01 𝑚
- Terhadap sb. Y
Σ Momen sb. Y
𝑠𝑏. 𝑌 =
Σ Luas
1,41 + 0,18 + 0,39 + 0,64 + 0,08
𝑠𝑏. 𝑌 =
0,80 + 0,09 + 0,41 + 1,60 + 0,045
2,70
𝑠𝑏. 𝑌 =
2,95
𝑠𝑏. 𝑌 = 0,93 𝑚
52
= 0,40 × 5,00
= 2,00 𝑚2
Volume
= 2,00 × 12,00
= 24,00 𝑚3
Berat
= 24,00 × 2,5
= 60,00 𝑡
- Beam (@3 buah)
Luas
= 0,60 × 0,80
= 0,48 𝑚2
Volume
= 0,48 × 5,00
= 2,40 𝑚3
Berat
= 2,40 × 2,5
=6×3
= 18,00 𝑡
- Diaphragm bean (@2 buah)
Luas
= 0,20 × 0,60
= 0,12 𝑚2
Volume
= 0,12 × 3,50
= 0,42 𝑚3
Berat
= 0,42 × 2,5
= 1,05 × 2
= 2,10 𝑡
- Seismic anchor (@2 buah)
Luas
54
= 0,20 × 0,20
= 0,04 𝑚2
Volume
= 0,04 × 3,00
= 0,12 𝑚3
Berat
= 0,12 × 2,5
= 0,30 × 2
= 0,60 𝑡
- Stopper (@6 buah)
Luas
= 0,25 × 0,30
= 0,075 𝑚2
Volume
= 0,075 × 0,20
= 0,015 𝑚3
Berat
= 0,015 × 2,4
= 0,036 × 6
= 0,22 𝑡
- Plinth (@3 buah)
Luas
= 0,50 × 0,40
= 0,20 𝑚2
Volume
= 0,20 × 0,10
= 0,02 𝑚3
Berat
= 0,02 × 2,4
= 0,048 × 3
= 0,15 𝑡
- Bearing pad (@3 buah)
55
Luas
= 0,40 × 0,30
= 0,12 𝑚2
Volume
= 0,12 × 0,03
= 0,0036 𝑚3
Berat
= 0,0036 × 2,4
= 0,0086 × 3
= 0,03 𝑡
Total beban berat sendiri struktur atas
PMS SA
= 21,75 + 60,00 + 18,00 + 2,10 + 0,60 +
0,22 + 0,15 + 0,03
= 102,85 𝑡
Total beban yang diterima oleh abutment
PMS 1
= 1 2 × 102,85
= 51,43 𝑡
2) Beban berat sendiri abutment
- Segmen I
Luas = 0,80 𝑚2
Berat
= 0,80 × 2,5
= 2,00 𝑡 𝑚
- Segmen II
Luas = 0,09 𝑚2
Berat
= 0,09 × 2,5
= 0,23 𝑡 𝑚
- Segmen III
Luas = 0,41 𝑚2
56
Berat
= 0,41 × 2,5
= 1,03 𝑡 𝑚
- Segmen IV
Luas = 1,60 𝑚2
Berat
= 1,60 × 2,5
= 4,00 𝑡 𝑚
- Segmen V
Luas = 0,045 𝑚2
Berat
= 0,045 × 2,5
= 0,11 𝑡 𝑚
Total beban sendiri struktur abutment
PMS
= 2,00 + 0,23 + 1,03 + 4,00 + 0,11
= 7,37 𝑡 𝑚
= 7,37 × 12
= 88,44 𝑡
3) Beban lajur
- Beban terbagi merata
Nilai = 1,00 𝑡 𝑚2
Bentang tumpuan =5𝑚
Lebar lajur (@2 lajur) = 6,00 𝑚 𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟
QUDL
= 1,00 × 5
= 5,00 𝑡 𝑚
Total beban terbagi merata
QUDL Lajur
= 5,50 × 5,00 × 100% + 6,00 −
5,5 × 5,00 × 50%
57
= 27,50 + 1,25
= 28,75 𝑡
= 28,75 × 2 = 57,50 𝑡
- Beban garis
Nilai = 5,00 𝑡 𝑚
Bentang tumpuan =5𝑚
DLA atau FBD = 0,4
Lebar lajur (@2 lajur) = 6,00 𝑚 𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟
PKEL
= 1 + 0,4 × 5,00
= 7,00 𝑡 𝑚
Total beban garis
PKEL Lajur
= 5,50 × 7,00 × 100% + 6,00 −
5,5 × 7,00 × 50%
= 38,50 + 1,75
= 40,25 𝑡
= 40,25 × 2
= 80,50 𝑡
Total beban lajur yang diterima abutment
TD
= 57,50 + 80,50 2
= 69,00 𝑡
4) Beban gesekan
TBF
= 0,15 × 𝑃𝑀𝑆1
= 0,15 × 51,43
= 7,72 𝑡
Momen akibat beban gesekan dari beban
struktur atas yang terjadi pada abutment
MBF
58
= 7,72 × 𝐻1 + 𝐻2
= 7,72 × 0,80 + 0,29
= 8,42 𝑡𝑚
5) Beban rem
TB
0,05 × 𝑇𝐷
= 2
= 0,05 × 69,00
2
= 1,73 𝑡
Momen akibat beban rem dari beban lajur yang
terjadi pada abutment
MB
= 1,73 × Σ𝐻
= 1,73 × 0,80 + 0,29 + 0,50 + 0,30 +
0,30 + 0,25
= 1,73 × 2,44
= 4,22 𝑡𝑚
6) Beban gempa
- Spektrum respon gempa
Tabel 4.8 Parameter gempa
Jenis tanah Sedang
PGA 0,32
SS 0,66
S1 0,25
FA 1,27
FV 1,90
Faktor
1,25
keutamaan (Ie)
Rangka beton
bertulang
3
pemikul momen
biasa (R)
59
Nilai SDS
= 2 3 × 1,27 × 0,66
= 0,56
Nilai SD1
= 2 3 × 1,90 × 0,25
= 0,32
Nilai T
= 0,32 0,56
= 0,57 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Nilai CS
= 0,56
3
1,25
= 0,23
- Akibat berat struktur atas
TEQ MS SA
= 0,23 × 51,43
= 11,83 𝑡
- Akibat berat sendiri abutment
TEQ MS
= 0,23 × 88,44
= 20,34 𝑡
Total beban gempa yang diterima abutment
TEQ
= 11,83 + 20,34
= 32,17 𝑡
Momen akibat beban gempa dari beban struktur atas
dan berat sendiri yang terjadi pada abutment
MEQ
= 32,17 × Σ𝐻
= 32,17 × 0,80 + 0,29 + 0,50 + 0,30 +
0,30 + 0,25
60
= 32,17 × 2,44
= 78,50 𝑡𝑚
Berikut ini sketh gaya akibat pembebanan yang
terjadi pada abutment.
