Anda di halaman 1dari 10

STABILITAS ABUTMENT DAN GEOTEXTILE AREA TRESTLE

PEMBANGUNAN DERMAGA C
PT. PETROKIMIA GRESIK
Fadjar Wahyu Rahardjo1), Titin Sundari2)
1) Mahasiswa Program Srudi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasyim Asy’ari
Tebuireng Jombang, e-mail : fadjarwa97@gmail.com

2) Dosen Program Srudi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasyim Asy’ari
Tebuireng Jombang, e-mail : tari1273@yahoo.co.id

ABSTRAK
Pembangunan dermaga menjadi salah satu pengembangan sarana dan prasarana PT. Petrokimia Gresik
guna menunjang produksinya dalam hal bongkar muat material. Dermaga ini direncanakan agar dapat
menampung kapasitas kapal 10000 DWT (@ 3 x 10000) (Dead Weight Tonnage). Struktur dermaga yang
direncanakan harus memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga tidak mengalami kegagalan
struktur akibat beban yang bekerja secara berulang. Abutment merupakan struktur pada dermaga yang
cukup penting yang berfungsi menerima beban dari atas yang kemudian akan disalurkan ke struktur
bawahnya. Abutment diperkuat dengan lapisan geotextile di depannya yang berperan sebagai dinding
penahan. Stabilitas pada geotextile dan stabilitas abutment harus memenuhi syarat yang telah ditetapkan
sehingga aman terhadap geser dan guling dari gaya yang bekerja.
Berdasarkan hasil analisa didapatkan beban yang bekerja pada geotextile yaitu beban tanah timbunan
22,12 ton dan beban tanah timbunan akibat beban diatas 15,34 ton, geotextile memenuhi syarat aman
terhadap stabilitas internal yang telah sesuai desain perencanaan yaitu jarak antar geotextile 0,42 meter ;
panjang geotextile di depan bidang longsor 1,00 meter ; panjang geotextile di belakang bidang longsor
2,05 meter dan panjang lipatan geotextile 1,00 meter dan stabilitas eksternal telah memenuhi syarat
berupa stabilitas geser yaitu 1,56, beban yang bekerja pada abutment yaitu beban berat sendiri 139,87 ton
; beban lajur 69,00 ton ; beban rem 1,73 ton ; beban gesekan 7,72 ton dan beban gempa 32,17 ton,
abutment memenuhi syarat aman terhadap stabilitas guling yaitu 16,52 pada kombinasi beban kondisi
satu dan 2,66 pada kombinasi beban kondisi dua.
Kata kunci : Abutment, Geotextile, Stabilitas, Dermaga

ABSTRACT
The construction of the pier is one of the development of facilities and infrastructure of PT. Petrokimia
Gresik to support its production in material loading and unloading. This pier is planned to be able to
accommodate the capacity of the ship 10000 DWT (@ 3 x 10000) (Dead Weight Tonnage). The planned
pier structure must be the established standards so that it does not experience structural failure due to
repetitive workloads. Abutment is a structure on the pier that is quite important which functions to receive
loads from above which will then be channeled to the lower structure. Abutment is reinforced with a
geotextile layer in front of it which acts as a retaining wall. The stability of the geotextile and stability of
the abutment must be the prescribed conditions so that it is safe against sliding and rolling of the working
force.
Based on the analysis results obtained by the load that works on geotextile namely land load embankment
of 22.12 tons and landfill load due to loads above 15.34 tons, geotextile has been the safe requirements for
internal stability according to the planning design that is 0.42 meters geotextile distance; the length of the
geotextile in front of the landslide field is 1.00 meters; the geotextile length behind the landslide field is
2.05 meters and the geotextile fold length is 1.00 meters and external stability has met the requirements in
the form of shear stability of 1.56, the load acting on the abutment is 139.87 tons; 69.00 tons lane load;
brake load of 1.73 tons; 7.72 tons friction load and 32.17 tons earthquake load, the abutment has been the
safe requirements for rolling stability, namely 16.52 in a combination of load conditions one and 2.66 in a
combination of load conditions two.
Keywords : Abutment, Geotextile, Stability, Pier

1
PENDAHULUAN B. Rumusan Masalah
A. Latar Belakang Dari uraian latar belakang maka terdapat
Kota Gresik merupakan salah satu dari permasalahan yang diantaranya adalah
beberapa kota yang berada di Jawa Timur sebagai berikut :
yang didalamnya terdapat banyak Industri 1. Apa sajakah beban – beban yang bekerja
layaknya Kota Surabaya, dimana semakin pada konstruksi geotextile ?
banyaknya Industri maka semakin meningkat 2. Apakah konstruksi geotextile sudah
pula taraf perekonomian masyarakatnya dan memenuhi syarat aman terhadap stabilitas
juga semakin tingginya jumlah pendatang internal dan eksternal dari beban yang
dikarenakan banyaknya pendatang yang bekerja ?
datang. 3. Apa sajakah beban – beban yang bekerja
PT. Petrokimia Gresik merupakan salah pada konstruksi abutment ?
satu Industri yang cukup terkenal di kota 4. Apakah konstruksi abutment sudah
lainnya yang bergerak dalam bidang pertanian memenuhi syarat aman terhadap stabilitas
khususnya dalam memproduksi pupuk. guling dan stabilitas geser dari beban
Semakin terkenalnya PT. Petrokimia Gresik yang berkerja ?
maka kebutuhan akan permintaan pasar C. Tujuan
mengenai pupuk juga semakin meningkat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
Oleh karena itu, perlu diadakan sebagai berikut :
pengembangan sarana dan prasarana agar 1. Untuk mengetahui beban yang bekerja
dapat menunjang produksinya. pada konstruksi geotextile.
Pembangunan dermaga menjadi salah 2. Untuk mengetahui konstruksi geotextile
satu pengembangan sarana dan prasarana PT. sudah memenuhi syarat aman terhadap
Petrokimia Gresik guna menunjang stabilitas internal dan eksternal dari beban
produksinya dalam hal bongkar muat yang bekerja.
material. Dermaga ini direncanakan agar 3. Untuk mengetahui beban yang bekerja
dapat menampung kapasitas kapal 10000 pada konstruksi abutment.
DWT (@ 3 x 10000) (Dead Weight Tonnage) 4. Untuk mengetahui konstruksi abutment
sehingga proses bongkar muat material sudah memenuhi syarat aman terhadap
menjadi lebih cepat dan lancar. stabilitas guling dan stabilitas geser dari
Struktur dermaga yang direncanakan beban yang berkerja.
harus memenuhi standar yang telah D. Batasan Masalah
ditetapkan sehingga tidak sampai mengalami Adapun batasan masalah dari penelitian
kegagalan struktur akibat beban yang bekerja ini adalah sebagai berikut :
secara berulang ulang. Abutment merupakan 1. Tidak memperhitungkan daya dukung
salah satu dari struktur pada dermaga yang tanah dasar.
cukup penting yang berfungsi menerima 2. Beban yang bekerja sesuai kriteria
beban dari atas yang kemudian akan perencanaan desain yang digunakan.
disalurkan ke struktur bawahnya. Abutment 3. Konstruksi abutment dan geotextile
sendiri diperkuat dengan adanya lapisan sesuai dengan shop drawing.
geotextile di depannya yang berperan sebagai
KAJIAN PUSTAKA
dinding penahan. Oleh karena itu stabilitas
Adapun kaijain pustaka yang digunakan
pada geotextile dan stabilitas abutment harus
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
memenuhi syarat yang telah ditetapkan
1. Tekanan tanah lateral
sehingga aman terhadap geser dan guling dari
gaya yang bekerja.

