Anda di halaman 1dari 13

1.

LATAR BELAKANG

Pulau Lombok saat ini dikenal menjadi “Pulau Surga” yang


menjadi incaran bagi Wisatawan Domestik dan Wisatawan
Mancanegara. Pulau ini terletak disebelah timur pulau Dewata Bali
yang merupakan salah satu pulau dari daerah Nusa Tenggara Barat
(NTB). Dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) daerah ini termasuk dalam Koridor V
yaitu pembangunan lebih dititik beratkan pada sektor Ketahanan
Pangan dan Pariwisata.

Kabupaten Lombok Barat sebagai salah satu kabupaten yang


ada di pulau Lombok terkenal memiliki panorama alam yang indah
dengan pantai pasir putih yang membentang disepanjang pulau.
Jumlah wisatawan yang datang berkunjung ke daerah ini telah
melampui target jumlah wisatawan yang dicanangkan pemerintah
daerah. Keberhasilan sektor ini telah mengantarkan kabupaten
Lombok Barat mendapatkan berbagai penghargaan. Sektor
pariwisata ini diharapkan dapat menjadi pendorong bagi
pertumbuhan sektor pembangunan lainnya seperti sektor
Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Perindustrian.
Bahwa kepariwisataan merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional yang dilakukan secara sistematis,
terencana, terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung jawab dengan
tetap memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya
yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan
hidup, serta kepentingan nasional. Pembangunan kepariwisataan
diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha
dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan
perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
Diundangkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan yang menggantikan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun1990 telah memberikan arahan dan strategi
pembangunan kepariwisataan nasional dan daerah yang lebih
komprehensif sesuai dengan perkembangan berbagai lingkungan
strategis baik dalam lingkup daerah, nasional, regional maupun
global. Berdasarkan ketentuan Pasal 8 dan Pasal 9 Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
pembangunan kepariwisataan didasarkan pada Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional, Daerah Provinsi dan
Daerah Kabupaten/Kota. Secara umum pembangunan
kepariwisataan didasarkan pada 4 (empat) pilar pokok
pembangunan, masing-masing, yakni Destinasi Pariwisata,
Pemasaran Pariwisata, Industri Pariwisata, dan Kelembagaan
Pariwisata. Sehingga dalam setiap kebijakan pembangunan
kepariwisataan di Kabupaten Lombok Barat, mengacu pada
keempat pilar dimaksud.
Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu kabupaten di
Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah bagian integral dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Seperti daerah-daerah lainnya,
Kabupaten Lombok Barat memiliki Potensi Daya Tarik Wisata
Alam, Daya Tarik Wisata Budaya dan daya Tarik Wisata Hasil
Buatan Manusia, yang layak untuk dikembangkan guna
memajukan perkonomian daerah dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Dalam hal penguatan Potensi kepariwisataan tersebut
tentunya Pemerintah Kabupaten Lombok Barat telah memiliki
rumusan rumusan kebijakan pembangunan kepariwisataan dalam
rangka penguatan penguatan kepariwisataan di Kabupaten
Lombok Barat.

