Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
FATMIATI ARISKA
Pembimbing :
dr. Iin Dwiyanti SpPD
Oleh :
FATMIATI ARISKA
Pembimbing :
dr. Iin Dwiyanti SpPD
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Clinical Report
Session yang berjudul “Sirosis Hepatis Dekompensata Et Causa Hepatitis B”
sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian
Ilmu Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi
Jambi.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Iin Dwiyanti, SpPD yang
telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis
selama menjalani Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Penyakit Dalam di
Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan Kasus
ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan
laporan kasus ini. Penulis mengharapkan semoga laporan kasus ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Fatmiati Ariska
DAFTAR ISI
2.1 Identitas
Nama : Tn. S
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : RT.07 Kel.Pelabuhan Dagang
MRS : IGD , 1 Maret 2019, Pukul 23.45
Bangsal Penyakit Dalam, 2 Maret 2019, pukul 08.20
(Ruang B1)
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Perut yang mulai membesar sejak 1 bulan SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Os datang dengan keluhan perut yang mulai membesar sejak 1
bulan SMRS. Perut membesar secara perlahan. Pembesaran perut awalnya
disadari Os saat bangun tidur Os merasa perutnya sedikit lebih besar dari
biasanya, Perut dirasakan berat ketika Os berdiri atau duduk. Perut
dirasakan tidak membesar dengan aktivitas apapun dan tidak berkurang
meskipun Os sudah beristirahat. Sebelumnya Os hanya melakukan
rutinitas harian dan konsumsi makanan seperti biasa akan tetapi Os banyak
minum. Os mengeluhkan perut yang membesar disertai dengan nyeri perut
kanan atas nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan tidak menjalar ke
punggung, pundak atau pinggang. Awalnya nyeri dirasakan berkurang jika
Os duduk atau berbaring. Nyeri dirasakan memberat saat Os beraktivitas
seperti berjalan.
±1 minggu SMRS Os mengeluh sesak, sesak dirasakan terutama
setelah os makan, sesak dirasakan hilang timbul, namun tidak pernah
berkurang meskipun os sudah beristirahat sehingga Os mengurangi
makanannya yaitu os makan paling banyak 3 sendok makan, minum
sebanyak 2 sendok makan Sesak tidak disertai dengan nyeri dada. Mual (-
), muntah (-), demam (-), batuk (-), semejak ini os sudah mulai
menghentikan aktivitasnya dan lebih banyak beristirahat dirumah.
± 5 hari SMRS, os mengeluhkan adanya bengkak pada kedua kaki.
Bengkak tidak dirasakan panas atau nyeri, serta tidak ada perubahan warna
pada kedua kaki. Riwayat trauma pada kaki tidak ada. Bengkak semakin
memberat 2 hari SMRS dan os kesulitan berjalan. Os juga mengeluh badan
dan mata berwarna kuning sejak ± 2 hari SMRS. BAK berwarna kuning
pekat seperti teh, volume ½ gelas belimbing. Nyeri saat BAK disangkal,
sering berkemih pada malam hari disangkal, BAK tidak tuntas (-), sering
merasa haus (-), sering merasa lapar (-), demam (-), mual (-), muntah (-),
nafsu makan berkurang.
Kepala
Bentuk Kepala : Normocephal
Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut dan
pertumbuhan merata.
Ekspresi : Sesuai.
Simetris Muka : Simetris
Mata
Konjungtiva : Konjungtiva anemis (+)
Sklera : Sklera Ikterik (+)
Pupil : Bulat, ukuran 3 mm ,isokor, reflek cahaya (+)
Lensa : Normal
Gerakan : Normal
Lapangan Pandang : Normal
Hidung
Bentuk : Simetris
Sekret : (-)
Septum : deviasi (-)
Selaput Lendir : (-)
Sumbatan : (-)
Pendarahan : (-)
Mulut
Bibir : Kering (+), Sianosis (-)
Lidah : atrofi papila lidah (-)
Gusi : Berdarah (-)
Telinga
Bentuk : Simetris
Lubang : Serumen minimal
Nyeri tekan proc.mastoideus : (-)
Pendengaran : Normal
Leher
JVP : 5+3 cmH2O
Kelenjar Tiroid : Tidak membesar.
Kelenjar Limfonodi : Tidak membesar.
Pulmo
Inspeksi : Pengembangan dada simetris kiri dan kanan, gerak
nafas simetris, tidak ada bagian yang tertinggal,
retraksi (-).
Palpasi : Fremitus taktil kanan = kiri, nyeri tekan (-),
krepitasi (-).
Perkusi :Hipersonor pada kedua lapangan paru.
