Anda di halaman 1dari 17

Kelola

Jur n al Ma naj e m e n P e nd id ik a n
Magister Manajemen Pendidikan e-ISSN 2549-9661
FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Volume: 5, No. 2, Juli-Desember 2018
jurnalkelola@gmail.com Halaman: 107-123

Evaluasi Program Supervisi Akademik di PAUD Swasta

Daniel Kurniawan
Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
michael.daniel.kurniawan@gmail.com
Yari Dwikurnaningsih
Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
yari.dwikurnaningsih@staff.uksw.edu
Bambang Suteng Sulasmono
Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
bambang.sulasmono@staff.uksw.edu

ABSTRACT
This study was designed to evaluate academic supervision program at PAUD Tunas Kasih,
Magelang, using Context, Input, Process, Product (CIPP) evaluation model. The results of
the study were expected to provide inputs to decision-makers for subsequent programs. The
respondents of this descriptive-qualitative research included the school principal, six
teachers, and a school managerial staff. Data collection was done through interviews,
observation and document studies. Triangulation of data sources and methods validated the
data, subsequently analysed through data condensation, data display, conclusion drawing and
verification. Findings indicated the context evaluation revealed a need for academic
supervision based on the condition and the need for teacher’s quality improvement. The input
evaluation described the well-planned program—using different techniques, involving the
teachers in their readiness, supported by available budget and infrastructure. The process
evaluation reported the implementation of the planned techniques, with some adjustments
based on the on-going condition, supported by the teachers’ readiness as well as participation
and how they handle the constraints. The product evaluation found out that the academic
supervision program had positive impacts and achieved the planned goals. It also discovered
teachers’ positive responses and some follow-up plans. Lastly, this study gave
recommendations to improve the local supervision programs, inputs to the school
management, and ideas for future researches.

Keywords: Academic Supervision, CIPP, Program Evaluation

Article Info
Received date: 10 Desember 2018 Revised date: 12 Desember 2018 Accepted date: 17 Desember 2018

PENDAHULUAN Catano, 2013; Sarfo & Cudjoe, 2016). Selain


Guru memiliki peran yang penting itu, penelitian menemukan bahwa guru yang
dalam menentukan kualitas dan keberhasilan mengajar dengan efektif berdampak pada
pendidikan sebuah sekolah (Arikunto, 2012; pencapaian siswa (Aaronson, Barrow, &
Arikunto & Yuliana, 2012; Kartono, 2009; Sander, 2007; Garrett & Steinberg, 2015; Mette
Mette, Range, Anderson, Hvidston, & et al., 2015; Rockoff, 2004). Oleh karena itu,
Nieuwenhuizen, 2015, Stronge, Richard, & diperlukan upaya untuk menjamin kualitas guru
107
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2018
tersebut, dan supervisi pendidikan administrasi sekolah, sarana prasarana, humas
menyediakan fungsi penjaminan mutu sekolah, dan kerja sama lainnya untuk
pembelajaran, termasuk mutu guru. pengembangan sekolah.
Supervisi pendidikan berupaya Sebagai bagian dari supervisi
menjamin dan mengembangkan kualitas dan pendidikan, supervisi akademik mengusahakan
kinerja guru. Brown (2002) setuju bahwa adanya pengembangan diri dan perbaikan
supervisi pendidikan bertujuan kualitas guru yang akhirnya bertujuan untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas meningkatkan mutu pendidikan (Egwu, 2015;
pendidikan yang nantinya juga akan Mukhtar & Iskandar, 2009; Sarfo & Cudjoe,
berkontribusi pada pencapaian siswa yang lebih 2016; Suhardan, 2010). Supervisi tidak
baik. Supervisi merupakan proses sepanjang bertujuan untuk sekedar mengevaluasi dan
guru masih berkarir di dunia pendidikan mencari kekurangan atau kesalahan para guru,
(Arikunto & Yuliana, 2012) dan berperan namun lebih kepada membimbing mereka dan
penting untuk meningkatkan proses mengembangkan proses mengajar yang
pembelajaran dengan usaha membina sekolah, menjadi tugasnya (Memduhoglu, 2012,
termasuk para guru (Pidarta, 2009; Suhardan, Suhardan, 2010, Tatang, 2016). Ada beberapa
2010). Istilah supervisi sendiri tidak perlu teknik supervisi akademik, baik yang bersifat
dipusingkan ketika istilah ini sering digantikan individu—seperti kunjungan kelas, observasi
atau disamakan dengan ‘pengawasan’, kelas, percakapan atau pertemuan individual,
‘penilikan’, ‘pemeriksaan’, dan ‘inspeksi’ self-evaluation, supervisi klinis—maupun
(Mulyasa, 2012; Arikunto & Yuliana, 2012). kelompok, termasuk pertemuan orientasi, rapat
Namun demikian, Arikunto & Yuliana guru, studi atau diskusi kelompok antar guru,
mengingatkan bahwa istilah-istilah selain lokakarya atau seminar, kunjungan antar
supervisi tersebut lebih menekankan pada sekolah atau studi banding, bulletin supervisi
pemeriksaan yang berfokus pada kekurangan dan learning resource centre (Mulyasa, 2012;
dan kesalahan. Perlu digarisbawahi juga bahwa Umiarso dan Gojali, 2010; Priansa & Setiana,
supervisi dilaksanakan bukan semata-mata 2018; Imron, 2011; Pidarta, 2009).
sebagai pemenuhan tugas manajerial pimpinan Supervisi pendidikan, dan supervisi
sekolah, supervisor atau administrator, namun akademik, dilaksanakan di semua jenjang
lebih bertujuan mengembangkan mutu para pendidikan di Indonesia, termasuk di tingkat
guru serta kualitas dan produktivitas sekolah pendidikan anak usia dini. Minat dan sorotan
(Mette et al., 2015; Minarti, 2011; Stronge et al. terhadap pentingnya Pendidikan Anak Usia
2013). Dini (PAUD) sendiri makin meningkat di
Dilihat dari obyek supervisi, terdapat Indonesia. Makin tinggi partisipasi masyarakat
tiga jenis supervisi pendidikan, yaitu (1) Indonesia dalam pendidikan anak usia dini,
supervisi akademik, yang berkaitan langsung meskipun ada perbedaan tingkat partisipasi
dengan kegiatan belajar-mengajar dan orang tua dari latar belakang ekonomi yang
berfungsi untuk memperbaiki dan berbeda (Alatas, 2013). PAUD di Indonesia
meningkatkan kualitas pengajaran, (2) mencoba menghadapi tantangan terhadap
supervisi administrasi—dilakukan terhadap perkembangan anak dalam domain bahasa,
administrasi yang mendukung kegiatan KBM, keterampilan kognisi, kematangan emosi,
dan (3) supervisi kelembagaan atau institusi, komunikasi juga pengetahuan umum.
dengan lingkup sekolah secara lembaga yang Suryadarma & Jones (2013) mengemukakan
lebih luas, termasuk kurikulum, personel atau dua alasan untuk fenomena tersebut. Pertama,
ketenagakerjaan, ketatausahaan atau adanya kesadaran bahwa kesuksesan terhadap