1.1 Arah Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan di Kabupaten


Lombok Barat
Telah disebutkan sebelumnya bahwa Secara umum
pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Lombok Barat
didasarkan pada 4 (empat) pilar pokok pembangunan, adapun
cakupan arah kebijakan dan strategi yang dilakukan pada masing
masing pilar tersebut antara lain :
1. Destinasi Pariwisata
a. Pembangunan daya tarik wisata yang meliputi daya Tarik
wisata alam, daya Tarik wisata budaya, daya Tarik wisata
hasil buatan manusia dan daya Tarik kegiatan masyarakat
yang mana arah kebijakannya diarahkan pada perintisan
pengembangan daya tarik wisata dalam rangka mendorong
pertumbuhan Destinasi Pariwisata Daerah dan
pengembangan potensi wisata daerah, Pembangunan daya
tarik wisata yang didasarkan pada karakteristik lokal untuk
meningkatkan kualitas dan daya saing produk dalam menarik
minat dan segmen pasar serta pelaksanaan revitalisasi daya
tarik wisata dalam upaya peningkatan kualitas, keberlanjutan
dan daya saing produk dan Destinasi Pariwisata
b. Pembangunan aksesibilitas pariwisata yang dimaksudkan
berupa penyediaan dan pengembangan sarana transportasi
angkutan jalan, penyeberangan, dan angkutan laut sehingga
mampu mendukung pengembangan kepariwisataan dan
pergerakan wisatawan menuju Destinasi dan pergerakan
wisatawan di dalam kawasan Destinasi Pariwisata.
c. Pembangunan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas
pariwisata yang berupa pembangunan jalan, akomodasi
pariwisata yang sesuai dengan standard pariwisata halal,
pos-pos pelayanan kesehatan dan tanggap bencana,
pembangunan wahana wisata pantai, outbound, sarana
ibadah, system pengelolaan sampah dan limbah yang
berwawasan lingkungan, serta sarana sarana lainnya yang
terkait dengan Kepariwisataan Daerah yang mampu
menampilkan wajah dan ciri khas Kabupaten Lombok Barat
serta potensi pengembangannya.
d. Pemberdayaan masyarakat lokal yang bertujuan untuk
pengembangan potensi, kapasitas dan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan di daerah,
peningkatan potensi dan kapasitas sumber daya lokal melalui
pengembangan usaha produktif dan ekonomi kreatif di
bidang kepariwisataan, pemberian insentif untuk mendorong
perkembangan industri dan usaha mikro, kecil dan menengah
yang bergerak dalam sektor kepariwisataan, memperluas
akses pasar terhadap produk dan usaha mikro, kecil dan
menengah dan ekonomi kreatif lainnya yang dikembangkan
oleh masyarakat lokal, peningkatan akses dan dukungan
permodalan dalam upaya pengembangan produk industri dan
usaha mikro, kecil dan menengah yang dikembangkan oleh
masyarakat lokal, meningkatkan kesadaran dan peran serta
masyarakat serta pemangku kepentingan dalam mewujudkan
Sapta Pesona untuk menciptakan iklim yang kondusif
kepariwisataan di setiap DPD dan kawasan sekitarnya, serta
meningkatkan motivasi dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali karakteristik, bahasa, budaya dan aspek-aspek
psikologis lainnya dari wisatawan yang mengunjungi setiap
destinasi wisata
e. Pengembangan investasi di bidang pariwisata dengan cara
pemberian insentif investasi di bidang pariwisata sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
menyediakan fasilitas dan kemudahan investasi di daerah
bidang kepariwisataan, meningkatkan promosi investasi
daerah di bidang kepariwisataan dimana strategi yang
dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan
membangun koordinasi dengan Pemerintah dalam
pengembangan sistem keringanan fiskal untuk menarik
investasi dalam negeri maupun asing di bidang pariwisata
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan,
menyediakan fasilitas dan jasa layanan yang memudahkan
investor dalam negeri maupun asing untuk berinvestasi di
bidang kepariwisataan berbasis pelayanan perizinan satu
atap, menyediakan informasi peluang investasi di semua
Destinasi Pariwisata Daerah, menyusun agenda tahunan,
lima tahunan dan Tahun Kunjungan Wisata Daerah dan
melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah untuk pelaksanaannya serta membangun sinergi
promosi investasi dengan sektor terkait dalam
pengembangan kepariwisataan daerah.

