Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Edition
Edition
http://heartcooler.wordpress.com/2012/08/07/efek-samping-
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2016
KETERAMPILAN KLINIS Mulai saat itu, dia tidak ingin anak cucunya merasakan penderitaan yang sama.
SKILLS LAB "Tanpa merokok pun, kita sudah menghirup udara kotor. Contohnya tadi, saat
EDUKASI BERHENTI MEROKOK membagikan bunga ke pengendara yang lewat, tiba-tiba ada bus dengan asap
hitamnya. Wah, itu sumber penyakit," kata Rima. (BOB)
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai rokok, data-data statistic, Rokok merupakan satu-satunya produk yang di legalkan oleh
komposisi dan bahaya merokok agar tidak disalahgunakan pemerintah dan merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia.
2. Mampu melakukan edukasi berhenti merokok Survey Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia tahun 2007 menyebutkan
3. Mahasiswa kedokteran memberikan contoh untuk tidak merokok setiap jam sekitar 46 orang meninggal dunia akibat penyakit yang berhubungan
dengan rokok.
Skenario:
Rima Melati: Merokok Buat Saya Kena Kanker
Kompasiana Senin, 4 Februari 2008 | 10:19 WIB
JAKARTA, SENIN - Merokok. Itulah hal yang disesali oleh Rima Melati, artis
kawakan yang selalu aktif dalam kampanye anti kanker di Indonesia. Merokok
membuatnya merasakan penderitaan menyusul operasi yang dijalaninya 19
tahun lalu di Belanda.
"Ya, merokok membuat saya kena kanker. Oh, jangan salah. Saya dulu bisa
habis rokok satu bungkus dalam satu hari. Kadang masih minta-minta sama
teman. Oleh karena itu, saya sekarang ini sangat anti dengan rokok dan selalu
mengampanyekannya," ujarnya saat ditemui pada peringatan hari kanker
sedunia di Bundaran HI, Senin (4/1). Hampir 80% perokok di Indonesia mulai merokok ketika usianya
Tak tanggung-tanggung karena merokok, istri Frans Tumbuan ini mengidap belum mencapai 19 tahun. Perokok remaja adalah calon perokok jangka
kanker payudara stadium 3B. Beruntung bagi Rima yang dapat menjalani
pengobatan di Belanda hingga sel kanker tak lagi bersarang di tubuhnya.
panjang dan menempatkan mereka pada kerusakan kualitas generasi dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa kontroversial. Melalui
kematian dini yang sebenarnya dapat dicegah. Ijtima` Ulama Komisi Fatwa MUI ke III, 24-25 Januari 2009, di Sumatera Barat,
Pemerintah dan sistem pendidikan di dunia pada umumnya memiliki ditetapkan bahwa merokok adalah haram bagi anak-anak, ibu hamil, dan dilakukan di
kurikulum anti tembakau berbasis sekolah. Di banyak Negara, terutama yang memiliki tempat-tempat umum. Sebagai bentuk keteladanan, diharamkan bagi pengurus MUI
keterbatasan sumber daya dan dana untuk pendidikan kesehatan, industri tembakau untuk merokok dalam kondisi yang bagaimanapun. Alasan pengharaman ini karena
telah memanfaatkan peluang dengan menjual citra tanggung jawab sosialnya melalui merokok termasuk perbuatan mencelakakan diri sendiri. Merokok lebih banyak
program pencegahan merokok bagi remaja (Youth Smoking Prevention Program). mudaratnya ketimbang manfaatnya (itsmuhu akbaru min naf`ihi).
Program ini tidak efektif, bahkan mendorong remaja untuk mencoba-coba merokok “Dan Janganlah kalian menjerumuskan diri kalian dengan tangan kalian
karena memposisikan merokok sebagai kebebasan dan kedewasaan yang sebaiknya sendiri ke dalam jurang kerusakan.” (QS. Al Baqarah (2): 195)
tidak dilakukan oleh anak-anak (smoking as an “adult choice”). “Dan Janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri ..” (QS. An Nisa (4):
Semakin muda seseorang mulai merokok, makin besar resiko orang tersebut 29)
mendapat penyakit saat tua. Perokok pasif memiliki resiko 3 kali lebih tinggi dari Dua ayat ini, tidak syak (ragu) lagi, merokok merupakan tindakan merusak diri si
perokok aktif. Dan perokok wanita beresiko 25% lebih tinggi dari perokok pria. pelakunya, bahkan tindakan bunuh diri. Para pakar kesehatan telah menetapkan dalam satu
batang rokok mengandung sekitar 7.000 zat kimia, 200 jenis diantaranya bersifat
karsinogenik yang sangat berbahaya, bahkan lebih bahaya dari Ganja (Canabis Sativa).