108
Evaluasi Program Supervisi Akademik di PAUD Swasta | Daniel Kurniawan, dkk.
proses pendidikan di kemudian hari berakar dilaksanakan, termasuk observasi kelas,
dari layanan PAUD. Selain itu, PAUD konferensi, seminar dan lokakarya, studi
menolong upaya penyamarataan titik mulai banding, dan kelompok kerja guru. Selain itu
bagi pendidikan dasar siswa-siswi, terkhusus terdapat laporan yang menunjukkan tingkat
untuk anak-anak dari latar belakang yang kepercayaan kepada kualitas para guru di
rendah. PAUD Tunas Kasih, salah satunya dengan
Oleh karena itu, penjaminan terhadap adanya studi banding dari instansi ataupun
layanan mutu pendidikan anak usia dini juga kepala sekolah lain yang datang untuk belajar
perlu diupayakan. Permendikbud No. 137, di PAUD Tunas Kasih. Ini mendorong perlu
Tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD diadakannya evaluasi terhadap program
menuliskan di Pasal 17 bahwa pengawasan supervisi akademik, dengan kenyataan bahwa
pembelajaran juga perlu dilakukan untuk sejak awal dituntut diadakannya supervisi
memberikan ‘penilaian dan/atau pengarahan akademik oleh Pengurus YPKI Magelang di
dalam perencanaan dan pelaksanaan sekolah-sekolah yang dinaunginya, termasuk
pembelajaran’. Teknik pengawasan PAUD Tunas Kasih, program supervisi
pembelajaran yang digunakan adalah supervisi, akademik belum pernah dievaluasi.
dan salah satu tugas manajerial kepala lembaga Untuk mengetahui ketercapaian dan
PAUD adalah pelaksanaan supervisi. keberhasilan suatu program diperlukan adanya
Berada di bawah naungan Yayasan evaluasi—yang menurut Arikunto dan Jabar
Perguruan Kristen Indonesia (YPKI) (2010), Munthe (2015) dan McMillan (2008)
Magelang, PAUD Tunas Kasih merupakan merupakan proses pencarian dan pengumpulan
salah satu lembaga swasta penyelenggara informasi secara sistematis, mengenai kinerja
pendidikan anak usia dini di Kota Magelang. sesuatu dengan membandingkan kriteria serta
Secara struktur organisasi, PAUD Tunas Kasih tujuan yang telah ditetapkan. Fitzpatrick,
berada di bawah Manajemen Operasional YPKI Sanders, dan Worthen (2012) menekankan
Magelang, yang memiliki fungsi pengelolaan bahwa tujuan utama evaluasi adalah meninjau
terhadap kegiatan operasional harian sekolah- nilai atau kepantasan/kelayakan obyek yang
sekolah di bawah YPKI Magelang. PAUD dievaluasi—berupa kebijakan, program atau
Tunas Kasih memiliki beberapa program, yaitu produk, yang berakibat hasil evaluasi tersebut
kelompok bermain (untuk anak usia 2-3 tahun) bersifat spesifik pada obyek dan lokasinya,
dan taman kanak-kanak (untuk usia 4-5 tahun). seperti digarisbawahi McMillan (2008).
Mulai tahun 2017, layanan penitipan anak Penelitian ini bertujuan mengevaluasi
dibuka dengan nama Full-Day School (FDS) program supervisi akademik di PAUD Tunas
Tunas Kasih, Magelang, yang menerima anak Kasih, Magelang, berdasarkan aspek context,
mulai usia satu sampai dengan lima tahun. input, process dan product. Model evaluasi
Kegiatan pengawasan, baik secara luas Context, Input, Process and Product (CIPP)
terhadap layanan pendidikan maupun spesifik digunakan dalam penelitian ini. Model evaluasi
yang dilakukan terhadap para pegawai, CIPP dipilih karena berorientasi pada
termasuk guru, direncanakan dan dilaksanakan keputusan (decision-oriented) (Fitzpatrick,
dengan rutin di PAUD Tunas Kasih. Secara Sanders, & Worthen, 2012), sehingga hasil
khusus, kepala sekolah memiliki tanggung penelitian evaluatif ini diharapkan dapat
jawab untuk mengelola dan melaksanakan memberikan rekomendasi kepada pemimpin
program supervisi akademik. Wawancara dan atau pengelola PAUD Tunas Kasih, Magelang.
observasi prastudi menemukan bahwa beberapa Pada sisi lain, evaluasi model CIPP memiliki
teknik supervisi akademik sebenarnya telah keunggulan yaitu memiliki pendekatan yang

109
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2018
bersifat holistik dalam proses evaluasinya dan fieldnotes disusun untuk mencatat temuan di
lebih komprehensif dibandingkan dengan lapangan atau dalam kegiatan yang diamati.
model evaluasi lainnya (Dwikurnaningsih, Studi dokumen dilakukan terhadap dokumen-
2017). Terhadap kebijakan berhubungan dokumen penunjang, meliputi dokumen
dengan supervisi akademik di lembaga kurikulum sekolah, program supervisi, catatan
pendidikan tersebut, hasil penelitian ini dapat dan bukti-bukti perencanaan dan pelaksanaan
digunakan sebagai pertimbangan masukan kegiatan/ teknik supervisi, laporan hasil dan
apakah program tersebut dilanjutkan, dokumentasi kegiatan, laporan rencana tindak
dilanjutkan dengan perubahan, atau tidak lanjut dan notula/catatan rapat dan kegiatan
dilanjutkan (Sukardi, 2008). sekolah.
Mempertimbangkan faktor batasan
METODE PENELITIAN waktu dan jumlah informasi dan data yang
Penelitian evaluatif ini menggunakan perlu dikumpulkan, penelitian ini dibatasi pada
pendekatan kualitatif dan bersifat deskriptif. beberapa aspek/komponen evaluasi yang fisibel
Program supervisi akademik yang dilaksanakan dan mewakili untuk mengusahakan evalusi
tahun pelajaran 2017/2018 menjadi obyek CIPP yang komprehensif. Berdasarkan tahap
evaluasi. Data dikumpulkan dengan melibatkan evaluasi CIPP, beberapa aspek/komponen
kepala sekolah sebagai supervisor, para guru supervisi akademik yang berbeda, sumber data,
(termasuk guru senior dan yunior, terdiri dari teknik dan instrumen pengumpulan data,
empat guru di jenjang Taman Kanak-Kanak dan dirincikan dalam tabel berikut.
dua guru dari Kelompok Bermain), serta satu Triangulasi sumber dan triangulasi
staff manajemen sekolah YPKI Magelang. teknik pengumpulan data dilakukan untuk
Lembaga PAUD tersebut dipilih karena alasan menjamin keabsahan data serta kedalaman dan
fisibilitas penelitian; peneliti pernah bekerja kejelasan pemahaman evaluasi. Data kualitatif
sebagai staf manajerial di kantor Manajemen yang telah dikumpulkan dianalisa sebelum
Operasional YPKI Magelang yang mengelola disajikan dan dibahas. Analisa data bersifat
TK Tunas Kasih, Magelang. deskriptif dan dilakukan berdasar kelompok
Pengumpulan data dilakukan melalui tahap evaluasi CIPP. Terdapat tiga tahap
interview, observasi, dan studi dokumen, analisa data yang saling terhubung (Miles,
mengingat bahwa penelitian ini bersifat Huberman, & Saldana, 2014) dalam penelitian
evaluatif dan kualitatif (Wiersma dan Jurs, ini: (1) kondensasi data, (2) penyajian data, dan
2009). Wawancara sistematik yang mendalam (3) pengambilan dan verifikasi kesimpulan.
melibatkan kepala sekolah, enam orang guru
dan satu orang staff manajemen sekolah dan HASIL PENELITIAN DAN
bersifat semi terstruktur. Fleksibilitas bertanya- PEMBAHASAN
menjawab dimungkinkan, namun tetap dalam Hasil Penelitian
kontrol dengan pedoman wawancara yang telah Evaluasi Konteks
dipersiapkan. Dialog direkam dengan aplikasi Terdapat kerancuan atau
perekam suara dalam ponsel peneliti. Observasi kesalahpahaman dari kepala sekolah maupun
langsung dilaksanakan, di mana peneliti para guru PAUD Tunas Kasih, Magelang
mengambil peran non-participant observer. terhadap konsep dan definisi supervisi
Observasi dilakukan antara lain di dalam ruang akademik. Pemahaman supervisi akademik
kelas, ketika kegiatan observasi kelas mereka terbatas pada observasi kelas yang
dilaksanakan, juga dalam rapat guru dan dianggap sebagai satu-satunya teknik supervisi
seminar. Baik descriptive maupun reflective akademik. Observasi yang diadakan juga

