BAB I
PENDAHULUAN
a. Baja mempunyai kekuatan cukup tinggi dan merata. Kekuatan yang tinggi ini
mengakibatkan struktur yang terbuat dari baja, umumnya mempunyai ukuran
tampang relatif kecil, sehingga struktur cukup ringan sekalipun berat jenis baja
tinggi.
b. Baja adalah hasil produksi pabrik dengan peralatan mesin-mesin yang cukup canggih
dengan jumlah tenaga manusia relatif sedikit, sehingga pengawasan mudah
dilaksanakan dengan seksama dan mutu dapat dipertanggungjawabkan.
c. Pada umumnya struktur baja mudah dibongkar pasang, sehingga elemen struktur baja
dapat dipakai berulang-ulang dalam berbagai bentuk struktur.
d. Struktur dari baja dapat bertahan cukup lama.
Baja sebagai bahan struktur mempunyai beberapa kelemahan atau kekurangan,
antara lain :
a. Pemeliharaan memerlukan biaya yang banyak.
b. Kekuatan baja dipengaruhi temperatur.
Adanya kelebihan diatas menjadikan wide flange sering digunakan sebagai kolom dan
balok pada bangunan gedung, gelagar dan rangka jembatan, dan bangunan struktur lainnya.
Khusus untuk wide flange dengan perbandingan lebar sayap dan tinggi profil (b/h) sama
dengan satu atau disebut juga profil H. Profil H ini sangat cocok digunakan untuk struktur
pondasi tiang pancang.
Sifat yang dimiliki baja yaitu kekakuanya dalam berbagai macam keadaan
pembebanan atu muatan. Terutama tergantung dari :
a. Cara peleburannya
b. Jenis dan banyaknya logam campuran
c. Proses yang digunakan dalam pembuatan.
Dalil I
Besi murni tidak mempunyai sifat-sifat yang dibutuhkan untuk dipergunakan sebagai bahan
penanggung konstruksi.
Dalil II
Peningkatan nilai dari sifat-sifat tertentu, lazim dengan tidak dapat dihindarkan senantiasa
mengakibatkan pengurangan dari nilai sifat-sifat lain, misalnya baja dengan keteguhan
tinggi, istimewa lazimnya kurang kenyal.
BAB II
KONSTRUKSI BAJA
Keterangan :
f. Penggambaran
Pembebanan yang digunakan pada konstruksi rangka baja (pembebanan pada kuda-
kuda), terdiri dari :
a. Beban Mati
b. Beban Angin
c. Beban Plafond
Gording diletakan diatas beberapa kuda-kuda yang fungsinya menahan beban atap
dan perkayuannya, dan kemudian beban tersebut disalurkan pada kuda-kuda. Pembebanan
pada gording berat sendiri gording dan penutup atap.
1 1
G = a a x L (meter) x berat per m² penutup atap per m² gording
2 2
Berat jenis gording diperoleh dengan menaksirkan dimensi gording, biasanya gording
menggunakan profil I, C ( tabel profil ) dam di dapat berat per m gording.
Gording di letakkan tegak lurus bidang penutup atap, beban mati (g) bekerja vertikal.
gx = g cos ɑ
gy = g cos ɑ
Gording di letakkan tegak lurus beberapa kuda-kuda, jadi merupakan balik penerus
diatas beberapa balok tumpuan (countinous bean), Untuk memudahkan perhitungan dapat
dianggap sebagai balok diatas dua tumpuan statis tertentu dengan mereduksi momen lentur.
Mmax = 80 % ( 1/4 PL )
Ikatan angin hanya berkerja menahan gaya normal/aksial tarik saja. Cara kerjanya,
apabila yang satu berkerja sebagai batang tarik maka yang lainnya tidak menahan apa-
apa dan sebaliknya. Beban angin dianggap bekerja tegak lurus bidang atap.