C Lingkungan
D Lainnya
61
61
d. Kombinasi beban abutment
Berikut ini merupakan kombinasi beban dari rekapitulasi beban yang bekerja pada
struktur abutment.
1) Kombinasi beban kondisi 1
Berikut ini keterangan dari kombinasi beban dalam kondisi 1
Tabel 4.10 Kombinasi beban ultimate 1
Vertikal Horizontal Mx
No Beban bekerja Kode
(ton) (ton) (ton m)
A Tetap
1 Berat sendiri PMS 88,44
Berat struktur
2 PMS1 51,43
atas
B Lalu lintas
3 Beban lajur TD 69,00
4 Beban rem TB 1,73 4,22
C Lingkungan
5 Beban gempa TEQ
D Lainnya
Beban gesekan TBF 7,72 8,42
62
61
63
64
61
65
f. Stabilitas abutment
Stabilitas abutment ini berfungsi untuk
mengecek agar konstruksi abutment tidak sampai
terjadi guling yang disebabkan dari beban – beban
yang bekerja pada konstruksi abutment tersebut yang
dapat diperhitungkan sebagai berikut.
1) Stabilitas guling
- Kombinasi beban kondisi 1
MPENAHAN
= ΣP𝑉𝐸𝑅𝑇𝐼𝐾𝐴𝐿 × 𝐵2
= 208,80 × 1,00
= 208,80 𝑡𝑚
MGULING
=12,64 𝑡𝑚
Stabilitas guling
SFGULING
= 208,80 12,64
= 16,52
= 16,52 ≥ 1,5 → 𝑂𝐾𝐸
- Kombinasi beban kondisi 2
MPENAHAN
= ΣP𝑉𝐸𝑅𝑇 𝐼𝐾𝐴𝐿 × 𝐵2
= 208,80 × 1,00
= 208,80 𝑡𝑚
MGULING
= 78,50 𝑡𝑚
Stabilitas guling
SFGULING
= 208,80 78,50
= 2,66
= 2,66 ≥ 1,5 → 𝑂𝐾𝐸
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta analisa yang
telah dilakukan dan dhitung, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Beban yang bekerja pada konstruksi geotextile yaitu
beban tanah timbunan sebesar 22,12 ton dan beban
tanah timbunan akibat beban diatas sebesar 15,34 ton.
2. Konstruksi geotextile sudah memenuhi syarat aman
terhadap stabilitas internal yang telah sesuai dengan
desain perencanaan yaitu jarak antar geotextile 0,42
meter ; panjang geotextile di depan bidang longsor
1,00 meter ; panjang geotextile di belakang bidang
longsor 2,05 meter dan panjang lipatan geotextile 1,00
meter. Stabilitas eksternal telah memenuhi syarat
berupa stabilitas geser yaitu sebesar 1,56.
3. Beban yang bekerja pada konstruksi abutment yaitu
beban berat sendiri sebesar 139,87 ton ; beban lajur
sebesar 69,00 ton ; beban rem sebesar 1,73 ton ; beban
gesekan 7,72 ton dan beban gempa sebesar 32,17 ton.
4. Konstruksi abutment sudah memenuhi syarat aman
terhadap stabilitas guling yaitu sebesar 16,52 pada
kombinasi beban kondisi satu dan sebesar 2,66 pada
kombinasi beban kondisi dua.
68
B. Saran
Dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan beberapa saran yang mungkin akan
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi
mahasiswa.
1. Dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk
menyusun Laporan Kerja Praktik hendaknya
selengkap mungkin sehingga tidak mempengaruhi
kelancaran penyusunan laporan nantinya.
2. Sebagai perencana perbanyak studi pustaka agar
pekerjaan yang sedang kita perhitungkan baik dan
benar sesuai dengan batas-batas yang diijinkan.
69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN