Full PDF
Full PDF
(Suatu Studi Kasus Pada Tiga Siswa Kelas X SMA N 2 Bener, Tegalrejo Yogyakarta)
SKRIPSI
YOGYAKARTA
2007
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
(Suatu Studi Kasus Pada Tiga Siswa Kelas X SMA N 2 Bener, Tegalrejo Yogyakarta)
Oleh:
Rosa Delima Indriastuti
NIM. 031424001
Pembimbing Tanggal………………...
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
T u H a n ‐ k u …
Bicaralah padaku bila aku kesepian …
Bisikkan dukungan – Mu …
Bila aku dirundung KeCeMaSaN
Dengarkanlah suaraku bila aku jatuh
Sudilah menjadi bagiku …
“Penghibur dalam PerjalanaN”
Tempat bernaung diwaktu panas
Tempat berteduh dikala “ H u J a N ”
Tongkat penuntun dalam kelelahan
dan penolong dalam “B a H a y A “
S e M o g A …
Aku berhasil mencapai tujuaN – ku
Sekarang dan juga nanti
Pada akhir H I D u P – k u.
(doa para peziarah dalam perjalanan menuju Santiago de Compostela)
Sebagai ungkapan Syukur
Kupersembahkan karya ini bagi:
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
Penulis,
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Misconceptions are a troubling issue for teachers and students in high school science.
This is especially true in physics due to its often abstract nature. For example,
studying everythings about gases, included Boyle’s Law for gases inside. The
purpose of this study was to understand the level of student understanding’s about
Boyle’s Law for gases. The understanding developed based on students response to
the amount of task relating to Boyle’s Law. The research was also aimed at reveal
whether there was misconceptions among students relating to Boyle’s Law.
Participants of this study was students of middle class XI science stream state of high
school, Sentolo I, Yogyakarta.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kebesaran kasih dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
bimbingan, kesempatan, sarana, fasilitas, dan dukungan spiritual yang telah diberikan
oleh berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bpk Drs. Domi Severinus, M. Si. selaku Dosen Pembimbing, yang dengan
khususnya Bpk Sunarjo dan Bpk Aloysius Sugeng yang telah mengabdikan
3. Bpk Drs. Winarso, selaku Guru Mata Pelajaran Fisika Kelas X SMA Negeri
4. Bapakku Vincentius Idrus & Ibuku Lucia Sri Lestari, atas doa, dana, nasihat
dan dukungan yang tiada henti-hentinya. Terima kasih banyak, ”Maafkan aku
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
setiap waktuku, namamu selalu ada dalam hatiku. Terima Kasih telah
6. Kakakku Ignatius Bayu Sudibyo dan adikku Emilda Oktaviani atas perhatian,
namun bersih, tenang, damai dan indah sambil diiringi gitar. Kapan lagi
ya???
7. Teman-temanku: Mb. Nina, Joe, Lucy, dan semua teman angkatan 2003 atas
tantangan, saling memotivasi satu sama lain. Untuk semua itu, meskipun
Karya ini masih jauh dari sempurna. Menyadari hal itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan karya
ini. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi dunia pendidikan, khususnya
pendidikan sains.
Penulis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................. i
PENGESAHAN............................................................................................... iii
PERSEMBAHANAN...................................................................................... iv
ABSTRAK....................................................................................................... vi
ABSTRACT..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................... 1
E. Manfaat Penelitian............................................................................... 5
A. Pembelajaran Fisika............................................................................. 7
C. Konsep ................................................................................................. 14
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Miskonsepsi ......................................................................................... 24
G. Wawancara........................................................................................... 30
1. Kegiatan Penelitian......................................................................... 34
2. Pelaksanaan Pembelajaran.............................................................. 36
G. Analisa Data......................................................................................... 40
1. Pre-test .......................................................................................... 41
2. Post-test.......................................................................................... 42
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN..................................................................................................... 108
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Meskipun materi ini telah dipelajari dalam pembelajaran sains (fisika) di kelas
yang keliru tentang terjadinya musim di Bumi. Misalnya ia yakin bahwa musim
disebabkan oleh kedekatan bumi pada matahari, musim dingin akan terjadi bila
bumi berada paling dekat dengan matahari dan musim panas akan terjadi bila
bumi terletak paling jauh dari matahari. Untuk fase bulan ia menjelaskan bahwa
kelas memiliki konsepsi yang keliru tentang meteri yang telah diajarkan, konsepsi
tersebut tidak cocok dengan penjelasan ilmiah. Konsep yang mereka bangun
dalam proses pembelajaran ternyata tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau
pengertian yang diterima oleh pakar dalam bidang fisika. Bila hal ini yang terjadi
tentu saja tujuan belajar, yakni memahami dan mengerti apa yang dipelajari
tidaklah tercapai.
adalah proses adaptasi intelektual dimana pengalaman dan ide baru diinteraksikan
dengan apa yang sudah diketahui untuk membentuk struktur atau pengertian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
baru. Jika dalam pembelajaran siswa tidak mengerti dengan benar tentang materi
yang diberikan, ini berarti siswa memiliki jaringan konsep yang salah. Jaringan
konsep yang salah ini selanjutnya akan ia gunakan untuk membentuk struktur atau
pengertian baru yang salah pula. Dalam hal ini bagaimanapun konsepsi siswa
yang keliru sangat menghambat pembelajaran. Oleh karena itu siswa yang
Menurut Posner dkk sebagaimana dikutip oleh Suparno (2000:16) ada dua macam
konsep yang dimiliki masih sesuai dengan pengalaman baru yang dijumpainya.
atau fenomena yang sedang dihadapi. Dalam proses ini siswa akan mengubah
yang diperlukan agar siswa mengalami perubahan konsep yaitu, 1) siswa harus
menjadi tidak puas dengan konsep-konsep mereka saat itu, 2) konsep yang baru
harus dapat dimengerti atau dipahami, 3) konsep yang baru harus masuk akal dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Kopnicek:2005). Dengan kondisi inilah akan terjadi proses akomodasi. Salah satu
metode yang dapat digunakan untuk mengalami perubahan konsep adalah dengan
anomali adalah pristiwa yang bertentangan dengan pemikiran atau gagasan siswa.
Dalam metode ini siswa dirangsang untuk terlibat secara aktif dalam meramalkan,
mereka yang dituangkan dalam LKS. Guru hanya bertugas dalam mengarahkan
dan ilmiah.
mengungkapkan gagasan atau ide atau prapersepsi siswa tentang konsep yang
ketiga menciptakan konflik antara konsep dan prakonsepsi, dan – Fase keempat,
konsep yang ada, sehingga dapat diterima dalam diri siswa dan pada akhirnya
bagaimana konsep awal siswa dan pembentukan konsep siswa melalui akomodasi
dijelaskan di atas. Selain itu peneliti juga mengkaji bagaimana proses berpikir
konsep-konsep baru yang sesuai dengan gagasan para ahli. Untuk itu, maka
penelitian ini diberi judul “Pembentukan Konsep Siswa Tentang Hukum Ohm,
Terbimbing”. (Suatu Studi Kasus Pada Tiga Siswa Kelas I SMA N 2 Bener,
Tegalrejo Yogyakarta)”.
B. Perumusan Masalah
1) Bagaimana konsep awal siswa tentang Hukum Ohm, Hambatan Kawat, dan
terbimbing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
C. Tujuan Penelitian
bertujuan untuk :
eksperimen terbimbing.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
pembelajaran.
bagi mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
BAB II
DASAR TEORI
A. Pembelajaran Fisika
Fisika atau sains dapat dipandang sebagai kesatuan dari proses, sikap
aktivitas itu terjadi karena adanya tahap-tahap aktivitas yang sistematis dan
pengetahuan. Siswa dikatakan telah belajar fisika apabila teori fisika dan konsep
fisika yang disajikan menjadi bagian dari struktur kognitif siswa. Kaum
apa yang dipelajari, mencari kejelasan mengenai apa yang dipelajarinya, bersikap
kritis dan mengadakan justifikasi. Jadi mengajar dalam pembelajaran fisika adalah
guru, siswa juga harus diberikan kesempatan untuk bersentuhan langsung dengan
obyek yang akan atau sedang dipelajarinya. Hal ini disebabkan karena bidang
telaah dalam fisika adalah semesta alam. Sehingga dalam pembelajaran fisika
fenomena yang terjadi didalamnya. Karena itu, interaksi antara siswa dengan
pembelajaran fisika kedudukan siswa adalah sebagai subjek belajar yang artinya
dalam setiap proses kegiatan pembelajaran fisika, siswa harus berperan aktif.
bukan semata-mata bergantung pada apa yang disajikan oleh guru, melainkan
sangat dipengaruhi oleh hasil interaksi antara berbagai informasi yang seharusnya
Hasil pembelajaran fisika tidak cukup dengan hanya mengingat apa yang
konsep melalui kegiatan dalam belajarnya. Siswa perlu dilatih untuk berprilaku
seorang ilmuwan yang dapat diterapkan pada siswa antara lain adalah seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
Perilaku yang tidak kalah penting adalah rasa ingin tahu yang sangat besar. Hal
lain yang menjadi aspek pokok dalam pembelajaran fisika adalah siswa menyadari
kehidupan mereka (Rohandi, 1998:121). Apabila hal itu diterapkan pada siswa,
mengecewakan.
dengan lancar. Agar peran guru dapat berfungsi secara optimal maka guru dituntut
untuk menguasai materi atau bahan yang diajarkan secara luas dan mendalam
sehingga peran mediator dan fasilitator adalah sebagai berikut (Suparno, 1997:66)
dan pengalaman yang paling mendukung proses belajar siswa. Guru harus
secara optimal, maka diharapkan seorang guru menguasai beberapa hal berikut
(Suparno, 1997:68-71)
a. Menguasai Materi
guru menerima pandangan dan gagasan yang berbeda-beda dari siswa dan
hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi siswa. Driver dan Oldham
atau poster.
3) Restrukturisasi ide. Dalam hal ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan:
a) Klasifikasi ide yang dikontraskan dengan ide-ide orang lain atau teman
b) Membangun ide baru. Ini terjadi bila dalam diskusi ide siswa bertentangan
dengan ide siswa yang lain atau ide siswa tidak dapat menjawab
baiknya bila gagasan yang baru dibentuk diuji dengan suatu percobaan
4) Pengunaan ide dalam banyak situasi. Ide atau pengetahuan yang telah
dihadapi. Hal ini akan membuat pengetahuan siswa lebih lengkap dan bahkan
5) Mengkaji ulang bagaimana ide itu berubah. Dapat terjadi dalam aplikasi
perubahan konsep pada siswa yang sedang belajar. Sehingga selain sebagai
mediator dan fasilitator dalam kegiatan pembelajaran fisika, seorang guru fisika
Suparno, 2005:118).
a. Sadar akan gagasan dan pengertian siswa berkaitan dengan bahan yang
dipelajari.
