Proposal Awal PDF
Proposal Awal PDF
Proposal Awal PDF
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
FADJAR WAHYU RAHARDJO
NIM 1594094010
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka terdapat beberapa
rumusan masalah dalam Tugas Akhir ini yang diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Apa saja beban – beban rencana yang bekerja pada struktur Gedung
Rektorat 8 Lantai ?
2. Bagaimana merencakan struktur Gedung Rekrorat 8 Lantai tahan gempa ?
3. Bagaimana gambar kerja struktur Gedung Rektorat 8 Lantai tahan gempa ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka terdapat beberapa tujuan
dalam Tugas Akhir ini yang diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui beban – beban rencana yang bekerja pada struktur Gedung
Rektorat 8 Lantai.
2. Merencanakan struktur Gedung Rektorat 8 Lantai agar aman terhadap
beban – beban rencana yang bekerja.
3. Merencanakan gambar kerja struktur Gedung Rektorat 8 Lantai yang
aman terhadap beban – beban rencana yang bekerja.
D. Batasan Penelitian
Perencanaan konstruksi suatu gedung harus memperhatikan ketentuan
– ketentuan yang berlaku seperti desain struktur, spesifikasi mutu bahan dan
analisa struktur agar konstruksi gedung aman sesuai dengan fungsinya.
Terdapat beberapa batasan dalam Tugas Akhir ini yang diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Mengacu pada SNI 1726-2012, tata cara perencanaan ketahanan gempa
untuk struktur bangunan gedung dan non gedung.
2. Mengacu pada SNI 2847-2013, persyaratan beton struktural untuk
bangunan gedung.
3. Mengacu pada SNI 1727-2013, beban minimum untuk perancangan
bangunan gdeung dan struktur lain.
4. Mengacu pada PPIUG – 1983, peraturan pembebanan Indonesia untuk
gedung.
5. Metode gempa yang direncanakan adalah metode beban gempa statik
ekivalen.
6. Pengambilan data parameter gempa diambil dari web “puskim.pu.go.id”
yang sesuai dengan pembagian wilayah gempa.
7. Memperhitungkan struktur atas berupa balok ; kolom ; pelat serta dinding
geser (jika memungkinkan), struktur bawah berupa pondasi dan struktur
transportasi berupa tangga serta lift (jika memungkinkan).
8. Analisa struktur menggunakan software SAP 2000 ataupun ETABS.
E. Manfaat Penelitian
Hasil akhir dalam perencanaan gedung rektorat ini akan sangat
bermanfaat sebagai referensi dalam pembangunan gedung rektorat yang
sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia) yang telah berlaku.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penlis dapat lebih
mengerti dan mengetahui teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu ini
penulis menemukan beberapa penelitian yang hampir sesuai dengan judul penelitian penulis. Berikut ini merupakan
penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal yang terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Yudha Eka Perencanaan Struktur Gedung 1. Perencanaan rangka atap baja menggunakan 2 jenis
Priatama Saputra Rusunawa 6 Lantai Di Boyolali dengan profil yaitu 2L.50.50.5 dan 2L.40.40.4, sambungan
Metode Sistem Rangka Pemikul Momen rangka baja menggunakan las dengan tebal 4 mm dan
Menengah (SPRMM) plat kopel dimensi 75.45.4. Perencanaan pelat atap
dengan tebal 10 cm dengan tulangan utama Ø10-170
dan tulangan bagi Ø8-200. Perencanaan pelat lantai
dengan tebal 12 cm dengan tulangan utama Ø10-140
dan tulangan bagi Ø8-200.
2. Perencanaan tangga dan bordes memakai ketebalan 12
cm dengan optrade (tinggi tanjakan) 170 mm dan
antrade (lebar injakan) 280 mm, serta sudut tangga
sebesar 32°. Penulangan tangga dan bordes
menggunakan tulangan pokok Ø10-140 dan tulangan
bagi Ø8-200.
3. Perancangan balok ini menggunakan metode daktail
parsial dengan dimensi akhir diperoleh dimensi
250/400 mm dengan tulangan pokok D22 dan
tulangan geser 3dp10.