110
Evaluasi Program Supervisi Akademik di PAUD Swasta | Daniel Kurniawan, dkk.
dipahami sebagai tuntutan kelengkapan Beberapa kebutuhan dan kondisi di
penilaian dan evaluasi pegawai. Akibatnya, PAUD Tunas Kasih mendorong perlu
supervisi akademik dicirikan dengan diadakannya supervisi akademik, yaitu
pengamatan, evaluasi atau penilaian yang 1. peningkatan kualitas pembelajaran
dilakukan oleh kepala sekolah dengan fokus 2. upgrade kualitas para guru, untuk
pada mengamati kekurangan dan kesalahan mengupayakan inovasi pembelajaran dan
guru dalam melaksanakan tugasnya. menghadapi perkembangan yang ada
Namun demikian, kepala sekolah 3. perubahan karakteristik dan heterogenitas
maupun para guru berpendapat bahwa penilaian siswa setiap tahunnya
atau pengamatan tersebut bertujuan untuk 4. ketidakkonsistenan dalam melak-sanakan
perbaikan atau peningkatan kinerja dan kualitas prosedur atau kesepakatan bersama,
guru—baik secara individual maupun kolektif terutama hal-hal yang berhubungan dengan
(saling mengingatkan dan berbagi)—juga kegiatan belajar-mengajar, seperti
perbaikan kualitas sekolah. Beberapa opini pemakaian bahasa dan aturan main dalam
mengenai tujuan dari supervisi akademik yang kelas; dan
dipikirkan mereka, antara lain berhubungan 5. masih terdapat guru berlatar belakang non-
dengan PAUD yang perlu diperlengkapi secara
1. wawasan dan pengetahuan pedagogis, lebih
2. keterampilan mengajar, meliputi variasi Evaluasi Input
metode mengajar pengelolaan kelas, Perencanaan program supervisi
strategi penanganan dan pendampingan akademik di mulai dengan merencanakan dan
anak yang efektif, dan penanaman nilai- merancang program kerja sekolah. Kepala
nilai kristiani dalam pembelajaran sekolah menginisiasi dan menjelaskan rencana
3. penyusunan administrasi penunjang yang telah disusun, kemudian mengundang
pembelajaran, guru untuk memberikan masukan, berupa
4. penyamaan persepsi antara kepala sekolah usulan, ide kebutuhan, atau penjadwalan
dengan guru dan memberi-kan fungsi pelaksanaan kegiatan. Dalam pelaksanaan
controlling terhadap penerapan atau teknik observasi kelas, kepala sekolah
pelaksanaan kesepakatan maupun menawarkan rencana jadwal observasi yang
prosedur. perlu dilengkapi guru.
Mengenai dasar hukum atau aturan, Sebagian besar teknik dituliskan dalam
kepala sekolah menyebutkan adanya pedoman program kerja, namun ada yang tidak tertulis
dari dinas pendidikan dan menyadari tugas perencanaannya, meskipun diungkap dalam
supervisi yang dimilikinya, namun belum wawancara. Teknik-teknik yang direncanakan
mempelajari pedoman supervisi akademik dan dituliskan dalam buku program kerja,
dengan lebih rinci. Secara interen, manajemen antara lain:
sekolah menuntut diadakannya kegiatan- 1. observasi kelas, direncanakan empat kali
kegiatan pengembangan kualitas guru, melalui dalam satu tahun (dua kali setiap semester)
observasi kelas, penilaian diri, pembinaan atau untuk masing-masing guru;
pelatihan bagi para kepala sekolah maupun 2. pelatihan, workshop atau seminar; terdapat
guru, dan rapat-rapat interen. Namun itu tidak dua jenis (1) interen untuk lokal PAUD
tertulis secara jelas dalam buku peraturan Tunas Kasih, berhubungan dengan metode
kepegawaian atau pedoman interen manapun, BCCT dan penysusunan program
meski disampaikan dalam wawancara dengan pembelajaran; (2) interen untuk lingkup
staff manajemen. YPKI, yaitu partisipasi pembinaan

111
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2018
pegawai, dan (3) mengikuti kegiatan dari LCD proyektor, media pembelajaran atau alat
penyelenggara luar dengan waktu yang permainan edukatif, dan perlengkapan-
menyesuaikan; perlengkapan lain dalam kelas atau di sekolah.
3. pertemuan keompok guru, termasuk Sarana-prasarana yang ada sudah dinilai cukup,
Kelompok Kerja Guru (KKG), Kelompok meski ada catatan untuk keterbatasan akses
Kepala Sekolah (KKS), dan Ikatan Guru internet dan ketersediaan komputer.
TK Indonesia (GKTI); Evaluasi Proses
4. kompetisi guru interen; direnca-nakan Berdasarkan rencana yang telah disusun
dengan fleksibilitas waktu, menyesuaikan sebelumnya, teknik atau kegiatan dalam
ketersediaan waktu; dan program supervisi akademik di PAUD Tunas
5. studi banding; direncanakan sekali. Kasih, Magelang dalam tahun pelajaran
Teknik yang direncanakan namun tidak 2017/2018 yang dapat dilaksanakan yaitu,
dituliskan dalam buku program kerja meliputi 1. Observasi kelas. Dilaksanakan sesuai
(1) intervisitasi (dan team-teaching), (2) rencana, empat kali dalam setahun, namun
konferensi, (3) learning resource center, dan (4) terjadwal (announced), dan anda masukan
rapat-rapat. dari guru agar observasi tanpa
SDM yang terlibat dalam kegiatan- pemberitahuan (unnanouced) juga
kegiatan yang direncanakan tersebut meliputi dilaksanakan untuk memberikan gambaran
kepala sekolah maupun para guru. Para guru yang riil. Panduan observasi dari
melaporkan kesiapan mereka, dengan manajemen sekolah juga mendapat catatan
dukungan kerja sama tim, support dari rekan perlunya tinjauan ulang.
kerja, dan keterbukaan dalam komunikasi. 2. Pelatihan, workshop, dan seminar. Teknik
Sementara itu, sebagai supervisor kepala ini dilakukan secara interen, baik untuk
sekolah pernah mengikuti pelatihan dalam hal lokal PAUD Tunas Kasih dan dalam
supervisi pembelajaran yang diadakan interen, lingkup YPKI Magelang, ataupun
namun tidak berkala. Kepala sekolah juga mengikuti penyelenggara dari luar (dinas
mengikuti kegiatan kelompok guru dan kepala pendidikan dan instansi lain). Pelatihan
sekolah, serta pernah ikut pelatihan atau interen lokal diadakan sekali, sementara
seminar dari dinas, namun tidak secara spesifik pembinaan dari manajemen sekolah
membahas supervisi pembelajaran. SDM lain diadakan empat kali. Untuk kegiatan luar,
yang terlibat adalah pemateri untuk teknik terdapat sembilan kegiatan yang diikuti,
seminar atau pelatihan. termasuk empat lomba/kompetisi guru, dan
Budget yang direncanakan untuk para guru berkewajiban menyusun laporan
program supervisi akademik sebagian besar tertulis dan men-sharing-kan dengan rekan
berasal dari sumber dana sekolah (SPP), dan lain.
dana bantuan operasional dari dinas. Seorang 3. Pertemuan Kelompok Guru. Forum yang
guru berpendapat perlu inisiatif proaktif juga diikuti antara lain KKG, KKS dan IGTKI,
untuk rencana penggunaan pendanaan pribadi, dengan jadwal kegiatan menyesuaikan
untuk mendukung pengembangan diri lewat undangan. Selain menjadi peserta ada
seminar atau pelatihan maupun persiapan beberapa kesempatan guru membagikan
dalam terlibat dalam observasi kelas (dengan pengalaman/ best practice dalam
mempersiapkan alat peraga dan alat bantu pertemuan tersebut.
edukasi lainnya). 4. Intervisitasi. Sekalgius menyertakan
Sarana-prasarana yang direncanakan teknik team-teaching, di mana terdapat dua
untuk program supervisi akademik meliputi guru dalam satu kelas, sesuai kondisi

