Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Maksud dari penulisan laporan pemetaan ini yaitu untuk memenuhi syarat
dalam kelulusan mata kuliah Geologi Lapangan (GL3201) di Program Studi
Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumia n, Institut Teknologi
Bandung.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mempelajari tatanan geologi
daerah Sigeong yang mencakup geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, dan
sejarah geologi berdasarkan analisis dari data-data pengamatan unsur-unsur
geologi yang telah diperoleh di lapangan dengan metode observasi menggunakan
bantuan palu, kompas geologi, dan peta topografi daerah Sigeong.
1. 3 Lokasi Penelitian
1
[Type the document title]
2
[Type the document title]
Pada beberapa daerah, vegetasi masih cukup lebat diantaranya pada daerah
perbukitan, namun pada bagian tengah sampai selatan daerah pemetaan sudah
dijadikan sebagai lahan pertanian.
1. 7 Metode Penelitian
1. 8 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan pada laporan ini dibagi menjadi beberapa bagian
antara lain sebagai berikut.
3
[Type the document title]
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang, maksud tujuan,lokasi penelitian,
Pencapaian Lokasi Karangsambung, Geografi Daerah Penelitian, Ruang Lingkup
Pembahasan, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.
BAB 4 KESIMPULAN
Pada bab ini terdapat kesimpulan dari hasil pembahasan yang telah
dipaparkan dalam laporan ini berdasarkan pengamatan, analisis, dan interpretasi
dari pemetaan yang dilakukan di daerah Sigeongs, Karangsambung.
4
[Type the document title]
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
Daerah Pemetaan
5
[Type the document title]
Gambar 2.2 Fisiografi Regional Jawa Tengah (Van Bemmelen, 1949 op. cit.
Hadiyansyah, 2005).
6
[Type the document title]
7
[Type the document title]
Formasi Karangsambung
Formasi ini memiliki umur Eosen. Litologi yang dijumpai pada
formasi ini adalah berupa batulempung bersisik (scaly clay) berwarna abu-
abu. Pada umumnya batulempung ini bersifat gampingan (karbonatan)
hingga napal yang berwarna abu-abu gelap kehijauan yang tergerus.
Warna abu-abu gelap tersebut mempelihatkan struktur slump, blok
batulempung foraminifera (Nummulites), dan adanya konglomerat yang
bersifat polimik. Formasi Karangsambung diendapkan secara tidak selaras
di atas Kompleks Melange Lok Ulo.
Formasi Totogan
Formasi Totogan ini berumur Oligosen-Miosene Awal dengan
Litologi berupa breksi dengan komponen batulempung, batupasir,
batugamping, napal, dan tufa. Formasi ini diendapkan secara selaras di
atas Formasi Karangsambung.
Formasi Waturanda
Formasi Waturanda memiliki umur Miosen Awal dengan litologi
secara umum berupa batupasir breksian dan breksi dengan Basalt dan
Andesit sebagai fragmennya. Formasi ini diendapkan secara gravity mass
flow atau turbidit, selaras di atas Formasi Totogan.
Formasi Penosogan
Formasi Penosogan memiliki umur Miosen Tengah. Formasi ini
diendapkan secara selaras di atas Formasi Waturanda. Litologi yang
terdapat di formasi ini adalah berupa batulempung , batupasir,
batugamping (sebagian kalkarenit, dan gampingan) dan tuff (sebagian
karbonatan dan tidak). Secara berangsur litologi yang ada berubah menjadi
batupasir gampingan dan napal tufaan yang dikenal sebagai Formasi
Penosongan
8
[Type the document title]
Formasi Halang
Formasi Halang memiliki umur Miosen Atas-Pliosen dan
diendapkan selaras di atas Formasi Penosogan. Endapan Formasi Halang
berupa perselingan batupasir, batulempung, napal, tuff dengan sisipan
breksi. Perselingan batupasir dan batu lempung semakin menebal ke arah
atas.
Endapan Aluvial
Endapan aluvial merupakan yang paling muda. Endapan ini
memiliki umur Holosen dan pembentukannya terus berlangsung hingga
sekarang
Gambar 2.4 Posisi Lajur Subduksi Kapur, Oligosen, dan Masa Kini (Modifikasi
Katili, 1975 dan Sujanto dkk., 1977).