2
Tekanan tanah lateral merupakan gaya yang dipasang atau diletakkan di dalam tanah.
yang ditimbulkan dari gaya dorongan tanah di Perencanaan konstruksi geotextile harus
balakang maupun di depan struktur penahan memperhatikan beberapa faktor sehingga
tanah. masih dalam kondisi aman, faktor tersebut
a. Tekanan tanah aktif diantaranya sebagai berikut :
𝜎𝑎 = 1⁄2 𝐾𝑎 𝛾𝐻 2 .............................. (1) a. Kekuatan izin
1
𝑦 = 𝐻⁄3 .......................................... (2) 𝑇𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤 = 𝑇𝑢𝑙𝑡 (𝑅𝐹
𝐼𝐷 ×𝑅𝐹𝐶𝑅 ×𝑅𝐹𝐶𝐷 ×𝑅𝐹8𝐷
)
𝜑 , ......................................................... (17)
𝐾𝑎 = 𝑡𝑎𝑛2 (45 − ⁄2) ..................... (3)
b. Tekanan tanah pasif b. Tegangan
Tegangan yang diterima material
𝜎𝑝 = 1⁄2 𝐾𝑎 𝛾𝐻 2 .............................. (4)
geotextile berasal dari timbunan tanah dan
𝑦 = 𝐻⁄3 .......................................... (5) beban tambahan yang berada di atasnya.
𝜑
𝐾𝑝 = 𝑡𝑎𝑛2 (45 + ⁄2) ..................... (6) c. Dimensi
𝑇𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤
2. Tekanan tanah lateral akibat beban diatas 𝑆𝑉 = 𝜎 ................................ (18)
𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ×𝐹𝑆
Tekanan tanah lateral yang terjadi akibat 𝜑
𝐿𝑅 = (𝐻 − 𝑧) × tan (45 − 2 ) ......... (19)
beban di atasnya mempunyai nilai yang
𝑉 𝑆 ×𝜎𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ×𝐹𝑆
berbeda – beda yang tergantung dari jenis 𝐿𝐸 = 2×(𝑐+(𝛾 .............. (20)
𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ ×𝑧×tan 𝛿))
beban yang berada di atas tanah tersebut. 𝑆𝑉 ×𝜎𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ×𝐹𝑆
𝐿𝑂 = .............. (21)
a. Beban terbagi merata 4×(𝑐+(𝛾𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ ×𝑧×tan 𝛿))
𝜎𝑎 𝑚 = 𝑞𝐾𝑎 𝐻 ................................... (7) 𝛿 = 0,9 × 𝜑 ..................................... (22)
𝑦 = 𝐻⁄2....................................... (8) d. Stabilitas
(𝑐×𝐿)+((𝜎𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ×𝐿)×tan 𝛿)
b. Beban titik 𝑆𝐹𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 = 𝜎𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
≥ 1,5
2 2
𝜎𝑎 𝑡 = 1,77𝑃⁄ 2 (𝑚 𝑛 ⁄(𝑚2 2 )3 ) , ......................................................... (23)
𝐻 𝑛
𝜎𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 𝐿
, 𝑚 > 4 .............................................. (9) 𝑆𝐹𝑔𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔 = 𝜎 𝐻⁄ ) ≥ 1,5 ......... (24)
𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × ( 3
2
𝜎𝑎 𝑡 = 0,28𝑃⁄ 2 (𝑛 ⁄(0,16 ) 4. Abutment
𝐻 + 𝑛2 )3
, 𝑚 < 4 ............................................(10) Abutment merupakan suatu konstruksi
bangunan yang berfungsi untuk mendukung
𝑦 = 𝐻⁄3 ..........................................(11)
bangunan yang berada diatasnya dan juga
c. Beban garis berguna sebagai dinding penahan tanah.
4𝑞 2
𝜎𝑎 𝑔 = ⁄𝜋𝐻 (𝑚 𝑛⁄(𝑚2 2 )2 ) Perencanaan konstruksi abutment harus
𝑛
, 𝑚 > 4 ....................................... (12) memperhatikan beberapa jenis beban yang
𝑞 bekerja, beban tersebut diantaranya adalah
𝜎𝑎 𝑔 = ⁄𝐻 (0,203𝑛⁄(0,16 )
+ 𝑛2 )2 sebagai berikut :
, 𝑚 < 4 ....................................... (13) a. Beban berat sendiri
𝑦 = 𝐻⁄3 ..........................................(14) b. Beban mati tambahan
d. Beban terbagi merata memanjang c. Beban tekanan tanah
2𝑞 d. Beban lajur
𝜎𝑎 𝑚𝑚 = ⁄𝜋 (𝛽 − sin 𝛽 cos 2𝑎)
𝑈𝐷𝐿 = 8,0 𝑘𝑃𝑎, 𝐿 ≤ 30 𝑚 .............. (25)
, .................................................. (15)
𝑈𝐷𝐿 = 8,0 × (0,5 + 15⁄𝐿)
𝑦 = 𝐻⁄3 ..........................................(16)
, 𝐿 > 30 𝑚 ........................................ (26)
3. Geotextile
Geotextile merupakan suatu material 𝐾𝐸𝐿 = 49,0 𝑘𝑁⁄𝑚 ........................... (27)
geosintetik yang berbentuk lembaran kain e. Beban truk
tekstil yang terbuat dari bahan polimer lentur f. Beban rem

