Anda di halaman 1dari 55

TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Baja


Baja adalah bahan komoditas tinggi terdiri dari Fe dalam bentuk kristal dan karbon.
Besarnya unsur karbon adalah 1,6%. Pembuatan baja dilakukan dengan pembersihan dalam
temperatur tinggi. Baja Berasal dari biji-biji besi yang telah melalui proses poengolahan
ditempa untuk berbagai keperluan. Besi murni adalah suatu logam putih kebiruan, selunak
timah hitam dan dapat dipotong dengan pisau. Baja juga mengandung zat arang (C), silikon
(Si), mangan (Mn), pospor (P), dan belerang (S). Sifat baja yaitu memliki ketangguhan yang
besar dan sebagian besar tergantung pada cara pengolahan dan campurannya. Titik lelehnya
sekitar 1460°C-1520°C, berat jenisnya sekitar 7,85 dan angka pengembangannya tiap 1°C.

1.2 Baja Sebagai Bahan Struktur


Bedasarkan pertimbangan ekonomi, kekuatan, dan sifat baja, pemakaian baja sebagai
bahan struktur sering dijumpai pada berbagai bangunan seperti gedung bertingkat, bangunan
air, dan bangunan jembatan. Keuntungan yang diperoleh dari baja sebagai bahan struktur
adalah :

a. Baja mempunyai kekuatan cukup tinggi dan merata. Kekuatan yang tinggi ini
mengakibatkan struktur yang terbuat dari baja, umumnya mempunyai ukuran
tampang relatif kecil, sehingga struktur cukup ringan sekalipun berat jenis baja
tinggi.
b. Baja adalah hasil produksi pabrik dengan peralatan mesin-mesin yang cukup canggih
dengan jumlah tenaga manusia relatif sedikit, sehingga pengawasan mudah
dilaksanakan dengan seksama dan mutu dapat dipertanggungjawabkan.
c. Pada umumnya struktur baja mudah dibongkar pasang, sehingga elemen struktur baja
dapat dipakai berulang-ulang dalam berbagai bentuk struktur.
d. Struktur dari baja dapat bertahan cukup lama.
Baja sebagai bahan struktur mempunyai beberapa kelemahan atau kekurangan,
antara lain :
a. Pemeliharaan memerlukan biaya yang banyak.
b. Kekuatan baja dipengaruhi temperatur.

Ali Dede Yusuf (2112161191) 1


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

c. Bahaya tekuk ( buckling ) mudah terjadi.


1.3 Bentuk Profil Baja
Baja struktur diproduksi dalam berbagai bentuk profil. Bentuk profil baja yang sering
dijumpai dipasaran seperti : siku-siku, kanal, I atau H, jeruji, sheet piles, pipa, rel, plat, dan
kabel. Disamping itu ada profil yang bentuknya serupa dengan profil I tetapi sayapnya lebar,
sehingga disebut profil sayap lebar (wide flange). Beberapa kelebihan dari wide flange, yaitu:

a. Kekuatan lenturnya cukup besar


b. Mudah dilakukan penyambungan

Adanya kelebihan diatas menjadikan wide flange sering digunakan sebagai kolom dan
balok pada bangunan gedung, gelagar dan rangka jembatan, dan bangunan struktur lainnya.
Khusus untuk wide flange dengan perbandingan lebar sayap dan tinggi profil (b/h) sama
dengan satu atau disebut juga profil H. Profil H ini sangat cocok digunakan untuk struktur
pondasi tiang pancang.

1.4 Sifat Metalurgi Baja


Sifat metalurgi baja ini sangat berkaitan erat dengan fungsi dari unsur-unsur atau
komponen kimia dalam baja. Baja struktur yang biasa dipakai untuk struktur rangka
bangunan adalah baja karbon (carbon steel) dengan kuat tarik sebesar 400 MPa, sedang baja
struktur dengan kuat tarik lebih dari 500 Mpa sampai 1000 Mpa disebut baja kekuatan tinggi
(high strength steel).

Sifat yang dimiliki baja yaitu kekakuanya dalam berbagai macam keadaan
pembebanan atu muatan. Terutama tergantung dari :

a. Cara peleburannya
b. Jenis dan banyaknya logam campuran
c. Proses yang digunakan dalam pembuatan.

Ali Dede Yusuf (2112161191) 2


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

Berikut ini ada beberapa dalil yang menyangkut sifat-sifat baja :

Dalil I
Besi murni tidak mempunyai sifat-sifat yang dibutuhkan untuk dipergunakan sebagai bahan
penanggung konstruksi.

Dalil II

Peningkatan nilai dari sifat-sifat tertentu, lazim dengan tidak dapat dihindarkan senantiasa
mengakibatkan pengurangan dari nilai sifat-sifat lain, misalnya baja dengan keteguhan
tinggi, istimewa lazimnya kurang kenyal.

1.5 Bentuk-bentuk baja dalam perdangan


Bahan baja yang dipergunakan untuk bangunan berupa baja batangan dan plat.
Penampang dari bahan baja biasanya disebut profil. Dalam perdagangan baik profil maupun
panjang sudah memiliki standarisasi. Mengingat terbatasnya panjang batang yaitu 18 meter,
maka untuk keperluan batang konstruksi yang lebih dari itu perlu dibuatkan sambungan.
Selain untuk menambah panjang konstruksi, sambungan diperlukan pula untuk menyatukan
bagian-bagian konstruksi yang harus disatukan.

Macam-macam profil yang terdapat di pasaran antara lain sebagai berikut :

a. Profil baja tunggal


 Baja siku-siku sama kaki
 Baja siku tidak sama kaki (baja T)
 Baja siku tidak sama kaki (baja L)
 Baja I
 Baja Canal
 Baja
2. Profil Gabungan
 Dua baja L sama kaki
 Dua baja L tidak sama kaki
 Dua baja I
3. Profil susun
 Dua baja I atau lebih

Ali Dede Yusuf (2112161191) 3


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

1.6 Macam-macam bentuk kuda-kuda Baja


a. Pratt Truss
Kemiringan atap = tg α , dimana h = tinggi kuda-kuda
L = bentang kuda-kuda
b. Hows Truss
c. Pink Truss
d. Modified Pink Truss
e. Mansarde Truss
f. Modified Pratt Truss
g. Crescent Truss

1.7 Keuntungan dan kerugian Pengunaan Baja.


Keuntungan:
a. Baja lebih ringan.
b. Bahan baja akan lebih mudah untuk dipindahkan.
c. Bila konstruksi harus dibongkar, baja akan dapt dipergunakan lagi sedangkan
konstruksi dengan beton tidak dapt digunakan lagi.
d. Pekerjaan konstruksi baja dapat dilakukan di bengkel sehingga
pelaksanaannya tidak membutuhkan waktu lama.
e. Bahan baja sudah mempunyai ukuran dan mutu tertentu dari pabrik.
Kerugian:
a. Biala konstruksi terbakar, maka kekuatannya akan berkurang, pada batas yang
besar juga dapat merubah konstruksi.
b. Bahan baja dapat terkena karat, sehingga memerlukan perawatan.
c. Karena memiliki berat yang cukup besar, dalam melakukan pengangkutan
memerlukan biaya yang besar.
d. Dalam pelaksanaan konstruksi diperlikan tenaga ahli dan berpengalaman
dalam hal konstruksi baja.
1.8 Jenis-jenis alat Penyambung baja
a. Baut
Pemakaian baut diperlukan bila:
1) Tidak cukup tempat untuk pekerjaan paku keling

