Anda di halaman 1dari 27

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI

MASALAH EKONOMI

COVER

Oleh:
Muchamad Safrudin Jupri

Departemen Pendidikan Kota Malang


SMK NEGERI 4 MALANG
Desain Grafika 2019

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita
capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta
teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun
materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa
maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian,
yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami
jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan
makalah-makah kami dilainwaktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-
mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari judul ini ( masyarakat desa dan masyarakat kota ) sebagai
tambahan dalam menabah referensi yang sudah ada.

Malang, Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1. RUMUSAN MASALAH .................................................................. 1

1.2. TUJUAN ........................................................................................... 1

1.3. MANFAAT ....................................................................................... 1

1.4. LATAR BELAKANG ...................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3

2.1. PENGERTIAN KEBIJAKAN PEMERINTAH ............................... 3

2.2. PERAN DAN FUNGSI PEMERINTAH DI BIDANG EKONOMI 4

2.3. INTERVENSI PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN ........ 5

2.3.1 Intervensi Pemerintah secara Langsung ........................................ 5

2.3.2 Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung .............................. 5

2.4. MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PEMERINTAH DI


BIDANG EKONOMI ................................................................................. 6

2.4.1. Masalah Kemiskinan ................................................................ 6

2.5. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI


MASALAH PEREKONOMIAN .............................................................. 12

2.5.1. Kebijakan Fiskal .................................................................... 12

2.5.2. Kebijakan Moneter ................................................................. 14

2.5.3. Kebijakan Segi Penawaran..................................................... 16

2.5.4. Kebijakan Energi.................................................................... 16

2.5.5. Kebijakan Penetapan Harga ................................................... 17

2.5.6. Kebijakan Neraca Pembayaran .............................................. 18

ii
BAB III PENUTUP .................................................................................. 21

3.1. KESIMPULAN ............................................................................... 21

3.2. SARAN ........................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari kebijakan pemerintah?
2. Apa peran dan fungsi pemerintah di bidang ekonomi?
3. Bagaimana intervensi pemerintah dalam perekonomian ?
4. Apa saja masalah-masalah yang di hadapi pemerintah di bidang
ekonomi?
5. Bagaimana kebijakan dari pemerintah untuk mengahadapi masalah
dalam perekonomian tersebut?

1.2. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. 1.Agar mengetahui pengertian dari kebijakan pemerintah.
2. Agar mengetahui intervensi pemerintah dalam perekonomian.
3. Agar mengetahui masalah-masalah yang di hadapi pemerintah di bidang
ekonomi.
4. Agar memahami tentang kebijakan dari pemerintah untuk mengahadapi
masalah dalam perekonomian tersebut.

1.3. MANFAAT
Manfaat pembuatan makalah ini sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui pengertian dari kebijakan pemerintah.
2. Dapat mengetahui intervensi pemerintah dalam perekonomian.
3. Dapat mengetahui masalah-masalah yang di hadapi pemerintah di bidang
ekonomi.
4. Dapat memahami tentang kebijakan dari pemerintah untuk mengahadapi
masalah dalam perekonomian tersebut.

1
1.4. LATAR BELAKANG
Ilmu ekonomi adalah sebuah cabang ilmu dari pengetahuan sosial yang
tidak bisa lepas dalam kehidupan sehari-hari, b, karena melalui ilmu ekonomi
inilah setiap manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik sebagai individu
maupun sebagai satu kesatuan atau dikenal dengan organisasi. Dalam hal ini,
organisasi yang merupakan kesatuan dari setiap individu disebut dengan negara.
Kebijakan ekonomi suatu negara tidak bisa lepas dari keterlibatan
pemerintah karena pemerintah memegang kendali atas segala sesuatu,
menyangkut semua kebijakan yang bermuara kepada keberlangsungan negara itu
sendiri. Setiap pemerintahan yang sedang memimpin suatu negara tentu saja
memiliki kebijakan ekonomi andalan untuk menjamin perekonomian negara yang
baik dan stabil demi tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan, karena sudah
menjadi kewajiban pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi agar tercapainya
kehidupan yang makmur dan sejahtera bagi rakyatnya.
Kebijakan ekonomi suatu negara juga tidak bisa dilepaskan dari paham
atau sistem ekonomi yang dipegang oleh pemerintahan suatu negara, seperti
sistem ekonomi Kapitalisme, Sosialisme, Campuran, maupun sistem ekonomi
Islam. Tentu saja pemerintah, sebagai pengendali perekonomian suatu negara,
menganut salah satu sistem ekonomi sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan
ekonomi. Apapun sistem ekonomi yang dipegang oleh suatu pemerintahan, sistem
ekonomi itulah yang diyakini sebagai sistem ekonomi terbaik bagi perekonomian
negara yang dipimpin oleh suatu pemerintahan tersebut walaupun nantinya dalam
sistem ekonomi yang dipegang memiliki berbagai kelemahan.
Dari berbagai sistem ekonomi yang ada, dengan segala kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki, sistem ekonomi Islam dianggap sebagai smart solution
dari berbagai sistem ekonomi yang ada karena secara etimologi maupun secara
empiris, terbukti sistem ekonomi Islam menjadi sistem ekonomi yang mampu
memberikan kemakmuran dan kesejahteraan yang nyata dalam
penerapannya pada saat zaman Rasullah Muhammad SAW dan pada masa Khalifa
Islamiyah karena sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang berdasarkan
pada nilai keadilan dan kejujuran yang merupakan refleksi dari hubungan vertikal
antara manusia dengan Allah SWT.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN KEBIJAKAN PEMERINTAH


Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan
dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara
bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan
kelompok sektor swasta, serta individu. Kebijakan Pemerintah adalah suatu
keputusan yang dibuat secara sistematik oleh pemerintah dengan maksud dan
tujuan tertentu yang menyangkut kepentingan umum.
Kebijakan ekonomi adalah beberapa peraturan atau batasan-batasan di
bidang ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.Tujuan dibuatnya kebijakan
ekonomi adalah untuk meningkatkan taraf hidup atau tingkat kesejahteraan
masyarakat. Selain kebijakan ekonomi diperlukan juga kebijakan nonekonmi,
seperti kebijakan sosial yang menyangkut masalah pendidikan dan kesehatan.
Kebijakan ekonomi dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Kebijakan ekonomi mikro, adalah kebijakan pemerintah yang ditujukan
pada semua perusahaan tanpa melihat jenis kegiatan yang dilakukan
perusahaan tersebut.
2. Kebijakan ekonomi meso, adalah kebijakan ekonomi yang khusus ditujukan
pada wilayah tertentu atau pada sektor-sektor tertentu.
3. Kebijakan ekonomi makro, ialah kebijakan ekonomi yang mencakup semua
aspek ekonomi pada tingkat nasional (agregat). Oleh sebab itu, kebijakan ini
bisa mempengaruhi atau bahkan membuat kebijakan meso dan kebijakan
mikro menjadi lebih atau kurang efektif. Maka dari itu saya akan membahas
lebih dalam mengenai kebijakan ekonomi makro.

3
2.2. PERAN DAN FUNGSI PEMERINTAH DI BIDANG
EKONOMI
Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga
pemerintah), memiliki fungsi penting dalam perekonomian yaitu berfungsi
sebagai stabilisasi, alokasi, dan distribusi. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
 Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan
ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan, dan keamanan.
 Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa
publik seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan
fasilitas penerangan, dan telepon.
 Fungsi Distribusi, yakni fungsi pemerintah dalam pemerataan atau
distribusi pendapatan masyarakat.
Perlunya peran dan fungsi pemerintah dalam perekonomian, yaitu
sebagai berikut:
 Pembangunan ekonomi dibanyak negara umumnya terjadi akibat
intervensi pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung.
Intervensi pemerintah diperlukan dalam perekonomian untuk mengurangi
dari kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan harga monopoli dan
dampak negatif kegiatan usaha swasta contohnya pencemaran lingkungan.
 Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan aturan yang
dibuat pemerintah. Aturan ini memberikan landasan bagi penerapan aturan
main, termasuk pemberian sanksi bagi pelaku ekonomi yang
melanggarnya. Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena
mekanisme pasar saja tidak dapat menyelesaikan semua persoalan
ekonomi. Untuk menjamin efisiensi, pemerataan dan stabilitas ekonomi,
peran dan fungsi pemerintah mutlak diperlukan dalam perekonomian
sebagai pengendali mekanisme pasar.

4
2.3. INTERVENSI PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN
Kegagalan pasar (market failure) adalah suatu istilah untuk menyebut
kegagalan pasar dalam mencapai alokasi atau pembagian sumber daya yang
optimum.

2.3.1 Intervensi Pemerintah secara Langsung

a. Penetapan Harga Minimum (floor price)


Penetapan harga minimum atau harga dasar yang dilakukan oleh
pemerintah bertujuan untuk melindungi produsen, terutama untuk produk dasar
pertanian. Misalnya harga gabah kering terhadap harga pasar yang terlalu rendah.
Hal ini dilakukan supaya tidak ada tengkulak (orang/pihak yang membeli dengan
harga murah dan dijual kembali dengan harga yang mahal) yang membeli produk
tersebut diluar harga yang telah ditetapkan pemerintah. Jika pada harga tersebut
tidak ada yang membeli, pemerintah akan membelinya melalui BULOG (Badan
Usaha Logistik) kemudian didistribusikan ke pasar. Namun, mekanisme
penetapan harga seperti ini sering mendorong munculnya praktik pasar gela, yaitu
pasar yang pembentukan harganya di luar harga minimum.
b. Penetapan Harga Maksimum (ceiling price)
Penetapan harga maksimum atau Harga Eceran Tertinggi (HET) yang
dilakukan pemerintah bertujuan untuk melindungi konsumen. Kebijakan HET
dilakukan oleh pemerintah jika harga pasar dianggap terlalu tinggi diluar batas
daya beli masyarakat (konsumen). Penjual tidak diperbolehkan menetapkan harga
diatas harga maksimum tersebut. Contoh penetapan harga maksimum di Indonesia
antara lain harga obat-obatan diapotek, harga BBM, dan tariff angkutan atau
transportasi seperti tiket bus kota, tarif kereta api dan tarif taksi per kilometer.
Seperti halnya penetapan harga minimum, penetapan harga maksimum juga
mendorong terjadinya pasar gelap.

2.3.2 Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung

a. Penetapan Pajak

5
Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara
mengenakan pajak yang berbeda-beda untuk berbagai komoditas. Misalnya untuk
melindungi produsen dalam negeri, pemerintah dapat meningkatkan tarif pajak
yang tinggi untuk barang impor. Hal tersebut menyebabkan konsumen membeli
produk dalam dalam negeri yang harganya relatif lebih murah.
b. Pemberian Subsidi
Pemerintah dapat melakukan intervensi atau campur tangan dalam
pembentukan harga pasar yaitu melalui pemberian subsidi. Subsidi biasanya
diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan penghasil barang kebutuhan
pokok. Subsidi juga diberikan kepada perusahaan yang baru berkembang untuk
menekan biaya produksi supaya mampu bersaing terhadap produk-produk impor.
Kebijakan ini ditempuh pemerintah dalam upaya pengendalian harga untuk
melindungi produsen maupun konsumen sekaligus untuk menekan laju inflasi.

