Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (302-312)

STUDI KUALITATIF PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI DAERAH


JONDUL KOTA PEKANBARU TAHUN 2016
Febri Destrianti1, Yessi Harnani*
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru – Riau
Jl. Mustafa Sari No. 5 Pekanbaru
yessiharnani@gmail.com

Submitted :11-10-2016, Reviewed:16-05-2017, Accepted:09-06-2017


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v3i2.1021

ABSTRACT
Prostitutes ( prostitutes ) is one professions experienced construction bad social and full stigma to be
classified as the scum of society. The number of prostitutes in Indonesia about 56 thousand prostitutes,
Riau 2.865 and in the Pekanbaru especially the jondul is 36 prostitutes. Prostitutes are the group the
most vulnerable from many sides, especially vulnerable to of HIV-AIDs, which is a deadly disease as a
result of mutually sexual partners. The purpose of this research is to analyze cause a woman as
prostitutes. The kind of research qualitative this to technique interviews. Informants 3 the main
prostitutes and supporting informants namely the pimps 1, 1 people who live in areas jondul, of Lima
Puluh Public Health Care and 1 customer. Research results obtained the cause of the prostitutes are in
jondul is because solicitation friend. The main reason they are prostitutes is economic issues, family
and because hurt failed menage. The prostitutes knowledge about risks and the health impacts is good
enough.The level of education the prostitutes is including high. Was recommended to health institutions
to improve the provision of information health and data on the number of prostitutes and they can
included for examination health.

Keywords : Economy, Family, Prostitutes

ABSTRAK
Pekerja Seks Komersial (PSK) adalah salah satu jenis profesi yang mengalami konstruksi sosial buruk
dan penuh stigma sampai dikategorikan sebagai sampah masyarakat. Jumlah PSK di Indonesia yaitu
sebanyak 56 ribu PSK, Provinsi Riau 2.865 PSK dan di Kota Pekanbaru khususnya daerah Jondul ada
36 PSK. PSK merupakan kelompok masyarakat yang paling rentan dari banyak sisi, terutama rentan
terhadap penyakit HIV – AIDs, yang merupakan penyakit mematikan sebagai akibat dari gonta-ganti
pasangan seksual. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penyebab seorang wanita menjadi
PSK. Jenis penelitian ini kualitatif dengan teknik wawancara mendalam. Informan utama 3 orang PSK
dan informan pendukungnya yaitu 1 orang mucikari, 1 orang warga yang bertempat tinggal di daerah
jondul, 1 orang petugas promkes dari Puskesmas Lima Puluh dan 1 orang pelanggan. Hasil penelitian
didapatkan bahwa penyebab para PSK berada di Jondul adalah karena ajakan teman. Alasan utama
mereka menjadi PSK adalah masalah ekonomi, keluarga dan karena sakit hati gagal berumah tangga.
Pengetahuan para PSK mengenai risiko dan dampak kesehatan sudah cukup baik. Tingkat pendidikan
para PSK juga sudah termasuk tinggi. Disarankan kepada institusi kesehatan agar lebih meningkatkan
pemberian informasi kesehatan dan pendataan mengenai jumlah PSK sehingga semuanya dapat
tercakup untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan.

Kata Kunci : Ekonomi ; Keluarga ; Pekerja Seks Komersial.

Kopertis Wilayah X 302


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (302-312)

PENDAHULUAN fenomena yang muncul dengan sendirinya.