Kebiasaan merokok sedikitnya menyebabkan 30 jenis penyakit pada manusia.
Penyakit yang timbul tergantung dari kadar zat berbahaya yang terkandung
didalamnya, kurun waktu kebiasaan merokok dan cara menghisap rokok.
Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok
yang sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran
tembakau yang tidak sempurna. Asap rokok mengandung sejumlah zat yang
berbahaya seperti benzen, nikotin, nitrosamin, senyawa amin, aromatik, naftalen,
ammonia, oksidan sianida, karbon monoksida benzapirin, dan lain-lain. Partikel ini
akan mengendap di saluran napas. Endapan asap rokok juga mudah melekat di
benda- benda di ruangan dan bisa bertahan sampai lebih dari 3 tahun.
- Departemen Kesehatan Negara atau program berhenti merokok, Seluruh dokter dan mahasiswa kedokteran wajib menggalangkan bahwa
seperti Freedom American Lung Association dari program setiap tanggal 31 Mei seluruh dunia merayakan atau mengkampanyekan
berhenti merokok. World No Tobacco Day.
Perlu ditanyakan mengenai lokasi dari keluhan misal, - Apakah batuk berdahak/kering?
penderita dengan keluhan nyeri dada, perlu ditanyakan lebih - Apakah batuk disertai dengan keluarnya darah?
lanjut secara tepat bagian mana yang dimaksud, bila perlu - Apakah nafsu makan menurun?
penderita diminta menunjukkan dengan tangannya, dimana - Apakah ada keringat dingin saat malam hari?
bagian yang paling sakit dan penjalarannya ke arah mana. - Adakah terjadi penurunan berat badan ?
2. Onset dan kronologis - Apakah terdengar bunyi mengi?
Kapan mulai timbulnya benjolan atau sudah berlangsung - Apakah disertai demam?
berapa lama. Apakah keluhan itu timbul mendadak atau - Apakah disertai dengan sesak nafas?
perlahan-lahan. Dalam anamnesis alur pikir yang perlu diperhatikan adalah sebagai
3. Kualitas berikut :
Apakah sesak tersebut seperti terengah-engah. 1. Pendekatan sistematis, sehingga perlu diingat : Fundamental Four
4. Kuantitas & Sacred Seven.
Apakah batuknya mengganggu aktifitas sehari-hari, 2. Mulai berfikir organ mana yang terkena dan jangan berpikir
pekerjaan atau aktifitas fisik lainnya. penyakit apa, sehingga pengetahuan anatomi dan fisiologi harus
5. Faktor yang memperberat keluhan. dikuasai dengan baik.
Faktor-faktor yang memperberat sakit, seperti aktifitas fisik / 3. Anamnesis menggunakan keterampilan interpersonal sehingga
olah raga, makan, keadaan atau posisi tertentu. dibutuhkan pengetahuan sosiologi, psikologi dan antropologi.
6. Faktor yang memperingan keluhan.
Adakah usaha penderita yang dapat memperingan 2. Riwayat Penyakit Dahulu
keluhannya, misalnya dengan minum obat rasa sakit berkurang, Ditanyakan apakah penderita pernah sakit serupa sebelumnya,
atau dengan beristirahat. kapan terjadinya dan sudah berapa kali dan telah diberi obat apa saja,
7. Keluhan yang menyertai serta mencari penyakit yang relevan dengan keadaan sekarang,
Perlu ditanyakan keluhan–keluhan lain yang timbul perawatan lama, rawat inap, riwayat pengobatan atau tindakan khusus.