4. Perencanaan kolom utama menggunakan metode
Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah dengan
dimensi akhir diperoleh 350/550 mm dengan tulangan
pokok D22 dan tulangan geser 2dp10.
5. Perencanaan untuk pondasi memakai pondasi tiang
pancang kedalaman 11 m dengan dimensi 35x35 cm.
Dalam 1 titik berjumlah 4 buah tiang pancang.
Perencanaan akhir poer menggunakan uuran
2,4x2,4x0,75 m dengan tulangan D22. Perencanaan
akhir sloof memakai dimensi 250x400 mm dengan
tulangan pokok Ø22 dan tulangan geser 2dp10.
Nandani Putra Perencanaan Struktur Gedung 1. Dimensi plat lantai terbeser yaitu 8x8 m sedangkan
Rizki, Andina Bertingkat dimensi plat lantai terkecil yaitu 2,5x8 m dengan
Prima Putri (Studi Kasus Sekolah Tahfidz Banjir menggunakan tulangan yang sama D19-150. Dimensi
Kanal Timur) balok 350x650 mm panjang 8 m dengan tulangan
negatif 10D25, tulangan positif 5D25 dan tulangan
geser Ø10-250. Dimensi balok 350x650 mm panjang 6
m dengan tulangan negatif 8D25, tulangan positif
4D25 dan tulangan geser Ø10-250. Dimensi kolom
750x750 mm dengan tulangan 28D25 dan tulangan
sengkang D10-400.
2. Hasil analisis didapatkan bahwa gedung yang sudah
didesain tahan terhadap beban gempa statik ekuivalen
dan respons spectrum.
Solarso, Baehaki Analisis Struktur Beton Bertulang 1. Dimensi kolom utama 550x550 mm dan balok utama
dan Fajar Diantos SRPMK Terhadap Beban Gempa Statik 300x600 mm struktur gedung sudah mampu memikul
Subhan dan Dinamik dengan Peraturan SNI beban gravitasi dan horizontal (beban gempa statik
1726-2012 dan dinamik) dan sudah memenuhi syarat keamanan
dan kenyamanan gedung terhadap simpangan, tosi
dan p delta.
2. Simpangan maksium yang terjadi yaitu sebesar 26,4
mm (akibat respon spektrum) dan 25,85 mm (akibat
statik ekivalen) yang dimana tidak melewati batas
simpangan yang diizinkan yaitu sebesar 67,31 mm,
translasi tanpa mengalami torsi terjadi pada mode 1
dan 2, dan gaya geser dasar yang terjadi sebesar
1743,41 kN (akibat statik ekivalen) dan 1481,90 kN
(akibat respon spektrum).
Restu Faizah Studi Perbandingan Pembebanan 1. Perhitungan pembebanan gempa statik ekuivalen pada
Gempa Statik Ekuivalen dan Dinamik struktur 5 tingkat dinilai akurat karena memberikan
Time History pada Gedung Bertingkat ersyaratan yang lebih besar dalam perancangan
di Yogyakarta struktur jika dibandingan dengan pembebanan gempa
dinamik time history.
2. Perhitungan pembebanan gempa statik ekuivalen pada
struktur 10 tingkat atau lebih diniali tidak akurat
karena memberikan persyaratan yang lebih kecil
dalam perancangan struktur jika dibandingkan dengan
pembebanan gempa dinamik time history.
Desy Rianti dan Perencanaan Struktur Gedung Kuliah 1. Sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK)
Ahmad Agung Lima Lantai Di Kota Semarang dengan dirancang dengan menggunakan konsep Strong
Prawira Menggunakan Metode SRPMK Coloumn Weak Beam, dimana kolom dirancang
sedemikian rupa agar struktur dapat berespon
terhadap beban gempa dengan mengembangkan
mekanisme sendi plastis pada balok – baloknya dan
pada dasar kolom.
2. Untuk mengurangi resiko kegagalan struktur akibat
penurunan/settlement tanah maka pondasi dirancang
berada sampai lapisan tanah keras.