9
[Type the document title]
Gambar 2.5 Pola struktur Pulau Jawa (Pulunggono dan Martodjojo, 1994 op. cit.
Fahmi, 2007)
10
[Type the document title]
BAB III
Satuan ini terletak di bagian utara menempati sekitar 20% daerah penelitian,
dicirikan dengan pola kontur yang rapat di utara, merenggang ke selatan
menunjukkan arah kemiringan lapisan pada satuan ini adalah ke selatan. Pola
aliran sungai yang paralel menunjukkan arah kemiringan lapisan, di beberapa
tempat berpola rektangular yang dikontrol oleh kekar maupun sesar, tersusun atas
dua jenis litologi yang berbeda sifat resistensinya, yaitu breksi yang terdapat pada
daerah dengan pola kontur rapat, kemudian batupasir yang terdapat pada daerah
dengan pola kontur yang lebih renggang.
NW
Gn. Brujul
Satuan ini menempati pada bagian selatan mencakup sekitar 50% daerah
penelitian dicirikan dengan pola kontur yang bervariasi, pola kontur yang rapat
membentuk suatu pola punggungan mencirikan struktur scarp slope dan dip slope
yang berbeda-beda dan pola kontur yang renggang membentuk lembah.
Perbedaan pola kontur tersebut memberikan perbedaan arah kemiringan lapisan
yang berbeda, oleh karena itu dibuktikan dengan data lapangan menunjukkan
bahwa pada satuan ini terdapat struktur perlipatan antiklin dan sinklin mengikuti
dari pola gawir yang terlihat pata peta topografi sebagai pola kontur yang rapat
Tegalsari
SW
Gn. Cuntang
13
[Type the document title]
14
[Type the document title]
15
[Type the document title]
Kemudian terdapat satua aluvial yang menindih semua satuan batuan di atas
secara tidak selaras, secara umum ke-5 satuan batuan di atas terendapkan pada
lingkungan laut.
Satuan ini berupa breksi dengan sisipan batupasir breksian tersingkap baik
pada dinding sepanjang jalan karangsambung di sebelah timur, menempati sekitar
20% daerah penelitian, tebal + 800 m tersebar di bagian utara daerah penelitian,
sepanjang punggungan homoklin brujul, tersusun atas dua litologi yaitu breksi dan
batupasir breksian.
16
[Type the document title]
a. Breksi
17
[Type the document title]
b. Batupasir breksian
18
[Type the document title]
19
[Type the document title]
a. Batupasir
b. Batulempung
c. Kalkarenit
21
[Type the document title]
22
[Type the document title]
a. Batulempung tufan
b. Batupasir tufan
Batupasir tufan pada satuan ini dicirikan dengan warna putih, ukuran butir
pasir sedang-halus, membundar, sortasi baik, kemas tertutup, matriks karbonatan,
fragmen litik volkanik, gelas volkanik, setempat terdapat fosil, kompak. Setempat
terdapat struktur paralel laminasi.
23
[Type the document title]
Gambar 3.21 Singkapan batupasir tufan berlapis dengan struktur paralel laminasi
c. Kalkarenit
24
[Type the document title]
d. Tuff
Tuff pada satuan ini hanya dijumpai di puncak Desa Tegalsari, dicirikan
dengan putih, abu halus, sortasi baik, kemas tertutup, fragmen gelas volkanik,
kompak.
Gambar 3.23 Singkapan satuan breksi monomik yang terdapat di Gn. Cuntang
25
[Type the document title]
a. Breksi
Breksi pada satuan ini dicirikan dengan warna abu-abu terang, polimik
dengan fragmen batulempung, batuan volkanik, batugamping, berukuran kerakal-
bongkah, bentuk butir menyudut, sortasi buruk,matriks batupasir berukuran pasir
26
[Type the document title]
b. Batupasir tufan
27
[Type the document title]
Struktur slump yang ditemukan pada satuan batuan ini dapat menandakan
mekanisme pengendapan yang dipengaruhi oleh arus gravitasi, kemungkinan
terjadi pada lingungan dengan morfologi yang dipengaruhi oleh keiringan (slope),
fragmen material volkanik menandakan adanaya bauan sumber yang merupakan
batuan volkanik yang terendapkan kembali menjadi fragmen pada satuan batuan
ini. Lingkungan pengendapan yang memungkinkan terjadinya mekanisme
pengendapan sepert itu adalah submarine fan.