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Bantuan yang diberikan guru sebagai
pengetahuannya sendiri.
telah dimiliki (siswa mengalami perubahan konsep). Pada tahap ini siswa
baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dalam pikiran mereka (Betterncourt,
1989; Shymansky, 1992; Watt dan Pope dalam Suparno, 1997:62). Jika
konsep-konsep yang baru yang lebih luas dengan memperinci berbagai variabel
yang mempengaruhi atau mungkin konsep lama yang telah dimiliki tidak dapat
lagi digunakan untuk menjelaskan pengalaman baru yang dihadapi, untuk itu ia
membantu siswa dalam proses perubahan konsep baik yang memperluas konsep
C. Konsep
Dalam proses pembelajaran fisika guru dan siswa selalu menghadapi dan
berhubungan dengan sejumlah konsep sesuai dengan pokok bahasan yang sedang
objek (benda), gejala, situasi (kondisi), sifat-sifat, dan atribut dari suatu obyek
(Euwe Van den Berg, 1991:8). Konsep sebagai gambaran mental terbentuk
sebagai hasil aktivitas manusia baik mental maupun fisik. Konsep sendiri
merupakan hasil akhir dari persepsi. Untuk membedakan konsep yang satu dengan
konsep yang lain maka konsep itu harus menggunakan hakekat atau ciri yang
mengungkapkan anggota-anggotanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
berhadapan dengan konsep fisis, baik itu konsep konkrit maupun konsep proses.
konkrit adalah konsep yang mengacu pada obyek seperti benda-benda, besaran-
besaran atau atribut dari besaran misalnya batu baterai, gaya, tegangan, tekanan
dan sebagainya. Sedangkan konsep proses adalah konsep yang mengacu pada
panas dan sebagainya. Selain itu dalam pembelajaran fisika kita juga menjumpai
konsep seperti konsep medan magnet, kuat medan magnet, momen putar dan
beberapa dimensi atau sudut padang kita terhadap objek tersebut. Menurut Favell
a. Atribut. Setiap konsep memiliki atribut yang berbeda-beda baik ditinjau dari
b. Struktur yaitu cara bagaimana atribut tersebut saling terkait. Ada tiga macam
struktur yaitu (1) struktur konjuktif yaitu konsep dimana terdapat dua atau
lebih sifat sehingga dapat memenuhi syarat sebagai contoh konsep, seperti
percepatan adalah perubahan kecepatan tiap selang waktu. Dua atribut yaitu
perubahan kecepatan dan selang waktu harus ada agar memenuhi konsep
percepatan, (2) struktur disjunktif, yaitu konsep dimana satu dari dua atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
lebih sifat harus ada, (3) struktur relasional manyatakan hubungan tertentu
c. Keabstrakan. Ada konsep yang begitu konkrit dan abstrak misalnya jarak,
elektron.
konsep.
Penjelasan yang kita berikan pada orang lain mengenai suatu konsep
dengan menunjuk salah satu atau lebih dari dimensi-dimensi yang dicakup oleh
konsep yang dimaksud akan memberikan gambaran pada orang tersebut mengenai
Konsep yang sudah dikuasai dengan benar, akan membantu siswa dalam
yang telah dikuasai siswa tidak tepat/salah, karena konsep awal siswa resisten
terhadap perubahan. Hal ini terjadi karena siswa percaya bahwa pengertian awal
mereka telah berjasa dalam memahami dunia ini. Maka dalam proses kegiatan
dan benar.
manusia baik mental maupun fisik; merupakan hasil akhir dari proses persepsi.
Persepsi adalah proses pemberian arti pada sederet informasi yang berhasil
ditangkap dan direkam indra. Arti yang ditangkap dari informasi itulah yang
yang berupa arti atau interpretasi dari informasi (rangsangan, stimulus) yang
jenis dan level konsep yang dibentuk serta peringkat perkembangan atau
Dua teori dasar pembentukan konsep adalah Teori Abstraksi dan Teori
Hipoteis (Neil Bolton, 1977 dalam Kartika budi, 1987). Menurut teori abstraksi
pristiwa-prisatiwa khusus dengan mencari ciri-ciri esensial yang ada pada setiap
contoh dan mengabaikan hal-hal lain yang kurang hakiki yang belum tentu ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
pada setiap contoh sebagai contoh konsep meja. Konsep kita tentang meja tidak
memuat jumlah kaki, bentuk, tinggi, lebar. Bila kita dihadapi meja dengan
berbagai macam bentuk serta ukuran dan jumlah kaki yang berbeda-beda kita
tetap mengatakan meja karena kita telah menangkap hakekat dari meja dan kita
tahu bahwa bentuk, ukuran dan banyaknya kaki bukanlah ciri esensial. Proses
berpikir seperti itu yaitu yang dimulai dari contoh-contoh khusus kemudian
sampai pada kesimpulan umum, kita kenal sebagai cara berpikir induktif.
memenuhi atau cocok dengan konsep itu, atau mencoba menggunakan konsep itu
konsep yang benar bila ada peristiwa atau contoh-contoh yang memenuhi, atau
dapat dipakai untuk menjelaskan peristiwa alam. Makin banyak contoh yang
alam, konsep itu akan diterima keberadaannya. Konsep hipotesis ini muncul
secara hipotesis menggunakan cara berfikir deduktif yaitu dari umum ke khusus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
kemampuan untuk memahami hal yang dipelajari. Guru sebagai mediator dan
Aspek ini merupakan aspek yang menonjol atau aspek yang paling ditonjolkan.
antara lain (1) dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi
bersangkutan kepada orang lain, (3) dapat menganalisis hubungan atntara konsep
dalam suatu hukum, (4) dapat menerapkan konsep untuk (a) menganalisis dan
kemungkinan yang bakal terjadi pada suatu sistem bila kondisi tertentu dipenuhi,
(5) dapatmempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat, (6) dapat
membedakan konsep yang satu dengan konsep lain yang saling berkaitan, (7)dapat
membedakan konsepsi yang benar dan konsepsi yang salah. Berdasarkan kriteria
bertambahnya konsep yang diketahui dan dipahami, dan sekaligus semakin tepat
konsep fisika dimengerti oleh siswa, maka mereka benar-benar menguasai bidang
fisika.
Siswa setiap kali membangun konsep baru melalui proses asimilasi dan
akomodasi skema mereka. Skema dapat dipikirkan sebagai konsep atau kategori.
kontak dengan pengalaman baru, skema dapat dikembangkan dan diubah, yaitu
dengan asimilasi dan akomodasi. Sedangkan dalam penelitian ini lebih ditekankan
konsep (baik itu proses asimilasi maupun proses akomodasi) dapat terjadi yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
konsep mereka jika mereka percaya bahwa konsep yang telah mereka miliki
c. Konsep yang baru harus masuk akal, yaitu mempunyai kemampuan untuk
dan konsisten dengan teori dan pengetahuan lain atau dengan pengalaman
lama.
d. Konsep baru harus beguna, berguna untuk riset dan punya kemampuan
perubahan konsep dan perubahan konsep itu terjadi secara cepat dan efisien.
mantap dan berdaya guna. Di bawah ini diuraikan secara singkat dua perubahan
konsep dalam pembelajaran fisika, yaitu proses perluasan konsep dan proses
Proses yang pertama adalah proses memperluas konsep yang sudah ada.
bab demi bab dari suatu bahan fisika sesuai dengan kurikulum yang direncanakan,
semua itu adalah proses untuk mengembangkan konsep fisika siswa. Beberapa
cara membantu siswa menambah konsep atau pengetahuan mereka tentang bahan
dilakukan antara lain guru menjelaskan konsep yang baru sesuai dengan
- Siswa diberi bahan baru dan diajak untuk mempelajari sendiri bahan itu
guru.
konsep yang salah. Untuk proses ini tidak cukup guru menambah bahan fisika
dalam pembelajaran, tetapi harus memiliki strategi yang tepat untuk membetulkan
miskonsepsi yang dialami siswa. Siswa disadarkan bahwa konsep awal mereka itu
tidak tepat dengan situasi yang ada. Cara penyadaran dapat dengan menyediakan
data anomali. Siswa juga diajak untuk menjelaskan masalah baru dengan konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
mengubah konsepnya.
seorang guru dalam mengajarkan perubahan konsep harus memperhatikan dua hal
pokok yaitu:
Perubahan konsep hanya mungkin terjadi bila siswa sadar akan konsep awal
mereka, entah benar entah tidak. Dari konsep awal itulah dapat dilihat di mana
miskonsepsi mereka dengan segala alasannya. Maka dalam hal ini diperlukan
Dalam langkah ini guru mencari beberapa teknik yang sesuai untuk
menantang agar siswa mengubah gagasan mereka yang tidak benar. Untuk dapat
a. Pengetahuan awal atau konsep yang telah ada dalam diri siswa
D. Miskonsepsi
Siswa sewaktu memasuki kelas untuk belajar fisika tidak dengan kepala
dengan fisika (Euwe Van Den Berg, 1991:1). Misalnya, sebelum siswa mengikuti
mekanika (gerak, gaya, benda yang jatuh bebas dan sebagainya). Dengan
konsep fisika. Menurut Euwa Van Den Berg (1991:10) konsepsi adalah penafsiran
bisa jadi berbeda dengan konsepsi para fisikawan. Misalnya, inti konsep massa
jenis adalah bahwa utnuk jenis bahan tertentu hasil bagi antara massa dan volume
selalu tetap dan bahwa tetapan itu berbeda untuk setiap unsur/senyawa/campuran,
maka unsur/senyawa dapat dikenal dari massa jenisnya. Tetapi banyak siswa
mempunyai konsep berbeda, maka cenderung berpikir bahwa jika jumlah zat
(massanya) ditambah, maka massa jenisnya juga bertambah. Konsepsi siswa yang
tidak sesuai dengan konsepsi para fisikawan disebut miskonsepsi atau salah
konsepsi.
yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para
pakar dalam bidang itu. Bentuknya dapat berupa konsep awal, kesalahan,
sebagai suatu konsep yang tidak sama bahkan bertentangan dengan konsepsi yang
dibangun oleh para ilmuan yang diterima sebagai konsepsi yang benar.
mengakibatkan salah pada konsepsi yang lain. Misalnya, gaya dipandang sebagai
tarikan atau dorongan mempunyai makna berbeda dengan “gaya adalah yang
dapat menghasilkan salah konsepsi pada konsep yang lain, misalnya gaya selalu
peristiwa tumbukan berakhir, pada benda tetap dianggap masih mengalami gaya
hasil interaksi, gaya ada saat ada interaksi, dan gaya tak lagi ada setelah interaksi
berakhir”.
seorang guru memberikan pengalaman belajar yang menantang konsep awal siswa
yang kurang tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan percobaan, karena percobaan
dapat menantang intuisi siswa apakah benar atau tidak. Dengan mengalami dan
lebih benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
ilmuwan yang bertujuan untuk membuktikan pemikiran mereka. Bisa terjadi pada
eksperimen bebas ini para ilmuwan tidak dapat membuktikan pemikiran mereka
tetapi justru memperoleh pengetahuan baru, yang pada mulanya tidak mereka
duga sama sekali. Eksperimen bebas ini tidak biasa dilakukan oleh para siswa
dalam pembelajaran.
melakukan percobaan peralatan sains dengan bimbingan seorang guru. Dalam hal
ini seorang guru selain bertugas membimbing siswa dalam melakukan setiap
lanjut, dan membantu siswa mencapai kesimpulan atas dasar bukti yang mendasar
(Wenning, 2005:5)
Metode ini lebih cocok untuk sains karena ilmu pengetahuan alam adalah ilmu
yang eksperimental, artinya kebenaran teori IPA selalu diuji dengan percobaan
(Euwe Van den Berg, 1991:1). Metode eksperimen terbimbing berfungsi sebagai
berbuat atau melakukan sesuatu, sehingga aktivitas siswa lebih banyak pada
(1) Siswa secara aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi, atau data yang
ilmiah.
(1) Memerlukan peralatan, bahan dan/atau sarana eksperimen bagi setiap siswa
atau sekelompok siswa, hal ini perlu dipenuhi karena akan mengurangi
eksperimen.
eksperimen yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai dan media sebagai pendukung agar siswa sungguh terlibat aktif.
dirancang oleh peneliti agar siswa mencapai kompetensi yang diharapkan sebagai
menginformasikan apa saja yang perlu dilakukan, diamati dan dicatat selama
dapatkan. Dalam penelitian ini selain menggunakan Lembar Kerja Siswa, peneliti
kegiatan yang releven dalam membangun kompetensi (Fika: 2005). Lembar kerja
siswa merupakan rancangan kegiatan yang khusus dibuat untuk siswa, agar dapat
digunakan oleh siswa pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Selain itu
lembar kerja siswa juga merupakan sarana dalam pembelajaran fisika yang dapat
digunakan sebagai media dalam tugas kokurikuler. Lembar kerja siswa pada
komponen.