2.4. MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PEMERINTAH


DI BIDANG EKONOMI

2.4.1. Masalah Kemiskinan


Kemiskinan merupakan suatu keadaan ketidakmampuan yang bersifat
ekonomi (ekonomi lemah) jadi dimana seseorang tidak dapat memenuhi
kebutuhan pokok (kebutuhan primer) karena pendapatannya rendah. Kemiskinan
terjadi karena beberapa faktor. Karena rendahnya pendapatan yang menyebabkan
rendahnya daya beli. Selain itu karena rendahnya pendidikan masyarakat sehingga
masyarakat tidak mendapatkan hidup yang layak.
Untuk mengatasi kemiskinan yaitu dengan cara membatu masayarakat
pemerintah melakukan program ‘Program Inpres Desa Tertinggal’ atau IDT,
pemberian kredit untuk para petani dan pengasuh kecil berupa ‘Kredit Usaha
Kecil’ atau KUK, Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), Program Kawasan
Terpadu (PKT), Program Gerakan Orang Tua Asuh (GN-OTA), Raskin, Bantuan
Langsung Tunai (BLT), serta program-program lainnya.
Kemiskinan merupakan masalah utama yang dihadapi pemerintah.
Memang sudah menjadi tanggung jawab pemerintah untuk mengatasinya. Namun

6
kita semua juga haruslah ikut serta dalam upaya pengentasan kemiskinan karena
kita merupakan mahluk sosial yang beragama. Dimulai dari upaya kecil dan
nantinya akan melakukan perubahan besar.
Solusi atas masalah kemiskinan yang dapat kita upayakan yaitu dengan
dimulai dari diri sendiri, mulai detik ini, dan hingga akhir nanti. Maksudnya
kalian sebagai pelajar, belajarlah dengan tekun untuk masa depan diri kalian
sendiri serta nantinya akan berkembang potensi positif kalian untuk berguna bagi
masyarakat. Contohnya, jika kalian belajar dengan tekun maka kalian membentuk
diri sebagai pribadi yang intelektual serta berakhlak mulia. Potensi positif tersebut
dapat digunakan untuk memperoleh pekerjaan yang layak sehingga pendapatan
yang kalian dapatkan akan membuat kalian jauh dari kemiskinan dan pendapatan
tersebut dapat kalian sisihkan untuk membantu sesama seperti membagikan
sembako atau kebutuhan-kebutuhan lainnya, berpartisipasi aktif dalam kegiatan
sosial, dan lain-lain.
2.4.2. Masalah Keterbelakangan
Keterbelakangan merupakan suatu keadaan yang kurang baik jika
dibandingkan dengan keadaan lingkungan lainnya. Keterbelakangan dalam hal ini
maksudnya adalah ketertinggalan dengan negara lain di lihat dari berbagai aspek
serta berbagai bidang.
Dilihat dari penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),
Indonesia masih dikategorikan sebagai negara sedang berkembang. Ciri lain dari
negara sedang berkembang adalah rendahnya tingkat pendapatan dan
pemerataannya, rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan fasilitas
umum/publik, rendahnya tingkat disiplin masyarakat, rendahnya tingkat
keterampilan penduduk, rendahnya tingkat pendidikan formal, kurangnya modal,
dan rendahnya produktivitas tenaga kerja, serta lemahnya tingkat manajemen
usaha.
Untuk mengatasi masalah keterbelakangan tersebut, pemerintah berupaya
meningkatkan kualitas SDM dengan melakukan program pendidikan seperti wajib
belajar 9 tahun dan mengadakan pelatihan-pelatihan seperti Balai Latihan Kerja
(BLK). Selain itu, melakukan pertukaran tenaga ahli, melakukan transfer
teknologi dari negara-negara maju.

7
Masalah keterbelakangan merupakan masalah yang harus kita atasi
bersama. Karena kita merupakan subjek atau obejek dari permasalahan ini. Upaya
yang dapat kita lakukan adalah dengan memiliki semangat ingin maju sehingga
kita memiliki hasrat untuk belajar dan belajar terus. Negara kita belum
dikategorikan sebagai negara maju. Kita sebagai masyarakatnya haruslah
membantu pemerintah untuk mengejar ketertinggalan dari segala bidang dengan
negara lain. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan IPTEK
karena merupakan kunci untuk mengatasi masalah keterbelakangan. Apa yang
dapat kalian lakukan untuk mengatasi keterbelakangan ? Kalian harus belajar
dengan tekun. Jika kalian pintar maka kalian dapat melakukan sesuatu yang
berguna seperti mengikuti olympiade mata pelajaran atau kegiatan-kegiatan
lainnya yang akan mengangkat nama negara dimata dunia.
Selain itu, kalian semestinya menjaga pembangunan seperti fasilitas
publik yang telah dilakukan pemerintah. Jangan sampai merusaknya karena jika
rusak maka akan membutuhkan biaya untuk memperbaikinya. Selain itu,
pembangunan yang dilakukan pemerintah semestinya dipergunakan dengan baik
jangan sampai diabaikan karena pembangunan tersebut dibangun dengan
menggunakan biaya yang tidak sedikit.
Contohnya seperti kebiasaan membuang sampah sembarangan, tindakan
anarki seperti kerusuhan, korupsi, mutu pendidikan rendah karena banyak peserta
didik yang kurang memenuhi standar nilai, pelanggaran lalu lintas, dan lain-lain
sehingga akan banyak hal yang dirugikan dan membutuhkan biaya untuk
mengatasinya. Jadi kita sebagai warga negara yang baik semestinya membantu
pemerintah supaya menjadi negara maju dengan menjadi warga negara yang tidak
menjadi beban atau merugikan negara serta menjadi warga negara yang produktik
sehingga dapat berguna bagi bangsa.
2.4.3. Masalah Pengangguran dan Keterbatasan Kesempatan Kerja
Pengangguran merupakan suatu kondisi kurang produktif atau pasif
sehingga kurang mampu menghasilkan sesuatu. Sedangkan keterbatasan
kesempatan kerja merupakan suatu keadaan kekurangan peluang untuk
mendapatkan pekerjaan karena tidak dapat masuk dalam kuota atau pekerjaan
yang tersedia.