Ali Dede Yusuf (2112161191) 4


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

2) Jumlah plat yang akan disambung> 5d (d diameter baut)


3) Dipergunakan untuk pegangan sementara
4) Konstruksi yang dapat dibongkar pasang
b. Paku keeling
Sambungan paku keling dipergunakan pada konstruksi yang tetap. Jumlah tebal
peat yang akan disambung tidak boleh > 6 d (diameter paku keling). Beberapa
bentuk kepala paku keeling yaitu paku yang dipergunakan pada tiap pertemuan
minimal menggunakan 2 paku dan maksimal 5 paku dalam satu baris. Penempatan
paku pada plat ialah : jarak dari tepi plat el.
c. Las lumer
Ada 2 macam las lumer menurut bentuknya, yaitu:
1) Las tumpul
2) Las sudut

Ali Dede Yusuf (2112161191) 5


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

BAB II

KONSTRUKSI BAJA

Keterangan :

a. Tipe konstruksi atap baja :D

b. Bahan penutup atap : Genting

c. Jarak gading-gading kap (l) : 3 meter

d. Bentang Kuda-kuda (L) : 12.5 m

e. Kemiringan Atap (α) : 40°

f. Beban Angin Kiri : 50 kg/m2

g. Beban Angin Kanan : 45 Kg/m²

h. Beban Plafond : 18 Kg/m²

i. Beban Berguna (orang) : 100 kg

j. Sambungan : Paku Keling

k. Mutu Baja (ơₐ ) : BJ 37 - ơijin = 1600 kg/cm²

Ali Dede Yusuf (2112161191) 6


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

Berdasarkan pembagian fungsi dari masing-masing bagian konstruksi kuda-kuda,


dalam penyelesaian perencanaan perhitungan dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :

a. Perhitungan dimensi gording

b. Perhitungan dimensi batang tarik ( trackstang )

c. Perhitungan dimensi ikatan angin

d. Perhitungan dimensi kuda-kuda

e. Perhitungan konstruksi perletakan

f. Penggambaran

2.1 Macam-Macam Pembebanan

Pembebanan yang digunakan pada konstruksi rangka baja (pembebanan pada kuda-
kuda), terdiri dari :

a. Beban Mati

1) Beban penutup atap dan gording ( tanpa tekanan angin )

2) Beban berguna P = 100 kg

3) Berat sendiri kuda-kuda

b. Beban Angin

1) Beban angin kanan

2) Beban angin kiri

c. Beban Plafond

2.2 Perhitungan Dimensi Gording

Gording diletakan diatas beberapa kuda-kuda yang fungsinya menahan beban atap
dan perkayuannya, dan kemudian beban tersebut disalurkan pada kuda-kuda. Pembebanan
pada gording berat sendiri gording dan penutup atap.

Ali Dede Yusuf (2112161191) 7


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

Dimana : a = jarak gording L = jarak kuda-kuda

1 1 
G =  a  a  x L (meter) x berat per m² penutup atap per m² gording
2 2 

= a x berat penutup atap per m²

Catatan: Berat penutup atap tergantung dari jenis penutup atap

Berat jenis gording diperoleh dengan menaksirkan dimensi gording, biasanya gording
menggunakan profil I, C ( tabel profil ) dam di dapat berat per m gording.

Berat sendiri girding = g² kg/m

Berat mati = b.s penutup atap + b.s gording

= (gˡ + g²) kg/m

Gording di letakkan tegak lurus bidang penutup atap, beban mati (g) bekerja vertikal.

gx = g cos ɑ

gy = g cos ɑ

Gording di letakkan tegak lurus beberapa kuda-kuda, jadi merupakan balik penerus
diatas beberapa balok tumpuan (countinous bean), Untuk memudahkan perhitungan dapat
dianggap sebagai balok diatas dua tumpuan statis tertentu dengan mereduksi momen lentur.

akibat gx → Mgl = 0,80 (1/8 gx 1²)


= 0,80 (1/8 sin α 1²)
akibat gy → Myl = 0,8 (1/8 gy 1²)
= 0,80 (1/8 g cos ɑ 1²)
a. Beban Berguna

Beban berguna P = 100 kg bekerja ditengah-tengah gording

Mmax = 80 % ( 1/4 PL )

Akibat Px → M x2 = 0,80 (1/4 PxL)

Ali Dede Yusuf (2112161191) 8


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

= 0,80 ( 1/4 P sin ɑ L )

Akibat Py → My2 = 0,80 ( 1/4 Py L )

= 0,80 (1/4 P cos ɑ L )

b. Beban Angin (W)

Ikatan angin hanya berkerja menahan gaya normal/aksial tarik saja. Cara kerjanya,
apabila yang satu berkerja sebagai batang tarik maka yang lainnya tidak menahan apa-
apa dan sebaliknya. Beban angin dianggap bekerja tegak lurus bidang atap.

Beban angin yang ditahan gording

W = a . x tekanan angin per meter (kg/m²)

Mmax = 80 % ( 1/8 WL² ) = 0,80 ( 1/8 W L² )

Akibat Wx → Mx3 = 0

Akibat Wy → My3 = 0,80 ( 1/8 W,L² ) = 0,80 ( 1/8 W L² )

c. Kombinasi Pembebanan

I Mx total = Mx1 + Mx2

My total = My1 + My2

II Beban mati + Beban berguna + Beban angin

Mx total = Mx1 + Mx2

My total = My1 + My2 + My3

d. Kontrol Tegangan

Kombinasi I

Mxtotal Mytotal
σ=  ≤  = 1600kg/cm²
Wy Wx

Catatan : jika σ ≤  , maka dimensi gording diperbesar

Ali Dede Yusuf (2112161191) 9


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

Kombinasi II

Mxtotal Mytotal
σ=  ≤  = 1,25σ
Wy Wx

Catatan : jika  ≤ 1,25σ , maka dimendi gording di perbesar

e. Kontrol Lendutan

 Akibat beban mati

5qxL4 5qyL4
Fxl = cm F= cm
384 EI y 384 EI x

 Akibat beban berguna

P L3 5Wy L3
Fx2 = x
cm Fx2 = cm
48EI x 48EI y

 Akibat beban angin

5Wy L4
Fx3 = 0 cm Fy3 = cm
384 EI x

Fx total = ( Fx1+Fx2 ) ≤ F

Fy total = ( Fy1+Fy2+Fy3) ≤ F

F1 = f x2  f y2  f

catatan: jika F > F maka dimensi gording diperbesar

2.3 Perhitungan Dimensi Trackstang (Batang Tarik)

Batang tarik berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada arah sumbu x
(kemiringan atap dan sekaligus untuk mengurangi tegangan lenturan pada arah sumbu x).

Batang tarik menahan gaya tarik Gx dan Px, maka :

Gx = berat sendiri gording + penutup atap arah sumbu x

Ali Dede Yusuf (2112161191) 10


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

Px = beban berguna arah sumbu x

Pbs = Gx + Px

Karena batang tarik di pasang dua buah, per batang tarik :

Gx  Px
Pts =
2

F Gx  Px Gx  Px
σ=    ambil     Fn 
Fn 2 2
Fn 

Fbr = 125 % Fn Fbr = 1  d 2


4

Dimana : Fn = luas netto

Fbr = luas brutto

A = diameter batang tarik (diperoleh dari tabel baja)

a. Batang Tarik

p
Fn = Dimana : Fn = Luas penampang netto

Fbr = Fn + Δ F  Fbr = 125 % P = Gaya batang

 = Tegang yang diijinkan

b. Batang Tekan

Imin = 1,69 P.Lk² (cm4) Dimana : Imin = momen inersia minimun

P = gaya batang tekan (Kg)

Lk = panjang tekuk (cm)

Setelah diperoleh I min lihat tabel propil maka diperboleh dimensi/ukuran propil.