Auskultasi :Vesikuler kedua lapangan paru, ronkhi (-) wheezing(-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba, kuat angkat cukup, pada ICS
IV linea midklavicularis sinistra
Perkusi :
o Batas jantung kiri : ICS V linea midklavikularis sinistra.
o Batas jantung kanan : ICS IV linea parasternalis dekstra.
o Batas atas : ICS II linea parasternalis.
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, gallop (-), murmur (-).
Abdomen
Inspeksi : cembung, spider nevi (+), venektasi abdominalis (+)
Palpasi :
Tegang, Nyeri tekan (-).
Hepar tidak teraba.
Limpa tidak teraba.
Kedua ginjal tidak teraba.
Perkusi : shifting dullness (+)
Auskultasi : Bising usus (+), bunyi tambahan (-)
Ekstremitas
Superior : akral hangat, CRT <2 Detik, Edema (-).
Inferior : akral hangat, CRT <2 Detik, Edema (+)
2.4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
A.Darah
Jenis Pemeriksaan Hasil Normal Lengkap (1
WBC 9,26 (4-10,0 103/mm3)
Maret
RBC 2,99 (3,5-5,5 106/mm3)
HGB 8,9 (11,0-16 g/dl) 2019)
HCT 24,9 (35,0-50,0 %)
PLT 229 (100-300 103/mm3)
MCV 83.3 (80-100 fl)
MCH 29,8 (27-34 pg)
MCHC 357 (320-360g/dl)
E. Radiologi
USG Abdomen ( 4 Maret 2019 )
Tampak Ascites
Hepar : tampak membesar dan bentuk baik, permukaan ireguler,
ekhostruktur parenkim meningkat homogen, sistem bilier dan vasculer
intra hepatik baik. Tampak nodul hyperekhoik dibeberapa tempat. V Cava
Inferior tak melebar.
Kandung empedu : besar dan bentuk baik, mukosa regular, tak tampak
batu/sludge didalamnya. CBD tidak melebar
Lien, pancreas : besar dan bentuk baik, echostruktur homogen, lesi/SOL(-
). Ductus Pancreaticus tak melebar
Ginjal kanan kiri : Besar dan bentuk baik, ekhostruktur homogeny, system
pelvioklaises tak melebar, batu/SOL Ureter proksimal tampak tak melebar.
Vesika urinaria : Besar bentuk baik, mukosa reguler. Batu/SOL (-)
Aorta: Besar, bentuk baik. Trombus (-). KGB para aorta tak membesar
Kesan :
Hepar lobulated dengan nodul hiperekhoik → hepatoma, Ascites
Lien, Pancreas, KE Ginjal, VU, Aorta, dalam batas normal
Daftar Masalah
1. Asites
2. Edema pada kedua tungkai
3. Hipoalbuminemia
4. Venektasi
2. Medikamentosa
- IVFD RL 20 tpm.
- Transfusi Albumin 150 gr ( Kemasan 100 mL 25 %)
- Inj Omeprazole 1 x 40 mg/hari.
- Sucralfat 3 X 1 c
- PO.Spironolakton tablet 1 x 100 mg.
- Entecavir Tablet 1x0,5 mg
- PO.Asam folat 2 x 1mg.
3. Edukasi
- Memberitahu perjalanan penyakit pasien
- Batasi jumlah air yang diminum.
- Hindari konsumsi rokok, minuman beralkohol, minuman dan
makanan yang mudah mengiritasi lambung seperti
kopi dan makanan pedas.
- Hindari konsumsi jamu-jamuan dan obat penghilang nyeri
selain dari yang diberikan oleh dokter.
2.8 Pemeriksaan Yang Disarankan
Urin Rutin
Feses Rutin
SADT
PTT & APTT
INR
Kimia darah (Faal Hati; Albumin & Globulin; Profil Lipid)
Alkaline Phosphatase
ɣ-glutamyl transpeptidase
α-Fetoprotein
Seromarker hepatitis (IgM & IgG anti-HAV; HBV DNA; Anti HCV &
HCV RNA)
Foto Thoraks AP/Lateral
Esofagoduodenoskopi (EGD)
Biopsi hati
2.8 Prognosis
Quo ad Vitam : dubia ad malam
Quo ad Functionam : dubia ad malam
Quo ad Sanationam : dubia ad malam
2.9 Follow Up
P:
IVFD RL 20 tpm.
Inj Omeprazole 1 x 40 mg/hari.
Sucralfat 3 X 1 c
PO.Asam folat 2 x 1mg.
Entecavir Tablet 1x0,5 mg
3 Maret 2019 S: Mata Kuning (+) mata anemis (+), sesak Mengganti cairan infus.
(+), Perut membesar (+), tegang (+), mual (+), - Menganjurkan
Nafsu makan ↓ (+), badan lemah (+), kaki mengindari makanan yang
bengkak (+). merangsang mual.
