BAB I
PENDAHULUAN
Upaya untuk membantu tumbuh kembang secara optimal dengan cara deteksi
adanya penyimpangan dan intervensi dini perlu dilaksanakan oleh semua pihak
sejak mulai dari tingkat keluarga, petugas kesehatan mulai dari kadar kesehatan
sampai dokter spesialis,dan disemua tingkat pelayanan kesehatan mulai dari
tingkat dasar sampai pelayanan yang lebih spesialistis. Dengan adanya program
deteksi dan intervensi dini terhadap penyimpangan tumbuh kembang yang
dilaksanakan dimasyarakat melalui program posyandu. Oleh karena itu, kami
tertarik untuk membahas tentang stimulasi dini intervensi dan deteksi tumbuh
kembang (SDIDTK)
1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui skrining SDIDTK
Tujuan Khusus
a) Kader posyandu mengetahui pengertian SDIDTK
b) Kader posyandu mampu memahami SDIDTK
c) Kader posyandu mampu melaksanakn skrining SDIDTK
d) Kader posyandu mengetahui hasil skrining dan memilih intervensi untuk
menyelesaikan masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Proses kognisi adalah sebuah proses mental yang mengacu kepada proses
mengetahui sesuatu. Istilah kognitif sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk mengerti sesuatu. Mengerti menunjukkan kemampu-an untuk menangkap
sifat, arti, atau keterangan mengenai sesuatu serta mempunyai gambaran yang
jelas terhadap hal tersebut. Perkembangan kognitif sendiri mengacu kepada
kemampuan yang dimiliki seorang anak untuk memahami sesuatu. Menurut Berk
(2005) perkembangan kognitif adalah kapasitas intelektual yang dimiliki oleh
seorang anak dan bagaimana kapasitas ter-sebut berkembang sampai mereka
dewasa kelak.
Piaget juga terkenal sebagai tokoh pertama dalam ilmu psikologi yang membahas
secara sistematis tentang perkembangan kognitif seorang anak. Menurut Piaget,
setiap anak dilahirkan dengan kemampuan untuk mengorganisasikan skema.
Skema pada dasarnya adalah kepingan-kepingan informasi yang dimiliki oleh
anak. Dalam menyusun skema ini, seorang anak akan melakukan proses asimilasi
dan akomodasi. Asimilasi adalah proses dimana seorang anak akan mencocokkan
(fitting) skema baru yang diperolehnya dengan skema yang telah lebih dulu
dimilikinya. Sementara akomodasi adalah proses dimana seorang anak akan
merubah (changing) skema yang sudah dimilikinya agar sesuai dengan skema
yang baru didapatnya. Konflik yang terjadi antara proses asimilasi dan akomodasi
ini membuat anak berupaya untuk mencapai tahap equilibrium atau
keseimbangan. Tujuan dari perkembangan kognitif menurut Piaget pada dasarnya
adalah untuk mencapai equilibrium.
2) Perkembangan Bahasa
3) Perkembangan Psikomotorik
Dibawah ini contoh tabel perkembangan motorik kasar dan motorik halus
Tabel. Tahap perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada usia 1-2
tahun.
Tabel. Tahap perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada usia 2-3
tahun.
a. Memantau dan mendeteksi dini setiap balita yang berkunjung dan dirujuk
dengan cara:
Penanganan:
Anak dengan berat badan di atas batas normal perlu diberi nasehat
pembenan makanan seimbang.
Anak dengan kelainan khusus seperti:
- Muntah tanpa gangguan organic.
- Gangguan buang air besar.
- Cengeng berlebihan.
- Penakut.
- Mengompol pada anak di atas 5 tahun.,d1l.
Autisme.
Hiperaktif dan gangguan berkonsentrasi.
Pengukuran lingkaran kepala anak (PLKA) tidak normal.
Kelainan-kelainan benwWfungsi tubuh (hidrosefalus, spina, bifida,
strabismus).
I-Epotiroidea.
Perawakan pendek.
Perawakan tinggi.
Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani langsung
BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN
A. Analisa SWOT
1. Strength
a. Petugas kesehatan menjadi lebih mengusai cara mendeteksi tumbuh
kembang anak sesuai literatur.
b. Pengunjung puskesmas (pasien) lebih memahami pentingnya
deteksi dini tumbuh kembang anak.
c. Masyarakat bisa mendapatkan pengetahuan tentang perkembangan
anaknya secara lebih mendalam.
d. Masyarakat dapat mengetahui kapan anak harus diperiksa tumbuh
kembangnya sesuai dengan umur anak tersebut.
2. Weakness
3. Oportunity
4. Threat
a. Memerlukan biaya untuk membeli alat pendekteksi tumbuh
kembang anak
b. Membutuhkan tempat yang lebih luas
c. Membutuhkan bimbingan dalam menjalankan DDTK
d. Membutuhkan pelatihan terlebih dahulu sebelum menjalankan
program DDTK
B. Denah
MEJA A
KULKAS L
A
TEMPAT DDTK
R
Keterangan :
: Pengukur tinggi badan
: Meja Komputer
C. Anggaran Dana
D. Jadwal Kegiatan
No. Hari/Tanggal Kegiatan
1. Rabu,7 Februari 2018 Menyiapkan perlengkapan yang diperlukan
2. Rabu,7 Februari 2018 Penataan ruangan
BAB IV HASIL
1. Pada waktu bayi tidur kemudian anda berbicara atau membuat ya Tidak
kegaduhan apakah bayi akan bergerak dan terbangun dari tidurnya ?
2. pada waktu bayi terlentangdan anda duduk di dekat kepala bayi ya Tidak
pada posisi yang tidak terlihat oleh bayi, kemudian anda bertepuk
tangan dengan keras apakah bayi terkejut atau mengedipkan matanya
atau menegangkan tubuh sambil mengangkat kaki tangannya ke
atas?
3. Apabila ada suara nyaring (batuk, salak anjing, piring jatuh ke ya tidak
lantai dll), apakah bayi terkejut atau lompat ?
Interpretasi : Lingkar Kepala Anak Berada dalam Jalur Hijau maka Lingkaran Kepala
Anak Normal
Intervensi :
1. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
2. Teruskan pola asuh sesuai dengan tahap perkembangan anak.
3. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan umur dan
kesiapan anak.
4. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu secara
teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan bina keluarga balita (BKB). Jika anak sudah
memasuki usia prasekolah (36 – 72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di pusat
pendidikan anak usia dini (PADU). Kelompok bermain dan taman kanak – kanak .
*Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak berumur
kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 bulan.
Interpretasi Berat Badan Anak : normal ( -2 SD s/d <2 SD ) hasilnya normal ( 10,00- 14,30)
Interpretasi : Lingkar Kepala Anak Berada dalam Jalur Hijau maka Lingkaran Kepala
Anak Normal
Intervensi :
1. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
2. Teruskan pola asuh sesuai dengan tahap perkembangan anak.
3. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan umur dan
kesiapan anak.
4. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu secara
teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan bina keluarga balita (BKB). Jika anak sudah
memasuki usia prasekolah (36 – 72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di pusat
pendidikan anak usia dini (PADU). Kelompok bermain dan taman kanak – kanak .
*Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak berumur
kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 bulan.
Interpretasi Berat Badan Anak : normal ( -2 SD s/d <2 SD ) hasilnya normal ( 10,40- 14,90)
Intervensi :
1. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
2. Teruskan pola asuh sesuai dengan tahap perkembangan anak.
3. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai
dengan umur dan kesiapan anak.
4. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan bina keluarga
balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36 – 72 bulan), anak
dapat diikutkan pada kegiatan di pusat pendidikan anak usia dini (PADU).
Kelompok bermain dan taman kanak – kanak .
*Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada
anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24
sampai 72 bulan.
( 10,70- 14,70)
Intervensi :
1. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
( 10,90- 11,79)
Intervensi :
1. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
Intervensi :
1. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
Interpretasi : Lingkar Kepala Anak Berada dalam Jalur Hijau maka Lingkaran
Kepala Anak Normal
B. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
Interpretasi : Lingkar Kepala Anak Berada dalam Jalur Hijau maka Lingkaran
Kepala Anak Normal
B. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
Intervensi :
1. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
2. Teruskan pola asuh sesuai dengan tahap perkembangan anak.
3. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan
umur dan kesiapan anak.
4. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu
secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan bina keluarga balita (BKB). Jika
anak sudah memasuki usia prasekolah (36 – 72 bulan), anak dapat diikutkan pada
kegiatan di pusat pendidikan anak usia dini (PADU). Kelompok bermain dan taman
kanak – kanak .
*Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak
berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 bulan.
Daftar Pustaka
Ary, D., Jacobs, L.C., Razavieh A., & Sorensen, C. (2006). Introduction to Research
in Education. Belmont, CA: Thomson Wadsworth.
Bayley, N. (1993). Bayley Scales of Infant Development (2nd Edition). New York:
Psychological Coorporation.
LAMPIRAN