Kontrol:

Ali Dede Yusuf (2112161191) 11


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

 terhadap sumbu bahan


 terhadap sumbu bebas bahan
2.4 Perhitungan Gaya-gaya Batang
Besarnya gaya batang tidak dapat langsung tidak dapat langsung dicari dengan cara
cremona, karena ada momen lentur pada kolom.Perhitungan dapat diselesaikan dengan
membuat batang-batang tambahan(fiktif)

Selanjutnya dapat diselesaikan dengan cara cremona.

Ada dua cara untuk mencari besarnya gaya batang yaitu dengan cara :

a. Grafis, yaitu dengan cara cremona dan car cullman


b. Analistis, yaitu dengan cara ritter, cara Henenberg, cara keseimbangan titik
kumpul.

Untuk mencari gaya batang pada konstuksi kuda-kuda, biasanya dipakai dengan cara
cremona kemudian di kontrol dengan cara ritter. Selisih kesalahan cara cremona ddan cara
ritter maksimum 3 %jika lebih maka perhitungan harus di ulang.

Asumsi yang di ambil dalam penyelesaian konsrtuksi rangka batang, terutama untuk
mencari besarnya gaya batang, yaitu :

a. Titik simpul dianggap sebagai sendi (M=o)


b. Tiap batang hanya memikulgaya normal atau axial tarik atau tekan
c. Beban dianggap bekerja pada titik simpul
1) Beban mati dianggap bekerja vertikal pada tiap-tiap titik simpul batang tepi
atas
2) Beban angin, dianggap bekerja tegak lurus bidang atap pada tiap-tiap simpul
batang tepi atas
3) Bahan flapon, dianggap bekerja vertikal pada tiap-tiap titik simpul batang
tepi bawah
d. Gaya batang tekan arahnya mendekati titik simpul dan gaya batang tarik arahnya
menjauhi titik simpul
a) Cara Cremona ( Cara Grafis )
Dalam menyelesaikan cara cremona perlu diperhatikan beberapa patokan sebagai berikut:

Ali Dede Yusuf (2112161191) 12


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

1) Ditetapkan segala gaya ,yaitu dari satuan Kg/ton menjadi satuan cm.
2) Penggambaran gaya batang dimulai dari titik simpul yang hanya terdapat
maksimum dua gaya batang yang belum diketahui.
3) Urutan penggambaran dapat searah jarum jam atau berlawanan arah jarum
jam.Keduanya jangan dikombinasikan.
4) Akhir dari penggambaran gaya batang harus kembali pada titik ,dimana
dimulai penggambaran gaya batang.
Prosedure penyelesaian cara cremona:

1) Gambar bentuk kuda-kuda rencana dengan skala yang benar,lengkap dengan


ukuran gaya-gaya yang bekerja.
2) Tetapkan skala gaya dari Kg atau ton menjadi cm.
3) Cari besar resultan dari gaya yang bekerja.
4) Cari besar arah dan titik tangkap dari reaksi perletakan.
5) Tetapkan perjanjian arah urutan penggambarandari masing-masing gaya
batang pada titik simpul searah jarum jam atau berlawanan jarum jam.
6) Gambar masing-masing gaya batang sesuai ketentuan pada patokan yang
berlaku.
7) Ukuran panjang gaya batang, tarik (+),atau tekan (-).
8) Besarnya gaya yang dicari adalah panjang gaya batang dikalikan skala gaya.
b) Cara Ritter ( Analisis )
Mencari gaya-gaya dengan cara ritter bersifat analitis dan perlu diperhatikan ketentuan
berikut:

1) Membuat garis potong yang memotong beberapa batang yang akan dicari.
2) Batang yang terpotong diasumsikan sebagai batang tarik. Arah gaya menjauhi
titik simpul.
Catatan : Sebaikanya ditinjau bagian konstruksi yang terdapat gaya lebih sedikit, hal ini
untuk mempercepat perhitungan
Urutan cara penggambaran:

1) Gambar bentuk konstruksi rangka batang yang akan dicari ,gaya batang
lengkap dengan ukuran dan gaya-gaya yang bekerja.
2) Cari besar reaksi perletakan

Ali Dede Yusuf (2112161191) 13


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

3) Buat garis potong yang memotong batang yang akan dicari gaya batangnya.
4) Tinjau bagian konstruksi yang terpotong tersebut dimana terdapat gaya-gaya
yang lebih sedikit.
5) Tandai arah gaya dari batang yang terpotong tersebut dimana terdapat gaya
yang lebih sedikit.
6) Cari jarak gaya trhadap titik yang ditinjau.
7) Selanjutnya didapat gaya batang yang dicari.
2.5 Perhitungan Sambungan
Dalam kontruksi baja ada beberapa sambungan yang biasanya digunakan. Pada
perhitungan disini sambungan yang dipergunakan adalah sambungan baut. Karena pada baut
terdapat ulir, yang menahan geser dan tumpu hanya diperhitungkan bagian galinya (kran),
untuk mempermudah perhitungan dapat diperhitungkan pada penentuan besarnya tegangan
geser dan tumpuan yang diijinkan.

Akibat pembebanan (tarik/tekan), pada baut bekerja gaya dalam berupa gaya geser
dan gaya normal. Gaya normal menimbulkan tegangan tumpu pada baut, sedangkan gaya
geser menimbulkan tegangan geser pada baut. Untuk perhitungan sambungan dengan baut
perlu diketahui besarnya daya pikul 1 baut terhadap geser dan tumpu.

Fgs = ¼ .  . d2

Ftp = d. Smin

Dimana : Fgs = Luas bidang geser

Ftp = Luas bidang tumpu

Smin = Tebal plat minimum

d = diameter baut

Catatan:

 Untuk sambungan tunggal (single skear)


Ngs = ¼ .  . d2
 Untuk sambungan ganda (double skear)
Ngs = ¼ .  . d2. C

Ali Dede Yusuf (2112161191) 14


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

Ntp = d. Smin . σtp

Jika tumpu menunjukkan tegangan tumpu yang diijinkan, maka harus


diperhitungkan harga terkecil antara Pmaks tumpu dan Pmaks geser. Jadi
banyaknya baut adalah :

P makx Pmaks
n= n=
N min .g s N min .t p

Ali Dede Yusuf (2112161191) 15


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

BAB III

PERHITUNGAN PERANCANGAN KONSTRUKSI BAJA

3.1 Perhitungan Panjang Batang


A. Panjang Sisi Miring (A)

Diketahui : AC = AD 2  CD 2 A = 7,832/6

= (6)2  (5,034)2 = 1,305 m

= 7,832
CD
Tan 40° =  cd  Tan 40. AD
AD
= 0,839 . 6
= 5,034 m
B. Menghitung Batang Tepi Bawah (B)
B2 = B3 = B4 = B5 = B6 = 2
B1 = B7 = 1
C. Menghitung Batang Diagonal (D)