- Menganjurkan untuk
O : TD : 120/80 mmHg, N : 99 x/i, RR : 20x/i, makan sedikit tapi sering.
0
T: 36,5 C
LP : 107cm ; BB 58kg
P:
IVFD RL 20 tpm.
Inj Omeprazole 1 x 40 mg/hari.
Sucralfat 3 X 1 c
PO.Asam folat 2 x 1mg.
Entecavir Tablet 1x0,5 mg
4 Maret 2018 S : Mata Kuning (+) mata anemis (+), sesak -Kesan USG Abdomen :
(+), Perut membesar (+), tegang (+), mual (-), Hepatoma
Nafsu makan ↓ (+), badan lemah (+), kaki -Mengganti cairan infus.
bengkak (+). -Pemberian albumin.
-Menganjurkan untuk
O : TD : 110/80 mmHg, N : 73 x/i, RR : 19x/i, makan sedikit tapi sering.
0
T: 36,1 C
LP : 107cm ; BB 58kg
P: -
IVFD RL 20 tpm.
Transfusi Albumin 150 gr ( Kemasan 100 mL
25 %)
Inj Omeprazole 1 x 40 mg/hari.
Sucralfat 3 X 1 c
PO.Asam folat 2 x 1mg.
Entecavir Tablet 1x0,5 mg
5 Maret 2019 S : Mata Kuning (+) mata anemis (+), sesak -Tranfusi albumin kolf ke
(+), Perut membesar (+), tegang (+), nyeri II.
perut (+), mual (+), Nafsu makan ↓ (+), badan -Mengganti cairan infus.
lemah (+), kaki bengkak (+).
P: IVFD RL 20 tpm.
Transfusi Albumin 150 gr ( Kemasan 100 mL
25 %)
Inj Omeprazole 1 x 40 mg/hari.
Sucralfat 3 X 1 c
PO.Asam folat 2 x 1mg.
Sprironolakton 1x100mg
Entecavir Tablet 1x0,5 mg
6 Maret 2018 S : Mata Kuning (+) mata anemis (+), sesak (- -Mengontrol tetesan infus.
), Perut membesar (+), tegang (+), nyeri perut
(+), mual (-), Nafsu makan ↓ (-), badan lemah
(+), kaki bengkak (+).
P:
IVFD RL 20 tpm.
Inj Omeprazole 1 x 40 mg/hari.
Sucralfat 3 X 1 c
PO.Asam folat 2 x 1mg.
Sprironolakton 1x100mg
Entecavir Tablet 1x0,5 mg
Cek ulang kimia darah
7 Maret 2019 S : Mata Kuning (+) mata anemis (+), sesak (- Hasil Kimia darah :
), Perut membesar (+), tegang (+), nyeri perut Albumin : 2,9
(+), mual (-), Nafsu makan ↓ (-), badan lemah Globulin : 3,1
(+), kaki bengkak (+). Kesan : Hipoalbumin
P:
IVFD RL 20 tpm.
Inj Omeprazole 1 x 40 mg/hari.
Sucralfat 3 X 1 c
PO.Asam folat 2 x 1mg.
Sprironolakton 1x100mg
Entecavir Tablet 1x0,5 mg
8 Maret 2019 S : Mata Kuning (+) mata anemis (+), sesak (- Mengontrol tetesan infus.
), Perut membesar (+), tegang (+), nyeri perut
(+), mual (-), Nafsu makan ↓ (-), badan lemah
(+), kaki bengkak (+).
P:
IVFD RL 20 tpm.
Inj Omeprazole 1 x 40 mg/hari.
Sucralfat 3 X 1 c
PO.Asam folat 2 x 1mg.
Sprironolakton 1x100mg
Entecavir Tablet 1x0,5 mg
9 Maret 2019 S : Mata Kuning (+) mata anemis (+), sesak (- Keaadaan umum pasien
), Perut membesar (+), tegang (+), nyeri perut membaik.
dan mual (+), badan lemah (-), kaki bengkak
(+).
P:
IVFD RL 20 tpm.
Inj Omeprazole 1 x 40 mg/hari.
Sucralfat 3 X 1 c
PO.Asam folat 2 x 1mg.
Sprironolakton 1x100mg
Entecavir Tablet 1x0,5 mg
10 Maret 2019 S : Mata Kuning (+) mata anemis (+), sesak (- Mengontrol tetesan infus.
), Perut membesar (+), tegang (+), nyeri perut
berkurang, mual (-), badan lemah (+), kaki
bengkak (+).
P:
IVFD RL 20 tpm.
Omeprazole 1x20mg
Sucralfat 4x1g/hari
PO.Asam folat 2 x 1mg.