8
Masalah pengangguran dan keterbatasan kesempatan Kerja saling
berhubungan satu sama lainnya. Masalah pengangguran timbul karena adanya
ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja yang tersedia. Hal ini terjadi karena
Indonesia sedang mengalami masa transisi perubahan stuktur ekonomi dari negara
agraris menjadi negara industri.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka solusinya adalah dengan
melaksanakan program pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memiliki
keahlian yang sesuai dengan lapangan yang tersedia, pembukaan investasi-
investasi baru, melakukan program padat karya, serta memberikan penyuluhan
dan informasi yang cepat mengenai lapangan pekerjaan.
Supaya kita tidak menjadi pengangguran karena kurangnya kesempatan
kerja maka kita dapat berupaya secara aktif sehingga menjadi produktif yang pada
akhirnya kita tidak ketergantungan pada pekerjaan yang telah tersedia. Lebih baik
kita menciptakan pekerjaan yakni berwirausaha dari pada kita ketergantungan
pada pekerjaan yang belum pasti kita akan dapatkan. Kalaupun kita tidak dapat
menciptakan pekerjaan maka kita harus bersiap untuk bersaing dengan para
pencari pekerja baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Untuk itu, kalian
semestinya memanfaatkan kegiatan belajar dengan baik untuk memupuk ilmu
pengetahuan serta kepribadian yang baik supya kita memiliki kompetensi atau
kemampuan untuk bersaing dalam mendapatkan pekerjaan. Dalam mendapatkan
pekerjaan, yang perlu diperhatikan bukan nilai dari pendidikan formal
(sekolah,kuliah) dan non-formal (kursus ketrampilan,kepribadian, serta
pengalaman) saja yang dijadikan bahan pertimbangan utama namun penerapan
atau aplikasi dari ilmu pengetahuan yang dimiliki. Artinya percuma jika nilai
tinggi di ijazah tetapi setelah diuji kembali tidak dapat membuktikannya. Maka
kalian disaat ujian janganlah membiasakan mencontek atau bekerja sama supaya
mendapatkan nilai yang tinggi.
2.4.4. Masalah Kekurangan Modal
Masalah kekurangan modal adalah salah satu ciri penting bagi setiap
negara yang memulai proses pembangunan. Kekurangan modal tidak hanya
mengahambat kecepatan pembangunan ekonomi yang dapat dilaksanakan tetapi
dapat menyebabkan kesulitan negara tersebut untuk lepas dari kemiskinan.

9
Pemerintah banyak melakukan program-program bantuan modal salah
satunya yakni PNPM MANDIRI. Selain pemerintah, badan usaha juga membantu
dalam masalah kekurangan modal seperti bank, koperasi, BUMN seperti PLN dan
lain-lain.
Untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan melakukan program-
program yang meningkatan kualitas SDM atau peningkatan investasi menjadi
lebih produktif. Kekurangan modal dapat diatasi secara bijak dengan tidak
meminjam kepada retenir. Lebih baik meminjam kepada koperasi karena koperasi
jasa yang dikenakan bersifat menurun dan kita akan mendapatkan Sisa Hasil
Usaha (SHU). Kalaupun dirasa tidak akan mampu mengembalikan pinjaman
maka semestinya kita berfikir kreatif dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada.
2.4.5. Masalah Pemerataan Pendapatan
Pemerataan pendapatan bukan berarti pendapatan masyarakat harus
sama. Pemerataan pendapat supaya keadaan masyarakat semakin membaik bukan
semakinrendah. Pemerataan Pendapatan merupkan upaya untuk membantu
masyarakat yang ekonominya rendah supaya tidak jauh terpojok. Artinya untuk
menghindari dari adanya gap atau batas antara yang kaya dan yang miskin. Jadi
supaya yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin.
Ketidakmerataan pendapatan terjadi karena sebagian besar pembangunan
Indonesia terkonsentrasi hanya dikota-kota besar saja. Oleh sebabitulah supaya
pendapatan masyarakat merata, perlu perhatian pemerintah yang didukung oleh
masyarakat untuk bersama meningkatkan pelayanan kualitas publik,
meningkatkan kualitas SDM dan SDA supaya dapat mengatasi ketidakmerataan
pendapatan. Penerapan pajak bagi masyarakat yang berpenghasilan tinggi lebih
dicermati lagi untuk subsidi silang bagi masyarakat yang ekonominya masih
rendah.
Apa yang dapat kalian lakukan untuk membantu pemerintah dalam
masalah ini ? kalian semestinya memiliki sikap tenggang rasa jangan sombong.
Maksudnya jika kalian memiliki rezeki lebih, berbagilah dengan lainnya. Jangan
kalian sombong dengan harta yang dimiliki karena akan mengakibatkan