Gambar 3.28 Satuan Aluvial yang teramati sepanjang sungai Luk Ulo
28
[Type the document title]
29
[Type the document title]
Struktur yang teramati pada daerah penelitian yaitu perlipatan antiklin dan
sinklin, sesar geser, dan sesar naik, semua struktur di atas menandakan daerah
penelitian mengalami deformasi dengan rezim kompresional, berikut adalah
penjelasan dan analisis struktur yang teramati di daerah penelitian:
30
[Type the document title]
Penarikan sesar geser kaligending dicurigai dari hasil penarikan batas satuan
batuan yang menunjukkan adanya offset serta dibuktikan dengan data lapangan
yaitu berupa shear fracture, tension fracture, dan slickenside (lampiran MY.9.2)
yang teramati di kali Luk Ulo, berikut adalah data dan hasil analisis struktur untuk
menentukan pergerakan sesar geser Kaligending.
Gambar 3.32 pola penyebaran data SF (kiri) dan TF (kanan) sesar kaligending
31
[Type the document title]
Tension Fracture
N193E/84NW
Bidang sesar
N168E/75SW
Shear Fracture
N2E/71SE
Gambar 3.33 Hasil Analisis kinematik sesar geser kaligending menunjukkan arah
pergerakan sesar menganan turun dengan pitch 71 SW, tegasan utama beraran
NE-SW
32
[Type the document title]
Gambar 3.36 Perlapisan tegak di Kali Keji (kiri) dan struktur penyerta di Kali
Pertapaan (kanan)
33
[Type the document title]
Analisis kinematik dilakukan dari 36 data shear fracture dan 28 data tension
fracture untuk menentukan arah pergerakan relatif dari sesar naik Keji-Krembeng
ini.
Gambar 3.37 Pola penyebaran SF (kiri) dan TF (kanan) sesar naik Keji-Krembeng
34
[Type the document title]
Tension Fracture
N187E/71NW
Shear Fracture
N31E/72SE
Bidang Sesar
N90E/32SE
Gambar 3.40 Ilustrasi terjadinya perlipatan akibat sesar (dalam Sapiie 2005)
35
[Type the document title]
Gambar 3.44 Breksiasi dengan arah umum N345E yang terdapat di Kali Curung
37
[Type the document title]
Pola kerapatan kontur melingkar yang terdapat di bagian barat daya daerah
penelitian menunjukkan kerumitan struktur yang ada di sana, kondisi singkapan
yang lapuk memberikan data yang kurang representatif. Sesar naik Sumbul
diinterpretasikan sebagai Thrust karena satuan batuan batulempung-batupasir
yang lebih tua dari satuan batuan breksi polimik maupun monomik muncul di
atasnya secara stratigrafi. Oleh karena itu sesar naik Sumbul merupakan sesar
interpretatif untuk menjelaskan bagaimana mekanisme keterdapatan satuan batuan
yang lebih tua di atas yang lebih muda.
38
[Type the document title]
39
[Type the document title]
40
[Type the document title]
BAB IV
KESIMPULAN
41
[Type the document title]
DAFTAR PUSTAKA
Asikin, S., 1974, Evolusi Geologi Jawa Tengah dan Sekitarnya, Ditinjau dari Segi Teori
Tektonik Dunia yang Baru, Disertasi Doktor, Dept. Teknik Geologi ITB, tidak
diterbitkan.
Harsolumakso, A. H., Suparka M. E., Zaim Y., Magetsari N. A., Kapid R., Dardji Noeradi,
dan Chalid I. Abdullah, 1996, Karakteristik Struktur Melange di Daerah Luk Ulo,
Kebumen, Jawa Tengah. Prosiding Seminar Nasional Geoteknologi III, hal. 441-
442.
42
[Type the document title]
LAMPIRAN
43