Sprironolakton 1x100mg
Entecavir Tablet 1x0,5 mg
11 Maret 2019 S : Mata Kuning (+) mata anemis (+), sesak (- Mengontrol tetesan infus.
), Perut membesar (+), tegang (+),mual (+),
nyeri perut berkurang, mual (-), badan lemah
(+), kaki bengkak (+).
P:
IVFD RL 20 tpm.
Omeprazole 1x20mg
Sucralfat 4x1g/hari
PO.Asam folat 2 x 1mg.
Sprironolakton 1x100mg
Entecavir Tablet 1x0,5 mg
12 Maret 2019 S : Mata Kuning (+) mata anemis (+), sesak (- -Mengontrol tetesan infus.
), Perut membesar (+), tegang (-), nyeri perut -Cek elektrolit.
berkurang, mual (-), badan lemah (-), kaki
bengkak (+).
P:
IVFD RL 20 tpm.
Omeprazole 1x20mg
Sucralfat 4x1g/hari
PO.Asam folat 2 x 1mg.
Furosemid 2 x 20 IV
Entecavir Tablet 1x0,5 mg
Rekomendasi pemeriksaan ulang elektrolit
Rekomendasi USG Abdomen
13 Maret 2019 S : Mata Kuning (+) mata anemis (+), sesak (- Pasien sudah tampak
), Perut membesar (+), tegang (-), nyeri perut lebih baik.
berkurang, mual (-), badan lemah (-), kaki
bengkak (-).
14 Maret 2019 S : Mata Kuning (+) mata anemis (+), sesak (- Kesan elektrolit :
), Perut membesar (+), tegang (-), nyeri perut Na : 137,18
berkurang, mual (-), badan lemah (+), kaki K : 3,34
bengkak (-). CL : 94,02
Ca : 1,22
O : TD : 130/90 mmHg, N : 103 x/i, RR : Kesan : Hipokalium,
20x/i, T: 36,10C Hipoklorida
LP : 95 cm ; BB : 56,3Kg
Menganjurkan untuk
A: Sirosis Hepatis dekompensata et causa mengurangi intake cairan.
hepatitis B + hepatoma
P: IVFD RL 20 tpm.
Omeprazole 1x20mg
Sucralfat 4x1g/hari
PO.Asam folat 2 x 1mg.
Sprironolakton 1x100mg
Entecavir Tablet 1x0,5 mg
15 Maret 2019 S : Mata Kuning (+) mata anemis (+), sesak (- Keadaan pasien sudah
), Perut membesar (+), tegang (-), nyeri perut membaik.
berkurang, mual (-), badan lemah (-), kaki
bengkak (-).
BAB III
ANALISA KASUS
Sirosis Hepatis (SH) merupakan tahap akhir proses fibrosis hati progresif
yang ditandai oleh distorsi arsitektur hati dan pembentukan nodul regeneratif.
Gambaran morfologi dari SH meliputi fibrosis difus, nodul regeneratif, perubahan
arsitektur lobular dan pembentukan hubungan vaskular intrahepatik antara
pembuluh darah hati aferen (vena porta dan arteri hepatika) dan eferen (vena
hepatika). Secara klinis atau fungsional, SH dibagi atas: 1. Sirosis hati kompensata
dan; 2. Sirosis hati dekompensata disertai tanda-tanda kegagalan hepatoselular
dan hipertensi portal.1
Penyebab SH bermacam macam, kadang lebih dari satu sebab pada satu
penderita. Di negara barat seperti di Amerika Serikat sebagian besar penyebab SH
adalah penyakit hati alkoholik dan non alkoholik steatohepatis serta Hepatitis C.
Di Eropa, penyebab utama SH adalah penyakit hati alkoholik, Nonalcoholic
Steatohepatitis (NASH) dan Hepatitis C Virus (HCV). Di Asia Tenggara
penyebab utama SH adalah Hepatitis B Virus (HBV) dan C (HCV). Empat
penyebab sirosis hepatis di seluruh dunia adalah Hepatitis B kronis (HBV) dan
HCV, penyakit hati alkoholik, Nonalcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) dan
heamokromatosis.1,4,5,6
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
9. Schuppan DL, Afdhal NH. Liver Cirrhosis. Lancet. Maret 2008; 371: 838–
51
10. Tsochatzis EA, Bosch J, Burroughs AK. Liver cirrhosis. Lancet. Januari
2014. 14: 1-13
11. Poernomo TP. Prediktor Prognosis Jangka Pendek Penderita Sirosis Hati
Dekompensata Menggunakan Skor Child Pugh dan Skor Model of End
Stage Liver Disease. Yogyakarta: FK UGM. 2015; 21-22.