Anda di halaman 1dari 314

MISKONSEPSI SISWA SMA PADA KONSEP DIFUSI DAN

OSMOSIS SETELAH PENERAPAN MODEL


PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Mencapai Pendidikan Gelar Sarjana (S.Pd)

oleh
KARTIKA DEWI
NIM : 1111016100011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
ABSTRAK
Kartika Dewi, 1111016100011, Analisis Miskonsepsi Siswa SMA pada
Konsep Difusi dan Osmosis Setelah Penerapan Model Pembelajaran Project
Based Learning (PjBL). Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi siswa pada konsep


difusi dan osmosis setelah penerapan model pembelajaran project based learning
(PjBL). Penelitian ini dilakukan di SMAN 2 Cibinong Tahun ajaran 2016/2017
dengan menggunakan metode quasi eksperimen yang menggunakan desain
penelitian nonequivalent control group design dan pengambilan sampel dengan
teknik probability sampling. Sampel penelitian sebanyak 35 orang siswa kelas
eksperimen dan 34 orang siswa kelas kontrol. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah tes berbentuk multiple choice dengan reasoning terbuka yang
dilengkapi dengan certainty of response index (CRI) yang terdiri 20 butir soal,
lembar kerja siswa (LKS), lembar observasi siswa dan guru, serta lembar
pedoman wawancara. Data hasil penelitian menunjukkan miskonsepsi siswa
setelah proses pembelajaran tergolong rendah. Analisis data derajat miskonsepsi
pada posttest dengan independent sample t-test, diperoleh signifikansi sebesar
0,721 yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi > α, yang berarti H0 ditolak.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan teruji oleh data, sehingga disimpulkan
bahwa derajat miskonsepsi siswa kelas eksperimen lebih rendah daripada siswa
kelas kontrol. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa pada kelas kontrol
dan eksperimen memiliki miskonsepsi yang berbeda. Miskonsepsi terbesar pada
kelas kontrol mengenai konsep proses difusi dan penerapan proses osmosis,
sedangkan pada kelas eksperimen mengenai contoh proses osmosis dan perubahan
struktur membran sel dalam larutan hipotonis. Hasil wawancara intensif
mengungkapkan penyebab miskonsepsi yang dialami siswa berasal dari dalam diri
siswa, diantaranya disebabkan oleh reasoning yang tidak lengkap atau salah
karena pemahaman siswa yang tidak utuh, intuisi yang salah, dan beberapa
diantaranya miskonsepsi yang berasal dari sumber belajar yang kurang tepat.

Kata kunci: Miskonsepsi, Project Based Learning (PjBL), Difusi dan Osmosis

iv
ABSTRACT

Kartika Dewi, 1111016100011, Misconception Analysis of High School


Students on the Concept of Diffusion and Osmosis After the Implementation of
Project Based Learning (PjBL). BA Thesis Biology Education Studies Program,
Department of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiya and Teacher
Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.

This study aims to describe student misconceptions on the concept of diffusion and
osmosis after the implementation of project based learning model (PjBL). This
research was conducted in SMAN 2 Cibinong 2016/2017 academic year by using
quasi experimental method that uses research design nonequivalent control group
design and sampling using probability sampling technique. The sample was 35
students of experimental class and 34 students of control class.
The research instrument used is multiple choice test with open reasoning with
certainty of response index (CRI) consisting of 20 item, student work sheet (LKS),
student observation sheet and teacher, and interview guide sheet. The results of
the research data showed students' misconception after the learning process was
low. Data analysis of misconception degree on posttest with independent sample t-
test, obtained significance equal to 0,721 indicating that significance value> α,
which means H0 rejected. Thus the hypothesis tested by the data, so it is
concluded that the experimental class student misconceptions degrees lower than
the control class. The result data showed that students in control and experiment
classes had different misconceptions. The biggest misconception in class control
is about the concept of the diffusion process and the implementation process of
osmosis, while the experimental class is about the example process of osmosis and
structural changes in the cell membrane hypotonic solution. The result of
intensive interviews revealed the cause of misconceptions experienced by students
coming from within the students, which are caused by reasoning which is
incomplete or incorrect because of the students' understanding incomplete,
intuition was wrong, and some misconceptions come from the lack of proper
learning resources.
Keywords: Misconceptions, Project Based Learning, Diffusion and Osmosis

v
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya
dengan ridho-Nya yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi
dengan judul Miskonsepsi Siswa SMA Pada Konsep Difusi dan Osmosis
Setelah Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Nengsih Juanengsih, M.Pd., Dosen Pembimbing I dan Yuke Mardiati, M.Si.,
Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Dr. Zulfiani, M.Pd., Dosen pembimbing akademik pendidikan biologi A 2011
yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.
6. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan bantuan untuk
menyelesaikan penelitian ini.
7. Dr. H. Bambang Supriyadi, M.Pd., Kepala SMAN 2 Cibinong yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan penelitian ini dan Cony Nugraheni,
S.Pd., guru bidang studi Biologi Kelas XI IPA SMAN 2 Cibinong yang telah
memberikan bimbingan dan arahan.
8. Peserta didik kelas XI MIPA 6 dan X MIPA 7 SMAN 2 Cibinong yang telah
membantu terlaksananya penelitian ini.

vi
9. Ayah bunda tercinta Ir. H. Didi Nurhadiman, Ineu Priyanthi, S.Pd, dan suami
terkasih Muhamad Kholik, A. Md yang selalu memberikan doa dan
dukungan baik moril maupun materil serta anak-anak tersayang Alifa Kalila
Athaya dan Ibrahim Hafiz Althafarizqi yang menjadi sumber motivasi dan
semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.
10. Seluruh teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2011 dan sahabat
tersayang “Gece Grup” (egi, muti, zilah, dira dan melia). Terima kasih selalu
memberikan semangat dan bantuan dalam menyelesaikan penelitian ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara langsung
maupun tidak langsung, penulis mengucapkan terima kasih.

Ungkapan rasa syukur dan ikhlas penulis ucapkan atas terselesaikannya


skripsi ini. Semoga Allah SWT dapat membalas segala jasa dan bantuan yang
telah diberikan dengan balasan yang lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya penulis sendiri serta para
pembaca sekalian.

Jakarta, 10 April 2017

Penulis

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI i


LEMBAR PENGESAHAN ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 4
C. Pembatasan Masalah 5
D. Perumusan Masalah 5
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 5
BAB II KAJIAN TEORITIS, DAN KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teoritis 7
1. Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme 7
2. Hakikat Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) 9
a. Karakteristik Model Pembelajaran Project Based Learning 10
b. Prinsip Model Pembelajaran Project Based Learning 11
c. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Project Based
Learning 12
d. Perbedaan Penekanan Model Pembelajaran Project Based
Learning dan Model Pembelajaran Tradisional 15
3. Konsep, Konsepsi, dan Miskonsepsi 17
a. Hakikat Konsep dan Konsepsi 17
b. Pengertian Miskonsepsi 19

viii
c. Sumber dan Penyebab Miskonsepsi 20
d. Cara Mengatasi Miskonsepsi 22
e. Mendeteksi Miskonsepsi 24
f. Identifikasi Miskonsepsi dengan Certainty of Response
Index (CRI) 25
B. Kajian Penelitian yang Relevan 26
C. Kerangka Pikir 28
D. Hipotesis 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 31
B. Metode dan Desain Penelitian 31
C. Populasi dan Sampel Penelitian 32
1. Populasi 33
2. Sampel 33
D. Variabel Penelitian 34
E. Teknik Pengumpulan Data 35
F. Instrumen Penelitian 36
1. Instrumen Tes 36
2. Instrumen Non Tes 38
a. Lembar Observasi 38
b. Lembar Pedoman Wawancara 39
G. Kalibrasi Instrumen 39
1. Instrumen Tes 39
a. Uji Validitas 39
b. Uji Reliabilitas 41
c. Tingkat Kesukaran 43
d. Daya Beda 44
2. Instrumen Non Tes 46
H. Teknik Analisis Data 46
1. Uji Normalitas 48
2. Uji Homogenitas 50

ix
3. Uji Hipotesis 51
I. Hipotesis Statistik 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 55
1. Deskripsi Persentase Konsepsi Siswa Berdasarkan Jawaban dan
Indeks CRI 55
2. Analisis Data Derajat Miskonsepsi Siswa 58
a. Uji Normalitas 58
b. Uji Homogenitas 59
c. Uji Hipotesis 60
3. Deskripsi Butir Soal Berdasarkan Nilai CRI Untuk Jawaban
Salah (CRIs), Jawaban Benar (CRIb), dan Fraksi Jawaban Benar
(Fb) 61
4. Miskonsepsi Konsep Difusi dan Osmosis yang Terjadi Pada
Siswa 63
B. Pembahasan 71
1. Analisis Miskonsepsi yang Terjadi Pada Siswa 76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 93
B. Saran 94
DAFTAR PUSTAKA 95
LAMPIRAN-LAMPIRAN 98

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Penekanan Model Pembelajaran Project Based


Learning dan Model Pembelajaran Tradisional 15
Tabel 2.2 Penyebab Miskonsepsi 20
Tabel 2.3 Cara-Cara dalam Mengurangi Miskonsepsi 22
Tabel 2.4 Skala CRI dan Kriterianya 25
Tabel 3.1 Desain Penelitian 32
Tabel 3.2 Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data 36
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes 37
Tabel 3.4 Skala Jawaban CRI dan Tingkat Keyakinan Siswa dalam
Menjawab Pertanyaan 38
Tabel 3.5 Interpretasi Kriteria Validitas Instrumen 41
Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Reliabilitas 42
Tabel 3.7 Interpretasi Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen 44
Tabel 3.8 Interpretasi Kriteria Tingkat Daya Beda Instrumen 45
Tabel 3.9 Matriks Kombinasi Jawaban dengan CRI 47
Tabel 3.10 Modifikasi Kategori Tingkat Pemahaman 47
Tabel 4.1 Persentase Derajat Pemahaman Siswa Kategori Paham (P),
Tidak Paham (TP), dan Miskonsepsi (M) pada Data Hasil
Pretest 55
Tabel 4.2 Persentase Derajat Pemahaman Siswa Kategori Paham (P),
Tidak Paham (TP), dan Miskonsepsi (M) pada Data Hasil
Posttest 57
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Derajat Miskonsepsi Siswa Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen Pada Pretest dan Posttest 58
Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Derajat Miskonsepsi Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen Pada Data Pretest dengan Uji Mann-Whitney U 59
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Derajat Miskonsepsi Siswa Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen Pada Data Posttest 60

xi
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Derajat Miskonsepsi Siswa Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen Pada Data Posttest 60
Tabel 4.7 Nilai CRI untuk Fraksi Jawaban Benar (Fb), Jawaban Salah
(CRIs), dan Jawaban Benar (CRIb) Kelas Kontrol 61
Tabel 4.8 Nilai CRI untuk Fraksi Jawaban Benar (Fb), Jawaban Salah
(CRIs), dan Jawaban Benar (CRIb) Kelas Eksperimen 63
Tabel 4.9 Letak Miskonsepsi dan Alasan Miskonsepsi Siswa Kelas
Kontrol 66
Tabel 4.10 Letak Miskonsepsi dan Alasan Miskonsepsi Siswa Kelas
Eksperimen 68
Tabel 4.11 Rekapitulasi Kategori Butir Soal Berdasarkan Tingkat
Pemahaman Siswa 78

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Project Based


Learning 12
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir 29
Gambar 4.1 Persentase Pergeseran Konsepsi Siswa Kelas Kontrol (A),
dan Kelas Eksperimen (B) Setelah Melalui Proses
Pembelajaran 73
Gambar 4.2 Grafik Nilai CRI untuk Jawaban Salah (CRIs) dan Fraksi
(F) Kelas Kontrol Pada Konsep Difusi dan Osmosis 77
Gambar 4.3 Grafik Nilai CRI untuk Jawaban Salah (CRIs) dan Fraksi
(F) Kelas Eksperimen Pada Konsep Difusi dan Osmosis 77
Gambar 4.4 Grafik Pergeseran Tingkat Pemahaman Siswa Kelas
Kontrol (A), dan Kelas Eksperimen (B) Pada Tiap Indikator
Soal 79
Gambar 4.5 Soal Tes Nomor 8 86
Gambar 4.6 Soal Tes Nomor 9 87
Gambar 4.7 Soal Tes Nomor 10 88

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RPP Kelas Eksperimen 98


Lampiran 2. RPP Kelas Kontrol 120
Lampiran 3. LKS Kelas Eksperimen 140
Lampiran 4. LKS Kelas Kontrol 159
Lampiran 5. Jawaban dan Rubrik Penilaian LKS eksperimen 167
Lampiran 6. Jawaban dan Rubrik Penilaian LKS Kontrol 183
Lampiran 7. Instrumen Penilaian Tahapan Pengerjaan Proyek (Kelas
Eksperimen) 187
Lampiran 8. Intrumen Penilaian Hasil Karya Laporan Praktikum (Kelas
Eksperimen) 189
Lampiran 9. Instrumen Penilaian Kinerja Siswa dalam Praktikum (Kelas
Kontrol) 191
Lampiran 10. Instrumen Penilaian Kinerja Siswa dalam Diskusi (Kelas
Kontrol) 192
Lampiran 11. Intrumen Penilaian Hasil Karya Laporan Praktikum (Kelas
Kontrol) 195
Lampiran 12. Kisi-Kisi Instrumen Soal Tes 198
Lampiran 13. Rekap Hasil Uji Instrumen Soal Tes 216
Lampiran 14. Instrumen Soal Tes 218
Lampiran 15. Lembar Observasi Aktifitas Guru Pada Kelas Eksperimen 224
Lampiran 16. Lembar Observasi Aktifitas Guru Pada Kelas Kontrol 226
Lampiran 17. Lembar Observasi Aktifitas Siswa Pada Kelas Eksperimen 230
Lampiran 18. Lembar Observasi Aktifitas Siswa Pada Kelas Kontrol 232
Lampiran 19. Hasil Pretest Siswa Kelas Eksperimen Menggunakan CRI 234
Lampiran 20. Hasil Pretest Siswa Kelas Kontrol Menggunakan CRI 238
Lampiran 21. Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen Menggunakan
CRI 242
Lampiran 22. Hasil Posttest Siswa Kelas Kontrol Menggunakan CRI 246

xiv
Lampiran 23. Persentase Derajat Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen
Kategori Paham, Tidak Paham dan Miskonsepsi Pada
Pretest 250
Lampiran 24 Persentase Derajat Pemahaman Siswa Kelas Kontrol
Kategori Paham, Tidak Paham dan Miskonsepsi Pada
Pretest 254
Lampiran 25. Persentase Derajat Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen
Kategori Paham, Tidak Paham dan Miskonsepsi Pada
Posttest 258
Lampiran 26. Persentase Derajat Pemahaman Siswa Kelas Kontrol
Kategori Paham, Tidak Paham dan Miskonsepsi Pada
Posttest 262
Lampiran 27. Nilai CRI untuk Jawaban Salah Siswa Kelas Eksperimen
Pada Posttest 266
Lampiran 28. Nilai CRI untuk Jawaban Salah Siswa Kelas Kontrol Pada
Posttest 268
Lampiran 29. Nilai CRI untuk Jawaban Benar dan Fraksi Siswa Kelas
Eksperimen Pada Posttest 270
Lampiran 30. Nilai CRI untuk Jawaban Benar dan Fraksi Siswa Kelas
Kontrol Pada Posttest 272
Lampiran 31. Lembar Pedoman Wawancara Siswa Kelas Eksperimen 274
Lampiran 32. Lembar Pedoman Wawancara Siswa Kelas Kontrol 277
Lampiran 33. Lembar Absensi Kehadiran Siswa Dalam Wawancara 280
Lampiran 34. Uji Normalitas Derajat Miskonsepsi 282
Lampiran 35. Uji Beda Derajat Miskonsepsi Hasil Pretest Siswa Kelas
Kontrol dengan Kelas Eksperimen Menggunakan Uji
Mann-Whitney U 283
Lampiran 36. Uji Homogenitas Derajat Miskonsepsi Hasil Posttest Siswa
Kelas Kontrol dengan Eksperimen 284
Lampiran 37. Uji Hipotesis Derajat Miskonsepsi Hasil Posttest Siswa Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen Menggunakan Uji T-Test 285

xv
Lampiran 38. Lembar Uji Referensi 286
Lampiran 39. Surat Permohonan Bimbingan 293
Lampiran 40. Surat Permohonan Izin Penelitian 295
Lampiran 41. Surat Keterangan Penelitian 296
Lampiran 42. Foto Dokumentasi Penelitian 297

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu
pendidikan. Sifat kurikulum sangat dinamis, sehingga kurikulum harus terus
beradaptasi dengan berbagai perubahan dan perkembangan yang ada. Kurikulum
akan terus-menerus mengalami perubahan agar dapat menjawab tantangan zaman
yang terus berubah, dan untuk mempersiapkan peserta didik yang mampu
bersaing di masa depan. Kurikulum 2013 merupakan serangkaian penyempurnaan
terhadap kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu
diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP). Kurikulum 2013 lebih ditekankan
pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.1 Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik atau
ilmiah dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan proses
ilmiah.
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep,
hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi
atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,
menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”.2 Pendekatan saintifik yang dimaksud untuk memberikan peserta
didik pemahaman bahwa dalam mempelajari berbagai konsep materi, informasi
dapat berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah
dari guru.
Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu (tematik antarmata
pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan

1
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013; Memahami
Berbagai Aspek dalam Kurikulum 2013, (Jakarta: Kata Pena, 2014), h.7
2
Ibid., h. 29

1
2

pembelajaran berbasis penyingkapan/ penelitian (discovery/ inquiry learning).


Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya
kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning).3
Pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah pembelajaran yang inovatif, dan
lebih menekankan pada belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang
kompleks. Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu
disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan
kegiatan tugas-tugas bermakna lain, memberi kesempatan siswa bekerja secara
outonom dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai
puncaknya untuk menghasilkan produk nyata.4
Prinsip pendekatan pembelajaran saintifik sangatlah bergantung pada proses
konstruksi pengetahuan yang dilakukan oleh peserta didik secara mandiri. Konsep
awal peserta didik berkembang dari lingkungan atau pengalaman mereka
sebelumnya, tetapi konsep awal yang dimiliki oleh peserta didik dapat berbeda
dengan konsep yang disetujui para ahli. Ketika siswa mengkonstruksi
pemahamannya sendiri, tentunya tidak ada jaminan bahwa mereka akan
mengkonstruksi pemahaman yang akurat. Hal ini memungkinkan resiko
terjadinya miskonsepsi dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran yang tidak efektif menyebabkan siswa tidak memahami
konsep bahkan mengakibatkan miskonsepsi.5 Miskonsepsi bukanlah masalah yang
sederhana dan dapat diabaikan. Miskonsepsi dapat mengganggu proses konstruksi
pengetahuan yang dilakukan siswa dalam struktur kognitifnya. Miskonsepsi yang
dialami siswa akan selalu terbawa oleh siswa tersebut bahkan ketika siswa itu
memasuki jenjang kelas yang lebih tinggi. Sehingga secara tidak langsung

3
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, 2013), h. 3
4
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer; Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional (Jakarta: Bumi aksara, 2014), h. 145
5
Kholisotul Faudah, “Analisis Butir Soal Tes Diagnostik Untuk Mengidentifikasi
Miskonsepsi Siswa Pada Materi Sel”, Jurnal BioEdu, Vol. 4, No. 1, 2015
3

miskonsepsi dapat mempengaruhi hasil belajar dan prestasi siswa secara


keseluruhan.
Kegiatan pembelajaran biologi khususnya pada konsep-konsep yang bersifat
abstrak, misalnya transpor membran lebih menekankan pada penghafalan materi
daripada pemahaman terhadap konsep. Ketika menghafal siswa seringkali
menumbuhkan pemahaman sendiri terhadap konsep yang dipelajarinya. Siswa
juga menggunakan bahasa sehari-hari yang akan memudahkan dalam memahami
konsep yang dibuat oleh siswa tersebut.6
Banyak penelitian yang mengungkap miskonsepsi yang dialami siswa pada
materi biologi, salah satunya mengenai transpor membran. Transpor membran
merupakan materi dengan konsep abstrak yang menjelaskan mengenai
pengangkutan dan perpindahan molekul melalui membran plasma. Materi
transpor melalui membran yang sering mengalami miskonsepsi yaitu konsep
difusi dan osmosis. Konsep difusi dan osmosis sangat erat kaitannya dengan
konsep yang terdapat dalam fisika dan kimia seperti permeabilitas dan sifat materi
partikel. Konsep difusi merupakan prasyarat untuk memahami konsep lainnya
seperti pada materi respirasi, metabolisme, pencernaan, dan sebagainya.7
Identifikasi terhadap miskonsepsi perlu dilakukan dalam setiap proses
pembelajaran, guna memperbaiki konsep-konsep yang disalah pahami siswa
melalui kegiatan pembelajaran yang efektif. Salah satu instrumen yang dapat
digunakan dalam mengidentifikasi miskonsepsi dan dapat mengukur hasil belajar
siswa adalah tes multiple choice dengan reasoning terbuka yang dilengkapi CRI
(certainty of response index). Tes multiple choice dengan reasoning terbuka dapat
mengungkap letak konsep dari materi pembelajaran yang menjadi miskonsepsi,
serta menjadi instrumen dalam mengukur hasil belajar siswa. Sedangkan CRI
digunakan untuk menentukan kategori miskonsepsi yang dialami oleh peserta
didik.

6
M. Sirih, Murni S. Murtini, “Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas XII IA SMA Negeri 6
Kendari Pada Pelajaran Biologi Materi Transpor Membran”, Jurnal Gema Pendidikan Vol. 20,
No. 2, 2013
7
Lia Li’anatus Tanziyah, dkk., “Profil Miskonsepsi Siswa Pada Subtopik Difusi Kelas XI”,
Jurnal BioEdu, Vol. 4, No. 3, 2015
4

Seseorang yang mengalami miskonsepsi dapat dibedakan dengan cara


membandingkan benar atau tidaknya jawaban dengan tinggi atau rendah CRI yang
diberikannya untuk jawaban soal tersebut. Jawaban benar dengan CRI tinggi
artinya seseorang telah memahami konsep, jawaban rendah benar dengan CRI
rendah artinya jawaban yang diberikan atas dasar tebakan saja, jawaban salah
dengan CRI tinggi, artinya seseorang mengalami miskonsepsi.8
Pemikiran di atas, mendorong penulis untuk meneliti “Analisis Miskonsepsi
Peserta Didik pada Konsep Difusi dan Osmosis Setelah Penerapan Model
Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)”.

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini, yaitu:
a. Prinsip pendekatan saintifik, sangatlah bergantung pada proses konstruksi
pengetahuan yang dilakukan oleh siswa secara mandiri.
b. Peserta didik telah memiliki konsep-konsep yang didapatkan sebelumnya dari
pengalaman dan lingkungannya dalam proses pembelajaran. Adakalanya
konsep yang dibawanya tersebut tidak sesuai dengan konsep yang disetujui
oleh para ahli.
c. Ketika peserta didik mengkonstruksi pemahamannya sendiri, tidak ada
jaminan bahwa peserta didik akan mengkonstruksi pemahaman yang akurat.
d. Miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik dapat mengganggu proses
asimilasi pengetahuan, sehingga berpengaruh pada keberhasilan proses
pembelajaran.
e. Guru seringkali tidak menyadari terjadinya miskonsepsi pada peserta didik.
f. Metode evaluasi yang digunakan guru kurang efektif dalam mendiagnosis
miskonsepsi yang dialami peserta didik.

8
Deni Hafizah, dkk., Analisis Miskonsepsi Siswa Melalui Tes Multiple Choice
Menggunakan Certainty of Response Index pada Mata Pelajaran Fisika MAN 1 Bukittinggi, Jurnal
Pendidikan MIPA, Vol. 1, No. 1, 2014, h. 100
5

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dari penelitian ini, adalah:
a. Miskonsepsi siswa SMA kelas XI pada konsep difusi dan osmosis setelah
penerapan model pembelajaran project based learning (PjBL) menurut teori
Imas Kurniasih.
b. Identifikasi miskonsepsi siswa dilakukan dengan menggunakan tes diagnostik
multiple choice dengan reasoning terbuka yang dilengkapi certainty of
response index (CRI).

D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimanakah miskonsepsi siswa pada konsep difusi dan osmosis setelah
penerapan model pembelajaran project based learning (PjBL)?”.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan miskonsepsi siswa
pada konsep difusi dan osmosis setelah penerapan model pembelajaran project
based learning (PjBL).

2. Kegunaan Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat yaitu sebagai berikut:
a. Bagi peserta didik, dapat bermanfaat untuk mengatasi hambatan dalam proses
belajar, khususnya dalam masalah miskonsepsi agar dapat meningkatkan
hasil belajarnya secara efektif dan berkelanjutan.
b. Bagi guru bidang studi khususnya biologi, dapat dijadikan sarana dalam
menyusun proses pembelajaran yang lebih efektif agar siswanya mengerti
akan konsep yang benar.
6

c. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam
rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu proses pembelajaran,
khususnya mata pelajaran biologi.
d. Bagi peneliti, dapat membantu dalam mengembangkan metode pembelajaran
yang sudah ada, guna mewujudkan pendidikan berkualitas bagi kemajuan
bangsa.
BAB II
KAJIAN TEORITIS, DAN KERANGKA TEORITIS

A. Kajian Teoretis
1. Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis
bahwa dengan merefleksikan pengalaman, seseorang membangun,
mengkonstruksi pengetahuan pemahaman tentang dunia tempat seseorang itu
hidup. Setiap orang akan menciptakan hukum dan model mental tersendiri, yang
dipergunakan untuk menafsirkan dan menerjemahkan pengalaman. Belajar,
dengan demikian, semata-mata sebagai suatu proses pengaturan model mental
seseorang untuk mengakomodasi pengalaman-pengalaman baru.1
Revolusi konstruktivis mempunyai akar yang jauh dalam sejarah pendidikan.
Revolusi ini sangat banyak mengandalkan karya Piaget dan Vygotsky sebagai
sumber, yang keduanya menekankan bahwa perubahan kognisi hanya terjadi
ketika konsepsi sebelumnya mengalami proses ketidakseimbangan
(disequilibration) dari sudut informasi baru. Piaget dan Vygotsky juga
menekankan hakikat sosial pembelajaran, dan keduanya menyarankan
penggunaan kelompok belajar dengan kemampuan campuran untuk meningkatkan
perubahan konsep.2
Teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar
konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga
disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori
belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas
dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap
perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu
dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan.

1
Suyono & Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran; Teori dan Konsep Dasar, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2015), h. 105
2
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan; Teori dan Praktik Edisi Kesembilan Jilid 2
(Jakarta: PT. Indeks, 2011), h. 4

7
8

Pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi kecuali peserta didik dapat
beraksi secara mental dalam bentuk asimilasi dan akomodasi terhadap informasi
atau stimulus yang ada disekitarnya. Bila hal ini tidak terjadi, maka guru dan
peserta didik hanya akan terkibat dalam pembelajaran semu (pseudo-learning)
dan informasi yang didapatkan cenderung mudah terlupakan. Proses-proses
kognitif yang dibutuhkan dalam mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip dalam
skema seseorang melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dari berbagai teknik, menganalisa
data, menarik kesimpulan yang terdapat dalam pembelajaran dengan metode
saintifik selalu melibatkan asimilasi dan akomodasi. Karena itu, teori belajar
Piaget sangat relevan dengan metode saintifik.3
Konstruktivisme melandasi pemikirannya bahwa pengetahuan bukanlah
sesuatu yang given dari alam, tetapi pengetahuan merupakan hasil konstruksi
(bentukan) aktif manusia itu sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari
kenyataan (realitas). Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang
ada. Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif
kenyataan melalui kegiatan seseorang.4 Dalam hal ini siswa harus aktif untuk
dapat mengembangkan pengetahuannya.
Sains atau IPA merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang
mengandung pertanyaan, pencarian, pemahaman, serta penyempurnaan jawaban
tentang suatu gejala dan karakteristik alam sekitar. Sains atau IPA merupakan
suatu kebutuhan yang dicari manusia karena memberikan suatu cara berpikir
sebagai suatu struktur pengetahuan secara utuh.5 Karena itu siswa harus
membangun atau mengkonstruk pengetahuan yang belum diketahui agar dapat
memahami apa yang dicari tentang sains atau IPA itu sendiri. Dengan demikian
proses pembelajaran sains atau IPA tidak hanya mengembangkan aktivitas yang
berkaitan dengan keterampilan-keterampilan ilmiah tetapi juga mengajarkan siswa
untuk berpikir dalam mengkonstruk pengetahuannya sendiri.

3
Imas Kurniasih & Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013; Memahami
Berbagai Aspek dalam Kurikulum 2013, (Jakarta: Kata Pena, 2014), h.32
4
Suyono & Hariyanto, op. cit., h. 105
5
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2005), h. 211
9

2. Hakikat Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)


Model merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau
pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain.6
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang
memberikan kesempatan pada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas
dengan melibatkan kerja proyek. Melalui pembelajaran kerja proyek, kreativitas
dan motivasi siswa akan meningkat.7
Project based learning (PjBL) merupakan strategi belajar mengajar yang
melibatkan siswa untuk mengerjakan sebuah proyek bermanfaat untuk
menyelesaikan permasalahan masyarakat atau lingkungan. Permasalahan yang
dikaji merupakan permasalahan yang kompleks dan membutuhkan penguasaan
berbagai konsep atau materi pelajaran dalam penyelesaiannya. Proyek yang dibuat
dapat merupakan proyek dari satu guru, atau proyek bersama dari beberapa guru
yang mengasuh pelajaran yang berbeda. Siswa dilatih untuk melakukan analisis
terhadap permasalahan, kemudian melakukan eksplorasi, mengumpulkan
informasi, interpretasi, dan penilaian dalam mengerjakan proyek terkait dengan
permasalahan yang dikaji.8
Pembelajaran berbasis proyek juga didukung oleh teori belajar
konstruktivistik, yang bersandar pada ide bahwa siswa membangun
pengetahuannya sendiri di dalam konteks pengalamannya sendiri.9 Penafsiran
tentang gagasan Vygotsky saat ini menekankan gagasan bahwa siswa hendaknya
diberi tugas yang rumit, sulit, dan realistis dan kemudian diberi cukup bantuan
untuk mencapai tugas ini. Prinsip ini digunakan untuk mendukung penggunaan

6
Rusman, Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Gur Edisi Kedua
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 133
7
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer; Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional (Jakarta: Bumi Aksara, 2014). h. 144
8
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 172
9
Made Wena, op. cit h. 148
10

proyek di ruang kelas, simulasi, penjajakan dalam komunitas penulisan untuk


pembaca sesungguhnya, dan tugas otentik lainnya.10
Pembelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan
penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa mengkonstruk
pengetahuan dan keterampilan secara personal. Ketika pembelajaran berbasis
proyek dilakukan dalam model belajar kolaboratif dalam kelompok kecil siswa,
pembelajaran berbasis proyek juga mendapat dukungan teoretis yang bersumber
dari dari konstruktivisme sosial Vygotsky yang memberikan landasan
pengembangan kognitif melalui peningkatan intensitas interaksi antar personal.
Adanya peluang untuk menyampaikan ide, mendengarkan ide orang lain, dan
merefleksikan ide sendiri pada orang lain, adalah suatu bentuk pembelajaran
individu. Proses interaksi dengan kawan sejawat membantu proses konstruksi
pengetahuan. Dari perspektif teori ini pembelajaran berbasis proyek dapat
membantu meningkatkan keterampilan dan memecahkan masalah secara
kolaboratif.11

a. Karakteristik Model Pembelajaran Project Based Learning


Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan
kompleks yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan
memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan
pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam
sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam
kurikulum.12
Pembelajaran berbasis proyek memilki karakteristik berikut 1) siswa
membuat keputusan dan membuat kerangka kerja, 2) terdapat masalah yang
pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya, 3) siswa merancang proses untuk
mencapai hasil, 4) siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola
informasi yang dikumpulkan, 5) siswa melakukan evaluasi secara continue, 6)
siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan, 7) hasil akhir
10
Robert E. Slavin, op. cit., h. 5
11
Made Wena, op. cit. h. 148
12
Imas Kurniasih & Berlin Sani, op. cit. h. 82
11

berupa produk dan dievaluasi kualitasnya, dan 8) kelas memiliki atmosfir yang
memberi toleransi kesalahan dan perubahan.13
Proyek yang dimaksud dalam PjBL berbeda dengan “proyek” yang dibuat
oleh siswa dan tidak menyelesaikan permasalahan masyarakat atau permasalahan
kontekstual. Jika guru meminta siswa membuat sebuah “proyek” elektronik
seperti bel listrik atau membuat karya seni tertentu yang tidak berkaitan dengan
permasalahan masyarakat, pembelajaran bukan merupakan PjBL. Ada juga yang
salah memahami pembelajaran dengan metode penemuan (discovery) dengan
PjBL, misalnya guru menugaskan siswa untuk menyelidiki peristiwa
metamorfosis kupu-kupu dan dilaporkan di depan kelas (discovery). Pembelajaran
tersebut memang menugaskan siswa untuk melakukan penyelidikan atau
eksplorasi, membuat laporan, dan presentasi, namun tidak ada permasalahan
masyarakat yang diselesaikan dan tujuan pembelajaran adalah ”menemukan”
konsep tentang perubahan ulat menjadi kupu-kupu (metamorfosis). Beberapa
karakteristik penting PjBL, yakni 1) fokus pada permasalahan untuk penguasaan
konsep penting dalam pelajaran, 2) pembuatan proyek melibatkan siswa dalam
melakukan investigasi konstruktif, 3) proyek harus realistis, dan 4) proyek
direncanakan oleh siswa.14

b. Prinsip Model Pembelajaran Project Based Learning


Sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi dalam PjBL menggunakan
tugas proyek sebagai strategi pembelajaran. Para peserta didik bekerja secara
nyata, memecahkan persoalan di dunia nyata yang dapat menghasilkan solusi
berupa produk atau hasil karya nyata atau realistis. Prinsip yang mendasari
pembelajaran berbasis proyek adalah (1) pembelajaran berpusat pada pesera didik
yang melibatkan tugas-tugas pada kehidupan nyata untuk memperkaya
pembelajaran, (2) tugas proyek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan
suatu tema atau topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran, dan (3)
penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan menghasilkan produk

13
Made Wena, op. cit. h. 145
14
Ridwan Abdullah Sani, op. cit. h. 173
12

nyata yang telah dianalisis dan dikembangkan berdasarkan tema/topik yang


disusun dalam bentuk produk (laporan atau hasil karya). Produk, laporan atau
hasil karya tersebut selanjutnya dikomunikasikan untuk mendapat tanggapan dan
umpan balik untuk perbaikan proyek berikutnya.15
Sebagai sebuah model pembelajaran, pembelajaran berbasis proyek
mempunyai beberapa prinsip, yaitu sentralistis, pertanyaan pendorong/ penuntun,
investigasi konstruktif, otonomi, dan realistis.16

c. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Project Based Learning


Penerapan PJBL harus dimulai dari perencanaan pembelajaran yang
memadai, yakni dengan mengikuti tahapan sebagai berikut, menentukan materi
proyek, menentukan tujuan proyek, mengidentifikasi keterampilan dan
pengetahuan awal siswa, menentukan kelompok belajar, menentukan jadwal
pelaksanaan proyek, mengevaluasi sumber daya dan material yang akan
digunakan, dan menentukan cara evaluasi yang akan digunakan.17
Secara umum, langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek dapat
dijelaskan pada Gambar 2.1
1. Penentuan 2. Perencanaan langkah 3. Penyusunan jadwal
proyek penyelesaian proyek pelaksanaan proyek

6. Evaluasi 5. Penyusunan laporan 4. Penyelesaian


proses dan dan presentasi/ proyek dengan
hasil proyek publikasi hasil fasilitasi dan
proyek monitoring guru
Gambar 2.1 Bagan Langkah-Langkah Pembembelajaran Berbasis
Proyek
Bagan di atas mengambarkan kegiatan yang harus dilakukan pada setiap
langkah PjBL adalah sebagai berikut:

15
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, op. cit. h. 82-83
16
Made Wena, op. cit. h. 145
17
Ridwan Abdullah Sani, op cit., h. 178-179
13

1) Penentuan proyek. Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/ topik
proyek yang diberikan oleh guru. Peserta didik diberi kesempatan untuk
memilih/ menentukan proyek yang akan dikerjakannya baik secara kelompok
ataupun mandiri dengan catatan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan
guru.
2) Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek. Peserta didik merancang
langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal sampai akhir beserta
pengelolaannya. Kegiatan perancangan proyek ini berisi aturan main dalam
pelaksanaan tugas proyek, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung tugas
proyek, pengintegrasian berbagai kemungkinan penyelesaian tugas proyek,
perencanaan sumber/ bahan/ alat yang dapat mendukung penyelesaian tugas
proyek, dan kerja sama antar anggota kelompok.
3) Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek. Peserta didik di bawah
pendampingan guru melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah
dirancangnya. Berapa lama proyek itu harus diselesaikan tahap demi tahap.
4) Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan monitoring guru. Langkah ini
merupakan langkah pengimplementasian rancangan proyek yang telah dibuat.
Aktivitas yang dapat dilakukan dalam kegiatan proyek diantaranya adalah
dengan a) membaca, b) meneliti, c) observasi, d) interview, e) merekam, f)
berkarya seni, g) mengunjungi objek proyek, atau h) akses internet. Guru
bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta didik dalam melakukan tugas
proyek mulai proses hingga penyelesaian proyek. Pada kegiatan monitoring
guru membuat rubrik yang akan dapat merekam aktivitas peserta didik dalam
menyelesaikan tugas proyek.
5) Penyusunan laporan dan presentasi/ publikasi hasil proyek. Hasil proyek
dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, karya seni, atau
karya teknologi/ prakarya dipresentasikan dan atau dipublikasikan kepada
peserta didik yang lain dan guru atau masyarakat dalam bentuk pameran
produk pembelajaran.
6) Evaluasi proses dan hasil proyek. Guru dan peserta didik pada akhir proses
pembelajaran melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek.
14

Proses refleksi pada tugas proyek dapat dilakukan secara individu maupun
kelompok. Pada tahap evaluasi, peserta didik diberi kesempatan
mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas proyek yang
berkembang dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama
menyelesaikan tugas proyek. Pada tahap ini juga dilakukan umpan balik
terhadap proses dan produk yang telah dihasilkan.18

Beberapa ahli mengusulkan beberapa tahapan utama yang perlu dilakukan


dalam PjBL, yaitu: Pertama, mengajukan permasalah melalui pertanyaan esensial
(penting) yang dapat memotivasi siswa untuk terlibat dalam belajar. Pertanyaan
yang diajukan adalah permasalahan terkait dunia nyata yang membutuhkan
investigasi mendalam. Guru harus memastikan bahwa permasalahan relevan
untuk siswa agar mereka terlibat secara mental.
Kedua, membuat perencanaan. Guru perlu merencanakan standar kompetensi
yang akan dikaji ketika membahas permasalahan. Guru melibatkan siswa dalam
bertanya, membuat perencanaan, dan melengkapi rencana kegiatan pembuatan
proyek/ karya. Ketiga, membuat penjadwalan. Siswa harus membuat penjadwalan
pelaksanaan proyek yang disepakati bersama guru. Siswa mengajukan tahapan
pengerjaan proyek dengan menetapkan acuan yang akan dilaporkan pada setiap
pertemuan di kelas.
Keempat, memonitor pembuatan proyek. Pelaksanaan pekerjaan siswa harus
dimonitor dan difasilitasi prosesnya, paling sedikit pada dua tahapan yang
dilakukan oleh siswa (checkpoint). Fasilitasi yang juga perlu dilakukan adalah
memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja di laboratorium atau fasilitas
lainnya jika dibutuhkan. Guru perlu melakukan mentoring pelaksanaan proses,
serta menyediakan rubrik dan instruksi tentang apa yang harus dilakukan untuk
setiap konten pembelajaran.
Kelima, melakukan penilaian. Penilaian proyek merupakan kegiatan
penialaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode tertentu.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan

18
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, op. cit. h.., h. 85-87
15

mengaplikasikan, kemampuan melakukan penyelidikan, dan kemampuan


menerapkan keterampilan membuat produk atau karya. Keenam, melakukan
evaluasi yang dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pada siswa dalam
melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan. 19
Berdasarkan tiga pendapat ahli tersebut, maka peneliti memilih langkah-
langkah pembelajaran berbasis proyek menurut Imas Kurniasih. Hal ini
didasarkan karena langkah-langkah menurut Imas Kurniasih lebih sesuai dalam
kegiatan pembelajaran.

d. Perbedaan Penekanan Model Pembelajaran Project Based Learning dan


Model Pembelajaran Tradisional
Perbedaan antara pembelajaran tradisional dan pembelajaran proyek,
dijelaskan pada Tabel 2.1.20
Tabel 2.1 Perbedaan Penekanan Pembelajaran Project Based Learning dan
Pembelajaran Tradisional
Penekanan
Penekanan Pembelajaran
Aspek Pendidikan Pembelajaran
Berbasis Proyek
Tradisional
Fokus kurikulum Cakupan isi Kedalaman pemahaman
Pengetahuan tentang fakta Penguasaan konsep dan
prinsip
Belajar keterampilan Pengembangan keterampilan
“Building block” dalam pemecahan masalah
isolasi kompleks
Lingkup dan urutan Mengikuti urutan Mengikuti minat siswa
kurikulum secara ketat
Berjalan dari blok ke blok Unit-unit besar terbentuk dari
atau unit ke unit problem dan isu yang
kompleks

19
Ridwan Abdullah Sani, op cit, h. 183-185
20
Made Wena, op.cit. h. 148-151
16

Penekanan
Penekanan Pembelajaran
Aspek Pendidikan Pembelajaran
Berbasis Proyek
Tradisional
Lingkup dan urutan Memusat, fokus berbasis Meluas, fokus interdisipliner
disiplin
Peranan guru Penceramah dan direktur Penyedia sumber belajar dan
pembelajaran partisipan di dalam kegiatan
belajar
Fokus pengukuran Produk Pembimbing atau partner
Skor tes Pencapaian yang nyata
Membandingkan dengan Unjuk kerja yang standar dan
yang lain kemajuan dari waktu ke
waktu
Reproduksi informasi Demonstrasi pemahaman
Bahan-bahan Teks, ceramah, dan Langsung sumber asli,
pembelajaran presentasi bahan-bahan tercetak,
interview, dokumen, dan
lain-lain.
Kegiatan dan lembar Data dan bahan
latihan dikembangkan dikembangkan siswa
guru
Penggunaan Pendukung periferal Utama, integral
Teknologi Dijalankan guru Diarahkan siswa
Kegunaan untuk perluasan Kegunaan untuk presentasi
presentasi guru siswa atau penguatan
kemampuan siswa
Konteks kelas Siswa bekerja sendiri Siswa bekerja dalam
kelompok
Siswa berkompetisi satu Siswa kolaboratif satu
dengan yang lainnya dengan lainnya
17

Penekanan
Penekanan Pembelajaran
Aspek Pendidikan Pembelajaran
Berbasis Proyek
Tradisional
Konteks kelas Siswa menerima informasi Siswa mengkonstruksi,
guru berkontribusi, dan melakukan
sintesis informasi
Peranan siswa Menjalankan perintah guru Melakukan kegiatan belajar
yang diarahkan oleh diri
sendiri
Pengingat dan pengulang Pengkaji, integrator, dan
fakta pengaji ide
Pembelajar menerima dan Siswa menentukan tugas
menyelesaikan tugas-tugas mereka sendiri dan bekerja
laporan pendek secara independen dalam
waktu yang besar.
Tujuan jangka Pengetahuan tentang fakta Pemahaman dan aplikasi ide
pendek istilah dan isi. dan proses yang kompleks
Tujuan jangka Luas pengetahuan Dalam pengetahuan
panjang Lulusan yang memiliki Lulusan berwatak dan
pengetahuan yang berhasil terampil mengembangkan
pada tes standar diri, mandiri, dan belajar
pencapaian sepanjang hayat.

3. Konsep, Konsepsi dan Miskonsepsi


a. Hakikat Konsep dan Konsepsi
Pendidikan merupakan salah satu unsur yang penting dalam perkembangan
manusia. Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan manusia yang
berkualitas pula. Pendidikan sains yang berkualitas dipengaruhi oleh lima ranah
18

yaitu pemahaman konsep, keterampilan proses, kreativitas, pengembangan sikap


dan penggunaan konsep dalam kehidupan sehari-hari.21
Konsep adalah cara mengelompokkan dan mengkategorikan secara mental
berbagai objek atau peristiwa yang mirip dalam hal tertentu. Konsep merupakan
inti pemikiran, beberapa ahli memandangnya sebagai “unit pikiran yang paling
kecil”. Konsep meningkatkan pikiran dalam berbagai cara, salah satunya konsep
mengurangi kompleksitas dunia. Mengklasifikasikan objek dan peristiwa yang
sama membuat kehidupan lebih sederhana dan lebih mudah dipahami. Konsep
juga membantu dalam menarik kesimpulan pada situasi-situasi baru.22 Dengan
demikian, pengertian konsep adalah sesuatu yang bersifat abstrak yang diterima
oleh struktur kognitif.
Siswa mempelajari ribuan konsep baru selama bertahun-tahun sekolah serta
mendapatkan beberapa konsep dengan cepat dan mudah. Konsep-konsep yang
lain didapatkan perlahan-lahan dan terus dimodifikasi seiring waktu. Sementara
itu, siswa sudah memiliki sedikit pemahaman, tentang konsep-konsep tersebut,
meski belum sepenuhnya.23 Tafsiran konsep oleh seseorang disebut konsepsi.24
Bagian penting dari menguasai suatu konsep adalah mempelajari
keterkaitannya dengan konsep-konsep lain. Dalam beberapa contoh, konsep
terkait dengan satu sama lain dalam suatu hierarki. Misalnya ketika masih anak-
anak, siswa belajar bahwa anjing dan kucing adalah hewan mamalia, bahwa
mamalia dan burung merupakan hewan bertulang belakang (vertebrata), dan
bahwa baik yang bertulang belakang maupun yang tidak bertulang belakang
sama-sama hewan. Konsep yang lebih umum dan mencakup semua (konsep-
konsep yang berada di puncak hierarki) cenderung relatif abstrak, sedangkan
konsep-konsep yang lebih spesifik (yang menduduki tangga bagian bawah)
cenderung lebih konkret. Seiring bertambahnya usia, anak-anak tidak hanya

21
Noly Pramu Iriyati, dkk., “Identifikasi Miskonsepsi pada Materi Pokok Wujud Zat Siswa
Kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Tahun Ajaran 2009/2010”, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1,
No. 1, 2012, h.8
22
Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan; Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang
(Jakarta: Erlangga, 2008), h.327
23
Ibid., h. 327
24
Yuyu R. Tayubi, Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan
Certainly of Response Index (CRI), Jurnal Mimbar Pendidikan, Vol. 24, No. 3, 2005, h. 5
19

menjadi lebih tahu tentang hubungan hierarkis semacam itu, tetapi juga menjadi
lebih mampu memikirkan dan membicarakannya.25
Setiap konsep tidak berdiri sendiri, melainkan setiap konsep berhubungan
dengan konsep-konsep yang lain. Maka setiap konsep dapat dihubungkan dengan
banyak konsep lain dan hanya mempunyai arti dalam hubungan dengan konsep-
konsep lain. Semua konsep bersama membentuk semacam jaringan pengetahuan
dalam pikiran manusia. Seringkali para siswa hanya menghafalkan definisi konsep
tanpa memperhatikan hubungan antara satu konsep dengan konsep-konsep
lainnya. Dengan demikian konsep tersebut tidak masuk jaringan konsep yang
telah ada dalam pikiran siswa, tetapi konsepnya berdiri sendiri tanpa hubungan
dengan lainnya. Sehingga konsep yang baru tersebut tidak dapat digunakan oleh
siswa dan tidak mempunyai arti, sebab arti konsep berasal dari hubungan dengan
konsep-konsep lain. Kesalahan siswa dalam pemahaman hubungan antar konsep
seringkali menimbulkan miskonsepsi.26

b. Pengertian Miskonsepsi
Miskonsepsi adalah kepercayaan yang tidak sesuai dengan penjelasan yang
diterima umum dan terbukti sahih tentang suatu fenomena atau peristiwa.27 Jika
konsepsi siswa sama dengan konsep ilmuwan yang disederhanakan, maka
konsepsi siswa tersebut tidak dapat disebut salah, tetapi jika konsepsi siswa
bertentangan dengan konsepsi para ilmuwan, digunakan istilah miskonsepsi,
artinya orang tersebut mengalami miskonsepsi. Biasanya miskonsepsi
menyangkut kesalahan siswa dalam pemahaman hubungan antar konsep.28
Berdasarkan pengertian tersebut, maka miskonsepsi dapat diartikan sebagai
kesalahpahaman terhadap suatu konsep. Kesalahan tersebut dapat menimbulkan
konsep baru yang tidak sesuai dengan konsep yang telah disetujui oleh para ahli.

