LK Patol Sungsang
LK Patol Sungsang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mendukung keberlangsungan peran seorang wanita, sudah
selayaknyalah kesejahteraan wanita diperhatikan, salah satu caranya yaitu
dengan memperhatikan beberapa masalah yang sedang dihadapi wanita saat
ini yaitu tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) salah satunya adalah
malpresentasi dan malposisi saat persalinan (Manuaba, 2005 &
Prawirohardjo, 2009).
Morbiditas dan mortalitas persalinan letak sungsang lebih berat
dibandingkan letak kepala. Ini disebabkan oleh hal-hal berikut:Bagian yang
paling besar dengan persendian leher justru lahir paling belakang.Terdapat 3
komponen persalinan letak sungsang dan masing-masing dapat menimbulkan
komplikasi yaitu : Persalinan bokong, Persalinan bahu dengan lengan,
Persalinan leher dengan volume yang kecil menyebabkan terjadi kembali
pembukaan serviks semakin kecil dan dapat menyebabkan kepala bayi
terperangkap, Kelambatan persalinan kepala bayi akan menimbulkan asfiksia
karena tali pusat tertekan sehingga aliran darah menuju bayi mengalami
penurunan dan kekurangan nutrisi serta oksigen, Dipaksa melahirkan kepala
bayi yang hanya mempunyai waktu terbatas sekitar 5-10 menit dapat
menimbulkan trauma pada:Persendian leher, Trauma langsung pada kepala
bayi, Setelah lahir masih mungkin terjadi sisa pos trauma, yang dapat
menimbulkangangguan mental dan intelegensi (Sastrawinata, 2004).
Dan tujuan penanganan pada masa kehamilan adalah mencegah
malpresentasi pada waktu persalinan. Pada saat ini ada beberapa cara yang
dipakai untuk mengubah presentasi bokong (letak sungsang) pada ibu. Bukti-
buktinya tentang manfaat dari berbagai versi itu sudah cukup (Prawirohardjo,
2009).
2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
7) Evaluasi
d. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada ibu hamil patologis
(sungsang) dalam bentuk catatan SOAP.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Etiologi
Frekuensi presentasi sungsang menurun ketika umur kehamilan
semakin lanjut.Sebanyak 15% janin berpresentasi sungsang pada
kehamilan minggu ke 30.Pada kehamilan minggu ke 35 proporsi ini
menurun menjadi 3%.Kebanyakan bayi secara spontan berubah
menjadi letak kepala.Jika presentasi masih tetap sungsang pada
5
D. Diagnosis
Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pada
pemeriksaan luar, di bagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian
yang keras dan bulat, yakni kepala dan kepala teraba di fundus uteri.
Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan
seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah
kepala. Seringkali wanita tersebut menyatakan bahwa kehamilannya
terasa lain daripada kehamilan yang terdahulu, karena terasa penuh
dibagian atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah
(Prawirohardjo, 2007).
Dalam anamnesis mungkin dikemukakan bahwa terasa sesak pada
abdomen bagian atas akibat sering didorongnya kepala karena
gerakan kaki janin (Manuaba, 2007).
Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau
sedikit lebih tinggi daripada umbilikus. Apabila diagnosis letak
7
F. Komplikasi
1. Angka mortalitas bayi tinggi, yaitu 20-25%.
2. Dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
3. Komplikasi ibu disebut “Trias komplikasi”, yaitu:
- Perdarahan
- Infeksi
- Trauma jalan lahir
4. Komplikasi anak
9
- Dislokasi persendian
- Trauma alat vital visera
- Fraktur tulang ekstremitas
- Fraktur persendian leher
- Asfiksia ringan sampai berat
- Perdarahan intracranial
- Lahir mati
Sedangkan menurut Taber (1994) dan Naylor (2004)
komplikasi yang harus diantisipasi pada kasus presentasi bokong
termasuk morbiditas perinatal dan mortalitas dari kesukaran
persalinan; berat lahir rendah karena prematuritas, retardasi
pertumbuhan, atau keduanya; prolaps tali pusat (bokong murni
0,5%, bokong lengkap 5%, bokong tak lengkap 15%); plasenta
previa dan solusio plasenta; anomali janin (6x); anomali uterus dan
tumor dan janin kembar, asfiksia (4x).
G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Manuaba, 2007) pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan untuk menentulakan presentasi bokong (letak sungsang)
adalah :
1. Pemeriksaan Leopold
Dijumpai di kepala janin di bagian atas abdomen.
2. Pemeriksaan ultrasonografi
Tampak kepala janin di bagian atas abdomen.
3. Pemeriksaan detak jantung janin
- Terdengar di sekitar umbilikus.
- Terdengar di bagian atas umbilikus.
4. Pemeriksaan rontgen foto (sudah lama ditinggalkan)
H. Penatalaksanaan
1. Presentasi Bokong pada Masa Kehamilan
10
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. IDENTITAS
Nama Istri :
Suku :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
No. Register :
Apakah alasan kunjungan ini ada keluhan atau hanya untuk pemeriksaan
kehamilan.