Pekerja Seks Komersial (PSK) adalah Secara garis besar ada enam alasan mengenai
seseorang yang menjual jasanya untuk latar belakang timbulnya pekerjaan ini antara
melakukan hubungan seksual demi uang. lain karena kemiskinan dan pemenuhan
Biasanya pelayanan ini dalam bentuk kebutuhan hidup, ketidakpuasan terhadap
menyewakan tubuh. Di Indonesia PSK pekerjaan yang tengah dilakukan dan
sebagai pelaku pelacuran sering disebut penghasilan yang dianggap masih belum
sebagai sundal atau sundel yang mencukupi, karena tidak mempunyai
menunjukkan bahwa perilaku perempuan kecerdasan yang cukup untuk memasuki
sundal itu sangat begitu buruk hina dan sektor formal ataupun untuk menapaki
menjadi musuh masyarakat (Harnani, 2015). jenjang pendidikan yang lebih tinggi, latar
Para pekerja seks komersial berani belakang kerusakan atau ketidakutuhan
mengorbankan diri, masa depan, dan dalam kehidupan berkeluarga, seperti anak
kehidupannya tidak lain hanyalah untuk yang tidak diperhatikan dan kurang kasih
mendapatkan uang. Padahal uang dari kerja sayang orang tua, sakit hati ditinggal suami
keras itu tidak menjadi miliknya sendiri yang selingkuh atau menikah lagi, karena
secara utuh, tetapi uang itu harus dibagi-bagi tidak puas dengan kehidupan seksual yang
kepada semua pihak yang terlibat di dalam dimiliki sebelumnya, memiliki cacat secara
pekerjaannya, seperti uang untuk mucikari, badaniah.
uang keamanan, uang kamar, uang pelayanan Pada penelitian yang dilakukan oleh
dan sebagainya. Oleh karena itu, sangat wajar Halawa (2013) kepada 124 responden
jika dikatakan bahwa mereka adalah juga mengenai faktor yang menyebabkan wanita
kelompok yang paling tidak beruntung dari menjadi pekerja seks komersial yaitu faktor
pertukaran seksual-kontraktual di antara kebutuhan ekonomi didapat sebanyak 57,3%,
pekerja seks dan pelanggannya (Syam, 2010). faktor pelampiasan rasa kecewa sebanyak
Di negeri-negeri Barat seperti Benua 76,6%, faktor penipuan sebanyak 54,8%,
Amerika yang menganut asas kebebasan faktor status sosial sebanyak 63,7% dan
berekspresi, dunia seksualitas telah faktor media sebanyak 52,4%
memasuki kawasan publik. Di Kanada, Menurut Kartono (2011), dampak
misalnya, sex shop yang menjajakan berbagai akibat kegiatan pekerja seks komersial ini
keperluan seks akan dengan mudah ditemui, yaitu menimbulkan dan menyebarluaskan
baik untuk laki-laki maupun perempuan. penyakit kelamin dan kulit. Penyakit yang
Orang bisa berkunjung ke tempat-tempat paling banyak terjadi ialah syphillis dan
seperti ini tanpa beban. Tarian telanjang juga gonorrhoe (kencing nanah), yang mana jika
ada dimana-mana dan hal ini dianggap tidak mendapatkan pengobatan yang
sebagai bagian dari dunia entertainment sempurna, bisa menimbulkan cacat jasmani
sehingga tidak perlu disembunyikan (Syam, dan rohani pada diri sendiri dan anak
2010). keturunan. Akibat lainnya yaitu rusaknya
Praktik seksualitas di Indonesia pada sendi-sendi kehidupan keluarga. Suami-
umumnya dilarang keras, namun secara suami yang tergoda oleh PSK biasanya
sembunyi-sembunyi tetap dilakukan dan melupakan fungsinya sebagai kepala
bahkan terkadang tanpa mengindahkan keluarga, sehingga keluarga menjadi
batasan usia. Anak-anak di bawah umur pun berantakan. Keberadaan PSK ini juga
bisa menyewa film-film seksual dengan mengakibatkan rusaknya sendi-sendi moral,
sangat mudah. Praktik pornografi dan susila, hukum dan agama. Terutama
pornoaksi dilarang di ruang publik, namun di goyahnya norma perkawinan, sehingga
ruang tersembunyi tetap berlangsung terus menyimpang dari adat kebiasaan, norma
menerus (Syam, 2010). hukum dan agama.
Menurut Kadir (2007), maraknya Berdasarkan data dari Dinas Sosial
pekerja seks di Indonesia bukanlah sebuah Provinsi Riau, jumlah PSK yang terdata di

Kopertis Wilayah X 303


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (302-312)

Provinsi Riau tahun 2014 yaitu 2.865 PSK. jondul sebanyak 3 orang. Informan kuncinya
Salah satu lokasi pekerja seks komersial di yaitu 1 orang mucikari. Informan
Kota Pekanbaru adalah daerah Jondul yang pendukungnya yaitu 1 orang warga yang
berada di Kelurahan Rejosari Kecamatan bertempat tinggal di daerah jondul, 1 orang
Tenayan Raya Kota Pekanbaru. Data dari petugas promkes dari Puskesmas Lima Puluh
Dinas Sosial Kota Pekanbaru tahun 2015 dan 1 orang pelanggan. Analisis data dengan
diketahui bahwa jumlah pekerja seks di reduksi data, display data dan verifikasi
daerah Jondul sampai dengan Desember 2015 kesimpulan.
berjumlah 36 orang. Pekerja seks tersebut
melayani pelanggan yang ingin transaksi HASIL DAN PEMBAHASAN
seks. 1. Pekerja Seks Komersial
Daerah Jondul merupakan suatu Hasil penelitian dari wawancara
komplek perumahan yang terdiri dari rumah- mendalam para informan, diperoleh
rumah kost yang menyediakan transaksi seks informasi bahwa informan utama 1 sudah
pada pelanggan, dan perumahan yang bekerja menjadi PSK di jondul selama 8
merupakan tempat hunian para pekerja seks bulan, informan 2 selama 4 bulan dan
komersial. Untuk menuju daerah Jondul informan utama 3 baru 4 hari. Alasan mereka
dapat dicapai melalui jalan darat lebih kurang bisa sampai ke jondul dan bekerja sebagai
8 km dari pusat kota Pekanbaru. PSK adalah karena ajakan teman. Mereka
Berdasarkan wawancara awal yang sudah tahu pekerjaan yang akan mereka
telah dilakukan di daerah jondul, beberapa lakukan hingga mereka sampai ke jondul.
pekerja seks mengatakan mereka awalnya Seperti kutipan berikut:
tidak berniat untuk melakukan pekerjaan ini. “Kemaren emang sama kawan. Awalnya
Namun walaupun mereka memiliki sih jalan gitu. Iseng-iseng ke tempat
kesempatan untuk berhenti, mereka tidak bisa karaokean. Rupanya saya kenalan sama
berhenti karena merasa kesulitan kalau tidak temen juga. Kita nongkrong bareng. Dia
memegang uang dan tidak bisa membeli ajarin caranya. kayaknya ini jalan yang
barang-barang yang mereka inginkan. terbaik buat saya ya saya jalanin aja.
Mereka juga mengungkapkan bahwa mereka Tanpa ada paksaan. Masalah keluarga
harus menafkahi keluarga di kampungnya. saya bercerai dengan suami” (IU2.)
Dari latar belakang pendidikan juga, sebagian Keluarga mereka tidak ada yang mengetahui
besar hanya menempuh jenjang pendidikan pekerjaan mereka.
SD atau SMP. “Yah ga ada yang tau kerja kayak gini.
Taunya saya bekerja jauh merantau. Kalau
METODE PENELITIAN ada yang tau saya juga malu sama anak
Jenis penelitian ini adalah kualitatif. saya. Cuman mama tau saya disini cuma
Penelitian ini dilaksanakan di daerah Jondul sebagai kasir” (IU2)
Kota Pekanbaru. Waktu penelitian dari bulan Mengenai tarif untuk jasa yang
Februari-Agustus 2016. Pemilihan informan diberikan, informan mengaku memasang
dalam penelitian ini dilakukan secara harga kisaran Rp. 200.000 s/d Rp. 400.000.
purposive sampling yaitu informan dipilih Para PSK memakai suntikan KB 3 bulan
sesuai dengan prinsip kesesuaian dan untuk mencegah kehamilan.
kecukupan. Kriteria informan yang dipilih Menurut mucikari, tidak ada aturan
dalam penelitian ini berdasarkan ketersediaan tertentu sesama mucikari. Untuk pembagian
untuk diwawancarai, mengetahui masalah tarif, informan mengaku hanya membayar
dengan jelas, dapat dipercaya dan menjadi sewa kamar. Jika sebentar dikenakan biaya
sumber data yang baik, mampu sewa kamar sebesar 50 ribu, jika semalam
mengemukakan pendapat secara baik dan dikenakan biaya 100 ribu. Para PSK dilarang
benar. Informan utamanya adalah para berjualan di luar oleh mucikari dan tetap
pekerja seks komersial yang ada di daerah berada di tempat mucikari di wilayah Jondul

