PEMANFAATAN FERMENTASI
DAUN SINGKONG (Manihot utilisima Pohl.) DALAM PAKAN
BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
KELULUSHIDUPAN BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus
gouramy Lac.)
Nutrition Labolatory
Email: Rahmaddanu93@gmail.com
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Ikan gurami (Osphronemus sekitar 60-70% dari total biaya
gouramy Lac.) merupakan salah satu produksi (Hadadi et al., 2009).
ikan konsumsi air tawar yang telah Tingginya harga pakan dan kualitas
lama dikenal di Indonesia dan cukup nutrisinya yang rendah merupakan
banyak peminatnya. Cita rasanya hambatan dalam proses budidaya.
yang gurih serta tekstur dagingnya Oleh karena itu, dibutuhkan bahan
yang tidak lembek menjadikan ikan yang dapat menekan biaya produksi
gurami digemari dikalangan tetapi tidak menurunkan kandungan
masyarakat Indonesia. nutrien dari pakan.
Pakan merupakan salah satu Daun singkong (Manihot
faktor yang menentukan keberhasilan utilisima Pohl.) merupakan salah satu
usaha budidaya. Pada umumnya bahan pakan alternatif yang dapat
pakan komersial dapat menghabiskan dijadikan bahan pakan ikan.
2
Kecernaan Pakan
Data mengenai perhitungan kecernaan pakan ikan gurami pada setiap
perlakuan dan ulangan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kecernaan Pakan (%) Ikan gurami Pada Setiap Perlakuan Selama
Penelitian.
Perlakuan (%DSF:%TK) Kecernaan Pakan (%)
P0* (0:100) 47,09
P1* (5:95) 57,08
P2* (10:90) 61,09
P3* (15:85) 58,68
P4* (20:80) 55.95
Efisiensi Pakan
Hasil perhitungan rata-rata efisiensi pakan pada ikan uji selama penelitian
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Efisiensi pakan (%) ikan gurami pada setiap perlakuan selama penelitian
Perlakuan (% Fermentasi Daun Singkong:%Tepung Kedelai)
Ulangan
P0(0:100) P1 (5:95) P2 (10:90) P3 (15:85) P4 (20:80)
1 19,31 23,3 25,6 22,2 21,11
2 20,56 22,5 22,7 20,5 20,77
3 17,60 21,9 21,3 22,9 21,49
Jumlah 57,46 67,6 69,6 65,6 63,37
Rata-rata 19,15±1.5a 22,54±0.70b 23,19±2.19b 21,86±1.23ab 21,12±0.35ab
Huruf yang tak sama pada baris yang sama menunjukan adanya perbedaan yang nyata antar perlakuan (P<0,05).
Efisiensi pakan selama masuk ke dalam sistem pembuluh
penelitian tertinggi terdapat pada darah untuk diedarkan keseluruh
perlakuan P2 yaitu sebesar 23,19% tubuh. Pakan pada perlakuan P2
sedangkan yang terendah terdapat (10% daun singkong fermentasi)
pada perlakuan P0 yaitu 19,15%. adalah pakan yang paling baik untuk
Hasil uji menunjukkan bahwa dicerna oleh ikan gurami dan lebih
statistik pemberian pakan yang sedikit menggunakan energi dalam
berbeda pada setiap perlakuan proses pencernaan sehingga energi
berpengaruh terhadap efisiensi pakan lebih banyak dimanfaatkan untuk
ikan karena nilai probabilitas pertumbuhan. Hal ini sejalan dengan
(P<0,05). Efisiensi pakan tertinggi pertumbuhan ikan pada perlakuan P2
terdapat pada perlakuan P2. Boer dan yang menunjukkan pertumbuhan
Adelina (2009) menyatakan bahwa tertinggi pula. Sedangkan pada
pakan yang difermentasi lebih mudah perlakuan P0 (tanpa fermentasi)
dicerna dan diserap oleh usus adalah pakan yang memiliki nilai
sehingga lebih efisien dimanfaatkan. kecernaan yang rendah karena tidak
Hal ini sesuai dengan yang ada fermentasi.
disampaikan oleh NRC (1993) Dari Tabel 3 juga terlihat
bahwa efisiensi pakan berhubungan bahwa kecernaan pakan paling tinggi
erat dengan kesukaan ikan akan terdapat pada pakan yang
pakan yang diberikan, selain itu mengandung 10% daun singkong
dipengaruhi oleh kemampuan ikan fermentasi. Efisiensi pakan
dalam mencerna pakan. merupakan bertambahnya berat dari
Kecernaan merupakan biomas ikan dengan jumlah pakan
kombinasi mekanik dan kimia pada yang dikonsumsi. Apabila kualitas
proses penghancuran pakan menjadi pakan meningkat maka efisiensi
bentuk yang lebih sederhana yang juga meningkat. Ugwuanyi et al.