Andy Purwanto Perencanaan Struktur Bangunan 1. Dalam analisis struktur dengan ETABS v.9.7.1
dan M. Tri Gedung Hotel Horison Pekalongan menggunakan analisis dinamik respon spektrum pada
Prayogy mode 1, T = 1,74 detik dengan besar gaya gempa
rencana (V) = 344,18 ton.
2. Dalam perencanaan struktur bawah (pondasi dalam)
digunakan pondasi tiang pancang friction pile karena
dari hasil penyelidikan tanah yang dilakukan bor log
menunjukkan bahwa pada kedalaman 40 m belum
ditentukan tanah keras.
3. Dari hasil perhtiungan perencanaan struktur
menunjukkan bahwa sistem SRPMK yang digunakan
pada gedung Hotel Horison Pekalongan aman dan
mampu menahan beban – beban yang bekerja.
Claudia Maria Perencanaan Struktur Gedung Hotel 1. Perencanaan struktur gedung hotel Jalan Martadinata
Palit Jalan Martadinata Manado Manado merupakan perencanaan struktur gedung
beton bertulang berlantai 4 dengan luas 12x31 m yang
menggunakan metode SRPMK.
2. Mutu beron 30 MPa,mutu baja 320 MPa, tebal plat atap
10 cm dan tebal plat lantai 13 cm.
3. Dimensi kolom 40x60 cm dengan tulangan pokok D19
dan tulangan geser D8-250. Dimensi balok memanjang
25x35 cm dengan tulangan tumpuan 3Ø16, tulangan
lapangan 2Ø16 dan tulangan geser Ø8-75. Dimensi
balok melintang 25x50 cm dengan tulangan tumpuan
6Ø16, tulangan lapangan 3Ø16 dan tulangan geser Ø8-
100, Ø6-100
Fitri Aprilliana dan Perencanaan Struktur Gedung Siloam 1. Besar tulangan yang dibutuhkan pada Gedung Siloam
Lasmani Angelina Hospitals Medan Hospitals Medan sebesar 988281,68 kg dengan volume
P beton sebesar 8388,348 m3 sehingga perbandingan
berat tulangan per 1 m3 beton sebesar 117,81 kg/m3
2. Total jumlah biaya yang diperoleh dari perhitungan
RAB sebesar Rp 77.841.657.000,00 dengan total luas
14976 m2 sehingga nilai harga bangunan sebesar Rp
5.197.760.216 per m2
B. Tinjauan Pustaka
1. Gempa Bumi
Gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang bersifat alamiah
yang terjadi pada lokasi tertentu yang sifatnya tidak berkelanjutan.
Gempa bumi dapat disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng
bumi) yang terjadi secara tiba – tiba, dimana pergerakan atau pergeseran
secara tiba – tiba tersebut terjadi karena adanya sumber gaya sebagai
penyebabnya baik dari alam maupun dari bantuan manusia.