Akibat Wx → Mx3 = 0
c. Kombinasi Pembebanan
d. Kontrol Tegangan
Kombinasi I
Mxtotal Mytotal
σ= ≤ = 1600kg/cm²
Wy Wx
Kombinasi II
Mxtotal Mytotal
σ= ≤ = 1,25σ
Wy Wx
e. Kontrol Lendutan
5qxL4 5qyL4
Fxl = cm F= cm
384 EI y 384 EI x
P L3 5Wy L3
Fx2 = x
cm Fx2 = cm
48EI x 48EI y
5Wy L4
Fx3 = 0 cm Fy3 = cm
384 EI x
Fx total = ( Fx1+Fx2 ) ≤ F
Fy total = ( Fy1+Fy2+Fy3) ≤ F
F1 = f x2 f y2 f
Batang tarik berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada arah sumbu x
(kemiringan atap dan sekaligus untuk mengurangi tegangan lenturan pada arah sumbu x).
Pbs = Gx + Px
Gx Px
Pts =
2
F Gx Px Gx Px
σ= ambil Fn
Fn 2 2
Fn
a. Batang Tarik
p
Fn = Dimana : Fn = Luas penampang netto
b. Batang Tekan
Setelah diperoleh I min lihat tabel propil maka diperboleh dimensi/ukuran propil.
Kontrol:
Ada dua cara untuk mencari besarnya gaya batang yaitu dengan cara :
Untuk mencari gaya batang pada konstuksi kuda-kuda, biasanya dipakai dengan cara
cremona kemudian di kontrol dengan cara ritter. Selisih kesalahan cara cremona ddan cara
ritter maksimum 3 %jika lebih maka perhitungan harus di ulang.
Asumsi yang di ambil dalam penyelesaian konsrtuksi rangka batang, terutama untuk
mencari besarnya gaya batang, yaitu :
1) Ditetapkan segala gaya ,yaitu dari satuan Kg/ton menjadi satuan cm.
2) Penggambaran gaya batang dimulai dari titik simpul yang hanya terdapat
maksimum dua gaya batang yang belum diketahui.
3) Urutan penggambaran dapat searah jarum jam atau berlawanan arah jarum
jam.Keduanya jangan dikombinasikan.
4) Akhir dari penggambaran gaya batang harus kembali pada titik ,dimana
dimulai penggambaran gaya batang.
Prosedure penyelesaian cara cremona:
1) Membuat garis potong yang memotong beberapa batang yang akan dicari.
2) Batang yang terpotong diasumsikan sebagai batang tarik. Arah gaya menjauhi
titik simpul.
Catatan : Sebaikanya ditinjau bagian konstruksi yang terdapat gaya lebih sedikit, hal ini
untuk mempercepat perhitungan
Urutan cara penggambaran:
1) Gambar bentuk konstruksi rangka batang yang akan dicari ,gaya batang
lengkap dengan ukuran dan gaya-gaya yang bekerja.
2) Cari besar reaksi perletakan
3) Buat garis potong yang memotong batang yang akan dicari gaya batangnya.
4) Tinjau bagian konstruksi yang terpotong tersebut dimana terdapat gaya-gaya
yang lebih sedikit.
5) Tandai arah gaya dari batang yang terpotong tersebut dimana terdapat gaya
yang lebih sedikit.
6) Cari jarak gaya trhadap titik yang ditinjau.
7) Selanjutnya didapat gaya batang yang dicari.
2.5 Perhitungan Sambungan
Dalam kontruksi baja ada beberapa sambungan yang biasanya digunakan. Pada
perhitungan disini sambungan yang dipergunakan adalah sambungan baut. Karena pada baut
terdapat ulir, yang menahan geser dan tumpu hanya diperhitungkan bagian galinya (kran),
untuk mempermudah perhitungan dapat diperhitungkan pada penentuan besarnya tegangan
geser dan tumpuan yang diijinkan.
Akibat pembebanan (tarik/tekan), pada baut bekerja gaya dalam berupa gaya geser
dan gaya normal. Gaya normal menimbulkan tegangan tumpu pada baut, sedangkan gaya
geser menimbulkan tegangan geser pada baut. Untuk perhitungan sambungan dengan baut
perlu diketahui besarnya daya pikul 1 baut terhadap geser dan tumpu.
Fgs = ¼ . . d2
Ftp = d. Smin
d = diameter baut
Catatan:
P makx Pmaks
n= n=
N min .g s N min .t p
BAB III
Diketahui : AC = AD 2 CD 2 A = 7,832/6
= 7,832
CD
Tan 40° = cd Tan 40. AD
AD
= 0,839 . 6
= 5,034 m
B. Menghitung Batang Tepi Bawah (B)
B2 = B3 = B4 = B5 = B6 = 2
B1 = B7 = 1
C. Menghitung Batang Diagonal (D)
D1 = D2 = D9 = D10 = (1 / 2 B)2 ( X d 2 )2
= (1 / 2.2)2 (1,678)2
= 1,95 m
Xd2 = tan α .b
= tan 40°. 2
= 1,678
D3 = D4 = D7 = D8 = (1 / 2 B)2 ( X d 4 )2
= (1 / 2.2)2 (1,678)2
= 3,502 m
Xd4 = tan α .2b
= tan 40°. 2.2
= 3,356
D5=D6 = (1 / 2 B)2 ( X d 5 )2
= (1 / 2.2)2 (5,034)2
= 5,13 m
Xd5 = tan α .3b
= tan 40°. 3.2
= 5,034
BATANG
NO
A B D T
7 1,305 m 1m 3,502 m -
8 1,305 m - 3,502 m -
9 1,305 m - 1,953 m -
10 1,305 m - 1,953 m -
11 1,305 m - - -
12 1,305 m - - -
Karena satuannya tidak sama maka disamakan dahulu dengan jarak gording.
Berat yang didukung gording : 1,305 x 50 = 65,25 Kg/m
Berat sendiri gording ditaksir : C - 14 = 16,0 Kg/m
q = 81,25 Kg/m
Gording ditempatkan tegak lurus bidang penutup atap dan beban mati Px bekerja
vertical, P di uraikan pada sumbu X dan sumbu Y, sehingga diperoleh :
2
3
= 1 / 8.52,23. .0,8 = 1 / 8.62,24.(3)2 .0,8
2
= 11,75 Kg m = 56,02 Kg m
c. Perhitungan Berat Penutup Atap
Beban berguna atau beban hidup adalah beban terpusat yang bekerja di tengah-tengah
bentang gording, beban ini diperhitungkan kalau ada orang yang bekerja diatas gording.
Diambil beban orang Po = 100 Kg
Pox = Po sin 40° Poy = Po cos 40°
= 100 sin 40° = 100 cos 40°
= 64,279 Kg = 76,604 Kg
Momen yang timbul akibat berpusat dianggap Continous Beam.
Momen akibat beban hidup
P
Mox = 1 .Pox. .80% Moy = 1 .Poy.1.80%
4 2 4
3
= 1 .60,88. .0,8 = 1 .76,604.3.0,8
4 2 4
= 19,28 Kg m = 45,96 Kg m
d. Perhitungan Muatan Angin
Beban angin dianggap bekerja tegak lurus bidang atap
Ketentuan :
Koefisien angin tekan ( c ) = (0,02 . α - 0,4)
Koefisien angin hisap ( c’ ) = - 0,4
Beban angin kiri (q1) = 50 Kg / m²
e. Kontrol Gording
Kontrol gording terhadap tegangan
Dari tabel profil baja dapat diketahui bahwa C - 14
Wx = 86,4 cm3
Wy = 14,8 cm3
Kombinasi 1
Mx total = beban mati + beban hidup
= 11,75 + 19,28
= 31,03 Kg m = 3103 Kgcm
My total = beban mati + beban hidup
= 56,02 + 45,96
= 101,98 Kgm = 10198 Kgcm
Mxtotal Mytotal
σ=
Wy Wx
3103Kgcm 10198Kgcm
σ=
14,8cm3 86,4cm3
σ = 327,69 Kg/cm2
Sehingga didapat σ = 327,69 Kg/cm2 1600 Kg/cm.......... Ok
Kombinasi 2
Mx total = (beban mati + beban hidup ) + Beban angin
= (11,57 + 19,28) + 0
= 31,03 Kgm = 3103 Kgcm
My total = (beban mati + beban hidup) + beban angin
= (56,02 + 45,96) + 23,49
= 125,47 Kgm = 12547 Kgm
Mxtotal Mytotal
σ=
Wy Wx
3103Kgcm 12547Kgcm
σ=
14,8cm3 86,4cm3
σ = 354,88 Kg/cm2
Sehingga didapat σ = 443,6 Kg/cm2 1600 Kg/cm.......... Ok
10 mm
7 mm
140 mm
5.Py.L4 5.0,6224(300) 4
Fy1 = 0,05cm
384.E.Ix 384.2,1.106.605
2) Kontrol terhadap beban berguna
Px = 64,279 Kg
Py = 76,604 Kg
2
1
P.x. 3
Fx2 = 2 64,279(150) 0,034cm
48.E.Iy 48.2,1.106.62,7
P. y.l 3 76,604(300)3
Fy2 = 0,034cm
48.E.Ix 48.2,1.106.605
3) Kontrol terhadap beban angin
Wx =0
Wy = 26,61 . 10-2 Kg/cm
5.Wy.l 4 5.26,1.10 2 (300) 4
Fy3 = 0,0217 cm
384.E.Ix 384.2,1.106.925
Jadi pelenturan adalah sebagai berikut :
Fx total = Fx1 + Fx2 + Fx3
= 0,026 + 0,034 + 0
= 0,06 cm < F = 1,2 cm ............ Ok
Fy total = Fy1 + Fy2 + Fy3
= 0,05 + 0,034 + 0,0217
= 0,1057 cm < F = 1,2 cm ............ Ok
F1 = ( Fx)2 ( Fy)2
= (0,06)2 (0,1057)2
A = 1,305 mm
½A
½A
L = 4 mm
P 140,45
σ=
P
fn
1600 Kg / m 2m
2 fn 0,1cm 2
1600
Fbr = 1,25 Fn
= 1,25 x 0,1
= 0,125 cm2
Fbr = 1 . d2
4
Fbr 0,125
d2 = 0,159 cm
1 4 1 4.3,14
= 0,159 cm..........................= 1,59 mm = 5 mm
Karena dalam tabel nilai d yang paling kecil adalah d = 5 mm, maka diambil d = 5 mm
P
σ= .........................................P angin = 50 Kg/ cm2
fn
= 1 12 . 5,034
2
= 30,204 m2
Jumlah kuda-kuda (n) = 11 buah
P.anginxluas kuda kuda
P
n 1
50.30,204
= 125,85 Kg
13 1
P P 125,85
σ= 1600Kg / m2 fn 0,08 cm2
fn 1600
Fbr = 1,25 Fn
= 1,25 x 0,08
= 0,112 cm2
Fbr 0,112
d2 = 0,1426
1 4 1 4.3,14
d = 0,378...............................= 0,378 mm = 4 mm
Karena dalam tabel nilai d yang paling kecil adalah d = 5 mm, maka diambil ikatan
angin d = 5 mm.
3.3 Perhitungan Konstruksi Rangka Batang
a. Akibat Beban Sendiri
Gaya-gaya berat sendiri bekerja pada titik simpul batang tepi atas berat sendiri itu
diakibatkan oleh :
1) Berat Sendiri Penutup Atap
Diketahui :
Penutup atap sirap = 50 Kg/m
Jarak gording = 1,305 m
Jarak gading-gading kap =3m
Pa = A . berat atap . gading-gading kap
= 1,305 . 50 .3
= 195,75 Kg
C = 0,4 q1 = 50 kg /m2
C’= - 0,4 q2 = 45 kg /m2
Angin kiri
W = C . A . I . q1 W’ = C . A . I . q1
= (0,4) . 1,305. 3 . 50 = (-0,4) . 1,305 . 3 . 50
= 78,3 Kg = - 78,3 Kg
Angin Kanan
W = C . A . I . q2 W’ = C . A . I . q2
= (0,4) . 1,305 . 3 . 45 = (-0,4) . 1,305 . 3 .50
= 78,3 Kg = - 70,47
Untuk ikatan angin (brancing) diperhitungkan sebagai berikut :
Brancing = 20 % x Berat sendiri kuda-kuda
= 20 % x 27 Kg
= 5,4 Kg
Diketahui :
G = 388,15 Kg
Skala gaya 1 cm = 100 Kg
Skala jarak 1 cm = 100 cm
V (13 1).(388.15)
RA = RB = 2328,9kg
2 2
A1
1
2 G
A
B1 L
RA
G = 388,15 Kg
1/2 G = 192,075Kg
RA = 2328,9 Kg
λ =2m
a) Batang A1
MA = 0
RA. 1/2 λ - 1/2G. 1/2 λ - B1. Tan α 1/2 λ = 0
(2328,9).194,075
B1 = 2544,18kg
tan 40
Hasil dari cremona = 2544,19 kg (Tarik)
Cremona Ritter
Kontrol X 100% 3%
Ritter
2544,19 2544,18
X 100% 0,0004% 3%.........Ok
2544,18
RA. 1 G.
A1 2
( Sin . )
(2328,9 1 .388,15).
A1 2 3321,20kg
Sin40.
Hasil dari cremona = 3321,198 kg ( Tekan )
Cremona Ritter
Kontrol X 100% 3%
Ritter
3321,20 3321,198
X 100% 0,0000006 % 3%........Ok
3321,198
P = 84 Kg
Skala gaya 1 cm = 100 Kg
Skala jarak 1 cm = 100 cm
Kontrol :
P (n 1) 84(7,5 1)
RA = RB = 273 Kg ...........Ok
2 2
2) Perhitungan Gaya-Gaya Batang Cara Ritter Akibat Beban Plafon
A2
A M
B1 B2
½P
RX ¾P
Batang B2
MD 0
RA. 1 2 1 2 P. 1 2 B1.Tan 1 2 0
RA . 12 . 12 P. 12
B1
tan . 12
(273. 12 .84). 12
B1 275,29kg
tan 40. 12
275,30 275,295
X 100% 0,000018 % 3%...... Ok
275,295
A2
A1
1
2 W D1
B1 B2
23,8
1. Batang D1
MA 0
+W’ . A1 + D1 . 23,8 = 0
W '.A1
D1 =
23,8
7,83.38,18
= 119,029 kg
23,8
Hasil dari cremona = 118,98 kg (tekan)
Cremona Ritter
Kontrol X 100 % 3%
Ritter
118,98 119,029
X 100% 0,0004% 3%....... Ok
119,029
W
A2
A1 D1
1
2 W
T1
B1
1. Batang D1
MA = 0
- W’ . A1 + D1 . 32,56 = 0
W '.A1
D1 =
23,8
7,83.32,56
= 107,119 kg
21,42
Hasil dari cremona = 107,09 kg (tekan)
Cremona Ritter
Kontrol X 100 % 3%
Ritter
107,09 107,119
X 100% 0,00027% 3%........ Ok
107,119
130,5
L= 43,5cm
4 1
Potongan I - I tebal pelat kopling t = 10 mm = 1 cm
e0 = e + 1
2 .t
= 1,49 + 1
2 .I
= 1,99 cm
Iy tot = 2 Iy F .e02
= 2 14,6 6,56.1,99 2
= 81,1565 cm4
Iy 81,1565
Iy = 2,49 cm
Ftot 2.6,56
Lk 130,5
λy = 87,6 Tabel 1,76
iy 1,49
1 1
y 0,568
1,76
Syarat pemasangan kopling
.P
l 1 x 4 3 y
2 F .
1,76.3874,14 1
43,5 1 .87,6(4 3 ) .87,6(2,05) 89,84cm
2 6,56.1600 2
Diketahui
P
σ = = 1600 kg/cm2
Fn
3430,86
σ = 997,34kg / cm2 1600kg / cm2 = 1600 kg/cm2
3,44
σ = 997,34kg / cm2
c. Dimensi batang ( D )
Fbr = Fn F F 20%
= (0,22 + 20% x 0,22) cm2
= 0,264 cm2
Batang D merupakan batang tarik digunakan profil rangkap
0,264
Fbr 0,132 cm2
2
Dari table profil diambil ∟ 15.15.3 F = 0,82 cm2
Karena profil minimum yang diijinkan untuk konstruksi ringan adalah ∟ =
45.45.5 jadi dimensi profil adalah yang didapat F tabel = 4,30 cm2 > Fbr =
1,39587 cm2, jadi konstruksi yang digunakan adalah ∟ = 45.45.5
Fn = Fbr - F F 20%
= 4,3 (20% x 4,3) cm2
= 3,44 cm2
P
σ = = 1600 kg/cm2
Fn
748,59
σ = = 217,61 kg/cm2 1600 kg / cm 2
3,44
σ = 217,61kg / cm 2 1600 kg / cm 2
Kontrol :
1) Terhadap sumbu bahan (x)
452,1
x 217,356 Tabel 0,11
2,08
1 1 x. p 9,09.1441,3
x 9,09 458,09 kg/cm2
0.11 Ftot 2.14,3
σ = 458,09kg / cm 2 1400 kg / cm 2
2) Terhadap sumbu bebas bahan (Y)
Diapasang 4 plat kopling
452,1
L 150,7cm
4 1
Potongan I-I tebal pelat kopling t = 10 mm = 1 cm
e0 =e+ 1
2 .1
Iy tot = 2 (Iy + F .e02)
= 2 61,8 14,3.(2,63)2
= 321,423 cm4
Iy 321,423
Iy = 3,35cm
Ftot 2.14,3
lk 452,1
λ = 134,96 Tabel 0,284
iy 3,35
1 1
y = 3,52
0,284
Syarat pemasangan kopling :
.P
l 1
2 x 4 3 y
F .
3,52.1441,3
150,7 1 2 217,356(4 3 ) 413,114cm
2.14,3.1400
= 393,4 cm ≥ 180,97 cm memenuhi syarat
d. Dimensi batang vertikal (T)
Diketahui
Gaya batang maksimum (P) = 582,67 kg = 0,58267 ton
Panjang batang maks = 4,195 m = 419,5 cm
Tegangan ijin ( ꞇ ) = 1600 kg /cm2
Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki
Perhitungan
Imin = 1,69.P.1k2
= 1,69 . 0 .58267(4,195)2
= 17,33 cm4
Batang D merupakan batang tekan ; dipakai profil rangkap.
17,33
Dipakai profil rangkap profil = 8,665 cm4
2
Dari tabel profil diambil ∟ 55.55.8
Didapat
Iη = 9,35 cm
Ix = Iy = 22,1 cm4
Ix=iy = 1,64 cm4
F = 8,23 cm2
e = 1,64 cm
Kontrol :
1) Terhadap sumbu bahan (x)
lk 419,5
λx = 255,79 2,56 Tabel 12,06
ix 1,64
Wx. Xp 12,06.582,67
σ = 426,913kg / cm2
Ftot 2.8,23
σ = 426,913kg / cm 2 1600 kg / cm 2
426,913
L= 997,34cm
4 1
Potongan I-I tebal pelat kopling t = 10 mm = 1 cm
e0 = e + 1
2 .t
= 1,64 + 1
2 .1
= 2,14 cm
Iy tot = 2 (Iy + F .e02)
= 2 22,1 8,23.(2,14)2
= 119,58 cm4
Ik 119,58
Iy = 2,69cm
Ftot 2 x 2,83
Ik 419,5
λx = 155,9 156 dari tabel profil didapat = 4,7
ix 2,69
Syarat pemasangan kopling :
.P
l 1 x 4 3 y
2 F .
582,67
n 0,107 2 buah paku keling
5440
3. Jumlah paku keling pada titik simpul 3
Batang A2 dan A3
3874,14 3026,35
n 0,156 2 buah paku keling
5440
Batang D1
301,21
n 0,055 2 buah paku keling
5440
Batang D2
252,32
n 0,046 2 buah paku keling
5440
4. Jumlah paku keling pada titik simpul 4
Batang A3 dan A4
3026,35 3151,18
n 0,023 2 buah paku keling
5440
Batang T2
582,67
n 0,107 2 buah paku keling
5440
5. Jumlah paku keling pada titik simpul 5
Batang A4 dan A5
3151,18 2378,36
n 0,14 2 buah paku keling
5440
Batang D3
518,47
n 0,1 2 buah paku keling
5440
Batang D4
474,2
n 0,087 2 buah paku keling
5440
6. Jumlah paku keling pada titik simpul 6
Batang A5 dan A6
2378,36 2430,83
n 0,01 2 buah paku keling
5440
Batang T1
582,67
n 0,107 2 buah paku keling
5440
7. Jumlah paku keling pada titik simpul 7
Batang A6
2430,83
n 0,45 2 buah paku keling
5440
Batang A7
2430,83
n 0,45 2 buah paku keling
5440
Batang D5
748,59
n 0,14 2 buah paku keling
5440
Batang D6
748,59
n 0,14 2 buah paku keling
5440
8. Jumlah paku keling pada titik simpul 8
Batang A7 dan A8
2430,83 2378,36
n 0,01 2 buah paku keling
5440
Batang T4
582,67
n 0,107 2 buah paku keling
5440
9. Jumlah paku keling pada titik simpul 9
Batang A8 dan A9
2378,36 3151,18
n 0,14 2 buah paku keling
5440
Batang D7
474,25
n 0,087 2 buah paku keling
5440
Batang D8
518,47
n 0,095 2 buah paku keling
5440
Batang D3
748,59
n 0,14 2 buah paku keling
5440
17. Jumlah paku keling pada titik simpul 17
Batang B4 dan B5
2112,34 2636,08
n 0,1 2 buah paku keling
5440
Batang D6
748,59
n 0,14 2 buah paku keling
5440
Batang T4
582,67
n 0,107 2 buah paku keling
5440
Batang D7
474,25
n 0,087 2 buah paku keling
5440
18. Jumlah paku keling pada titik simpul 18
Batang B5 dan B6
2636,08 3153,63
n 0,1 2 buah paku keling
5440
Batang D8
518,47
n 0,095 2 buah paku keling
5440
Batang T5
582,67
n 0,107 2 buah paku keling
5440
Batang D7
252,32
n 0,05 2 buah paku keling
5440
19. Jumlah paku keling pada titik simpul 18
Batang B6 dan B7
3153,63 3430,86
n 0,05 2 buah paku keling
5440
Batang D10
301,21
n 0,055 2 buah paku keling
5440
Batang T6
582,67
n 0,107 2 buah paku keling
5440
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan, ada beberapa kesimpulan yang dapat penulis ungkapkan
mengenai perencanaan dan perhitungan konstruksi kuda-kuda rangka baja. Kesimpulan itu
antara lain :
4.2 Saran
Untuk perbaikan tugas perencanaan ini dimasa yang akan datang, pada bagian ini
penulis menyampaikan beberapa saran dan masukan, saran dan masukan itu antara lain:
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN