Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MODUL 5

STRATEGI PEMBELAJARAN

KB 1 MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
1. Pendekatan Saintifik
Pendekatan ini merupakan bagian dari pendekatan pedagogis dalam kegiatan
pembelajaran yang diarahkan pada penerapan metode ilmiah. Metode ilmiah
merupakan serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau
eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi,
dan menguji hipotesis.
2. Beberapa Model Pembelajaran Berpusat Pada Peserta Didik (SCL)
1. Beberapa Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Suatu pembelajaran dikatakan merupakan pembelajaran kooperatif jika
pembelajaran tersebut mencerminkan karakteristik sebagai berikut: a) siswa-
siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai enam
anggota dengan level dan latar belakang yang bervariasi, b) siswa-siswa
melakukan interaksi sosial satu sama lain dalam bentuk diskusi, curah pendapat,
dan sejenisnya, c) tiap-tiap individu memiliki tanggungjawab dan sumbangannya
bagi pencapaian tujuan belajar baik tujuan individu maupun kelompok, d) dan
guru lebih berperan sebagai fasilitator dan coacher dalam proses pembelajaran.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, sebagaimana dikemukakan
oleh penemunya (Sharan& Sharan, dalam Slavin, 1995), prosedur pembelajaran
tipe Jigsaw adalah: 1) pemberiaan materi yang sudah dipecah berikut lembar
kerja ahli (expert sheet) kepada kelompok asal (home team), 2) diskusi
kelompok ahli (expert team) yang terdiri dari gabungan anggota-anggota
kelompok asli dengan materi yang sama mendalami materi tersebut, 3) diskusi
kelompok asli (home team) di mana setiap anggota menjelaskan materi masing-
masing kepada anggota lain dalam kelompoknya, 4) mengerjakan kuis dengan
bahan semua materi yang dipelajari, 5) pemberian penghargaan kelompok.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan kerangka konseptual
tentang proses pembelajaran yang menggunakan masalah-masalah riil dalam
kehidupan nyata (otentik), bersifat tidak tentu, terbuka dan mendua untuk
merangsang dan menantang siswa berpikir kritis untuk memecahkannya.
3. Model Pembelajaran Project Based Cooperative Learning
Pendekatan pembelajaran berbasis projek menggunakan tahapan produksi,
yaitu: siswa menetapkan tujuan untuk pembuatan produk akhir dan
mengidentifikasi audien mereka. Selanjutnya, siswa mengkaji topik, mendesain
produk, dan membuat perencanaan pengelolaan projek
4. Model Pembelajaran Simulasi (Role Playing)
Model pembelajaran simulasi merupakan model yang digunakan untuk
mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa yang
lebih banyak mengarah kepada psikomotor agar kegiatan lebih bermakna bagi
siswa.

KB 2 MEDIA PEMBELAJARAN
Pokok Materi
A. Apersepsi
B. Peran Media Dalam Komunikasi Pembelajaran
C. Pengertian Media Pembelajaran
D. Ciri – ciri media Pembelajaran
E. Fungsi Media Pembelajaran
F. Manfaat Media Pembelajaran
G. Jenis media Pembelajaran
H. Strategi Dalam Mengintegrasikan Media Pembelajaran

A. Apersepsi
Perbedaan pendapat serta pandangan ini tentu saja akan ditindaklanjuti
dengan respon dan tindakan peserta didik yang berbeda. Konsep ini yang disebut
dengan persepsi.

