Bahan Pendkes Kandang2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

Sanitasi Kandang dan Ternak dan Peranannya pada

Perkembangbiakan - Lalat, Nyamuk, Malaria dan Flu


Burung
Rekan-rekan Sanitarian sebagai pelaksana tenaga kesehatan lingkungan, tentu sering berhadapan dengan keluhan
atau pertanyaan terkait dengan sanitasi kandang. Kita masih ingat pada saat flu burung menjadi trend cenderung out
break kemarin, sebagian masyarakat melayangkan keluhan dan pertanyaan terkait ternak dan kandang kepada
Sanitarian. Tentu masih butuh koordinasi intens tentang siapa berwenang apa terkait kandang dan ternak ini, bisa
Dinas kesehatan atau dinas pertanian atau peternakan. Namun siapapun itu sebagai tenaga profesional Sanitarian
kita harus sedikit banyak paham tentang sanitasi kandang dan ternak ini.

Sebagaimana kita ketahui, kandang mempunyai beberapa fungsi, antara lain ;

 Melindungi ternak dari pengaruh lingkungan yang merugikan, seperti hujan, sengatan matahari,
angin, suhu malam hari, binatang buas, atau bahkan pencuri.

 Kandang juga berperan pnring dalam menunjang tata laksana pemberian pakan, pengawasan ,
prodduksi dan reproduksi, serta sanitasi

Sedangkan beberapa komponen sanitasi kandang yang harus kita perhatikan antara lain menyangkut letak
bangunan kandang. Beberapa persyaratan letak kandang sebagai berikut :

Sanitasi Kandang

1. Harus memperhatikan faktor hygiene. Faktor higiene lingkungan penting untuk ternak maupun
peternak, antara lain untuk menjamin kesehatan ternak dan lingk sekitar

2. Letak bangunan kandang juga harus jauh dari pemukiman penduduk. Kandang di dalam rumah
tertutup dapat menarik nyamuk vektor An. aconitus (zoophilic), sehingga memungkinkan kontak dengan
manusia makin besar. Jarak kandang ari rumah minimal 10 -20 m sehingga dapat mengurangi kepadatan
vektor An. aconitus secara signifikan.
3. Dibangun dekat sumber air, yang berfungsi untuk air minum dan memandikan ternak serta
sebagai sarana pembersih lantai.

4. Dibangun di dekat areal pertanaman rumput, sehingga mempermudah akses pada pakan

5. Mudah diakses transportasi

6. Kandang tunggal menghadap ke timur, kandang ganda membujur utara-selatan

7. Penggunaan sumber air untuk ternak tidak mengganggu ketersediaan air bagi masyarakat.
Persyaratan untuk topografi ini antara lain tempat kandang harus lebih tinggi dari sekitar, tanah mudah
menyerap air sehingga mengurangi kemungkinan genangan air

8. Tempat tidak terlalu tertutup pepohonan rindang yang dapat mengurangi sinar matahari dan
sirkulasi udara

9. Kandanh harus dekat dengan petugas, sehingga mempermudah dan memperlancar pengawasan
kesehatan, keamanan, dan tata laksana

Selain letak kandang beberapa aspek sanitasi kandang, khususnya yang terkait dengan potensi penularan penyakit
dan masalah kesehatan antara lain :
Hubungan Kandang dan Nyamuk

 Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan terhadap investasi nyamuk pada kerbau,
diperoleh data spesies nyamuk yang mempunyai asosiasi erat dengan kerbau diperoleh 27 spesies yang
tergolong dalam 7 genus yaitu Anopheles dengan 10 spesies, Culex dengan 12 spesies, serta Mansonia,
Aedes, Ficalbia, Tripteroides dan Armigeres masing-masing 1 spesies

 Sebagaimana umum diketahui, bahwa masalah investasi nyamuk pada hewan ternak belum
memperoleh apresiasi yang baik dari masyarakat (bahkan kita sebagai petugas kesehatan lingkungan).Hal
ini antara lain disebabkan oleh adanya pandangan bahwa nyamuk bukan merupakan masalah besar, baik
sebagai vektor penyakit maupun sebagai pengganggu kesehatan hewan. Juga adanya fakta nyamuk hanya
datang menyerang hewan pada waktu malam hari sehingga lepas dari pengamatan para petugas kesehatan
hewan. Sedangkan fakta secara epidemiologis penting untuk kita cermati aspek ini bagi kesehatan
masyarakat.

 Hubungan kandang dan ternak dengan vektor malaria & filariasis. Sebagian diantara berbagai jenis
nyamuk yang mengisap darah ternak, terdapat jenis-jenis yang merupakan vektor penyakit malaria. Hal ini
dikuatkan dengan adanya fakta bahwa Anopheles aconitus, An barbirostris, An sundaicus, tiga jenis vektor
penting untuk malaria, dan Mansonia uniformis, vektor filariasis malayi, bersifat zoofilik sehingga petugas
surveilans (ketika kita praktikum dulu) pun selalu mencari sasaran lokasi penangkapan nyamuk disekitar
kandang ternak. Secara epidemiologis juga terdapat usaha secara tidak langsung untuk memanfaatkan
ternak sebagai perisai bagi manusia terhadap serangan nyamuk di waktu malam hari (upaya profilaksis
melawan malaria).