25
Jeanne Ellis Ormrod, op. cit. h. 328-329
26
Noly Prami Iriyati, dkk., op. cit. h. 8
27
Jeanne Ellis Ormrod, op. cit. h. 338
28
Agus Pujiyanto, dkk., “Analisis Konsepsi Siswa pada Konsep Kinematika Gerak Lurus”,
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), Vol. 1, No. 1, 2011, h. 18
20

c. Sumber dan Penyebab Miskonsepsi


Secara filosofis terjadinya miskonsepsi pada siswa dapat dijelaskan dengan
filsafat konstruktivisme. Filsafat konstruktivisme secara singkat menyatakan
bahwa pengetahuan itu dibentuk (dikonstruksi) oleh siswa sendiri dalam kontak
dengan lingkungan, tantangan, dan bahan yang dipelajari. Oleh karena siswa
sendiri yang mengkonstruksikan pengetahuannya, maka tidak mustahil dapat
terjadi kesalahan dalam mengkonstruksi.29
Miskonsepsi siswa barangkali memiliki beragam sumber. Dalam banyak
contoh, miskonsepsi itu muncul dari niat baik siswa itu sendiri untuk memahami
apa yang mereka lihat.30 Miskonsepsi dapat muncul pada diri siswa berasal dari
pengalaman sehari-hari ketika berinteraksi dengan alam sekitarnya.31 Masyarakat
dan budaya dapat memperkuat miskonsepsi juga. Terkadang ungkapan-ungkapan
yang umum dalam bahasa salah mempresentasikan hakikat yang sesungguhnya
dari peristiwa-peristiwa fisik.32 Penyebab miskonsepsi dijelaskan dalam sebuah
skematis pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Penyebab Miskonsepsi
Sebab Utama Sebab Khusus
Siswa 1. Prakonsepsi
2. Pemikiran asosiatif
3. Pemikiran humanistik
4. Reasoning yang tidak lengkap/ salah
5. Intuisi yang salah
6. Tahap perkembangan kognitif siswa
7. Kemampuan siswa
8. Minat belajar siswa

29
Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika (Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005), h. 30
30
Jeanne Ellis Ormrod, op. cit. h. 339
31
Yuyu R. Tayubi, op. cit., h. 4
32
Jeanne Ellis Ormrod, op. cit. h. 339
21

Sebab Utama Sebab Khusus


Guru Pengajar 1. Tidak menguasai bahan, tidak kompeten
2. Bukan lulusan dari bidangnya
3. Tidak membiarkan siswa untuk
mengungkapkan gagasan/ ide
4. Hubungan guru dan siswa yang kurang baik
Buku Teks 1. Penjelasan tidak tepat
2. Salah menulis rumus
3. Tingkat kesulitan penulisan buku terlalu tinggi
bagi siswa
4. Demi menarik pembaca, terkadang buku sains
fiksi menyimpang dari konsepnya
5. Kartun sering memuat miskonsepsi
Konteks 1. Pengalaman Siswa
2. Bahasa sehari-hari berbeda
3. Teman diskusi yang salah
4. Keyakinan dan agama
5. Penjelasan dari orang lain yang keliru
6. Konteks hidup siswa
7. Kondisi perasaan siswa
Cara Mengajar 1. Hanya berisi ceramah dan menulis
2. Tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa
3. Tidak mengoreksi PR yang salah
4. Model analogi
5. Model praktikum
6. Model diskusi
7. Model demonstrasi yang sempit
8. Non-Multiple Intellegences

Miskonsepsi disebabkan oleh bermacam-macam hal. Secara umum dapat


disebabkan oleh siswa sendiri, guru yang mengajar, konteks pembelajaran, cara
22

mengajar, dan buku teks. Penyebab dari siswa pun dapat bermacam-macam,
seperti prakonsepsi siswa sebelum memperoleh pelajaran, lingkungan masyarakat
dimana siswa tinggal, teman, pengalaman hidup, pengalaman menangkap
pengertian, dan juga minat siswa. Jelas juga bahwa kemampuan siswa
berpengaruh dalam miskonsepsi itu. Kesalahan-kesalahan itu memang dapat
dimengerti, terlebih bila disorot dari kacamata filsafat konstruktivisme dimana
pengetahuan itu adalah hasil konstruksi siswa. Karena kebebasan mengkonstruksi
dan juga keterbatasan dalam mengkonstruksi itulah, maka siswa, meskipun diajar
oleh guru secara tepat dan juga dengan buku yang baik, dapat tetap mengalami
miskonsepsi.33

d. Cara Mengatasi Miskonsepsi


Garis besar langkah yang digunakan untuk membantu mengatasi miskonsepsi
adalah mencari atau mengungkap miskonsepsi yang dilakukan siswa, mencoba
menemukan miskonsepsi tersebut, dan mencari perlakuan yang sesuai untuk
mengatasinya.34
Beberapa cara dapat dilakukan untuk mendorong konstruksi pengetahuan
yang efektif, diantaranya adalah (1) menyediakan kesempatan untuk melakukan
percobaan, (2) menyajikan perspektif ahli, (3) menekankan pemahaman
konseptual, (4) mendorong dialog di kelas, (5) memberikan aktivitas-aktivitas
autentik, (6) merancah (scaffold) konstruksi teori, dan (7) membentuk komunitas
pembelajar.35 Cara-cara dalam mengurangi miskonsepsi dirangkum pada Tabel
2.3.36
Tabel 2.3 Cara-Cara dalam Mengurangi Miskonsepsi
Sebab Utama Sebab Khusus Cara Mengatasi
Siswa Prakonsepsi Dihadapkan pada kenyatan
Pemikiran Asosiatif Dihadapkan pada kenyataan dan
peristiwa anomali

33
Paul Suparno, op. cit., h.53-54
34
Ibid., h. 55
35
Jeane Ellis Ormrod, op. cit. h. 341
36
Paul Suparno, op. cit. h.81-82
23

Sebab Utama Sebab Khusus Cara Mengatasi


Siswa Pemikiran Humanistik Dihadapkan pada kenyataan dan
peristiwa anomali
Reasoning tidak lengkap Dihadapkan pada kenyataan
Intuisi yang salah Dihadapkan pada kenyataan dan
anomali rasionalitas
Perkembangan kognitif Diajar sesuai tingkat
siswa perkembangan, mulai dengan
konkret, baru kemudian yang
abstrak
Kemampuan siswa Dibantu pelan-pelan, proses
Minat belajar siswa Motivasi, variasi pembelajaran
Guru/ Tidak menguasai bahan Belajar lagi, lulusan bidang sesuai
Pengajar Tidak memberi waktu Memberi waktu siswa untuk
siswa untuk mengungkapkan gagasan secara
mengungkapkan gagasan lisan atau tulisan
Relasi guru siswa jelek Relasi yang enak, akrab, humor
Buku teks Penjelasan keliru Dikoreksi dan dibenarkan
Salah Tulis Dikoreksi secara teliti
Level kesulitan tulisan Disesuaikan dengan level siswa
Siswa tidak tahu Dilatih oleh guru cara
menggunakan buku teks menggunakan buku teks
Buku fiksi keliru konsep Dibenarkan
Kartun salah konsep Dikoreksi
Konteks Pengalaman siswa keliru Dihadapkan pada pengalaman baru
sesuai konsep
Bahasa sehari-hari berbeda Dijelaskan perbedaannya dengan
contoh
Teman diskusi keliru Mengungkapkan hasil dan dikritisi
guru
24

Sebab Utama Sebab Khusus Cara Mengatasi


Konteks Keyakinan agama Dijelaskan perbedaannya
Cara mengajar Hanya ceramah dan Variasi, dirangsang dengan
menulis pertanyaan
Langsung ke bentuk Mulai dari gejala nyata baru rumus
matematika
Tidak mengungkapkan Guru memberi kesempatan siswa
miskonsepsi siswa untuk mengungkapkan gagasan
PR tidak dikoreksi Dikoreksi cepat dan ditunjukan
salahnya
Model analogi Ditunjukan kemungkinan salah
konsep
Model Praktikum Diungkapkan hasilnya dan
dikomentari
Model Diskusi Diungkapkan hasilnya dan
dikomentari
Non-Multiple Intelligences Multiple Intelligences

e. Mendeteksi Mikonsepsi
Pemahaman siswa terhadap suatu konsep dapat diketahui melalui pemberian
tes. Dari hasil tes tersebut dapat diketahui seberapa besar pemahaman siswa. Hasil
tes yang baik tidak menjamin seorang peserta didik memahami suatu konsep
dengan benar. Tetapi, instrumen tes yang efektif dapat mengungkap pemahaman
konsep siswa.
Beberapa alat deteksi miskonsepsi yang sering digunakan oleh para peneliti,
antara lain 1) Peta konsep, yang mengungkapkan hubungan berarti antara konsep-
konsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok, yang disusun hierarki, sehingga
dapat mengungkap miskonsepsi siswa yang digambarkan dalam peta konsep
tersebut, 2) Tes multiple choice dengan reasoning terbuka, yaitu penggunaan tes
pilihan berganda dengan pertanyan terbuka. Siswa harus menjawab dan menulis
alasan dalam memilih suatu jawaban, 3) Tes esai tertulis, dari tes ini akan
25

diketahui miskonsepsi yang dibawa siswa. Beberapa peneliti menggunakan


pilihan ganda dengan interview. Peneliti mewawancarai siswa berdasarkan hasil
jawaban tidak benar dalam pilihan ganda, 4) Wawancara diagnosis, untuk melihat
konsep alternatif atau miskonsepsi pada siswa. Melalui wawancara, konsep
alternatif siswa dapat dimengerti sekaligus ditanyakan darimana siswa
memperoleh konsep alternatif tersebut, 5) Diskusi dalam kelas, melalui diskusi
siswa diminta untuk mengungkapkan gagasan tentang konsep yang sudah atau
hendak diajarkan. Dari diskusi tersebut dapat dideteksi apakah gagasan siswa
tepat atau tidak, dan 6) Praktikum dengan tanya jawab antara guru dengan siswa
yang melakukan praktikum, dapat digunakan untuk mendeteksi apakah siswa
mempunyai miskonsepsi tentang praktikum atau tidak.37

f. Identifikasi Miskonsepsi dengan Certainty of Response Index (CRI)


Certainty of Response Index (CRI) adalah ukuran tingkat keyakinan
responden dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Seseorang yang
mengalami miskonsepsi dapat dibedakan dengan cara membandingkan benar atau
tidaknya jawaban dengan tinggi atau rendah CRI yang diberikannya untuk
jawaban soal tersebut. Jawaban benar dengan CRI tinggi artinya seseorang telah
memahami konsep, jawaban benar dengan CRI rendah artinya jawaban yang
diberikan atas dasar tebakan saja, jawaban salah dengan CRI rendah artinya
seseorang tidak memahami konsep, sedangkan jawaban salah dengan CRI tinggi,
artinya seseorang telah mengalami miskonsepsi.38
CRI biasanya didasarkan pada suatu skala, sebagai contoh skala enam (0-5)
seperti pada Tabel 2.4
Tabel 2.4 Skala CRI dan kriterianya
Skala CRI Kriteria
0 Totally guessed answer
1 Almost guess

37
Ibid., h. 121-129
38
Deni Hafizah, dkk., Analisis Miskonsepsi Siswa Melalui Tes Multiple Choice
Menggunakan Certainty of Response Index pada Mata Pelajaran Fisika MAN 1 Bukittinggi, Jurnal
Pendidikan MIPA, Vol. 1, No. 1, 2014, h. 100
26

Skala CRI Kriteria


2 Not Sure
3 Sure
4 Almost certain
5 Certain

Angka 0, menandakan tidak tahu konsep sama sekali tentang metode-metode


atau hukum yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan (jawaban ditebak secara
total), sementara angka 5 menandakan kepercayaan diri yang penuh atas
kebenaran pengetahuan tentang prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan aturan-aturan
yang dipergunakan untuk menjawab suatu pertanyaan (soal), tidak ada unsur
tebakan sama sekali. Dengan kata lain, ketika seorang responden diminta untuk
memberikan CRI bersamaan dengan setiap jawaban suatu pertanyaan (soal),
sebenarnya dia diminta untuk memberikan penilaian terhadap dirinya sendiri akan
kepastian yang dia miliki dalam memilih aturan-aturan, prinsip-prinsip dan
hukum-hukum yang telah tertanam dibenaknya hingga dia dapat menentukan
jawaban dari suatu pertanyaan.39

B. Kajian Penelitian Yang Relevan


Una Lailis Tsani, Aditya Marianti, dan Nur Rahayu Utami dalam
penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Dengan Metode Gallery Walk pada Pembelajaran Materi Sel di SMA”, diperoleh
hasil bahwa model pembelajaran berbasis proyek dengan metode gallery walk
efektif untuk membelajarkan materi sel kelas XI MA Plus Keterampilan Al Irsyad
Gajah Demak.40
Siska Oberlina Purba, Binari Manurung, dan Rachmat Mulyana dalam
penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek
dan Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berpikir

39
Yuyu R. Tayubi, op. cit., h. 6
40
Una Lailis Tsani, Aditya Marianti, Nur Rahayu Utami, “Efektivitas Model Pembelajaran
Berbasis Proyek Dengan Metode Gallery Walk Pada Pembelajaran Materi Sel di SMA”, Unnes
Journal of Biology Education, Vol 5, No. 1, 2016
27

Tingkat Tinggi SMA”, diperoleh hasil bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis proyek lebih tinggi
ataupun lebih baik dibandingkan yang dibelajarkan dengan strategi kooperatif GI
(Group Investigation) dan konvensional.41
Lia Li’anatus Tanziyah dalam penelitiannya yang berjudul “Profil
Miskonsepsi Siswa pada Subtopik Difusi Kelas XI”, diperoleh hasil bahwa profil
miskonsepsi pada subtopik difusi materi transpor melalui membran tergolong
sedang yaitu sebesar 36,36%. Penyebab miskonsepsi berasal dari siswa, guru,
sumber belajar (LKS) dan metode pembelajaran.42
M. Sirih, dan Murni S. Martini dalam penelitiannya yang berjudul
“Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 6 Kendari pada
Pelajaran Biologi Materi Transpor Membran”, diperoleh hasil bahwa siswa kelas
XII IPA SMA Negeri 6 Kendari mengalami miskonsepsi terhadap konsep-konsep
transpor membran. Siswa mengalami miskonsepsi mengenai penggunaan istilah-
istilah pada transpor membran seperti krenasi, plasmolisis, osmosis, difusi,
hipertonik, isotonik, endositosis, eksositosis, hidrofilik, dan hidrofobik. Siswa
juga masih mengalami miskonsepsi dalam menentukan tinggi rendahnya
konsentrasi suatu larutan serta menentukan arah perpindahan molekul pada
peristiwa difusi dan osmosis.43
Sagap, Sarjan N. dan Muchlis Djirimu dalam penelitiannya yang berjudul
“Analisis Pemahaman Konsep Biologi Menggunakan Pilihan Ganda Beralasan
dalam Materi Pokok Sel pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri Dampal
Selatan”, diperoleh hasil bahwa sebanyak 26,79% paham, 28,72% miskonsepsi

41
Siska Oberlina Purba, Binari Manurung, dan Rachmat Mulyana, “Pengaruh Stragtegi
Pembelajaran Berbasis Proyek dan Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) terhadap
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi SMA”, Prosiding Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi
FKIP UNS 2015, h. 207
42
Lia Li’anatus Tanziyah, “Profil Miskonsepsi Siswa Pada Subtopik Difusi Kelas XI”,
Jurnal BioEdu, Vol. 4, No. 3, 2015
43
M. Sirih, dan Murni S., “Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas XII IA SMA Negeri 6
Kendari Pada Pelajaran Biologi Materi Transpor Membran”, Jurnal Gema Pendidikan, Vol. 20,
No. 2, 2013
28

dan 44,49% tidak paham terhadap konsep materi pokok sel yang di ujikan dengan
menggunakan tes pilihan ganda beralasan.44

C. Kerangka Pikir
Konsep awal peserta didik telah berkembang dari lingkungan atau
pengalaman peserta didik sebelum proses pembelajaran dimulai. Konsep yang
dibawanya dapat sesuai dengan konsep ilmiah atau tidak. Biasanya konsep awal
tersebut kurang lengkap atau kurang sempurna, selain itu sering kali konsep yang
tidak sesuai dengan konsep ilmiah dipertahankan oleh peserta didik, dan sulit
diperbaiki.
Pengembangan terhadap konsep-konsep awal peserta didik sangat diperlukan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tanggung jawab dalam
mengembangkan konsep-konsep yang dimiliki oleh siswa sesuai dengan konsep
yang disetujui oleh para ahli. Konsep-konsep yang tidak sesuai dengan konsep
ilmiah perlu diatasi, guna menjamin kualitas hasil belajar dan keberhasilan proses
pembelajaran secara berkelanjutan.
Penanganan terhadap miskonsepsi yang dialami oleh peserta didik, sangatlah
dibutuhkan guna mengatasi kondisi tersebut. Miskonsepsi dapat diatasi dengan
mendorong konstruksi pengetahuan yang efektif. Konstruksi pengetahuan yang
efektif dapat didorong dengan cara (1) menyediakan kesempatan untuk melakukan
percobaan, (2) menyajikan perspektif ahli, (3) menekankan pemahaman
konseptual, (4) mendorong dialog dikelas, (5) memberikan aktivitas-aktivitas
autentik, (6) merancah (scaffold) konstruksi teori, dan (7) membentuk komunitas
pembelajar.45 Model pembelajaran project based learning (PjBL) dapat
mengakomodasi keseluruhan kegiatan yang diharapkan dapat mengatasi
miskonsepsi peserta didik.
Identifikasi terhadap miskonsepsi siswa dapat dilakukan dengan mengunakan
tes diagnostik multiple choice dengan reasoning terbuka yang dilengkapi dengan

44
Sagap, Sarjan N., dan Muchlis Djirimu, “Analisis Pemahaman Konsep Biologi
Menggunakan Pilihan Ganda Beralasan dalam materi Pokok Sel Pada Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 1 Dampal Selatan”, Jurnal e-Jipbiol, Vol. 2, No. 3, 2014
45
Jeanne Ellis Ormrod, op. cit. h. 341
29

Certainty of Response Index (CRI). Tes multiple choice dengan reasoning terbuka
dapat mempermudah dalam menentukan subjek yang diduga mengalami
miskonsepsi. Certainty of Response Index (CRI) digunakan untuk mengetahui
tingkat keyakinan peserta didik terhadap jawabannya, selain itu CRI juga sangat
membantu dalam mengkategorikan jenis miskonsepsi yang dialami siswa.

Identifikasi konsep awal siswa

Konsep awal yang sesuai dengan Konsep awal yang tidak sesuai
konsep ilmiah dengan konsep ilmiah

Proses pembelajaran

Pengumpulan dan analisis data


miskonsepsi peserta didik

Pengumpulan data tambahan terkait


miskonsepsi peserta didik melalui
wawancara

Konsep akhir yang dibentuk peserta


didik teridentifikasi

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir


30

D. Hipotesis
Hipotesis yang dapat dirumuskan adalah miskonsepsi siswa yang diajar
dengan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) lebih rendah
daripada miskonsepsi siswa yang diajar dengan pendekatan saintifik (kurikulum
2013).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 2 Cibinong, Kabupaten Bogor yang
beralamat di Jl. Karadenan No. 5 Cibinong Kabupaten Bogor. Pemilihan
sekolah ini didasarkan atas hasil wawancara dengan guru biologi SMAN 2
Cibinong, bahwa SMAN 2 Cibinong telah menggunakan kurikulum 2013, yang
menekankan pada pendekatan saintifik. Dalam melaksanakan proses
pembelajaran di kelas guru menerapkan proses pembelajaran aktif, dimana
siswa sudah terbiasa melakukan diskusi, presentasi, praktikum, bahkan
penugasan proyek. Namun, guru SMAN 2 Cibinong belum pernah mengukur
dan mengidentifikasi miskonsepsi siswa setelah melalui proses pembelajaran.
Sehingga peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai analisis
miskonsepsi siswa setelah penerapan model PjBL di SMAN 2 Cibinong.
Penelitian ini dilakukan dikelas XI pada semester ganjil tahun ajaran
2016/2017, di bulan Juli-September 2016. Hal ini dikarenakan konsep difusi
dan osmosis merupakan salah satu konsep yang dipelajari oleh siswa kelas XI
pada semester ganjil.

B. Metode dan Desain Penelitian


Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode quasi eksperiment
atau eksperimen semu, dimana peneliti tidak memungkinkan untuk melakukan
pengontrolan secara penuh terhadap sampel penelitian, tetapi cenderung
menggunakan rancangan yang memungkinkan pada pengontrolan dengan
situasi yang ada.
Pelaksanaan penelitian menggunakan dua kelompok sampel, yaitu
kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan menggunakan model
pembelajaran project based learning (PjBL) dan kelompok kontrol yang diberi
perlakuan dengan menggunakan pendekatan saintifik (kurikulum 2013).

31
32

Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group


design. Pada desain ini, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
dibandingkan. Desain ini tidak hanya dapat mempresentasikan X lawan tanpa
X, melainkan dapat pula mempresentasikan X1 dan X2 atau diperluas dengan
melibatkan lebih dari dua kelompok. Dua kelompok yang ada diberi pretest,
kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan posttest.1 Desain dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Kontrol O1 X1 O2
Eksperimen O3 X2 O4

Keterangan:
O1, O3 : Profil miskonsepsi siswa sebelum diberikan perlakuan
X1 : Proses belajar mengajar dengan pendekatan saintifik (kurikulum 2013)
X2 : Proses belajar mengajar dengan model project based learning (PJBL)
O2, O4 : Profil miskonsepsi siswa setelah diberikan perlakuan

Pretest dilakukan sebelum diberikannya perlakuan kepada kedua


kelompok. Pretest dilakukan di awal penelitian untuk menelusuri konsep awal
yang dimiliki oleh peserta didik. Setelah dilakukan pretest, selanjutnya diberi
treatment atau perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran project
based learning (PjBL) untuk kelas eksperimen dan pendekatan saintifik
(kurikulum 2013) untuk kelas kontrol. Pada akhir pembelajaran diberikan
posttest dengan tujuan untuk mengidentifikasi konsepsi peserta didik setelah
melalui proses pembelajaran.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.2 Populasi pada penelitian
ini terdiri atas populasi target dan populasi terjangkau. Populasi terjangkau
dipilih dari populasi target, yang kemudian dipilih sebagai sampel yang

1
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2013), h. 102-103
2
Trianto, M.Pd, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan & Tenaga Kependidikan, (Jakarta, Kencana 2011), h. 255
33

digunakan untuk penelitian. Berikut ini adalah penjelasan mengenai populasi


dan sampel yang digunakan dalam penelitian.
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Populasi juga
dibedakan antara populasi target dengan populasi terukur atau populasi
terjangkau. Populasi terukur atau populasi terjangkau adalah populasi ril
dijadikan dasar dalam penentuan sampel, dan secara langsung menjadi sasaran
keberlakuan kesimpulan. Populasi target adalah populasi dengan alasan yang
kuat (reasonable) memiliki kesamaan karakteristik dengan populasi terukur.4
Pada penelitian ini populasi target pada penelitian ini yang digunakan
adalah seluruh siswa SMAN 2 Cibinong, sedangkan populasi terjangkau atau
populasi terukur yang digunakan adalah seluruh siswa kelas XI MIPA
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.5 Penentuan
sampel dari suatu populasi disebut penarikan sampel atau “sampling”.6
Penggunaan teknik sampling dalam penelitian ini diperlukan untuk
memperoleh sampel yang representatif. Sehingga hasil penelitian dapat
dipergunakan dalam memprediksi pada situasi lain.
Pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling yaitu
teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.7 Sampel diambil dari
populasi terjangkau sebanyak dua kelas dan penentuan sampel menggunakan
teknik simple random sampling. Dengan teknik ini, maka setiap kelas yang

3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung, Alfabeta 2013) h. 117
4
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, Remaja
Rosdakarya 2011), h.251
5
Trianto, op. cit., h. 256
6
Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h. 251
7
Sugiyono, op. cit.., h. 120
34

berada dalam populasi terjangkau memperoleh kesempatan yang sama untuk


diambil sebagai sampel penelitian.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 kelas, yakni kelas
eksperimen dengan model PjBL dan kelas kontrol dengan pendekatan saintifik
(kurikulum 2013). Kelas yang digunakan sebagai kelas eksperimen adalah
kelas XI MIPA 7 dengan jumlah subyek penelitian sebesar 35 siswa ,
sedangkan kelas yang digunakan sebagai kelas kontrol adalah kelas XI MIPA 6
dengan jumlah subyek penelitian sebesar 34 siswa.
Pengambilan data tahap kedua untuk sampel kualitatif digunakan teknik
purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu.8 Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan
saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung
(emergent sampling design). Caranya yaitu, peneliti memilih orang tertentu
yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan; selanjutnya
berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari sampel sebelumnya itu,
peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yang dipertimbangkan akan
memberikan data lebih lengkap.9

D. Variabel Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran project based learning (PjBL) terhadap miskonsepsi siswa pada
konsep difusi dan osmosis. Terdapat dua variabel yang berperan dalam
penelitian ini, yakni sebagai berikut:
a. Variabel bebas (variabel X) yaitu model pembelajaran project based
learning.
b. Variabel terikat (variabel Y) yaitu perubahan kadar miskonsepsi peserta
didik.

8
Ibid., h. 300
9
Ibid., h. 301
35

E. Teknik Pengumpulan Data


Kegiatan penelitian yang terpenting adalah pengumpulan data. 10 Teknik
pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam menganalisis miskonsepsi
siswa pada konsep difusi dan osmosis setelah menerapkan PjBL yaitu dengan
menggunakan teknik pengumpulan data tes dan nontes.
Teknik pengumpulan data tes dilakukan melalui pemberian tes tertulis
berbentuk multiple choice dengan reasoning terbuka yang dilengkapi dengan
Certainty of Response Index (CRI). Tes multiple choice dengan reasoning
terbuka dapat mempermudah dalam menentukan subjek yang diduga
mengalami miskonsepsi. Certainty of Response Index (CRI) digunakan untuk
mengetahui tingkat keyakinan peserta didik terhadap jawabannya. Selain itu
CRI juga sangat membantu dalam mengkategorikan jenis miskonsepsi yang
dialami siswa.
Tes ini digunakan untuk mengukur kadar miskonsepsi siswa pada saat
sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran project based learning
(PjBL). Soal yang digunakan pada saat pretest dan posttest merupakan soal
yang sama agar tidak ada pengaruh perbedaan kualitas. Pretest digunakan
untuk mengidentifikasi adanya miskonsepsi pada konsep awal yang dimiliki
oleh peserta didik. Setelah dilakukan identifikasi miskonsepsi selanjutnya
dilakukan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran project based
learning (PjBL) pada kelas treatment pendekatan saintifik (kurikulum 2013)
untuk kelas kontrol. Pada akhir pembelajaran diberikan posttest untuk
mengukur perubahan kadar miskonsepsi hasil belajar peserta didik.
Selain menggunakan tes tertulis peneliti juga menggunakan teknik nontes
yakni berupa wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan dengan tujuan
untuk menelusuri konsistensi jawaban siswa. Melalui wawancara siswa dapat
mengemukakan alasan tentang keputusannya dalam memilih jawaban yang
telah disediakan berdasarkan konsepsi yang mereka miliki. Wawancara ini
dilakukan kepada siswa yang berjumlah tiga orang dari masing-masing
kelompok miskonsepsi tinggi, miskonsepsi sedang, miskonsepsi rendah, paham

10
Trianto, op. cit., h. 275
36

dan tidak paham. Observasi dilakukan untuk menilai aktivitas guru dan siswa
selama proses belajar mengajar berlangsung.
Data yang diperoleh dari proses pengumpulan data kemudian ditabulasikan
untuk dianalisis berkaitan dengan perubahan konsep yang dialami peserta didik
dan pengaruh model pembelajaran project based learning (PjBL) terhadap
miskonsepsi hasil belajar peserta didik. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data


Teknik Pengumpulan
Jenis Data Sumber Data
Data
Pretest Siswa Tes tertulis
Penilaian aktivitas belajar Guru dan siswa Non tes (observasi)
Posttest Siswa Tes tertulis
Penelusuran jawaban siswa Siswa Nontes (wawancara)

F. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh penelitian dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dipermudah olehnya.11 Intrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah instrumen tes dan non tes.
1. Instrumen Tes
Instrumen tes bersifat mengukur, karena berisi pertanyaan atau pernyataan
yang alternatif jawabannya memiliki standar jawaban tertentu, benar-salah
ataupun skala jawaban.12 Tes tertulis dalam penelitian ini didesain khusus
untuk dapat menggali informasi tentang konsepsi siswa. Setiap soal yang
digunakan untuk menganalisis konsepsi peserta didik mengenai konsep difusi
dan osmosis, merupakan soal yang dirancang sedemikian rupa sehingga setiap
item soal dapat mengukur pemahaman siswa.

11
Trianto, op. cit., h. 263
12
Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h. 230
37

Instrumen tes disusun berdasarkan indikator yang hendak dicapai pada


konsep difusi dan osmosis. Adapun pengukuran instrumen tes berpusat pada
ranah kognitif C1-C6 sesuai dengan taksonomi bloom revisi. Kisi-kisi intrumen
yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes
Aspek Kognitif
Indikator ∑
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Menunjukkan adanya 1 2, 3 3
gejala transpor pasif,
difusi dan osmosis
Mendefinisikan 4, 5, 3
pengertian transpor pasif, 6
difusi dan osmosis
Menjelaskan mekanisme 7, 8, 11 9 6
transpor pasif, difusi dan 9, 18
osmosis pada membran
Menjelaskan struktur dan 12, 3
fungsi membran sel 13,
dalam transpor zat 19
Mengidentifikasi struktur 20 14 2
membran sel dalam
transpor zat
Menganalisis perubahan 16 15, 3
struktur membran sel 17
dalam transpor zat
Jumlah 20

Tes yang diuji cobakan yakni tes diagnostik berbentuk multiple choice
dengan reasoning terbuka yang dilengkapi dengan Certainty of Response Index
(CRI). Tes ini tersusun dari 20 soal pilihan ganda dengan lima alternatif
jawaban. Setiap soal diberi bobot skor sebanyak 1. Reasoning terbuka dalam
instrumen tes ini berfungsi untuk mempermudah dalam menentukan subjek
yang diduga mengalami miskonsepsi.
Model Certainty of Response Index (CRI) menggambarkan tingkat
keyakinan peserta didik terhadap alternatif jawaban yang dipilihnya. Pada
38

setiap butir soal responden diminta untuk mengisi skala CRI ditempat yang
telah disediakan dengan 6 skala, yang dapat dilihat pada Tabel 3.4.13
Tabel 3.4 Skala Jawaban CRI dan Tingkat Keyakinan Siswa dalam
Menjawab Pertanyaan
Skala Deskripsi Jawaban Keterangan
Totally guessed
0 Jika menjawab soal dengan 100% menebak
answer
Jika dalam menjawab soal persentase unsur
1 Almost guess
tebakan antara 75%-99%
Jika dalam menjawab soal persentase unsur
2 Not sure
tebakan antara 50%-74%
Jika dalam menjawab soal persentase unsur
3 Sure
tebakan antara 24%-49%
Jika dalam menjawab soal persentase unsur
4 Almost certain
tebakan antara 1%-24%
Jika dalam menjawab soal tidak ada unsur
5 Certain
tebakan sama sekali (0%)

2. Instrumen Non Tes


Teknik pengumpulan data non tes dalam penelitian ini dilakukan melalui
kegiatan observasi dan wawancara.
a. Lembar Observasi
Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian
terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan
data.14 Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk menilai aktivitas guru
dan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Lembar observasi
dalam penelitian ini terdiri atas dua macam observasi, yakni lembar observasi
guru dan lembar observasi siswa. Lembar observasi guru digunakan sebagai

13
Anis Sulalah dan Suyono, Implementasi Strategi POGIL untuk Mereduksi Miskonsepsi
Pada Materi Stokiometri Kelas X di SMAN 1 Kandangan, Unesa Journal Of Chemical
Education, Vol. 3, No. 3, 2014, h.189
14
Trianto, op. cit., h. 266
39

tolak ukur ketercapaian guru dalam menerapkan model pembelajaran yang


digunakan, sedangkan lembar observasi siswa digunakan untuk mengamati
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Lembar Pedoman Wawancara


Pedoman wawancara dibuat berdasarkan respons siswa dalam menjawab
tes tertulis dan dimaksudkan untuk menelusuri miskonsepsi siswa. Melalui
wawancara siswa dapat mengemukakan alasan tentang keputusannya dalam
memilih jawaban yang telah disediakan berdasarkan konsepsi yang dimiliki
siswa.

G. Kalibrasi Instrumen
Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, sejumlah soal ini
terlebih dahulu dikalibrasi. Pengkalibrasian intrumen bertujuan untuk
menghasilkan instrumen dengan kualitas yang baik. Intrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah intrumen tes dan non tes.
1. Instrumen Tes
Suatu instrumen penelitian dikatakan baik apabila memenuhi syarat valid
dan reliabel.15 Kalibrasi instrumen tes tertulis pada penelitian dilakukan dengan
uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. Uji tes tertulis
dengan bentuk multiple choice dilakukan dengan menggunakan program anates
4.0.
a. Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.16 Pengujian validitas instrumen
tes dalam penelitian ini menggunakan cara pengujian validitas konstruk dan
kemudian dilanjutkan dengan uji coba instrumen. Untuk menguji validitas

15
Ibid., h. 269
16
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan;Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung Alfabeta,2013 ), h.173
40

konstruk, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgement expert).17 Ahli yang
diminta pendapatnya untuk pengujian validitas konstruk intstrumen tes dalam
penelitian ini adalah dosen pembimbing.
Setelah pengujian konstruk dari ahli, instrumen tersebut dicobakan pada
sampel darimana populasi di ambil. Adapun sampel yang digunakan untuk uji
coba validitas intrumen tes dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 2
Cibinong kelas XII IPA 5, dengan jumlah subyek uji coba sebesar 35 siswa.
Rumus yang dipakai dalam menghitung validitas tes adalah teknik korelasi
point biserial. Rumus korelasi point biserial adalah sebagai berikut18
Xi Xt p
rbis =
St q

Keterangan:
rbis : koefisien korelasi biserial
X i : Mean butir yang menjawab benar
X t : Mean skor total
St : simpangan baku total/ deviasi standar skor seluruh objek
p : proporsi yang menjawab benar
q : 1-p
Koefisien korelasi selalu terdapat antara -1,00 sampai +1,00. Namun
karena dalam menghitung sering dilakukan pembulatan angka-angka, sangat
mungkin diperoleh koefisien lebih dari 1,00. Koefisien negatif menunjukkan
hubungan kebalikan sedangkan koefisien positif menunjukkan adanya
kesejajaran untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien
korelasi adalah sebagai berikut:
 Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi
 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup

17
Ibid., h. 177
18
Sagap, dkk., “Analisis Pemahaman Konsep Biologi Menggunakan Pilihan Ganda
Beralasan Dalam Materi Pokok Sel Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Dampal Selatan”,
Jurnal e-jipbiol, Vol. 2, No.3, 2014, h. 3
41

 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah


 Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah
Penafsiran harga koefisisen korelasi ada dua cara yaitu pertama dengan
melihat harga r dan di interpretasikan misalnya korelasi tinggi, cukup, dan
sebagainya. Kedua, dengan berkonsultasi ke tabel harga kritik r product
moment sehingga dapat diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika
harga r lebih kecil dari harga kritik dari tabel, maka korelasi tersebut tidak
signifikan. Begitu juga sebaliknya.19 Pengukuran validitas intrumen tes tertulis
dalam penelitian ini menggunakan program Anates versi 4.0. Adapun besarnya
koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Interpretasi Kriteria Validitas Instrumen
Koefisien Kriteria Nomor Soal
0,800 - 1,00 sangat tinggi -
0,600 - 0,800 Tinggi 32
0,400 - 0,600 Cukup 3, 9, 13, 17, 21, 28, 35, 37, 38
2, 4, 5, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 18, 20,
0,200 - 0,400 Rendah
22, 23, 24, 25, 26, 31, 33, 34, 39, 40
0,00 - 0,200 Sangat rendah 1, 6, 7, 19, 27, 29, 36

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program Anates Versi 4.0,


diperoleh hasil bahwa dari 40 soal multiple choice yang di ujikan terdapat 22
soal valid yang telah mewakili setiap indikator pembelajaran, yaitu nomor 3, 8,
9, 11, 13, 14, 15, 17, 18, 21, 22, 23, 24, 26, 28, 30, 32, 33, 34, 35, 37, dan 38.

b. Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.20
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara

19
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
h. 75
20
Sugiyono, op. cit. h. 173
42

mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis


dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi
reliabilitas instrumen.21 Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan
dengan teknik Kuder Richardson 20. Rumus Kuder Richardson (KR) 20 adalah
sebagai berikut22

k   pi qi 
rii = 1  
k  1  s 2 
Keterangan:
rii : koefisien reliabilitas yang dicari
k : jumlah butir soal
pi : proporsi jawaban betul
qi : proporsi jawaban salah (q=1-p)
S2 : standar deviasi kuadrat dari skor total

Instrumen mempunyai indeks keandalan/ reliabilitas yang baik jika


koefisien reliabilitasnya 0,70. Klasifikasikan tingkat reliabilitas berdasarkan
interpretasi indeks reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.6.23
Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Reliabilitas
No. Koefisien Reliabilitas Tingkat Reliabilitas
1 0,800-1,000 Sangat tinggi
2 0,600-0,799 Tinggi
3 0,400-0,599 Cukup
4 0,200-0,399 Rendah
5 0,00-0,199 Sangat rendah

Hasil uji coba tes dengan menggunakan program Anates Versi 4.0
diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,81. Hal ini menunjukkan bahwa soal
yang di uji coba memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi. Sehingga hasil

21
Ibid., h. 185
22
Dr. Sunarti, M.Pd & Selly Rahmawati, M.Pd., Penilaian dalam Kurikulum 2013;
Membantu Guru dan Calon Guru Dalam Mengetahui Langkah-Langkah Penilaian
Pembelajaran, (Yogyakarta: Andi, 2013), h. 109
23
Ibid., h. 99
43

dari pengukuran dengan menggunakan intrumen tes yang diuji coba dapat
dipercaya dan konsisten.

c. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran (difficulty level) adalah proporsi atau persentase subjek
yang menjawab butir tes tertentu dengan benar. Tingkat kesukaran butir tes
sangatlah penting untuk melihat tingkat kesukaran soal dalam rangka
menyediakan berbagai macam alat diagnostik kesulitan belajar peserta didik
ataupun dalam rangka meningkatkan penilaian berbasis kelas.24
Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks kesukaran adalah sebagai
berikut25

Keterangan:
P : tingkat kesukaran
B : jumlah siswa yang menjawab benar
Js : jumlah peserta siswa
Indeks kesukaran rentangannya dari 0,0 – 1,0. Semakin besar indeks
menunjukkan semakin mudah butir soal, karena dapat dijawab oleh sebagian
besar atau seluruh siswa. Sebaliknya, jika sebagian kecil atau tidak ada sama
sekali siswa yang menjawab benar menunjukkan butir sukar. Tingkat
kesukaran yang baik adalah 0,5.26 Menurut ketentuan yang sering diikuti,
indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut27
Soal dengan P : 0 – 0,3  sukar
Soal dengan P : 0.3 – 0,7  sedang
Soal dengan P : 0,7 – 1  mudah
Pengukuran tingkat kesukaran intrumen tes tertulis dalam penelitian ini
menggunakan program Anates versi 4.0. Adapun tingkat kesukaran instrumen
tes dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.7.
24
Sagap, dkk., op. cit., h. 3
25
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 208
26
Ahmad Sofyan,dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Press, 2006), h.103
27
Suharsimi Arikunto, op. cit.., h. 210
44

Tabel 3.7 Interpretasi Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen


Kriteria Nomor Soal Soal Valid
Sukar 18, 25 18
13, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 27,
13, 17, 21, 22, 23, 24, 30,
Sedang 29, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 37,
32, 33, 34, 37
39
Mudah 5, 8, 14, 35, 38 8, 14, 35, 38
1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12,
Sangat Mudah 3, 9, 11, 15, 26, 28
15, 16, 19, 26, 28, 40

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran dengan Anates Versi 4.0


dari 40 soal yang diujikan terdapat 2 soal dengan kriteria sukar, 17 soal sedang,
5 soal mudah, dan 16 soal sangat mudah.

d. Daya Beda
Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir soal dalam
membedakan antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa
yang kurang pandai.28 Tanda negatif pada indeks diskriminatif digunakan jika
sesuatu soal “terbalik” menunjukkan kualitas testee. Yaitu anak pandai disebut
bodoh dan anak bodoh disebut pandai. Bagi suatu soal yang dapat dijawab
benar oleh siswa pandai maupun siswa bodoh, maka soal itu tidak baik karena
tidak mempunyai daya pembeda. Demikian pula jika semua siswa baik pandai
maupun bodoh tidak dapat menjawab dengan benar. Soal yang baik adalah soal
yang dapat dijawab benar oleh siswa-siswa yang pandai saja.29 Rumus untuk
daya beda adalah sebagai berikut30

D=

28
Ahmad Sofyan,dkk., op. cit., h. 104.
29
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 211
30
Ahmad Sofyan,dkk. op.cit., h.104
45

Keterangan:
D : daya beda, dimana daya beda yang baik adalah D > 0.30
Ba : jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
Bb : jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
N : jumlah peserta tes

Klasifikasi daya pembeda:


D 0,00 – 0,20  Jelek
D 0,20 – 0,40  Cukup
D 0,40 – 0,70  Baik
D 0,70 – 1,00  Baik sekali
D Negatif  semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai
nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.31

Pengukuran daya beda intrumen tes tertulis dalam penelitian ini


menggunakan program Anates versi 4.0. Adapun daya beda kesukaran
instrumen tes dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Interpretasi Kriteria Daya Beda Instrumen
Indeks
Kriteria Nomor Soal Soal Valid
Diskriminatif
0,00 – 0,20 Jelek 1, 5, 6, 7, 20, 27, 29, 31, 36 -
0,20 – 0,40 Cukup 2, 4, 8, 10, 11, 12, 15, 16, 18, 8, 11, 15, 18, 23,
19, 23, 24, 25, 26, 28, 30, 33, 24, 26, 28, 30, 33,
34, 39, 40 34
0,40 – 0,70 Baik 3, 9, 13, 14, 17, 22, 35, 37, 38 3, 9, 13, 14, 17,
22, 35, 37, 38
0,70 – 1,00 Baik Sekali 21, 32 21, 32

Berdasarkan hasil perhitungan daya dengan Anates Versi 4.0 dari 40 soal
yang diujikan terapat 9 soal dengan kriteria jelek, 20 soal cukup, 9 soal baik,
dan 2 soal baik sekali.
31
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 218
46

2. Instrumen Non Tes


Teknik pengumpulan data non tes dilakukan melalui kegiatan observasi
dan wawancara. Observasi dilakukan untuk menilai aktivitas guru dan siswa
selama proses belajar mengajar berlangsung. Lembar observasi guru digunakan
sebagai tolak ukur ketercapaian guru dalam menerapkan model pembelajaran
yang digunakan, sedangkan lembar observasi siswa digunakan untuk
mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk menelusuri konsistensi
jawaban siswa. Melalui wawancara siswa dapat mengemukakan alasan tentang
keputusannya dalam memilih jawaban yang telah disediakan berdasarkan
konsepsi yang mereka miliki. Pedoman wawancara dibuat berdasarkan respons
siswa dalam menjawab tes tertulis. Uji validitas yang digunakan untuk menguji
lembar observasi dan lembar pedoman wawancara adalah validitas konstruk.
Pendapat para ahli yang digunakan untuk mendapatkan validitas kontruk
instrumen nontes dalam penelitian ini adalah pendapat dari dosen pembimbing.

H. Teknik Analisis Data


Pengolahan data adalah tahap yang penting dalam kegiatan penelitian,
karena pengolahan data dapat menjadikan data penelitian bermakna dan
berguna dalam pemecahan masalah penelitian. Sebelum data di analisis secara
statistik, terlebih dahulu data dianalisis distribusi kategori pemahamannya
terhadap konsep, untuk menentukan tingkat miskonsepsi yang dibentuk oleh
peserta didik.
Data yang terkumpul dibuat matriks untuk setiap pertanyaan yang
didasarkan pada kombinasi jawaban benar dan salah serta CRI yang tinggi dan
rendah, sehingga konsepsi peserta didik dapat terungkap. Bentuk matriks
jawaban peserta didik dapat dilihat dalam Tabel 3.9.32

32
Agus Pujiyanto, Nurjannah dan I Wayan Darmadi, “Analisis Miskonsepsi Siswa Pada
Konsep Kinematika Gerak Lurus”, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako, Vol. 1, No. 1
47

Tabel 3.9 Matriks Kombinasi Jawaban dengan CRI


Tipe
CRI Rendah (<2,5) CRI Tinggi (>2,5)
Jawaban
Jumlah jawaban yang benar dan
Jawaban Jumlah jawaban yang benar
CRI tinggi, pengetahuan konsep
benar dan CRI rendah, menebak
benar
Jumlah jawaban yang salah
Jawaban Jumlah jawaban yang salah dan
dan CRI rendah, kurang
salah CRI tinggi, miskonsepsi
pengetahuan

Penentuan kategori tingkat pemahaman yang digunakan peneliti mengacu


pada nilai CRI skala yang disusun oleh Saleem Hasan dan penentuan kategori
tingkat pemahaman ditentukan berdasarkan pilihan jawaban, alasan, dan nilai
CRI. Adapun penentuan kategori tingkat pemahaman dapat dilihat pada Tabel
3.10.33
Tabel 3.10 Modifikasi Kategori Tingkat Pemahaman
Jawaban Alasan Nilai CRI Deskripsi
Benar Benar >2,5 Memahami konsep dengan baik
Benar Benar <2,5 Memahami konsep tetapi kurang yakin
Benar Salah >2,5 Miskonsepsi
Benar Salah <2,5 Tidak memahami konsep
Salah Benar >2,5 Miskonsepsi
Salah Benar <2,5 Tidak memahami konsep
Salah Salah >2,5 Miskonsepsi
Salah Salah <2,5 Tidak memahami konsep

Setelah di klasifikasikan berdasarkan tingkat kategori pemahaman,


kemudian data diolah dan dianalisis dengan menggunakan uji statistik. Adapun
langkah-langkah dalam penggunaan uji statistik adalah sebagai berikut:
33
Aliefman Hakim, Liliasari, and Asep Kadarohman, “Student Concept Understanding
Of Natural Products Chemistry In Primary and Secondary Metabolites Using the Data
Collecting Technique Of Modified CRI”, International Online Journal Of Educational Sciences,
Vol. 4, No.3, 2012, h.549
48

1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan dengan uji Liliefors
menggunakan konsep statistika non-parametrik. Berdasarkan sampel yang
didapatkan akan diuji hipotesis nihil (H0) bahwa sampel tersebut berdistribusi
normal melawan hipotesis alternatif (H1) bahwa populasi yang berdistribusi
tidak normal.
Langkah pertama yang dilakukan adalah mentransformasikan pengamatan
x1, x2,..., xn ke dalam skor baku zi, z2,...,zn dengan menggunakan rumus sebagai
berikut

Keterangan:
Z = Skor baku
x1 = Data
= Rata-rata data tunggal
S = Standar deviasi sampel
Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang F(zi)=P(z<zi). Selanjutnya dihitung proporsi
skor z1, z2, ..., zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi ini
dinyatakan oleh S(zi), maka rumus untuk menentukan S(zi) adalah sebagai
berikut

Hitunglah selisih F(zi)-S(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. Ambil


harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut.Sebutlah
harga terbesar ini L0. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, nilai L0
dibandingkan nilai kritis L yang diambil dari data berikut untuk taraf nyata α
yang dipilih. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut
a. Tolak hipotesis nol jika L0 < Ltabel = data terdistribusi normal
49

b. Hipotesis nol diterima jika L0 > Ltabel = data tidak terdistribusi normal34
Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Sminov dengan
menggunakan aplikasi SPSS. Langkah-langkah yang ditempuh dalam
penggunaan statistik untuk pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Program SPSS dibuka, kemudian masuk ke file “Miskonsepsi”
b. Pada menu utama SPSS, menu analyze dipilih, kemudian sub menu
nonparametric test dipilih, legacy dialogs dipilih, kemudian 1 sampel K-S
dipilih.
c. Pada test variable list, variabel “Miskonsepsi” dimasukkan.
d. Pada test distribution, normal dipilih, kemudian OK dipilih.
e. Output SPSS dan interpretasi adalah sebagai berikut.
Pada output, diperoleh angka test statistic, angka ini sama dengan hasil
secara manual. Angka pada baris Asymp. Sig. (2-tailed) dapat ditulis
sebagai nilai probablitias (p-value). Distribusi populasi normal, jika
probabilitas > 0,05 (nilai α), H0 diterima. Distribusi populasi tidak normal
jika probabilitas ≤ 0,05 (nilai α), H0 Ditolak.35

Data dinyatakan terdistribusi normal, maka dilakukan uji homogenitas


melalui uji Fisher dan dilakukan analisis data secara parametrik dengan
menggunakan uji t. Jika data tidak terdistribusi normal makan akan dilakukan
analisis data dengan teknik non parametrik.
Uji dua sampel bebas pada statistik non parametrik mempunyai tujuan
yang sama dengan uji t pada statistik parametrik, yakni untuk mengetahui
apakah dua buah sampel yang bebas berasal dari populasi yang sama.36 Salah
satu alat uji dua sampel bebas yang digunakan secara luas dalam praktek
adalah uji Man-Whitney.37 Langkah-langkah yang ditempuh dalam
penggunaan statistik untuk pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:

34
Kadir, Statistika Terapan; Konsep, Contoh, dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016), h. 144
35
Ibid., h. 155-156
36
Singgih Santoso, Seri Solusi Bisnis Berbasis TI Menggunakan SPSS untuk Statistik Non
Parametrik, (Jakarta: Alex Media Komputindo, 2005), h. 43
37
Singgih Santoso, loc. cit.
50

a. File Mann Whitney yang ada dalam CD kerja dibuka.


b. Menu analyze dipilih > nonparametric test > 2-independent sample tests.
c. Dalam kotak test variable list, variabel “miskonsepsi” dimasukkan.
d. Pada kotak grouping variable, variabel “kelas” dimasukkan.
e. Pada define groups mouse di klik, hingga muncul kotak dialog define
f. Sesuai kode pada miskonsepsi, untuk grup 1 angka 1 (kelas eksperimen)
diketik, dan grup 2 angka 2 (kelas kontrol) diketik.
g. Tombol continue ditekan untuk kembali ke menu utama.
h. Pada pilihan test type, karena dilakukan uji Mann Whitney, Mann-Whitney
U diaktifkan
i. Abaikan bagian lain, kemudian OK ditekan38

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas sebagai uji persyaratan analisis data yang bertujuan untuk
mengetahui apakah data homogen (sama) atau tidak. Uji homogenitas
dilakukan setelah data persyaratan normalitas terpenuhi, yakni data dinyatakan
berdistribusi normal.
Statistika parameter merupakan statistik untuk pengujian dua rata-rata
memiliki distribusi tertentu, selain sampel acak berasal dari distribusi populasi
normal, variansinya kedua populasi perlu homogen atau sama besarnya.
Sebelum analisis varian digunakan untuk uji hipotesis, maka perlu dilakukan
pengujian homogenitas varian terlebih dahulu dengan uji F dengan rumus
sebagai berikut.39

F=

Dengan kriteria pengujian, jika F hitung lebih kecil dari harga F tabel,
maka data yang akan dianalisis homogen. Bila F hitung lebih besar dari tabel,
maka varian tidak homogen.40

38
Ibid., h. 45-47
39
Sugiyono, op. cit., h. 276
40
Ibid., h. 277
51

Uji homogenitas dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS.


Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk pengolahan
data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Program aplikasi SPSS dibuka.
b. Data pada data view dimasukkan, misalnya dengan nama “Miskonsepsi”
kolom 1 memuat nama kelompok, yang diberi kode 1, dan 2 dan kolom 2
memuat data derajat miskonsepsi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada
variabel view nama diberikan untuk kode 1, dan 2 dengan mengklik
values, lalu angka 1 dimasukkan untuk kelas eksperimen, dan 2 untuk
kelas kontrol, kemudian OK ditekan.
c. Menu utama analyze dibuka dan generak linear model ditekan.
d. Kemudian univariate ditekan.
e. Variabel “Miskonsepsi” dipindahkan ke dalam dependent variabel dan
variabel “Kelompok” ke fixed factors (s), kemudian options ditekan.
f. Selanjutnya data “Kelompok” dimasukkan ke display means for,
homogenity test dipilih kemudian continue ditekan lalu OK.
g. Output SPSS dan interpretasi adalah sebagai berikut
Hasil analisis pada tabel Levene’s Test of Equality of error Variances,
diperoleh harga signifikasnsi atau p-value. Jika p-value > 0,05 (nilai α),
maka H0 diterima atau data kedua kelompok homogen. Jika p-value
0,05 (nilai α), maka H0 ditolak atau data kedua kelompok tidak
homogen.41

3. Uji Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis dengan uji parametrik meggunakan rumus
uji-t dilakukan setelah pengujian data dengan menggunakan uji normalitas dan
homogenitas yang diketahui bahwa sample berdistribusi normal dan homogen.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah perubahan konsepsi siswa pada
konsep difusi dan osmosis yang diajar dengan model pembelajaran PjBL lebih

41
Kadir, op. cit., h. 167-169
52

tinggi daripada siswa yang diajar dengan pendekatan saintifik (kurikulum


2013). Rumus uji-t dengan signifikansi α=0,05 adalah sebagai berikut42

to= ,

dimana Se=√

dengan ∑y12 = ∑Y12 - dan ∑y22= ∑Y22 -

Keterangan:
to : harga t hitung
Ῡ1 : nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen
Ῡ2 : nilai rata-rata data kelompok kontrol
∑y12: varians data kelompok eksperimen
∑y22: varians data kelompok kontrol
Se : simpangan baku
n1 : jumlah siswa pada kelompok eksperimen
n2 : jumlah siswa pada kelompok kontrol

Nilai t-hitung didapatkan, sehingga dapat ditarik kesimpulan dengan


membandingkan t-hitung dengan t-tabel. Harga t-tabel dapat ditentukan
berdasarkan derajat bebas (db), dengan rumus sebagai berikut
db = n1 + n2 – 2

Kriteria hipotesis uji t dalam penelitian adalah dengan membandingkan t-


hitung dan t-tabel, yang dapat dilihat sebagai berikut
a. Jika t0 ≤ ttabel maka hipotesis nihil (H0) diterima. Dengan kesimpulan
pengujian, jika H0 diterima berarti tidak ada perbedaan parameter rata-rata
populasi.

42
Ibid., h. 296
53

b. Jika t0 > ttabel maka hipotesis nihil (H0) ditolak. Dengan kesimpulan
pengujian, jika H0 ditolak berarti ada perbedaan parameter rata-rata
populasi.
Uji hipotesis dengan statistik uji-t untuk sampel independen dapat
dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS. Langkah-langkah yang
ditempuh dalam penggunaan statistik untuk pengolahan data tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Program SPSS dibuka dengan double klik icon SPSS, pada data view data
dimasukkan, pada kolom pertama setiap responden dituliskan dengan angka 1
untuk kelas eksperimen, dan angka 2 untuk kelas kontrol. Pada kolom 2 data
derajat miskonsepsi siswa dimasukkan berpasangan dengan masing-masing kelas
pada kolom 1. Pada variabel view pada values dituliskan 1 = kelas eksperimen,
dan 2 = kelas kontrol
b. Menu analyze dipilih, lalu sub menu compare means, kemudian independent-
sample t test ditekan.
c. Pada kotak, variabel “Miskonsepsi” didestinasikan ke dalam test variabel (s),
kemudian variabel “Kelas” ke grouping variabel dan define group ditekan.
d. Angka 1 diisikan pada group 1 dan angka 2 pada group 2, kemudian continue
untuk kembali ke menu sebelumnya, selanjutnya OK dipilih, sehingga akan
diperoleh output.
e. Interpretasi
1) Pada tabel terlihat rata-rata derajat miskonsepsi siswa kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Rata-rata derajat miskonsepsi yang tebesar menunjukkan secara
deskriptif derajat miskonsepsi kelas tersebut lebih tinggi daripada kelas
lainnya.
2) Pada kolom equal variances assumed, dan baris levene’s test for equality
variances diperoleh angka signifikansi atau p-value. Jika p-value > 0,05
(nilai α), maka data kedua kelompok homogen. Jika p-value 0,05
(nilai α), maka data kedua kelompok tidak homogen.
3) Pada kolom equal variances assumed diperoleh angka signifikansi (2-
tailed) atau p-value. . Jika p-value > 0,05 (nilai α), H0 ditolak.43

43
Ibid., h. 300-302
54

Berdasarkan hal tersebut hipotesis yang diajukan teruji oleh data,


sehingga disimpulkan bahwa derajat miskonsepsi siswa kelas
eksperimen lebih rendah daripada siswa kelas kontrol.

I. Hipotesis Statistik
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Ho : µ1 ≥ µ2
Ha : µ1 < µ2
Keterangan:
µ1 : rata-rata miskonsepsi siswa yang diajar dengan model pembelajaran
PjBL
µ2 : rata-rata miskonsepsi siswa yang diajar dengan pendekatan saintifik
(kurikulum 2013)
Ho : miskonsepsi siswa yang diajar dengan model pembelajaran PjBL
lebih tinggi atau sama dengan miskonsepsi siswa yang diajar
dengan pendekatan saintifik (kurikulum 2013).
Ha : miskonsepsi siswa yang diajar dengan model pembelajaran PjBL
lebih rendah daripada miskonsepsi siswa yang diajar pendekatan
saintifik (kurikulum 2013)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Persentase Konsepsi Siswa Berdasarkan Jawaban dan Indeks
CRI
Data hasil pretest menggunakan tes diagnostik berbentuk multiple choice
dengan reasoning terbuka yang dilengkapi certainty of response index (CRI) pada
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan,
terdapat siswa yang terindikasi mengalami miskonsepsi. Berikut adalah tabulasi
data kategori siswa paham, tidak paham dan miskonsepsi pada kelas kontrol dan
eksperimen.

Tabel 4.1 Persentase Derajat Pemahaman Siswa Kategori Paham (P), Tidak
Paham (TP), dan Miskonsepsi (M) pada Data Hasil Pretest

Persentase Pretest
No.
No Indikator Kontrol Eksperimen
Soal
P TP M P TP M
1 Menunjukkan adanya 1 8,82 85,3 5,88 14,3 74,3 11,4
gejala transpor pasif, 2 5,88 91,2 2,94 2,9 80 17,1
difusi dan osmosis
3 2,94 76,5 20,6 0 74,3 25,7
Rata-Rata 5,88 84,3 9,81 5,7 76,2 18,1
2 Mendefinisikan pengertian 4 11,8 82,4 5,88 14,3 77,1 8,6
transpor pasif, difusi dan 5 8,82 85,3 5,88 5,7 77,1 17,1
osmosis
6 8,82 85,3 5,88 8,6 82,9 8,6
Rata-Rata 9,81 84,3 5,88 9,5 79,0 11,4
3 Menjelaskan mekanisme 7 0 94,1 5,88 2,9 88,6 8,6
transpor pasif, difusi dan 8 2,94 88,2 8,82 5,7 85,7 8,6
osmosis pada membran
9 8,82 79,4 11,8 5,7 82,9 11,4
10 8,82 88,2 2,94 0 88,6 11,4
11 8,82 88,2 2,94 2,9 94,3 2,9
18 0 94,1 5,88 5,71 8,0 14,3
Rata-Rata 4,90 88,70 6,38 3,8 86,7 9,5

55
56

Persentase Pretest
No.
No Indikator Kontrol Eksperimen
Soal
P TP M P TP M
4 Menjelaskan struktur dan 12 2,94 79,4 14,7 14,3 77,1 8,6
fungsi membran sel dalam 13 20,6 76,5 2,94 17,1 77,1 5,7
transpor zat
19 2,94 97,1 0 2,9 88,6 8,6
Rata-Rata 8,8 84,3 5,9 11,43 80,93 7,63
5 Mengidentifikasi struktur 14 0 88,2 11,8 0 88,6 11,4
membran sel dalam 20 11,8 82,4 5,88 5,71 82,9 11,4
transpor zat
Rata-Rata 5,90 85,30 8,84 2,9 85,8 11,4
6 Menganalisis perubahan 15 5,88 88,2 5,88 14,3 80 5,7
struktur membran sel 16 5,88 73,5 20,6 5,7 71,4 22,9
dalam transpor zat
17 5,88 58,8 5,88 5,7 62,9 31,4
Rata-rata 5,9 73,5 10,8 8,6 71,4 20,0
Rata-Rata Total 6,6 84,1 7,7 6,7 80,7 12,6
Jumlah % 100 100

Hasil data pretest menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki siswa


dengan kategori miskonsepsi yang lebih besar dari pada kelas kontrol. Rata-rata
persentase kategori miskonsepsi kelas kontrol sebesar 7,7% sedangkan pada kelas
eksperimen sebesar 12,6%. Rata-rata total data pretest menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa pada kelas kontrol dan eksperimen berada pada kategori
tidak memahami konsep pada saat sebelum dilakukannya kegiatan pembelajaran.
Pengambilan data posttest dilakukan setelah proses pembelajaran
dilaksanakan. Pengambilan data menggunakan tes diagnostik berbentuk multiple
choice dengan reasoning terbuka yang dilengkapi certainty of response index
(CRI). Tabulasi data hasil posttest kategori siswa paham, tidak paham dan
miskonsepsi pada kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.2.
57

Tabel 4.2 Persentase Derajat Pemahaman Siswa Kategori Paham (P), Tidak
Paham (TP), dan Miskonsepsi (M) pada Data Hasil Posttest

No Indikator No. Persentase Posttest


Soal Kontrol Eksperimen
P TP M P TP M
1 Menunjukkan adanya gejala 1 41,2 32,4 23,5 77,1 14,3 8,6
transpor pasif, difusi dan 2 64,7 11,8 23,5 68,6 20 11,4
osmosis
3 52,9 35,3 11,8 34,3 34,3 31,4
Rata-Rata 52,9 26,5 19,6 60,0 22,9 17,1
2 Mendefinisikan pengertian 4 58,8 26,5 14,7 77,1 14,3 8,6
transpor pasif, difusi dan 5 50 17,6 32,4 74,3 5,7 20
osmosis
6 55,9 32,4 11,8 57,1 20 22,9
Rata-Rata 54,9 25,5 19,6 69,5 13,3 17,2
3 Menjelaskan mekanisme 7 38,2 41,2 20,6 37,1 31,4 31,4
transpor pasif, difusi dan 8 47,1 38,2 14,7 62,9 17,1 20
osmosis pada membran
9 52,9 23,5 23,5 54,3 22,9 22,9
10 35,3 35,5 29,4 22,9 48,9 28,6
11 29,4 55,9 14,7 31,4 42,9 25,7
18 61,8 32,4 5,9 68,6 8,6 22,9
Rata-Rata 44,1 37,8 18,1 46,2 28,6 25,3
4 Menjelaskan struktur dan 12 67,6 11,8 20,6 77,1 8,6 14,3
fungsi membran sel dalam 13 50 29,4 20,6 68,6 25,7 5,7
transpor zat
19 73,5 20,6 5,9 77,1 20 2,9
Rata-Rata 63,7 20,6 15,7 74,27 18,10 7,63
5 Mengidentifikasi struktur 14 47,1 26,5 26,5 51,4 20 28,6
membran sel dalam transpor 20 82,4 14,7 2,9 80 17,1 2,9
zat
Rata-Rata 64,8 20,6 14,7 65,7 18,6 15,8
6 Menganalisis perubahan 15 29,4 44,1 26,5 45,7 42,9 11,4
struktur membran sel dalam 16 44,1 23,5 32,4 57,1 17,1 25,7
transpor zat
17 50 26,5 23,5 48,6 37,1 14,3
Rata-Rata 41,2 31,4 27,5 50,5 32,4 17,1
Rata-Rata Total 51,6 29,0 19,3 58,6 23,4 18,0
Jumlah % 100 100
58

Hasil data posttest menunjukkan bahwa sebagian besar siswa pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen telah memahami konsep difusi dan osmosis, namun
masih ditemui adanya miskonsepsi. Adapun miskonsepsi siswa yang terdapat
pada kelas kontrol dan eksperimen tergolong rendah, yakni sebesar 19,3% pada
kelas kontrol dan 18% kelas eksperimen.1
Butir soal nomor 5 dan 16 merupakan butir soal yang memiliki persentase
tertinggi kategori miskonsepsi pada kelas kontrol, sebesar 32,4%. Indikator nomor
6 menganalisis perubahan struktur membran sel, memiliki rata-rata persentase
tertinggi kategori miskonsepsi, sebesar 27,5%.
Butir soal nomor 3 dan 7 merupakan butir soal dengan persentase tertinggi
kategori miskonsepsi pada kelas eksperimen, sebesar 31,4%. Indikator nomor 3
menjelaskan mekanisme transpor pasif difusi dan osmosis pada membran,
memiliki rata-rata persentase tertinggi kategori miskonsepsi, sebesar 25,3%.

2. Analisis Data Derajat Miskonsepsi Siswa


a. Uji Normalitas
Hasil perhitungan uji normalitas data derajat miskonsepsi kelas kontrol dan
eksperimen dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Derajat Miskonsepsi Siswa Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen Pada Pretest dan Posttest
Pretest Posttest
Data Statistik
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
Sampel (N) 34 35 34 35
Asymp. Sig. (2
0,021 0,003 0,371 0,305
tailed)
Α 0,05 0,05 0,05 0,05
Tidak Tidak
Kesimpulan Normal Normal
Normal Normal

1
Zulfiani, dkk, Analysis Misconceptions On Basic Concept Of Natural Sciences Through
CRI (Certainty Of Response Index), Clinical Review And Concept Maps, Proceeding Of
International Conference On Research, Implementation And Education Of Mathematics And
Sciences 2014, Yogyakarta State University, 18-20 May 2014, h. 138
59

Derajat miskonsepsi siswa didapatkan dari hasil pretest dan posttest,


kemudian dilakukan analisis prasyarat uji normalitas. Uji normalitas dilakukan
dengan kolmogorov-smirnov menggunakan program apilkasi SPSS versi 16,0.
Hasil uji normalitas terhadap derajat miskonsepsi siswa kelas kontrol dan
eksperimen pada posttest diperoleh bahwa data berdistribusi normal. Hal ini
terlihat dari nilai signifikansi yang lebih tinggi dari α (sig > α), pada kelas kontrol
nilai signifikansi sebesar 0,371>0,05(α) dan kelas eksperimen sebesar
0,305>0,05(α). Berdasarkan hal tersebut hipotesis nihil (H0) bahwa sample
tersebut berdistribusi normal diterima.
Hasil analisis uji normalitas diperoleh bahwa derajat miskonsepsi siswa kelas
kontrol dan eksperimen pada pretest berdistribusi tidak normal. Hal ini terlihat
dari nilai signifikansi yang lebih rendah dari α (sig < α). Berdasarkan hal tersebut
hipotesis nihil (H0) bahwa sample tersebut berdistribusi normal ditolak. Teknik
analisis non parametrik digunakan sebagai alternatif dalam menganalisis data
yang berdistribusi tidak normal. Teknik analisis non parametrik uji Mann-
Whitney U digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Derajat Miskonsepsi Kelas Kontrol dan Eksperimen
Pada Data Pretest dengan Uji Mann-Whitney U
Asymp. Sig.(2-tailed) Α Keterangan Kesimpulan
0,394 0,05 0,394 > 0,05 H0 diterima

Analisis statistik nonparametrik dengan uji Mann-Whitney U didapatkan hasil


asymp. Sig.(2-tailed) sebesar 0,394 yang berada diatas harga α sebesar 0,05,
sehingga H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan derajat miskonsepsi antara siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen
pada data pretest.

b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah uji persyaratan analisis data yang bertujuan untuk
mengetahui apakah data memiliki variasi atau keragaman nilai sama atau secara
statistik sama. Uji homogenitas dilakukan setelah data persyaratan normalitas
60

terpenuhi, yakni data dinyatakan normal. Uji normalitas pada penelitian ini
dilakukan terhadap data posttest derajat miskonsepsi siswa kelas eksperimen dan
kontrol. Analisis uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program aplikasi
SPSS versi 16,0.

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Derajat Miskonsepsi Siswa Kelas Kontrol
dan Eksperimen Pada Data Posttest
Data statisika sig Α Keterangan Kesimpulan
Posttest 0,950 0,05 0,950 > 0,05 Varians homogen

Hasil analisis uji homogenitas diperoleh signifikansi sebesar 0,950, yang


menunjukkan bahwa nilai signifikansi > α atau H0 diterima. Dengan demikian,
data derajat miskonsepsi siswa dari kelas eksperimen dan kontrol adalah
homogen.

c. Uji Hipotesis
Setelah dilakukannya uji prasyarat analisis dengan uji normalitas dan
homogenitas terhadap data derajat miskonsepsi kelas eksperimen dan kontrol pada
posttest, diketahui derajat miskonsepsi kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi
normal dan homogen. Analisis yang dilakukan selanjutnya adalah uji hipotesis
penelitian dengan menggunakan uji-t.

Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Derajat Miskonsepsi Siswa Kelas Kontrol dan
Eksperimen Pada Data Posttest
Rata-Rata
Sig (2 tailed) α Keterangan Kesimpulan
Eksperimen Kontrol
18,00 16,26 0,721 0,05 0,721 > 0,05 H0 ditolak

Rata-rata derajat miskonsepsi siswa kelas eksperimen sebesar 18,00 dan


kelas kontrol sebesar 19,26. Hal ini menunjukkan secara deskriptif derajat
miskonsepsi siswa kelas eksperimen lebih rendah daripada kelas kontrol. Dari
hasil perhitungan diperoleh signifikansi sebesar 0,721 yang menunjukkan bahwa
61

nilai signifikansi > α atau H0 ditolak. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan
teruji oleh data, sehingga disimpulkan bahwa derajat miskonsepsi siswa kelas
eksperimen lebih rendah daripada siswa kelas kontrol

3. Deskripsi Butir Soal Berdasarkan Nilai CRI Untuk Jawaban Salah


(CRIs), Jawaban Benar (CRIb), dan Fraksi Jawaban Benar (Fb)
Miskonsepsi secara kelompok ditentukan dengan membandingkan rata-rata
nilai CRI yang menjawab benar dan yang menjawab salah dengan fraksi jumlah
subjek yang menjawab benar.2 Nilai CRI yang menjawab salah (CRIs) diperoleh
dengan cara membagi total CRI siswa yang menjawab salah dengan jumlah siswa
yang menjawab salah perbutir soal. Sedangkan nilai CRI yang menjawab benar
(CRIb) diperoleh dengan cara membagi total CRI siswa yang menjawab benar
dengan jumlah siswa yang menjawab benar perbutir soal. Fraksi jawaban benar
(Fb) diperoleh dengan membagi jumlah siswa yang menjawab benar perbutir soal
dengan jumlah seluruh siswa.
Analisis deskripsi butir soal berdasarkan CRIs, CRIb, dan Fb dilakukan pada
data yang diambil setelah pembelajaran dilakukan. Tabel 4.7 dan 4.8 merupakan
tabulasi data nilai CRIs, CRIb, dan Fb.

Tabel 4.7 Nilai CRI untuk Fraksi Jawaban Benar (Fb), Jawaban Salah
(CRIs), dan Jawaban Benar (CRIb) Kelas Kontrol
No. CRIs CRIb
No Indikator Fraksi
Soal Nilai Kategori Nilai Kategori
1 Menunjukkan adanya 1 0,5 2,4 Netral 3,2 P
gejala transpor pasif, difusi 2 0,7 3,7 TP 3,7 P
dan osmosis 3 0,8 2,6 TP 2,9 P
2 Mendefinisikan pengertian 4 0,7 2,7 TP 3,3 P
transpor pasif, difusi dan 5 0,6 3,5 TP 4,0 P
osmosis 6 0,8 1,9 TP 3,6 P

2
Noly Pramu Iriyanti, Sri Mulyani, dan Sri Retno Dwi Ariani, “Identifikasi Miskonsepsi Pada
Materi Pokok Wujud Zat Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bawang Tahun Ajaran 2009/2010”,
Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012, h.9
62

No. CRIs CRIb


No Indikator Fraksi
Soal Nilai Kategori Nilai Kategori
3 Menjelaskan mekanisme 7 0,4 2,4 M 3,3 P
transpor pasif, difusi dan 8 0,6 2,3 TP 3,8 P
osmosis pada membran 9 0.7 3,1 TP 3,3 P
10 0,5 2,4 Netral 3,6 P
11 0,5 2,4 Netral 2,9 P
18 0,9 2,0 TP 3,3 P
4 Menjelaskan struktur dan 12 0,7 2,8 TP 4,2 P
fungsi membran sel dalam 13 0,7 3,4 TP 3,4 P
transpor zat 19 0,9 2,0 TP 3,7 P
5 Mengidentifikasi struktur 14 0,6 2,8 TP 3,3 P
membran sel dalam
transpor zat 20 1,0 3,0 TP 3,8 P
6 Menganalisis perubahan 15 0,6 2,8 TP 2,7 P
struktur membran sel dalam 16 0,4 2,5 M 3,9 P
transpor zat 17 0,6 2,7 TP 3,6 P

Fraksi jawaban benar digunakan untuk menganalisis butir soal secara


keseluruhan. Apabila nilai fraksi rendah (< 0,5) dan CRIs berada pada rentang
nilai antara 2 sampai 3 maka dapat diputuskan bahwa soal termasuk ke dalam
kategori miskonsepsi. Apabila nilai fraksi tinggi (> 0,5) dan CRIs berada pada
rentang nilai antara 2 sampai 3 maka dapat diputuskan bahwa soal termasuk ke
dalam kategori tidak dipahami siswa. Apabila nilai fraksi sama dengan 0,5 dan
CRIs berada pada rentang nilai antara 2 sampai 3 maka dapat diputuskan bahwa
soal termasuk kedalam netral. Jawaban benar siswa seluruhnya termasuk ke dalam
kategori paham konsep, sedangkan jawaban salah siswa terbagi menjadi tiga
kategori yakni tidak paham konsep, miskonsepsi, dan netral.
Data yang didapatkan menunjukkan bahwa sebagian besar butir soal yang
dijawab salah oleh siswa kontrol tergolong kedalam kategori tidak paham. Butir
soal yang termasuk ke dalam kategori yang dimiskonsepsikan siswa kelas kontrol
adalah butir soal nomor 7 pada indikator menjelaskan mekanisme transpor pasif,
difusi dan osmosis pada membran, dan butir soal nomor 16 pada indikator
menganalisis perubahan struktur membran sel dalam transpor zat. Butir soal
dengan kategori netral terdapat pada soal nomor 1, 10, dan 11.
63

Tabel 4.8 Nilai CRI untuk Fraksi Jawaban Benar (Fb), Jawaban Salah
(CRIs), dan Jawaban Benar (CRIb) Kelas Eksperimen
No. CRIs CRIb
No Indikator Fraksi
Soal Nilai Kategori Nilai Kategori
1 Menunjukkan adanya 1 0,8 2,8 TP 3,9 P
gejala transpor pasif, 2 0,8 3,3 TP 3,9 P
difusi dan osmosis 3 0,5 3,1 Netral 3,6 P
2 Mendefinisikan 4 0,8 2,8 TP 4,4 P
pengertian transpor pasif, 5 0,7 3,6 TP 4,4 P
difusi dan osmosis 6 0,7 3,4 TP 4,0 P
3 Menjelaskan mekanisme 7 0,4 2,8 M 4,4 P
transpor pasif, difusi dan 8 0,7 3,2 TP 4,2 P
osmosis pada membran 9 0,6 2,7 TP 4,3 P
10 0,5 2,9 TP 3,6 P
11 0,5 2,8 TP 3,7 P
18 0,7 3,2 TP 5,0 P
4 Menjelaskan struktur dan 12 0,8 2,8 TP 4,2 P
fungsi membran sel dalam 13 0,7 2,3 TP 4,0 P
transpor zat 19 0,9 1,4 TP 4,8 P
5 Mengidentifikasi struktur 14 0,7 3,3 TP 4,0 P
membran sel dalam
transpor zat 20 0,9 2,0 TP 4,6 P
6 Menganalisis perubahan 15 0,7 2,1 TP 3,7 P
struktur membran sel 16 0,6 2,5 TP 5,1 P
dalam transpor zat 17 0,7 2,3 TP 4,2 P

Data yang didapatkan menunjukkan bahwa sebagian besar butir soal yang
dijawab salah oleh siswa eksperimen tergolong butir soal kategori tidak dipaham.
Butir soal yang termasuk ke dalam kategori yang dimiskonsepsikan siswa kelas
eksperimen adalah butir soal nomor 7 pada indikator menjelaskan mekanisme
transpor pasif, difusi dan osmosis pada membran. Butir soal dengan kategori
netral terdapat pada soal nomor 3.

4. Miskonsepsi Konsep Difusi dan Osmosis yang Terjadi Pada Siswa


Data hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa pada kelas kontrol dan
eksperimen memiliki miskonsepsi yang berbeda. Pada kelas kontrol miskonsepsi
terbesar terdapat pada soal nomor 5 dan 16 dengan persentase sebesar 32,4%
64

mengenai proses difusi dan penerapan proses osmosis. Miskonsepsi terendah pada
kelas kontrol terdapat pada soal nomor 20 dengan persentase sebesar 2,9%
mengenai larutan isotonik.
Miskonsepsi siswa kelas kontrol juga terjadi pada soal nomor 10 sebesar
29,4% mengenai arah perpindahan pelarut dari hipotonik ke hipertonik. Soal
nomor 14 dan 15 sebesar 26,5% mengenai perubahan struktur membran sel. Soal
nomor 1, 2, 9 dan 17 sebesar 23,5% mengenai contoh proses difusi, sifat larutan
hipertonis dalam mekanisme osmosis dan perubahan struktur membran sel. Soal
nomor 7, 12, dan 13 sebesar 20,6% mengenai perubahan struktur membran sel.
Soal nomor 4, 8 dan 11 sebesar sebesar 14,7% perbedaan difusi dengan osmosis
dan arah perpindahan pelarut dalam penerapan osmosis. Soal nomor 3 dan 6
sebesar 11,8% mengenai contoh proses osmosis dan sifat permeabilitas membran
terhadap molekul, serta soal nomor 18 dan 19 sebesar 5,9% mengenai perubahan
struktur membran sel.
Miskonsepsi terbesar pada kelas eksperimen terdapat pada soal nomor 3 dan
7 dengan persentase sebesar 31,4% mengenai contoh proses osmosis dan
perubahan struktur membran sel dalam larutan hipotonis, sedangkan miskonsepsi
terendah terdapat pada soal nomor 19 dan 20 dengan persentase sebesar 2,9%
mengenai perubahan struktur membran sel dan larutan isotonik.
Miskonsepsi siswa kelas eksperimen juga terjadi pada soal nomor 10 dan 14
sebesar 28,6% mengenai arah perpindahan pelarut dari hipotonis ke hipertonis dan
perubahan struktur membran sel dalam penerapan osmosis. Soal nomor 11 dan 16
sebesar 25,7% mengenai arah perpindahan pelarut dan penerapan proses osmosis.
Soal nomor 6, 9 dan 18 sebesar 22,9% mengenai sifat permeabilitas membran
terhadap molekul, sifat larutan hipertonis dalam mekanisme osmosis dan
perubahan struktur membran sel. Soal nomor 5 dan 8 sebesar 20% mengenai
proses difusi dan arah perpindahan pelarut dari hipotonis ke hipertonis. Soal
nomor 12 dan 17 sebesar 14,3% mengenai perubahan struktur membran sel. Soal
nomor 2 dan 15 sebesar 11,4% contoh proses osmosis dan perubahan struktur
membran sel. Soal nomor 1 dan 4 sebesar 8,6% mengenai contoh proses difusi
65

dan perbedaan difusi dengan osmosis, serta soal nomor 13 sebesar 5,7% mengenai
perubahan struktur membran sel.
Miskonsepsi konsep difusi dan osmosis ditelusuri lebih lanjut melalui
kegiatan wawancara. Kegiatan wawancara pada penelitian ini dimaksudkan untuk
mencari tahu penyebab miskonsepsi siswa serta menulusuri konsistensi jawaban
siswa. Melalui wawancara siswa dapat mengemukakan alasan tentang
keputusannya dalam memilih jawaban yang telah disediakan berdasarkan
konsepsi yang dimiliki. Wawancara dilakukan pada siswa yang merepresentasikan
tiap kelompok kategori dengan jumlah tiga orang dari masing-masing kelompok
kategori miskonsepsi tinggi, miskonsepsi sedang, miskonsepsi rendah, paham, dan
tidak paham. Berdasarkan kriteria tersebut, wawancara dilakukan terhadap 14
orang responden dari kelas kontrol, dan 12 orang responden dari kelas
eksperimen.
Miskonsepsi pada butir soal yang diungkap dalam wawancara ditentukan
berdasarkan perbandingan rata-rata nilai CRI jawaban salah dan fraksi, rata-rata
persentase terbesar kategori miskonsepsi serta rata-rata persentase terbesar dalam
setiap indikator.
Hasil analisis data pada kelas kontrol teridentifikasi butir soal nomor 5 dan 16
merupakan butir soal dengan persentase tertinggi kategori miskonsepsi, sebesar
32,4%. Indikator nomor 6 menganalisis perubahan struktur membran sel,
memiliki rata-rata persentase tertinggi kategori miskonsepsi, dengan sebesar
27,5%. Butir soal yang termasuk ke dalam indikator nomor 6 adalah butir soal
nomor 15, 16, dan 17.
Perbandingan rata-rata nilai CRI jawaban salah dan fraksi menunjukan bahwa
butir soal nomor 7 dan 16 termasuk kedalam kategori soal yang
dimiskonsepsikan. Tabulasi butir soal yang dimiskonsepsikan siswa kelas kontrol
dalam memahami konsep difusi dan osmosis serta letak miskonsepsi dan alasan
siswa dalam menjawab pertanyaan dapat dilihat pada Tabel 4.9.
66

Tabel 4.9 Miskonsepsi dan Alasan Miskonsepsi Siswa Kelas Kontrol


No.
Indikator Soal Miskonsepsi Alasan
Soal
2. Mendefinisikan 5 Proses pergerakan Pergerakan cairan dari
pengertian acak partikel dari konsentrasi tinggi ke
transpor pasif, konsentrasi tinggi konsentrasi rendah tidak
difusi, dan ke konsentrasi memerlukan energi
osmosis rendah disebut
transpor pasif
Proses pergerakan Pergerakan partikel dari
acak partikel dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi tinggi rendah merupakan
ke konsentrasi pengertian dari osmosis
rendah disebut
osmosis
3. Menjelaskan 7 Jika sel tumbuhan Larutan dilingkungan
mekanisme dimasukkan ke hipotonik akan berpindah
transpor pasif, dalam larutan kedalam sel tumbuhan
difusi, dan hipotonis akan yang bersifat hipertonik
osmosis pada terjadi lisis Sel tumbuhan akan
membran membengkak dan pecah
Jika sel tumbuhan Itu jawaban yang benar,
dimasukkan ke karena saya ingat
dalam larutan gambarnya.
hipotonis akan Berdasarkan hafalan dari
terjadi krenasi gambar dan dari letak
kata-kata pada gambar
6. Menganalisis 15 Pada pengamatan Membran sel terlepas dari
perubahan sel tumbuhan, sel dinding sel, hal itu berarti
struktur umbi bawang sel tumbuhan pecah.
membran sel merah diberi Lugol bersifat hipotonis
dalam transpor pewarnaan lugol. dan sitoplasma bersifat
zat Akibatnya hipertonis
membran sel Karena lugol bersifat
terlepas dari hipotonis sedangkan
dinding sel. Gejala sitoplasma bersifat
tersebut dapat hipertonis, sehingga
terjadi karena lugol membran sel terlepas dan
bersifat hipotonis mengkerut
terhadap sitoplasma Lugol bersifat hipotonis,
jadi membran sel
terkelepas dari dinding
selnya
67

No.
Indikator Soal Miskonsepsi Alasan
Soal
6. Menganalisis 16 Apabila sepotong Karena sifat kentang yang
perubahan kentang dapat menyerap garam.
struktur dimasukkan ke
membran sel larutan garam 10%
dalam transpor kemungkinan yang
zat akan terjadi adalah
beratnya akan
bertambah karena
kentang menyerap
garam
17 Tanaman yang Pupuk adalah elemen
diberi pupuk urea yang sangat dibutuhkan
sangat pekat akan oleh tanaman
menjadi subur Pupuk urea bersifat
karena mineralnya hipertonis sedangkan
terpenuhi tumbuhan bersifat
hipotonis, maka
tumbuhan akan menyerap
pupuk urea
Tanaman yang Pupuk adalah bahan
diberi pupuk urea kimia, sehingga
sangat pekat akan penggunaannya harus
menjadi mati sesuai anjuran
karena keracunan

Hasil analisis data pada kelas eksperimen teridentifikasi bahwa butir soal
nomor 3 dan 7 merupakan butir soal dengan persentase tertinggi kategori
miskonsepsi, sebesar 31,4%. Indikator nomor 3 menjelaskan mekanisme transpor
pasif difusi dan osmosis pada membran, memiliki rata-rata persentase kategori
miskonsepsi, sebesar 25,3%. Butir soal yang termasuk kedalam indikator nomor 3
adalah butir soal nomor 7, 8, 9, 10, 11, dan 18.
Perbandingan rata-rata nilai CRI jawaban salah dan fraksi, menujukkan
bahwa butir soal nomor 7 termasuk kedalam kategori soal yang dimiskonsepsikan.
Tabulasi butir soal yang dimiskonsepsikan siswa kelas eksperimen dalam
memahami konsep difusi dan osmosis serta letak miskonsepsi dan alasan siswa
dalam menjawab pertanyaan dapat dilihat pada Tabel 4.10.
68

Tabel 4.10 Letak Miskonsepsi dan Alasan Miskonsepsi Siswa Kelas


Eksperimen
No.
Indikator Soal Miskonsepsi Alasan
Soal
1. Menunjukkan 3 Masuknya garam Pengertian dari adsorpsi
adanya gejala mineral dan air dari adalah penyerapan
transpor pasif, tanah ke akar mineral
difusi, dan merupakan suatu
osmosis. proses adsorpsi
Masuknya garam Proses difusi adalah
mineral dan air dari proses penyebaran zat-zat
tanah ke akar (termasuk diantaranya
merupakan suatu adalah mineral) ke
proses difusi seluruh sel dalam akar
3. Menjelaskan 7 Sel tumbuhan Sel nya akan pecah
mekanisme dimasukkan ke Karena air yang masuk
transpor pasif, dalam larutan akan menekan sel hingga
difusi, dan hipotonis akan pecah
osmosis pada terjadi lisis
membran Sel tumbuhan Sel tumbuhan
dimasukkan ke berkonsentrasi tinggi, jika
dalam larutan dimasukkan ke dalam
hipotonis akan larutan hipotonis maka
terjadi plasmolisis akan larutan hipotonis
akan diserap oleh sel
tumbuhan, yang
menyebabkan sel tersebut
penuh dengan cairan
8 Air berpindah dari Umbi yang diletakkan
larutan hipertonis pada larutan gula pekat
ke larutan hipotonis akan kehilangan cairan sel
nya.
9 Hilangnya berat Cairan yang besifat
kentang disebabkan hipertonis dalam sel
oleh cairan sel kentang apabila bertemu
hipertonis terhadap dengan cairan dengan
larutan gula sifat hipotonis seperti
larutan gula pekat, akan
menyebabkan cairan
hipertonis dari dalam
kentang keluar sehingga
berat kentang akan
berkurang
69

No.
Indikator Soal Miskonsepsi Alasan
Soal
9 Hilangnya berat Semakin banyak zat
kentang disebabkan pelarut dalam sel, maka
oleh cairan sel semakin banyak pula
hipertonis terhadap cairan yang keluar sel
larutan gula Air dalam kentang
bergerak keluar
3. Menjelaskan 10 Volume larutan Partikel pelarut akan
mekanisme gula 25% berpindah dari
transpor pasif, berkurang, konsentrasi pelarut tinggi
difusi, dan sedangkan larutan (larutan gula 25%
osmosis pada setara sitoplasma bersifat hipotonis) ke
membran bertambah konsentrasi pelarut
rendah (larutan setara
sitoplasma bersifat
hipertonis)
11 Peristiwa yang Gula bersifat hipertonik,
terjadi jika air sehingga akan bergerak
dalam kantung ke larutan yang hipotonik
selektif permeabel Air akan berpindah dari
dimasukkan ke konsentrasi pelarut lebih
dalam bejana berisi tinggi ke konsentrasi
larutan garam atau pelarut lebih rendah
gula pekat, yakni Air akan berdifusi dari
gula akan berdifusi bejana ke kantung karena
dari bejana ke prinsip difusi yakni air
dalam kantung akan berpindah dari
larutan hipertonis ke
hipotonis
Peristiwa yang Pertukaran air antara
terjadi jika air kantung dan bejana
dalam kantung disebabkan adanya difusi
selektif permeabel air
dimasukkan ke
dalam bejana berisi
larutan garam atau
gula pekat, yakni
ada pertukaran air
antara air dalam
kantung dan bejana
70

Indikator Soal No. Miskonsepsi Alasan


Soal
3. Menjelaskan 18 Hemolisis adalah Hemolisis adalah
mekanisme peristiwa peristiwa mengkerutnya
transpor pasif, mengkerutnya sel sel pada hewan
difusi, dan hewan karena
osmosis pada keluarnya air dari
membran dalam sel
Plasmolisis adalah Lihat kata-kata „lisis‟
peristiwa yang berarti ada
mengkerutnya sel penghancuran
hewan karena „mengekerut‟ itu seperti
keluarnya air dari hancur
dalam sel
Endositosis adalah Endositosis adalah
peristiwa mekanisme keluarnya zat
mengkerutnya sel dari dalam ke luar sel
hewan karena
keluarnya air dari
dalam sel

Hasil wawancara terhadap 14 responden dari kelas kontrol dan 12 responden


dari kelas eksperimen mengungkapkan bahwa penyebab miskonsepsi umumnya
berasal dari diri sendiri, yakni reasoning yang tidak lengkap atau salah karena
pemahaman siswa yang tidak utuh, intuisi yang salah, dan beberapa diantaranya
miskonsepsi yang berasal dari sumber belajar.
Hasil wawancara pada 12 responden dari kelas kontrol, 2 responden
diantaranya menggunakan internet sebagai sumber belajar. Sedangkan hasil
wawancara pada 14 responden dari kelas eksperimen, 6 responden diantaranya
menggunakan internet sebagai sumber belajar. Salah satu dari responden yang
menggunakan internet sebagai sumber belajar pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen teridentifikasi memiliki proporsi miskonsepsi tertinggi dikelasnya,
dengan persentase derajat miskonsepsi sebesar 60%. Hasil wawancara intensif
terhadap responden tersebut mengungkapkan bahwa responden tersebut
menggunakan media internet sebagai sumber belajar utama dan alamat website
yang digunakannya sebagai sumber belajar tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya, seperti dari blog internet dan sebagainya. Hal ini yang
menyebabkan timbulnya miskonsepsi dari siswa tersebut
71

B. Pembahasan
Peneliti menggunakan dua kelas untuk dijadikan sampel penelitian yaitu kelas
kontrol dengan pendekatan saintifik (kurikulum 2013) dan kelas eksperimen
dengan model pembelajaran PjBL. Adapun pendekatan saintifik (kurikulum 2013)
yang peneliti maksudkan dalam penelitian ini adalah guru dalam melakukan
pembelajaran dikelas yang diawali dengan penjelasan materi pembelajaran.
Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
praktikum.
Proses pembelajaran kedua kelas sampel dipandu dengan menggunakan
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran yang
digunakan. Kelas eksperimen dipandu dengan LKS model pembelajaran PjBL,
sedangkan kelas kontrol dipandu dengan LKS praktikum. Adapun penyusunan
LKS PjBL dan LKS praktikum mengacu pada kompetensi dasar yang memuat
subkonsep difusi dan osmosis, yakni kompetensi dasar nomor 4.2 membuat model
proses dengan menggunakan berbagai macam media melalui analisis hasil studi
literatur, pengamatan mikroskopis, percobaan dan simulasi tentang bioproses yang
berlangsung di dalam sel.
Lembar observasi aktivitas peserta didik dan guru selama proses
pembelajaran digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui keterlaksanaan
proses pembelajaran yang berlangsung pada kedua kelas sampel. Adapun
observer/ pengamat yang berperan dalam observasi selama kegiatan pembelajaran
berlangsung adalah guru pengampu mata pelajaran biologi kelas XI di SMAN 2
Cibinong, yakni Ibu Cony Nugraheni, S.Pd.
Data hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama dan kedua di
kelas eksperimen didapatkan bahwa keterlaksanaan aktivitas guru dan peserta
didik dalam proses pembelajaran sebanyak 100%. Hal ini menunjukkan bahwa
guru dan peserta didik telah melaksanakan seluruh tahapan PjBL sesuai dengan
yang direncanakan pada RPP.
Data hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama dan kedua di
kelas kontrol didapatkan bahwa keterlaksanaan aktivitas guru dan peserta didik
dalam proses pembelajaran sebanyak 100%. Hal ini menunjukkan bahwa guru dan
72

peserta didik telah melaksanakan seluruh tahapan pembelajaran sesuai dengan


yang direncanakan pada RPP.
Sebelum proses pembelajaran dimulai, kelas eksperimen dan kelas kontrol
diberi pretes yang sama dengan tujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
berangkat dari keadaan profil konsepsi yang sama atau tidak. Posttest dilakukan
setelah proses pembelajaran dilaksanakan, dengan tujuan untuk mengetahui profil
konsepsi siswa setelah proses pembelajaran.
Data hasil pretest menunjukkan bahwa sebagian besar siswa pada kelas
kontrol dan eksperimen tidak memahami konsep difusi dan osmosis sebelum
proses pembelajaran dilaksanakan. Pada saat sebelum dilaksanakannya proses
pembelajaran, kelas eksperimen memiliki rata-rata jumlah persentase kategori
miskonsepsi yang lebih tinggi dari kelas kontrol, yakni sebesar 12,6% pada kelas
eksperimen dan 7,7% pada kelas kontrol.
Analisis uji normalitas terhadap derajat miskonsepsi siswa kelas kontrol dan
kelas eksperimen pada pretest menunjukkan bahwa kelas kontrol dan kelas
eksperimen memiliki data derajat miskonsepsi yang berdistribusi tidak normal.
Analisis dilanjutkan dengan teknik analisis nonparametrik dengan uji Mann
Whitney U. Hasil analisis dengan uji Mann Whitney U didapatkan kesimpulan
bahwa tidak ada perbedaan derajat miskonsepsi yang bermakna antara siswa kelas
kontrol dan kelas eksperimen pada data pretest.
Miskonsepsi yang telah dimiliki oleh siswa sebelum memperoleh pelajaran
formal, bukan berasal dari pengertian yang salah selama proses belajar mengajar,
tetapi merupakan suatu konsep awal (prakonsepsi) yang dibawa ke kelas formal.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa sebenarnya sejak awal, bahkan sejak kecil,
sudah terus mengkonstruksi konsep-konsep melalui pengalaman hidup siswa.
Semenjak kecil, siswa sudah belajar untuk mengetahui sesuatu, bukan hanya sejak
sekolah formal.3
Kesalahan konsep yang telah menyatu dalam pikiran siswa dapat diperbaiki
dengan memanfaatkan terjadinya proses akomodasi. Harapannya adalah agar

3
Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika (Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005), h. 7
73

siswa melakukan reorganisasi struktur kognitif sehingga terjadi pergeseran


miskonsepsi yang salah menuju konsepsi yang benar.4 Proses pembelajaran
menyebabkan pergeseran terhadap profil konsepsi siswa secara keseluruhan dari
tidak paham (TP) menjadi paham (P), miskonsepsi (M) atau tetap tidak paham
(TP), dari miskonsepsi (M) menjadi paham (P) atau tidak paham (TP) atau
menimbulkan miskonsepsi baru (M), dari paham (P) menjadi semakin paham (P)
atau menjadi miskonsepsi (M) atau menjadi tidak paham (TP). Gambaran tentang
persentase pergeseran profil konsepsi siswa secara keseluruhan setelah melalui
proses pembelajaran dapat dilihat pada gambar 4.1.