B. Peran Media Dalam Komunikasi Pembelajaran


Pembelajaran abad 21, guru lebih dominan berperan sebagai fasilitator
belajar peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik untuk berkomunikasi
dengan banyak sumber belajar dalam lingkungan belajar yang terencana.
C. Pengertian Media Pembelajaran
Media Pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar
dan berfungsi untukmemperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga
dapat mencapai tujuan pendidikan atau pembelajaran dengan efektif dan efisien.
D. Ciri – ciri media Pembelajaran
Untuk mengenali beberapa alasan mengapa media pembelajaran
digunakan, Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media pembelajaran
sebagai berikut:
a. Ciri fiksatif (fixative property). Ciri ini menggambarkan kemampuan
media pembelajaran untuk merekam, menyimpan, menampilkan, dan
mengkonstruksi suatu peristiwa atau obyek.
b. Ciri manipulatif (manipulatif property). Suatu kejadian yang memerlukan
waktu panjang (produksi berhari-hari) dapat disajikan kepada peserta didik
dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar
atau time-lapse recording.
c. Ciri distributif (distributive property). Ciri distributif dari media
memungkinkan suatu objek atau kejadian ditrasnspormasikan melalui
ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada peserta
didik dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian ini.
E. Fungsi Media Pembelajaran
Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu dieksplor oleh para guru,
yaitu
1. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Ada materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media
pembelajaran. antara lain berupa peta, grafik, gambar, model, simulator, dan
sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar
dipahami oleh peserta didiktannpa bantuan media, maka materi ajar menjadi
sukar dicerna dan dipahami oleh setiap peserta didik.
2. Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Media pembelajaran, sebagai salah satu sumber belajar, dapat membantu
guru dalam memudahkan tercapainya pemahaman peserta didik terhadap
materi ajar, serta dapat memperkaya wawasan peserta didik.
F. Manfaat Media Pembelajaran
secara khusus manfaat media pembelajaran dikemukakan oleh Kemp dan Dayton
(1985), yaitu :
1. Penyampaian materi ajar dapat diseragamkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4. Waktu belajar mengajar lebih efisien
5. Kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan
6. Proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
7. Sikap positif peserta didik terhadap proses belajar dapat ditingkatkan
8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif

G. Jenis media Pembelajaran


a. Media teks: buku cetak, modul pembelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD), e- book, webpages,
b. Media audio: compact disk, presenter live, podcast
c. Media visual: poster, wallchart, photo, gambar yang interactive whiteboard,
d. Media video: program video pembelajaran, DVD (Digital Versatile
Disc),streaming video,
e. Media Manipulatif: mockup, trainning kit, berbagai bangun matematik,
simulator.
f. Orang: dalam kenyataannya, orang sangat penting dalam belajar.
H. Strategi Dalam Mengintegrasikan Media Pembelajaran
Kesiapan guru dalam merencanakan dan melaksanakan strategi pembelajaran
akan mempunyai dampak yang signifikan terhadap pencapaian hasil belajar
peserta didiknya. Adapun strategi yang akan dijelaskan pada kegiatan belajar ini
antara lain: (a) presentasi, (b) demonstrasi, (c) latihan (drill and practice), (d)
tutorial, dan (e) diskusi.
a. Presentasi. Di dalam presentasi, sumber menjelaskan, menceritakan,
atau menyampaikan informasi (materi ajar) kepada peserta didik.
Komunikasi di dalam presentasi dikontrol oleh sumber dengan respon
(dari peserta didik) secara terbatas. Guru sebagai salah satu sumber
komunikasi.
b. Demonstrasi. Di dalam strtaegi demonstrasi, peserta didik dapat
mengamati secara intensif keterampilan atau prosedur yang ditampilkan
oleh sumber secara faktual dan kongkrit. Demonstrasi dapat dilakukan
oleh guru, atau sumber program video yang diputar ulang dengan
menggunakan media (video player).
c. Latihan. Strategi drill and practice merupakan serangkaian latihan
kognitif (thingking skills) dan latihan keterampilan (motor skills) yang
didesain untuk menyegarkan atau meningkatkan pengetahuan yang
spesifik atau keterampilan yang baru. Tujuan dari strategi drill and
practice yaitu peserta didik menjadi ahli atau belajar tanpa adanya
kesalahan.
d. Tutorial. Strategi tutorial dilakukan untuk membantu peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam belajar. Tutorial biasanya dilakukan tatap
muka dengan peserta didik secara individual, dan sering digunakan untuk
mengajarkan keterampilan dasar seperti membaca dan aritmatika.
Perbedaan antara tutorial dan drill and pravtice adalah tutorial
memperkenalkan dan mengajarkan materi baru, sedangkan drill and
practice berfokus pada konten yang telah dipelajari dalam format lain
(misalnya latihan mengerjakan soal dan pengulangan sampai mencapai
ketuntasan hasil belajar).
e. Diskusi. Strategi pembelajaran diskusi merupakan aktivitas belajar
bertukar ide, gagasan dan opini antar peserta didik, maupun antara
peserta didik dengan guru. Diskusi dapat digunakan di setiap
pembelajaran dalam kelompok kecil maupun besar. Ini merupakan cara
yang tepat digunakan untuk menilai pengetahuan, keterampilan, dan
sikap sekelompok peserta didik.