Kopertis Wilayah X 304


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (302-312)

tersebut. Para mucikari tidak pergi mencari terhadap masyarakat dan norma-norma susila
pelanggan keluar, biasanya para pelanggan yang dianggap terlalu mengekang diri anak-
datang sendiri bahkan ada yang sudah anak remaja mereka lebih menyukai pola seks
menjadi langganan tetap. bebas. Oleh bujuk rayu kaum laki-laki dan
Pelanggan yang menjadi informan para calo, terutama yang menjanjikan
dalam penelitian ini mengaku tidak pekerjaan-pekerjaan terhormat dengan gaji
mempunyai langganan PSK tetap dan selalu tinggi. Misalnya pelayan toko, bintang film,
berganti-ganti PSK. Pelanggan mengaku peragawati, dan lain-lain. Namun pada
mengetahui dampak penyakit yang diterima akhirnya, gadis-gadis tersebut dijebloskan ke
jika menggunakan jasa PSK, namun dalam bordil-bordil dan rumah prostitusi.
pelanggan masih tetap mau menggunakan Menurut asumsi peneliti, kesenjangan
jasa PSK dan menggunakan kondom untuk dari kehidupan keluarga, broken home, ayah
mencegah penyakit. atau ibu lari, sehingga anak gadis merasa
Puskesmas di wilayah setempat sudah sengsara batinnya, tidak bahagia, lalu
mengetahui keberadaan PSK di wilayah menghibur diri dengan terjun ke dunia
kerjanya. Seperti kutipan berikut: prostitusi. Suami yang pergi begitu saja atau
“Tau. Tapi kalau data jumlahnya ya saya suami yang mendukung istrinya untuk terjun
ga tau pasti. Itu ada dinas sosial. Tapi kami ke dunia prostitusi ataupun suami yang
selalu melakukan penyuluhan, VCT dan melakukan kekerasan dalam rumah tangga
IMS ke tempat-tempat berisiko ya misalnya juga menjadi salah satu penyebab utama
kayak jondul baru, jondul lama. Pernah seorang wanita menjadi PSK.
kita mendapatkan yang positif HIV. Baru-
baru ini juga ada. Tapi kita kan tidak boleh 2. Pengetahuan
mengekspos. Kita akan sarankan dia Hasil penelitian dari wawancara
datang lagi ke puskesmas dan kita adakan mendalam kepada 3 orang informan utama
pemeriksaan ulang. Pemeriksaan VCT, didapatkan informasi bahwa pengetahuan
memeriksa darah mereka, langsung informan utama mengenai risiko dan dampak
hasilnya dibacakan setelah 10 menit. kesehatan dari menjadi PSK sudah cukup
Kemudian juga kalau yang untuk IMS kita baik. Para PSK menggunakan kondom,
melakukan pemeriksaan. Dananya dari melakukan suntik KB dan meminum
pemerintah, misalnya ini dari BOK ya, kita antibiotik untuk pencegahan penyakit dan
turun ada transportasinya. Kita kerja sama kehamilan.
dengan lintas sektor misalnya juga babinsa, “Memang udah biasa juga kerjaan kayak
camat, lurah, RT, RW itu terlibat semua, gini. Semenjak usia 17 tahun saya
pemuka masyarakatlah.” (IP3) menjalankan pekerjaan ini. Kerja disini
Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa memang beresiko punya penyakit kelamin.
para PSK melakukan pemeriksaan darah dan Tapi kan kami disini berusaha mencegah
tes VCT yang dilakukan oleh petugas dari juga, menggunakan kondom, minum
puskesmas setempat. Jika ada PSK yang vitamin, antibiotik” (IU1)
menderita penyakit seperti HIV, pihak Para pelanggan juga tidak protes PSK
puskesmas akan menyediakan konseling agar menggunakan kondom. Pengetahuan PSK
PSK tersebut tidak stres dan tidak bunuh diri. mengenai dampak jangka pendek maupun
Dikutip dari Warnita (2012), faktor jangka panjang dari profesi mereka sudah
penyebab munculnya pekerja seks yaitu cukup baik. Hal negatif yang mereka rasakan
tekanan ekonomi, masalah keluarga, sifat dari profesi mereka yaitu mereka dianggap
yang hedonis (materiil), psikologi (berupa rendah ataupun diremehkan orang lain
pengalaman-pengalaman traumatis) dan sedangkan hal positif yang mereka rasakan
sosial yang cepat (proses sosial yang adalah dari segi keuangan.
membuat seseorang tidak memilih dalam Menurut Notoatmodjo (2010),
bergaul/salah pergaulan). Juga memberontak pengetahuan merupakan hasil dari tahu

