PERSALINAN PRETERM
Oleh:
Preseptor:
PENDAHULUAN
70% perinatal dan neonatal, dan morbiditas jangka panjang, yang meliputi
paru kronis dan neuropati. Oleh karena itu persalinan preterm bukan hanya
menjadi masalah obstetri yang paling umum tapi dapat menjadi masalah obstetri
kehamilan kurang dari 37 minggu, dimana terjadi kontraksi uterus yang teratur
yang berhubungan dengan penipisan dan dilatasi serviks. Terdapat definisi lain
tentang persalinan preterm, yaitu persalinan yang terjadi antara usia kehamilan 20
dan 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Bayi yang lahir prematur
memiliki berat badan lahir rendah dan hubungan antara umur kehamilan dengan
pada seluruh persalinan. Diperkirakan di Asia terdapat 6.097 per 1000 kelahiran
atau 9,1%, dan di Asia Tenggara 6.097 per 1000 kelahiran (11,1%). Di Indonesia
belum ada angka yang secara nasional menunjukkan kejadian persalinan preterm,
1
Jakarta sebesar 13,3% dan di rumah sakit di bandung sekitar 9,9% pada tahun
2001.1
Di Amerika Serikat pada tahun 2005, 8.384 bayi meninggal pada tahun
pertama kehidupan mereka, kelahiran kurang bulan terkait dengan dua per tiga
kematian ini. Angka kelahiran kurang bulan pernah menjadi penyumbang terbesar
dikarenakan sistem organ yang imatur secara signifikan meningkat pada bayi yang
lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu dibandingkan dengan bayi yang lahir
aterm.2
Sehingga diperlukan pemahaman yang lebih baik tentang faktor – faktor resiko
kehamilan preterm.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
usia kehamilan 37 minggu atau kurang dari 259 hari sejak hari pertama haid
dimulainya kontraksi uterus yang teratur disertai pendataran dan atau dilatasi
serviks serta turunnya bayi pada wanita hamil yang lama kehamilannya kurang
dari 37 minggu (kurang dari 259 hari) dari hari pertama haid terakhir.4 Himpunan
2.2 Epidemiologi
Kejadian persalinan preterm tidak merata disetiap wanita hamil. Dari suatu
penelitian didapatkan bahwa kejadian persalinan preterm pada wanita dengan kulit
hitam adalah 2 kali lebih banyak dibandingkan ras lain di Amerika Serikat.
Persalinan preterm wanita kulit putih lebih banyak berupa persalinan preterm
spontan dengan selaput ketuban utuh, sedangkan pada wanita kulit hitam
umumnya didahului dengan ketuban pecah dini. Persalinan preterm juga dapat
dibagi menurut usia kehamilan, sekitar 5% persalinan preterm terjadi pada usia
kurang dari 28 minggu (extreme prematurity), sekitar 15% terjadi pada usia
kehamilan 28-31 minggu (severe prematurity), sekitar 20% pada usia 32-33
minggu (moderate prematurity), dan 60-70% pada usia 34-36 minggu (near
term).1
3
Diperkirakan di Asia terdapat 6.097 persalinan preterm per 1000 kelahiran
atau 9,1%, dan di Asia Tenggara 6.097 per 1000 kelahiran (11,1%) (Stacy et al,
2010). Angka kejadian persalinan prematur di Indonesia pada tahun 1983 adalah
18,5% dan pada tahun 1995 menurun menjadi 14,2%. Menurut data terakhir pada
mortalitas bayi. Anoksia 12 kali lebih sering terjadi pada bayi – bayi prematur,
gangguan respirasi menyebabkan kematian sebesar 44% pada bayi usia kurang
dari 1 bulan. Jika berat bayi kurang dari 1000 gram maka angka kematian naik
menjadi 74%. Karena lunaknya tulang tengkorak serta immaturitas, bayi prematur
lebih rentan terhadap kompresi kepala. Perdarahan intrakranial lebih sering terjadi
pada bayi prematur dibandikan dengan bayi aterm.4 Setiap tahun sekitar 4 juta
mengancam, faktor gaya hidup seperti merokok, pertambahan berat badan ibu
yang tidak adekuat, penggunaan narkoba. Faktor maternal lain yang terlibat
4
adalah usia ibu terlalu muda atau terlalu tua, tubuh pendek, kesenjangan ras dan
lahir, interval antara kehamilan sebelumnya dan saat ini, serta riwayat persalinan
Serikat. yaitu :
