Anda di halaman 1dari 23

BAB III

ANALISA SISTEM KERJA DIGESTER DAN SCREW

PRESS PADA PABRIK KELAPA SAWIT .

Gambar 3.1. Digester dan Press

3.1. Prinsip Dan Fungsi Digester.

Digester (ketel adukan) adalah suatu ketel yang mempunyai dinding

rangkap, as pemutar yang dilengkapi dengan pisau-pisau pengaduk, yang

digunakan untuk melumat brondolan sampai homogen, sehingga daging buah

(pesicarp) pecah dan lepas dari biji (nut). Jumlah pisau-pisau pengaduk pada

digester terdiri dari 6 pasang pisau pelumat (Stirring Arms), 5 set pisau pelumat

sebelah atas untuk mengaduk dan 1 set pisau buangan dibagian bawah untuk

mempermudah pelumatan dan mendorong biji yang masih bercampur dengan

serat dari ketel adukan, jarak pisau dengan dinding ketel maksimal 15 mm.

6
7

Untuk mempermudah proses pelumatan suhu digester dipertahankan 90 –

950C agar serat dapat terpisah dari biji yang diberikan dengan cara

menginjeksikan uap. Proses pengadukan berlangsung selama 15 menit.

Adapun tujuan dari pelumatan di digester adalah :

a. Melumatkan daging buah .

b. Memisahkan daging buah dengan biji.

c. Untuk mempermudah proses di press.

Digester sering disebut sebagai alat aduk yang terdiri dari bejana yang

dilengkapi dengan alat-alat perajang buah sehingga terjadi pelepasan pericarp

dengan biji sambil pemecahan kantong-kantong minyak. Volume digester

berpengaruh terhadap kehilangan minyak, jika digester penuh maka memperlama

proses pengadukan dengan tekanan lawan yang kuat sehingga perajangan

sempurna karena ketinggian buah dalam digester akan menimbulkan tekanan

didasar digester semakin tinggi dan tahanan lawan terhadap pisau semakin tinggi

dan pemecahan kantong minyak dan pemisahan serat dengan serat yang lain

semakin sempurna, jadi isi dari digester minimal ¾ agar diperoleh hasil yang

lebih baik untuk feeding pressan.

Untuk menaikkan suhu didalam digester digunakan uap sistem pemanasan

mantel (steamjacket), suhu yang diharapkan adalah 90C dengan alasan pada suhu

tersebut minyak sudah mencair dan mudah keluar dari kantong-kantong minyak,

sedangkan yang masih berbentuk emulsi akan pecah menjadi minyak dan cairan

lainnya dan kerusakan minyak seperti oksidasi dan hidrolisa relatif belum terjadi.
8

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja digester :

1. Kondisi pisau pengaduk digester.

2. Level volume buah dalam digester.

3. Temperatur/ steam.

4. Kebersihan bottom plate.

5. Kondisi digester.

6. Kematangan buah yang sudah terebus.

7. Drain.

8. Kondisi plat siku penahan pada dinding digester.

Fungsi digester adalah untuk melumatkan buah sehingga daging buah

terpisah dari biji dan memudahkan pengerjaan pengepressan. Alat ini berupa

tabung dilengkapi 4 tingkatan pisau dengan 3 tingkat atas sebagai pengaduk dan 1

tingkat bawah disamping sebagai pengaduk juga sebagai pelempar.

Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah :

a. Pengisian digester harus dapat dipertahankan minimal ¾ dari volumenya,

hal ini supaya tekanan ke bawah besar sehingga pelumatan dapat

berjalan dengan baik.

b. Pertahankan temperatur dalam digester 90OC – 95OC.


9

c. Untuk menghasilkan pengadukan optimal maka putaran pisau digester 25

– 26 rpm.