menyertai dan faktor pencetusnya, misalnya bila penderita
mengeluh batuk, yang perlu ditanyakan lebih lanjut adalah : 3. Riwayat Penyakit Keluarga
“ Blok 7 Sistem Respirasi ” “ Blok 7 Sistem Respirasi ”
“ Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto” “ Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto”
Anamnesis ini digunakan untuk mencari ada tidaknya penyakit 5. Mengenali isyarat verbal dan non verbal yang ditunjukkan oleh pasien.
keturunan dari pihak keluarga atau riwayat penyakit yang menular. 6. Mengklarifikasi pernyataan pasien yang kurang jelas, atau yang
Adakah anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama atau membutuhkan suatu keterangan tambahan.
memiliki penyakit yang merupakan faktor resiko dari keluhan 7. Secara berkala buatlah ringkasan dari pernyataan yang dibuat pasien untuk
penderita. memverifikasi pengertian anda. Mintalah pasien untuk mengkoreksi
pernyataan anda, atau mintalah pada pasien untuk memberikan keterangan
4. Riwayat sosial dan ekonomi tambahan bila diperlukan.
Hal ini untuk mengetahui status sosial pasien, yang 8. Gunakan pertanyaan yang ringkas dan mudah dipahami. Hindari
meliputi:tingkat pendidikan, pekerjaan,tingkat pendapatan, menggunakan istilah-istilah medis yang tidak dipahami pasien.
pernikahan, kebiasaan yang sering dilakukan (pola tidur, minum
alkohol atau merokok, obat-obatan, aktivitas seksual, sumber Beberapa anamnesis kasus respirasi, antara lain :
keuangan, asuransi kesehatan dan kepercayaan serta konsumsi TB Paru
makanan sehari-hari). Gejala respiratorik :
• batuk ≥ 3 minggu
Keterampilan yang harus dikuasai dalam melakukan Anamnesis • batuk darah
Keterampilan Mengeksplorasi Masalah Pasien : • sesak napas
1. Memberi kesempatan pada pasien untuk menceritakan permasalahan yang • nyeri dada
dihadapinya. Gejala sistemik :
2. Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup secara tepat. Mulailah dengan • Demam
pertanyaan terbuka terlebih dahulu, baru diikuti dengan pertanyaan • gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan
tertutup. menurun
3. Dengarkan dengan penuh perhatian. Berilah kesempatan pada pasien untuk PPOK
menyelesaikan ceritanya, dan jangan menginterupsi. • Sesak napas yang bertambah berat bila aktivitas
4. Berilah kesempatan pada pasien untuk memberikan respons baik secara • Kadang-kadang disertai mengi
verbal maupun nonverbal. • Batuk kering atau dengan dahak yang produktif
Riwayat sosial: pasien tinggal bersama kedua orang tua dan kakak serta kakak CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
ANAMNESIS RESPIRASI
iparnya. Ayahnya perokok berat bekerja sebagai kuli bangunan.
Riwayat ekonomi:pasien memiliki asuransi kesehatan BPJS PBI Nama :
NIK :
SKOR
No ASPEK PENILAIAN
0 1 2
MEMBUKA WAWANCARA
1 Mengucapkan salam, membaca basmallah
2 Memperkenalkan diri
3 Menanyakan identitas penderita*
nama, umur, alamat, jenis kelamin,
pekerjaan (jenis pekerjaan, sudah berapa
lama, dll), status perkawinan
ANAMNESIS
4 Menanyakan keluhan utama*
(batuk, batuk kering, batuk berdahak, batuk
berdarah, sesak napas, nyeri dada, suara
napas menciut,dll)
5 Menanyakan lokasi (disatu tempat, menjalar
atau tidak, dll)
6 Menanyakan onset (permulaan timbul
keluhan) dan kronologi (kapan timbul :
akut/mendadak, kronik,kambuh-kambuhan,
dll)
7 Menanyakan durasi (sudah berapa lama
keluhan dirasakan)
8 Menanyakan kualitas (jenis) keluhan (batuk
darah berwarna merah jambu, kental, dll)
9 Menanyakan kuantitas(seberapa hebat)
keluhan
10 Menanyakan faktor-faktor pemberat (lebih
berat pada malam hari, udara dingin, saat
aktivitas, dll)
SKOR SKOR
No ASPEK PENILAIAN No ASPEK PENILAIAN
0 1 2 0 1 2
11 Menanyakan faktor-faktor peringan logis*
(berkurang dengan obat-obatan, istirahat, 24 Memperhatikan waktu
dll) JUMLAH SKOR
12 Menanyakan gejala penyerta
(suara serak, penurunan berat badan,
pembengkakan mata kaki, demam,nafsu Keterangan :
makan menurun, sulit menelan, dll) 0 Tidak dilakukan mahasiswa
13 Menanyakan riwayat penyakit dahulu 1 Dilakukan, tapi belum sempurna
14 Menanyakan riwayat pengobatan (sudah 2 Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan
pernah berobat sebelumnya, pernah mahasiswa karena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak
memakan obat setiap hari sampai kurun diperlukan dalam skenario yang sedang dilaksanakan).