3
𝑅𝑒𝑚 = 5% × 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 ............(28) 5. Umur rencana
g. Beban angin a. Struktur utama 30 tahun
b. Proteksi tiang pancang 20 tahun
𝐴𝑛𝑔𝑖𝑛 = 0,0012𝐶𝑤 (𝑉𝑤 )2 𝐴𝑏 ..........(29) c. Fender sistem 10 tahun
h. Beban gempa 6. Tipe struktur
𝑆𝐷𝑆 = 2⁄3 𝐹𝑎 𝑆𝑠 ..................................(30) 7. Kapal rencana 10.000 DWT
a. Panjang 105 m
𝑆𝐷1 = 2⁄3 𝐹𝑣 𝑆1 ...............................(31) b. Lebar 28 m
c. Draft
𝑆 5,5 m
𝑇 = 𝐷𝑆⁄𝑆 ...................................(32)
𝐷1 Ship loader
𝑆𝐷𝑆 crane bentang
𝐶𝑆 = ⁄ 𝑅 ...............................(33) 8. Loading / unloading crane 6,0 m dan jarak
( ⁄𝐼 ) antar kaki crane
6,0 m
𝐺𝑒𝑚𝑝𝑎 = 𝐶𝑠 × 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
Elevasi pasang surut
, .......................................................(34) 9. a. Pasang (HWS) +3.00 mLWS
i. Stabilitas b. Surut (LWS) ±0.00 mLWS
𝐺𝑝 B. Teknik Pengumpulan Data
𝑆𝐹𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 = ⁄𝐺𝑔 ≥ 1,5 .................(35)
𝑀𝑝 Pengumpulan data yang digunakan dalam
𝑆𝐹𝑔𝑢𝑙𝑖𝑛𝑔 = ⁄𝑀𝑔 ≥ 1,5...............(36) penelitian ini adalah sebagai berikut :
METODOLOGI PENELITIAN a. Data primer
A. Objek Penelitian Pengumpulan data primer ini berupa
Objek dalam peneltian berupa proyek observasi langsung pada kondisi lapangan
pembangunan pribadi dermaga C PT. dengan didampingi pembimbing lapangan
Petrokimia Gresik. Gambar layout dan data serta dokumentasi guna memperkuat data.
teknis dermaga sebagai berikut : b. Data sekunder
Pengumpulan data sekunder ini berupa
data shop drawing abutment yang telah
diperoleh dari pihak kantor.
C. Diagram Alir Penelitian

Gambar 1. Diagram Alir

Tabel 1. Data Teknis Dermaga

No Item Keterangan
Dermaga multi
1. Fungsi dermaga
purpose
2. Dimensi
a. Dermaga 27 m x 432 m
b. Mooring dolphin 6mx6m
3. Elevasi deck
a. Dermaga +4.00 mLWS
b. Mooring dolphin +4.00 mLWS Gambar 2. Diagram Alir
4. Design depth dermaga -6.7 mLWS PEMBAHASAN

4
A. Analisa Timbunan
Material timbunan yang digunakan dalam
pelaksanaan yaitu berupa pasir yang
berfungsi sebagai pengisi ruang kosong yang
terletak pada depan abutment yang
mempunyai spesifikasi material sebagai
berikut :
Tabel 2. Spesifikasi Material Timbunan

No Item Keterangan
1. Jenis Pasir Gambar 4. Material Timbunan
2. Sudut geser 30° Beban Tambahan
3. Sudut kemiringan 5°
4. Kohesi 0
Tabel 4. Nilai Tekanan Aktif
5. Berat jenis 1,72 t/m3
6. Tinggi timbunan 3,33 m No Item Nilai
7. Tinggi timbunan 1 2,60 m Berat beban tambahan
8. Panjang atas timbunan 9,35 m a. Plat injak (W1) 0,75 t/m2
b. Rigid K285 (W8) 0,48 t/m2
9. Panjang bawah timbunan 2,60 m 1. c. Lean concrete K125
0,24 t/m2
10. Lebar timbunan 11,40 m (W9)
d. Lean concrete K125 0,12 t/m2
a. Tekanan tanah akitf akibat beban tanah (W10)
sendiri 2. Koefisien tanah aktif 0,33
3. 1,36 t/m
Tekanan tanah aktif //
15,34 t
4. Titik tangkap gaya 1,30 m