3.2. Bagian Utama Dari Digester

Bagian utama digester terdiri dari:

1. Outer Plate

2. Wearing Plate

3. Lapisan Rock Wall/ Heating Isolator

4. Perforated Bottom Plate

5. Vertical Shaft Icw Stirring Arm

6. Chute

7. Palm Oil Out Let Pipe

8. Base Plate.

9. Steam Pipe Instalation.

3.2.1. Outer Plate

Outer Plate adalah dinding bagian luar degester yang berguna untuk

menopang konstruksi degester. Outer Plate berbentuk silinder tegak dengan

ketebalan 12 mm berbahan mild steel. Bagian atas outer plate menopang

elektromotor dan gear speed reducer sedangkan bagian bawah menumpu vertical

shaft. Sisi kanan dan kiri bagian atas outer plate dipasang "kupingan untuk

menjadi tumpuan ke konstruksi bangunan pabrik. Jadi seluruh beban digester


10

termasuk elektromotor dan gear speed reducer dan vertical shaft ditopang oleh

outer plate.

Gambar 3.2.1. digester.

3.2.2 Wearing plate

Wearing plate berfungsi untuk melindungi outerplate dari abrasive akibat

gesekan MPD ( Mass Passing to Digester ) dengan dinding silinder digester.

Wearing plate memiliki bentuk yang sama dengan outer plate namun terbuat dari

plat mild steel 5 mm. Ini akan mengakibatkan murahnya biaya penggantian spare
11

part. Beberapa PKS kadang mengganti wearing plate dari bahan mild steel

menjadi stainless steel plate yang membuat umur teknis wearing plate lebih lama.

Untuk membantu proses pelumatan di wearing plate dilaskan siku 15 mm panjg

15 cm yang menyebar merata di beberapa titik antara/celah stirring arm untuk

memberikan efek penahan dari MPD saat diaduk sehingga MPD tidak ikut

berputar searah pergerakan stirring arm. Kondisi siku-siku penahan ini harus

diperhatikan agar kualitas pengadukan tetap sempurna.

3.2.3 Lapisan rock wall/heating.

Lapisan rock wall/heating isolator merupakan lapisan isolator panas

setebal 50 mm, bagian terluar dilapisi dengan alluminium foil 0,8 mm thick.

Tujuan pemasangan isolator panas agar panas dari MPD yang bersumber dari live

stean injecktion tidak terbuang akibat dinding digester bersinggungan langsung

dengan udara ambient. Dengan suhu pengadukan yang lebih cenderung konstan

akan memaksimalkan proses pengadukan.

3.2.4 Perforated bottom plate.

Perforated bottom plate merupakan plat yang ditempatkan dibagian bawah

degester namun masih diatas bottom plate. jadi ada celah antara perforasi bottom

plate dengan bottom plate sebesar 5 cm yang bertujuan agar minyak sawit yang

terpisah dapat mengalir keluar dari digester. Diameter lubang perforasi berkisar 4-

5 mm yang jumlah luasan nya lebih besar dari pipa pengeluaran minyak.
12

Selama proses pengadukan daging buah terlumat dan sell-sell minyak akan

terbuka sehingga minyak akan keluar dan memenuhi digester. Minyak sawit yang

keluar ini harus segera dikeluarkan agar memudahkan beban kerja screw press.

Jadi digester selain melumatkan juga memisahkan minyak dan screw press

melanjutkan proses yang tak mampu dicapai digester. Pengendalian lossis ampas

kempa sangat dipengaruhi oleh kinerja digester, semakin daging buah lumat

semakin banyak minyak yang terpisah semakin mudah proses pengempaan di

screw press.

Permasalahan yang sering timbul adalah sering tumpatnya perforasi

bottom plate akibat tertutup fibre. Untuk mencegah tertutupnya lubang perforasi

bottom plate dengan menginjeksikan uap sebelum digester diisi sehingga tekanan

uap akan mendorong padatan yang ada dan diakhir olah degester harus benar-

benar kosong dan kembali steam diinjeksikan kembali.

3.2.5 Vertical shaft icw.

Vertical shaft icw stirring arm merupakan alat untuk mengaduk MPD.

Vertcal saft harus simetris dan terhubung dengan gear speed reducer melalui

kopling. Vertikal saft berpenampang wajik dan dilengkapi dengan alur untuk

mengunci stirring arm melalui baut dan mur. Pemasangan pisau pisau

pengaduk/stirring arm berbentuk letter huruf S dan berputar searah jarum jam.

Stirring arm juga akan mengalami aus akibat gesekan dan secara periodik harus

diganti sesuai dengan jam kerja alat yang tercantum dilabel pembelian.
13

Stirring arm terdiri dari 5 tingkat, tingkat paling bawah disebut expeller arm atau

pisau pelempar yang berfungsi mendorong digested MPD keluar menuju corong

umpan/chute ke screw press

3.2.6 Chute.

Chute merupakan jalur keluar digester MPD dari digester ke screw press.