Keluhan utama :
Yang perlu dikaji dalam hal ini adalah kapan pertama kali mengetahui
kehamilannya, sejak usia kandungan berapa ibu memeriksakan
kehamilannya. Dalam hal ini data fisiologis kehamilan lainnya juga perlu
ditanyakan seperti, keluhan yang dirasakan, serta KIE yang pernah
didapatkan.
Penyakit Kardiovaskular :
Penyakit Darah :
Penyakit Paru-paru :
Penyakit Hati :
Penyakit Endokrin :
Penyakit Saraf :
Penyakit Jiwa :
Penyakit Infeksi :
17
6. Riwayat Menstruasi
N Abno
Suam U Pen Jeni Tm Pen BB/P Lakts Pen
o Ank Pnlg JK H M rmali
i K y s pt y B i y
tas
8. Riwayat Kontrasepsi
Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang pernah
digunakan, lama pemakaian dan jarak antara pemakaian terakhir dengan
kehamilan.
9. Riwayat Kehamilan Saat Ini
Menurut Varney (2006) riwayat kehamilan saat ini dikaji untuk mendeteksi
komplikasi, beberapa ketidaknyamanan, dan setiap keluhan seputar
kehamilan yang dialami klien sejak haid terakhir (HPHT).
a. Keluhan tiap trimester
b. Pergerakan anak pertama kali (Quickening)
Pada kehamilan sungsang gerakan terasa lebih banyak di bagian
bawah (Prawirohardjo, 2007).
c. Pemeriksaan kehamilan
d. Pendidikan kesehatan yang sudah didapatkan
e. Imunisasi
10. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi
Eliminasi
Istirahat
Aktivitas
19
Personal
Hygiene
Kebiasaan
Seksualitas
- Perlu dikaji status pernikahan, berapa kali menikah, dan berapa lama
pernikahan, karena ada kemungkinan perlu perhatian ekstra jika ibu hamil
sesudah lama menikah dan harus diperhitungkan dalam pimpinan
persalinan (UNPAD,1983)
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital : Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg
Nadi : 60-100 x/menit
20
- Pada LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status
gizi ibu yang kurang/buruk, sehingga beresiko untuk melahirkan BBLR.
Dengan demikian bila hal ini ditemukan sejak awal kehamilan, petugas
dapat memotivasi ibu agar lebih memperbaiki kesehatannya serta jumlah
dan kualitas makanannya.
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Palpasi
Leopold IV :
TBJ :
(Prawirohardjo, 2007).
Auskultasi
35 kali permenit.
Perkusi
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Urine :
G : Gravida
p : premature
a : abortus
V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai
kelanjutan manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang tekah
diidentifikasi.
1. Beritahukan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
Rasional: Informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi
petugas dan klien untuk tindakan selanjutnya
VI. IMPLEMENTASI
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan
dalam bentuk SOAP.
29
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN LETAK
SUNGSANG
S:
1. Identitas
No. Register :
5. Riwayat menstruasi
HPHT : 20-05-2013
TP : 27-02-2014
6. Riwayat obstetrik
N Sua T Abno
Pen Jeni Pnl J BB/P Pen
o mi Ank UK m Peny H M rmali Laktsi
y s g K B y
pt tas
Eksklus
if
Tidak
1 Tida 2800g
Tn. Ate Spo bid Tidak ada Menyus Tdk
1 (Tl: k RS ♀ r/47 H - ui
H rm ntan an ada ada
2005) ada cm sampai
usia 1
thn
Eksklus
if
Tidak
2 Tida 3100g
Tn. Ate spo bid Tidak ada Menyus Tdk
2 (Tl: k RS ♀ r/50 H - ui
H rm ntan an ada ada
2010) ada cm sampai
usia 1
thn
3 Hamil ini
7. Riwayat kontrasepsi
32
Tidur
O:
a. Pemeriksaan Umum
34
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital : Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 24 x/menit
Suhu : 36,8 0C
Antropometri : Berat badan sebelum hamil : 50 kg
Berat badan saat ini : 57 kg
Tinggi Badan : 152 cm
LILA : 25 cm
b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
oedema.
Palpasi
Auskultasi
teratur.
Perkusi
Ekstremitas :
c. Pemeriksaan Khusus
d. Pemeriksaan Penunjang
P:
Apabila ibu mengalami salah satu tanda bahaya tersebut maka ibu
diharapkan segera memeriksakan diri ke tenaga kesehatan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
39
- Kasus yang dibahas pada laporan ini adalah ibu hamil dengan letak
sungsang, dengan klien Ny.S berusia 33 tahun dengan diagnosa G3P2002,
27 minggu + 6 hari, janin tunggal, hidup, intrauterine dengan letak
sungsang.
- Berdasarkan hasil pengkajian, pemeriksaan fisik, dan evaluasi yang telah
dipaparkan sebelumnya, pelaksanaan asuhan dilaksanakan dengan baik
dan terdapat hubungan timbal balik antara ibu dengan mahasiswa.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2004. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta: EGC.
Naylor, C. Scott,2004, Obstetri-Ginekologi. Jakarta: EGC.
Prawiroardjo Sarwono,2007, Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Sastrawinata Sulaiman,2004, Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi.
Jakarta: EGC.
41