M-M M-TP M-P M-M M-TP


P-M P-TP P-M P-TP
3% 1% 5% 4% 1%
1% 0% 1% 1%
P-P P-P
6% 5% M-P
7%
TP-M
16% TP-M
14%

TP-P
41% TP-P
46% TP-TP
TP-TP
21%
27%

Kontrol Eksperimen
(A) (B)

Gambar 4.1 Persentase Pergeseran Konsepsi Siswa Kelas Kontrol (A)


dan Kelas Eksperimen (B) Setelah Melalui Proses Pembelajaran

Diagram diatas menunjukkan persentase pergeseran profil konsepsi siswa


secara keseluruhan. Konsepsi terbesar yang mengalami pergeseran adalah kategori
tidak paham menjadi paham. Hal tersebut, menunjukkan bahwa proses

4
Mosik, P. Maulana, “Usaha Mengurangi Terjadinya Miskonsepsi Fisika Melalui
Pembelajaran Dengan Pendekatan Konflik Kognitif”, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Vol. 6,
2010, h. 101
74

pembelajaran pada kedua kelas sampel dapat dikatakan berhasil karena presentase
terbesar siswa dikelas paham terhadap materi yang diajarkan.
Kategori paham pada kedua kelas sampel mengalami peningkatan setelah
proses pembelajaran dilaksanakan, sedangkan kategori tidak paham pada kedua
kelas sampel mengalami penurunan. Kategori miskonsepsi masih terdapat pada
kedua kelas sampel. Jumlah persentase miskonsepsi kedua kelas sampel
meningkat dari sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. Persentase
miskonsepsi kelas kontrol pada data pretest sebesar 7,7% dan meningkat pada
data posttest menjadi 19,3%. Pada kelas eksperimen, persentase miskonsepsi data
pretest sebesar 12,6% dan meningkat pada data posttest menjadi 18%. Adapun
miskonsepsi siswa setelah proses pembelajaran yang terdapat pada kelas kontrol
dan eksperimen tergolong dalam kategori rendah.
Materi transpor membran (difusi dan omosis) merupakan materi sub dari
materi pokok sel, sehingga memiliki alokasi waktu pembelajaran yang relatif
singkat. Alokasi waktu yang singkat tersebut menyebabkan kegiatan pembelajaran
menjadi kurang efektif sehingga siswa menjadi kurang maksimal dalam
mengkonstruk pengetahuan, terutama pada siswa kelas eksperimen yang diajar
dengan menggunakan model PjBL. Hal tersebut yang menjadi salah satu
penyebab peningkatan rata-rata jumlah persentase miskonsepsi setelah proses
pembelajaran.
Materi pembelajaran difusi dan osmosis dibahas di kelas dalam 2 kali
pertemuan pembelajaran dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran perpertemuan.
Pertemuan pertama pada kelas kontrol membahas materi dan praktikum,
pertemuan kedua siswa mempresentasikan hasil praktikum. Sedangkan pada kelas
eksperimen pertemuan pertama siswa merancang proyek dan pertemuan kedua
publikasi proyek.
Proses pelaksanaan proyek dilaksanakan diluar kegiatan pembelajaran.
Monitoring oleh guru dilakukan secara tidak langsung dengan bantuan video yang
direkam oleh siswa pada saat penyelesaian proyek. Pada saat penyelesaian proyek
siswa mengalami kesulitan dalam pengaturan waktu, sehingga hasil yang
ditampilkan menjadi kurang maksimal. Hal ini disebabkan minimnya bimbingan
75

dari guru dalam pemberian dorongan kepada siswa untuk bekerja efektif dan
efisien dalam kelompok dan bertanggung jawab sesuai peran yang ditugaskan
oleh kelompok, karena guru memonitoring aktivitas siswa dalam penyelesaian
proyek secara tidak langsung. Hal tersebut menyebabkan proses pembelajaran
dengan model PjBL pada kelas eksperimen menjadi kurang efektif.
Pengertian konstruktivisme menegaskan bahwa miskonsepsi itu merupakan
hal yang wajar dalam proses pembentukan pengetahuan oleh seseorang yang
sedang belajar. Dengan adanya miskonsepsi itu, sebenarnya menunjukkan bahwa
pengetahuan sungguh merupakan bentukkan siswa sendiri dan bukan buatan dari
guru.5 Karena pengetahuan adalah konstruksi siswa sendiri, meskipun diberi
bahan atau pelajaran yang sama, siswa dapat membangun pengetahuan yang
berbeda dengan yang diinginkan guru.
Proses pembelajaran dapat membuat siswa bertambah mengerti dan konsep
yang diketahuinya bertambah, tetapi terkadang miskonsepsi yang dipunyai juga
bertambah. Tentu yang ideal adalah siswa mempunyai pengetahuan yang banyak
dengan miskonsepsi yang sedikit. Tetapi dalam kenyataan, tampaknya lebih baik
siswa mempunyai pengetahuan yang banyak meskipun miskonsepsinya
bertambah, karena dengan pengetahuan yang banyak siswa dapat memecahkan
lebih banyak persoalan.6
Secara keseluruhan, persentase siswa yang mengalami miskonsepsi sebagian
besar bergeser ke arah paham konsep. Pergeseran persentase miskonsepsi siswa
menjadi paham konsep yang paling besar terdapat pada kelas eksperimen
sebanyak 7%, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 5%. Analisis uji normalitas
terhadap derajat miskonsepsi siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen pada
posttest menunjukkan bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki data
derajat miskonsepsi yang berdistribusi normal. Analisis dilanjutkan dengan uji
homogenitas. Hasil analisis uji homogenitas didapatkan kesimpulan bahwa data
memiliki variasi atau keragaman nilai yang homogen atau sama.

5
Ibid., h. 32
6
Ibid., h. 117
76

Analisis uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Dari hasil


perhitungan diperoleh signifikansi sebesar 0,721 yang menunjukkan bahwa nilai
signifikansi > α atau H0 ditolak. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan teruji
oleh data, sehingga disimpulkan bahwa derajat miskonsepsi siswa kelas
eksperimen lebih rendah daripada siswa kelas kontrol.
Kerja proyek memuat tugas-tugas kompleks berdasarkan kepada pertayaan
dan permasalahan (problem) yang sangat menantang, dan menuntut siswa untuk
merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan
investigasi, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja secara
mandiri.7 Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk
memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa.8
Adanya rata-rata miskonsepsi kelas eksperimen yang lebih kecil dari kelas
kontrol yang diberi pembelajaran dengan pendekatan saintifik (kurikulum 2013)
menunjukkan penelitian ini tidak menyimpang dari penelitian pendukung yang
telah ada. Diantaranya adalah penelitian yang menunjukkan bahwa model
pembelajaran berbasis proyek dengan metode gallery walk efektif untuk
membelajarkan materi sel di SMA Plus Keterampilan Al Irysad Gajah Demak.9

1. Analisis Miskonsepsi yang Terjadi Pada Siswa


Hasil analisis miskonsepsi digunakan untuk menentukan konsep yang
dimiskonsepsikan siswa. Analisis butir soal yang miskonsepsikan siswa dilakukan
dengan cara membandingkan jawaban siswa secara lisan pada saat wawancara
dengan jawaban yang diberikan pada saat tes tertulis, guna menelusuri konsistensi
jawaban siswa. Selain itu, wawancara juga dilakukan untuk mengidentifikasi
penyebab miskonsepsi yang dialami siswa. Melalui wawancara siswa dapat
mengemukakan alasan tentang keputusannya dalam memilih jawaban yang telah
disediakan berdasarkan konsepsi yang dimiliki.

7
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer; Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional (Jakarta: Bumi Aksara, 2014). h. 144
8
Ibid., H. 145
9
Una Lailis Tsani, Aditya Marianti, Nur Rahayu Utami, “Efektivitas Model Pembelajaran
Berbasis Proyek Dengan Metode Gallery Walk Pada Pembelajaran Materi Sel di SMA”, Unnes
Journal of Biology Education, Vol 5, No. 1, 2016
77

Miskonsepsi pada butir soal yang diungkap dalam wawancara ditentukan


berdasarkan perbandingan rata-rata nilai CRI jawaban salah dan fraksi, rata-rata
persentase terbesar kategori miskonsepsi serta rata-rata persentase terbesar dalam
setiap indikator.
Miskonsepsi secara kelompok ditentukan dengan membandingkan rata-rata
nilai CRI yang menjawab benar dan yang menjawab salah dengan fraksi jumlah
subjek yang menjawab benar.10 Gambaran rata-rata nilai CRI yang dikaitkan
dengan fraksi jumlah subjek yang menjawab benar dapat dilihat pada gambar 4.2
dan 4.3.
4 1.2
3.5 1
3
2.5 0.8
2 0.6
CRIs
1.5 0.4
1 Fraksi
0.5 0.2
0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 18 12 13 19 14 20 15 16 17
A B C D E F

Gambar 4.2 Grafik Nilai CRI untuk Jawaban Salah (CRIs) Dan Fraksi
(F) Kelas Kontrol Pada Konsep Difusi Dan Osmosis

4 1
3.5
0.8
3
2.5 0.6
2
0.4 CRIs
1.5
1 Fraksi
0.2
0.5
0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 18 12 13 19 14 20 15 16 17
A B C D E F

Gambar 4.3 Grafik Nilai CRI untuk Jawaban Salah (CRIs) Dan Fraksi (F)
Kelas Eksperimen Pada Konsep Difusi Dan Osmosis

10
Noly Pramu Iriyanti, Sri Mulyani, dan Sri Retno Dwi Ariani, op. cit., h.8
78

Gambar 4.4 dan 4.5 menunjukan rata-rata nilai CRI dengan jawaban salah
(CRIs) perbutir soal yang dihubungkan dengan fraksi (jumlah siswa yang
menjawab benar) pada setiap komponen soal. Kategori A merupakan komponen
butir soal dengan indikator 1, komponen B merupakan komponen butir soal
dengan indikator 2, komponen C merupakan komponen butir soal dengan
indikator 3, komponen D merupakan komponen butir soal dengan indikator 4,
komponen E merupakan komponen butir soal dengan indikator 5, dan komponen
F merupakan komponen butir soal dengan indikator 6.
Tujuan dibuatnya grafik tersebut adalah untuk mempermudah dalam melihat
butir soal yang dipahami dan butir soal yang dimiskonsepsikan siswa. Butir soal
yang termasuk ke dalam kategori miskonsepsi jika memiliki nilai fraksi rendah (<
0,5) dan nilai CRIs berada pada rentang nilai antara 2 sampai 3 maka dapat
diputuskan bahwa soal termasuk kedalam kategori tidak dipahami siswa. Apabila
nilai fraksi sama dengan 0,5 dan CRIs berada pada rentang nilai antara 2 sampai 3
maka dapat diputuskan bahwa soal termasuk kedalam netral.
Penjelasan tersebut menyimpulkan bahwa setiap butir soal dapat
dikategorikan ke dalam tiga kelompok, yaitu butir soal yang dimiskonsepsikan
siswa, butir soal netral dan butir soal yang tidak dipahami siswa. Rekapitulasi data
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Rekapitulasi Kategori Butir Soal Berdasarkan Tingkat


Pemahaman Siswa
Nomor Soal
Kategori
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Miskonsepsi 7, 16 7
Netral 1, 10, 11 3
Tidak 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 13, 14, 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
Paham 15, 16, 17, 18, 19, 20 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20
79

(A) (B)
Kontrol Eksperimen
80 80

60 60

40 40

20 20

0 0

Paham Tidak Paham Miskonsepsi Paham Tidak Paham Miskonsepsi

Gambar 4.4 Grafik Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Kelas Kontrol (A)
dan Kelas Eksperimen (B) Pada Tiap Indikator Soal
Gambar 4.4 menggambarkan bahwa miskonsepsi tertingi pada kelas kontrol
terdapat pada indikator 6 yakni menganalisis perubahan struktur membran sel
dalam transpor zat. Sedangkan miskonsepsi pada kelas eksperimen terletak pada
indikator 3 yakni menjelaskan mekanisme transpor pasif, difusi dan osmosis pada
membran.
Peneliti melakukan tahap wawancara, setelah mengelompokkan tingkat
pemahaman siswa dan butir soal yang dimiskonsepsikan. Wawancara dilakukan
pada siswa yang berjumlah tiga orang dari masing-masing kelompok miskonsepsi
tinggi, sedang, rendah, paham, dan tidak paham. Berdasarkan kriteria tersebut,
wawancara pada kelas kontrol dilakukan terhadap 14 orang responden, dan kelas
eksperimen 12 orang responden.
Identifikasi butir soal pada kelas kontrol didapatkan bahwa butir soal nomor 5
dan 16 merupakan butir soal dengan kategori miskonsepsi tertinggi, dengan
persentase sebesar 32,4%. Indikator nomor 6 menganalisis perubahan struktur
membran sel, memiliki rata-rata miskonsepsi tertinggi, dengan persentase rata-rata
sebesar 27,5%. Adapun butir soal yang termasuk ke dalam indikator nomor 6
adalah butir soal nomor 15, 16, dan 17. Berdasarkan perbandingan rata-rata nilai
CRI jawaban salah dan fraksi, butir soal nomor 7 dan 16 termasuk kedalam
kategori soal yang dimiskonsepsikan.
80

Butir soal nomor lima meminta siswa untuk mengidentifikasi jenis proses
transpor pasif yang berupa proses pergerakan acak partikel dari konsentrasi tinggi
ke konsetrasi rendah. Berdasarkan hasil analisis soal ini merupakan yang memiliki
jumlah kategori miskonsepsi tertinggi sebesar 32,4%, dengan jumlah fraksi
sebesar 0,6 atau sebanyak 20 siswa yang dapat menjawab soal dengan benar.
Berkaitan dengan soal nomor lima, dua interviewee terindikasi mengalami
miskonsepsi, berikut merupakan dialog antara peneliti dan interviewee.
Dialog dengan interviewee 2
Interviewer: pada soal nomor 5 jawaban apa yang anda berikan ?
Interviewee 2: transpor pasif
Interviewer: kenapa anda merasa jawaban anda pasti benar ?
Interviewee 2: karena pergerakan cairan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah tidak membutuhkan energi, sehingga jawabannya pasti transpor pasif.
Dialog dengan interviewee 4
Interviewer: pada soal nomor 5 jawaban apa yang anda berikan ?
Interviewee 4: osmosis
Interviewer: kenapa anda merasa jawaban anda hampir benar ?
Interviewee 2: Karena pergerakan partikel dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah merupakan pengertian dari osmosis.
Hasil wawancara mengungkapkan interviewee 2 melupakan suatu informasi
bahwa transpor pasif dibedakan menjadi dua macam, yakni difusi dan osmosis.
Interviewee 2 terlalu menyederhanakan (undergeneralize) suatu konsep.
Pandangan siswa terlalu sempit mengenai objek atau peristiwa apa saja yang
dicakupi oleh suatu.11 Sedangkan Interviewee 4 tampak melupakan suatu
informasi bahwa pada osmosis terjadi perpindahan partikel melewati membran
yang bersifat semipermeabel. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan
bahwa interviewee 2 dan interviewee 4 mengalami miskonsepsi pada soal nomor 5
yang disebabkan oleh penalaran siswa yang tidak lengkap terhadap suatu konsep.
Penalaran siswa yang tidak lengkap menyebabkan penarikan kesimpulan yang
salah, sehingga menyebabkan miskonsepsi.12

11
Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan; Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang
(Jakarta: Erlangga, 2008), h.328
12
Paul Suparno, op. cit., h. 38
81

Soal nomor tujuh memiliki rata-rata persentase kategori miskonsepsi siswa


siswa sebesar 20,6%. Soal ini merupakan butir soal yang paling banyak
dimiskonsepsikan oleh siswa, dengan fraksi rendah sebesar 0,4 atau sebanyak 15
siswa yang dapat menjawab dengan benar, dan nilai CRIs pada soal sebesar 2,4,
sehingga soal nomor tujuh dapat dikatakan sebagai soal yang dimiskonsepsikan
oleh siswa.
Butir soal nomor tujuh meminta siswa untuk memprediksi apakah yang akan
terjadi jika sel tumbuhan dimasukkan ke dalam larutan hipotonis. Interviewee 1
dan interviewee 11 menjawab lisis, dengan alasan yang hampir sama, yakni
larutan dilingkungan hipotonik akan berpindah kedalam sel tumbuhan yang
bersifat hipertonik, sehingga sel tumbuhan akan membengkak dan pecah.
Interviewee 1 dan 11 melupakan suatu informasi bahwa hal yang pertama terjadi
ketika sel tumbuhan membengkak adalah tekanan turgor yang meningkat terlebih
dahulu sebelum terjadinya lisis, karena adanya struktur dinding sel pada sel
tumbuhan. Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa siswa
berusaha untuk memberikan jawaban namun dengan reasoning atau alasan yang
tidak lengkap sehingga menimbulkan miskonsepsi.
Interviewee 7 menjawab butir soal nomor tujuh dengan jawaban krenasi yang
memiliki nilai CRI sebesar 3. Berdasarkan wawancara yang dilakukan,
interviewee 7 merasa yakin dengan jawaban yang diberikan berdasarkan hafalan
dari gambar dan letak kata-kata dari gambar yang serupa. Interviewee 7
memahami pembelajaran melalui gambar-gambar dari sumber internet tanpa
memahami terlebih dahulu keterangan penjelasan dari gambar. Hal ini
mengindikasikan bahwa siswa mengalami miskonsepsi dari sumber belajar yang
kurang tepat. Diagram dan gambar dalam sumber belajar yang kurang tepat dapat
menjadi salah satu penyebab adanya miskonsepsi siswa.13
Indikator nomor 6 merupakan indikator yang memiliki kategori miskonsepsi
tertinggi pada kelas kontrol dengan persentase rata-rata sebesar 27,5%. Indikator
nomor 6 menuntut siswa untuk dapat menganalisis perubahan struktur membran

13
Ibid., h. 45
82

sel dalam transpor zat. Adapun butir soal yang termasuk ke dalam indikator
nomor 6 adalah butir soal nomor 15, 16, dan 17.
Butir soal nomor lima belas memiliki rata-rata persentase kategori
miskonsepsi siswa siswa sebesar 26,5%, dengan fraksi sebesar 0,6 atau sebanyak
21 siswa yang dapat menjawab dengan benar, dan nilai CRIs sebesar 2,8. Butir
soal nomor lima belas siswa meminta untuk memprediksi penyebab lepasnya
membran sel dari dinding sel tumbuhan umbi bawang merah saat diberi
perwarnaan lugol. Berdasarkan hasil wawancara terdapat 4 subjek interview yang
mengalami miskonsepsi. Keempat interviewee tersebut menjawab dengan
jawaban yang sama yakni gejala tersebut dapat terjadi karena lugol bersifat
hipotonis terhadap sitoplasma, namun dengan alasan yang berbeda-beda.
Interviewee 1 dengan nilai CRI sebesar 3 menjawab dengan alasan karena
membran sel yang terlepas dari dinding sel, mengindikasikan sel tumbuhan pecah
karena diberi lugol. Interviewee 10 menjawab dengan alasan karena lugol bersifat
hipotonis sedangkan sitoplasma bersifat hipertonis, sehingga membran sel terlepas
dan mengkerut. Interviewee 11 menjawab dengan alasan lugol bersifat hipotonis,
sehingga membran sel terlepas dari dinding selnya. Interviewee 7 menjawab
dengan alasan lugol bersifat hipotonis dan sitoplasma bersifat hipertonis.
Hasil wawancara tersebut mengungkap bahwa 4 subyek interview yang
mengalami miskonsepsi tersebut tidak memahami makna dari hipotonik dan
hipertonik. Terlihat pada interviewee 1 dan 10 selain tidak memahami makna dari
hipertonis dan hipotonis, mereka juga tidak memahami istilah-istilah pada
membran seperti, plasmolisis, krenasi, dan lisis. Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa keempat subyek interview untuk nomor lima belas mengalami
miskonsepsi yang disebabkan oleh pemahaman yang tidak utuh.
Butir soal nomor enam belas memiliki persentase kategori miskonsepsi
tertinggi dengan persentase sebesar 27,5%. Selain itu butir soal ini memiliki fraksi
dengan nilai cukup rendah sebesar 0,4 atau sebanyak 15 siswa yang dapat
menjawab dengan benar, dan nilai CRIs sebesar 2,4. Berdasarkan hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa soal ini termasuk ke dalam soal yang dimiskonsepsikan
oleh siswa.
83

Butir soal nomor enam belas meminta siswa memprediksi kemungkinan yang
terjadi ketika sepotong kentang dimasukkan ke dalam larutan garam 10%.
Berdasarkan hasil wawancara terdapat 3 subjek interview yang mengalami
miskonsepsi dengan nilai CRI sebesar 3, yakni interviewee 7, interviewee 8, dan
interviewee 11. Ketiga interviwee tersebut menjawab dengan jawaban dan alasan
yang sama. Jawaban yang mereka berikan adalah kemungkinan yang akan terjadi
berat kentang akan bertambah karena kentang menyerap garam, dengan alasan
karena sifat kentang yang dapat menyerap garam.
Hasil wawancara yang dilakukan mengungkapkan bahwa siswa mengalami
miskonsepsi yang disebabkan oleh intuisi siswa yang salah. Pemikiran atau
intuitif itu biasanya berasal dari pengamatan akan benda atau kejadian secara terus
menerus.14 Intuisi yang salah tersebut berasal pengalaman yang didapatkan dalam
kehidupan siswa, berupa penggunaan kentang untuk mengurangi rasa asin pada
berbagai masakan.
Butir soal nomor tujuh belas memiliki persentase kategori miskonsepsi
sebesar 23,5%, dengan fraksi sebesar 0,6 atau sebanyak 22 siswa yang dapat
menjawab dengan benar, dan nilai CRIs sebesar 2,7. Butir soal nomor tujuh belas
meminta siswa untuk mengevaluasi apa yang akan terjadi ketika tanaman diberi
pupuk urea yang sangat pekat. Interviewee 7 dan interviewee 10 dengan nilai CRI
sebesar 3, menjawab tanaman akan menjadi subur karena mineralnya terpenuhi.
Alasan Interviewee 7, karena pupuk adalah elemen yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman. Sedangkan Interviewee 10 beralasan karena pupuk urea bersifat
hipertonis sedangkan tumbuhan bersifat hipotonis, maka tumbuhan akan
menyerap pupuk urea.
Interviewee 11 dengan CRI sebesar 3 menjawab tanaman akan mati karena
keracunan. Alasan Interviewee 11 menjawab soal tersebut karena pupuk adalah
bahan kimia, sehingga penggunaannya harus sesuai anjuran. Berdasarkan hasil
wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi
karena reasoning yang salah. Reasoning yang salah dapat terjadi karena logika
yang salah dalam mengambil kesimpulan atau dalam menggeneralisasi, sehingga

14
Ibid., h. 39
84

terjadi miskonsepsi.15 Siswa terkadang menarik kesimpulan yang salah dengan


mendasarkan hanya pada bagaimana kelihatannya sesuatu.16
Identifikasi butir soal pada kelas eksperimen didapatkan bahwa butir soal
nomor 3 dan 7 merupakan butir soal dengan kategori miskonsepsi tertinggi,
dengan persentase sebesar 31,4%. Indikator nomor 3 menjelaskan mekanisme
transpor pasif difusi dan osmosis pada membran, memiliki rata-rata miskonsepsi
tertinggi, dengan persentase rata-rata sebesar 25,3%. Adapun butir soal yang
termasuk ke dalam indikator nomor 3 adalah butir soal nomor 7, 8, 9, 10, 11, dan
18. Berdasarkan perbandingan rata-rata nilai CRI jawaban salah dan fraksi, butir
soal nomor 7 termasuk kedalam kategori soal yang dimiskonsepsikan.
Butir soal nomor tiga memiliki persentase kategori miskonsepsi tertinggi
dengan persentase sebesar 31,4%, dengan fraksi sebesar 0,5 atau sebanyak 16
siswa yang dapat menjawab dengan benar, dan nilai CRIs sebesar 3,1. Butir soal
nomor tiga meminta siswa untuk mengidentifikasi proses masuknya garam
mineral dan air dari tanah ke akar. Interviewee 1 dengan nilai CRI sebesar 5
menjawab adsorpsi, dengan alasan karena pengertian adsorpsi adalah penyerapan
mineral. Interviewee 5 dengan nilai CRI sebesar 5 menjawab difusi, dengan alasan
karena proses difusi adalah proses penyebaran zat-zat (termasuk diantaranya
adalah mineral) ke dalam akar.
Hasil wawancara mengungkapkan bahwa kedua subjek interview mengalami
miskonsepsi yang disebabkan oleh reasoning yang salah. Interviewee 1
mengalami kesalahan karena over generalization, atau terlalu luas membuat
generalisasi.17 Siswa terlalu melebih-lebihkan (overgeneralize) sebuah konsep,
dengan memasukkan objek dan peristiwa yang sebetulnya bukan anggota kategori
tersebut.18
Interviewee 1 menggeneralisasi bahwa setiap proses penyerapan adalah
adsorpsi. Interviewee 1 melupakan sebuah informasi bahwa pada proses adsorpsi
terdapat lapisan tipis yang terbentuk pada permukaan zat penyerap, sesuai dengan

15
Ibid., h. 38
16
Jeanne Ellis Ormrod, op. cit., h.339
17
Paul Suparno, op. cit., h. 38
18
Jeanne Ellis Ormrod, op. cit., h.328
85

pengertian adsorpsi yakni adhesi molekul sebagai lapisan tipis pada permukaan
benda padat atau cair.19
Interviewee 5 mengalami miskonsepsi yang disebabkan oleh reasoning yang
tidak lengkap. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, Interviewee 5
melupakan suatu informasi bahwa terdapat didalam sel jaringan akar terdapat
membran semipermeabel, sehingga garam mineral dan air yang masuk ke dalam
jaringan akar harus melewati membran semipermeabel tersebut.
Indikator nomor 3 merupakan indikator yang memiliki kategori miskonsepsi
tertinggi pada kelas eksperimen dengan persentase rata-rata miskonsepsi sebesar
25,3%. Indikator nomor 3 menuntut siswa untuk dapat menjelaskan mekanisme
transpor pasif, difusi, dan osmosis. Adapun butir soal yang termasuk ke dalam
indikator nomor 3 adalah butir soal nomor 7, 8, 9, 10, 11, dan 18.
Butir soal nomor tujuh memiliki rata-rata persentase kategori miskonsepsi
siswa siswa sebesar 31,4%. Soal ini merupakan butir soal yang paling banyak
dimiskonsepsikan oleh siswa, dengan fraksi rendah sebesar 0,4 atau sebanyak 15
siswa yang dapat menjawab dengan benar, dan nilai CRIs pada soal sebesar 2,8,
sehingga soal nomor tujuh dapat dikatakan sebagai soal yang dimiskonsepsikan
oleh siswa.
Butir soal nomor tujuh meminta siswa untuk memprediksi apa yang terjadi
ketika sel tumbuhan dimasukkan ke dalam larutan hipotonis. Interviewee 1
dengan nilai CRI sebesar 3 dan Interviewee 8 dengan nilai CRI 4 menjawab akan
terjadi lisis. Alasan yang diberikan oleh Interviewee 1 dan Interviewee 8 hampir
sama, yakni sel tumbuhan akan pecah karena air yang masuk ke dalam sel terlalu
banyak. Interviewee 1 dan Interviewee 8 melupakan suatu informasi bahwa hal
yang pertama terjadi ketika sel tumbuhan membengkak adalah tekanan turgor
yang meningkat terlebih dahulu sebelum terjadinya lisis, karena adanya struktur
dinding sel pada sel tumbuhan.
Hasil wawancara tersebut mengungkapkan bahwa siswa telah berusaha untuk
memberikan jawaban namun dengan reasoning atau alasan yang tidak lengkap.
Alasan yang tidak lengkap dapat disebabkan karena informasi yang diperoleh atau

19
Mien A. Rifa‟i, Kamus Biologi, (Jakarta, Balai Pustaka 2004), h. 4
86

data yang diperoleh tidak lengkap, sehingga siswa menarik kesimpulan secara
salah dan menyebabkan miskonsepsi.20
Interviewee 2 dengan nilai CRI sebesar 4 menjawab plasmolisis, dengan
alasan sel tumbuhan berkonsentrasi tinggi, jika dimasukkan ke dalam larutan
hipotonis maka larutan hipotonis akan diserap oleh sel tumbuhan, yang
menyebabkan sel tersebut penuh dengan cairan, sehingga terjadi plasmolisis.
Hasil wawancara tersebut mengungkapkan bahwa Interviewee 2 belum
memahami pengertian dari lisis dan plasmolisis. Interviewee 2 mengalami
miskonsepsi yang disebabkan oleh pemahaman yang tidak utuh terhadap suatu
konsep, sehingga menimbulkan reasoning yang salah dan menyebabkan
miskonsepsi.
Butir soal nomor delapan meminta siswa untuk mengidentifikasi arah aliran
zat pelarut berdasarkan gambar yang disajikan, seperti pada soal berikut:

Gambar 4.5 Soal Tes Nomor 8


Butir soal nomor delapan memiliki persentase kategori miskonsepsi sebesar
20%, dengan fraksi sebesar 0,7 atau sebanyak 25 siswa yang dapat menjawab
dengan benar, dan nilai CRIs sebesar 3,2. Interviewee 1 dengan CRI sebesar 4
menjawab air akan berpindah dari hipertonis ke hipotonis, dengan alasan umbi
yang diletakkan pada larutan pekat akan kehilangan cairan selnya. Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan, interviewee 1 tampak keliru dalam memahami
gambar, sehingga terjadi miskonsepsi. Interviewee 1 mengalami miskonsepsi yang
disebabkan karena informasi yang diperoleh atau data yang didapatkan tidak
lengkap, sehingga kesimpulan yang ditarik salah.

20
Paul Suparno, op. cit., h. 38
87

Butir soal nomor sembilan meminta siswa untuk menyimpulkan penyebab


hilangnya berat kentang berdasarkan data yang disajikan, seperti pada soal
berikut:

Gambar 4.6 Soal Tes Nomor 9


Butir soal nomor sembilan memiliki persentase kategori miskonsepsi sebesar
22,9%, dengan fraksi sebesar 0,6 atau sebanyak 21 siswa yang dapat menjawab
dengan benar, dan nilai CRIs sebesar 2,7. Interviewee 1 dengan CRI sebesar 3,
Interviewee 5 dengan CRI sebesar 5, dan Interviewee 8 dengan CRI sebesar 4
menjawab hilangnya berat kentang disebabkan oleh cairan sel hipertonis terhadap
larutan gula. Alasan yang dikemukakan ketiga interviewer hampir serupa yakni
cairan yang bersifat hipertonis dalam sel kentang apabila bertemu dengan cairan
dengan sifat hipotonis seperti larutan gula pekat, akan menyebabkan cairan
hipertonis dari dalam kentang keluar sehingga berat kentang akan berkurang.
Hasil wawancara yang dilakukan mengungkapkan bahwa siswa mengalami
miskonsepsi yang disebabkan oleh pengetahuan yang tidak utuh terhadap konsep
hipertonis dan hipotonis, sehingga menyebabkan miskonsepsi. Siswa gagal
memperhatikan ketidaksesuaian antara informasi baru dan kepercayaan yang
dimiliki, karena siswa belajar hal baru dengan hafalan, tanpa mengaitkannya
dengan hal-hal yang siswa ketahui dan siswa yakini.21
Butir soal nomor sepuluh meminta siswa untuk memprediksi perpindahan zat
melewati membran semipermeabel, seperti pada soal berikut:

21
Jeanne Ellis Ormrod, op. cit., h.355
88

Gambar 4.7 Soal Tes Nomor 10


Butir soal nomor sepuluh memiliki persentase kategori miskonsepsi sebesar
28,6 %, dengan fraksi sebesar 0,5 atau sebanyak 17 siswa yang dapat menjawab
dengan benar, dan nilai CRIs sebesar 2,9. Interviewee 5 dengan nilai CRI sebesar
5 menjawab volume larutan A (gula 25%) berkurang, sedangkan larutan B (setara
sitoplasma) bertambah. Alasan yang dikemukakan, karena partikel pelarut akan
berpindah dari konsentrasi pelarut tinggi (larutan gula 25% bersifat hipotonis) ke
konsentrasi pelarut rendah (larutan setara sitoplasma bersifat hipertonis).
Hasil wawancara dilakukan mengungkapkan bahwa Interviewee 5 mengalami
miskonsepsi pada nomor sepuluh yang disebabkan oleh intuisi yang salah. Intuisi
adalah suatu perasaan dalam diri seseorang, yang secara spontan mengungkapkan
sikap atau gagasannya tentang sesuatu sebelum secara obyektif dan rasional
diteliti.22 Interviewee 5 berasumsi bahwa larutan setara sitoplasma bersifat
hipertonis, karena didalam sitoplasma terdapat zat-zat terlarut yang dibutuhkan
oleh sel. Asumsi yang tepat adalah sitoplasma bersifat isotonis.
Butir soal nomor sebelas memiliki persentase kategori miskonsepsi sebesar
25,7%, dengan fraksi sebesar 0,5 atau sebanyak 18 siswa yang dapat menjawab
dengan benar, dan nilai CRIs sebesar 2,8. Butir soal nomor sebelas meminta siswa
untuk memprediksi apa yang terjadi ketika air dalam kantung selektif permeabel
dimasukkan ke dalam bejana berisi garam atau gula pekat. Interviewee 4 dan

22
Paul Suparno, op. cit, h. 39
89

Interviewee 5 dengan CRI sebesar 5, dan Interviewee 9 dengan CRI sebesar 3


menjawab yang akan terjadi gula akan berdifusi dari bejana ke dalam kantung.
Interviewee 4 beralasan karena gula bersifat hipertonik, sehingga akan
bergerak ke larutan yang hipotonik. Interviewee 5 beralasan karena air akan
berpindah dari konsentrasi pelarut lebih tinggi ke konsentrasi pelarut lebih rendah.
Interviewee 9 beralasan karena air akan berdifusi dari bejana ke kantung karena
prinsip difusi yakni air akan berpindah dari larutan hipertonis ke hipotonis.
Interviewee 6 dengan CRI sebesar 3 menjawab soal nomor sebelas dengan
jawaban ada pertukaran air antara air dalam kantung dan bejana. Alasan yang
dikemukakan karena adanya pertukaran air antara kantung dan bejana yang
disebabkan adanya difusi air.
Hasil wawancara mengungkapkan bahwa Interviewee 4 dan Interviewee 9
mengalami miskonsepsi yang disebabkan oleh pemahaman yang tidak utuh
terhadap suatu konsep. Interviewee 4 dan interviewee 9 belum memahami bahwa
selama proses difusi zat terlarut (air) akan berpindah dari larutan berkonsentrasi
air tinggi (hipotonis) ke larutan berkonsentrasi air rendah (hipertonis) hingga
mencapai kadar yang seimbang (isotonis). Sedangkan Interviewee 5 dan
interviewee 6 mengalami miskonsepsi yang disebabkan oleh reasoning yang tidak
lengkap, sehingga menyebabkan timbulnya kesalahan dalam menarik kesimpulan.
Butir soal nomor delapan belas memiliki persentase kategori miskonsepsi
sebesar 22,9%, dengan fraksi sebesar 0,7 atau sebanyak 25 siswa yang dapat
menjawab dengan benar, dan nilai CRIs sebesar 3,2. Butir soal nomor sebelas
meminta siswa untuk mengidentifikasi istilah peristiwa keluarnya air dari sel
hewan yang menyebabkan sel hewan mengkerut. Interviewee 2 dengan CRI
sebesar 4 menjawab hemolisis, dengan alasan hemolisis adalah peristiwa
mengkerutnya sel pada hewan. Interviewee 8 dengan CRI sebesar 4 menjawab
plasmolisis, dengan alasan karena melihat kata “lisis” yang berarti ada
penghancuran, “mengkerut” sepertinya hancur. Interviewee 9 dengan CRI sebesar
3 menjawab endositosis, dengan alasan karena endositosis adalah mekanisme
keluarnya zat dari dalam ke luar sel.
90

Hasil wawancara yang dilakukan mengungkapkan bahwa Interviewee 2 dan


Interviewee 8 mengalami miskonsepsi yang disebabkan oleh intuisi yang salah.
Interviewee 2 dan Interviewee 8 berasumsi bahwa keadaan sel yang mengkerut
dapat berarti sel tersebut mengalami kehancuran yang identik dengan kata “lisis”.
Ungkapan-ungkapan umum dalam bahasa sering kali salah mempresentasikan
hakikat sesungguhnya dari peristiwa-peristiwa fisik.23 Dalam hal ini interviewee 2
dan interviewee 8 salah dalam mengartikan kata “lisis” sehingga menimbulkan
miskonsepsi.
Interviewee 9 pada butir soal nomor delapan belas melupakan suatu informasi
bahwa endosistosis adalah mekanisme transpor aktif pada sel, dimana terjadi
suatu proses pemasukkan zat ke dalam sel dengan cara membentuk vesikula baru
dari membran plasma. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Interviewee 9
mengalami miskonsepsi yang disebabkan oleh pemahaman konsep yang tidak
utuh.
Hasil analisis miskonsepsi didapatkan bahwa miskonsepsi pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol berbeda, begitu pula dengan faktor-faktor
penyebabnya. Miskonsepsi yang dialami setiap siswa dalam satu kelas bermacam-
macam dan penyebabnya juga berlainan.
Siswa sebagai subyek dalam penelitian ini umumnya mengalami miskonsepsi
yang berasal dari dalam diri siswa, diantaranya disebabkan oleh reasoning yang
tidak lengkap atau salah karena pemahaman siswa yang tidak utuh, intuisi yang
salah, dan beberapa diantaranya miskonsepsi yang berasal dari sumber belajar
yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, seperti dari blog internet
dan sebagainya.
Pemahaman siswa yang tidak utuh banyak dijumpai terkait dengan
penggunaan istilah-istilah selama proses pembelajaran seperti, hipotonik,
hipertonik, permeabel, semipermeabel, impermeabel, plasmolisis dan lisis. Hal ini
disebabkan karena penjelasan istilah tersebut berbeda antara buku teks satu
dengan buku teks lainnya, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami
setiap konsep.

23
Jeanne Ellis Ormrod, op. cit., h.339
91

Intuisi dapat berasal dari kepercayan yang timbul berdasarkan pengalaman


sehari-hari dalam berinteraksi dengan alam sekitar. Kepercayaan yang keliru
menimbulkan intuisi yang salah sehingga menyebabkan miskonsepsi. Usaha
memperbaiki miskonsepsi dapat menjadi sangat sulit karna konsep yang salah
tersebut berguna dalam kehidupan sehari-hari siswa. Contohnya dalam penelitian
ini ditemukan intuisi siswa yang salah mengenai penggunaan kentang yang dapat
mengurangi citarasa asin pada makanan.
Penggunaan sumber belajar dari sumber yang tidak dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya, seperti blog dan internet seringkali memuat ilustrasi dan
gambar yang kurang tepat mengenai materi traspor membran. Penggunaan
ilustrasi atau gambar yang tanpa diiringi penjelasan yang tepat dapat membuat
miskonsepsi, dimana siswa akan membentuk konsep berdasarkan apa yang
dilihatnya dari gambar. Hal ini memicu siswa menjadi salah dalam menafsirkan
konsep
Paham konstruktivisme meyakini bahwa pengetahuan dikonstruksikan sendiri
oleh siswa. Hal yang dapat terjadi dalam proses konstruksi pengetahuan adalah
pengetahuan yang dikonstruksi siswa tidak utuh karena kemampuannya siswa
yang terbatas atau dalam mengkonstruksi bercampur dengan gagasan-gagasan lain
yang kebetulan dialami. Keadaan tersebut yang menyebabkan mudahnya terjadi
miskonsepsi.24
Terlepas dari asal-usulnya, miskonsepsi siswa dapat menghambat
pembelajaran yang baru.25 Guru memiliki kewajiban tidak hanya membantu siswa
mengkonstruksi pemahaman yang akurat tentang dunia sekitar siswa, tetapi juga
mendorong siswa melepaskan setiap kepercayaan keliru yang telah siswa
konstruksi sebelumnya.26 Penjelasan tersebut membuktikan bahwa analisis
terhadap miskonsepsi siswa perlu dilakukan oleh guru untuk memastikan bahwa
konsep yang dibentuk siswa sudah sesuai dengan konsep ilmiah atau belum. Guru

24
Paul Suparno, op. cit , h. 31-32
25
Jeanne Ellis Ormrod, op. cit., h.339
26
Ibid, h.341
92

juga perlu memperhatikan sumber belajar yang digunakan oleh siswa dan
penggunaan istilah-istilah pada saat proses pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan
guna mencegah terbentuknya miskonsepsi lebih lanjut.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Miskonsepsi siswa yang terdapat pada kelas kontrol dan eksperimen
tergolong rendah, yakni sebesar 19,3% pada kelas kontrol dan 18% kelas
eksperimen. Hasil analisis data derajat miskonsepsi pada posttest kedua kelas
dengan menggunakan independent sample t-test, diperoleh signifikansi sebesar
0,721 yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi > α atau H0 ditolak. Dengan
demikian hipotesis yang diajukan teruji oleh data, sehingga disimpulkan bahwa
derajat miskonsepsi siswa kelas eksperimen lebih rendah daripada siswa kelas
kontrol.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa siswa pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol memiliki miskonsepsi yang berbeda, begitu pula dengan faktor-
faktor penyebabnya. Pada kelas kontrol miskonsepsi terbesar terdapat pada soal
nomor 5 dan 16 dengan persentase sebesar 32,4% mengenai proses difusi dan
penerapan proses osmosis. Miskonsepsi terendah pada kelas kontrol terdapat pada
soal nomor 20 dengan persentase sebesar 2,9% mengenai larutan isotonik.
Miskonsepsi terbesar pada kelas eksperimen terdapat pada soal nomor 3 dan 7
dengan persentase sebesar 31,4% mengenai contoh proses osmosis dan perubahan
struktur membran sel dalam larutan hipotonis, sedangkan miskonsepsi terendah
terdapat pada soal nomor 19 dan 20 dengan persentase sebesar 2,9% mengenai
perubahan struktur membran sel dan larutan isotonik.
Hasil wawancara intensif mengungkapkan penyebab miskonsepsi yang
dialami siswa berasal dari dalam diri siswa, diantaranya disebabkan oleh
reasoning yang tidak lengkap atau salah karena pemahaman siswa yang tidak
utuh, intuisi yang salah, dan beberapa diantaranya miskonsepsi yang berasal dari
sumber belajar yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, seperti
dari blog internet dan sebagainya.

93
94

B. Saran
Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan, antara lain:
1. Analisis terhadap miskonsepsi siswa perlu dilakukan oleh guru untuk
memastikan bahwa konsep yang dibentuk siswa sudah sesuai dengan dengan
konsep ilmiah atau belum, sehingga dapat mempermudah dalam melakukan
perbaikan terhadap miskonsepsi yang dialami oleh siswa.
2. Pemilihan sumber belajar harus dipertimbangkan dengan baik oleh guru.
Sebaiknya guru memantau kembali sumber-sumber belajar yang digunakan
oleh siswa. Karena penggunaan sumber belajar yang kurang tepat dapat
berakibat pada munculnya miskonsepsi dalam diri siswa.
3. Dalam pelaksanaan model pembelajaran PjBL, sebaiknya setiap tahapan
dalam model pembelajaran PjBL dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran
dikelas, agar guru dapat memantau dan membimbing siswa secara langsung,
sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Guru juga perlu
mempertimbangkan pemilihan jenis proyek sesuai dengan alokasi waktu.
Sebaiknya model pembelajaran PjBL tidak diterapkan pada submateri dalam
konsep, karna pertimbangan keterbatasan waktu tatap muka.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,


2009

Creswell, John W., Vicki L. Plano Clark. Designing and Conducting Mixed
Methods Research. USA: Sage Publications Ltd., 2007

Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada, 2013

Faudah, Kholisotul. Analisis Butir Soal Tes Diagnostik Untuk Mengidentifikasi


Miskonsepsi Siswa Pada Materi Sel. Jurnal BioEdu. 4(1), 2015

Hafizah, Deni, Venny Haris, dan Eliwatis. Analisis Miskonsepsi Siswa Melalui
Tes Multiple Choice Menggunakan Certainty of Response Index pada Mata
Pelajaran Fisika MAN 1 Bukittinggi. Jurnal Pendidikan MIPA. 1(1), 2014

Hakim, Aliefman, Liliasari, dan Asep Kadarohman. Student Concept


Understanding Of Natural Products Chemistry In Primary and Secondary
Metabolites Using the Data Collecting Technique Of Modified CRI,
International Online Journal Of Educational Sciences. 4(3), 2012

Iriyanti, Noly Pramu, Sri Mulyani, dan Sri Retno Dwi Ariani. Identifikasi
Miskonsepsi Pada Materi Pokok Wujud Zat Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
Bawang Tahun Ajaran 2009/2010. Jurnal Pendidikan Kimia. 1(1), 2012

Kadir. Statistika Terapan; Konsep, Contoh, dan Analisis Data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016

Kurniasih, Imas, dan Berlin Sani. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013;


Memahami Berbagai Aspek dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena, 2014

Maulana, Mosik, P. Usaha Mengurangi Terjadinya Miskonsepsi Fisika Melalui


Pembelajaran Dengan Pendekatan Konflik Kognitif. Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia. 6, 2010

Mulyasa,E. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Rosda Karya, 2005

Ormrod, Jeanne Ellis. Psikologi Pendidikan; Membantu Siswa Tumbuh dan


Berkembang. Jakarta: Erlangga, 2008

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. tentang


Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2013

95
96

Pujiyanto, Agus, Nurjannah, dan I Wayan Darmadi. Analisis Miskonsepsi Siswa


Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako.
1(1), 2011

Purba, Siska Oberlina, Binari Manurung, dan Rahmat Mulyana. Pengaruh


Stragtegi Pembelajaran Berbasis Proyek dan Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi SMA.
Prosiding Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS, 2015

Putra, Nusa, dan Hendarman. Mixed Methos Research Metode Riset Campur Sari;
Konsep, Strategi, dan Aplikasi. Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media, 2013

Rifa’i, Mien A. Kamus Biologi. Jakarta: Balai Pustaka, 2004

Rusman. Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Gur


Edisi Kedua. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012

Sagap, Sarjan N, dan Muchlis Djirimu. Analisis Pemahaman Konsep Biologi


Menggunakan Pilihan Ganda Beralasan Dalam Materi Pokok Sel Pada Siswa
Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Dampal Selatan. Jurnal e-jipbiol. 2(3), 2014

Sani, Ridwan Abdullah. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum


2013. Jakarta: Bumi Aksara, 2014

Santoso, Singgih. Seri Solusi Bisnis Berbasis TI Menggunakan SPSS untuk


Statistik Non Parametrik. Jakarta: Alex Media Komputindo, 2005

Sirih, M., dan Murni S. Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas XII IA SMA Negeri
6 Kendari Pada Pelajaran Biologi Materi Transpor Membran. Jurnal Gema
Pendidikan. 20(2), 2013

Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan; Teori dan Praktik Edisi Kesembilan Jilid
2. Jakarta: PT. Indeks, 2011

Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama. Evaluasi


Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Press, 2006

Sugiyono. Metode Penelitian Kunatitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed


Methods). Bandung: Alfabeta, 2015

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung, Alfabeta 2013

Sukmadinata,Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2011
97

Sulalah, Anis, dan Suyono. Implementasi Strategi POGIL untuk Mereduksi


Miskonsepsi Pada Materi Stokiometri Kelas X di SMAN 1 Kandangan. Unesa
Journal Of Chemical Education. 3(3), 2014

Sunarti, dan Selly Rahmawati. Penilaian dalam Kurikulum 2013; Membantu


Guru dan Calon Guru Dalam Mengetahui Langkah-Langkah Penilaian
Pembelajaran. Yogyakarta: Andi, 2013

Suparno, Paul. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika.


Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005

Suyono, dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran; Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015Trianto, M.Pd, Pengantar Penelitian
Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan & Tenaga Kependidikan,
(Jakarta, Kencana 2011), h. 255

Tanziyah, Lia Li’anatus. Profil Miskonsepsi Siswa Pada Subtopik Difusi Kelas
XI, Jurnal BioEdu. 4(3), 2015

Tayubi, Yuyu R. Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep-Konsep Fisika


Menggunakan Certainly of Response Index (CRI). Jurnal Mimbar Pendidikan.
24(3), 2005

Tsani,Una Lailis, Aditya Marianti, dan Nur Rahayu Utami. Efektivitas Model
Pembelajaran Berbasis Proyek Dengan Metode Gallery Walk Pada
Pembelajaran Materi Sel di SMA. Unnes Journal of Biology Education. 5(1),
2016

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer; Suatu Tinjauan


Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi aksara, 2014

Zulfiani, Nengsih Juanengsih, Iwan Permana Suwarna, dan Burhanudin Milama.


