STATISTIKA
Inti Pembahasan
A. Beberapa Istilah dalam Statika
B. Statistika Deskriptif
C. Penyajian Data
B. Statistika Deskriptif
1. Ukuran Pemusatan
Terdapat tiga buah nilai statistika yang dapat dimiliki sekumpulan data yang telah
diperleh, yaitu rataan hitung (mean), median dan modus. Ketiga nilai tersebut dikenal
juga sebagai ukuran pemusatan, karena ketiga nilai tersebut memiliki kecenderungan
bernilai sama dengan nilai tengah dari data yang diberikan.
a. Rataan Hitung (mean)
Rataan hitung atau mean dari suatu data didefinisikan sebagai jumlah semua nilai
datum dibagi dengan banyaknya datum yang diamati.
Rataan hitung (mean) = jumlah semua nilai datum
Banyaknya datum yang diamati
Misalnya diberikan data x1, x2, x3, … , xn maka rataan hitung data tersebut dapat
dinyatakan sebagai:
x x x x
... x n 1 n
1 2 3
atau x xi
n n i 1
Dengan x (baca: x bar) menyatakan satuan hitung yang bisa disebut dengan
Me = X 1
2
n 1
Untuk banyak data n = ganjil, maka mediannya adalah rataan dari nilai datum ke
n n
dan nilai datum ke + 1 atau dapat ditulis:
2 2
Me =
X n
2
X n 1
2
2
Contoh :
1. Tentukan median dari data berikut:
65, 70, 90, 35, 40, 45, 50, 80, 70.
Penyelesaian:
Data setelah diurutkan: 35, 40, 45, 50, 65, 70, 70, 80, 90. Banyaknya data
ada 9 (ganjil), maka mediannya adalah data yang ke-5.
Jadi, Me = X 1
2
( n 1)
X 1
2
( 9 1)
X 5
65 .
Jadi,
X X
n n
1
X X 9 10
Me 2 2
6 7
9,5
2 2 2
1
n fk
Me L 2 p
f
Keterangan :
L = Tepi bawah kelas yang memuat median.
P = Panjang interval kelas
fk = jumlah frekuensi sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
n = banyaknya datum
Contoh :
Tentukan median dari data pada table berikut:
Nilai f fk
52 – 58 2 2
59 – 65 4 6
66 – 72 5 11
73 – 79 15 26
80 – 86 7 33
87 – 93 4 37
94 - 100 3 40
Jumlah 40
Jumlah nilai data n = 40 (genap), artinya median terletak antara nilai datum ke-20 dan
nilai datum ke-21. Kedua datum tersebut terletak pada kelas 73 – 79 (frekuensi
terbanyak), sehingga diperoleh:
L = 72,5
P=7
fk = 11 (fk sebelum kelas median)
f = 15 (f pada kelas median)
n = 40
1
n fk
Me L 2 p
f
1
40 11
20 11
Me L 2 7 72,5 7
15 15
63
= 72,5
15
= 72,5 + 4,2 = 76,7
Jadi, median dari data pada table diatas adalah 76,7.
c. Modus
Modus adalah nilai data yang paling sering muncul atau nilai data yang
frekuensinya paling besar.
Data yang belum dikelompokkan bisa memiliki satu modus, dua modus, atau
mungkin tidak mempunyai modus. Data yang memiliki satu modus disebut
monomodus, sedangkan data yang memiliki dua modus disebut bimodus.
Penyusunan data menurut urutannya memang menolong sekali dalam menentukan
modus.
a) Modus dari Data Tunggal
Contoh :
3. Data : 5, 5 , 6, 6, 6, 7, 8. Mempunyai modus 6.
4. Data : 2, 2, 3, 3, 3, 3, 6, 6, 6, 6, 7. Mempunyai modus 3 dan 6.
5. Data : 2, 3, 4, 5, 6, 7. Tidak mempunyai modus.
6. Data : 3, 3, 5, 5, 6, 6, 7, 7. Juga tidak mempunyai modus.
b) Modus dari Data Berkelompok
Untuk menghitung modus dari data yang telah dikelompokkan dipergunakan
rumus sebagai berikut:
Mo = L +
d 1
p
d1 d 2
Keterangan :
Mo = Modus
L = tepi bawah kelas modus
p = panjang kelas
d1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya.
d2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya.