Kopertis Wilayah X 305


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (302-312)

seseorang dan terjadi setelah orang tersebut “Belum kepikiranuntuk melanjutkan


melakukan penginderaan terhadap suatu ojek pendidikan, karena udah enak kerja dapat
tertentu. Pengetahuan atau kognitif duit” (IU1)
merupakan domain yang sangat penting Menurut Munawaroh (2010),
dalam membentuk tindakan seseorang (Over pendidikan merupakan suatu transformasi
Behaviour). Perilaku yang didasari oleh warisan budaya seperti pengetahuan, nilai-
pengetahuan akan lebih baik daripada nilai dan keterampilan-keterampilan yang
perilaku yang tidak didasari oleh salah satunya disalurkan melalui lembaga-
pengetahuan, biasanya pengetahuan lembaga pendidikan. Peranan pendidikan
seseorang diperoleh dari pengalaman yang dalam drama kehidupan dan kemajuan umat
berasal dari berbagai macam sumber. manusia semakin penting. Ini dikarenakan
Berdasarkan hasil penelitian oleh semakin berkembangnya peradaban manusia
Aryani (2015) dengan metode kualitatif yang secara otomatis berkembang pula
kepada 6 orang PSK di Kabupaten Tegal permasalahan hidup yang dihadapi manusia
mengungkapkan baiknya pengetahuan para Menurut penelitian yang dilakukan oleh
PSK mengenai IMS ataupun dampak yang Munawaroh (2010) dengan menggunakan
timbul dari pekerjaan mereka. Jika mereka metode deskriptif kualitatif kepada PSK di
merasakan keluhan, mereka akan aktif wilayah Prambanan, Jawa Tengah
mencari info tentang keluhan yang mereka mengungkapkan rendahnya tingkat
hadapi yang membuat tingkat pengetahuan pendidikan merupakan salah satu penyebab
mereka meningkat. wanita menjadi PSK.
Pengetahuan yang rendah dari seorang Menurut asumsi peneliti, rendahnya
wanita bisa berdampak pada kesehatannya. tingkat pendidikan tidak selalu menjadi salah
PSK merupakan profesi yang rentan terhadap satu penyebab wanita menjadi PSK. Hal ini
berbagai penyakit, terutama penyakit kelamin terlihat dari latar belakang pendidikan
maupun penyakit infeksi menular seksual. informan pada penelitian ini yang tergolong
Seharusnya para PSK mengetahui mengenai tinggi, yaitu SMA dan perguruan tinggi.
dampak ataupun risiko dari pekerjaannya dan Masih ada faktor-faktor lain yang
melakukan tindakan pencegahan dengan menyebabkan seseorang menjadi PSK, yaitu
ketat. Tetapi walaupun mereka mengetahui faktor keluarga atau kegagalan membangun
risiko dan dampaknya, masih ada hal lain rumah tangga yang harmonis maupun faktor
yang menyebabkan mereka menjadi seorang ekonomi.
PSK yaitu dari sisi ekonomi maupun latar
belakang kehidupan rumah tangga. 4. Sikap
Hasil penelitian dari wawancara
3. Tingkat Pendidikan mendalam kepada 3 orang informan utama,
Hasil penelitian dari wawancara diperoleh informasi bahwa informan utama
mendalam kepada 3 orang informan utama, memilik pendapat yang berbeda-beda
diperoleh informasi bahwa informan utama 1 mengenai pekerjaannya sebagai PSK.
tamatan SMP, informan utama 2 SMA dan Awalnya mereka merasa sedih atas profesi
informan utama 3 tamatan D3. Ketiga yang mereka jalani dan merasa tidak suka
informan mendapakan biaya sekolah dari terhadap diri sendiri. Mereka juga
keluarga. mengungkapkan bahwa mereka sering
Berdasarkan hasil wawancara terhadap menangis ketika awal bekerja, namun lama
3 orang informan utama, ketika ditanya kelamaan karena sudah terbiasa maka mereka
apakah mereka berniat melanjutkan jenjang tidak bersedih ataupun menangis lagi.
pendidikan, mereka mengaku tidak berniat “Kadang-kadang jijik gitu nengok diri
untuk melanjutkan pendidikan. Seperti sendiri gitu kan. Apalagi kalau kita pas
kutipan berikut: kumpul sama keluarga, pake mukenah
pakai-pakai jilbab gitu kan. Dulu sering