Analysis Misconceptions On Basic Concept Of Natural Sciences Through CRI
(Certainty Of Response Index), Clinical Review And Concept Maps.
Proceeding Of International Conference On Research, Implementation And
Education Of Mathematics And Sciences 2014. Yogyakarta State University.
18-20 May 2014
98

Lampiran 1

RENCANA PROSES PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 2 Cibinong


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Materi : Transpor Melalui Membran (Difusi dan Osmosis)
Pertemuan ke- :1
Alokasi Waktu : 2x45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagia dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
procedural beradasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
99

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan
fungsi DNA, gen dan kromosom dalam pembentukan dan pewarisan sifat
serta pengaturan proses pada mahluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong
royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis,
responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan
pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.2 Menganalisis berbagai proses pada sel yang meliputi: mekanisme transpor
pada membran, difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis,
reproduksi, dan sintesis protein sebagai dasar pemahaman bioproses dalam
sistem hidup.
Indikator :
 Menunjukkan adanya gejala transpor pasif (difusi dan osmosis)
 Mendefinisikan pengertian transpor pasif (difusi dan osmosis)
 Menjelaskan mekanisme transpor pasif (difusi dan osmosis) pada
membran
100

4.2 Membuat model proses dengan menggunakan berbagai macam media melalui
analisis hasil studi literatur, pengamatan mikroskopis, percobaan, dan
simulasi tentang bioproses yang berlangsung di dalam sel.
Indikator :
 Merancang sebuah model tentang bioproses yang berlangsung didalam
sel.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menunjukkan adanya gejala transpor pasif (difusi dan osmosis)
2. Siswa dapat mendefinisikan pengertian transpor pasif (difusi dan osmosis)
3. Siswa dapat menjelaskan mekanisme transpor pasif pada membran, difusi,
dan osmosis.
4. Siswa dapat merancang sebuah model tentang bioproses yang berlangsung
didalam sel.
101

D. Materi Pembelajaran

Transpor Melalui Membran

terbagi menjadi

Transpor aktif Transpor pasif

meliputi terbagi menjadi


Tidak
Pompa Na-K Spontan Spontan
membahas tentang
Endositosis
Faktor penentu Macam

Eksositosis meliputi
meliputi meliputi
Perbedaan Difusi
Ukuran terfasilitasi
konsentrasi Suhu Difusi Osmosis
partikel zat
zat
dipengaruhi oleh dengan syarat
meliputi
Adanya protein
Ketebalan Tekanan pembawa
hipotonis membran turgor
semipermeabel meliputi
hipertonis meliputi
Protein
isotonis Lisis channel

Plasmolisis Protein
Transpor
Krenasi

E. Metode Pembelajaran
 Pendekatan saintifik
 Model pembelajaran project based learning
 Metode eksplorasi dan diskusi singkat
102

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


Media
 Power point
 Video
Alat
 LCD
 Papan tulis
Sumber Belajar
 Buku Paket
 LKS project based learning
 Internet

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Alokasi Waktu 2x45 Menit
a. Kegiatan Awal (10 menit)
Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi
PJBL Guru Siswa waktu
Pembukaan
 Memberi salam, mengecek  Menjawab salam 1 menit
absensi,mengecek kesiapan dan mempersiapkan
siswa, menyiapkan buku ajar dan buku pelajaran
menyiapkan media Biologi.
pembelajaran.
103

Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi


PJBL Guru Siswa waktu
Motivasi
 Menampilkan video contoh  Siswa 4 menit
gejala difusi & osmosis yang memperhatikan
terjadi dalam kehidupan sehari- video yang
hari ditampilkan
Apersepsi 5 menit
 Memberikan pertanyaan yang  Berpikir dan
dapat menarik perhatian siswa menjawab
“Dapatkah kalian sebutkan pertanyaan dari guru
gejala difusi dan osmosis dalam
kehidupan sehari-hari?”

b. Kegiatan Inti (70 menit)


Kegiatan pembelajaran Alokasi
Tahap PJBL
Guru Siswa waktu
Tahap: 1 Mengamati 10 menit
Penentuan  Menyampaikan tujuan  Memperhatikan
proyek
pembelajaran dan mencatat
 Mengatur posisi siswa  Menempatkan diri
dalam kelompok di sesuai dengan
dalam lab kelompoknya
masing-masing.
 Memberikan LKS  Menerima LKS
PjBL kepada masing- PjBL dari guru
masing kelompok
104

Kegiatan pembelajaran Alokasi


Tahap PJBL
Guru Siswa waktu
 Menjelaskan  Memperhatikan
mekanisme belajar dan memahami
sesuai dengan LKS langkah kerja
project based learning dalam LKS
 Guru memberikan  Menjawab
pertanyaan tentang permasalahan
gejala difusi dan terkait dengan
osmosis yang terdapat gejala difusi dan
dalam kehidupan osmosis
sehari-hari
Tahap 2:  Guru membimbing  Siswa mencari
Perancangan siswa dalam masalah terkait 10 menit
langkah-langkah menemukan masalah dengan difusi dan
penyelesaian terkait dengan gejala osmosis yang
proyek difusi dan osmosis terdapat dalam
yang terdapat dalam kehidupan sehari-
kehidupan sehari-hari hari melalui media
internet
 Membimbing siswa  Membuat
menentukan rancangan proyek
rancangan proyek terkait dengan
yang akan dilakukan penentuan alat dan
sebagai upaya bahan serta tahapan
pemecahan masalah dalam mengerjakan
tersebut proyek
105

Kegiatan pembelajaran Alokasi


Tahap PJBL
Guru Siswa waktu
Menanya
 Memotivasi siswa  Bertanya kepada 5 menit
untuk bertanya terkait guru terkait dengan
dengan pembelajaran pembelajaran
Tahap 3: Mengeksplorasi  Siswa bersama 15 menit
Penyusunan  Membimbing siswa teman
jadwal menyusun jadwal kelompoknya
pelaksanaan aktivitas dalam menyusun jadwal
proyek menyelesaikan aktivitas dalam
proyek menyelesaikan
proyek
 Membimbing siswa  Siswa bersama
untuk mengumpulkan teman
informasi mengenai kelompoknya
proyek yang akan mencari informasi
mereka kerjakan berkaitan dengan
proyek yang akan
mereka kerjakan
Mengasosiasi 5 menit
 Meminta siswa  Siswa
menyimpulkan cara menyimpulkan cara
pembuatan proyek pembuatan proyek
Tahap 4: Mengkomunikasikan 25 menit
Penyelesaian  Meminta perwakilan  Menyampaikan
proyek dan kelompok untuk secara lisan hasil
monitoring guru menyampaikan secara diskusi yang telah
lisan hasil diskusi dilakukan.
yang telah dilakukan.
106

Kegiatan pembelajaran Alokasi


Tahap PJBL
Guru Siswa waktu
 Guru meminta siswa  Siswa
untuk melaporkan melaksanakan
perkembangan proyek proyek sesuai
dalam bentuk video dengan jadwal yang
untuk memantau telah ditentukan dan
siswa dalam melaporkan
melaksanakan proyek perkembangan
dan menilai kinerja proyeknya melalui
masing-masing siswa video

c. Kegiatan Akhir (10 menit)


Tahap Aktivitas pembelajaran Alokasi
PJBL Guru Siswa waktu
Evaluasi 8 menit
 Membantu siswa mengevaluasi  Setiap kelompok
kinerja masing-masing kelompok melakukan evaluasi
dan refleksi hasil
kerja mereka dalam
penyelesaian proyek
 Menugaskan tiap kelompok untuk  Menyimak dan
mempresentasikan proyek yang mencatat tugas dari
telah mereka lakukan dan guru
membuat laporan yang akan
dikumpulkan pada akhir
pertemuan
107

Tahap Aktivitas pembelajaran Alokasi


PJBL Guru Siswa waktu
Penutup 2 menit
 Menutup pembelajaran dengan  Menjawab
mengucapkan salam dan mengingatkan salam.
siswa untuk tugasnya masing-masing

H. Penilaian Hasil Belajar


1. Jenis atau Teknik Penilaian
1) Tes
 Tes kemampuan kognitif tertulis
2) Non tes
 Penilaian tahapan pengerjaan proyek
 Penilaian LKS
2. Bentuk Instrumen dan Pedoman Penskoran
 Instrumen tes tertulis
 Intrumen penilaian tahapan pengerjaan proyek
 Instruman penilaian LKS

Indikator
Teknik Bentuk
Pencapaian Instrumen
Penilaian Instrumen
Kompetensi
 Menunjukkan Tes Pilihan Peristiwa apakah yang terjadi ketika
adanya gejala tertulis Ganda kulit tangan menjadi keriput karena
terlalu lama berenang/ mandi....
transpor pasif A. Difusi
(difusi dan B. Transpor aktif
osmosis) C. Osmosis
D. Pertukaran zat
E. Difusi terfasilitasi
108

Indikator
Teknik Bentuk
Pencapaian Instrumen
Penilaian Instrumen
Kompetensi
 Mendefinisikan Tes Pilihan Proses transpor yang tidak memerlukan
pengertian tertulis Ganda energi untuk mengeluarkan dan
memasukkan ion melalui membran sel
transpor pasif disebut ....
(difusi dan A. Transpor aktif
osmosis) B. Endositosis
C. Eksositosis
D. Transpor pasif
E. Pompa Na-K
 Menjelaskan Tes Pilihan Perhatikan gambar berikut!
mekanisme tertulis Ganda

transpor pasif
(difusi dan
osmosis) pada
membran
Berdasarkan gambar diatas setelah
diamati satu jam akan terjadi....
Volume A Volume B
A Tetap Tetap
B Tetap Berkurang
C Bertambah Berkurang
D Bertambah Bertambah
E Berkurang Bertambah
 Merancang Non Tes Intrumen Mengerjakan LKS PJBL yang berisi
sebuah model Penilaian panduan dalam merancang proyek
LKS dan
tentang instrumen
bioproses yang penilaian
berlangsung tahapan
PJBL
didalam sel.
109

Bogor, 8 Agustus 2016

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi Mahasiswa Peneliti

Cony Nugraheni, S.Pd Kartika Dewi


NIP. 196812041991012002 NIM. 1111016100011
110

RENCANA PROSES PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 2 Cibinong


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Materi : Transpor Melalui Membran (Difusi dan Osmosis)
Pertemuan ke- :2
Alokasi Waktu : 2x45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagia dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
procedural beradasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
111

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.4 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan
fungsi DNA, gen dan kromosom dalam pembentukan dan pewarisan sifat
serta pengaturan proses pada mahluk hidup.
1.5 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.6 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong
royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis,
responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan
pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.2 Menganalisis berbagai proses pada sel yang meliputi: mekanisme transpor
pada membran, difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis,
reproduksi, dan sintesis protein sebagai dasar pemahaman bioproses dalam
sistem hidup.
Indikator :
 Menjelaskan struktur dan fungsi membran sel dalam transpor zat
 Mengidentifikasi struktur membran sel dalam transpor zat
 Menganalisis perubahan struktur membran sel dalam transpor zat
112

4.2 Membuat model proses dengan menggunakan berbagai macam media melalui
analisis hasil studi literatur, pengamatan mikroskopis, percobaan, dan
simulasi tentang bioproses yang berlangsung di dalam sel.
Indikator :
 Membuat sebuah model tentang bioproses yang berlangsung didalam sel
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi membran sel dalam transpor zat
2. Siswa dapat mengidentifikasi struktur membran sel dalam transpor zat
3. Siswa dapat menganalisis perubahan struktur membran sel dalam transpor
zat
4. Siswa dapat membuat sebuah model tentang bioproses yang berlangsung
didalam sel yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
113

D. Materi Pembelajaran

Transpor Melalui Membran

terbagi menjadi

Transpor aktif Transpor pasif

meliputi terbagi menjadi


Tidak
Pompa Na-K Spontan Spontan
membahas tentang
Endositosis
Faktor penentu Macam

Eksositosis meliputi
meliputi meliputi
Perbedaan Difusi
Ukuran terfasilitasi
konsentrasi Suhu Difusi Osmosis
partikel zat
zat
dipengaruhi oleh dengan syarat
meliputi
Adanya protein
Ketebalan Tekanan pembawa
hipotonis membran turgor
semipermeabel meliputi
hipertonis meliputi
Protein
isotonis Lisis channel

Plasmolisis Protein
Transpor
Krenasi

E. Metode Pembelajaran
 Pendekatan saintifik
 Model pembelajaran project based learning
 Metode presentasi dan diskusi singkat
114

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


Media
 Power point
 Video
Alat
 LCD
 Papan tulis
Sumber Belajar
 Buku Paket
 Internet

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Waktu : 2 × 45 menit
d. Kegiatan Awal (5 menit)
Tahap Kegiatan Pembelajaran Alokasi
PJBL Guru Siswa waktu
Pembukaan
 Mengucapkan salam serta  Mengucapkan 2 menit
mengkondisikan siswa dalam kelas salam dan
menunjukan sikap
siap untuk belajar
 Mengecek kehadiran siswa  Mengisi daftar
kehadiran
Motivasi
 Memberikan sanjungan terhadap  Mendengarkan 3 menit
keberlangsungan proyek yang motivasi yang
dilakukan siswa, guna meningkatkan disampaikan guru
semangat siswa dalam
mempresentasikan hasil proyek
115

e. Kegiatan Inti (75 menit)


Kegiatan pembelajaran Alokasi
Tahap PJBL
Guru Siswa waktu
Tahap 5: Mengamati
Penyusunan  Meminta siswa untuk  Menempatkan diri 45 menit
laporan dan duduk sesuai dengan sesuai dengan
presentasi/ kelompoknya kelompoknya
publikasi hasil masing-masing.
proyek  Mempersilahkan siswa  Siswa
untuk mempresentasikan
mempresentasikan hasil hasil proyeknya
proyek dalam waktu 15
menit untuk setiap
kelompok
Menanya
 Memotivasi siswa  Bertanya kepada 5 menit
untuk bertanya terkait teman yang
dengan presentasi presentasi terkait
temannya dengan
pembelajaran
Tahap 6:  Membantu siswa  Setiap kelompok 10 menit
Evaluasi proses mengevaluasi kinerja melakukan evaluasi
dan hasil masing-masing dan refleksi hasil
proyek kelompok kerja mereka
 Memberikan nilai
kepada masing-masing
kelompok
116

Kegiatan pembelajaran Alokasi


Tahap PJBL
Guru Siswa waktu
Mengeksplorasi
 Mengumpulkan  Memberikan laporan 5 menit
laporan pengerjaan pengerjaan proyek
proyek dan hasil dan hasil presentasi
presentasi
Mengasosiasi 5 menit
 Meminta siswa  Menyimpulkan hasil
menyimpulkan hasil pembelajaran yang
pembelajaran yang telah dilakukan
telah dilakukan
Mengkomunikasikan
 Membimbing siswa  Mengkomunikasikan 5 menit
dalam hasil pembelajaran
mengkomunikasiakan yang telah dilakukan
hasil pembelajaran yang  dengarkan
telah dilakukan penjelasan dari guru

f. Kegiatan Akhir (10 menit)


Tahap Aktivitas pembelajaran Alokasi
PJBL Guru Siswa waktu
Evaluasi 8 menit
 Memberikan evaluasi  Mendengarkan evaluasi
kegiatan pembelajaran yang disampaikan oleh
secara lisan guru
Penutup 2 menit
 Menutup pembelajaran  Menjawab salam.
dengan mengucapkan
salam
117

H. Penilaian
1. Jenis atau Teknik Penilaian
1) Tes
 Tes kemampuan kognitif tertulis
2) Non tes
 Penilaian tahapan pengerjaan proyek
2. Bentuk Instrumen dan Pedoman Penskoran
 Instrumen tes tertulis
 Intrumen penilaian tahapan pengerjaan proyek
 Instruman penilaian hasil karya
Indikator
Teknik Bentuk
Pencapaian Instrumen
Penilaian Instrumen
Kompetensi
 Menjelaskan Tes Pilihan Sel yang mengalami pengerutan karena
struktur dan tertulis Ganda cairannya hilang disebut....
A. Difusi
fungsi membran B. Osmosis
sel dalam transpor C. Lisis
zat D. Krenasi
E. Turgor
 Mengidentifikasi Tes Pilihan Berikut ini gambar hasil percobaan sel akar
struktur membran tertulis Ganda tumbuhan dalam tiga larutan pupuk urea
yang berbeda.
sel dalam transpor
zat

Pernyataan yang tepat berdasarkan hasil


percobaan adalah....
A. Gambar 1: turgid karena larutan urea
isotonis.
B. Gambar 2: normal karena larutan urea
hipotonis.
118

Indikator
Teknik Bentuk
Pencapaian Instrumen
Penilaian Instrumen
Kompetensi
C. Gambar 3: difusi zat urea dari dalam sel
keluar sel.
D. Gambar 3: terjadi plasmolisis karena
larutan urea hipertonis.
Gambar 2: terjadi krenasi karena
perpindahan air dari luar ke dalam sel.
 Menganalisis Tes Pilihan Pada pengamatan sel tumbuhan, sel umbi
perubahan tertulis Ganda bawang merah diberi pewarnaan lugol.
Akibatnya, membran sel terlepas dari
struktur dinding sel. Gejala tersebut dapat terjadi
membran sel karena....
dalam transpor A. Lugol bersifat hipotonis terhadap
sitoplasma
zat
B. Lugol bersifat isotonis terhadap
sitoplasma
C. Lugol bersifat hipertonis terhadap
sitoplasma
D. Kerusakan pada saat penyayatan
E. Dinding sel memang terpisah dari
membran sel
 Membuat Non Tes Intrumen Mempresentasikan hasil proyek yang telah
sebuah model Penilaian dilakukan, sesuai dengan panduan LKS
tahapan PJBL
tentang pengerjaan
bioproses yang proyek dan
berlangsung penilaian
hasil karya
didalam sel.
119

Bogor, 11 Agustus 2016


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi Mahasiswa Peneliti

Cony Nugraheni, S.Pd Kartika Dewi


NIP. 196812041991012002 NIM. 1111016100011
120

Lampiran 2

RENCANA PROSES PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 2 Cibinong


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Materi : Transpor Melalui Membran (Difusi dan Osmosis)
Pertemuan ke- :1
Alokasi Waktu : 2x45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagia dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
procedural beradasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
121

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan
fungsi DNA, gen dan kromosom dalam pembentukan dan pewarisan sifat
serta pengaturan proses pada mahluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong
royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis,
responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan
pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.2 Menganalisis berbagai proses pada sel yang meliputi: mekanisme transpor
pada membran, difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis,
reproduksi, dan sintesis protein sebagai dasar pemahaman bioproses dalam
sistem hidup.
Indikator :
 Menunjukkan adanya gejala transpor pasif (difusi dan osmosis)
 Mendefinisikan pengertian transpor pasif (difusi dan osmosis)
 Menjelaskan mekanisme transpor pasif (difusi dan osmosis) pada
membran
122

4.2 Membuat model proses dengan menggunakan berbagai macam media melalui
analisis hasil studi literatur, pengamatan mikroskopis, percobaan, dan
simulasi tentang bioproses yang berlangsung di dalam sel.
Indikator :
 Merancang sebuah model tentang bioproses yang berlangsung didalam
sel.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menunjukkan adanya gejala transpor pasif (difusi dan
osmosis)
2. Siswa dapat mendefinisikan pengertian transpor pasif (difusi dan osmosis)
3. Siswa dapat menjelaskan mekanisme transpor pasif pada membran, difusi,
dan osmosis.
4. Siswa dapat merancang sebuah model tentang bioproses yang berlangsung
didalam sel.
123

D. Materi Pembelajaran

Transpor Melalui Membran

terbagi menjadi

Transpor aktif Transpor pasif

meliputi terbagi menjadi


Tidak
Pompa Na-K Spontan Spontan
membahas tentang
Endositosis
Faktor penentu Macam

Eksositosis meliputi
meliputi meliputi
Perbedaan Difusi
Ukuran terfasilitasi
konsentrasi Suhu Difusi Osmosis
partikel zat
zat
dipengaruhi oleh dengan syarat
meliputi
Adanya protein
Ketebalan Tekanan pembawa
hipotonis membran turgor
semipermeabel meliputi
hipertonis meliputi
Protein
isotonis Lisis channel

Plasmolisis Protein
Transpor
Krenasi

E. Metode Pembelajaran
 Pendekatan saintifik
 Metode ceramah dan praktikum
124

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


Media
 Alat peraga demonstrasi
Alat
 LCD
 Papan tulis
Sumber Belajar
 Buku Paket
 Modul Pengamatan (LKS)
 Internet

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Alokasi Waktu 2x45 Menit
a. Pendahuluan ( 5 menit)
Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Kegiatan
Guru Siswa Waktu
Pembukaan  Mengucapkan salam serta  Mengucapkan salam dan 1 menit
mengkondisikan siswa menunjukan sikap siap
dalam kelas untuk belajar
 Mengecek kehadiran siswa  Mengisi daftar kehadiran

Motivasi  Menjelaskan manfaat yang  Mendengarkan motivasi 1 menit


akan diperoleh dari materi dari guru dengan antusias
mekanisme tranpor pada
membran yang akan
dipelajari.
Apersepsi  Memberikan pertanyaan  Menunjukan antusiasme 3 menit
“Apa yang kalian ketahui yang tinggi dalam
tentang difusi dan menjawab pertanyaan
osmosis?” guru
125

b. Kegiatan Inti (75 Menit)


Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Tahapan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Observasi  Menampilkan video terkait  Mengamati video 5 menit
dengan materi difusi dan yang ditampilkan
osmosis oleh guru
Questioning  Mempertanyakan pertanyaan  Siswa menjawab 5 menit
faktual, “Mengapa iodin yang pertanyaan yang
berada didalam kantung dapat disampaikan oleh
berubah warna ?” guru, berdasarkan
apa yang
diketahuinya
Eksplorasi  Mengorganisasikan siswa ke  Menyimak 5 menit
dalam kelompok kecil untuk penjelasan dari
melakukan praktikum guru dengan
berdasarkan panduan yang seksama
terdapat pada lembar kerja
siswa (LKS) serta
menjelaskan prosedur yang
harus dilakukan dalam
praktikum
Eksplorasi  meminta kepada setiap  Mencari informasi 35
kelompok untuk mencari sebanyak- menit
informasi sebanyak- banyaknya
banyaknya mengenai konten mengenai konten
yang diminta dari LKS yang diminta, dari
LKS
126

Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahapan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Assotiation  Membimbing siswa dalam  Mengolah 15
mengolah informasi informasi yang menit
sudah
dikumpulkan dari
kegiatan
mengamati dan
kegiatan
mengumpulkan
informasi
Comunication  Membimbing siswa dalam  Menyampaikan 10
mengkomunikasikan hasil hasil pengamatan, menit
pengamatan ke dalam bentuk dan kesimpulan
laporan praktikum sementara dari percobaan
secara tertulis
melalui laporan
hasil praktikum
sementara

c. Penutup (10 Menit)


Kegiatan Pembalajaran Alokasi
Tahapan
Guru Siswa waktu
Evaluasi  menjelaskan  Mendengarkan 7 menit
kembali materi penjelasan guru
pelajaran yang dengan seksama
telah dibahas dan
mengevaluasi hasil
praktikum
127

Kegiatan Pembalajaran Alokasi


Tahapan
Guru Siswa waktu
Penutup  memberi tugas  Menyimak dan 3 Menit
untuk membuat mencatat tugas yang
laporan praktikum diberikan oleh guru
difusi dan osmosis
 menutup kegiatan  Mengucapkan salam
belajar mengajar untuk menutup
dan mengucapkan kegiatan belajar
salam

H. Penilaian
1. Jenis atau Teknik Penilaian
1) Tes
 Tes kemampuan kognitif tertulis
2) Non tes
 Penilaian kinerja siswa dalam praktikum
 Penilaian LKS praktikum
2. Bentuk Instrumen dan Pedoman Penskoran
 Instrumen tes tertulis
 Instrumen penilaian LKS praktikum
 Instrumen penilaian kinerja dalam praktikum
128

Indikator
Teknik Bentuk
Pencapaian Instrumen
Penilaian Instrumen
Kompetensi
 Menunjukkan Tes Pilihan Peristiwa apakah yang terjadi ketika
adanya gejala tertulis Ganda kulit tangan menjadi keriput karena
terlalu lama berenang/ mandi....
transpor pasif A. Difusi
(difusi dan B. Transpor aktif
osmosis) C. Osmosis
D. Pertukaran zat
E. Difusi terfasilitasi
 Mendefinisikan Tes Pilihan Proses transpor yang tidak memerlukan
pengertian tertulis Ganda energi untuk mengeluarkan dan
memasukkan ion melalui membran sel
transpor pasif disebut ....
(difusi dan A. Transpor aktif
osmosis) B. Endositosis
C. Eksositosis
D. Transpor pasif
E. Pompa Na-K
 Menjelaskan Tes Pilihan Perhatikan gambar berikut!
mekanisme tertulis Ganda

transpor pasif
(difusi dan
osmosis) pada
membran
Berdasarkan gambar diatas setelah
diamati satu jam akan terjadi....
Volume A Volume B
A Tetap Tetap
B Tetap Berkurang
C Bertambah Berkurang
D Bertambah Bertambah
E Berkurang Bertambah
129

Indikator
Teknik Bentuk
Pencapaian Instrumen
Penilaian Instrumen
Kompetensi
 Merancang Non Tes Intrumen Mengerjakan LKS yang berisi
sebuah model Penilaian panduan dalam melaksanakan
LKS dan praktikum.
tentang instrumen
bioproses yang penilaian
berlangsung kinerja
dalam
didalam sel.
praktikum

Bogor, 4 Agustus 2016

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi Mahasiswa Peneliti

Cony Nugraheni, S.Pd Kartika Dewi


NIP. 196812041991012002 NIM. 1111016100011
130

RENCANA PROSES PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 2 Cibinong


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/1
Materi : Transpor Melalui Membran (Difusi dan Osmosis)
Pertemuan ke- :2
Alokasi Waktu : 2x45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagia dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
procedural beradasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
131

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.4 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan
fungsi DNA, gen dan kromosom dalam pembentukan dan pewarisan sifat
serta pengaturan proses pada mahluk hidup.
1.5 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
1.6 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong
royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis,
responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan
pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.2 Menganalisis berbagai proses pada sel yang meliputi: mekanisme transpor
pada membran, difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis,
reproduksi, dan sintesis protein sebagai dasar pemahaman bioproses dalam
sistem hidup.
Indikator :
 Menjelaskan struktur dan fungsi membran sel dalam transpor zat
 Mengidentifikasi struktur membran sel dalam transpor zat
 Menganalisis perubahan struktur membran sel dalam transpor zat
132

4.2 Membuat model proses dengan menggunakan berbagai macam media melalui
analisis hasil studi literatur, pengamatan mikroskopis, percobaan, dan
simulasi tentang bioproses yang berlangsung di dalam sel.
Indikator :
 Membuat sebuah model tentang bioproses yang berlangsung didalam sel
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi membran sel dalam transpor zat
2. Siswa dapat mengidentifikasi struktur membran sel dalam transpor zat
3. Siswa dapat menganalisis perubahan struktur membran sel dalam transpor
zat
4. Siswa dapat membuat sebuah model tentang bioproses yang berlangsung
didalam sel yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
133

D. Materi Pembelajaran

Transpor Melalui Membran

terbagi menjadi

Transpor aktif Transpor pasif

meliputi terbagi menjadi


Tidak
Pompa Na-K Spontan Spontan
membahas tentang
Endositosis
Faktor penentu Macam

Eksositosis meliputi
meliputi meliputi
Perbedaan Difusi
Ukuran terfasilitasi
konsentrasi Suhu Difusi Osmosis
partikel zat
zat
dipengaruhi oleh dengan syarat
meliputi
Adanya protein
Ketebalan Tekanan pembawa
hipotonis membran turgor
semipermeabel meliputi
hipertonis meliputi
Protein
isotonis Lisis channel

Plasmolisis Protein
Transpor
Krenasi

E. Metode Pembelajaran
 Pendekatan saintifik
 Metode presentasi dan diskusi singkat
134

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


Media
 Alat peraga demonstrasi
Alat
 LCD
 Papan tulis
Sumber Belajar
 Buku Paket
 Modul Pengamatan (LKS)
 Internet

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Alokasi Waktu 2x45 Menit
d. Pendahuluan ( 10 menit)
Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Kegiatan
Guru Siswa Waktu
Pembukaan  Mengucapkan salam serta  Mengucapkan 2 menit
mengkondisikan siswa dalam salam dan
kelas menunjukan sikap
 Mengecek kehadiran siswa siap untuk belajar
 Mengisi daftar
kehadiran
Motivasi  Memberikan sanjungan terhadap  Mendengarkan 3 menit
keberlangsungan praktikum motivasi dari guru
yang dilakukan siswa, guna
meningkatkan semangat siswa
dalam mempresentasikan hasil
praktikum
135

e. Kegiatan Inti (70 Menit)


Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Tahapan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Observasi  Menamplikan video yang  Mengamati video 10
ditampilkan oleh guru yang ditampilkan menit
oleh guru
Questioning  Mempertanyakan  Siswa menjawab 5 menit
pertanyaan faktual, pertanyaan yang
“Bagaimana dengan hasil disampaikan oleh
praktikum yang dilakukan guru, berdasarkan
pada pertemuan apa yang
sebelumnya? Adakah diketahuinya
perbedaan ukuran kentang
yang direndam dalam
larutan yang berbeda?”
Eksplorasi  Mengorganisasikan siswa  Menyimak 30
ke dalam kelompok kecil penjelasan dari guru menit
untuk melakukan dengan seksama
presentasi hasil praktikum
 Meminta kepada setiap  Mempresentasikan
kelompok untuk hasil praktikum
mempresentasikan hasil
praktikum
 Mengumpulkan
 Meminta siswa untuk
informasi dari
mengumpulkan informasi
kelompok presentasi
dari presentasi kelompok
lain yang presentasi
136

Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahapan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Assotiation  Membimbing siswa dalam  Mengolah informasi 5 menit
mengolah informasi yang yang sudah
didapatkan dari presentasi dikumpulkan dari
kelompok lain kegiatan mengamati
presentasi kelompok
lain
Comunication  Membimbing siswa dalam  Menyampaikan hasil 20
mengkomunikasikan hasil diskusi, dan menit
diskusi kesimpulan dari
presentasi

f. Penutup (10 Menit)


Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Alokasi waktu
Guru Siswa
Evaluasi  Memberikan  Mendengarkan 7 menit
penguatan penjelasan guru
terhadap dengan seksama
kesimpulan yang
disampaikan siswa
Penutup  Menutup kegiatan  Mengucapkan salam 3 Menit
belajar mengajar untuk menutup
dan mengucapkan kegiatan belajar
salam
137

H. Penilaian
1. Jenis atau Teknik Penilaian
3) Tes
 Tes kemampuan kognitif tertulis
4) Non tes
 Penilaian psikomotorik saat diskusi
 Penilaian hasil karya laporan praktikum
2. Bentuk Instrumen dan Pedoman Penskoran
 Instrumen tes tertulis
 Intrumen penilaian kinerja siswa dalam diskusi
 Instrumen penilaian hasil karya laporan praktikum

Indikator
Teknik Bentuk
Pencapaian Instrumen
Penilaian Instrumen
Kompetensi
 Menjelaskan Tes Pilihan Ganda Sel yang mengalami pengerutan karena
struktur dan tertulis cairannya hilang disebut....
A. Difusi
fungsi membran B. Osmosis
sel dalam transpor C. Lisis
zat D. Krenasi
E. Turgor
138

 Mengidentifikasi Tes Pilihan Ganda Berikut ini gambar hasil percobaan sel akar
struktur membran tertulis tumbuhan dalam tiga larutan pupuk urea
yang berbeda.
sel dalam transpor
zat

Pernyataan yang tepat berdasarkan hasil


percobaan adalah....
A. Gambar 1: turgid karena larutan urea
isotonis.
B. Gambar 2: normal karena larutan urea
hipotonis.
C. Gambar 3: difusi zat urea dari dalam
sel keluar sel.
D. Gambar 3: terjadi plasmolisis karena
larutan urea hipertonis.
Gambar 2: terjadi krenasi karena
perpindahan air dari luar ke dalam sel.
 Menganalisis Tes Pilihan Ganda Pada pengamatan sel tumbuhan, sel umbi
perubahan tertulis bawang merah diberi pewarnaan lugol.
Akibatnya, membran sel terlepas dari
struktur dinding sel. Gejala tersebut dapat terjadi
membran sel karena....
dalam transpor A. Lugol bersifat hipotonis terhadap
sitoplasma
zat
B. Lugol bersifat isotonis terhadap
sitoplasma
C. Lugol bersifat hipertonis terhadap
sitoplasma
D. Kerusakan pada saat penyayatan
E. Dinding sel memang terpisah dari
membran sel
139

Indikator
Teknik Bentuk
Pencapaian Instrumen
Penilaian Instrumen
Kompetensi
 Membuat Non Tes Intrumen Mempresentasikan hasil praktikum yang
sebuah model Penilaian kinerja telah dilakukan, sesuai dengan panduan
dalam diskusi dan LKS.
tentang penilaian hasil
bioproses yang karya
berlangsung
didalam sel.

Bogor, 11 Agustus 2016


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi Mahasiswa Peneliti

Cony Nugraheni, S.Pd Kartika Dewi


NIP. 196812041991012002 NIM. 1111016100011
140

Lampiran 3

Lembar Kerja Siswa


Pembelajaran Berbasis Proyek

KELOMPOK :

NAMA ANGGOTA
1. 7.
2. 8.
3. 9.
4. 10.
5. 11.
6. 12.
141

TUJUAN

1. Siswa dapat merancang sebuah model tentang bioproses yang berlangsung didalam sel.

ARTIKEL 1

MENYIMPAN SAYURAN DALAM WAKTU YANG LAMA TIDAKLAH


MUDAH

Sayuran segar merupakan sumber makanan yang mempunyai kandungan gizi yang
cukup lengkap. Sehingga sayuran sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari disamping buah
tentunya. Indonesia merupakan wilayah dengan iklim tropis, sehingga suhu untuk setiap
harinya cenderung ke suhu yang panas, terkecuali untuk daerah dataran yang tinggi. Suhu
yang panas menyebabkan sayuran akan cepat layu kehilangan daya kesegarannya, sehingga
dengan turunnya kadar kesegaran maka kandunngan gizi/vitamin juga akan berkurang.
Menurut Chef Kholifalloh, sous chef dari Discovery Sky & Lounge, pada umumnya
sayuran dalam bentuk daun, maksimal hanya bisa bertahan selama dua hari jika disimpan di
dalam lemari es. Jika sayuran disimpan lebih dari sehari, biasanya kadar kesegarannya sudah
menurun dan sayuran menjadi layu. Sayuran yang layu tentu saja kurang enak untuk dibuat
olahan, karena teksturnya sudah lembek dan tidak renyah lagi. Terlebih jika sayuran tersebut
ingin dibuat salad.
Untuk masyarakat dengan perekonomian yang telah mapan, masalah untuk
mempertahankan kesegaran sayuran tidaklah menjadi masalah, tinggal dimasukkan ke lemari
pendingin masalah dapat sedikit teratasi, akan tetapi bagi masyarakat berpenghasilan yang
pas-pasan maka untuk berkeinginan mempunyai sayuran yang segar setiap harinya menjadi
masalah tersendiri karena tidak tersedianya lemari pendingin. Maka tentu saja mencari
alternatif/cara agar sayur tetap segar walau disimpan dengan jangka waktu yang cukup lama.
142

Pertanyaan Pengarah

Jawablah pertanyaan dibawah ini berdasarkan artikel !

1. Berdasarkan artikel tersebut apakah yang menjadi penyebab munculnya permasalahan


dalam artikel tersebut?

2. Apa usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam wacana tersebut?
Berikan alasanmu!

3. Apakah usaha yang dilakukan tersebut terkait dengan gejala difusi dan osmosis?

4. Bagaimanakah mekanisme terjadinya gejala difusi osmosis, pada usaha yang dilakukan
untuk mengatasi permasalahan pada wacana ?
143

TUGAS

Sayuran adalah salah satu jenis makanan yang paling banyak dibicarakan, terutama dalam
perbincangan kesehatan atau saran dokter. Karena sayuran adalah makanan padat gizi, rendah
lemak, dan mendukung untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan. Selain nutrisi yang baik
untuk tubuh, sayuran hijau juga sangat nikmat untuk disantap sebagai salad. Namun, jenis
sayuran yang umumnya terdapat dalam salad merupakan jenis sayuran mudah layu. Sayuran
yang layu dan membusuk tentunya tidak layak dikonsumsi, karena berkurangnya sejumlah
nutrisi yang dikandung. Hal tersebut membutuhkan cara yang tepat untuk menanganinya.
Dapatkan kalian membuat proyek tentang bagaimana upaya untuk mempertahankan
kesegaran sayuran? Kaitkanlah proyek tersebut dengan prinsip difusi dan osmosis! Dan
presentasikanlah hasil proyek kalian di depan kelas !

Produk yang akan dibuat

Buatlah rancangan proyek yang akan Anda lakukan, meliputi alat, bahan, langkah kerja
dalam penyelesaian proyek. Alat bahan dan langkah kerja disertakan dengan foto/ video
(dokumentasi)

Literatur Referensi

Kalian dapat mengunjungi alamat website dibawah ini untuk mempermudah


penyelesaian proyek !

http://lifestyle.okezone.com/read/2015/04/03/298/1128748/segarkan-sayuran-layu-dengan-air-
dingin

http://bkpd.jabarprov.go.id/trik-kembali-segarkan-sayuran-yang-layu/
144

ALAT DAN BAHAN

Produk yang akan dibuat

LANGKAH KERJA
145

Membuat Time Line

Buatlah rencana pembuatan proyek atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada proyek dalam
bentuk jadwal kegiatan!

Hari ke-
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6

Buatlah rencana pembagian tugas setiap anggota kelompok dalam penyelesaian proyek ini !
Usahakan setiap anggota kelompok mendapatkan tanggung jawab dalam menyelesaikan proyek

No Nama Tugas Dalam Proyek


146

KESIMPULAN

Laporan yang dibuat terdiri dari:

1. Cover
2. Judul proyek
3. Dasar Teori
4. Tujuan
5. Alat dan bahan
6. Langkah kerja
7. Pembahasan
8. Kesimpulan
9. Daftar pustaka
10. Dokumentasi
147

b
TUJUAN

1. Siswa dapat merancang sebuah model tentang bioproses yang berlangsung didalam sel.

ARTIKEL 2
MENGOLAH IKAN YANG BERLENDIR

Ikan Lele atau Keli adalah salah satu ikan air tawar yang sering dijadikan masakan di
Indonesia. Ciri khas dari lele adalah kumis di kepalanya yang mirip dengan kumis kucing,
maka tidak heran jika dalam bahasa Inggris ikan ini disebut dengan Catfish.
Ikan lele merupakan ikan konsumsi air tawar dengan nilai gizi dan cita rasa yang
tinggi, maka tak heran jika saat ini banyak kalangan yang semakin suka mengkomsumsi ikan
lele. Namun demikian, kendala yang sering dialami adalah sulitnya menangkap dan
memotong ikan lele karena lele terkenal licin karena banyak mengeluarkan bau yang cukup
anyir, kendati sudah tersaji matang sehingga kerap membuat selera makan menghilang.
Walaupun cukup sulit membersihkan ikan lele tapi tidak menyurutkan minat
masyarakat pada lele. Banyak sekali kandungan gizi yang bisa kita dapatkan termasuk
protein, asam lemak omega 3, fosfor, masih banyak lagi vitamin dan mineral di dalamnya.
Banyak yang bilang gizi dalam lele itu setara dengan ikan salmon, padahal secara harga
keduanya jelas jauh beda.
148

Pertanyaan Pengarah

Jawablah pertanyaan dibawah ini berdasarkan artikel !

1. Berdasarkan artikel tersebut apakah yang menjadi penyebab munculnya permasalahan


dalam artikel tersebut?

2. Apa usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam wacana tersebut?
Berikan alasanmu!

3. Apakah usaha yang dilakukan tersebut terkait dengan gejala difusi dan osmosis?

4. Bagaimanakah mekanisme terjadinya gejala difusi osmosis, pada usaha yang dilakukan
untuk mengatasi permasalahan pada wacana ?
149

TUGAS

Ikan lele merupakan ikan konsumsi air tawar dengan nilai gizi dan cita rasa yang tinggi, maka
tak heran jika saat ini banyak kalangan yang semakin suka mengkomsumsi ikan lele. Namun
demikian, kendala yang sering dialami adalah sulitnya menangkap dan memotong ikan lele
karena lele terkenal licin karena banyak mengeluarkan bau yang cukup anyir, kendati sudah
tersaji matang sehingga kerap membuat selera makan menghilang. Dapatkah kalian membuat
proyek tentang bagaimana upaya untuk menghilangkan lendir ikan pada saat memasaknya ?
Kaitkanlah proyek tersebut dengan prinsip difusi dan osmosis! Dan presentasikanlah hasil
proyek kalian di depan kelas !

Produk yang akan dibuat

Buatlah rancangan proyek yang akan Anda lakukan, meliputi alat, bahan, dan langkah
kerja dalam penyelesaian proyek. Alat, bahan dan langkah kerja disertakan dengan foto /
video (dokumentasi)

Literatur Referensi

Kalian dapat mengunjungi alamat website dibawah ini untuk mempermudah


penyelesaian proyek !

http://budidayaikanbelut.blogspot.co.id/2011/09/tip-memotong-ikan-belut-dan.html

http://www.dapur.website/2016/02/cara-membersihkan-ikan-lele.html

http://www.vemale.com/kuliner/tips-dapur/8639-menghilangkan-lendir-pada-ikan.html
150

ALAT DAN BAHAN

Produk yang akan dibuat

LANGKAH KERJA
151

Membuat Time Line

Buatlah rencana pembuatan proyek atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada proyek dalam
bentuk jadwal kegiatan!

Hari ke-
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6

Buatlah rencana pembagian tugas setiap anggota kelompok dalam penyelesaian proyek ini !
Usahakan setiap anggota kelompok mendapatkan tanggung jawab dalam menyelesaikan proyek

No Nama Tugas Dalam Proyek


152

KESIMPULAN

Laporan yang dibuat terdiri dari:

1. Cover
2. Judul proyek
3. Dasar Teori
4. Tujuan
5. Alat dan bahan
6. Langkah kerja
7. Pembahasan
8. Kesimpulan
9. Daftar pustaka
10. Dokumentasi
153

TUJUAN

1. Siswa dapat merancang sebuah model tentang bioproses yang berlangsung didalam sel.

ARTIKEL 3

MEWARNAI BUNGA UNTUK MENGHASILKAN GAMBAR YANG


BERKUALITAS

Dalam dunia fotografi, seorang fotografer dituntut untuk menciptakan sebuah gambar yang
berkualitas, unik, dan tidak biasa. Tema natural sering diangkat dalam tema foto, bunga
menjadi objek yang paling sering digunakan. Meskipun alam menyediakan banyak bunga
dalam berbagai warna, beberapa bunga berwarna indah yang terlihat di pesta-pesta
pernikahan, toko-toko bunga, dan gambar-gambar berkualitas tinggi di majalah-majalah
terkadang diwarnai.

Proses mewarnai bunga segar melibatkan penambahan pewarna ke dalam air dan menunggu
bunga menyerap air warna tersebut. Pewarna akan diserap oleh bunga Anda sehingga paling
baik memilih bunga berwarna cerah. Pilihan-pilihan bunga yang populer meliputi mawar,
aster, anggrek, krisan, dan Daucus carota tetapi Anda juga dapat mencoba menggunakan
semua jenis bunga lainnya yang berwarna pucat.
154

Pertanyaan Pengarah

Jawablah pertanyaan dibawah ini berdasarkan artikel !

1. Berdasarkan artikel tersebut apakah yang menjadi penyebab munculnya permasalahan


dalam artikel tersebut?

2. Apa usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam wacana tersebut?
Berikan alasanmu!

3. Apakah usaha yang dilakukan tersebut terkait dengan gejala difusi dan osmosis?

4. Bagaimanakah mekanisme terjadinya gejala difusi osmosis, pada usaha yang dilakukan
untuk mengatasi permasalahan pada wacana ?
155

TUGAS

Bunga mawar adalah bunga yang dijuluki sebagai ratu bunga. Bunga ini adalah tanaman hias
yang banyak dipilih sebagai hiasan rumah karena keindahannya. manfaat bunga mawar yang
paling menonjol tentu saja keindahan fisiknya, ciri khusus tumbuhan mawar ini dapat dilihat
dari bentuk dan wangi khasmya yang menyegarkan. Selain itu bunga mawar sering kali
digunakan sebagai obyek fotografi, beberapa diantaranya telah dirubah warnanya. Untuk
memodifikasi warna bunga, membutuhkan cara yang tepat dalam menanganinya, guna
menghasilkan warna yang unik. Dapatkan kalian membuat proyek tentang bagaimana upaya
untuk merubah warna bunga, sehingga tersebut dapat menampilkan warna yang tidak biasa ?
Kaitkanlah proyek tersebut dengan prinsip difusi dan osmosis! Dan presentasikanlah hasil
proyek kalian di depan kelas !

Produk yang akan dibuat

Buatlah rancangan proyek yang akan anda lakukan, meliputi alat, bahan, langkah kerja
dalam penyelesaian proyek. Alat bahan dan langkah kerja disertakan dengan foto/ video
(dokumentasi)

Literatur Referensi

Kalian dapat mengunjungi alamat website dibawah ini untuk mempermudah


penyelesaian proyek !

http://id.wikihow.com/Membuat-Bunga-Mawar-Pelangi

https://mamaray.wordpress.com/2014/06/23/percobaan-membuat-bunga-berwarna-warni/
156

ALAT DAN BAHAN

Produk yang akan dibuat

LANGKAH KERJA
157

Membuat Time Line

Buatlah rencana pembuatan proyek atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada proyek dalam
bentuk jadwal kegiatan!

Hari ke-
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6

Buatlah rencana pembagian tugas setiap anggota kelompok dalam penyelesaian proyek ini !
usahakan setiap anggota kelompok mendapatkan tanggung jawab dalam menyelesaikan proyek

No Nama Tugas Dalam Proyek


158

KESIMPULAN

Laporan yang dibuat terdiri dari:

1. Cover
2. Judul proyek
3. Dasar Teori
4. Tujuan
5. Alat dan bahan
6. Langkah kerja
7. Pembahasan
8. Kesimpulan
9. Daftar pustaka
10. Dokumentasi
159

Lampiran 4

Lembar Kerja Siswa


Praktikum

KELOMPOK :

NAMA ANGGOTA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
160

LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM BIOLOGI


TRANSPOR MELALUI MEMBRAN (OSMOSIS)

NAMA : ________________
NO.ABSEN : ________________
KELAS : ________________
KELOMPOK : ________________

A. Kompetensi Dasar
4.2 Membuat model proses dengan berbagai macam media melalui analisis hasil
studi literatur pengamatan mikroskopis, percobaan, dan simulasi tentang
bioproses yang berlangsung di dalam sel.

B. Pendahuluan
Fungsi membran sel antara lain sebagai pengatur keluar masuknya zat.
Pengaturan itu memungkinkan sel untuk memperoleh pH sesuai, dan konsentrasi
zat-zat menjadi terkendali. Sel juga dapat memperoleh masukan zat-zat dan ion-
ion yang diperlukan serta membuang zat-zat yang tidak diperlukan. Perpindahan
molekul atau ion melewati membran ada dua macam, yaitu transpor pasif dan
transpor aktif.
Transpor aktif adalah perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan
energi sel. Perpindahan molekul tersebut terjadi secara spontan, dari konsentrasi
tinggi ke rendah. Jadi, perjalanan itu terjadi secara spontan. Contoh transpor pasif
adalah difusi, osmosis, daan difusi terfasilitasi. Sedangkan transpor aktif adalah
perpindahan molekul atau ion dengan menggunakan energi dari sel itu.
Perpindahan tersebut dapat terjadi meskipun menentang konsentrasi. Contoh
transpor aktif adalah pompa Natrium (Na+)- Kalium (K+), endositosis, dan
eksositosis (Istamar, 2006).
161

Osmosis adalah perpindahan ion atau molekul air (pelarut) dari kerapatan
tinggi ke kerapatan rendah dengan melewati suatu membran. Osmosis dapat
didefinisikan sebagai difusi lewat membran (Sri, 2008).