112
Evaluasi Program Supervisi Akademik di PAUD Swasta | Daniel Kurniawan, dkk.
metode pembelajaran yang dipakai, teknik observasi. Kendala lain adalah
sehingga para guru dapat saling persetujuan dari manajemen sekolah, yang
mengamati. dapat mengakibatkan proposal kegiatan dan
5. Konferensi. Konferensi umumnya partisipasi yang diusulkan menjadi ditunda atau
dilakukan sebelum dan setelah observasi, malah dibatalkan. Kendala lain datang dari
namun juga dilaksanakan untuk membahas faktor pribadi guru, seperti rasa malas, Lelah,
tugas atau tanggung jawab spesifik yang dan tidak fokus, serta kurangnya inisiatif
diampu guru, seperti anak usia tertentu, pribadi.
tanggung jawab program dan tugas Sarana prasarana yang tersedia
kepanitiaan. diupayakan untuk dimanfaatkan dengan
6. Learning Resource Centre. Teknik ini maksimal dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
berupa penyediaan buku referensi Keterbatasan seperti yang telah disebutkan
penunjang untuk guru serta akses internet dalam evaluasi input ditangani dengan inisiatif
untuk mencari materi/ informasi para guru menggunakan peralatan pribadi.
pembelajaran. Guru terlibat dan berperan baik sebagai
7. Rapat. Karena kendala waktu, rapat tidak utusan atau peserta (rapat, observasi, seminar)
rutin dilaksanakan. Rapat diadakan maupun pemateri (dalam pertemuan guru).
berdasarkan urgensi atau prioritas Keaktifan dan partisipasi guru juga nampak
kebutuhan dan topik yang akan dibahas. dalam diskusi maupun sharing wawasan
Sebagai ganti rapat, briefing pagi diadakan, dengan rekan dalam briefing. Di sisi lain,
berisi doa, pembacaan artikel rohani, dan kepala sekolah sudah menjalankan peran
pembahasan singkat topik tertentu. Ini supervisor dengan cukup baik, dalam
masih dirasa bersifat informatif dan mengawal pelaksanaan program, mendorong
terburu-buru, sehingga kurang efektif upaya perubahan, kemajuan, dan perbaikan,
untuk diskusi yang lebih mendalam. menegur dan memberi masukan, memberi
Diskusi siang dalam waktu istirahat, terjadi kebebasan untuk mengungkapkan ide dan
dan para guru serta kepala skeolah berbagi masukan, serta mendelegasikan tugas. Catatan
informasi dan ide serta berkoodinasi. Guru untuk kepala sekolah diberikan berhubungan
dapat membahas permasalahan yang baru dengan masukan yang cenderung masih
dihadapi di dalam kelas, dibandingkan informatif dan administratif, serta ekspektasi
dengan menunggu jadwal rapat yang lebih yang kurang jelas ditangkap guru.
formal. Kegiatan yang dilaksanakan
Teknik yang direncanakan namun tidak didokumentasikan dengan cukup baik. Para
terlaksana adalah kompetisi guru interen dan guru memiliki catatan pribadi mereka,
studi banding. Ketidakterlaksanaan ini karena demikian pula kepala sekolah. Foto-foto
faktor kepadatan kegiatan. menjadi koleksi pribadi, dan oleh karenanya
Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan perlu dikumpulkan untuk menunjang koleksi
tersebut, kendala yang dihadapi berhubungan foto sekolah. Hasil partisipasi seminar dan
dengan jadwal waktu kegiatan yang padat. kegiatan sejenis disusun oleh guru yang terlibat
Prioritas perlu ditetapkan dan penyesuaian dan dibagikan kepada rekan-rekan. Kepala
(penjadwalan ulang) kegiatan lain juga sekolah menyusun laporan hasil observasi guru
dilakukan. Perbedaan standar yang dimiliki dan menyerahkannya kepada manajemen
dalam memberikan penilaian atau evaluasi sekolah.
terhadap observasi disebutkan oleh kepala
sekolah sebagai kendala yang dihadapi dalam

113
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2018

Evaluasi Produk supervisor, kepala sekolah memmberikan


Dalam wawancara, kepala sekolah dan evaluasi kegiatan maupun evaluasi terhadap
guru berpendapat bahwa program supervisi kinerja guru, yang kemudian juga menjadi
akademik efektif dan berdampak. Hasil dan bahan tindak lanjut. Sementara para guru
manfaat yang disebutkan para guru antara lain memberikan masukan untuk kegiatan
(1) adanya masukan untuk perbaikan, (2) berhubungan dengan hal-hal teknis seperti
peningkatan kemampuan, wawasan, dan pemilihan pemateri seminar dan topik seminar
keterampilan mengajar, (3) kontrol dan selanjutnya. Beberapa harapan diungkapkan
pengawasan serta penertiban administrasi, (4) para guru, seperti (1) kelanjutan supervisi
adanya koordinasi dalam kerja, (5) teguran akademik, (2) pembimbingan terhadap guru
yang diberikan ketika salah, (6) terjalinnya yang berhubungan dengan pembelajaran dalam
jejaring dengan komunitas lain (lewat seminar), kelas, (3) keterlibatan dan kepercayaan yang
(7) peningkatan terhadap kepercayaan, citra lebih, secara spesifik dalam memimpin atau
dan promosi komunitas sekolah (akibatnya menjadi pemateri sosialisasi pertemuan orang
PAUD Tunas Kasih dipercaya menjadi target tua, (4) pelibatan pihak observer selain kepala
studi banding instansi maupun individu lain), sekolah—seperti manajemen sekolah atau guru
dan (8) dampak jangka panjang terhadap senior—untuk memacu semangat, dan (5)
peningkatan karir dan reputasi guru PAUD pemenuhan kelengkapan dan ketersediaan
Tunas Kasih. sarana prasarana yang masih terbatas.
Respon positif juga disampaikan oleh Program supervisi, yang telah
para guru maupun kepala sekolah. Hal ini dilaksanakan dan dievaluasi, mendorong
dipahami karena pemahaman mereka terhadap adanya tindak lanjut, baik yang direncanakan
tujuan supervisi dan dampak yang dirasakan. untuk kemudian hari maupun yang dapat
Respon positif yang diungkapkan juga diterapkan segera. Tindak lanjut yang
berhubungan dengan (1) kenyamanan untuk direncanakan antara lain (1) studi banding
terlibat atau berpartisipasi dan (2) memiliki untuk memperbaharui wawasan, (2) seminar
kesempatan dan kebebasan untuk membahas topik-topik dalam peningkatan
menyampaikan pendapat dan ide (baik melalui kapasitas guru, misal penanganan anak
konferensi maupun rapat). Respon sebaliknya bermasalah, dan (3) penyusunan pedoman yang
yang disampaikan berhubungan dengan (1) lebih jelas, terutama dalam melaksanakan
keraguan untuk berinisiatif dan berpartisipasi— observasi kelas.
karena merasa masih yunior, (2) kekhawatiran Pembahasan
dalam partisipasi seminar, terkhusus jika Evaluasi Konteks
dilaksanakan di luar kota atau memakan waktu Supervisi akademik bertujuan untuk
lama, dan (3) ketidakpuasan karena menjamin dan mengembangkan kualitas guru
belum/tidak dapat menerapkan hasil pelatihan yang berhubungan langsung dengan kegiatan
atau seminar yang diterima. Namun demikian, belajar-mengajar (Umiarso & Gojali, 2010;
respon negatif yang terungkap tidak Mulyasa, 2012:249). Hal serupa telah
mengganggu pelaksanaan kegiatan yang ada. diungkapkan oleh kepala sekolah maupun guru
Terhadap program secara menyeluruh yang telah memahami bahwa tujuan akhir
maupun masing-masing kegiatan, evaluasi daripada supervisi akademik adalah
dilakukan. Menurut kepala sekolah, evaluasi peningkatan mutu guru.
dilakukan setelah satuan kegiatan berlangsung Namun demikian, pemahaman awal
atau secara sumatif terhadap keseluruhan mengenai makna supervisi akademik masih
program kerja di akhir tahun. Sebagai rancu di PAUD Tunas Kasih, baik dari kepala