B. Analisa Geotextile
Material geotextile yang terletak pada
depan abutment berfungsi sebagai dinding
penahan tanah timbunan yang mempunyai
spefisikasi material sebagai berikut.
Tabel 5. Spesifikasi Material Geotextile

Gambar 3. Material Timbunan Beban Sendiri No Item Keterangan


Geotextile
1. Tipe
Woven
Tabel 3. Nilai Tekanan Aktif
2. Kuat tarik 4,00 t/m
No Item Nilai 3. Dinding
Fungsi
penahan
1. Koefisien tanah aktif 0,33
4. Faktor keamanan 1,3 s/d 1,5
2. 1,94 t/m
Tekanan tanah aktif // 5. Jarak antar geotextile (Sv) 0,80 m
22,12 t 6. Panjang lipatan (Lo) 1,00 m
3. Titik tangkap gaya 0,87 m 7. Panjang geotextile yang tidak
1,00 m
bekerja (Lr)
b. Tekanan tanah akitf akibat beban Panjang geotextile yang berada
8. 2,00 m
tambahan pada zona pengangkuran (Le)
9. Panjang geotextile (L) 3,00 m

;;;

5
5. Stabilitas geser 1,56 ≥ 1,5

C. Analisa Abutment
Konstruksi abutment yang berfungsi
sebagai dinding penahan dan sebagai penerus
beban yang bekerja diatasnya mempunyai
penampang sebagai berikut :

Gambar 5. Material Geotextile

Material geotextile yang berfungsi


sebagai dinding penahan tanah mempunyai
nilai faktor reduksi sebagai berikut :
Tabel 6. Faktor Reduksi Geotextile

No Item Nilai
1. Kesalahan pemasangan (RFID) 1,1
2. Rangkak (RFCR) 2,0
Gambar 6. Penampang Abutment
3. Pengaruh kimia (RFCD) 1,0
4. Pengaruh biologi (RFSD) 1,0

Analisa dalam stabilitas geotextile Tabel 9. Dimensi Bagian Penampang Abutment


terbagi menjadi dua yaitu stabilitas internal No Tipe Nilai
dan stabilitas eksternal terhadap beban 1. A1 0,80 m
tekanan tanah aktif yang bekerja. 2. A2 0,60 m
Tabel 7. Stabilitas Internal Geotextile 3. A3 0,30 m
4. A4 0,20 m
No Item Nilai
5. A5 0,10 m
1. Kekuatan izin geotextile (T(allow) 1,82 t/m
6. H1 0,80 m
2. Tegangan geotextile 7. H2 0,29 m
a. Akibat tanah timbunan 1,94 t/m
b. Akibat beban tambahan 1,36 t/m 8. H3 0,50 m

3. 9. H4 0,30 m
Pendimensian geotextile
a. Jarak antar geotextile 0,42 m 10. H5 0,30 m
(Sv) 11. H6 0,25 m
b. Panjang geotextile yang 1,00 m
tidak bekerja (Lr) Tabel 10. Jarak Titik Berat Bagian Penampang
c. Panjang geotextile yang
berada pada zona 2,05 m Abutment
pengangkuran (Le)
d. Panjang lipatan (Lo) 1,26 No Tipe Nilai
4. Panjang geotextile 3,05 m 1. B1 0,70 m
2. B2 1,00 m
Tabel 8. Stabilitas Eksternal Geotextile
3. B3 1,10 m
No Item Nilai 4. B4 1,50 m
1. Kohesi 0 5. B5 1,55 m
2. Panjang geotextile 3,05 m 6. T1 0,40 m
3. Tegangan total geotextile 3,30 t/m 7. T2 0,94 m
4. Tan (Sudut geser) 0,51 8. T3 1,76 m

