Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR EKSPONEN

Eksponen sering kita kenal dengan sebutan pangkat. Definisi eksponen adalah nilai yang
menunjukkan derajat kepangkatan (berapa kali bilangan tersebut dikalikan dengan bilangan
tesebut juga). Bentuk an (baca: a pangkat n) disebut bentuk eksponensial atau perpangkatan.
a disebut dengan bilangan pokok (basis) dan n disebut eksponennya. Jika n adalah bilangan
bulat positif maka definisi dari eksponen adalah:
an = a x a x a x ….. x a (a sejumlah n faktor)
Contoh : 34 = 3 x 3 x 3 x 3 = 81
dalam eksponen, bilangan pangkat tidak selamanya selalu bernilai bulat positif tetapi dapat
juga bernilai nol, negatif, dan pecahan.

Sifat sifat eksponen

1. am x an = am+n
Jika bilangan dasar sama dengan pangkat berbeda maka hasil perkaliannya adalah bilangan
dasar dengan pangkat hasil penjumlahan pangkat masing-masing bilangan.
Contoh:
x4 . x6 = x(4+6) = x10
74 . 7-2 = 7(4-2) = 72

2. am/an = am-n
Kebalikan dari sifat pertama kalau bilangan dasar yang sama membagi salah satu, maka
pangkatnya dikurangi
Contoh:
x1/2 : x1/4 = x(1/2-1/4) = x1/4

3. (am)n = amn
Suatu bilangan berpangkat jika dipangkatkan lagi maka pangkat akhirnya adalah perkalian
pangkatnya
Contoh:
(32)3 = 32.3 = 36

4. (am.bn)p = amp. bnp


Contoh:
(x2.y3)2 = x2.2 . y3.2 = x4.y6
(am/an)p = amp/anp
(23/24)3 = 23.3/24.3 = 29/12

1
FUNGSI EKSPONEN
Fungsi eksponensial f dengan basis a adalah fungsi yang memetakan setiap bilangan real x
ke ax, dengan a > 0 dan a ≠ 1 dan dinotasikan dengan

di mana a > 0, a ≠ 1, dan x merupakan sebarang bilangan real.


Kita menganggap bahwa a ≠ 1 karena fungsi f(x) = 1x = 1 merupakan fungsi konstan. Berikut
ini beberapa contoh fungsi eksponensial:

Pada fungsi eksponen f(x) = ax, berlaku:


a. x disebut peubah dan daerah asal f(x) (domain) dari fungsi eksponen adalah
himpunan bo;angan real.
b. a disebut bilangan pokok fungsi dengan syarat a > 0 dan a ≠ 1. Dengan demikian
berlaku 0 < a < 1 atau a > 1.
Fungsi eksponen pada umumnya dibentuk dengan menggunakan bilangan pokok e, yaitu
konstanta Napier (e = 2,71828 …) atau y = ex.

GRAFIK FUNGSI EKSPONENSIAL


Pertama, kita akan menggambar grafik fungsi eksponensial dengan melakukan plot titik-titik.
Kita nanti akan melihat bahwa grafik dari fungsi semacam ini memiliki bentuk yang mudah
dikenali.
Contoh: Grafik Fungsi Eksponensial
Gambarlah grafik masing-masing fungsi berikut.
1. f(x) = 2x
2. g(x) = (1/2)x
Pembahasan Tabel berikut mendaftar x mulai dari –3 sampai 3 dan nilai fungsi-fungsi f dan
g yang bersesuaian dengan nilai x tersebut.

Berikut ini grafik dari fungsi-fungsi f dan g pada satu bidang koordinat.
2
Perhatikan bahwa

sehingga kita dapat menggambar grafik fungsi g dengan mencerminkan grafik fungsi f
terhadap sumbu-y.
Gambar 2 menunjukkan grafik dari keluarga fungsi-fungsi eksponensial f(x) = ax untuk
beberapa nilai basis a. Semua grafik ini melewati titik (0, 1) karena a0 = 1 untuk a ≠ 0. Kita
dapat melihat dari Gambar 2 bahwa terdapat dua jenis fungsi eksponensial: Jika 0 < a < 1,
fungsi eksponensial tersebut akan turun. Jika a > 1, fungsi tersebut akan naik.