waktu tertentu, dosis, sekarang sedang
mengkonsumsi obat apa saja seperti obat Nilai Mahasiswa = Jumlah Skor x 100% =
hipertensi, dll) 48
15 Menanyakan riwayat alergi obat (pernah Purwokerto, ………………………..
atau tidak, kapan terjadinya, efek yang
timbul, dll)
16 Menanyakan pernah dioperasi (torakotomi, (dr. …………………………………)
luka bekas WSD, dll)
17 Menanyakan riwayat kesehatan keluarga
(riwayat terkena TB, asma, eksema/atopik,
DM, Hipertensi, tumor
18 Menanyakan riwayat sosial ekonomi
(asuransi kesehatan, jenis rumah dengan
ventilasi baik, memelihara binatang, dll)
19 Menanyakan kebiasaan pribadi (merokok,
napza, alkohol, dll)
MENUTUP WAWANCARA
20 Menanyakan pada pasien apakah ada hal
yang terlewat
21 Menutup wawancara dengan membuat suatu
ringkasan
22 Membuat kesepakatan dengan pasien
23 Melakukan wawancara dengan urutan yang
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM RESPIRASI toraks seperti kelainan bentuk dinding toraks, dll. Sehingga pada pemeriksaan
inspeksi sistem respirasi ini perlu diperhatikan sebagai berikut;
Tujuan Pembelajaran Kelainan yang terdapat pada sistem respirasi
Tujuan pembelajaran dari skills lab ini adalah agar mahasiswa mampu: Kelainan alat diluar sistem respirasi yang mempengaruhi pernapasan, seperti
1. Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan sistem respirasi (paru) • Penyakit jantung
2. Menjelaskan cara pemeriksaan fisik paru yang baik dan benar meliputi • Anemia
inspeksi,palpasi, perkusi dan auskultasi paru • dll
3. Menjelaskan ciri-ciri khas penyakit paru yang di dapatkan pada Kelainan sistem respirasi yang menimbulkan gejala diluar paru
pemeriksaan fisik (bronkitis akut, bronkitis kronis, TBC Paru,asma • Jari tabuh
bronchial, PPOK, efusi pleura, edema paru,atelektasis, Bronkopneumonia, • Sianosis
Tumor paru, dll • Edema muka
4. menjelaskan cara mampu menegakkan diagnosis/diagnosis sementara • Bendungan vena leher
penyakit paru berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang baik dan terarah • dll
5. Melakukan pemeriksaan fisik sistem respirasi meliputi : inspeksi, palpasi, Dibawah ini terdapat beberapa contoh kelainan bentuk bentuk pada dinding
perkusi dan auskultasi dari sistem respirasi ( paru) toraks :
1. Pigeon chest
INSPEKSI sternum ½ distal melengkung ke anterior, bagian lateral dinding thorax
Pada pemeriksaan inspeksi sistem respirasi dilakukan secara menyeluruh dan kompressi ke medial (seperti dada burung), etiologi ricketsia dan kelainan
sistematis. Prosedur pemeriksaan inspeksi toraks dilakukan dalam dua keadaan, congenital.