Chute umumnya berbentuk kotak memanjang kebawah. Chute dilengkapi dengan

pintu/klep berupa plat yang bergerak naik dan turun untuk membuka dan menutup

aliran digested MPD. Pada awal olah klep ini ditutup terlebih dahulu, kemudian

setelah proses pengadukan 15 menit pinti perlahan-lahan dibuka hingga digested

MPD dapat diolah secara kontiniu. Chute digester umum nya dilengkapi dengan

sight glass yang berguna melihat aliran digested MPD. Dibagian atas chute

dipasang pipa 1 inchi untuk memasukkan air panas kedalam corong. Air panas

dimasukkan jika umpan digested MPD macet dan diakhir olah untuk

membersihkan corong.

3.2.7 palm oil out let pipe.

Palm Oil Out Let Pipe sebenarnya dapat dikatakan tambahan saja karena

berfungsi untuk mengalirkan minyak sawit yang keluar dari perforated palm oil.

Palm oil out let pipe dilengkapi dengan keran yang ukurannya sesuai dengan pipa

yaitu 4 inchi. Umumnya untuk mempercepat minyak keluar dibagian sisi inlet

pipe nya berbentuk huruf Y. Keran pipa harus terbuka kontiniu untuk melayani

aliran minyak, namun kadangkala beberapa digester akan semain "berat" untuk
14

mengaduk MPD jika minyak sawit terlalu banyak keluar. Untuk mengatasinya

dapat dengan mengatur bukaan keran atau keran dapat dibuka secara periodik

setiap 15 menit misalnya dan pastikan putaran vertical shaft 26 rpm. Out let pipa

ini terhubung langsung dengan oil gutter yan berada dibawah screw press menuju

sand trap.

3.2.8 Base plate.

Base Plate berfungsi menopang vertical saft karena di base plate di

tempatkan bearing penopang vertical saft. Selain vertical saft steam live injection

untuk bottom perforasi plate, juga ditempatkan palm oil out let pipe. Fungsi base

plate hanya untuk konstruksi tidak ada kaitannya dengan proses kerja degester.

3.2.9 Steam pipe.

Steam Pipe Instalation berguna mendistribusikan steam ke proses di

digester untuk mengkondisikan proses pelumatan di 95 derajat celcius. Saat ini

pemanasan umumnya menggunakan steam injeksi langsung untuk mempercepat

tercapainya suhu kerja ideal. Posisi penempatan stean injeksi ada 2 titik yaitu di

dinding silinder sekitar 30 cm dari base plate yang terdustribusi minimal 4 titik

merata dan yang kedua dibase plate yang posisi nya terdistribusi merata 4 titik.

Masing-masing pipa memiliki keran uap pengatur kapasitas steam yang

berdiameter nominal 1 inchi sesuai dengan diameter pipa steamnya.

Pemakaian steam jakcet umumnya sudah ditinggalkan mengingat

temperatur kerja lebih lama dicapai jika dibandingkan dengan injeksi langsung.
15

Pemakaian injeksi langsung juga bertujuan sesegera mungkin mencapai

temperatur kerja sebelum MPD meninggalkan digester menuju screw press.

Digester adalah Vessel untuk melumatkan buah/brondolan dan dipanasi

sampai temperatur 95oC +/- 2oC sehingga memenuhi kondisi untuk di press.

Digester juga berfungsi mendorong buah atau brondolan menuju mesin press.

Buah yang masuk kedalam digester akan dilumatkan oleh pisau-pisau (long arm

dan short arm) yang berputar, yang ada didalamnya. Oleh karena itu saat operasi

digester harus minimal ¾ penuh, agar buah atau brondolan mengenai keseluruh

pisau sehingga proses pelumatan akan sempurna. Setelah dilumatkan kemudian

buah didorong oleh pisau pendorong (expeller arm) menuju press.

3.3. Komponen Screw Press

Pada proses perancangan Screw Press terdapat komponen yang mendukung

dalam proses perancangan.