Kopertis Wilayah X 306


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (302-312)

menngis tapi ya karena udah dapat duitnya, dan pendapat-pendapat negatif yang ada
udah biasa juga. Saya jual kamu beli. Udah namun mereka memilih untuk tidak peduli
gitu aja prinsip saya. Saya Cuma menjual” karena mereka memang memilih profesi
(IU2 tersebut untuk membalas sakit hati yang
Para PSK pernah merasa tidak suka dirasakan dari kegagalan mereka berumah
terhadap dirinya sendiri. Namun demikian, tangga. Hal ini sesuai dengan penelitian
mereka tidak pernah berfikiran untuk bunuh Arifianti (2008), dimana sikap negatif
diri ataupun kesulitan nafsu makan. Mereka terhadap kegagalan kehidupan berumah
masih menikmati segala sesuatu seperti tangga menjadi salah satu penyebab mereka
biasanya. Mereka juga tidak memiliki menjadi PSK. Awalnya para PSK merasa
perasaan khusus terhadap pelanggannya. sedih atas profesi yang mereka jalani dan
Bagi mereka, pelanggan hanyalah sumber merasa tidak suka terhadap diri sendiri.
pendapatan dimana mereka menjual jasa dan Mereka sering menangis ketika awal bekerja,
pelanggan membeli jasa. Jika ada yang namun karena sudah terbiasa maka mereka
menghina mereka maupun pekerjaan mereka, tidak bersedih lagi. Para PSK pernah merasa
mereka sudah mengetahui itu sebagai salah tidak suka terhadap dirinya sendiri. Namun
satu risiko melakukan profesi tersebut dan demikian, mereka tidak pernah berfikiran
mereka memilih untuk tidak mendengarkan untuk bunuh diri ataupun kesulitan nafsu
omongan orang-orang. Seluruh PSK makan. Mereka masih menikmati segala
memiliki rencana untuk ke depannya, mereka sesuatu seperti biasanya.
mengetahui bahwa mereka tidak mungkin
selamanya menjalankan profesi mereka 5. Persepsi
tersebut. Menurut Notoatmodjo (2010), Hasil penelitian dari wawancara
Sikap adalah respon tertutup seseorang mendalam kepada 3 orang informan utama,
terhadap stimulus atau objek tertentu, yang diperoleh informasi bahwa informan sudah
sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi memikirkan rencana untuk ke depannya dan
yang bersangkutan. Sikap juga merupakan beranggapan bahwa mereka tidak bisa lama
kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bekerja sebagai PSK. Ketika ditanya apa yang
bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. mereka pikirkan mengenai profesi mereka,
Sikap secara nyata menunjukkan mereka mengaku pengen berubah dan
konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap memikirkan sampai kapan mereka berada
stimulus tertentu yang dalam kehidupan disana dan menjalankan profesinya. Mereka
sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat merasa profesi mereka sebagai PSK
emosional terhadap stimulus sosial. Sikap menyenangkan karena mereka memiliki
belum merupakan suatu tindakan atau pendapatan berlebih untuk dikirim ke
aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi keluarga.
tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih “Senangnya ada uangnya aja sih” (IU1)
merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan “Namanya kita ini berumah tangga ada aja
reaksi terbuka. masalah, saya juga ga mau bercerai. tidak
Menurut penelitian yang dilakukan mau seperti ini tapi karena tuntutan
oleh Rusniawati (2012) yang berjudul kemudian dijalani ternyata
“Prostitusi di Kalangan Pedagang di Jalan menyenangkan.” (IU2)
Pantura Alas Roban Kabupaten Batang” Mereka tidak memiliki pendapat khusus
dengan metode kualitatif menunjukkan tentang teman lain yang juga berprofesi sama
adanya sikap positif atau sikap yang “masa dengan mereka di daerah tersebut. Namun
bodoh” mengenai moral ataupun dampak demikian, mereka merasa berbeda dengan
menjadi pekerja seks. teman seprofesi lain yang turun ke jalan atau
Menurut asumsi peneliti, sikap yang aktif di media sosial. Mereka merasa lebih
ditunjukkan PSK terhadap pekerjaannya baik ada di satu lokasi seperti mereka
cukup bervariasi. Mereka mengetahui pikiran daripada turun ke jalan karena takut bertemu

Kopertis Wilayah X 307


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (302-312)