KB 3 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR


POKOK MATERI
A. PENGERTIAN BAHAN AJAR
B. KARAKTERISTIK BAHAN AJAR
C. BAHAN AJAR BERDASARKAN CARA KERJANYA
D. ALUR PENYUSUSNAN BAHAN AJAR

A. PENGERTIAN BAHAN AJAR


Definisi bahan ajar dapat kita temukan di berbagai literatur. Menurut
Pannen (1995), bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang
disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Selanjutnya, bahan ajar menurut Heman D. Surjono (2013) bahan
ajar adalah segala bentuk bahan (informasi, alat, dan teks) yang digunakan oleh
guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Depdikbud
(2008:6) juga mendefinisikan bahan ajar sebagai segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Surjono dan Depdikbud menambahkan bahwa bahan ajar itu
bias tertulis dan tidak tertulis. Dengan demikian, mengacu pada definisi-definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi
pelajaran yang disusun secara sistematis, tertulis atau tidak tertulis, yang
digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran atau kegiatan belajar-
mengajar dalam upaya memfasilitasi belajar siswa mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran.

B. KARAKTERISTIK BAHAN AJAR


Menurut dewi padmo,dkk (2004), karakteristik bahan ajar adalah sebagai
berikut;
a. Bahan ajar itu dapat dipelajari sendiri oleh peserta didik, bahkan tanpa
batuan guru (self-instructional)
b. Bahan ajar itu mampu menjelaskan sendiri karena disusun menggunakan
Bahasa sederhana dan isinya runtut, sistematis (self-explanatory power)
c. Bahan ajar itu lengkap dengan sendirinya sehingga siswa tidak perlu
tergantung bahan lain (self-contained)
d. Bahan ajar itu didesain sesuai dengan kemampuan dan karakteristik peserta
didik yang belajar. Selain itu, bahan ajar yang baik itu juga adaptif,
disampaikan dengan Bahasa yang komunikatif dan mudah atau fleksibel
dipelajari atau dioperasikan (user friendly)
C. BAHAN AJAR BERDASARKAN CARA KERJANYA
Menurut Heinich, dkk (1996) bahan ajar berdasarkan cara kerjanya adalah
sebagai berikut;
a. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, ex : foto, diagram, display, model
b. Bahan ajar yang diproyeksikan, ex : slide, filmstrips, overhead
transparancies, proyeksi computer
c. Bahan ajar audio, ex : kaset dan CD
d. Bahan ajar video, ex : video dan film
e. Bahan ajar (media) computer, ex : Computer Mediated Instruction (CMI),
Computer Based Multimedia atau Hypermedia
Sedangkan Sadjati(2012 : 1.7) mengemukakan ada 2 jenis yaitu;
a. Bahan ajar cetak, ex : modul, handout, Lembar Kerja Siswa (LKS)
b. Bahan ajar non cetak, ex : Audio, Video, Media Pembelajaran Interaktif
D. ALUR PENYUSUSNAN BAHAN AJAR
Setelah kita memahami pengertian, karakteristik dan cara kerja bahan ajar,
berikut alur penyusunan suatu bahan ajar;

KB 4 PERENCANAAN PEMBELAJARAN
POKOK MATERI
A. PENGERTIAN RPP
B. LANGKAH- LANGKAH DALAM MENYUSUN RPP
C. SISTEMATIKA RPP
D. CAKUPAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI DAN TUJUAN PEMBELAJARAN
E. RUMUSAN INDIKATOR PENCAPAIAN DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

A. PENGERTIAN RPP
Permendikbud No 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan
menengah menjelaskan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik
dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau secara
bersama-sama melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di dalam satu
sekolah difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk
oleh kepala sekolah.
B. LANGKAH- LANGKAH DALAM MENYUSUN RPP
Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk
kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD dan untuk guru mata
pelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.

C. SISTEMATIKA RPP
D. CAKUPAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI DAN TUJUAN
PEMBELAJARAN
Berdasarkan Bloom (1956), serta Anderson dan Krathwol (2001), menyatakan
bahwa tujuan pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik.