3
Sumbu-x merupakan asimtot fungsi eksponensial f(x) = ax. Hal ini dikarenakan jika a > 1, kita
mendapatkan ax akan mendekati nol ketika x mendekati –∞, dan jika 0 < a < 1, kita
mendapatkan ax akan mendekati 0 ketika x mendekati ∞. Selain itu, ax > 0 untuk setiap x
bilangan real, sehingga fungsi f(x) = ax memiliki domain bilangan real dan range (0, ∞).
Pengamatan ini dapat kita rangkum seperti berikut.
Grafik Fungsi Eksponensial
Fungsi eksponensial

memiliki domain bilangan real dan range (0, ∞). Garis y = 0 (sumbu-x) merupakan asimtot
horizontal dari f. Grafik f berbentuk salah satu dari grafik-grafik pada Gambar 3 berikut ini.

4
Contoh: Mengidentifikasi Grafik Fungsi Eksponensial
Tentukan fungsi eksponensial f(x) = ax yang grafiknya diberikan oleh Gambar 4(a) dan 4(b)
berikut.

Pembahasan Pada Gambar 4(a), kita dapat melihat bahwa f(2) = a² = 25. Sehingga kita
mendapatkan a = 5. Jadi, fungsi eksponensial untuk Gambar 4(a) adalah f(x) = 5x.
Selanjutnya, pada Gambar 4(b) kita dapat melihat bahwa f(3) = a3 = 1/8. Sehingga a = ½.
Oleh karena itu, fungsi yang memiliki grafik seperti pada Gambar 4(b) adalah f(x) = (1/2)x.

5
Apabila kita perhatikan, grafik fungsi-fungsi eksponensial selalu naik atau selalu turun. Oleh
karena itu, grafik ini memenuhi Uji Garis Horizontal. Yaitu, grafik fungsi eksponensial ini
berpotongan dengan sebarang garis horizontal maksimal di satu titik. Sehingga fungsi
eksponensial merupakan fungsi satu-satu.

PERSAMAAN EKSPONEN
Persamaan eksponen yaitu sebuah persamaan yang eksponennya juga mengandung
peubah x dan tidak menutup kemungkinan bilangan pokoknya juga mengandung peubah x.
Sifat-Sifat Persamaan Eksponen Berdasarkan Pangkatnya
Sifat-sifat persamaan eksponen sederhana banyak sifatnya, berikut ini sifat-sifat persamaan
eksponen berdasarkan pangkatnya adalah :
1. Pangkat Bulat Positif (m dan n bulat positif )
 am. an = am+n
 am/an = am-n
 (am)n = am.n
 (ab)m = am. bm
 (a/b)m = am/bm
2. Pangkat Nol
 a0 = 1, dengan syarat a ≠ 0
3. Pangkat Bulat Negatif ( n positif )
 a-n = 1/an , atau 1/a-n = an
4. Pangkat Bilangan Pecahan
 a1/n = n√a
 am/n = n√am = ( n√a)m
Jenis – Jenis Persamaan Eksponen
1. Persamaan eksponen berbentuk ap = aq
Jika a > 0 ; a ≠ 1 dan ap = aq maka p = q
Contoh :
Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan
 23x-2 = 128
Jawab :
 23x-2 = 128
23x-2 = 27
3x – 2 = 7