D1 = D2 = D9 = D10 = (1 / 2 B)2  ( X d 2 )2

= (1 / 2.2)2  (1,678)2
= 1,95 m

Xd2 = tan α .b
= tan 40°. 2
= 1,678

D3 = D4 = D7 = D8 = (1 / 2 B)2  ( X d 4 )2

= (1 / 2.2)2  (1,678)2
= 3,502 m
Xd4 = tan α .2b
= tan 40°. 2.2
= 3,356

Ali Dede Yusuf (2112161191) 16


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

D5=D6 = (1 / 2 B)2  ( X d 5 )2

= (1 / 2.2)2  (5,034)2
= 5,13 m
Xd5 = tan α .3b
= tan 40°. 3.2
= 5,034

D. Menghitung Batang Tegak (T)


T1 = T6 = Tan 40°. b1
= 0,839 . 1
= 0,839 m
T2 = T5 = Tan 40°. (b1+b2)
= 0,839.(1+2)
= 2,517 m
T3 = T4 = Tan 40°. (b1+b2+b3)
= 0,839 .(1+2+2)
= 4,195 m

Ali Dede Yusuf (2112161191) 17


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

DAFTAR PANJANG BATANG

BATANG
NO
A B D T

1 1,305 m 1m 1,953 m 0,839 m

2 1,305 m 2m 1,953 m 2,517 m

3 1,305 m 2m 3,502 m 4,195 m

4 1,305 m 2m 3,502 m 4,195 m

5 1,305 m 2m 5,132 m 2,517 m

6 1,305 m 2m 5,132 m 0,839 m

7 1,305 m 1m 3,502 m -

8 1,305 m - 3,502 m -

9 1,305 m - 1,953 m -

10 1,305 m - 1,953 m -

11 1,305 m - - -

12 1,305 m - - -

3.2 Perhitungan Dimendi Gording, Trakstang & Ikatan Angin


a. Gording Dipengaruhi Oleh :
 Muatan mati, yaitu : - Berat sendiri gording (kg/m)
- Berat sendiri penutup atap (kg/m2)
 Muatan hidup, yaitu berat orang dengan berat P = 100 kg
 Muatan angin (kg/m2)
Ketentuan :
 Jarak antara gording : 1.305 m

Ali Dede Yusuf (2112161191) 18


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

 Sudut kemiringan : 40.0°


 Jarak gading-gading kap : 3,00 m
 Berat siarap : 50 kg/m2
b. Perhitungan Berat Penutup Atap
Beban yang dilakukan gording akibat berat sendiri atap dan berat sendiri gording :

 Karena satuannya tidak sama maka disamakan dahulu dengan jarak gording.
Berat yang didukung gording : 1,305 x 50 = 65,25 Kg/m
 Berat sendiri gording ditaksir : C - 14 = 16,0 Kg/m
q = 81,25 Kg/m

Gording ditempatkan tegak lurus bidang penutup atap dan beban mati Px bekerja
vertical, P di uraikan pada sumbu X dan sumbu Y, sehingga diperoleh :

Dengan jarak gading-gading 3,00 m dan kemiringan sudut 40°

qx = P Sin 400 qy = P Cos 400


= 81,25 sin 400 = 81,25cos 400
= 52,23 kg/m = 62,24 kg/m
Momen akibat Beban mati
Karena dianggap sebagai balok menerus di atas beberapa tumpuan (continous beam) maka
untuk memperoleh perhitungan dapat diasumsikan sebagai berat bertumpuan di ujung.
2
1
Mx = 1 / 8.qx.  .80% My = 1 / 8.qy .I 2 .80 %
2

Ali Dede Yusuf (2112161191) 19


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

2
3
= 1 / 8.52,23.  .0,8 = 1 / 8.62,24.(3)2 .0,8
2
= 11,75 Kg m = 56,02 Kg m
c. Perhitungan Berat Penutup Atap
Beban berguna atau beban hidup adalah beban terpusat yang bekerja di tengah-tengah
bentang gording, beban ini diperhitungkan kalau ada orang yang bekerja diatas gording.
Diambil beban orang Po = 100 Kg
Pox = Po sin 40° Poy = Po cos 40°
= 100 sin 40° = 100 cos 40°
= 64,279 Kg = 76,604 Kg
Momen yang timbul akibat berpusat dianggap Continous Beam.
Momen akibat beban hidup
P
Mox = 1 .Pox. .80% Moy = 1 .Poy.1.80%
4 2 4

3
= 1 .60,88. .0,8 = 1 .76,604.3.0,8
4 2 4

= 19,28 Kg m = 45,96 Kg m
d. Perhitungan Muatan Angin
Beban angin dianggap bekerja tegak lurus bidang atap

Ketentuan :
 Koefisien angin tekan ( c ) = (0,02 . α - 0,4)
 Koefisien angin hisap ( c’ ) = - 0,4
 Beban angin kiri (q1) = 50 Kg / m²

Ali Dede Yusuf (2112161191) 20


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

 Beban angin kanan (q2) = 45 Kg / m²


 Kemeringan atap (α) = 40 °
Kefesien atap:
 Angin tekan ( c ) = (0,02 . α - 0,4)
= (0,02 .40°- 0,4)
= 0,4
Angin hisap ( c ˡ ) = -0,4
a) Angin kiri -
Tekan (w) = c .q . 1(jarak gording)
= 0,4 . 50. (1,305)
= 26,1 Kg / m
Hisap ( wˡ ) = cˡ .q . 1 (jarak gording)
= -0,4 . 50. (1,305)
= -26, 1 Kg / m
b) Angin kanan
Tekan ( w ) = c .q . 1 (jarak gording)
= 0,4 . 45. (1,305)
=23,49 Kg / m

Hisap ( wˡ ) = cˡ .q . i(jarak gording)


= -0,4 . 45. (1,305)
= - 23,49 Kg / m
Dalam perhitungan diambil harga w (tekan terbesar)
W max = 26,1 Kg / m
Wx =0
Wy =26,1 Kg / m
Jadi momen akibat beban angin adalah :
2
1
MWx = 1/8 . Wx .   .80% MWy = 1/8 . wy .(I)2 . 80 %
2
2
3
= 1/8 .   .0,8 = 1/8 . 26, 1. (3)2 . 0,8
2
= 0 Kg m = 23,49 Kg m

Ali Dede Yusuf (2112161191) 21


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

Atap + Gording Beban Orang


q, P dan M Angin
(Beban Mati) (Beban Hidup)

P 81,25 Kg/m 100 Kg 26,61 Kg/m

qx, Pox 52,23 Kg/m 64,279 Kg 0

qy, Poy 62,24 Kg/m 76,604 Kg 26,61 Kg/m

Mx 11,75 Kg/m 19,28 Kg/m 0

My 56,02 Kg/m 45,96 Kg/m 23,49 Kg/m

e. Kontrol Gording
Kontrol gording terhadap tegangan
Dari tabel profil baja dapat diketahui bahwa C - 14
Wx = 86,4 cm3
Wy = 14,8 cm3
 Kombinasi 1
Mx total = beban mati + beban hidup
= 11,75 + 19,28
= 31,03 Kg m = 3103 Kgcm
My total = beban mati + beban hidup
= 56,02 + 45,96
= 101,98 Kgm = 10198 Kgcm
Mxtotal Mytotal
σ= 
Wy Wx
3103Kgcm 10198Kgcm
σ= 
14,8cm3 86,4cm3
σ = 327,69 Kg/cm2
Sehingga didapat σ = 327,69 Kg/cm2    1600 Kg/cm.......... Ok

Ali Dede Yusuf (2112161191) 22


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

 Kombinasi 2
Mx total = (beban mati + beban hidup ) + Beban angin
= (11,57 + 19,28) + 0
= 31,03 Kgm = 3103 Kgcm
My total = (beban mati + beban hidup) + beban angin
= (56,02 + 45,96) + 23,49
= 125,47 Kgm = 12547 Kgm
Mxtotal Mytotal
σ= 
Wy Wx
3103Kgcm 12547Kgcm
σ= 
14,8cm3 86,4cm3
σ = 354,88 Kg/cm2
Sehingga didapat σ = 443,6 Kg/cm2    1600 Kg/cm.......... Ok

10 mm

7 mm

140 mm

f. Kontrol Terhadap Beban Lendutan


Diketahui :
 E = 2,1 . 106 Kg/cm2
 I = 3 m = 300 cm
 Ix= 605 cm4
 Iy= 62,7 cm4
Syarat lendutan yang diizinkan akibat berat sendiri dan muatan hidup adalah
f = 1/250 . 1 = 1 /250 x 300 cm = 1,2

Ali Dede Yusuf (2112161191) 23


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

1) Kontrol terhadap beban atap dan beban gording


Px = 52,23 Kg/m = 0,5223 Kg/cm
Py = 62,24 Kg/m = 0,6224 Kg/cm
5.Px.l 4 5.0,223.(150) 4
Fx1 =   0,05cm
384.E.Ix 384.2,1.106.62,7

5.Py.L4 5.0,6224(300) 4
Fy1 =   0,05cm
384.E.Ix 384.2,1.106.605
2) Kontrol terhadap beban berguna
Px = 64,279 Kg
Py = 76,604 Kg
2
1
P.x.  3
Fx2 =  2   64,279(150)  0,034cm
48.E.Iy 48.2,1.106.62,7

P. y.l 3 76,604(300)3
Fy2 =   0,034cm
48.E.Ix 48.2,1.106.605
3) Kontrol terhadap beban angin
Wx =0
Wy = 26,61 . 10-2 Kg/cm
5.Wy.l 4 5.26,1.10 2 (300) 4
Fy3 =   0,0217 cm
384.E.Ix 384.2,1.106.925
Jadi pelenturan adalah sebagai berikut :
Fx total = Fx1 + Fx2 + Fx3
= 0,026 + 0,034 + 0
= 0,06 cm < F = 1,2 cm ............ Ok
Fy total = Fy1 + Fy2 + Fy3
= 0,05 + 0,034 + 0,0217
= 0,1057 cm < F = 1,2 cm ............ Ok

F1 = ( Fx)2  ( Fy)2

= (0,06)2  (0,1057)2

= 0,0147 = 0,1212 cm< F = 1,2 cm............ Ok

Ali Dede Yusuf (2112161191) 24


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

A = 1,305 mm
½A

½A

L = 4 mm

g. Mengedimensi Batang Tarik (Trakstang)


Trakstang berfungsi untuk menahan atau mengurangi lendutan pada gording arah x
dan sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur yang timbul pada arah sumbu x
batang trkstang dipasang dua buah.
qx = ( beban gording. Jarak gording + beban seng. Jarak gording. Jarak kuda )
= ( 16,0.1,305 ) + ( 50.1,305.3 )
= 20,88 + 195,75
= 216,63
Px = 64,279 Kg / m
Pts = qx + Px
= 216,63 + 64,279
= 280,909 Kg
Karena batang tarik yang dipakai double, jadi perbatang tarik
Pts 280,909
P=   140,45 Kg
2 2

P 140,45
σ=
P
fn
   1600 Kg / m 2m
2  fn    0,1cm 2
 1600

Ali Dede Yusuf (2112161191) 25


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

Fbr = 1,25 Fn
= 1,25 x 0,1
= 0,125 cm2

Fbr = 1  . d2
4
Fbr 0,125
d2 =   0,159 cm
1 4 1 4.3,14
= 0,159 cm..........................= 1,59 mm = 5 mm
Karena dalam tabel nilai d yang paling kecil adalah d = 5 mm, maka diambil d = 5 mm

h. Perhitungan Dimensi Ikatan Angin


Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal atau gaya axial tarik saja.
Cara kerjanya kalau yang satu bekerjanya sebagai batang tarik, maka yang lainnya
tidak menahan apa-apa. Sebaliknya kalau arah anginya berubah, maka secara berganti-
ganti batang tersebut bekerja sebagai batang tarik.
Perubahan pada ikatan angin ini datang dari arah depan atau belakang kuda-kuda.
Beban angin yang diperhitungkan adalah beban angin terbesar yang disini adalah
angin setelah kanan yaitu : 50 Kg/m2.

P = Gaya / Tekan angin


N = Dicari dengan syarat keseimbangan
ΣH = 0
Nx = P
N cos β = P ..................................................N = P / cos β
Rumus umum

Ali Dede Yusuf (2112161191) 26


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

P
σ= .........................................P angin = 50 Kg/ cm2
fn

Luas kuda-kuda = 1 .L.h


2

= 1 12 . 5,034
2
= 30,204 m2
Jumlah kuda-kuda (n) = 11 buah
P.anginxluas kuda  kuda
P
n 1
50.30,204
=  125,85 Kg
13  1
P P 125,85
σ=    1600Kg / m2  fn    0,08 cm2
fn  1600
Fbr = 1,25 Fn
= 1,25 x 0,08
= 0,112 cm2
Fbr 0,112
d2 =   0,1426
1 4 1 4.3,14
d = 0,378...............................= 0,378 mm = 4 mm
Karena dalam tabel nilai d yang paling kecil adalah d = 5 mm, maka diambil ikatan
angin d = 5 mm.
3.3 Perhitungan Konstruksi Rangka Batang
a. Akibat Beban Sendiri
Gaya-gaya berat sendiri bekerja pada titik simpul batang tepi atas berat sendiri itu
diakibatkan oleh :
1) Berat Sendiri Penutup Atap
Diketahui :
 Penutup atap sirap = 50 Kg/m
 Jarak gording = 1,305 m
 Jarak gading-gading kap =3m
Pa = A . berat atap . gading-gading kap
= 1,305 . 50 .3
= 195,75 Kg

Ali Dede Yusuf (2112161191) 27


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

2) Berat akibat beban berguna (beban hidup)


Berat sendiri orang (Po) = 100 Kg
3) Berat sendiri gording
Dari tabel profil baja berat C - 14 adalah = 16,0 Kg/m
Pq = gading-gading kap x berat gording
= 3 x 16,0
= 48 Kg
4) Berat sendiri kuda-kuda
Rumus dasar .
GK = (L - 2). I s/d (L + 4)
Pkl = (L - 2) I
= ( 12 - 2) 3
= 30 Kg / m
Pk2 = (L + 4) I
= ( 12 + 4) 3
= 48 Kg / m
Pk1  Pk 2
Pk =
2
30  48
=
2
78
=
2
= 39 Kg / m
Dikarenakan bentangan 12 m, jumlah titik simpul pada batang tepi atas 13
(buah), maka berat total kuda-kuda adalah 12 x 39 = 468 Kg / m. sedangkan
pada titik simpul adalah.
Gk = berat total kuda-kuda
13 - 1
468
=
12
= 39 Kg
5) Berat sendiri ikatan angin
Diketahui :

Ali Dede Yusuf (2112161191) 28


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

C = 0,4 q1 = 50 kg /m2
C’= - 0,4 q2 = 45 kg /m2
 Angin kiri
W = C . A . I . q1 W’ = C . A . I . q1
= (0,4) . 1,305. 3 . 50 = (-0,4) . 1,305 . 3 . 50
= 78,3 Kg = - 78,3 Kg
 Angin Kanan
W = C . A . I . q2 W’ = C . A . I . q2
= (0,4) . 1,305 . 3 . 45 = (-0,4) . 1,305 . 3 .50
= 78,3 Kg = - 70,47
Untuk ikatan angin (brancing) diperhitungkan sebagai berikut :
Brancing = 20 % x Berat sendiri kuda-kuda
= 20 % x 27 Kg
= 5,4 Kg