6
9. T4 1,78 m c. Berat 0,60 t
10. T5 2,03 m 6. Stopper (6buah)
d. Luas 0,075 m2
Tabel 11. Titik Berat Penampang Abutment e. Volume 0,015 m3
f. Berat 0,22 t
No Tipe Nilai 7. Plinth (3buah)
1. Segmen I g. Luas 0,20 m2
a. Bentuk Persegi panjang h. Volume 0,02 m3
b. Luas 0,80 m2 i. Berat 0,15 t
c. Momen tehadap sb.X 0,88 m3 8. Bearing pad (3buah)
d. Momeb terhadap sb.Y 1,41 m3
j. Luas 0,12 m2
2. Segmen II k. Volume 0,0036 m3
Persegi l. Berat 0,03 t
a. Bentuk
b. Luas 0,09 m2 9. Total beban struktur atas 102,85 t
c. Momen tehadap sb.X 0,14 m3
d. Momeb terhadap sb.Y Total beban yang diterima
0,18 m3 10.
abutment (PMS1)
51,43 t
3. Segmen III
a. Bentuk Persegi panjang Tabel 13. Pembebanan Berat Sendiri Abutment
b. Luas 0,41 m2
c. Momen tehadap sb.X 0,29 m3 No Tipe Nilai
d. Momeb terhadap sb.Y 0,39 m3 1. Segmen I
4. a. Luas 0,80 m2
Segmen IV
Persegi panjang b. Berat 2,00 t/m
a. Bentuk
b. Luas 1,60 m2 2. Segmen II
c. Momen tehadap sb.X 1,60 m3 a. Luas 0,09 m2
d. Momeb terhadap sb.Y 0,64 m3 b. Berat 0,23 t/m
5. Segmen V 3. Segmen III
a. Bentuk Segitiga a. Luas 0,41 m2
b. Luas 0,045 m2 b. Berat 1,03 t/m
c. Momen tehadap sb.X 0,07 m3 4. Segmen IV
d. Momeb terhadap sb.Y 0,08 m3
a. Luas 1,60 m2
6. Titik Berat b. Berat 4,00 t/m
a. Terhadap sb.X 1,01 m 5. Segmen V
b. Terhadap sb.Y 0,93 m
c. Luas 0,045 m2
d. Berat 0,11 t/m
Tabel 12. Pembebanan Struktur Atas Abutment
6. Total beban berat sendiri (PMS) 88,44 t
No Item Nilai
Beban lajur yang diterima abutment
Plat injak
a. Luas 0,77 m 2 dihitung sebagai berikut :
1.
b. Volume 8,70 m3 1. Beban terbagi merata
c. Berat 21,75 t Nilai = 1,00 t/m2
2. Plat lantai Bentang tumpuan = 5 m
a. Luas 2,00 m2
b. Volume 24,00 m3 Lebar lajur (2lajur) = 6,00 m/lajur
c. Berat 60,00 t 𝑄𝑈𝐷𝐿 = 1,00 × 5 = 5,00 𝑡⁄𝑚
3. Beam (3buah) Total beban terbagi merata
a. Luas 0,48 m2
b. Volume 2,40 m3
𝑄𝑈𝐷𝐿 𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 = (5,50 × 5,00 × 100%)
c. Berat 18,00 t + ((6,00 − 5,5) × 5,00
4. Diaphragm beam (2buah) × 50%)
a. Luas 0,12 m2
b. Volume 0,42 m3 𝑄𝑈𝐷𝐿 𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 = 27,50 + 1,25 = 28,75 𝑡
c. Berat 2,10 t 𝑄𝑈𝐷𝐿 𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 = 28,75 × 2 = 57,50 𝑡
5. Seismic anchor (2buah)
a. Luas 0,04 m2
b. Volume 0,12 m3

7
2. Beban garis Nilai SDS
Nilai = 5,00 t/m 𝑆𝐷𝑆 = 2⁄3 × (1,27 × 0,66) = 0,56
Bentang tumpuan = 5 m Nilai SD1
DLA atau FBD = 0,4
𝑆𝐷1 = 2⁄3 × (1,90 × 0,25) = 0,32
Lebar lajur (2lajur) = 6,00 m/lajur
Nilai T
𝑃𝐾𝐸𝐿 = (1 + 0,4) × 5 = 7,00 𝑡⁄𝑚
Total beban garis 𝑇 = 0,32⁄0,56 = 0,57 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑃𝐾𝐸𝐿 𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 = (5,50 × 7,00 × 100%) Nilai CS
+ ((6,00 − 5,5) × 7,00 𝑆𝐷1 = 0,56⁄ = 0,23
× 50%) (3⁄1,25)
𝑃𝐾𝐸𝐿 𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 = 38,50 + 1,75 = 40,25 𝑡 Berat struktur atas akibat gempa :
𝑃𝐾𝐸𝐿 𝑙𝑎𝑗𝑢𝑟 = 40,25 × 2 = 80,50 𝑡 𝑇𝐸𝑄 𝑀𝑆 𝑆𝐴 = 0,23 × 51,43 = 11,83 𝑡
Total beban lajur yang diterima abutment Berat struktur abutment akibat gempa :
yaitu : 𝑇𝐸𝑄 𝑀𝑆 = 0,23 × 88,44 = 20,43 𝑡
(57,50 + 80,50)⁄ Total beban gempa yang diterima abutment
𝑇𝐷 = 2 = 69,00 𝑡 yaitu :
Beban gesekan yang diterima abutment
𝑇𝐸𝑄 = 11,83 + 20,34 = 32,17 𝑡
dihitung sebagai berikut :
Momen akibat beban gempa yang diterima
𝑇𝐵𝐹 = 0,15 × 𝑃𝑀𝑆1
abutment yaitu :
𝑇𝐵𝐹 = 0,15 × 51,43 = 7,72 𝑡
𝑀𝐸𝑄 = 32,17 × (Σ𝐻)
Momen akibat beban gesekan yang diterima
abutment yaitu : 𝑀𝐸𝑄 = 32,17 × 2,44 = 78,50 𝑡𝑚
𝑀𝐵𝐹 = 7,72 × (𝐻1 + 𝐻2)
𝑀𝐵𝐹 = 7,72 × (0,80 + 0,29) = 8,42 𝑡𝑚
Beban rem yang diterima abutment
dihitung sebagai berikut :
(0,05 × 𝑇𝐷 )⁄
𝑇𝐵 = 2
(0,05 × 69,00)⁄
𝑇𝐵 = 2 = 1,73 𝑡
Momen akibat beban rem yang diterima
abutment yaitu :
𝑀𝐵 = 1,73 × (Σ𝐻)
𝑀𝐵 = 1,73 × 2,44 = 4,22 𝑡𝑚 Gambar 7. Beban pada Abutment
Beban gempa yang diterima abutment
dihitung sebagai berikut : Tabel 15. Rekapitulasi Beban Abutment
Tabel 14. Parameter Gempa
Kode V H Mx
No Beban
No Item Nilai (ton) (ton) (tm)

1. Jenis tanah Sedang A Tetap

2. PGA 0,32 1. Berat sendiri PMS 88,44

3. SS 0,66 Berat struktur PMS1 51,43


2.
atas
4. S1 0,25
B Lalu lintas
5. FA 1,27
1. Beban lajur TD 69,00
6. FV 1,90
2. Beban rem TB 1,73 4,22
7. Faktor keutamaan (Ie) 1,25
C Lingkungan
Rangka beton bertulang pemikul
8. 3 1. Beban gempa TEQ 32,17 78,50
momen biasa (R)