yaitu inspeksi yang dilakukan dalam keadaan statis dan dalam keadaan dinamis. 2. Funnel chest, yaitu bagian distal dari sternum terdorong
Inspeksi diawali dengan pengamatan pada keadaan statis, terhadap keadaan kedalam/mencekung.
umum pasien, kepala (adanya edema di muka), mata (cunjunctiva, kelopak Penyebabnya adalah penyakit ricketsia/congenital
mata), leher ( Jugular Venous Presure, deviasi trakea) tangan (clabing finger, 3. Flat chest, yaitu diameter anterioposterior memendek. Etiologinya adalah
kuku), kaki (edema tungkai) dan kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan adanya bilateral pleuro pulmonary fibrosis.
c. Penyakit jantung
d. Penyakit paru
e. Anemia
f. Hipertiroidisme
g. Neurosirkulatory
h. Asthenia
2. Orthopnea : sesak napas kalau posisi tidur dan berkurang kalau posisi
Gambar 12. Kiposis
duduk.
3. Kusmaull breathing napas cepat dan dalam, misal pada keadaan asidosis.
Pergerakan Pernapasan
4. Asthmatic breathing adalah ekspirasi memanjang disertai wheezing,
Pengembangan rongga toraks terjadi akibat aktivitas otot pernapasan dan secara
misal pada asma bronchial.
pasif kemudian terjadi ekspirasi, frekwensi pernapasan normal 14-18/mnt, pada
5. Cheyne stokes breathing, pernapasan periodic secara bergantian antara
bayi baru lahir normal 44x/menit dan secara gradual berkurang dengan
pernapasan cepat (hipernea) dengan apnea. Apnea dapat sampai 30 detik,
bertambahnya umur.
pasien dapat tertidur pada periode ini.
Pada laki-laki dan anak diafragma lebih berperan, sehingga yang menonjol
Contoh :
gerakan
a. penyakit jantung
pernapasan bagian atas abdomen dan toraks bagian bawah. Pada wanita yang
b. penyakit ginjal
lebih berperan adalah musculus intercostal, gerakan pernapasan yang menonjol
c. asthma berat
adalah gerakan rongga toraks bagian atas.
d. peningkatan tekanan intra cranial
e. keracunan obat
Pernapasan Abnormal
6. Biot‟s breathing pernapasan yang tak teratur, contoh :
1. Dyspnea: keluhan objektif dimana orang sakit akan merasakan susah/sesak
a. Trauma capitis b. Meningo ensefalitis
bernapas, dapat terjadi pada:
b. Tumor cerebral
a. Exercise
b. Obesitas
Compressive atelektasis
Cavitas paru
Pada pemeriksaan palpasi sistem respirasi dapat dilakukan pemeriksaan Tactil Efusi pleura
Menempelkan telapak dan jari jari tangan pada dinding dada, kemudian Emfisema paru
disuruh mengucapkan kata kata seperti 77, dengan nada yang sedang. Selain itu dengan palpasi dapat juga menentukan kelainan di perifer seperti
Bandingkan kondisi kulit; (basah atau kering), adanya demam, arah aliran vena dikulit pada
getaran yang timbul antara hemithorax kiri dan kanan secara simetris dengan vena yang terbendung (venaectasi), tumor, pembesaran KGB, deviasi trakea dll
cara
menyilangkan tangan pemeriksa secara bergantian.
Fremitus meningkat bisa ditemukan pada :
Infiltrat paru
dimulai dari lapangan atas paru menuju ke lapangan bawah sambil 3. Gerakan ketokan pada perkusi berpusat pada sendi pergelangan tangan
membandingkan bunyi perkusi antara hemi toraks kanan dan hemi toraks kiri. bukan pada pada sendi siku.