Jadi berat total pada titik simpul adalah :


G = Pa + Po + Pq + Pk Brancing
= 195,75 + 100 + 48 + 39 + 5,4
= 376,15 Kg ≈ 388,15
6) Akibat berat plafon
Diketahui :
 Berat sendiri Plafon asbes + penggantunya (qf) = 14 Kg /m
 Jarak gading-gading kap (1) = 3 m
 λ ( angka kelangsingan) = 2
Gaya pada titik simpul adalah :
Pf1 = λ . 1 . qf
= 2. 3 . 14
= 84 kg

Ali Dede Yusuf (2112161191) 29


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

3.4 Perhitungan Gaya-Gaya Batang


a. Perhitungan gaya-gaya batang cara cremona akibat beban sendiri
1) Daftar Gaya Batang

Diketahui :
G = 388,15 Kg
Skala gaya 1 cm = 100 Kg
Skala jarak 1 cm = 100 cm
V (13  1).(388.15)
RA = RB =   2328,9kg
2 2

Ali Dede Yusuf (2112161191) 30


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

2) Pengontrolan Gaya-gaya Batang Cara Ritter Akibat Beban Sendiri

A1
1
2 G

A
B1 L

RA

G = 388,15 Kg
1/2 G = 192,075Kg
RA = 2328,9 Kg
λ =2m

a) Batang A1
 MA = 0
RA. 1/2 λ - 1/2G. 1/2 λ - B1. Tan α 1/2 λ = 0
(2328,9).194,075
B1 =  2544,18kg
tan 40
Hasil dari cremona = 2544,19 kg (Tarik)
Cremona  Ritter
Kontrol X 100%  3%
Ritter

2544,19  2544,18
X 100%  0,0004%  3%.........Ok
2544,18

RA.  1 G.
A1  2
 ( Sin . )

(2328,9  1 .388,15).
 A1  2  3321,20kg
 Sin40.
Hasil dari cremona = 3321,198 kg ( Tekan )

Ali Dede Yusuf (2112161191) 31


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

Cremona  Ritter
Kontrol X 100%  3%
Ritter

3321,20  3321,198
X 100%  0,0000006 %  3%........Ok
3321,198

b. Perhitungan Gaya-Gaya Batang cara Cremona Akibat Beban Plafon


1) Daftar Gaya Batang

P = 84 Kg
Skala gaya 1 cm = 100 Kg
Skala jarak 1 cm = 100 cm

Ali Dede Yusuf (2112161191) 32


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

Kontrol :
P (n  1) 84(7,5  1)
RA = RB =   273 Kg ...........Ok
2 2
2) Perhitungan Gaya-Gaya Batang Cara Ritter Akibat Beban Plafon

A2

A M
B1 B2
½P

RX ¾P

Batang B2
 MD  0
RA. 1 2   1 2 P. 1 2   B1.Tan 1 2   0
RA . 12 .  12 P. 12 
B1 
tan  . 12 
(273.  12 .84). 12 
B1   275,29kg
tan 40. 12 

Hasil dari cremona = 275,30 kg (tarik)


Cremona  Ritter
Kontrol X 100 %  3%
Ritter

275,30  275,295
X 100%  0,000018 %  3%...... Ok
275,295

Ali Dede Yusuf (2112161191) 33


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

c. Perhitungan Gaya-Gaya Batang Cara Cremona Akibat Beban Angin Kiri


1) Daftar Gaya Batang

2) Pengontrolan Gaya-Gaya Batang Cara Ritter Akibat Angin Kiri


W = 78,3 kg
1
2 W = 39,15 kg
W’ = 78,3 kg
1
2 W’ = 39,15 kg
RA = 53,25 kg
RB = 606,31 kg

Ali Dede Yusuf (2112161191) 34


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

A2

A1
1
2 W D1

B1 B2

23,8

1. Batang D1
MA  0
+W’ . A1 + D1 . 23,8 = 0
 W '.A1
D1 =
23,8
 7,83.38,18
=  119,029 kg
23,8
Hasil dari cremona = 118,98 kg (tekan)
Cremona  Ritter
Kontrol X 100 %  3%
Ritter

 118,98  119,029
X 100%  0,0004%  3%....... Ok
119,029

Ali Dede Yusuf (2112161191) 35


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

d. Perhitungan Gaya-Gaya Batang Cara Cremona Akibat Beban Angin Kanan


1) Daftar Gaya Batang

Ali Dede Yusuf (2112161191) 36


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

2) Pengontrolan Gaya-Gaya Batang Cara Ritter Akibat Angin Kiri.


W = 78,3 kg
W’ = 78,3 kg
RA = 53,25 kg
RB = 606,31

W
A2

A1 D1
1
2 W
T1

B1

1. Batang D1
 MA = 0
- W’ . A1 + D1 . 32,56 = 0
W '.A1
D1 =
23,8
7,83.32,56
=  107,119 kg
21,42
Hasil dari cremona = 107,09 kg (tekan)
Cremona  Ritter
Kontrol X 100 %  3%
Ritter

107,09  107,119
X 100%  0,00027%  3%........ Ok
107,119

Ali Dede Yusuf (2112161191) 37


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

Ali Dede Yusuf (2112161191) 38


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

3.5 Dimensionering Batang Kuda-kuda


a. Dimensi batang atas (A)
1) Batang terdiri dari batang A1 sampai dengan batang A12
Diketahui :
Gaya batang masksimum = 3874,14 kg = 3,87414 ton
Panjang batang = 1,305 m = 130,5 cm
Tegangan ijin ( ꞇ ) = 1600 kg/cm2
Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki
2) Perhitungan
I min = 1,69.P.lk2
= 1,69 .3,87414 (1,305 )2
= 11,15 cm4
Batang A merupakan batang tekan ; diapaki profil rangkap
Im in 11,15
I Profil =   5,575cm 4
2 2
Dari table profil diambil ∟ 65.65.7
Iη = 6,02 cm4 > 5,575 cm4
Ix = Iy = 14,6 cm4
Ix=iy = 1,49 cm4
F = 6,56 cm2
e = 1,49 cm
iη = 0,96 cm
Kontrol :
a) Terhadap sumbu bahan (x)
Lk 130,5
x   87,6  Tabel  1,76
ix 1,49
1 1
x    0,568
 1,76
x. p 1,76.3874,14
   519,70 kg/cm2
Ftot 2.6,56

  519,70 kg/cm2    1600 kg/cm2

Ali Dede Yusuf (2112161191) 39


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

b) Terhadap sumbu bebas bahan (Y)


Dipasang 4 plat kopling

130,5
L=  43,5cm
4 1
Potongan I - I tebal pelat kopling t = 10 mm = 1 cm
e0 = e + 1
2 .t
= 1,49 + 1
2 .I
= 1,99 cm
Iy tot = 2  Iy   F .e02 


= 2 14,6  6,56.1,99 2 
= 81,1565 cm4

Iy 81,1565
Iy =   2,49 cm
Ftot 2.6,56

Lk 130,5
λy =   87,6  Tabel    1,76
iy 1,49
1 1
y    0,568
 1,76
Syarat pemasangan kopling
  .P 
l  1 x  4  3 y 
2  F . 