3.3.1. Double screw

Double screw terbuat dari bahan baja tuang dengan ukuran yang berbeda

tergantung kapasitas olah yang dilayani. Satuan kapasitas screw press adalah Ton

TBS/Jam. Umumnya dalam membeli spare part screw dipasaran ditentukan jam

kerja yang mampu dicapai alat tersebut hingga penggantian berikutnya (kecuali

jika screw patah). Umumnya screw yang dijual dapat bekerja dengan baik hingga

1000 jam kerja, Bentuk screw persis seperti ulir yang kita kenal namun dengan

bentuk penampang ulir persegi dengan ketebalan lebih dari 1,5 inchi (terutama
16

bagian ujung) dengan jarak pitch lebih kurang 10 cm atau dapat digambarkan

seperti conveyor yang dibuat dari baja tuang dengan ketebalan yang mampu

menerima tekanan nominal 60 bar secara kontiniu. Bagian tengah screw dibuat

lubang tempat as pikul menopang seluruh berat sendiri screw. ujung as pikul

dihubungkan ke primary shaft dan secondory shaft. Screw dapat berputar karena

bagian pangkal screw dilengkapi aur pasak yang bersesuaian dengan alur pasak di

primary dan secondary shaft. Primary dan secondary saft dihubungkan dengan

gear conection yang langsung menyatu dengan shaft.

Gambar 3.3.1. double screw press.

3.3.2. Press silinder

Press Silinder atau disebut juga press cage yang terbuat dari plat baja yang

diperkuat dengan tulangan plat mild steel setebal 8 mm. Press silinder berbentuk

kaca mata yang bagian tengahnya terhubung. Press silinder dapat juga disebut

saringan, dimana fibre/serabut daging buah sawit tidak terikut ke cairan minyak

yang telah dipress. Press silinder memiliki lubang yang sangat banyak, diameter
17

lubang bervariasi umumnya berdiameter antara 4-6 mm, Penahan press silinder

sering disebut (kacamata, karena memang seperti kaca mata) yang terbuat dari

plat baja dengan ketebalan 15 mm ditopang dengan sejumlah baut yang mampu

menopang tekanan 50-60 bar,jam kerja press silinder pada umumnya 4.000 jam

3.3.3. Casing/Body

Casing/Body screw press terbuat dari plat mild steel dengan tebal 10 mm

berbentuk kotak dengan dilengkapi pintu sebelah kanan, kiri dan atas. Dibagian

atas ada 2 pintu yaitu 1 pintu untuk melihat kondisi press silinder & satu

pintu/lubang untuk menghubungkan screw press dengan corong umpan dari

digester. Bagian belakang digunakan sebagai tempat bearing untuk menumpu

shaft yang harus ter seal dengan baik sehingga minyak pelumas dari gearbox tidak

bercampur dengan CPO. Body screw press harus ditumpu diatas pondasi yang

umumnya terbuat dari profil 100 mm. ada yang melapisi bagian lantai body screw

press yang berfungsi untuk menampung minyak sawit dengan plat stain less steel.

Bagian depan screw press dilengkapi body untuk menopang hydraulic double

cone dan dihubungkan dengan sistem engsel sehingga memudahkan saat

perbaikan screw press.

Gambar 3.3.3. body screw press


18

3.3.4. Gear Box

Gear box terdapat dibagian belakang body screw press yang didalam nya

terdapat primary dan secondary screw yang dihubungkan dengan gear agar

putaran double screw saling berlawanan arah. permasalahan yang sering terjadi di

gear box yaitu sering patahnya bearing as akibat over pressure/kelebihan tekanan,

minyak pelumas kurang bahkan mungkin juga akibat kualitas bearing yang tidak

sesuai. Di sisi gearbox umumnya dilengkapi dengan selang sight glass untuk

melihat level pelumas dari luar dan dilengkapi dengan lubang intip dibagian atas

untuk melihat kondisi bearing.