keluarga atau orang-orang yang mengenal “Karena masalah ekonomi, untuk


mereka. memenuhi keperluan anak, selain itu
Menurut Suprabowo (2006), persepsi masalah keluarga karena ditinggal
didefinisikan sebagai suatu proses yang suami”(IU3)
berlangsung pada diri kita untuk mengetahui Ketika ditanya berapa penghasilan
dan mengevaluasi orang lain. Dengan proses mereka perbulan, mereka mengaku
itu kita membentuk kesan tentang orang lain, pendapatan mereka tidak tentu. Seperti
kesan yang terbentuk berdasarkan informasi kutipan berikut:
yang tersedia di lingkungan. Persepsi “Ga bisa dipastiin, kadang kalau ramai 1
masyarakat terhadap kematian ibu sebagian juta pun bisa dapat. Paling sikit disini 300
besar diwarnai oleh penyebab non medis kak. Itu untuk sendiri. Untuk bude paling
seperti: agama, kepercayaan dan faktor uang kamar aja. Uang kamar 50 istilahnya
supranatural. Persepsi tersebut menyebabkan untuk sekali main, kalau long time 100.
perhatian terhadap kesehatan ibu menjadi (IU1)
lebih rendah. Masyarakat akan bersikap Mereka mengaku dulunya hidup pas-
pasrah jika dihadapkan pada ibu yang pasan dan sekarang keadaan ekonomi mereka
mengalami gawat pada saat hamil, sudah jauh lebih baik.
melahirkan dan nifas. Menurut Roem (2014), tidak dapat
Penelitian yang dilakukan oleh Arifianti dipungkiri bahwa uang memiliki pengaruh
(2008), yang mengungkapkan bahwa persepsi penting dalam kehidupan manusia, termasuk
para pekerja seks mengenai kerentanan untuk kebutuhan dasar. Motif ekonomi ini
penyakit yang dihadapi, persepsi tentang yang kemudian secara sadar menjadi faktor
keparahan penyakit, sudah cukup baik. Tetapi yang memotivasi seseorang untuk berprofesi
mereka tetap menjadi pekerja seks karena menjadi pekerja seks yang dapat
tidak mampu untuk menolak bayaran yang menghasilkan uang.
mahal dari pelanggan. Penelitian yang dilakukan oleh
Menurut peneliti, persepsi para PSK Munawaroh (2010) mengenai PSK di wilayah
terhadap profesi mereka sudah cukup baik. Prambanan menyatakan bahwa faktor
Namun kelebihan profesi mereka yaitu dari dominan yang menyebabkan seseorang
segi ekonomi membuat mereka memilih menjadi PSK adalah faktor ekonomi. Hal ini
untuk menjadi PSK. Rasa sakit hati yang sejalan dengan penelitian Halawa (2013)
dirasakan dari kegagalan berumah tangga yang dilakukan kepada 124 responden,
juga menjadi penyebab mereka menjadi PSK mengungkapkan bahwa faktor kebutuhan
walaupun mereka mengetahui akibat negatif ekonomi didapatkan pada 71 responden
dan risiko yang ditimbulkan dari profesi yang (57,3%) sebagai salah satu alasan penyebab
mereka jalani tersebut. Mereka memilih wanita menjadi pekerja seks komersial.
untuk tidak memperdulikan pendapat orang Menurut asumsi peneliti, pilihan
lain dan menjalani hidupnya sendiri tanpa menjadi pekerja seks sebenarnya ditentukan
perlu mengganggu kehidupan orang lain. oleh banyak faktor. Salah satunya adalah
Mereka tidak memiliki persepsi khusus tekanan ekonomi. Motif ekonomi ini yang
mengenai teman-teman seprofesi lainnya kemudian secara sadar menjadi faktor yang
yang ada di wilayah kerja yang sama. memotivasi seseorang untuk berprofesi
menjadi pekerja seks yang dapat
6. Faktor Ekonomi menghasilkan uang.
Hasil penelitian dari wawancara
mendalam kepada 3 orang informan utama, 7. Perilaku Konsumtif
diperoleh informasi bahwa masalah ekonomi Hasil penelitian dari wawancara
merupakan salah satu alasan para informan mendalam kepada 3 orang informan utama,
menjadi PSK. diperoleh informasi bahwa perilaku
konsumtif bukan merupakan masalah utama

Kopertis Wilayah X 308


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (302-312)

mereka menjadi PSK. Uang yang mereka hal, yakni sistem kekerabatan dan
dapatkan sebagian digunakan untuk kekeluargaan, adanya perubahan ekonomi
membiayai keluarga dan sebagian lagi untuk dan sosial, perubahan bentuk peraturan sosial,
keperluan mereka seperti pakaian, kosmetik, momen politik dan budaya serta kekuatan
parfum. Mereka sanggup memberikan uang bujukan/iklan dan masyarakat sekitar. Setiap
untuk dikirim kepada keluarga, salah satunya tindakan konsumsi tidak sekedar sebagai
untuk anak mereka, sebesar Rp. 1.500.000 pemenuhan hasrat individu dalam bentuk
hingga Rp. 2.500.000. merusak, memakai, membuang dan
“Kalau saya ngirim setiap bulan sama menghabiskan, namun ia sekaligus
mama itu kadang 2 juta, kadang 1,5. merupakan ajang pertarungan kelas, tempat
Pokoknya tiap bulan adalah. Namanya penimbunan nilai, keinginan sosial, dan
kebutuhan anak-anak kan banyak.” (IU2) representasi status dari seseorang yang mana
“Kalau saya lebih hemat disini, paling masing-masing kelas akan menghasilkan
untuk beli bedak, parfum dan baju dan sisa gaya yang berbeda dengan kelas lainnya.
uangnya ditabung” (IU3) Menurut asumsi peneliti, kehidupan
Mereka mengaku penghasilan mereka konsumsi para PSK disesuaikan dengan
sering habis entah kemana. Namun mereka pendapatannya. Mereka berfikiran uang yang
juga mengaku masih bisa menyisihkan mereka habiskan bisa dicari lagi nanti dan
sebagian penghasilan mereka untuk ditabung. tergantikan dengan cepat, sehingga mereka
Mereka mengaku walaupun dulu hidup bisa menuruti keinginan mereka untuk
susah dan pas-pasan tapi mereka masih tetap berbelanja. Walaupun demikian, mereka
berbahagia, daripada dengan kehidupan masih bisa menabung untuk dikirimkan
sekarang yang mana uang yang mereka kepada keluarganya.
dapatkan habis begitu saja tanpa mereka
rasakan manfaatnya secara signifikan. 8. Faktor Keluarga
Menurut Suprabowo (2006), budaya Hasil penelitian dari wawancara
konsumtif merupakan suatu fenomena mendalam kepada 3 orang informan utama,
adanya perkembangan modernitas yang diperoleh informasi bahwa masalah keluarga
dikarenakan melimpah ruahnya merupakan masalah utama mereka menjadi
perkembangan informasi, teknologi dan PSK. Mereka merasa sakit hati karena gagal
ketersediaan berbagai komoditas lainnya. berumah tangga dan berusaha menghidupi
Salah satu aspek mengguritanya ekspansi anak dengan cara menjadi PSK.
produksi kapitalisme berbentuk fordisme dan “Orang Tua mendidik kami tu keras,
post-fordisme pada masa kini. Budaya disiplin, hidup anak tentara. Yah kayak
konsumen akan cenderung erat dengan dua gitulah. Orang tua dah bercerai, dah lama
hal pemfokusan yakni: pertama, dimensi dari saya SMP kelas 1, karena ada masalah
budaya yang berasal dari kajian ekonomi di dalam keluarga. Ekonomi pun susah juga
mana kemudian konsumsi menjadi bagian makanya kesini juga.” (IU1)
dari simbol sebuah komunikasi dan ekspresi. Menurut Kadir (2007), pada pekerja
Kedua, ia berkaitan erat dengan berbagai seks kelas atas dengan latar belakang
prinsip pasar seperti penyediaan, permintaan, keluarga kelas menengah yang
penumpukan modal, persaingan dan berkecukupan, kegiatan seksual yang mereka
monopoli. lakukan didasarkan pada beberapa motif dan
Penelitian yang dilakukan oleh Kadir sebab, seperti tak adanya perhatian dan kasih
(2007), kegiatan konsumsi merupakan hasil sayang dari kedua orang tua, pernah
dari konstruksi sosial yang diorganisasikan ke mengalami trauma masa lalu seperti
dalam berbagai struktur negara, lembaga, diperkosa oleh salah satu anggota keluarga,
iklan, hingga masyarakat sekitar. Kegiatan dikecewakan sang kekasih, hingga pemuasan
berkonsumsi dari perspektif sociogenesis ini rasa petualangan seksual. Secara ikatan
keberadaannya sangat tergantung pada lima sosial, para pekerja seks yang berasal dari