Contoh :
1. Tentukan modus dari data pada table berikut:
Nilai Frekuensi
52 – 58 2
59 – 65 4
66 – 72 5
73 – 79 15
80 – 86 7
87 – 93 4
94 - 100 3
Kelas modus adalah kelas yang mempunyai frekuensi terbanyak. Jadi, modusnya
terletak pada kelas 73 – 79, sehingga diperoleh:
L = 72,5
d1 = 15 – 5 = 10
d2 = 15 – 7 = 8
p =7
Mo = L +
d 1
p
d1 d 2
10
= 72,5 + 7
10 8
70
= 72,5 + 72,5 3,9 76,4
18
Jadi, modusnya dari data pada table tersebut adalah 76,4.
2. Ukuran Letak
Terdapat dua ukuran letak yang akan kita pelajari, yaitu kuartil dan desil.
Kuartil dan desil disebut ukuran letak karena kuartil dan desil menentukan letak
suatu datum tertentu pada data.
a. Kuartil
Median membagi kelompok data berurutan menjadi dua bagian yang sama,
sedangkan kuartil membagi kelompok data berurutan menjadi empat bagian
yang sama. Dengan menggunakan garis bilangan kita dapat menggambarkan
pembagiannya sebagai berikut:
Q1 Q2 Q3
Ket:
Q1 disebut kuartil bawah (kuartil pertama)
Q2 disebut kuartil tengah ( kuartil kedua ) atau median
Q3 disebut kuartil atas ( kuartil ketiga)
1) Kuartil dari Data Tunggal
Contoh:
Tentukan kuartil bawah Q1, kuartil tengah Q2 dan kuartil atas Q3 untuk tiap
data berikut ini:
a. 6, 2, 3, 8, 9, 19,
b. 2, 3, 4, 14, 8, 11, 19, 20
Penyelesaian:
a. Nilai data setelah diurutkan: 2, 3, 6, 8, 9, 11, 19.
Q1 Q2 Q3
Jadi, Q1 = 3, Q2 = 8, Q3 = 11
3 4
Jadi, Q1 = 3,5
2
8 11
Q2 = 9,5
2
14 19
Q3 = 16,5
2
2) Kuartil dari Data Kelompok
Untuk menghitung kuartil dari data yang telah dikelompokkan
dipergunakan rumus sebagai berikut:
i
n f
Qi = LQi + 4 kQi
p , dengan i = 1, 2, 3.
f Qi
Keterangan:
Qi = Kuartil ke – i
n = banyaknya datum
LQi = tepi bawah kelas Qi , dengan kelas Qi ialah interval kelas dimana
Qi akan terletak.
FkQi = jumlah frekuensi ( frekuensi kumulatif ) sebelum kelas Qi
f Qi = frekuensi kelas yang memuat Qi
p = panjang kelas
Seperti halnya median, sebelum menggunakan rumus, tentukan dahulu
i
kelas yang memuat Qi, yaitu kelas yang memuat data ke ( n)
4
Contoh :
1. Perhatikan table dibawah ini, kemudian tentukan:
a. Q1
b. Q2
c. Q3
Penyelesaian:
Nilai F Fk
52 – 58 2 2
59 – 65 4 6
66 – 72 5 11
73 – 79 15 26
80 – 86 7 33
87 – 93 4 37
94 – 100 3 40
Jumlah 40
1 1
a. n (40) 10 , kelas Q1 adalah 66 – 72, sehingga diperoleh L1 = 65,5, fk =
4 4
6, f = 5, dan p = 7.
Jadi, kuartil bawahnya (Qi) adalah
1
n f
Q1 = LQ1 + 4 kQ1
p
f Q1
10 6 28
= 65,5 + 7 65,5
5 5
= 65,5 + 5,5 = 71, 1
2 1 1
b. n n (40) 20, kelas Q2 adalah 73 – 79, sehingga diperoleh:
4 2 2
L2 = 72,5, fk = 11, f = 15, dan p = 7.
Jadi, kuartil tengahnya (Q2) adalah:
1
n f
Q2 = LQ2 + 2
kQ 2
p
f Q2
20 11 63
= 72,5 + 7 72,5
15 15
= 72,5 + 4,2 = 76, 7
3 3
c. n (40) 30, kelas Q3 adalah 80 – 86 sehingga diperoleh
4 4
L3 = 79,5, fk = 26, f = 7 dan p = 7. jadi, kuartil atasnya (Q3) adalah
3
n f
Q3 = LQ3 + 4 kQ 3
p
f Q3
30 26
= 79,5 + 7
7
= 79,5 + 4,0 = 83,5
b. Desil
Untuk desil, data keseluruhan dibagi menjadi 10 bagian yang sama. Untuk
menghitung desil di gunakan rumus:
a) Desil untuk data tunggal
Untuk menghitung Desil dari data tunggal, maka kita menggunakan rumus
sebagai berikut:
i ( n 1)
Di =
10
Keterangan:
D = Desil ke-i
n = banyaknya datum
Contoh:
1. Diketahui sebuah data sebagai berikut:
6, 8, 3, 4, 9, 2, 12, 10, 14, 15. Tentukanlah:
a. desil ke-3
b. desil ke-6
c. desil ke-8
Penyelesaian :
Urutan data sebagai berikut: 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15
a. Desil ke – 3
i (n 1)
Letak Di = 10
3(10 1)
Letak D3 = 3,3
10
D3 = X3 + 0,3 ( X4 – X3 ) = 4 + 0,3 (6 – 4) = 4,6
b. Desil ke-6
i (n 1)
Letak Di = 10
6(10 1)
Letak D6 = 6,6
10
D6 = X6 + 0,6 ( X7 – X6 ) = 9 + 0,6 ( 10 – 9 ) = 9,6
c. Desil ke-8
i (n 1)
Letak Di = 10
8(10 1)
Letak D8 = 8,8
10
D8 = X8 + 0,8 (X9 – X8) = 12 + 0,8 (14 – 12) = 13,6
b) Desil untuk data Berkelompok
Untuk menghitung Desil dari data tunggal, maka kita menggunakan rumus sebagai
berikut:
in
fk
Di = Li + 10 p, dengan i = 1, 2, 3, ………., 9
f
Keteangan :
Di = desil ke – i
n = banyaknya datum
Li = tepi bawah kelas Di
fk = frekuensi kumulatif sebelum kelas Di
f = frekuensi kelas Di
p = panjang kelas
Contoh :
1. Tentukan Desil ke – 3 dari table berikut ini :
Nilai F
43 – 49 3
50 – 56 1
57 – 63 8
64 – 70 12
71 – 77 11
78 - 84 5
Jumlah 40
Penyelesaian:
Nilai f fk
43 – 49 3 3
50 – 56 1 4
57 – 63 8 12
64 – 70 12 24
71 – 77 11 35
78 - 84 5 40
Jumlah 40
in 3 40
i=3 12, kelas D 3 adalah 57 – 63
10 10
L3 = 56,5 ; fk = 4, p = 7, f = 8, maka diperoleh
3 40
4
D4 = 56,5 + 10 12 4
7 56,5 7
8 8
= 56,5 + 7 = 63,5
Jadi, desil ke-3 adalah 63,5
Nilai f
30 – 40 3
41 – 51 6
52 – 62 8
63 – 73 12
74 – 84 10
85 - 95 6
Jumlah 45
Penyelesaian :
Nilai f fk
30 – 40 3 3
41 – 51 6 9
52 – 62 8 17
63 – 73 12 29
74 – 84 10 39
85 - 95 6 45
Jumlah 45
in 4 45 180
i=4 18 , kelas D4 adalah 63 – 73
10 10 10
L4 = 62,5 ; fk = 17, p = 11, f = 12, maka diperoleh
4 45
17
D4 = 62,5 + 10 18 17 1
11 62,5 11 62,5 11
12 12 12
= 62,5 + 0,92 = 63,42
Jadi, desil ke-4 adalah 63,42
in 6 45 270
i=6 27 , kelas D6 adalah 63 – 73
10 10 10
L6 = 62,5 ; fk = 17, p = 11, f = 12, maka diperoleh
6 45
17
D6 = 62,5 + 10 27 17 10
11 62,5 11 62,5 11
12 12 12
= 62,5 + 9,17 = 71,67
Jadi, desil ke-6 adalah 71,67
c. Ukuran Penyebaran
Statistik lima serangkai yang telah kita bahas memberikan gambaran tentang
pemusatan data. Selanjutnya untuk mendapatkan keterangan atau gambaran yang
lengkap tentang suatu data kita perlu mengetahui juga ukuran persebaran data, yaitu
jangkauan data, jangkauan atarkuartil, simpangan kuartil, langkah, pagar dalam, pagar
luas, simpangan rata-rata, ragam, dan simpangan baku.
1) Jangkauan Data
Ukuran penyebaran data yang sederhana adalah jangkauan data atau rentang
data. Jangkauan data adalah selisih antara nilai datum terbesar ( Xmaks ) dengan nilai
datum terkecil ( Xmin ). Jangkauan dilambangkan dengan “J”.
J = Xmaks – Xmin
H = Q3 – Q1
3) Simpangan Kuartil ( Jangkauan Semi Antarkuartil )
Simpangan kuartil atau jangkauan semi antarkuartil didefinisikan sebagai
setengah dari hamparan. Simpangan kuartil dilambangkan dengan “Qd”.
1 1
Q d
2
H (Q Q )
2 3 1
4) Langkah (L)
Langkah dirumuskan dengan
3
L (Q Q )
2 3 1
5) Pagar Dalam
Pagar dalam dirumuskan dengan
Pagar Dalam = Q1 - L
6) Pagar Luar
Pagar luar dirumuskan dengan
Pagar Luar = Q3 + L
1 n
SR xi x
n 1 i
Dengan n menyatakan banyaknya datum
Xi menyatakan data ke-i
x menyatakan rataan
8) Ragam (S2 )
Ragam adalah ukuran yang menyatakan rata-rata kuadrat jarak suatu data dari
nilai rataannya, dirumuskan dengan
S
2
1 n
n i 1
x x
i
2
2
S S
C. Penyajian Data
Untuk keperluan laporan dan analisis suatu data, maka data
yang telah dikumpulkan perlu disusun dan disajikan dalam bentuk
yang mudah dibaca dimengerti dan ditafsirkan. Penyajian data yang
sering digunakan adalah dengan tabel, diagram, dan ogive.
1. Penyajian Data dalam bentuk Diagram
a. Diagram Garis
Untuk menyajikan perkembangan data yang berkesinambungan (kontinu) seperti
informasi berat badan bayi, suhu badan pasien dirumah sakit, curah hujan dan
sebgainya sebagainya sebaiknya disajikan dalam bentuk diagram garis. Dalam
diagram garis waktu bisanya ditempatkan pada sumbu datar (sumbu-X) dan nilai data
ditempatkan pada sumbu tegak (sumbu_Y) sehingga diperoleh titik – titik koordinat.
Jika titik-titik yang berurutan dihubungkan oleh garis lurus, maka akan diperoleh
diagram garis.
Diagram garis berikut menunjukan perkembangan berat badan bayi dari minggu
pertama sampai minggu kelima.
Interpolasi
3,8
ekstrapolasi
3,5
Berat (Kg)
3,0
I II III IV V
Waktu (minggu)
Gambar 1.2 Diagram Perkembangan Berat Badan Bayi
Dari data diatas, kita dapat mengikuti kecenderungan dari data yang kita
amati. Ruas garis – ruas garis yang menunjukan perkembangan berat badan bayi dari
minggu pertama sampai dengan minggu ke lima yang menunjukkan ramalan
perkembangan data yang akan dating disebut garis ekstrapolasi.
b. Diagram Batang
Cara penyajian data statistic lainya untuk menampilkan data agar lebih kelihatan
menarik adalah dengan menggunakan diagram batang. Pada diagram batang terdapat
dua sumbu, yaitu sumbu mendatar dan sumbu tegak. Sumbu mendatar biasanya untuk
batang yang mewakili banyaknya data. Antara batang yang satu dengan batang yang
lain diberi jarak sehingga letaknya terpisah. Untuk lebih jelasnya, perhatgikan contoh
Gambar 1.3
Rangkuman
1. Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan
cara penyusunan data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan mengenai suatu keseluruhan (populasi)
berdasarkan data yang ada pada bagian dari keseluruhan
(sampel) tadi.
2. Diagram garis dipakai untuk menyajikan data dalam
bentuk grafik.
3. Diagram batang daun (steamleaf) dipakai untuk menyajikan
data dalam bentuk data tunggal.
4. Tabel distribusi frekuensi data terkelompok terdapat:
a. Interval kelas
b. Tepi bawah dan tepi atas
c. Batas bawah dan batas atas
d. Titik tengah
e. Penyusunan tabel yang tahapannya adalah:
1) menentukan nilai rentang (jangkauan)
jangkauan = data terbesar - data terkecil
2) menentukan banyaknya kelas
k = 1 + 3,3 log n
k = banyaknya kelas
n = banyaknya data
3) menentukan panjang kelas
panjang kelas (p) = rentang (k)
4) menentukan ujung bawah interval pertama
5) menyusun tabel distribusi
5. Histogram adalah grafik yang digambarkan berdasarkan
data yang sudah disusun dalam tabel distribusi frekuensi,
grafiknya berupa persegi panjang - persegi panjang yang
saling berimpit.