Gempa bumi menghasilkan suatu nilai skala kekuatan kekuatan
gempa, dimana skala kekuatan gempa tersebut dibagi menjadi 3 macam
diantaranya sebagai berikut :
a. Skala Richter
Sklala Richter merupakan skala kekuatan gempa yang
diusulkan oleh fisikawan Charles Richter, dimana didefiniskan
sebagai logaritma dari amplitudo maksimum yang diukur dalam
satuan mikrometer (μm) dari rekaman gempa oleh alat pengukur
gempa pada jarak 100 km dari pusat gempa. Berikut ini nilai Skala
Richter saat terjadi gempa :
Tabel 2.2 Skala Richter
Skala Richter Efek Gempa
< 2,0 Gempakecil, tidak terasa
2,0 – 2,9 Tidak terasa, namun terekam oleh alat
Sering terasa, namun jarang menimbulkan
3,0 – 3,9
kerusakan
Dapat diketahui dari bergeternya perabot dalam
4,0 – 4,9
ruangan, kerusakan tidak terlalu signifikan
Dapat menyebabkan kerusakan besar pada
5,0 – 5,9
bangunan pada area yang relatif kecil
6,0 – 6,9 Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km
Dapat menyebabkan kerusakan serius dalam area
7,0 – 7,9
lebih luas
Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga
8,0 – 8,9
dalamarea ratusan mil
9,0 – 9,9 Menghancurkan area ribuan mil
> 10,0 Belum pernah terekam
(Sumber : Rekayasa Gempa, Suharjanto 2013)
b. Skala Modified Mercalli Intensity (MMI)
Skala Mercalli merupakan skala kekuatan gempa yang
diusulkan oleh vulkanolog Giuseppe Mercalli, dimana skala gempa
ini ditentukan berdasarkan kerusakan akibat gempa dan wawancara
pada para korban sehingga bersifat subyektif. Berikut ini intensitas
Skala Mercalli saat terjadi gempa :
Tabel 2.3 Skala MMI
Ukuran Keterangan
I Direkam hanya oleh seismograf
Getaran hanya dirasakan oleh masyarakat di
II
sekitar pusat gempa
III Getaran dirasakan oleh beberapa orang
Getaran akan dirasakan oleh banyak orang dan
IV
barang pecah belah mulai berkerincing
Binatang merasa ketakutan, bangunan mulai
V
bergoyang dan banyak orang bangun dari tidur
VI Benda – benda mulai berjatuhan dari rak
Banyakorang cemas, keretakan pada dinding dan
VII
jalan
VIII Pergeseran barang – barang dirumah
Kepanikan meluas, tanah longsor, banyak atap dan
IX
dinding yang roboh
Banyak bangunan rusak, lebar keretakan di dalam
X
tanah mencapaihingga 1 meter
Keretakan dalam tanah makin melebar, banyak
XI
tanah longsor dan batu yang jatuh
Hampir seebagian besar bangunan hancur,
XII
permukaan tanah perubahan menjadi radikal
(Sumber : Rekayasa Gempa, Suharjanto 2013)
c. Skala Peak Ground Acceleration (PGA)
Skala Peak Ground Acceleration biasa disebut juga dengan
Skala Percepatan Puncak Tanah yang menggambarkan percepatan
tanah maksimum yang terjadi pada saat gempa, dimana satuan
dalam skala ini yaitu g (percepatan gravitasi bumi). Skala ini ditinjau
berdasarkan dari jenis batuan dasar, dimana batuan dasar
merupakan lapisan batuan di bawah muka tanah yang memiliki nilai
hasil Test Penetrasi Standar N paling rendah yaitu 60 dan tidak ada
lapisan batuan lain di bawahnya yang kurang dari niali tersebut. .
Berikut ini penentuan Skala Peak Ground Acceleration berdasarkan
jenis tanah :
Tabel 2.4 Jenis tanah skala PGA
Kecepatan Nilai hasil Test
rambat Penetrasi Kuat geser rata
Jenis tanah gelombang geser Standar rata – – rata
rata – rata rata SU (kPa)
VS (m/dt) N
SA (batuan Tidak dapat Tidak dapat
> 1500
keras) dipakai dipakai
Tidak dapat Tidak dapat
SB (batuan) 750 – 1500
dipakai dipakai
SC (tanah
keras, sangat
350 – 750 > 50 ≥ 100
padat dan
batuan lunak)
SD (tanah
175 – 350 15 – 50 50 – 100
sedang)
< 175 < 15 < 50
SE (tanah
Setiap profil tanah yang mengandung lebih dari 3
lunak)
m tanah dengan PI > 20, w ≥ 40% dan Su < 25 kPa
Setiap profil lapisan tanah dengan karakteristik :
- Rawan dan berpotensi runtuh
akibat beban gempa
- Lempung sangat organik / gambut
(ketebalan H > 3 m)
SF (tanah
- Lempung berplastisitas sangat
khusus)
tinggi dengan PI > 75 (ketebalan H
> 7,5 m)
- Lapisan lempung lunak dengan