3.3.5. Hidrolik Double Cone

Hydraulic Double Cone merupakan alat yang ditambahkan ke sistem

screw press untuk memberikan tekanan lawan terhadap daya dorong double screw

di fibre kempa,dengan ditekannya ampas kempa oleh hydraulic double cone maka

minyak akan keluar dari massa pressed melalui press silinder. Hydraulic double

cone perangkat penting untuk mengendalikan losis minyak namun disisi lain bisa

membahayakan peralatan jika tekanannya berlebihan. sistem pengaturan tekanan

sudah otomatis berdasarkan amper meter elektromotor screw press yang diset

antara 30-35 amper atau berdasarkan tekanan hydraulic di barometer antara 50-60

bar.
19

Permasalahan yang sering muncul dihydraulic double cone yaitu :

1. Sering bocornya sambungan selang

2. Tidak disiplinnya pelumasan bantalan luncur batang cone

3. Kebersihan panel dari debu

4. Sulitnya tenaga mekanik yang handal untuk memperbaiki sistem otomatis

jika rusak.

3.4. Tekanan kerja screw press.

3.4.1. Tekanan Berlawanan

Pengerak poros screw press dilakukan dengan electromotoryang

dipindahkan dengan belt, gigi dan hydraulic. Power dengan putaran sebesar 10-12

rpm untuk menggerakkan alat screw. Efektifitas tekanan ini tergantung pada

tekanan tahanan lawan pada adjusting cone. Tekanan pada Hydraulic Cone yang

sesuai untuk tekanan pada tahap awal 40-50 bar dan pada Double

Pressing menggunakan tekanan pertama 30-35 bar dan pada pengepressan kedua

diberi tekanan 40-50 bar

Untuk menurunkan kadar minyak dalam ampas, tekanan lawan dinaikkan

dengan mengatur Cone, hal ini akan menyebabkan efek samping yaitu ditemukan

persentase Nut pecah yang tinggi dan dapat mempercepat kerusakan Screw Press,

bahkan dapat menyebabkan terbakarnya Electromotor.


20

Tekanan kerja Cone yang rendah akan menghasilkan ampas dengan kadar

minyak yang tinggi dengan sedikit jumlah biji pecah sudah berkurang. Oleh sebab

itu pengoperasian screw press hendaknya dipertimbangkan keuntungan dan

kerugian yang diakibatkannya.

Tujuan menstabilkan tekanan pressan adalah :

a. Memperkecil kehilangan minyak dalam ampas, dengan meratanya adonan

masuk kedalam screw press yang diimbangi dengan tekanan stabil maka

ekstraksi minyak akan lebih sempurna, dengan demikian kehilangan minyak

akan lebih rendah.

b. Menurunkan jumlah biji pecah, semakin tinggi variasi tekanan dalam screw

press maka jumlah biji pecah semakin tinggi.

c. Memperpanjang umur teknis. Umur teknis alat seperti crew, cylinder

press dan electromotor lebih tahan lama karena kurangnya goncangan elektrik

dan mekanis.

3.5. Cara Kerja Mesin Screw Press.

Motor listrik sebagai sumber gerakan yang berfungsi untuk menggerakkan

mesin double screw press. Screw press dihidupkan melalui panel kendali

sekaligus system hidroliknya, lalu dimasukkan air panas dengan suhu 900C

melalui pipa masuk (pipe inlet). Motor listrik hidup memutar pulli melalui poros

motor dengan daya 30 KW dengan putaran 1475 rpm. Pulli menggerakkan sabuk

menghantarkan putaran ke pulli yang terpasang pada poros yang menghubungkan

ke gear reduser,dan gear reduser digerakkan poros utama yang dihubungkan

dengan kopling. Poros utama menggerakkan roda gigi perantara yang


21

mengakibatkan kedua poros berulir akan bergerak berlawanan arah dengan

putaran yang sama.

Pada bagian akhir ulir terdapat dua buah konus yang digerakkan dengan

bantuan sistem hidrolik dengan gerakan maju mundur sesuai dengan tekanan yang

dibutuhkan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil pengepresan dan tekanannya

sebesar 30-50 bar.

Minyak yang dihasilkan oleh mesin press dialirkan ke oil vibrating

screnn dan kemudian dialirkan ke crude oil tank untuk diproses lebih lanjut,

sedangkan serabut dan biji buah sawit yang masih mengandung 4% minyak

dialirkan ke cake breaker conveyor untuk proses selanjutnya. Motor listrik

memutar poros screw press yang direduksi (dikurangkan) putarannya dari 1475

menjadi 12 rpm melalui speed reduser.