1,76.3874,14 1
43,5  1 .87,6(4  3 )  .87,6(2,05)  89,84cm
2 6,56.1600 2

 43,5 cm ≤ 89,84 cm  memenuhi syarat........................ Ok!!!


b. Dimensi batang bawah (B)
1) Batang terdiri dari batang B1 sampai dengan batang B7

Ali Dede Yusuf (2112161191) 40


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

Diketahui

 Gaya batang maksimum (P) = 3430,86 kg = 3,43086 ton


 Panjang batang = 2 m = 200 cm
 Tegangan ijin ( ꞇ ) = 1600 kg/cm2
 Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki
2) Perhitungan
P P
σ =    1600 kg / cm 2  Fn 
Fn 
3430,86kg
Fn = 2
 2,14cm2
1600kg / cm
Fbr = Fn  F  20%
= (2,14 + 20% x 2,14) cm2
= 2,2898 cm2
Batang B merupakan batang tarik digunakan profil rangkap
 Fbr = Fn  F  F  20 %
= (2,14 + 20%. 2,14) cm2
= 2,2898 cm2
Tabel Profil  ∟ 35.35.4  F = 2,67 cm2
Karena Profil minimum yang diijinkan untuk konstruksi ringan adalah
∟45.45.5
Jadi dimensi Profil yang didapat F table = 4,30 cm2 > Fbr = 1,338 cm2,jadi
konstruksi yang digunakan adalah ∟ 45.45.5.
Fn = Fbr - ΔF
Fn = 4,3 - (20% x 4,3)
Fn = 3,44 cm2

P
σ =   = 1600 kg/cm2
Fn
3430,86
σ =  997,34kg / cm2    1600kg / cm2 = 1600 kg/cm2
3,44

σ = 997,34kg / cm2

Ali Dede Yusuf (2112161191) 41


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

  = 1600kg / cm2.................................. Ok!!!

c. Dimensi batang ( D )

1) Batang terdiri dari batang D1 sampai dengan batang D16


Diketahui
 Gaya batang maksimum = 784,59 kg = 0,78459 ton
 Panjang batang maks = 3,502 m = 350,2 cm
 Tegangan ijin ( ꞇ ) = 1600 kg/cm
 Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki
2) Perhitungan
P P
σ =   = 1600 kg/cm2  Fn 
Fn 
35,2kg
Fn =  0,22cm2
1600kg / cm2

Fbr = Fn  F  F  20%
= (0,22 + 20% x 0,22) cm2
= 0,264 cm2
Batang D merupakan batang tarik digunakan profil rangkap
0,264
 Fbr   0,132 cm2
2
Dari table profil diambil ∟ 15.15.3  F = 0,82 cm2
Karena profil minimum yang diijinkan untuk konstruksi ringan adalah ∟ =
45.45.5 jadi dimensi profil adalah yang didapat F tabel = 4,30 cm2 > Fbr =
1,39587 cm2, jadi konstruksi yang digunakan adalah ∟ = 45.45.5
Fn = Fbr - F  F  20%
= 4,3 (20% x 4,3) cm2
= 3,44 cm2
P
σ =   = 1600 kg/cm2
Fn
748,59
σ = = 217,61 kg/cm2    1600 kg / cm 2
3,44

Ali Dede Yusuf (2112161191) 42


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

σ = 217,61kg / cm 2    1600 kg / cm 2
Kontrol :
1) Terhadap sumbu bahan (x)
452,1
x   217,356  Tabel  0,11
2,08
1 1 x. p 9,09.1441,3
x    9,09    458,09 kg/cm2
 0.11 Ftot 2.14,3

σ = 458,09kg / cm 2    1400 kg / cm 2
2) Terhadap sumbu bebas bahan (Y)
Diapasang 4 plat kopling

452,1
L  150,7cm
4 1
Potongan I-I tebal pelat kopling t = 10 mm = 1 cm
e0 =e+ 1
2 .1
Iy tot = 2 (Iy + F .e02)

= 2 61,8  14,3.(2,63)2 
= 321,423 cm4

Iy 321,423
Iy =   3,35cm
Ftot 2.14,3

lk 452,1
λ =   134,96  Tabel    0,284
iy 3,35
1 1
y =   3,52
 0,284
Syarat pemasangan kopling :
  .P 
l 1
2 x  4  3 y 
 F . 

Ali Dede Yusuf (2112161191) 43


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

3,52.1441,3
150,7  1 2 217,356(4  3 )  413,114cm
2.14,3.1400
= 393,4 cm ≥ 180,97 cm  memenuhi syarat
d. Dimensi batang vertikal (T)
Diketahui
 Gaya batang maksimum (P) = 582,67 kg = 0,58267 ton
 Panjang batang maks = 4,195 m = 419,5 cm
 Tegangan ijin ( ꞇ ) = 1600 kg /cm2
 Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki
Perhitungan
Imin = 1,69.P.1k2
= 1,69 . 0 .58267(4,195)2
= 17,33 cm4
Batang D merupakan batang tekan ; dipakai profil rangkap.
17,33
Dipakai profil rangkap profil =  8,665 cm4
2
Dari tabel profil diambil ∟ 55.55.8
Didapat
Iη = 9,35 cm
Ix = Iy = 22,1 cm4
Ix=iy = 1,64 cm4
F = 8,23 cm2
e = 1,64 cm
Kontrol :
1) Terhadap sumbu bahan (x)
lk 419,5
λx =   255,79  2,56  Tabel  12,06
ix 1,64
Wx. Xp 12,06.582,67
σ =   426,913kg / cm2
Ftot 2.8,23

σ = 426,913kg / cm 2    1600 kg / cm 2

2) Terhadap sumbu bebas bahan (Y)


Dipasang 4 plat kopling

Ali Dede Yusuf (2112161191) 44


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

426,913
L=  997,34cm
4 1
Potongan I-I tebal pelat kopling t = 10 mm = 1 cm
e0 = e + 1
2 .t
= 1,64 + 1
2 .1
= 2,14 cm
Iy tot = 2 (Iy + F .e02)

= 2 22,1  8,23.(2,14)2 
= 119,58 cm4

Ik 119,58
Iy =   2,69cm
Ftot 2 x 2,83

Ik 419,5
λx =  155,9  156  dari tabel profil didapat  = 4,7
ix 2,69
Syarat pemasangan kopling :
  .P 
l  1 x  4  3 y 
2  F . 

128,58  12 .419,5 4  3 24x,87,x23582x1600


, 67
cm

128,68 cm  773,57 cm  memenuhi syarat...............................Ok!

DAFTAR DIMENSI BATANG

Ali Dede Yusuf (2112161191) 45


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

3.6 Perhitungan Sambungan


a. Perhitungan Sambungan Paku Keling
σ = 1600 kg / cm2
 gs = 0,8.σ = 0,8.1600 = 1280 kg / cm2

σ tp = 2. σ = 2.1600 = 3200 kg / cm2


 lubang 1,7 cm
Digunakan paku keliling 17 mm = 1,7 cm, disambung secara double
Ngs =2x 1
4 π x d2  gs
=2x 1
4 3,14 x (1,7)2 x 1280
= 5820,689 kg
Ntp = d x Smin x σ tp
= 1,7 x 1 x 3200
= 5440 kg
Tebal plat diambil 10 mm = 1 cm
Nmin = Ntp = 5440 kg
P 3321,2
n=   0,61  2buah
N min 5440
Jadi paku keliling yang digunakan
 2  17 mm
1. Jumlah paku keling pada titik simpul 1
 Batang A1
3751,31
n  0,689  2 buah paku keling
5440
 Batang B1
3370,2
n  0,62  2 buah paku keling
5440
2. Jumlah paku keling pada titik simpul 2
 Batang B1
3751,31  3874,14
n  0,02  2 buah paku keling
5440
 Batang T1