2. Pemasaran Pariwisata yang arah kebijakannya mencakup :


a. Pengembangan pasar wisatawan yang berupa peningkatan
pemasaran dan promosi Destinasi Pariwisata, membangun
kemitraan dengan sektor swasta dan semua Pemerintah
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam
menggerakkan wisatawan massal untuk mengunjungi
destinasi-destinasi pariwisata, membangun kemitraan
dengan sekolah mulai dari tingkat PAUD sampai dengan
Perguruan Tinggi untuk menggerakkan wisatawan massal
untuk mengunjungi destinasi-destinasi pariwisata dan
membentuk dan membina kelompok-kelompok usaha yang
bergerak dalam bidang pariwisata massal yang berpotensi
menggerakkan arus wisatawan ke semua Destinasi
Pariwisata Daerah.
b. Pengembangan citra pariwisata daerah yang dilakukan
dengan cara peningkatan dan pemantapan citra wisata
daerah yang mencirikan sapta pesona, melakukan riset dan
pengembangan destinasi yang berkarakter serta menentukan
eanekaragaman hayati berupa flora dan fauna sebagai ikon
wisata daerah, membentuk kelompok masyarakat sadar
wisata di seluruh destinasi wisata, serta memelihara nilai nilai
agama dan kearifan lokal pada seluruh destinasi wisata yang
ada di kabupaten Lombok Barat.
c. Pengembangan kemitraan pemasaran pariwisata yang
dilakukan dengan membangun kemitraan pemasaran yang
terpadu, sinergis dan berkelanjutan kepada semua
pemangku kepentingan dan pelaku usaha kepariwisataan
daerah, nasional dan internasional, membentuk dan
membina Agen Perjalanan Wisata di daerah, membuka
Kantor-kantor Perwakilan Promosi Wisata Daerah di kota-
kota besar dan negara-negara yang berpotensi
menggerakkan wisata massal, menguatkan fasilitas,
dukungan, koordinasi dan sinkronisasi terhadap promosi
wisata nasional di luar negeri.
d. Pengembangan promosi pariwisata yang dilakukan dengan
membentuk dan mengembangkan Badan Promosi Pariwisata
Daerah, menguatkan dukungan, koordinasi dan sinkronisasi
dengan Badan Promosi Pariwisata Kabupaten/Kota di Nusa
Tenggara Barat, Badan Promosi Pariwisata Provinsi dan
Badan Promosi Pariwisata Pemerintah dan membangun
Pusat Promosi Pariwisata Daerah.

3. Industri Pariwisata yang arah kebijakannya antara lain


dengan melakukan :
a. Penguatan struktur dalam bentuk penguatan fungsi, hierarki
dan hubungan antar mata rantai aneka jenis insdustri
pariwisata untuk meningkatkan daya saing pariwisata,
b. Peningkatan daya saing dengan meningkatkan kualitas daya
tarik wisata, daya saing fasilitas umum dan fasilitas
pariwisata serta daya saing aksesibilitas menuju destinasi
pariwisata,
c. Pengembangan kemitraan usaha dengan membangun
sinergi dan skema kerja sama antara Pemerintah Daerah
dengan Pemerintah dan Pemerintah Provinsi, pelaku dunia
usaha pariwisata dan masyarakat,
d. Penciptaan kredibilitas bisnis dengan pengembangan
manajemen dan pelayanan jasa pariwisata yang kredibel dan
berkualitas dengan menerapkan standarisasi dan Sertifikasi
Usaha Pariwisata yang mengacu pada prinsip-prinsip dan
standar intemasional dengan mengoptimalkan sumber daya
lokal, serta
e. Pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan
dengan pengembangan manajemen usaha pariwisata yang
mengacu kepada prinsip-prinsip pembangunan pariwisata
berkelanjutan, kode etik pariwisata dunia dan ekonomi hijau
(green economic), serta mendorong tumbuhnya ekonomi
hijau di sepanjang matarantai industri pariwisata yang perduli
pada pelestarian lingkungan dan kebudayaan di daerah.

4. Kelembagaan Pariwisata dengan arah kebijakan berupa :


a. Penguatan Organisasi Kepariwisataan Daerah,
b. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata
yang meliputi pembangunan SDM pada seluruh element
penta helic dan
c. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan.