Pada mesin ini worm screw press memiliki peranan utama yang

mendorong dan menekan kelapa sawit supaya terjadi pemerasan. Buah sawit yang

telah dihancurkan pada digester diperas akibat gaya tekan yang ditimbulkan

antara screw, casing (press cage), dan cone. Screw press mendapatkan tenaga

putaran dari motor listrik berdaya 30 KW, putaran 1450 rpm yang direduksikan

melalui Gear Box hingga mencapai 9 -11 rpm dan disalurkan melalui 2 buah

worm screw press. Press cage atau casing memiliki lubang penyaringan sebanyak

22.000 buah diseluruh sisinya. Cone mendapatkan daya tekan dari pompa hidrolik

sebesar 30-40 bar.


22

Dalam Menentukan kapasitas Screw Press Ada Beberapa hal yang perlu di

perhatikan yaitu:

 Massa buah yang masuk kedalam digester dan screw press.

 Screw press harus terisi penuh untuk memperoleh efisiensi penekanan

sehingga minyak yang dihasilkan akan banyak.

Dari kondisi di atas maka kapasitas screw press dapat di hitung dengan

menggunakan rumus:

 Q = % berondolan X kapasitas olah Mesin Screw press

Misalkan % berondolan = 60 %

Massa screw press = 10 ton/ jam


60
Maka,Q= 100X 10 ton/ jam

Q = 6 ton / jam

= 6000 kg/ jam

Selain itu kita juga harus mengetahui volume aliran, untuk mengetahui

volume aliaran Kita harus mengetahui berapa harga massa jenis buah kelapa

sawit, dari data yg di dapat harga massa jenis buah kelapa sawit = 641 kg/m3.

Oleh karena itu volume aliran pada screw press adalah:

Valiran = Q / 

= 6000 kg/jam : 641 kg/ m3

=9.36 m3/jam
23

3.6. Perawatan Mesin Screw Press

Cara- cara perawatan ini perlu diketahui dan di pelajari oleh operator agar

dapat berjalan agar Mesin berjalan dengan baik dan normal, operator di anjurkan

untuk memahami cara-cara perawatan sebelum Mesin Screw press di operasikan.

A. Fan Belt

Jaga jarak kekencangan dan kebersihan Fan Belt setiap hari,hindari dari

kotoran atau minyak yang dapat menyebabkan efesiensi Fan Belt berkurang.

B. Bearing

Jaga selalu kebersihan minyak Di Intermediate Gear Housing, ganti secara

teratur menurut jam kerja yang dianjurkan pada saat penggantian Bearing

agar selalu dijaga kebersihan nya untuk menghidari pasir / kotoran lain yang

dapat merusak / memperpendek umur Bearing.

C. Main Screw / Worm Screw

Setiap 1000 jam kerja Main Screw diperiksa kembali keausannya ganti bila

perlu dan rehap kembali apabila masih dapat di pergunakan kembali

pergunakan kawat las dengan kualitas baik untuk merehabilitasikan Main /

Worm Screw tersebut agar di dapat hasil yang sempurna.

D. Press Cage

Setiap penggantian Main Screw, di periksa ketebalan Press Cage,ganti bila

perlu dan dapat di balik posisinya tersebut apabila baru 1 x penggantian Main

Screw.
24

E. Oil Seal

Ganti apabila terjadi rembesan oli yang terdapat di celah Main Shaft,yang

sesuai dengan ukuran yang telah di tentukan dan bermutu tinggi.

F. Hydraulic Power Pack

Alat ini merupakan hal yang cukup pital pada mesin Screw Press,maka dari

itu perlu di perhatikan kebersihan dan ke efektifan saat beroprasi,jangan di

berikan kepada yang bukan ahlinya untuk menseting / memperbaiki

Hydraulic Press.

3.6.1. Preventive Maintenance

 Check kondisi Oil Gearbox, jika viscositasnya rendah atau jika

sudah terjadi penggumpalan segera dilakukan pergantian

 Check kondisi baut dan Rubber Coupling

 Lakukan pemberian Grease / pispot pada Cone guide

 Check keausan / jam kerja dari Screw Press (budget 1000 jam

kerja).

 Check kondisi Press Cage, keausan lobang (budget 1000 jam) dan

apakah ada yang pecah

 Lakukan penggantian Adjusting Cone jika sudah aus

 Lakukan pembersihan rutin terhadap saringan oli pada unit

Hydraulic Pump

 Penggantian Bushing diujung Lethening Shaft jika aus.