Ali Dede Yusuf (2112161191) 46


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

582,67
n  0,107  2 buah paku keling
5440
3. Jumlah paku keling pada titik simpul 3
 Batang A2 dan A3
3874,14  3026,35
n  0,156  2 buah paku keling
5440
 Batang D1
301,21
n  0,055  2 buah paku keling
5440
 Batang D2
252,32
n  0,046  2 buah paku keling
5440
4. Jumlah paku keling pada titik simpul 4
 Batang A3 dan A4
3026,35  3151,18
n  0,023  2 buah paku keling
5440
 Batang T2
582,67
n  0,107  2 buah paku keling
5440
5. Jumlah paku keling pada titik simpul 5
 Batang A4 dan A5
3151,18  2378,36
n  0,14  2 buah paku keling
5440
 Batang D3
518,47
n  0,1  2 buah paku keling
5440
 Batang D4
474,2
n  0,087  2 buah paku keling
5440
6. Jumlah paku keling pada titik simpul 6
 Batang A5 dan A6
2378,36  2430,83
n  0,01  2 buah paku keling
5440

Ali Dede Yusuf (2112161191) 47


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

 Batang T1
582,67
n  0,107  2 buah paku keling
5440
7. Jumlah paku keling pada titik simpul 7
 Batang A6
2430,83
n  0,45  2 buah paku keling
5440
 Batang A7
2430,83
n  0,45  2 buah paku keling
5440
 Batang D5
748,59
n  0,14  2 buah paku keling
5440
 Batang D6
748,59
n  0,14  2 buah paku keling
5440
8. Jumlah paku keling pada titik simpul 8
 Batang A7 dan A8
2430,83  2378,36
n  0,01  2 buah paku keling
5440
 Batang T4
582,67
n  0,107  2 buah paku keling
5440
9. Jumlah paku keling pada titik simpul 9
 Batang A8 dan A9
2378,36  3151,18
n  0,14  2 buah paku keling
5440
 Batang D7
474,25
n  0,087  2 buah paku keling
5440
 Batang D8
518,47
n  0,095  2 buah paku keling
5440

Ali Dede Yusuf (2112161191) 48


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

10. Jumlah paku keling pada titik simpul 10


 Batang A9 dan A10
2151,18  3026,35
n  0,03  2 buah paku keling
5440
 Batang T5
582,67
n  0,107  2 buah paku keling
5440
11. Jumlah paku keling pada titik simpul 11
 Batang A10 dan A11
3026,35  3874,14
n  0,16  2 buah paku keling
5440
 Batang D9
252,32
n  0,05  2 buah paku keling
5440
 Batang D10
301,21
n  0,06  2 buah paku keling
5440
12. Jumlah paku keling pada titik simpul 12
 Batang A11 dan A12
3874,14  3751,31
n  0,02  2 buah paku keling
5440
 Batang T6
582,67
n  0,107  2 buah paku keling
5440
13. Jumlah paku keling pada titik simpul 13
 Batang A12
3751,31
n  0,7  2 buah paku keling
5440
 Batang B7
3430,86
n  0,63  2 buah paku keling
5440

Ali Dede Yusuf (2112161191) 49


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

14. Jumlah paku keling pada titik simpul 14


 Batang B2 dan B3
3104,9  2610,17
n  0,1  2 buah paku keling
5440
 Batang D1
301,21
n  0,055  2 buah paku keling
5440
 Batang T1
582,67
n  0,107  2 buah paku keling
5440
15. Jumlah paku keling pada titik simpul 15
 Batang B2 dan B3
3751,31
n  0,689  2 buah paku keling
5440
 Batang D2
252,32
n  0,05  2 buah paku keling
5440
 Batang T2
582,67
n  0,107  2 buah paku keling
5440
 Batang D3
518,47
n  0,095  2 buah paku keling
5440
16. Jumlah paku keling pada titik simpul 16
 Batang B3 dan B4
2610,17  2112,34
n  0,1  2 buah paku keling
5440
 Batang D4
474,25
n  0,087  2 buah paku keling
5440
 Batang T3
582,67
n  0,107  2 buah paku keling
5440

Ali Dede Yusuf (2112161191) 50


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

 Batang D3
748,59
n  0,14  2 buah paku keling
5440
17. Jumlah paku keling pada titik simpul 17
 Batang B4 dan B5
2112,34  2636,08
n  0,1  2 buah paku keling
5440
 Batang D6
748,59
n  0,14  2 buah paku keling
5440
 Batang T4
582,67
n  0,107  2 buah paku keling
5440
 Batang D7
474,25
n  0,087  2 buah paku keling
5440
18. Jumlah paku keling pada titik simpul 18
 Batang B5 dan B6
2636,08  3153,63
n  0,1  2 buah paku keling
5440
 Batang D8
518,47
n  0,095  2 buah paku keling
5440
 Batang T5
582,67
n  0,107  2 buah paku keling
5440
 Batang D7
252,32
n  0,05  2 buah paku keling
5440
19. Jumlah paku keling pada titik simpul 18
 Batang B6 dan B7
3153,63  3430,86
n  0,05  2 buah paku keling
5440

Ali Dede Yusuf (2112161191) 51


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

 Batang D10
301,21
n  0,055  2 buah paku keling
5440
 Batang T6
582,67
n  0,107  2 buah paku keling
5440

Ali Dede Yusuf (2112161191) 52


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan, ada beberapa kesimpulan yang dapat penulis ungkapkan
mengenai perencanaan dan perhitungan konstruksi kuda-kuda rangka baja. Kesimpulan itu
antara lain :

1. Penentuan spesifikasi dan klasifikasi konstruksi sangat menentukan kemudahan


perhitungan dan pengerjaan konstruksi.
2. besarnya dimensi gording dipengaruhi oleh gaya yang bekerja dan jarak kuda-
kuda.
3. Pada perhitungan pembebanan yang diakibatkan oleh angin, besar kecilnya
kemiringan suatu atap akan menentukan besar kecilnya gaya angin yang diterima.
4. Pada perhitungan gaya batang pada tiap batang kuda-kuda.Perhitungan gaya
batang bisa dilaksanakan dengan cara manual (grafis dan analitis) ataupun dengan
bantuan program.

4.2 Saran

Untuk perbaikan tugas perencanaan ini dimasa yang akan datang, pada bagian ini
penulis menyampaikan beberapa saran dan masukan, saran dan masukan itu antara lain:

1. Pada perhitungan dimensi gording, disarankan menghitung beberapa percobaan


dimensi, dengan tujuan agar dimensi yang dihasilkan betul-betul sesuai dengan
kebutuhan.
2. Penentuan gaya batang akan lebih mudah dan cepat dilaksanakan dengan bantuan
program, selain itu faktor kesalahan pada perhitungan relatif kecil.
3. Perhitungan gaya batang akan lebih mudah dan cepat bila menggunakan cara
grafis.

Ali Dede Yusuf (2112161191) 53


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan,Rudy.(1987).Tabel Profil Konstruksi Baja. Yogyakarta : Kanisius


KH, Sunggono (1995). Buku Teknik Sipil. Bandung : Ali
Salmon,Charles G. (1990). Struktur Baja. Jakarta : Erlangga
------,(2003). Diktat Ilmu Bahan Bangunan. Bandung

Ali Dede Yusuf (2112161191) 54


TUGAS KONSTRUKSI BAJA 1 & 2

LAMPIRAN

Ali Dede Yusuf (2112161191) 55

Anda mungkin juga menyukai