C. Tujuan
1. Siswa mengetahui peristiwa transpor zat melalui membran (osmosis)
2. Siswa mampu membedakan antara kondisi hipertonis dan kondisi
hipotonis

D. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh larutan garam, gula, dan aquades terhadap panjang dan volume
kentang/ wortel ?

E. Hipotesis
162

F. Alat dan Bahan


Alat
1. Gelas beker 50ml 3 buah
2. Silet
3. Penggaris

Bahan
1. Kentang atau wortel
2. Larutan garam
3. Larutan gula
4. Aquades
5. Larutan iodin

G. Langkah Kerja
1. Potonglah kentang atau wortel menjadi 15 kubus yang masing-masing
berukuran 1 x 1x 1 cm
2. Siapkan 3 buah gelas beker 50ml, lalu berilah kode A, B,dan C
3. Tuangkan larutan garam ke dalam gelas beker A, larutan gula ke dalam
gelas beker B, dan aquades ke dalam gelas beker C (Sampai menutupi
bagian kentang), lalu tambahkan 3 tetes iodine ke tiap-tiap delas beker
4. Masukkan 2 buah kubus kentang/wortel ke dalam tiap-tiap gelas beker
5. Pada interval 5 menit, keluarkan sebuah kubus kentang atau wortel dari
tiap tiap gelas beker dan potonglah menjadi 2 bagian dengan memakai
silet
6. Ukurlah jarak larutan iodine yang masuk ke dalam kubus tersebut dengan
mengukurnya mulai dari tepi irisan kubus menuju ke daerah tengah yang
masih dapat teramati warna larutan iodinnya dan ukurkan panjang sisi
kubus, lalu hitung volumenya
7. Hitunglah jarak rata-rata semua potongan kubus kentang/wortel selama
waktu 25 menit
165

H. Tabel Data Hasil Pengamatan


5 menit ke- Rata-
Gelas Beker Kentang
1 2 3 4 5 Rata
Jarak
A
Iodine
(aquades)
Volume
B Jarak
(larutan Iodine
garam) Volume
Jarak
C
Iodine
(larutan gula)
Volume

I. Pembahasan
166

J. Kesimpulan

K. Pertanyaan
1. Tentukanlah variabel-variabel yang digunakan dalam percobaan !
2. Apa perbedaan antara difusi dan osmosis ?
3. Apa yang dimaksud dengan hipertonis dan hipotonis ? Apa yang terjadi
pada kentang atau wortel pada tiap gelas beker? Mengapa demikian?

L. Daftar Pustaka
Syamsuri, Istamar, dkk. 2006. Biologi Untuk SMA Kelas XI Semester I. Jakarta:
Erlangga
Pujiyanto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2 Untuk Kelas XI SMA dan MA.
Jakarta: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Dosso Sang Isahi. 2011. Osmosis Pada
Kentang.(http://www.praktikumbiologi.com/2011/07/ osmosis-pada-
kentang.html) diakses tanggal 21 Mei 2014, pukul 11.40 WIB
167

Lampiran 5
JAWABAN DAN RUBRIK PENILAIAN LKS 1 PROJECT BASED LEARNING

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


1 Penyebab munculnya permasalahan dalam artikel yaitu sulitnya  Menentukan inti permasalahan dengan 3
menyimpan sayuran hijau dalam waktu yang lama. Suhu indonesia yang benar dan sesuai dengan artikel
panas menyebabkan sayuran akan cepat layu kehilangan daya  Menentukan inti permasalahan dengan 2
kesegarannya, sehingga dengan turunnya kadar kesegaran maka benar tetapi tidak sesuai dengan artikel
kandunngan gizi/vitamin juga akan berkurang. Sayuran dalam bentuk  Menjawab tetapi salah 1
daun, maksimal dapat bertahan selama dua hari jika disimpan dilemari es.  Tidak menjawab 0
Bagi yang tidak memiliki lemari es menyimpan sayur menjadi masalah
yang cukup berat.
2 Solusi yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi permasalahan  Solusi sesuai dengan permasalahan pada 4
yang terdapat dalam artikel salah satunya yaitu dengan merendam artikel disertai dengan penjelasan yang
sayuran yang telah layu ke dalam air es, sesaat sebelum dikonsumsi. Air benar 3
es berguna untuk mempertahankan kesegaran sayuran khususnya pada  Solusi sesuai dengan permasalahan pada
jenis sayuran yang diolah menjadi salad. artikel tetapi penjelasan kurang tepat
 Solusi sesuai dengan permasalahan pada 2
artikel tetapi tidak disertai dengan
penjelasan
 Solusi tidak sesuai dengan permasalahan 1
pada artikel tetapi penjelasan benar
 Tidak menjawab 0
168

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


3 Usaha yang dilakukan untuk mempertahakan kesegaran sayuran dengan  Menuliskan jawaban dengan benar 2
merendamnya didalam air es, merupakan contoh dari penerapan gejala  Menuliskan jawaban tetapi salah 1
difusi osmosis dalam kehidupan sehari-hari  Tidak menjawab 0
4. Mekanisme terjadinya difusi osmosis pada usaha merendam sayuran layu ke  Penjelasan sesuai, mudah dimengerti, 4
dalam air es: dan memberikan gambar dan
Isi sel dapat menyerap air. Jika air berkurang  kejadian layu keterangan gambar
Tekstur/ kekerasan sayuran dipengaruhi oleh turgor dari sel-sel yang masih  Penjelasan sesuai, mudah dimengerti, 3
hidup. Turgor adalah tekanan dari isi sel terhadap dinding sel yang memberikan gambar tetapi tidak
mempunyai sifat plastis. memberikan gambar
Suhu Indonesia yang panas, menyebabkan tingginya proses penguapan,  Penjelasan mudah dimengerti, namun 2
sehingga sayuran menjadi cepat layu. Pendinginan dengan air es dapat tidak sesuai dengan konten serta tidak
mengembalikan tekanan turgor pada sel sayuran yang telah layu, sehingga memberikan gambar 1
sayuran dapat segar kembali serta mengurangi proses penguapan pada  Penjelasan sulit dimengerti dan tidak
sayuran daun. Kembalinya tekanan turgor sel sayuran mengembalikan memberikan gambar 0
karakteristik rasa dan tekstur sayuran tersebut.  Tidak menjawab

Gambar a Gambar b
169

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


Keterangan gambar:
Gambar a adalah gambar sel tumbuhan yang terus mengalami penguapan,
sehingga kandungan air dalam sel akan terus berkurang. Hal ini
menyebabkan tumbuhan menjadi layu.
Gambar b adalah gambar tumbuhan yang turgid. Setelah melalui proses
perendaman diharapkan keadaan turgor sel sayuran kembali menjadi
normal, sehingga karakteristik rasa dan tekstur sayuran menjadi segar
kembali.
5. Alat dan bahan  Menuliskan alat dan bahan terpisah 4
Alat : Baskom/ wadah, termometer, stopwatch serta semua komponen tercantum
Bahan : Air mineral, es batu, sayuran yang layu  Menuliskan alat dan bahan terpisah 3
namun belum semua komponen
tercantum
 Menuliskan alat dan bahan tidak 2
terpisah serta semua komponen
tercantum
 Menuliskan alat dan bahan tidak 1
terpisah namun belum semua
komponen tercantum 0
 Tidak menjawab
170

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


6. Langkah kerja  Langkah kerja ditulis dengan tahapan 4
1. Siapkan baskom/ wadah berisi air es yang jelas, setiap tahapan diberi
2. Masukkan sayuran yang telah layu ke dalam baskom berisi air es nomor dan disusun dengan kalimat
3. Ukur suhu air es, kondisikan agar tetap stabil sampai sayuran menjadi yang sempurna
segar.  Langkah kerja ditulis dengan tahapan
4. Ukur waktu perendaman yang dilakukan hingga sayur menjadi segar yang kurang jelas dan disusun dengan 3
kembali. kalimat yang sempurna
 Langkah kerja ditulis dengan tahapan
yang tidak jelas, setiap tahapan tidak
diberi nomor dan disusun dengan 2
kalimat yang tidak sempurna
 Langkah kerja ditulis dengan tahapan
yang jelas, setiap tahapan diberi
nomor dan disusun dengan kalimat 1
yang tidak sempurna
 Tidak menjawab

0
7. Jadwal penyelesaian proyek  Menuliskan jadwal dengan jelas 3
 Menuliskan jadwal kurang jelas 2
 Menuliskan jadwal tidak jelas 1
 Tidak menjawab 0
171

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


8. List tanggung jawab anggota dalam proyek  Menuliskan pembagian tugas dengan 4
jelas, menyusun daftar tugas masing-
masing anggota kelompok, seluruh
anggota kelompok diberikan tugas
dalam penyelesaian proyek
 Menuliskan pembagian tugas tidak
jelas, menyusun daftar tugas masing- 3
masing anggota kelompok, seluruh
anggota kelompok diberikan tugas
dalam penyelesaian proyek
 Menuliskan pembagian tugas dengan
jelas, menyusun daftar tugas masing- 2
masing anggota kelompok, namun
terdapat anggota kelompok yang
tidak diberikan tugas dalam
penyelesaian proyek
 Menuliskan pembagian tugas dengan
jelas, tidak menyusun daftar tugas 1
masing-masing anggota kelompok,
beberapa anggota kelompok tidak
diberikan tugas dalam penyelesaian
proyek
 Tidak menuliskan pembagian dan
daftar tugas masing-masing anggota 0
kelompok proyek
172

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


9.. Kesimpulan yang didapatkan dari perencanaan proyek adalah:  Menuliskan kesimpulan dengan jelas 4
Suhu indonesia yang panas menyebabkan sayuran cepat layu kehilangan dan sesuai dengan permasalahan
daya kesegarannya, sehingga kandungan gizi/vitamin juga akan berkurang.  Menuliskan kesimpulan yang kurang 3
Sayuran dalam bentuk daun, maksimal dapat bertahan selama dua hari jika jelas namun sesuai dengan
disimpan dilemari es. Bagi yang tidak memiliki lemari es menyimpan sayur permasalahan 2
menjadi masalah yang cukup berat.  Menuliskan kesimpulan dengan jelas
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mempertahankan dan namun kurang sesuai dengan
mengembalikan kesegaran sayuran dengan merendamnya di air es. permasalahan 1
Pendinginan dengan air es dapat mengembalikan tekanan turgor pada sel  Menuliskan kesimpulan yang kurang
sayuran yang telah layu, sehingga karakteristik rasa dan tekstur sayuran dan kurang sesuai dengan 0
dapat segar kembali. permasalahan
 Tidak menjawab
173

JAWABAN DAN RUBRIK PENILAIAN LKS II PROJECT BASED LEARNING

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


1 Penyebab munculnya permasalahan dalam artikel yaitu sulitnya menangkap  Menentukan inti permasalahan 3
dan memotong ikan lele karena lele terkenal licin karena banyak dengan benar dan sesuai dengan
mengeluarkan bau yang cukup anyir, kendati sudah tersaji matang sehingga artikel 2
kerap membuat selera makan menghilang.
 Menentukan inti permasalahan
dengan benar tetapi tidak sesuai 1
dengan artikel 0
 Menjawab tetapi salah
 Tidak menjawab
2 Solusi yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi permasalahan yang  Solusi sesuai dengan permasalahan 4
terdapat dalam artikel salah satunya yaitu dengan menaburi lele dengan pada artikel disertai dengan
garam dapur untuk mematikan lele dan mengeluarkan lendir lele secara penjelasan yang benar
total.
 Solusi sesuai dengan permasalahan 3
pada artikel tetapi penjelasan kurang
tepat
 Solusi sesuai dengan permasalahan 2
pada artikel tetapi tidak disertai
dengan penjelasan
 Solusi tidak sesuai dengan 1
permasalahan pada artikel tetapi
penjelasan benar
 Tidak menjawab 0
174

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


3 Usaha yang dilakukan untuk mempermudah memotong dan membersihkan  Menuliskan jawaban dengan benar 2
lele dengan menaburi lele dengan garam, merupakan salah satu contoh  Menuliskan jawaban tetapi salah 1
merupakan contoh dari penerapan gejala difusi osmosis dalam kehidupan  Tidak menjawab 0
sehari-hari
4. Mekanisme terjadinya difusi osmosis pada usaha mempermudah memotong  Penjelasan sesuai, mudah dimengerti, 4
dan membersihkan lele dengan menaburi lele menggunakan garam: dan memberikan gambar dan
Lele merupakan ikan yang bertubuh licin dan tidak memiliki sisik. Tubuh keterangan gambar
lele terdiri dari cairan-cairan berlendir yang jika diberi garam, maka akan  Penjelasan sesuai, mudah dimengerti, 3
terjadi peristiwa osmosis. Perpindahan partikel terjadi dari tubuh lele yang memberikan gambar tetapi tidak
rendah konsentrasinya menuju larutan garam yang lebih pekat. Akibatnya, memberikan gambar
tubuh lele mengerut dan kekurangan cairan. Itulah kenapa lele akan mati jika  Penjelasan mudah dimengerti, namun
ditaburi garam. Hal serupa juga terjadi pada hewan-hewan berlendir lain tidak sesuai dengan konten serta tidak 2
seperti belut, lintah, bekicot, dan cacing tanah. memberikan gambar
 Penjelasan sulit dimengerti dan tidak 1
memberikan gambar
 Tidak menjawab 0

Gambar a Gambar b
175

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


Keterangan gambar:
Gambar a adalah gambar sel hewan dalam keadaan normal.
Gambar b adalah gambar sel hewan yang mengerut karena berada pada
larutan yang hipertonik. Sama halnya dengan ikan lele yang ditaburi oleh
garam. Lele berada pada lingkungan yang hipertonik, sehingga cairan yang
terdapat di dalam sel tubuh lele akan terus keluar, sehingga lele menjadi
lemas dan mati. Cairan dan lendir yang sudah dikeluarkan dari tubuh lele,
akan memudahkan dalam proses pembersihan lele.
5. Alat dan bahan  Menuliskan alat dan bahan terpisah 4
Alat : Baskom/ wadah yang tertutup, pisau, dan papan iris serta semua komponen tercantum
Bahan : Air dan garam dapur  Menuliskan alat dan bahan terpisah 3
namun belum semua komponen
tercantum
 Menuliskan alat dan bahan tidak 2
terpisah serta semua komponen
tercantum
 Menuliskan alat dan bahan tidak 1
terpisah namun belum semua
komponen tercantum 0
 Tidak menjawab
176

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


6. Langkah kerja  Langkah kerja ditulis dengan tahapan 4
5. Siapkan baskom/ wadah yang jelas, setiap tahapan diberi
6. Masukkan garam ke dalam baskom nomor dan disusun dengan kalimat
7. Masukkan ikan lele hidup ke dalam baskom kemudian amati dan tunggu yang sempurna
sampai ikan lele mati  Langkah kerja ditulis dengan tahapan 3
8. Setelah ikan lele mati, bersihkan tubuh ikan lele dengan air bersih yang yang kurang jelas, dan disusun
mengalir dengan kalimat yang sempurna
9. Lele siap untuk di olah menjadi berbagai hidangan  Langkah kerja ditulis dengan tahapan 2
yang tidak jelas, setiap tahapan tidak
diberi nomor dan disusun dengan
kalimat yang tidak sempurna
 Langkah kerja ditulis dengan tahapan 1
yang jelas, setiap tahapan diberi
nomor dan disusun dengan kalimat
yang tidak sempurna
 Tidak menjawab 0
7. Jadwal penyelesaian proyek  Menuliskan jadwal dengan jelas 3
 Menuliskan jadwal kurang jelas 2
 Menuliskan jadwal tidak jelas 1
 Tidak menjawab 0
177

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


8. List tanggung jawab anggota dalam proyek  Menuliskan pembagian tugas dengan 4
jelas, menyusun daftar tugas masing-
masing anggota kelompok, seluruh
anggota kelompok diberikan tugas
dalam penyelesaian proyek
 Menuliskan pembagian tugas tidak
jelas, menyusun daftar tugas masing- 3
masing anggota kelompok, seluruh
anggota kelompok diberikan tugas
dalam penyelesaian proyek
 Menuliskan pembagian tugas dengan
jelas, menyusun daftar tugas masing- 2
masing anggota kelompok, namun
terdapat anggota kelompok yang tidak
diberikan tugas dalam penyelesaian
proyek
 Menuliskan pembagian tugas dengan
jelas, tidak menyusun daftar tugas 1
masing-masing anggota kelompok,
beberapa anggota kelompok tidak
diberikan tugas dalam penyelesaian
proyek
 Tidak menuliskan pembagian dan
daftar tugas masing-masing anggota 0
kelompok proyek
178

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


9. Kesimpulan yang didapatkan dari perencanaan proyek adalah:  Menuliskan kesimpulan dengan jelas 4
Ikan lele merupakan ikan konsumsi air tawar dengan nilai gizi dan cita rasa dan sesuai dengan permasalahan
yang tinggi, namun demikian, kendala yang sering dialami adalah sulitnya  Menuliskan kesimpulan yang kurang 3
menangkap dan memotong ikan lele karena lele terkenal licin karena banyak jelas namun sesuai dengan
mengeluarkan bau yang cukup anyir. permasalahan 2
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mempermudah memotong dan  Menuliskan kesimpulan dengan jelas
membersihkan ikan lele adalah dengan menaburi ikan lele dengan garam. namun kurang sesuai dengan
Ikan lele adalah jenis ikan yang tidak memiliki sisik, sehingga bagian 1
permasalahan
tubuhnya akan lebih sensitif dengan perubahan konsentrasi zat di
lingkungan. Garam berfungsi sebagai zat hipertonik yang akan menarik  Menuliskan kesimpulan yang kurang
seluruh lendir dan cairan yang ada ditubuh lele. Hal ini dapat mempermudah dan kurang sesuai dengan 0
proses pemotongan dan pembersihan ikan lele, karena ikan lele akan mati permasalahan
dengan sendirinya dan tubuhnya menjadi lebih kesat serta menghilangkan  Tidak menjawab
bau amis yang dihasilkan dari lendir lele.
179

JAWABAN DAN RUBRIK PENILAIAN LKS II PROJECT BASED LEARNING

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


1 Penyebab munculnya permasalahan dalam artikel yaitu tuntutan dunia  Menentukan inti permasalahan 3
fotografer untuk menghasilkan gambar yang berkualitas, unik, dan tidak dengan benar dan sesuai dengan
biasa. Hal tersebut mendorong fotografer untuk selalu kreatif dalam mencari artikel
obyek yang akan di ambil fotonya.
 Menentukan inti permasalahan 2
dengan benar tetapi tidak sesuai
dengan artikel
 Menjawab tetapi salah 1
 Tidak menjawab 0
2 Solusi yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi permasalahan yang  Solusi sesuai dengan permasalahan 4
terdapat dalam artikel salah satunya yaitu dengan mengubah warna bunga pada artikel disertai dengan
menjadi warna yang tidak biasa, contohnya warna pelangi. Obyek foto yang penjelasan yang benar 3
unik tentunya akan menghasilkan gambar yang berkualitas dan natural.
 Solusi sesuai dengan permasalahan
pada artikel tetapi penjelasan kurang
tepat 2
 Solusi sesuai dengan permasalahan
pada artikel tetapi tidak disertai
dengan penjelasan 1
 Solusi tidak sesuai dengan
permasalahan pada artikel tetapi 0
penjelasan benar
 Tidak menjawab
180

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


3 Usaha yang dilakukan untuk mengubah warna bunga, merupakan salah satu  Menuliskan jawaban dengan benar 2
contoh dari penerapan gejala difusi osmosis dalam kehidupan sehari-hari  Menuliskan jawaban tetapi salah 1
 Tidak menjawab 0
4. Mekanisme terjadinya difusi osmosis pada usaha merubah warna bunga:  Penjelasan sesuai, mudah 4
Masuknya air dari batang tumbuhan ke bunga adalah akibat adanya tekanan dimengerti, dan memberikan
osmosis pada sel batang. Osmosis adalah gerakan molekul air melalui selaput gambar dan keterangan gambar
semipermeabel (dapat ditembus) dari larutan yang kurang pekat ke larutan  3
Penjelasan sesuai, mudah
yang kental. Air yang sudah sampai ke pembuluh xylem batang akan terus
bergerak naik hingga ke daun dan ke bunga. Naiknya air pada pembuluh dimengerti, memberikan gambar
Xylem batang disebabkan daya kapilaritas. Penguapan pada daun dan bunga tetapi tidak memberikan gambar
menyebab cairan pada sel-sel daun dan bunga menjadi kental, sehingga sel-  Penjelasan mudah dimengerti, 2
sel daun dan bunga menyerap air dari pembuluh xylem pd tulang daun. namun tidak sesuai dengan konten
serta tidak memberikan gambar
 Penjelasan sulit dimengerti dan 1
tidak memberikan gambar
 Tidak menjawab
0
181

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


Keterangan gambar:
Gambar tersebut menjelaskan tentang proses naiknya air dari akar menuju
daun.
1. Tekanan akar
Saat rambut akar menyerap air, cairan sel akan menjadi lebih encer. Karena
sel bagian dalam lebih pekat, maka sel bagian dalam akan menyerap air dari
rambut akar dan dengan cara ini maka air akan bergerak dari sel sampai di
xilem batang. Pergerakan air secara osmosis dari sel ke sel menimbulkan
suatu tekanan yang disebut tekanan akar.
2. Daya Kapilaritas
Naiknya air dan garam mineral tersebut merupakan akibat gaya adhesi antara
dinding xilem dengan molekul air. Gaya adhesi pada xilem menyebabkan air
cenderung menempel dan merambat ke atas, sehingga semakin sempit
pembuluhnya, semakin tinggi air naik.
3. Daya Isap Daun
Proses transpirasi (pengeluaran uap air) pada daun menyebabkan
berkurangnya air pada daun, yang mengakibatkan munculnya daya isap daun.
Daya isap daun mengakibatkan air dalam saluran ikatan pembuluh terisap
naik ke dalam daun. Air yang terisap berfungsi untuk menggantikan air yang
hilang akibat proses transpirasi. Tenaga yang ditimbulkan dari transpirasi
adalah daya isap daun.
182

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


5. Alat dan bahan  Menuliskan alat dan bahan terpisah 4
Alat : 3 buah gelas, pisau dan silet serta semua komponen tercantum
Bahan : Bunga berwarna putih, air, pewarna makanan merah, biru, dan  Menuliskan alat dan bahan terpisah 3
kuning namun belum semua komponen
tercantum
 Menuliskan alat dan bahan tidak 2
terpisah serta semua komponen
tercantum
 Menuliskan alat dan bahan tidak 1
terpisah namun belum semua
komponen tercantum 0
 Tidak menjawab
6. Langkah kerja  Langkah kerja ditulis dengan tahapan 4
10. Pangkaslah batang bunga. Potong batang bunga mawar hingga mencapai yang jelas, setiap tahapan diberi
tinggi yang Anda inginkan nomor dan disusun dengan kalimat
11. Belah batang bunga menjadi beberapa bagian. Gunakan silet yang tajam yang sempurna
untuk membelah ujung batang menjadi beberapa bagian.  Langkah kerja ditulis dengan tahapan
12. Campurkan beberapa warna dari pewarna makanan ke dalam wadah yang kurang jelas, dan disusun 3
berisi air. dengan kalimat yang sempurna
13. Tempatkan setiap bagian batang ke dalam wadah yang berbeda.  Langkah kerja ditulis dengan tahapan
14. Tempatkan wadah-wadah yang telah diberi pewarna berdekatan dengan yang tidak jelas, setiap tahapan tidak
satu sama lain untuk menjaga keutuhan bunga dan membatasi jarak yang diberi nomor dan disusun dengan 2
Anda butuhkan saat meregangkan belahan-belahan tangkai tersebut. kalimat yang tidak sempurna
183

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


15. Biarkan bunga mawar Anda terendam selama  Langkah kerja ditulis dengan tahapan yang jelas, setiap tahapan 1
beberapa hari. diberi nomor dan disusun dengan kalimat yang tidak sempurna
 Tidak menjawab
0
7. Jadwal penyelesaian proyek  Menuliskan jadwal dengan jelas 3
 Menuliskan jadwal kurang jelas 2
 Menuliskan jadwal tidak jelas 1
 Tidak menjawab 0
8. List tanggung jawab anggota dalam proyek  Menuliskan pembagian tugas dengan jelas, menyusun daftar tugas 4
masing-masing anggota kelompok, seluruh anggota kelompok
diberikan tugas dalam penyelesaian proyek
 Menuliskan pembagian tugas tidak jelas, menyusun daftar tugas 3
masing-masing anggota kelompok, seluruh anggota kelompok
diberikan tugas dalam penyelesaian proyek
 Menuliskan pembagian tugas dengan jelas, menyusun daftar tugas 2
masing-masing anggota kelompok, namun terdapat anggota
kelompok yang tidak diberikan tugas dalam penyelesaian proyek
 Menuliskan pembagian tugas dengan jelas, tidak menyusun daftar 1
tugas masing-masing anggota kelompok, beberapa anggota
kelompok tidak diberikan tugas dalam penyelesaian proyek
 Tidak menuliskan pembagian dan daftar tugas masing-masing
anggota kelompok proyek 0
184

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


9. Kesimpulan yang didapatkan dari perencanaan  Menuliskan kesimpulan dengan jelas dan sesuai dengan 4
proyek adalah: permasalahan
Tuntutan dunia fotografer untuk menghasilkan  Menuliskan kesimpulan yang kurang jelas namun sesuai dengan 3
gambar yang berkualitas, unik, dan tidak biasa. permasalahan
Hal tersebut mendorong fotografer untuk selalu  Menuliskan kesimpulan dengan jelas namun kurang sesuai dengan 2
kreatif dalam mencari obyek yang akan di ambil permasalahan
fotonya. Memodifikasi warna bunga adalah salah  Menuliskan kesimpulan yang kurang dan kurang sesuai dengan
satu solusi kreatif untuk menghasilkan gambar permasalahan 1
yang unik. Obyek foto yang unik tentunya akan  Tidak menjawab
menghasilkan gambar yang berkualitas dan 0
natural.
183

Lampiran 6
JAWABAN DAN RUBRIK PENILAIAN LKS PRAKTIKUM

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


1 Hipotesis:  Hipotesis dapat memberikan jawaban 2
Kentang pada kondisi hipertonik akan mengalami pengurangan berat dan sementara terhadap rumusan masalah
ukuran, sedangkan kentang pada kondisi hipotonik akan mengalami  Hipotesis tidak dapat memberikan 1
penambahan berat dan ukuran kentang. jawaban sementara terhadap rumusan
masalah
 Tidak menjawab 0
2 Data hasil pengamatan:  Menuliskan data pengamatan dengan 3
(sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan) lengkap dan jelas
 Menuliskan data pengamatan kurang 2
lengkap, namun jelas
 Menuliskan data pengamatan kurang 1
lengkap, dan tidak jelas
 Tidak menjawab 0
3 Pembahasan sesuai dengan data pengamatan.  Pembahasan mudah dimengerti, 4
menjelaskan data-data yang
didapatkan dari kegiatan pengamatan,
dapat menjawab rumusan masalah,
dan membuktikan hipotesis
184

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


 Pembahasan sulit dimengerti, menjelaskan data-data 3
yang didapatkan dari kegiatan pengamatan, dapat
menjawab rumusan masalah, dan membuktikan
hipotesis
 Pembahasan mudah dimengerti, menjelaskan data- 2
data yang didapatkan dari kegiatan
pengamatan,namun tidak dapat menjawab rumusan
masalah, dan tidak dapat membuktikan hipotesis
 Pembahasan mudah dimengerti, namun tidak 1
menjelaskan data-data yang didapatkan dari kegiatan
pengamatan, tidak dapat menjawab rumusan masalah,
dan tidak membuktikan hipotesis
 Tidak menjawab 0
4 Kesimpulan sesuai dengan pembahasan  Singkat, jelas,padat, dan menyimpulkan secara 4
keseluruhan pembahasan
 Terlalu panjang, namun dapat menyimpulkan secara 3
keseluruhan pembahasan
 Singkat, jelas,padat, namun tidak dapat 2
menyimpulkan secara keseluruhan pembahasan
 Terlalu panjang, namun tidak dapat menyimpulkan 1
secara keseluruhan pembahasan
 Tidak menjawab 0
185

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


5 Variabel yang digunakan dalam percobaan:  Memuat 3 variabel (terikat, bebas, dan 4
Variabel bebas = larutan yang digunakan untuk merendam kentang kontrol), dan menjelaskan komponen
(larutan garam, gula, dan aquades) dari variabel
Variabel kontrol = ukuran dan berat kentang yang digunakan adalah
sama  Memuat 2 variabel, dan menjelaskan 3
Variabel terikat = ukuran dan berat kentang komponen dari variabel
 Memuat 3 variabel (terikat, bebas, dan
kontrol), namun tidak menjelaskan 2
komponen dari variabel
 Memuat kurang dari 3 variabel, dan 1
tidak menjelaskan komponen variabel
 Tidak menjawab 0
6 Perbedaan difusi dan osmosis:  Menuliskan perbedaan difusi dan 2
Difusi adalah pergerakan acak molekul zat dari kerapatan tinggi ke osmosis yang disertai pengertian
kerapatan rendah. Sedangkan osmosis adalah perpindahan ion atau molekul difusi dan osmosis
(air) pelarut dari kerapatan tinggi ke kerapatan rendah dengan melewati  Menuliskan pengertian difusi dan 1
suatu membran. Osmosis dapat diartikan sebagai difusi air lewat membran. osmosis tanpa disertai dengan
perbedaan difusi dan osmosis
 Tidak menjawab 0
186

No. Kunci Jawaban Kriteria Penilaian Skor


7 Pengertian larutan hipotonis dan hipertonis:  Menuliskan pengertian hipertonik dan 4
hipotonik, mengaitkannya dengan
Larutan hipotonik memiliki konsentrasi zat terlarut lebih rendah dibagian praktikum yang dilakukan, dan
luar sel. Oleh karena tekanan osmotik dari larutan ini adalah sangat rendah menjelaskan mekanisme pengaruh
dibandingkan dengan larutan lainnya. Ketika sel dengan sitoplasma yang jenis larutan terhadap sel kentang
direndam dalam larutan hipotonik, molekul air bergerak ke dalam sel dari  Menuliskan pengertian hipertonik dan 3
larutan karena potensial osmotik. Difusi terus menerus mengalirkan molekul hipotonik, menjelaskan mekanisme
air ke dalam sel yang akan menyebabkan pembengkakan sel. Hal ini dapat pengaruh jenis larutan terhadap sel
mengakibatkan sitolisis sel (pecah). Pada sel tumbuhan, sel-sel tidak selalu kentang, namun tidak mengaitkannya
pecah karena dinding sel yang tebal. Pada praktikum ini terlihat bahwa dengan praktikum yang dilakukan
kentang yang direndam dalam larutan aquades akan mengalami  Mengaitkan kondisi hipertonik dan
pertambahan panjang dan berat. hipotonik dengan praktikum yang 2
telah dilakukan, menjelaskan
Larutan hipertonik memiliki konsentrasi tinggi zat terlarut daripada sel mekanisme pengaruh jenis larutan
dalam. Ketika sel direndam dalam larutan hipertonik, molekul air dalam sel terhadap sel kentang, namun tidak
akan bergerak di luar larutan, dan sel menjadi terdistorsi dan keriput. Efek menuliskan pengertian hipertonik dan
ini disebut ‘Krenasi’ sel. Pada sel tumbuhan, membran plasma yang hipotonik
fleksibel menarik diri dari dinding sel yang kaku, namun tetap bergabung ke  Menuliskan pengertian hipertonik dan 1
dinding sel pada titik-titik tertentu karena pengaruh Krenasi dan akhirnya hipotonik dengan salah,
mengakibatkan kondisi yang disebut ‘plasmolisis’. Pada praktikum ini mengaitkannya dengan praktikum
terlihat bahwa kentang yang direndam dalam larutan aquades akan yang dilakukan, namun tidak
mengalami pengurangan panjang dan berat. menjelaskan mekanisme pengaruh 0
jenis larutan terhadap sel kentang
 Tidak menuliskan jawaban
187

Lampiran 7
Penilaian Tahapan Pengerjaan Proyek

Kriteria
Pengolahan
Penyusunan Publikasi Jumlah
Kel. Pengumpulan data/ Nilai
Perencanaan hasil hasil Skor
data pelaksanaan
pekerjaan
proyek proyek
1 3 3+4 4+4 4+2 4+4+2 32 85
2 4 4+4 4+4 4+4 4+4+4 40 100
3 4 2+4 4+4 4+3 4+4+3 36 90

Rubrik Penilaian Tahapan Pengerjaan Proyek

Kriteria
No Tahapan Deskripsi SB B C K(
(4) (3) (2) 1)
1 Perencanaan Memuat:
Topik, tujuan, bahan/alat, langkah kerja,
jadwal, waktu, tempat pelaksanaan proyek
2 Pengumpulan a. Data/ informasi tercatat dengan rapi, jelas,
data dan lengkap
b. Ketepatan menggunakan alat/bahan/metode.
3 Pengolahan data/ a. Ada pengklasifikasian data, penafsiran data
pelaksanaan sesuai dengan tujuan pelaksanaan pekerjaan.
pekerjaan b. Ada uraian tentang pelaksanaan pekerjaan.
4 Penyusunan a. Merumuskan topik, merumuskan tujuan,
laporan dan hasil menuliskan alat dan bahan, menguraikan cara
proyek kerja (langkah kegiatan)
b. Penulisan laporan sistematis, menggunakan
bahasa yang komunikatif. Penyajian data
lengkap, memuat kesimpulan dan saran
5 Publikasi hasil a. Penampilan dalam presentasi
proyek b. Efektifitas penggunaan waktu presentasi
c. Penggunaan jenis media presentasi yang
menunjang hasil proyek
188

Pedoman Penilaian Tahapan Pengerjaan Proyek

Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 sampai dengan 4. Penafsiran angka-
angka tersebut adalah sebagai berikut: 1=kurang, 2=cukup, 3=baik, dan 4=amat baik.
Skor maksimum= skor maksimum setiap indikator x jumlah indikator = 4x6 = 24

Skor total jawaban siswa


Konversi Nilai = x 100
Skor maksimum

20
Jadi siswa yang memperoleh skor 20 setelah dikonversi nilainya menjadi 40x100=50

Cara untuk mengkonversi skor menjadi nilai, salah satunya yang sederhana yaitu
menggunakan kriteria

Nilai Konversi
Skor Total Kategori
Angka Huruf
17-20 81-100 A Amat Baik
13-16 61-80 B Baik
8-12 41-60 C Cukup
4-7 20-40 D Kurang
189

Lampiran 8
Bentuk Instrumen Penilaian Hasil Karya Laporan Praktikum Kelas
Eksperimen

Kriteria
Kelengkapan Jumlah
Kelompok Periode Sistematika Ketajaman
Gagasan/ Kesimpulan Skor
Pengumpulan Penulisan Pembahasan
Data
1 2 2 3 2 2 11
2 3 4 4 4 4 19
3 3 4 2 4 4 17

Rubrik Penilaian Hasil Karya (Laporan Praktikum)


Deskripsi Skor Perolehan
No Komponen
4 3 2 1
1 Periode Pengumpulan Pengumpulan Pengumpulan Pengumpulan
Pengumpulan dilakukan dilakukan saat dilakukan 1 dilakukan lebih
sebelum batas batas waktu hari setelah dari 1 hari
waktu pengumpulan melewati setelah melewati
pengumpulan batas waktu batas waktu
pengumpulan pengumpulan
2 Sistematika Sistematika Sistematika Siatematika Sistematika
Penulisan penulisan penulisan penulisan penulisan tidak
sesuai dengan kurang sesuai sesuai dengan sesuai dengan
kriteria, dan dengan kriteria, tetapi kriteria, dan
baik dalam kriteria, tetapi kurang baik kurang baik
penulisan baik dalam penulisan dalam penulisan
penulisan
3 Kelengkapan Data sesuai Data sesuai Data sesuai Data tidak
Data dengan konten dengan konten dengan sesuai dengan
yang diminta, yang diminta, konten yang konten yang
lengkap, konkret dan diminta, diminta, tidak
konkret dan relevan, tetapi tetapi tidak lengkap, tidak
relevan tidak lengkap lengkap, konkret dan
kurang tidak relevan
konkret dan
tidak relevan
190

Deskripsi Skor Perolehan


No Komponen
4 3 2 1
4 Ketajaman Pembahasan Pembahasan Pembahasan Pembahasan
Pembahasan sesuai dan sesuai dengan tidak sesuai tidak sesuai
mempertajam data yang dengan data dengan data
data dan disajikan, yang yang disajikan
relevan tetapi kurang disajikan, dan tidak
dengan konten mempertajam tetapi mempertajam
yang diminta gagasan yang mempertajam gagasan yang
relevan gagasan lain relevan
dengan konten yang tidak
yang diminta relevan
dengan
konten yang
diminta
5 Kesimpulan Singkat, jelas Terlalu Singkat, Terlalu panjang,
dan memuat panjang, tetapi kurang jelas kurang jelas dan
seluruh tujuan memuat dan tidak tidak memuat
dari konten seluruh tujuan memuat tujuan dari
yang diminta dari konten seluruh tujuan konten yang
yang diminta dari konten diminta
yang diminta

Pedoman Penilaian Hasil Karya (Laporan Praktikum)

Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 sampai dengan 4. Penafsiran angka-
angka tersebut adalah sebagai berikut: 1=kurang, 2=cukup, 3=baik, dan 4=amat baik.
Skor maksimum= skor maksimum setiap indikator x jumlah indikator = 4x5 = 20

Skor total jawaban siswa


Konversi Nilai = x 100
Skor maksimum

15
Jadi siswa yang memperoleh skor 35 setelah dikonversi nilainya menjadi 20x100=75

Cara untuk mengkonversi skor menjadi nilai, salah satunya yang sederhana yaitu
menggunakan kriteria

Nilai Konversi
Skor Total Kategori
Angka Huruf
17-20 81-100 A Amat Baik
13-16 61-80 B Baik
8-12 41-60 C Cukup
4-7 20-40 D Kurang
191

Lampiran 9

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA SAAT PRAKTIKUM

Rubrik Penilaian
Baik ( 90 ) : Melakukan prosedur pengamatan dengan benar, aktif dalam kegiatan
melakukan
Cukup ( 85 ) : Melakukan prosedur pengamatan dengan benar, tidak terlalu aktif dalam
kegiatan praktikum
Kurang ( 80 ) : Tidak melakukan prosedur pengamatan dengan benar , pasif dalam
melakukan kegiatan praktikum

1. + 2. + 3. +

- - -

4. + 5. + 6. +

- - -

Pedoman penilaian psikomotor siswa saat praktikum

Guru memberi skor kepada masing-masing siswa sesuai dengan kriteria pada rubrik.
Nama siswa yang memiliki criteria di atas rata-rata kelompok diletakkan di bagian
atas (positif), dan sebaliknya. Nilai yang setara dengan garis pembagi adalah nilai
rata-rata pada kelompok.
192

Lampiran 10

Bentuk Instrumen Penilaian Kinerja Siswa dalam Diskusi

Kriteria
Ke Mengemuka Menghargai Menyampaikan ∑
Mendemo Menjawab Nilai
l kan Bertanya Pendapat Kesimpulan Skor
nstrasikan Pertanyaan
pendapat orang lain Diskusi
1 4 4 3 4 4 3 22 92
2 4 4 3 4 4 3 22 92
3 4 4 4 4 4 3 23 96
4 4 4 4 4 4 3 23 96
5 4 4 3 3 4 4 22 92
6 3 4 2 3 4 3 16 67

Rubrik Penilaian Kinerja Siswa Dalam Diskusi


Deskripsi Perolehan Skor
No Komponen Kurang Cukup Baik Sangat baik
1 2 3 4
1 Mendemonstrasikan Kurang jelas Jelas tetapi Kurang jelas Jelas dan
dan tidak tidak relevan tetapi relevan relevan
relevan dengan dengan dengan
dengan konsep yang konsep yang konsep yang
konsep yang diminta diminta diminta
diminta
2 Mengemukakan Kurang jelas Jelas tetapi Kurang jelas Jelas dan
Pendapat (berbelit- argumentasi (berbelit- argumentasi
belit), dan tidak relevan belit), tetapi relevan, yang
argumentasi karena data argumentasi diperkuat
tidak relevan atau fakta relevan, dengan data
karena data kurang sesuai diperkuat atau fakta
atau fakta dengan dengan data yang sesuai
kurang sesuai konten yang atau fakta dengan
dengan dibahas yang sesuai konten yang
konten yang dengan dibahas
dibahas konten yang
dibahas
193

Deskripsi Perolehan Skor


No Komponen Kurang Cukup Baik Sangat baik
1 2 3 4
3 Bertanya Kurang jelas Jelas, tetapi Kurang jelas Jelas dan
(berbelit-belit) tidak sesuai (berbelit-belit) sesuai dengan
dan tidak dengan tetapi sesuai konten yang
sesuai dengan konten yang dengan dibahas
konten yang dibahas konten yang
dibahas dibahas
4 Menjawab Kurang jelas Jelas tetapi Kurang jelas Jelas dan
pertanyaan (berbelit- argumentasi (berbelit- argumentasi
belit), dan tidak relevan belit), tetapi relevan, yang
argumentasi karena data argumentasi diperkuat
tidak relevan atau fakta relevan, dengan data
karena data kurang sesuai diperkuat atau fakta
atau fakta dengan dengan data yang sesuai
kurang sesuai konten yang atau fakta dengan
dengan ditanyakan yang sesuai konten yang
konten yang dengan ditanyakan
ditanyakan konten yang
ditanyakan
5 Menghargai Memotong Memotong Tidak Tidak
pendapat orang lain pendapat pendapat memotong memotong
orang lain, orang lain, pendapat pendapat
merespon merespon orang lain, orang lain,
dengan dengan merespon merespon
mendukung mendukung dengan dengan
atau atau mendukung mendukung
menyanggah menyanggah atau atau
pendapat pendapat menyanggah menyanggah
tersebut tersebut pendapat pendapat
dengan dengan tersebut tersebut
kurang santun kurang dengan dengan santun
dan idak santun, tetapi santun, tetapi dan
disertai menambahkan tidak disertai menambahkan
dengan argumentasi dengan argumentasi
menambahkan yang menambahkan yang
argumentasi mendukung argumentasi mendukung
yang disertai data yang disertai data
mendukung atau fakta mendukung atau fakta
yang sesuai yang sesuai
dengan dengan
konten yang konten yang
dibahas dibahas
194

Deskripsi Perolehan Skor


No Komponen Kurang Cukup Baik Sangat baik
1 2 3 4
6 Menyimpulkan Panjang, Singkat dan Panjang dan Singkat, jelas
hasil diskusi berbelit-belit, jelas tetapi berbelit-belit, dan padat
dan tidak tidak memuat tetapi memuat memuat
memuat seluruh seluruh seluruh
seluruh konten yang konten yang konten yang
konten yang dibahas dalam dibahas dalam dibahas dalam
dibahas dalam diskusi diskusi diskusi
diskusi

Pedoman Penilaian Kinerja Siswa dalam Diskusi

Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 sampai dengan 4. Penafsiran angka-
angka tersebut adalah sebagai berikut: 1=kurang, 2=cukup, 3=baik, dan 4=amat baik.
Skor maksimum= skor maksimum setiap indikator x jumlah indikator = 4x6 = 24

Skor total jawaban siswa


Konversi Nilai = x 100
Skor maksimum

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎


= 𝑥 100
24

20
Jadi siswa yang memperoleh skor 20 setelah dikonversi nilainya menjadi 24x100=83

Cara untuk mengkonversi skor menjadi nilai, salah satunya yang sederhana yaitu
menggunakan kriteria

Nilai Konversi
Skor Total Kategori
Angka Huruf
20-24 81-100 A Amat Baik
15-19 61-80 B Baik
10-14 41-60 C Cukup
5-9 20-40 D Kurang
195

Lampiran 11

Bentuk Instrumen Penilaian Hasil Karya Laporan Praktikum Kelas


Kontrol

Kriteria
Kelengkapan ∑
Kel Periode Sistematika Ketajaman Nilai
Gagasan/ Kesimpulan Skor
Pengumpulan Penulisan Pembahasan
Data
1 3 3 4 4 4 18 90
2 3 3 4 4 3 17 85
3 3 4 3 4 3 17 85
4 3 4 4 4 4 19 95
5 3 3 3 3 0 12 60
6 3 3 3 4 0 13 65

Rubrik Penilaian Hasil Karya (Laporan Praktikum)


Deskripsi Skor Perolehan
No Komponen
4 3 2 1
1 Periode Pengumpulan Pengumpulan Pengumpulan Pengumpulan
Pengumpulan dilakukan dilakukan saat dilakukan 1 dilakukan lebih
sebelum batas batas waktu hari setelah dari 1 hari
waktu pengumpulan melewati setelah melewati
pengumpulan batas waktu batas waktu
pengumpulan pengumpulan
2 Sistematika Sistematika Sistematika Siatematika Sistematika
Penulisan penulisan penulisan penulisan penulisan tidak
sesuai dengan kurang sesuai sesuai dengan sesuai dengan
kriteria, dan dengan kriteria, tetapi kriteria, dan
baik dalam kriteria, tetapi kurang baik kurang baik
penulisan baik dalam penulisan dalam penulisan
penulisan
196

Deskripsi Skor Perolehan


No Komponen
4 3 2 1
3 Kelengkapan Gagasan Gagasan Gagasan Gagasan tidak
Gagasan sesuai dengan sesuai dengan sesuai dengan sesuai dengan
konten yang konten yang konten yang konten yang
diminta, diminta, diminta, diminta, tidak
lengkap, konkret dan tetapi tidak lengkap, tidak
konkret dan relevan, tetapi lengkap, konkret dan
relevan tidak lengkap kurang tidak relevan
konkret dan
tidak relevan
4 Ketajaman Pembahasan Pembahasan Pembahasan Pembahasan
Pembahasan sesuai dan sesuai dengan tidak sesuai tidak sesuai
mempertajam gagasan yang dengan dengan gagasan
gagasan disajikan, gagasan yang yang disajikan
relevan tetapi kurang disajikan, dan tidak
dengan konten mempertajam tetapi mempertajam
yang diminta gagasan yang mempertajam gagasan yang
relevan gagasan lain relevan
dengan konten yang tidak
yang diminta relevan
dengan
konten yang
diminta
5 Kesimpulan Singkat, jelas Terlalu Singkat, Terlalu panjang,
dan memuat panjang, tetapi kurang jelas kurang jelas dan
seluruh tujuan memuat dan tidak tidak memuat
dari konten seluruh tujuan memuat tujuan dari
yang diminta dari konten seluruh tujuan konten yang
yang diminta dari konten diminta
yang diminta
197

Pedoman Penilaian Hasil Karya (Laporan Praktikum)

Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 sampai dengan 4. Penafsiran angka-
angka tersebut adalah sebagai berikut: 1=kurang, 2=cukup, 3=baik, dan 4=amat baik.
Skor maksimum= skor maksimum setiap indikator x jumlah indikator = 4x5 = 20

Skor total jawaban siswa


Konversi Nilai = x 100
Skor maksimum

15
Jadi siswa yang memperoleh skor 35 setelah dikonversi nilainya menjadi 20x100=75

Cara untuk mengkonversi skor menjadi nilai, salah satunya yang sederhana yaitu
menggunakan kriteria

Nilai Konversi
Skor Total Kategori
Angka Huruf
17-20 81-100 A Amat Baik
13-16 61-80 B Baik
8-12 41-60 C Cukup
4-7 20-40 D Kurang
198

Lampiran 12

KISI-KISI SOAL PRETEST DAN POSTEST

Jenjang Pendidikan/ Kelas : SMA/ XI IPA


Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Subkonsep sistem indera manusia
Alokasi Waktu : 45 menit
Jumlah Soal : 40
Bentuk Soal : Pilihan ganda yang dilengkapi dengan CRI

Kompetensi Dasar
3.2 Menganalisis berbagai proses pada sel yang meliputi: mekanisme transpor pada membran, difusi, osmosis, transpor aktif,
endositosis, dan eksositosis, reproduksi, dan sintesis protein sebagai dasar pemahaman bioproses dalam sistem hidup.