10
kecemburuan sosial. Kita semestinya membantu sesama baik dengan uang,
tenaga, dan pikiran supaya dapat meningkatkan pendapatannya (taraf hidupnya).
2.4.6. Inflasi
Inflasi atau kenaikan harga umum secara terus-menerus dianggap
berbahaya karena dapat menyebabkan dampak negtif seperti menurunkan tingkat
kesejahteraan rakyat, memburuknya distribusi pendapatan, dan mengganggu
stabilitas ekonomi.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah sebagai berikut :
 Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan barang dan jasa
 Tuntutan kenaikan upah dari pekerja.
 Kenaikan harga barang impor
 Penambahan penawaran uang dengan cara mencetak uang baru
 Kekacauan politik dan ekonomi seperti yang pernah terjadi di
Indonesia tahun 1998. Akibatnya angka inflasi mencapai 58,5%.
Untuk mengatasi masalah inflasi salah satu caranya yakni dengan operasi
pasar untuk meninjau harga supaya harga tidak terlalu tinggi dipasaran,
memberikan subsidi untuk membantu masyarakat yang ekonominya masih
rendah, dan menurunkan pajak untuk meringankan beban produsen dan
konsumen.
2.4.7. Ketergantungan terhadap Impor dan Utang Luar Negeri
Tingkat ketergantungan yang tinggi dari pemerintah dan sektor swasta
terhadap impor dan utang luar negeri merupakan masalah pembangunan. Impor
yang tinggi jelas akan mengurangi cadangan devisa negara. Jika cadangan devisa
berkurang, stabilitas ekonomi nasional akan lemah. Utang luar negeri merupakan
suatu masalah serius pemerintah. Jika suatu negara memiliki utang luar negeri
masalah yang muncul adalah menyangkut beban utang. Semestinya pemerintah
berupaya meningkatkan pertumbuhan ekspor supaya cadangan devisa (pendapatan
negara) menjadi bertambah serta mengurangi kebiasaan utang. Lebih baik
memanfaatkan sumber daya yang ada secara kreatif tidak tergantung pada bantuan
dari pihak luar.

11
2.5. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI
MASALAH PEREKONOMIAN
2.5.1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintah untuk
mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan
pemerintah dalam bidang anggaran belanja negara.Bertujuan menstabilkan
perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang
beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak.
Kebijakan Fiskal yang sering disebut “politik fiskal” atau “fiscal policy”
biasa diartikan sebagai tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam bidang
anggaran belanja Negara dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya
perekonomia. Anggran belanja Negara terdiri dari penerimaan berupa haasil
pungutan pajak dan pengeluaran yang dapat berupa “government expenditure”
dan “government transfer’’, maka sering pula dikatakan bahwa kebijakan fiskal
meliputi semua tindakan pemerintah yang berupa tindakan memperbesar atau
memperkecil jumlah pungutan pajak memperbesar atau memperkecil
“government expenditure” dan atau memperbesar atau memperkecil “government
transfer” yang bertujuan untuk mempengaruhi jalannya perekonomian.
a. Peranan kebijakan fiskal dalam perekonomian
Peranan dari tindakan fiskal pemerintah dalam turut menentukan tingkat
pendapatan nasional lebih besar. Untuk Negara-negara yang sudah maju
perekonomiannya, peranan tindakan fiskal pemerintah semakin besar dalam
mekanisme pembentukan tingkat pendapatan nasional terutama dimaksudkan agar
supaya pemerintah dapat lebih mampu dalam mempengaruhi jalannya
perekonomian. Dengan demikian diharapkan bahwa dengan adanya kebijakan
fiskal, pemerintah dapat mengusahakan terhindarnya perekonomian dari keadaan-
keadaan yang tidak diinginkan seperti misalnya keadaan dimana banyak
pengangguran, inflasi, neraca pembayaran internasional yang terus menerus
deficit, dan sebagainya.

12
b. Tujuan kebijakan fiskal
Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk mencegah pengangguran dan
menstabilkan harga, implementasinya untuk menggerakkan pos penerimaan dan
pengeluaran dalam anggran pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Adapun kebijakan fiskal sebagai sarana menggalakan pembangunan
ekonomi bermaksud mencapai tujuan sebagai berikut :
 Untuk meningkatkan laju investasi.
Kebijakan fiskal bertujuan meningkatkan dan memacu laju investasi
disektor swasta dan sektor Negara. Selain itu, kebijakan fiskal juga dapat
dipergunakan untuk mendorong dan menghambat bentuk investasi tertuntu.
Dalam rangka itu pemerintah harus menerapkan kebijakan investasi berencana di
sektor public, namun pada kenyataannya dibeberapa Negara berkembang dan
tertinggal terjadi suatu problem yaitu dimana langkanya tabungan sukarela,
tingkat konsumsi yang tinggi dan terjadi investasi dijalur yang tidak produktif dari
masyarakat dinegara tersbut. Hal ini disebabkan tidak tersedianya modal asing
yang cukup, baik swasta maupun pemerintha. Oleh karena itu kebijakan fiskal
memberikan solusi yaitu kebijakan fiskal dapat meningkatkan rasio tabungan
inkremental yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan, memacu, mendorong
dan menghambat laju investasi.
 Untuk mendorong investasi optimal secara sosial.
Kebijakan fiskal bertujuan untuk mendorong investasi optimal secara
sosial, dikarenakan investasi jenis ini memerlukan dana yang besar dan cepat yang
menjadi tangunggan Negara secara serentak berupaya memacu laju
pembentukkan modal. Nantinya invesati optimal secara sosial bermanfaat dalam
pembentukkan pasar yang lebih luas, peningkatan produktivitas dan pengurangan
biaya produksi.
 Untuk meningkatkan kesempatan kerja.
Untuk merealisasikan tujuan ini, kebijakan fiskal berperan dalam hal
pengelolan pengeluaran seperti dengan membentuk anggaran belanja untuk
mendirikan perusahaan Negara dan mendorong perusahaan swasta melalui
pemberian subsidi, keringanan dan lain-lainnya sehingga dari pengupayaan