6
3x = 9
x=3
2. Persamaan eksponen berbentuk af(x) = bf(x)
Jika af(x) = bf(x) maka f(x) = 0
dengan (a > 0 ; b > 0 ; a ≠ 1; b ≠ 1)
Contoh :
 Carilah semua x yang memenuhi 25.52x-5 = 32x-3
Jawab :
 25.52x-5 = 32x-3
52.52x-5 = 32x-3
52x-5+2 = 32x-3
52x – 3 = 32x-3
2x – 3 = 0
2x = 3
x = 3/2
3. Persamaan eksponen berbentuk (h(x))f(x) = (h(x))g(x)
 Jika h(x) = 0, maka haruslah f(x) > 0 dan g(x) > 0 karena nol berpangkat nol atau
berpangkat negatif tidak didefinisikan.
 Jika h(x) ≠ 0 maka (h(x))g(x) ≠ 0. Maka kita dapat juga membagi kedua ruas dengan
(h(x))g(x) sehingga menjadi:
(h(x))f(x) : (h(x))g(x) = (h(x))g(x) : (h(x))g(x)
(h(x))f(x) – g(x) = 1
 Jika h(x) = 1 maka f(x) dan g(x) tidak juuga memberikan syarat apapun sebab satu
berpangkat sembarang itu bilangan terdefinisi dan hasilnya satu.
 Jika h(x) = -1 maka f(x) – g(x) haruslah genap sebab -1 berpangkat ganjil hasilnya
bukan satu. f(x) – g(x) genap sama artinya dengan f(x) dan g(x) keduanya genap
atau keduanya ganjil
Jika h(x) ≠ 1 maka haruslah f(x) = g(x)
Penyelesaian persamaan tersebut (h(x))f(x) = (h(x))g(x) adalah semua x yang sudah
memenuhi persamaan:
h(x) = 0 dengan syarat f(x) > 0 dan g(x) > 0
h(x) = 1
h(x) = -1 dengan syarat f(x) dan g(x) keduanya ganjil atau keduanya genap
h(x) ≠ 0 : h(x) ≠ 1 dan f(x) = g(x)
Contoh :
 Tentukan himpunan penyelesaian dari (x – 5)x2 – 4 = (x – 5)2 – x)

7
Jawab :
 h(x) = 0 ⟺ x – 5 = 0 ⟺ x = 5
Syarat x2 – 4 > 0 dan 2 – x > 0
Substitusikan x – 5
52 – 4 > 0 dan 2 – 5 > 0 (tidak memenuhi)
Ini berarti x = 5 bukan himpunan penyelesaian.
 h(x) = 1 ⟺ x – 5 = 1 ⟺ x = 6
Tidak memerlukan syarat sehingga x = 6 merupakan himpunan penyelesaian.
 h(x) = -1 ⟺ x – 5 = -1 ⟺ x = 4
Substitusikan x = 4 pada f(x) dan g(x)
42 – 4 = genap dan 2 – 4 = genap
Karena keduanya genap maka x – 4 merupakan himpunan penyelesaian.
 f(x) = g(x) ⟺ x2 – 4 = 2 – x
⟺ x2 + x – 6 = 0
⟺ (x + 3)(x – 2) = 0
⟺ x = -3 atau x = 2
Setelah itu disubstitusikan x = -3 atau x = 2 ke dalam h(x) diperoleh h(x) ≠ 0 : h(x) ≠ 1
Ini berarti x = -3 atau x = 2 merupakan himpunan penyelesaian.
Jadi, himpunan penyelesaian persamaan di atas adalah = {-3, 2, 4, 6}

PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN
Pertidaksamaan eksponen adalah pertidaksamaan yang eksponennya mengandung
variabel.
Tanda pertidaksamaan yang sering dipakai meliputi >, <, > atau <.
1. Untuk a > 1, fungsi f(x) = ax merupakan fungsi naik. Artinya, untuk setiap x1, x2 Ɛ R
berlaku x1 < x2 jika dan hanya jika f(x1) < f(x2).
2. Untuk 0 < a < 1, fungsi f(x) = ax merupakan fungsi turun. Artinya, untuk setiap x1, x2 Ɛ
R berlaku x1 < x2 jika dan hanya jika f(x1) > f(x2).
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan berikut:
√62𝑥−1 ≤ 36𝑥−4
Jawab:

8
√62𝑥−1 ≤ 36𝑥−4
2𝑥−1
6 2 ≤ 62(𝑥−4)
2𝑥 − 1
≤ 2(𝑥 − 4)
2
2𝑥 − 1 ≤ 4𝑥 − 16
2𝑥 ≥ 15
1
𝑥 ≥7
2

APLIKASI FUNGSI EKSPONEN


Salah satu contoh pertambahan eksponensial yang paling familiar adalah bunga majemuk.
Rumus untuk bunga majemuk dalam n kali pemberian bunga tiap tahunnya adalah

Dalam rumus ini, A merupakan saldo, P adalah tabungan awal, r adalah bunga per tahun
(dalam bentuk desimal), n adalah banyaknya waktu tiap tahunnya ketika bunga diberikan,
dan t adalah waktu dalam tahun. Dengan menggunakan fungsi eksponensial, kita dapat
membuat rumus ini dan menunjukkan bagaimana rumus ini akan bertambah secara terus
menerus.
Misalkan kita menabung dengan tabungan awal P pada bunga r per tahun, dan bunga
diberikan satu kali dalam satu tahun. Jika bunga tersebut ditambahkan pada tabungan awal
pada akhir tahun, maka tabungan kita menjadi

Pola perkalian tabungan sebelumnya dengan 1 + r akan terus berulang pada tahun-tahun
yang berurutan, seperti berikut.