114
Evaluasi Program Supervisi Akademik di PAUD Swasta | Daniel Kurniawan, dkk.
sekolah maupun guru. Kesalahpahaman konsep kebutuhan dan kondisi di lapangan dan
supervisi akademik juga dilaporkan oleh menjadikan kebutuhan tersebut sebagai dasar
Merukh & Sulasmono (2016) dan Widodo rancangan dan pelaksanaan supervisi
(2014a), yang menemukan keterbatasan akademik—berbeda dengan temuan Merukh &
pemahaman dari kepala sekolah maupun Sulasmono (2016) yang mendapati kesalahan di
pengawas yang mempengaruhi perencanaan mana supervisi akademik yang belum
dan pelaksanaan supervisi yang kurang efektif. menjawab kebutuhan. Kebutuhan yang lebih
Zepeda (2006) mengingatkan agar kepala spesifik atas masing-masing guru juga
sekolah memandang supervisi lebih luas dari diingatkan Zepeda (2006) agar dilakukan, dan
sebatas evaluasi. Saputra (2011) juga telah dilakukan di PAUD Tunas Kasih, seperti
mengeluhkan kesalahpahaman supervisi dan supervisi atas guru berlatarbelakang non-
praktik pengawasan yang salah, yang lebih PAUD. Perlu diingat bahwa kondisi dan
menekankan sisi administratif alih-alih kebutuhan perlu ditinjau secara berkala untuk
pengembangan kualitas guru yang lebih luas. menjadi bahan perencanaan program.
Wanzare (2012) mengingatkan bahwa Evaluasi Input
pemahaman yang baik dari supervisi akademik Dalam perencanaan dan perancangan
menjamin keberhasilan supervisi tersebut dan program supervisi akademik, di awal tahun
relasi antar supervisor dan supervisee juga akan pembelajaran, kepala sekolah melibatkan guru
lebih efektif terjalin. Oleh karena itu, untuk menyusun rencana program kerja sekolah
diperlukan adanya sosialisasi mengenai secara luas, termasuk program supervisi
supervisi yang lebih lengkap di awal, untuk akademik. Partisipasi guru tersebut merupakan
menjelaskan program supervisi akademik yang hal yang perlu dilakukan seperti disampaikan
lebih komprehensif dan membangun kerja sama Zepeda (2006), meskipun bentuk partisipasi
yang baik antara supervisor dan para guru, dan kolaborasi dengan guru itu perlu diperluas.
seperti diingatkan oleh Lukum (2013) dan Perlu diperhatikan juga bahwa kegiatan
Ngatini & Ismanto (2015). supervisi akademik yang dirancang masih
Dasar hukum dan aturan yang terpisah-pisah, karena kesalahpahaman
melandasi dilaksanakannya supervisi akademik terhadap konsep supervisi, sehingga ada
di PAUD Tunas Kasih adalah pedoman dari kegiatan yang tidak tertuliskan dalam program
dinas pendidikan, seperti temuan Riyanto kerja. Berbicara mengenai perencanaan
(2016) di lokasi penelitiannya, dan juga kegiatan observasi, secara spesifik, sudah
tuntutan dari manajemen sekolah YPKI dilakukan dengan baik: kepala sekolah
Magelang. Namun demikian, pedoman dari melibatkan guru dengan mengijinkan masing-
manajemen sekolah masih belum lengkap, masing guru menyampaikan atau memilih
serupa dengan temuan Merukh dan Sulasmono jadwal waktu mereka untuk diobservasi—
(2016), sehingga penyusunan pedoman yang seperti ditemukan juga dalam penelitian
merinci kebutuhan dan tuntutan dalam Ngatini & Ismanto (2015) dan Widodo (2014b).
pengembangan dan pelaksanaan supervisi Program supervisi di PAUD Tunas
akademik dibutuhkan. Kasih juga didukung kesiapan para guru,
Identifikasi kebutuhan diingatkan oleh dengan dukungan kerja sama tim dalam
Umiarso dan Gojali (2010) serta Sagala (2010), suasana yang suportif antar rekan sejawat,
menjadi dasar untuk pemilihan dan komunikasi yang terbuka dan kolaborasi
perancangan teknik supervisi akademik yang dengan rekan sejawat. Sementara untuk
tepat. Kepala sekolah maupun guru PAUD melengkapi keterampilan supervisi serta
Tunas Kasih sudah menyebutkan beberapa membenahi kesalahpahaman kepala sekolah,

115
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2018
pembekalan atau pelatihan pembekalan atau lain (Widodo, 2014a; Widodo, 2014b; Riyanto,
pelatihan perlu diadakan. Wanzare (2011) dan 2016; Merukh & Sulasmono, 2016). Guru-guru
Sarfo & Cudjoe (2016) menyoroti perlunya PAUD Tunas Kasih sudah terbiasa diobservasi
pelatihan bagi para pimpinan sekolah untuk dan siap untuk berpartisipasi dalamnya,
menolong mereka dalam menjalankan fungsi berbeda dengan laporan penelitian Lukum
supervisi di sekolah. (2013) yang menyebutkan masih adanya guru
Pendanaan rogram supervisi akademik yang takut untuk diobservasi. Usulan
di PAUD Tunas Kasih berasal dari sumber dilaksanakannya observasi tanpa
interen, yaitu yayasan atau sekolah, maupun pemberitahuan sebelumnya (unnancouced),
eksteren dari dinas, yang berbentuk dana perlu dipertimbangkan, dan instrumen
bantuan operasional—dana bantuan serupa observasi perlu diperbaiki.
diungkapkan Riyanto (2016). Kepala sekolah— Untuk teknik pelatihan, lokakarya atau
atau malahan manajemen sekolah—perlu seminar serta pertemuan kelompok guru,
memfasilitasi pendanaan kegiatan yang akan kepala sekolah telah berupaya mendorong
diikuti guru, terkhusus mereka yang partisipasi guru dengan memilih dan mengutus
menunjukkan antusiasme untuk guru. Guru yang diutus juga berusaha
mengembangkan diri lewat kegiatan pelatihan bertanggung jawab menyusun laporan dan
atau seminar yang memang mendukung membagikan informasi ke rekan yang lain.
pengembangan pembelajaran. Guru yang dinilai kompeten juga didorong
Meskipun sarana-prasarana standar untuk mengikuti kompetisi atau lomba. Upaya
sudah tersedia, masih dilaporkan adanya kepala sekolah untuk meningkatkan partisipasi,
keterbatasan fasilitas internet dan perangkat yang kembali bertujuan untuk peningkatan
komputer. Ini perlu mendapat sorotan khusus, kompetensi, ini perlu diapresiasi.
mengingat teknologi dan informasi di zaman ini Fleksibilitas dan penyesuaian, terhadap
memang mendukung pembelajaran. situasi dan kebutuhan, untuk pelaksanaan
Keterbatasan alat juga dilaporkan Saputra teknik di PAUD Tunas Kasih juga nampak,
(2011) sebagai kendala teknis dalam seperti pelaksanaan intervisitasi yang
pelaksanaan pengawasan di sekolah, meskipun menyesuaikan situasi team-teaching, serta rapat
tidak dirincikan sarana prasarana apa. Buku- guru yang dapat dilaksanakan menyesuaikan
buku referensi yang juga telah tersedia, perlu urgensi dan prioritas pembahasan. Selain itu,
diperbaharui dan ditambah koleksinya serta upaya untuk menciptakan suasana yang
dimanfaatkan dengan lebih sebagai sumber ajar nyaman, alih-alih kaku dan formal, dengan
para guru. memanfaatkan jam istirahat siang, juga
Evaluasi Proses mendukung efektifitas teknik rapat. Namun
Sebagian besar kegiatan dalam program demikian, perlu diperhatikan perlu adanya
supervisi akademik yang direncanakan telah pencatatan diskusi yang terjadi.
dilaksanakan di PAUD Tunas Kasih, baik yang Konferensi dilaksanakan terutama
bersifat individual maupun kelompok, dengan sebelum dan sesudah observasi. Sesuai
beberapa perubahan dan penyesuaian dalam pengamatan dan hasil wawancara, para guru
jadwal pelaksanaan. Dua kegiatan yang tidak melaporkan adanya ada relasi yang saling
terlaksana adalah kompetisi guru interen dan mempercayai, umpan balik yang cukup
studi banding. konstruktif dan jelas, terutama berbicara
Teknik observasi kelas telah tentang area-area yang perlu dikembangkan
dilaksanakan secara terjadwal di PAUD Tunas guru. Hal ini sesuai apa yang diingatkan oleh
Kasih, seperti dilaksanakan di beberapa sekolah Range, Young dan Hvidston (2013). Kepala