Kopertis Wilayah X 309


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (302-312)

kalangan kelas menengah tak mempunyai SIMPULAN


keharusan untuk membalas jasa terhadap Hasil penelitian dari wawancara
keluarga mereka, karena sebelumnya motif mendalam para informan, diperoleh
yang dilakukan oleh mereka banyak informasi bahwa informan utama 1 dan 2
didasarkan oleh retaknya rumah tangga itu sudah bekerja menjadi PSK untuk beberapa
sendiri. Latar belakang kerusakan atau bulan, sedangkan informan utama 3 baru 4
ketidakutuhan dalam kehidupan berkeluarga hari bekerja di daerah jondul. Mereka bisa
juga berpengaruh terhadap pilihan menjadi sampai ke jondul dan bekerja sebagai PSK
pekerja seks, seperti anak yang tidak adalah karena ajakan teman. Mereka sudah
diperhatikan dan kurang kasih sayang orang tahu pekerjaan yang akan mereka lakukan
tua, sakit hati ditinggal suami yang selingkuh hingga mereka sampai ke jondul. Tarif yang
atau menikah lagi. dikenakan berkisar antara 200-400 ribu.
Penelitian yang dilakukan oleh Aqmalia Untuk pembagian tarif, informan mengaku
(2007) didapatkan bahwa para pekerja seks hanya membayar sewa kamar. Jika sebentar
tidak merasakan kepuasan pernikahan dengan dikenakan biaya sewa kamar sebesar 50 ribu,
pasangannya karena selama menjalani jika semalam dikenakan biaya 100 ribu. Para
pernikahan, pekerja seks hanya bisa PSK memakai suntikan KB 3 bulan untuk
menerima kekurangan yang ada pada mencegah kehamilan. Alasan utama mereka
pasangannya. Seperti kesetiaan, kejujuran, menjadi PSK adalah masalah ekonomi,
ekonomi, ringan tangan. Penelitian yang keluarga dan karena sakit hati gagal berumah
dilakukan oleh Halawa (2013) juga tangga. Pengetahuan para PSK mengenai
menunjukkan bahwa faktor pelampiasan rasa risiko dan dampak kesehatan sudah cukup
kecewa yang disebabkan oleh keluarga sangat baik. Tingkat pendidikan para PSK juga
dominan mempengaruhi seseorang menjadi sudah termasuk tinggi. Disarankan kepada
pekerja seks komersial. institusi kesehatan agar lebih meningkatkan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pemberian informasi kesehatan dan
Munawaroh (2010), faktor keluarga pendataan mengenai jumlah PSK sehingga
merupakan alasan kenapa seorang wanita semuanya dapat tercakup untuk dilakukan
menjadi pekerja seks komersial. Latar pemeriksaan kesehatan.
belakang keluarga yang tidak utuh (broken
home), ditinggal pergi oleh suami, dan juga DAFTAR PUSTAKA
karena penghasilan suami yang tidak Ahmadi, Rulam. (2014). Metodologi
mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-
Menurut asumsi peneliti, sakit hati Ruzz Media.
karena mendapatkan kekerasan dalam rumah
tangga merupakan faktor utama seseorang Aqmalia, Rera. Fakhrurrozi. (2007).
menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK). Kepuasan Pernikahan Pada Pekerja
Setiap PSK memiliki latar belakang yang Seks Komersial. (Online), Jurnal
berbeda, tetapi umumnya yang memilih Psikologi Vol.2 No.1,
profesi ini adalah wanita-wanita yang (journal.unair.ac.id/ download-
menjadi janda dan sakit hati dengan suaminya fullabstrak-7292 diakses 20 Januari
dahulu. Kehidupan anak yang harus 2016)
dibesarkan dan menjadi tanggungannya
seorang juga menjadi salah satu alasan Arifianti, Nur Azmi. Harbandinah. Nugraha,
mereka berprofesi sebagai PSK. Mereka Priyadi. (2008). Analisis Faktor-
memilih jalan pintas untuk cepat Faktor Penyebab Niat Wanita
menghasilkan uang walaupun mereka sudah Pekerja Seks (WPS) Yang Menderita
mengetahui risiko dan dampak dari profesi IMS Berperilaku Seks Aman (Safe
mereka tersebut. Sex) Dalam Melayani Pelanggan.
(Online), Jurnal Promosi Kesehatan