ketebalan H > 35 m dengan Su < 50
kPa
(Sumber : SNI 1726-2012)
2. Wilayah Gempa Bumi
Indonesia merupakan suatu negara yang rawan akan terjadinya
gempa, oleh kerana itu Indonesia mempunyai sebuah peta zona gempa
yang digunakan sebagai acuan dalam perencanaan bangunan sehingga
bangunan tersebut masih dalam berada pada tahap aman saat terjadi
gempa. Berdasarkan SNI 176-2012 Indonesia dibagi menjadi beberapa
bagian wilayah gempa yang masing – masing mempunyai kekuatan
gempa yang berbeda berdasarkan parameter yang telah ditetapkan yang
dapat dilihat sebagai berikut :
(Sumber : SNI 1726-2012)
𝑆𝐷1
𝑇𝑆 = 𝑆𝐷𝑆 ...................................................................(2.6)
Keterangan :
T0 : periode awal fundamental bangunan
TS : periode puncak fundamental bangunan
f. Menentukan nilai parameter Sa
𝑆𝑎 = 𝑆𝐷𝑆 0,4 + 0,6 𝑇 𝑇 , digunakan jika periode lebih
0
kecil dari T0...................................................................(2.7)
𝑆𝑎 = 𝑆𝐷𝑆 , digunakan jika periode lebih besar atau
sama dengan T0 dan lebih kecil dari atau sama dengan
TS.....................................................................................(2.8)
𝑆
𝑆𝑎 = 𝐷1 𝑇, digunakan jika periode lebih besar dari
TS.....................................................................................(2.9)
Mulai
Studi Litelatur
Pengumpulan Data
Preliminary Design
Gedung
Pembebanan
Kombinasi Pembebanan
(SNI 1726-2012)
Perencanaan Struktur
Gedung
Tidak Oke
Kontrol Desain Struktur
Penulangan Struktur
Gedung
Selesai
Faizah, Restu. Studi perbandingan pembebanan gempa statik ekuivaleb dan dinamik time
history pada gedung bertingkat di Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Vol.18, No.2, (2015), hh. 190-199.
Nawy, Edward G. (1998). Beton bertulang: suatu pendekatan dasar. PT Refika Aditama,
Bandung.
Palit, Maria Claudia. Perencanaan struktur gedung Hotel Jalan Martadinata Manado.
Jurnal Sipil Statik Universitas Sam Ratulangi Manado, Vol.4, No.4, (2016), hh.
263-270.
Purwanto, Andy dan Prayogy, M Tri. Perencanaan struktur bangunan Gedung Hotel
Horison Pekalongan. Program Studi Teknik Sipil Universitas Diponegoro.
Semarang.
Rianti, Desy dan Prawira, Ahmad Agung. Perencanaan struktur gedung kuliah lima
lantai di Kota Semarang dengan menggunakan metode SRPMK. Program Studi
Teknik Sipil Universitas Diponegoro. Semarang.
Rizki, Putra Nandani dan Putri, Prima Andina. Perencanaan struktur gedung bertingkat
(Studi kasus Sekolah Tahfidz Banjir Kanal Timur). Jurnal Kajian Teknik Sipil
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, Vol.2, No.2, (2015), hh. 29-35.
Saputra, Yudha Eka Priatama. (2018). Perencanaan struktur gedung rusunawa 6 lantai di
Boyolali dengan metode Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SPRMM).
Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
SNI 1726:2002.(2002). Standar perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan
gedung. Depertemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Bandung.
SNI 2847:2002.(2002). Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung.
Depertemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Bandung.
SNI 1726:2012.(2012). Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan
gedung dan non gedung. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
SNI 1727:2013.(2013). Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur
lain. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Soelarso dan Baehaki dkk. Analisis struktur beton bertulang SRPMK terhadap beban
gempa statik dan dinamik dengan peraturan SNI 1726-2012. Jurnal Fondasi Teknik
Sipil Universitas Sultan Agung Tirtayasa, Vol.4, No.4, (2015), hh. 1-7.
Suharjanto. (2013). Rekayasa gempa dilengkapi dengan analisis beban gempa seuai SNI
1726:2002. Kepel Press, Yogyakarta.
Wigroho, Haryanto Yoso. (2001). Analisis & perancangan struktur frame menggunakan
SAP 2000. ANDI, Yogyakarta.