siap diserap oleh dinding usus dan (2009) menyatakan bahwa efisiensi
7
Retensi protein
Nilai rata-rata retensi protein ikan gurami selama penelitian dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5. Retensi protein (%) ikan gurami pada setiap perlakuan selama penelitian
Perlakuan (% Fermentasi Daun Singkong:%Tepung Kedelai)
Ulangan
P0 (0:100) P1 (5:95) P2 (10:90) P3 (15:85) P4 (20:80)
1 13,48 22,04 24,81 17,00 20,80
2 14,53 23,33 23,32 14,75 20,45
3 13,76 21,99 20,33 16,53 19,51
Jumlah 41,77 67,35 68,47 48,28 60,76
Rata-rata 13,92±0.54a 22,45±0.76b 22,82±2.28b 16,09±1.81a 20,25±0.67b
Huruf yang tak sama pada baris yang sama menunjukan adanya perbedaan yang nyata antar perlakuan (P<0,05).
Dari Tabel 5 terlihat bahwa lebih tinggi kecernaanya sehingga
retensi protein berkisar antara kemampuan ikan untuk
13,92%-22,82 %. Retensi protein memanfaatkan protein untuk
tertinggi terdapat pada perlakuan P2 menambah protein tubuh lebih
(10 % tepung daun singkong efisien. Hal ini sesuai dengan
terfermentasi) yaitu 22,82 % dan pendapat Dani et al. (2005), bahwa
terendah pada perlakuan P0 (kontrol) protein yang terkandung dalam
yaitu 13,92 %. Tingginya retensi pakan ikan berhubungan langsung
protein pada P2 disebabkan karena dalam mendukung sintesa protein
kadar protein yang terkandung di dalam tubuh. Meningkatnya protein
dalam pakan yang diberikan dapat dalam tubuh berarti ikan telah
dimanfaatkan dan diabsorpsi secara mampu memanfaatkan protein yang
baik oleh benih ikan gurami. diberikan lewat pakan secara optimal
Komposisi bahan pakan ini untuk kebutuhan tubuh seperti,
kemungkinan cocok untuk ikan metabolisme, perbaikan sel-sel yang
gurami sehingga mampu dengan rusak dan selanjutnya untuk
efisien dimanfaatkan untuk pertambahan protein tubuh.
meningkatkan protein tubuh. Hal ini Karbohidrat juga dapat
dibuktikan dari tingginya efisiensi menunjang pertumbuhan ikan,
pakan pada perlakuan P2 (Tabel 4), walaupun kebutuhan ikan akan
ini berarti pakan yang diberikan karbohidrat sangat kecil (NRC,
dengan 10% daun singkong hasil 1993). Boer dan Adelina (2009),
fermentasi adalah yang terbaik untuk menyatakan bahwa kemampuan ikan
menambah protein tubuh ikan dalam memanfaatkan karbohidrat
gurami dan dapat dicerna dengan tergantung pada jenis dan
baik oleh tubuh dan diserap ke dalam kemampuan ikan dalam
daging ikan, sehingga protein daging menghasilkan enzim amilase untuk
diperoleh maksimal pada perlakuan mensintesa karbohidrat. Kemampuan
ini hal ini didukung dengan tingginya enzim amilase dalam sistem
nilai kecernaan pada perlakuan P2 pencernaan ikan untuk mencerna
(Tabel 3). ikan umumnya terbatas, namun lebih
Retensi protein tertinggi pada tinggi pada ikan herbivora seperti
perlakuan P2 karena pakan pada halnya ikan gurami.
perlakuan ini lebih disukai ikan dan
8
Laju Pertumbuhan
Bobot rata-rata individu pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada
Gambar 1 berikut ini.
14
12
Bobot Tubuh (g)
10 P0 (0)
8 P1 (5)
6 P2 (10)
4 P3 (15)
2 P4 (20)
0
0 14 28 42 56
Hari
Gambar 1.Grafik perubahan bobot rata-rata individu ikan gurami pada setiap
perlakuan selama penelitian.
Tabel 6. Laju Pertumbuhan Spesifik (%) Individu Ikan Gurami Pada Setiap
Perlakuan Selama Penelitian.
Perlakuan (% Fermentasi Daun Singkong : %Tepung Kedelai)
Ulangan
P0 (0:100) P1(5:95) P2 (10:90) P3(15:85) P4(20:80)
1 1,8 2,2 2,2 2,2 2,1
2 2,0 2,1 2,3 2,0 2,0
3 1,8 2,1 2,2 2,2 2,0
Jumlah 5,6 6,4 6,7 6,3 6,1
Rata-rata 1,9±0,12a 2,13±0,06b 2,24±0,06b 2,11±0,12 b 2,0±0,06b
Huruf yang tak sama pada baris yang sama menunjukan adanya perbedaan yang nyata antar perlakuan (P<0,05).