(1) kompetensi dasar, (2) materi pokok, (3) sub materi pokok, (4) indikator hasil
Petunjuk dibagi menjadi dua bagian yaitu petunjuk umum dan petunjuk
khusus. Petunjuk berisikan hal-hal yang harus dilakukan oleh siswa dalam
memuat sub pokok bahasan yang akan diajarkan lengkap dengan tujuan yang
harus dicapai oleh siswa, langkah-langkah percobaan, dasar teori atau materi awal
yang harus dipelajari oleh siswa, soal-soal latijan, penarikan kesimpulan oleh
Dalam penyusunan lembar kerja siswa, bila tidak ada keharusan untuk
menggunakan format tertentu maka guru atau sekolah dapat menentukan sendiri
format dan isi lembar dari lembar kerja siswa tersebut. Yang terpenting dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
lembar kegiatan siswa tersebut bukan formatnya, melainkan fungsinya yaitu untuk
lebih membelajarkan siswa. Lembar kerja siswa yang paling baik adalah dapat
Kegiatan dalam lembar kegiatan siswa antara lain (1) membaca uraian atau
latihan-latihan, (5) mencatat data dari demonstrasi ke dalam tabel yang telah
disediakan, (6) melakukan eksperimen dan mencatat data dalam tabel yang telah
G. Wawancara
dapat diolah untuk memperoleh generalisasi atau hal-hal yang bersifat umum yang
diberikan oleh informan bersifat pribadi dan subyektif, tujuan bagi peneliti adalah
secara tajam, halus dan tepat, dan kemampuan untuk menangkap buah pikir orang
lain.
kenyataan, apa yang dipikirkan atau dirasakan orang tetang berbagai aspek.
Melalui tanya jawab kita dapat memasuki alam pikiran orang lain, sehingga kita
pertanyaan sebelumnya, guru atau bebas bertanya kepada siswa dan siswa dapat
dengan bebas menjawab. Ia boleh menanyakan apa saja yang dianggapnya perlu
dalam situasi wawancara itu. Lama interview juga tidak ditentukan dan diakhiri
tujuan wawancara.
sehingga responden secara spontan dapat mengeluarkan segala sesuatu yang ingin
lebih luas tentang masalah itu karena setiap responden benas meninjau berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
aspek menurut pendirian dan pikiran masing-masing dan dengan demikian dapat
dirumuskan sebelumnya dengan cermat, dan urutannya pun secara garis besar
Keuntungan dari wawancara terstruktur antara lain. (1) tujuan wawancara lebih
jelas dan terpusat pada hal-hal yang telah ditentukan lebih dahulu sehingga tidak
ada bahaya bahwa percakapan menyeleweng dan menyimpang dari tujuan. (2)
jawaban-jawaban mudah dicatat dan diberi kode, dan karena itu (3) data lebih
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian yang mendalami
suatu kasus pada satu orang atau kelompok tertentu. Hasil penelitian ini hanya
berlaku terbatas pada siswa-siswi yang diteliti saja. Kesimpulan yang diperoleh
diteliti.
pelaksanaan post-test pada tanggal 4 Mei 2007 dilakukan di SMA Negeri 2 Bener,
13, 20, dan 27 April 2007 dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar, lantai
C. Subjek Penelitian
Hambatan Kawat, Hukum Ohm, dan Rangkaian Seri Paralel. Dari ke 33 siswa
dipilih sebagai partisipan berjumlah tiga (3) siswa. Partisipan yang dipilih yaitu
siswa yang mengalami salah konsep atau siswa yang memiliki konsep yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
kurang lengkap mengenai Hambatan Kawat, Hukum Ohm, dan Rangkaian Seri
Paralel. Penelitian dibatasi hanya berlaku pada partisipan yang bersangkutan dan
D. Disain Penelitian
1. Kegiatan Penelitian
berikut:
Seri Paralel, hal ini bertujuan untuk membuka konsep awal siswa dan menguji
pemahaman siswa. Pertanyaan tersebut berupa soal esai dan harus dijawab
II. Partisipan yang mengalami salah konsep akan dibimbing untuk melakukan
masing percobaan. Prediksi yang dibuat harus diserta dengan penjelasan. Hal
ini bertujuan untuk mengungkapkan gagasan atau ide siswa tentang konsep
yang dipelajari.
Siswa.
VI. Peneliti mengajukan tes untuk menguji kembali pemahaman partisipan setelah
melakukan eksperimen. Tujuan dari tes ini adalah untuk melihat apakah
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Kerja Siswa.
siswa dapat melaksanakan eksperimen dan memperoleh data dengan lancar dan
terkontrol.
dalam LKS disertai juga dengan wawancara diagnosis, dan menarik kesimpulan.
siswa melalui post-test sebagai tes akhir untuk mengetahui pemahaman partisipan
setelah melakukan eksperimen. Tujuan dari tes ini adalah untuk melihat apakah
instrumen, yaitu pre-test , post-test, transkrip rekaman video, dan lembar kerja
E. Instrumen Penelitian
mengumpulkan data meliputi: test hasil belajar yang berupa pre-test, post-test, dan
penggunaan alat, masalah yang akan disajikan, serta lembar tugas yang diisi oleh
partisipan. Dengan Lembar Kerja Siswa peneliti bisa melihat prediksi serta alasan
atau gagasan yang dibuat partisipan, data atau hasil yang diperoleh pada waktu
dibagun oleh siswa setelah siswa mengalami pembelajaran. Jenis soal untuk pre-
test dan post-test adalah berupa soal-soal esai disertai dengan penjelasan.
pembelajaran. Dengan rekaman video ini peneliti juga dapat melihat secara visual
konseptual mengenai Hambatan Kawat, Hukum Ohm, dan Rangkaian Seri Paralel.
dibangun siswa diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan visual dimana
pertanyaan, analisis data, dan kesimpulan yang dikerjakan siswa melalui Lembar
Kerja Siswa, kemudian dilihat apakah konsep tersebut telah sesuai atau tidak,
kualitatif.
dan Rangkaian Seri Paralel dapat dianalisis melalui jawaban partisipan atas
dibangun oleh partisipan dilakukan juga dengan wawancara diagnosis. Hasil post-
test dianalisis secara kualitatif dan diberi pembahasan untuk tiap hasil jawaban
post-test.
G. Analisis Data
tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa, pemahaman siswa, dan
juga untuk mendeteksi ada tidaknya miskonsepsi yang dimiliki siswa tentang
Hambatan Kawat, Hukum Ohm, dan Rangkaian Seri Paralel. Soal tes berjumlah
18, masing-masing 2 soal untuk materi Rangkaian listrik sederhana, 3 soal untuk
Hukum Ohm, 4 soal untuk hambatan penghantar, 4 soal untuk Rangkaian seri, dan
akan menganalisis jawaban setiap soal dengan penjelasan yang diberikan. Dengan
analisis ini peneliti akan melihat bagaimana hubungan jawaban setiap soal dengan
konsep yang kurang lengkap. Dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil 3
konsep. Tiga siswa (partisipan) inilah yang selanjutnya akan dibimbing melalui
dalam test akhir ini merupakan modifikasi dari soal-soal pre-test. Jumlah soal
dalam test ini berjumlah 17, masing-masing 3 soal untuk Hukum Ohm, 4 soal
untuk hambatan penghantar, 5 soal untuk Rangkaian seri, dan 5 soal untuk
akan menganalisis jawaban dari setiap soal dengan penjelasan yang diberikan.
Dengan analisis ini peneliti akan melihat bagaimana hubungan jawaban setiap
apakah siswa tersebut telah memiliki pemahaman yang benar tentang hukum
Ohm, hambatan kawat, dan rangkaian seri paralel atau malah sebaliknya.
kesimpulan. Data tertulis tiap bagian-bagian tersebut akan dianalisis untuk melihat
terkendali maka peneliti menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang isinya
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Bab IV
Post-test (5) Analisis Hasil Penelitian. Sedangkan untuk hasil penelitian dan
pembahasannya meliputi (1) Hasil dan Pembahasan Data Pre-test (2) Hasil dan
Pembahasan Data Post-test (3) Hasil dan Pembahasan Data selama pembelajaran.
A. Pelaksanaan Penelitian
dimulai pada hari Rabu, 28 Maret 2007 dan berakhir hari Jumat, 4 Mei 2007
pukul 10.00 – 11.15 wib. Peneliti memilih SMA Negeri 2 sebagai tempat
yang dikeluarkan oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 2. Kurun waktu ini digunakan
oleh peneliti untuk mengetahui pemahaman siswa kelas X-II tentang Hukum
sebagai sarana untuk memilih tiga siswa dari tiga puluh tiga siswa kelas X-II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Ketiga siswa ini untuk selanjutnya dipilih sebagai partisipan dan akan dibimbing
1. Pelaksanaan Pre-test
Pre-test bertujuan untuk membuka konsep awal siswa, memilih 3 siswa sebagai
konsep Rangkain Seri dan 5 soal konsep Rangkaian Paralel. Soal-soal tersebut
meliputi arus listrik terjadi dalam rangkaian tertutup dan terdapat sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
nilai kuat arus dalam rangkaian listrik. Berikut tabel mengenai konsep arus listrik
Pertanyaan
Materi Konsep
Pre-test
pada nilai beda potensial (V) dan kuat arus (I) berubah-ubah nilai hambatan (R)
tetap, makin tinggi beda potensial (V) makin kuat kuat arusnya (I). Berikut tabel
mengenai konsep Hukum Ohm dan soal-soal pre-test mengenai Hukum Ohm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Pertanyaan
Materi Konsep
Pre-test
1. Untuk nilai beda 1. Didalam suatu rangkaian listrik, apabila sumber tegangan V diubah
potensial dan kuat arus dari 4 volt menjadi 6 volt, apakah hambatannya berubah? jika
yang berubah-ubah, berubah menjadi lebih besar atau lebih kecil?
nilai hambatan (R) 2. Apabila sumber tegangan dibuat tetap dan hambatan R diganti
tetap dengan hambatan yang nilainya lebih kecil, apakah: Arusnya
Hukum Ohm
hambatan kawat adalah hambatan kawat ditentukan oleh panjang kawat (ℓ), luas
penampang kawat (A), dan jenis kawat (ρ). Berikut tabel mengenai konsep
Pertanyaan
Materi Konsep
Pre-test
mengenai Rangkaian Seri Paralel, yaitu pada rangkaian seri hanya terdapat satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
jalan arus, besarnya arus listrik pada tiap bagian dalam rangkaian seri adalah
jumlah masing-masing tegangan beban penyusunnya, R1, R2, R3, ... ,Rn dapat
bila arus disalah satu cabang putus dicabang lain masih ada arus, jumlah kuat
arus yang menuju titik cabang sama dengan arus yang keluar dari titik cabang,
R1, R2, R3, ... ,Rn dapat diganti dengan sebuah beban dengan resistensi Rp yang
1 1 1 1 1
nilainya = + + + ... + . Berikut tabel mengenai konsep Rangkaian
R p R1 R2 R3 Rn
Pertanyaan
Materi Konsep
Pre-test
1. .Perhatikan rangkaian di bawah! Apa yang akan terjadi
pada lampu-lampu dalam rangkaian, jika salah satu lampu
dalam rangkaian dikeluarkan/dihilangkan? Jelaskan?
2. bila arus di salah satu cabang putus, 2. Bagaimana beda potensial pada lampu A, B, dan C
dicabang lain tetap ada arus. dibandingkan dengan beda potensial dititik PQ?
Rangkaian Paralel
2. Pemilihan Partisipan
Dari analisis jawaban pre-test, peneliti dapat memilih tiga siswa dari
tiga puluh tiga siswa kelas X-II sebagai partisipan. Peneliti menduga ketiga
partisipan ini mengalami miskonsepsi dan atau memiliki pemahaman yang kurang
tetapi berdasarkan analisis dari jawabannya. Jawaban dan alasan yang ditulis oleh
berbeda. Apabila jawaban siswa banyak menyimpang dari apa yang dimaksudkan
oleh para ilmuwan, maka peneliti menafsirkan bahwa siswa tersebut mengalami
dan 14. dapat menjawab dengan baik pada soal no 7, dan 10. sedangkan semua
11, 12, 13, 15, 16, dan menjawab dengan baik pada no 7, 9, dan 10.
13, dan 14. Dapat menjawab dengan baik soal no 7, 12, 17, 19, 20. sedangkan
3. Pelaksanaan Pembelajaran
pembelajaran.
video.
poin pertanyaan yang diajukan kepada partisipan dalam wawancara dapat dilihat
pada lampiran.