1. Persalinan atas indikasi ibu atau janin sehingga persalinan diinduksi atau bayi
2. Persalinan kurang bulan spontan tak terjelaskan dengan selaput ketuban utuh.
baik pada ibu maupun janin, akibat stress pada ibu ataupun janin, inflamasi
5
desidua-korioamnion atau sistemik akibat infeksi ascenden dari traktus
patologik, serta kelainan pada uterus atau serviks. Dengan demikian, untuk
prematur.5
persalinan preterm. Penyebab lain yang kurang umum adalah hipertensi kronik,
plasenta previa, perdarahan tanpa sebab yang jelas, diabetes, penyakit ginjal.2
usia kehamilan 37 minggu, ketuban pecah dini prematur dapat disebabkan oleh
terlibat adalah indeks massa tubuh yang rendah kurang dari 19,8, kurang gizi, dan
Namun kebanyakan kasus ketuban pecah preterm terjadi tanpa faktor resiko.2
6
meningkatkan sekeresi kortisol. Kortisol janin merangsang aktivitas 17-α
preterm. Infeksi bakterial dalam uterus dapat terjadi antara jaringan maternal dan
fetal membran (dalam koriodesidual space), dalam fetal membran (amnion dan
korion) yang disebut korioamnionitis, infeksi pada placenta, infeksi pada cairan
amnion yang disebut amnionitis, dan infeksi pada tali pusat yang disebut funitis.
Infeksi jarang terjadi pada kehamilan prematur akhir (34-36 minggu), dan lebih
7
Ada beberapa jalur yang dapat menyebabkan masuknya bakteri ke dalam
uterus. Bakteri dapat berasal dari migrasi dari kavum abdomen melalui
hematogen melalui plasenta, atau melalui serviks dari vagina. Pada persalinan
preterm dengan membran yang utuh bakteri yang paling banyak ditemukan adalah
bakteri yang sangat sering berhubungan dengan korioamnionitis dan infeksi janin
ditemukan kadang-kadang.9
Organisme ini mencapai uterus dapat melalui plasenta dari sirkulasi atau
berasal dari vagina. Bakteri dari vagina menyebar secara ascendens pertama kali
membran korioamniotik yang intak ke dalam cairan amnion, dan beberapa fetus
jauh lebih awal saat hamil dan masih tidak terdeteksi selama beberapa bulan.
amnion yang diperoleh dari analisis kromosom rutin pada usia kehamilan 15 – 18
8
minggu. Kebanyakan wanita ini melakukan persalinan sekitar usia kehamilan 24
minggu. Lebih lanjut, konsentrasi interlekin 6 yang tinggi dalam cairan amnion
– 34 minggu.8
melembutkannya.8
Terdapat jalur lain yang memiliki peranan yang hampir sama. Sebagai
9
Jalur lain dimana infeksi menyebabkan persalinan prematur melibatkan
janin itu sendiri. Pada janin dengan infeksi, peningkatan produksi corticotropin-
ketika fetus itu sendiri terinfeksi, produksi sitokin fetus meningkat dan waktu
persalinan prematur
10
diakui sebagai faktor resiko penting terjadinya persalinan preterm.
dengan kejadian persalinan preterm akibat stress. Proses aktivasi prematur HPA
psikososial ibu dengan kadar CRH, ACTH, dan kortisol plasma ibu. Menurut
Hobel dkk, dibandingkan dengan wanita yang melahirkan aterm, wanita yang
Pada persalinan preterm aksis HPA ibu dapat mendorong ekspresi CRH
2.4 Diagnosis
2.4.1 Anamnesis
penting dan dalam kaitannya dengan terjadinya persalinan preterm. Berikut adalah
a. Kehamilan multipel
b. Polihidramniom
c. Anomali uterus
11
e. Riwayat abortus 2 kali atau lebih pada trimester II
b. Riwayat pyelonefritis
c. Merokok
d. Riwayat abortus
Pasien tergolong resiko tinggi apabila ditemukan lebih dari satu faktor
resiko mayor atau dua atau lebih fator resiko minor, atau keduanya. Disamping
faktor resiko di atas faktor resiko lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat
sosiobiologi (usia ibu, jumlah anak, obesitas, status sosioekonomi yang rendah,
sendiri sulit dibedakan karena adanya kontraksi braxtons hicks. Kontraksi ini
digambarkan sebagai kontraksi yang tidak teratur, tidak ritmis, tidak begitu sakit
atau tidak sakit sama sekali, namun dapat menimbulkan keraguan besar dalam
12
diagnosis persalinan preterm. Tidak jarang wanita yang melahirkan sebelum aterm
diagnosis yang salah, yaitu persalinan palsu. Beberapa kriteria yang dapat dipakai
a. Usia kehamilan antara 20 dan 37 minggu atau 140 dan 259 hari.
b. Kontraksi uterus (his) yang teratur yaitu berulang 7-8 kali atau 2-3 kali
dalam 10 menit.
pain).
a. Kontraksi yang terjadi 4 kali dalam 20 menit atau 8 kali dalam 60 menit
13
2.4.3. Perubahan serviks
a. Dilatasi serviks
b. Panjang serviks
sampai persalinan, dan serviks akan berdilatasi untuk memungkinkan isi uterus
komposisi biokimia dari serviks. Salah satu indikator dini dari inkompetensia
panjang serviks kurang dari 25 mm pada usia kehamilan 24-28 minggu dapat
c. Inkompetensia Serviks
dilatasi serviks berulang, tanpa rasa sakit, dan kejadian kelahiran spontan pada
Dilatasi serviks ini dapat diiikuti prolaps dan menggembungnya membran janin ke
serviks ini belum jelas, namun terkait dengan riwayat trauma pada serviks seperti
14
2.4.4. Indikasi Wanita yang beresiko mengalami persalinan preterm
sejak awal, sebelum tanda – tanda persalinan muncul. Dimulai dengan pengenalan
pasien yang beresiko, untuk diberi penjelasan dan penilaian klinik terhadap
dijumpai serviks pendek (< 1cm) yang disertai dengan pembukaan yang
2.5 Penatalaksanaan
statistik tidak terbukti dapat mengurangi kejadian kurang bulan secara statistik.10
persalinan preterm, karena sering terjadi hipovolemik pada ibu dengan kontraksi
3. Pemberian tokolitik
15
Memberi kesempatan bagi terapi kortikosteroid untuk menstimulir
Optimalisasi personel.
a. Nifedipin
Nifedipin adalah antagonis kalsium diberikan per oral. Dosis inisial 20 mg,
dilanjutkan 10-20 mg, 3-4 kali perhari, disesuaikan dengan aktivitas uterus sampai
48 jam. Dosis maksimal 60mg/hari, komplikasi yang dapat terjadi adalah sakit
kepala dan hipotensi.10 Antagonis kalsium merupakan relaksan otot polos yang
b. Magnesium sulfat
parenteral. Dosis awal 4-6 gr IV diberikan dalam 20 menit, diikuti 1-4 gram per
jam tergantung dari produksi urin dan kontraksi uterus. Bila terjadi efek toksik,
16
c. Atosiban
obat tokolitik di masa depan. Obat ini merupakan alternatif menarik terhadap
obat-obat tokolitik saat ini karena spesifisitasnya yang tinggi dan kurangnya efek
samping terhadap ibu, janin atau neonatus. Atosiban adalah obat sintetik baru