a. Cognitive Domain (Ranah Kognitif) merupakan perilaku-perilaku yang


menekankan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan
pengembangan kemampuan intelektual serta ketrampilan berpikir (Atwi
Suparman, 2014).
b. Affective domain (Ranah Afektif) merupakan tujuan pembelajaran yang
menekankan perilaku-perilaku yang berkenaan dengan minat, sikap, nilai,
apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
c. Psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan ketrampilan (skill)
dan kemampuan bertindak setelah peserta didik menerima pengalaman
belajar tertentu.
E. RUMUSAN INDIKATOR PENCAPAIAN DAN TUJUAN PEMBELAJARAn
Robert Mager (1962) dalam menyusun tujuan pembelajaran yang
memenuhi unsur ABCD akan memberikan petunjuk yang jelas bagi guru untuk
menerapkan strategi pembelajaran yang baik. Unsur-unsur ABCD yang berasal
dari empat kata sebagai berikut:
1. A : Audience. adalah peserta didik yang akan belajar
2. B : Behavior. adalah perilaku yang spesifik yang akan dimunculkan oleh
peserta didik setelah selesai memperoleh pengalaman belajar dalam
pelajaran tersebut.
3. C : Condition, Komponen ketiga dalam perumusan indikator dan tujuan
pembelajaran adalah condition (C). C adalah kondisi, yang berarti batasan
yang dikenakan kepada peserta didik atau alat/peralatan yang digunakan
peserta didik pada saat dilakukan penilaian.
4. D : Degree, dalam contoh perumusan indikator dan tujuan pembelajaran
telah tercakup unsur peserta didik, perilaku, dan kondisi.
REFLEKSI PEMBELAJARAN MODUL 5
STRATEGI PEMBELAJARAN

Berdasarkan proses presentasi kelompok 5, didapat materi baru yang berhasil diperoleh
atas adanya hubungan timbal balik dari rekan –rekan beserta dosen. Dalam presentasi
ini terdapat 2 pertanyaan yang diajukan, yaitu
1. Penanya : Pak Irwan (Kelompok 1)
“Bagaimana cara jitu kita sebagai pendidik dapat memilih model pembelajaran
sesuai kondisi kelas terkini?”
Jawaban : Bu Eni (Kelompok )
Karakteristik siswa saat ini lebih banyak bosan karena arus urbanisasi dan
pemanfaatan IPTEK yang kadang melenceng dari fungsinya dipembelajaran. Kami
titik beratkan kelas terkini yaitu yang menyenangkan. Menurut pendapat kelompok,
ada 5 langkah yang tepat agar model pembelajaran menjadikan siswa senang
dikelas, yaitu:
1. Menentukan tujuan belajar
2. Fasilitas, sarana dan prasarana meliputi lingkungan yang menginspirasi agar
peserta didik betah belajar dikelas. Yaitu kelas yang nyaman, yang bersih tidak
panas, tidak bau kaus kaki. Bila membutuhkan PC berati belajar dilab.
3. Proses belajar yang efektif dan menyenangkan, tentunya melibatkan siswa (SCL)
sehingga karakter 4C abad 21 terpenuhi.
4. Sifat bahan ajar, apakah tepat untuk diterapkan di suatu model pembelajaran
5. Karakter dan jumlah siswa. Sebagaimana contoh bilamana menerapkan PBL dan
PJBCL tentu membutuhkan jumlah siswa yang banyak, jadi penerapan model
pembelajaran harus singkon juga dengan isi kelas.

2. Penanya : Bu Ovi Yuliana (Kelompok 3)


“Sebagai Seorang Guru tentunya kita diharuskan membuat bahan ajar sebelum
pembelajaran berlangsung. Kriteria bahan ajar yang baik?”
Jawaban : Bu Meilita (Kelompok 5)
bahan ajar harus menarik minat siswa. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
Bedasarkan pola belajar yg fleksibel. Contohnya LKS yg ada soalnya. Mudah
dipahami siswa.
3. Komentar Dosen (Bu Kris)
Model pembelajaran role play bisa tidak di terapkan di SMK jurusan TIK? Akan
sangat menarik. Secara tidak bapak dan ibu sadari penggunaan Simulasi packet
tracer juga termasuk pada Role Play.

4. Komentar Dosen (Bu Kris)


Mengenai topik diskusi daring mengenai lks, bapak dan ibu masih banyak yang
salah persepsi. Lks tidak hanya yang komersial/ dijual dari penerit-penerbit.
Melainkan bapak dan ibu bisa membuatnya sendiri seperti job shett, etc

5. Komentar Dosen (Bu Kris)


Berbicara media interaktif berbasis web , brigepsace.com termasuk ILS(Intregated
learning system) Yang memungkinkan kita bisa belajar tanpa tatap muka (PJJ).
Contoh: kahood - free. Dalam media online ada sincroneus (komunikasi) langsung
dan asinsronous (komunikasi tak langsung). Tidak semua penggunaan media sosial
dalam pembelajaran dapat dikatakan fungsinya sebagai e-learning. Didalam konten
e- learning tidak cukup hanya untuk mengumpulkan tugas. Melainkan ada wadah
untuk siswa mengakses materi, berdiskusi, etc.

Anda mungkin juga menyukai