9
Untuk mengakomodasi pemberian bunga yang lebih sering (tiap triwulan, bulanan, atau
harian), misalkan n adalah banyaknya pemberian bunga per tahun dan misalkan t adalah
banyaknya tahun. Maka bunga tiap pemberian bunga tersebut adalah r/n dan saldo setelah
t tahun adalah

Jika kita membiarkan bilangan pemajemukan bunga n bertambah tanpa batas, proses ini kita
sebut sebagai pemajemukan kontinu. Dalam rumus yang memuat n, kita misalkan m = n/r.
Hal ini akan menghasilkan

Selanjutnya kita selidiki nilai (1 + 1/m)m ketika m bertambah tanpa batas dengan
menggunakan tabel berikut.

Jika m bertambah tanpa batas (yaitu ketika m mendekati ∞), tabel di atas menunjukkan
bahwa [1 + (1/m)]m mendekati bilangan natural e. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa
rumus untuk pemajemukan kontinu adalah

10
Rumus Bunga Majemuk
Setelah t tahun, saldo A dalam suatu akun dengan tabungan awal P dan bunga tahunan r
(dalam bentuk desimal) diberikan oleh rumus-rumus berikut.
1. Untuk n kali pemajemukan bunga per tahunnya:

2. Untuk pemajemukan kontinu:

Contoh: Bunga Majemuk


Misalkan kita menabung di suatu bank sebesar Rp 120.000.000,00 dengan bunga 3% per
tahun. Tentukan besarnya saldo kita setelah 5 tahun dengan pemajemukan bunga
1. Tiap triwulan.
2. Tiap bulan.
3. Kontinu.
Pembahasan
1. Untuk pemajemukan bunga tiap triwulan, kita mendapatkan n = 12/3 = 4. Sehingga,
dalam 5 tahun pada bunga 3%, saldo kita adalah:

Jadi, saldo akhir kita adalah Rp 139.342.097,08.


2. Untuk pemajemukan bunga tiap bulan, kita memperoleh

Jadi, saldo kita setelah 5 tahun pada bunga 3% adalah Rp 139.394.013,79.


3. Untuk pemajemukan kontinu, kita mendapatkan

11
Jadi, saldo kita setelah 5 tahun pada bunga 3% per tahun adalah Rp 139.420.109,13

Contoh: Peluruhan Radioaktif


Pada tahun 1986, sebuah kecelakaan reaktor nuklir terjadi di Chernobyl. Ledakan yang
terjadi menyebarkan bahan kimia beracun tinggi, seperti plutonium (239Pu), ke daerah
dengan luas ratusan lebih kilometer persegi, dan pemerintah mengevakuasi kota tersebut
dan daerah di sekitarnya. Untuk melihat mengapa kota ini sekarang masih tidak
berpenghuni, perhatikan model

yang merepresentasikan banyaknya plutonium yang masih tersisa (dari jumlah awal 10 kg)
setelah t tahun. Sketsalah grafik fungsi ini pada selang mulai dari t = 0 sampai t = 100.000, di
mana t = 0 merepresentasikan tahun 1986. Berapa banyak 10 kg plutonium yang akan tersisa
pada tahun 2017? Berapa banyak 10 kg plutonium yang tersisa setelah 100.000 tahun?

Pembahasan Grafik fungsi ini dapat ditunjukkan oleh Gambar 10.

12
Dari grafik tersebut, kita dapat melihat bahwa plutonium tersebut tersisa setengah kali
jumlah awal setelah sekitar 24.100 tahun. Setelah 24.100 tahun selanjutnya, akan tersisa
seperempat dari jumlah awal, dan seterusnya. Pada tahun 2017 (t = 31), masih akan terdapat

kg plutonium yang tersisa. Setelah 100.000 tahun, masih akan ada

kg plutonium yang tersisa.

13

Anda mungkin juga menyukai