13
langkah ini tercipta tambahan lapangan pekerjaan. Namun, langkah ini harus juga
diiringi dengan pelaksanaan program pengendalian jumlah penduduk.
 Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidak stabilan
internasional
Kebijaksanaan fiskal memegang peranan kunci dalam mempertahankan
stabilitas ekonomi menghadapi kekuatan-kekuatan internal dan eksternal. Dalam
rangka mengurangi dampak internasional fluktuasi siklis pada masa boom, harus
diterapkan pajak ekspor dan impor. Pajak ekspor dapat menyedot rejeki nomplok
yang timbul dari kenaikkan harga pasar. Sedangkan bea impor yang tinggi pada
impor barang konsumsi dan barang mewah juga perlu untuk menghambat
penggunaan daya beli tambahan.
 Untuk menanggulangi inflasi
Kebijakan fiskal bertujuan untuk menanggulangi inflasi salah satunya
adalah dengan cara penetapan pajak langsung progresif yang dilengkapi dengan
pajak komoditi, karena pajak seperti ini cendrung menyedot sebagian besar
tambahan pendapatan uang yang tercipta dalam proses inflasi.
 Untuk meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional
Kebijakan fiskal yang bertujuan untuk mendistribusikan pendapatan
nasional terdiri dari upaya meningkatkan pendapatan nyata masyarakat dan
mengurangi tingkat pendapatan yang lebih tinggi, upaya ini dapat tercipta apabila
adanya investasi dari pemerintah seperti pelancaran program pembangunan
regional yang berimbang pada berbagai sektor perekonomian.

2.5.2. Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang digunakan Bank
Indonesia sebagai otoritas moneter, untuk mengendalikan atau mengarahkan
perekonomian pada kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan mengatur
jumlah uang yang beredar (JUB) dan tingkat suku bunga. Kebijakan moneter
tujuan utamanya adalah mengendalikan jumlah uang yang beredar (JUB).
Tujuan utama kebijakan ekonomi moneter adalah untuk menjaga
stabilitas harga di dalam negeri dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing,
khususnya dolar AS. Dengan demikian kebijakan ini juga dapat menjaga

14
keseimbangan neraca pembayaran melalui perubahan nilai kurs rupiah yang
terkendali bisa dicapai. Kebijakan ekonomi moneter dilakukan terutama melalui
operasi pasar terbuka, penentuan mengenai cadangan wajib minimum dan batas
maksimum pemberian kredit bagi sektor perbankan, dan perubahan tingkat suku
bunga diskonto. Selain itu ada juga kebijakan moneter yang sering digunakan oleh
Bank Indonesia untuk mengimbangi perubahan likuiditas perekonomian adalah
dengan cara memperjual-belikan surat berharga SBI dan SBPU. Efektifitas
kebijakan moneter yang kontraksi ini untuk meredam laju pertumbuhan tingkat
inflasi melalui pengendalian jumlah uang beredar di dalam ekonomi tergantung
pada respon masyarakat dan dunia usaha, baik di sektor riil maupun di sektor
keuangan.
Kebijakan moneter memiliki tiga instrumen, yaitu:
a) Operasi pasar terbuka ( open market operation )
Yaitu kebijakan pemerintah mengendalikan jumlah uang yang bredar
dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga milik pemerintah. Di
Indonesia operasi pasar terbuka dilakukan dengan menjual atau membeli
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SPBU).
b) Fasilitas Diskonto ( Discount Rate )
Salah satu fasilitasnya yaitu adanya tingkat bunga diskonto yang
maksudnya adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas bank-bank
umun yang meminjam ke bank sentral.
Jika pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka
pemerintah melakukan suatu cara yaitu menurunkan tingkat bunga penjaman
(tingkat diskonto). Dengan tingkat bunga pinjaman yang lebih murah, maka
keinginan bank-bank untuk meminjam uang dari bank sentral menjadi lebih besar,
sehingga jumlah uang yang beredar bertambah dan sebaliknya.
c) Rasio Cadangan Wajib ( Reserve Requirement Ratio )
Penetapan ratio cadangan wajib juga dapat mengubah jumlah uang yang
beredar. Jka rasio cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank
memberikan kredit akan lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
Selain ketiga instrumen yang bersifat kuantitatif tersebut, pemerintah
dapat melakukan himbauan moral (moral suasion). Misalnya untuk

15
mengendalikan jumlah uang beredar (JUB) di masyarakat, Bank Indonesia
melalui Gubernur Bank Indonesia memberi saran supaya perbankan mengurangi
pemberian kredit ke masyarakat atau ke sektor-sektor tersebut.

2.5.3. Kebijakan Segi Penawaran


Kebijakan segi penawaran adalah kebijakan pemerintah yang bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi perusahaan, sehingga barang dan jasa yang
ditawarkan lebih banyak dan lebih murah. Contohnya pemerintah memberikan
bantuan subsidi kepada pengusaha kecil menengah.
Kebijakan fiskal dan moneter dapat dipandang sebagai kebijakan yang
memengaruhi pengeluaran agregat. Dengan demikian kebijakan fiskal dan
moneter merupakan kebijakan dari segi permintaan. Di samping melalui
permintaan, kegiatan perekonomian juga dapat dipengaruhi dari segi penawaran.
Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan
perusahaan sehingga dapat menawarkan barang dengan harga yang lebih murah
atau dengan mutu yang lebih baik.
Kebijakan segi penawaran lebih menekankan pada peningkatan
kegairahan tenaga kerja untuk bekerja (dengan mengurangi pajak pendapatan
rumah tangga) dan peningkatan usaha para pengusaha untuk mempertinggi
efisiensi kegiatan produksinya. Cara ini dilakukan pemerintah dengan memberi
insentif kepada perusahaan yang melakukan inovasi, menggunakan teknologi
yang canggih, dan pengembangan mutu barang yang diproduksikan.