Hasil perhitungan terhadap laju kandungan serat kasar daun singkong
pertumbuhan spesifik pada benih yang cukup tinggi yaitu sekitar 20%,
ikan gurami diperoleh yang terendah menyebabkan ikan kurang mampu
pada perlakuan kontrol (0% tepung mencerna daun tersebut.
daun singkong terfermentasi) dan Seperti telah kita ketahui
tertinggi pada perlakuan P2 (10% bahwa sistem pencernaan ikan relatif
tepung daun singkong terfermentasi) lebih sederhana dibandingkan hewan
yaitu 2,24%. darat dimana ikan memiliki enzim
Dari data Tabel 6 dapat dilihat pencernaan yang terbatas terutama
bahwasanya semakin tinggi enzim amilase dan selulase yang
kandungan daun singkong didalam menghidrolisis karbohidrat yang
pakan ikan gurami menyebabkan banyak terdapat pada bahan nabati
penurunan terhadap pertumbuhan seperti halnya daun singkong.
ikan, hal ini dikarenakan serat kasar Perlakuan P2 dengan
daun singkong yang cukup tinggi pemberian daun singkong fermentasi
sehingga ikan sulit mencernanya. 10% di dalam pakan mempunyai
Sesuai dengan pernyataan oleh nilai laju pertumbuhan yang paling
Widjanarko et al. (2000) yang tinggi. Hal ini disebabkan karena
mengatakan bahwa meskipun daun tingkat penggunaan tepung daun
singkong memiliki kandungan nutrisi singkong fermentasi dalam pakan
tinggi, namun daun ini juga memiliki buatan cukup optimal yang ditunjang
keterbatasan untuk dijadikan pakan dengan komposisi bahan lainnya
ikan. Salah satunya karena sehingga menghasilkan efisiensi
10
Kelulushidupan
Data hasil perhitungan kelulushidupan ikan gurami (Osphronemus
gouramy Lac.) dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Kelulushidupan (%) benih ikan baung selama penelitian
Perlakuan (% Fermentasi Daun Singkong:%Tepung Kedelai)
Ulangan
P0 (0:100) P1(5:95) P2(10:90) P3(15:85) P4(20:80)
1 90 90 85 95 100
2 90 100 95 90 100
3 100 95 85 90 90
Jumlah 280 285 265 275 290
Rata-rata 93,33 95 88,33 91,67 96,67
Dari hasil pengamatan selama Kematian ikan terjadi karena saat
penelitian terlihat tingkat sampling ada ikan terus bergerak
kelulushidupan benih ikan gurami ketika dilakukan penimbangan
menunjukkan perbedaan pada setiap sehingga beberapa ikan yang
perlakuan. terjatuh ke tanah menyebabkan luka-
Tabel 7 menunjukkan bahwa luka di bagian badan akibatnya ikan
angka kelulushidupan tertinggi mengalami kematian. Kematian ikan
terdapat pada perlakuan P4 (20% juga terjadi karena perubahan suhu
tepung daun singkong terfermentasi) dan perubahan lingkungan selama
yaitu sekitar 96,67%, serta yang penelitian.
terendah pada perlakuan P2.
Kualitas Air
Data hasil pengukuran kualitas air selama penelitian dapat dilihat pada
Tabel 8.
Tabel 8. Data hasil pengukuran kualitas air selama penelitian.
Hari Pengamatan ke...
Parameter Nilai Standar
1 28 56
Pengukuran *
Suhu (OC) 27-31 28-31 26-29 25-30
pH 6-7 5-6 6-7 6,5-8
DO (mg/L) 2,8-3,4 2,8-3 3,1-3,3 >2
NH3 (mg/L) 0,047 0,039 0,054 0,1
Pada Tabel 8. dapat dilihat media penelitian sudah termasuk
suhu, derajat keasaman (pH), DO kategori yang sesuai untuk
dan kadar amoniak perairan selama mendukung kehidupan ikan gurami.
penelitian pemeliharaan ikan gurami,
11
P0 (0:100) 8500
P1 (5:95) 8535
P2(10:90) 8280
P3(15:85) 8145
P4(20:80) 7935
Biaya termurah pembuatan fermentasi) yaitu Rp 8.280,- per kg
pakan terdapat pada perlakuan P4 dan menghasilkan laju pertumbuhan
(20% daun singkong fermentasi) spesifik terbaik, secara ekonomis
yaitu Rp 7935,- per kg . Hal ini biaya pakan pada perlakuan P2 lebih
disebabkan pengunaan tepung murah karena dengan waktu
kedelai yang harganya relatif mahal pemeliharaan yang sama dengan
pada P4 paling sedikit. Apabila perlakuan P4 dihasilkan
dibandingkan dengan biaya pakan pertuumbuhan benih ikan gurami
perlakuan P2 (10% daun singkong yang lebih cepat.
Kesimpulan
Hasil penelitian selama 56 menghasilkan laju pertumbuhan spesik
hari diperoleh bahwa penggantian 2,24%, efesiensi pakan 23,19%,
10% tepung daun singkong kecrenaan 61,09% dan retensi protein
terfermentasi dan 90 % tepung 22,82 % tertinggi dibandingkan
kedelai merupakan pakan terbaik dengan perlakuan lainnya.
untuk benih ikan gurami yang
Daftar Pustaka