pada golongan obat ini dan telah mendapat izin penggunaannya sebagai tokolitik
kompetitif dan memblok reseptor oksitosin. Dosis awal 6,75mg bolus dalam satu
menit, diikuti 18mg/jam selama 3 jam per infus, kemudian 6mg/jam selama 45
jam.10
d. Beta2-sympathomimetics
Saat ini sudah banyak ditinggalkan. Preparat yang biasa dipakai adalah
Dimulai dengan 10 tetes per menit dan dinaikkan 5 tetes setiap 10 menit sampai
hilang. Selanjutnya diberikan dosis pemeliharaan satu tablet (10 mg) setiap 8 jam
setelah makan. Nadi ibu, tekanan darah dan denyut jantung janin harus dimonitor
selama pengobatan.11
yang dapat terjadi pada ibu adalah palpitasi, rasa panas pada muka (flushing),
mual, sakit kepala, nyeri dada, hipotensi, aritmia kordis, edema paru,
17
hiperglikemi, dan hipoglikemi. Efek samping pada janin antara lain ft.tal
e. Progesteron
Indomethacin
Dosis awal 100 mg, dilanjutkan 50 rng per oral setiap 6 jam untuk 8 kali
4. Pemberian Steroid
mg dan diulangi 24 jam kemudian. Efek optimal dapat dicapai dalam 1 - 7 hari
18
5. Antibiotika
karena tidak dapat meningkatkan luaran persalinan. Pada ibu dengan ancaman
sehari selama 7 hari). atau eritromisin (2 x 500 mg sehari selama 7 hari) akan
6. Perencanaan Persalinan
sebaiknya ibu dirujuk ke tempat yang mempunyai fasilitas neonatal intensive care
obstetrik lainnya dan disamakan dengan aturan persalinan aterm. Tidak dianjurkan
2.6 Komplikasi
episiotomi.1
Masalah – masalah utama jangka pendek dan jangka panjang pada berat
badan bayi sangat rendah
Masalah
Organ atau
Masalah jangka pendek jangka
sistem
panjang
19
Sindroma distress pernafasan, kebocoran Displasia
Paru – paru
udara, displasia bronkopulmuner, bronkopulmun
pneumoprematuritas. ore, asma.
Gagal tumbuh,
Gastrointestinal Hiperbilirubinemia, gangguan makan
kolestasis
Infeksi
Infeksi nosokomial, infeksi perinatal, respiratory
Imunologi
imunodefisiensi. syncitial virus,
bronkiolitis.
Cerebral palsy,
hidrosefalus,
Perdarahan intraventrikularm leukomalasia
Sistem saraf atrofi serebral,
periventrikular, hidrosefalus
pusat hambatan
neurodevelop
mental,
Kebutaan,
Retinopati prematuritas ablasio retina,
Oftalmologi
miopia,
starbismus
Hipertensi
Hipotensi, paten ductus arteriosus, pulmonal,
Kardiovaskuler
hipertensi pulmonal hipertensi saat
dewasa
Hipertensi saat
Renal Ketidakseimbangan air dan elektrolit
dewasa
Anemia iatrogenik, memerlukan transfusi
Hematologi
berulang, anemia prematuritas
Kelemahan
regulasi
Hipoglikemia, kadar tiroksin rendah
glukosa,
Endokrinologi sementara, defisiensi kortisol
peningkatan
resistensi
insulin
episiotomi.1
20
2.7 Pencegahan
berikut :1,3
b. Pencegahan sekunder
- Pemberian progesteron
21
BAB III
KESIMPULAN
kontraksi uterus yang teratur disertai pendataran dan atau dilatasi serviks
serta turunnya bayi pada wanita hamil yang lama kehamilannya kurang
dari 37 minggu (kurang dari 259 hari) dari hari pertama haid terakhir.
yang diketahui memiliki tanda dan gejala persalinan preterm telah menjadi
prognosis neonatus. Jika tidak ada indikasi ibu atau janin yang
22
DAFTAR PUSTAKA
Journal of Pregnancy.
1343405.Oxorn_Foote_Human_Labor_and_Birthhttp://
Birth.http://www.thelancet-epidemiology-preterm-birt-pdf.
birtf-pdf.
vaginosis-nejm pdf.
23
10. P.O.G.I. 2011. Panduan Pengelolaan Persalianan Preterm Nasional.
http://kalogisma.com/kepustakaan/pengelolaan%20persalinan%20preterm.
11. Kesuma, Hadrians dr. 2007. Obat – Obat Tokolitik dalam Bidang
Palembang.http://digilib.unsri.ac.id/download/obat%20tokolitik.pdf.
24