1. Pengertian Usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi dari suatu benda atau alat yang
rusak akibat pemakaian alat tersebut pada kondisi semula . Proses perbaikan
tidak menuntut penyamaan sesuai kondisi awal, yang diutamakan adalah alat
tersebut bisa berfungsi normal kembali
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Prosedur 1. Kordinator ruangan mengisi blangko perbaikan alat dan melaporkan
kerusakan peralatan yang perlu diperbaiki kepada penanggung jawab sarana
prasarana puskesmas
2. Penanggung jawab inventaris akan melakukan pengecekan peralatan tersebut
masih bisa diprbaiki atau tidak. Termasuk biaya yang diperlukan dan
kemungkinan perlu menunjuk pihak luar untuk pelaksanaan perbaikan
selanjutnya
3. Bila kegiatan perbaikan tersebut memerlukan biaya, penanggung jawab
inventaris terlebih dahulu melaporkan kepada kepala puskesmas untuk
mendapatkan persetujuan
4. Pimpinan puskesmas akan memberikan pertimbangan tentang perbaikan alat
tersebut, apakah dapat dilakukan perbaikan oleh bagian pemeliharaan
puskesmas atau perbaikan dengan pihak ketiga
5. Petugas atau pihak luar segera melakukan perbaikan peralatan di laboratorium
yang mengalami kerusakan
6. Jika alat yang rusak akan dibawa oleh petugas, maka petugas inventaris akan
membuat catatan bahwa alat sedang dalam perbaikan
7. Setelah selesai perbaikan petugas segera mengembalikan alat yang sudah
diperbaiki ke laboratorium dan meminta tanda tangan kordinator laboratorium
sebagai bukti bahwa perbaikan alat sudah selesai di lakukan
6. Unit Terkait Koordinator Laboratorium, Kepala Puskesmas, Penanggung jawab inventaris
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Pelapor