116
Evaluasi Program Supervisi Akademik di PAUD Swasta | Daniel Kurniawan, dkk.
sekolah juga perlu mendorong dan memberikan kepala sekolah telah berupaya melaksanakan
kesempatan berefleksi bagi para guru perannya sebagai supervisor dengan baik dan
(Martinez, Taut, & Schaaf; 2016), seperti yang tegas. Dukungan, teguran atas kesalahan atau
telah terlaksana di lokasi penelitian Ngatini & kelalaian tugas yang dilakukan, dan dorongan
Ismanto (2015). Hal ini membantu mereka untuk terus berkembang diberikan oleh
memaknai apa yang telah didapat dari hasil supervisor. Kepala sekolah berupaya
observasi atau konferensi. membangun iklim sekolah yang kondusif dan
Kendala-kendala yang ditemui dalam mendorong adanya perubahan dan inovasi
proses pelaksanaan program supervisi selain mengembangkan budaya kepercayaan
akademik berhubungan dengan pengaturan dan keterbukaan—hal-hal yang dicatat Argiani
jadwal dan prioritas pelaksanaan kegiatan, & Slameto (2015), Gaol & Siburian (2018) dan
serupa dengan permasalahan yang menghambat Moye, Henkin, & Egle (2005) dapat efektif
pelaksanaan supervisi akademik yang diteliti meningkatkan efektivitas pendidikan dan
Riyanto (2016). Meskipun kepala sekolah juga kinerja guru. Perasaan cepat puas, merasa sudah
menyampaikan keluhan terhadap kesibukan berpengalaman, takut salah dan dicemoohkan,
tugas yang dimilikinya, seperti temuan kehilangan semangat, mencari keamanan dan
Mawarni, Chiar & Sukmawati (2017) dan menghindari tantangan (Saputra, 2011)—yang
Merukh & Sulasmono (2016), namun kendala kesemuanya menjadi faktor penghambat—
tersebut tidak mempengaruhi pelaksanaan tidak ditemukan dalam diri Kepala Sekolah.
supervisi akademik di PAUD Tunas Kasih Menyoroti delegasi yang diberikan, perlu
karena adanya koordinasi dan pengaturan disusun tim supervisi, seperti dilaporkan
prioritas kegiatan. Kendala persetujuan atau Mawarni, Chiar & Sukmawati (2017), karena
perijinan dari pihak manajemen sekolah perlu tim tersebut justru dapat menolong tugas
ditangani dan dikomunikasikan dengan baik supervisi kepala sekolah dan mengefektifkan
antara kedua pihak. Sementara kendala-kendala kegiatan yang dilaksanakan. Selain itu
yang berasal dari pribadi guru—kemalasan, masukkan diberikan agar kepala sekolah
kelelahan, ketidakfokusan pekerjaan, dan memberikan feedback yang bukan sekedar
kurangnya inisiatif—perlu dibahas sebagai informatif dan administratif, selain bahwa
bahan pembinaan guru. Keterbatasan internet ekspektasi dari supervisor perlu disampaikan
dan sarpras mempengaruhi kelancaran dengan jelas.
penyusunan administrasi dan alat peraga yang PAUD Tunas Kasih telah berusaha
mendukung pembelajaran. mendokumentasikan teknik-teknik supervisi
Mengamati keterlibatan dan kesiapan yang terlaksana. Baik catatan tertulis serta
para guru, yang berangkat dari kesadaran laporan kegiatan telah tersusun, namun perlu
manfaat yang akan diperoleh (seperti juga dirapihkan. Sama halnya dengan foto-foto
ditemukan temuan Riyanto [2016]), hal dokumentasi yang masih dimiliki para guru
tersebut perlu diapresiasi, karena itu menjadi secara pribadi, namun mendukung
faktor pendukung terlaksananya supervisi pendokumentasian kegiatan, sebaiknya perlu
akademik yang efektif (Mawarni, Chiar & dikoleksi dan dirapihkan secara kelompok
Sukmawati, 2017). Pengaturan prioritas, untuk mendukung arsipan sekolah. Dokumen
koordinasi, dan partisipasi aktif juga menjadi laporan observasi telah disusun secara rapih
pendukung terlaksananya supervisi akademik dan rutin, dengan catatan perlu adanya
yang efektif. perbaikan instrumen panduan observasi—
Di sisi lain, meski pemahamannya meskipun sudah tersedia, dibandingkan dengan
konsep supervisi masih belum sempurna, ketidaktersediaan instrumen atau tersedianya

117
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2018
instrumen yang kurang baik atau tidak rinci, akademik. Bagi para guru sendiri, kualitas dan
seperti dicatat dalam temuan penelitian Merukh reputasi yang unggul sebagai dampak supervisi
& Sulasmono (2016). Format atau pedoman akademik juga dapat menjadi pemacu semangat
lain, seperti format Penilaian Kinerja Guru untuk terus mengembangkan diri.
(PKG) yang digunakan di tempat penelitian Respon positif para guru nampak,
Widodo (2014a), dapat diadaptasi atau berupa antusiasme untuk berpartisipasi dan
melengkapi item observasi yang sudah ada. kesiapan untuk mendapat masukan yang
Evaluasi Produk bermanfaat untuk pengembangan diri, serupa
Program supervisi akademik yang yang disampaikan para guru dalam penelitian
dilaksanakan di PAUD Tunas Kasih dianggap Riyanto (2016). Guru PAUD Tunas Kasih juga
efektif oleh para guru dan kepala sekolah dan mengapresiasi adanya kebebasan untuk
menjawab kebutuhan yang telah diamati dalam mengungkapkan pemikiran dan memberi
evaluasi konteks. Dampak yang disampaikan masukan. Kepala sekolah perlu memanfaatkan
tidak hanya berhubungan dengan pribadi dan komunikasi dan keterbukaan tersebut untuk
tugas guru, namun juga secara kolektif terhadap menanggapi respon negatif mereka, seperti
situasi kerja dan citra sekolah. Hal ini berbeda keraguan untuk terlibat lebih aktif atau
dengan laporan dari Sarfo & Cudjoe (2016) kekhawatiran untuk mengikuti seminar.
yang mengeluhkan rendahnya pelaksanaan dan Komunikasi serupa dapat menampung beban
efektifitas supervisi akademis di sekolah- atau ketidakpuasan guru yang dirasakan karena
sekolah umum di Ghana. belum dapat memikirkan implementasi ide
Kepala sekolah dan guru PAUD Tunas yang didapat dari seminar.
Kasih mendaftarkan beberapa manfaat yang Kembali, kepala sekolah perlu
didapat dari supervisi akademik, seperti temuan membangun komunikasi yang terbuka dan
Wanzare (2012), yaitu perbaikan kualitas dan mencermati harapan dan masukan yang
kinerja guru dan peningkatan kolaborasi antar disampaikan para guru. Masukan terhadap
guru, yang semuanya berdampak pada kepala sekolah dalam menjalankan peran
peningkatan kualitas pembelajaran di kelas, dan supervisor-nya menyoroti upaya memfasilitasi
penyamaan persepsi dan kontrol atau pengembangan kualitas dan melaksankan
pengawasan yang lebih baik dari pimpinan. fungsi kontrol dan pengawasan. Usulan lain
Kontrol juga berdampak pada ketertiban adalah agar supervisi dapat didelegasikan
administrasi penunjang pembelajaran, serupa kepada guru lain atau dengan melibatkan pihak
temuan Widodo (2014a). Namun demikian, manajemen sekolah. Rekomendasi serupa
seperti disoroti Widodo, hendaknya supervisor disampaikan oleh Widodo (2014b) dan Slameto
tidak hanya menitikberatkan pemeriksaan (2016) yang mengusulkan keterlibatan
administrasi dalam melaksanakan supervisi. pengawas sekolah dari dinas pendidikan, atau
Guru juga menyadari terciptanya kesempatan melibatkan guru senior seperti yang ditemukan
untuk membangun jejaring dengan guru atau Riyanto (2016) atau Mawarni, Chiar, &
komunitas PAUD lain, dan ini menjadi Sukmawati (2017) dan disarankan Zepeda
dorongan untuk mereka lebih aktif terlibat (2006). Masukan untuk penambahan sarpras
dalam kegiatan seminar dan sejenisnya. yang menunjang, secara spesifik adalah buku
Dampak jangka panjang berupa peningkatan referensi dan fasilitas internet, juga
kepercayaan dari pihak luar terhadap PAUD diungkapkan oleh beberapa guru.
Tunas Kasih, yang juga berpengaruh pada Evaluasi terhadap kegiatan maupun
promosi sekolah, dapat menjadi motivasi bagi program perlu dilaksanakan, dan hal-hal yang
kepala sekolah untuk melaksanakan supervisi perlu ditindaklanjuti sebagai temuan evaluasi