Taksonomi
Subtopik Kunci
No Indikator Bentuk Soal Jenjang Dimensi Keputusan
Materi Jawaban
Kognitif Pengetahuan
1 Menunjukan Difusi Ibu yang sedang memasak di ruang dapur, aroma masakannya
adanya gejala akan tercium hingga ke ruang keluarga. Hal tersebut
tranpor pasif (difusi menunjukan terjadinya mekanisme...
dan osmosis) A. Osmosis Tidak
C C1 Konseptual
B. Difusi terfasilitasi digunakan
C. Difusi
D. Krenasi
E. Transpor aktif
199

2 Menunjukan Difusi Jika anda menyemprotkan minyak wangi dalam ruangan maka
adanya gejala wanginya akan menyebar. Peristiwa ini disebut ....
transpor pasif A. Osmosis
Tidak
(difusi dan osmosis) B. Transpor Aktif D C1 Konseptual
digunakan
C. Endositosis
D. Difusi
E. Eksositosis
3 Menunjukan Difusi Oksigen merupakan zat yang penting untuk proses oksidasi
adanya gejala dalam sel. Masuknya oksigen ke dalam sel dengan cara ....
transpor pasif A. Osmosis
(difusi, dan B. Eksositosis E C1 Faktual Digunakan
osmosis) C. Fagositosis
D. Pinositosis
E. Difusi
4 Menunjukan Osmosis Potongan kentang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa yang
adanya gejala konsentrasinya berbeda-beda. Setelah beberapa saat, terjadi
transpor pasif perubahan berat kentang pada setiap perlakuan konsentrasi.
(difusi, dan Peristiwa ini merupakan contoh dari....
Tidak
osmosis) A. Osmosis A C2 Konseptual
digunakan
B. Difusi
C. Endositosis
D. Eksositosis
E. Pinositosis
5 Menunjukan Osmosis Peristiwa yang terjadi secara osmosis adalah....
adanya gejala A. Respirasi pada organisme multiseluler
transpor pasif B. Perpindahan larutan hipotonis ke dalam sel darah merah Tidak
B C1 Konseptual
(difusi, dan C. Penyebaran gas sulfida ke atmosfir digunakan
osmosis) D. Pelepasan karbondioksida ke atmosfir
E. Transpirasi melalui daun
200

6 Menunjukan Difusi dan Peristiwa difusi terjadi pada hal-hal berikut....


adanya gejala Osmosis A. Parfum yang disemprotkan ke ruangan
transpor pasif B. Potongan umbi kentang dalam air Tidak
A C2 Konseptual
(difusi, dan C. Potongan wortel dalam air digunakan
osmosis) D. Pengangkutan air dari akar menuju daun
E. Transpirasi melalui daun
7 Menunjukan Difusi Budi mencium aroma bunga melati, wangi yang disebarkan
adanya gejala oleh bunga tersebut merupakan salah satu contoh proses....
transpor pasif A. Difusi
Tidak
(difusi, dan B. Transpor aktif A C1 Konseptual
digunakan
osmosis) C. Osmosis
D. Pertukaran zat
E. Difusi terfasiltasi
8 Menunjukan Osmosis Peristiwa apakah yang terjadi ketika kulit tangan menjadi
adanya gejala keriput karena terlalu lama berenang/ mandi....
transpor pasif A. Difusi
(difusi, dan B. Transpor aktif C C2 Konseptual Digunakan
osmosis) C. Osmosis
D. Pertukaran zat
E. Difusi terfasilitasi
9 Menunjukan Osmosis Masuknya garam-garam mineral dan air dari tanah ke dalam
adanya gejala sel-sel akar merupakan suatu proses....
transpor pasif A. Imbibisi
(difusi, dan B. Osmosis B C2 Konseptual Digunakan
osmosis) C. Difusi
D. Adsorspi
E. Plasmolisis
201

10 Mendefinisikan Difusi Difusi merupakan peristiwa....


pengertian transpor A. Pergerakan molekul dari ruang hampa ke ruang yang
pasif (difusi dan berisi udara
osmosis) B. Pergerakan molekul tanpa melalui selaput permiabel
Tidak
C. Pergerakan molekul dari daerah kerapatan rendah ke D C1 Faktual
digunakan
daerah kerapatan tinggi
D. Pergerakan molekul dari daerah kerapatan tinggi ke
kerapatan rendah
E. Pergerakan molekul melalui selaput permiabel
11 Mendefinisikan Transpor Proses transpor yang tidak memerlukan energi untuk
pengertian transpor pasif mengeluarkan dan memasukkan ion melalui membran sel
pasif (difusi dan disebut ....
osmosis) A. Transpor aktif Tidak
D C1 Faktual
B. Endositosis digunakan
C. Eksositosis
D. Transpor pasif
E. Pompa Na-K
202

12 Mendefinisikan Transpor Berikut ini merupakan mekanisme transpor zat pada


pengertian transpor pasif membran:
pasif (difusi dan 1) Difusi
osmosis) 2) Endositosis
3) Osmosis
4) Pompa ion
5) Eksositosis
Tidak
6) Difusi terfasilitasi C C1 Faktual
digunakan
Mekanisme transpor zat yang tidak memerlukan energi
adalah....
A. 1,3,4
B. 1,3,5
C. 1,3,6
D. 2,4,5
E. 2,4,6
13 Mendefinisikan Osmosis Peristiwa perpindahan air dari larutan berkonsentrasi air tinggi
pengertian transpor ke larutan berkonsentrasi air rendah disebut....
pasif (difusi dan A. Isotonis
Tidak
osmosis) B. Hipertonis E C1 Faktual
digunakan
C. Hipotonis
D. Difusi
E. Osmosis
203

14 Membedakan difusi Difusi Perbedaan difusi dan osmosis adalah....


dan osmosis DIFUSI OSMOSIS
A Disebut juga osmosis Disebut juga difusi air
B Air berpindah dari Zat terlarut berpindah dari
larutan hipertonis ke larutan hipertonis ke
hipotonis hipotonis
C Zat terlarut berpindah Perpindahan air dari
dari larutan hipertonis ke larutan berkonsentrasi air C C2 Faktual Digunakan
larutan hipotonis tinggi ke larutan
berkonsentrasi air rendah
D Pergerakan acak partikel- Pergerakan acak partikel-
partikel dari konsentrasi partikel dari konsentrasi
rendah ke konsentrasi tinggi ke konsentrasi
tinggi rendah
E Butuh protein enzim Butuh ATP
15 Mendefinisikan Difusi Proses pergerakan acak partikel-partikel dari konsentrasi
pengertian transpor tinggi ke konsentrasi rendah disebut....
pasif (difusi dan A. Osmosis
osmosis) B. Transpor pasif D C1 Faktual Digunakan
C. Transpor aktif
D. Difusi
E. Substrat
204

16 Mendefinisikan Difusi Berikut in merupakan pernyataan yang benar tentang difusi,


pengertian transpor yaitu....
pasif (difusi dan A. Perpindahan zat pelarut dari konsentrasi rendah ke
osmosis) konsentrasi tinggi Tidak
B CI Faktual
B. Berupa transpor pasif yang tidak perlu energi digunakan
C. Disebut juga homeostasis
D. Melalui membran selektif permeabel
E. Melibatkan protein pembawa
17 Mendefinisikan Osmosis Osmosis disebut juga dengan difusi air karena....
pengertian transpor A. Hanya air yang melewati selaput perrmeabel
pasif (difusi dan B. Hanya air yang berpindah melewati selaput
osmosis) semipermeabel B C1 Faktual Digunakan
C. Hanya air yang berpindah melewati selaput impermeabel
D. Hanya air yang dapat melarutkan gula
E. Air akan menghancurkan dinding sel
18 Menjelaskan Osmosis Jika sel tumbuhan dimasukkan ke dalam larutan hipotonis,
mekanisme transpor akan terjadi....
pasif pada membran A. Plasmolisis
(difusi dan osmosis) B. Eksositosis E C2 Konseptual Digunakan
C. Krenasi
D. Lisis
E. Tekanan turgor sel naik
205

19 Menjelaskan Osmosis Perhatikan diagram percobaan berikut!


mekanisme transpor
pasif pada membran
(difusi dan osmosis)

Tidak
A C2 Konseptual
digunakan

Peristiwa mekanisme transpor yang terjadi pada gambar


tersebut adalah....
A. Osmosis
B. Difusi
C. Isotonik
D. Hipertonik
E. Imbibisi
206

20 Menjelaskan Osmosis Perhatikan gambar berikut!


mekanisme transpor
pasif pada membran
(difusi dan osmosis)

Proses perubahan yang terjadi pada gambar X menjadi Y


disebabkan.... Tidak
A C4 Konseptual
A. Osmosis karena air dari larutan A masuk ke dalam digunakan
bagian B karena bagian B bersifat hipertonik terhadap A
B. Osmosis karena air dari larutan A masuk ke dalam
bagian B karena bagian B bersifat hipotonik terhadap A
C. Osmosis karena air dari larutan A masuk ke dalam
bagian B karena bagian B bersifat isotonik terhadap A
D. Osmosis karena air dari larutan A masuk ke dalam
bagian B karena bagian B bersifat plasmolisis terhadap
A
E. Osmosis karena air dari larutan A masuk ke dalam
bagian B karena bagian B bersifat homogen terhadap A
207

21 Menjelaskan Osmosis Perhatikan gambar dibawah ini!


mekanisme transpor
pasif pada membran
(difusi dan osmosis)

B C2 Konseptual Digunakan

Keadaan dapat terjadi karena air berpindah dari larutan....


A. Hipertonis ke hipotonis
B. Hipotonis ke hipertonis
C. Hipertonis ke isotonis
D. Hipotonis ke isotonis
E. Isotonis ke hipertonis
208

22 Menjelaskan Osmosis Pada eksperimen osmosis sel tumbuhan, disiapkan tiga


mekanisme transpor potongan kentang berbentuk silinder dengan ukuran dan berat
pasif pada membran yang sama. Kentang A direndam dalam larutan gula 5%,
(difusi dan osmosis) kentang B dalam larutan gula 10%, dan kentang C dalam
larutan gula 15%, lama rendaman 30 menit. Data yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
Kentang Gula Berat yang hilang
A 5% 0,3gr
B 10% 0,7gr C C4 Konseptual Digunakan
C 15% 1,8gr
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hilangnya berat
kentang disebabkan oleh....
A. Cairan sel hipertonis terhadap larutan gula
B. Cairan gula hipertonis terhadap larutan sel
C. Larutan gula hipertonis terhadap cairan sel
D. Larutan gula dan cairan sel isotonis
E. Larutan gula dan cairan sel osmosis
209

23 Menjelaskan Osmosis Perhatikan gambar berikut!


mekanisme transpor
pasif pada membran
(difusi dan osmosis)

C C2 Konseptual Digunakan
Berdasarkan gambar diatas setelah diamati satu jam akan
terjadi....
Volume A Volume B
A Tetap Tetap
B Tetap Berkurang
C Bertambah Berkurang
D Bertambah Bertambah
E Berkurang Bertambah
24 Menjelaskan Osmosis Peristiwa yang dapat terjadi jika air dalam kantung yang
mekanisme transpor selektif permeabel dimasukkan ke dalam bejana berisi larutan
pasif pada membran garam atau gula pekat adalah....
(difusi dan osmosis) A. Air akan berdifusi dari dalam kantung ke bejana
A C3 prosedural Digunakan
B. Air akan berdifusi dari bejana ke kantung
C. Gula akan berdifusi ke dalam kantung
D. Ada pertukaran air antara air dalam kantung dan bejana
E. Air dalam kantung akan bertambah volumenya
210

25 Menjelaskan Difusi Jika kita memasukkan larutan garam dapur pekat ke dalam
mekanisme transpor gelas berisi air maka akan terjadi difusi. Pernyataan berikut
pasif pada membran ini yang menggambarkan peristiwa difusi tersebut dengan
(difusi dan osmosis) benar adalah.....
A. Molekul air bergerak dari daerah berkonsentrasi garam
tinggi ke daerah yang konsentrasi garamnya rendah
B. Pergerakan molekul air dan garam akan semakin
Tidak
meningkat bila beda konsentrasinya semakin rendah C C2 Faktual
digunakan
C. Molekul garam bergerak dari daerah yang konsentrasi
airnya lebih rendah ke daerah yang konsentrasi airnya
lebih tinggi
D. Difusi terjadi lebih cepat dalam suhu larutan lebih tinggi
E. Molekul garam akan bergerak dari daerah yang
konsentrasi airnya lebih tinggi ke daerah yang
konsentrasi airnya lebih rendah.
26 Menjelaskan Osmosis Sel yang mengalami pengerutan karena cairannya hilang
struktur dan fungsi disebut....
membran sel dalam A. Difusi
transpor zat B. Osmosis D C1 Faktual Digunakan
C. Lisis
D. Krenasi
E. Turgor
27 Menjelaskan Osmosis Membran sel memiliki kemampuan untuk melewatkan ion-ion
struktur dan fungsi tertentu saja. Sifat membran sel ini dinamakan ....
membran sel dalam A. Permeabel
Tidak
transpor zat B. Semipermeabel C C1 Faktual
digunakan
C. Selektif permeabel
D. Dialisis
E. Endositosis
211

28 Menjelaskan Osmosis Peristiwa terlepasnya membran plasma dari dinding sel


struktur dan fungsi disebut...
membran sel dalam A. Difusi
transpor zat B. Krenasi C C1 Faktual Digunakan
C. Plasmolisis
D. Lisis
E. Osmosis
29 Menjelaskan Osmosis Gambar di bawah merupakan gambar sel tumbuhan.
struktur dan fungsi Jika sel tumbuhan diletakkan pada larutan hipotonis
membran sel dalam maka sel tumbuhan tersebut akan......
transpor zat

Tidak
A C4 Konseptual
digunakan
A. Sel membengkak tetapi bentuk dapat dipertahankan
karena adanya dinding sel.
B. Sel-sel kehilangan air dan mengkerut.
C. Sel-sel menyerap air, membengkak dan pecah.
D. Sel terdorong mengerut dan terdorong menjauhi dinding
sel.
E. Sel tumbuhan mengerut dan bentuk dapat dipertahankan
karena adanya dinding sel.
212

30 Mengidentifikasi Osmosis Berikut ini gambar hasil percobaan sel akar tumbuhan dalam
struktur membran tiga larutan pupuk urea yang berbeda.
sel dan fungsinya
dalam transpor zat

D C5 prosedural Digunakan
Pertanyaan yang tepat berdasarkan hasil percobaan adalah....
A. Gambar 1: turgid karena larutan urea isotonis.
B. Gambar 2: normal karena larutan urea hipotonis.
C. Gambar 3: difusi zat urea dari dalam sel keluar sel.
D. Gambar 3: terjadi plasmolisis karena larutan urea
hipertonis.
E. Gambar 2: terjadi krenasi karena perpindahan air dari
luar ke dalam sel.
31 Mengidentifikasi Osmosis Tekanan osmosis sel tumbuhan ditentukan oleh konsentrasi air
penyebab transpor dan zat-zat terlarut. Persyaratan sifat kimia agar air atau zat
zat dalam sel lain dalam tanah dapat masuk ke dalam sel akar adalah....
A. Konsentrasi zat terlarut dalam sel lebih tinggi dari
konsentrasi zat terlarut diluar sel
B. Konsentrasi zat terlarut dalam sel lebih rendah dari
Tidak
konsentrasi zat terlarut diluar sel A C3 faktual
digunakan
C. Konsentrasi zat terlarut dalam sel sama dengan
konsentrasi zat terlarut diluar sel
D. Konsentrasi air dalam sel lebih tinggi dari konsentrasi
air diluar sel
E. Konsentrasi air dalam sel sama dengan konsentrasi air
diluar sel
213

32 Menganalisis Osmosis Pada pengamatan sel tumbuhan, sel umbi bawang merah
perubahan struktur diberi pewarnaan lugol. Akibatnya, membran sel terlepas dari
membran sel dalam dinding sel. Gejala tersebut dapat terjadi karena....
transpor zat A. Lugol bersifat hipotonis terhadap sitoplasma
C C6 Prosedural Digunakan
B. Lugol bersifat isotonis terhadap sitoplasma
C. Lugol bersifat hipertonis terhadap sitoplasma
D. Kerusakan pada saat penyayatan
E. Dinding sel memang terpisah dari membran sel
33 Menganalisis Osmosis Apabila sepotong kentang dimasukkan ke dalam larutan
perubahan struktur garam 10%, kemungkinan yang akan terjadi adalah....
membran sel dalam A. Beratnya akan bertambah karena kentang menyerap air
transpor zat B. Beratnya akan bertambah karena kentang menyerap
garam
C. Beratnya akan berkurang karena air akan keluar dari sel C C3 Prosedural Digunakan
kentang
D. Beratnya akan berkurang karena sel-sel kentang akan
mengalami lisis
E. Beratnya akan tetap karena cairan sel isotonis dengan
larutan garam
34 Menganalisis Osmosis Tanaman yang diberi pupuk urea sangat pekat akan menjadi....
perubahan struktur A. Subur kaarena kebutuhan mineralnya terpenuhi
membran sel dalam B. Layu karena kekurangan air terlalu banyak
B C6 prosedural Digunakan
transpor zat C. Segar karena memperoleh cadangan makanan
D. Tumbuh besar karena kelebihan air
E. Mati karena keracunan
214

35 Menjelaskan Osmosis Keluarnya air dari sel akan menyebabkan sel mengkerut. Pada
mekanisme transpor sel hewan peristiwa mengkerutnya sel ini disebut....
pasif pada membran A. Plasmolisis
(difusi dan osmosis) B. Hemolisis C C2 konseptual Digunakan
C. Krenasi
D. Hipotonik
E. Endositosis
36 Menganalisis Osmosis Jika tekanan osmosis di dalam sel hewan melebihi tekanan di
perubahan struktur luar sel, maka sel hewan akan....
membran sel dalam A. Pecah
Tidak
transpor zat B. Mengerut A C4 faktual
digunakan
C. Tidak terjadi apa-apa
D. Isotonis
E. Hipotonis
37 Menjelaskan Osmosis Membesarnya ukuran sel tumbuhan sehingga mendorong
struktur dan fungsi dinding selnya disebut....
membran sel dalam A. Krenasi
transpor zat B. Osmosis C C1 Konseptual Digunakan
C. Turgid
D. Hemolisis
E. Plasmolisis
38 Mengidentfikasi Osmosis Larutan yang dapat mempertahankan bentuk dan volume sel
keadaan larutan adalah....
pada transpor zat A. Hipertonis
terhadap struktur B. Hipotonis C C2 faktual Digunakan
mebran sel C. Isononis
D. Terlarut
E. Pelarut
215

39 Menganalisis Osmosis Pada pengamatan sel tumbuhan (sel umbi


perubahan struktur bawang merah) dengan pewarnaan lugol
membran sel dalam didapatkan lepasnya membran sel dari dinding
transpor zat sel seperti pada gambar di bawah ini. Gejala
tersebut dapat terjadi karena... Tidak
C C6 prosedural
A. lugol bersifat hipotonis terhadap sitoplasma digunakan
B. lugol bersifat isotonis terhadap sitoplasma
C. lugol bersifat hipertonis terhadap sitoplasma
D. kerusakan pada saat penyayatan
E. dinding sel memang terpisah dari membran sel
40 Menganalisis Osmosis Pada suatu sore budi melihat tanaman bayam ayahnya layu.
perubahan struktur Kemudian budi menyiram tanaman tersebut sehingga menjadi
membran sel dalam segar kembali. Maka tanaman bayam tersebut telah
transpor zat mengalami proses....
Tidak
A. Fagositosit E C6 prosedural
digunakan
B. Pinositosit
C. Difusi
D. Pompa ion
E. Osmosis
216

Lampiran 13

REKAP HASIL UJI INSTRUMEN


No. Daya Beda Tingkat Kesukaran Validitas Keputusan
Soal Indeks Kategori Indeks Kategori Indeks Kategori
1 11,11 Jelek 94,29 Sangat Mudah 0,059 - Tidak Digunakan
2 22,22 Cukup 94,29 Sangat Mudah 0,252 - Tidak Digunakan
3 55,56 Baik 85,71 Sangat Mudah 0,547 Sangat Signifikan Digunakan
4 22,22 Cukup 91,43 Sangat Mudah 0,254 - Tidak Digunakan
5 11,11 Jelek 82,86 Mudah 0,214 - Tidak Digunakan
6 11,11 Jelek 97,14 Sangat Mudah 0,176 - Tidak Digunakan
7 11,11 Jelek 94,29 Sangat Mudah 0,059 - Tidak Digunakan
8 33,33 Cukup 82,86 Mudah 0,347 Signifikan Digunakan
9 44,44 Baik 85,71 Sangat Mudah 0,419 Sangat Signifikan Digunakan
10 22,22 Cukup 88,57 Sangat Mudah 0,298 - Tidak Digunakan
11 22,22 Cukup 91,43 Sangat Mudah 0,334 Signifikan Tidak Digunakan
12 22,22 Cukup 88,57 Sangat Mudah 0,280 - Tidak Digunakan
13 44,44 Baik 68,57 Sedang 0,429 Sangat Signifikan Tidak Digunakan
14 44,44 Baik 77,14 Mudah 0,358 Signifikan Digunakan
15 33,33 Cukup 85,71 Sangat Mudah 0,307 Signifikan Digunakan
16 22,22 Cukup 91,43 Sangat Mudah 0,234 - Tidak Digunakan
17 55,56 Baik 48,57 Sedang 0,450 Sangat Signifikan Digunakan
18 22,22 Cukup 17,14 Sukar 0,351 Signifikan Digunakan
19 22,22 Cukup 91,43 Sangat Mudah 0,194 - Tidak Digunakan
20 11,11 Jelek 34,29 Sedang 0,298 - Tidak Digunakan
21 77,78 Baik Sekali 34,29 Sedang 0,593 Sangat Signifikan Digunakan
217

No. Daya Beda Tingkat Kesukaran Validitas Keputusan


Soal Indeks Kategori Indeks Kategori Indeks Kategori
22 66,67 Baik 51,43 Sedang 0,324 Signifikan Digunakan
23 33,33 Cukup 40,00 Sedang 0,398 Sangat Signifikan Digunakan
24 33,33 Cukup 45,71 Sedang 0,364 Signifikan Digunakan
25 22,22 Cukup 17,14 Sukar 0,247 - Tidak Digunakan
26 33,33 Cukup 91,43 Sangat Mudah 0,374 Signifikan Digunakan
27 11,11 Jelek 51,43 Sedang 0,111 - Tidak Digunakan
28 33,33 Cukup 91,43 Sangat Mudah 0,474 Sangat Signifikan Digunakan
29 0,00 Jelek 31,43 Sedang 0,102 - Tidak Digunakan
30 22,22 Cukup 57,14 Sedang 0,322 Signifikan Digunakan
31 0,00 Jelek 34,29 Sedang 0,216 - Tidak Digunakan
32 77,78 Baik Sekali 51,43 Sedang 0,604 Sangat Signifikan Digunakan
33 33,33 Cukup 54,29 Sedang 0,322 Signifikan Digunakan
34 33,33 Cukup 42,86 Sedang 0,380 Signifikan Digunakan
35 55,56 Baik 80,00 Mudah 0,527 Sangat Signifikan Digunakan
36 11,11 Jelek 68,57 Sedang 0,067 - Tidak Digunakan
37 66,67 Baik 65,71 Sedang 0,505 Sangat Signifikan Digunakan
38 44,44 Baik 77,14 Mudah 0,411 Sangat Signifikan Digunakan
39 22,22 Cukup 57,14 Sedang 0,243 - Tidak Digunakan
40 33,33 Cukup 88,57 Sangat Mudah 0,227 - Tidak Digunakan
218

Lampiran 14

Nama :
No. Absen :
Kelas :

Pilihlah satu jawaban dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf di depan alternatif jawaban
yang anda anggap benar, kemukakan alasannya, dan berilah tanda checklist () pada tingkat kepastian
jawaban anda!

1. Oksigen merupakan zat yang penting untuk proses oksidasi dalam sel. Masuknya  diterka saja
oksigen ke dalam sel dengan cara....
A. Osmosis  hampir diterka
B. Eksositosis  tidak yakin
C. Fagositosis  yakin
D. Pinositosis  hampir benar
E. Difusi  pasti benar
Alasan:

2. Peristiwa apakah yang terjadi ketika kulit tangan menjadi keriput karena terlalu
 diterka saja
lama berenang/ mandi....
A. Difusi  hampir diterka
B. Transpor aktif  tidak yakin
C. Osmosis  yakin
D. Pertukaran zat  hampir benar
E. Difusi terfasilitasi  pasti benar
Alasan:

3. Masuknya garam-garam mineral dan air dari tanah ke dalam sel-sel akar
 diterka saja
merupakan suatu proses....
A. Imbibisi  hampir diterka
B. Osmosis  tidak yakin
C. Difusi  yakin
D. Adsorspi  hampir benar
E. Plasmolisis  pasti benar
Alasan:

4. Perbedaan difusi dan osmosis adalah....


DIFUSI OSMOSIS
 diterka saja
A Disebut juga osmosis Disebut juga difusi air
 hampir diterka
B Air berpindah dari larutan Zat terlarut berpindah dari larutan
hipertonis ke hipotonis hipertonis ke hipotonis  tidak yakin
C Zat terlarut berpindah dari Perpindahan air dari larutan  yakin
larutan hipertonis ke larutan berkonsentrasi air tinggi ke  hampir benar
hipotonis larutan berkonsentrasi air rendah  pasti benar
D Pergerakan acak partikel- Pergerakan acak partikel-partikel
partikel dari konsentrasi dari konsentrasi tinggi ke
rendah ke konsentrasi tinggi konsentrasi rendah
E Butuh protein enzim Butuh ATP
219

Alasan:

5. Proses pergerakan acak partikel-partikel dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi


rendah disebut....  diterka saja
A. Osmosis  hampir diterka
B. Transpor pasif  tidak yakin
C. Transpor aktif  yakin
D. Difusi  hampir benar
E. Substrat  pasti benar
Alasan:

6. Osmosis disebut juga dengan difusi air karena....  diterka saja


A. Hanya air yang melewati selaput perrmeabel  hampir diterka
B. Hanya air yang berpindah melewati selaput semipermeabel  tidak yakin
C. Hanya air yang berpindah melewati selaput impermeabel  yakin
D. Hanya air yang dapat melarutkan gula  hampir benar
E. Air akan menghancurkan dinding sel  pasti benar
Alasan:

7. Jika sel tumbuhan dimasukkan ke dalam larutan hipotonis, akan terjadi....  diterka saja
A. Plasmolisis  hampir diterka
B. Eksositosis  tidak yakin
C. Krenasi  yakin
D. Lisis
 hampir benar
E. Tekanan turgor sel naik
 pasti benar
Alasan:

8. Perhatikan gambar dibawah ini!

 diterka saja
Keadaan dapat terjadi karena air berpindah dari larutan....  hampir diterka
A. Hipertonis ke hipotonis  tidak yakin
B. Hipotonis ke hipertonis  yakin
C. Hipertonis ke isotonis  hampir benar
D. Hipotonis ke isotonis  pasti benar
E. Isotonis ke hipertonis
Alasan:
220

9. Pada eksperimen osmosis sel tumbuhan, disiapkan tiga potongan kentang berbentuk
silinder dengan ukuran dan berat yang sama. Kentang A direndam dalam larutan gula
5%, kentang B dalam larutan gula 10%, dan kentang C dalam larutan gula 15%, lama
rendaman 30 menit. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Kentang Gula Berat yang hilang  diterka saja
A 5% 0,3gr  hampir diterka
B 10% 0,7gr  tidak yakin
C 15% 1,8gr  yakin
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hilangnya berat kentang disebabkan oleh....  hampir benar
A. Cairan sel hipertonis terhadap larutan gula  pasti benar
B. Cairan gula hipertonis terhadap larutan sel
C. Larutan gula hipertonis terhadap cairan sel
D. Larutan gula dan cairan sel isotonis
E. Larutan gula dan cairan sel osmosis
Alasan:

10. Perhatikan gambar berikut!

 diterka saja
 hampir diterka
 tidak yakin
 yakin
 hampir benar
Berdasarkan gambar diatas setelah diamati satu jam akan terjadi....  pasti benar
Volume A Volume B
A Tetap Tetap
B Tetap Berkurang
C Bertambah Berkurang
D Bertambah Bertambah
E Berkurang Bertambah
Alasan:

11. Peristiwa yang dapat terjadi jika air dalam kantung yang selektif permeabel dimasukkan  diterka saja
ke dalam bejana berisi larutan garam atau gula pekat adalah....  hampir diterka
A. Air akan berdifusi dari dalam kantung ke bejana
 tidak yakin
B. Air akan berdifusi dari bejana ke kantung
 yakin
C. Gula akan berdifusi ke dalam kantung
 hampir benar
D. Ada pertukaran air antara air dalam kantung dan bejana
 pasti benar
E. Air dalam kantung akan bertambah volumenya
Alasan:
221

 diterka saja
12. Sel yang mengalami pengerutan karena cairannya hilang disebut....
A. Difusi  hampir diterka
B. Osmosis  tidak yakin
C. Lisis  yakin
D. Krenasi  hampir benar
E. Turgor  pasti benar
Alasan:

13. Peristiwa terlepasnya membran plasma dari dinding sel disebut...  diterka saja
A. Difusi  hampir diterka
B. Krenasi  tidak yakin
C. Plasmolisis  yakin
D. Lisis  hampir benar
E. Osmosis  pasti benar
Alasan:

14. Berikut ini gambar hasil percobaan sel akar tumbuhan dalam tiga larutan pupuk urea
yang berbeda.

 diterka saja
 hampir diterka
 tidak yakin
 yakin
 hampir benar
Pertanyaan yang tepat berdasarkan hasil percobaan adalah.....................  pasti benar
A. Gambar 1: turgid karena larutan urea isotonis.
B. Gambar 2: normal karena larutan urea hipotonis.
C. Gambar 3: difusi zat urea dari dalam sel keluar sel.
D. Gambar 3: terjadi plasmolisis karena larutan urea hipertonis.
E. Gambar 2: terjadi krenasi karena perpindahan air dari luar ke dalam sel.
Alasan:

15. Pada pengamatan sel tumbuhan, sel umbi bawang merah diberi pewarnaan lugol.  diterka saja
Akibatnya, membran sel terlepas dari dinding sel. Gejala tersebut dapat terjadi karena....  hampir diterka
A. Lugol bersifat hipotonis terhadap sitoplasma  tidak yakin
B. Lugol bersifat isotonis terhadap sitoplasma
 yakin
C. Lugol bersifat hipertonis terhadap sitoplasma
 hampir benar
D. Kerusakan pada saat penyayatan
 pasti benar
E. Dinding sel memang terpisah dari membran sel
Alasan:
222

16. Apabila sepotong kentang dimasukkan ke dalam larutan garam 10%, kemungkinan yang
akan terjadi adalah....  diterka saja
A. Beratnya akan bertambah karena kentang menyerap air  hampir diterka
B. Beratnya akan bertambah karena kentang menyerap garam  tidak yakin
C. Beratnya akan berkurang karena air akan keluar dari sel kentang  yakin
D. Beratnya akan berkurang karena sel-sel kentang akan mengalami lisis  hampir benar
E. Beratnya akan tetap karena cairan sel isotonis dengan larutan garam  pasti benar
Alasan:

17. Tanaman yang diberi pupuk urea sangat pekat akan menjadi....  diterka saja
A. Subur kaarena kebutuhan mineralnya terpenuhi  hampir diterka
B. Layu karena kekurangan air terlalu banyak  tidak yakin
C. Segar karena memperoleh cadangan makanan  yakin
D. Tumbuh besar karena kelebihan air  hampir benar
E. Mati karena keracunan  pasti benar
Alasan:

18. Keluarnya air dari sel akan menyebabkan sel mengkerut. Pada sel hewan peristiwa  diterka saja
mengkerutnya sel ini disebut....  hampir diterka
A. Plasmolisis  tidak yakin
B. Hemolisis  yakin
C. Krenasi
 hampir benar
D. Hipotonik
 pasti benar
E. Endositosis
Alasan:

19. Membesarnya ukuran sel tumbuhan sehingga mendorong dinding selnya disebut....  diterka saja
A. Krenasi  hampir diterka
B. Osmosis  tidak yakin
C. Turgid  yakin
D. Hemolisis
 hampir benar
E. Plasmolisis
 pasti benar
Alasan:

20. Larutan yang dapat mempertahankan bentuk dan volume sel adalah....  diterka saja
A. Hipertonis  hampir diterka
B. Hipotonis  tidak yakin
C. Isononis  yakin
D. Terlarut
 hampir benar
E. Pelarut
 pasti benar
Alasan:
223

KETERANGAN:

TABEL KRITERIA CRI

Nilai CRI Kriteria


0 (Diterka Saja) Jika menjawab soal dengan 100% menebak
1 (Hampir Diterka) Jika dalam menjawab soal persentase unsur tebakan antara 75%-99%
2 (Tidak Yakin) Jika dalam menjawab soal persentase unsur tebakan antara 50%-74%
3 (Yakin) Jika dalam menjawab soal persentase unsur tebakan antara 24%-49%
4 (Hampir Benar) Jika dalam menjawab soal persentase unsur tebakan antara 1%-24%
5 (Pasti Benar) Jika dalam menjawab soal tidak ada unsur tebakan sama sekali (0%)
234

Lampiran 19

Hasil Pretest Siswa Kelas Eksperimen Menggunakan CRI

No Jawaban Nomor Soal ∑ Skor benar ∑ Skor salah


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor %
Nilai CRI 4 3 0 2 3 1 2 0 5 0 2 2 2 1 3 0 2 1 1 4
1 3 15 17 85
Skor soal 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
Nilai CRI 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
2 7 35 13 65
Skor soal 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1
Nilai CRI 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 8 40 12 60
Skor soal 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0
Nilai CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 9 45 11 55
Skor soal 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1
Nilai CRI 2 0 2 1 2 0 0 1 1 0 1 2 1 0 0 2 2 0 1 1
5 5 25 15 75
Skor soal 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1
Nilai CRI 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1
6 7 35 13 65
Skor soal 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1
Nilai CRI 0 0 0 1 2 0 0 0 2 2 1 0 0 3 1 1 1 0 0 0
7 6 30 14 70
Skor soal 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1
Nilai CRI 2 2 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 8 40 12 60
Skor soal 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
Nilai CRI 0 3 2 0 3 2 0 1 0 2 0 3 1 1 2 2 3 0 0 2
9 5 25 15 75
Skor soal 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
235

No Jawaban Nomor Soal ∑ Skor benar ∑ Skor salah


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor %
Nilai CRI 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 5 25 15 75
Skor soal 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1
Nilai CRI 2 2 2 5 3 3 0 2 1 4 1 3 3 2 0 3 2 3 0 0
11 5 25 15 75
Skor soal 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
Nilai CRI 2 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
12 5 25 15 75
Skor soal 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
Nilai CRI 1 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0 3 5 0 0 0 1 1 0 0
13 11 55 9 45
Skor soal 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1
Nilai CRI 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 5 25 15 75
Skor soal 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1
Nilai CRI 3 0 5 5 5 5 3 3 5 3 2 3 5 2 3 4 4 2 2 2
15 6 30 14 70
Skor soal 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0
Nilai CRI 2 0 3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0
16 6 30 14 70
Skor soal 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0
Nilai CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
17 5 25 15 75
Skor soal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0
Nilai CRI 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5
18 15 75 5 25
Skor soal 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0
Nilai CRI 0 3 3 3 0 0 2 3 0 0 0 2 1 0 3 1 5 0 0 0
19 9 45 11 55
Skor soal 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1
Nilai CRI 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 0 0 0
20 6 30 14 70
Skor soal 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0
236

No Jawaban Nomor Soal ∑ Skor benar ∑ Skor salah


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor %
Nilai CRI 5 4 1 4 4 2 4 3 3 2 2 4 3 3 4 3 5 4 2 2
21 7 35 13 65
Skor soal 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1
Nilai CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 5 25 15 75
Skor soal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0
Nilai CRI 3 3 3 3 0 5 2 0 3 2 3 3 3 0 0 3 3 3 0 5
23 5 25 15 75
Skor soal 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0
Nilai CRI 4 1 3 2 1 0 0 0 0 1 0 2 1 0 1 3 3 1 3 0
24 9 45 11 55
Skor soal 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1
Nilai CRI 4 0 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 9 45 11 55
Skor soal 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
Nilai CRI 2 2 0 2 2 2 0 1 1 2 2 2 0 2 1 3 3 2 2 2
26 7 35 13 65
Skor soal 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1
Nilai CRI 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3 4 4 0 3
27 4 20 16 80
Skor soal 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
Nilai CRI 4 0 5 2 3 2 1 3 0 0 2 4 0 2 3 2 2 2 5 3
28 9 45 11 55
Skor soal 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1
Nilai CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 6 30 14 70
Skor soal 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
Nilai CRI 2 1 0 0 1 2 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
30 6 30 14 70
Skor soal 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1
Nilai CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5
31 7 35 13 65
Skor soal 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0
237

No Jawaban Nomor Soal ∑ Skor benar ∑ Skor salah


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor %
Nilai CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 5 2 0 0
32 2 10 18 90
Skor soal 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
Nilai CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 5 25 15 75
Skor soal 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0
Nilai CRI 0 0 1 1 2 0 0 1 0 0 1 0 2 0 0 2 2 0 0 0
34 10 50 10 50
Skor soal 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0
Nilai CRI 3 5 5 2 5 4 2 2 3 5 2 2 3 0 0 5 5 3 2 1
35 7 35 13 65
Skor soal 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1
SKOR JAWABAN
BENAR 18 12 0 19 3 11 8 12 16 8 14 14 18 11 19 5 7 4 19 16 234
SKOR JAWABAN
SALAH 17 23 35 16 32 24 27 23 19 27 21 21 17 24 16 30 28 31 16 19 466
RATA-RATA 13 33,43 13,31 66,571
238

Lampiran 20

Hasil Pretest Siswa Kelas Kontrol Menggunakan CRI

No Jawaban Nomor Soal ∑ Skor benar ∑ Skor salah


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor %
Nilai CRI 2 2 3 0 4 0 4 3 3 3 3 0 0 0 3 3 3 0 0 3
1 5 25 15 75
Skor soal 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0
Nilai CRI 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 3 1 1 0
2 6 30 14 70
Skor soal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1
Nilai CRI 1 0 1 1 1 1 0 1 2 2 2 2 0 1 1 3 0 1 0 2
3 10 50 10 50
Skor soal 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1
Nilai CRI 3 3 3 2 2 3 3 3 5 3 3 3 5 5 2 3 5 3 2 3
4 8 40 12 60
Skor soal 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0
Nilai CRI 2 3 2 3 4 3 1 0 3 2 3 2 4 2 3 1 2 2 2 3
5 10 50 10 50
Skor soal 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1
Nilai CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0
6 6 30 14 70
Skor soal 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1
Nilai CRI 4 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 4 0 0 1
7 6 30 14 70
Skor soal 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1
Nilai CRI 0 0 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 5 25 15 75
Skor soal 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
Nilai CRI 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 0 2 2 0 2 3 3 1 2 3
9 9 45 11 55
Skor soal 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1
239

No Jawaban Nomor Soal ∑ Skor benar ∑ Skor salah


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor %
Nilai CRI 1 0 3 2 1 2 1 1 1 0 1 1 0 0 0 2 3 0 0 0
10 7 35 13 65
Skor soal 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1
Nilai CRI 0 0 0 1 2 2 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2
11 13 65 7 35
Skor soal 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1
Nilai CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 9 45 11 55
Skor soal 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1
Nilai CRI 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 2
13 5 25 15 75
Skor soal 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
Nilai CRI 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 6 30 14 70
Skor soal 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0
Nilai CRI 2 1 2 1 2 0 0 1 2 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
15 4 20 16 80
Skor soal 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
Nilai CRI 4 0 2 3 3 5 0 3 3 2 0 0 1 0 2 0 3 1 0 3
16 12 60 8 40
Skor soal 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1
Nilai CRI 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0 1 2 4 0 0 0
17 3 15 17 85
Skor soal 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
Nilai CRI 0 0 3 0 0 0 2 1 2 0 1 3 2 3 3 3 2 2 0 3
18 6 30 14 70
Skor soal 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1
Nilai CRI 1 2 0 0 0 1 0 1 0 2 2 3 1 0 0 3 4 2 0 2
19 2 10 18 90
Skor soal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Nilai CRI 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0
20 8 40 12 60
Skor soal 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0
240

No Jawaban Nomor Soal ∑ Skor benar ∑ Skor salah


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor %
Nilai CRI 2 1 3 3 2 2 2 2 2 1 0 3 3 4 3 4 2 2 5 2
21 9 45 11 55
Skor soal 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
Nilai CRI 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3
22 11 55 9 45
Skor soal 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1
Nilai CRI 1 2 2 0 2 2 1 0 2 2 0 1 3 1 1 1 3 1 0 0
23 7 35 13 65
Skor soal 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0
Nilai CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 9 45 11 55
Skor soal 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1
Nilai CRI 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 1 0 2 0
25 7 35 13 65
Skor soal 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1
Nilai CRI 2 0 0 2 2 2 0 1 0 0 0 0 2 0 1 2 2 2 1 0
26 8 40 12 60
Skor soal 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0
Nilai CRI 2 2 2 1 1 0 2 1 0 0 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1
27 8 40 12 60
Skor soal 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1
Nilai CRI 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 3 0 0 0
28 13 65 7 35
Skor soal 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1
Nilai CRI 3 1 2 2 1 0 0 0 2 2 2 1 3 0 1 2 1 0 1 1
29 8 40 12 60
Skor soal 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0
Nilai CRI 0 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 1 1 2 1 0 1
30 5 25 15 75
Skor soal 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1
Nilai CRI 2 5 3 4 2 3 0 1 3 3 4 5 5 5 4 4 5 1 0 0
31 10 50 10 50
Skor soal 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1
241

No Jawaban Nomor Soal ∑ Skor benar ∑ Skor salah


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor %
Nilai CRI 2 1 0 5 3 3 1 2 3 5 2 3 3 1 2 3 4 2 1 0
32 5 25 15 75
Skor soal 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
Nilai CRI 0 1 2 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 2 0 0 0
33 7 35 13 65
Skor soal 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0
Nilai CRI 2 1 2 1 1 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1
34 6 30 14 70
Skor soal 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
SKOR JAWABAN
BENAR 13 13 8 13 10 17 6 9 9 15 17 9 18 10 19 9 8 8 22 20 253
SKOR JAWABAN
SALAH 21 21 26 21 24 17 28 25 25 19 17 25 16 24 15 25 26 26 12 14 427
RATA-RATA 7,44 37,21 12,56 62,79
242

Lampiran 21

Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen Menggunakan CRI

No Jawaban Nomor Soal ∑ Skor benar ∑ skor salah


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor %
Nilai CRI 5 3 5 2 5 2 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 5 25 15 75
Skor soal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1
Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2 14 70 6 30
Skor soal 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1
Nilai CRI 3 3 3 5 5 3 5 3 4 2 2 5 5 5 4 4 1 5 4 4
3 17 85 3 15
Skor soal 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
Nilai CRI 4 3 2 4 3 2 4 5 3 0 0 5 4 3 5 4 2 4 5 3
4 11 55 9 45
Skor soal 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
Nilai CRI 3 2 2 3 5 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2
5 12 60 8 40
Skor soal 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1
Nilai CRI 3 1 1 2 5 4 3 3 2 2 3 5 1 3 1 3 1 4 4 4
6 10 50 10 50
Skor soal 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1
Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
7 18 90 2 10
Skor soal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 2 4 4 2 3 5 5 4 3 4 1 5 5 5
8 18 90 2 10
Skor soal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
Nilai CRI 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 4 4 5 5
9 17 85 3 15
Skor soal 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
243

No Jawaban Nomor Soal ∑ Skor benar ∑ skor salah


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor %
Nilai CRI 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2
10 17 85 3 15
Skor soal 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Nilai CRI 2 2 2 5 3 4 4 4 3 2 4 4 5 2 2 5 2 5 3 3
11 14 70 6 30
Skor soal 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1
Nilai CRI 3 2 2 5 4 4 2 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5
12 18 90 2 10
Skor soal 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Nilai CRI 4 4 4 4 5 1 1 1 4 4 1 5 5 4 0 3 3 4 3 3
13 13 65 7 35
Skor soal 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1
Nilai CRI 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 2 2 4 4 4
14 17 85 3 15
Skor soal 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
15 14 70 6 30
Skor soal 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1
Nilai CRI 5 4 4 5 4 4 5 4 3 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5
16 18 90 2 10
Skor soal 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Nilai CRI 3 2 2 4 2 3 0 1 0 1 2 3 1 0 0 0 1 3 0 0
17 8 40 12 60
Skor soal 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1
Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
18 19 95 1 5
Skor soal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Nilai CRI 5 4 3 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5
19 17 85 3 15
Skor soal 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Nilai CRI 4 3 3 4 3 4 4 3 3 2 1 4 5 3 4 3 5 4 2 4
20 15 75 5 25
Skor soal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0
244

No Jawaban Nomor Soal ∑ Skor benar ∑ skor salah


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor %
Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 3 5 5 3 2 4 5 5 5 5
21 15 75 5 25
Skor soal 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
Nilai CRI 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 3 3 4 4 5 3 3 5 4
22 17 85 3 15
Skor soal 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
Nilai CRI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
23 15 75 5 25
Skor soal 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1
Nilai CRI 3 3 2 3 3 3 4 4 4 2 2 3 4 4 3 3 5 4 3 5
24 11 55 9 45
Skor soal 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1
Nilai CRI 5 4 4 4 5 2 4 3 0 2 0 5 0 5 0 3 0 5 5 0
25 9 45 11 55
Skor soal 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0
Nilai CRI 2 5 3 2 4 3 2 2 2 2 3 3 2 1 2 3 2 3 2 2
26 9 45 11 55
Skor soal 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0
Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
27 19 95 1 5
Skor soal 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Nilai CRI 4 4 5 4 3 2 2 2 2 2 1 0 2 3 1 0 5 3 5 5
28 13 65 7 35
Skor soal 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1
Nilai CRI 4 5 5 4 3 5 4 4 3 2 2 4 4 3 3 3 2 4 4 5
29 12 60 8 40
Skor soal 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1
Nilai CRI 4 5 2 5 3 4 1 5 5 5 2 5 4 4 3 5 4 5 2 4
30 12 60 8 40
Skor soal 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1
Nilai CRI 1 5 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3
31 14 70 6 30
Skor soal 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
245

No Jawaban Nomor Soal ∑ Skor benar ∑ skor salah


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor %
Nilai CRI 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 3 5 4 5
32 15 75 5 25
Skor soal 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
Nilai CRI 2 2 2 2 2 1 2 2 2 0 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2
33 9 45 11 55
Skor soal 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1
Nilai CRI 1 1 1 5 5 5 2 5 5 5 5 1 1 0 2 5 5 1 5 5
34 17 85 3 15
Skor soal 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
Nilai CRI 3 5 0 3 3 3 1 5 3 0 5 2 0 3 0 0 0 0 0 3
35 7 35 13 65
Skor soal 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1
SKOR JAWABAN
BENAR 29 29 16 29 26 25 15 25 21 17 18 29 29 23 25 20 23 25 30 32 486
SKOR JAWABAN
SALAH 6 6 19 6 9 10 20 10 14 18 17 6 6 12 10 15 12 10 5 3 214
RATA-RATA 13,89 69,43 6,11 30,57
246

Lampiran 22

Hasil Posttest Siswa Kelas Kontrol Menggunakan CRI

No Jawaban Nomor Soal ∑ skor benar ∑ skor salah


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor %
Nilai CRI 5 3 4 0 2 5 3 2 3 5 2 5 5 3 3 4 5 3 0 3
1 15 75 5 25
Skor soal 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
Nilai CRI 3 4 3 3 5 3 5 5 3 4 4 5 3 3 3 3 3 5 5 5
2 12 60 8 40
Skor soal 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1
Nilai CRI 5 5 5 3 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 3 3 5 5 5 5
3 14 70 6 30
Skor soal 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1
Nilai CRI 3 5 2 4 5 5 4 5 5 4 0 5 5 1 4 2 3 5 4 5
4 15 75 5 25
Skor soal 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1
Nilai CRI 5 5 5 3 5 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 14 70 6 30
Skor soal 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
Nilai CRI 3 4 0 0 5 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 4 1 1 3 3
6 15 75 5 25
Skor soal 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
Nilai CRI 2 4 3 4 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5
7 15 75 5 25
Skor soal 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
Nilai CRI 3 4 3 2 3 4 2 4 3 3 2 4 4 1 2 3 4 3 3 3
8 10 50 10 50
Skor soal 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1
Nilai CRI 1 3 3 3 4 2 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 5 4
9 17 85 3 15
Skor soal 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
247