1.2 Arah Pengembangan sektor Pariwisata Gili-Gili di Kecamatan


Sekotong
Lombok Barat, memiliki destinasi wisata pulau-pulau kecil yang
berada pada wilayah administratif Kecamatan Sekotong. Terdapat
19 pulau-pulau kecil yang berada di kawasan kabupaten Lombok
Barat. Pengelolaan pulau-pulau kecil yang berada di Kabupaten
Lombok Barat terus ditingkatkan dengan telah ditetapkannya
rencana pola ruang wilayah yang secara umum terbagi menjadi dua
kawasan, yaitu kawasan Lindung dan Kawasan Budi Daya.
Kawasan Lindung terbagi menjadi 7 (Tujuh)Kawasan, diantaranya
adalah :
1. Kawasan Hutan Lindung
2. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan
dibawahnya,
3. Kawasan Perlindungan Setempat
4. Kawasan Pelestarian Alam dan Cagar Budaya,
5. Kawasan Rawan Bencana Alam
6. Kawasan Lindung Geologi
7. Kawasan Lindung Lainnya.
Adapun Gili-Gili yang ada pada Kabupaten Lombok Barat yang
termasuk dalam Kawasan Lindung adalah Gili Tangkong, Gili
Nanggu, Gili Sudak dan Gili Rengit yaitu termasuk dalam kawasan
Lindung Lainnya yang berada dalam Kawasan Konservasi Perairan
Daerah.
Sedangkan Kawasan Budi Daya Terbagi menjadi 9 (Sembilan)
Kawasan Peruntukan, diantaranya :
a. Kawasan peruntukan hutan produksi,
b. Kawasan peruntukan hutan rakyat,
c. Kawasan peruntukan pertanian,
d. Kawasan peruntukan perikanan,
e. Kawasan peruntukan pertambangan,
f. Kawasan peruntukan industry,
g. Kawasan peruntukan pariwisata,
h. Kawasan peruntukan permukiman, dan
i. Kawasan peruntukan lain.
Gili-Gili yang termasuk dalam kawasan budidaya dengan
peruntukan pariwisata adalah Kawasan Gili Kedis, Gili Sudaq, Gili
Tangkong, Gili Nanggu, Gili Poh, Gili Genting, Gili Lontar, Gili Gede,
Gili Rengit, Gili Layar, Gili Asahan, Gili Goleng, Gili Kao, Gili Kere,
Gili Sepatang/ Sophialouisa,Gili Geneng-Geneng, Gili Anak Ewok,
Gili Sarang, Gili Wayang, Gili Pulau Tiga, Gili Tepong, Gili Batu
Nyangkong, dan Gili Malang
Adapun secara umum tentang kawasan peruntukan pariwisata
telah diatur mengenai peraturan zonasi pariwisata yang berlaku
sama untuk seluruh kawasan peruntukan pariwisata termasuk pada
gili-gili yang ada di kecamatan Sekotong, antara lain :
a. Pengawasan yang perlu dilaksanakan agar kegiatan pariwisata
yang dilakukan tidak membahayakan lingkungan dan tidak
berada pada lahan produktif;
b. Zonasi kawasan pariwisata terdiri dari zona usaha jasa
pariwisata; zona daya tarik wisata dan zona usaha sarana
pariwisata;
c. Zona usaha jasa pariwisata adalah untuk jasa biro perjalanan
wisata; jasa agen perjalanan wisata; jasa pramuwisata; jasa
pertemuan, perjalanan insentif, pameran; jasa impresariat; jasa
konsultan pariwisata, dan jasa informasi pariwisata;
d. Zona daya tarik wisata adalah untuk zona daya tarik wisata
alam; zona daya tarik wisata budaya; zona daya tarik wisata
buatan;
e. Zona usaha sarana pariwisata adalah untuk penyediaan
akomodasi; makan dan minum; angkutan wisata; sarana wisata
tirta; dan kawasan pariwisata;
f. Prasarana dan sarana minimal meliputi telekomunikasi, listrik,
air bersih, drainase, pembuangan limbah dan persampahan;
WC umum, parkir, lapangan terbuka, pusat perbelanjaan skala
lokal, sarana peribadatan dan sarana kesehatan; persewaan
kendaraan, ticketing, penukaran uang ;
g. Perubahan zona pariwisata dimungkinkan untuk tujuan
perlindungan lingkungan;
h. Pembangunan zona daya tarik wisata alam hutan dapat
memanfaatkan zona hutan lindung dengan memperhatikan
arahan peraturan zonasinya;
i. Kegiatan lain yang tidak sesuai dan memiliki izin yang berada
pada kawasan pariwisata, harus menyesuaikan pada akhir
masa berlaku izin dan kegiatan lain yang tidak memiliki izin
direlokasi paling lambat 3 tahun; dan
j. Ketentuan zonasi kawasan peruntukan pariwisata lebih detail
mengacu pada peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
1.2.1 Peraturan Perundang-Undangan yang mengatur
Pengembangan Kepariwisataan pada Gili-Gili di
Kawasan Lombok Barat.
Peraturan-peraturan yang lebih spesifik tentunya
sangat diperlukan untuk mengatur arah pengembangan
kepariwisataan pada gili-gili di kawasan Lombok Barat ,
namun sampai dengan saat ini, pemerintah kabupaten
Lombok Barat baru memiliki satu peraturan yang secara
spesifik mengatur tentang penataan dan pengembangan
kepariwisataan di kawasan Gili Gede yaitu yang dituangkan
dalam peraturan bupati nomor 21 Tahun 2019 tentang
penataan dan pengembangan kawasan Gili Gede.