25

 Jarak antara Worm Screw dan Press Cage berkisar 2 mm (kondisi

baru), harus diganti apabila telah berjarak 12 mm.

3.6.2. Sistem Pelumasan

 Speed Reduser / Gear Box

Minyak pelumas ; Iso Vg 320

Jangka waktu pergantian

A. Penggantian pertama ; 500 Jam kerja

B. Penggantian selanjutnya ; 2,000 Jam kerja

Capasitas oli ; ± 60 Liter

Lubrication Methode ; Oil bath

 Intermediate Gear

Minyak pelumas ; Iso Vg 320

Jangka waktu pelumasan

A. Penggantian pertama ; 1,600 Jam kerja

B. Penggantian selanjutnya ; 2,500 Jam kerja

C. Capasitas oli ; ± 60 Liter

D. Lubrication Methode ; Oil bath

 Bearing

Minyak pelumas ; Iso Vg 320

Jangka waktu pelumasan

A. Hydraulik Cone / Adjusting Cone

Jangka waktu benambah / pengcekan ; Setiap hari

B. Bearing hanya pada saat penggantian bearing


26

 Power pack

Minyak pelumas ; Iso Vg 15 / Vg 22

3.6.3 Normalisasi screw press.

Screw press adalah mesin kempa yang digunakanan untuk memeras

lumatan brondolan matang dengan sistem tekan dan digunakan untuk memisahkan

minyak kasar (crude oil) dari daging buah (mesocarp) dengan cara diperas.

Tekanan cone yang sebaiknya digunakan pada press adalah 30-40 BAR.

Tekanan cone yang kurang mangakibatkan losis minyak pada fiber tinggi tetapi

persentasi biji pecah kecil. Namun dengan tekanan cone yang terlalu tinggi

mengakibatkan biji pecah yang tinggi tetapi proses pemerasan minyak maksimal

(losis minyak di fiber rendah).

Mekanisme pengempaan ialah masuknya adonan kedalam cylindre press

dan mengisi worm, volume setiap space worm berbeda semakin mengarah ke

ujung as screw volume semakin kecil sehingga perpindahan massa akan

menyebabkan minyak terperas.

Untuk menurunkan kadar minyak dalam ampas, tekanan lawan dinaikkan

dengan mengatur cone. Tapi hal ini akan menyebabkan banyaknya persentase biji

pecah dalam cage, oleh karena pengoperasian Screw Press hendaknya

dipertimbangkan untung ruginya.


27

Pemberian air pengencer dengan cara menyiram cake dalam pressan.

Jumlah air pengencer yang diberikan tergantung pada suhu air pengencer, semakin

tinggi suhu air penhgencer maka semakin sedikit air pengencer yang diberikan,

sedangkan pemberian air pengencer yang terlalau banyak akan mengakibatkan :

1. Pemecahan cake yang lebih sulit di Cake Breaker Conveyor.

2. Turunnya kalor bakar pada ampas akibat tingginya kadar air.

3. Penurunan kapasitas screw press akibat bertambahnya kandungan air dan

kecepatan gerak cake dalam worm.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Screw Press adalah :

1. Kondisi worm screw press.

2. Tekanan.

3. Efek dari sterilizer (buah rebus masih mentah).

4. Sampah.

5. Air delusi.

Norma yang diijinkan di stasiun kempa (press) adalah :

Oil losis pada fiber : 0,65 %

Oil losis pada biji : 0,10 %


28

3.7. Perhitungan screw press.

Agar mendapatkan hasil pengolahan kapasitas produksi pabrik di hitung

setiap unit mesin Press dan dapat diselesaikan dengan persamaan berikut :

Kapasitas mesin press


= Trougpout Kg/jam
Waktu /menit

Jika diketahui Volume Digester 4,5 ton / jam,dapat di rumuskan sebagai berikut

Digester
× 60 Menit
Press / jam

4,5
= 0.3 Jam × 60 Menit=18 Menit
15

Untuk menghabiskan buah sebanyak 1 rebusan ±50 ton adalah :

900
50 ton FFB x 18 menit = 900 menit = 100 Menit
9

4.5 ton / Digester

4.5 ton x 2 Digester = 9 Ton

Anda mungkin juga menyukai