ANATOMI FISIOLOGI
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak di rongga dada
dibawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum. Ukuran jantung lebih
kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira - kira 250-300 gram.
Fungsi Jantung :
1. Memompa darah melalui pembuluh darah.
2. Memompa darah ke paru-paru untuk mengambil oksigen.
3. Menerima darah dari seluruh tubuh.
4. Menerima darah beroksigenasi dari paru-paru.
5. Membuang darah limbah sisa metabolisme.
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :
1. Hipertensi Primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang
mempengaruhinya yaitu : Genetik, lingkungan,hiperaktifitas saraf simpatis sistem
renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang
meningkatkan resiko : Obesitas ,merokok,alkohol dan polisitemia.
2. Hipertensi Sekunder
Penyebab spesifik diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi
vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom cushing, hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi pada lanjut usia dibedakan atas :
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan
tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan darah sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan pada :
E.PATOFISIOLOGI
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,
2001).
PATWAYS
F.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
- Hb/Ht : Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengidentifikasi factor resiko seperti :
hipoagulabilitas,anemia.
- BUN / Kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi atau fungsi ginjal.
- Glukosa : Hiperglikemia ( DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin.
- Urinalisa : darah,protein,glukosa,menisyaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral,encelopati.
3. EKG : Dapat menunjukkan pola regangan,dimana luas,peninggian gelombang P adalah
salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4. IUP : Mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu Ginjal,perbaikan ginjal
5. Photo Dada : Menunjukkan destruksi kalrifikasi pada area katup,pembesaran jantung.
G.PENATALAKSANAAN
a. pengkajian
Aktivitas/Istirahat
Gejala : Kelemahan,letih,nafas pendek,gaya hidup menonton.
Tanda : Frekuensi jantung meningkat,perubahan irama jantung,takipnea.
Sirkulasi
Gejala : Riwayat Hipertensi,aterosklerosis,penyakit jantung koroner/katup dan
penyakit serebrovaskular episode palpitasi.
Tanda : Kenaikan tekanan darah,hipotensi pustural,takikardia,kulit pucat,sianosis dan
diaforesis.
Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian,ansietas,depresi,euporia atau marah.
Tanda : Gelisah,tangisan yang meledak,letupan suasana hati, Gerak tangan empati
,otot muka tegang ,gerakan fisik cepat,pernafasan,menghela,peningkatan pola bicara.
Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu.
Makanan/cairan
Gejala : Makanan yang disukai,misal : tinggi garam,tinggi lemak,tinggi kolestrol,gula
dengan kandungan tinggi kalori, mual, muntah, perubahan berat badan (meningkat
/menurun), Riwayat penggunaan diuretic.
Tanda : Berat badan normal atau obesitas,Adanya edema,kongesti vena,glikosuria.
Neurosensori :
Gejala : Pusing-pusing, berdenyut, sakit kepala di suboksipital, kebas, gangguan
penglihatan
Tanda : Perubahan orientasi, ingatan, Penurunan kekuatan genggaman tangan.
Nyeri
Gejala : Nyeri pada dada, angina, nyeri hilang timbul padda tungkai, Nyeri
Abdomen.
Pernafasan
Gejala : Dispnea,takipnea,ortopnea,dispnea nocturnal paroksismal, batuk, riwayat
merokok.
Tanda : Distress respirasi, bunyi nafas tambahan,sianosis.
Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan, Hipotensi postural.
I.DIAGNOSA KEPERAWATAN
J.INTERVENSI KEPERAWATAN
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekun
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,
2001).
DAFTAR PUSTAKA
NIM : 11409714048
TK/SEMESTER : IIIA/V
RUANGAN :SEROJA