Kopertis Wilayah X 310


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (302-312)

Vol.3,No.2,
(http://journal.unnes.ac.id/sju/index Roem, Elva Ronaning. (2014). Interaksi
.php/jbk/article/view/4241 diakses 20 Simbolik Pekerja Seks Komersial
Januari 2016). High Class di Kalangan Mahasiswa
Kota Padang, (Online), Jurnal
Aryani, Dessi. Mardiana. Ningrum, Dina Nur Komunikator Vol.5, No. 2,
Anggraini. (2014). Perilaku (https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bit
Pencegahan Infeksi Menular Seksual stream/handle/11617/499 /3g.pdf
Pada Wanita Pekerja Seksual diakses 19 Januari 2016).
Kabupaten Tegal. (Online), Jurnal
Kesehatan Masyarakat Vol. 10, No.2, Rusniawati, Indes. Sunarto. Handoyo, Eko.
(http://publikasi.dinus.ac.id/index.ph (2012). Prostitusi di Kalangan
p/visikes/article/view/680/471 Pedagang di Jalan Pantura Alasa
diakses 20 Januari 2016). Roban Kabupaten Batang. (Online),
Jurnal Keperawatan Vol.3, No. 2.
Halawa, Aristina. Firza, Sendy. (2013). (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.p
Faktor-Faktor yang Memengaruhi hp/ ujph/article/view/470 diakses 20
Wanita Menjadi Pekerja Seks Januari 2016)
Komersial di Lokalisasi Dolly RW 10
Surabaya. (Online), Jurnal Setiadi, E. M. Hakam, KA. Effendi, R.
Keperawatan Vol. 1 No. 3 (2006). Ilmu Sosial Budaya Dasar.
(http://ejournal.akperwilliam Jakarta: Prenada Media Group.
booth.ac.id/index.php/D3KEP/article
/view/37 diakses 12 Januari 2016). Sugiyono. (2015). Dampak Sosial Penutupan
Lokalisasi di Kabupaten Banyuwangi.
Harnani, Yessi. Marlina, H. Kursani, E. (Online), Jurnal Hukum Islam,
(2015). Teori Kesehatan Reproduksi. Ekonomi dan Bisnis Vol. 1 No. 1,
Yogyakarta: Deepublish. (http://ejournal.unp.ac.id/index.php/s
endratasik/article/view/2264/1885
Kadir, Hatib Abdul. (2007). Tangan Kuasa diakses 18 Januari 2016)
Dalam Kelamin. Yogyakarta:
INSISTPress. Suprabowo, E. (2006). Praktik Budaya dalam
Kehamilan, Persalinan dan Nifas
Kartono, Kartini. (2011). Patologi Sosial pada Suku Dayak Sanggau tahun
Jilid I. Jakarta: Rajawali Pers. 2006, (Online),
(http://jurnalkesmas.ui.ac.id/index.ph
Lapian, I.M Gandhi. Geru, Hetty A. (Eds). p/kesmas/article/view/305, diakses 15
(2006). Trafiking Perempuan Dan Februari 2016)
Anak. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia. Syam, Nur. (2010). Agama Pelacur:
Dramaturgi Transendental. Yogyakarta:
Munawaroh, Siti. (2010). Pekerja Seks LkiS.
Komersial (PSK) di Wilayah
Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tohirin. (2012). Metode Penelitian Kualitatif
Tengah, (Online), Jurnal Dimensia Dalam Pendidikan Dan Bimbingan
Vol.4, No. 2, Konseling. Jakarta: Rajagrafindo
(http://eprints.uny.ac.id/28695/ Persada.
diakses 12 Januari 2016)
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Wardoyo, Serly. Kaunang, Theresia M.D.
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Munayang, Herdy. (2014).

Kopertis Wilayah X 311


Jurnal Endurance 3(2) Juni 2018 (302-312)

Gambarang Tingkat Depresi Remaja Warnita, Rika. Yanzi, Hermi. Nurmalisa,


Pada Wanita Pekerja Seks di Yunisca. (2012). Persepsi Masyarakat
Kalangan Remaja Di Kota Manado. Tentang Lingkungan Wanita Tuna Susila
(Online), Jurnal e-CliniC (eCl) Vol.2 Di Desa Sindang Pagar. (Online), Jurnal
No.2, (http://journal. Promosi Kesehatan Vol. 2 No 2,
unair.ac.id/downloadfull/456656.pdf (http://journal.unair.ac.id/download-
diakses 20 Januari 2016). fullpapers-0764ead72full diakses 16
Januari 2016)

Kopertis Wilayah X 312

Anda mungkin juga menyukai