2.5.4. Kebijakan Energi


Kebijakan energi adalah kebijakan dalam menggunakan energi seefisien
dan seoptimal mungkin yang didalamnya terdapat usaha penghematan energi.
Misalnya kebijakan konfersi minyak tanah ke gas LPG guna penghematan
penggunaan bahan bakar minyak oleh masyarakat.
Sumber daya energi yang terbatas, tetapi sejumlah kegiatan manusia
berhubungan erat. Kelangkaan kebutuhan energi sumber daya manusia dan
merupakan sepasang tak berujung kontradiksi dasar, kontradiksi yang dihasilkan
atas dasar ekonomi, yang menyebabkan segala macam pilihan adalah objek studi

16
ekonomi. British ekonom Harvey dalam "ilmu ekonomi modern" dan ekonomi
bawah definisi langsung: ". Ekonomi adalah studi tentang bagaimana orang
mengalokasikan sumber daya mereka yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat ilmu" Amerika ekonom Paul Samuelson Nordhaus dan co-penulis
"Ekonomi" (edisi 12) dalam ekspresi ekonomi adalah: "Inti dari ekonomi
mengakui realitas kelangkaan ada, dan untuk mempelajari bagaimana masyarakat
diatur sehingga penggunaan yang paling efektif sumber daya. Ini adalah
kontribusi yang unik untuk ekonomi. "

2.5.5. Kebijakan Penetapan Harga


Kebijakan penetapan harga adalah kebijakan dalam menentukan harga-
harga pada tingkat tertentu pada komoditas yang menguasai hajat hidup orang
banyak. Contohnya penetapan tarif dasar listrik oleh pemerintah.
Harga adalah suatu nilai yang harus di keluarkan oleh pembeli untuk
mendapatkan barang atau jasa yang memiliki nilai guna beserta pelayanannya
a. Tujuan penetapan harga
Harga bersifat fleksibel, dimana bisa disesuaikan. sebelum penenetapan
harga perushaan harus mengetahui tujuan dari penetapan harga itu sendiri apabila
tujuannya sudah jelas maka penetapan harga dapat dilakukan dengan mudah.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga
Perusahaan mempertimbangkan berbagai faktor dalam menetapkan kebijakan
harga. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga antara lain :
 Keadaan perekonomian berpengaruh terhadap tingkat harga
 Kurva yang memperlihatkan tingkat pembelian pasar pada berbagai:
Kurva permintaan: Kurva yang memperlihatkan tingkat pembelian pasar
pada berbagai tingkatan harga. Kurva tersebut menjumlahkan reaksi berbagai
individu yang memiliki kepekaan pasar yang beragam.
2. Biaya: Biaya merupakan faktor dasar dalam penentukan harga, sebab bila
harga yang di tetapkan tidak sesuai maka perusahaan akan mengalami kerugian.
Perasahaan ingin menetapkan harga yang dapat menutup biaya produksi,
distribusi, dan penjualan produknya, termasuk pengembalian yang memadai atas
usaha dan resikonya. Biaya perusahaan ada dua jenis yaitu :

17
 Biaya tetap adalah biaya - biaya yang tidak dipengaruhi oleh produksi atau
penjualan.
 Biaya variable adalah biaya yang tidak tetap dan akan berubah menurut
level produksi. Biaya ini disebut biaya variabel karena biaya totalnya
berabah sesuai dengan jumlah unit yang diproduk.

2.5.6. Kebijakan Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran meliputi semua nilai barang dan jasa, transfer-
transfer (hadiah, hibah, bantuan asing), transaksi modal (pinjaman dan utang) dan
semua transfer keyataan resmi serta tabungan internasional yang dilaksanakan
selama kurun waktu tertentu. Jadi neraca pembayaran adalah suatu catatan
sistemmatis yang mampu memberikan informasi mengenai tarnsaksi-transaksi
ekonomi internasional yang sudah dan sedang dilakukan oleh suatu Negara
dengan Negara lain, dinilai dengan mata uang pada setiap periodenya (biasanya
setaun sekali). Taransaksi ekonomi yang dicatat dalam neraca pembayaran
meliputi transaksi kredit dan transaksi debet. Transaksi kredit adalah transaksi
yang menimbulkan atau menambah hak bagi penduduk suatu Negara untuk
menerima pembayaran dari penduduk Negara lain. Taransaksi debet adalah
transaksi yang menimbulkan atau menambah kewajiban penduduk suatu Negara
untuk melakukan pembayaran kepada penduduk lain.
a. Tujuan Dan Fungsi Neraca Pembayaran
Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
- Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai posisi Negara di
perdagangan internasional,
- Memberikan bantuan dan sistem pembayarannya,
- Memberikan bantuan kepada pemerintah dalam mentapkan kebijakan moneter
dan fiskal,
- Memberikan keterangan kepada pemerintah di dalam menetapkan berbagai
kewajiban perekonomian nasional seperti ekspor impor, lalu lintas moneter serta
produksi, dan
- Membantu pemerintah dalam mengambil keputusan dalam bidang politik
perdagangan dan urusan pembayarannya.