8
D Lainnya Stabilitas guling 2,66 ≥ 1,5
1. Beban gesekan TBF 7,72 8,42
KESIMPULAN
Tabel 16. Kombinasi Beban Abutment Kondisi 1
A. Kesimpulan
No Beban
Kode V H Mx Berdasarkan dari hasil dan analisa yang
(ton) (ton) (tm) telag diperhitungkan maka dapat disimpulkan
A Tetap
sebagai berikut :
1. Berat sendiri PMS 88,44
1. Beban yang bekerja pada konstruksi
Berat struktur PMS1 51,43
2.
atas geotextile yaitu beban tanah timbunan
B Lalu lintas sebesar 22,12 ton dan beban tanah
1. Beban lajur TD 69,00 timbunan akibat beban diatas sebesar
2. Beban rem TB 1,73 4,22 15,34 ton.
C Lingkungan 2. Konstruksi geotextile sudah memenuhi
1. Beban gempa TEQ syarat aman terhadap stabilitas internal
D Lainnya yang telah sesuai dengan desain
1. Beban gesekan TBF 7,72 8,42 perencanaan yaitu jarak antar geotextile
Tabel 17. Kombinasi Beban Abutment Kondisi 2 0,42 meter ; panjang geotextile di depan
bidang longsor 1,00 meter ; panjang
Kode V H Mx
No Beban
(ton) (ton) (tm)
geotextile di belakang bidang longsor
A Tetap
2,05 meter dan panjang lipatan geotextile
1. Berat sendiri PMS 88,44 1,00 meter. Stabilitas eksternal telah
Berat struktur PMS1 51,43 memenuhi syarat berupa stabilitas geser
2.
atas yaitu sebesar 1,56.
B Lalu lintas
3. Beban yang bekerja pada konstruksi
1. Beban lajur TD 69,00
abutment yaitu beban berat sendiri
2. Beban rem TB
sebesar 139,87 ton ; beban lajur sebesar
C Lingkungan
69,00 ton ; beban rem sebesar 1,73 ton ;
1. Beban gempa TEQ 32,17 78,50
beban gesekan 7,72 ton dan beban gempa
D Lainnya
1. Beban gesekan TBF
sebesar 32,17 ton.
4. Konstruksi abutment sudah memenuhi
Tabel 18. Rekapitulasi Kombinasi Beban
syarat aman terhadap stabilitas guling
Abutment
yaitu sebesar 16,52 pada kombinasi beban
No Kombinasi beban
V H Mx kondisi satu dan sebesar 2,66 pada
(ton) (ton) (tm) kombinasi beban kondisi dua.
1. Kombinasi 1 208,80 9,45 12,64
B. Saran
2. Kombinasi 2 208,80 32,17 78,50
Berdasarkan hasil pengerjaan penelitian
Tabel 19. Stabilitas Abutment ini, Penyusun memberikan saran diantaranya
sebagai berikut :
No Tipe Nilai
Perlu dilakukan analisa mengenai daya
1. Kombinasi beban kondisi 1
a. Momen penahan 208,80 tm
dukung tanah dasar sehingga dapat
Σ𝑃𝑉𝐸𝑅𝑇𝐼𝐾𝐴𝐿 × 𝐵2 mengetahui daya dukung maksimum tanah
b. Momen guling 12,64 tm
dalam menerima beban.
Stabilitas guling 16,52 ≥ 1,5
2. Kombinasi beban kondisi 2
c. Momen penahan 208,80 tm
Σ𝑃𝑉𝐸𝑅𝑇𝐼𝐾𝐴𝐿 × 𝐵2
d. Momen guling 78,50
DAFTAR PUSTAKA

9
BMS.1992. Panduan Perencanaan Jembatan.
Badan Litbang PU Depertemen
Pekerjaan Umum Republik Indonesia
Carvalho de Estevao.2012.Perencanaan
struktur bawah jembatan welolo (Studi
kasus ruas jalan Viqueque Sme Timor
Leste). Jurnal Teknik POMITS, Vol. 1,
No. 1, hh. 1-7.
DPU 03-BM-2009.2009. Pedoman Konstruksi
dan Bangunan Perencanaan dan
Pelaksanaan Perkuatan Tanah dengan
Geeosintetik .Depertemen Pekerjaan
Umum.
Firmansyah, Wilman dkk. 2013. Perencanaan
abutment dan alternatif jalan pendekat
jembatan (Studi kasus jembatan Brantas
Kediri). Jurnal Teknik POMITS, Vol. 1,
No. 1, hh. 1-6.
Hartanto, Tri dan Achendri M Kurniawan.
2018. Perhitungan struktur dan volume
bangunan abutment jembatan beton
(Studi kasus jembatan beton bertulang di
Desa Jolosutro Blitar). Jurnal Qua
Teknika, Vol. 8, No. 1, hh. 1-10.
PPPJJR 1987. 1987. Pedoman Perencanaan
Pembebanan jembatan Jalan Raya.
Departemen Pekerjaan Umum.
RSNI T-02-2005. 2005. Standar Pembebanan
untuk Jembatan. Badan Litbang PU
Depertemen Pekerjaan Umum .
SNI 1725-2016. 2016. Pembebanan untuk
Jembatan. Badan Standarisasi Nasional.
SNI 1726-2012. 2012. Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung. Badan Standarisasi Nasional.
Tamaela, Linda dkk. 2018. Analisis stabilitas
dinding penahan tanah (Studi kasus
perumahan negeri sipil Kepanjen
Kabupaten Malang). Jurnal Penelitian
Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik
Kimia, Vol 2, No.2, hh. 295-301.

10

Anda mungkin juga menyukai