118
Evaluasi Program Supervisi Akademik di PAUD Swasta | Daniel Kurniawan, dkk.
tersebut juga perlu dicermati. Tindak lanjut kegiatan sesuai kondisi dan kebutuhan.
yang dirancang berdasar hasil supervisi Kendala yang ada, baik dari atau berhubungan
akademik sudah menjadi sorotan kepala dengan pribadi guru, kepala sekolah,
sekolah, dan perlu dikomunikasikan dengan manajemen sekolah, maupun sarana-prasarana,
pihak manajemen sekolah agar juga dapat dapat ditangani dengan baik. Kesiapan dan
difasilitasi. partisipasi kepala sekolah maupun para guru
mendukung pelaksanaan program supervisi
SIMPULAN DAN SARAN akademik. Dokumentasi yang lengkap dan
Simpulan lebih terstruktur terhadap kegiatan yang telah
Evaluasi Konteks. Program supervisi diadakan perlu lebih ditingkatkan.
akademik di PAUD Tunas Kasih perlu Evaluasi Produk. Program supervisi
diadakan, mempertimbangkan kondisi dan akademik di PAUD Tunas Kasih sudah
kebutuhan adanya peningkatan dan memberikan dampak positif dan mencapai
pengembangan kualitas guru—terkhusus tujuan yang direncanakan terhadap
berhubungan dengan proses belajar- pengembangan kualitas guru, juga secara
mengajar—dan menyesuaikan dengan kondisi kolektif terhadap citra sekolah sendiri. Para
kelas di tahun ajaran yang berlangsung maupun guru memberikan respon yang positif, dengan
menjawab atau menghadapi tantangan dunia beberapa catatan sebaliknya atas respon
pendidikan yang ada. Usulan agar negative yang kembali dapat ditangani atau
dilanjutkannya program ini perlu perlu mendapat tindak lanjut dari kepala
mengupayakan pemahaman konsep supervisi sekolah. Tindak lanjut telah direncanakan dan
terlebih dahulu agar perencanaan dan beberapa sudah langsung dilaksanakan atau
perancangan program dan mekanisme disampaikan, dan evaluasi memberikan
pelaksanaan lebih lanjut dapat lebih terarah dan masukan untuk perbaikan dan pengembangan
efektif. program supervisi akademik selanjutnya.
Evaluasi Input. Perencanaan program Oleh karena itu, mempertimbangkan
telah berjalan baik sesuai kebutuhan dan keempat tahap evaluasi program supervisi
dengan menyertakan beberapa ragam teknik akademik, penulis merekomendasikan
supervisi akademik. Para guru siap untuk kelanjutan program supervisi akademik,
terlibat dalam program supervisi akademik di dengan beberapa catatan masukan dan
PAUD Tunas Kasih, namun perlu penyesuaian untuk perbaikan program tersebut.
meningkatkan kesiapan atau keterampilan Saran
kepala sekolah dalam melaksanakan fungsi Pertama, kepada PAUD Tunas Kasih,
supervisi. Kesiapan para guru ini berangkat dari berdasar evaluasi model CIPP, program
pemahaman mereka akan pentingnya dan supervisi akademik yang ada di PAUD Tunas
manfaat supervisi akademik untuk Kasih perlu dilanjutkan, dengan beberapa
mengembangkan diri dan makin pertimbangan dan perbaikan. Pemahaman
memperlengkapi mereka untuk mengajar. konsep supervisi perlu kembali dimantapkan,
Pendanaan serta sarpras yang ada sudah cukup baik oleh kepala sekolah maupun para guru.
mendukung dan tercukupi, dengan catatatan Pelatihan supervisi akademik kepada kepala
perlunya peningkatan fasilitas internet dan sekolah, dan guru senior, oleh karena itu
komputer. menjadi penting. Kebutuhan dan kondisi di
Evaluasi Proses. Kegiatan-kegiatan PAUD Tunas Kasih perlu ditinjau secara
yang direncanakan sebagian besar telah berkala untuk dijadikan bahan perencanaan dan
terlaksana dengan baik dengan penyesuaian pengembangan program supervisi akademik,

