Anda di halaman 1dari 3

Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar.

Dalam website Dikmenjur

dikemukakan pengertian bahwa bahan ajar merupakan perangkat materi atau subtansi

pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh

dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran (Depdiknas, 2008:6).

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas (Depdiknas, 2008:7). Bahan yang dimaksud

bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bahan ajar memungkinkan siswa

dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar (KD) secara runtut dan sistematis

sehingga secara akumulatif mampu enguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu

(Hamdani, 2011 :120)

Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga

tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar (Depdiknas,

2008:7). Menurut Hamdani (2011:121) bahan ajar dapat berfungsi sebagai : (a) Pedoman bagi

guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnyadalam proses pembelajaran sekaligus

merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa ; (b)pedoman bagi

siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus

merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya dipelajari dan dikuasainya ; serta sebagai

(c) alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran. Menurut Hamdani (2011: 122)

sebuah bahan ajar paling tidak mencakup anatar lain : (a) Petunjuk belajar (petunjuk

siswa/petunjuk guru), (b) kompetensi yang akan dicapai, (c) Content atau isi materi pelajaran,

(d) Informasi pendukung, (e) latihan-latihan, (f) petunjuk kerja yang dapat berupa lembar

kerja, (g) evaluasi, (h) respon atau balikan terhadap hasil evaluasi.

Terdapat sejumlah alasan, mengapa gu perlu untuk mengembangkan bahan ajar, yakni

antara lain ; ketersediaan bahan ajar sesuai kurikulum. karakteristik sasaran, dan tuntutan

pemecahan masalah belajar (Depdiknas, 2008:8). Pengembangan bahan ajar harus


memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya bahan belajar yang akan kita kembangkan harus

sesuai dengan tuntutan kurikulum. Pada kurikulum 2013, standar kompetensi lulusan (SKL)

telah diterapkan oleh pemerintah, namun bagaiman untuk mencapainya dan apa bahan ajar

yang digunakan diserahkan sepenuhnya pada para pendidik sebagai tenaga profesional

(Permendikbud No, 59 Tahun 2014), dalam hal ini guru dituntut untuk memiliki kemampuan

mengembangkan bahan ajar yang bisa saja menempati posisi sebagai bahan ajar pokok atau

pendukung. Bahan ajar pokok adalah bahan ajar yang memenui tuntutan kurikulum,

sedangkan baan ajar pendukung adalah bahan ajar yang dimaksudkan untuk memperkaya,

memudahkan maupun untuk memperdalam kurikulum (Depdiknas, 2008:8)

Apabila bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum tidak ada atau sulit diperoleh, maka

membuat bahan ajar sendiri adalah salah satu keputusan yang paling bijak. Untuk

mengembangkan bahan ajar, referensi dapat diperoleh dari berbagai macam sumber baik itu

beripa pengalaman ataupun pengetahuan sendiri ataupun hasil penggalian informasi dari dari

narasumber baik ahli maupun teman sejawat,akan tetapi jika bahan ajar yang sesuai

kurikulum ketersediaannya cukup banyak bukan berarti tidak perlu lagi mengembangkan

bahan ajar sendiri. Bagi siswa, seringkali bahan ajar yang terlalu banyak membuat mereka

menjadi bingung, untuk itu guru perlu membuat bahan ajar yang dapat dijadikan pedoman

oleh siswa (Depdiknas, 2008:8)

Alasan penting lain yang mmenjadi pertimbangan perlunya dikemangkan baha ajar

adalah seringkali bahan ajar adalah alasan sasaran. Bahan ajar yang dikembangkan oleh

orang lain tidak cocok untuk siswa kita. Ada sejumlah alasan ketidak cocokanmisalnya

lingkungan sosial, geografis dan budaya (Depdiknas 2008:8), oleh karena itu maka bahan ajar

yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan sasaran.

Kemudian, pengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau memeccahkan

masalah ataupun kesuliatan belajar. Terdapat sejumlah materi pembelajaran yang seringkali
siswa sulit untuk memahaminya ataupun guru sulit untuk menjelaskannya. Kesulitan tersebut

dapat sajaterjadi karena materi tersebut bersifat abstrak, rumit, asing, dsb. Untuk mengatasi

kesulitan tersebut maka perlu dikembangkan bahan ajar yang tepat. Apabila materi

pembelajaran yang akan disampaikan bersifat abstrak, maka bahan ajar harusmembantu siswa

menffambarkan sesuatu yang abstrak tersbut, misalnya dengan penggunaan gambar, foto,

bagan aau skema. Apabila materi yang rumit, maka harus dapat dijelaskan dengan cara yang

sederhana, disesuaikan dengan tingkat berfikir siswa sehingga akan menjadi lebih mudah

dipahami (Depdiknas, 2008:9)

Menurut Depdiknas (2008:9) bahan ajar disusun dengan tujuan : (a) menyediakan bahan ajar yang
sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar
yang sesuai dengan setting dan karakteristik lingkungan sosial siswa (b) membantu siswa dalam
memperoleh alternatif bahan ajar disamping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh (c)
memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai