NAMA-NAMA KELOMPOK:
SELESTINO SANI
ARNI DEMSI TAHIN
RANY JULIANA METKONO
JIMY D RAGA
YONGKI LAYFOI
NUR SYAFIKA UMAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa karena atas rahmat penyertaan
darinya maka pelaksanaan penyusunan makalah kami dapat diselesaikan dan dikerjakan dengan
baik, makalah ini disusun sebagai Tugas matakuliah SANITASI INDUSTRI tentang “AIR
LIMBAH DI INDUSTRI” makalah ini sebagai bahan belajar mahasiswa,
Kami menyadari makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
saran dan masukan sangan dibutuhkan untuk perbaikan kedepan.
COFER……………………………………………i
KATA PENGANTAR……………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan…………………………………...7
3.2 Saran………………………………………….7
DAFTAR PUSTAKA…………………………….8
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Limbah adalah bahan sisa atau sampah yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dan
mahluk lainnya. Sedangkan menurut keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997
Pasal 1 tentang Prosedur Impor Limbah bahwa limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas dari
suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang
dapat dimakan oleh manusia dan hewan.
Limbah Industri
Limbah ini dihasilkan atau berasal dari hasil produksi oleh pabrik atau perusahaan
tertentu. Limbah industri yang dihasilkan pun sebagian besar adalah limbah yang tergolong
berbahaya dan beracun (B3), diantaranya asam anorganik dan senyawa orgaik. Limbah industri
ini perlu mendapatkan pengolahan terlebih dulu sebelum dibuang ke dalam lingkungan. Hal ini
dimaksudkan agar zat berbahaya yang terkadung di dalamnya tidak ikut terbuang ke lingkungan.
Pembungan limbah ke lingkungan tanpa pengolahan dapat menyebabkan pencemaran dan
membunuh organisme yang ada di dalamnya. Contoh air limbah yang kami ambil adalah
industry sagu di kabupaten kepulauan riau (meranti).
Kualitas air limbah industry ada pada Penggolongan Pengolahan Air Limbah dapat
digolongkan menjadi tiga yaitu pengolahan secara fisika, kimia, biologi. Ketiga proses tersebut
tidak selalu berjalan sendirisendiri tetapi kadang-kadang harus dilaksanakan secara kombinasi
antara satu dengan yang lainnya. Ketiga proses tersebut yaitu ( Daryanto, 1995 ) ;
Pengolahan ini terutama ditujukan untuk air limbah yang tidak larut (bersifat tersuspensi), atau
dengan kata lain buangan cair yang mengandung padatan, sehingga menggunakan metode ini
untuk pimisahan.
Pada umumnya sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan diinginkan agar
bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan mudah mengendap atau bahan-bahan yang
mengapung mudah disisihkan terlebih dahulu. Proses flotasi banyak digunakan untuk
menyisihkan bahanbahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu
proses berikutnya (Tjokrokusumo, 1995).
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel
yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa phospor dan zat organik
beracun, dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Pengolahan secara kimia
dapat memperoleh efisiensi yang tinggi akan tetapi biaya menjadi mahal karena memerlukan
bahan kimia (Tjokrokusumo, 1995).
Semua polutan air yang biodegradable dapat diolah secara biologis, sebagai pengolahan
sekunder, pengolahan secara biologis dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan
efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah dikembangkan berbagai metoda pengolahan biologis
dengan segala modifikasinya (Tjokrokusumo, 1995).
Pengolahan secara biologi adalah pengolahan air limbah dengan menggunakan mikroorganisme
seperti ganggang, bakteri, protozoa, untuk menguraikan senyawa organik dalam air limbah
menjadi senyawa yang sederhana. Pengolahan tersebut mempunyai tahapan seperti pengolahan
secara aerob, anaerob dan fakultatif.
Pengolahan air limbah secara biologis, antra lain bertujuan untuk menghilangkan bahan organik,
anorganik, amoniak, dan posfat dengan bantuan mikroorganisme. Penggunaan saringan atau
filter telah dikenal luas guna menangani air untuk keperluan industri dan rumah tangga, cara ini
juga dapat diterapkan untuk pengolahan air limbah yaitu dengan memakai berbagai jenis media
filter seperti pasir dan antrasit. Pada penggunaan sistem saringan anaerobik, media filter
ditempatkan dalam suatu bak atau tangki dan air limbah yang akan disaring dilalukan dari arah
bawah ke atas (Laksmi dan Rahayu, 1993).
2.3 Standar air limbah di industry
Perkembangan industri yang pesat dewasa ini tidak lain karena penerapan kemajuan teknologi
oleh manusia guna mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, namum di sisi lain dapat
menimbulkan dampak yang justru merugikan kelangsungan hidup manusia. Dampak tersebut
harus dicegah karena keseimbangan lingkungan dapat terganggu oleh kegiatan industri dan
teknologi tersebut. Jika keseimbangan lingkungan terganggu maka kualitas lingkungan juga
berubah. Padahal kenyamanan hidup banyak ditentukan oleh daya dukung alam atau kualitas
lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup manusia (Wardhana, 1999).
Diantara dampak kegiatan yang sangat berpengaruh pada kualitas lingkungan adalah
dihasilkannya limbah pada berbagai kegiatan diatas. Beberapa pengertian air limbah menurut
beberapa pendapat antara lain :
Menurut Azwar (1989), air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai
zat yang membahayakan kehidupan manusia atau hewan serta tumbuhan, merupakan
kegiatan manusia seperti, limbah industri dan limbah rumah tangga.
Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003), air limbah atau air buangan adalah sisa air yang
dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempattempat umum lainnya,
dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan
bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup.
Pengertian lain menyebutkan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah
cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri,
bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada.
Menurut Sugiharto (2005), air limbah (wastewater) adalah kotoran dari manusia dan
rumah tangga serta berasal dari industri, atau air permukaan serta buangan lainnya.
Dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum.
Berdasarkan sumber penghasilnya, air limbah berasal dari berbagai jenis kegiatan seperti
perumahan, industri, pertanian dan perkebunan. Jenis polutan yang dihasilkan oleh industri
tergantung pada jenis industrinya sendiri, bahan baku, proses industri, bahan bakar, sistem
pengelolaan limbah cair yang digunakan (Mukono, 2006).
Sebagai patokan dapat dipergunakan acuan bahwa 85-95% dari jumlah air yang dipergunakan
menjadi air limbah apabila industri tersebut tidak menggunakan kembali air limbah tersebut
(Sugiharto, 2005).
Sedangkan pada kegiatan industri, jenis dan sumber limbah yang dihasilkan oleh industri sebagai
berikut (Setiadi, 2003):
Industri makanan, diantaranya industri pengalengan, permen, bir, susu dan keju,
pemrosesan produk pertanian, pemrosesan daging. Limbahnya merupakan senyawa
organik dalam bentuk suspensi, koloid dan larutan.
Industri logam dan pertambangan. Volume limbahnya besar dan mengandung banyak
padatan tersuspensi.
Industri pemrosesan bahan bakar, seperti oil refinery, gas reforming. Limbahnya bersifat
toksik.
Industri kimia, seperti industri pupuk, logam berat, pestisida dan farmasi. Limbahnya
bersifat toksik
Industri elektroplating dan engineering works. Limbahnya bersifat toksik.
Industri tekstil, penyamakan kulit dan kertas. Limbahnya berupa zat organik.
Pengolahan air limbah industri bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan
dilakukan dengan mengurangi jumlah dan kekuatan air limbah industri sebelum dibuang ke
perairan penerima.Tingkat pengurangan yang diperlukan dapat diperkirakan berdasarkan data
karakteristik air limbah dan persyaratan baku mutu lingkungan yang berlaku. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No : 82 tahun 2001, baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau
kadar unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau
dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha atau kegiatan.
Dalam pasal 69 ayat (1) UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa setiap orang dilarang membuang limbah ke
media lingkungan hidup. Industri minyak sawit merupakan suatu usaha/kegiatan yang dapat
menghasilkan air limbah yang apabila tidak dikelola sesuai aturan baku mutu limbah, akan
berdampak pada pencemaran lingkungan. PT. Tamora Agro Lestari merupakan salah satu
industri yang mengelola air limbah dan membuangnya ke sumber air. Data Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Kuantan Singingi menunjukkan bahwa dari laporan/pengaduan masyarakat
masih ditemui keadaan dimana sungai menjadi tercemar. Sementara itu, efektivitas fungsi
pengawasan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup sangat berperan penting dalam
mengawal peraturan perundang-undangan tersebut demi terjaganya kelestarian lingkungan. Atas
dasar itu penelitian ini dilakukan dengan mengemukakan permasalahan Pertama, bagaimana
pelaksanaan pengawasan Badan Lingkungan Hidup Terhadap Pengelolaan Air Limbah industri
minyak sawit di Kabupaten Kuantan Singingi. Kedua, apa saja kendala yang dihadapi oleh
Badan Lingkungan Hidup dalam melakukan pengawasan. Berdasarkan permasalahan tersebut
maka penelitian ini menggunakan metode yuridis sosiologis yaitu untuk menguji apakah sesuatu
telah berjalan sesuai aturan perundang-undangan maka dibuktikan dengan terjun langsung ke
lapangan. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa Badan Lingkungan Hidup dalam melakukan
pengawasan adalah dengan memberlakukan prosedur perizinan bagi pelaku usaha untuk menguji
kelayakan usaha dan keberlanjutannya terhadap lingkungan sekitar. Selain itu Badan Lingkungan
Hidup menerapkan pengawasan rutin yang dilakukan 2(dua) kali dalam setahun untuk mengecek
dan mendapatkan hasil pengujian air limbah sebagai tolak ukur pencemaran lingkungan ,serta
pengawasan insidentil apabila ada laporan pelanggaran dari masyarakat. Dari hasil pengawasan
Badan Lingkungan Hidup secara umum telah melakukan pengawasan sesuai peraturan yang
berlaku. Dari hasil pengawasan masih ditemui pelaku usaha yang belum mengelola air limbah
industrinya secara baik, sehingga melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Kata Kunci :
Pengawasan, Pengelolaan Air Limbah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Air limbah yaitu air dari suatu daerah permukiman, rumah tangga, dan juga berasal dari
industry, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya yang telah dipergunakan untuk berbagai
keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan hidup yang sehat dan
baik.
2. Tujuan pengolahan air limbah yaitu untuk menetralkan air dari bahan-bahan tersuspensi dan
terapung, menguraikan bahan organic biodegradable, meminimalkan bakteri patogen, serta
memerhatikan estetika dan lingkungan.
3. Secara umum, pengolahan air limbah dapat dibagi menjadi 5 tahap berikut:
a. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah
b. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Betujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang
berlangsung.
c. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses
fisik biasa.
d. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
3.2 Saran
1. Dengan tidak adanya pencemaran, masyarakat menjadi sehat, sejahtera, dan cerdas, serta
lingkungannya bersih.
2. Dengan tidak adanya pencemaran, sumur penduduk bisa dikonsumsi memenuhi standar
kesehatan.
3. Dengan tidak adanya pencemaran, sungai menjadi bersih sehingga bisa digunakan sumber
air baku PDAM.
4. Masyarakat untuk dapat menyambungkan air limbahnya ke jaringan pipa air limbah.
5. Untuk masyarakat, seharusnya masyarakat lebih sadar diri untuk tidak membuang limbahnya
ke sungai sehingga tidak mencemari sungai karena apabila sungai bersih membuat lingkungan
menjadi lebih sehat.
6. Untuk pemerintah, seharusnya pemerintah mengadakan lebih banyak lagi penyuluhan
tentang baiknya menggunakan jasa pengolahan air limbah.
7. Dengan didirikannya IPAL, diharapkan masyarakat untuk lebih meningkatkan kesadaran
untuk lebih peduli lagi terhadap pencemaran dan pengolahan air limbah.
DAFTAR PUSTAKA
Referensi :
Fardiaz, Srikandi, Polusi Air dan Udara, Kanisius, Yogyakarta, 2006.
Slamet. Juli Soemirat. Kesehatan Lingkungan. UGM. Bandung. 2007.
Sugiharto, Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. UI, Press, Jakarta. 1987.
Darwis, dkk, 2009, Dasar-Dasar Manajemen, Pusbangdik, Pekanbaru.
Dharma S.Salam, 2004, Manajemen Pemerintah Indonesia, PT.Jamatan,Jakarta
Hamrat Hamid dan Bambang Pramudyanto, 2007, Pengawasan Industri dalam Pengendalian
Pencermaran Lingkungan, Granit, Jakarta
Handoko T.Hani, 2003, Manajemen Edisi Edisi 2, Bumi Aksara,Yogyakarta
Rumandor Alex, 1998, Pengawasan Melekat, Karunia, Jakarta
Siagian Sondang P, 2003, Filsafat Administrasi Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta
Sugiyono, 2012, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung, Alfabeta
Sukanto R, 2007, Dasar-Dasar Manajemen Edisi 5, BPFE, Yogyakarta
Sunindhia, 1987, Praktek Penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah, Bina Aksara, Jakarta