1.3 Pembangunan Kepariwisataan di Gili Tangkong


1.3.1 Gambaran Umum Kawasan Gili Tangkong
Secara administrative, Gili Tangkong masuk dalam
wilayah administratif Desa Sekotong Barat Kecamatan
Sekotong yang berbentuk pulau kecil dengan luas ± 17,06
Ha. Gili ini menawarkan pengalaman wisata yang
menyenangkan dimana pasir di pantai Gili Tangkong ini
berwarna putih bersih, dengan pantai yang bersih dan
jernih.
Panorama sekitar Gili ini juga mempesona. mempunyai
kekayaan laut yang menakjubkan. Perairannya yang masih
sangat terjaga memungkinkan aneka biota laut dapat hidup
dan tumbuh subur di sini.
Gili Tangkong berada di antara Gili Sudak dan Gili
Nanggu dan berjarak 70 km dari Kota Mataram. Untuk
mencapai pulau ini dapat ditempuh melalui Dermaga Tawun
di Sekotong dengan menggunakan perahu. Pesona Gili
Tangkong ini membuat banyak biro perjalanan wisata
menyediakan paket wisata ke 4 gili sekaligus yang berada
saling berdekatan, yakni Gili Nanggu, Gili Sudak, Gili Kedis
dan Gili Tangkong itu sendiri.
Jika dari Gili Nanggu, Gili Tangkong berjarak tidak
terlalu jauh. Hanya membutuhkan waktu sekitar 5-10 menit
sekali penyeberangan. Dibanding Gili Nanggu, Gili
Tangkong jauh lebih sunyi dan sedikit pengunjungnya.

1.3.2 Potensi Wisata Gili Tangkong


Kondisi Geografis Gili Tangkong yang memiliki pesona
keindahan alam yang mendukung seperti pantai berpasir
putih, perairan yang masih terjaga, tidak berpenduduk dan
letak pulau yang tidak berhadapan langsung dengan laut
lepas sehingga tidak menyebabkan gelombang yang tinggi
pada perairan disekitar kawasan ini tentunya menjadi
potensi wisata yang dapat di unggulkan di kawasan ini.
Adapun potensi wisata yang dapat dikembangkan pada
kawasan Gili Tangkong antara lain :
1. Villa Apung
2. Hotel dan Resort
3. Cruise Harbour
4. Destinasi Kuliner
5. Wahana Wisata Air / Waterpark
6. Kampung Wisata
1.3.3 Konsep Pengembangan Kepariwisataan Gili Tangkong
Sebagaimana telah disebutkan bahwa Kabupaten
Lombok Barat belum secara spesifik memiliki peraturan
perundangan yang berupa peraturan daerah maupun
peraturan bupati yang mengatur mengenai konsep
penataan dan pengembangan Kepariwisataan pada Gili-Gili
yang ada kecuali pada Kawasan “pulau” Gili Gede, maka
pembangunan kepariwisataan di kawasan “pulau” Gili
Tangkong saat ini masih mengacu secara umum pada
Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Lombok
Barat yang mengacu pada 4 (Empat) Pilar pembangunan
kepariwisataan, yaitu Destinasi Pariwisata, Promosi
Pariwisata, Industri Pariwisata dan Kelembagaan Pariwisata
yang tentunya disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah di kabupaten lombok Barat sesuai dengan
peruntukannya.
Namun demikian secara umum konsep
pengembangan kepariwisataan yang ada di kabupaten
Lombok Barat saat ini lebih diarahkan pada penguatan
konsep Desa Wisata, sehingga Penerapan Konsep Sadar
Pesona yang merupakan jabaran konsep sadar wisata yang
terkait dengan dukungan dan peran serta masyarakat
sebagai tuan rumah dalam upaya untuk menciptakan
lingkungan dan suasana kondusif yang mampu mendorong
tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata di seluruh
destinasi wisata yang ada di kabupaten Lombok Barat
secara umum dan kawasan Gili Tangkong secara khusus
dapat terwujud.

Anda mungkin juga menyukai