119
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2018
termasuk juga kebutuhan individu para guru. dilakukan penelitian di subyek atau lokasi lain.
Penyusunan rencana dan perancangan teknik- Temuan dan rekomendasi evaluasi dalam
teknik supervisi akademik yang menjawab penelitian ini perlu ditinjau ulang,
kebutuhan tersebut kemudian perlu dilakukan menyesuaikan kondisi dan kebutuhan lokal,
dengan lebih komprehensif dan menyeluruh. sebelum diterapkan atau digeneralisasikan
Fleksibilitas dan adaptasi dalam pelaksanaan untuk sekolah lain. Penelitian selanjutnya dapat
program perlu terus diupayakan dalam mengeksplorasi efektifitas supervisi akademik
menangani kendala yang muncul. Selain itu, dengan melibatkan pihak pengelola sekolah,
kepala sekolah tetap perlu peka mewadahi dan orang tua, dan siswa, terkhusus untuk
mengapresiasi antusiasme para guru untuk pendidikan yang lebih tinggi, dan dengan
terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan penggunaan metode kuantitatif.
selain menjawab usulan dari mereka, seperti
pelaksanaan unannounced observation, DAFTAR PUSTAKA
delegasi, dan self-reflection. Aaronson, D., Barrow, L., & Sander, W. 2007.
Rekomendasi untuk manajemen Teachers and student achievement in the
sekolah YPKI Magelang adalah adanya Chicago public high schools. Journal of
kebutuhan pelatihan supervisi akademik Labor Economics, 25, 95–135.
kepada kepala sekolah dan guru-guru senior. Alatas, H. 2013. Early childhood education and
Pemahaman yang baik dan lebih lengkap development services in Indonesia.
menjamin efektifitas program (Moswela & Dalam Suryadarma, D., & Jones, G. W.
Mphale, 2015). Keterlibatan serta monitoring (Eds.). Education in Indonesia.
dari pihak manajemen sekolah juga diharapkan, Singapore: Institute of Southeast Asian
sesuai usulan dari sekolah. Keterlibatan yang
Studies.
diusulkan termasuk memfasilitasi perijinan
kegiatan dalam program supervisi akademik Argiani, A., & Slameto, S. 2015. Supervisi
untuk menjawab kebutuhan pengembangan Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan
kualitas pendidikan dan guru. Selanjutnya, Kompetensi Pedagogik Guru SDN
pedoman maupun instrumen yang mendukung Cukil 01, Tengaran, Kabupaten
program supervisi akademik juga perlu Semarang. Kelola: Jurnal Manajemen
disediakan oleh pihak manajemen sekolah. Pendidikan, 2(1), 1-11.
Mengamati antusiasme dan partisipasi guru, https://doi.org/10.24246/j.jk.2015.v2.i1
pemberian penghargaan atau apresiasi perlu .p1-11
dipertimbangkan, seperti diusulkan oleh Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi
Lukum (2013). Seperti diingatkan Mette et al. Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta: Bumi
(2015) dan Zepeda (2016), supervisi akademik Aksara.
tidak seharusnya terbatas pada evaluasi atau
Arikunto, S., & Jabar, C. S. A. 2010. Evaluasi
penilaian serta pencapaian standar yang tinggi,
Program Pendidikan: Pedoman
jadi manajemen sekolah perlu mendorong
Teoritis Praktis bagi Mahasiswa dan
kepala sekolah dan guru untuk berkolaborasi
Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi
lebih untuk tujuan peningkatkan mutu guru dan
Aksara.
pendidikan.
Untuk penelitian sejenis selanjutnya, Arikunto, S., & Yuliana, L. 2012. Manajemen
penelitian evaluatif ini masih terbatas dan Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media.
spesifik untuk PAUD Tunas Kasih, seperti Brown, G. B. 2002. Guiding faculty to
diingatkan McMillan (2008) dan dapat excellence: Instructional supervision in
120
Evaluasi Program Supervisi Akademik di PAUD Swasta | Daniel Kurniawan, dkk.
the Christian school. Purposeful Design international perspective. Studies in
Publications. Educational Evaluation, 49, 15–29.
doi:10.1016/j.stueduc.2016.03.002
Dwikurnaningsih, Yari. 2017. Evaluasi
Program Kelas Olahraga di SMP Negeri Mawarni, R., Chiar, H. M., & Sukmawati, H.
3 Salatiga. Repository Perpustakaan 2017. Supervisi Akademik di Sekolah
Universitas. Salatiga: Magister Menengah Atas Negeri 1 Pemangkat
Manajemen Pendidikan UKSW. Kabupaten Sambas. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran, 6(1).
Egwu, S. O. 2015. Principals' Performance in
Supervision of Classroom Instruction in McMillan, J. H. 2008. Educational Research:
Ebonyi State Secondary Schools. Fundamentals for the customer, 5th Ed.
Journal of Education and Practice, Pearson.
6(15), 99-105. Memduhoglu, H. B. 2012. The issue of
Fitzpatrick, J. L., Sanders, J. R., & Worthen, B. education supervision in Turkey in the
R. 2012. Program Evaluation: views of teachers, administrators,
Alternative approaches and practical supervisors, and lecturers. Educational
guidelines, 4th ed.. New Jearsey: Sciences; Theory and Practice, 12(1),
Pearson Education. 149-156.
Gaol, N.T.L., & Siburian, P. 2018. Peran Merukh, N., & Sulasmono, B.S. 2016.
Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Pengembangan Model Supervisi
Kinerja Guru. Kelola: Jurnal Akademik Teknik Mentoring Bagi
Manajemen Pendidikan, 5(1), 66-73. Pembinaan Kompetensi Pedagogik
https://doi.org/10.24246/j.jk.2018.v5.i1 Guru Kelas. Kelola: Jurnal Manajemen
.p66-73 Pendidikan, 3(1), 30-48.
https://doi.org/https://doi.org/10.24246/
Garrett, R., & Steinberg, M. P. 2015.
j.jk.2016.v3.i1.p30-48
Examining teacher effectiveness using
classroom observation scores: Evidence Mette, I. M., Range, B. G., Anderson, J.,
from the randomization of teachers to Hvidston, D. J., & Nieuwenhuizen, L.
students. Educational Evaluation and 2015. Teachers' Perceptions of Teacher
Policy Analysis, 37(2), 224-242. Supervision and Evaluation: A
Reflection of School Improvement
Imron, A. 2011. Supervisi Pembelajaran
Practices in the Age of Reform.
Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
Education Leadership Review, 16(1),
Bumi Aksara.
16-30.
Kartono, S. 2009. Sekolah bukan pasar:
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J.
catatan otokritik seorang guru. Jakarta:
2014. Qualitative Data Analysis: A
Penerbit Buku Kompas.
methods sourcebook, 3rd Ed. Sage.
Lukum, A. 2013. Evaluation of science learning
Minarti, S. 2011. Manajemen Sekolah:
supervision on secondary
Mengelola Lembaga Pendidikan Secara
schools. International Journal of
Mandiri. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Education, 5(4), 61-81.
Moswela, B., & Mphale, L. M. 2015. Barriers
Martinez, F., Taut, S., & Schaaf, K. 2016.
to clinical supervision practices in
Classroom observation for evaluating
Botswana schools. Journal of
and improving teaching: An
121
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2018
Education and Training Studies, 3(6), SD Negeri 1 Tegorejo, Kecamatan
61-70. Pengandon, Kabupaten Kendal. (Tesis,
tidak diterbitkan). Program
Moye, M.J., Henkin, A.B., & Egley, R.J., 2005.
Pascasarjana, Universitas Kristen Satya
Teacher‐principal relationships:
Wacana, Salatiga.
Exploring linkages between
empowerment and interpersonal trust. Rockoff, J. E. 2004. The impact of individual
Journal of Educational Administration, teachers on student achievement:
43(3), 260-277, Evidence from panel data. American
https://doi.org/10.1108/095782305105 Economic Review, 94, 247–252.
94796. Sagala, S. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam
Mukhtar & Iskandar. 2009. Orientasi Baru Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Supervisi Pendidikan. Jakarta: GP Saputra, Y. M. 2011. Model Pengawasan
Press. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di
Mulyasa, E. 2012. Manajemen dan SD. Cakrawala Pendidikan, (3), 474-
kepemimpinan kepala sekolah. Jakarta: 489.
Bumi Aksara. Sarfo, F. K., & Cudjoe, B. 2016. Supervisors’
Munthe, A. P. 2015. Pentingnya Evaluasi Knowledge and Use of Clinical
Program di Institusi Pendidikan: Sebuah Supervision to Promote Teacher
Pengantar, Pengertian, Tujuan dan Performance in basic schools.
Manfaat. Scholaria: Jurnal Pendidikan International Journal of Education and
Dan Kebudayaan, 5(2), 1-14. Research, 4(1).
Ngatini, N., & Ismanto, B. 2015. Pengelolaan Slameto. 2016. Supervisi Pendidikan oleh
Supervisi Akademik Kepala Sekolah di Pengawas Sekolah. Kelola: Jurnal
Sekolah Dasar Negeri Kota Semarang. Manajemen Pendidikan, 3(2), 192-206.
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, https://doi.org/10.24246/j.jk.2016.v3.i2
2(2), 127-138. .p192-206
https://doi.org/10.24246/j.jk.2015.v2.i2 Stronge, J. H., Richard, H. B., & Catano, N.
.p127-138 2013. Kualitas Kepala Sekolah yang
Pidarta, M. 2009. Supervisi Pendidikan Efektif. Jakarta: PT Indeks.
Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta. Suhardan, D. 2010. Supervisi Profesional:
Priansa, D.J., & Setiana, S.S. 2018. Manajemen layanan dalam meningkatkan mutu
dan Supervisi Pendidikan. Bandung: pembelajaran di era otonomi daerah.
Pustaka Setia. Bandung: Alfabeta.
Range, B.G., Young, S., & Hvidston, D. 2013. Sukardi, H. M. 2008. Evaluasi Pendidikan
Teacher perceptions about observation Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta:
conferences: what do teachers think Bumi Aksara.
about their formative supervision in one Suryadarma, D., & Jones, G.W. 2013. Meeting
US school district? School Leadership the education challenge. Dalam
& Management, 33 (1), 61-77. Suryadarma, D., & Jones, G. W. (Eds.).
Riyanto. 2016. Evaluasi Program Supervisi Education in Indonesia. Singapore:
Akademik Kepala Sekolah dapat Institute of Southeast Asian Studies.
Meningkatkan Kinerja Mengajar Guru
122
Evaluasi Program Supervisi Akademik di PAUD Swasta | Daniel Kurniawan, dkk.
Tatang, S. 2016. Supervisi Pascasarjana, Universitas Kristen Satya
Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Wacana, Salatiga.
Umiarso & Gojali, I. 2010. Manajemen Mutu Widodo, T. 2014b. Supervisi Kunjungan Kelas
Sekolah di Era Otonomi dalam Meningkatkan Kinerja Guru IPA
Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD. SMP Negeri 1 Bandungan. (Tesis, tidak
diterbitkan). Program Pascasarjana,
Wanzare, Z. 2012. Instructional supervision in
Universitas Kristen Satya Wacana,
public secondary schools in
Salatiga.
Kenya. Educational Management
Administration & Leadership, 40(2), Wiersma, W., & Jurs, S. G. 2005. Research
188-216. Methods in Education: An introduction,
9th ed. Pearson Education.
Widodo, T. 2014a. Evaluasi Program
Implementasi Supervisi Akademik di Zepeda, S.J. 2006. High stakes supervision: we
Gugus Dwijawiyata, Kecamatan must do more. International Journal of
Magelang Tengah, Kota Magelang. Leadership in Education: Theory and
(Tesis, tidak diterbitkan). Program Practice, 9:1, 61-73, DOI:
10.1080/13603120500448154.

123

Anda mungkin juga menyukai