Pemeriksaan perkusi dinding toraks belakang dilakukan pada posisi pasien 4. Kekuatan perkusi disesuaikan, pada dinding toraks yang ototnya tebal
duduk perkusi agak lebih kuat sedangkan pada daerah yang ototnya tipis seperti
membelakangi pemeriksa, jika pasien tidur oleh karena, tidak dapat duduk daerah axilla dan lapangan bawah paru, kekuatan perkusi tidak terlalu kuat.
maka untuk perkusi daerah punggung, posisi pasien dimiringkan kekiri dan Jenis bunyi perkusi dinding toraks:
kekanan bergantian. a) Suara perkusi normal dari toraks pada lapangan paru disebut sonor (
Gambar 18. Perkusi toraks resonance)
b) Perkusi pada infiltrat paru dimana parenkim lebih solid mengandung
sedikit udara) perkusi akan menghasilkan redup (dullness).
c) Perkusi pada efusi pleura masif atau massa tumor yang besar suara perkusi
pekak (flatness.)
d) Hiperinflasi dari paru dimana udara tertahan lebih banyak dalam alveoli
atau adanya udara didalam rongga pleura (pnemothorax) menghasilkan
perkusi (hipersonor).
e) Adanya udara dalam lambung menimbulkan suara perkusi ( timpani.)
Waktu inspirasi dalam, batas belakang paru akan turun 4-6 cm, oleh karena 2-3 cm diatas (superior) dari clavicula di sebut kronig’s isthmus. Suatu zona
terjadi peranjakan batas paru turun ke bawah yang ditandai oleh perobahan sonor + 4-6 cm meluas melewati bahu kearah posterior sampai tonjolan
suara perkusi redup menjadi sonor sejauh 4-6 cm. scapula, daerah ini bisa menyempit bila terjadi fibrosis dari apex paru.
Daerah dinding belakang toraks, bunyi perkusi sonor dari apex paru sampai
batas bawah vertebrae thoracal X/XI.
Diatas scapula bunyi perkusi sonor agak melemah.
Batas jantung dengan perkusi :
Kanan : Ruang intercostal III-IV pinggir sternum kanan
Kiri atas : Ruang intercostal III kiri, 2-4 cm dari mid sternum
Kiri bawah : Intercostal V kiri, pada linea mid clavicularis.
sebaiknya duduk seperti melakukan perkusi. Kalau pasien tidak bisa duduk, Suara Napas Vesikuler.
auskultasi dapat dilaksanakan dalam posisi tidur. Pasien sebaiknya disuruh Pada suara napas vesikuler, suara inspirasi lebih keras, lebih panjang dan
bernapas dengan mulut tidak melalui hidung. pitchnya (nada) lebih tinggi dari suara ekspirasi. Suara napas vesikuler
Pemeriksa memberikan contoh bernapas terlebih dulu sebelum memeriksa terdengar hampir diseluruh lapangan paru, kecuali pada daerah supra sternal
pasien. Yang diperiksa pada auskultasi paru adalah : dan interscapula. Suara vesikuler dapat mengeras pada orang kurus atau post
1. Suara napas utama (breath sounds) “exercise” dan melemah pada orang gemuk atau pada penyakit-penyakit
2. Suara napas tambahan tertentu.
Breath Sounds (Suara napas Utama) Suara Napas Bronkial / Trakeal
Pada orang sehat dapat didengar dengan auskultasi suara napas : Pada suara napas bronkial, suara napas ekspirasi, intensitasnya lebih keras,
1. Vesikuler durasinya lebih panjang dan nadanya lebih tinggi dari suara inspirasi, terdapat
2. Trakeal pada daerah supra sternal.
3. Bronkial Suara napas trakeal hampir sama dengan suara napas bronkial tetapi durasi
4. Bronkovesikuler ekspirasi hampir sama antara ekspirasi dengan inspirasi, terdengar pada daerah
Untuk mendengar suara napas perhatikan intensitas, durasi dan pitch (nada) dari trakea. Ditemukanya bunyi napas bronkial pada daerah yang seharusnya suaran
inspirasi dibandingkan dengan ekspirasi. napas vesikuler, hal ini dapat disebabkan oleh pemadatan dari parenkim paru
seperti pada pneumonia dan kompresive atelektase.
Suara Napas Bronkovesikuler
Pada bunyi napas bronkovesikuler, suara yang timbul adalah campuran antara
suara napas vesikuler dan bronkial. Jenis suara napas ini ditandai dengan
ekspirasi lebih keras, lebih lama dan nadanya lebih tinggi dari inspirasi. Jenis
pernapasan ini, normal didapatkan pada pada pada bagian belakang, dimana
terdapat ovelap antara parenkim paru dengan bronkus besar.
Pernapasan broncovesikuler bila didapatkan pada daerah yang secara normal
Gambar 22. Auskultasi dan lokasi pemeriksan auskultasi pada dinding toraks
adalah vesikuler ini menunjukkan adanya kelainan pada daerah tersebut.
depan dan belakang
Ada ronki basah sedang dan ada pula ronki basah halus yang terutama voice). Dimana pasien disuruh mengucapkan kata 77 (tujuh puluh tujuh)
terdengar pada akhir inspirasi, terdengar seperti bunyi gesekan rambut secara berbisik sementara pemeriksa mendengarkan dengan stetoskop pada
antara jari telunjuk dengan empu jari. seluruh lapangan paru. Pada kelainan infiltrat maka suara berbisik tersebut
Ronki kering akan terdengar jelas pada pangkal telinga kita dan disebut bronchial
Ronki kering disebabkan lewatnya udara melalui penyempitan saluran whispered positif dapat mendeteksi infiltrat yang kecil / minimal.
napas, inflamasi atau spasme saluran napas seperti pada bronchitis atau 4. Bronchophoni
asma bronchial. Vocal sound (suara biasa) bila didengarkan pada dinding thorax (lapangan
Ronchi kering lebih dominant pada fase expirasi terdengar squeking dan paru) akan terdengar kurang keras dan kurang jelas dan terdengar jauh. Bila
grouning, pada saluran yang lebih besar adalah deep tone grouning terdengar lebih keras, lebih jelas dan pada pangkal telinga pemeriksaan
(sonorous) dan pada saluran yang lebih kecil terdengar squeking dan disebut bronchoponi positif terdapat pada pemadatan parenkim paru, misal
whistling (sibilant). pada infiltrat dan aktelektasis kompresif.
Ronchi kering dengan berbagai kwalitas frekwensi pitchnya disebut 5. Eugophoni
musical rales (seperti pada penderita asma bronchial) Eugophoni yaitu bronchophoni yang terdengar nasal, biasanya disebabkan
2. Pleural friction oleh kompresif atelektasis akibat dorongan efusi pleura pada parenkim paru
Terjadinya bunyi pergeseran antara pleura parietal dengan pleura viseral terdengar pada perbatasan cairan dengan parenkim paru.
waktu inspirasi disebut Pleura friction. Dapat terjadi pada pleuritis
fribrinosa. Lokasi yang sering terjadi pleura friction adalah pada bagian
bawah dari axilla, namun dapat juga terjadi di bagian lain pada lapangan
paru. Terdengar seperti menggosok ibu jari dengan jari telunjuk dengan
tekanan yang cukup keras pada pangkal telinga kita, terdengar pada fase
inspirasi dan ekspirasi.
3. The Whispered Voice (Suara berbisik)
Dalam keadaan tidak memungkinkan untuk melakukan pemeriksaan suara
napas secara memuaskan, misalnya nyeri dada bila bernapas atau keadaan
keletihan, maka dapat dilakukan pemeriksaan suara berbisik (the whispered
8. Lihat posisi diafragma apakah simetris. lihat sudut diafragma dengan sela Namun kepastian harus diperoleh dengan hasil pemeriksaan klinis dan lab
iga (sudut costophrenicus) kanan dan kiri. Normalnya kedua sudut yang lengkap.
costophrenicus tampak tajam. Jika tumpul mungkin terdapat efusi pleura. Menurut ATA ( American Tuberculosis Association ).
9. Lihat udara di lambung. Normal terdapat di sebelah kiri bawah foto rontgen _ TBC minimal : luas kelainan yang di lihat tidak melebihi ruangan yang di
thorak. batasi garis median,apex dan iga-iga depan dan tidak ada lubang.
10. Perhatikan gambaran paru apakah terdapat radio opaque atau radio lusen. _ TBC lanjut sedang (Moderatly Advanced TB): luas kelainan yang di lihat
Gambaran radio lusen dengan air fluid level bisa merupakan efusi plura bisa dimana saja dalam paru,luas kelainan tidak melebihi satu
atau kista paru. gambaran radio opaque tanpa gambaran corakan pembuluh lobus,bisaterdapat lubang tapi dengan diameter tidak lebih dari 4 cm.
darah bisa merupakan pneumothorak. konfirmasi dengan pemeriksaan fisik _ TBC sangat lanjut (Far Advanced): luas kelainan yang terlihat menempati
dan kalau perlu foto thorak lateral atau dekubitus. daerah yang lebih daripada satu lobus dan bila ada lubang maka diameter
lebih dari 4 cm.
a. TBC Perbedaan TBC dewasa dan anak
- Penyakit yang masih banyak di indonesia .peranan radiologi masih tinggi _ TBC dewasa (sekunder).
karena walau belum ada gejala-gejala klinis dan Lab, kadangkadang dengan 1. Lokalisasi biasanya dila lapangan atas paru
roentgen dapat diketahui tanda-tanda spesifik. 2. Jarang di sertai dengan pembesaran kelenjar.
- Tapi kadang-kadang sputum(+) sedangkan roetngen (-). 3. Jarang di sertai dengan komplikasi.
- Sifat daripada bayangan pada foto dapat memberi kesan tentang aktifitas _ TBC anak (primer).
pada TBC : 1. Lokalisasi di mana saja.
_ Aktif : 2. Sering disertai dengan pembesaran kelenjar.
1. bercak-bercak. 3. Bila ada komplikasi (pleuritis,bronchiectasis,atelektasis ) maka sering
2. Gambaran berawan (infiltrat). menyelubungi sarang TBC sendiri.
3. Cavitas (lubang).
_ Tenang (tidak aktif) : b. Pleuritis exuditiva/pleural effusion.
1. Garis-garis. _ Gambaran putih di hemi thorax bawah sehingga batas diafragma tidak
2. Bintik kapur. jelas.
INHALASI NEBULIZER
Nebulizer adalah suatu alat yang bisa menyemburkan medikasi atau agens
pelembab seperti agens bronkodilator atau mukolitik menjadi partikel
mikroskopik dan mengirimkannya ke dalam paru – paru ketika menghirup
nafas.
- Mual SKOR
No ASPEK PENILAIAN
- Tremor 0 1 2
nyaman *
- Insomnia ( susah tidur ) 15 Pasangkan masker pada pasien, jika pasien
berumur <1 tahun minta bantuan pada orang
tua untuk mempertahankan posisi masker.
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN Sebaliknya pada anak – anak ajarkan dan
INHALASI NEBULIZIER motivasi untuk memegang sendiri masker dan
bernafas melalui mulut dengan cara ambil
Nama : nafas lambat, dalam dan kemudian menahan
NIK : nafas selama beberapa detik pada akhir
mengambil nafas
SKOR 16 Melakukan evaluasi tindakan
No ASPEK PENILAIAN
0 1 2 17 Mendokumentasikan dalam status Rekam
1 Mengucapkan salam, membaca basmallah Medik
2 Memperkenalkan diri
3 Menanyakan identitas penderita
4 Informed consent* Keterangan :
5 Menyiapkan alat (nebulizier, obat 0 Tidak dilakukan mahasiswa
bronkodilator/mukolitik, kapas alcohol) dan 1 Dilakukan, tapi belum sempurna
mendekatkan ke kursi/tempat tidur pasien 2 Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan
6 Menjaga privacy pasien (suasana tenang dan mahasiswa karena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak
nyaman) diperlukan dalam skenario yang sedang dilaksanakan).
7 Mengatur posisi pasien dalam keadaan posisi
duduk Nilai Mahasiswa = Jumlah Skor x 100% =
8 Mencuci tangan dengan tekhnik WHO* 34
9 Bersihkan masker nebulizer dengan kapas
alkohol Purwokerto, ………………………..
10 Masukkan obat bronkodilator/mukolitik sesuai
dosis
11 Hubungkan nebulizer dengan kontak listrik
12 Hidupkan nebulizer dengan cara menekan (dr. …………………………………)
tombol on
13 Pastikan uap keluar dari nebulizer
14 Melakukan komunikasi dan meminta ijin
pemasangan masker agar pasien merasa