Sebagai alternatif pemecahan masalah adanya investasi nyamuk terhadap kandang dan ternak tersebut, kita dapat
melakukan alternatif tindakan seperti melakukan koordinasi dengan Dinas Peternakan atau pertanian. Juga
melakukan Penyemprotan pestidida terhadap kandang & ternak)

Hubungan kandang dan ternak dengan investasi lalat dan flu burung.
Upaya pengendalian penyakit menular tidak terlepas dari usaha peningkatan kesehatan lingkungan dengan salah
satu kegiatannya adalah pengendalian vektor penyakit termasuk lalat. Juga terdapat hubungan erat antara sanitasi
dan lalat sejauh menyangkut kandang dan ternak ini. Kita tentu sangat paham, bahwa lalat merupakan species yang
berperan dalam masalah kesehatan masyarakat. Lalat sangat terkait dengan masalah sampah yang antara lain
bertambah besar sebagai dampak negatif dari pertambahan penduduk. Jika sampah tidak dikelola dengan baik akan
mengundang lalat untuk datang sehingga memperbesar resiko kontak dengan manusia.Rendahnya tingkat
pengetahuan masyarakat akan higiene dan sanitasi dapat lalat menimbulkan masalah kesehatan masyarakat secara
luas baik dari segi estetika sampai maupun penularan penyakit.

Selain itu juga terdapat hubungan antara kandang dan ternak dengan Flu burung dan lalat. Penyebaran virus flu
burung diduga tidak hanya melalui unggas dan babi. Penularan virus flu burung ternyata juga bisa melalui perantara
lalat. Berasarkan penelitian penyebaran virus lewat lalat ini ditemukan di daerah-daerah yang tidak terdapat burung-
burung migran (Kota Makassar, Sulawesi Selatan dan Kota Karanganyar, Jawa Tengah). Dicurigai lalat yang menjadi
pembawa virus flu burung ini. Hal ini juga didukung hasil penelitian yang menunjukkan, diitemukan bahwa lalat
ternyata positif mengandung nucleo protein dan virus avian influenza subtipe H5N1. Kondisi ini antara lain
disebabkan oleh sanitasi dan kebersihan kandang yang sangat tidak terjaga,.

Sebagaimana diketahui, penyebaran penyebaran virus flu burung hanya bisa terjadi melalui kontak langsung
dengan mukosa saluran pernapasan, sehingga kemungkinan lalat dapat berperan penting melakukan penyebaran
virus ini. Juga dimngkinkan kontak langsung dengan lalat atau termasuk dengan saluran pernapasan. Mekanisme
yang terjadi lalat yang membawa virus H5N1 hinggap di sebuah tempat, kemudian disentuh jari manusia,
mengorek-ngorek lubang hidung, maka akan terjadi kontak langsung dengan saluran.

Fakta diatas dapat juga menunjukkan peran lalat yang semakin besar untuk memperluas dan mempermudah
penyebaran virus. Kita harus mewaspadai kondisi ini dan menyikapinya dengan sentuhan surveilans epidemiologi
berbasis lingkungan. Sebagaimana kita ketahui bahwa virus flu burung tergolong ganas, karena hanya butuh satu
hingga tiga hari untuk berinkubasi. Penderita biasanya mengalami kerusakan paru-paru secara hebat atau
pneumonia. Berdasarkan penelitian, sekitar separuh dari 100 penderita flu burung meninggal dalam tempo singkat.

Syarat Kandang Yang Baik

•Cukup kuat dan tahan lama.


•Usahakan menghadap sinar matahari.
•Terpisah dari rumah tempat tinggal.
•Tidak lembab dan mudah dibersihkan.
•Pertukaran udara dalam kandang baik sehingga udara dalam kandang selalu segar.
•Usahakan kandang pejantan disendirikan.
•Kandang sebaiknya dibuat sistem panggung, lantainya dibuat dari kayu atau bambu ½ meter diatas tanah.

Syarat Kandang Kambing Yang Baik


Author: ibnu_aqiqah
• Saturday, April 30th, 2011

Setelah lokasi kandang terpenuhi, langkah selanjutnya adalah menentukan bentuk atau desain

kandang. Desain kandang harus tepat agar tidak menghambat pertumbuhan dan kesehatan ternak.

Ada tiga kandang yang perlu dibangun untuk beternak kambing secara intensif, yaitu kandang

pejantan, kandang untuk induk yang hendak dan baru melahirkan, dan kandang pembesaran. Ketiga

kandang tersebut membutuhkan perlakuan yang sama untuk memenuhi syarat hunian ternak yang

sehat.

Berikut adalah beberapa persyaratan dari kandang kambing yang layak huni:

 Dinding kandang memiliki ventilasi yang cukup baik.

 Lantai kandang tidak menempel di tanah dengan jarak sekitar 50 cm di atas

permukaan tanah (seperti rumah panggung).

 Lantai kandang dibuat berlubang untuk memudahkan jatuhnya tinja dan air kencing.

 Terdapat lubang sedalam 10-15 cm di bawah lantai untuk menampung kotoran (pupuk

kandang).

 Tanah di bawah lantai kandang dibuat miring dan disemen agar kotoran mudah

digelontor. Air gelontoran dan kotoran langsung masuk ke saluran pembuangan dan

terkumpul di lubang penampungan kotoran.

Anda mungkin juga menyukai