No Jawaban Nomor Soal ∑ skor benar ∑ skor salah


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor %
Nilai CRI 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 2 2 0 0 0 2 0 0 3 3
10 9 45 11 55
Skor soal 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0
Nilai CRI 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
11 11 55 9 45
Skor soal 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
Nilai CRI 0 2 2 4 3 2 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 1 3 1 5
12 10 50 10 50
Skor soal 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1
Nilai CRI 4 2 2 4 4 4 2 2 3 3 3 3 2 3 0 3 4 0 2 0
13 12 60 8 40
Skor soal 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
Nilai CRI 5 5 2 5 5 5 4 3 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
14 20 100 0 0
Skor soal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Nilai CRI 5 5 5 5 2 2 1 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
15 18 90 2 10
Skor soal 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Nilai CRI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5
16 8 40 12 60
Skor soal 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
Nilai CRI 3 5 1 2 3 3 1 1 4 4 2 2 1 3 0 3 3 2 2 3
17 6 30 14 70
Skor soal 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1
Nilai CRI 3 2 3 1 3 4 0 2 3 2 2 0 3 3 4 4 3 0 0 4
18 13 65 7 35
Skor soal 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1
Nilai CRI 3 5 3 2 5 0 5 5 5 0 2 5 5 5 5 3 5 3 3 5
19 10 50 10 50
Skor soal 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1
Nilai CRI 0 3 3 4 5 5 0 5 5 5 5 4 2 3 2 5 5 0 0 0
20 10 50 10 50
Skor soal 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1
248

No Jawaban Nomor Soal ∑ skor benar ∑ skor salah


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor %
Nilai CRI 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 3 5 3 3 5 5 5
21 16 80 4 20
Skor soal 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
Nilai CRI 3 3 3 3 3 3 5 4 3 5 3 5 5 4 4 3 3 5 5 5
22 10 50 10 50
Skor soal 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1
Nilai CRI 0 3 2 2 1 1 0 0 0 0 0 3 0 0 0 1 0 0 3 0
23 11 55 9 45
Skor soal 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1
Nilai CRI 0 0 0 4 2 2 0 1 2 0 2 5 5 3 0 1 0 2 3 1
24 13 65 7 35
Skor soal 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
Nilai CRI 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5
25 15 75 5 25
Skor soal 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
Nilai CRI 5 5 2 4 5 0 4 5 2 0 0 3 5 5 2 4 4 3 4 5
26 11 55 9 45
Skor soal 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
Nilai CRI 2 5 2 3 5 5 3 2 5 5 2 5 4 5 4 2 2 5 5 5
27 16 80 4 20
Skor soal 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
Nilai CRI 2 3 3 4 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 4
28 9 45 11 55
Skor soal 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1
Nilai CRI 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
29 20 100 0 0
Skor soal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Nilai CRI 2 3 5 5 5 5 5 4 3 4 3 5 5 4 4 4 5 2 5 5
30 11 55 9 45
Skor soal 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1
Nilai CRI 5 5 4 3 5 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5
31 17 85 3 15
Skor soal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
249

No Jawaban Nomor Soal ∑ skor benar ∑ skor salah


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor %
Nilai CRI 0 5 5 5 5 5 5 5 4 2 2 5 4 5 2 4 4 5 5 5
32 16 80 4 20
Skor soal 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
Nilai CRI 2 3 3 2 3 3 2 1 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3
33 15 75 5 25
Skor soal 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
Nilai CRI 3 5 3 4 4 5 4 5 3 2 2 5 3 5 3 3 3 5 5 5
34 14 70 6 30
Skor soal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1
SKOR JAWABAN
BENAR 18 25 26 23 20 26 15 19 24 16 17 24 25 21 21 15 22 29 29 33 448
SKOR JAWABAN
SALAH 16 9 8 11 14 8 19 15 10 18 17 10 9 13 13 19 12 5 5 1 232
RATA-RATA 13,18 65,88 6,82 34,12
250

Lampiran 23

Persentase Derajat Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen Kategori Paham, Tidak Paham dan Miskonsepsi Pada Pretest

Nomor Soal ∑P ∑TP ∑M


No
Jawaban Siswa Skor Skor Skor
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 % % %
CRI CRI CRI
Nilai CRI 4 3 0 2 3 1 2 0 5 0 2 2 2 1 3 0 2 1 1 4
1 1 5 14 70 5 25
Identifikasi M M TP TP M TP TP TP M TP TP TP TP TP P TP TP TP TP M

Nilai CRI 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
2 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

Nilai CRI 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

Nilai CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

Nilai CRI 2 0 2 1 2 0 0 1 1 0 1 2 1 0 0 2 2 0 1 1
5 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

Nilai CRI 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1
6 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

Nilai CRI 0 0 0 1 2 0 0 0 2 2 1 0 0 3 1 1 1 0 0 0
7 0 0 19 95 1 5
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP M TP TP TP TP TP TP

Nilai CRI 2 2 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 19 95 1 5
Identifikasi TP TP TP M TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

Nilai CRI 0 3 2 0 3 2 0 1 0 2 0 3 1 1 2 2 3 0 0 2
9 0 0 16 80 4 20
Identifikasi TP M TP TP M TP TP TP TP TP TP M TP TP TP TP M TP TP TP
251

Nomor Soal ∑P ∑TP ∑M


No
Jawaban Siswa Skor Skor Skor
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 % % %
CRI CRI CRI
Nilai CRI 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

Nilai CRI 2 2 2 5 3 3 0 2 1 4 1 3 3 2 0 3 2 3 0 0
11 2 10 12 60 6 30
Identifikasi TP TP TP P M M TP TP TP M TP P M TP TP M TP M TP TP

Nilai CRI 2 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
12 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

Nilai CRI 1 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0 3 5 0 0 0 1 1 0 0
13 3 15 16 80 1 5
Identifikasi TP TP TP TP TP P M TP TP TP TP P P TP TP TP TP TP TP TP

Nilai CRI 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

Nilai CRI 3 0 5 5 5 5 3 3 5 3 2 3 5 2 3 4 4 2 2 2
15 5 25 6 30 9 45
Identifikasi P TP M M M P M M M M TP P P TP P M M TP TP TP

Nilai CRI 2 0 3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0
16 0 0 19 95 1 5
Identifikasi TP TP M TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

Nilai CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
17 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

Nilai CRI 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5
18 15 75 0 0 5 25
Identifikasi P P M P P P P P P M P P P M M P P P P M

Nilai CRI 0 3 3 3 0 0 2 3 0 0 0 2 1 0 3 1 5 0 0 0
19 2 10 14 70 4 20
Identifikasi TP M M P TP TP TP M TP TP TP TP TP TP P TP M TP TP TP

Nilai CRI 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 0 0 0
20 0 0 19 95 1 5
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP M TP TP TP
252

Nomor Soal ∑P ∑TP ∑M


No
Jawaban Siswa Skor Skor Skor
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 % % %
CRI CRI CRI
Nilai CRI 5 4 1 4 4 2 4 3 3 2 2 4 3 3 4 3 5 4 2 2
21 4 20 6 30 10 50
Identifikasi M M TP M P TP M P P TP TP M P M M M M M TP TP

Nilai CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

Nilai CRI 3 3 3 3 0 5 2 0 3 2 3 3 3 0 0 3 3 3 0 5
23 3 15 7 35 10 50
Identifikasi M M M P TP M TP TP M TP M P P TP TP M M M TP M

Nilai CRI 4 1 3 2 1 0 0 0 0 1 0 2 1 0 1 3 3 1 3 0
24 1 5 15 75 4 20
Identifikasi P TP M TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP M M TP M TP

Nilai CRI 4 0 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 2 10 17 85 1 5
Identifikasi P TP M P TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

Nilai CRI 2 2 0 2 2 2 0 1 1 2 2 2 0 2 1 3 3 2 2 2
26 1 5 18 90 1 5
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP M P TP TP TP

Nilai CRI 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3 4 4 0 3
27 1 5 16 80 3 15
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP M M M TP P

Nilai CRI 4 0 5 2 3 2 1 3 0 0 2 4 0 2 3 2 2 2 5 3
28 3 15 12 60 5 25
Identifikasi P TP M TP M TP TP M TP TP TP M TP TP P TP TP TP M P

Nilai CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

Nilai CRI 2 1 0 0 1 2 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
30 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

Nilai CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5
31 3 15 12 60 5 25
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP P M P P M M M M
253

Nomor Soal ∑P ∑TP ∑M


No
Jawaban Siswa Skor Skor Skor
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 % % %
CRI CRI CRI
Nilai CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 5 2 0 0
32 0 0 19 95 1 5
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP M TP TP TP

Nilai CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

Nilai CRI 0 0 1 1 2 0 0 1 0 0 1 0 2 0 0 2 2 0 0 0
34 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP

Nilai CRI 3 5 5 2 5 4 2 2 3 5 2 2 3 0 0 5 5 3 2 1
35 1 5 9 45 10 50
Identifikasi M M M TP M M TP TP M M TP TP M TP TP M M P TP TP
∑P 5 1 0 5 2 3 1 2 2 0 1 5 6 0 5 2 2 2 1 2 47
% ∑P 14,3 2,86 0 14,3 5,71 8,57 2,86 5,71 5,71 0 2,86 14,3 17,1 0 14,3 5,71 5,71 5,71 2,86 5,71
∑TP 26 28 26 27 27 29 31 30 29 31 33 27 27 31 28 25 22 28 31 29 565
% ∑TP 74,3 80 74,3 77,1 77,1 82,9 88,6 85,7 82,9 88,6 94,3 77,1 77,1 88,6 80 71,4 62,9 80 88,6 82,9
∑M 4 6 9 3 6 3 3 3 4 4 1 3 2 4 2 8 11 5 3 4 88
% ∑M 11,4 17,1 25,7 8,57 17,1 8,57 8,57 8,57 11,4 11,4 2,86 8,57 5,71 11,4 5,71 22,9 31,4 14,3 8,57 11,4

RATA-RATA 1,34 6,71 16,14 80,71 2,51 12,57


254

Lampiran 24
Persentase Derajat Pemahaman Siswa Kelas Kontrol Kategori Paham, Tidak Paham dan Miskonsepsi Pada Pretest

No Jawaban Nomor Soal ∑P ∑TP ∑M


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor % Skor %
Nilai CRI 2 2 3 0 4 0 4 3 3 3 3 0 0 0 3 3 3 0 0 3
1 2 10 12 60 6 30
Identifikasi TP TP M TP M TP M M M P P TP TP TP TP TP TP TP TP M
Nilai CRI 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 3 1 1 0
2 0 0 19 95 1 5
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP M TP TP TP
Nilai CRI 1 0 1 1 1 1 0 1 2 2 2 2 0 1 1 3 0 1 0 2
3 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
Nilai CRI 2 3 2 3 4 3 1 0 3 2 3 2 4 2 3 1 2 2 2 3
4 6 30 11 55 3 15
Identifikasi TP P TP P P P TP TP M TP M TP P TP M TP TP TP TP P
Nilai CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0
5 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
Nilai CRI 0 0 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
Nilai CRI 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 0 2 2 0 2 3 3 1 2 3
7 1 5 16 80 3 15
Identifikasi TP TP M TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP M M TP TP P
Nilai CRI 1 0 3 2 1 2 1 1 1 0 1 1 0 0 0 2 3 0 0 0
8 0 0 18 90 2 10
Identifikasi TP TP M TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP M TP TP TP
Nilai CRI 0 0 0 1 2 2 3 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2
9 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
255

No Jawaban Nomor Soal ∑P ∑TP ∑M


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor % Skor %
Nilai CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
Nilai CRI 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 2
11 0 0 18 90 2 10
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP M M TP TP TP
Nilai CRI 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
Nilai CRI 2 1 2 1 2 0 0 1 2 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
13 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
Nilai CRI 4 0 2 3 3 5 0 3 3 2 0 0 1 0 2 0 3 1 0 3
14 6 30 12 60 2 10
Identifikasi P TP TP P P P TP M P TP TP TP TP TP TP TP M TP TP P
Nilai CRI 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0 1 2 4 0 0 0
15 0 0 19 95 1 5
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP M TP TP TP
Nilai CRI 0 0 3 0 0 0 2 1 2 0 1 3 2 3 3 3 2 2 0 3
16 1 5 14 70 5 25
Identifikasi TP TP M TP TP TP TP TP TP TP TP M TP M M M TP TP TP P
Nilai CRI 1 2 0 0 0 1 0 1 0 2 2 3 1 0 0 3 4 2 0 2
17 0 0 17 85 3 15
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP M TP TP TP M M TP TP TP
Nilai CRI 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0
18 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
Nilai CRI 2 1 3 3 2 2 2 2 2 1 0 3 3 4 3 4 2 2 5 2
19 4 20 12 60 4 20
Identifikasi TP TP M P TP TP TP TP TP TP TP M M M P P TP TP P TP
Nilai CRI 4 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 4 0 0 1
20 2 10 18 90 0 0
Identifikasi P TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP P TP TP TP
256

No Jawaban Nomor Soal ∑P ∑TP ∑M


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor % Skor %
Nilai CRI 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3
21 6 30 10 50 4 20
Identifikasi M TP M P P TP TP P M TP TP TP P TP TP P P M TP TP
Nilai CRI 1 2 2 0 2 2 1 0 2 2 0 1 3 1 1 1 3 1 0 0
22 1 5 18 90 1 5
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP P TP TP TP M TP TP TP
Nilai CRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
Nilai CRI 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 1 0 2 0
24 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
Nilai CRI 3 3 3 2 2 3 3 3 5 3 3 3 5 5 2 3 5 3 2 3
25 6 30 4 20 10 50
Identifikasi M M P TP TP M M M P P P P P M TP M M M TP M
Nilai CRI 2 0 0 2 2 2 0 1 0 0 0 0 2 0 1 2 2 2 1 0
26 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
Nilai CRI 2 2 2 1 1 0 2 1 0 0 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1
27 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
Nilai CRI 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 3 0 0 0
28 0 0 19 95 1 5
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP M TP TP TP
Nilai CRI 3 1 2 2 1 0 0 0 2 2 2 1 3 0 1 2 1 0 1 1
29 2 10 18 90 0 0
Identifikasi P TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP P TP TP TP TP TP TP TP
Nilai CRI 0 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 1 1 2 1 0 1
30 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
Nilai CRI 2 5 3 4 2 3 0 1 3 3 4 5 5 5 4 4 5 1 0 0
31 6 30 7 35 7 35
Identifikasi TP P M M TP P TP TP P M P M P M P M M TP TP TP
257

No Jawaban Nomor Soal ∑P ∑TP ∑M


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor % Skor %
Nilai CRI 2 1 0 5 3 3 1 2 3 5 2 3 3 1 2 3 4 2 1 0
32 2 10 11 55 7 35
Identifikasi TP TP TP M M M TP TP M P TP M P TP TP M M TP TP TP
Nilai CRI 0 1 2 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 2 0 0 0
33 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
Nilai CRI 2 1 2 1 1 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1
34 0 0 20 100 0 0
Identifikasi TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
∑P 3 2 1 4 3 3 0 1 3 3 3 1 7 0 2 2 2 0 1 4 45
%∑P 8,82 5,88 2,94 11,8 8,82 8,82 0 2,94 8,82 8,82 8,82 2,94 20,6 0 5,88 5,88 5,88 0 2,94 11,8
∑TP 29 31 26 28 29 29 32 30 27 30 30 27 26 30 30 25 20 32 33 28 573
%∑TP 85,3 91,2 76,5 82,4 85,3 85,3 94,1 88,2 79,4 88,2 88,2 79,4 76,5 88,2 88,2 73,5 58,8 94,1 97,1 82,4
∑M 2 1 7 2 2 2 2 3 4 1 1 5 1 4 2 7 2 2 0 2 62
%∑M 5,88 2,94 20,6 5,88 5,88 5,88 5,88 8,82 11,8 2,94 2,94 14,7 2,94 11,8 5,88 20,6 5,88 5,88 0 5,88

RATA-RATA 1,32 6,62 16,85 84,26 1,82 9,12


258

Lampiran 25

Persentase Derajat Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen Kategori Paham, Tidak Paham dan Miskonsepsi Pada Posttest

No Jawaban Nomor Soal ∑P ∑TP ∑M


Siswa Siswa Skor % Skor % Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 %
Nilai CRI 5 3 5 2 5 2 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 5 25 3 15 12 60
Skor soal M M M TP M TP M M M M TP M P M M P P M P P
Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2 14 70 0 0 6 30
Skor soal P P M P P P M P P M M P P P P M P M P P
Nilai CRI 3 3 2 5 5 3 5 3 4 2 2 5 5 5 4 4 1 5 4 4
3 16 80 3 15 1 5
Skor soal P P M P P P P P P TP TP P P P P P TP P P P
Nilai CRI 4 3 2 4 3 2 4 5 3 0 0 5 4 3 5 4 2 4 5 3
4 9 45 5 25 6 30
Skor soal M M TP M M TP M P P TP TP P P P P P TP M P P
Nilai CRI 3 2 2 3 5 2 2 3 2 1 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2
5 4 20 14 70 1 5
Skor soal P TP TP P P TP TP P TP TP TP M TP TP TP TP TP TP TP TP
Nilai CRI 3 1 2 2 5 4 3 3 2 2 3 5 1 3 1 3 1 4 4 4
6 8 40 8 40 4 20
Skor soal P TP TP TP P P M P TP TP M P TP M TP M TP P P P
Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
7 18 90 0 0 2 10
Skor soal P P P P P P P P P P M P P M P P P P P P
Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 2 4 4 2 3 5 5 4 3 4 1 5 5 5
8 15 75 3 15 2 10
Skor soal P P P P P P TP P P TP M P P P P M TP P P P
Nilai CRI 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 4 4 5 5
9 17 85 0 0 3 15
Skor soal P P M P P P M P M P P P P P P P P P P P
259

No Jawaban Nomor Soal ∑P ∑TP ∑M


Siswa Siswa Skor % Skor % Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 %
Nilai CRI 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2
10 14 70 5 25 1 5
Skor soal P P P TP M P P P P TP TP P P P TP P P P P TP
Nilai CRI 2 2 2 5 3 4 4 4 3 2 4 4 5 2 2 5 2 5 3 3
11 12 60 7 35 1 5
Skor soal TP TP TP P P P M P P TP P P P TP TP P TP P P P
Nilai CRI 3 2 2 5 4 4 2 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5
12 17 85 3 15 0 0
Skor soal P TP TP P P P TP P P P P P P P P P P P P P
Nilai CRI 4 4 4 4 5 1 1 1 4 4 1 5 5 4 0 3 3 4 3 3
13 10 50 5 25 5 25
Skor soal P P P P P TP TP TP P M TP P M M TP P M M P P
Nilai CRI 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 2 2 4 4 4
14 11 55 8 40 1 5
Skor soal P P TP P P P M P TP TP TP P P TP TP TP TP P P P
Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
15 14 70 0 0 6 30
Skor soal P P M P P P P P M M M P P P P M M P P P
Nilai CRI 5 4 4 5 4 4 5 4 3 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5
16 18 90 0 0 2 10
Skor soal P P P P P M P P P P M P P P P P P P P P
Nilai CRI 3 2 2 4 2 3 0 1 0 1 2 3 1 0 0 0 1 3 0 0
17 5 25 15 75 0 0
Skor soal P TP TP P TP P TP TP TP TP TP P TP TP TP TP TP P TP TP
Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
18 19 95 0 0 1 5
Skor soal P P P P P P P P P M P P P P P P P P P P
Nilai CRI 5 4 3 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5
19 17 85 0 0 3 15
Skor soal P P M P P P P M P M P P P P P P P P P P
Nilai CRI 4 3 3 4 3 4 4 3 3 2 1 4 5 3 4 3 5 4 2 4
20 14 70 3 15 3 15
Skor soal P P P P P P P P P TP TP P P P P M M P TP M
260

No Jawaban Nomor Soal ∑P ∑TP ∑M


Siswa Siswa Skor % Skor % Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 %
Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 3 5 5 3 2 4 5 5 5 5
21 15 75 1 5 4 20
Skor soal P P M P P M P M P P P P P M TP P P P P P
Nilai CRI 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 3 3 4 4 5 3 3 5 4
22 17 85 0 0 3 15
Skor soal P P P P P P M P P M P P M P P P P P P P
Nilai CRI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
23 15 75 0 0 5 25
Skor soal P P P P P P P M P M M P P M P P M P P P
Nilai CRI 3 3 2 3 3 3 4 4 4 2 2 3 4 4 3 3 5 4 3 5
24 9 45 3 15 8 40
Skor soal P P TP P P M M P M TP TP M P P M P M M M P
Nilai CRI 5 4 4 4 5 2 4 3 0 2 0 5 0 5 0 3 0 5 5 0
25 6 30 8 40 6 30
Skor soal P P M P M TP M M TP TP TP P TP M TP M TP P P TP
Nilai CRI 2 5 3 2 4 3 2 2 2 2 3 3 2 1 2 3 2 3 2 2
26 2 10 12 60 6 30
Skor soal TP P P TP M M TP TP TP TP M M TP TP TP M TP M TP TP
Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
27 19 95 0 0 1 5
Skor soal P P M P P P P P P P P P P P P P P P P P
Nilai CRI 4 4 5 4 3 2 2 2 2 2 1 0 2 3 1 0 5 3 5 5
28 9 45 10 50 1 5
Skor soal P P P P P TP TP TP TP TP TP TP TP P TP TP P M P P
Nilai CRI 4 5 5 4 3 5 4 4 3 2 2 4 4 3 3 3 2 4 4 5
29 9 45 3 15 8 40
Skor soal P P M M P P M M M TP TP M P M P M TP P P P
Nilai CRI 4 5 2 5 3 4 1 5 5 5 2 5 4 4 3 5 4 5 2 4
30 10 50 4 20 6 30
Skor soal P P TP P P M TP M M M TP P P M M P P P TP P
Nilai CRI 1 5 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3
31 12 60 3 15 5 25
Skor soal TP M P P P M P TP M M P P P P TP M P P P P
261

No Jawaban Nomor Soal ∑P ∑TP ∑M


Siswa Siswa Skor % Skor % Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 %
Nilai CRI 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 3 5 4 5
32 15 75 0 0 5 25
Skor soal P P M P M M P P P P M P P P M P P P P P
Nilai CRI 2 2 2 2 2 1 2 2 2 0 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2
33 1 5 18 90 1 5
Skor soal TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP P TP TP TP TP TP M TP TP
Nilai CRI 1 1 1 5 5 5 2 5 5 5 5 1 1 0 2 5 5 1 5 5
34 11 55 9 45 0 0
Skor soal TP TP TP P P P TP P P P P TP TP TP TP P P TP P P
Nilai CRI 3 5 0 3 3 3 1 5 3 0 5 2 0 3 0 0 0 0 0 3
35 3 15 10 50 7 35
Skor soal M M TP M M M TP P M TP P TP TP M TP TP TP TP TP P
∑P 27 24 12 27 26 20 13 22 19 8 11 27 24 18 16 20 17 24 27 28 410
% ∑P 77,1 68,6 34,3 77,1 74,3 57,1 37,1 62,9 54,3 22,9 31,4 77,1 68,6 51,4 45,7 57,1 48,6 68,6 77,1 80
∑TP 5 7 12 5 2 7 11 6 8 17 15 3 9 7 15 6 13 3 7 6 163
%∑TP 14,3 20 34,3 14,3 5,71 20 31,4 17,1 22,9 48,6 42,9 8,57 25,7 20 42,9 17,1 37,1 8,57 20 17,1
∑M 3 4 11 3 7 8 11 7 8 10 9 5 2 10 4 9 5 8 1 1 126
%∑M 8,57 11,4 31,4 8,57 20 22,9 31,4 20 22,9 28,6 25,7 14,3 5,71 28,6 11,4 25,7 14,3 22,9 2,86 2,86
RATA-RATA 11,71 58,57 4,66 23,29 3,6 18
262

Lampiran 26
Persentase Derajat Pemahaman Siswa Kelas Kontrol Kategori Paham, Tidak Paham dan Miskonsepsi Pada Posttest

No Jawaban Nomor Soal ∑P ∑TP ∑M


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor % Skor %
Nilai CRI 5 3 4 0 2 5 3 2 3 5 2 5 5 3 3 4 5 3 0 3
1 15 75 5 25 0 0
Skor soal P P P TP TP P P TP P P TP P P P P P P P TP P
Nilai CRI 3 4 3 3 5 3 5 5 3 4 4 5 3 3 3 3 3 5 5 5
2 12 60 0 0 8 40
Identifikasi P M P P P M M M P P P P P M M M M P P P
Nilai CRI 5 5 5 3 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 3 3 5 5 5 5
3 14 70 0 0 6 30
Identifikasi P P P M P P M P P M M P M P M P P P P P
Nilai CRI 3 5 2 4 5 5 4 5 5 4 0 5 5 1 4 2 3 5 4 5
4 13 65 4 20 3 15
Identifikasi M P TP P P P M P P P TP P P TP M TP P P P P
Nilai CRI 5 5 5 3 5 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 14 70 0 0 6 30
Identifikasi M M P P M P P M P M P P M P P P P P P P
Nilai CRI 3 4 0 0 5 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 4 1 1 3 3
6 6 30 13 65 1 5
Identifikasi P P TP TP P TP TP TP TP TP TP M TP TP TP P TP TP P P
Nilai CRI 2 4 3 4 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5
7 15 75 1 5 4 20
Identifikasi TP P M P M P P P P M P P P P P M P P P P
Nilai CRI 3 4 3 2 3 4 2 4 3 3 2 4 4 1 2 3 4 3 3 3
8 9 45 5 25 6 30
Identifikasi M P P TP M P TP P M M TP P P TP TP M M P P P
Nilai CRI 1 3 3 3 4 2 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 5 4
9 13 65 6 30 1 5
Identifikasi TP P P P M TP P P P P TP P TP P TP P TP P P P
263

No Jawaban Nomor Soal ∑P ∑TP ∑M


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor % Skor %
Nilai CRI 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 2 2 0 0 0 2 0 0 3 3
10 4 20 14 70 2 10
Identifikasi TP P TP P M TP TP TP P TP TP TP TP TP TP TP TP TP P M
Nilai CRI 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
11 2 10 18 90 0 0
Skor soal P P TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
Nilai CRI 0 2 2 4 3 2 3 0 1 0 0 3 0 1 0 0 1 3 1 5
12 4 20 14 70 2 10
Identifikasi TP TP TP M M TP P TP TP TP TP P TP TP TP TP TP P TP P
Nilai CRI 4 2 2 4 4 4 2 2 3 3 3 3 2 3 0 3 4 0 2 0
13 7 35 9 45 4 20
Identifikasi M TP TP P M P TP TP M M P P TP P TP P P TP TP TP
Nilai CRI 5 5 2 5 5 5 4 3 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
14 19 95 1 5 0 0
Identifikasi P P TP P P P P P P P P P P P P P P P P P
Nilai CRI 5 5 5 5 2 2 1 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
15 15 75 3 15 2 10
Identifikasi P P P P TP TP TP M P P M P P P P P P P P P
Nilai CRI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5
16 8 40 0 0 12 60
Identifikasi P P P P M P M P M M M M M M M M M M P P
Nilai CRI 3 5 1 2 3 3 1 1 4 4 2 2 1 3 0 3 3 2 2 3
17 4 20 10 50 6 30
Identifikasi M M TP TP P M TP TP M P TP TP TP M TP M P TP TP P
Nilai CRI 3 2 3 1 3 4 0 2 3 2 2 0 3 3 4 4 3 0 0 4
18 7 35 9 45 4 20
Identifikasi P TP P TP P M TP TP P TP TP TP M P M M P TP TP P
Nilai CRI 3 5 3 2 5 0 5 5 5 0 2 5 5 5 5 3 5 3 3 5
19 10 50 4 20 6 30
Identifikasi M M P TP P TP M P M TP TP P P M P P P M P P
Nilai CRI 0 3 3 4 5 5 0 5 5 5 5 4 2 3 2 5 5 0 0 0
20 5 25 7 35 8 40
Identifikasi TP M M M M P TP P P M M M TP M TP P P TP TP TP
264

No Jawaban Nomor Soal ∑P ∑TP ∑M


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor % Skor %
Nilai CRI 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 3 5 3 3 5 5 5
21 16 80 0 0 4 20
Identifikasi P P M M P P P P P M P P P P M P P P P P
Nilai CRI 3 3 3 3 3 3 5 4 3 5 3 5 5 4 4 3 3 5 5 5
22 10 50 0 0 10 50
Identifikasi M P P P M M M M M P P P M P M M M P P P
Nilai CRI 0 3 2 2 1 1 0 0 0 0 0 3 0 0 0 1 0 0 3 0
23 1 5 17 85 2 10
Identifikasi TP P TP TP TP TP TP TP TP TP TP M TP TP TP TP TP TP M TP
Nilai CRI 0 0 0 4 2 2 0 1 2 0 2 5 5 3 0 1 0 2 3 1
24 4 20 15 75 1 5
Identifikasi TP TP TP P TP TP TP TP TP TP TP P P M TP TP TP TP P TP
Nilai CRI 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5
25 15 75 1 5 4 20
Identifikasi M P P P P P TP P P P P P P M P M M P P P
Nilai CRI 5 5 2 4 5 0 4 5 2 0 0 3 5 5 2 4 4 3 4 5
26 7 35 6 30 7 35
Identifikasi P M TP M P TP M M TP TP TP P P M TP M M P P P
Nilai CRI 2 5 2 3 5 5 3 2 5 5 2 5 4 5 4 2 2 5 5 5
27 14 70 6 30 0 0
Identifikasi TP P TP P P P P TP P P TP P P P P TP TP P P P
Nilai CRI 2 3 3 4 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 4
28 3 15 13 65 4 20
Identifikasi TP M P P TP TP TP TP TP M TP M TP TP TP TP TP TP M P
Nilai CRI 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
29 20 100 0 0 0 0
Identifikasi P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
Nilai CRI 2 3 5 5 5 5 5 4 3 4 3 5 5 4 4 4 5 2 5 5
30 11 55 2 10 7 35
Identifikasi TP P M P M P P P M P M M P P P M M TP P P
Nilai CRI 5 5 4 3 5 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5
31 17 85 0 0 3 15
Identifikasi P P P P P P P P P M P P P M M P P P P P
265

No Jawaban Nomor Soal ∑P ∑TP ∑M


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor % Skor % Skor %
Nilai CRI 0 5 5 5 5 5 5 5 4 2 2 5 4 5 2 4 4 5 5 5
32 14 70 4 20 2 10
Identifikasi TP P P P P P P P M TP TP P M P TP P P P P P
Nilai CRI 2 3 3 2 3 3 2 1 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3
33 9 45 9 45 2 10
Identifikasi TP M P TP P P TP TP TP TP TP M P TP TP P P P P P
Nilai CRI 3 5 3 4 4 5 4 5 3 2 2 5 3 5 3 3 3 5 5 5
34 14 70 2 10 4 20
Identifikasi P P P P P P P P P TP TP P M P M M M P P P
∑P 14 22 18 20 17 19 13 16 18 12 10 23 17 16 10 15 17 21 25 28 351
%∑P 41,2 64,7 52,9 58,8 50,0 55,9 38,2 47,1 52,9 35,3 29,4 67,6 50,0 47,1 29,4 44,1 50,0 61,8 73,5 82,4
∑TP 12 4 12 9 6 11 14 13 8 12 19 4 10 9 15 8 9 11 7 5 198
%∑TP 35,3 11,8 35,3 26,5 17,6 32,4 41,2 38,2 23,5 35,3 55,9 11,8 29,4 26,5 44,1 23,5 26,5 32,4 20,6 14,7
∑M 8 8 4 5 11 4 7 5 8 10 5 7 7 9 9 11 8 2 2 1 131
%∑M 23,5 23,5 11,8 14,7 32,4 11,8 20,6 14,7 23,5 29,4 14,7 20,6 20,6 26,5 26,5 32,4 23,5 5,88 5,88 2,94
RATA-RATA 10,32 51,62 5,82 29,12 3,85 19,26
268

Lampiran 27

Nilai CRI untuk Jawaban Salah Siswa Kelas Eksperimen Pada Posttest

Nomor Soal
No Siswa Jawaban Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Nilai CRI 5 3 5 2 5 2 3 4 3 4 2 4 4 4 4
2 Nilai CRI 5 5 5 5 5 5
3 Nilai CRI 3 2 1
4 Nilai CRI 4 3 4 3 2 4 0 2 4
5 Nilai CRI 2 2 2 1 2 3 2 2
6 Nilai CRI 1 2 3 2 2 3 1 3 3 1
7 Nilai CRI 5 4
8 Nilai CRI 3 4
9 Nilai CRI 4 4 4
10 Nilai CRI 2 3 2
11 Nilai CRI 2 2 4 2 2 2
12 Nilai CRI 2 2
13 Nilai CRI 1 4 1 5 4 3 4
14 Nilai CRI 1 3 2
15 Nilai CRI 5 5 5 5 5 5
16 Nilai CRI 4 3
269

Nomor Soal
No Siswa Jawaban Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
17 Nilai CRI 2 2 0 1 0 1 2 1 0 0 0
18 Nilai CRI 5
19 Nilai CRI 3 5 3
20 Nilai CRI 2 3 5 2 4
21 Nilai CRI 5 5 4 3 2
22 Nilai CRI 4 5 3
23 Nilai CRI 3 3 3 3 3
24 Nilai CRI 3 4 4 2 3 3 5 4 3
25 Nilai CRI 4 5 4 3 0 2 5 0 3 0 0
26 Nilai CRI 2 4 3 2 2 3 3 1 3 3 2
27 Nilai CRI 5
28 Nilai CRI 2 2 1 0 2 0 3
29 Nilai CRI 5 4 4 4 3 4 3 3
30 Nilai CRI 4 1 5 5 5 4 3 2
31 Nilai CRI 1 5 3 3 3 3
32 Nilai CRI 4 5 5 4 3
33 Nilai CRI 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 3
34 Nilai CRI 1 2 2
35 Nilai CRI 3 5 0 3 3 3 1 3 3 0 0 0 0
∑CRI untuk jawaban salah 18 22 62 21 37 40 63 40 47 62 59 29 27 53 36 54 45 50 26 26
∑ siswa menjawab salah 6 6 19 6 9 10 20 10 14 18 17 6 6 12 10 15 12 10 5 3
Rata-rata CRIs 2,8 3,3 3,1 2,8 3,6 3,4 2,8 3,2 2,7 2,9 2,8 2,8 2,3 3,3 2,1 2,5 2,3 3,2 1,4 2,0
268

Lampiran 28

Nilai CRI untuk Jawaban Salah Siswa Kelas Kontrol Pada Posttest

No Jawaban Nomor Soal


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Nilai CRI 0 2 2 2 0
2 Nilai CRI 4 3 5 5 3 3 3 3
3 Nilai CRI 3 4 5 4 4 3
4 Nilai CRI 3 4 0 4 2
5 Nilai CRI 5 5 5 3 3 5
6 Nilai CRI 0 0 0 3 0
7 Nilai CRI 2 3 5 3 3
8 Nilai CRI 3 2 3 2 3 3 2 2 3 4
9 Nilai CRI 1 4 2
10 Nilai CRI 3 1 2 2 2 2 0 0 2 0 3
11 Nilai CRI 2 2 2 2 2 2 2 2 2
12 Nilai CRI 0 2 4 3 0 1 0 0 1 0
13 Nilai CRI 4 4 2 2 3 3 2 0
14 Nilai CRI
15 Nilai CRI 5 5
16 Nilai CRI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
17 Nilai CRI 3 5 1 2 3 1 1 4 2 3 0 3 2 2
18 Nilai CRI 4 0 2 0 3 4 4
269

No Jawaban Nomor Soal


Siswa Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
19 Nilai CRI 3 5 2 0 5 5 0 2 5 3
20 Nilai CRI 3 3 4 5 0 5 5 4 3 0
21 Nilai CRI 3 5 5 5
22 Nilai CRI 3 3 3 5 4 3 5 4 3 3
23 Nilai CRI 1 0 0 0 3 0 1 0 3
24 Nilai CRI 0 0 0 0 3 1 0
25 Nilai CRI 5 5 5 3 5
26 Nilai CRI 5 2 4 0 4 5 5 4 4
27 Nilai CRI 2 2 2 2
28 Nilai CRI 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3
29 Nilai CRI
30 Nilai CRI 2 5 5 3 3 5 4 5 2
31 Nilai CRI 5 5 5
32 Nilai CRI 0 4 2 4
33 Nilai CRI 3 2 2 1 3
34 Nilai CRI 2 2 3 3 3 3
∑CRI jawaban salah 38 33 21 30 49 15 46 34 31 44 40 28 31 36 36 48 32 10 10 3
∑ siswa menjawab salah 16 9 8 11 14 8 19 15 10 18 17 10 9 13 13 19 12 5 5 1
Rata-rata CRIs 2,4 3,7 2,6 2,7 3,5 1,9 2,4 2,3 3,1 2,4 2,4 2,8 3,4 2,8 2,8 2,5 2,7 2,0 2,0 3,0
270

Lampiran 29
Nilai CRI untuk Jawaban Benar dan Fraksi Siswa Kelas Eksperimen Pada Posttest

No Nomor Soal
Jawaban Siswa
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Nilai CRI 4 4 4 4 4
2 Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3 Nilai CRI 3 3 5 5 3 5 3 4 2 5 5 5 4 4 5 4 4
4 Nilai CRI 2 5 3 0 5 4 3 5 4 5 3
5 Nilai CRI 3 2 3 5 2 3 2 2 2 1 2 2
6 Nilai CRI 3 1 5 4 3 5 1 4 4 4
7 Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
8 Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 2 4 4 2 5 5 4 3 1 5 5 5
9 Nilai CRI 3 5 5 4 4 4 4 5 5 3 3 4 4 4 4 5 5
10 Nilai CRI 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2
11 Nilai CRI 2 5 3 4 4 3 2 4 4 5 5 5 3 3
12 Nilai CRI 3 2 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5
13 Nilai CRI 4 4 4 4 5 1 1 4 5 0 3 3 3
14 Nilai CRI 3 3 3 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 2 4 4 4
15 Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
16 Nilai CRI 5 4 4 5 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
17 Nilai CRI 3 2 4 3 3 0 1 3 0
18 Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
19 Nilai CRI 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5
20 Nilai CRI 4 3 3 4 3 4 4 3 3 1 4 5 3 4 4
271

No Nomor Soal
Jawaban Siswa
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
21 Nilai CRI 5 5 5 5 4 5 4 3 5 5 4 5 5 5 5
22 Nilai CRI 5 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 5 3 3 5 4
23 Nilai CRI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
24 Nilai CRI 3 3 2 3 3 4 2 4 4 3 5
25 Nilai CRI 5 4 4 2 0 5 0 5 5
26 Nilai CRI 5 3 2 2 2 2 2 2 2
27 Nilai CRI 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
28 Nilai CRI 4 4 5 4 3 2 2 2 3 1 5 5 5
29 Nilai CRI 4 5 3 5 2 2 4 3 2 4 4 5
30 Nilai CRI 4 5 2 5 3 2 5 4 5 4 5 4
31 Nilai CRI 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3
32 Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 3 5 4 5
33 Nilai CRI 2 2 1 2 3 2 2 2 2
34 Nilai CRI 1 1 5 5 5 5 5 5 5 1 1 0 5 5 1 5 5
35 Nilai CRI 5 0 5 2 0 0 3
∑CRI jawaban benar 114 112 58 128 114 99 66 106 91 61 66 134 123 93 93 102 100 124 144 148
∑ siswa menjawab benar 29 29 16 29 26 25 15 25 21 17 18 29 29 23 25 20 24 25 30 32
CRIb 3,9 3,9 3,6 4,4 4,4 4,0 4,4 4,2 4,3 3,6 3,7 4,6 4,2 4,0 3,7 5,1 4,2 5,0 4,8 4,6
Fraksi 0,8 0,8 0,5 0,8 0,7 0,7 0,4 0,7 0,6 0,5 0,5 0,8 0,8 0,7 0,7 0,6 0,7 0,7 0,9 0,9
272

Lampiran 30
Nilai CRI untuk Jawaban Benar dan Fraksi Siswa Kelas Kontrol Pada Posttest

No Nomor Soal
Jawaban Siswa
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Nilai CRI 5 3 4 5 3 3 5 5 5 3 3 4 5 3 3
2 Nilai CRI 3 3 3 5 3 4 4 5 3 5 5 5
3 Nilai CRI 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5
4 Nilai CRI 5 2 4 5 5 5 5 4 5 5 1 3 5 4 5
5 Nilai CRI 5 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6 Nilai CRI 3 4 0 0 5 0 0 0 0 0 4 1 1 3 3
7 Nilai CRI 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
8 Nilai CRI 4 3 4 4 4 4 1 3 3 3
9 Nilai CRI 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 5 4
10 Nilai CRI 2 3 2 3 2 3 0 0 3
11 Nilai CRI 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
12 Nilai CRI 2 2 3 3 0 0 1 3 1 5
13 Nilai CRI 2 2 4 4 3 3 3 3 4 0 2 0
14 Nilai CRI 5 5 2 5 5 5 4 3 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
15 Nilai CRI 5 5 5 5 2 2 1 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5
16 Nilai CRI 3 3 3 3 3 3 3 5
17 Nilai CRI 3 4 2 1 3 3
18 Nilai CRI 3 2 3 1 3 2 3 2 3 3 0 0 4
19 Nilai CRI 3 5 5 5 5 5 3 5 3 5
20 Nilai CRI 0 5 5 5 2 2 5 5 0 0
273

No Nomor Soal
Jawaban Siswa
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
21 Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 3 3 3 5 5 5
22 Nilai CRI 3 3 3 5 3 5 4 5 5 5
23 Nilai CRI 0 3 2 2 1 0 0 0 0 0 0
24 Nilai CRI 0 4 2 2 1 2 2 5 5 0 2 3 1
25 Nilai CRI 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5
26 Nilai CRI 5 5 2 0 0 3 5 2 3 4 5
27 Nilai CRI 5 3 5 5 3 2 5 5 5 4 5 4 2 5 5 5
28 Nilai CRI 3 4 2 2 2 2 2 2 4
29 Nilai CRI 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
30 Nilai CRI 3 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5
31 Nilai CRI 5 5 4 3 5 5 4 5 5 5 3 5 3 5 5 5 5
32 Nilai CRI 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 2 4 4 5 5 5
33 Nilai CRI 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3
34 Nilai CRI 3 5 3 4 4 5 4 5 3 5 5 5 5 5
∑CRI jawaban benar 58 92 75 77 79 94 50 72 78 57 50 101 86 70 57 58 80 95 107 125
∑ siswa menjawab benar 18 25 26 23 20 26 15 19 24 16 17 24 25 21 21 15 22 29 29 33
CRIb 3,2 3,7 2,9 3,3 4,0 3,6 3,3 3,8 3,3 3,6 2,9 4,2 3,4 3,3 2,7 3,9 3,6 3,3 3,7 3,8
Fraksi 0,5 0,7 0,8 0,7 0,6 0,8 0,4 0,6 0,7 0,5 0,5 0,7 0,7 0,6 0,6 0,4 0,6 0,9 0,9 1,0
274

Lampiran 31
INSTRUMEN PEDOMAN WAWANCARA

KELAS EKSPERIMEN

Nama :
Kelas :
Hari/ tanggal wawancara :

Pertanyaan 1:
Apa saja sumber belajar yang kamu gunakan dalam mempelajari konsep difusi-
osmosis ?
Jawaban:

Pertanyaan 2;
Berapa lama yang kamu butuhkan dalam mempelajari konsep difusi-osmosis ?
Jawaban:

Pertanyaan sesuai dengan butir soal yang banyak dimiskonsepsi oleh siswa dalam
kelas eksperimen

Indikator soal nomor 1 menunjukkan adanya gejala transpor pasif, difusi dan
osmosis.
Hasil analisis:
Butir soal nomor 3 memiliki jumlah miskonsepsi tertinggi
No Kategori
Jawaban Alasan Keterangan
soal CRI
3 Masuknya garam
mineral dan air dari
tanah ke akar
merupakan suatu
proses......................
................................
275

Indikator soal nomor 3 Menjelaskan mekanisme transpor pasif, difusi dan osmosis
pada membran.
Hasil analisis:
Butir soal nomor 7, 8, 9, 10, 11, dan 18 memiliki jumlah rata-rata miskonsepsi
tertinggi.
Butir soal nomor 7 memiliki perbandingan Fb, CRIs, dan CRIb kategori
miskonsepsi
Butir soal nomor 7 memiliki jumlah miskonsepsi tertinggi.
No Kategori
Jawaban Alasan Keterangan
soal CRI
7 Jika sel tumbuhan
dimasukkan ke
dalam larutan
hipotonis, akan
terjadi......................
................................
8

Keadaan dapat
terjadi karena air
berpindah dari
larutan......................
.................................
Kentang Gula Berat
9 yang
hilang
A 5% 0,3gr
B 10% 0,7gr
C 15% 1,8gr

Dari data tersebut


dapat disimpulkan
bahwa hilangnya
berat kentang
disebabkan oleh.......
.................................
.................................
10

Berdasarkan gambar
setelah diamati satu
jam akan terjadi .......
..............................
..............................
276

11 Peristiwa yang dapat


terjadi jika air dalam
kantung selektif
permeabel
dimasukkan ke
dalam bejana berisi
larutan garam atau
gula pekat adalah......
.................................
.................................
.................................
18 Pada sel hewan
peristiwa
mengkerutnya sel
karena keluarnya air
disebut......................
.................................
277

Lampiran 32
INSTRUMEN PEDOMAN WAWANCARA

KELAS KONTROL

Nama :
Kelas :
Hari/ tanggal wawancara :

Pertanyaan 1:
Apa saja sumber belajar yang kamu gunakan dalam mempelajari konsep difusi-
osmosis ?
Jawaban:

Pertanyaan 2;
Berapa lama yang kamu butuhkan dalam mempelajari konsep difusi-osmosis ?
Jawaban:

Pertanyaan sesuai dengan butir soal yang banyak dimiskonsepsi oleh siswa dalam
kelas kontrol

Indikator soal nomor 2 Mendefinisikan pengertian transpor pasif, difusi dan


osmosis. Hasil analisis: Butir soal nomor 5 memiliki jumlah rata-rata miskonsepsi
tertinggi.

No Kategori
Jawaban Alasan Keterangan
soal CRI
5 Proses pergerakan
acak partikel dari
konsentrasi tinggi
ke konsentrasi
rendah disebut.........
................................
278

Indikator soal nomor 3 Menjelaskan mekanisme transpor pasif, difusi dan osmosis
pada membran. Hasil analisis: Butir soal nomor 7 memiliki perbandingan Fb,
CRIs, dan CRIb kategori miskonsepsi.
No Kategori
Jawaban Alasan Keterangan
soal CRI
7 Jika sel tumbuhan
dimasukkan ke
dalam larutan
hipotonis, akan
terjadi......................
................................

Indikator soal nomor 6 Menganalisis perubahan struktur membran sel dalam


transpor zat. Hasil analisis: Indikator soal nomor 6 terdiri dari butir soal nomor
15, 16, dan 17 memliki rata-rata kategori miskonsepsi tertinggi. Butir soal nomor
16 memiliki jumlah kategori miskonsepsi tertinggi.
No Kategori
Jawaban Alasan Keterangan
soal CRI
15 Pada pengamatan
sel tumbuhan, sel
umbi bawang merah
diberi pewarnaan
lugol. Akibatnya
membran sel
terlepas dari
dinding sel. Gejala
tersebut dapat
terjadi karena..........
................................
................................
................................
16 Apabila sepotong
kentang
dimasukkan ke
dalam larutan
garam 100%,
kemungkinan yang
akan terjadi adalah..
................................
................................
................................
................................
279

17 Tanaman yang
diberi pupuk urea
sangat pekat akan
menjadi...................
................................
................................
................................
282

Lampiran 34
UJI NORMALITAS DERAJAT MISKONSEPSI

A. Uji Normalitas Derajat Miskonsepsi Siswa Kelas Eksperimen Pada Data Pretest

B. Uji Normalitas Derajat Miskonsepsi Siswa Kelas Kontrol Pada Data Pretest

C. Uji Normalitas Derajat Miskonsepsi Siswa Kelas Eksperimen Pada Data Posttest

D. Uji Normalitas Derajat Miskonsepsi Siswa Kelas Kontrol Pada Data Posttest
283

Lampiran 35

Uji Beda Derajat Miskonsepsi Hasil Pretest Siswa Kelas Kontrol dengan Kelas Eksperimen
Menggunakan Uji Mann-Whitney U
284

Lampiran 36

Uji Homogenitas Derajat Miskonsepsi Hasil Posttest Siswa Kelas Kontrol Dengan
Eksperimen
285

Lampiran 37

Uji Hipotesis Derajat Miskonsepsi Hasil Posttest Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Menggunakan Uji T-Test
297

Lampiran 42

Foto Dokumentasi Penelitian

Kelas Kontrol (XI MIPA 6)

Kelas Eksperimen (XI MIPA 7)

Anda mungkin juga menyukai