Pada tahap ini, peneliti memperoleh data berupa pre-test, rekaman video
hasil.
melaksanakan percobaan dengan benar dan lancar. Ada dua bagian dalam lembar
April 2007, pukul 13.30 – 16.30 WIB. Tujuan dari pembelajaran ini adalah
antara lain: voltmeter, ampermeter, power supplay (catu daya), saklar, kabel
kawat!
bawah ini!
menutup saklar, membaca kuat arus dan tegangan, serta mencatat hasilnya
dalam tabel.
penampang kawat dan juga jenis kawat. Semakin panjang kawat maka
kecil hambatannya. Dan bila panjang dan penampang kawat sama maka
hambatannya ditentukan oleh jenis kawat. Maka dapat dituliskan dalam sebuah
L
rumus R = ρ dengan R adalah hambatan, L adalah panjang kawat, A adalah
A
paralel dilaksanakan hari jumat, 20 dan 27 April 2007 pukul 13.30 – 16.00 wib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
rangkaian seri paralel adalah: agar partisipan dapat menyelidiki kuat arus,
tegangan, dan hambatan dalam suatu rangkaian listrik dengan alat, dapat
hambatan total dari rangkaian seri dan paralel, dan dapat menyimpulkan sifat
hukum ohm:
antara lain: voltmeter, ampermeter, resistor, kabel, jepit buaya, batu baterai.
ΔV
bagaimana bunyi hukum ohm?, kapan besaran-besaran I = berlaku
R
5. Peneliti meminta partispan untuk mengukur kuat arus I dan tagangan V pada
berikut:
6. Peneliti meminta partispan untuk membagi tegangan dengan kuat arus pada
setiap percobaan dan menuliskan hasilnya pada kolom yang telah tersedia.
sebagai berikut: nilai kuat arus listrik dan tegangan dapat ditentukan dari
V
persamaan matematis I = , Pada hukum ohm, nilai resistor (R) selalu tetap
R
Rangkaian Seri
Kegiatan 1: Menyelidiki bahwa besarnya arus listrik pada setiap bagian dalam
3. Peneliti menanyakan apakah besar arus listrik pada setiap bagian dari
rangkaian tersebut sama besarnya? Apakah arus sebelum melewati
hambatan dan setelah melewati hambatan adalah sama? Mengapa?
4. Peneliti meminta partisipan untuk:
- mengukur kuat arus listrik dengan mengubah letak ampermeter dari
setelah hambatan dan sebelum hambatan.
- membandingkan besar arus yang ditunjukkan pada ampermeter.
Kegiatan II: Menyelidiki hubungan kuat arus, beda potensial, dan hambatan pada
rangkaian seri
saklar
2. Peneliti meminta partisipan untuk memprediksi apa yang akan terjadi jika
3. Peneliti meminta partisipan untuk mempredisi bagaimana besar kuat arus I1,
(antara batere dan lampu 1), I2 (antara lampu 1 dan lampu 2), I3 (antara
lampu 2 dan lampu 3), I4 (antara lampu 3 dan batere). Data hasil pengukuran
5. Peneliti meminta partisipan untuk membandingkan besarnya I1, I2, I3, dan I4.
7. Peneliti meminta partisipan untuk mengukur VAB, VBC, dan VCD, dan
Rangkaian Paralel
(pada lampu A), B (pada lampu B), C (pada lampu C), dan PQ (di titik
No Tegangan Volt
1 VA
2 VB
3 VC
4 VPQ
4. Peneliti meminta partisipan untuk mengukur besar kuat arus yang melewati
(pada lampu C), dan Itotal (di antara kutup positip batere dan titik Q). Data
No Tegangan Volt
1 I1
2 I2
3 I3
4 I4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
dalam rangkaian seri hanya ada satu jalan arus (bila salah satu lampu terputus,
disemua bagian lain tidak ada arus, lampu lainnya akan padam), besarnya arus
listrik pada tiap-tiap bagian rangkaian seri sama, tegangan keseluruhan adalah
jumlah dari tegangan masing-masing penyusunnya, R1, R2, R3, ..., Rn dapat diganti
potensial persekutuan, bila salah satu cabang putus, dicabang lain tetap ada arus
(bila salah satu bagian lampu diputus, lampu pada bagian lain tetap menyala),
jumlah kuat arus yang menuju titik cabang sama dengan yang keluar titik cabang,
1 1 1 1 1
R1, R2, R3, ..., Rn dapat diganti dengan = + + + .... + .
R p R1 R2 R3 Rn
13.00 – 14.30 wib. Peneliti menggunakan test akhir (posttest) dan peta konsep
data tertulis berupa jawaban pertanyaan partisipan dalam lembar kerja dan peta
konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
4. Pelaksanaan Post-test
tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana konsep yang dibangun oleh siswa
setelah mengalami pembelajaran. Sama halnya dengan Pre-test, jenis soal untuk
Pertanyaan
Materi Konsep
Post-test
4.
1. Hambatan kawat
Hambatan
R lampu lampu R
partisipan yang salah menjadi benar dan konsep yang kurang lengkap menjadi
mengetahui apakah konsep awal siswa mengalami miskonsepsi dan atau memiliki
konsep yang tidak lengkap dapat dilihat dari jawaban pre-test partisipan. Apakah
pembelajaran dapat dilihat dari jawaban post-test partisipan. Untuk sampai pada
tahap perubahan konsep, diperlukan suatu keadaan atau kondisi yang disebut
dengan konflik kognitif. Apakah partisipan mengalami konflik kognitif atau tidak
selama pembelajaran dapat diketahui melalui proses pengamatan dan tanya jawab
kualifikasi
konsep/prinsip Partisipan kode soal Pemahaman Awal (Hasil Pretest)
jawaban
hantaran listrik yang mengalir dari kutub positif ke kutub negatif melalui
1 salah
konduktor.
Partisipan A 2.a lampu dapat menyala karena arus listrik mengalir dari kutub + ke kutub -. benar
Partisipan C lampu dpt menyala karena adanya beda potensial adanya aliran listrik yang
2.a kurang lengkap
bersumber dari baterai.
Partisipan A 7 ya, karena semakin besar V maka arus listriknya juga semakin besar. kurang lengkap
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9 ya kurang lengkap
10. a tidak
benar,
Tidak, karena hambatan jenis berubah, karena I dan R berbanding lurus alasan salah
Partisipan A 10. b
maka jika besar R berubah maka I juga berubah
11. a tidak
salah
11. b sama
Hambatan Kawat ya, karena kawat merupakan salah satu penghantar listrik yang dapat
9 benar
mempengaruhi. Semakin panjang kawat, maka hambatan semakin besar.
hambatan kawat ditentukan
oleh panjang kawat, luas 10. a tidak
penampang kawat, dan jenis
kawat. Tidak, karena arus yg mengalir melalui suatu penghantar tergantung kurang lengkap
Partisipan B 10. b
R sebanding dengan L dr panjang kawat, maupun hambatan jenis kawat masing-masing.
R sebanding dengan ρ
R berbanding terbalik dengan 11. a tidak
A salah
11. b Tidak, karena besarnya diameter tidak mempengaruhi arus listrik.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cabang sama dengan yang keluar 17. a berbeda, krn disusun secara paralel
titik cabang.
17. b tidak berubah
1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + 1/Rn
17. c (tidak diisi) salah
19 I total = 10 A
R2 dan R3 Paralel
20 1 1 2 1 salah
+ = = = 0,2 + 15 + 20
10 10 10 5
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
arusnya terbagi
18 salah
Partisipan C
19 I total = 10 A benar
R2 dan R3 Paralel
1 1 2
+ = ⇒ R 23 = 5 Ω
10 10 10
20 benar
R total = 20 +15 + 5 = 40 Ω
V 10 1
I= = = = 0,25 A
R 40 4
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 hambatannya tetap, karena dalam hukum ohm meski V dan I berubah, R tetap. benar
Hukum Ohm Partisipan B ya mengalami perubahan, karena nilai V sebanding dengan I, V berubah maka I
2 benar
juga berubah
Untuk nilai beda potensial dan kuat iya arusnya berubah, menjadi lebih besar, karena I berbanding terbalik dengan R, I
arus yang berubah-ubah, 3 benar
= V/R
nila resistor (R) tetap.
hambatannya tetap, tdk ada perubahan. Karena menurut hukum ohm apabila V dan
1 benar
I diubah-ubah, R tetap meskipun ada selisih kecil sekali.
Panjang kawat
hambatan kawat partisipan A 4.a jenis kawat → hambatan jenis kawat kurang lengkap
sumber tegangan
hambatan kawat ditentukan oleh
Panjang kawat, luas penampang
kawat dan jenis kawat. 1 V
4.b R≈ R≈V V=I.R R= salah
I I
R berbanding terbalik dgn A
R sebanding dengan ℓ 1,68.10−8 Ω . m
R sebanding dengan ρ = 0,84 .10 −8
4.c 2m salah
Ga tw mumet !!!
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I→V= I.R
Persamaan yg
V 10 V 1 digunakan
4.d I= = ⇒ .10 −11 A
R 0,84 .10 −8
84 benar.
( )
hambatan kawat l
R =ρ , A = π r = 3,14. 2,25.10− 6 = 7,0650.10− 6 m 2
hambatan kawat ditentukan oleh A
4.c benar
panjang kawat, luas penampang 1,68.10−8 (2 m )
kawat, dan jenis kawat =
R sebanding dgn L 7,0650.10− 6
R sebanding dgn ρ I = V/R
R berbanding terbalik dgn A 4.d kurang lengkap
I = 10 V /R
1. Jenis kawat yang dipakai (ρ)
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L. silinder
πr2 t = 3,14 (3.10-3) (2 m) = 1884 . 10-5
4.c l 1,68 x 10 −8 . 2 kurang tepat
R =ρ ⇒ −5
= 0,16 x 10 − 3 Ω
A 1884 .10
V 10
4.d I= = =1600 A benar
R 0,16 .10 − 3
berbeda, karena beda potensial dlm rangkaian seri tidak akan sama
7 benar
tidak akan sama.
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10 sama, akan sama pada sebelum dan sesudah masuk simpul benar
11 IQ = I total = 2A + 3A + 5A = 10A benar
12 sama, dalam rangkaian paralel beda potensial akan sama. benar
13 berbeda, karena tergantung dari V dan R nya kurang lengkap
1
R3 &R 4 =
R 34
partisipan C 1 1 1 2
= + = ⇒ R =5Ω
R 10 Ω 10 Ω 10 Ω 34
14 34 benar
Hambatan Pengganti R + R + R = (20 + 5 + 15) = 40 Ω
1 34 2
V 10 V 1
I= = = A = 0,25 A
R 40 Ω 4
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel.3 Data Selama Pembelajaran
Materi Bagian
Partisipan Hasil Observasi Wawancara
Pembelajaran Percobaan
P: “A…, apakah penghantar itu mempunyai hambatan?
A: “em… ya (tampak ragu-ragu)”
P: “Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi besarnya
hambatan dari kawat penghantar?
Partisipan A tampak santai, Ia menganguk- A: ”......” (diam sebentar), panjang kawat, luas penampang, em... lupa”
P:”Coba A buat suatu hypotesa atau ramalan tentang pengaruh faktor-
anggukkan kepala saat peneliti memberi
faktor itu terhadap hambatan-hambatan kawat? Misalnya: kalau …..
Partisipan A persiapan penjelasan tentang percobaan ini. semua menjadi 2 kali maka hambatannya menjadi … kali”
pertanyaan-pertanyaan dapat partisipan A: “(diam saja))
jawab, namun tidak semuanya benar. P:”Gimana A, Pengaruh faktor-faktor itu terhadap hambatan kawat?”
A: (Ia tampak ragu-ragu, sambil menulis ia tampak berusaha mengingat-
ingat rumus hambatan tetapi salah, ia menulis V = I . R) gak tau
mbak”
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Materi Bagian
Partisipan Hasil Observasi Wawancara
Pembelajaran Percobaan
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
buat grafik”
(Partisipan membuat grafik pada kertas milimeter blok, dibantu oleh
peneliti)
P: “gimana grafiknya?”
A: “linier mbak …”
P: “Nah, lihat grafikmu, V dan I berubah-ubah? lalu bagaimana dengan R
nya (sambil menunjukkan garis yang linier pada grafik)”
A: “tetap…”
P: “coba baca informasinya?”
A: “(sedang membaca)”
P: “Jadi kapan, pada keadaan bagaimana I = ΔV/R berlaku sebagai
hukum ohm?”
A: “em … (suaranya menjadi kecil) hambatannya selisihnya kecil”
P: “ya kecil dalam hal ini berarti tetap, V nya berubah ngak?”
A: “berubah….”
P: “I nya?”
A: “berubah, mbak ….”
P: “jadi coba di jawab secara lengkap. Pada keadaan bagaimana I =
ΔV/R akan berlaku sebagai hukum ohm….”
A: “R akan tetap, meskipun V dan I berubah-ubah”
P: “Iya…. bagus, begitu (sambil tersenyum)
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Materi Bagian
Partisipan Hasil Observasi Wawancara
Pembelajaran Percobaan
P: “coba prediksikan yang akan terjadi jika salah satu lampu dilepas”
Partisipan A tampak cuek, serius, ia tidak A: “Lampu yang lain jadi terang”
banyak tersenyum. Tidak semua pertanyaan P: “lho... kenapa?”
persiapan percobaan dalam setiap kegiatan A: “ya, karena arus yang dipakai untuk 2 lampu”
dapat partisipan jawab. Banyak jawaban yang P: “prediksikan bagaimana besarnya kuat arus I1, I2, dan I3, sama atau
persiapan berbeda”
masih salah. jika tidak bisa menjawab dan
tidak mengerti ia hanya menggelengkan A: “(sambil menggelengkan kepala ...) “ngak tau, mbak ....”
kepala dan diam. sesekali ia menjawab P: “kalau besarnya tegangan disini, disini..., dan disini (peneliti sambil
menunjukkan lokasi yang dimaksud)
dengan singkat “ngak tau mbak”
A: “berbeda, mbak ...”
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
1. Rangkaian Sederhana
2. Hukum Ohm
soal yang menyatakan pengaruh tegangan dan hambatan pada Arus listrik,
pada Arus Listrik bila sumber tegangan dibuat tetap dan hambatannya
berubah-ubah nilaainya.
pemahaman mengenai Hukum Ohm, hal ini terlihat dari alasan yang
diungkapkan oleh partisipan bahwa apabila nilai V diubah maka nilai R juga
berubah. Seperti terungkap dari hasil pre-test dan wawancara berikut ini:
Partisipan A
Partisipan B
Partisipan C
Dalam hukum Ohm berlaku baahwa arus listrik yang mengalir pada
rupa sehingga harga V/I tetap. Dalam hal ini partisipan masih kurang
soal yang sama dengan pre-test, didapatkan hasil bahwa partisipan C dan
Partisipan B
- hambatan tetap
- I mengalami perubahan
- I berubah menjadi lebih besar
dengan alasan sebagai berikut:
3. Hambatan Kawat/Penghantar
soal no 9, 10, dan 11. Dari jawaban pertisipan, dapat diketahui bahwa
Partisipan A
P : “Kawat A dan B yang terbuat dari bahan yang memiliki hambatan jenis
berbeda. Masing-masing kawat dihubungankan dengan sumber tegangan
yang beda potensialnya sama, apakah besarnya hambatan kedua kawat pada
rangkaian sama?
A : “Tidak, karena hambatan jenis berubah”
P : “Apakah besarnya arus listrik yang mengalir pada kedua kawat sama?”
A : “Tidak, karena I dan R berbanding lurus maka jika besar R berubah maka I
juga berubah”
P : “Berdasarkan apa kamu menjawab seperti itu?”
A : “Cuma nebak aja mbak, tapi ingat dikit ama rumus yang ada I sama R nya
itu lho”.
Partisipan B
P : “Kawat A dan B yang terbuat dari bahan yang memiliki hambatan jenis
berbeda. Masing-masing kawat dihubungankan dengan sumber tegangan
yang beda potensialnya sama, apakah besarnya hambatan kedua kawat pada
rangkaian sama?”
B : “Tidak, karena arus yang mengalir melalui kawat suatu penghantar
tergantung pada hambatan jenis masing-masing kawat.
P : “Apakah besarnya arus listrik yang mengalir pada kedua kawat sama?”
B : “Tidak, karena arus yang mengalir tergantung dari panjang kawat”.
l
(saat itu partisipan B menuliskan Rumus yang Ia ingat R = ρ )
A
Partisipan C
P : “Kawat A dan B yang terbuat dari bahan yang memiliki hambatan jenis
berbeda. Masing-masing kawat dihubungankan dengan sumber tegangan
yang beda potensialnya sama, apakah besarnya hambatan kedua kawat pada
rangkaian sama?”
C : “sama”
P : “Apakah besarnya arus listrik yang mengalir pada kedua kawat sama?”
C : “beda”
P : “alasannya”
C : “gak tau mbak…”
sama sedangkan beda potensial yang dipakai sama maka besarnya kuat arus
berikut:
Partisipan A
P : “Dua buah besi yang panjangnya sama dan diameternya berbeda, masing-
masing dihubungkan dengan sumber tegangan yang beda potensialnya sama.
Apakah besarnya hambatan kedua kawat pada rangkaian sama?”
A : “Tidak”
P : “Apakah arus listrik yang mengalir sama?”
A : “sama”
tertulis pada lembar kerja, hal ini dimungkinkan karena pada pertanyaan
menjawab.
Partisipan B
[Ada perbedaan jawaban partisipan B pada saat pre-test dan pada saat
wawancara]
Pada saat wawancara:
P : “Dua buah besi yang panjangnya sama dan diameternya berbeda, masing-
masing dihubungkan dengan sumber tegangan yang beda potensialnya sama.
Apakah besarnya hambatan kedua kawat pada rangkaian sama?”
B : “Tidak”
P : “apakah besarnya arus listrik yang mengalir pada kedua kawat sama?”
B : “Tidak
a. Apakah besarnya hambatan kedua kawat pada rangkaian sama? Iya sama
b. Apakah besarnya arus listrik yang mengalir pada kedua kawat sama? Iya
sama.
V
tampaknya partisipan mengingat persamaan R = . Sedangkan partisipan
I
test dengan konsep soal yang sama tetapi bentuknya berbeda dengan soal
- panjang kawat
- jenis kawat
- luas penampang kawat
Sedangkan partisipan A menjawab:
- Panjang kawat
- Jenis kawat ⇒ hambatan jenis
- Sumber Tegangan
Pertanyaan kedua “bagaimana hubungan R dengan faktor-faktor
1
- R∼
I
- R∼V
l
dengan menggunakan rumus yang tepat R = ρ . Sedangkan partisipan A
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
adalah 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20. Soal-soal 12, 13, 14, 15, dan 16
bertanya mengenai Rangkaian Seri sedangkan no 17, 18, 19, dan 20 bertanya
dan 14.
a) Rangkaian Seri
salah satu lampu di lepas dari fitingnya. Jawaban Partisipan A dan B adalah
jika salah satu lampu dicabut dari fitingnya, lampu dalam rangkaian itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
akan tetap hidup dan akan menyala semakin terang karena arusnya semakin
adalah kedua lampu tidak menyala karena arus/aliran arus terputus. Dari
mengalami perubahan.
P : “Coba lihat gambar ini! Bila letak lampu tadinya disini … (Peneliti
menunjukkan gambar) sebelum hambatan dan terus letak lampu diubah jadi
di sini setalah hambatan. Gimana apakah terangnya lampu tetap atau
berubah?
B : “Berubah mbak…, lampu ini (sambil menunjuk lampu A pada gambar)
akan menyala redup karena arusnya melewati R dulu baru ke lampu.
Sedangkan yang ini (sambil menunjuk Lampu B pada gambar) nyalanya
akan terang karena resisitor letaknya setelah lampu.”
yang sama dengan pre-test, diperoleh jawaban dari ketiga partisipan sebagai
berikut:
- akan lebih terang di b karena arus akan melewati lapu dulu baru R
- di b lebih terang karena letak hambatan setelah lampu.
- Arus melewati lampu dahulu baru ke R, Inya semuanya ke lampu
dulu.
Dari jawaban di atas menunjukkan pemahaman partisipan yang belum
pembelajaran.
Partisipan A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Partisipan B
menjawab dengan benar, tetapi alasan atas jawaban tidaklah benar. Hal ini
Partisipan C
pemahaman yang cukup baik mengenai nilai tegangan pada rangkaian seri.
benar.
yaitu Rp = R1 + R2 + R3
b) Rangkain Paralel
Soal 17a. Partisipan diminta untuk melihat gambar dan diminta untuk
partisipan diminta untuk memperdiksi apa yang akan terjadi apabila salah
satu lampu dicabut dari Fitingnya dan bagimana besarnya arus pada masing-
benar bahwa : “ meskipun salah satu lampu pada salah satu cabang dicabut,
lampu yang lain akan tetap hidup karena dicabang lain masih ada arus”
yang masuk cabang (simpul) dengan arus yang keluar titik cabang. Ketiga
bahwa pada titik percabangan arus yang masuk sama dengan arus yang
keluar.
pada soal 18 benar atau sekedar menjawaab. Soal ini merupakan soal
pada titik cabang Imasuk = Ikeluar. Dalam soal ini partisipan juga diminta untuk
misalnya I1, I2, dst. Jawaban dari partisipan A, partisipan B, dan partisipan C
sebagai berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
I = IA + IB + IC
= 2A + 3A + 5A = 10A
1 1 1 1
hambatan pengganti untuk paralel = + + kemudian
R p R1 R 2 R 3
V
menggunakan hubungan I = untuk mencari besarnya kuat arus (I).
R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
arah yang benar . Hal ini menunjukkan pemahaman partisipan sudah benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
perubahan pemahaman yang terjadi tidak sama untuk setiap konsep yang
mengalami masalah. Untuk lebih jelas akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
BAB V
A. KESIMPULAN
1. Ditemukan adanya pemahaman konsep (konsep awal) siswa yang belum benar
ubah nilainya apabila nilai tegangan (V) dan kuat arus (I) diubah-ubah.
sama.
jalan arus.
+ R3 + ... + Rn
- Lampu akan tetap menyala jika salah satu lampu diambil dari rangkaian.
besarnya arus.
1 1 1 1
menjawab dengan benar = + +
R p R1 R 2 R 3
Partisipan A
- Masih memahami bahwa masih ada arus pada rangkaian seri meskipun
Partisipan B
Partisipan C
melakukan pembelajaran:
kutup negatif. begitu juga sebaliknya kabel berwarna merah bernilai positif
benar.
B. SARAN
Hukum Ohm, Hambatan Kawat, dan Rangkaian Seri Paralel ini dapat pula
dilakukan terhadap siswa SD, SMP maupun perguruan tinggi tentu dengan
bobot soal yang sesuai dengan jenjang pendidikan itu. Sehingga faktor-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
sebelumnya diajarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
DAFTAR PUSTAKA
Berg, Euwe van den. 1991. Buku Sumber Fisika Eksperimental untuk Sekolah
Yogyakarta:Sanata Dharma.
Yogyakarta:Sanata Dharma.
Remaja Rosdakarya.
Soeitoe, S. (1969). Psychologi Beladjar, Djakarta: Bursa Buku FIP IKIP Djakarta.
Kanisius
Jakarta: Gramedia
White, R., & Gunstone, R. (1992). Probing Understanding. New York: Falmer
Press.
http://www.exploratorium.edu/IFI/resources/workshops/teachingforconcept.html
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Jawab:
Pertanyaan 2: Gambar-gambar di bawah ini menunjukkan komponen listrik, gambarlah sebuah rangkaian listrik yang memuat komponen-
komponen tersebut sehingga menjadi sebuah gambar rangkaian listrik yang lampunya menyala! ( Kabel dapat
diperpanjang sesuai dengan kebutuhan)
Bila komponen-komponen seperti diatas diganti dengan simbol-simbol dibawah ini, gambarkan kembali rangkaian yang telah anda buat
dengan menggunakan simbol-simbol tersebut! Gambarkan pula jalannya arus!
Gambar
Pertanyaan 3: Lampu A berada 10 meter dari sumber tegangan dan lampu B berada 100 meter dari sumber tegangan. Mana yang akan
terlebih dahulu menyala: lampu A, lampu B, atau kedua-duanya? Jelaskan?
A B
100 m
10 m
Sumber tegangan
Pertanyaan 5: Lampu L disusun dengan sumber tegangan I. Sumber tegangan II disusun seperti pada gambar. Kedua sumber adalah
sama dan ideal, artinya tegangannya tetap bagaimanapun besarnya arus listrik. Mula-mula saklar dibuka, jika saklar
ditutup:
Pertanyaan 6: Di dalam suatu rangkaian listrik (lihat gambar), apabila sumber tegangan V diubah dari 4 volt menjadi 6 volt. Apakah:
Pertanyaan 7: Lihat gambar di atas! Bila R dibuat tetap dan sumber tegangan V diubah-ubah, apakah kuat arus listriknya mengalami
perubahan? Mengapa?
Penjelasan:
Pertanyaan 8: Lihat gambar di atas! Apabila sumber tegangan V dibuat tetap dan hambatan R diganti dengan hambatan yang nilainya
lebih kecil, apakah:
a. Hambatannya berubah?...........................................................................................
b. Apabila berubah menjadi lebih besar atau lebih kecil? Jelaskan mengapa?
Penjelasan:
Pertanyaan 9 : Apakah panjang kawat dalam suatu rangkaian mempengaruhi besarnya hambatan kawat pada rangkaian tersebut?
Jawab:
Pertanyaan 10 : Kawat A dan B yang terbuat dari bahan yg memiliki hambatan jenis berbeda. Masing-masing kawat dihubungkan
dengan sumber tegangan yang beda potensialnya sama.
Pertanyaan 11 : Dua buah besi yang panjangnya sama dan diameternya berbeda, masing-masing dihubungkan dengan sumber
tegangan yang beda potensialnya sama.
Rangkaian Seri
Pertanyaan 12: Perhatikan rangkaian di bawah! Apa yang akan terjadi pada lampu-lampu dalam rangkaian, jika salah satu lampu dalam
rangkaian dikeluarkan/dihilangkan? Jelaskan?
Pertanyaan 13: Perhatikan gambar di bawah! Bila letak lampu dan resisitor (R) dirubah dari gambar (a) menjadi gambar (b). Apakah
intensitas cahaya lampu tetap atau berubah? Jelaskan?
Pertanyaan 14: Semua tahanan yang digambarkan dengan tanda adalah sama besarnya. Di rangkaian manakah lampu akan menyala
paling terang? Jelaskan!
A B C
D E F
Keterangan tanda:
= hambatan
= Lampu
Pertanyaan 15: Pada saat saklar ditutup, prediksikan bagaimana beda potensial atau tegangan pada lampu A, lampu B dan lampu C?
a. Sama b. berbeda
a. sama b. Berbeda (lingkari jawaban yang menurutmu benar)
Jelaskan jawabanmu:
Pertanyaan 16: Lihat gambar! Jika R1= 5 Ω, R2 = 2.5 Ω, dan R3 = 10 Ω dan I = 10 A. Tentukanlah R total, beda potensial pada masing-
masing lampu (VR1, VR2, VR3) dan beda potensial VAD?
Rangkaian Paralel
Pertanyaan 17: Lihat gambar! Dua lampu disusun secara paralel. Sumber tegangan yang ideal disambung dengan dua lampu yaitu L1
dan L2. Mula-mula kedua lampu menyala.
c. Jika Lampu L2 dicabut maka beda potensial antara titik X dan Y akan:
A. menjadi nol (0) B. berkurang C. bertambah D. tidak berubah
* Jelaskan jawaban Anda
d. Jika Lampu L2 dicabut maka beda potensial antara titik V dan w akan:
A. menjadi nol (0) B. berkurang C. bertambah D. tidak berubah
* Jelaskan jawaban Anda
e. Bagaimana intensitas cahaya tiap lampu (L1, L2), jika Lampu L3 ditambahkan paralel ke dalam rangkaian? Jelaskan?
Penjelasan:
Pertanyaan 18: Pada rangkaian paralel bagaimanakah hubungan arus yang masuk simpul dengan arus yang keluar dari simpul (titik
Arus dan Rangkaian Listrik Sederhana @ 2007 Rossa Delima Indriastuti
cabang)?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Penyelesaian:
Jika Arus yang melewati lampu A (IA) = 2 amper, Lampu B (IB) = 3 amper dan arus yang melewati lampu C (IC) = 5 amper. Tentukan
berapa besarnya arus yang masuk menuju titik cabang IQ?
Penyelesaian: (kerjakan dengan caranya)
Referensi:
Breg, Euwe van den, 1991; Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi, Salatiga: Universitas kristen Satya Wacana.
W. Thomas Griffith, 2001; The Physics of Everyday Phenomena: A Conceptual Introduction to Physics, Pacific University
................................................., Physic by Inquiry
Pertanyaan 6: Di dalam suatu rangkaian listrik (lihat gambar), apabila sumber tegangan V diubah dari 4 volt menjadi 6 volt. Apakah:
Pertanyaan 7: Lihat gambar di atas! Bila R dibuat tetap dan sumber tegangan V diubah-ubah, apakah kuat arus listriknya mengalami
perubahan? Mengapa?
Penjelasan:
Pertanyaan 8: Lihat gambar di atas! Apabila sumber tegangan V dibuat tetap dan hambatan R diganti dengan hambatan yang nilainya
lebih kecil, apakah:
g. Dibawah ini adalah gambar kawat tembaga yg berbentuk silinder yang memiliki hambatan jenis 1,68 x 10-8 Ω.m. Hitunglah habatan
kawat tembaga tersebut.
Penyelesaian:
h. Bila ujung-ujung kawat tembaga tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan 10 volt, berapakah arus yang mengalir pada kawat
tembaga tersebut?
Penyelesaian:
Rangkaian Seri
Pertanyaan 12: Perhatikan rangkaian di bawah! Apa yang akan terjadi pada lampu-lampu dalam rangkaian, jika salah satu lampu dalam
rangkaian dikeluarkan/dihilangkan? Jelaskan?
Pertanyaan 13: Perhatikan gambar di bawah! Bila letak lampu dan resisitor (R) dirubah dari gambar (a) menjadi gambar (b). Apakah nyala
lampu tetap atau berubah? Jelaskan?
Pertanyaan 15: lihat gambar! Pada saat saklar ditutup, prediksikan bagaimana beda potensial atau tegangan pada lampu A, lampu B
dan lampu C?
a. sama b. Berbeda (lingkari jawaban yang menurutmu benar)
Jelaskan jawabanmu:
Jelaskan jawabanmu:
Rangkaian Paralel
Pertanyaan 18: Pada rangkaian paralel bagaimanakah hubungan arus yang masuk simpul dengan arus yang keluar dari simpul (titik
cabang)?
Penyelesaian:
Pertanyaan 19: Perhatikan gambar! Lukislah terlebih dahulu jalannya arus pada rangkaian di bawah ini!
Jika Arus yang melewati lampu A (IA) = 2 amper, Lampu B (IB) = 3 amper dan arus yang melewati lampu C (IC) = 5 amper. Tentukan
berapa besarnya arus yang masuk menuju titik cabang IQ?
Penyelesaian: (kerjakan dengan caranya)
Pertanyaan 20: Perhatikan gambar diatas! Bagaimana beda potensial pada lampu A, B, dan C dibandingkan dengan beda potensial dititik
PQ?
a. sama b. Berbeda (lingkari jawaban yang menurutmu benar)
Jelaskan jawabanmu:
Pertanyaan 20: lihat gambar di atas! Prediksikan bagaimana kuat arus yang mengalir melalui lampu A, lampu B dan lampu C?
Pertanyaan 20: Tentukan hambatan pengganti rangkaian berikut dan berapa kuat arus yang mengalir pada I1?
Terima Kasih
Referensi:
Breg, Euwe van den, 1991; Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi, Salatiga: Universitas kristen Satya Wacana.
W. Thomas Griffith, 2001; The Physics of Everyday Phenomena: A Conceptual Introduction to Physics, Pacific University
................................................., Physic by Inquiry
Tujuan:
o Untuk menyelidiki hubungan antara kuat arus, tegangan (beda potensial), dan hambatan dalam sebuah
rangkaian listrik.
o Untuk memfasilitasi siswa membangun pemahaman mengenai hukum Ohm.
Alat :
o Multimeter 2 buah
o Kabel
o Resistor
o Catu daya atau batu baterai
o Saklar
o Papan rangkaian
b) Perubahannya: (misalnya: makin kecil nilai hambatan (R) makin kuat/besar kuat arusnya)
Untuk mengetahui hubungan antara kuat arus, tegangan, dan resistor (hambatan) lakukanlah percobaan berikut
ini.
2. Dengan hambatan tetap, tutup saklar! baca dan catat nilai yang tertera pada ampermeter dan voltmeter
dalam tabel.1. Buka saklar!
3. Tambahkan nilai tegangan, tutup saklar! Baca dan catat kembali nilai yang tertera pada ampermeter dan
voltmeter dalam tabel.1
4. Ulangi langkah 2-3 sebanyak 5 kali!
5. Dengan nilai tegangan (V) yang tetap. Rangkailah alat seperti pada gambar di atas.
6. Tambahkan resistor pada rangkaian. Baca dan catat nilai yang tertera pada ampermeter dan voltmeter
dalam tabel.2.
7. Ulangi langkah 6 sebanyak 4 kali!
DATA
Tabel.1
Resistor______________ohm
Percobaan Ampermeter Voltmeter
(amper) (volt)
1
2
3
4
Tebel.2
Tegangan____________volt
Percobaan Ampermeter Voltmeter
(amper) (volt)
1
2
3
4
Percobaan II
Langkah Percobaan:
1. Rangkailah alat seperti pada gambar berikut ini!
2. Tutup saklar! Ukur kuat arus (I) dan tegangan (V) pada resistor, baca dan catat dalam tabel.3
3. Ulangi langkah 3 sebanyak 5 kali untuk nilai V yang berbeda, baca dan catat kembali kuat arus dan tegangan
ke dalam tebel.3.
ΔV
4. Dari data yang diperoleh, bagilah nilai tegangan dengan kuat arus ( ) pada tiap percoban. Dan tuliskan
I
hasilnya pada kolom yang tersedia.
DATA
Tabel.3
Percobaan Ampermeter Voltmeter ΔV
R= (ohm)
(amper) (volt) I
1
2
3
4
5
1. Untuk beban tertentu, bagaimana hubungan antara beda potensial dengan kuat arusnya?
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………
2. Bagaimana nilai hambatan yang dipakai untuk beda potensial dan kuat arus yang berubah-ubah, tetap atau
berubah?
Informasi
Kalau perbedaan hambatan sangat kecil, nilai hambatan itu sebenarnya tetap
4. Gambarlah grafik Δ V vs I. Kemiringan grafik disebut hambatan R
Informasi
Pada kondisi di mana nilai V dan I pada suatu hambatan menghasilkan grafik yang linier, ini berarti hukum Ohm
berlaku.
Kesimpulan
ΔV
Jadi pada keadaan yang bagimana I = akan berlaku sebagai Hukum Ohm?
R
…………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
2. Pasanglah kawat Nikelin yang panjangnya 50 cm dan berdiameter 0.5 mm pada titik A dan B. Tutup Saklar,
kemudian baca kuat arus dan tegangannya. Catatlah hasilnya dalam tabel.1 yang telah tersedia!
Tebel.1
Jenis kawat Panjang kawat Penampang V I (A) V
Ω
kawat (volt) I
Nikelin 50 cm 0.5 mm
Nikelin 30 cm 0.5 mm
3. Ulangi kegiatan di atas dengan kawat besi yang panjangnya 30 cm. Baca dan catat hasilnya pada tabel.1 di
atas.
4. Samakah hambatan kedua kawat tersebut? Mengapa!
Jawab:
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………
5. Buka kembali saklar dan lepaskan kawat tersebut dan ganti dengan kawat nikelin panjang 50 cm dan diameter
0.5 mm. Tutup saklar! Baca kuat arus dan tegangan, catat hasilnya dalam tabel.2
Tebel.2
Jenis kawat Panjang kawat Penampang V I (A) V
kawat (volt) Ω
I
Nikelin 50 cm 0.5 mm
Nikelin 50 cm 0.3 mm
6. Buka kembali saklar dan ganti dengan kawat tembaga yang panjangnya 100 cm dan diameternya 1 mm. Baca
dan catat hasilnya ke dalam tabel di atas.
7. Apakah hambatan kedua kawat tembaga tersebut sama? Mengapa?
………………………………………………..
Tujuan:
o Menyelidiki kuat arus listrik, tegangan, dan hambatan dalam suatu rangkaian listrik dengan alat.
o Dapat menyatakan hubungan antara tegangan total rangkaian dan tegangan dalam masing-masing
penghambat pada rangkaian seri dan parallel.
o Dapat menghitung hambatan total dari rangkaian seri dan parelel.
o Dapat menyimpulkan sifat rangkaian seri dan parallel.
Alat
o Voltmeter
o Ampermeter
o Lampu (2,8 volt) (3 buah, + fitting)
o Kabel
o Jepit buaya
o Baterai
Kegiatan I: Menyelidiki hubungan kuat arus, beda potensial, dan hambatan pada rangkaian seri
Pertanyaan Persiapan Percobaan
Lampu A Lampu B Lampu C
saklar
1. Coba prediksikan apa yang akan terjadi jika salah satu lampu dilepas dari fittingnya? Mengapa?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
2. Prediksikan bagaimana besarnya kuat arus I1 (arus yg melewati lampu 1), I2 (arus yg melewati lampu 2), dan I3
(arus yg melewati lampu 3)? Sama/berbeda. Jelaskan predisimu!
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
3. Coba bandingkan besarnya I1, I2, dan I3. Mana yang lebih besar? Jelaskan?
Jawab:
Tabel.3
lampu Jenis Tegangan Nilai Tegangan
(V)
1 VAB
2 VBC
3 VCD
Vtotal atau VAD
10. Bandingkanlah besarnya tiap-tiap kuat arus (I1, I2, I3, dan I4).
11. Bagaimana besarnya tiap-tiap kuat arus?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
12. Apakah jawabanmu pada pertanyaan no 2 benar?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………
13. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan ini?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………
14. Menurut jawaban anda melalui pertanyaan-pertanyaan di atas dan dengan berdasarkan hukum Ohm, tulislah
suatu kesimpulan mengenai hambatan dari penghambat-penghambat yang disusun seri.
Informasi :
Rangkaian diganti dengan sebuah hambatan pengganti Rp maka VAD = I Rp
Penyelesaian:
Kegiatan II: Menyelidiki hubungan kuat arus, beda potensial, dan hambatan pada rangkaian paralel
Lihat gambar berikut!
1. Coba predisikan apa yang akan terjadi jika salah satu lampu diambil dari fittingnya? Jelaskan prediksimu!
Jawab:
2. Buatlah hipotesa atau ramalan bagaimana besarnya tagangan pada lampu A, lampu B, lampu C dan tegangan
pada titik PQ?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
3. Coba jelaskan mengapa anda meramalkan demikian?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Untuk menguji jawaban anda lakukan percobaan berikut!
3 VC
total VPQ
6. Juga ukurlah tegangan antara dua ujung lampu 2 (VB), antara dua ujung lampu 3 (VC); dan antara dua ujung
B
10. Tulislah sebuah hipotesa bagaimana besarnya arus pada titik P dan pada titik Q. Jelaskan alasan yang
mendasari hipotesamu tersebut?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
11. Prediksikan juga bagaimana besar arus pada titik P dengan besar arus yang melalui lampu 1, lampu 2, dan
lampu 3.
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
12. Dengan gambar dan arah panah, lukiskan arah arus dalam rangkaian tersebut.
Gambar!
13. Sekarang dengan ampermeter, ukurlah arus antara sumber daya dan titik P (I1). Catat harga ini pada tabel. 6.
14. Ukurlah juga arus antara titik P dan lampu 1 (I2) ; antara titik P dan lampu 2 (I3) ; antara titik P dan lampu 3 (I4)
; antara titik P dan sumber daya (I5) ; dan antara titik Q dan sumber daya (I6). Catatlah harga masing-masing
pada tabel. 6.
Tabel.6
No Arus Nilai yg terbaca pd
Ampermeter
(ampere)
1 I1
2 I2
3 I3
4 I4
5 I5
6 I6
18. Bandingkan I1 + I2 + I3 dengan Itotal? Hubungan apa yang dapat anda simpulkan?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
19. Berdasarkan hukum Ohm, selidikilah suatu kesimpulan mengenai hambatan total dari penghambat-penghambat
yang disusun paralel!
Informasi:
Rangkaian diganti dengan sebuah hambatan pengganti Rp
Penyelesaian
[Subjek A datang dengan sedikit malu-malu, berjalan sambil tersenyum kemudian duduk pada tempat yang sudah
di sediakan. Sedang peneliti duduk di sebelah kanan dari A dengan posisi saling berhadap-hadapan. Lembar
kerja, pensil, dan alat-alat percobaan sudah ada di atas meja]
[Sebelum percobaan dimulai praktikan mengajukan pertanyaan-pertanyaan persiapan percobaan, hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman siswa sebelum percobaan, sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai
bahan perbandingan setelah percobaan dilakukan]
[duduk sambil mengangguk-anggukkan kepala, ujung jari telunjuk ada di ujung kepala]
P : “sudah siap? Santai aja ya. Di jawab saja sebisamu, jika tidak tau ya katakan saja ngak tau.
A : (A menganggukkan kepalanya sambil tersenyum-senyum) “Iya mbak!”
P : “Ya, sekarang coba A menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ya…!”
A : (A mengangguk-anggukkan kepalanya, tanda bahwa Ia mengerti apa yang peneliti maksudkan)
P : “A…, apakah penghantar itu mempunyai hambatan?
A : (Sambil tersenyum-senyum) “punya… em… punya (tampak ragu-ragu)”
P : “Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi besarnya hambatan dari kawat penghantar?
A : ”Yang mempengaruhi? em… (sambil menulis, ia mengatakan) panjang kawar, luas penampang dan jenis
kawat.”
P :”Coba A buat suatu hypotesa atau ramalan tentang pengaruh faktor-faktor itu terhadap hambatan-
hambatan kawat? Misalnya: kalau ….. menjadi 2 kali maka hambatannya menjadi … kali”
A : “em… kalau… kalau… (wajahnya tampak bingung, ia menundukkan kepalanya sambil memegang kertas
Lembar kerja) hambatannya 2 kali hambatan lebih besar… em, ngak taulah mbak!”
P : “ Coba lihat gambar itu… “ (A membuka halaman sebaliknya dan melihat gambar rangkaian)
………….
Sambil melihat alat-alat, A diam…, ia tersenyum tampak bingung. Praktikan menjelaskan tentang nama-
nama dan fungsi alat.
P : “Sekarang coba rangkaikan komponen-komponen tersebut seperti yang dimaksudkan pada gambar!”
[A mulai merangkai, ia melihat gambar kemudian memasang satu per satu. Mula-mula ia mengambil batu baterai
menghubungkannya ke kutup + multimeter… tetapi salah. Praktikan membantu menjelaskan cara
menghubungkannya. A tampak bingung melihat gambar-gambar, kemudian A menghubungkan kawat nikelin yang
panjangnya 50 cm dan diameter 50 mm. Rangkaian jadi , peneliti menjelaskan cara menghitung arus dan voltnya
(tegangan). A mulai mengukur… dan mengambil kalkulator.]
Data 1
[A mengganti kawat nikelin tersebut dengan kawat nikelin yang panjangnya 30 cm dan berdiameter 0,3 mm]
[A membalik lembarannya]
Data 2
P : “Ok… ! Masih eksperimen yang sama, ganti kawat tadi dengan kawat nikelin yang panjangnya 50 cm dan
diamater penampang 0,5 mm”
A mengubah kawat, sambil melihat gambar. Bingung… A diam saja. Ia mulai mengukur lagi Ampermeter dan
voltnya.
P : “Berapa… ?”
A : “Kuat arusnya 0,045 A dan voltnya 0,1 volt”
P : “Terus berapa V/I nya?
A : “3,1 ohm”
P : “Sekarang ganti dengan kawat nikelin panjang 50 cm dan diamater penampang 0,3 mm?
[A mengganti lagi kawat tersebut dengan kawat nikelin panjang 50 cm dan diamaternya 0,3 mm.]
P : “Berapa…?”
A : “Kuat atusnya 0,035 ampere dan tegangannya 0,16 volt”
P : “Berapa V/I-nya?”
A : “4,57 ohm”
P : “Nah sekarang…, apakah hambatan kedua kawat itu sama?”
A : “Beda”
P : “Apanya yang membuat beda”
A : “Penampang kawat”
[sambil terdiam dan mengetuk-ngetuk pensilnya ke meja. A terus memandangi data pada kertas yang diberikan.]
P : “Yakin…?”
A : (sambil tersenyum) “yakin”
P : “Sekarang kita lanjutkan, ganti kawat tersebut dengan kawat nikelin dengan panjang 50 cm dan diamater
kawat 0,5 mm”
[A langsung mengganti kawat tersebut dengan nikelin yang panjangnya 50 cm dan luas penampang 0,5 mm.
kemudian A menghitung kuat arus yang mengalir dan tegangannya]
P : “Berapa hasilnya…?”
A : “kuat arusnya 0,045 A dan tegangannya 0,14 volt”
P : “Berapa V/I nya?
A : “3,1 ohm”
P : “ Sekarang ganti kawat nikelin tersebut dengan kawat email yang panjang kawat 50 cm dan diameter
penaampang kawat 0,5 mm”
Arus dan Rangkaian Listrik Sederhana @ 2007 Rossa Delima Indriastuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
[A membelikkan kertasnya sampai tabel 1. A mengamati data-data tersebut sambil memegang pensil dan sesekali
menempelkan bagian pangkal pensil pada bibirnya. Praktikan mengulangi pertanyaannya. (A diam sejenak sambil
meletakkan tangannya pada dagu].
[A tidak tau simbolnya maka peneliti menunjukkan simbol sebanding itu. A menuliskan kembali dikertas hubungan
tersebut. A menulis: “Besarnya hambatan sebanding dengan panjang kawat”]
P : “Ok! Coba kita lihat tabel 2. Panjang kawat kan sama, berarti yang berbeda luas penampang kawat. Jadi
bagaimana hubungan dengan hambatannya?
A : “em… semakin kecil luas penampang kawat yang digunakan maka hambatan akan semakin besar”
P : “Nah, penampang kawat boleh disimbolkan dengan A”
: jadi bagaimana hubungannya, sebanding atau berbanding terbalik? Coba tuliskan!”
A : “Sebanding!”
P : “ Coba sekarang lakukanlah hal yang sama pada tabel 3, mana yang sama?”
A : “… panjang kawat dan diameternya sama”
P : “Yang berbeda apanya?”
A : “jenis kawatnya, mbak… !”
P : “jadi bagaimana hambatannya? Besarnya hambatan tergantung pada apanya?”
A : “… jenis kawat!... jenis kawat yang digunakan.”
P : (peneliti menulis di kertas lambang Rho (ρ)) “Nah… jenis kawat disymbolkan dengan rho ρ”
[Peneliti memberikan informasi pada A bahwa besarnya R dipengaruhi oleh jenis kawat sebagai konstanta
pembanding.]
Arus dan Rangkaian Listrik Sederhana @ 2007 Rossa Delima Indriastuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
[Subjek B dipanggil, kemudian duduk ditempat yang telah disediakan. Posisi duduk peneliti ada disebelah kanan
praktikan. Lembar kerja, pensil, alat-alat percobaan sudah ada di atas meja.]
[Sebelum percobaan dimulai praktikan mengajukan pertanyaan-pertanyaan persiapan percobaan, hal ini
dimaksudkan untuk memahami pemahaman siswa sebelum percobaan, sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai
bahan pembanding setelah percobaan dilakukan.]
[Pertanyaaan diulang lagi, ia berusaha\ mengingat-ingat rumus tentang hambatan. Ia mrnulis rumus tersebut di
atas kertas kemudian baru menjawab pertanyaan tadi]
B : “Panjang kawat”
Massa jenis kawat
Luas penampang kawat
P : “Sekarang coba buatlah sebuah hipotesa atau ramalan tentang pengaruh faktor-faktor tersebut misalnya
pendek”
B : “Pokoknya berbanding terbalik dengan….”(Sambil tersenyum tidak melanjutkan jawaban, ia tampak
ragu-ragu)
(Tahap Percobaan)
P : “Coba lihat gambar itu?”
(B melihat gambar dan mengamatinya, sementara itu Praktikan menjelaskan cara pemakaian dan fungsi
alat)
P : “Coba sekarang rangkaikan komponen-komponen ini seperti yang dimaksudkan pada gambar”.
Tahap 1. B mengambil kabel kemudian B menghubungkan ke kawat Nikelin yang panjaangnya 50 cm dan
berdiameter 0,5mm
Data 1
[rangkaian sudah benar]
P : “I-nya berapa?”
B : “0,125 A”
P : “Sekarang berapa tegangannya?”
B : “4,5 Volt”
P : “Sekarang coba hitung dengan kalkulator berapa besarnyaV/I”
B : “36 Ohm…mbak”.
P : “Nah sekarang ganti kawat tersebut dengan kawat Nikelin yang panjangnya 30 cm dan penampang kawat
0,5mm.
(B mengganti kawat nikelin tersebut)
Data 2
P : “OK! Masih eksperimen yang sama, ganti kawat tadi dengan kawat Nikelin yang panjangnya 50 cm dan
diameter penampangnya 0,55 mm”.
[B segera mengganti kawat sambil melihat gambar, tampak masih kesulitan. Peneliti membantu dengan cara
memberi petunjuk pada B. Kemudian Peneliti melihat rangkaian tersebut]
P : “Nah, sekarang berapa Voltnya?”
B : “4,5 Voltnya mbak”
P : “Arusnya berapa?”
B : ”0,125 A”
P : “Coba ganti lagi dengan kawat nikelin yang panjangnya 50 cm dan diameter penampangnya 0,3 mm!”
[B mengulangi lagi percobaan ini, Ia mengganti/memasang kembali dengan kawat nikelin yang panjangnya 50 cm
dan diameter penampangnya 0,5 mm]
Data 3
P : “Sekarang kita lanjutkan, ganti kawat ini dengan kawat nikelin yang panjangnya 50 cm dan diameter
penampangnya 0,5 mm [P menunjukkan kawat nikelin pada B, kemudian B mengganti kawat] Berapa
Voltnya?”
B : “0,45 volt”
P : “I-nya?”
B : “0,13 ampere”
P : “Sekarang ganti dengan kawat email yang panjangnya 50 cm dan sdiameter penampangnya 0,5 mm!”
[B mulai mencari data dan menghitung volt dan tegangan]
P : “Berapa tegangan dan arusnya?”
B : “Tegangan 2,8 Volt dan arusnya 0,1 Ampere”
P : “Coba lihat data Tbel 3, samakah besar hambatannya?”
B : “Beda”
P : “Apanya yang beda?”
B : “jenis kawatnya”
P : “Berdasarkan dari ketiga tabel di atas, faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya hambatan
kawat/penghantar?”
B : “Jenis kawat, panjang kawat, penampang kawat”
P : “Berdasarkan percobaan di atas, bagaiman hubungan R dengan gaktor=faktor tersebut?”
[Membolak-baikkan kertas]
P : “Bagaimana hubungan R nya dengan panjangnya?”
[B melihat tabel 1]
B : “Semakin panjang kawat hambatannya akan semakin besar. R sebanding dengan l”
P : “lihat tabel 2, bagaimana hubungan R dengan faktor-faktornya? [ P mengajak B untuk melihat tabel 2, B
diam sejenak….] Yang sama apanya?”
B : “Penampang kawat mbak…”
P : “Jadi yang mempengaruhi apanya?”
B : “Penampang kawatnya”
P : “Bagaimana hubungannya dengan R?”
B : “Semakin kecil penampang kawat hambatannya semakin besar”
P : “Kalau begitu sebanding atau berbanding terbalik?”
B : “berbanding terbalik!”
P : “kalau begitu bagaimana hubungannya?”
B : “jadi penampang kawat berbanding terbalik dengan R”
[P mengajak partisipan untuk melihat data pada tabel 3]
P : “Tabel 3 dipengaruhi oleh apa? Mana yang sama?
B : “Jenis kawatnya”
P : “jadi bagaimana hambatannya? Besarnya hambatan tergantung pada apanya?”
B : “… jenis kawat!... jenis kawat yang digunakan.”
P : (peneliti menulis di kertas lambang Rho (ρ)) “Nah… jenis kawat disymbolkan dengan rho ρ”
[Peneliti memberikan informasi pada A bahwa besarnya R dipengaruhi oleh jenis kawat sebagai konstanta
pembanding.]
P : “Coba kombinasikan hubungan-hubungan tersebut dalam suatu persamaan. Ditulis dahulu R sebanding
dengan apa saja”
B : (sambil menulis) “ R sebanding dengan ℓ, R sebanding dengan A, R sebanding dengan ρ”
P : “Berbanding terbalik, jika dibuat sebanding menjadi seperti apa?”
B: (tampak sudah tau) “R sebanding dengan 1/A”
P : “nah sekarang tuliskan hubungan tersebut secara matematis, nanti itu akan menjadi persamaan hambatan
kawat”
Arus dan Rangkaian Listrik Sederhana @ 2007 Rossa Delima Indriastuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
[Partisipan tampak tenang dibandingkan dengan percobaan terdahulu. Ia tampak duduk dengan santai sambil
tersenyum-senyum dengan peneliti ketika menjawab pertanyaan persiapan percobaan.
Tidak semua pertanyaan persiapan percobaan dapat dijawab oleh partisipan. beberapa pertanyaan dijawab
dengan ragu-ragu, tampak malu, kepala ditundukkan, dan selalu menggelengkan kepala ketika tidak mengetahui
jawabannya]
P : “Iya, rangkaian sudah benar. Coba sekarang kamu ukur kuat arus dan tegangannya”
[Partisipan C mengukur kuat arus dan tegangan]
P : “berapa kuat arusnya?”
C : “0,2 amper mbak”
P : “kalau tegangannya?”
C : “2,2 volt”
P : “sekarang coba tegangannya diubah-ubah”
[Partisipan C mengubah tegangan dengan cara menambahkkan batu baterai, sehingga tegangannya bertambah]
…………
P : “Coba sekarang lihat datamu. Untuk beban tertentu, bagaimana hubungan antara beda potensial dan kuat
arusnya?”
C : “beda potensial …., em (ragu-ragu, partisipan menundukkan kepala sambil tersenyum. Peneliti
mengulagi pertanyaannya)
P : “Bagaimana hubungannya ….?”
C : “makin kecil kuat arusnya makin besar tegangannya”
P : “Coba dilihat sekali lagi datanya”
C : “eh… sebanding (sambil tersenyum) V sebanding dengan I
P : “bagaimana nilai hambatan yang dipakai untuk beda potensial dan kuat arus yang berubah-ubah?”
C : “berubah…, mbak…”
P : “perubahannya kecil atau besar?”
C : “besar …, eh kecil…, mendekati mbak…!”
Arus dan Rangkaian Listrik Sederhana @ 2007 Rossa Delima Indriastuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
P : “Nah baca informasinya, kalau perbedaan hambatan sangat kecil, nilai hambatan itu sebenarnya tetap.
Coba, coba… dari datamu, kamu buat grafik”
[Partisipan membuat grafik pada kertas milimeter blok, dibantu oleh penelit]
P : “gimana grafiknya?”
C : “linier mbak …”
P : “Nah, lihat grafikmu, V dan I berubah-ubah? lalu bagaimana dengan R nya (sambil menunjukkan garis
yang linier pada grafik)”
C : “tetap…”
P : “coba baca informasinya?”
C : “(sedang membaca)”
P : “Jadi kapan, pada keadaan bagaimana I = ΔV/R berlaku sebagai hukum ohm?”
C : “em … (suaranya menjadi kecil) hambatannya selisihnya kecil”
P : “ya kecil dalam hal ini berarti tetap, V nya berubah ngak?”
C : “berubah….”
P : “I nya?”
C : “berubah, mbak ….”
P : “jadi coba di jawab secara lengkap. Pada keadaan bagaimana I = ΔV/R akan berlaku sebagai hukum
ohm….”
C : “R akan tetap, meskipun V dan I berubah-ubah”
P : “Iya…. bagus, begitu (sambil tersenyum)”
C : “(tersenyum…)
[Partisipan A tampak cuek, serius, ia tidak banyak tersenyum. Tidak semua pertanyaan persiapan percobaan
dalam setiap kegiatan dapat partisipan jawab. Banyak jawaban yang masih salah. jika tidak bisa menjawab dan
tidak mengerti ia hanya menggelengkan kepala dan diam. sesekali ia menjawab dengan singkat “ngak tau mbak” ]
P : “coba prediksikan yang akan terjadi jika salah satu lampu dilepas”
A : “Lampu yang lain jadi terang”
P : “lho... kenapa?”
A : “ya, karena arus yang dipakai untuk 2 lampu”
P : “prediksikan bagaimana besarnya kuat arus I1, I2, dan I3, sama atau berbeda”
A : “(sambil menggelengkan kepala ...) “ngak tau, mbak ....”
P : “kalau besarnya tegangan disini, disini..., dan disini (peneliti sambil menunjukkan lokasi yang dimaksud)
A : “sama, mbak ...”
... ... ...
P : “sekarang coba rangkai alat seperti pada gambar, kemudian hitung tegangan pada masing-masing
bebannya”
[Partisipan A merangkai alat dan menghitung tegangan VAB, VBC, VCD, dan VAD]
P : “Bagaimanakah besarnya tegangan tiap-tiap lampu?
A : “beda, mbak”
P : “Coba sekarang bandingkan VAB + VBC + VCD dengan Vtotal. Bagaimana hasilnya?”
A : “sama mbak, VAB + VBC + VCD = Vtotal”
... ... ...
P : “Sekarang dengan ampere meter, ukur kuat arus antara ini (sambil menunjuk), disini, dan disini!”
... ... ...
P : “Nah..., bagaimana besarnya tiap-tiap arus ?
A : “sama mbak...”
P : “Coba apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan ini?”
A : “Tegangan pada rangkaian seri berbeda, tegangan total sama dengan tegangan masing-masing
hambatannya. Terus kuat arusnya sama”
... ... ...
P : ”Menurut jawabanmu melalui pertanyaan-pertanyaan diatas tadi, sekarang kita akan gunakan hubungan V
= I . R ... (pada proses ini peneliti menuntun partisipan untuk mendapatkan persamaan hambatan
pengganti pada rangkaian seri, peneliti meminta partisipan untuk mengikuti petunjuk yang disampaikan
oleh peneliti) Coba a, bagaimana tadi V total pada rangkaian seri”
A : (membalikkan kertas, mencari-cari data pada tabel 3) “jumlahnya, mbak”
P : “Coba tuliskan hubungannya...!”
A : “(sambil menulis) Va + Vb + Vc = Vtotal “
P : “sekarang dalam rangkaian seri yang sama apanya tadi?”
A : (langsung menjawab) “ I – nya”
P : “Nah sekarang, ganti Va dengan persamaan hukum Ohm, misalnya Va = I . Ra. Karena I – nya sama tidak
usah pake simbol Ia, langsung saja dengan I, ngerti?”
A : “(mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti)”
P : “sekarang coba, adik sendiri yang meneruskan ... “
A : ( menulis ... )
Va + Vb + Vc = Vtotal
I . Ra + I . Rb + I . Rc = I . Rtotal
(peneliti meminta partisipan agar kedua ruas dibagi dengan I)
Ra + Rb + Rc = Rtotal
P : “nah sekarang, Ra, Rb, Rc bisa kamu ganti dengan R1, R2, R3, dan Rtotal bisa kamu ganti dengan Rs. Coba
kamu ganti....!”
A : (menulis ... )
Rs = R1 + R2 + R3
Arus dan Rangkaian Listrik Sederhana @ 2007 Rossa Delima Indriastuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121