18
b. Neraca pembayaran memiliki beberapa fungsi, yaitu:
- Alat pembukuan anggaran dan alat pembayaran luar negeri,
- Alat untuk menjalankan pengaruh transaksi luar negeri terhadap pendapatan
nasional,
- Alat untuk mengukur keadaan perekonomian suatu Negara,
- Alat untuk menetapkan kebijakan moneter dan fiskal, dan
- Untuk mengetahui transaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional.

c. Komponen Neraca Pembayaran


 Neraca Pmbayaran Transaksi Berjalan (Current Account): Neraca
pembayaran meliputi semua transaksi tahun berjalan, yaitu ekspor,
perdagangan barang dan bukan barang. Ekspor barang merupakan
taransaksi kredit yang menyebabkan terjadinya aliran uang masuk ke
dalam negeri.
 Neraca Taransaksi Modal (Capital Account): Neraca transaksi modal
meliputi pemberian pinjaman (pours) dan utang (borrowing) berupa
pinjaman jangka pendek dan jangka panjang. Transaksi modal tersebut
dapat berupa hal-hal berikut:
- Kredit untuk kegiatan perdagangan dari Negara lain.
- Deposito yang dimiliki penduduk kita di luar negeri, atau deposito yang dimiliki
penduduk luar negeri di dalam negeri.
- Pembelian surat-surat berharga jangka pendek oleh penduduk luar negeri, atau
penjualan surat-surat berharga jangka pendek kepada penduduk luar negeri di
dalam negeri.
- Adanya investasi di luar negeri, atau investasi asing di dalam negeri.
- Pembelian surat-surat berjangka panjang oleh penduduk luar negeri, atau
penjualan surat-surat berharga jangka panjang kepada penduduk luar negeri di
dalam negri.
- Pinjaman jangka panjang dari penduduk Negara lain kepada Indonesia, atau
pinjaman jangka panjang dari penduduk Indonesia kepada Negara lain.

19
 Neraca Jasa: Neraca meliputi transportasi dan asuransi, pengeluaran para
wisatawan, laba perorangan yang dibagiakan, kiriman uang, hibah, jasa-
jasa yang diterima dari dan yang diberikan ke Negara lain.
 Neraca Moneter (Accommodating Transaction): Transaksi ini timbul
karena transaksi yang lain (autonomous). Yang termasuk dalam transaksi
autonomous adalah transaksi yang sedang berjalan, taransaksi kapital, dan
transaksi satu arah. Yang termasuk transaksi lintas moneter adalah mutasi
adalah hubungan dengan IMF, pasiva luar negeri dan aktiva luar negeri.
 Neraca Perdagangan: Neraca perdagangan adalah suatu catatan atau
ikhtisar yang memuat atau mencatat semua transaksi ekspor dan transaksi
impor barang-barang. Ekspor barang-barang dicatat sebelah kredit,
sedangakn import barang-barang dicatat dalam pos debet.
 Transaksi Unilateral: Transaksi Unilateral adalah teransaksi yang tidak
menimbulkan kewajiban membayar bagi Negara yang menerima barang
kepada yang memberikan barang.

20
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga
pemerintah), memiliki fungsi penting dalam perekonomian yaitu berfungsi
sebagai stabilitas, alokasi, dan distribusi.
a. Masalah Utama Perekonomian:
 Pertumbuhan Ekonomi
 Ketidakstabilan Perkembangan Ekonomi
 Pengangguran
 Inflasi
 Ketidakseimbangan Neraca Perdagangan dan Pembayaran
b. Masalah ekonomi yang dihadapi negara maju:
 sumber daya manusia
 jumlah tenaga kerja (kurang)
 restruktur perusahaan
masalah globalisasi ekonomi
 masuknya produk Negara berkembang ke negra maju
 perpindahan investasi dari Negara maju ke Negara berkembang
 krisis ekonomiu di Negara berkembang
 masalah hidup
c. Tujuan ekonomi yang didambakan:
 Pertumbuhan Ekonomi
 Efisiensi ekonomi (manfaat maksimum).
 Kesempatan kerja penuh
 Stabilitas tingkat harga
 Kebebasan ekonomi.
 Distribusi pendapatan yang adil (an Equitable Distribution of Income)
 Kepastian ekonomi
 Neraca perdagangan (Balance of Trade)

21
Jadi, masalah-masalah dalam bidang ekonomi yang dihadapi pemerintah
bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tetapi kita sebagai warga negara
yang baik semestinya ikut membantu dalam mengatasinya. Banyak cara yang
dapat diupayakan dimulai dengan melakukan program-program serta kebijakan-
kebijakan. Hal tersebut tidak akan berjalan dengan baik tanpa kerja sama
masyarakatnya. Untuk itu, masyarakat semsetinya sudah dapat memposisikan
dirinya untuk membantu supaya pembangunan yang dilakukan pemerintah
tersebut berjalan dengan baik dengan cara tidak menjadi beban atau kendala bagi
pemerintah.

3.2. SARAN
Seharusnya lebih diperhatikan lagi dalam menjalankan roda ekonomi,
suatu Negara akan sangat tergantung pada sistem apa yang akan mereka
anut,karena hal ini sangat mempengaruhi peran yang akan dijalankan oleh Negara
tersebut.Selain itu ideology juga menjadi faktor penentu dalam sistem
perekonomian disuatu Negara.Hal ini pula yang menjadi pembeda dalam kegiatan
perekonomian yang akan terlihat jelas pada setiap kebijakan atau keputusan-
keputusan dalam proses pengelolaan ekonomi suatu Negara.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://Kuliahsemester1.worldpress.com/pengantar-ekonomi-bentuk-kebijakan-
ekonomi-dari-pemerintah/
http://thandtriie231094.blogspot.com/2013/04/kebijakan-
pemerintah.html
Heru Subiantoro(Ed).Kebijakan Fiskal:Pemikiran,konsep,dan
implementasi.jakarta:KOMPAS 2003

23

Anda mungkin juga menyukai